Post on 31-Jan-2020
IMPLEMENTASI COMMUNITY BASED TOURISM (CBT)
DI DESAWISATA PENTINGSARI KABUPATEN SLEMAN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi
Oleh :
ADANI SABRINA
E100171344
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
IMPLEMENTASI COMMUNITY BASED TOURISM (CBT)
DI DESAWISATA PENTINGSARI KABUPATEN SLEMAN
ABSTRAK
Partisipasi masyarakat merupakan persyaratan yang wajib dalam penerapanCommunity Based Tourism (CBT) di suatu Desa Wisata dengan tujuan dapatmemberikan manfaat bagi penduduk lokal. Dapat diketahui bahwa salah satutujuan pembangunan pariwisata/desa wisata adalah untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat (UU no 10 tahun 2009). Sejauh ini praktek CBT belumbanyak dilakukan di suatu Desa Wisata, sehingga Desa Wisata tersebut dalam halpengembangan dan pengelolaannya masih terbilang rendah serta potensi-potensidesa wisata belum berkembang dengan baik. Berdasarkan hal tersebut makatujuan penelitian ini yaitu menganalisis potensi Desa Wisata Pentingsari seetamengkaji implementasi CBT di Desa Wisata Pentingsari. Penelitian inimenggunakan dua metode yaitu observasi dan wawancara. Hasil data observasimenunjukan tujuan pertama yaitu potensi Desa Wisata Pentingsari, sedangkanhasil data wawancara menunjukan tujuan kedua yaitu implementasi CBT di DesaWisata Pentingsari. Hasil penelitian dilihat berdasarkan tujuan pertama yaitupotensi yang terdapat di Desa Wisata Pentingsari dapat dinilai dari lima variabelyaitu atraksi, aktifitas, aksebilitas, amenitas dan fasilitas pendukung lainnya danhasilnya berbeda-beda sesuai dengan hasil pengamatan observer. Potensi tinggidapat dilihat dari variabel atraksi, aktifitas dan amenitas, sedangkan potensisedang terdapat di variabel aksebilitas dan fasilitas pendukung lainnya. Hasilpenelitian kedua yaitu terkait Implementasi CBT. Desa wisata Pentingsari telahmenerapkan sistem CBT dalam pengembangan dan pengelolaannya. Hal ini dapatdilihat dari proses perencanaan, pembangunan, pengelolaan, monitoring sertaevaluasi yang dilakukan dari, oleh dan untuk penduduk lokal. Sehingga tidakdapat dipungkiri jika Desa Wisata ini mendapatkan banyak penghargaan baik daridalam negri maupun luar negri.
Kata Kunci : Desa Wisata, Potensi Desa Wisata, Community Based Tourism(CBT)
ABSTRACT
Community participation is a mandatory requirement in implementingCommunity Based Tourism (CBT) in a Tourism Village with the aim of providingbenefits to local residents. It can be seen that one of the tourism / village tourismdevelopment goals is to improve community welfare (Law No. 10 of 2009). So farthe practice of CBT has not been done in a Tourism Village, so the TourismVillage in terms of development and management is still relatively low and thepotential of tourism villages has not been well developed. Based on this, thepurpose of this study is to analyze the potential of the Pentingsari Tourism Villageand to study the implementation of CBT in Pentingsari Tourism Village. This
2
study uses two methods, namely observation and interview. The results of theobservation data show the first goal, namely the potential of Pentingsari TourismVillage, while the results of interview data show the second goal, namely theimplementation of CBT in Pentingsari Tourism Village. The results of the studyare seen based on the first objective, namely the potential found in PentingsariTourism Village can be assessed from five variables, namely attractions, activities,accessibility, amenities and other supporting facilities and the results differaccording to observers' observations. High potential can be seen from thevariables of attractions, activities and amenities, while the potential is found inaccessibility variables and other supporting facilities. The second research resultis related to the implementation of CBT. Pentingsari tourism village hasimplemented the CBT system in its development and management. This can beseen from the process of planning, development, management, monitoring andevaluation carried out from, by and for local residents. So that it cannot be deniedif this Tourism Village gets many awards both from within the country andabroad.Keywords: Tourism Village, Tourism Village Potential, Community BasedTourism (CBT)
1. PENDAHULUAN
Pengembangan desa wisata merupakan salah satu pengembangan wisata yang
dapat memperkenalkan potensi-potensi bagi suatu desa. Dalam hal ini
pengembangan desa harus mengetahui secara detail terkait karakteristik, kelebihan
dan kelemahan desa tersebut, sehingga pengembangan desa wisata dapat sesuai
dengan daya tarik yang akan dijual. Dalam hal ini, penduduk lokal dapat ikut serta
dalam pengembangan desa wisata, sehingga dapat dijadikan subjek dalam
pengembangan desa.
