Imunisasi Bahan Ajar 6.docx

Post on 26-Oct-2015

58 views 8 download

description

jjjjjjjjb

Transcript of Imunisasi Bahan Ajar 6.docx

Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.

B C G ( BACILLUS CALMETTE-GUERIN )- Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak terjadi karena terhirupnya udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat

menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yang terberat).

- Pemberian imunisasi vaksin BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja.

- Bila pemberian imunisasi ini "berhasil," maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul perubahan warna kulit yang akan berubah menjadi pustula kemudian pecah menjadi ulkus, dan akhirnya menyembuh spontan dalam waktu 8 – 12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut, reaksi lainnya adalah berupa pembesaran kelenjar ketiak atau daerah leher, bila diraba akan terasa padat dan bila ditekan tidak terasa sakit. Komplikasi yang dapat terjadi adalah berupa pembengkakan pada daerah tempat suntikan yang berisi cairan tetapi akan sembuh spontan.

- Biasanya setelah suntikan BCG diberikan, bayi tidak menderita demam.

D P T (Difteri-Pertusis-Tetanus)

DIFTERI- Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae.- Penularan umumnya melalui udara ( betuk / bersin ) selain itu dapat melalui benda atau makanan yang terkontamiasi.- Mudah menular dan menyerang terutama saluran napas bagian atas dengan gejala Demam tinggi, pembengkakan pada amandel

(tonsil ) dan terlihat selaput putih kotor yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas. Racun difteri dapat merusak otot jantung yang dapat berakibat gagal jantung.

- Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus dan pertusis sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang penyuntikan satu – dua bulan.

- Efek samping yang mungkin akan timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit, cara mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas .

PERTUSIS- Penyakit Pertusis atau batuk rejan atau dikenal dengan “ Batuk Seratus Hari “ adalah penyakit infeksi saluran yang disebabkan oleh

bakteri Bordetella Pertusis.- Penularan umumnya terjadi melalui udara ( batuk / bersin ). - Gejalanya khas yaitu Batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang

bercampur darah. Batuk diakhiri dengan tarikan napas panjang dan dalam berbunyi melengking.- Pencegahan paling efektif adalah dengan melakukan imunisasi bersamaan dengan Tetanus dan Difteri sebanyak tiga kali sejak bayi

berumur dua bulan dengan selang penyuntikan.

TETANUS- Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yan berbahaya karena mempengaruhi sistim urat syaraf dan otot.- Disebabkan bakteri Clostridium tetani yang memproduksi toksin yang disebut dengan tetanospasmin. Tetanospasmin menempel

pada urat syaraf di sekitar area luka dan dibawa ke sistem syaraf otak serta saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan pada aktivitas normal urat syaraf. Terutama pada syaraf yang mengirim pesan ke otot.

- Infeksi tetanus terjadi karena luka. Entah karena terpotong, terbakar, aborsi , narkoba.- Gejala tetanus umumnya diawali dengan kejang otot rahang (dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut) bersamaan dengan

timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan paha. - Neonatal tetanus terjadi pada bayi yang baru lahir. Neonatal tetanus menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan di tempat yang tidak bersih dan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanus dapat menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di negara berkembang. Sedangkan di negara-negara maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan yang sudah maju tingkat kematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan.

- Selain itu antibodi dari ibu kepada jabang bayinya yang berada di dalam kandungan juga dapat mencegah infeksi tersebut. - Walaupun tetanus merupakan penyakit berbahaya, jika cepat didiagnosa dan mendapat perawatan yang benar maka penderita dapat disembuhkan. Penyembuhan umumnya terjadi selama 4-6 minggu.

- Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian dari imunisasi DPT. Setelah lewat masa kanak-kanak imunisasi dapat terus dilanjutkan walaupun telah dewasa. Dianjurkan setiap interval 5 tahun : 25, 30, 35 dst. Untuk wanita hamil sebaiknya diimunisasi juga dan melahirkan di tempat yang terjaga kebersihannya.

POLIO

- Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari.

- Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut. Di beberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio. Vaksin cocktail DKTP

- Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu.- Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi ulangan diberikan

bersamaan dengan imunisasi ulang DPT. Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu tidak kurang dari satu bulan.

- Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah ( 5 – 6 tahun ) dan saat meninggalkan sekolah dasar ( 12 tahun ).- Cara memberikan imunisasi polio adalah dengan meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau

dengan menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis.- Imunisasi ini jangan diberikan pada anak yang lagi diare berat.- Efek samping yang mungkin terjadi sangat minimal dapat berupa kejang-kejang.

CAMPAK- Campak adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan virus campak. Penularan melalui udara ataupun kontak langsung

dengan penderita.- Gejala-gejalanya adalah : Demam, batuk, pilek dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3 – 5 hari setelah anak menderita

demam. Bercak mula-mula timbul dipipi bawah telinga yang kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya.- Komplikasi dari penyakit Campak ini adalah radang Paru-paru, infeksi pada telinga, radang pada saraf, radang pada sendi dan

radang pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen ( menetap ).- Pencegahan adalah dengan cara menjaga kesehatan kita. dengan makanan yang sehat, berolah raga yang teratur dan istirahat

yang cukup. Yang paling efektif cara pencegahannya adalah dengan melakukan imunisasi.- Pemberian Imunisasi akan menimbulkan kekebalan aktif dan bertujuan untuk melindungi terhadap penyakit campak hanya dengan

sekali suntikan, dan diberikan pada usia anak sembilan bulan atau lebih.

RABIES- Rabies adalah penyakit yang disebarkan oleh Virus Rabies ( Rhabdovirus ).- Penularannya melalui gigitan anjing, kucing atau kera. Dapat juga dari luka yang terkena air liur hewan rabies- Tindakan Pada Orang Yang Digigit Hewan Tersangka Rabies

1. Cuci luka bekas gigitan dengan sabun kemudian keringkan dengan lap yang bersih atau kapas.2. Luka yang sudah bersih dan kering diberi alkohol 70% kemudian diberi obat merah , Iodium atau Betadine.3. Penderita segera dikirim ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat

- Dosis vaksin, < 3 tahun 1 ml, > 3 tahun 2 ml (s.k.). Cara penyuntikan, dibawah kulit sekitar pusar.- Dosis serum, 0,5 ml/kg BB. U/ korban yang telah digigit dibagian muka, kepala, leher. Bila gejala rabies telah muncul, vaksin/serum tidak bermanfaat lagi.

HEPATITIS- Imunisasi hepatitis B, khusus dianjurkan bagi mereka yang memiliki resiko tinggi terkena infeksi, misalnya tenaga medis, pasien

hemodialisa, orang yang sering mendapatkan transfuse darah, pecandu obat bius suntik.- Wanita hamil, tidak dianjurkan karena efek antigen terhadap janin belum diketahui.- Dosis: vaksin terdiri dari 3 dosis (i.m.) dengan interval 1 dan 6 bulan. (padabulan 1,2dan7) Kemudian setiap 5 tahun

TIFOID- Penyakit Demam Tifoid adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masuk melalui saluran pencernaan dan

menyebar keseluruh tubuh ( sistemik), Bakteri ini akan berkembang biak di kelenjar getah bening usus dan kemudian masuk kedalam darah sehingga meyebabkan penyebaran kuman dalam darah dan selanjutnya terjadilah peyebaran kuman kedalam limpa, kantung empedu, hati, paru-paru, selaput otak dan sebagainya

- Gejala-gejalanya adalah : Demam, dapat berlangsung terus menerus. Minggu Pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore / malam hari. Minggu Kedua, Penderita terus dalam keadaan demam. Minggu ketiga, suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali diakhir minggu. Gangguan Pada Saluran Pencernaan, Nafas tak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah ditutupi selaput lendir kotor, ujung dan tepinya kemerahan. Bisa juga perut kembung, hati dan limpa membesar serta timbul rasa nyeri bila diraba. Biasanya sulit buang air besar, tetapi mungkin

pula normal dan bahkan dapat terjadi diare. Gangguan Kesadaran, Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu menjadi apatis ( acuh tak acuh) sampai somnolen ( mengantuk )

- Bakteri ini disebarkan melalui tinja. Muntahan, dan urin orang yang terinfeksi demam tofoid, yang kemudian secara pasif terbawa oleh lalat melalui perantara kaki-kakinya dari kakus kedapur, dan mengkontaminasi makanan dan minuman, sayuran ataupun buah-buahan segar.

