Post on 08-Aug-2015
description
Interpretasi Keperilakuan pada Desentralisi
Menurut H.A Simon suatu organisasi administratif adalah tersentralisasi
sejauh keputusan dibuat pada tingkat yang relatif tinggi dalam organisasi tersebut;
terdesentralisasi sejauh keputusan itu didelegasikan oleh managemen puncak
kepada tingkatan wewenang eksklusif yang lebih rendah.
Walaupun telah digambarkan jelas dalam defenisi diatas , namun hal ini
sulit untuk diterapkan karena konsep mengenai keputusan yang dapat
diidentifikasikan merupakan suatu konsep yang samar-samar. Sebagai contoh, jika
orang harus menerima lokasi pengambilan keputusan sebagai aspek kunci dari
desentralisasi, masih terdapt masalah mengenai keputusan manakah yang harus
didesentralisasikan.
Dengan adanya kesulitan tersebut maka berdasarkan survei lapangan yang
dilakukan oleh L.P Jennergen menunjukkan bahwa desentralisasi dapat berarti
sebagai tingkat hierarki dimana keputusan diambil; pengaruh relatif dari tingkat
hierarki dalam pengambilan keputusan; dan partisipasi dalam pengambilan
keputusan.
Karena hanya sedikit kesepakatan mengenai arti dari istilah desentralisasi,
mungkin lebih berguna untuk fokus kepada masalah apa yang ingin dicapai oleh
organisasi melalui desentralisasi. Yaitu, masalah tersebut sebaiknya adalah
mengenai perilaku apa yang diinginkan oleh organisasi dari para managernya.
Sehingga pembahasan lebih lanjut akan membahas defenisi keperilakuan dari
desentralisasi sebagai suatu sistem yang mendorong berbagai manajer dalam suatu
hierarki untuk berpikir dan bertindak secara independen sementara pada saat
bersamaan merupakan bagian dari tim.
Dengan demikian R.F Vancil memberikan argumen tentang tujuan
desentralisasi adalah mengembangkan seorang manager yang mempunyai
keyakinan utnuk bertindak sendiri pada beberapa kesempatan, kebijakan untuk
mencari nasihat pada kesempatan lain, dan akal sehat untuk membedakan suatu
kesempatan dengan kesempatan lainnya.
Lingkungan dan Faktor Penentu Desentralisasi
Desentralisasi mencakup hal-hal berikut :
1. Desentralisasi membebaskan manajemen puncak untuk fokus pada
keputusan strategis jangka panjang dan bukannya terlibat dalam keputusan
operasi.
2. Desentralisasi memungkinkan organisasi untuk memberikan respon secara
cepat dan efektif terhadap masalah.
3. Sistem yang tersentralisasi tidak mampu menangani semua informasi
rumit yang diperlukan untuk membuat keputusan optimal.
4. Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang baik bagi manajemen
puncak masa depan
5. Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan dengan denikian
merupakan suatu alat motivasional yang kuat bagi para manajer
Landasan teoritis dan empiris mengenai desentralisasi diberikan oleh
Chandler yaitu Strategi and Strucktur, menyatakan struktur organisasi merupakan
tanggapan terhadap strateginya yang bergantung pada lingkungan pasar dan
teknologi. The Visible Hand mengaitkan pengembangan dari perusahaan
divisional yang terdesentralisai dengan perubahan dalam lingkungan dan
perubahn dalam teknologi.
Memilih Suatu Struktur
Untuk menerapkan desentralisasi, suatu organisasi harus memilih struktur
yang sesuai, mengembangkan anggaran dasar, dan mengukur kinerja dan subunit
yang terdesentralisasi.
Pilihan atas struktur desentralisasi yang sesuai membutuhkan dua
keputusan inti yaitu bagaimana membagi keputusan/tugas dalam suatu organisasi
dan sistem akuntabilitas seperti apa yang sebaiknya diterapkan terhadap sumber
daya yang digunakan dalam melaksanakan berbagai keputusan/tugas.
Pembagian Tugas.
