Post on 06-Feb-2018
HUBUNGAN CARING PERAWAT DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN DENGAN LAMA RAWAT INAP
DI RSUD KOTA SALATIGA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh:
Ratna Nur Fadilah
NIM ST 14051
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ii
BACHELOR OF NURSING PROGRAM
SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
Ratna Nur Fadilah
The Relationship between Nurse Caring Behaviors and Patients’ Length of
Stay at Regional Public Hospital of Salatiga
Abstract
There are still nurses having no caring behaviors, such as being less
emphatic, giving less attention, etc. Nurse caring behaviors are highly required in
nursing services. A nurse, therefore, is expected to have the caring behaviors
when taking care of patients. The aim of the research is to find out the relationship
between the nurse caring behaviors and patients’ length of stay.
The present study belongs to quantitative research with descriptive
correlational method and cross sectional approach. Samples of 26 nurses serving
at Flamboyan 3 and 4 rooms of Regional Public Hospital of Salatiga were taken
using total sampling technique. The observed variables included nurse caring
behaviors and patients’ length of stay. Data were then analyzed using Pearson’s
correlation, and nonparametric analysis applied Spearman’s rank correlation test.
The research findings depict that there is a relationship between nurse
caring behaviors and patients’ length of stay at Regional Public Hospital of
Salatiga with p-value of 0.009 and positive correlation. Therefore a nurse has to
get to know patients well and put patients’ interests before his/her own. Patients’
length of stay is influenced by several factors including types of disease,
relocation of inpatient services, doctor’s recommendation to go home, and patient
perceptions of the nurse caring behaviors.
Keywords : nurse caring behavior, nursing services, length of stay
Bibliography : 33 (2005-2015)
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Hubungan Caring
Perawat dalam Pelayanan Keperawatan dengan Lama Rawat Inap di RSUD Kota
Salatiga". Dalam penyusunan ini, penulis mendapat bimbingan serta dukungan
dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa dukungan dan bimbingan maka
proposal skripsi ini tak akan dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat Ibu/Bapak:
1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta, dan sebagai penguji.
2. Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi S-I
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan serta arahan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Galih Setia Adi, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing pendamping
yang telah memberikan masukan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan
skripsi ini.
5. dr. Agus Soenaryo, SpPD selaku Direktur RSUD Kota Salatiga beserta staff
yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
6. Seluruh dosen dan karyawan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah
membantu penulis.
vi
7. Kepala Ruang Paviliun IV RSUD Kota Salatiga dan staff yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
8. Kepala Ruang Flamboyan III dan IV yang telah memberikan ijin kepada
peneliti untuk melakukan penelitian.
9. Kedua orang tua terkasih yang selalu menanamkan jiwa untuk berbuat baik.
10. Suami dan keempat buah hati, yang selalu mendukung seluruh langkah
penulis.
11. Rekan-rekan program studi transfer S-1 Keperawatan StiKes Kusuma
Husada Surakarta.
12. Semua responden yang bersedia membantu penulis dalam proses penelitian.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
membantu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharap saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat.
Salatiga, 7 Februari 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………….. ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xi
ABSTRAK……………………….…………………………………………. xii
BAB II. PENDAHULUAN. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori ........................................................................ 5
2.1.1. Rumah Sakit ............................................................. 5
2.2.1. Lama Rawat inap ..................................................... 7
2.3.1. Pelayanan Keperawatan .......................................... 8
2.4.1. Caring Perawat ......................................................... 10
2.2. Keaslian Penelitian ................................................................ 19
2.3. KerangkaTeori ..................................................................... 20
viii
2.4. Kerangka Konsep .................................................................. 20
2.5. Hipotesis ................................................................................ 20
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 22
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 22
3.2. Populasi dan Sampel .............................................................. 23
3.2.1.Populasi .......................................................................... 23
3.2.2.Sampel ……………………………………………. 23
