Post on 12-Jan-2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2014
LAKIP
INSPEKTORATKOTA BANDUNGJL. TERA NO. 20 BANDUNG
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 i
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung merupakan laporan
pertangungjawaban kinerja Inspektorat Kota Bandung dalam mencapai sasaran strategis. Laporan Kinerja ini disusun dengan tujuan melaporkan keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan kinerja.
Laporan akuntabilitas kinerja Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014
disusun melalui pengukuran data kinerja setelah berakhirnya Tahun Anggaran 2014 yang melibatkan seluruh unsur Inspektorat Kota Bandung. Capaian kinerja diukur dengan membandingkan antara target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja/perjanjian kinerja, dengan hasil pengukuran kinerja.
Dari hasil pengukuran kinerja, seperti terlihat pada gambar di atas, Pada
tahun 2014, pengukuran kinerja dilakukan terhadap 7 (tujuh) sasaran dengan menggunakan 8 (delapan) indikator kinerja yg ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014. Dari 8 (delapan) indikator kinerja yang diukur dengan hasil sebagai berikut : a. Sebanyak 6 (enam) indikator kinerja (75%) capaiannya sesuai atau melebihi
target dengan rincian : - 3 (tiga) indikator kinerja capaiannya melebihi target (37,5%); - 3 (tiga) indikator kinerja capaiannya sesuai target (37,5%).
b. Sebanyak 2 (dua) indikator kinerja tidak mencapai target (25%), yakni : - Indikator kinerja Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang
harus ditindaklanjuti. Penyebab utama tidak tercapainya target di atas adalah adanya rekomendasi yang berhubungan dengan pengembalian uang ke Kas Daerah yang membutuhkan waktu yang agak lama dalam menindaklanjutinya sampai mendapatkan status penyelesaian tindak lanjut selesai. Indikator kinerja Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B. Penyebab utama tidak tercapainya target di atas adalah adanya beberapa kelemahan di dalam dokumen SAKIP, mulai dari dokumen perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja maupun pencapaian sasaran kinerja.
37,5
37,5
25
Melebihi TargetSesuai TargetTidak Mencapai Target
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 i
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Terhadap kinerja yang tidak mencapai target, perlu diupayakan penyempurnaan sebagai berikut : - Memberikan kesadaran dan pemahaman terhadap SKPD untuk
menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan sebagai salah satu upaya peningkatan akuntabilitas kinerja SKPD.
- Memberikan pemahaman kepada SKPD untuk mengimplementasikan SAKIP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 ii
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
DAFTAR ISI
Halaman
Ringkasan Eksekutif ........................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................... ii
Daftar Lampiran ................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................... 1
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................. 2
1.3. Landasan Hukum ....................................................... 5
1.4. Isu Strategis Inspektorat ............................................. 5
1.5. Sistematika Pembahasan ............................................. 5
BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................... 7
2.1. Rencana Strategis ....................................................... 7
2.2. Indikator Kinerja Utama ............................................. 10
2.3. Perjanjian Kinerja 2014 ............................................... 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................... 15
3.1. Capaian Kinerja Utama ............................................... 15
3.2. Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Kinerja ................. 18
3.3. Akuntabilitas Keuangan ............................................. 26
BAB IV PENUTUP ........................................................................... 15
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 iii
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Perencanaan Strategis 2. Lampiran Indikator Kinerja Utama 3. Lampiran Pengukuran Kinerja
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 1
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas LAKIP.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban
suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik.
Untuk mencapai Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang baik, Inspektur
selaku unsur pembantu pimpinan, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja. Pembenahan kinerja diharapkan mampu meningkatkan peran serta fungsi Inspektorat sebagai sub sistem dari sistem Pemerintahan Daerah yang berupaya memenuhi aspirasi masyarakat.
Dalam perencanaan pembangunan daerah Kota Bandung, capaian tujuan
dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi dan misi daerah, akan tetapi juga memperhatikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada lingkup pemerintahan Kota, Propinsi dan Nasional.
Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel
merupakan harapan semua pihak. Berkenan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, maka di terbitkan Intruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 2
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Sehubungan dengan hal tersebut Inspektorat Kota Bandung diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 yang dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan.
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 25 Tahun 2012
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung, Inspektorat mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di Daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Inspektorat mempunyai fungsi : 1. Perencanaan program pengawasan; 2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; 3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; 4. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Inspektorat.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, Inspektorat dipimpin oleh
Inspektur, yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Sekretaris dan para Inspektur Pembantu serta Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tergambar dalam Struktur Organisasi berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi Inspektorat Kota Bandung
INSPEKTUR
SEKRETARIAT
SUB. BANGIAN EVALUASI DAN
PELAPORAN
SUB. BAGIAN PERENCANAAN
SUB. BANGIAN ADMINISTRASI DAN
UMUM
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH II
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH III
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH IV
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 3
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
1.3. Isu Strategis Inspektorat Isu Strategis yang berkaitan dengan Inspektorat Kota Bandung dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya dihadapkan pada beberapa hal berikut : 1. Masih banyaknya temuan-temuan yang berindikasi TPK (Hasil Pemeriksaan
BPK RI); 2. Masih belum terbangunnya infrastruktur yang mendukung penerapan SPIP; 3. Masih kurangnya kesadaran SKPD dalam menindaklanjuti temuan hasil
pemeriksaan internal dan eksternal; 4. Belum tertibnya pengelolaan barang milik daerah di SKPD; 5. Masih belum optimalnya SKPD dalam menerapkan SAKIP; 6. Belum optimalnya kompetensi SDM pada Inspektorat Kota Bandung; 7. Masih banyaknya pengaduan masyarakat terhadap pelayanan publik yang
diberikan oleh SKPD.
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 4
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis
Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2014 ini, mengacu pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta hasil reviu atas Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi pada bulan Maret 2015.
Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung adalah merupakan dokumen
yang disusun melalui proses sistematis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Daerah yang bersangkutan, dalam hal ini Inspektorat Kota Bandung. Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung yang ditetapkan untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun yaitu dari tahun 2013-2018. Penetapan jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut dihubungkan dengan pola pertanggung jawaban Walikota terkait dengan penetapan/kebijakan bahwa Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung dibuat pada masa jabatannya, dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah daerah akan menjadi akuntabel.
Renstra Inspektorat Kota Bandung tersebut ditujukan untuk mewujudkan
visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018 khususnya pada Misi ke-2 RPJMD yaitu Menghadirkan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Bersih dan Melayani.
Disamping itu pula, Renstra Inspektorat Kota Bandung diharapkan dapat
mewujudkan sinkronisasi dengan Renstra Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebagai suatu sistem perencanaan pembangunan nasional.
Penyusunan Renstra Inspektorat Kota Bandung telah melalui tahapan-
tahapan yang simultan dengan proses penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 dengan memperhatikan isu-isu strategis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Selanjutnya, Renstra Inspektorat Kota Bandung tersebut akan dijabarkan
kedalam Rencana Kerja (Renja) Inspektorat Kota Bandung yang merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun. Di dalam Renja Inspektorat Kota Bandung dimuat program dan kegiatan prioritas yang diusulkan untuk dilaksanakan pada satu tahun mendatang.
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 5
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG 2.1.1 Visi
Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang oleh pimpinan dan seluruh staf Inspektorat Kota Bandung. Visi tersebut mengandung makna bahwa Kota Bandung dengan potensi, keragaman dan kompleksitas masalah yang tinggi, harus mampu dibangun menuju Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman, dan Sejahtera “Bandung Juara”.
Visi Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013-2018 adalah : “Terwujudnya pengawasan internal yang berkualitas dan profesional menuju tata kelola pemerintahan yang baik.”
2.1.2 Misi
Sedangkan untuk mewujudkan Visi Inspektorat Kota Bandung
Tahun 2013-2018 tersebut diatas dilaksanakan Misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan efektivitas pengawasan internal; 2. Meningkatkan profesionalisme Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah.
2.1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa stratejik. Sebagaimana visi dan misi yang telah ditetapkan, untuk keberhasilan tersebut perlu ditetapkan tujuan Inspektorat Kota Bandung, yaitu: 1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; 2. Mewujudkan akuntabilitas kinerja; 3. Mewujudkan pelayanan publik yang prima; dan 4. Menjadikan aparat Inspektorat Kota Bandung yang dapat berperan
sebagai Konsultatif dan Katalis.
Selanjutnya, untuk mencapai hasil yang optimal yang ingin dicapai selama periode perencanaan, maka Inspektorat Kota Bandung merumuskan tujuan, sasaran dan indikator kinerja sebagai berikut : 1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, dengan
sasaran: 1) Menurunnya temuan pemeriksaan berindikasi kasus tindak
pidana korupsi, dengan indikator kinerjanya: • Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan yang
berindikasi tindak pidana korupsi yang material. 2) Meningkatnya implemetasi SPIP, dengan indikator kinerjanya:
• Persentase SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang.
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 6
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
3) Meningkatnya kepatuhan terhadap penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan internal dan eksternal, dengan indikator kinerjanya: • Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang
telah ditindaklanjuti. • Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang
telah ditindaklanjuti. 4) Meningkatnya tertib administrasi barang, dengan indikator
kinerjanya: • Persentase SKPD yang tertib admnistrasi barang/aset
daerah.
2. Mewujudkan akuntabilitas kinerja, dengan sasaran: Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dengan indikator kinerjanya: • Persentase SKPD yang memiliki nilai evaluasi AKIP oleh
Inspektorat minimal B.
3. Mewujudkan pelayanan yang prima, dengan sasaran: Meningkatnya zona-zona integritas di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, dengan indikator kinerjanya: • Jumlah unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang
mendapatkan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). 4. Menjadikan aparat Inspektorat Kota Bandung yang dapat berperan
sebagai konsultatif dan katalis, dengan sasaran: 1) Meningkatnya aparat pengawasan intern pemerintah (APIP)
yang memiliki standar kompetensi, dengan indikator kinerjanya: • Persentase aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang
memiliki standar kompetensi. 2) Meningkatnya kepuasan Stakeholder, dengan indikator
kinerjanya : • Persentase SKPD yang menyatakan puas atas layanan
Inspektorat Kota Bandung; • Persentase aduan masyarakat atas pelayanan publik yang
ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari.
