identifikasi alkohol,anhidrida, asil halida

Post on 30-Jun-2015

2.597 views 10 download

Transcript of identifikasi alkohol,anhidrida, asil halida

Kelompok 2

Annisa HabritasariAgus Salim

Arny NurmitasariDina Daifina Anas

Fahru RahmanHardiyanti

Indah Indriani Mustafa

Miftah Annur

1. Pembentukan anilida

Fenilamin n-fenilamietanamida Fenilamonium (endapan) etanoat

Identifikasi Anhidrida Asam

2. Hidrolisis

Panas dan gas CO2

3. Uji asam hidroksamat

Magenta

Etanol Etanol Etil Etanoat As.Klorida Klorida

4. Pembentukan ester (Schotten-Bauman)

a. Klorida Asam Alkohol

Beruap/asapFenol

Etanol Fenol Fenil Etanoat Gas hidrogen klorida Klorida

Anhidrida Etanol Etil etanoat asam

Anhidrida Fenol Fenil etanoat asam

Alkohol

Fenol

b. Anhidrida Asam

Identifikasi Asil Halida

Endapan

1. Pembentukan Anilida

2. Uji Asam Hidroksamat

Penjelasan….• Asil halida atau asam halida adalah suatu senyawa yang diturunkan dari

sebuah asam karboksilat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus halida.

• Rumus umum untuk sebuah asil halida dapat dituliskan dengan RCOX, di mana R dapat sebuah gugus alkil, CO adalah gugus karbonil, dan X menunjukkan atom halogen. Gugus RCO adalah sebuah asil halida.

• Hasil Reaksi dari pembentukan anilida yaitu terbentuk endapan karena anilida tidak larut dalam air sehingga terjadi reaksi kopling yang menghasilkan molekul ber BM besar

ESTER FORMATION (Schotten-Baumann reaction )

Reaksi Schotten-Baumann adalah metode untuk mensintesis amida dari amina dan asam klorida.

Kadang-kadang nama untuk reaksi ini juga digunakan untuk menunjukkan reaksi antara asam klorida dan alkohol untuk membentuk ESTER. Reaksi pertama kali dijelaskan pada 1883 oleh ahli kimia Jerman Carl Eugen Baumann dan Schotten.

Prinsip Schotten-Baumann reaction

• Reaksi Schotten-Baumann adalah reaksi organik yang digunakan untuk mengkonversi asil halida atau anhidrida ke amida jika bereaksi dengan amina dan baSa, atau ester jika direaksikan dengan alkohol dan basis.

REAKSI SCOTHEN BAUMANN

MEKANISME REAKSI

REAKSI PERAK NITRAT DAN ASIL HALIDA

Endapan perak karboksilat. Larut dengan asam nitrat encer .

Penjelasan Reaksi• Halogenalkana dipanaskan dengan sejumlah larutan natrium

hidroksida dalam sebuah campuran etanol dengan air. Apapun akan larut dalam campuran ini sehingga reaksi bisa berlangsung dengan baik.

• Atom halogen dilepaskan sebagai ion halida.• Reaksi ini tidak harus berlangsung sampai selesai. Uji dengan perak

nitrat cukup sensitif untuk mendeteksi ion-ion halida dalam konsentrasi yang cukup kecil.

• Campuran diasamkan dengan menambahkan asam nitrat. Penambahan asam nitrat ini akan mencegah terjadinya reaksi antara ion-ion hidroksida yang tidak-bereaksi dengan ion-ion perak yang akan ditambahkan. Selanjutnya larutan perak nitrat ditambahkan.

• Selama prosedur ini berlangsung pada kondisi-kondisi yang terkontrol (jumlah zat yang sama, suhu yang sama dan seterusnya), maka waktu yang diperlukan untuk pembentukan endapan dapat menjadi petunjuk tentang kereaktifan halogenalkana – semakin cepat endapan terlihat, semakin reaktif halogenalkana tersebut.

RUMUS BANGUN PERAK NITRAT DAN ASIL HALIDA

KEGUNAAN

Dapat digunakan dalam polimerisasi.Digunakan sebagai agen kauterisasi topikalAntibiotik topikal

PRINSIP

• Perpaduan larutan perak nitrat dalam campuran etanol dan air dan didiamkan pada kondisi terkontrol , lalu diidentifikasi endapannya.

