Post on 04-Apr-2018
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
1/24
INSTALASI SISTEM KEBAKARAN
Sistem distrubusi air pemadam kebakaran diambil dari
groundtank/reservoir menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pumpdan Jocky Pump. Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri (main pump
hydrant dan main pump sprinkler) atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa
header (fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump) dan instalasi ini
terhubung dengan pressure tank , pada pressure tank terpasang pressure swicth
yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan di-set sesuai
dengan tekanan (standar instalasi pipa gedung) kemudian pipa header dibagi
menjadi dua instalasi pipa yaitu pipa hydrant (warna merah) dan pipa sprinkler
(warna orange).(Teknik, 2005)
Hydrant
Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif
dengan menggunakan media air.Hydrantdibagi menjadi 2 yaitu hydranthalaman
(pillar) dan hydrant gedung (box). Dalam mengevaluasi perencanaan instalasi
pemadam dengan sistem hydrantkebakaran diperlukan perhitungan kebutuhan air
pemadam, kehilangan tekanan, jenis dan spesifikasi pipa kebakaran, debit dan
headpompa yang digunakan. (Adhiatma, 2011)
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menanggulangi
kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini
tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.
Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang
alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk
diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reelcabinet.(Teknik, 2005)
Sistem hydranttidak berbeda dengan sistem pompa air yang ada dirumah,
dimana terdiri atas:
1. Tempat penyimpanan air (Reservoir)
2. Sistem distribusi
3. Sistem pompa hydrant
Berikut akan dijelaskan masing-masing dari system tersebut:
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
2/24
1. Tempat penyimpanan air (reservoir)
Reservoir merupakan tempat penampungan air yang akan
digunakan dalam proses pemadaman kebakaran. Biasanya reservoir ini
berbentuk satu tanki ataupun beberapa tangki yang terhubung satu dengan
yang lainnya.Reservoirini bisa berada di atas tanah maupun dalam tanah.
Dan harus dibuat sedemikian rupa hingga dapat menampung air untuk
supply air hydrantselama minimal 30 menit penggunaan hydrantdengan
kapasitas minimum pompa 500 galon per menit. Selain itu reservoir juga
harus dilengkapi dengan mekanisme pengisian kembali dari sumber-
sumber air yang dapat diandalkan untuk menjaga level air yang tersedia
dalam reservoir. Mekanisme pengisian reservoir ini terdiri dari sistem
pompa yang dihubungan dengan sumber air yang dapat diandalkan
misalnya dengan air tanah, air sungai, dll.
2. Sistem Distribusi
Untuk mendukung proses dan sistem kerja hydrant, diperlukan
sistem distribusi yang menggunakan pipa untuk menghubungkan sumber
air hingga ke titik selang hydrant. Dalam perancangan jaringan pipa
hydrant, yang terbaik adalah menggunakan system jaringan interkoneksi
tertutup contohnya sistem ring atau O. Sistem ini memberikan beberapa
keunggulan, contohnya adalah sebagai berikut:
o Air tetap dapat didistribusikan ke titikhydrantwalaupun salah satu
area pipa mengalami kerusakan.
o Semburan airhydrant lebih stabil, meskipun seluruh titikhydrant
dibuka.
Sistem pipa utama (primary feeders) dari hydrant biasanyaberukuran 12-16 inch. Pipa sambungan ke dua (secondary feeders)
biasanya berukuran 8-12 inch. Sedangkan untuk cabang pipa biasanya
berukuran 4.5-6 inch. Pada ujung pipa hydrant tersambung dengan pilar
hydrant. Disamping pilar hydrant terpasang box yang digunakan untuk
menyimpan selang hydrant (hose). Selang ini terbuat dari bahan kanvas
yang panjangnya berkisar 20-30 meter.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
3/24
Untuk mendukung supply airhydrant, dibuatlah suatu sambungan
pipa yang berinterkoneksi dengan sistem pipa hydrant yang disebut
sambungan Siamese. Sambungan ini terdiri dari satu / dua sambungan pipa
yang fungsinya adalah untuk memberikan supply air tambahan pada sistem
hydrant. Sambungan ini sangat berguna bagi petugas pemadam kebakaran
untuk memberikan supply air tambahan melalui mobil pemadam
kebakaran atau sistem pilarhydrantumum.
3. Sistem pompa hydrant
Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan
unit pompa. Pompa dikontrol melalui sistem panel kontrol, sehingga dapat
menghidupkan serta mematikan keseluruhan sistem dan juga untuk
mengetahui status dan kondisi pompa. Motor penggerak pompa
merupakan sistem mekanik elektrik yang mengaktifkan pompa untuk
menyedot dan menyemburkan air.
