Instalasi Sistem Kebakaran

download Instalasi Sistem Kebakaran

of 24

Transcript of Instalasi Sistem Kebakaran

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    1/24

    INSTALASI SISTEM KEBAKARAN

    Sistem distrubusi air pemadam kebakaran diambil dari

    groundtank/reservoir menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pumpdan Jocky Pump. Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri (main pump

    hydrant dan main pump sprinkler) atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa

    header (fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump) dan instalasi ini

    terhubung dengan pressure tank , pada pressure tank terpasang pressure swicth

    yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan di-set sesuai

    dengan tekanan (standar instalasi pipa gedung) kemudian pipa header dibagi

    menjadi dua instalasi pipa yaitu pipa hydrant (warna merah) dan pipa sprinkler

    (warna orange).(Teknik, 2005)

    Hydrant

    Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif

    dengan menggunakan media air.Hydrantdibagi menjadi 2 yaitu hydranthalaman

    (pillar) dan hydrant gedung (box). Dalam mengevaluasi perencanaan instalasi

    pemadam dengan sistem hydrantkebakaran diperlukan perhitungan kebutuhan air

    pemadam, kehilangan tekanan, jenis dan spesifikasi pipa kebakaran, debit dan

    headpompa yang digunakan. (Adhiatma, 2011)

    Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menanggulangi

    kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini

    tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.

    Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang

    alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk

    diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reelcabinet.(Teknik, 2005)

    Sistem hydranttidak berbeda dengan sistem pompa air yang ada dirumah,

    dimana terdiri atas:

    1. Tempat penyimpanan air (Reservoir)

    2. Sistem distribusi

    3. Sistem pompa hydrant

    Berikut akan dijelaskan masing-masing dari system tersebut:

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    2/24

    1. Tempat penyimpanan air (reservoir)

    Reservoir merupakan tempat penampungan air yang akan

    digunakan dalam proses pemadaman kebakaran. Biasanya reservoir ini

    berbentuk satu tanki ataupun beberapa tangki yang terhubung satu dengan

    yang lainnya.Reservoirini bisa berada di atas tanah maupun dalam tanah.

    Dan harus dibuat sedemikian rupa hingga dapat menampung air untuk

    supply air hydrantselama minimal 30 menit penggunaan hydrantdengan

    kapasitas minimum pompa 500 galon per menit. Selain itu reservoir juga

    harus dilengkapi dengan mekanisme pengisian kembali dari sumber-

    sumber air yang dapat diandalkan untuk menjaga level air yang tersedia

    dalam reservoir. Mekanisme pengisian reservoir ini terdiri dari sistem

    pompa yang dihubungan dengan sumber air yang dapat diandalkan

    misalnya dengan air tanah, air sungai, dll.

    2. Sistem Distribusi

    Untuk mendukung proses dan sistem kerja hydrant, diperlukan

    sistem distribusi yang menggunakan pipa untuk menghubungkan sumber

    air hingga ke titik selang hydrant. Dalam perancangan jaringan pipa

    hydrant, yang terbaik adalah menggunakan system jaringan interkoneksi

    tertutup contohnya sistem ring atau O. Sistem ini memberikan beberapa

    keunggulan, contohnya adalah sebagai berikut:

    o Air tetap dapat didistribusikan ke titikhydrantwalaupun salah satu

    area pipa mengalami kerusakan.

    o Semburan airhydrant lebih stabil, meskipun seluruh titikhydrant

    dibuka.

    Sistem pipa utama (primary feeders) dari hydrant biasanyaberukuran 12-16 inch. Pipa sambungan ke dua (secondary feeders)

    biasanya berukuran 8-12 inch. Sedangkan untuk cabang pipa biasanya

    berukuran 4.5-6 inch. Pada ujung pipa hydrant tersambung dengan pilar

    hydrant. Disamping pilar hydrant terpasang box yang digunakan untuk

    menyimpan selang hydrant (hose). Selang ini terbuat dari bahan kanvas

    yang panjangnya berkisar 20-30 meter.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    3/24

    Untuk mendukung supply airhydrant, dibuatlah suatu sambungan

    pipa yang berinterkoneksi dengan sistem pipa hydrant yang disebut

    sambungan Siamese. Sambungan ini terdiri dari satu / dua sambungan pipa

    yang fungsinya adalah untuk memberikan supply air tambahan pada sistem

    hydrant. Sambungan ini sangat berguna bagi petugas pemadam kebakaran

    untuk memberikan supply air tambahan melalui mobil pemadam

    kebakaran atau sistem pilarhydrantumum.

    3. Sistem pompa hydrant

    Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan

    unit pompa. Pompa dikontrol melalui sistem panel kontrol, sehingga dapat

    menghidupkan serta mematikan keseluruhan sistem dan juga untuk

    mengetahui status dan kondisi pompa. Motor penggerak pompa

    merupakan sistem mekanik elektrik yang mengaktifkan pompa untuk

    menyedot dan menyemburkan air.