Jenis fungsional-divisional dari struktur organisasi mencerminkan dua cara
berbeda untuk membagi tugas/keputusan dalam organisasi. Struktur fungsional
membagi suatu organisasi sepanjang lini fungsi utama. Struktur tersebut sesuai
untuk mengeksplorasi skala ekonomi karena oranh-orang berspesialisasi dalam
fungsi tertentu. Struktur divisional biasanya membagi organisasi sepanjang lini
produk, ini sesuai untuk perusahaan denganbanyak produk atau perusahaan yang
sangat terdiversifikasi.
Merencanakan Akuntabilitas Sumber Daya
Biasanya suatu struktur akuntabilitas sumber daya mengikuti logika dari
distribusi fisik aktivitas dan keputusan yang dicapau oleh penciptaan subunit.
Empat jenis unit akuntansi sumber daya yang dikenal dalam literatur terdiri atas:
pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
Desentralisasi sebaiknya tidak diperlakukan sebagai sinonim dari
divisionalisasi atau dari pusat laba atau investasi. Pusat laba dan pusat investasi
adalah unit ekonomi dasar dalambisnis manapun dan manajemen oleh karena itu
berkepentingan untuk menilai kelangsungan hidup ekonomisnya. Dengan
demikian sumber daya yang dapat diidentifikasikan dengan unit tidak terkait
dengan kemampuan seorang manager untuk membuat keputusan mengenai
sumber daya tersebut.
Struktur matrik biasanya melibatkan produksi dari proyekk besar
sekelompok aktivitas dalam suatu program. Tanggung jawab untuk melaksanakan
prpoyek atau program tersebut biasanya diberikan kepada seorang manager,
sementara pengendalian sumber daya tetap berada pada manager fungsional.
Dengan demikian, struktur matrik berusaha untuk menggabungkan desentralisasi
fungsional dengan desentralisasi divisional. Dualitas ini juga mencerminkan
struktur keuangan yang mengakumulasikan biaya berdasarkan departemen
fungsional dan berdasarkan proyek serta program.
Pengembangan Anggaran Dasar
Pengembangan anggaran dasar yakni sekelompok aturan dan prinsip
operasi yang akan mengatur hubungan antara subunit dengan kantor pusat dan
antara subunit dengan subunit yang lain. Hubungan antara subunit dan kantor
pusat memerlukan penggambaran aktivitas atas mana suatu subunit memiliki
wewenang dan tanggungjawab utama, serta cara dengan mana kantor pusat
mengharapkan manager subunit melaksanakan aktivitas yang diberikan kepada
unit-unitnya. Hubungan antarunit memerlukan penetapan pedoman untuk
mengatur pertukaran antara satu subunit dengan subunit yang lain.
Pendelegasian Aktivitas.
Sistem yang terdesentalisasi penuh akan mendelegasikan seluruh aktivitas
yang dapat dipisahkan kepada subunit, dengan hanya sedikit atau tidak sama
sekali peran dari manajemen sentral.
Pelaksanaan tindak lanjut menyarankan enam pedoman yang dapat
menjelaskan praktik saat ini dan berguna bagi organisasi yang sedang dalam
proses untuk melakukan desentralisasi yaitu: pemanfaatan bakat khusus, skala
ekonomi, keseragaman, konsekuensi yang bertahan lama, kerangka waktu dan
dorongan eksperimentasi.
Menetapkan Norma-Norma Keperilakuan
Anggaran dasar harus mengikuti pembagian aktivitas dengan menyatakan
norma-norma keprilakuan yang diharapkan kantor pusat dari para manajer subunit
dalam malaksanakan aktivitas-aktivitas ini. Norma-norma keperilakuan yang
paling penting adalah sosialisasi, spesialisasi, standarisasi dan formalisasi.
Klasifikasi Hubungan Antarunit
Anggaran dasar yang baik meberikan peraturan dasar untuk mengelola
pertukaran antarunit. Desentralisasi meningkatkan bahaya dimana subunit hanya
memaksimalkan tujuannya sendiri dengan mengorbankan organisasi dengan cara
memungkinkan manajer subunit untuk bertidak secara independen.