Unit pompa untukhydrantbiasanya terdiri dari:
o Pompa Generator
Digunakan sebagai sumber tenaga cadangan pada saat listrik mati
o Pompa Utama
Digunakan sebagai penggerak utama untuk menyedot air dari
sumber ke titik hydrant (Wisaksono dan Rahayu, 2008). Bila
tekanan/pressure tank turun setelah jockey pump tidak sanggup lagi
mengatasi (jockey pump akan mati sesuai dengan setting pressure
tank) maka main pump akan bekerja.(Teknik, 2005)
o Pompa Jockey
Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressuretank (Teknik, 2005) dan mempertahankan tekanan air pada sistem
hydrant(Wisaksono dan Rahayu, 2008)
o Pompa Diesel
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami
kerusakkan atau gagal operasional [listrik padam] dan pompa main
pump serta jocky pump berhenti bekerja mensupply air maka diesel
fire pump akan melakukan start secara otomatis berdasarkan
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
4/24
pressure swicth . Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis
menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan
pengisian accu/me-charger accu dan dapat bekerja secara manual
dengan kunci stater pada diesel tersebut .
Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan
setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan
diesel dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air [air
radiator] dan peng-checkkan pada pelumas mesin [oli mesin].
o Sambungan Siemense
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire
main pump dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal
bekerja pmaka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari
mobil pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk
menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan
emergency, siemese conection dipasang pada instalasi pipa
sprinkler dan hydrant.
o Sistem Fire Alarm
Fire alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik
gedung untuk mengetahui secepatnya suatu sumber kebakaran,
sehingga sebelum api menjadi besar pemilik gedung sudah dapat
mengambil tindakan pemadaman .
Sistem ini memakai panel kontrol [ MCFA ] yang biasanya
dikontrol dari ruang teknik dan panel Annuciator [panel kontrol
tambahan] di pasang di ruang posko security agar petugas
keamanan juga bisa cepat mengetahui lokasi kebakaran pada setiaplantai.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
5/24
o Diagram Fire Alarm System
Bagi gedung - gedung modern sudah merupakan keharusan untuk
memiliki Fire Alarm System. Beberapa peralatan dalam system
Fire Alarm Control ini yaitu :
1. MCFA
2. ANNUCIATTOR
3. PANEL PEMBAGI
4. MANUAL PUSH BOTTOM DAN JACK PHONE
5. PHOTO ELECTRIC SMOKE DETECTOR
6. RATE OF RISE HEAT DETECTOR
7. ALARM BELL
8. INDICATION LAMP
9. FLOW SWICTH
10. MANUAL CALL POINT DAN ALARM BELL (Isnanto,
2008)
TEORY DASAR PEMASANGAN HYDRANT
Dilihat dari sisi tujuan utama penyaluran air ini, desain hidran harus
didasari oleh beberapa elemen operasional. Hal-hal yang termasuk di dalamnya
adalah :
a. Berapa banyak air yang dibutuhkan (GPM atau L/min) untuk proses
pemadam api.
http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://photos1.blogger.com/blogger/5389/1562/1600/diagram%20fire%20alarm.jpghttp://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
6/24
b. Berapa banyak dan dengan ukuran berapa penghubung pipa yang ingin
digunakan.
c. Penentuan ukuran pipa dan pasangan masukan pipa pada daerahnya.
d. Arus konfigurasi (ke depan) dari alat pemadam.
e. Kejelasan dan kenampakan.
f. Karakteristik kinerja hidran.
g. Besarnya head(tekanan statis) yang disediakan oleh system.
h. Kondisi iklim daerah tersebut.
Pada suatu bangunan, sistem keamanan merupakan faktor yang tidak boleh
dilupakan. Risiko yang harus ditanggung mungkin akan sangat besar bila sistem
keamanan itu tidak dipasang. Salah satu sistem keamanan pada gedung adalah
sistem pemadam kebakaran.
Sekarang sistem pemadam kebakaran sangat banyak dan bervariasi, mulai
dari menggunakan cara klasik, yaitu air, sampai dengan yang menggunakan busa
(foam). Seharusnya setiap gedung memiliki sistem perpompaan untuk
menanggulangi bahaya kebakaran. Namun demikian hal itu kadangkala juga tidak
cukup efektif untuk mencegah agar kebakaran tidak menjadi semakin besar. Hal
seperti ini bisa terjadi karena pompa tidak mampu menyediakan air dengan
jumlah yang banyak dan dalam waktu singkat. Selain itu mungkin pompa justru
rusak karena kebakaran itu sendiri. Bila demikian yang terjadi maka akan fatal
akibatnya. Untuk itulah diperlukan adanya penyedia air tambahan guna mencegah
kemungkinan buruk seperti diatas. Penyedia air cadangan ini sering disebut
dengan hidran. Sumber air hidran dapat berasal dari suatu sumur tersendiri atau
dari PDAM.
Sistem penyedia air pada daerah pemukiman didesain utnuk menyediakanair tidak kurang dari 1000 GPM (3785 L/min) untuk masing-masing hidran.
Sedangkan untuk gedung komersial dan daerah apartemen multiguna, volume air
seharusnya lebih banyak karena aliran iar yang dibutuhkan ribuan GPM. Biasanya
dibutuhkan 2 atau lebih hidran untuk menyediakan air secara simultan. Operasi
dari pemadam kebakaran terkait dengan beberapa pertimbangan. Sebagai contoh
apabila telah dipasang sistem hidran yang baru maka unit kebakaran harus
mengikuti perkembangan dari sistem yang baru itu agar dapat bekerja. Desain
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
7/24
hidran harus mampu dan dapat dengan mudah menyediakan kebutuhan air untuk
mesin pemadam. Sebaiknya digunakan mesin pemadam yang lebih modern,
contohnya, bila brigade pemadam memiliki mesin pemadam kecil yang dilengkapi
dengan pipa berdiameter sedang dan debit pompa 750 GPM (2850 L/min), namun
bila juga dilengkapi dengan sistem water supply yang tepat guna (sustainable)
mesin tersebut dapat diganti dengan mesin yang dilengkapi dengan pipa yang
berdiameter lebih besar dan kapasitas pompa 1250 GPM (4732 L/min) atau
bahkan lebih.
