Post on 31-Mar-2019
IDENTIFIKASI METODE PEMBELAJARAN YANG MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD SE-
KECAMATAN SURALAGA LOMBOK TIMUR
TAHUN AJARAN 2014/2015
JURNAL
DiajukanUntukMemenuhiPersyaratanDalamMenyelesaikanProgram Sarjana (S1)
PendidikanGuruPendidikanAnakUsiaDini
OLEH
IDA AYU ANDITA WIRYANI
NIM :E1F010042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
Identifikasi Metode Pembelajaran yang Mengembangkan Kemampuan
Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok
Timur Tahun Ajaran 2014/2015
Oleh :
Ida Ayu Andita Wiryani
E1F010042
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh belum maksimalnya penggunaan metode
pembelajaran yang mengembangkan kemampuan motorik kasar anak dalam segala
kegiatan sehingga berdampak bagi perkembangan kemampuan motorik kasar anak usia 4-
5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur. Rumusan masalah dalam
penelitian adalah metode pembelajaran apa saja yang digunakan, metode pembelajaran
mana yang dominan, dan metode pembelajaran mana yang efektif digunakan dalam
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan
Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui metode pembelajaran yang digunakan, metode pembelajaran yang dominan
digunakan, dan metode pembelajaran yang efektif digunakan dalam mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok
Timur tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey.
Populasi penelitian ini adalah guru yang mengajar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-
Kecamatan Suralaga Lombok Timur dengan jumlah 36 guru. Oleh karena jumlah populasi
yang kurang dari 100 maka sampel penelitian ini merupkan penelitian populasi. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi dengan
menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat lima metode pembelajaran yang
digunakan, antara lain metode demonstrasi, karyawisata, bermain peran, bermain, dan
eksplorasi; metode yang dominan digunakan adalah demonstrasi dan bermain; serta
metode yang efektif digunakan adalah metode bermain yang mengembangkan berbagai
kemampuan motorik kasar anak khususnya yang paling menonjol adalah pada indikator
melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi.
Kata Kunci : Metode Pembelajaran, Motorik Kasar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulus,
membimbing, mengasuh, dan memberikan kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Ada dua tujuan diselenggarakannya
pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut : membentuk anak Indonesia yang
berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembanga sesuai dengan tingkat
perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa; serta membantu
menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah (Montolalu, 2005 : 3).
Untuk melancarkan dan mensukseskan penyelenggaraan pendidikan bagi anak
usia dini diperlukan dukungan serta kerja sama dari pihak-pihak yang turut mendukung
proses tumbuh kembang anak. Pihak-pihak tersebut adalah orang tua, guru, pembimbing,
dan atau pendidik baik yang ada di lingkungan rumah atau keluarga, dan di lingkungan
sekolah. Para orang tua dan guru harus memiliki kiat atau cara khusus untuk mengkemas
setiap kegiatan pembelajaran menjadi satu kegiatan yang asik dan membuat anak
merasakan kesenangan dalam menjalaninya dan tidak tertekan. Oleh karena itu, untuk
setiap kegiatan diperlukan metode-metode untuk menyampaikan materi pembelajaran
yang akan diberikan kepada anak usia dini agar kegiatannya menjadi lebih menarik dan
menggugah minat anak untuk melakukan kegiatan yang disediakan atau disuguhkan.
Metode pembelajaran adalah cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk
mencapai tujuan kegiatan (Moeslichatoen, 2004 : 7). Pendapat lain juga diungkapkan oleh
Sudjana yang mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan
guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran
(Sudjana, 2005:76). Dengan pendapat tersebut dapat disimpulkan mengenai pengertian
metode pembelajaran adalah cara yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan
bahan ajar untuk disajikan kepada anak didiknya. Metode yang dapat digunakan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini sebagaimana dikemukakan oleh
Rahyubi (2012 : 234), diantaranya : metode karyawisata, metode demonstrasi, metode
bermain, metode bermain peran, dan metode eksplorasi. Dengan menggunakan metode
pembelajaran ini, diharapkan anak dapat berkembang secara optimal melalui kegiatan-
kegiatan yang dikemas di setiap pembelajaran.
Anak pada usia dini, dikenal sebagai pribadi yang aktif, dimana mereka selalu
melakukan kegiatan yang melibatkan gerak fisik yang jika dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan akan membuat kematangan fisik dan keterampilan
motorik anak semakin bagus. Kemampuan motorik adalah kemampuan pengendalian
gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.
Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada
pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut anak akan tetap tidak berdaya
(Hurlock : 150). Pengertian lain mengenai kemampuan motorik yaitu, perubahan
kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan
kemampuan gerak (Corbin, dalam Sumantri, 2005 : 48). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kemampuan motorik adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
gerak jasmaniah secara terkoordinasi melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot.
Salah satu prinsip pembelajaran anak usia dini yaitu belajar sambil bermain dan
bermain sambil belajar. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan
dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya sehingga pembelajaran menjadi
bermakna (Montolalu : 2005 :1.3). Ini berarti, kegiatan pembelajaran harus dilakukan
anak dengan melibatkan gerak anggota tubuh yang juga disebut motorik pada anak.
Prinsip inilah yang seharusnya tertuang dan terkandung dalam setiap kegiatan
pembelajaran yang disuguhkan oleh pendidik atau guru di sekolah. Namun, pada
kenyataannya masih banyak kejanggalan yang ditemukan dalam aplikasi dan penerapan
metode pembelajaran untuk anak didik di sekolah.
Hasil observasi awal yang dilakukan di PAUD se-Kecamatan Suralaga Kabupaten
Lombok Timur, berbagai macam phenomena terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Para
Guru PAUD di kecamatan Suralaga Lombok Timur ini kurang memahami penggunaan
serta manfaat metode pembelajaran yang sesungguhnya sehingga terjadi penyimpangan
dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada anak didiknya. Karena kurangnya
pemahaman tersebut mengakibatkan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat
dan kurang akurat dalam kegiatan pembelajaran, dan guru tidak menyadari apa
dampaknya jika guru menggunakan metode yang kurang tepat untuk kegiatan
pembelajaran. Selama ini, dilapangan ditemukan kejadian dimana pendidik hanya
memperhatikan bagaimana kegiatan pembelajaran pada hari itu dapat terlaksana dan
terselesaikan dengan cepat dan yang terpenting adalah adanya hasil karya anak walaupun
hasilnya tidak memuaskan tanpa memikirkan apakah anak memahami dan mengerti
kegiatan yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Sehingga dilakukan
penelitian “Identifikasi Metode Pembelajaran yang Mengembangkan Kemampuan
Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur
Tahun Ajaran 2014/2015”. Diharapkan kita dapat mengatasi segala hal yang menghambat
perkembangan motorik kasar anak sehingga, anak dapat berkembang dengan optimal dan
dapat menyongsong kehidupan yang akan datang dengan kesiapan dan kemampuan
motorik kasar yang baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian di atas, maka rumusan masalah peneliti yaitu :
1. Metode pembelajaran manakah yang mengembangkan kemampuan motorik kasar
anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran
2014/2015?