Comumnity Based Tourism CBT merupakan sebuah konsep dimana
pemberdayaan suatu destinasi memanfaatkan penduduk lokal dalam
pengembangannya. Secara sederhana CBT dapat diartikan suatu pariwisata
berkelanjutan yang dikelola oleh, dari dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup penduduk lokal serta menjaga
kelestarian budaya. Diantaranya dalam tahap perencanaan, pengelolaan dan
pemberian masukan dalam mengembangkan suatu destinasi wisata. Terdapat tiga
kegiatan pariwisata yang mendukung konsep CBT yaitu penjelajah (adventure
travel), wisata budaya (cultural tourism), dan ekowisata (ecotourism). Di Desa
Wisata Pentingsari implementasi CBT sudah cukup baik, akan tetapi
3
implementasi seperti apa yang dilakukan oleh penduduk setempat terutama dalam
hal menggali potensi-potensi desa wisata Pentingsari dan implementasi ke
penduduk. Sehingga penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar implementasi
CBT dari segi potensi pariwisata serta implementasi ke penduduk sekitar.
Artinya partisipasi masyarakat merupakan persyaratan yang wajib dalam
penerapan Community Based Tourism (CBT) di suatu Desa Wisata dengan tujuan
dapat memberikan manfaat bagi penduduk lokal. Dapat diketahui bahwa salah
satu tujuan pembangunan pariwisata/desa wisata adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (UU no 10 tahun 2009) .
Di DIY sampai sekarang terdapat 122 desa wisata. Pertumbuhan itu mampu
menggerakan ekonomi perdesaan secara signifikan, antara lain berkat diversifikasi
pekerjaan. Di sisi lain tidak sedikit desa wisata yang dikembangkan dengan
investasi diluar desa. Selain itu perkembangan desa wisata juga belum
sepenuhnya melibatkan penduduk setempat. Pada kasus - kasus tertentu bahkan
memicu konflik antar-warga lokal seperti yang terjadi pada desa wisata Bejiharjo.
Artinya banyak desa-desa wisata yang dikembangkan melalui sponsor pemerintah
dan dorongan investasi dana manajemen pihak luar desa. Meskipun demikian,
analisis yang cermat tentang hal itu belum banyak dilakukan khusunya dengan
penerapan prinsip CBT
Desa wisata memiliki banyak potensi - potensi yang bisa dikembangkan.
Tetapi ada baiknya jika potensi - potensi tersebut dapat menjadi keuntungan bagi
desa wisata maupun penduduk lokal. Dalam hal ini ada beberapa potensi yang
belum dikembangkan dengan baik, sehingga peneliti dapat menganailisis
potensi-potensi apa saja yang belum dan yang sudah berkemabang bagi desa
wisata dan penduduk setempat.
Perumusan masalah yang didapat yaitu :
a. Bagaimana potensi yang terdapat di Desa Wisata Pentingsari ?
b. Bagaimana implementasi CBT di Desa Wisata Pentingsari dapat diterapkan
oleh penduduk setempat ?