Untuk keperluan darurat, lembaga pemadam kebakaran membuat beberapa
peraturan di luar peraturan standar operasi. Lubang outputhidran harus mengikuti
standar regional yang sesuai dengan seluruh mesin pemadam api. Jika ukuran
diameteroutputtidak luas dan lubangnya telah ditentukan, maka disarankan untuk
menggunakan konfigurasi storz 5.
Hidran harus mudah dikenali dan mudah dicapai. Instalasi dan penempatan
harus memperhitungkan bentuk hidran dan sesuai dengan posisi dari pipa dan
outputnya. Saran untuk penempatan hidran akan dijelaskan kemudian.
Hidran harus sederhana, dapat bekerja dan beroperasi. Bagian
pengoperasian seharusnya segi lima atau segitiga untuk menghindari pemalsuan
oleh orang yang tidak kompeten. Pelepasan pipa harus dikhususkan
pembukaannya, dengan cara counter-clockwise dan close clockwise. Pipa air
utama bawah tanah dan saluran cabang hidran harus beroperasi berdasarkan
standar lokal atau regional.
Desain hidran harus menyeiakan untuk rata-rata yang akan diterapkan
padanya. Tekanan kerja minimum dari fire hydrant berkisar pada 150 psi.
Instalasi hidran pada instalasi bertekanan lebih tinggi harus dirata-rata secaracermat. Semua hidran harus diuji statik pada tingkat kedua tekanan kerja.
Pada iklim sedang di mana pembekuan bukan suatu masalah, mayoritas
perancangan hidran yang rapi (efficient hydrant) adalah hidran tong basah di
mana pipa ditempatkan di atas tanah dan dapat dikendalikan secara terpisah. Pada
iklim dingin, hidran tong kering dibutuhkan dengan menggunakan pipa operasi
tunggal yang ada di bawah tanah pada dasar dari bangunan dan dengan
menyediakan keseluruh outputketika dihidupkan.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
8/24
Penempatan Hidran
Ada berbagai hal yang harus diperhatikan di dalam menempatkan hidran agar
hidran itu dapat digunakan dengan baik pada saat diperlukan. Penjelasan
selengkapnya adalah seperti dibawah ini :
Standar Ruang Hidran.
Standar penempatan hidran yang sering digunakan adalah dengan
meletakkan hidran setiap 500 ft. Untuk aplikasinya, standar ini merupakan
penunjuk jalan dan memerlukan sedikit penyimpangan pada ruang yang
harus disediakan.
Ketika menentukan aplikasi penempatan hidran, hal yang
seharusnya dipertimbangkan adalah penempatan, rintangan, kedekatan
dengan struktur yang dilindungi, jalan ke lokasi dan keadaaan lain dimana
pengaturan peletakan hidran harus diperhatikan.
Pada kondisi dimana semua mesin pemadam dilengkapi dengan 4
in (100mm) atau lebih luas dari diameter selang (LDH), jarak maksimum
antar hidran dapat disamakan dengan panjang layanan dari pembawa LDH.
Sebagai contoh, jika panjang layanan terkeciol dari pembawa LDH pada
mesin adalah 900 ft, maka diperbolehkan untuk menambah jarak hidran.
Bilamana perlu hingga 900 ft, hal ini diijinkan karena akan menghasilkan
penghematan biaya yang dignifikan.
Pada kondisi dimana mayoritas hidran ditempatkan pada jarak 800
ft maka perlu ditempatkan 3 hidran berjarak 400 ft. Jika pemadam kurang
dari 800 ft pada setiap mesin, maka 2 hidran berjarak 800 ft sudah cukup
layak.
Dengan alasan keamanan umum, adalah sangat tidak obyektif bagiperancang sistem hidran untuk memaksimalkan jarak antar hidran.
Khususnya lokasi dimana struktur berada jauh dari jalan umum. Beberapa
alasan harus diberikan untuk menjamin bahwa semua struktur berada
dalam jangkauan dari peralatan standar pembagian selang hidran. Oleh
karena itu hidran sangat dianjurkan untuk ditempatkan pada jalan masuk
atau di sisi-sisi jalan utama hingga ke cabang-cabangnya sehingga hidran
dekat dengan struktur yang akan dilindunginya.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
9/24
Risiko Dasar dan Penempatan Hidran
Hidran sangat perlu disediakan dengan jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan air untuk struktur dengan risiko yang besar atau
tinggi. Kombinasi aliran dari dua atau lebih hidran mungkin dibutuhkan
untuk mencukupi kebutuhan air dan masing-masing hidran harus berada
dalam jarak 500ft atau dalam jarak selang LDH dari struktur.
