LAKIP 2013 Inspektorat Daerah Kota Bontang
-
Upload
xcoprasetyo9369 -
Category
Documents
-
view
118 -
download
1
Transcript of LAKIP 2013 Inspektorat Daerah Kota Bontang
-
LAKIP Inspektorat Daerah Kota Bontang Tahun 2013
a
-
i
Pertama-tama kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan Rahmat-Nyalah maka Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Daerah Kota Bontang Tahun 2013 dapat diselesaikan dengan baik.
Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara menetapkan bahwa salah satu pencerminan best practices (penerapan kaidah-kaidah yang baik) dalam pengelolaan keuangan negara
yakni penerapan anggaran berbasis prestasi kerja (performance based budgeting). Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran untuk menyusun
laporan kinerja atau LAKIP sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran berbasis prestasi kerja pada instansi yang dipimpinnya. LAKIP merupakan hasil pengintegrasian
antara Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), sistem penganggaran, sistem perbendaharaan, dan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP). Dengan demikan, LAKIP merupakan alat akuntabilitas kinerja SKPD sekaligus media evaluasi untuk peningkatan kinerja SKPD di masa mendatang.
Selain untuk memenuhi ketentuan tersebut di atas, LAKIP Inspektorat Daerah Kota Bontang Tahun 2013 disusun sebagai perwujudan salah satu kewajiban pelaksanaan Instruksi
Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan juga dimaksudkan guna keperluan evaluasi internal (self evaluation) di lingkungan Inspektorat Daerah Kota Bontang dan database untuk memenuhi berbagai informasi kinerja yang diminta oleh berbagai sistem pelaporan.
Akhirnya tidak lupa diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tim Asistensi Penyusunan LAKIP atas masukannya guna penyempurnaan laporan ini.
Bontang, 27 Januari 2014 INSPEKTUR, Ir. HARI BAMBANG RIYADI Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19580420 198703 1 004
-
ii
LAKIP Inspektorat Daerah Tahun 2013 merupakan alat akuntabilitas kinerja Tahun ketiga dari rentang Renstra Inspektorat Daerah Tahun 2011-2016 sebagai sarana strategis
untuk melakukan evaluasi diri (self assesment) dalam rangka peningkatan kinerja di masa mendatang. Inspektorat Daerah telah melakukan review Renstra Tahun 2011-2016 pada
tahun 2013. Dengan demikian, informasi akuntabilitas kinerja yang disajikan telah mengacu
pada tujuan dan sasaran strategis hasil review Renstra Inspektorat Daerah Tahun
2011-2016. Walaupun demikian, perbandingan data kinerja yang dianalisis selama 3 (tiga) tahun tetap menggunakan data dasar (basedata) Tahun 2011, dikarenakan fungsi pengawasan daerah dilakukan secara dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan (series of actions and on going basis). Inspektorat Daerah Kota Bontang telah menetapkan Perjanjian Kinerja (Performance AgreementI) Tahun 2013 yang terdiri dari 10 (sepuluh) sasaran strategis dengan anggaran sebesar Rp5.336.607.000,00. Berdasarkan hasil evaluasi, penyerapan Anggaran Tahun 2013
sebesar Rp3.886.715.121,00 (72,83), dengan pencapaian kinerja sasaran strategis adalah
sebagai berikut :
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Meningkatnya fungsi dan pemanfaatan hasil pengawasan intern pemerintah daerah Kota Bontang
Rasio temuan BPK yang telah selesai ditindaklanjuti (IKU)
80% 71,40% 89,25%
Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP periode satu tahun sebelumnya (IKU)
100% 81,4% 81,4%
2. Terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah kota Bontang yang baik
Presentase kesesuaian LKPD Kota Bontang terhadap SAP (IKU)
96%
99,92% 104,08%
Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya (IKU)
35% 83,33% 238%
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD kota Bontang
Presentase jumlah SKPD yang akuntabilitas kinerjanya dengan
(IKU)
80% 80,95% 101,19%
-
iii
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
4. Terwujudnya efektivitas pelaksanaan penanggulangan dan pencegahan korupsi (PPK) Kota Bontang
Jumlah sasaran RAD PPK Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti
(immediate performance indicator)
7 Sasaran 6 sasaran 85,71%
5. Terwujudnya zona integritas di lingkungan Pemerintah Kota Bontang
Jumlah SKPD yang telah ditetapkan menjadi pilot project ZI menuju WBK/WBBM
(immediate performance indicator)
5 SKPD 5 SKPD 100%
6. Terwujudnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan pemerintah Kota Bontang
Jumlah SKPD yang telah memiliki profil PMPRB yang Baik
11 SKPD 10 SKPD 90,91%
7. Meningkatnya efektivitas penanganan kasus pengaduan masyarakat yang terbuka dan responsif
Persentase kasus pengaduan masyarakat yang telah selesai ditindaklanjuti (IKU)
100% 100% 100%
Terwujudnya penerapan SPIP Kota Bontang
Persentase Grand Design SPIP Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti (IKU)
100% 57,14% 57,14%
9. Meningkatnya kapasitas SDM pengawasan
Jumlah pembentukan jabatan fungsional APIP
(non kumulatif)
16 Jabfung APIP
12 Jabfung APIP
75%
10. Terwujudnya efektivitas perencanaan pengawasan dan pengelolaan tugas pengawasan daerah
Persentase konsistensi capaian kinerja tahunan Inspektorat Daerah dengan penugasan RPJMD Kota Bontang 2011-2016
90% 84,97% 94,41%
Persentase jumlah penyelesaian penugasan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kota
100% 100% 100%
-
iv
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
Bontang secara tepat waktu
Persentase pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan daerah yang telah didukung SOP
80% 80% 100%
Realisasi pencapaian Penetapan Kinerja yang diukur dengan ditetapkannya Indikator
Kinerja Utama (Key Performance Indicators) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1. Rasio temuan BPK yang telah selesai
ditindaklanjuti 80% 71,40% 89,25%
2. Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP periode
satu tahun sebelumnya
100% 81,4% 81,4%
3. Presentase kesesuaian LKPD Kota Bontang terhadap SAP
96%
99,92% 104,08%
4. Persentase penurunan jumlah temuan
ketidakpatuhan peraturan perundang-
undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
35% 83,33% 238%
5. Presentase jumlah SKPD yang akuntabilitas
80% 80,95% 101,19%
6. Persentase kasus pengaduan masyarakat yang
telah selesai ditindaklanjuti 100% 100% 100%
7. Persentase Grand Design SPIP Kota Bontang
yang telah ditindaklanjuti 100% 57,14% 57,14%
Salah satu capaian keberhasilan tahun 2013 berdasarkan hasil TLRHP BPK RI Perwakilan Provinsi Kaltim Semester II Tahun 2013 bahwa nilai temuan ketidakpatuhan pengelolaan keuangan daerah pemerintah daerah Kota Bontang tahun 2013 merupakan yang paling rendah bila
dibandingkan dengan pemerintah kab/kota/prov se-Kaltim lainnya.
-
v
Dari tabel tersebut di atas, 7 Indikator Kinerja Utama (IKU) mencapai di atas 80% (sangat baik), sedangkan 1 IKU yakni Persentase Grand Design SPIP Kota Bontang yang telah
ditindaklanjuti mencapai dibawah 70% (cukup baik). Dengan menggunakan metode Rata-Rata Kelompok, maka dapat disimpulkan bahwa pencapaian Penetapan Kinerja Tahun 2013
berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah 108% (Berhasil). Kendala dan permasalahan dalam pencapaian target IKU tersebut adalah:
1. Ruang lingkup pengawasan yang semakin luas, sedangkan alokasi anggaran, jumlah aparat pengawas dan prasarana maupun sarana yang mendukung tugas pengawasan
masih terbatas. 2. Beberapa SKPD belum seluruhnya menindaklanjuti rekomendasi hasil pengawasan oleh
Inspektorat Daerah maupun hasil pemeriksaan BPK RI. 3. Beberapa SKPD belum memahami penerapan SAKIP SKPD dan penyelenggaraan SPIP
secara baik.
Upaya pemecahan masalah yang dilakukan adalah: 1. Menerapkan sistem pengawasan intern berbasis manajemen resiko yakni kegiatan
pengawasan lebih diprioritaskan pada anggaran SKPD yang besar dan pertimbangan resiko sering terjadinya penyimpangan kegiatan baik secara administratif maupun
finansial. 2. Meningkatkan koordinasi dan pemantauan penyelesaian rekomendasi hasil pengawasan
Inspektorat Daerah maupun hasil pemeriksaan BPK RI pada SKPD/unit kerja terkait. 3. Melakukan koordinasi dengan Bagian Organisasi Setda untuk memberikan pendidikan
dan pelatihan penyusunan LAKIP SKPD. 4. Melakukan koordinasi dengan BPKP Perwakilan Provinsi Kaltim dalam rangka pemberian
sosialisasi implementasi SPIP.
-
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Dasar Pembentukan Organisasi ..................................................................................... 1
B. Aspek Strategis Organisasi ............................................................................................ 1
C. Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................................................... 2 D. Struktur Organisasi ............................................................................................................. 3
E. Sumber Daya Manusia ....................................................................................................... 3 F. Sarana dan Prasarana ......................................................................................................... 4
G. Sistematika Penyajian ........................................................................................................ 6
BAB II PERENCANAAN STRATEGIK .......................................................................................... 7
A. Perencanaan Strategis (Strategic Plan) Inspektorat Daerah ........................... 7 B. Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Daerah ............................................... 10
C. Penetapan Kinerja (TAPKIN) Inspektorat Daerah Tahun 2013 ......................... 11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................................... 15
A. Capaian Indikator Kinerja ................................................................................................. 15 B. Evaluai dan Analisa Capaian Kinerja ............................................................................ 17
C. Akuntabilitas Keuangan .................................................................................................... 51
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................................... 55
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................................................................. 57
Lampiran 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2013 Lampiran 2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2013
Lampiran 3 Pengukuran Kinerja (PK) Tahun 2011
-
1
A. DASAR PEMBENTUKAN ORGANISASI Inspektorat Daerah Kota
Bontang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota
Bontang Nomor 7 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga
Teknis Daerah sebagaimana telah
diubah menjadi Perda Nomor 5
tahun 2012. Inspekorat Daerah Kota Bontang merupakan unsur
pengawas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, dipimpin
oleh Inspektur bertanggung jawab langsung kepada Kepala Daerah
melalui Sekretaris Daerah.