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 7
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai harus dipilih strategi
yang tepat agar sasaran tersebut dapat tercapai. Strategi Inspektorat Kota Bandung mencakup penentuan kebijakan, program dan kegiatan. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditentukan. Program adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian sasaran kinerja yang memberikan kontribusi bagi pencapaian tugas pokok dan fungsi. Kegiatan berdimensi waktu tidak lebih dari satu tahun. Kegiatan merupakan aspek operasional/kegiatan nyata dari suatu rencana kinerja yang berturut-turut diarahkan untuk mencapai sasaran.
2.2. Indikator Kinerja Utama
Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Inspektur Kota Bandung Nomor : 061/128.1-Inspektur tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Inspektorat Kota Bandung. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Pemerintah Kota Bandung juga melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, baik tingkat Pemerintah Daerah maupun tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah. Dalam melakukan reviu dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Adapun penetapan target Indikator Kinerja Utama Inspektorat Kota Bandung tahun 2014 adalah sebagai berikut :
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 8
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Inspektorat Kota Bandung
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
1. Menurunnya Temuan Pemeriksaan Berindikasi Kasus Tindak Pidana Korupsi
Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material
2. Meningkatnya mengimplementasi SPIP
Persentase SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang
3. Meningkatnya kepatuhan terhadap penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan internal dan eksternal.
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang telah ditindaklanjuti
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang telah ditindaklanjuti
4. Meningkatnya tertib administrasi barang
Persentase SKPD yang tertib administrasi barang/aset daerah
5. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung
Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B
6. Meningkatnya zona-zona integritas di lingkungan Pemerintah Kota Bandung
Jumlah unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang mendapatkan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)
7. Meningkatnya kepuasan stakeholder
Persentase SKPD yang menyatakan puas atas layanan Inspektorat Kota Bandung
Persentase aduan masyarakat atas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari
Sumber Data : Inspektorat Tahun 2014
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 9
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Tabel 2.2
Indikator Kinerja Inspektorat Kota Bandung
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1. Meningkatnya Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
2.3. Perjanjian Kinerja 2014
Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji Rencana Kinerja Tahunan sangat penting yang perlu dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah. Penyusunan Penetapan Kinerja Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 mengacu pada dokumen Renstra Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013-2018, dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014, dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2014, dan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2014. Inspektorat Kota Bandung telah menetapkan Penetapan Kinerja Tahun 2014 dengan uraian sebagai berikut:
Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
1. Menurunnya Temuan Pemeriksaan Berindikasi Kasus Tindak Pidana Korupsi
Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material
% 73,77
2. Meningkatnya mengimplementasi SPIP
Persentase SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang
% 33
3. Meningkatnya kepatuhan terhadap penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan internal dan eksternal.
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang telah ditindaklanjuti % 7,46
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 10
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang telah ditindaklanjuti
% 11,50
4. Meningkatnya tertib administrasi barang
Persentase SKPD yang tertib administrasi barang/aset daerah
% 13,11
5. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung
Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B
% 26,23
6. Meningkatnya Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
% 20
7. Meningkatnya kepuasan stakeholder
Persentase SKPD yang menyatakan puas atas layanan Inspektorat Kota Bandung
- -
Persentase aduan masyarakat atas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari
% 100%
Untuk pencapaian Indikator Kinerja diatas akan dilaksanakan melalui beberapa Program berikut :
Tabel 2.4 Program Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014
NO. URAIAN PROGRAM JUMLAH ANGGARAN (Rp)
A. PROGRAM UTAMA
1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal & Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 8.108.078.100
2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 648.985.000
3. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan 61.100.000 B. PROGRAM PENUNJANG 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 940.993.676 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur 629.700.000
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 11
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
NO. URAIAN PROGRAM JUMLAH ANGGARAN (Rp)
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 11.250.000 JUMLAH 10.400.106.776
Dari 9 (sembilan) indikator kinerja sasaran Inspektorat terdapat 2 (dua) indikator yang memberikan kontribusi langsung terhadap pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018, khususnya Misi-2 RPJMD yakni Menghadirkan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Bersih dan Melayani. Indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5 Indikator Kinerja Inspektorat Kota Bandung
dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
1. Menurunnya Temuan Pemeriksaan Berindikasi Kasus Tindak Pidana Korupsi
Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material
% 73,77
2. Meningkatnya mengimplementasi SPIP
Persentase SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang
% 33,00
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 12
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan kinerja/pemberi amanah. Inspektorat Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berkinerja melalui penyajian Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah.
3.1. Capaian Kinerja Utama
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran strategis diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis. Cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.
Dalam laporan ini, Inspektorat Kota Bandung dapat memberikan
gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.
Dalam rangka mengukur peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya
akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 13
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Inspektorat Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Inspektur Kota Bandung Nomor : 061/128.1-Inspektur tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Inspektorat Kota Bandung. Dalam upaya untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja, Inspektorat Kota Bandung melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Inspektorat Kota Bandung tahun 2014 menunjukan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.1
Capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
KINERJA
1. Menurunnya temuan pemeriksaan berindikasi kasus tindak pidana korupsi
Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material
73,77% 93,44% 126,66%
2. Meningkatnya implementasi SPIP
Persentase SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang
33,00% 37,70% 114,24%
3. Meningkatnya kepatuhan terhadap penyelesaian tindaklanjut hasil pemeriksaan internal dan eksternal
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang telah ditindaklanjuti 7,46% 6,14% 82,31%
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang telah ditindaklanjuti
11,50% 11,50% 100%
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 14
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Inspektorat Kota Bandung
Tahun 2014
Pada tahun 2014, pengukuran kinerja dilakukan terhadap 7 (tujuh)
sasaran dengan menggunakan 8 (delapan) indikator kinerja yg ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014. Dari 8 (delapan) indikator kinerja yang diukur dengan hasil sebagai berikut : a. Sebanyak 6 (enam) indikator kinerja (75%) capaiannya sesuai atau melebihi
target dengan rincian : • 3 (tiga) indikator kinerja capaiannya melebihi target; • 3 (tiga) indikator kinerja capaiannya sesuai target;
b. Sebanyak 2 (dua) indikator kinerja tidak mencapai target.
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALIS
ASI CAPAIAN KINERJA
4. Meningkatnya tertib administrasi barang
Persentase SKPD yang tertib administrasi barang/aset daerah 13,11% 22,95% 175,05%
5. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung
Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B 26,23% 16,39% 62,49%
7. Meningkatnya kepuasan stakeholder
Persentase aduan masyarakat atas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari
100% 100% 100%
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
KINERJA
1. Meningkatnya Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi 20% 20% 100%
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 15
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG 3.2. Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Kinerja
Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan
kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu.
Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan.
Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandingan-
pembandingan antara : 1. Kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan. 2. Kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya. 3. Kinerja suatu instansi dengan kinerja instansi lain yang unggul di bidangnya
ataupun dengan kinerja sektor swasta. 4. Kinerja nyata dengan kinerja di negara-negara lain atau dengan standar
internasional.
3.2.1. Pencapaian Sasaran Menurunnya Temuan Pemeriksaan Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi
Sasaran Menurunnya temuan pemeriksaan kasus berindikasi
tindak pidana korupsi merupakan sasaran dari Misi 1 Inspektorat, pencapaian sasaran ini diperoleh melalui indikator kinerja Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material. Capaian kinerja indikator ini sebesar 126,66%, dalam arti indikator ini telah melebihi target yang telah ditetapkan. Realisasi sebesar 93,44%. sehingga di tahun 2014 telah terjadi penurunan kasus berindikasi tindak pidana korupsi. Penurunan terjadi pada jumlah SKPD yang mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsi. Dengan meningkatnya jumlah SKPD yang tidak mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsi, secara langsung akan menyebabkan terjadinya penurunan temuan berindikasi tindak pidana korupsi tersebut.
Kriteria indikator ini adalah SKPD yang memiliki temuan BPK RI
yang material sebesar ≥ 1% dan SKPD dikatakan tidak lagi mendapatkan temuan yang berindikasi tindak pidana korupsi yang material, jika SKPD tersebut pada tahun penetapan pencapaian indikator, tidak lagi memiliki temuan BPK RI yang berindikasi tindak pidana korupsi yang material, berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI yang terbit pada tahun tersebut. Tipe penghitungan untuk indikator ini bersifat non kumulatif. Capaian Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material yang merupakan indikator kinerja
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 16
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG dari sasaran Menurunnya temuan pemeriksaan kasus berindikasi tindak pidana korupsi secara lebih jelas diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.2
Target dan Realisasi Capaian Sasaran Menurunnya Temuan Pemeriksaan
Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2014 Realisasi sd Tahun
2014
Target Tahun 2018 (Akhir
RPJMD)
Target Realisasi % Capaian Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4/5) (7) (8) 1. Persentase
SKPD yang mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material
Persentase 73,77% 93,44% 126,66% 93,44% 86,88%
Jumlah SKPD yang termasuk ke dalam kriteria indikator
Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material pada data awal yang tercantum di dalam Renstra Inspektorat sebesar 68,85% (42 SKPD dari 61 SKPD, berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI TA. 2004 s.d TA. 2013). Target di tahun 2014 adalah sebesar 73,77% (45 SKPD dari 61 SKPD) yang tidak mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material dan realisasinya adalah sebesar 93,44% (57 SKPD dari 61 SKPD). Dengan demikian, masih terdapat 4 (empat) SKPD yang masih memiliki temuan yang berindikasi tindak pidana korupsi (berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan dalam kerangka Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung Tahun 2013). Capaian realisasi indikator ini melebihi target. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 17
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Gambar 2. Grafik Sasaran Menurunnya Temuan Pemeriksaan
Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi
Capaian realisasi indikator Persentase SKPD yang mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material, tidak dapat dibandingkan dengan capaian di tahun lalu, karena indikator ini merupakan indikator yang baru ada di tahun 2014 dan juga tidak memiliki pembanding dengan instansi lain, baik dengan Inspektorat Jenderal Kementerian dalam Negeri, Inspektorat Provinsi Jawa Barat maupun Inspektorat Kab/Kota se-Jawa Barat. Perbandingan yang dapat dilakukan adalah hanya dengan membandingkan capaian indikator ini dengan data awal yang terdapat di dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung. Jika dibandingkan dengan data awal yang terdapat dalam Renstra, persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material mengalami peningkatan sebesar 24,59% (dari 68.85% menjadi 93,44%). Adapun jika dibandingkan dengan target di Tahun 2018, yaitu tahun terakhir dari Renstra, realisasi indikator ini telah melebihi dari target yang ditetapkan di tahun 2018. Target di Tahun 2018 adalah sebesar 86,88% (53 SKPD dari 61 SKPD). Terdapat peningkatan pencapaian target sebesar 6,56% (dari 86,88% menjadi 93,44%) yang tidak mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material.