3.2.3.Teknik Sampling........................................................... 23
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 24
3.4. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ......... 24
3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ........................ 25
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................. 29
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data .................................... 32
3.8. EtikaPenelitian ..................................................................... 34
BAB IV. HASIL PENELITIAN…………………………………………… 36
4.1 Karakteristik responden ……………………………………. 36
4.2 Analisis univariat …………………………………………… 37
4.3 Analisis bivariat …………………………………………….. 38
BAB V. PEMBAHASAN………………………………………………… 40
5.1 Karakteristik responden ……………………………………. 40
5.2 Caring perawat dalam pelayanan keperawatan ……………. 43
5.3 Lama rawat inap ……………………………………………. 43
ix
5.4 Hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan
terhadap lama rawat inap …………………………………… 44
BAB VI. PENUTUP ………………………………………………………. 46
6.1 Kesimpulan ………………………………………………… 46
6.2 Saran ……………………………………………………….. 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 48
x
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
2.2 Keaslian penelitian 19
3.4 Definisi operasional dan skala pengukuran
variable 24
3.5 Kisi-kisi kuesioner caring perawat dalam pelayanan
keperawatan 25
3.6 Kisi-kisi pernyataan caring perawat dalam pelayanan
keperawatan 29
3.7 Kisi-kisi lama rawat inap 29
3.8 Pedoman kekuatan hubungan 34
4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur 36
4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis
Kelamin 36
4.3 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan 37
4.4 Karakteristik responden berdasarkan lama
Masa kerja 37
4.6 Caring perawat dalam pelayanan keperawatan 38
4.7 Lama rawat inap 38
4.8 Korelasi rank Spearman 39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Lampiran
1 Permohonan ijin studi pendahuluan penelitian
2 Permohonan uji validitas dan reliabilitas
3 Ijin uji validitas dan reliabilitas
4 Permohonan ijin penelitian
5 Rekomendasi ijin penelitian
6 Ijin penelitian
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Gambar Halaman
GAmbar 2.3 Kerangka Teori 20
Gambar 2.4 Kerangka Konsep 20
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
2.2 Keaslian penelitian 19
3.4 Definisi operasional dan skala pengukuran
variable 24
3.5 Kisi-kisi kuesioner caring perawat dalam pelayanan
keperawatan 25
3.6 Kisi-kisi pernyataan caring perawat dalam pelayanan
keperawatan 29
3.7 Kisi-kisi lama rawat inap 29
3.8 Pedoman kekuatan hubungan 34
4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur 36
4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis
Kelamin 36
4.3 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan 37
4.4 Karakteristik responden berdasarkan lama
Masa kerja 37
4.6 Caring perawat dalam pelayanan keperawatan 38
4.7 Lama rawat inap 38
4.8 Korelasi rank Spearman 39
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Gambar Halaman
Gambar 2.3 Kerangka Teori 20
Gambar 2.4 Kerangka Konsep 20
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Lampiran
7 Pernyataan pengajuan judul skripsi
8 Pergantian judul skripsi
9 Lembar oponent
10 Lembar audience
11 Permohonan ijin studi pendahuluan
12 Surat keterangan penelitian
13 Pengajuan uji validitas
14 Permohonan uji validitas dan reabilitas
15 Ijin uji validitas dan reabilitas
16 Bukti pembayaran uji validitas
17 Data tabulasi validitas
18 Hasil uji validitas
19 Hasil uji reabilitas
20 Pengajuan ijin penelitian
21 Permohonan ijin penelitian
22 Rekomendasi ijin penelitian
23 Surat keterangan penelitian
24 Formulir persetujuan menjadi responden
25 Lembar observasi
xvi
26 Kuesioner
27 Data tabulasi caring perawat
28 Data tabulasi lama rawat inap
29 Hasil SPSS
30 Lembar konsultasi
31 Jadwal penelitian
xvii
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
Ratna Nur Fadilah
Hubungan Caring Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan Dengan Lama
Rawat Inap di RSUD Kota Salatiga
Abstrak
Masih adanya perawat yang belum caring dengan pasien dalam pelayanan
keperawatan seperti kurang empati, kurang perhatian dll. Caring perawat sangat
penting dalam proses pelayanan keperawatan. Diharapkan seorang perawat selalu
berperilaku caring dalam merawat pasien kelolaannya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan
dengan lama rawat inap.
Penelitian kuantitatif ini, dengan metode descriptif correlationaldengan
pendekatan cross sectional. Penentuan jumlah sampel memakai teknik total
samplingpada 26 orang perawat. Tempat penelitian di ruang Flamboyan 3 dan 4
RSUD Kota Salatiga.Variabel yang diamati adalah caring perawat dalam
pelayanan keperawatan dan lama rawat inap. Analisa data dengan koreksi
Pearson, dan analisa non parametric dengan uji Rank Spearman.
Seorang perawat harus mengenal pasiennya, mendahulukan kepentingan pasien
daripada kepentingan sendiri. Lama rawat inap dipengaruhi berbagai faktor antara
lain jenis penyakit, pindah rawat rumah sakit lain, pulang atas petunjuk dokter,
dan apakah pasien nyaman dengan caring perawat.