4
Tujuan Penelitian
a. Menganalisis Potensi di Desa Wisata Pentingsari
b. Mengkaji implementasi CBT di Desa Wisata Pentingsari Kabupaten Sleman
Kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Bagi para akademisi, dapat memberikan gambaran bahan referensi untuk
menambah pengetahuan mengenai Implementasi Community Based Tourism
di Desa Wisata
b. Bagi masyarakat setempat penelitian ini mampu memberikan tawaran solusi
bagi persoalan pengembangan desa wisata yang bersebrangan dengan praktik
CBT dan mendorong para pengelola untuk berpedoman kuat pada prinsip
CBT di dalam pengelolaan desa wisata sehingga mampu bertahan hidup
dalam jangka panjang
2. METODE
Penentuan Potensi Desa Wisata Pentingsari meliputi lima variabel yaitu atraksi,
aktifitas, aksebilitas amenitas dan fasilitas pendukung lainnya. Dimana kelima
variabel tersebut dapat disajikan dengan menggunakan metode observasi dengan
menggunakan data primer.
Keterangan :
a. Pemberian skor berdasarkan unsur panduan kriteria penilaian objek
wisata dengan cara observasi ke lokasi objek wisata,
b. Menjumlahkan hasil skor dari setiap variabel yang dapat dinilai
c. Mencari rata-rata pada srtiap variabel atraksi, aktifitas, amenitas
aksebilitas dan fasilitas lainnya
(1)Total Jumlah Skor Pengamatan
Jumlah Variabel
5
d. Menentukan tingkat potensi dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 3
e. Mencari Score Range dengan selisih nilai tertinggi dikurangi nilai
terendah.
(2)
f. Menentukan interval nilai berdasarkan Score Range dengan kriteria
penilaian yang dibutuhkan. Dapat diketahui pada penelitian ini
menggunakan 3 kriteria penilaian yaitu Tinggi, Sedang dan Rendah.
interval nilai = 2/3 = 0,66
(3)
\
Klasifikasi Potensi :
a) 1,66 = Rendah
b) 1,67-2,33 = Sedang
c) 2,34-3 = Tinggi
Implementasi CBT menggunakan metode wawancara, hasil yang didapat
yaitu data primer. Pada bagian memilih 4 narasumber yang dirasa sangat
berpengaruh terhadap pengembangan Desa Wisata. Keempat narasumber tersebut
adalah pengelola desa wisata, kepala dusun, sesepuh dan ketua pemuda.
Pengeloahan datanya menggunakan data kualitatif yaitu membuat transkio,
menulis memo, mengkode data, dan ketegorisasi hasilnya berupa deskriptif
berdasarkan hasil wawancara kepada narasumber.
Interval = R
Kriteria Klasifikasi
= 2 = 0,66
3
Score Range (R) = 3 - 1 = 2
6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Potensi Desa Wisata Pentingsari
Tabel 3.1 Hasil observasi untuk menentukan Potensi Desa Wisata dari setiap
variabel
No AnalisisVariabel Potensi Wisata Variabel Skor
1 Atraksi Kondisi Wisata -KeindahanPanorama-Kebersihan-keamanan
323
- Keunikan OW 2,33
- Objek yangdapat dinikmati 2,66
Kondisi Air - KetersediaanAir 2,33
- KemudahanMemperoleh 2,
- Jarak SumberAir 2
Lahan - Kondisi Lahan 2,66
2 Aktifitas Kesenian - JenisPertunjukan 3
- EventKepariwisataan 3
3 Aksesbilitas
- Jarak dari PusatKota 1