Telah banyak upaya yang dilakukan, baik oleh Inspektorat melalui
APIP Inspektorat maupun dalam bentuk kerjasama dengan KPK dan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Peran APIP dalam melaksanakan pengawasan adalah sebagai Quality Assurance, Consulting Partner dan Catalyst yang diimplementasikan melalui kegiatan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dan pemeriksaan umum (general audit) yang mengacu kepada isu strategis yang ada pada saat itu. Dengan demikian, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD yang tidak sesuai dengan
0,00%
50,00%
100,00%
150,00%
Indikator Kinerja Persentase SKPD yangmendapatkan temuan berindikasi tindak pidanakorupsi yang material
68,85% 73,77%93,44%
126,66%
86,88%
Data Awal Target Realisasi Capaian Kinerja Target Tahun 2018
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 18
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG peraturan perundang-undangan yang berlaku (terutama yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi) dapat diketahui melalui temuan hasil pemeriksaan yang muncul pada setiap SKPD pada saat pemeriksaan oleh APIP Inspektorat Kota Bandung. Diharapkan pada saat dilakukan pemeriksaan oleh aparat pengawas eksternal, kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sudah berkurang atau tidak ada sama sekali dengan adanya pemahaman yang lebih baik terhadap peraturan perundang-undangan dari SKPD.
Kerjasama dengan KPK dan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat
yang mendukung pencapaian sasaran ini adalah kegiatan sosialisasi dan Bimbingan Teknis yang berkaitan dengan pencegahan korupsi. Sasaran dari Kegiatan tersebut adalah SKPD dan APIP Inspektorat. Bahkan di Tahun 2014 Pemerintah Kota Bandung mendapatkan prestasi yaitu : 1. Penghargaan Gratifikasi sebagai Pemerintah Daerah dengan Unit
Pengendalian Gratifikasi (UPG) Terbaik Tahun 2014; 2. Penghargaan Gratifikasi sebagai Pemerintah dengan Jumlah Laporan
Gratifikasi Terbanyak dan 100% Tepat Waktu Tahun 2014. Keberhasilan pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui 2 (dua) Program, yaitu : 1) Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala dan kegiatan Inventarisasi Temuan Pengawasan;
2) Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem Prosedur Pengawasan melalui Kegiatan Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan.
3.2.2. Pencapaian Sasaran Meningkatnya implementasi SPIP
Sasaran Meningkatnya implementasi SPIP merupakan sasaran kedua dari Misi 1 diperoleh melalui indikator kinerja Persentase SKPD yang telah menerapkan SPIP level berkembang. Capaian kinerja indikator ini sebesar 114,24% dengan demikian realisasi dari indikator ini melebihi dari target yang telah ditetapkan (realiasasi sebesar 37,70%). Di tahun 2014 SPIP telah dilaksanakan oleh SKPD di dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya. Implementasi SPIP harus ditunjang dengan prosedur pengamanan yang memadai, ditaatinya peraturan yang berlaku dan semakin tingginya integritas aparatur pemerintah. Kriteria dari SKPD yang telah menerapkan SPIP level berkembang, diukur dari persentase SKPD yang telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Tipe penghitungan untuk indikator ini bersifat kumulatif.
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 19
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Adanya SOP dapat memperbaiki kinerja manajemen pemerintahan
atau kualitas pelayanan publik melalui perbaikan proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan. Dalam tahapan level berkembang, SKPD telah mulai menyusun infrasutruktur dalam pengendalian kegiatan. Infrastruktur yang dimaksud dalam indikator ini adalah adanya SOP pada setiap SKPD. Dari 61 (enam puluh satu) SKPD, yang telah membuat SOP sebanyak 23 (dua puluh tiga) SKPD (37,70%). Capaian Persentase SKPD yang telah menerapkan SPIP level berkembang yang merupakan indikator kinerja dari sasaran Meningkatnya implementasi SPIP secara lebih jelas diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.3
Target dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Implementasi SPIP
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2014 Realisasi sd Tahun
2014
Target Tahun 2018 (Akhir
RPJMD)
Target Realisasi % Capaian Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4/5) (7) (8) 1. Persentase
SKPD yang telah menerapkan SPIP level berkembang
Persentase 33,00% 37,70% 114,24% 37,70% 100%
Selama tahun 2014, di lingkungan Pemerintah Kota Bandung,
SKPD yang telah menyusun SOP sebesar 37,70% (23 SKPD dari 61 SKPD) dari target sebesar 33% (20 SKPD dari 61 SKPD). Dengan demikian, capaian realiasi indikator kinerja melebihi dari target yang telah ditetapkan. Capaian realisasi indikator ini melebihi target. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
Gambar 3. Grafik Sasaran Meningkatnya Implementasi SPIP
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
Indikator Kinerja Persentase SKPD yang telahmenerapkan SPIP level berkembang
3,28% 33,00% 37,70%
114,24%
100,00% Data Awal
Target
Realisasi
Capaian Kinerja
Realisasi s.d Tahun 2018
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 20
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Capaian indikator ini, tidak dapat dibandingkan dengan capaian
di tahun lalu, karena indikator ini merupakan indikator yang baru ada di tahun 2014 dan juga tidak memiliki pembanding dengan instansi lain, baik dengan Inspektorat Jenderal Kementerian dalam Negeri, Inspektorat Provinsi Jawa Barat maupun Inspektorat Kab/Kota se-Jawa Barat. Perbandingan yang dapat dilakukan adalah hanya dengan membandingkan capaian indikator ini dengan data awal yang terdapat di dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung. Jika dibandingkan dengan data awal yang tercantum dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung, indikator persentase SKPD yang telah menerapkan SPIP level berkembang mengalami peningkatan sebesar 30,42% (dari 3,28% (2 SKPD) menjadi 33,70%)). Adapun jika dibandingkan dengan target di Tahun 2018, yaitu tahun terakhir dari Renstra, realisasi indikator ini masih berada di bawah target yang ditetapkan di tahun 2018. Target di Tahun 2018 adalah sebesar 100% (seluruh SKPD telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang.
Pencapaian kinerja sasaran ini tidak terlepas dari upaya
Pemerintah Kota Bandung melalui Inspektorat dalam melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah kepada SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Pembinaan dilakukan baik dalam bentuk sosialisasi maupun bimbingan teknis yang berkaitan dengan SPIP, dimana pada tahun 2014, telah dilakukan bimbingan teknis kepada Satuan Tugas SPIP pada setiap SKPD. Selain itu melalui Pemeriksaan Reguler (Komprehensif) yang dilakukan oleh APIP Inspektorat Kota Bandung kepada SKPD, implementasi SPIP pada setiap SKPD dapat dimonitoring. Dan untuk dapat mencapai terget di akhir tahun renstra, diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik dari seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Disamping itu, alokasi anggaran yang memadai sangat diperlukan bagi tercapainya sasaran ini.
Keberhasilan pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui 2 (dua) program sebagai berikut : 1) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan : (1) Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala; (2) Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah; (3) Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif; (4) Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan; (5) Penyelesaian Reformasi Birokrasi.
2) Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem Prosedur
Pengawasan melalui Kegiatan Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan.
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 21
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG 3.2.3. Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kepatuhan terhadap Penyelesaian
Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal
Sasaran Meningkatnya kepatuhan terhadap penyelesaian tindaklanjut hasil pemeriksaan internal dan eksternal merupakan sasaran ke-3 pada Misi 1, sasaran ini diperoleh melalui 2 (dua) indikator kinerja, yaitu indikator kinerja Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang telah ditindaklanjuti dengan capaian kinerja sebesar 82,31% (tidak mencapai target) dan Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang telah ditindaklanjuti dengan capaian kinerja sebesar 100% (realisasi sesuai dengan target). Tipe penghitungan untuk indikator ini bersifat kumulatif. Tercapainya sasaran kinerja ini akan berdampak positif terhadap kepatuhan SKPD terhadap peraturan perundang-undangan. Karena adanya temuan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya aturan yang dilanggar. Dengan demikian peningkatan kepatuhan terhadap penyelesaian tindak lanjut, baik terhadap hasil pemeriksaan internal maupun ekternal secara langsung dapat menunjukkan adanya peningkatan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Realisasi indikator kinerja Secara rinci, capaian kedua indikator kinerja tersebut, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.4 Target dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kepatuhan terhadap
Penyelesaian Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2014 Realisasi sd Tahun
2014
Target Tahun 2018 (Akhir
RPJMD)
Target Realisasi % Capaian Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4/5) (7) (8) 1. Persentase
rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang telah ditindaklanjuti
Persentase 7,46% 6,14% 82,31% 6,14% 27,19%
2. Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang telah ditindaklanjuti
Persentase 11,50% 11,50% 100% 11,50% 28,76%
Data awal dalam Rencana Strategis Inspektorat (sampai dengan
tahun 2013) sebesar 100% (terdapat 228 rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang harus ditindaklanjuti dan belum mendapat status penyelesaian tindaklanjut “Selesai (S)”. Ke-228 (dua ratus dua puluh delapan) rekomendasi tersebut terdiri dari :
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 22
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG 1) Pemeriksaan Reguler (Komprehensif), sebanyak 38 (tiga puluh
delapan) rekomendasi; 2) Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu, sebanyak 190 (seratus
sembilan puluh) rekomendasi.