B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI Pengawasan intern pemerintah daerah merupakan unsur manajemen
pemerintah yang penting mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance). Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah mengamanatkan Inspektorat
Daerah selaku Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah untuk memberikan jaminan
(reasonable assurance) bahwa pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana secara efektif dan efeseisn serta mempedomani ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Seiring perkembangan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menerapkan prinsip-prinsip good governance, fungsi Inspektorat Daerah Kota Bontang tidak lagi hanya bertindak sebagai pemeriksa, tetapi lebih banyak berfungsi sebagai katalisator perubahan (catalyst of change) dalam pencapaian visi dan misi pemerintah daerah. PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) menegaskan fungsi katalisator perubahan dari APIP modern terbagi dalam 3 (tiga) peran penting, yakni:
1. Penjamin mutu (quality assurance)
atas ketaatan, kehematan, efesiensi dan efektivitas
pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah;
2. Pemberi peringatan dini (early warning system)
meningkatkan efektivitas manajemen resiko dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah;
3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelola (consultative management) penyelenggaraan fungsi dan tugas instansi pemerintah.
-
2
Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan Inspektorat Daerah sangat strategis, karena tidak hanya menemukan terjadinya penyimpangan atau
penyelewenganyang telah terjadi, tetapi lebih pada upaya untuk mencegah terjadinya penyimpangan serta mengevaluasi efektivitas dan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kota Bontang. Sasaran pengawasan Inspektorat Daerah meliputi seluruh pegawai dan
SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bontang yang berada di dalam wilayah administratif Kota Bontang termasuk di dalamnya pelaksanaan APBD Kota Bontang
yang berada di luar wilayah administratif Kota Bontang. Ruang lingkup pengawasan Inspektorat daerah meliputi urusan pelaksanaan pemerintahan daerah yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Bontang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Daerah yang terdiri dari 26 (dua puluh enam)
urusan wajib dan 8 (delapan) urusan pilihan. Agar fungsi pengawasan dapat dilakukan secara terarah, efektif, efesien dan
terpadu, maka Pemerintah Kota Bontang menetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) setiap tahunnya yang disinergikan dengan kebijakan pengawasan
daerah oleh pemerintah provinsi Kaltim dan pemerintah pusat. Hal ini dilakukan bukan hanya memenuhi mandat ketentuan peraturan yang berlaku, tetapi juga agar
terciptanya sistem pengawasan yang terintegrasi secara nasional.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Tugas Pokok Tugas Inspektorat Daerah adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah daerah.
Fungsi Inspektorat Daerah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Perencanaan program pengawasan; 2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; 3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; 4. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan; 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
-
3
D. STRUKTUR ORGANISASI
E. SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah Pegawai pada Inspektorat Daerah Kota Bontang tahun 2013 sebanyak
37 (tiga puluh tujuh) orang Pegawai dengan komposisi tingkat pendidikan sbb:
NO. JENIS KELAMIN TINGKAT PENDIDIKAN TOTAL SD SMP SMA D1/D3 S1 S2
1 Pria 0 1 6 2 11 4 24
2 Wanita 0 0 0 1 10 2 13
Jumlah 1 6 3 21 6 37
INSPEKTUR
SEKRETARIS
KASUBAG PERENCANAAN PROGRAM & KEUANGAN PROGRAM & KEUANGAN
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH II
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH III
JABATAN FUNGSIONAL APIP
KASUBAG EVALUASI DAN PELAPORAN
KASUBAG UMUM
-
4
Jumlah pegawai Inspektorat Daerah berdasarkan golongan dan kepangkatannya pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut:
a. Golongan IV/c (Pembina Utama Muda) = 1 Orang b. Golongan IV/b (Pembina Tk. I) = 3 Orang
c. Golongan IV/a (Pembina) = 1 Orang d. Golongan III/d (Penata Tk. I) = 3 Orang
e. Golongan III/c (Penata) = 1 Orang f. Golongan III/b (Penata Muda Tk. I) = 8 Orang
g. Golongan III/a (Penata Muda) = 5 Orang h. Golongan II/d (Pengatur Tk. I) = 1 Orang
i. Golongan II/c (Pengatur) = 3 Orang j. Golongan II/b (Pengatur Muda Tk. I) = 7 Orang
k. Golongan II/a (Pengatur Muda) = 2 Orang l. Pegawai Non PNS = 2 Orang
Walaupun dengan kondisi pegawai yang ada telah dapat melaksanakan tugas
pengawasan daerah dengan baik, namun dari segi kuantitas masih dirasa kurang. Sesuai Surat Keputusan Sekretaris Daerah Kota Bontang Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Penetapan Hasil Pengukuran Analisis Beban Kerja (ABK) di Lingkungan Inspektorat Daerah, bahwa jumlah kebutuhan pegawai Inspektorat Daerah adalah sebanyak 49
orang, sedangkan kondisi existing pegawai adalah sebanyak 29 orang. Kondisi ini mengakibatkan Inspektorat Daerah masih memerlukan pegawai dalam kondisi ideal
sebanyak 20 orang.
F. SARANA DAN PRASARANA Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pengawasan, Inspektorat
Daerah Kota Bontang terus meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung
setiap tahunnya. Nilai aset yang dimiliki Inspektorat Daerah berdasarkan Laporan Keuangan Akhir Tahun 2013 per 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp2.737.913.878,00, sebanyak 380 unit. Aset dalam keadaan baik senilai Rp2.660.818.878,00 (97,18%) sebanyak 460
unit sedangkan aset dalam keadaan rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk
menunjang kegiatan operasional senilai Rp77.095.600,00 (2,82%) sebanyak 14 unit.
-
5
Komposisi aset Inspektorat Daerah tahun 2013 adalah sebagai berikut:
NO. INVENTARIS BARANG JUMLAH (UNIT) NILAI (Rp)
1. Alat-alat angkutan 21 1.145.448.893,00
2. Alat-alat kantor dan rumah tangga 427 1.413.703.134
3. Alat-alat studio dan komunikasi 6 13.077.111
4. Alat-Alat Laboratorium 4 31.749.000,00
5. Alat-alat Olah raga 1 7.615.140,00
6. Aplikasi SIM 1 49.225.000,00
7. Aset rusak 14 77.095.600,00
Total 474 2.737.913.878,00
Dari tabel di atas, diketahui bahwa alat-alat kantor dan rumah tangga mempunyai komposisi terbesar sebesar 89,21%, sedangkan aset tak berwujud
mempunyai komposisi terkecil sebesar 0,26%. Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan peralatan dan perlengkapan perkantoran menjadi perhatian dalam rangka pelaksanaan
tugas pengawasan daerah.
4.49%
91.24%
0.85%
0.21% 0.21% 2.99%
KOMPOSISI ASET BERDASARKAN JUMLAH UNIT
Alat-alat angkutan
Alat-alat kantor dan rumah tangga
Alat-alat studio dan komunikasi
Alat-Alat olah raga
Aplikasi SIM
Aset lain-lain (rusak)
-
6
G. SISTEMATIKA PENYAJIAN Pada dasarnya, LAKIP memberikan penjelasan pencapaian kinerja
(performance result) Inspektorat Daerah Kota Bontang tahun 2013. Capaian kinerja (performance result) dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja (Performance Agreement) sebagai tolak ukur kinerja tahunan organisasi. Analisa atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diindentifikasikan sejumlah celah kinerja
(performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa depan. Sistematika penyajian laporan ini berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 29 tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :
Bab I - Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas dasar pembentukan organisasi, aspek
strategis organisasi, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana kantor.
Bab II - Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menjelsakan secara ringkas dokumen
perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Inspektorat Daerah meliputi Renstra Inspektorat Daerah 2011-2016 dan
Penetapan Kinerja tahun 2013
Bab III - Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Inspektorat Daerah tahun 2013 terhadap pencapaian sasaran strategis tahun 2013 yang
memuat capaian indikator kinerja utama, evaluasi dan analisis capaian kinerja serta akuntabilitas keuangan.
Bab IV - Penutup, menjelaskan simpulan yang menyeluruh dari LAKIP Inspektorat
Daerah tahun 2013 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa mendatang.
-
7
A. RENCANA STRATEGIK (STRATEGIC PLAN) INSPEKTORAT DAERAH Inspektorat Daerah Kota Bontang telah melakukan review Rencana Strategis
(Renstra) tahun 2011-2016. Selain menjadi salah satu agenda kerja perencanaan
pembangunan daerah Kota Bontang, review Renstra Inspektorat Daerah juga merupakan hasil evaluasi dari dinamika pelaksanaan tugas pengawasan daerah Kota
Bontang selama tahun 2011-2012, termasuk adanya mandatoris baru dari kebijakan pengawasan daerah oleh pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, serta
memperhatikan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bontang yang terjadi. Review Renstra sangat penting dilakukan karena fungsi pengawasan
dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan (series of actions and on going basis).
Secara ringkas, substansi Review Renstra Inspektorat Daerah Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
1. VISI Visi Inspektorat Daerah Kota Bontang Tahun 2011-2016 adalah :
2. MISI Misi pertama yang harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran Inspektorat Daerah Kota
Bontang adalah:
Misi pertama Inspektorat Daerah bersifat outward looking yang memberikan manfaat langsung bagi stakeholders. Misi pertama tersebut menunjukkan peran Inspektorat Daerah Kota Bontang (core business) untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) kepada Kepala Daerah bahwa progam dan
Aparat Pengawas Internal yang Profesional dalam meningkatkan tata kelola
kepemerintahan Kota Bontang yang baik
1. Mewujudkan efektivitas peran pengawasan intern untuk peningkatan
kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kota Bontang
berdasarkan tata kelola kepemerintahan yang baik
-
8
kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh komponen pemerintahan Kota Bontang telah sesuai dengan tujuan organisasi guna pencapaian visi dan misi Kota Bontang
2011 2016 secara efektif, efesien serta dapat dipertanggugjawabkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Misi kedua Inspektorat Daerah adalah:
Misi kedua Inspektorat Daerah bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi internal organisasi. Misi kedua tersebut menunjukkan upaya internal Inspektorat Daerah memberikan dukungan teknis dan dukungan manajemen
(supporting) dalam rangka meningkatkan efektivitas peran pengawasan intern.