2. Metode pembelajaran manakah yang paling dominan dalam mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga
Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015?
3. Metode pembelajaran manakah yang efektif dalam mengembangkan kemampuan
motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok
Timur tahun ajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Banyak uraian serta penjelasan yang terpapar dalam pembahasan sebelumnya,
sehingga peneliti dapat menjelaskan beberapa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang mengembangkan kemampuan
motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok
Timur tahun ajaran 2014/2015?
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang paling dominan dalam
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-
Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015?
3. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga
Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Pembelajaran
Dalam proses belajar dan pembelajaran, perlu adanya rekayasa sistem
lingkungan yang mendukung. Penciptaan sistem lingkungan berarti menyiapkan
kondisi lingkungan yang kondusif bagi peserta didik. Kondisi ini dapat berupa
sejumlah tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, persoalan yang menuntut agar
siswa memecahkannya, dan seperangkat keterampilan yang perlu dikuasai siswa.
Menyediakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif berarti juga menyiapkan
sarana dan prasarana pembelajaran yang baik, tepat, dan mencukupi, termasuk juga
menggunakan metode pembelajaran yang tepat guna menyampaikan bahan ajar pada
anak didik.
Metode pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat dilakukan untuk
menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik (Rahyubi, 2012 :
236). Suyuno mengatakan bahwa, metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan
dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara
penilaian yang akan dilaksanankan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai
suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk
melakukan pembelajaran (Suyono, 2011 :19). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam
menyampaikan bahan ajar untuk disajikan kepada anak didiknya.
Metode pembelajaran sebagai salah satu komponen pendidikan perlu dipahami
oleh guru agar proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan baik. Karena
dengan memiliki pengetahuan yang luas tentang metode, guru dapat memilih metode
yang tepat untuk suatu materi (kompetensi) yang akan dipelajari atau dicapai oleh
siswa. Pemilihan metode yang tepat akan sangat membantu siswa dalam proses
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan tercapai sesuai dengan
yang telah dirumuskan, maka setiap pendidik atau guru perlu mengetahui dan
mempelajari beberapa metode pembelajaran, serta dipraktekkan pada saat proses
pembelajaran di kelas.
Terdapat beberapa teknik dan metode yang dapat digunakan oleh guru, tetapi
tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa
faktor yang dapat digunakan dalam pemilihan strategi pembelajaran, yaitu sebagai
berikut :
1. Anak didik
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan
psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang
sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
2. Tujuan pembelajran
Tujuan pembelajaran biasanya berkaitan dengan dimensi kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Tujuan pembelajaran bisa tercapai jika pembelajar atau peserta didik
mampu menguasai dimensi kognitif dan afektif dengan baik, serta cekatan dan
terampil dalam aspek psikomotoriknya (Rahyubi, 2012 : 234).
3. Media
Media pada hakikatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran.
Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai
dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media
adalah penggunaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih.
4. Fasilitas
Fasilitas yang dimaksud di sini adalah ketersediaan sarana dan prasarana
seperti kelengkapan alat permainan. Alat permainan yang wajib disediakan dan
sebagai acuan standar untuk pendidikan anak usia dini adalah berupa alat permainan
edukatif, baik yang tersedia di dalam ruangan (in door) dan atau luar ruangan (out
door).
5. Guru
Kata guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang uga berarti guru atau
pendidik, yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya
merujuk pada pendidik professional denga tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, memfasilitasi, dan mengevaluasi peserta sisik
(Rahyubi,2012 : 235). Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar
pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap
berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.
Beberapa macam metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun adalah sebagai
berikut :
1. Metode Demonstrasi
Metode demostrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok pembahasan
atau materi yang sedang disajikan.
2. Metode Karyawisata
Metode karya wisata, kinjungan, atau studi banding adalah metode pembelajaran yang
mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek tertentu yang relevan dengan proses
pembelajaran guna memperluas wawasan.
3. Metode Bermain Peran
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses
kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini dalah suatu cara penguasaan bahan
pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan peserta didik. Metode ini
memerlukan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topic atau situasi
(Rahyubi, 2012 : 241).
4. Metode Bermain
Kegiatan bermain adalah suatu kegiatan yang sangat disenangi oleh anak. Pada
berbagai situasi dan tempat anak selalu saja menempatkan diri untuk
menggunakannya sebagai arena bermain dan permainan.
5. Metode Eksplorasi
Dalam proses pembelajaran metode eksplorasi, peserta didik atau pembelajar
melakukan berbagai penjelajahan dan pemeriksaan berkaitan dengan hal-hal yang
ditekuni dan dipelajari untuk menemukan hal-hal yang cocok dan terbaik sehingga dia
bisa memeroleh contoh, cara, metode, dan model terbaik guna meraih keberhasilan
dan kesuksesan, khususnya dalam keterampilan motorik tertentu (Rahyubi, 2012 :
242).
Dengan uraian di atas dapat diartikan bahwa metode pembelajaran merupakan
syarat mutlak yang harus disertakan dalam proses belajar mengajar, karena metode
pembelajaran merupakan cara atau proses mencapai tujuan pengajaran yaitu tujuan
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar. Setiap guru yang
akan menyajikan materi pelajaran kepada anak didiknya, perlu memahami arti,
peranan serta penggunaan metode pembelajaran, karena metode yang digunakan itu
akan berpengaruh sekali terhadap berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai
tergantung pada penggunaan metode yang tepat.
B. Perkembangan Motorik Kasar Anak
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui
kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya
kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya (Rahyubi,
2012 : 222).
Corbin, 1990 (dalam Sumantri) menyatakan bahwa, perkembangan motorik
adalah perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan
berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Sehingga dalam hal ini berarti aspek
perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi (Sumantri, 2005 : 48).
Sementara menurut Hurlock, yang berpendapat bahwa, perkembangan motorik berarti
perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan
refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan
tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya (Hurlock, 150). Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa, perkembanan motorik adalah perkembangan kemampuan
gerak seseorang untuk melakukan gerak jasmaniah secara terkoordinasi melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik pada setiap
individu adalah sebagai berikut (Rahyubi, 2012 : 225) :
1. Perkembangan Sistim Saraf.
Sistim saraf sangat berpengaruh dalam perkenbangan motorik karna sistim
saraf lah yang mengontrol gerak motorik pada tubuh manusia.
2. Kemampuan fisik yang memungkinkan untuk bergerak.
Karna perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan fisik maka
kemampuan fisik seseorang akan sangat berpengaruh pada perkembangan motorik
seseorang. Anak yang normal perkembangan motoriknya akan lebih baik
dibandingkan anak yang memiliki kekurangan fisik.