Pada tahun 2014 persentase rekomendasi yang ditargetkan untuk mendapatkan status penyelesaian tindak lanjut “Selesai” adalah sebesar 7,56% (17 rekomendasi). Akan tetapi realisasinya hanya sebesar 6,14% (14 rekomendasi). Dengan demikian target dari indikator ini tidak dapat tercapai. Akan tetapi meskipun realisasi capaian indikator ini tidak memenuhi target, jika dibandingkan dengan data awal yang terdapat di dalam Renstra, masih terdapat penurunan persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang harus ditindaklanjuti, yaitu sebesar 6,14% (dari 100% menjadi 93,86%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
Gambar 4. Grafik Sasaran Meningkatnya Kepatuhan terhadap
Penyelesaian Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal
Capaian indikator ini, tidak dapat dibandingkan dengan capaian
di tahun lalu, karena indikator ini merupakan indikator yang baru ada di tahun 2014 dan juga tidak memiliki pembanding dengan instansi lain, baik dengan Inspektorat Jenderal Kementerian dalam Negeri, Inspektorat Provinsi Jawa Barat maupun Inspektorat Kab/Kota se-Jawa Barat. Perbandingan yang dapat dilakukan adalah hanya dengan membandingkan capaian indikator ini dengan data awal yang terdapat di dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung. Jika dibandingkan dengan data awal yang tercantum dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung,
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Indikator Kinerja Persentaserekomendasi hasil pemeriksaaninternal yang telahditindaklanjuti
Indikator Kinerja Persentaserekomendasi hasil pemeriksaaneksternal yang telahditindaklanjuti
100,00%100,00%
7,46%11,50%
6,14% 11,50%
82,31%
100,00%
27,19% 28,76%
Data Awal Target RealisasiCapaian Kinerja Target Tahun 2018
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 23
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG masih terdapat penurunan persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang harus ditindaklanjuti, yaitu sebesar 6,14% (dari 100% menjadi 93,86%). Adapun jika dibandingkan dengan target terakhir dari Renstra, realisasi indikator ini masih berada di bawah target yang ditetapkan di tahun 2018. Target di Tahun 2018 adalah sebesar 27,19%.
Penyebab utama tidak tercapainya target Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang telah ditindaklanjuti salah satunya adalah adanya rekomendasi yang berhubungan dengan pengembalian uang ke Kas Daerah yang membutuhkan waktu yang agak lama dalam menindaklanjutinya (untuk mendapatkan status penyelesaian tindak lanjut selesai). Upaya yang telah dilakukan adalah dengan menyampaikan kembali surat untuk melakukan pemutakhiran data kepada SKPD dimaksud, yaitu melalui surat : 1) Nomor 700/255-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Kepala Satuan Polisi
Pamong Praja; 2) Nomor 700/254-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Direktur Utama
PD. Pasar Bermartabat; 3) Nomor 700/253-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Direktur Utama
PD. Air Minum; 4) Nomor 700/252-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Direktur Utama
PD. BPR; 5) Nomor 700/251-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Direktur RSKIA; 6) Nomor 700/250-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Sekretariat DPRD; 7) Nomor 700/198-Insp, tanggal 8 April 2014 dan Nomor 700/256-Insp,
tanggal 6 Mei 2014 kepada Dinas Pendidikan.
Selain dengan melakukan pemutakhiran data, upaya lain yang dilakukan adalah dengan mengundang setiap SKPD yang masih memiliki temuan untuk melakukan pembahasan dalam setiap temuan yang belum selesai. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan membentuk Tim Pendampingan Penyelesaian Tindak Lanjut bagi setiap SKPD.
Pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui Program
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan Tindaklanjut Hasil Temuan Pengawasan.
Indikator kinerja Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan
eksternal yang telah ditindaklanjuti realisasinya mencapai target. Yang dimaksud dengan rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal dalam indikator kinerja ini yaitu hasil pemeriksaan BPK RI dan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Barat. Akan tetapi pada data awal yang tercantum dalam Rencana Strategis Inspektorat (sampai dengan tahun 2013), temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Barat sudah seluruhnya mendapatkan status tindaklanjut selesai. Dengan demikian terdapat 403 (empat ratus tiga) rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang harus ditindaklanjuti dan belum mendapat status penyelesaian tindaklanjut “Selesai (S)”, yang merupakan rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI.
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 24
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Pada tahun 2014 persentase rekomendasi yang ditargetkan untuk
mendapatkan status penyelesaian tindak lanjut “Selesai” adalah sebesar 11,50% (26 rekomendasi) dan di tahun 2014 untuk mendapatkan status penyelesaian tindaklanjut “selesai”, seluruh dokumen yang terkait dengan penyelesaian tindaklanjut tersebut telah disampaikan oleh SKPD terkait ke BPK RI melalui Inspektorat. Namun demikian Pemerintah Kota Bandung belum menerima status penyelesaian tindak lanjut tersebut dalam bentuk dokumen Himpunan Rekapitulasi Hasil Pemantauan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI pada Pemerintah Kota Bandung Semester II 2014. Himpunan Rekapitulasi tersebut seharusnya dapat diterima oleh Pemerintah Kota Bandung pada Bulan Januari 2015.
Capaian indikator ini, tidak dapat dibandingkan dengan capaian di tahun lalu, karena indikator ini merupakan indikator yang baru ada di tahun 2014 dan juga tidak memiliki pembanding dengan instansi lain, baik dengan Inspektorat Jenderal Kementerian dalam Negeri, Inspektorat Provinsi Jawa Barat maupun Inspektorat Kab/Kota se-Jawa Barat. Perbandingan yang dapat dilakukan adalah hanya dengan membandingkan capaian indikator ini dengan data awal yang terdapat di dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung. Jika dibandingkan dengan data awal yang terdapat dalam Renstra, terdapat penurunan persentase rekomendasi yang harus ditindaklanjuti, yaitu sebesar 11,50% (dari 100% menjadi 88,50%). Adapun jika dibandingkan dengan target tahun terakhir dari Renstra, realisasi indikator ini masih berada di bawah target yang ditetapkan di tahun 2018. Target di Tahun 2018 adalah sebesar 28,76%.
Upaya yang dilakukan untuk pencapaian target ini adalah dengan
membentuk Tim Pendampingan Penyelesaian Tindak Lanjut BPK RI bagi setiap SKPD. Tim ini bertugas untuk mendampingi SKPD dalam menyelesaikan rekomendasi sampai dengan mendapatkan status tindak lanjut “Selesai”. Kegiatan yang dilakukan oleh Tim adalah menjadi konsultan pada saat SKPD memerlukan dan mendampingi SKPD pada saat berkonsultasi dengan pihak BPK RI. Selain itu, jugamenyampaikan status penyelesaian tindak lanjut kepada SKPD pada saat Himpunan Rekapitulasi Hasil Pemantauan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI pada Pemerintah Kota Bandung diterima oleh Pemerintah Kota Bandung dari BPK RI. Upaya lain adalah dengan menghadirkan auditor dari BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang berperan sebagai narasumber pada saat mendampingi SKPD dalam penyelesaian rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI.
Keberhasilan pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan Tindaklanjut Hasil Temuan Pengawasan. Tipe penghitungan untuk indikator ini bersifat kumulatif.
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 25
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG 3.2.4. Pencapaian Sasaran Meningkatnya Tertib Administrasi Barang
Sasaran Meningkatnya Tertib Administrasi Barang merupakan sasaran ke-4 pada Misi 1, pencapaian sasaran ini diperoleh melalui indikator kinerja Persentase SKPD yang tertib administrasi barang/aset daerah. Capaian kinerja indikator ini sebesar 175,05% dengan demikian realisasi tercapai melebihi target. Kriterianya adalah dengan melihat SKPD yang tidak memiliki temuan dalam aspek barang daerah. Indikator ini merupakan indikator revisi yang baru tercantum dalam renstra revisi Inspektorat. Dengan berkurangnya temuan SKPD dalam aspek barang daerah, akan menunjukkan adanya peningkatan tertib administrasi barang di SKPD tersebut. Tipe penghitungan untuk indikator ini bersifat kumulatif
Realisasi indikator kinerja ini sebesar 22,95%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.5
Target dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Tertib Administrasi Barang
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2014 Realisasi sd Tahun
2014
Target Tahun 2018 (Akhir
RPJMD)
Target Realisasi % Capaian Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4/5) (7) (8) 1. Persentase
SKPD yang tertib administrasi barang/aset daerah
Persentase 13,11% 22,95% 175,05% 22,95% 100%
Pada tahun 2014 telah ditetapkan target sebesar 13,11% (8
SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung tidak memiliki temuan di aspek barang daerah) ternyata realisasinya adalah sebesar 22,95% (14 SKPD) yang tidak memiliki temuan di aspek barang daerah. Dengan demikian realisasi indikator melebihi target. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 26
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Gambar 5. Grafik Sasaran Meningkatnya Tertib Administrasi Barang
Capaian indikator ini, tidak dapat dibandingkan dengan capaian di tahun lalu, karena indikator ini merupakan indikator yang baru ada di tahun 2014 dan juga tidak memiliki pembanding dengan instansi lain, baik dengan Inspektorat Jenderal Kementerian dalam Negeri, Inspektorat Provinsi Jawa Barat maupun Inspektorat Kab/Kota se-Jawa Barat. Realisasi pada indikator ini, tidak dapat dibandingkan dengan data awal, karena data awal berupa data yang tidak dapat ditentukan angkanya. Adapun jika dibandingkan dengan target terakhir dari Renstra, realisasi indikator ini masih berada di bawah target yang ditetapkan di tahun 2018. Target di Tahun 2018 adalah sebesar 100%.
Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (DPKAD) melakukan rekonsiliasi barang/aset daerah secara rutin dan Inspektorat baik pada saat melakukan general audit maupun pada saat melakukan reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung, berupaya secara terus menerus untuk melakukan penertiban terhadap administrasi barang/aset daerah. Upaya ini juga sebagai proses untuk dapat meraih opini BPK RI WTP (Wajar TanpaPengecualian) yang merupakan strategi ketujuh RPJMD yaitu meningkatnya akuntabilitas keuangan dan asset dengan arah kebijakan mewujudkan opini BPK : WTP, pada misi 2 urusan: otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, kepegawaian dan persandian.