3. TUJUAN Tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut:
NO. TUJUAN INDIKATOR KINERJA
1. Meningkatkan akuntabilitas atas kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kota Bontang
a. Presentase jumlah SKPD yang memiiki tingkat ketaatan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah terhadap peraturan perundang-undangan dengan kategori
b. Opini LKPD Kota Bontang berpredikat WTP
c. Nilai evaluasi SAKIP Kota Bontang berpredikat "B"
2 Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (prinsip good governance) di lingkungan pemerintah Kota Bontang
a. Nilai PMPRB Kota Bontang dengan
b. Nilai efektivitas SPIP Kota Bontang
3. Meningkatkan kinerja manajemen internal Inspektorat dalam rangka efektivitas penyelesaian tugas pengawasan daerah
Tingkat tata kelola APIP Kota Bontang (Internal Audit Capability
2. Mengembangkan kapasitas pengawasan yang profesional dan kompeten
yang didukung kualitas manajemen internal yang memadai
-
9
4. SASARAN Sasaran strategis Inspektorat Daerah tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA
1. Meningkatnya fungsi dan pemanfaatan hasil pengawasan intern pemerintah daerah Kota Bontang
a. Presentase jumlah SKPD yang memiiki tingkat ketaatan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah terhadap peraturan perundang-undangan dengan kategori
b. Rasio temuan BPK yang telah selesai ditindaklanjuti
c. Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
2 Terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah kota Bontang yang baik
a. Presentase kesesuaian LKPD Kota Bontang terhadap SAP
b. Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan pengelolaan keuangan daerah Kota Bontang
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD kota Bontang
Presentase jumlah SKPD yang akuntabilitas
4. Terwujudnya efektivitas pelaksanaan penanggulangan dan pencegahan korupsi (PPK) Kota Bontang
Presentase sasaran RAD PPK Kota Bontang yang telah selesai ditindaklanjuti
5. Terwujudnya zona integritas di lingkungan Pemerintah Kota Bontang
Jumlah SKPD yang telah berpredikat ZI menuju WBK/WBBM (non komulatif)
6. Terwujudnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan pemerintah Kota Bontang
Jumlah SKPD yang telah memiliki profil PMPRB yang Baik (non komulatif)
7. Meningkatnya efektivitas penanganan kasus pengaduan masyarakat yang responsif
Persentase kasus pengaduan masyarakat yang telah selesai ditindaklanjuti
8. Terwujudnya penerapan SPIP Kota Bontang
a. Jumlah penyelesaian DA SKPD
b. Persentase jumlah SKPD yang telah melaksanakan Penilaian Risiko dengan metoda CSA
c. Persentase Grand Design SPIP Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti
9. Meningkatnya kapasitas SDM pengawasan
a. Jumlah pembentukan jabatan fungsional APIP (non komulatif)
-
10
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA
10. Terwujudnya efektivitas perencanaan pengawasan dan pengelolaan tugas pengawasan daerah
a. Persentase konsistensi capaian kinerja tahunan Inspektorat Daerah dengan penugasan RPJMD Kota Bontang 2011-2016
b. Persentase jumlah penyelesaian penugasan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kota Bontang secara tepat waktu
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT DAERAH Inspektorat Daerah telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai
alat ukur keberhasilan dalam mencapai tujuan dan/atau sasaran pengawasan daerah yang dapat digunakan sebagai fokus perbaikan kinerja di masa depan. Penetapan IKU
dengan memilih indikator kinerja yang mempunyai fokus pada perspektif stakeholders. Indikator kinerja yang berfokus pada perspektif internal business process (peningkatan kapaistas internal organisasi) dan capacity building (peningkatan kapasitas SDM) tidak ditetapkan menjadi IKU.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Daerah adalah sebagai berikut:
NO. SASARAN IKU
1. Meningkatnya fungsi dan pemanfaatan hasil pengawasan intern pemerintah daerah Kota Bontang
a. Presentase jumlah SKPD yang memiiki tingkat ketaatan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah terhadap peraturan perundang-undangan
b. Rasio temuan BPK yang telah selesai ditindaklanjuti
c. Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP
2 Terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah kota Bontang yang baik
a. Presentase kesesuaian LKPD Kota Bontang terhadap SAP
b. Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD kota Bontang
Presentase jumlah SKPD yang akuntabilitas kinerjanya dengan
-
11
NO. SASARAN IKU
4. Meningkatnya efektivitas penanganan kasus pengaduan masyarakat yang terbuka dan responsif
Persentase kasus pengaduan masyarakat yang telah selesai ditindaklanjuti
5. Terwujudnya penerapan SPIP Kota Bontang Persentase Grand Design SPIP Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti
C. PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) INSPEKTORAT DAERAH TAHUN 2013
Penetapan kinerja (performance agreement) pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja
yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja
antara lain adalah untuk : meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;
sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi; dan menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
Penetapan kinerja Inspektorat Daerah Kota Bontang tahun 2013 telah dilakukan perubahan sesuai Review Renstra Inspektorat Daerah tahun 2011-2016. Perubahan
penetapan kinerja tersebut dimaksudkan untuk menjaga konsistensi pencapaian perbaikan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan
arah kebijakan pengawasan daerah Kota Bontang tahun 2013 sebagaimana yang telah ditetapkan dalam SK Walikota Bontang Nomor 133 Tahun 2013 tentang Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT) Kota Bontang Tahun 2013 sebagai berikut:
1. Peningkatan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD/Unit Kerja lingkup
pemerintah kota Bontang 2. Percepatan menuju good governance, clean government, dan pelayanan publik
pada pemerintah Kota Bontang. 3. Menunjang tugas pengawasan lainnya.
Perubahan Penetapan Kinerja Inspekrorat Daerah Kota Bontang Tahun 2013 sbb:
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2013
1. Meningkatnya fungsi dan pemanfaatan hasil pengawasan intern pemerintah daerah Kota Bontang
a. Rasio temuan BPK yang telah selesai ditindaklanjuti
80%
b. Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP
100%
-
12
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2013
2. Terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah kota Bontang yang baik
a. Presentase kesesuaian LKPD Kota Bontang terhadap SAP
97%
b. Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
35%
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD kota Bontang
Presentase jumlah SKPD yang akuntabilitas kinerjanya dengan
60%
4. Terwujudnya efektivitas pelaksanaan penanggulangan dan pencegahan korupsi (PPK) Kota Bontang
Jumlah sasaran RAD PPK Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti
(immediate performance indicator)
7 Sasaran
5. Terwujudnya zona integritas di lingkungan Pemerintah Kota Bontang
Jumlah SKPD yang telah ditetapkan menjadi pilot project ZI menuju WBK/WBBM
(immediate performance indicator)
5 SKPD
6. Terwujudnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan pemerintah Kota Bontang
Jumlah SKPD yang telah memiliki profil PMPRB yang Baik (non kumulatif)
50%
7. Meningkatnya efektivitas penanganan kasus pengaduan masyarakat yang terbuka dan responsif
Persentase kasus pengaduan masyarakat yang telah selesai ditindaklanjuti
100%
8. Terwujudnya penerapan SPIP Kota Bontang
Persentase Grand Design SPIP Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti
100%
9. Meningkatnya kapasitas SDM pengawasan
Jumlah pembentukan jabatan fungsional APIP (non kumulatif)
16 Jabfung APIP
10. Terwujudnya efektivitas perencanaan pengawasan dan pengelolaan tugas pengawasan daerah
a. Persentase konsistensi capaian kinerja tahunan Inspektorat Daerah dengan penugasan RPJMD Kota Bontang 2011-2016
90%
b. Persentase jumlah penyelesaian penugasan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kota Bontang secara tepat waktu
100%
c. Persentase pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan daerah yang telah didukung SOP
80%
-
13
Rincian program dan kegiatan dalam Penetapan Kinerja Inspektorat Daerah tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari 13 (tiga belas) kegiatan
yaitu: a. Penyediaan Jasa Surat Menyurat;
b. Penyediaan Jasa Komunikasi dan Listrik; c. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional;
d. Penyediaan ATK; e. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
f. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor; g. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kerja;
h. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga; i. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan;
j. Penyediaan Bahan Logistik Kantor; k. Penyediaan Makanan dan Minuman;
l. Rapat Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah; m. Penyediaan Jasa Tenaga Administrasi/Teknis Perkantoran;
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari 3 (tiga) kegiatan,
yaitu:
a. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional; b. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;
c. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor;
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur terdiri dari 1 (satu) kegiatan yaitu Pengadaan Pakaian Khusus Hari Hari Tertentu.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, terdiri dari 3 (tiga)
kegiatan, yaitu: a. Pendidikan dan Pelatihan Formal;
b. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
c. Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu a. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran dan Prognosis Realisasi Anggaran
-
14
b. Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun c. Penyusunan Laporan Akuntabilitas
d. Review Renstra SKPD
6. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan KDH, terdiri dari 11 (sebelas) kegiatan yaitu:
a. Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala; b. Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH;
c. Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan; d. Optimalisasi dan Evaluasi LP2P bagi PNS;
e. Optimalisasi dan Evaluasi LHKPN bagi Penyelenggara Negara Kota Bontang; f. Peningkatan Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja;
g. Implementasi Sistem Akuntansi Pemerintah; h. Optimalisasi Peningkatan Kepatuhan pada Peraturan Perundang-Undangan;
i. Monitoring dan Evaluasi Implementasi INPRES Nomor 5 Tahun 2004; j. Rekonsiliasi Temuan Hasil Pengawasan
k. Monitoring Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kota Bontang. 7. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan,
terdiri dari 1 (satu) kegiatan yaitu Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja.
8. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
terdiri dari 2 (dua) kegiatan, yakni: a. Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
b. Implementasi SIMWASDA
9. Program Pengintensifikasian Penanganan Pengaduan Masyarakat, terdiri dari 1 (satu) kegiatan yakni Penanganan Kasus Pengaduan Masyarakat Kota Bontang
10. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, terdiri dari 1 (satu) kegiatan
yakni Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional
11. Program Penyelenggaraan SPIP, terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yakni: a. Sosialisasi Implementasi SPIP
b. Monitoring dan Evaluasi Implementasi SPIP c. Penyusunan Grand Design SPIP
-
15
A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA
Pengukuran tingkat pencapaian kinerja Inspektorat Daerah tahun 2013
dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran dalam Penetapan Kinerja tahun 2013 dengan realisasinya. Tingkat pencapaian kinerja
Inspektorat Daerah tahun 2013 adalah sebagai berikut:
SASARAN 1
Meningkatnya fungsi dan pemanfaatan hasil pengawasan intern pemerintah daerah Kota Bontang
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Rasio temuan BPK yang telah selesai ditindaklanjuti
80% 71,40% 89,25%
2. Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP
100% 81,4% 81,4%
SASARAN 2
Terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah kota Bontang yang baik
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Presentase kesesuaian LKPD Kota Bontang terhadap SAP
96%
99,92% 104,08%
2. Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
35% 83,33% 238%
SASARAN 3
Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD kota Bontang
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Presentase jumlah SKPD yang akuntabilitas
80% 80,95% 101,19%
SASARAN 4
Terwujudnya efektivitas pelaksanaan penanggulangan dan pencegahan korupsi (PPK) Kota Bontang
-
16
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Jumlah sasaran RAD PPK Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti
(immediate performance indicator)
7 Sasaran 6 sasaran 85,71%
SASARAN 5
Terwujudnya zona integritas di lingkungan Pemerintah Kota Bontang
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Jumlah SKPD yang telah ditetapkan menjadi pilot project ZI menuju WBK/WBBM (immediate performance indicator)
5 SKPD 5 SKPD 100%
SASARAN 6
Terwujudnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan pemerintah Kota Bontang
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Jumlah SKPD yang telah memiliki profil PMPRB yang Baik (non kumulatif)
11 SKPD 10 SKPD 90,91%
SASARAN 7
Meningkatnya efektivitas penanganan kasus pengaduan masyarakat yang terbuka dan responsif
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Persentase kasus pengaduan masyarakat yang telah selesai ditindaklanjuti
100% 100% 100%
SASARAN 8
Terwujudnya penerapan SPIP Kota Bontang
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Persentase Grand Design SPIP Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti
100% 57,14% 57,14%
SASARAN 9
Meningkatnya kapasitas SDM pengawasan
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Jumlah pembentukan jabatan fungsional APIP
(non kumulatif)
16 Jabfung
APIP
12 Jabfung
APIP
75%
-
17
SASARAN 10
Terwujudnya efektivitas perencanaan pengawasan dan pengelolaan tugas pengawasan daerah
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Persentase konsistensi capaian kinerja tahunan Inspektorat Daerah dengan penugasan RPJMD Kota Bontang 2011-2016
90% 84,97% 94,41%
2. Persentase jumlah penyelesaian penugasan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kota Bontang secara tepat waktu
100% 100% 100%
3. Persentase pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan daerah yang telah didukung SOP
80% 80% 100%
B. EVALUASI DAN ANALISA CAPAIAN KINERJA
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya fungsi dan pemanfaatan hasil pengawasan intern pemerintah daerah Kota Bontang
kinerja sbb:
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Rasio temuan BPK yang telah selesai ditindaklanjuti 80% 71,40% 89,25%
2. Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP
100% 81,4% 81,4%
Sasaran tersebut dicapai melalui Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan KDH yang operasionalisasinya didukung
kegiatan-kegiatan: 1. Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan;
2. Rekonsiliasi Temuan Hasil Pemeriksaan; 3. Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala;
4. Optimalisasi dan Evaluasi LP2P bagi PNS; 5. Optimalisasi dan Evaluasi LHKPN bagi Penyelenggara Negara Kota Bontang;
6. Monitoring dan Evaluasi Implementasi INPRES Nomor 5 Tahun 2004;
-
18
Penjelasan capaian masing-masing indikator kinerja sasaran strategis adalah sbb: 1. Rasio temuan BPK yang telah selesai ditindaklanjuti
penilaian kriteria hasil kinerja utama reformasi birokrasi, pada sub kriteria
penguatan manajamen internal kategori kecukupan pengungkapan (adequate disclosures). Sebagaimana diamanatkan dalam PP No. 06 Tahun 2008 tentang Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD), indikator kinerja tersebut juga merupakan salah satu Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan
pemerintah daerah pada aspek Pengambilan Kebijakan Daerah, sub aspek Efektivitas Perencanaan, Penyusunan, Pelaksanaan Tata Usaha, Pertanggungjawaban
dan Pengawasan APBD. Dengan demikian, indikator kinerja menjadi ukuran keberhasilan pemerintah Kota Bontang
menyelenggarakan otonomi daerah. Hasil rapat pemuktahiran data penyelesaian TLRHP BPK RI pada pemerintah daerah
prov/kab/kota se-Kaltim semester II Tahun 2013 pada tanggal 21 Januari 2014 diketahui bahwa jumlah LHP BPK RI pada Pemerintah Kota Bontang yang diterbitkan
tahun 2005 s.d. 2013 adalah sebanyak 15 LHP, total temuan sebanyak 229 temuan dengan 472 rekomendasi. Status penyelesaian rekomendasi tersebut adalah
sebagai berikut:
NO. LHP STATUS REKOMENDASI
TELAH SELESAI BELUM SESUAI DAN DALAM
PROSES
BELUM DITINDAK LANJUTI
TIDAK DAPAT DITINDAK LANJUTI
1. Neraca Awal Kota Bontang TA. 2004 6 2 - -
2. LKD Kota Bontang TA. 2004 11 1 - -
3 LKPD kota Bontang TA. 2005 31 3 - -
4. LKPD Kota Bontang TA. 2006 52 4 - -
5. Bantuan Parpol Kota Bontang TA. 2006 8 1 - -
6. LKPD Kota Bontang TA. 2007 28 3 - -
7. LKPD Kota Bontang TA. 2008 35 31 - -
8. Kinerja RSUD Kota Bontang 31 2 - -
9. Belanja Daerah kota Bontang TA. 2009 30 11 - -
10. LKPD Kota Bontang TA. 2009 12 10 - -
11. LKPD Kota Bontang TA. 2010 38 7 - -
12. Kinerja PDAM Kota Bontang TA. 2010-2011 28 13 - -
13. LKPD Kota Bontang TA. 2011 19 15 - -
14. Belanja Modal Jalan & Bangunan 2011-2012 6 12 - -
15. LKPD Kota Bontanng TA. 2012 2 20 - -
TOTAL 337 135 - -
Presentase Penyelesaian 71,40% 28,60% - -
-
19
Dari tabel tersebut diketahui bahwa jumlah rekomendasi LHP BPK RI dengan status telah
selesai mencapai 337 buah atau 71,40%, sedangkan jumlah rekomendasi dengan status dalam proses mencapai 135 buah atau 28,60% Dengan demikian, pencapaian indikator
kinerja rasio temuan BPK RI yang telah selesai ditindaklanjuti telah tercapai sebesar 89,25%
dari target kinerja tahun 2013 sebesar 80%. Walaupun demikian, pemerintah Kota Bontang telah menindaklanjuti seluruh rekomendasi
LHP BPK RI, tidak terdapat rekomendasi dengan status belum ditindaklanjuti dan rekomendasi dengan status tidak dapat ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan komitmen
pemerintah Kota Bontang yang kuat untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja keuangan
daerah.