3. Keinginan anak yang memotifasinya untuk bergerak.
Seseorang yang punya motivasi yang sangat kuat untuk mengusai
keterampilan motorik tertentu biasanya telah punya modal besar untuk meraih
prestasi. Kemudian, ketika seseorang mampu melakukan suatu aktivitas motorik
dengan baik, kemungkinan besar dia akan termotivasi untuk menguasai
keterampilan motorik yang lebih luas dan lebih tinggi tingkatannya.
4. Linkungan yang mendukung.
Perkembangan motorik seorang individu kemungkinan besar bisa berjalan
optimal jika lingkungan tempatnya beraktivitas mendukung dan kondusif.
Lingkungan di sini bisa berarti fasilitas, peralatan, sarana dan prasarana. Bisa juga
berarti lingkungan tempat beraktivitas dan juga di sekitar tempat aktivitas yang
baik dan kondusif.
5. Aspek psikologis anak.
Aspek psikologis, psikis, dan kejiwaan sudah barang tentu sangat berpengaruh
pada kemampuan motorik. Hanya seseorang yang kondisi psikologisnya baiklah
yang mampu meraih keterampilan motorik yang baik pula. Meskipun punya fisik
yang mendukung, namun jika kondisi psikologis seseorang tidak berada dalam
kondisi yang baik atau tidak mendukung, maka sulitlah baginya untuk meraih
keterampilan motorik yang optimal dan memuaskan.
6. Umur.
Usia atau umur sangat berpengaruh pada aktivitas motorik seseorang.
Seseorang bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua tentu saja punya karakteristik
keterampilan motorik yang berbeda pula.
7. Jenis kelamin.
Dalam keterampilan motorik tertentu, misalnya olahraga, factor jenis kelamin
cukup berpengaruh. Dalam beberapa cabang olahraga seperti renang, bulu tangkis,
voly, tenis, sepak bola, tinju, karate, dan masih banyak lagi, seorang laki-laki tentu
lebih kuat, lebih cepat, lebih terampil, dan lebih gesit dibandingkan perempuan.
8. Bakat dan Potensi
Bakat dan potensi juga berpengaruh pada usaha meraih keterampilan motorik.
Misalnya, seserang mudah diarahkan untuk menjadi pesepakbola andal jika dia
punya bakat dan potensi sebagai pemain bola. Begitu juga pada bidang
keterampilan motorik lainnya.
Secara umum tahapan-tahapan perkembangan anak dapat dibagi ke dalam
beberapa rentang usia, yang masing-masing menunjukkan ciri tersendiri. Menurut
Fitts dan Postner dalam (Sumantri, 2005 :101) tahapan perkembangan di bagi menjadi
beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Verbal Kognitif
Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak. Tahapan ini disebut juga
sebagai fase kognitif, karena perkembangan yang menonjl terjadi pada diri anak.
Pada tahap kognitif ini proses belajar gerak diawali dengan aktif berpikir tentang
gerakan yang dipelajari. Anak yang belajar gerak berusaha mengetahui dan
memahami gerakan dari informasi baik berupa informasi secara verbal maupun
visual yang diberikan kepadanya.
2. Tahap Asosiatif
Pada tahapan ini perkembangan anak juga memasuki pemahaman dari
gerakan-gerakan yang dipelajari. Tahapan ini juga disebut tahap menengah, yang
ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan, dimana anak sudah mampu
melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat
atau terputus-putus pelaksanaannya. Dengan tahap mempraktekkan berulang-
ulang pelaksanaannya, gerakan akan semakin efisien, lancer dan sesuai dengan
keinginannya serta kesalahan gerakan semakin berkurang.
3. Tahap Otomasi
Tahap ini dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Pada tahap ini
ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan, dimana anak mampu melakukan
gerakan ketrampilan secara otomatis. Tahap ini dikatakan sebgai tahap otonom
karena anak mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa pengaruh, walaupun
pada saat melakukan gerakan tersebut anak harus memperhatikan hal-hal lain
selain dari gerakan yang dilakukan.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya, bahwa salah
satu hal yang mempengaruhi perkembangan motorik pada seorang individu adalah
usia atau umur. Pada usia tertentu, seseorang akan dapat mencapai atau mampu
melakukan aktivitas motorik tertentu. Seperti yang terjadi pada individu atau anak
yang berusia 4-5 tahun. Pada usia ini anak seharusnya sudah mampu melakukan
gerakan seperti berlari, melempar dan menendang bola, melompat, dan meloncat.
Ada beberapa indikator gerak motorik yang dapat dilakukan oleh anak pada
usia 4-5 tahun ini yang diungkapkan oleh Caughlin (2001) yang dikutip oleh
Sumantri. Berikut indikator perkembangan anak dinyatakan sebagai berikut :
a) Usia 4 Tahun
Gerakan yang dapat dilakukan pada anak usia 4 tahun adalah sebagai berikut :
Anak mampu berdiri di atas satu kaki selama 10 detik; Anak mampu berjalan
maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari kaki berjarak 6 kaki; Anak
mampu berjalan mundur; Anak mampu melakukan kegiatan lomba lari; Anak
mampu melompat ke depan sebanyak 10 kali; Anak mampu melompat ke
belakang; Anak mampu melakukan roll/berguling ke depan; Anak mampu
menendang secara terkoordinasi ke belakang dan ke depan dengan kaki terayun
dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara bersamaan; Dengan dua tangan
menangkap bola yang dilemparkan dari jarak lebih kurang 2 meter; Melempar
bola kecil dengan kedua tangan kepada seseorang yang berjarak lebih kurang 2
meter; serta membangun menara dengan kotak/balok.
b) Usia 5 Tahun
Gerakan yang mampu dilakukan oleh anak usia 5 tahun adalah sebagai berikut
:
Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik; Berjalan di atas papan
keseimbangan ke depan, ke belakang, dan kesamping; Melompat ke belakang
dengan dua kali berturut-turut; Melompat dengan salah satu kaki; Mengambil
salah satu atau dua langkahg teratur sebelum menendang bola; Melempar bola
dengan memutar badan dan melangkah ke depan; Mengayun tanpa bantuan;
menangkap dengan mantap.
Hal lain juga diungkapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 58 Tahun 2009 mengenai Standar Pendidikan Anak Usia Dini, bahwa
indikator perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun adalah sebagai berikut :
Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dan seterusnya;
Melakukan gerakan menggantung (bergelanyut); Melakukan gerakan melompat,
meloncat, dan berlari secara terkoordinasi; Melempar sesuatu secara terarah;
Menangkap sesuatu secara tepat; Melakukan gerakan antisipasi; Menendang sesuatu
secara terarah; Memanfaatkan alat permainan di luar kelas. Indikator perkembangan
motorik kasar anak usia 4-5 tahun ini memiliki karakteristik perkembangan yang lebih
spesifik. Berikut karakteristik perkembangan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5
tahun menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009
mengenai Standar Pendidikan Anak Usia Dini adalah :
Tabel 2.1
Tingkat Capaian Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009
Lingkup Perkembangan Tingkat Capaian Perkembangan
1. Menirukan gerakan binatang,
pohon tertiup angin, pesawat
rebang, dsb.