- Kualitas Jalan 2,66
- SaranaAngkutan 3
4 Amenitas Ketersediaan Saranadan Prasarana
- Homestay-Restoran/R.Makan-Pusat Informasi
333
2,66
7
Sumber : pengolahan Data
Perhitungan skoring rata-rata setiap variabel yaitu :
a. Atraksi
= Total Jumlah Skor Pengamatan / Jumlah Variabel
= 21,98 / 9
= 2,44
Sehingga dapat dikatakan bahwa atraksi yang terdapat di Desa Wisata
Pentingsari berpotensi tinggi dengan jumlah skor 2,44
b. Aktifitas
= Total Jumlah Skor Pengamatan / Jumlah Variabel
= 6 / 3
= 3
Sehingga dapat dikatakan bahwa aktifitas yang terdapat di Desa Wisata
Pentingsari berpotensi tinggi dengan jumlah skor 3
-Parkiran- Toilet- Kios/Warung-Musholah/R.Ibadah- Souvenir- Jasa Pariwisata- Gerbang Tiket
32,662,66311
- Gazebo 1,66
5 Fasilitaspendukunglainnya
Fasilitas Umum - layananKesehatan /puskesmas
2
- LayananBiro/AgenPerjalanan
2
8
c. Aksebilitas
= Total Jumlah Skor Pengamatan / Jumlah Variabel
= 6,66 / 3
= 2,22
Sehingga dapat dikatakan bahwa aksebilitas yang terdapat di Desa
Wisata Pentingsari berpotensi sedang dengan jumlah skor 2,22
d. Amenitas
= Total Jumlah Skor Pengamatan / Jumlah Variabel
= 26,64 / 11
= 2,42
Sehingga dapat dikatakan bahwa amenitas yang terdapat di Desa Wisata
Pentingsari berpotensi tinggi dengan jumlah skor 2,42
e. Fasilitas Pendukung lainnya
= Total Jumlah Skor Pengamatan / Jumlah Variabel
= 4 / 2
= 2
Sehingga dapat dikatakan bahwa fasilitas pendukung lainnya yang
terdapat di Desa Wisata Pentingsari berpotensi sedang dengan jumlah skor 2
3.2 Implementasi CBT
Desa Wisata Pentungsari merupakan suatu dusun yang terletak di Desa
Umbulharjo. Dusun ini awalnya dinamai Kaliuran Wonorjo tetapi pada tahun1825
Pangeran Diponegoro datang ke Yogyakarta dan nama kaliuran diganti menjadi
Pentingsari karena pada saat itu Yogyakarta menjadi daerah pertahanan.Desa
Wisata Pentingsari berdiri pada tanggal 15 mei 2008 dan pada saat itu
Pentingsari merupakan desa yang dijuluki desa paling miskin dibandingkan
9
desa-desa yang lain. Oleh sebab itu beberapa pihak menginisiasi pembentukan
deswa wisata pentingsari dengan tujuan agar perekonomian Desa Pentingsari bisa
meningkat dan bisa mensejahterakan penduduknya. Awalnya penduduk lokal ada
yang pro dan kontra, tetapi lebih banyak yang pro dengan pembuatan Desa Wisata.
Pada saat itu sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Pentingsari sangat
terbatas sehingga penduduk lokal saling bergotong royong untuk membangun
Desa Pentingsari.Penduduk lokal ikut terlibat dalam pengembangan dan
pengelolaan Desa karean semua warga harus berkontribus dalam pengembangan
desa wisata. jika Desa Wisata ini ingin berkembang dan dapat dikenal oleh
masyarakat luar maka peran penduduk lokal lah yang sangat berpengaruh, dan
jika internalnya sudah tidak satu visi, maka hancurlah sebuah wilayah tersebut.
Dukungan dari pemerintah sangat dirasakan oleh Penduduk lokal.