    Unit pompa untukhydrantbiasanya terdiri dari:

    o Pompa Generator

    Digunakan sebagai sumber tenaga cadangan pada saat listrik mati

    o Pompa Utama

    Digunakan sebagai penggerak utama untuk menyedot air dari

    sumber ke titik hydrant (Wisaksono dan Rahayu, 2008). Bila

    tekanan/pressure tank turun setelah jockey pump tidak sanggup lagi

    mengatasi (jockey pump akan mati sesuai dengan setting pressure

    tank) maka main pump akan bekerja.(Teknik, 2005)

    o Pompa Jockey

    Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressuretank (Teknik, 2005) dan mempertahankan tekanan air pada sistem

    hydrant(Wisaksono dan Rahayu, 2008)

    o Pompa Diesel

    Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami

    kerusakkan atau gagal operasional [listrik padam] dan pompa main

    pump serta jocky pump berhenti bekerja mensupply air maka diesel

    fire pump akan melakukan start secara otomatis berdasarkan

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    4/24

    pressure swicth . Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis

    menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan

    pengisian accu/me-charger accu dan dapat bekerja secara manual

    dengan kunci stater pada diesel tersebut .

    Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan

    setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan

    diesel dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air [air

    radiator] dan peng-checkkan pada pelumas mesin [oli mesin].

    o Sambungan Siemense

    Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire

    main pump dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal

    bekerja pmaka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari

    mobil pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk

    menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan

    emergency, siemese conection dipasang pada instalasi pipa

    sprinkler dan hydrant.

    o Sistem Fire Alarm

    Fire alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik

    gedung untuk mengetahui secepatnya suatu sumber kebakaran,

    sehingga sebelum api menjadi besar pemilik gedung sudah dapat

    mengambil tindakan pemadaman .

    Sistem ini memakai panel kontrol [ MCFA ] yang biasanya

    dikontrol dari ruang teknik dan panel Annuciator [panel kontrol

    tambahan] di pasang di ruang posko security agar petugas

    keamanan juga bisa cepat mengetahui lokasi kebakaran pada setiaplantai.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    5/24

    o Diagram Fire Alarm System

    Bagi gedung - gedung modern sudah merupakan keharusan untuk

    memiliki Fire Alarm System. Beberapa peralatan dalam system

    Fire Alarm Control ini yaitu :

    1. MCFA

    2. ANNUCIATTOR

    3. PANEL PEMBAGI

    4. MANUAL PUSH BOTTOM DAN JACK PHONE

    5. PHOTO ELECTRIC SMOKE DETECTOR

    6. RATE OF RISE HEAT DETECTOR

    7. ALARM BELL

    8. INDICATION LAMP

    9. FLOW SWICTH

    10. MANUAL CALL POINT DAN ALARM BELL (Isnanto,

    2008)

    TEORY DASAR PEMASANGAN HYDRANT

    Dilihat dari sisi tujuan utama penyaluran air ini, desain hidran harus

    didasari oleh beberapa elemen operasional. Hal-hal yang termasuk di dalamnya

    adalah :

    a. Berapa banyak air yang dibutuhkan (GPM atau L/min) untuk proses

    pemadam api.

    http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://photos1.blogger.com/blogger/5389/1562/1600/diagram%20fire%20alarm.jpghttp://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/
  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    6/24

    b. Berapa banyak dan dengan ukuran berapa penghubung pipa yang ingin

    digunakan.

    c. Penentuan ukuran pipa dan pasangan masukan pipa pada daerahnya.

    d. Arus konfigurasi (ke depan) dari alat pemadam.

    e. Kejelasan dan kenampakan.

    f. Karakteristik kinerja hidran.

    g. Besarnya head(tekanan statis) yang disediakan oleh system.

    h. Kondisi iklim daerah tersebut.

    Pada suatu bangunan, sistem keamanan merupakan faktor yang tidak boleh

    dilupakan. Risiko yang harus ditanggung mungkin akan sangat besar bila sistem

    keamanan itu tidak dipasang. Salah satu sistem keamanan pada gedung adalah

    sistem pemadam kebakaran.

    Sekarang sistem pemadam kebakaran sangat banyak dan bervariasi, mulai

    dari menggunakan cara klasik, yaitu air, sampai dengan yang menggunakan busa

    (foam). Seharusnya setiap gedung memiliki sistem perpompaan untuk

    menanggulangi bahaya kebakaran. Namun demikian hal itu kadangkala juga tidak

    cukup efektif untuk mencegah agar kebakaran tidak menjadi semakin besar. Hal

    seperti ini bisa terjadi karena pompa tidak mampu menyediakan air dengan

    jumlah yang banyak dan dalam waktu singkat. Selain itu mungkin pompa justru

    rusak karena kebakaran itu sendiri. Bila demikian yang terjadi maka akan fatal

    akibatnya. Untuk itulah diperlukan adanya penyedia air tambahan guna mencegah

    kemungkinan buruk seperti diatas. Penyedia air cadangan ini sering disebut

    dengan hidran. Sumber air hidran dapat berasal dari suatu sumur tersendiri atau

    dari PDAM.

    Sistem penyedia air pada daerah pemukiman didesain utnuk menyediakanair tidak kurang dari 1000 GPM (3785 L/min) untuk masing-masing hidran.

    Sedangkan untuk gedung komersial dan daerah apartemen multiguna, volume air

    seharusnya lebih banyak karena aliran iar yang dibutuhkan ribuan GPM. Biasanya

    dibutuhkan 2 atau lebih hidran untuk menyediakan air secara simultan. Operasi

    dari pemadam kebakaran terkait dengan beberapa pertimbangan. Sebagai contoh

    apabila telah dipasang sistem hidran yang baru maka unit kebakaran harus

    mengikuti perkembangan dari sistem yang baru itu agar dapat bekerja. Desain

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    7/24

    hidran harus mampu dan dapat dengan mudah menyediakan kebutuhan air untuk

    mesin pemadam. Sebaiknya digunakan mesin pemadam yang lebih modern,

    contohnya, bila brigade pemadam memiliki mesin pemadam kecil yang dilengkapi

    dengan pipa berdiameter sedang dan debit pompa 750 GPM (2850 L/min), namun

    bila juga dilengkapi dengan sistem water supply yang tepat guna (sustainable)

    mesin tersebut dapat diganti dengan mesin yang dilengkapi dengan pipa yang

    berdiameter lebih besar dan kapasitas pompa 1250 GPM (4732 L/min) atau

    bahkan lebih.