HIDROLISIS

• Reaksi Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu dengan basa yang akan menghasilkan garam dan air yang merubah pH dari campuran tersebut. Dalam reaksi hidrolisis, terjadi penarikan H+ dan OH- dari senyawa asam dan basa. H+ dan OH- berikatan menjadi air. Sedangkan pembentuk senyawa asam dan basa yang lain bersatu membentuk dari garam campuran asam basa tersebut. Garam tersebut dapat bersifat asam atau basa atau netral tergantung dari sifat – sifat para campurannya apakan asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah.

Reaksi Hidrolisis

Asil halida bereaksi cepat dengan alkohol membentuk ester

• Reaksi yang terjadi disebut reaksi esterifikasi ester fischer.• Dalam reaksi esterifikasi, ion H+ dari H2SO4 berperan dalam

pembentukan ester dan juga berperan dalam reaksi sebaliknya yakni hidrolisis ester. Sesuai dengan hukum aksi massa, untuk memperoleh rendemen ester yang tinggi maka kesetimbangan harus bergeser ke arah pembentukkan ester. Untuk mencapai keadaan ini dapat ditempuh dengan cara:

• a. Salah satu pereaksi digunakan secara berlebih. Biasanya alkohol dibuat berlebih karena murah dan mudah diperoleh.

• b. Membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi

1. Asetil Klorida

Identifikasi Alkohol

2. Oksidasi Jones (Oksidasi asam kromat)

Alkohol Primer

Alkohol Sekunder

Alkohol Tersier

Procedure1 mL acetone dalam tabung reaksi, + 1 tetes atau 10 mg sampel. + 1 tetes reagen Jones. Catat hasil setelah 2 detik. Lakukan test kontrol dengan acetone, bandingkanhasilnya. Reagen Jones: Suspensi dari 25 g chromat anhydrida (CrO3) dalam 25 mL Asam

Sulfat Pekat dituang perlahan sambil diadukdalam 75 mL air. Larutan orange-merah didinginkan pada suhu kamarsebelum digunakan.

Positive TestAlcohol primer dan skunder menghasilkan supensi opaque berwarna hijau sampai biru. Alcohol tersier tidak memberi reaksi tampak dalam 2 detik, tetapi hanya berwarna kuning yang akan berubag setelah 2 detik.

3. Ceri Amonium Nitrat

Ceri amonium nitrat sebagai agen pengoksidasi alkohol Reaksi:

Alkohol Ceriamonium Alkoksi Cerium Nitrat (kuning) (Merah)

• Senyawa yang larut airUntuk 1 mL reagen CAN, ditambahkan 4-5 tetes sampel (cair) atau 0,1-0,2 g (padat) dihomogenkan dan diamati perubahan warna, warna merah menunjukkan positif terdapat alkohol.

• Senyawa yang tidak larut dalam air4 mL dioksan ditambahkan ke dalam 2 mL reagen CAN, ditambahkan 4-5 tetes sampel (cair) atau 0,1-0,2 g (padat) di kocok, diamati perubahan warna. Hasil positif warna merah.

Prosedur

4. Uji Lucas

Uji untuk menentukan klasifikasi alkohol (primer, sekunder dan tersier).

Menggunakan reagen lucas dengan reaksi :

Laju reaksi berdasarkan energi yang dibutuhkan untuk membentuk karbokation, di mana energi yang dibutuhkan untuk alkohol tersier < sekunder<primer.

• Alkohol tersier dengan reagen lucas bereaksi cepat tanpa pemanasan.

• Alkohol sekunder bereaksi lambat dan membutuhkan pemanasan

• Alkohol primer tidak bereaksi dengan reagen lucas.

REAKSIAlkohol primer

Alkohol Sekunder

Alkohol tersier

Prosedur

• 2 g atau 2 mL sampel ditambahkan dengan reagen lucas 2 mL, dikocok beberapaa saat, dan didiamkan pada suhu kamar. Dicatat waktu pembentukan alkil klorida.

• Hasil positifAlkohol primer : tidak terjadi reaksiAlkohol sekunder: 5 - 10 menit terbentuk 2 fase

terpisah (emulsi)Alkohol tersier : 2-3 menit terbentuk 2 fase

terpisah (emulsi)

5. Uji Iodoform

Reaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana dalam reaksi tersebut digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida sehingga menghasilkan Iodoform.

Reaksi :

Pembentukan padatan iodoform (kuning)

6. Deteksi Na dari Hidrogen aktif

Prosedur :

Tambahkan natrium ke cairan netral bebas dari air dan akan menghasilkan gelembung hidrogen , gas hydrogen tersebut adalah positif terdapat alkohol.

Reaksi :

Gas hidrogen