Pertimbangan lainya adalah pemeliharaan dari akses kendaraan. Jika
dimungkinkan, hidran harus diletakkan pada lokasi dimana mesin dan jalur
selang dapat dihubungkan tanpa harus menutup jalur akses kritis.
Pemeliharaan akses hidran merupakan persoalan yang penting.
Sebuah hidran tidak akan berguna jika tujuannya tidak terpenuhi karena
terisolasi oleh pagar, gerbang atau gangguan lain yang membuatnya tidak
dapat digunakan sebagai alat untuk melindungi struktur yang dikehendaki.
Bila dinding gerbang, pagar, dan gangguan lain dibangun belakangan dan
hal itu mempengaruhi kegunaan dari hidran maka harus dilakukan relokasi
hidran. Penempatan hidran tambahan juga harus dipertimbangkan.
Jika dimungkinkan, hidran jangan ditempatkan terlalu dekat dengan
struktur yang mungkin akan mengakibatkan hidran tersebut tidak dapat
digunakan jika struktur itu terbakar oleh api yang sangat besar. Pada
keadaan dimana struktur dibangun disisi jalan, aturan 500 ft seharusnya
digunakan, dimulai dari posisi yang aman dari struktur yang dilindungi,
dan hidran itu tetap digunakan.
Sebelum menentukan lokasi yang spesifik untuk sebuah hidran,
kepala pemadam atau wakilnya harus membicarakannya untuk menjamin
bahwa semua pekerjaan (operasi) dan permasalahan lapangan telahdipikirkan dahulu hingga penempatan final hidran ditentukan.
Instalasi Hidran
Ada beberapa kesalahan yang umum dilakukan saat instalasi hidran
baru yang bervariasi dari saat perancangan awal hingga pengaturan akhir.
Berbagai pertimbangan lain digunakan berkaitan dengan lokasi
pemasangan hidran. Jika pemasangan hidran ini tidak diperhatikan dengan
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
10/24
semestinya, hidran mungkin hanya akan tampil kokoh dan kuat, namun
bila keadaan memburuk justru sulit atau bahkan tidak dapat digunakan.
Instalasi hidran harus diatur secara detil dengan semua bagian yang
terkait fungsi dan konstruksinya. Jika hidran dipasang pada daerah yang
tidak datar maka hidran harus disesuaikan penempatannya sehingga sesuai
dengan tingkat ketinggian yang seharusnya.
Pemasangan hidran sebaiknya dilakukan bersama perusahaan
pelengkapnya untuk menjamin kecocokan dan menghindari kesalahan.
Jangan sampai terjadi ada bagian yang tidak disambungkan dengan hidran
atau terjadinya hambatan pada pengoperasian hidran. Tidak boleh ada
perlengkapan atau fasilitas lain dengan jarak 1 meter dari badan hidran,
dan tidak boleh ada yang diletakkan di depan outlet hidran, juga tidak
boleh ada yang diletakkan diantara jalan raya. Berikut ini adalah gambar-
gambar penempatan instalasi hidran yang tidak tepat.
Diluar negeri, khususnya Eropa, perusahaan hidran direpotkan oleh
penggunaan hidran dibawah tanah dengan lokasi yang sempit, yaitu seperti
di trotoar atau di pinggir jalan.
NPFA Standard
Bagian tengah (diameter) dari keluaran pipa air tidak boleh kurang
dari 18 in(457 mm) diatas rata-rata akhir atau saat di rumah, pipa 12 in
(305 mm) di atas lantai.
Hidran harus dilindungi dari gangguan secara mekanis.
Perlindungan ini tidak boleh sampai menggangu hubungan atau kerja dari
hidran.
Pemasangan dan instalasi dari hidran harus disesuaikan denganketentuan pemerintah dengan aturan-aturan hukum yang berlaku.
Pengecualiannya, hidran milik umum dianggap sebagai pertemuan dari
semua atau sebagian dari syarat-syarat. Hidran harus diletakkan dengan
ketinggian minimum 40 ft (12,2 m) dari gedung. Pengecualiannya, jika
tinggi minimum diatas tidak dapat terpenuhi, peletakan dengan ketinggian
minimum di atas tidak dapat terpenuhi, peletakan dengan ketinggian
kurang dari 40 ft (12,2 m) dari gedung atau dinding diperbolehkan.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
11/24
KODE WARNA DAN JARAK
Ada aturan tertentu didalam memberi warna hidran. Penggunaan warna
tertentu ini untuk menjamin bahwa hidran dapat dengan mudah dikenali oleh
dinas pemadam kebakaran dalam kondisi darurat.
Warna Dasar
Karena hidran hanya dibutuhkan pada keadaan darurat, hidran kebakarn
harus dapat dikenali oleh petugas kebakaran atau masyarakat umum. NFPA
(National Fire Protection Association) telah menentukan bahwa hidran untuk
pemadam kebakaran harus berwarna kuning krom. Setelah peraturannya diadopsi
tahun 1970, warna selain kuning krom dapat digunakan. Warna yang sering
digunakan adalah putih merah terang, perak krom, dan kuning lemon.
Dengan tidak adanya aturan yang mengikat penggunaan warna, aspek yang
sangat penting adalah konsistensi dari penggunaan warna pada suatu daerah.