Perkembangan capaian penyelesaian TLRHP BPK RI mulai tahun 2011 s.d. 2012 adalah sbb:
NO STATUS REKOMENDASI CAPAIAN (%)
SMT I 2011
SMT II 2011
SMT I 2012
SMT II 2012
SMT I 2013
SMT II 2013
1. Telah Selesai 68,59 63,82 64,35 71,06 75,93 71,4
2. Masih dalam proses 30,77 25,63 35,65 28,94 24,07 28,6
3. Belum ditindaklanjuti 0,64 10,55 - - - -
4. Tidak dapat ditindaklanjuti - - - - - -
Dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa penyelesaian TLRHP BPK RI berfluktuasi
selama 3 tahun periode Renstra. Penyelesaian TLRHP BPK RI yang telah selesai ditindaklanjuti mengalam capaian terendah pada semester II tahun 2012 sebesar
64,35%, sedangkan capaian tertinggi pada semester I tahun 2013 sebesar 75,93%.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
SMT I 2011 SMT II 2011 SMT I 2012 SMT II 2012 SMT I 2013 SMT II 2013
PERKEMBANGAN PENYELESAIAN TLRHP BPK RI
TELAH SELESAI MASIH DALAM PROSES
BELUM DITINDAKLANJUTI TIDAK DAPAT DITINDAKLANJUTI
-
20
Adapun pencapaian indikator kinerja rasio temuan BPK yang selesai ditindaklanjuti sampai dengan tahun 2013 adalah sbb:
Indikator Kinerja : Rasio Temuan BPK yang telah selesai ditindaklanjuti
NO URAIAN CAPAIAN (%)
SMT I 2011
SMT II 2011
SMT I 2012
SMT II 2012
SMT I 2013
SMT II 2013
1. Target 68,59 63,82 64,35 71,06 75,93 71,4
2. Realisasi 67,75 70 72,5 75 77,5 80
3. Capaian 101,23 91,93 88,75 94,75 97,97 89,25
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, terlihat bahwa indikator kinerja rasio
temuan BPK yang selesai ditindaklanjuti pada tahun 2012 tercapai sebesar 91,93%,
sedangkan pada tahun 2012 mengalami kenaikan tertinggi sebesar 94,75%. Untuk tahun 2013, capaian indikator tersebut mengalami penurunan sebesar 5,5% atau
tercapai sebesar 89,25% dari target tahun ketiga Renstra. Tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 terhadap target kinerja tahun
kelima Renstra tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA REALISASI
KINERJA S.D. TAHUN 2013
TARGET KINERJA
TAHUN 2016 CAPAIAN
1. Rasio temuan BPK yang telah selesai ditindaklanjuti
71,40% 90% 79,33%
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
SMT I 2011 SMT II 2011 SMT I 2012 SMT II 2012 SMT I 2013 SMT II 2013
PERS
ENTA
SE (%
)
PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RASIO TEMUAN BPK YANG SELESAI DITINDAKLANJUTI
Target Realisasi
-
21
Hambatan dalam pencapaian indikator kinerja tersebut adalah sbb: a. Terdapat penyelesaian rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI yang bersifat
administratif masih belum sepenuhnya dapat didukung dokumen yang lengkap dan sah. Hal ini dikarenakan sebelum diberlakukannya standar akuntansi
pemerintah pada sistem pengelolaan keuangan daerah Kota Bontang di tahun 2006, penatausahaan keuangan daerah masih belum dilaksanakan secara tertib
dan baik sehingga menyulitkan penelusuran dokumen dimaksud. b. Sistem dan prosedur pengelolaan aset BMD pemerintah Kota Bontang yang
belum sepenuhnya memadai. c. Masih adanya pemahaman yang berbeda terhadap penyelesaian rekomendasi
hasil pemeriksaan BPK RI oleh SKPD/unit kerja yang bersangkutan. d. Terdapat rekomendasi hasil pemeriksaan yang bersifat finansial yang
penyelesaiannya dilakukan secara bertahap. e. Rekomendasi hasil pemeriksaan berupa penetapan produk hukum daerah
seperti peraturan daerah, juklak/juknis maupun peraturan kepala daerah tidak dapat segera diselesaikan. Hal ini dikarenakan prosedur penetapan produk
hukum tersebut harus melibatkan beberapa stakeholder terkait, baik dari pihak pemerintah Kota Bontang, DPRD Kota Bontang maupun masyarakat
(komprehensif). Upaya pemecahan masalah adalah sbb:
a. Menyusun Rencana Aksi Menuju Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Road to unqualified opinion) yang apllicable.
b. Melakukan rekonsiliasi TLHP BPK RI secara berkala dengan SKPD/unit kerja
terkait yang diformalkan menjadi kegiatan Rekonsiliasi Temuan Hasil
Pemeriksaan untuk memudahkan pelaksanaan dan penganggarannya. c. Meningkatkan peran Majelis TPTGR untuk mempercepat penyelesaian
rekomendasi hasil pemeriksaan BPK yang bersifat finansial. d. Meningkatkan koordinasi yang lebih komprehensif pada stakeholders terkait
dalam rangka penyelesaian produk hukum sesuai rekomendasi TLRHP BPK. e. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya penyelesaian TLHP BPK RI guna
meningkatkan akuntabilitas keuangan daerah yang transparan dan patuh
ketentuan perundang-undangan.
-
22
2. Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP
Hasil Rapat Pemuktahiran Data TLHP PKPT Tahun 2012 Inspektorat kab/kota se-Kaltim tanggal 20 Juni 2013, realisasi PKPT Kota Bontang Tahun 2012 adalah
sebanyak 26 LHP dengan 43 rekomendasi. Tingkat penyelesaian rekomendasi LHP tersebut adalah sbb:
a. Rekomendasi yang telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 35 rekomendasi atau 81,4%
b. Rekomendasi yang masih dalam proses ditindaklanjuti sebanyak 3 rekomendasi atau 6,98%
c. Rekomendasi yang belum ditindaklanjuti sebanyak 5 rekomendasi atau 11,62% Dengan demikian, capaian indikator kinerja persentase penyelesaian tindak
lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP periode satu tahun sebelumnya tahun 2013 adalah sebesar 81,4%.
Perkembangan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun 2013 adalah sbb:
Indikator Kinerja : Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP
NO. URAIAN TAHUN 2011 TAHUN 2012
TAHUN 2013
1. Rekomendasi yang telah selesai ditindaklanjuti 100% 63,28% 81,4%
2. Rekomendasi masih dalam proses ditindaklanjuti - 20,31% 6,98%
3. Rekomendasi yang belum ditindaklanjuti - 16,41% 11,62%
Dari tabel dan grafik tersebut di atas terlihat bahwa indikator kinerja persentase
penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP periode satu tahun sebelumnya pada tahun 2011 tercapai sebesar 100%, sedangkan di tahun 2012
0
20
40
60
80
100
2011 2012 2013
PPER
SENT
ASE
(%)
PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PERSENTASE PENYELESAIAN TLHRP APIP PERIODE SATU TAHUN SEBELUMNYA
Telah Selesai Dalam Proses Belum Ditindaklanjuti
-
23
mengalami penurunan sebesar 36,72% atau tercapai sebesar 63,28%. Untuk tahun 2013, capaian indikator kinerja tersebut mengalami kenaikan sebesar 18,12 % atau
tercapai sebesar 81,4%. Tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 terhadap target kinerja tahun kelima
Renstra tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA REALISASI
KINERJA S.D. TAHUN 2013
TARGET KINERJA
TAHUN 2016 CAPAIAN
1. Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP
81,40% 100% 81,40%
Kendala dan permasalahan yang dihadapi adalah sbb: a. Terdapat beberapa tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat
masih dalam proses penyelesaian secara bertahap oleh Obrik yang bersangkutan.
b. Masih adanya pemahaman yang berbeda terhadap penyelesaian rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat oleh Obrik yang bersangkutan.
Upaya pemecahan masalah antara lain meningkatkan koordinasi dan pemantauan
penyelesaian rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat pada Obrik terkait.
Sasaran Strategis 2
Terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah kota Bontang yang baik
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Kota Bontang yang baik dengan 2 (dua) indikator
kinerja memperlihatkan capaian kinerja sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Presentase kesesuaian LKPD Kota Bontang terhadap SAP
96%
99,92% 104,08%
2. Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
35% 83,33% 238%
-
24
Sasaran tersebut dicapai melalui Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan KDH yang operasionalisasinya didukung
kegiatan-kegiatan: 1. Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH;
2. Implementasi Sistem Akuntansi Pemerintahan
Penjelasan capaian masing-masing indikator kinerja sasaran adalah sbb:
1. Presentase kesesuaian LKPD Kota Bontang terhadap SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaan keuangan yang baik adalah tingkat
kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI. Indikator kinerja
membandingkan angka koreksi neraca dengan nilai total neraca LKPD Kota Bontang yang diperoleh dari LHP BPK RI atas LKPD Kota Bontang pada LHP atas
Laporan Keuangan (Buku I). Laporan keuangan Pemerintah Kota Bontang telah mendapatkan opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) tahun 2008-2012. Agar laporan keuangan
Pemerintah Kota Bontang disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), maka Inspektorat Daerah telah melakukan reviu atas
laporan keuangan sebelum diaudit oleh BPK RI dan reviu RAPBD sebelum disahkan menjadi APBD.
Dari hasil pemeriksaan LKPD Kota Bontang tahun 2012, BPK RI telah melakukan
koreksi saldo neraca senilai Rp3.419.672.813,24 dari total saldo neraca senilai Rp4.344.452.432.820,88 atau sebesar 0,08%. Dengan demikian kesesuaian
LKPD Kota Bontang terhadap SAP adalah sebesar 99,92% dari target perjanjian kinerja sebesar 96% atau mencapai 104,08%.
Perkembangan capaian indikator kinerja tahun 2013 adalah sbb:
Indikator Kinerja : Presentase kesesuaian LKPD Kota Bontang terhadap SAP
NO. URAIAN TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013
1. Target 95% 95,5% 96%
2. Realisasi 98,34% 96,51% 99,92%
3. Capaian 103,52% 101,06% 104,08%
-
25
Tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 terhadap target kinerja tahun kelima Renstra tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA
REALISASI KINERJA
S.D. TAHUN 2013
TARGET KINERJA TAHUN 2016
CAPAIAN
1. Presentase kesesuaian LKPD Kota Bontang terhadap SAP
99,92% 97% 103,01%
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator kinerja adalah:
a. Penyelenggaraan pelaporan dan akuntansi SKPD telah berjalan cukup baik. b. Kegiatan asistensi dan rekonsiliasi pelaporan keuangan SKPD yang
dilakukan secara berkala.
Hambatan/permasalahan yang signifikan dihadapi dalam pencapaian indikator
kinerja tersebut adalah:
a. Pencatatan aset/barang milik daerah SKPD masih belum sepenuhnya memadai.
b. Penatausahaan investasi pemerintah daerah belum sepenuhnya memadai. c. Pelaksana penatausahaan keuangan SKPD tidak seluruhnya berlatar
pendidikan akuntansi sehingga pemahaman tentang sistem akuntansi pemerintahan masih kurang.
Upaya pemecahan masalah yang dilakukan adalah: a. Melakukan rekonisiliasi pelaporan aset/barang milik daerah SKPD setiap
semesternya, melengkapi dan penelusuran bukti-bukti sah aset/barang milik daerah yang masih belum lengkap melalui kerja sama dengan pihak
ketiga baik dengan DJKN maupun pihak swasta yang berkompeten. b. Melakukan koordinasi dengan stakeholders terkait untuk penatausahaan
investasi pemerintah daerah. c. Pemberian pendidikan dan pelatihan tentang standar akuntansi
pemerintah bagi pelaksana penatausahaan keuangan SKPD.
-
26
2. Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun
sebelumnyadalam Review Renstra Inspektorat Daerah tahun 2011-2016. Pencapaian
indikator kinerja ini memiliki arti penting karena memberikan gambaran komitmen pemerintah daerah Kota Bontang dalam pengelolaan keuangan
daerah yang taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Salah satu kriteria pemberian opini laporan keuangan pemerintah daerah
(LKPD) adalah penilaian kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. P Persentase penurunan jumlah temuan
ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
temuan LHP BPK RI atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan
(Buku III) LKPD Kota Bontang dengan nilai APBD audited, yang dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.