    Untuk keperluan darurat, lembaga pemadam kebakaran membuat beberapa

    peraturan di luar peraturan standar operasi. Lubang outputhidran harus mengikuti

    standar regional yang sesuai dengan seluruh mesin pemadam api. Jika ukuran

    diameteroutputtidak luas dan lubangnya telah ditentukan, maka disarankan untuk

    menggunakan konfigurasi storz 5.

    Hidran harus mudah dikenali dan mudah dicapai. Instalasi dan penempatan

    harus memperhitungkan bentuk hidran dan sesuai dengan posisi dari pipa dan

    outputnya. Saran untuk penempatan hidran akan dijelaskan kemudian.

    Hidran harus sederhana, dapat bekerja dan beroperasi. Bagian

    pengoperasian seharusnya segi lima atau segitiga untuk menghindari pemalsuan

    oleh orang yang tidak kompeten. Pelepasan pipa harus dikhususkan

    pembukaannya, dengan cara counter-clockwise dan close clockwise. Pipa air

    utama bawah tanah dan saluran cabang hidran harus beroperasi berdasarkan

    standar lokal atau regional.

    Desain hidran harus menyeiakan untuk rata-rata yang akan diterapkan

    padanya. Tekanan kerja minimum dari fire hydrant berkisar pada 150 psi.

    Instalasi hidran pada instalasi bertekanan lebih tinggi harus dirata-rata secaracermat. Semua hidran harus diuji statik pada tingkat kedua tekanan kerja.

    Pada iklim sedang di mana pembekuan bukan suatu masalah, mayoritas

    perancangan hidran yang rapi (efficient hydrant) adalah hidran tong basah di

    mana pipa ditempatkan di atas tanah dan dapat dikendalikan secara terpisah. Pada

    iklim dingin, hidran tong kering dibutuhkan dengan menggunakan pipa operasi

    tunggal yang ada di bawah tanah pada dasar dari bangunan dan dengan

    menyediakan keseluruh outputketika dihidupkan.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    8/24

    Penempatan Hidran

    Ada berbagai hal yang harus diperhatikan di dalam menempatkan hidran agar

    hidran itu dapat digunakan dengan baik pada saat diperlukan. Penjelasan

    selengkapnya adalah seperti dibawah ini :

    Standar Ruang Hidran.

    Standar penempatan hidran yang sering digunakan adalah dengan

    meletakkan hidran setiap 500 ft. Untuk aplikasinya, standar ini merupakan

    penunjuk jalan dan memerlukan sedikit penyimpangan pada ruang yang

    harus disediakan.

    Ketika menentukan aplikasi penempatan hidran, hal yang

    seharusnya dipertimbangkan adalah penempatan, rintangan, kedekatan

    dengan struktur yang dilindungi, jalan ke lokasi dan keadaaan lain dimana

    pengaturan peletakan hidran harus diperhatikan.

    Pada kondisi dimana semua mesin pemadam dilengkapi dengan 4

    in (100mm) atau lebih luas dari diameter selang (LDH), jarak maksimum

    antar hidran dapat disamakan dengan panjang layanan dari pembawa LDH.

    Sebagai contoh, jika panjang layanan terkeciol dari pembawa LDH pada

    mesin adalah 900 ft, maka diperbolehkan untuk menambah jarak hidran.

    Bilamana perlu hingga 900 ft, hal ini diijinkan karena akan menghasilkan

    penghematan biaya yang dignifikan.

    Pada kondisi dimana mayoritas hidran ditempatkan pada jarak 800

    ft maka perlu ditempatkan 3 hidran berjarak 400 ft. Jika pemadam kurang

    dari 800 ft pada setiap mesin, maka 2 hidran berjarak 800 ft sudah cukup

    layak.

    Dengan alasan keamanan umum, adalah sangat tidak obyektif bagiperancang sistem hidran untuk memaksimalkan jarak antar hidran.

    Khususnya lokasi dimana struktur berada jauh dari jalan umum. Beberapa

    alasan harus diberikan untuk menjamin bahwa semua struktur berada

    dalam jangkauan dari peralatan standar pembagian selang hidran. Oleh

    karena itu hidran sangat dianjurkan untuk ditempatkan pada jalan masuk

    atau di sisi-sisi jalan utama hingga ke cabang-cabangnya sehingga hidran

    dekat dengan struktur yang akan dilindunginya.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    9/24

    Risiko Dasar dan Penempatan Hidran

    Hidran sangat perlu disediakan dengan jumlah yang cukup untuk

    memenuhi kebutuhan air untuk struktur dengan risiko yang besar atau

    tinggi. Kombinasi aliran dari dua atau lebih hidran mungkin dibutuhkan

    untuk mencukupi kebutuhan air dan masing-masing hidran harus berada

    dalam jarak 500ft atau dalam jarak selang LDH dari struktur.