1) Menirukan gerakan binatang peliharaan misal :
binatang yang dapat terbang (burung) dll
2) Menirukan gerakan pohon sepoi-sepoi, pohon tertiup
angin kencang, dll
3) Menitukan gerakan pesawat terbang misal : (mau
terbang, gerakan diudara dan gerakan mendarat)
2. Melakukan gerakan
menggantung (bergelanyut)
4) Memanjat, bergantung, dan berayun
5) Bergelanyut
Lingkup Perkembangan Tingkat Capaian Perkembangan
3. Melakukan gerakan
melompat, meloncat, dan
berlari secara terkoordinasi.
6) Melompat dengan dua kaki atau satu kaki dengan
seimbang.
7) Melompat dengan tali, dll
8) Meloncat dari ketinggian 20-30cm
9) Meloncat dengan rintangan
10) Berlari ditempat
11) Berlari cepat
12) Berlari sambil melompat
13) Berlari sambil meloncat
14) Melompat, meloncat, dan berlari dengan rintangan
4. Menangkap dan melempar
secara terarah/tepat.
15) Menangkap kantong biji, bola, dll
16) Melambungkan dan menangkap kantong biji, bola, dll
17) Melempar dengan berbagai media, misal : bola kertas,
balon, dll ke tempat yang telah ditentukan
18) Memantulkan bola besar sambil diam di tempat
19) Memantulkan bola besar sambil berjalan/bergerak
5. Melakukan gerakan antisipasi. 20) Berjalan maju pada garis lurus
21) Berjalan di atas papan titian, berjalan berjinjit
22) Berjalan mundur dan kesamping pada garis lurus
sejauh 1-2 meter
23) Melakukan gerakan menghindar dari hal-hal yang
berbahaya
6. Menendang sesuatu secara
terarah.
24) Menendang bola dengan terarah
7. Memanfaatkan alat permainan
di luar kelas.
25) Bermain dengan alat permainan di luar, misal :
ayunan, jungkitan, perosotan, dll
26) Bermain dengan simpai (bebas, melompat dalam
simpai, merangkak dalam terowongan dari simpai,
dll)
27) Naik sepeda roda dua (belum seimbang)
28) Naik turun tangga 2-5 anak tangga
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada 18 PAUD yang ada di Kecamatan Suralaga
Kabupaten Lombok Timur selama tahun ajaran 2014/2015. Lingkup dalam penelitian ini
adalah metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan
mototik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun
Ajaran 2014-2015.
Adapun yang akan dijadikan sebagai populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru
yang mengajar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun
ajaran 2014/2015 dengan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 36 orang yang tersebar pada
18 lembaga di Kecamatan Suralaga Lombok Timur.
Oleh karena populasi penelitian ini adalah PAUD yang ada di kecamatan Suralaga
dimana wilayahnya terbagi menjadi tiga bagian, maka pengambilan sampel dalam penelitian
ini harus benar-benar mewakili populasinya. Sehingga penelitian ini menggunakan seluruh
jumlah populasi yang ada sebagai sampel penelitian dan penelitian ini disebut sebagai
penelitian populasi.
TABEL 3.1
Jumlah Sampel Guru dalam Penelitian yang Dilakukan di PAUD se-Kecamatan
Suralaga Lombok Timur
No Nama Lembaga Jumlah Sampel
1. TK NW Boro’ Tumbuh 2
2. PAUD Anak Kita 2
3. RA Ma’Rif JMI 2
4. PAUD Mawar Mekar 2
5. TK –IT Nurul Mujahidhin NW Pancor Kopong 2
6. PGRI Tebaban 2
7. TK Terpadu SDN 2 Kerongkong 2
8. TK Raudatul Qur’an UF NW 2
9. TK Sulamul Mubtadi Anjani 2
10. PAUD Al-Barruni 2
11. TK-IT Ar-Rantisi Anjani 2
12. PAUD Tunggal ATE 2
13. TK Dharma Wanita Suralaga 2
14. RA Sakinatul 2
15. PGRI 05 Anjani 2
16. TK Syaikh Zainuddin NW 2
17. TK Anak Bangsa 2
18. PAUD Al-Fhadhilah 2
Jumlah 36
Data penelitian ini berupa data tentang metode pembelajaran yang diterapkan
guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD
se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015 yang bersifat
kualitatif, artinya prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang atau perilaku yang dapat
diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima. Dengan sumber data
dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di Lembaga PAUD se-Kecamatan
Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015. Adapun guru yang dimaksud adalah
guru yang mengajar di kelompok usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga
Lombok Timur.
Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a) Metode Observasi
Arikunto (2006:156) berpendapat bahwa observasi atau pengamatan meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indera atau yang disebut juga dengan pengamatan langsung.
Senada dengan pendapat di atas, bahwa metode observasi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu mengamati dan mencatat perilaku objek yang akan
diteliti dalam proses pembelajarn untuk memperoleh data tentang metode
pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik
kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun
ajaran 2014/2015 dengan menggunakan pedoman observasi yang dibentuk
instrmen penelitian yang dijadikan acuan bagi peneliti untuk mempermudah
peneliti melaksanakan pengamatan secara langsung.
b) Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variebel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan lain
sebagainya.
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam
arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan
metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.
Instrument pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulakn data agar pekerjaan lebih mudah dan hasil lebih baik dalam arti
cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006 : 115).
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan
informasi yang diinginkan. Instrument penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel
yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar
anak usia 4-5 thun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun Ajaran
2014/2015. Adapun instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data metode
pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak
adalah:
a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi yang digunakan berupa lembar pengamatan yang bersikan
kisi-kisi instrumen perkembangan motorik halus. Berdasarkan indikator, peneliti
mendeskripsikan sub indikator menjadi deskriptor dengan tingkat capaian
perkembangan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009.
Berikut Kisi-kisi Instrumen Penelitian yang akan digunakan :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Aspek yang Diteliti Indikator
Perkembangan Motorik Kasar
1) Menirukan gerakan binatang, pohon
tertiup angin, pesawat terbang, dsb.
1. Menirukan gerakan binatang atau hewan.
2. Menirukan gerakan pohon yang tertiup
angin. 2) Melakukan gerakan menggantung
(bergelanyut) 3. Menirukan gerakan pesawat terbang, dll.