Keberhasilan pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui Program : 1) Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala dan kegiatan Inventarisasi Temuan Pengawasan;
2) Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem Prosedur Pengawasan melalui Kegiatan Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan.
0,00%20,00%40,00%60,00%80,00%
100,00%120,00%140,00%160,00%180,00%
Indikator Kinerja Persentase SKPD yang tertibadministrasi barang/aset daerah
13,11% 22,95%
175,05%
100%
Target Realisasi Capaian Kinerja Target Tahun 2018
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 27
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG 3.2.5. Pencapaian Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandung
Sasaran Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung merupakan sasaran ke-5 pada Misi 1, sasaran ini diperoleh melalui indikator kinerja Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B. Capaian kinerja indikator ini sebesar 62,49% (tidak mencapai target), realisasi sebesar 16,39%. Tipe penghitungan untuk indikator ini bersifat non-kumulatif.
Evaluasi AKIP dilaksanakan untuk memperoleh umpan balik yang
objektif untuk perbaikan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Oleh sebab itu dengan semakin meningkatnya nilai evaluasi AKIP, diharapkan dapat mendorong SKPD untuk mewujudkan pencapaian akuntabilitas kinerja hasil organisasi secara konsisten sesuai dengan yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Secara rinci, pencapaian sasaran ini dapat dilihat melalui realisasi
indikator kinerja Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.6
Target dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2014 Realisasi sd Tahun
2014
Target Tahun 2018 (Akhir
RPJMD)
Target Realisasi % Capaian Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4/5) (7) (8) 1. Persentase
SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B
Persentase 26,23% 16,39% 62,49% 16,39% 96,83%
Realisasi indikator kinerja ini tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Target SKPD yang memiliki nilai evaluasi AKIP minimal B di Tahun 2014 tidak tercapai. Di Tahun 2014 (untuk AKIP TA. 2013) ditargetkan sebesar 26,23 % (16 SKPD) yang nilai hasil Evaluasi AKIPnya minimal B, akan tetapi realisasinya sebesar 16,39% (hanya 10 SKPD) yang nilai hasil evaluasi AKIP nya minimal B. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 28
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Gambar 6. Grafik Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Capaian indikator ini, tidak dapat dibandingkan dengan capaian
di tahun lalu, karena indikator ini merupakan indikator yang baru ada di tahun 2014 dan juga tidak memiliki pembanding dengan instansi lain, baik dengan Inspektorat Jenderal Kementerian dalam Negeri, Inspektorat Provinsi Jawa Barat maupun Inspektorat Kab/Kota se-Jawa Barat. Perbandingan yang dapat dilakukan adalah hanya dengan membandingkan capaian indikator ini dengan data awal yang terdapat di dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung. Jika dibandingkan dengan data awal (tahun 2013 untuk AKIP TA. 2012), terdapat penurunan sebesar 1,61 % (dari 18% menjadi 16,39%). Pada Kondisi awal (TA. 2013) terdapat 11 (sebelas) SKPD yang memiliki nilai hasil Evaluasi AKIP mnimal B, sementara itu di tahun berikutnya (TA. 2014) hanya 10 (sepuluh) SKPD yang memiliki nilai hasil Evaluasi AKIP minimal B. Adapun jika dibandingkan dengan target terakhir dari Renstra, realisasi indikator ini masih berada di bawah target yang ditetapkan di tahun 2018. Target di Tahun 2018 adalah sebesar 96,83%.
Pencapaian sasaran ini mengalami hambatan, yaitu dengan
adanya beberapa kelemahan di dalam dokumen SAKIP, mulai dari dokumen perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja maupun pencapaian sasaran kinerja. Oleh karena itu realisasi indikator kinerja ini tidak mencapai target. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung, dimulai dengan adanya koordinasi yang intensif dari 3 (tiga) SKPD (Bappeda, Bagian Organisasi dan Inspektorat) yang berperan sebagai leading sector dalam melakukan pembinaan dokumen SAKIP bagi seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Melakukan asistensi dalam rangka memperbaiki dokumen SAKIP pada seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dengan mengundang narasumber dari Kementerian Pendayagunaan
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Indikator Kinerja Persentase SKPD yang memilikiNilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B
18,00%26,23%
16,39%
62,49%
96,83%
Data Awal
Target
Realisasi
Capaian Kinerja
Target Tahun 2018
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 29
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah dengan melakukan studi banding ke berbagai kota/kabupaten yang telah lebih dahulu mendapatkan nilai evaluasi AKIP B.
Pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui Program
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan.
3.2.6. Pencapaian Sasaran Meningkatnya Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
Sasaran Meningkatnya Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
yang memiliki standar kompetensi merupakan sasaran ke-1 pada Misi 2, capaian sasaran ini diperoleh melalui indikator kinerja Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi. Capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 100 % (target tercapai). Realiasi indikator kinerja adalah 20%. Tipe penghitungan untuk indikator ini bersifat kumulatif.
Secara rinci, pencapaian sasaran ini dapat dilihat melalui realisasi
indikator kinerja Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi, seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.7
Target dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
yang Memiliki Standar Kompetensi
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2014 Realisasi sd Tahun
2014
Target Tahun 2018 (Akhir
RPJMD)
Target Realisasi % Capaian Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4/5) (7) (8) 1. Persentase
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
Persentase 20% 20% 100% 20% 100%
Realisasi indikator kinerja ini sebesar 20%. Di Tahun 2014
indikator kinerja ini ditargetkan sebesar 20% (sebanyak 12 orang APIP dari 60 APIP) dan seluruhnya terealisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 30
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Gambar 7. Grafik Sasaran Meningkatnya Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) yang Memiliki Standar Kompetensi Capaian indikator ini, tidak dapat dibandingkan dengan capaian
di tahun lalu, karena indikator ini merupakan indikator yang baru ada di tahun 2014 dan juga tidak memiliki pembanding dengan instansi lain, baik dengan Inspektorat Jenderal Kementerian dalam Negeri, Inspektorat Provinsi Jawa Barat maupun Inspektorat Kab/Kota se-Jawa Barat. Perbandingan yang dapat dilakukan adalah hanya dengan membandingkan capaian indikator ini dengan data awal yang terdapat di dalam Renstra Inspektorat Kota Bandung.Jika dibandingkan dengan data awal yang tercantum di dalam Renstra, terdapat kenaikan APIP yang memiliki standar kompetensi. Dari yang tidak memilki APIP yang mempunyai standar kompetensi (0%), menjadi memiliki APIP yang mempunyai standar kompetensi yaitu sebesar 20%. Adapun jika dibandingkan dengan target terakhir dari Renstra, realisasi indikator ini masih berada di bawah target yang ditetapkan di tahun 2018. Target di Tahun 2018 adalah sebesar 100%.
Peningkatan APIP yang memiliki standar kompetensi sangat diperlukan, mengingat peran APIP pada paradigma pengawasan yang baru adalah sebagai Quality Assurance, Consulting Partner dan Catalyst. Dalam mencapai sasaran ini tentunya tidak terlepas dari ketersediaan alokasi anggaran. Jumlah anggaran yang terbatas menjadi faktor penghambat pencapaian sasaran ini. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan ini adalah melakukan koordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah. Pada saat alokasi anggaran tidak mencukupi, Inspektorat mengajukan pembiayaan pengiriman peserta Diklat untuk dapat dibiayai oleh BKD. Upaya lain yang dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat atau dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPKP di Ciawi untuk dapat mengundang APIP
0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%90,00%
100,00%
Indikator Kinerja Persentase AparatPengawas Intern Pemerintah (APIP) yangmemiliki standar kompetensi
0,00%20,00% 20,00%
100,00%
20,00%
Data Awal
Target
Realisasi
Capaian Kinerja
Target Tahun 2018
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 31
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Inspektorat Kota Bandung pada saat ke-2 lembaga tersebut mengadakan kegiatan bimbingan teknis atau pendidikan dan pelatihan. Selain memiliki standar kompetensi, APIP juga harus memiliki rasio kecukupan. Dari hasil perhitungan kebutuhan Formasi Jabatan Fungsional yang telah dilaksanakan oleh Inspektorat yang tercantum dalam Internal Audit Capability Model (IA-CM) Inspektorat Kota Bandung, dari jumlah auditor yang ada pada saat ini sebanyak 17 orang, Inspektorat masih membutuhkan tambahan sebanyak 23 orang Auditor. Sementara itu jumlah Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) sudah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah auditor. Berbeda dengan auditor, jumlah P2UPD ditentukan berdasarkan quota yang diberikan, untuk Pemerintah Kota Bandung, quota yang diberikan sebanyak 48 orang dan sekarang sudah terisi sebanyak 44 orang. Kekurangan APIP ini, terutama untuk auditor, telah diajukan kepada Walikota Bandung melalui Badan Kepegawaian Daerah.
Keberhasilan pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui
Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan melalui kegiatan Pelatihan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan dan melalui kegiatan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Auditor.
3.2.7. Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kepuasan Stakeholder
Sasaran Meningkatnya Kepuasan Stakeholder merupakan sasaran ke-2 pada Misi 2, capaian sasaran pada tahun 2014, diperoleh melalui indikator kinerja Persentase aduan masyarakat atas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari. Capaian sasaran ini sebenarnya diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja, akan tetapi indikator kinerja Persentase SKPD yang menyatakan puas atas layanan Inspektorat Kota Bandung, belum dimasukan ke dalam penetapan kinerja TA. 2014. Capaian kinerja indikator ini adalah sebear 100%, dalam arti realisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Realisasi indikator ini sebesar 100% sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Tipe penghitungan untuk indikator ini bersifat non-kumulatif.
