Post on 05-Aug-2019
INTEGRASI SANITASI DAN GIZIUNTUK PENANGGULANGAN STUNTING
DODDY IZWARDYDIREKTUR GIZI MASYARAKATKEMENTERIAN KESEHATAN
STUNTING SUMMIT
JAKARTA, 28 MARET 20181
SISTIMATIKA
1. PENDAHULUAN
2. INISIASI PROGRAM INTEGRASI SANITASI DAN GIZI
3. LANGKAH PROGRAM INTERGRASI SANITASI DAN GIZI
4. CAPAIAN PROGRAM SANITASI DAN GIZI
5. PENUTUP
2
PENDAHULUAN
KONSEP PENANGGULANGAN STUNTING
PENCEGAHAN PENANGANAN
1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN (HPK)STIMULASI – PENGASUHAN dan
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
4
STUNTING BISA DICEGAH DENGAN MEMASTIKAN KESEHATAN YANG
BAIK DAN GIZI YANG CUKUP PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
5
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang OptimalGizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
2/15/2018Doddy Izwardy
ALUR HUBUNGAN HYGIENE SANITASI DAN GIZI
jamban
Kotoran hewan
Pengelolaan septic tank
Sumber air bersih
Ketersediaan air bersih
Akses air bersih
Air tergenang
Kontaminasi kotoran
(tangan, tanah, air dan makanan
diare
Infeksi usus
Protozoa / kecacingan
malaria
waktu
Produksi makanan RT
Penggunaan air
Pola asuh
Asupan makan
Ke
mis
kin
an anemia Stunting
Penyedia
n A
ir m
inum
dan s
anitasi yang t
idak
layak
PERSENTASE BALITA DIARE DALAM DUA MINGGU
SEBELUM SURVEY (SDKI 2012)
11.8
19.2
21.4
16
9.78.1
0
5
10
15
20
25
<6 6 s.d 11 12 s.d 23 24 s.d 35 36 s.d 47 48 s.d 59
Umur (bulan)
STUNTING
Anak-anak di Bangladesh yang terakses air minumbersih, jamban, serta fasilitas CTPS pertumbuhan
tinggi badannya 50% bertambah lebih tinggidibanding anak yang tidak mendapat akses
tersebut(Lin A, et al. dalam Environmental Health Perspectives ; vol 122)
Hygiene dan sanitasi yang buruk menyebabkan gangguaninflamasi usus kecil yang mengurangi penyerapan zatgizi dan
meningkatkan permeabilitas ususyang disebut juga Environmental Enteropathy (EE) dimana
terjadi pengalihan energi, yang seharusnya digunakan untukpertumbuhan tetapi akhirnya digunakan untuk melawan infeksi
dalam tubuh. (EHP vol.122)
ACCORDING TO WHO, 50% OF UNDERNUTRITION IS ASSOCIATED WITH INFECTIONS CAUSED BY POOR WATER, SANITATION OR HYGIENE
Tahun
2015
2019
Capaian Air Minum
69,67%
100%
Capaian Sanitasi Dasar
62,14 %
100%
INISIASI PROGRAM TERINTEGRASI SANITASI DAN GIZIPROGRAM KESEHATAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT
KERJASAMA MCA-INDONESIA
DI 11 PROVINSI, 64 KABUPATEN DI INDONESIA
LOKASI PKGBM
■ 11 Provinsi
■ 64 Kabupaten
■ 499
Kecamatan
■ 5400 Desa
Kegiatan ProyekPenguatan pemberdayaanmasyarakat melalui PNPM
Generasi (Demand Side)
Penguatan penyediapelayanan (Supply Side)
Kampanye PerubahanPerilaku, M&E dan
manajemen
1. Pendampingan2. Perencanaan Partisipatif3. Pemberian Block Grant pada Masyarakat
1. Pelatihan bagi Tenaga Kesehatan & distrubsi Antropometry Kits
2. Penyediaan dan Pemberian Multiple Micro Nutrient bagi Ibu Hamil dan Anak 6 – 24 bulan & Pelibatan Pihak Swasta
3. Pemicuan Sanitasi & Pemberian Insentifbagi Tenaga Kesehatan
1. Kampanye2. Management3. Monitoring & Evaluasi
Supply Side
Campaign
Demand Side
MODEL PERBAIKAN SANITASI MASYARAKAT
PKGBM melakukan upayapeningkatan kesadaran Masyarakat tentang pentingnya sanitasi yang baik melalui:
• kegiatan pemicuan STBM yang dilakukan oleh Tim Pemciuanyang telah dilatih,
• pemantauan pasca pemicuan,
• verifikasi dan
• deklarasi Desa Bebas Buang Air Besar Sembarangan
PenguatanSisi Suplai
Penguatankoordinasi
PemicuanSTBM Stunting
PKGBM melakukan penguatan sisi suplaisanitasi untuk memastikan ketersediaansarana sanitasi yang dibutuhkanmasyarakat melalui:
• Pelatihan Wirausahawan Sanitasi(WUSAN),
• penyediaan alat cetakan jamban bagiWUSAN, dan
• pelibatan swasta untuk menyediakanjamban dengan harga terjangkau
PKGBM melakukan penguatan koordinasi antar pelaku yang terlibat dalam perbaikansanitasi melalui fasilitasi koordinasi teknis di Kabupaten dan kecamatan; dan penguatan
Pokja Air Mimun dan Penyehatan Ligkungan (AMPL)
Sanitasi
Kerangka Pikir STBM
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total
Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi melalui peningkatan demand & supply
Pilar 1: Stop Buang Air
BesarSembarangan
Pilar 4: PengelolaanSampah Rt
dengan aman.