4. Melakukan gerakan menggantung
(bergelanyut)
5. Melakukan gerakan melompat.
6. Melakukan gerakan meloncat.
7. Melakukan gerakan berlari
8. Melakukan gerakan melompat, meloncat,
dan berlari secara terkoordinasi
9. Menangkap dan melempar sesuatu secara
terarah/tepat.
10. Melakukan gerakan antisipasi.
11. Menendang sesuatu secara terarah.
12. Memanfaatkan alat permainan di luar kelas.
3) Melakukan gerakan melompat,
meloncat, dan berlari secara terarah.
4) Menangkap dan melempar secara
terarah/tepat.
5) Melakukan gerakan antisipasi.
6) Menendang sesuatu secara terarah.
7) Memanfaatkan alat permainan di
luar kelas.
Metode Pembelajaran
1) Metode Demonstrasi 1. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan
demonstrasi.
2. Menetapkan bentuk demonstrasi yang
dipilihb sebelum menetapkan kegiatan, guru
menentukan bentuk demonstrasi, misalnya
dengan cara penjelasan, sosiodrama, atau
cara lainnya.
3. Menetapkan bahan dan alat yang
dipergunakan.
2) Metode Karyawisata 4. Menetapkan sasaran yang diprioritaskan
sesuai dengan tema kegiatan belajar yang
dipilih.
5. Merumuskan program kegiatan melalui
karya wisata.
6. Mengadakan hubungan dan pengenalan
medan sasaran karya wisata.
7. Koordinasi dengan pihak tempat karya
wisata.
8. Menyiapkan bahan dan alat yang
diperlukan.
9. Membuat kesepakatan bersama dengan anak
mengenai tata tertib.
10. Permintaan izin dan partisipasi orang tua.
11. Apersepsi pendidik di kelas kepada anak
tentang tempat wisata yang akan di tuju.
3) Metode Bermain Peran 12. Memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda
sekitar anak.
13. Menggunakan alat dan perlengkapan untuk
bermain peran.
14. Menentukan dialog dan peran anak.
15. Mengikuti langkah-langkah dan teknik yang
diajarkan oleh guru.
16. Memainkan peran orang-orang yang ada di
lingkungannya atau tokoh-tokoh dari suatu
cerita.
4) Metode Bermain 17. Guru menyiapkan tujuan kegiatan bermain
pada para siswa.
18. Guru menyampaikan aturan-aturan yang
harus diikuti dalam kegiatan bermain.
19. Guru menawarkan tugas kepada masing-
masing anak.
20. Guru memperjelas apa yang harus dilakukan
oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya.
21. Guru menyiapkan bahan dan peralatan yang
diperlukan.
22. Semua anak menuju tempat yang sudah
disediakan untuk bermain.
23. Dengan bimbingan guru, peserta permainan
mulai melakukan tugasnya masing-masing.
24. Setelah kegiatan selesai, setiap anak menata
kembali bahan dan peralatan permainan.
25. Anak-anak membersihkan diri.
26. Menarik perhatian dan membangkitkan
minat anak tentang aspek-aspek penting
dalam membangun sesuatu.
27. Menghubungkan pengalaman anak dalam
bermain yang baru saja dilakukan dengan
pengalaman lain.
28. Menunjukkan aspek-aspek penting dalam
bekerja secara kelompok.
5) Metode Eksplorasi 29. Melibatkan peserta didik mencari informasi.
30. Menggunakan beragam pendekatan, media,
dan sumber belajar.
31. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar
peserta didik
Skala perkembangan motorik kasar bertujuan untuk melihat sejauh mana
perkembangan motorik kasar yang sudah berkembang pada anak usia 4-5 tahun. Adapun
skala penilaian yang digunakan adalah dengan menggunakan skala jenjang atau Ratting scale
yaitu kategori belajar anak yang sedang diamati dinyatakan dengan skala (1, 2, dan 3).
Adapun kriteria penilaian yang digunakan adalah:
1 = Belum Berkembang (BB), apabila metode pembelajaran tidak mengembangkan motorik
kasar anak.
2 = Sedang Berkembang (SB), apabila metode pembelajaran belum tampak mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak.
3 = Berkembang optimal sesuai harapan (BO), apabila metode pembelajaran tampak
menstimulasi perkembangan motorik kasar anak sehingga berkembang secara optimal.
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif
deskriptif yaitu proses atau langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiono, 2012:207-208). Langkah-langkah pelaksanaan metode analisis statistik sebagai
cara untuk mengolah data dan memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan (data
processing, pengorganisasian data dan penemuan hasil penelitian) dengan rumus sebagai
berikut:
P =
× 100%
Keterangan :
P : Persentil
x : Total Skor Individu
SMI : Skor Maksimal Ideal (Nurkencana, 1990:99).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian telah dilakukan di 18 PAUD se-Kecematan Suralaga Lombok Timur,
yaitu diantaranya TK NW Boro’ Tumbuh, PAUD Anak Kita, RA Ma’Rif JMI, PAUD
Mawar Mekar, TK-IT Nurul Mujahidin, PGRI Tebaban, TK Terpadu SDN 2
Kerongkong, TK Raudatul Qur’an UF NW Banjar, TK Sulamul Mubtadi Anjani, PAUD
Al-Barruni, TK-IT Ar-Rantisi, PAUD Tunggal ATE, TK Dharma Wanita, RA Sakinatul,
PGRI 05 Anjani, TK Syaikh Zainuddin, TK Anak Bangsa, dan PAUD Al-Fadhilah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berikut tabel rekapitulasi data perkembangan
motorik kasar anak usia 4-5 tahun pada PAUD/TK di Kecamatan Suralaga Tahun Ajaran
2014/2015 : (data terlampir)
Berdasarkan data rekapitulasi tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan metode
pembelajaran yang mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di
PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun Ajaran 2014/2015 yaitu:
1. Metode pembelajaran yang mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5
tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur adalah metode demonstrasi,
metode karyawisata, metode bermain peran, metode bermain, dan metode eksplorasi.
Dengan hasil rekapitulasi yang diperoleh adalah sebagai berikut : metode
demonstrasi untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun
digunakan pada : indikator menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat
terbang, dsb dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,70%, pada
kriteria 2 sebesar 11,11%, dan pada kriteria 3 sebesar 14,81%; indikator melakukan
gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi dengan jumlah
perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,32%, kriteria 2 sebesar 20,29%, dan kriteria 3
sebesar 72,22%; indikator menangkap dan melempar secara terarah/tepat dengan
jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,44%, pada kriteria 2 sebesar 17,78%,
dan pada kriteria 3 sebesar 51,11%; indikator melakukan gerakan antisipasi dengan
jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,17%, pada kriteria 2 sebesar 13,19%,
pada kriteria 3 sebesar 21,53%; indikator memanfaatkan alat permainan di luar kelas
dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,47%, pada kriteria 2 sebesar
13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 62,50%.