Berdasarkan LHP BPK RI atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan LKPD Kota Bontang TA. 2012 (Buku III), diketahui presentase nilai
temuan terhadap nilai APBD audited adalah 0,013%. Adapun presentase realisasi tahun 2012 adalah 0,078% atau terjadi penurunan yang signifikan
sebesar 83,33% dibandingkan tahun 2012.
Target pencapaian indikator kinerja tahun 2013 adalah sebesar 35%. Dengan
Persentase penurunan jumlah
temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
sebesar 238%. Perkembangan capaian indikator kinerja tahun 2013 adalah sbb:
-
27
Indikator Kinerja : Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
NO. URAIAN TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013
1. Target 35% 35% 35%
2. Realisasi 87,3% 14,7% 83,3%
3. Capaian 249% 42% 238%
Dari tabel dan grafik di atas, terlihat bahwa capaian indikator kinerja
2011 tercapai sebesar 249% mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2012 sebesar 42%. Hal ini terjadi
dikarenakan presentase nilai temuan ketidakpatuhan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di tahun 2009 sebesar 0,534% mengalami
penurunan yang signifikan pada tahun 2010 menjadi 0,068%. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan presentase nilai temuan ketidakpatuhan
sebesar 87,3% atau mencapai 249% dari target kinerja sebesar 35%. Pada tahun 2012, presentase nilai temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dari hasil pemeriksaan BPK RI atas LKPD Kota Bontang TA. 2011 adalah sebesar 0,078%. Apabila dibandingkan
pencapaian tahun 2011, maka terjadi penurunan realisasi indikator kinerja (gap) sebesar 72,6% atau mencapai 42% dari target kinerja.
Tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 terhadap target kinerja tahun
kelima Renstra tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
2010 2011 2012 2013
PER
SEN
TASE
(%
)
TAHUN
PERKEMBANGAN TEMUAN KETIDAKPATUHAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP APBD
-
28
NO. INDIKATOR KINERJA
REALISASI KINERJA
S.D. TAHUN 2013
TARGET KINERJA TAHUN 2016
CAPAIAN
1. Persentase penurunan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan keuangan daerah dibandingkan tahun sebelumnya
83,33% 35% 238%
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator kinerja adalah:
a. Inspektorat Daerah telah menempatkan posisinya menjadi mitra kerja (counter part) bagi SKPD, sehingga peran Inspektorat Daerah sebagai quality assurance dan consultative management maupun early warning system untuk meningkatkan ketaatan pengelolaan keuangan daerah SKPD terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku telah berjalan efektif dan baik.
b. Meningkatnya ketaatan SKPD dalam melaksanakan sistem pengelolaan keuangan daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Hambatan/permasalahan yang signifikan dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja tersebut adalah:
a. Masih terdapat pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa SKPD
yang belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Masih terdapat pertanggungjawaban keuangan daerah SKPD yang belum sesuai dengan standar/kebijakan daerah yang telah ditetapkan.
Upaya pemecahan masalah yang dilakukan adalah: a. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelesaian pelaksanaan
kegiatan pengadaan barang dan jasa SKPD yang memiliki resiko tinggi, baik secara adminitratif, teknis dan keuangan.
b. Meningkatkan sasaran kegiatan pengawasan yang berfokus pada pengelolaan keuangan daerah SKPD, antara lain pemeriksaan kas SKPD di
akhir tahun dan pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan SKPD.
-
29
Sasaran Strategis 3
Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD kota Bontang
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD kota Bontang dengan 1 (satu) indikator kinerja yakni presentase jumlah
SKPD yang akuntabilitas kinerjanya dengan kategori memperoleh capaian sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Presentase jumlah SKPD yang akuntabilitas kinerjanya dengan
80% 80,95% 101,19%
Hasil penilaian LAKIP SKPD juga termasuk salah satu indikator kriteria hasil
kinerja utama Reformasi Birokrasi, pada subkriteria penguatan manajemen internal komponen instansi pemerintah yang akuntabel. Inspektorat Daerah
telah melakukan evaluasi SAKIP SKPD di tahun 2013 pada 45 SKPD. Jumlah
Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang diterbitkan sebanyak 41 LHE SAKIP SKPD
atau kinerja output tercapai 93,33% dari target 45 SKPD. Adapun rincian hasil evaluasi SAKIP SKPD adalah sebagai berikut:
NO. NILAI JUMLAH (SKPD) %
1. AA (Memuaskan) 9 21,43
2. A (Sangat Baik) 12 28,57
3. B (Baik) 12 30,95
4. CC (Cukup Baik) 8 19,05
5. C (Agak Kurang) 0 -
6. D (Kurang) 0 -
T O T A L 41 100
-
30
Dari hasil evaluasi diketahui bahwa SAKIP bernilai baik (diatas CC) sebanyak
34 SKPD atau 80,59%, sedangkan bernilai cukup sebanyak 8 SKPD atau 19,05%. Dengan demikian capaian kinerja tersebut adalah sebesar 101,19%
dari target sebesar 60%. Sasaran tersebut dicapai melalui 2 (dua) program , yaitu: 1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Kebijakan KDH yang operasionalisasinya didukung kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja;
2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan, yang operasionalisasinya didukung kegiatan Pelatihan Teknis
Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja.
Adapun perbandingan pencapaian indikator kinerja presentase akuntabilitas
kinerja SKPD bernilai BAIK tahun 2010-2012 adalah sbb:
NO. NILAI 2011 2012 2013
1. AA (Memuaskan) 3,57 10,71 21,43
2. A (Sangat Baik) 28,57 14,28 28,57
3. B (Baik) 17,86 28,57 30,95
4. CC (Cukup Baik) 21,43 25 19,05
5. C (Agak Kurang) 7,14 14,28 -
6. D (Kurang) 21,43 7,14 -
TOTAL 100 100 100
20.00%
26.67%
28.89%
17.78%
0.00%
0.00%
6.66%
PRESENTASE NILAI EVALUASI SAKIP SKPD
AA
AA
B
CC
C
D
Belum Selesai
-
31
Perkembangan capaian indikator kinerja tahun 2011 s.d. 2013 adalah sbb:
Indikator Kinerja : Presentase jumlah SKPD yang akuntabilitas
NO. URAIAN TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 1. Target 60% 70% 80%
2. Realisasi 71,42% 53,57% 80,95%
3. Capaian 119,03% 76,52% 101,19%
Dari tabel dan grafik di atas, terlihat bahwa presentase jumlah SKPD yang
s.d. 2013. Realisasi kinerja tahun 2011 sebesar 71,42% menurun pada tahun
2012 menjadi 53,57%. Penurunan realisasi kinerja tersebut dikarenakan SAKIP SKPD tahun 2011 yang dievaluasi pada tahun 2012 merupakan masa transisi
RPJMD tahun 2006-2011 dan RPJMD tahun 2011-2016 sehingga terdapat
kendala dalam penyajian LAKIP SKPD.
Perkembangan (trend) hasil evaluasi SAKIP SKPD selama tahun 2011 s.d. 2013, memperlihatkan bahwa presentase SKPD yang akuntabilitas kinerjanya bernilai kurang (D) semakin berkurang setiap tahunnya. Persentase SAKIP
0
5
10
15
20
25
30
35
2011 2012 2013
PER
SEN
TASE
(%
)
TAHUN
PERKEMBANGAN NILAI EVALUASI SAKIP SKPD
AA A B CC C D
-
32
SKPD bernilai kurang pada tahun 2011 adalah sebanyak 21,43% mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 7,14% sedangkan hasil penilaian evaluasi
SAKIP SKPD tahun 2013 dengan kategori kurang (D) mencapai 0%. Hal ini menunjukkan komitmen kuat dari SKPD untuk meningkatkan penyelenggaraan
SAKIP SKPD. Tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 terhadap target kinerja tahun
kelima Renstra tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA
REALISASI KINERJA
S.D. TAHUN 2013
TARGET KINERJA TAHUN 2016
CAPAIAN
1. Presentase jumlah SKPD yang akuntabilitas kinerjanya dengan
80,95% 100% 80,95%
Walaupun capaian indikator kinerja tahun 2013 telah melampaui target kinerja yang telah ditetapkan, terdapat beberapa kendala dan permasalahan dalam
implementasi SAKIP SKPD berdasarkan hasil evaluasi antara lain adalah:
1. Pedoman penilaian evaluasi SAKIP SKPD yang diterbitkan oleh
Kementerian PAN dan RB yang selalu mengalami perubahan setiap
tahunnya, menyesuaikan perkembangan penerapan SAKIP instansi pemerintah. Hal ini berdampak sulitnya memperoleh standar penilaian
SAKIP yang baku.
2. Penyajian LAKIP SKPD yang informatif dan baik sesuai ketentuan masih
sangat kurang. LAKIP SKPD belum sepenuhnya memberikan data dan informasi pencapaian sasaran kinerja yang riil secara memadai. Kondisi
tersebut mengakibatkan evaluator kesulitan melakukan evaluasi SAKIP SKPD (professional adjustment yang cukup tinggi).
3. Beberapa pejabat SKPD yang mempunyai fungsi penyelenggaraan
perencanaan program belum seluruhnya memahami penerapan SAKIP.
4. Beberapa SKPD belum menindaklanjuti hasil evaluasi SAKIP SKPD tahun
sebelumnya.
5. Beberapa SKPD belum memilki perencanaan kinerja yang memadai,
permasalahan yang dominan adalah penetapan indikator kinerja yang SMART.
-
33
6. Dalam hal pengukuran kinerja SKPD, belum terdapat pedoman
pengumpulan data kinerja yang diformalkan dan diandalkan serta pengumpulan data kinerja belum dilakukan secara periodik dan
dievaluasi.
7. LAKIP SKPD yang dievaluasi umumnya belum menyajikan perbandingan
capaian kinerja pada tahun-tahun sebelumnya sesuai rentang Renstra
sebagai bahan evaluasi.