NFPA juga mendeskripsikan adanya perbedaan spesifikasi fungsi yang
disediakan oleh hidran untuk umum dan hidran milik pribadi. Oleh karena itu,
NPFA mengklasifikasikan bahwa hidran milik pribadi harus dibedakan warnanya
dengan hidran milik umum. Selanjutnya warna lembayung ditetapkan sebagai
kode warna internasional untuk hidran yang bukan untuk air minum. Dengan
hidran demikian hidran yang sumbernya bukan untuk air minum harus berwarna
lebayung (ungu muda).
Organisasi pemadam kebakrana merekomendasikan warna dasar dari
hidran kebakaran sebagai beikut :
Tabel 2.5 Warna dasar dan kepemilikannya
KEGUNAAN WARNA DASAR Milik pemerintah Kuning krom
Milik pribadi Merah
Bukan untuk air umum Lembayung
Pembacaan Label Standar NPFA.
Hidran dengan tekanan rata-rata 20 psi (1.4 bar), dibagian atas hidran
harus tertera tekanan standarnya. Pada bagian atas dan tutup pipa keluaran juga
tertera kapasitas rata-rata dari volume maksimum hidran.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
12/24
Klasifikasi dan penilaian dari hidran pada bab ini didasarkan pada hasil uji
aliran. Bila hidran digunakan pada saat kebakaran, nilai dai kapasitas aliran yang
tertera sangat berguna bagi petugas pemadam kebakaran. Hidran pemadam
kebakaran yang tidak digunakan lagi atau tidak dapat berfungsi harus diwarnai
dengan warna hitam pada bagian pipa keluaran, katup, bagian atas serta bagian-
bagian yang tampak. Hidran yang tidak berfungsi sementara harus diberi tanda
peringatan sementara dengan keterangan keadaan hidran tersebut.
NPFA telah memberi kode warna pada tutup atau sumbat dari hidran sebagai kode
standar dari aliran yang digunakan dengan tekanan standar 20 psi.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
13/24
Tabel 2.6 warna kode standar
KELAS TEKANAN WARNAC Kurang dari 500 GPM Merah
B 500-999 GPM Jingga
A 1000-1499 GPM Hijau
AA 1500 ke atas Biru muda
Pelaksanaan dan Aplikasi
Walau kelihatannya tidak terlalu penting, orientasi keluaran sangat
berpengaruh pada efektivitas petugas pemadam kebakaran di dalam menggunakan
hidran. Tekanan aliran yang diperlukan dari mesin pemadam kebakaran menuju
lokasi kebakaran ditentukan oleh orientasi keluaran hidran. Lokasi keluaran
hidran merupakan kendala utama dalam penentuan efektivitas waktu dan
penempatan mobil pemadam. Saat tekanan utama rendah dan mesin harus
memompa langsung dari hidran. Orientasi dari keluaran dapat mempengaruhi
kecepatan dan efektivitas sambungan yang memiliki prosedur yang rumit.
Ketentuan yang umum, keluaran pompa hidran harus tegak lurus terhadap pinggir
jalan, menghadap ke jalan, atau dipasang dengan sudut 45o
terhadap jalan.
Pemilihan arah keluaran pompa, baik tegak lurus atau membentuk sudut 45o,
tergantung dari jenis hidran yang digunakan. Proses kerja dari dinas pemadam
kebakaran, dan kondisi lingkungan di mana hidran itu dipasang.
Banyak perlengkapan pemadam kebakaran yang telah dilengkapi
sambungan tambahan pada bagian depan penghisap yang dapat disambungkan
langsung pada hidran. Sambungan ini biasanya terletak di bagian kanan depan
dari mobil hidran. Desain ini sesuai dengan hidran yang memiliki pompa keluaranyang menghadap ke mesin pompa dengan sudut 45o. Konfigurasi ini memudahkan
pemasangan selang pemadam, dengan hidran yang dekat dengan pinggir jalan,
dengan tidak menghalangi jalan (yang akan digunakan peralatan pemadam yang
lain), dan pada waktu yang sama tidak akan membuat selang terbelit dan
tersumbat sehingga menghalangi aliran ait.
Hidran dengan keluaran yang menghadap ke sambungan selang pemadam
dengan sudut 45o memiliki beberapa kelebihan. Saat selang dipasang pada hidran,
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
14/24
posisi yang benar didapat saat hidran terletak dibagian depan sebelah kanan dari
kaca depan pengemudi. Dengan meletakan hidran di sebelah kanan jalan (dengan
keluaran pompa menghadap keluar) akan menghasilkan selang yang berbentuk
setengah tapal kuda sehingga selang tidak terbelit atau tersumbat.
Pada hidran yang diletakkan di sebelah kiri jalan (dengan keluaran pompa
menghadap ke selang), hidran yang terletak di sebelah kiri kaca depan pengemudi
akan menyebabkan jarak yang sangat besar antara sambungan penyedot bagian
depan mesin pemadam dengan hidran. Akibatnya, selang terbelit dan tersumbat.
Jika hidran terletak di sebelah kiri jalan maka akan menyebabkan
sambungan menjadi pendek. Selang penyedot di bagian depan mingkin tidak akan
sampai ke keluaran pompa sehingga diperlukan sambungan dari samping mobil
pemadam kebakaran. Jika suatu mesin pemadam tidak dapat menyambung dengan
hidran karena posisi kendaraan saat diparkir, orientasi sudut 45o masih
memungkinkan untuk memperpanjang sambungan selang air dari mobil pemadam
ke mesin pompa.