Kedua, metode karyawisata untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar
anak usia 4-5 tahun Nampak dan digunakan pada : indikator menirukan gerakan
binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb dengan jumlah perkembangan
pada kriteria 1 sebesar 3,70%, pada kriteria 2 sebesar 11,11%, pada kriteria 3 sebesar
14,81%; indikator memanfaatkan alat permainan di luar kelas denan jumlah
perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,47%, pada kriteria 2 sebesar 13,19%, dan
pada kriteria 3 sebesar 62,50%.
Ketiga, metode bermain peran untuk mengembangkan kemampuan motorik
kasar anak usia 4-5 tahun Nampak pada indikator : menirukan gerakan binatang,
pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb dengan jumlah pada kriteria 1 sebesar
3,70%, pada kriteria 2 sebesar 11,11%, pada kriteria 3 sebesar 14,81%.
Keempat, metode bermain untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar
anak usia 4-5 tahun Nampak pada : indikator menirukan gerakan binatang, pohon
tertiup angin, pesawat terbang, dsb dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1
sebesar 3,70%, pada kriteria 2 sebesar 11,11%, kriteria 3 sebesar 14,81%; indikator
melakukan gerakan menggantung (bergelanyut) dengan jumlah perkembangan pada
kriteria 1 sebesar 4,17%, pada kriteria 2 sebesar 19,44%, dan pada kriteria 3 sebesar
26,39%; indikator melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara
terkoordinasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,32%, pada
kriteria 2 sebesar 20,99%, dan kriteria 3 sebesar 72,22%; indikator menangkap dan
melempar secara terarah/tepat dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar
4,44%, pada kriteria 2 sebesar 17,78%, dan pada kriteria 3 sebesar 51,11%; indikator
melakukan gerakan antisipasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar
4,17%, pada kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 21,53%; indikator
menendang sesuatu secara terarah dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1
sebesar 0%, pada kriteria 2 sebesar 13,89%, dan pada kriteria 3 sebesar 50%;
indikator memanfaatkan alat permainan diluar kelas dengan jumlah perkembangan
pada kriteria 1 sebesar 3,47%, kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar
62,50%.
Kelima, metode eksplorasi untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar
anak usia 4-5 tahun Nampak pada indikator menangkap dan melempar secara
terarah/tepat dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,44%, pada
kriteria 2 sebesar 17,78%, dan pada kriteria 3 sebesar 51,11%; indikator
memanfaatkan alat permainan di luar kelas dengan jumlah perkembangan pada
kriteria 1 sebesar 3,47%, kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar
62,50%. 2. Metode pembelajaran yang dominan digunakan untuk mengembangkan kemampuan
motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga yaitu
metode demonstrasi dan metode bermain, dimana metode yang dominan ini dilihat
dari jumlah perkembangan paling banyak dari penggunaan masing-masing indikator
yang ada. Pertama, adalah metode demonstrasi untuk mengembangkan kemampuan
motorik kasar anak usia 4-5 tahun digunakan pada : indikator menirukan gerakan
binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb dengan jumlah perkembangan
pada kriteria 1 sebesar 3,70%, pada kriteria 2 sebesar 11,11%, dan pada kriteria 3
sebesar 14,81%; indikator melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara
terkoordinasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,32%, kriteria 2
sebesar 20,29%, dan kriteria 3 sebesar 72,22%; indikator menangkap dan melempar
secara terarah/tepat dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,44%, pada
kriteria 2 sebesar 17,78%, dan pada kriteria 3 sebesar 51,11%; indikator melakukan
gerakan antisipasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,17%, pada
kriteria 2 sebesar 13,19%, pada kriteria 3 sebesar 21,53%; indikator memanfaatkan
alat permainan di luar kelas dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar
3,47%, pada kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 62,50%.
Metode bermain untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia
4-5 tahun Nampak pada : indikator menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin,
pesawat terbang, dsb dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,70%,
pada kriteria 2 sebesar 11,11%, kriteria 3 sebesar 14,81%; indikator melakukan
gerakan menggantung (bergelanyut) dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1
sebesar 4,17%, pada kriteria 2 sebesar 19,44%, dan pada kriteria 3 sebesar 26,39%;
indikator melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi
dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,32%, pada kriteria 2 sebesar
20,99%, dan kriteria 3 sebesar 72,22%; indikator menangkap dan melempar secara
terarah/tepat dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,44%, pada
kriteria 2 sebesar 17,78%, dan pada kriteria 3 sebesar 51,11%; indikator melakukan
gerakan antisipasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,17%, pada
kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 21,53%; indikator menendang
sesuatu secara terarah dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 0%, pada
kriteria 2 sebesar 13,89%, dan pada kriteria 3 sebesar 50%; indikator memanfaatkan
alat permainan diluar kelas dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar
3,47%, kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 62,50%.
3. Metode pembelajaran yang efektif digunakan untuk mengembangkan kemampuan
motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga tahun ajaran
2014/2015 adalah metode bermain. Metode yang efektif ini dilihat dari jumlah
perkembangan paling banyak dari penggunaan masing-masing indikator yang ada
sehingga ditemukan hasil, bahwa metode bermain merupakan metode yang efektif
digunakan dimana metode ini mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia
4-5 tahun Nampak pada : indicator menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin,
pesawat terbang, dsb dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 3,70%,
pada criteria 2 sebesar 11,11%, criteria 3 sebesar 14,81%; indicator melakukan
gerakan menggantung (bergelanyut) dengan jumlah perkembangan pada criteria 1
sebesar 4,17%, pada criteria 2 sebesar 19,44%, dan pada criteria 3 sebesar 26,39%;
indicator melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi
dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 4,32%, pada criteria 2 sebesar
20,99%, dan criteria 3 sebesar 72,22%; indicator menangkap dan melempar secara
terarah/tepat dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 4,44%, pada
criteria 2 sebesar 17,78%, dan pada criteria 3 sebesar 51,11%; indicator melakukan
gerakan antisipasi dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 4,17%, pada
criteria 2 sebesar 13,19%, dan pada criteria 3 sebesar 21,53%; indicator menendang
sesuatu secara terarah dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 0%, pada
criteria 2 sebesar 13,89%, dan pada criteria 3 sebesar 50%; indicator memanfaatkan
alat permainan diluar kelas dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar
3,47%, criteria 2 sebesar 13,19%, dan pada criteria 3 sebesar 62,50%.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dalam pembahasan ini akan
membahas secara urut mengenai metode pembelajaran yang digunakan guru untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun, metode
pembelajaran yang dominan digunakan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan
motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se kecamatan Suralaga Lombok Timur
tahun ajaran 2014/2015.
1. Metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengembangkan kemampuan
motorik kasar anak usia 4-5 tahun pada PAUD/TK di Kecamatan Suralaga
Lombok Timur tahun pelajaran 2014/2015 yaitu metode demonstrasi, metode
karyawisata, metode bermain peran, metode bermain, dan metode eksplorasi.