- Mengkonsumsi makanan / minuman yang tercemar demikian dapat menyebabkan manusia terkena infeksi demam tifoid. - Pencegahannya adalah dengan memberikan vaksinasi yang dapat melindungi seseorang selama 3 tahun dari penyakit Demam Tifoid

yang disebabkan oleh Salmonella Typhi. Pemberian vaksinasi ini hampir tidak menimbulkan efek samping dan kadang-kadang mengakibatkan sedikit rasa sakit pada bekas suntikan yang akan segera hilang kemudian.

Tujuan Imunisasi:Untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Manfaat Imunisasi: (1)Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. (2)Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. (3)Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. Perlukah Imunisasi ulang?Imunisasi perlu diulang untuk mempertahankan agar kekebalan dapat tetap melindungi terhadap paparan bibit penyakit. Dimana mendapatkan imunisasi?(1)Di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).(2)Di Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, BKIA atau Rumah Sakit Pemerintah.(3)Di Praktek Dokter/Bidan atau Rumah Sakit Swasta.

Efek samping Imunisasi:Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yan membuktikan bahwa vaksin betuk-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah sebaagai berikut:

BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan. Setelah 2 – 3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah ± 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil.

DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan dan Imunisasi tidak perlu diulang.

POLIO: Jarang timbuk efek samping.

CAMPAK: Anak mungkin panas, kadang disertai dengan kemerahan 4 – 10 hari sesudah penyuntikan.

HEPATITIS: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.

TETANUS TOXOID: Efek samping TT untuk ibu hamil tidak ada. Perlu diingat efek samping imunisasi jauh lebih ringan dari pada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi.Untuk apakah Imunisasi ini?Kelompok yang paling penting untuk mendapatkan Imunisasi Imunisasi adalah bayi dan balita karena meraka yang paling peka terhadap penyakit dan ibu-ibu hamil serta wanita usia subur.

Apakah Imunisasi Dasar dan beberapa kali diberikan?Imunisasi Dasar diberikan untuk mendapat kekebalan awal secara aktif.Kekebalan Imunisasi Dasar perlu diulang pada DPT, Polio, Hepatitis agar dapat melindungi dari paparan penyakit.Pemberian Imunisasi Dasar pada Campak, BCG, tidak perlu diulang karena kekebalan yang diperoleh dapat melindungi dari paparan bibit penyakit dalam waktu cukup lama.

VAKSIN MENINGITIS- Kontroversi penggunaan vaksin Meningitis untuk calon jemaah haji yang dinyatakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia, dengan

alasan bahwa vaksin meningitis tersebut mengandung unsur babi. namun dapat digunakan jika dalam situasi yang darurat.

- Vaksin Mencevax ACW 135Y yang dulu digunakan untuk imunisasi para calon jemaah haji merupakan vaksin buatan Belgia, dan ternyata didapati mengandung bahan dari enzim babi.

- Sekarang vaksin ini diganti dengan vaksin Meningitis Menveo ACW 135Y produksi Novartis Itali yang telah di uji oleh Badan POM RI sehingga aman untuk di gunakan.

- Adapun alasan Pemerintah Arab Saudi mewajibkan calon jemaah haji tetap mendapatkan suntikan vaksin meningitis. Beberapa alasannya adalah :

1. Untuk melindungi calon jemaah haji dari pe-nyakit meningitis atau radang selaput otak.2. Penyakit meningitis ini dapat mengakibatkan kerusakan otak.3. Dapat pula mengakibatkan hilang pendengaran hingga kematian.4. Negara Arab Saudi adalah daerah endemik penyakit meningitis ini.

Imunisasi yang diwajibkan

Vaksinasi Jadwal

pemberian-

usia

Booster/Ulangan Imunisasi untuk melawan

BCG Waktu lahir -- Tuberkulosis

Hepatitis B Waktulahir-

dosis I

1bulan-dosis 2

6bulan-dosis 3

1 tahun-- pada

bayi yang lahir

dari ibu dengan

hep B.

Hepatitis B

DPT dan

Polio

3 bulan-dosis1

4 bulan-dosis2

5 bulan-dosis3

18bulan-booster1

6tahun-booster 2

12tahun-booster3

Dipteria, pertusis, tetanus,

dan polio

campak 9 bulan -- Campak