Jika ada mobil yang menghalangi hidran, keluaran dengan sudut 45o
menyediakan ruang cukup besar untuk menyambung selang air dengan diameter
yang besar, penyesuaian sambungan, dan peralatan lain seperti katup 4 saluran.
Peralatan yang lebih kuno, yang tidak memiliki penyedot bagian depan,
keluaran dengan orientasi 45o bekerja lebih efisien dibanding orientasi tegak lurus
untuk kebanyakan sambungan samping. Jarak sambungan antara mesin pompa
dengan hidran pendek sehingga mengurangi efek pembelitan pada selang air. Jika
keluaran pompa menghadap ke selang air, mesin dapat menyedot air dari hidran
walaupun hidran terletak di samping mobil pemadam.
Melihat kenyataan di lapangan itu maka diperlukan referensi standar didalam penempatan hidran aar diperoleh keuntungan yang lebih besar.
Tabel 2.7 warna dan kapasitas hidran
WARNA KELAS KAPASIATAS ALIRAN @ 20 PSI
Biru AA 1500 GPM atau lebih
Hijau A 1000-1499 GPM
Jingga B 500-999 GPM
Merah C Dibawah 500 GPM
Perancangan dan Instalasi Hidran
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
15/24
Cara pemasangan sistem hidran untuk gedung menurut SNI 03-1745-1989
adalah sebagai berikut :
a. Peralatan dan komponen sistem hidran gedung : hidran terdiri dari kotak
hidran dan kopling pengeluaran air, pompa dan instalasinya, serta
perpipaan.
b. Jumlah dan perletakan hidran gedung disesuaiakn dengan klasifikasi
bangunan dan luas lantai ruangan yang dilindungi oleh hidran.
c. Debit air minimum 400 liter/menit dan minimum tekanan pada titik tertinggi
sebesar 4,5 kg/cm2.
d. Diameter selang minimum 3,75 cm (1,5 inch)
e. Diameter pipa tegak untuk klasifikasi A,B,(5 cm), klasifikasi D (6,25 cm).
f. Ukuran kotak hidran : panjang 52 cm, lebar 15 cm dan tinggi 66 cm.
g. Kopling pengeluaran aliran air : Hidran gedung dengan pipa tegak yang
berdiameter minimum 10 cm harus mempunyai kopling pengeluaran aliran
air berdiameter minimum 6,25 cm yang sejenis dengan kopling peralatan
unit mobil pemadam kebakaran.
h. Persyaratan bahan : harus baru, berkualitas baik, minimum klas medium,
memnuhi spesifikasi bahan bangunan dalam SKBI dan SII, bahan pipa dan
fitting terdiri dari baja, baja galvanis, besi tuang dan tembaga. Bahan
kompnen hidran terdiri dari kotak hidran, selang gulung, pipa pemancar,
pipa hidran.
i. Kotak hidran dipasang pada ketinggian 75 cm dari permukaan lantai.
j. Sumber air dapat berasal dari PDAM, BPAM, sumur artetis, sumur dalam,
persediaan air minimum 30.000 liter.
k. Pompa menggunakan pompa kebakaran, minimal 1 buah, sumber tenagaberupa generator darurat.
l. Instalasi hidran gedung : pipa induk (15 cm), pipa cabang (10 cm).
Cara pemasangan sistem hidran halaman sama dengan cara pemasangan
sistem hidran untuk gedung, terkecuali hidran yang hanya terdiri dari kopling
pengeluaran aliran air, debit air 1000 1/menit, diletakkan 10 m dari jalan
lingkungan, dipasang dengan ketinggian 50 m dari permukaan tanah, panjang
selang 30 m dan diameter 6,25 cm.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
16/24
Instalasi pipa 6,25 cm menggunakan sambungan ulir, pipa yang lebih kecil
dari 6,25 menggunakan sambungan las, pipa horizon dalam bangunan harus diberi
penggantung, pipa yang menembus beton bangunan harus diberi selongsong, pipa
yang menembus beton bangunan yang mempunyai lapisan kedap air, rongga
antara pipa dengan selongsong dibuat kedap air, sambungan pipa terdiri dari
sambungan ulir, sambungan las dan sambungan cepat.
Setelah instalasi selesai dipasang, lakukan pengujian kebocoran dengan
tekanan hidrostatik 20 kg/cm2 selama 4 jam. Semua sistem hidran diuji secara
berkala 3 bulan sekali. Berita acara pengujian dan sertifikat layak pakai
dikeluarkan oleh instasi yang berwenang. (Adhiatma, 2010)
KEBUTUHAN AIRHYDRANT
HydrantHalaman
Hydrant halaman atau biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu
sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar
bangunan.Hydrantini biasanya digunakan oleh mobil PMK untuk mengambil air
jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrantpilar ini diletakkan di sepanjang
jalan akses mobil PMK.
Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan
SNI 03-1735-2000 sbb:
Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400
liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
17/24
Jumlah pasokan air untukhydranthalaman yang dibutuhkan ditunjukkan
pada rumus berikut :
V = Q x t.(2.1)
Dimana :
V = Volume air yang dibutuhkan hydrant(liter)
Q = Debit aliran untukhydrantpilar (liter/menit)
t = Waktu pasokan air simpanan (menit)
Sumber: (SNI 03-1735-2000)
HydrantGedung
Hydrant gedung atau biasa disebut dengan hydrant box adalah suatu
sistem pencegah kebakaran yang menggunakan pasokan air dan dipasang di dalam
bangunan atau gedung.Hydrantbox biasanya dipasang menempel di dinding dan
menggunakan pipa tegak (stand pipe) untuk menghubungkan dengan pipa dalam
tanah khusus kebakaran.
Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan
perhitungan SNI 03-1745-2000 dan NFPA (National Fire Protection Association)
sbb :
Pasokan air untuk hydrant gedung harus sekurang-kurangnya 400
liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 30 menit.
Jumlah pasokan air untuk hydrant gedung yang dibutuhkan ditunjukkan
dalam rumus sebagai berikut:
V = Q x t.(2.2)
Dimana :
V = Volume air yang dibutuhkan hydrant(liter)Q = Debit aliran untukhydrantpilar (liter/menit)
t = Waktu pasokan air simpanan (menit)
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
18/24
Sumber Air
Air untuk kebutuhan instalasi pemadam kebakaran di peroleh dari:1. Sumur dalam.
2. PDAM kota bersangkutan.
Sumber air ini sangat berpengaruh dengan debit yang dikeluarkan.
Penentuan Perletakan Hydrant
HydrantHalaman
Untuk menentukan jumlah dan titikhydranthalaman menggunakan acuan
SNI (Standar Nasional Indonesia) no. 03-1735-2000 sbb:
Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan harus
dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hydrantkota. Bila hydrantkota yang
memenuhi persyaratan tersebut tidak tersedia, maka harus disediakan
hydranthalaman.
Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hydranthalaman, maka
hydrant-hydrant tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil
pemadam.
Hydranthalaman (pilar) ditempatkan di luar bangunan pada lokasi yang
aman dari api dan penyaluran pasokan air ke dalam bangunan dilakukan
melalui katupsiamese.
Hydrant kota (fire hydrant) bentuknya sama dengan hydrant halaman,
tetapi mempunyai dua katup atau tiga lubang untuk selang kebakaran.
HydrantGedung
Untuk menentukan jumlah dan titik hydrantgedung menggunakan acuan
SNI (Standar Nasional Indonesia) dan NFPA (National Fire Protection
Association) sbb:
Lokasi dan jumlah hydrant bangunan (kotak Hydrant/box hydrant)
diperlukan untuk menentukan kapasitas pompa yang digunakan untuk
menyemprot air.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
19/24
Hydrantditempatkan pada jarak 35-38 meter satu dengan lainnya, karena
panjang satu dengan lainnya. Selang kebakaran dalam kotakhydrantadalah
30 meter, ditambah sekitar 5 meter jarak semprotan air.
Pada atap bangunan yang tingginya lebih dari 8 lantai, perlu juga
disediakan hydrant untuk mencegah menjalarnya api ke bangunan yang
bersebelahan.
Hydrant/selang kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah
dijangkau dan relatif aman, dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu
darurat.
Gambar 8.4.4. Cara Pemakaian Hydrant
Syarat-syarat Khusus HydrantKebakaran
Syarat-syarat khusus ini adalah merupakan ciri hydrant dan harus
dilaksanakan dalam pengerjaannya.
Komponen hydrantkebakaran terdiri dari: sumber air, pompa kebakaran,
selang kebakaran, penyambung, dan perlengkapan lainnya.
Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran
listrik tersendiri dari sumber daya darurat.
Selang kebakaran dengan diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus
terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang maksimum 30 meter.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
20/24
Peralatan hydrantharus dicat merah. (Adhiatma, 2011)
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
21/24
SPRINKLER
Sistem ini bekerja secara otomatis untuk mendeteksi adanya kebakaran,mengaktifkan alarm, dan melakukan pemadaman kebakaran. Sistem ini terdiri dari
beberapa pipa gantung yang dilengkapi dengan head sprinkler. Masing-masing
dari head sprinkler ditutup oleh sekat yang berupa tabung gelas dimana di
dalamnya terdapat cairan yang peka terhadap panas. Bila temperatur di dalam
ruangan meningkat melebihi batas toleransi yang ditetapkan maka cairan tersebut
akan memuai dan memecahkan tabung gelas tersebut dan air akan keluar dari
pipa. Keuntungan dari sistem ini yaitu hanya beroperasi di daerah yang terjadi
kebakaran dan dengan cepat dapat memadamkan api sekaligus melindungi
struktur dan isi bangunan dengan efektif.
Sistem ini terhubung dengan reservoir, sistem pompa kebakaran, dan
sistem alarm. Tiap-tiap head sprinkler beroperasi secara sendiri-sendiri, sehingga
bila terjadi kebakaran di suatu tempat maka hanya head sprinkler yang berada
dalam area kebakaran saja yang bekerja, sedangkan yang lain tidak. Sehingga
supply air bisa dimanfaatkan secara optimal ke wilayah yang memerlukan.