Pilar 3: Pengelolaan Air
Minum & Makanan Rt
Pilar 2: Cuci TanganPakai Sabun
Pilar 5:Pengelolaan
Limbah Cair Rtdengan aman.
Komponen STBM:1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan3. Dukungan institusi kepada masyarakat
5 Kurmod Terakreditasi BPPSDMK
1 Kurmod Testandarisasi BPPSDMK
MODEL INTERVENSI PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)
PENGUATAN SISI SUPLAI UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN
TENAGA KESEHATAN &KADER
Pelatihan Penyeliafasilitatif PMBA kepadatenaga kesehatan
Pelatihan PMBA kepada tenagakesehatan dan kader
PenyediaanAlatAntropometri
PenyediaanMateri KIEPMBA
PELAYANAN KESEHATAN
MENUMBUHKAN KEBUTUHAN
MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN FASILITATIF
YANG PARTISIPATIF
Pengarusutamaan issustunting dan PMBA di kelas ibu baduta/balita
Pengarusutamaan issustunting dan PMBA di Kelas Ibu hamil, kelasibu baduta/balita
KonselingPMBA MelaluiPosyandu
KonselingPMBA MelaluiKunjunganrumah
Masyarakat
PERUBAHANPERILAKU
PEMBERIANMAKAN BAYI & ANAK
LANGKAH PROGRAM INTEGRASI SANITASI DAN GIZI
KOLABORASI DAN INTEGRASI SANITASI – GIZI MELALUI STBM
Pendekatan STBM sebagai salah satu entry point untuk menurunkan stunting.
➢ Peningkatan akses dan perubahan perilakudalam STBM cenderung meningkat danberkelanjutan.
➢ STBM memiliki metode pemicuan dan SDM yang sudah terlatih.
➢ STBM memiliki model pengembangankapasitas yang dapat direplikasi.
Modifikasi pemicuan STBM dengan konten gizi
Pelatihan STBM - Stunting
• Output perubahan perilaku diperluas(ASI, PMBA, Pemantauan Pertumbuhan, dan 5 pilar STBM).
• Perluasan target: tidak hanya masyarakatsecara umum, tetapi juga kelompokkhusus (ibu hamil, ibu menyusui, remajaputri/wanita usia subur).
TANGGA PERUBAHAN PERILAKU SANITASI-GIZI UNTUK PENCEGAHAN STUNTING
Tidak tahu perilakuyang dapat mencegahstunting
Tidak tahu, sadar, mencoba
Menjadi perilakubaru untuk mencegahstunting
Menjadi kebiasaanuntuk mencegahstunting
MODEL PENGEMBANGAN KAPASITAS SDM STBM - STUNTING
E-Learning STBM - Stunting
Publik (www.stbm-Indonesia.org)
Akreditasi & Standarisasi Pelatihan
SDM STBM - Stunting
Pre Service
Poltekkes, Stikkes (Kesling dan Gizi)
In Service
PNS, Konsultan Program
Integrasi STBM -Stunting kurikulum
PBM, PKN, Magang
Nilai dan pengalaman mahasiswa
Sertifikat
Angka Kredit
Peran, Fungsi, Kompetensi• Peran:
– Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai fasilitatorpada kegiatan STBM-Stunting di wilayah kerjanya masing-masing.
• Fungsi: – Dalam melaksanakan perannya peserta mempunyai fungsi yaitu
melakukan fasilitasi kegiatan STBM-Stunting di wilayah kerjanyamasing-masing.
• Kompetensi: – Menjelaskan konsep dasar STBM-Stunting.– Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam STBM-Stunting.– Melakukan komunikasi, advokasi, dan fasilitasi STBM-Stunting– Melakukan pemicuan STBM-Stunting di komunitas.
KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN FASILITATOR STBM-STUNTINGTERAKREDITASI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
Ujicoba Pelatihan Fasilitator STBM-StuntingKepada Dosen Poltekkes Kemenkes
• Tanggal:17-21 April 2017
• Lokasi: Serang, Banten
• Lokasi Praktik Pemicuan: Kecamatan WarungGunung, Kab. Lebak
• Peserta: 30 orang (Poltekkes Aceh, Padang, Jakarta II, Banten, Semarang, Yogyakarta, Mataram, Kupang, Pontianak, Palangkaraya, Makassar, Palu, Ambon, AIP-VOGI, PERSAGI, APTKLI, dan HAKLI)
• Fasilitator: tim penyusun (Dir. Gizi, Dir. Kesling, Pusdik PPSDM, Puslat PPSDM, AIP-VOGI, PERSAGI, HAKLI, Poltekkes Jakarta II, Poltekkes Semarang, Poltekkes Yogya, WB, dan MCA-I).
UJICOBA PELATIHAN FASILITATOR STBM-STUNTINGTenaga Kesling, Gizi, Promkes Dinkes Prov, Dinkes Kab, Puskesmas di Bandung
• Tanggal:8-12 Agustus 2017• Lokasi: Bandung, Jawa Barat• Lokasi Praktik Pemicuan: Desa Cilin Kab.
Bandung Barat• Peserta: 21 orang (Dinkes Prov. Jawa
Barat 3 orang, Dinkes Kab. Garut 3 orang, Dinkes Kab.Subang 3 orang, 2 PKM di Kab Garut sebanyak 6 orang dan 2 PKM di Kab. Subang sebanyak 6 orang)
• Fasilitator: tim penyusun (Dir. Gizi, Dir. Kesling, MCA-I, Konsultan Individu Sanitasi).
PELATIHAN UNTUK PELATIH (TOT) FASILITATOR STBM-STUNTINGTenaga Kesling, Promkes, Gizi, Bapelkes, Dit.Kesling, Dit.Gizi dan Dit.Promkes
• Tanggal:12-21 Desember 2017
• Lokasi: Sukabumi, Jawa Barat
• Lokasi Praktik Pemicuan: Desa Sukajaya, Sukabumi
• Peserta: 89 orang (11 provinsi wilayah PKGBM MCAI, Dit.Gizi, Dit.Kesling, Dit.Promkes)
• Fasilitator: 16 orang dari Dit. Gizi, Dit. Kesling, Poltekes Bandung, Poltekkes Palu, PoltekkesLampung, Dinkes Kab. Sukabumi, Sesditjen.
• MOT : 4 orang dari BPPK Ciloto, Bapelkes Cikarang, BPPK Cilandak
• QC dari BPPSDMK : 3 orang
• Penilai Microteaching : MOT beserta 3 orang dari Bapelkes Cilandak
PemicuanPra Pemicuan Paska Pemicuan
CAPAIAN PROGRAM SANITASI DAN GIZI
CAPAIAN PELATIHAN SANITASI
247Desa
PEMICUAN
DESA YANG SUDAH DIPICU DESA ODF
1600Desa
WIRAUSAHAWAN SANITASI
STBM BERBASIS WEBSITE & SMS
GATEWAY
TOTSTBM STUNTING
7450 527 779 89orang orang orang orang
CAPAIAN PELATIHAN GIZI
17,496 orang
1,605 orang
1,266 orang
Konseling PMBAPemantauan
PertumbuhanPenyelia Fasilitatif
PMBA
Penyediaan alat antropometri ke 704 Puskesmas:
- Alat pengukur Berat Badan Balita dan Ibu hamil- PITA LILA (Ibu dan balita)- Pengukur Panjang Badan/Tinggi Badan (Balita)
PENUTUP
TANTANGAN DAN HARAPAN
❖ INTEGRASI DAN KOORDINASI BUKANLAH HAL YANG MUDAH UNTUK DILAKUKAN, KOMITMEN BERSAMA YANG BERKESINAMBUNGAN SANGAT DIBUTUHKAN
❖ PERLU PENDAMPINGAN SECARA BERKELANJUTAN UNTUK MEMASTIKAN HAL BAIK YANG TELAH DICAPAI DAPAT TERUS DIPERTAHANKAN
❖ DILAKSANAKANNYA ORIENTASI MODEL PELATIHAN STBM – STUNTING DI 100 KABUPATEN PRIORITAS STUNTING
❖ PERLUNYA MONITORING DAN EVALUASI PASCA PELATIHAN, TIDAK TERBATAS PADA TENAGA YANG DILATIH, TETAPI JUGA SASARAN DI LOKASI PELATIHAN PASCA PEMICUAN, APAKAH KOMITMEN DIJALANKAN