Metode-metode tersebut digunakan dalam proses dan kegiatan pembelajaran
karena memang sesuai dengan kegiatan belajar dan tema pembelajaran yang
dilaksanakan dengan memperhatikan keseluruhan situasi belajar dan bermain
untuk mencapai suatu tujuan. Hanya saja, tidak semua metode ini diterapkan oleh
semua lembaga dalam kegiatan pembelajarannya. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan para guru tentang cara penggunaan dan penyampaian dari metode
pembelajaran tersebut.
2. Metode pembelajaran yang dominan digunakan untuk mengembangkan
kemampuan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun di TK atau PAUD di
Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah metode
demonstrasi dan metode bermain. Hal ini dilihat dari perolehan hasil rekapitulasi
data metode pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, dimana metode
demonstrasi dan metode bermain selalu muncul di setiap kegiatan dalam semua
lembaga yang digunakan oleh semua guru untuk menyampaikan bahan ajar.
Metode ini dominan berkembang disebabkan oleh sebagian besar guru
pada PAUD/TK di Kecamatan Suralaga lebih menguasai kedua metode
pembelajaran ini saja. Selain itu, alat serta media yang masih terbatas menjadi
salah satu penyebab penggunaan metode pembelajaran yang belum berfariasi.
3. Metode pembelajaran yang efektif digunakan dalam mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga
Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015 adalah metode bermain. Dikatakan paling
efektif karena metode ini yang mampu mengembangkan kemampuan motorik
kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga ini. Saat bermain anak
bereksplorasi, bereksperimen, dan bergerak untuk memperoleh informasi yang
diinginkannya secara langsung. Selain itu, metode ini digunakan oleh semua
lembaga dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan seetiap hari. Selain
itu metode ini selalu digunakan oleh semua lembaga yang ada di Kecamatan
Suralaga.
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan metode pembelajaran yang
diterapkan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5
tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga Tahun Ajaran 2014/2015 yaitu :
1. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru yang mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga
Lombok Timur yaitu metode demonstrasi, metode karyawisata, metode bermain
peran, metode bermain, dan metode eksplorasi.
2. Metode pembelajaran yang dominan atau sering digunakan dalam
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-
Kecamatan Suralaga Lombok Timur yaitu metode demonstrasi dan metode
bermain. Dikatakan dominan karena hanya kedua metode ini yang paling sering
digunakan dalam 18 lembaga yang ada di Kecamatan Suralaga Lombok Timur
tahun ajaran 2014/2015.
3. Metode pembelajaran yang efektif digunakan dalam mengembangkan kemampuan
motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga Lombok
Timur tahun ajaran 2014/2015 adalah metode bermain. Dikatakan efektif karena
hanya metode ini yang selalu digunakan di semua lembaga yang ada di
Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015.
D. Saran
Berdasarkan hasil yang dicapai dalam penelitian ini, maka saran-saran yang
dapat disampaikan adalah :
1. Guru
Diharapkan kepada semua guru atau tenaga pendidik PAUD/TK di
Kecamatan Suralaga Lombok Timur untuk dapat memadukan metode-metode
tersebut dalam proses pembelajaran sehingga tidak hanya ada satu metode saja
yang dilakukan secara monoton dan terdapat variasi kegiatan pembelajaran yang
diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar anak didik. Khususnya metode
karyawisata yang tidak hanya dilakukan di tempat-tempat wisata tetapi juga dapat
dilakukan di lingkungan sekitar sekolah yang disesuaikan dengan bahan
pembelajaran yang sedang dibahas.
2. Lembaga PAUD/TK
Diharapkan kepada seluruh kepala lembaga PAUD/TK di Kecamatan
Suralaga Lombok Timur agar menghimbau setiap guru untuk menerapkan metode
pembelajaran secara bervariasi dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran sehingga
kemampuan motorik kasar anak dapat berkembang dengan optimal.
3. Dinas terkait
Ternyata selama ini metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak pada PAUD/TK di Kecamatan
Suralaga Lombok Timur masih monoton, sehingga diharapkan kepada dinas
terkait agar menghimbau pada semua guru PAUD/TK di Kecamatan Suralaga
Lombok Timur untuk menerapkan metode pembelajaran secara bervariasi dan
sesuai dengan usia serta karakteristik anak didik agar kemampuan motorik kasar
anak dapat berkembang dengan optimal.
4. Peneliti
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi penenliti dan pihak lainnya dalam
melakukan penelitian yang lebih lanjut pada masa-masa yang akan dating yang
berkaitan dengan metode pembelajaran dengan konteks usia yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Baharuddin, 2009. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
B.E.F. Montolalu. dkk. 2008, Bermain dan Permainan anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Crain, William, 2007. Teori Perkembangan (Konsep dan Aplikasi). Yogyakarta : Pustaka
Belajar
Decaprio, Richard, 2013. Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogjakarta : Diva
Press
Fatimah, 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung : Pustaka
Setia
Hasan, Maimunah, 2009. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). jogjakarta : Diva Press
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga
Lucy, Bunda, 2009. Mendidik Sesuai Dengan Minat & Bakat Anak ( Painting Your
Children’s Future). Jakarta : Tangga Pustaka
-----------------------Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI NO. 58 Tahun 2009 Tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi
DEPDIKNAS
Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd. Dr. A. JUNTIKA NURIHSAN, M. Pd. 2007, 2008. Teori
Kepribadian. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: PT. Remaja
Rosdakarya
Rahyubi, 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung : Nusa
Media
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Sumantri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional
Suyono, 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rosda Karya
Yamin, Martinis, 2013. Panduan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Cipuput : Gaung
Persada Press Grup
Lampiran 1.
Tabel
Rekapitulasi Data Metode Pembelajaran yang Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun pada PAUD/TK di Kecamtan Suralaga Lombok Timur
Tahun Pelajaran 2014/2015
Indikator Deskriptor Kemunculan Tiap Lembaga
Lembaga A Lembaga B Lembaga C Lembaga D Lembaga E
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Menirukan gerakan binatang, pohon
tertiup angin, pesawat rebang, dsb.
1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 2 4 2 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Melakukan gerakan menggantung
(bergelanyut)
4 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
5 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 2 2 0 3 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi.
6 0 0 2 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 1 1
7 0 0 2 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 0 2
8 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 1 1
9 0 0 2 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 0 2
10 0 1 1 0 0 2 0 1 1 0 1 1 0 0 2
11 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 1 1
12 0 1 1 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 1 1
13 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 2
14 0 0 2 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 2
Total 0 4 14 0 6 12 1 2 15 1 3 12 0 4 14
Menangkap dan melempar secara
terarah/tepat.