Kepuasan stakeholder salah satunya dapat terlihat dalam terselenggaranya pelayanan publik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pada saat ada aturan yang dilanggar, akan muncul pengaduan dari stakeholder yang menyatakan tidak puas atas layanan publik yang telah diberikan. Begitu juga dengan lamanya penanganan pengaduan yang dilaporkan. Semakin cepat penanganan pengaduan yang dilakukan, kepuasan stakeholder akan semakin meningkat. Secara rinci, realisasi capaian sasaran kinerja ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 32
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Tabel 3.8
Target dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kepuasan Stakeholder
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2014 Realisasi sd Tahun
2014
Target Tahun 2018 (Akhir
RPJMD)
Target Realisasi % Capaian Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4/5) (7) (8) 1. Persentase
aduan masyarakat atas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari
Persentase 100% 100% 100% 100% 100%
Seluruh pengaduan masyarakat yang diterima oleh Inspektorat,
sebanyak 6 (enam) aduan yang berkaitan dengan pelayanan publik, seluruhnya ditindaklanjuti dengan demikian realisasinya 100%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
Gambar 8. Grafik Sasaran Meningkatnya Kepuasan Stakeholder
Capaian indikator ini, tidak dapat dibandingkan dengan capaian
di tahun lalu, karena indikator ini merupakan indikator yang baru ada di tahun 2014 dan juga tidak memiliki pembanding dengan instansi lain, baik dengan Inspektorat Jenderal Kementerian dalam Negeri, Inspektorat Provinsi Jawa Barat maupun Inspektorat Kab/Kota se-Jawa Barat.Jika dibandingkan dengan data awal yang tercantum dalam Renstra, persentase aduan masyarakat atas pelayanan publik 100% ditindaklanjuti
0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%90,00%
100,00%
Indikator Kinerja Persentase aduan masyarakatatas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalamwaktu 14 hari
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
Data Awal
Target
Realisasi
Capaian Kinerja
Target Tahun 2018
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 33
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG dalam waktu 14 hari. Waktu 14 hari in, dihitung sejak diterimanya surat pengaduan tersebut oleh Inspektorat. Adapun jika dibandingkan dengan target terakhir dari Renstra, realisasi indikator ini sudah sesuai dengan target yang ditetapkan di tahun 2018. Di setiap tahun, target yang ditetapkan adalah 100% (seluruh aduan masyarakat atas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari).
Keberhasilan pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan Penanganan Kasus Pengaduan di lingkungan Pemerintah Daerah.
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Selama tahun 2014 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja yang ingin dicapai Inspektorat Kota Bandung, dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung. Total Anggaran Inspektorat Kota Bandung adalah sebesar Rp 19.500.106.776,00 sedangkan realisasi anggaran mencapai Rp 18.804.137.075,00 atau dengan serapan dana APBD mencapai 96%, dengan demikian dapat terdapat silpa sebesar Rp 695.969.701. Hal ini merupakan penghematan penggunaan anggaran.
Struktur Belanja Inspektorat sebesar Rp 19.500.106.776,00 terdiri dari :
1. Anggaran Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 9.100.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 8.842.011.791,00 (97%);
2. Anggaran Belanja Langsung sebesar Rp 10.400.106.776 dengan realisasi sebesar Rp 9.962.125.284 (96%) yang terbagi atas : 1) Anggaran untuk pelaksanaan 3 (tiga) program yang bersifat umum
dipergunakan untuk mendukung pencapaian sasaran organisasi sebesar Rp 1.517.843.676,00 dengan realisasi sebesar Rp 1.403.795.974,00 (92,49%);
2) Anggaran untuk pelaksanaan 3 (tiga) program yang bersifat teknis yang dipergunakan untuk pencapaian 7 (tujuh) sasaran dengan 8 (delapan) indikator kinerja sebesar Rp 8.768.163.100,00 dengan realisasi sebesar Rp 8.558.329.310,00 (97,61%).
Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan
pencapaian target kinerja setiap sasaran pada Inspektorat Kota Bandung tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 34
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Tabel 3.9
Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014
No. Sasaran Indikator
Kinerja Target Realisasi % Pagu Anggaran (Rp)
Realisasi Anggaran (Rp) %
1. Menurunnya temuan pemeriksaan kasus tindak pidana korupsi
Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material
73,77% 93,44% 126,66% 4.762.265.000,00 4.762.144.610,00 100,00
2. Meningkatnya implementasi SPIP
Persentase SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang
33% 40,98% 124,18% 1.131.697.200,00 1.086.250.403,00 95,98
3. Meningkatnya kepatuhan terhadap penyelesaian tindaklanjut hasil pemeriksaan internal dan eksternal
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang harus ditindaklanjuti
7,46% 1,32% 17,69%
908.425.900,00 888.758.009.00 97,83 Persentase
rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang harus ditindaklanjuti
11,50% 11,50% 100%
4. Meningkatnya tertib administrasi barang
Persentase SKPD yang tertib administrasi barang/aset daerah
13,11% 22,95% 175,05% 108.025.000,00 107.891.750,00 99,88
5. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung
Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B
26,23% 16,39% 62,49% 1.127.465.000,00 1.074.696.038,00 95,32
6. Meningkatnya Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
20% 20% 100% 648.985.000,00 557.316.900,00 85,88
7. Meningkatnya kepuasan stakeholder
Persentase aduan masyarakat atas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari
100% 100% 100% 81.300.000,00 81.271.600,00 99,97
Jumlah 8.768.163.100,00 8.558.329.310,00 97.61
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 35
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG Dari tabel diatas dapat diketahui anggaran yang direncanakan dan dimanfaatkan untuk pencapaian misi organisasi serta tingkat efisisensi yang telah dilakukan oleh Inspektorat Kota Bandung pada tahun 2014. Adapun tingkat efisiensi terhadap aspek sumberdaya manusia masih belum optimal. Hal ini terlihat dari masih belum optimalnya ketersediaan jumlah auditor. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa jumlah auditor yang ada pada saat ini sebanyak 17 auditor dan masih diperlukan sebanyak 23 auditor.
Untuk analisis efisiensi, belum dapat dilakukan karena masih terdapat beberapa sasaran yang dibiayai oleh alokasi anggaran yang sama. Hal ini telah menjadi catatan kami untuk tahun 2016. Dimana di tahun 2016 akan terdapat revisi terkait sasaran dan program untuk mempermudah dalam melakukan analisis efisiensi.
LKIP Inspektorat Kota Bandung 36
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
BAB IV P E N U T U P
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Inspektorat Kota Bandung Tahun
2014 ini merupakan pertanggung jawaban tertulis atas penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance) Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014. Penyusunan LKIP ini merupakan langkah yang baik dalam memenuhi harapan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas LAKIP, sebagai upaya untuk penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagaimana diharapkan oleh semua pihak.
LKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014 ini dapat menggambarkan kinerja
Inspektorat Kota Bandung dan Evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai baik berupa kinerja kegiatan, maupun kinerja sasaran, juga dilaporkan analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan kegagalan.
Pada tahun 2014, pengukuran kinerja dilakukan terhadap 7 (tujuh) sasaran
dengan menggunakan 8 (delapan) indikator kinerja yg ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014. Dari 8 (delapan) indikator kinerja yang diukur dengan hasil sebagai berikut : a. Sebanyak 6 (enam) indikator kinerja (75%) capaiannya sesuai atau melebihi target
dengan rincian : - 3 (tiga) indikator kinerja capaiannya melebihi target; - 3 (tiga) indikator kinerja capaiannya sesuai target.
b. Sebanyak 2 (dua) indikator kinerja tidak mencapai target.
Tabel 4.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Kota Bandung
Tahun 2014
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA
1. Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material
73,77% 93,44% 126,66%
2. Persentase SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang
33% 37,70% 114,24%
3. Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang harus ditindaklanjuti
7,46% 6,14% 82,31%
4. Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang harus ditindaklanjuti
11,50% 11,50% 100%
LKIP Inspektorat Kota Bandung 37
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA
5. Persentase SKPD yang tertib administrasi barang/aset daerah 13,11% 22,95% 175,05%
6. Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B
26,23% 16,39% 62,49%
7. Persentase aduan masyarakat atas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari
100% 100% 100%
Tabel 4.2
Capaian Indikator Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA
1. Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
20% 20% 100%
Sebanyak 2 (dua) indikator kinerja tidak mencapai target, yakni : - Indikator kinerja Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang
telahditindaklanjuti. Penyebab utama tidak tercapainya target di atas adalah adanya rekomendasi yang berhubungan dengan pengembalian uang ke Kas Daerah yang membutuhkan waktu yang agak lama dalam menindaklanjutinya sampai mendapatkan status penyelesaian tindak lanjut selesai.
- Indikator kinerja Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B. Penyebab utama tidak tercapainya target di atas adalah adanya beberapa kelemahan di dalam dokumen SAKIP, mulai dari dokumen perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja maupun pencapaian sasaran kinerja.
Terhadap kinerja yang tidak mencapai target, perlu diupayakan penyempurnaan sebagai berikut : - Memberikan kesadaran dan pemahaman terhadap SKPD untuk menindaklanjuti
temuan hasil pemeriksaan sebagai salah satu upaya peningkatan akuntabilitas kinerja SKPD.
- Memberikan pemahaman kepada SKPD akan pentingnya dokumen SAKIP untuk mewujudkan pencapaian akuntabilitas kinerja hasil organisasi.
-
LKIP Inspektorat Kota Bandung 38
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
Selama tahun 2014 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan
tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja yang ingin dicapai Inspektorat Kota Bandung dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung. Inspektorat Kota Bandung dengan total nilai keseluruhan adalah sebesar Rp 19.500.106.776,00 sedangkan realisasi anggaran mencapai Rp 18.804.137.075,00 atau dengan serapan dana APBD mencapai 96%, dengan demikian dapat dikatakan tahun 2014 kondisi anggaran adalah silpa Rp 695.969.701. Hal ini merupakan upaya penghematan penggunaan anggaran agar lebih efisien. Dari anggaran belanja sebesar Rp 19.500.106.776,00 terdiri dari :
1. Anggaran Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 9.100.000.000,00 dengan realisasi
sebesar Rp 8.842.011.791,00 (97%).