Sistem ini jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan sistem hydrant. Air
semburan dari hydrant cenderung membasahi seluruh ruangan (termasuk daerah
yang tidak terbakar). Kemudian hydrant menggunakan air dengan debit yang jauh
lebih banyak dan dalam operasionalnya dapat menimbulkan efek water damage
yang lebih besar dari sprinkler. Sebuah studi menunjukkan bahwa bangunan yang
dilindungi dengan sprinkler 76 % diantaranya dapat dipadamkan dengan 5 head
sprinkler yang aktif atau kurang, dan 96% dengan aktifnya 25 head sprinkler atau
kurang. (Wisaksono dan Rahayu, 2008)
Pipa Sprinkler
Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis
disetiap ruangan melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai
[dalam flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter , bila terjadi kebakaran pada
salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head
sprinkler.
URAIAN SYSTEM
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
22/24
1. Wet Riser System : Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air
bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif
tetap.
2. Dry Riser System : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisikan air
bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis
jika instalasi fire alarm memerintahkannya.
- Pada umumnya gedung bertingkat menggunakan sistim Wet Riser.
- Pada sistem dilengkapi Fire Brigade Connection yang diletakkan
diluar bangunan.
PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI
2. Pompa kebakaran terdiri dari Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump.
Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey
pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.
Jika tekanan terus menurun (misal glass bulb pada kepala sprinkler pecah)
maka pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa
jockey berhenti.
Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian
pompa cadangan Diesel secara otomatis akan bekerja.
Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi
dengan nada yang berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi
tahukan kepada operator akan adanya gangguan.
Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah Start otomatis dan Mati
secara Manual.
Pada saat pompa kebakaran utama bekerja, wet alarm valve akan terbuka
dan segera membunyikan alarm gong. Aliran didalam pipa cabangakan memberi indikasi pada flow switch yang terpasang pada setiap
cabang & dikirim ke panel fire alarm untuk membunyikan alarm pada
lantai bersangkutan.
2. Pressure Switch : Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.
3. Manometer : Alat untuk membaca tekanan
4. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang
sudah ditentukan.
7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
23/24
5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih
6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan
7. Kepala Sprinkler (Head Sprinkler) : Alat pemancar air yang bekerja
setelah pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan oleh kebakaran.
Ukuran kepala sprinker 15 mm, kepadatan pancaran 5 mm/mnt, area kerja
maks. 144 m2, laju aliran 725 lt/mnt dan setiap katup kendali jumlah
maks. adalah 1.000 buah kepala sprinkler.
DIAGRAM SYSTEM
(Adhiatma, 2008)
http://masisnanto.blogdetik.com/files/2008/12/ff-sistem-sprinkler.JPG7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran
24/24
DAFTAR PUSTAKA :
Adhiatma, G. Santosa. 2010. TEORY DASAR PEMASANGAN HYDRANT.
http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-
hydrant/. Diambil tanggal 04 Maret 2011
Adhiatma, G. Santosa. 2011. KEBUTUHAN AIR SISTEM HYDRANT.
http://galihsantosaadhiatmablog.blogspot.com/2011/02/kebutuhan-air-
sistem-hydrant.html. Diambil tanggal 04 Maret 2011
Isnanto. 2008. FIRE FIGHTING SISTEM SPRINKLER.
http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-
sprinkler/#more-60. Diambil tanggal 04 Maret 2011
Teknik, Skhwaner. 2005. SISTEM SPRINKLER DAN HYDRANT.
http://teknisigedung.blogspot.com/2005/09/sistem-instalasi-
kebakaran.html. Diambil tanggal 04 Maret 2011
Wisaksono, Haryo dan Rahayu, Triana. 2008. MANAJEMEN RISIKO.
http://www.asuransi.astra.co.id/index.php?page=news.read&id=100.Diambil tanggal 04 Maret 2011
http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2011/03/01/kebutuhan-air-sistem-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2011/03/01/kebutuhan-air-sistem-hydrant/http://galihsantosaadhiatmablog.blogspot.com/2011/02/kebutuhan-air-sistem-hydrant.htmlhttp://galihsantosaadhiatmablog.blogspot.com/2011/02/kebutuhan-air-sistem-hydrant.htmlhttp://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/#more-60http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/#more-60http://teknisigedung.blogspot.com/2005/09/sistem-instalasi-kebakaran.htmlhttp://teknisigedung.blogspot.com/2005/09/sistem-instalasi-kebakaran.htmlhttp://www.asuransi.astra.co.id/index.php?page=news.read&id=100http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2011/03/01/kebutuhan-air-sistem-hydrant/http://galihsantosaadhiatmablog.blogspot.com/2011/02/kebutuhan-air-sistem-hydrant.htmlhttp://galihsantosaadhiatmablog.blogspot.com/2011/02/kebutuhan-air-sistem-hydrant.htmlhttp://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/#more-60http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/#more-60http://teknisigedung.blogspot.com/2005/09/sistem-instalasi-kebakaran.htmlhttp://teknisigedung.blogspot.com/2005/09/sistem-instalasi-kebakaran.htmlhttp://www.asuransi.astra.co.id/index.php?page=news.read&id=100