    Pertimbangan lainya adalah pemeliharaan dari akses kendaraan. Jika

    dimungkinkan, hidran harus diletakkan pada lokasi dimana mesin dan jalur

    selang dapat dihubungkan tanpa harus menutup jalur akses kritis.

    Pemeliharaan akses hidran merupakan persoalan yang penting.

    Sebuah hidran tidak akan berguna jika tujuannya tidak terpenuhi karena

    terisolasi oleh pagar, gerbang atau gangguan lain yang membuatnya tidak

    dapat digunakan sebagai alat untuk melindungi struktur yang dikehendaki.

    Bila dinding gerbang, pagar, dan gangguan lain dibangun belakangan dan

    hal itu mempengaruhi kegunaan dari hidran maka harus dilakukan relokasi

    hidran. Penempatan hidran tambahan juga harus dipertimbangkan.

    Jika dimungkinkan, hidran jangan ditempatkan terlalu dekat dengan

    struktur yang mungkin akan mengakibatkan hidran tersebut tidak dapat

    digunakan jika struktur itu terbakar oleh api yang sangat besar. Pada

    keadaan dimana struktur dibangun disisi jalan, aturan 500 ft seharusnya

    digunakan, dimulai dari posisi yang aman dari struktur yang dilindungi,

    dan hidran itu tetap digunakan.

    Sebelum menentukan lokasi yang spesifik untuk sebuah hidran,

    kepala pemadam atau wakilnya harus membicarakannya untuk menjamin

    bahwa semua pekerjaan (operasi) dan permasalahan lapangan telahdipikirkan dahulu hingga penempatan final hidran ditentukan.

    Instalasi Hidran

    Ada beberapa kesalahan yang umum dilakukan saat instalasi hidran

    baru yang bervariasi dari saat perancangan awal hingga pengaturan akhir.

    Berbagai pertimbangan lain digunakan berkaitan dengan lokasi

    pemasangan hidran. Jika pemasangan hidran ini tidak diperhatikan dengan

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    10/24

    semestinya, hidran mungkin hanya akan tampil kokoh dan kuat, namun

    bila keadaan memburuk justru sulit atau bahkan tidak dapat digunakan.

    Instalasi hidran harus diatur secara detil dengan semua bagian yang

    terkait fungsi dan konstruksinya. Jika hidran dipasang pada daerah yang

    tidak datar maka hidran harus disesuaikan penempatannya sehingga sesuai

    dengan tingkat ketinggian yang seharusnya.

    Pemasangan hidran sebaiknya dilakukan bersama perusahaan

    pelengkapnya untuk menjamin kecocokan dan menghindari kesalahan.

    Jangan sampai terjadi ada bagian yang tidak disambungkan dengan hidran

    atau terjadinya hambatan pada pengoperasian hidran. Tidak boleh ada

    perlengkapan atau fasilitas lain dengan jarak 1 meter dari badan hidran,

    dan tidak boleh ada yang diletakkan di depan outlet hidran, juga tidak

    boleh ada yang diletakkan diantara jalan raya. Berikut ini adalah gambar-

    gambar penempatan instalasi hidran yang tidak tepat.

    Diluar negeri, khususnya Eropa, perusahaan hidran direpotkan oleh

    penggunaan hidran dibawah tanah dengan lokasi yang sempit, yaitu seperti

    di trotoar atau di pinggir jalan.

    NPFA Standard

    Bagian tengah (diameter) dari keluaran pipa air tidak boleh kurang

    dari 18 in(457 mm) diatas rata-rata akhir atau saat di rumah, pipa 12 in

    (305 mm) di atas lantai.

    Hidran harus dilindungi dari gangguan secara mekanis.

    Perlindungan ini tidak boleh sampai menggangu hubungan atau kerja dari

    hidran.

    Pemasangan dan instalasi dari hidran harus disesuaikan denganketentuan pemerintah dengan aturan-aturan hukum yang berlaku.

    Pengecualiannya, hidran milik umum dianggap sebagai pertemuan dari

    semua atau sebagian dari syarat-syarat. Hidran harus diletakkan dengan

    ketinggian minimum 40 ft (12,2 m) dari gedung. Pengecualiannya, jika

    tinggi minimum diatas tidak dapat terpenuhi, peletakan dengan ketinggian

    minimum di atas tidak dapat terpenuhi, peletakan dengan ketinggian

    kurang dari 40 ft (12,2 m) dari gedung atau dinding diperbolehkan.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    11/24

    KODE WARNA DAN JARAK

    Ada aturan tertentu didalam memberi warna hidran. Penggunaan warna

    tertentu ini untuk menjamin bahwa hidran dapat dengan mudah dikenali oleh

    dinas pemadam kebakaran dalam kondisi darurat.

    Warna Dasar

    Karena hidran hanya dibutuhkan pada keadaan darurat, hidran kebakarn

    harus dapat dikenali oleh petugas kebakaran atau masyarakat umum. NFPA

    (National Fire Protection Association) telah menentukan bahwa hidran untuk

    pemadam kebakaran harus berwarna kuning krom. Setelah peraturannya diadopsi

    tahun 1970, warna selain kuning krom dapat digunakan. Warna yang sering

    digunakan adalah putih merah terang, perak krom, dan kuning lemon.

    Dengan tidak adanya aturan yang mengikat penggunaan warna, aspek yang

    sangat penting adalah konsistensi dari penggunaan warna pada suatu daerah.