Dukungan tersebut berupa dana, pemberian sarana prasaran, mengadakan
pelatihan-pelatihan yang ditujukan untuk pengembangan desa wisata. Desa
Wisata Pentingsari memiliki 6 kelompok, seperti kelompok tani, kelompok
ibu-ibu yang memasak , kelompok pertanian. Kelompok kesenian, kelompok
peternak dan lain sebagainya. Sehingga kegiatan yang diberikan dan
diperkenalkan oleh wisatawan akan sangat beragam. Dalam hal ini monitoring
dan evaluasi sangat dibutuhkan dalam suatu kegiatan, hal tersebut bertujuan untuk
mengontrol dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga
kedepannya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Monitoring dan
evaluasi dilakuakn setiap 3 bulan sekali yang dihadiri oleh pengelola, kepala
dusun, dan sie kegiatan. Di Desa Pentingsari penanggung jawab tertinggi diduduki
oleh Kepala Dussun. Promosi yang dilakukan oleh Penduduk lokal Desa Wisata
Pentingsari berbagai macam, dengan mengadakan perlombaan,melakukan
kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya di Desa Pentingsari dan
lain sebagainya. Ajang promosi ini lebih diserahkan kepada pengelola dan
kelompok pemuda yang sangat aktif dan masih semangat. Perekonomian yang
terdapat di Desa Wisata pentingsari sudah sangat meningkat dibandingkan
dengan 10 tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wisatawan
yang berkunjung ke Desa Wisata pada seitap minggunya laporan pengelola
10
pendapatan rata-rata per tahun mencapai Rp. 150.000.000 - Rp. 200.000.000.
Desa Wisata Pentingsari sudah menerapkan sistem CBT, hal ini dapat dilihat dari
pengelolaan, pengembangan monitoring dan evaluasi sudah berjalan dengan baik.
Penerapan CBT juga mampu memberikan dampak baik bagi Desa Wisata
khusunya penduduk lokal agar terus mengembangkan potensi yang ada di Desa
Wisata.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Berdasarkan tujuan pertama yaitu potensi Desa Wisata Pentingsari bahwa
Potensi Desa Wisata Pentingsari dapat dinilai sangat berpotensi
berdaasarkan lima variabel yaitu atraksi, aktifitas, akesebilitas, amenitas
dan fasilitas pendukung lainnya. Dari kelima variabel tersebut
memperoleh hasil pengamatan yang berbeda-beda sesuai dari hasil
pengamatan observer. Variabel yang dapat dikatakan berpotensi tinggi
terdapat pada atraksi, aktifitas dan amenitas, sedangkan potensi sedang
terdapat pada aksebilitas dan fasilitas pendukung lainnya.
b. Desa Wisata Pentingsari sudah menerapkan sistem CBT. Dapat dilihat dari
pengembangan, pengelolaan monitoring dan evaluasi dalam hal
pengembangan Desa Wisata sudah berjalan dengan baik. Hal ini tidak
lepas dari dukungan penduduk lokal serta pemerintah yang sangat aktif
menjadikan Desa Pentingsari ini dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Sehingga CBT yang diterapkan oleh Desa ini sangat terstruktur rapih
4.2 Saran
a. Bagi pengelola harus tetap dipertahankan bahkan harus lebih di
kembangkan kembali baik dari segi fasilitas, sarana prasaran dan lain
sebagainya agar pengunjung merasa puas dan nyaman jika berada di Desa
Wsiata Pentingsari
11
b. Bagi pemerintah setempat pemerataan fasilitas di Dessa Wisata Pentingsari
lebih di fokuskan kembali karena, dengan kurangnya perataan fasilitas di
Desa ini akan sangat berdampak bagi kecemburuan sosial antara
penduduk setiap RW. Sehingga keakuran dan kedamaian penduduk lokal
harus tetap dijaga sehingga dapat terus mengembangkan Desa Wisata
Pentingsari menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
BPS Sleman. 2018. http://webapi/bps.go.id. diakses pada tanggal 5 November2018
Demartoto, Argyo. 2009. Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat.Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Jogja Harian, 2016. Investasi Kulonprogo yang Disebabkan Wiatawan AsingTertarik dengan Kawasan Utara. Dalamhttp;//www.harianjogja.com/baca/2016/10/29/investasi-kulonprogo-ini-yang-sebabkan-wisatawan-asing-tertarik-dengan-kawasan-utara-764600. Diakses pada tanggal 24 juli 2018
Sujali. 1989. Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Yogyakarta. FakultasGeografi UGMSoetrisno, Loekman. 2010. Menuju MasyarakatPartisipatif. Kanisius. Yogyakarta
UU no 10 tahun 2009
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Konteporer. Pustakae4w4 Pelajar. Yogyakarta.