Upaya pemecahan masalah antara lain:
1. Berkoordinasi dengan Bagian Organisasi Setda agar melakukan workshop penyusunan LAKIP SKPD.
2. Berkoordinasi dengan Bagian Pemerintahan Setda agar melakukan
sosialisasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan administrasi kelurahan
dengan materi SAKIP Kelurahan.
3. Melakukan pemantauan atas penyelesaian rekomendasi LHE SAKIP SKPD
secara berkala.
4. Melakukan evaluasi atas Penetapan Kinerja SKPD sebelum ditetapkan.
Sasaran Strategis 4
Terwujudnya efektivitas pelaksanaan penanggulangan dan pencegahan korupsi (PPK) Kota Bontang
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran terwujudnya efektivitas pelaksanaan
penanggulangan dan pencegahan korupsi (PPK) Kota Bontang dengan 1 (satu) indikator kinerja yakni jumlah sasaran RAD PPK Kota Bontang yang telah
ditindaklanjuti memperoleh capaian sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Jumlah sasaran RAD PPK Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti (immediate performance indicator)
7 Sasaran
6 Sasaran 85,71%
Sasaran ini dicapai melalui Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan KDH yang operasionalisasinya pada kegiatan
Optimalisasi Peningkatan Kepatuhan pada Peraturan Perundang-Undangan.
-
34
Gubernur Kalimantan Timur melalui surat No.700/493/Itprov/2013 tanggal 6 Pebruari 2013, telah menetapkan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
dan Pemerintah Kota Samarinda sebagai Pilot Project Pelaksanaan Aksi PPK Daerah Tahun 2013. Walaupun tidak menjadi pilot project, Pemerintah Kota Bontang tetap melaksanakan aksi PPK Daerah Tahun 2013 dikarenakan tersedianya Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK) telah
menjadi target kinerja RPJMD Kota Bontang tahun 2011-2016. Selain itu, seluruh pemerintah daerah akan diwajibkan melaksanakan Aksi PPK Daerah
pada tahun 2014. SE Mendagri No. 356/2648/SJ tanggal 28 Mei 2013 tentang Petunjuk
Pemantauan dan Pelaporan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK), mengamanatkan Inspektorat Daerah melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan 7 (tujuh) aksi PPK Daerah.
jumlah sasaran RAD
indikator kinerja baru
bersifat jangka pendek (short term performace indicator) dalam Penetapan Kinerja tahun 2013. Pencapaian indikator kinerja tersebut untuk
penilaian awal implementasi aksi PPK Daerah Kota Bontang sebelum pelaksanaannya dievaluasi oleh UKP4 pada tahun 2014.
Hasil evaluasi pelaksanaan 7 (tujuh) aksi PPK Daerah Kota Bontang tahun 2013
adalah sbb:
NO. AKSI PPK CAPAIAN
1. Pembentukan lembaga PTSP Ada
2. Pelimpahan kewenangan penerbitan perizinan dan non perizinan di daerah ke PTPS
Ada
3. Publikasi standar PTSP Ada
4. Penyediaan sarana dan mekanisme penyelenggaraan penanganan pengaduan layanan PTPS
Ada
5. Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah Belum dilaksanak
an
6. Publikasi dokumen rencana pembangunan daerah dan rencana kerja satuan perangkat daerah (SKPD)
Ada
7. Pelaksanaan transparansi proses pengadaan barang dan jasa
Ada
-
35
Dari tabel tersebut di atas, terlihat bahwa dari 7 (tujuh) aksi PPK Daerah yang
harus dilaksanakan, telah dilaksanakan sebanyak 6 (enam) aksi atau tercapai 85,71%. Satu aksi PPK yang belum dilaksanakan adalah peningkatan tranparansi
pengelolaan anggaran daerah yakni publikasi pengelolaan anggaran pada website resmi pemerintah daerah.
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran strategis tersebut
adalah data dan informasi keuangan daerah yang akan dipublikasikan masih
dalam proses pengolahan. Upaya pemecahannya adalah menyelesaikan pengolahan data dan informasi pengelolaan keuangan daerah yang akan
dipublikasikan pada website resmi pemerintah daerah Kota Bontang.
Sasaran Strategis 5
Terwujudnya zona integritas di lingkungan Pemerintah Kota Bontang
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Terwujudnya zona integritas di lingkungan Pemerintah Kota Bontang dengan 1 (satu) indikator kinerja yakni
Jumlah penyelesaian penilaian awal SKPD yang menjadi pilot project ZI memperoleh capaian sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Jumlah SKPD yang telah ditetapkan menjadi pilot project ZI menuju WBK/WBBM (immediate performance indicator)
5 SKPD 5 SKPD 100%
pilot project ZI immediate
performance indicator) karena hanya dicapai pada tahun 2013 sebagai infrastruktur Zona Integritas pada Pemerintah Kota Bontang. Sasaran ini
dicapai melalui Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
-
36
Pengendalian Kebijakan KDH yang operasionalisasinya pada kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala.
Salah satu pelaksanaan Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi adalah pemerintah daerah melaksanakan program
wilayah bebas dari korupsi (WBK). Sebagai landasan operasionalnya, telah diterbitkan Peraturan Kementerian PAN dan RB No. 20 Tahun 2012 tentang
Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan No. 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wiyaha Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Inspektorat Daerah telah melakukan penilaian awal pada 5 (lima) SKPD yang
menjadi pilot project ZI menuju WBK/WBBM. Kelima SKPD yang akan dijadikan pilot project WBK adalah SKPD yang mempunyai orientasi langsung
pada pelayanan publik, yakni:
1. Badan Kepegawaian Daerah
2. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal 3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
4. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 5. RSUD
Sasaran Strategis 6
Terwujudnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan pemerintah Kota Bontang
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran strategis terwujudnya efektivitas
pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan pemerintah Kota Bontang dengan 1 (satu) indikator kinerja yakni Jumlah SKPD yang telah memiliki profil
RB SKPD memperoleh capaian sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Jumlah SKPD yang telah memiliki profil PMPRB yang Baik (kumulatif)
11 SKPD 10 SKPD 90,91%
-
37
Sasaran ini dicapai melalui Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan KDH yang operasionalisasinya pada kegiatan
Monitoring Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kota Bontang.
indikator kinerja baru tahun 2013 yang ditetapkan dalam Review Renstra Tahun 2011-2016. Pencapaian indikator kinerja sasaran strategis tersebut
memiliki arti penting karena profil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (PMPRB) SKPD menjadi gambaran keberhasilan pelaksanaan
reformasi birokrasi pada pemerintah daerah Kota Bontang. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) merupakan instrumen penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan
secara mandiri (self assessement). Agar pelaksanaan PMPRB pemerintah daerah Kota Bontang berjalan efektif, maka Inspektorat Daerah telah
melaksanakan workshop penyusunan profil PMPRB SKPD. Adapun jumlah
SKPD yang ditetapkan melakukan PMPRB adalah sebanyak 22 SKPD.
Jumlah SKPD yang ditargetkan menyelesaikan profil PMPRB pada tahun
2013 adalah sebanyak 11 SKPD atau 50% dari 22 SKPD. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 10 SKPD telah menyelesaikan profil RB SKPD atau
tercapai 90,91% dari target kinerja.
Kendala atau permasalahan yang dihadapi adalah:
1. Ketersediaan jaringan/koneksi internet gedung perkantoran yang baru
belum memadai sehingga menyulitkan dalam pengisian PMPRB secara online;
2. Beberapa pejabat SKPD yang ditunjuk sebagai asesor belum memahami pelaksanaan PMPRB secara online.
Upaya pemecahan masalah adalah:
1. Penyediaan jaringan/koneksi internet gedung perkantoran secara memadai
2. Melakukan pemantauan atas penyelesaian profil PMPRB SKPD 3. Memberikan bimtek kepada asesor SKPD tentang pelaksanaan PMPRB
secara on line
-
38
Sasaran Strategis 7
Meningkatnya efektivitas penanganan kasus pengaduan masyarakat yang terbuka dan responsif
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya efektivitas
dengan 1 (satu) indikator kinerja yakni persentase kasus pengaduan
masyarakat yang telah selesai ditindaklanjuti memperoleh capaian sebagai
berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Persentase kasus pengaduan masyarakat yang telah selesai ditindaklanjuti
100% 100% 100%
Sasaran ini dicapai melalui Program Pengintensifikasian Penanganan
Pengaduan Masyarakat, terdiri dari 1 (satu) kegiatan yakni Penanganan Kasus
Pengaduan Masyarakat Kota Bontang.
Salah satu unsur praktik good governance adalah partisipasi masyarakat sebagai wujud social control terhadap penyelenggaraan kepemerintahan daerah dan mutu pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah daerah.
Selama tahun 2013, jumlah laporan pengaduan masyarakat yang dikirimkan kepada Pemerintah Kota Bontang sebanyak 8 (delapan) laporan. Inspektorat
Daerah Kota Bontang telah menindaklanjuti laporan tersebut melalui
kegiatan pemeriksaan khusus dan telah selesai ditindaklanjuti dengan
diterbitkannya 8 (delapan) LHP Khusus. Dengan demikian indikator kinerja persentase kasus pengaduan masyarakat yan
telah tercapai 100%. Adapun capaian indikator kinerja persentase kasus pengaduan
selama tahun 2011-2013 adalah
sbb:
Indikator Kinerja : Persentase kasus pengaduan masyarakat yang telah selesai ditindaklanjuti
NO. URAIAN TAHUN 2011 TAHUN 2012
TAHUN 2013
1. Laporan pengaduan masyarakat yang masuk
3 1 8
-
39
2. Laporan pengaduan masyarakat yang telah selasi ditindaklanjuti
3 1 8
3. Capaian 100% 100% 100%
Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui bahwa jumlah laporan pengaduan masyarakat dan di lingkungan Pemkot Bontang berfluktuasi
selama tahun 2011-2013. Jumlah laporan pengaduan masyarakat terendah sebanyak 1 (satu) laporan pada tahun 2012 meningkat signifikan pada tahun
2013 sebanyak 8 (delapan) laporan. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya pengawasan masyarakat terhadap pelaksanaan
kepemerintahan daerah dan pelayanan publik di kota Bontang.
Tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 terhadap target kinerja tahun kelima Renstra tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA REALISASI KINERJA
S.D. TAHUN 2013
TARGET KINERJA TAHUN 2016
CAPAIAN
1. Persentase kasus pengaduan masyarakat yang telah selesai ditindaklanjuti
100% 100% 100%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2011 2012 2013
LAP
OR
AN
TAHUN
REALISASI JUMLAH PENGADUAN MASYARAKAT YANG DITINDAKLANJUTI
Laporan
-
40
Sasaran Strategis 8
Terwujudnya penerapan SPIP Kota Bontang
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran terwujudnya penerapan SPIP Kota
dengan 1 (satu) indikator kinerja yakni persentase Grand Design SPIP Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti memperoleh capaian sebagai
berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Persentase Grand Design SPIP Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti
100% 57,14% 57,14%
Sasaran ini dicapai melalui Program Penyelenggaraan SPIP, yang operasionalisasinya terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yakni:
a. Sosialisasi Implementasi SPIP
b. Monitoring dan Evaluasi Implementasi SPIP
c. Penyusunan Grand Design SPIP
Indikator kinerja yakni Persentase Grand Design SPIP Kota Bontang yang
ditetapkan dalam Review Renstra Tahun 2011-2016. Pencapaian indikator
kinerja sasaran strategis memiliki arti penting karena menunjukkan tingkat penyelenggaraan SPIP di kota Bontang.
Pemerintah Kota Bontang telah menerbitkan Keputusan Walikota Bontang
Nomor 440 Tahun 2013 tentang Grand Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kota Bontang yang berisikan rencana
strategi dan rencana kerja penyelenggaraan SPIP sebagai acuan dalam penyelenggaraan dan pengembangan SPIP di lingkungan Pemerintah Kota
Bontang tahun 2013-2015.
Hasil evaluasi penerapan grand desain SPIP Kota Bontang tahun 2013 adalah
sebagai berikut:
NO. RENCANA KERJA CAPAIAN
1. Workshop dan Bimtek CSA Telah dilaksanakan
2. Menyusun DA SKPD Belum dilaksanakan
-
41
3. Workshop dan pelatihan penyusunan indikator kinerja dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Belum dilaksanakan
4. Pelatihan dan penetapan syarat mutasi Pengurus dan Penyimpan Barang
Telah dilaksanakan
5. Pemanfaatan aplikasi BMD yang memadai untuk kebutuhan pengurus/penyimpan barang dan PPKD
Belum dilaksanakan
6. Bimbingan teknis SAKIP pada fungsi perencanaan SKPD
Telah dilaksanakan
7. Menyusun SOP pemantauan tindak lanjut Telah dilaksanakan
Dari tabel diatas terlihat bahwa rencana kerja grand desain SPIP Kota
Bontang tahun 2013 yang harus dilaksanakan adalah sebanyak 7 (tujuh) rencana kerja. Sampai dengan akhir tahun 2013, rencana kerja grand desain
SPIP Kota Bontang telah direalisasikan sebanyak 4 (empat) rencana kerja, sedangkan 3 (tiga) rencana kerja lainnya belum direalisasikan. Dengan
Tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 terhadap target kinerja tahun
kelima Renstra tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA
REALISASI KINERJA
S.D. TAHUN 2013
TARGET KINERJA TAHUN 2016
CAPAIAN
1. Persentase Grand Design SPIP Kota Bontang yang telah ditindaklanjuti
57,14% 100% 57,14%
Kendala/hambatan dalam pencapaian indikator kinerja sasaran strategis tersebut adalah:
1. Terbatasnya anggaran kegiatan SKPD pelaksana grand desain SPIP Kota Bontang.
2. Penatausahaan BMD belum menggunakan aplikasi berbasis komputerisasi.
3. Beberapa SKPD pelaksana belum memahami penerapan grand desain
SPIP Kota Bontang.
Upaya pemecahan masalah adalah:
-
42
1. Rencana kerja grand desain SPIP Kota Bontang menjad bagian dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Bontang.
2. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk membangun aplikasi penatausahaan BMD berbasis komputerisasi.
3. Melakukan sosialisasi penerapan grand desain SPIP Kota Bontang bagi seluruh SKPD
Sasaran Strategis 9
Meningkatnya kapasitas SDM pengawasan
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kapasitas SDM dengan 1 (satu) indikator kinerja yakni jumlah pembentukan
jabatan fungsional APIP, memperoleh capaian sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Jumlah pembentukan jabatan fungsional APIP (kumulatif)
16 Jabfung
APIP
12 Jabfung APIP
75%
Sasaran ini dicapai melalui:
1. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, terdiri dari 1 (satu) kegiatan yakni Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, terdiri dari 3 kegiatan, yakni:
a. Pendidikan dan Pelatihan Formal;
b. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
c. Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan
Pembentukan jabatan fungsional APIP merupakan salah satu upaya
Inspektorat Daerah mengembangkan kapastitas pengawasan yang profesional dan berkompeten. Hal ini mutlak diperlukan mengingat tingkat
kebutuhan, persyaratan dan standar kompentensi pengawasan bergerak dinamis serta berbeda setiap periodenya.
Jumlah pembentukan jabatan fungsional APIP kota Bontang tahun 2013
sebanyak 12 orang terdiri dari 8 P2UPD (Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah) dan 4 Auditor. Dengan demikian, indikator kinerja
-
43
sasaran strategis tercapai 75% dari target kinerja yang telah ditetapkan.
Perkembangan capaian indikator kinerja tersebut selama tahun 2011-2013 adalah sbb:
Indikator Kinerja : Jumlah pembentukan jabatan fungsional APIP (kumulatif)
NO. URAIAN TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013
1. Target 4 Jabfung APIP 12 Jabfung APIP
16 Jabfung APIP
2. Realisasi - 8 Jabfung APIP 12 Jabfung APIP
3. Capaian 0 66,66% 75%
Tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 terhadap target kinerja tahun kelima Renstra tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
NO. INDIKATOR KINERJA REALISASI
KINERJA S.D. TAHUN 2013
TARGET KINERJA
TAHUN 2016 CAPAIAN
1. Jumlah pembentukan jabatan fungsional APIP (kumulatif)
12 Jabfung APIP
24 Jabfung APIP
50%
Kendala/hambatan dalam pencapaian indikator kinerja sasaran strategis
tersebut adalah keterbatasan jumlah pegawai Inspektorat Daerah yang memenuhi persyaratan pangkat/golongan untuk menduduki jabatan
fungsional APIP. Sesuai Surat Keputusan Sekretaris Daerah Kota Bontang Nomor 32 Tahun 2011 tentang Penetapan Hasil Pengukuran Analisis Beban
Kerja (ABK) di Lingkungan Inspektorat Daerah, Inspektorat Daerah masih memerlukan pegawai dalam kondisi ideal sebanyak 20 orang
Upaya pemecahan masalah adalah
1. Rekrutmen CPNS baru dengan formasi P2UPD dan Auditor. 2. Adanya perubahan jabatan (mutasi) pegawai pemerintah daerah Kota
Bontang yang telah dari Jabatan Fungsional Umum(JFU) menjadi Jabatan
fungsional APIP.
-
44
Sasaran Strategis 10
Terwujudnya efektivitas perencanaan pengawasan dan pengelolaan tugas pengawasan daerah
terwujudnya efektivitas perencanaan
pengawasan dan pengelolaan tugas pengawasan daerah(tiga) indikator kinerja dengan pencapaian sbb:
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Persentase konsistensi capaian kinerja tahunan Inspektorat Daerah dengan penugasan RPJMD Kota Bontang 2011-2016
90% 84,97% 94,41%
2. Persentase jumlah penyelesaian penugasan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kota Bontang secara tepat waktu
100% 100% 100%
3. Persentase pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan daerah yang telah didukung SOP
80% 80% 100%
Penjelasan capaian masing-masing indikator kinerja sasaran strategis adalah
sbb: 1. Persentase konsistensi capaian kinerja tahunan Inspektorat Daerah
dengan penugasan RPJMD Kota Bontang 2011-2016 a
menengah Inspektorat Daerah dengan penugasan RPJMD Kota Bontang 2011-
ditetapkan dalam Review Inspektorat Daerah Tahun 2011-2016. Pencapaian indikator kinerja tersebut sangat penting karena pencapaian
kinerja Inspektorat Daerah merupakan bagian integral dari pencapaian kinerja pemerintah daerah Kota Bontang.
Capaian indikator kinerja tersebut dilakukan melalui Program
Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu:
-
45
a. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran dan Prognosis Realisasi Anggaran
b. Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun c. Penyusunan Laporan Akuntabilitas
d. Review Renstra SKPD
Sebagai bagian integral dari sistem manajemen pemerintahan daerah,
peran Inspektorat Daerah Kota Bontang selaku APIP adalah memberikan
jaminan (reasonable assurance) kepada Kepala Daerah bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kota Bontang telah mempedomani arah kebijakan RPJMD dengan menerapkan prinsip -
prinsip good governance. Pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah harus memiliki keselarasan dan
mendukung pencapaian misi pemerintah daerah dalam RPJMD Kota Bontang tahun 2011-2016 yakni meningkatkan kualitas tata
kepemerintahan Kota Bontang yang baik.
Keterkaitan pencapaian kinerja Inspektorat Daerah terhadap penugasan RPJMD tahun 2011-2016 adalah sebanyak 9 sasaran strategis misi II
dengan realisasi tahun 2013 adalah sbb:
NO.
MISI II RPJMD KOTA BONTANG TAHUN 2011-2016 REALISASI
2013 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
1. Tersedianya Rencana Aksi Daerah
Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK)
Ada Ada 100%
2. Opini terhadap audit laporan keuangan wajar tanpa pengeceualian
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
WTP WDP 75%
3. Pemanfaatan hasil pengawasan dalam peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang baik
Persentase hasil pengawasan yang ditindaklanjuti
100% 81,4% 81,4%
-
46
NO.
MISI