    NFPA juga mendeskripsikan adanya perbedaan spesifikasi fungsi yang

    disediakan oleh hidran untuk umum dan hidran milik pribadi. Oleh karena itu,

    NPFA mengklasifikasikan bahwa hidran milik pribadi harus dibedakan warnanya

    dengan hidran milik umum. Selanjutnya warna lembayung ditetapkan sebagai

    kode warna internasional untuk hidran yang bukan untuk air minum. Dengan

    hidran demikian hidran yang sumbernya bukan untuk air minum harus berwarna

    lebayung (ungu muda).

    Organisasi pemadam kebakrana merekomendasikan warna dasar dari

    hidran kebakaran sebagai beikut :

    Tabel 2.5 Warna dasar dan kepemilikannya

    KEGUNAAN WARNA DASAR Milik pemerintah Kuning krom

    Milik pribadi Merah

    Bukan untuk air umum Lembayung

    Pembacaan Label Standar NPFA.

    Hidran dengan tekanan rata-rata 20 psi (1.4 bar), dibagian atas hidran

    harus tertera tekanan standarnya. Pada bagian atas dan tutup pipa keluaran juga

    tertera kapasitas rata-rata dari volume maksimum hidran.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    12/24

    Klasifikasi dan penilaian dari hidran pada bab ini didasarkan pada hasil uji

    aliran. Bila hidran digunakan pada saat kebakaran, nilai dai kapasitas aliran yang

    tertera sangat berguna bagi petugas pemadam kebakaran. Hidran pemadam

    kebakaran yang tidak digunakan lagi atau tidak dapat berfungsi harus diwarnai

    dengan warna hitam pada bagian pipa keluaran, katup, bagian atas serta bagian-

    bagian yang tampak. Hidran yang tidak berfungsi sementara harus diberi tanda

    peringatan sementara dengan keterangan keadaan hidran tersebut.

    NPFA telah memberi kode warna pada tutup atau sumbat dari hidran sebagai kode

    standar dari aliran yang digunakan dengan tekanan standar 20 psi.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    13/24

    Tabel 2.6 warna kode standar

    KELAS TEKANAN WARNAC Kurang dari 500 GPM Merah

    B 500-999 GPM Jingga

    A 1000-1499 GPM Hijau

    AA 1500 ke atas Biru muda

    Pelaksanaan dan Aplikasi

    Walau kelihatannya tidak terlalu penting, orientasi keluaran sangat

    berpengaruh pada efektivitas petugas pemadam kebakaran di dalam menggunakan

    hidran. Tekanan aliran yang diperlukan dari mesin pemadam kebakaran menuju

    lokasi kebakaran ditentukan oleh orientasi keluaran hidran. Lokasi keluaran

    hidran merupakan kendala utama dalam penentuan efektivitas waktu dan

    penempatan mobil pemadam. Saat tekanan utama rendah dan mesin harus

    memompa langsung dari hidran. Orientasi dari keluaran dapat mempengaruhi

    kecepatan dan efektivitas sambungan yang memiliki prosedur yang rumit.

    Ketentuan yang umum, keluaran pompa hidran harus tegak lurus terhadap pinggir

    jalan, menghadap ke jalan, atau dipasang dengan sudut 45o

    terhadap jalan.

    Pemilihan arah keluaran pompa, baik tegak lurus atau membentuk sudut 45o,

    tergantung dari jenis hidran yang digunakan. Proses kerja dari dinas pemadam

    kebakaran, dan kondisi lingkungan di mana hidran itu dipasang.

    Banyak perlengkapan pemadam kebakaran yang telah dilengkapi

    sambungan tambahan pada bagian depan penghisap yang dapat disambungkan

    langsung pada hidran. Sambungan ini biasanya terletak di bagian kanan depan

    dari mobil hidran. Desain ini sesuai dengan hidran yang memiliki pompa keluaranyang menghadap ke mesin pompa dengan sudut 45o. Konfigurasi ini memudahkan

    pemasangan selang pemadam, dengan hidran yang dekat dengan pinggir jalan,

    dengan tidak menghalangi jalan (yang akan digunakan peralatan pemadam yang

    lain), dan pada waktu yang sama tidak akan membuat selang terbelit dan

    tersumbat sehingga menghalangi aliran ait.

    Hidran dengan keluaran yang menghadap ke sambungan selang pemadam

    dengan sudut 45o memiliki beberapa kelebihan. Saat selang dipasang pada hidran,

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    14/24

    posisi yang benar didapat saat hidran terletak dibagian depan sebelah kanan dari

    kaca depan pengemudi. Dengan meletakan hidran di sebelah kanan jalan (dengan

    keluaran pompa menghadap keluar) akan menghasilkan selang yang berbentuk

    setengah tapal kuda sehingga selang tidak terbelit atau tersumbat.

    Pada hidran yang diletakkan di sebelah kiri jalan (dengan keluaran pompa

    menghadap ke selang), hidran yang terletak di sebelah kiri kaca depan pengemudi

    akan menyebabkan jarak yang sangat besar antara sambungan penyedot bagian

    depan mesin pemadam dengan hidran. Akibatnya, selang terbelit dan tersumbat.

    Jika hidran terletak di sebelah kiri jalan maka akan menyebabkan

    sambungan menjadi pendek. Selang penyedot di bagian depan mingkin tidak akan

    sampai ke keluaran pompa sehingga diperlukan sambungan dari samping mobil

    pemadam kebakaran. Jika suatu mesin pemadam tidak dapat menyambung dengan

    hidran karena posisi kendaraan saat diparkir, orientasi sudut 45o masih

    memungkinkan untuk memperpanjang sambungan selang air dari mobil pemadam

    ke mesin pompa.