15 0 0 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2
16 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
17 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
18 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
19 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
Total 1 2 7 0 0 0 2 2 5 0 0 0 1 3 6
Melakukan gerakan antisipasi. 20 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
21 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
22 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0
23 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
Total 2 3 3 0 0 0 0 2 4 1 2 5 0 0 0
Menendang sesuatu secara terarah. 24 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
Total 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
Memanfaatkan alat permainan di luar kelas.
25 1 0 1 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 0 2
26 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2
27 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1
28 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 0 2
Total 1 2 5 0 1 7 0 0 7 0 2 5 0 1 7
Indikator Deskriptor Kemunculan Tiap Lembaga
Lembaga F Lembaga G Lembaga H Lembaga I Lembaga J
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat rebang, dsb.
1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 0 3 0 2 3 0 0 0 0 0 0
Melakukan gerakan menggantung
(bergelanyut)
4 0 0 2 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
5 0 0 2 0 0 2 0 1 1 1 0 0 0 0 0
Total 0 0 4 0 0 3 0 2 2 1 0 0 0 0 0
Melakukan gerakan melompat, meloncat,
dan berlari secara terkoordinasi.
6 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 2 1 0 1
7 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 1 1 0 0 2
8 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 2 0 1 1
9 1 0 1 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 1 1
10 1 1 0 0 0 2 0 1 1 0 1 1 0 0 2
11 0 0 2 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 0 1
12 0 0 2 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 2
13 1 0 1 1 1 0 2 0 0 1 0 0 0 0 2
14 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 2 0 1 0 1
Total 4 2 11 1 4 12 2 5 10 1 6 10 2 2 11
Menangkap dan melempar secara terarah/tepat.
15 0 0 2 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 1 1
16 0 1 1 0 0 2 0 0 1 0 0 2 0 1 1
17 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 1 1
18 0 1 1 0 1 1 0 0 2 0 1 1 0 1 1
19 0 0 1 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 1 1
Total 0 2 5 0 2 8 0 0 9 0 1 7 0 5 5
Melakukan gerakan antisipasi. 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Menendang sesuatu secara terarah. 24 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2
Total 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2
Memanfaatkan alat permainan di luar
kelas.
25 0 0 2 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1
26 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 2
27 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1
28 0 1 1 0 0 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1
Total 1 2 5 2 0 5 0 0 4 0 3 4 0 1 5
Indikator Deskriptor Kemunculan Tiap Lembaga
Lembaga K Lembaga L Lembaga M Lembaga N Lembaga O
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat rebang, dsb.
1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 2 4 2 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Melakukan gerakan menggantung
(bergelanyut)
4 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
5 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 2 2 0 3 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
Melakukan gerakan melompat, meloncat,
dan berlari secara terkoordinasi.
6 0 0 2 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 1 1
7 0 0 2 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 0 2
8 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 1 1
9 0 0 2 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 0 2
10 0 1 1 0 0 2 0 1 1 0 1 1 0 0 2
11 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 1 1
12 0 1 1 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 1 1
13 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 2
14 0 0 2 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 2
Total 0 4 14 0 6 12 1 2 15 1 3 12 0 4 14
Menangkap dan melempar secara terarah/tepat.
15 0 0 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2
16 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
17 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
18 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
19 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
Total 1 2 7 0 0 0 2 2 5 0 0 0 1 3 6
Melakukan gerakan antisipasi. 20 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
21 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
22 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0
23 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
Total 2 3 3 0 0 0 0 2 4 1 2 5 0 0 0
Menendang sesuatu secara terarah. 24 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
Total 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
Memanfaatkan alat permainan di luar
kelas.
25 1 0 1 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 0 2
26 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2
27 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1
28 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 0 2
Total 1 2 5 0 1 7 0 0 7 0 2 5 0 1 7
Indikator Deskriptor Kemunculan Tiap Lembaga Kemunculan Semua Lembaga
Lembaga P Lembaga Q Lembaga R
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 % 2 % 3 %
Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat rebang, dsb.
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5,56 5 13,89 4 11,11 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 4 11,11 6 16,67 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5,56 3 8,33 6 16,67
Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 3,70 12 11,11 16 14,81 Melakukan gerakan menggantung
(bergelanyut)
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5,56 7 19,44 12 33,33 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2,78 7 19,44 7 19,44
Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4,17 14 19,44 19 26,39 Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi.
6 0 0 2 0 0 2 0 1 1 2 5,56 7 19,44 27 75,00 7 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0,00 4 11,11 32 88,89 8 0 1 1 0 1 1 0 0 2 0 0,00 11 30,56 24 66,67 9 0 0 2 0 1 1 0 0 2 1 2,78 5 13,89 30 83,33
10 0 1 1 0 0 2 0 1 1 1 2,78 11 30,56 24 66,67 11 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 0,00 4 11,11 31 86,11 12 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 0,00 9 25,00 22 61,11 13 0 0 2 0 1 1 0 1 1 7 19,44 9 25,00 19 52,78 14 0 0 2 0 0 2 0 1 1 3 8,33 8 22,22 25 69,44
Total 0 3 15 0 3 15 0 5 13 14 4,32 68 20,99 234 72,22 Menangkap dan melempar secara
terarah/tepat.
15 0 0 2 0 0 1 0 1 1 2 5,56 3 8,33 20 55,56 16 0 0 2 0 0 1 0 1 1 2 5,56 7 19,44 17 47,22 17 0 0 2 0 1 1 0 1 1 0 0,00 9 25,00 19 52,78 18 0 0 2 0 1 1 0 1 1 2 5,56 10 27,78 16 44,44 19 0 0 2 0 1 1 0 1 1 2 5,56 3 8,33 20 55,56
Total 0 0 10 0 3 5 0 5 8 4,44 32 17,78 92 51,11 Melakukan gerakan antisipasi. 20 0 1 1 0 0 0 0 0 1 2 5,56 3 8,33 8 22,22
21 0 1 1 0 0 0 0 0 1 2 5,56 7 19,44 6 16,67 22 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 5,56 1 2,78 9 25,00 23 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0,00 8 22,22 8 22,22
Total 0 4 4 0 0 0 0 1 3 6 4,17 19 13,19 31 21,53 Menendang sesuatu secara terarah. 24 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0,00 5 13,89 18 50,00
Total 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0,00 5 13,89 18 50,00 Memanfaatkan alat permainan di luar
kelas.
25 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 5,56 3 8,33 23 63,89 26 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2,78 3 8,33 27 75,00 27 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 5,56 8 22,22 16 44,44 28 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0,00 5 13,89 24 66,67
Total 0 0 0 0 1 5 0 0 0 5 3,47 19 13,19 90 62,50
Keterangan :
1 = Belum Berkembang (BB), apabila metode pembelajaran tidak mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.
2 = Sedang Berkembang (SB), apabila metode pembelajaran belum tampak mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.
3 = Berkembang Optimal (BO), apabila metode pembelajaran tampak menstimulasi perkembangan motorik kasar anak sehingga
berkembang secara optimal.