Pendekatan Kompetitif versus Kolaboratif
Anggaran dasar untuk desentralisasi mencoba untuk mencegah peluang
untuk melakukan suboptimisasi ini. Anggaran dasar tersebut dapat menggunakan
pendekatan kompetitif yang mengandalakn pada mekanisme pasar dan
mensubtitusi pasar internal yang fiktif dengan pasar eksternal. Dan pendekatan
Kolaboratif yang menekankan pada keanggotaan organisasional danmendorong
individu untuk bekerja sebagi satu tim dengan menggunakan aturan, penghargaan
dan nilai yang sesuai.
Faktor yang Mempengaruhi Pilihan
Menempatkan organisasi pada suatu kontinum yang ujung-ujungnya
adalah kompetisi dan kolaborasi. Ada empat faktor penting yang sebaiknya
dipertimbangkan dalam menentukan ujung mana yang dipilih pada kontinum
kompetisi tersebut yaitu: tersedianya pasar eksternal, saling ketergantungan yang
strategis, ketidak lengkapan harga dan tersedianya opsi untuk keluar.
Desentralisasi dan Penentuan Harga Transfer
Harga transfer mendukung dan mendorong jenis perilaku tertentu dalam
organisasi. Karena anggaran dasar untuk desentralisasi mencoba untuk melakukan
hal yang sama, maka terdap suatu hubungan yang erat diantara keduanya. Sistem
penetuan harga transfer digunkan sebagai suatu alat untuk memaksakan perilaku
yang diinginkan oleh anggaran dasar.
Jenis-jenis Harga Transfer
Organisasi biasanya menggunakan lima jenis harga transfer. Kelima jenis
harga transfer tersebut adalah harga pasar, harga biaya plus, biaya variabel, harga
yang dinegosiasikan dan harga yang diputuskan atau diperintahkan.
Harga Transfer dan Anggaran Dasar Desentralisasi
Dampak keprilakuan dari harga transfer menyarankan suatu penafsiran
kembali terhadap harga transfer sebagai mekanisme keprilakuan untuk
mendukung tingkat kompetisi dan kolaborasi antar-subunit yang diinginkan oleh
suatu organisasi.
Elemen utama dari desentralisasi adalah kebutuhan untuk mengembangkan
anggaran dasar yang sesuai. Anggaran dasar semacam itu harus memutuskan
aktivitas dan keputusan manakah yang akan dibuat oleh kantor pusat dan manakah
yang akan didelegasikan kepada unit individual; menyediakan norma perlaku
yang sesuai untuk diikuti oleh unit-unit dalam melaksanakan aktivitas yang
ditugaskan; dan menetapkan apakah pertukaran antarunit akan diatur terutam
peraturan kompetisi atau kolaborasi. Interpretasi yang mungkin terhadap harga
transfer sebagai suatu cara untuk mengatur pertukaran antarunit juga ditawarkan.
Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Atribut-atribut dari ukuran-ukran kinerja yang kemungkinan besar
akanmengarahkan kepada keselarasan tujuan adalah kempampuan untuk
mengendalikan, kelengkapan, serta pemisahan dan evaluasi manajerial.
Kontrolabilitas dianggap diinginkan karena mengeluarkan aspek-aspek
kinerja yang tidak dapat dikendalikan oleh seorang manager dari pengukuran.
Kelengkapan mengacu pada tingakt dimana suatu ukuran dapat mencakup dimensi
kinerja yang relevan. Pemisahan aktivitas dan evaluasi manajerial untuk
membedakan daya tarik ekonomi dari suatu aktivitas dengan cara aktivitas
tersebut dikelola.
Mungkin atribut ini sangat sulit dicapai karena ketidakpastian dan sifat
produk gabungan dan kinerja organisasional. Sebagai alternatif atribut yang
mungkin dapt digunakan yaitu memfokuskan perhatian, perilaku yang
membimbing, dan peningkatan persepsi keadilan untuk memilih ukuran dari
kinerja yang terdesentralisasi..
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Interpretasi Keperilakuan Pada Desentralisasi
Oleh :
ERWINSYAHC 301 08 040
STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TADULAKO
2011