    Jika ada mobil yang menghalangi hidran, keluaran dengan sudut 45o

    menyediakan ruang cukup besar untuk menyambung selang air dengan diameter

    yang besar, penyesuaian sambungan, dan peralatan lain seperti katup 4 saluran.

    Peralatan yang lebih kuno, yang tidak memiliki penyedot bagian depan,

    keluaran dengan orientasi 45o bekerja lebih efisien dibanding orientasi tegak lurus

    untuk kebanyakan sambungan samping. Jarak sambungan antara mesin pompa

    dengan hidran pendek sehingga mengurangi efek pembelitan pada selang air. Jika

    keluaran pompa menghadap ke selang air, mesin dapat menyedot air dari hidran

    walaupun hidran terletak di samping mobil pemadam.

    Melihat kenyataan di lapangan itu maka diperlukan referensi standar didalam penempatan hidran aar diperoleh keuntungan yang lebih besar.

    Tabel 2.7 warna dan kapasitas hidran

    WARNA KELAS KAPASIATAS ALIRAN @ 20 PSI

    Biru AA 1500 GPM atau lebih

    Hijau A 1000-1499 GPM

    Jingga B 500-999 GPM

    Merah C Dibawah 500 GPM

    Perancangan dan Instalasi Hidran

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    15/24

    Cara pemasangan sistem hidran untuk gedung menurut SNI 03-1745-1989

    adalah sebagai berikut :

    a. Peralatan dan komponen sistem hidran gedung : hidran terdiri dari kotak

    hidran dan kopling pengeluaran air, pompa dan instalasinya, serta

    perpipaan.

    b. Jumlah dan perletakan hidran gedung disesuaiakn dengan klasifikasi

    bangunan dan luas lantai ruangan yang dilindungi oleh hidran.

    c. Debit air minimum 400 liter/menit dan minimum tekanan pada titik tertinggi

    sebesar 4,5 kg/cm2.

    d. Diameter selang minimum 3,75 cm (1,5 inch)

    e. Diameter pipa tegak untuk klasifikasi A,B,(5 cm), klasifikasi D (6,25 cm).

    f. Ukuran kotak hidran : panjang 52 cm, lebar 15 cm dan tinggi 66 cm.

    g. Kopling pengeluaran aliran air : Hidran gedung dengan pipa tegak yang

    berdiameter minimum 10 cm harus mempunyai kopling pengeluaran aliran

    air berdiameter minimum 6,25 cm yang sejenis dengan kopling peralatan

    unit mobil pemadam kebakaran.

    h. Persyaratan bahan : harus baru, berkualitas baik, minimum klas medium,

    memnuhi spesifikasi bahan bangunan dalam SKBI dan SII, bahan pipa dan

    fitting terdiri dari baja, baja galvanis, besi tuang dan tembaga. Bahan

    kompnen hidran terdiri dari kotak hidran, selang gulung, pipa pemancar,

    pipa hidran.

    i. Kotak hidran dipasang pada ketinggian 75 cm dari permukaan lantai.

    j. Sumber air dapat berasal dari PDAM, BPAM, sumur artetis, sumur dalam,

    persediaan air minimum 30.000 liter.

    k. Pompa menggunakan pompa kebakaran, minimal 1 buah, sumber tenagaberupa generator darurat.

    l. Instalasi hidran gedung : pipa induk (15 cm), pipa cabang (10 cm).

    Cara pemasangan sistem hidran halaman sama dengan cara pemasangan

    sistem hidran untuk gedung, terkecuali hidran yang hanya terdiri dari kopling

    pengeluaran aliran air, debit air 1000 1/menit, diletakkan 10 m dari jalan

    lingkungan, dipasang dengan ketinggian 50 m dari permukaan tanah, panjang

    selang 30 m dan diameter 6,25 cm.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    16/24

    Instalasi pipa 6,25 cm menggunakan sambungan ulir, pipa yang lebih kecil

    dari 6,25 menggunakan sambungan las, pipa horizon dalam bangunan harus diberi

    penggantung, pipa yang menembus beton bangunan harus diberi selongsong, pipa

    yang menembus beton bangunan yang mempunyai lapisan kedap air, rongga

    antara pipa dengan selongsong dibuat kedap air, sambungan pipa terdiri dari

    sambungan ulir, sambungan las dan sambungan cepat.

    Setelah instalasi selesai dipasang, lakukan pengujian kebocoran dengan

    tekanan hidrostatik 20 kg/cm2 selama 4 jam. Semua sistem hidran diuji secara

    berkala 3 bulan sekali. Berita acara pengujian dan sertifikat layak pakai

    dikeluarkan oleh instasi yang berwenang. (Adhiatma, 2010)

    KEBUTUHAN AIRHYDRANT

    HydrantHalaman

    Hydrant halaman atau biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu

    sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar

    bangunan.Hydrantini biasanya digunakan oleh mobil PMK untuk mengambil air

    jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrantpilar ini diletakkan di sepanjang

    jalan akses mobil PMK.

    Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan

    SNI 03-1735-2000 sbb:

    Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400

    liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    17/24

    Jumlah pasokan air untukhydranthalaman yang dibutuhkan ditunjukkan

    pada rumus berikut :

    V = Q x t.(2.1)

    Dimana :

    V = Volume air yang dibutuhkan hydrant(liter)

    Q = Debit aliran untukhydrantpilar (liter/menit)

    t = Waktu pasokan air simpanan (menit)

    Sumber: (SNI 03-1735-2000)

    HydrantGedung

    Hydrant gedung atau biasa disebut dengan hydrant box adalah suatu

    sistem pencegah kebakaran yang menggunakan pasokan air dan dipasang di dalam

    bangunan atau gedung.Hydrantbox biasanya dipasang menempel di dinding dan

    menggunakan pipa tegak (stand pipe) untuk menghubungkan dengan pipa dalam

    tanah khusus kebakaran.

    Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan

    perhitungan SNI 03-1745-2000 dan NFPA (National Fire Protection Association)

    sbb :

    Pasokan air untuk hydrant gedung harus sekurang-kurangnya 400

    liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 30 menit.

    Jumlah pasokan air untuk hydrant gedung yang dibutuhkan ditunjukkan

    dalam rumus sebagai berikut:

    V = Q x t.(2.2)

    Dimana :

    V = Volume air yang dibutuhkan hydrant(liter)Q = Debit aliran untukhydrantpilar (liter/menit)

    t = Waktu pasokan air simpanan (menit)

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    18/24

    Sumber Air

    Air untuk kebutuhan instalasi pemadam kebakaran di peroleh dari:1. Sumur dalam.

    2. PDAM kota bersangkutan.

    Sumber air ini sangat berpengaruh dengan debit yang dikeluarkan.

    Penentuan Perletakan Hydrant

    HydrantHalaman

    Untuk menentukan jumlah dan titikhydranthalaman menggunakan acuan

    SNI (Standar Nasional Indonesia) no. 03-1735-2000 sbb:

    Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan harus

    dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hydrantkota. Bila hydrantkota yang

    memenuhi persyaratan tersebut tidak tersedia, maka harus disediakan

    hydranthalaman.

    Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hydranthalaman, maka

    hydrant-hydrant tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil

    pemadam.

    Hydranthalaman (pilar) ditempatkan di luar bangunan pada lokasi yang

    aman dari api dan penyaluran pasokan air ke dalam bangunan dilakukan

    melalui katupsiamese.

    Hydrant kota (fire hydrant) bentuknya sama dengan hydrant halaman,

    tetapi mempunyai dua katup atau tiga lubang untuk selang kebakaran.

    HydrantGedung

    Untuk menentukan jumlah dan titik hydrantgedung menggunakan acuan

    SNI (Standar Nasional Indonesia) dan NFPA (National Fire Protection

    Association) sbb:

    Lokasi dan jumlah hydrant bangunan (kotak Hydrant/box hydrant)

    diperlukan untuk menentukan kapasitas pompa yang digunakan untuk

    menyemprot air.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    19/24

    Hydrantditempatkan pada jarak 35-38 meter satu dengan lainnya, karena

    panjang satu dengan lainnya. Selang kebakaran dalam kotakhydrantadalah

    30 meter, ditambah sekitar 5 meter jarak semprotan air.

    Pada atap bangunan yang tingginya lebih dari 8 lantai, perlu juga

    disediakan hydrant untuk mencegah menjalarnya api ke bangunan yang

    bersebelahan.

    Hydrant/selang kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah

    dijangkau dan relatif aman, dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu

    darurat.

    Gambar 8.4.4. Cara Pemakaian Hydrant

    Syarat-syarat Khusus HydrantKebakaran

    Syarat-syarat khusus ini adalah merupakan ciri hydrant dan harus

    dilaksanakan dalam pengerjaannya.

    Komponen hydrantkebakaran terdiri dari: sumber air, pompa kebakaran,

    selang kebakaran, penyambung, dan perlengkapan lainnya.

    Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran

    listrik tersendiri dari sumber daya darurat.

    Selang kebakaran dengan diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus

    terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang maksimum 30 meter.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    20/24

    Peralatan hydrantharus dicat merah. (Adhiatma, 2011)

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    21/24

    SPRINKLER

    Sistem ini bekerja secara otomatis untuk mendeteksi adanya kebakaran,mengaktifkan alarm, dan melakukan pemadaman kebakaran. Sistem ini terdiri dari

    beberapa pipa gantung yang dilengkapi dengan head sprinkler. Masing-masing

    dari head sprinkler ditutup oleh sekat yang berupa tabung gelas dimana di

    dalamnya terdapat cairan yang peka terhadap panas. Bila temperatur di dalam

    ruangan meningkat melebihi batas toleransi yang ditetapkan maka cairan tersebut

    akan memuai dan memecahkan tabung gelas tersebut dan air akan keluar dari

    pipa. Keuntungan dari sistem ini yaitu hanya beroperasi di daerah yang terjadi

    kebakaran dan dengan cepat dapat memadamkan api sekaligus melindungi

    struktur dan isi bangunan dengan efektif.

    Sistem ini terhubung dengan reservoir, sistem pompa kebakaran, dan

    sistem alarm. Tiap-tiap head sprinkler beroperasi secara sendiri-sendiri, sehingga

    bila terjadi kebakaran di suatu tempat maka hanya head sprinkler yang berada

    dalam area kebakaran saja yang bekerja, sedangkan yang lain tidak. Sehingga

    supply air bisa dimanfaatkan secara optimal ke wilayah yang memerlukan.