Ada hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat
inap di RSUD Kota Salatiga ditunjukkan dengan signifikan 0,009 dengan arah
hubungan positif.
Simpulan : Ada hubungan antara caring perawat dalam pelayanan keperawatan
dengan lama rawat inap.
Kata kunci :Caring Perawat, Pelayanan Keperawatan, Lama Rawat Inap
Daftar pustaka : 33 ( 2005-2015 )
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan pusat penunjang medik dasar dan medik
spesialis, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan (rawat jalan dan
rawat inap), dan pelayanan instalasi. Rumah sakit sebagai salah satu sarana
kesehatan dapat diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat
(Depkes RI, 2005). Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilaksanakan
oleh tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen. Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, penegakan diagnosa, serta pengobatan
penyakit yang diderita pasien (American Hospital Association,2005).
Menurut Undang-Undang no. 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit harus mengacu pada aturan dan
norma yang berlaku. Setiap tindakan harus berdasar pada SOP (Standar
Operasional Prosedur). Salah satu fungsi rumah sakit adalah fungsi rawat
inap. Oleh sebab itu, membutuhkan pelayanan keperawatan yang
komprehensif dan paripurna.Kebutuhan pasien sebagai makhluk bio-psiko,
sosio, kultural harus dipenuhi. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan
2
profesional merupakan pelayanan yang bersifat humanistik yang
dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat yang berorientasi kepada kebutuhan
pasien, baik secara individu, keluarga, kelompok maupun komunitas yang
dilandasi etika profesi keperawatan (Dwiyanti,2014).
Salah satu instrumen yang tercakup dalam konsep keperawatan adalah
caring perawat. Caring merupakan suatu sikap, rasa peduli, hormat, dan
menghargai orang lain. Artinya memberikan perhatian yang lebih baik
kepada seseorang dan bagaimana seseorang itu bertindak. Caring
merupakan perpaduan perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan
derajat kesehatan dalam membantu pasien yang dirawat. Pasien yang dirawat
dengan caring , maka pasien tersebut akan merasa aman dan nyaman selama
perawatan di rumah sakit (Dwidiyanti, 2014).
Menurut studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juli 2015 di
RSUD Kota Salatiga melalui observasi terhadap beberapa tenaga perawat
mengenai caring perawat, dari 22 perawat yang diobservasi ada 17 perawat
yang sudah berperilaku caring dengan pasien. Perawat sudah bersikap
santun, sopan, tutur kata lemah lembut, terampil, penampilan rapi, dan penuh
dedikasi dalam merawat pasien. Walaupun tidak dapat dipungkiri masih ada
5 perawat yang masih kurang perhatian, caringnya kurang dalam merawat
pasien. Tentunya hal ini akan mencoreng citra rumah sakit terlebih citra
perawat.
Margaretha Mia Aji dalam penelitian pada Tahun 2014 yang berjudul
"Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring Perawat dalam Pelayanan
3
Keperawatan di Ruang Maranatha RS Mardi Rahayu Kudus" menemukan
bahwa pelayanan keperawatan di ruang tersebut pada Bulan Juni 2009
menunjukkan 92,1% dari 32 responden mengatakan pelayanan keperawatan
cukup baik. Ada beberapa kritik dan saran yang menyatakan kekurang-
puasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan keperawatan perawat yang
judes, ketus, kurang perhatian, atau kurang memuaskan saat menjawab
pertanyaan.
Melihat fenomena dan pemikiran tersebut, maka peneliti merasa perlu
untuk melakukan penelitian tentang "Hubungan Caring Perawat dalam
Pelayanan Keperawatan dengan Lama Rawat Inap di RSUD Kota Salatiga".
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan data yang telah diuraikan pada latar belakang, maka
perumusan masalahnya adalah: "Adakah hubungan Caring perawat dalam
pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga?"
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan caring perawat dalampelayanan
keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik responden
b. Mengidentifikasi gambaran caring perawat dalam pelayanan
keperawatan.
c. Mengidentifikasi lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga.
4
d. Menganalisa hubungan caring perawat dalam pelayanan
keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dengan penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan
melalui asuhan keperawatan yang bermutu berdasarkan konsep caring.
1.4.2. Bagi institusi Pendidikan
Sebagai bahan pertimbangan untuk memperkaya pengetahuan dan
bahan ajar tentang konsep caring .