Gambar 9. Grafik Alokasi Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Realisasinya
2. Anggaran Belanja Langsung sebesar Rp 10.400.106.776 dengan realisasi sebesar
Rp 9.962.125.284 (96%) yang terbagi atas : 1) Anggaran untuk pelaksanaan 3 (tiga) program umum untuk mendukung
pencapaian sasaran organisasi sebesar Rp 1.517.843.676,00 dengan realisasi sebesar Rp 1.403.795.974,00 (92,49%);
2) Anggaran untuk pelaksanaan 3 (tiga) program yang bersifat teknis yang dipergunakan untuk pencapaian 7 (tujuh) sasaran dengan 8 (delapan) indikator kinerja sebesar Rp 8.768.163.100,00 dengan realisasi sebesar Rp 8.558.329.310,00 (97,61%).
Gambar 10. Grafik Alokasi Anggaran Belanja Langsung dan Realisasinya
97%
3%
96%
4%
1 dari 2
VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN PROGRAM KEGIATAN
Terwujudnya Pengawasan Internal yang
berkualitas dan profesional menuju tata
kelola pemerintahan
yang baik
1. Meningkatkan Efektivitas
Pengawasan Internal
1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN
1. Menurunnya temuan pemeriksaan kasus tindak
pidana korupsi
1. Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi
tindak pidana korupsi yang material
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Pengawasan Internal secara Berkala
2. Meningkatnya implementasi SPIP
2. Persentase SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP
pada level berkembang
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan Daerah
3. Meningkatnya Kepatuhan terhadap
Penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan internal
dan eksternal
3. Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang harus
ditindaklanjuti
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan
4. Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang
harus ditindaklanjuti
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan
4. Meningkatnya tertib administrasi barang
5. Persentase SKPD yang Tertib administrasi barang/aset daerah
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Pengawasan Internal secara Berkala
LAMPIRAN I FORM RENSTRA
2 dari 2
VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN PROGRAM KEGIATAN2. Mewujudkan
Akuntabilitas Kinerja5. Meningkatnya
Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Pemerintah
Kota Bandung
6. Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan
2. Meningkatkan Profesionalisme
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
3. Mewujud Pelayanan yang Prima
6. Meningkatnya zona-zona integritas di
lingkungan Pemerintah Kota Bandung
7. Jumlah unit kerja di lingkungan Pemerintah kota Bandung yang mendapatkan
Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
4. Menjadikan Aparat Inspektorat Kota Bandung
yang dapat berperan sebagai Konsultatif dan
Katalis
7. Meningkatnya Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) yang memiliki standar
kompetensi
8. Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Pemeriksan dan Aparatur Pengawasan
Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksan dan Aparatur Pengawasan
8. Meningkatnya kepuasan stakeholder
9. Persentase SKPD yang menyatakan puas atas layanan
Inspektorat kota Bandung
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Penanganan Kasus Pengaduan di lingkungan
Pemda
10. Persentase Aduan masyarakat atas Pelayanan
publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Penanganan Kasus Pengaduan di lingkungan
Pemda
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
LAMPIRAN II
FORM INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENJELASAN
1. Menurunnya Temuan Pemeriksaan Kasus Tindak Pidana Korupsi
Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material
Formulasi/Rumusan Perhitungan : (Jumlah SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material di bagi jumlah SKPD) dikali 100%
Tipe Perhitungan : Komulatif
Sumber Data : BPK-RI
2. Meningkatnya implementasi SPIP
Persentase SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang
Formulasi/Rumusan Perhitungan : (Jumlah SKPD yang telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) SKPD dibagi Jumlah Seluruh SKPD) dikali 100%
Tipe Perhitungan : Komulatif
Sumber Data :
3. Meningkatnya kepatuhan terhadap penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan internal dan eksternal.
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang harus ditindaklanjuti
Formulasi/Rumusan (Jumlah rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang mendapatkan status tindak lanjut selesai dibagi Jumlah seluruh rekomendasi) x 100%
Tipe Perhitungan : Komulatif
Sumber Data :
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang harus ditindaklanjuti
Formulasi/Rumusan Perhitungan : (Jumlah rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang mendapatkan status tindak lanjut selesai dibagi Jumlah seluruh rekomendasi) x 100%
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENJELASAN
Tipe Perhitungan : Komulatif
Sumber Data : BPK-RI
4. Meningkatnya tertib administrasi barang
Persentase SKPD yang tertib administrasi barang/aset daerah
Formulasi/Rumusan Perhitungan : (Jumlah SKPD yang tidak mempunyai temuan administrasi barang/aset dibagi Jumlah seluruh SKPD) dikali 100%
Tipe Perhitungan : Komulatif
Sumber Data : BPK-RI
5. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung
Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B
Formulasi/Rumusan Perhitungan : (Jumlah SKPD yang nilai evaluasi AKIP nya minimal B dibagi jumlah seluruh SKPD pada Pemerintah Kota Bandung yang dievaluasi) x 100%
Tipe Perhitungan : Komulatif
Sumber Data : BPK-RI
6. Meningkatnya zona-zona integritas di lingkungan Pemerintah Kota Bandung
Jumlah unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang mendapatkan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)
Formulasi/Rumusan Perhitungan : (Jumlah unit kerja yang mendapatkan predikat BK/WBBM dibagiJumlah unit kerja yang diusulkan mendapatkan predikat WBBM) dikali 100%
Tipe Perhitungan : Komulatif
Sumber Data : BPK-RI
LAKIP Inspektorat Kota Bandung Tahun 2014
INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENJELASAN
7. Meningkatnya Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki standar kompetensi
Formulasi/Rumusan Perhitungan : (Jumlah APIP yang memiliki standar kompetensi dibagi jumlah seluruh APIP Inspektorat) dikali 100%
Tipe Perhitungan :
Komulatif
Sumber Data : BPK-RI
8. Meningkatnya kepuasan stakeholder
Persentase SKPD yang menyatakan puas atas layanan Inspektorat Kota Bandung
Formulasi/Rumusan Perhitungan : (Jumlah SKPD yang menyatakan puas dibagi jumlah seluruh SKPD) dikali 100%
Tipe Perhitungan : Komulatif
Sumber Data : BPK-RI
Persentase aduan masyarakat atas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari
Formulasi/Rumusan Perhitungan : Jumlah aduan masyarakat atas pelayanan publik yang ditindaklanjuti dalam waktu 14 hari dibagi jumlah aduan masyarakat atas layanan publik yang diterima Inspektorat
Tipe Perhitungan : Komulatif
Sumber Data : BPK-RI
Sumber Data : Inspektorat Tahun 2014
VISI : Terwujudnya pengawasan internal yang berkualitas dan profesional menuju tata kelola pemerintahan yang baik
MISI : 1. Meningkatkan efektivitass pengawasan internal2. Meningkatkan profesionalisme Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
INSTANSI : INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
1 4 5 6 7 8
Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat Masukan :- Dana Rp 6.000.000 4.191.000 69,85- SDM Orang 1 1 100,00Keluaran :- Jumlah Surat yang Dikirimkan Paket 1 1 100,00Hasil :- Terlaksananya penyampaian % 100 100 100,00
informasi kegiatan2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Masukan :
Sumber Daya Air dan Listrik - Dana Rp 150.000.000 129.721.250 86,48- SDM Orang 1 1 100,00Keluaran :- Jumlah sarana komunikasi, sum- Paket 1 1 100,00
ber daya air dan listrikHasil :- Terlaksananya kegiatan perkan- % 100 100 100,00
toran3. Penyediaan Jasa Peralatan dan Masukan :
Perlengkapan Kantor - Dana Rp 64.100.000 42.451.289 66,23- SDM Orang 1 1 100,00
Keluaran :- Jumlah peralatan kebersihan Paket 1 1 100,00- Jumlah dekorasi kantor yang Paket 1 1 100,00
disediakanHasil :- Terciptanya kebersihan dan ke- % 100 100 100,00
indahan kantor4. Penyediaan Jasa Pemeliharaan Masukan :
Indikator Kinerja Satuan Target
PENGUKURAN KINERJA KEGIATANTAHUN 2014
PROGRAM Ket.