    Sistem ini jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan sistem hydrant. Air

    semburan dari hydrant cenderung membasahi seluruh ruangan (termasuk daerah

    yang tidak terbakar). Kemudian hydrant menggunakan air dengan debit yang jauh

    lebih banyak dan dalam operasionalnya dapat menimbulkan efek water damage

    yang lebih besar dari sprinkler. Sebuah studi menunjukkan bahwa bangunan yang

    dilindungi dengan sprinkler 76 % diantaranya dapat dipadamkan dengan 5 head

    sprinkler yang aktif atau kurang, dan 96% dengan aktifnya 25 head sprinkler atau

    kurang. (Wisaksono dan Rahayu, 2008)

    Pipa Sprinkler

    Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis

    disetiap ruangan melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai

    [dalam flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter , bila terjadi kebakaran pada

    salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head

    sprinkler.

    URAIAN SYSTEM

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    22/24

    1. Wet Riser System : Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air

    bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif

    tetap.

    2. Dry Riser System : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisikan air

    bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis

    jika instalasi fire alarm memerintahkannya.

    - Pada umumnya gedung bertingkat menggunakan sistim Wet Riser.

    - Pada sistem dilengkapi Fire Brigade Connection yang diletakkan

    diluar bangunan.

    PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI

    2. Pompa kebakaran terdiri dari Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump.

    Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey

    pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.

    Jika tekanan terus menurun (misal glass bulb pada kepala sprinkler pecah)

    maka pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa

    jockey berhenti.

    Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian

    pompa cadangan Diesel secara otomatis akan bekerja.

    Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi

    dengan nada yang berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi

    tahukan kepada operator akan adanya gangguan.

    Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah Start otomatis dan Mati

    secara Manual.

    Pada saat pompa kebakaran utama bekerja, wet alarm valve akan terbuka

    dan segera membunyikan alarm gong. Aliran didalam pipa cabangakan memberi indikasi pada flow switch yang terpasang pada setiap

    cabang & dikirim ke panel fire alarm untuk membunyikan alarm pada

    lantai bersangkutan.

    2. Pressure Switch : Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.

    3. Manometer : Alat untuk membaca tekanan

    4. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang

    sudah ditentukan.

  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    23/24

    5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih

    6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan

    7. Kepala Sprinkler (Head Sprinkler) : Alat pemancar air yang bekerja

    setelah pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan oleh kebakaran.

    Ukuran kepala sprinker 15 mm, kepadatan pancaran 5 mm/mnt, area kerja

    maks. 144 m2, laju aliran 725 lt/mnt dan setiap katup kendali jumlah

    maks. adalah 1.000 buah kepala sprinkler.

    DIAGRAM SYSTEM

    (Adhiatma, 2008)

    http://masisnanto.blogdetik.com/files/2008/12/ff-sistem-sprinkler.JPG
  • 7/30/2019 Instalasi Sistem Kebakaran

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA :

    Adhiatma, G. Santosa. 2010. TEORY DASAR PEMASANGAN HYDRANT.

    http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-

    hydrant/. Diambil tanggal 04 Maret 2011

    Adhiatma, G. Santosa. 2011. KEBUTUHAN AIR SISTEM HYDRANT.

    http://galihsantosaadhiatmablog.blogspot.com/2011/02/kebutuhan-air-

    sistem-hydrant.html. Diambil tanggal 04 Maret 2011

    Isnanto. 2008. FIRE FIGHTING SISTEM SPRINKLER.

    http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-

    sprinkler/#more-60. Diambil tanggal 04 Maret 2011

    Teknik, Skhwaner. 2005. SISTEM SPRINKLER DAN HYDRANT.

    http://teknisigedung.blogspot.com/2005/09/sistem-instalasi-

    kebakaran.html. Diambil tanggal 04 Maret 2011

    Wisaksono, Haryo dan Rahayu, Triana. 2008. MANAJEMEN RISIKO.

    http://www.asuransi.astra.co.id/index.php?page=news.read&id=100.Diambil tanggal 04 Maret 2011

    http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2011/03/01/kebutuhan-air-sistem-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2011/03/01/kebutuhan-air-sistem-hydrant/http://galihsantosaadhiatmablog.blogspot.com/2011/02/kebutuhan-air-sistem-hydrant.htmlhttp://galihsantosaadhiatmablog.blogspot.com/2011/02/kebutuhan-air-sistem-hydrant.htmlhttp://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/#more-60http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/#more-60http://teknisigedung.blogspot.com/2005/09/sistem-instalasi-kebakaran.htmlhttp://teknisigedung.blogspot.com/2005/09/sistem-instalasi-kebakaran.htmlhttp://www.asuransi.astra.co.id/index.php?page=news.read&id=100http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2010/02/25/teory-dasar-pemasangan-hydrant/http://galihsantosa.wordpress.com/2011/03/01/kebutuhan-air-sistem-hydrant/http://galihsantosaadhiatmablog.blogspot.com/2011/02/kebutuhan-air-sistem-hydrant.htmlhttp://galihsantosaadhiatmablog.blogspot.com/2011/02/kebutuhan-air-sistem-hydrant.htmlhttp://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/#more-60http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/30/fire-fighting-sistem-sprinkler/#more-60http://teknisigedung.blogspot.com/2005/09/sistem-instalasi-kebakaran.htmlhttp://teknisigedung.blogspot.com/2005/09/sistem-instalasi-kebakaran.htmlhttp://www.asuransi.astra.co.id/index.php?page=news.read&id=100