2 3
Realisasi % PENCAPAIAN TARGET
KEGIATAN
Nama Kegiatan
1 4 5 6 7 82 3dan Perizinan Kendaraan Dinas/ - Dana Rp 29.079.000 17.410.800 59,87Operasional - SDM Orang 1 1 100,00
Keluaran :- Jumlah kendaraan yang terpelihara Buah 24 24 100,00- Jumlah kendaraan yang diperpan-
panjang Surat Kendaraan Bermo- Buah 24 24 100,00tornya
Hasil :- Tersedianya kendaraan Dinas/ Buah 24 24 100,00
Operasional yang layak jalan5. Penyediaan Jasa Kebersihan Masukan :
Kantor - Dana Rp 98.110.650 73.239.950 74,65- SDM Orang 3 3 100,00Keluaran :- Jumlah Cleaning Service Orang 3 3 100,00Hasil :- Meningkatnya kebersihan kan- % 100 100 100,00
tor6. Penyediaan Jasa Perbaikan Masukan :
Peralatan Pekerjaan - Dana Rp 30.000.000 18.080.000 60,27- SDM Orang 1 1 100,00Keluaran :- Jumlah pemeliharaan peralatan Paket 1 1 100,00
dan perlengkapan Kantor/RumahTangga
Hasil :- Meningkatnya kelayakan perala- % 100 100 100,00
tan dan perlengkapan Kantor/Rumah Tangga
7. Penyediaan Alat Tulis Kantor Masukan :- Dana Rp 89.050.000 89.017.210 99,96Keluaran :- Jumlah alat tulis kantor Paket 1 1 100,00Hasil :- Terlaksananya kegiatan perkan- % 100 100 100,00
toran8. Penyediaan Barang Cetakan dan Masukan :
Penggandaan - Dana Rp 80.000.000 79.789.140 99,74Keluaran :- Jumlah Cetakan dan Pengganda- Paket 1 1 100,00
anHasil :- Terlaksananya kegiatan perkan- % 100 100 100,00
toran
1 4 5 6 7 82 39. Penyediaan Komponen Instalasi Masukan :
Listrik/Penerangan Bangunan - Dana Rp 12.000.000 8.326.327 69,39Kantor Keluaran :
- Jumlah komponen instalasi lis- Paket 1 1 100,00trik/penerangan bangunan kantor
Hasil :- Terlaksananya kegiatan perkan- % 100 100 100,00
toran10. Penyediaan Bahan Bacaan dan Masukan :
Peraturan Perundang-undangan - Dana Rp 77.000.000 75.279.320 97,77Keluaran :- Jumlah Surat Kabar/Majalah Paket 1 1 100,00- Jumlah Iklan yang dipasang Paket 1 1 100,00Hasil :- Meningkatnya informasi yang % 100 100 100,00
diterima pegawai11. Penyediaan Makanan dan Minu- Masukan :
man - Dana Rp 108.254.026 89.557.047 82,73Keluaran :- Jumlah makanan dan minuman Paket 1 1 100,00
yang tersediaHasil :- Terlaksananya kegiatan perkan- % 100 100 100,00
toran12. Rapat-Rapat Koordinasi dan Masukan :
Konsultasi ke Luar Daerah - Dana Rp 197.400.000 197.147.790 99,87- SDM Orang 20 20 100,00Keluaran :- Jumlah kegiatan koordinasi Paket 1 1 100,00
antar unit kerja yang dilaksana-kan
Hasil :- Meningkatnya informasi hasil % 100 100 100,00
koordinasi antar unit kerja
Peningkatan Sarana dan Prasarana 1. Pengadaan Perlengkapan Gedung Masukan :Aparatur Kantor - Dana Rp 3.000.000 2.997.500 99,92
Keluaran :- Jumlah Souvenir/Cinderamata Paket 1 1 100,00Hasil :- Terlaksananya kegiatan perkan- % 100 100 100,00
toran2. Pengadaan Peralatan Gedung Masukan :
Kantor - Dana Rp 83.700.000 82.000.100 97,97
1 4 5 6 7 82 3Keluaran :- Jumlah komputer/PC Buah 8 8 100,00- Jumlah monitor Buah 8 8 100,00- Jumlah external hard disk Buah 8 8 100,00- Jumlah jam dinding Buah 13 13 100,00Hasil :- Terlaksananya kegiatan perkan- % 100 100 100,00
toran3. Pemerliharaan Rutin/Berkala Masukan :
Gedung Kantor - Dana Rp 91.400.000 80.609.220 88,19Keluaran :- Jumlah gedung yang dipeihara Buah 1 1 100,00Hasil :- Meningkatnya kelayakan pema- % 100 100 100,00
kaian gedung
4. Pemeliharaan rutin/berkala kenda- Masukan :raan dinas/operasional - Dana Rp 451.600.000 407.378.031 90,21
Keluaran :- Jumlah kendaraan dinas/opera- Buah 24 24 100,00
sional yang dipeliharaHasil :- Tersedianya kendaraan Dinas/ Buah 24 24 100,00
Operasional yang layak jalan
Peningkatan Disiplin Aparatur 1. Pengadaan Pakaian Khusus Masukan :Hari-Hari Tertentu - Dana Rp 11.250.000 6.600.000 58,67
Keluaran :- Jumlah pakaian Olah Raga yang Buah 30 30 100,00
tersediaHasil :- Meningkatnya disiplin aparatur % 100 100 100,00
melalui pemakaian seragamolahraga
Peningkatan Sistem Pengawasan 1. Pelaksanaan Pengawasan Internal Masukan :Internal dan Pengendalian Pelaksa- secara Berkala - Dana Rp ########### 4.762.144.610 100,00
naan Kebijakan Kepala Daerah - SDM Orang 77 77 100,00Keluaran : - Jumlah Laporan Hasil Pemerik- Laporan 86 86 100,00 saan Reguler dan TertentuHasil :- Meningkatnya pengawasan SKPD 66 66 100,00
internal pada SKPD
1 4 5 6 7 82 3Berkala
2. Penanganan Kasus Pengaduan di Masukan :lingkungan Pemerintah Daerah - Dana Rp 81.300.000 81.271.600 99,97
- SDM Orang 66 66 100,00Keluaran :Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan Kasus 12 12 100,00KhususHasil :Meningkatnya disiplin pegawai % 100 100 100,00
3. Pengendalian Manajemen Masukan :Pelaksanaan Kebijakan Kepala - Dana Rp 463.017.200 455.806.570 98,44
- SDM Orang 130 130 100,00Keluaran :- Jumlah Satuan Tugas SPIP Orang 100 100 100,00
yang mengikuti Bimtek SPIP- Jumlah Laporan Monitoring dan Laporan 1 1 100,00
Evaluasi Aksi Daerah Pencega-ahan dan PemberantasanKorupsi
- Jumlah Laporan Monitoring dan Laporan 1 1 100,00EvaluasiLaporan Gratifikasi
Hasil :- Meningkatnya Pengetahuan Orang 100 100 100,00
Satuan Tugas SPIP di Lingkung-an Pemerintah Kota Bandung
- Tersedianya informasi mengenai Laporan 1 1 100,00ADPKK
- Tersedianya informasi mengenai Laporan 1 1 100,00Gratifikasi
4. Inventarisasi Temuan Pengawasan Masukan :- Dana Rp 46.925.000 46.925.000 100,00- SDM Orang 14 14 100,00Keluaran :Jumlah Objek Pemeriksaan Objek 86 86 100,00
Pemerik-saan
Hasil :Meningkatnya informasi hasil pe- % 100 100 100,00
kegiatan pengawasan5. Tindak Lanjut Hasil Temuan Masukan :
Pengawasan - Dana Rp 908.425.900 888.758.009 97,83- SDM Orang 30 30 100,00
yang Memiliki Temuan
meriksaan sebagai bahan evaluasi
1 4 5 6 7 82 3Keluaran :- Berkurangya rekomendasi hasil % 100 53,56 53,56
pemeriksaan internal dan eksternal yang harus ditindaklanjuti
Hasil :- Meningkatnya kepatuhan SKPD % 100 100,00 100,00
terhadap penyelesaian rekomenda-si hasil pemeriksaan yang harus ditindaklanjuti
6. Koordinasi Pengawasan yang Masukan :Lebih Komprehensif - Dana Rp 126.680.000 117.555.173 92,80
- SDM Orang 20 20 100,00Keluaran :- Jumlah Laporan Kegiatan Koor- Laporan 5 5 100,00
dinasi PengawasanHasil :- Meningkatnya informasi hasil % 100 100 100,00
kegiatan pengawasan sebagai bahan perbaikan manajemenkinerja bagi objek pemeriksaan dan aparatur pengawas Inspek-rat
7. Evaluasi Berkala Temuan Hasil Masukan :Pengawasan - Dana Rp ########### 1.074.696.038 95,32
- SDM Orang 86 86 100,00Keluaran :- Jumlah Entitas Pelaporan Entitas 62 62 100,00
yang Direviu Pelaporan- Jumlah SKPD yang Dievaluasi SKPD 61 61 100,00
Akip- Jumlah Aparat Pengawasan Orang 70 70 100,00
yang Mengikuti PKS PenyusunanLAKIP
- Jumlah Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Ikhtisar 10 10 100,00Reguler dan Pemeriksaan Terten-tu yang Disusun
- Jumlah Dokumen LAKIP yang Dokumen 1 1 100,00Disusun
- Jumlah SKPD yang Mendapatkan SKPD 4 4 100,00Pendampingan dalam rangka Persiapan Evaluasi AKIP dariTim Kemenpan dan RB
Hasil :- Meningkatnya Sistim Pengendalian % 100 100,00 100,00
1 4 5 6 7 82 3Intern Pemerintah pada SKPD di Lingkungan Pemerintah KotaBandung
8 Penyelesaian Reformasi Birokrasi Masukan :- Dana Rp 542.000.000 512.888.660 94,63- SDM Orang 86 86 100,00Keluaran :- Persentase penyelesaian input % 100 100 100,00
Data dalam PMPRB on line- Jumlah Dokumen Evaluasi Dokumen 1 1 100,00
Jabatan pada InspektoratHasil :- Meningkatnya pelaksanaan penye- % 100 100 100,00
lesaian reformasi birokrasi pada Pemerintah Kota Bandung
Penataan dan Penyempurnaan 1. Penyusunan Kebijakan Sistem Masukan :Kebijakan Sistem dan Prosedur dan Prosedur Pengawasan - Dana Rp 61.100.000 60.966.750 99,78Pengawasan - SDM Orang 50 50 100,00
Keluaran :- Jumlah Rapelwal PKPT yang Dokumen 1 1 100,00
Disusun- Jumlah Renstra yang Tersusun Dokumen 1 1 100,00Hasil :- Terlaksananya kegiatan penga- % 100 100 100,00
wasanPeningkatan Profesionalisme 1. Pelatihan Tenaga Pemeriksa dan Masukan :Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Aparatur Pengawasan - Dana Rp 541.985.000 487.166.900 89,89Pengawasan - SDM Orang 86 86 100,00
Keluaran :Jumlah Aparat Pengawasan Orang 60 40 66,67yangMemiliki SertifikasiHasil :Meningkatnya kualitas aparatur pe- % 100 100 100,00ngawasan
2. Penilaian Angka Kredit Jabatan Masukan :Fungsional Auditor - Dana Rp 107.000.000 70.150.000 65,56
Keluaran :Jumlah dokumen penilaian angka Dokumen 30 30 100,00Kredit Jabatan Fungsional Auditordan P2UPDHasil :Meningkatnya tertib administrasi % 100 100 100,00
1 4 5 6 7 82 3penilaian angka kredit jabatan fungsional auditor dan P2UPD
Proses perencanaan yang dilakukan atas program dan kegiatan termuat dalam RPJM, Renstra dan RKA SKPD
Pembina Utama MudaNIP. 19620407 198302 1 002
Bandung, 5 Maret 2015
INSPEKTUR KOTA BANDUNG
KOSWARA, SE., Ak., MM, CFrA
FOTO KEGIATAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (AKIP) SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH (SKPD) TAHUN ANGGARAN 2014
FOTO KEGIATAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
FOTO KEGIATAN PERAN APIP SEBAGAI KONSULTAN DALAM
PENYELESAIAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN
FOTO KEGIATAN TINDAK LANJUT HASIL
PEMERIKSAAN
inspektoratkotabandung@yahoo.com
022 4207947
inspektoratkotabdg
www.inspektorat.bandung.go.id
www.lapor.go.id