1.4.3. Bagi Peneliti Lain
Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya dengan variabel
yang berbeda.
1.4.4. Bagi Peneliti
Dapat menjadi support bagi perawat untuk caring terhadap pasien
dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif dan
paripurna.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Rumah Sakit
1. Pengertian
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat (Undang-undang RI No. 44, 2009).Rumah sakit
adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya diselenggarakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli
lainnya (Haliman, 2012).
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Tugas rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Sedang fungsi rumah sakit adalah
penyelenggara pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit(Haliman,2012).
3. Jenis dan klasifikasi Rumah Sakit
a. Jenis Pelayanan
1) Rumah Sakit Umum
Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit, memiliki institusi
6
perawatan darurat 24 jam, pelayanan rawat inap, perawatan
intensif, instalasi bedah, ruang bersalin, laboratorium, dan
sarana prasarana lain.
2) Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit ini hanya melakukan perawatan kesehatan
untuk bidang tertentu, misal rumah sakit untuk trauma, RS
ibu dan anak, RS manusia lanjut, RS kanker, RS jantung,
RS gigi dan mulut, RS mata, RS jiwa, dan lain-lain.
3) Rumah Sakit Pendidikan dan Penelitian
Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit Umum yang
terkait dengan kegiatan pendidikan dan penelitian di
fakultas kedokteran pada suatu universitas atau lembaga
pendidikan tinggi.
b. Jenis Pengelolaan
1) Rumah Sakit Publik
Adalah rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah
pusat, daerah, atau badan hukum yang bersifat nirlaba.
2) Rumah Sakit Privat
Adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum
dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau
persero.
Pasien yang dirawat di rumah sakit, pasti ada masanya.
Lama rawat inap pasien berbeda-beda. Tergantung kondisi
7
pasien, dan jenis penyakitnya (Damayanti,2013).
2.1.2. Lama Rawat Inap
Lama rawa tinap / Length of stay / LOS adalah rata-rata lama
rawat inap seorang pasien. Lama rawat inap yang ideal menurut
Departemen Kesehatan RI 2005 antara 6-9 hari. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi dan mutu pelayanan apabila
diterapkan pada diagnosa tertentu untuk perawatan lebih lanjut
(Depkes RI, 2005).
Cara menentukan lama rawat inap adalah jumlah lama dirawat
dibagi jumlah pasien keluar ( hidup atau meninggal ). Lama dirawat
adalah lama seorang pasien menjalani perawatan di rumah sakit.
Pasien keluar atas persetujuan dokter, pulang paksa, melarikan diri,
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi, atau meninggal
(Depkes RI, 2005).
Rawat inap adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien
oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana
pasien diinapkan di rumah sakit atau puskesmas rawat inap. Dahulu
ruang perawatan hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak
pasien. Sekarang ruang rawat inap sudah seperti hotel dengan
bermacam fasilitas yang akan menambah kenyamanan pasien
(Anggraini, 2008).
Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan dimana pasien
dirawat dan tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu.Selama
8
dirawat, rumah sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik untuk
pasiennya (Anggraini,2008).
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien yang
masih sakit, menempati tempat tidur perawatan untuk observasi,
menegakkan diagnosa, pemberian terapi, pemberian asuhan
keperawatan, rehabilitasi medik,dan pelayanan yang lain (Depkes RI,
2005). Lama rawat inap / LOS / Lenght of stay pasien di RSUD Kota
Salatiga tahun 2014 adalah 4,31 hari, lama rawat inap di Flamboyan
III adalah 5,10 hari dan Flamboyan IV adalah 4,98 hari. Sedangkan
tingkat hunian atau BOR RSUD Kota Salatiga adalah 67,21 %, BOR
Flamboyan III 67,88%, dan BOR Flamboyan IV 65,64% (Rekam
Medik RSUD Kota Salatiga 2015).
2.1.3. Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari sebuah
rumah sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan
selama 24 jam kepada pasien dan pelayanan kesehatan
membutuhkannya. Berbeda dengan pelayanan medis dan pelayanan
lain yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat. Dengan
demikian pelayanan keperawatan perlu untuk ditingkatkan kualitasnya
secara terus menerus dan berkesinambungan. Diharapkan pelayanan
rumah sakit akan meningkat kualitasnya (Ritizza,2013).
Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses,
peran, dan fungsi dari manajemen pelayanan keperawatan, karena
9
manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh manajer/pengelola keperawatan yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta mengawasi sumber-
sumber yang ada baik sumber dana maupun sumber daya sehingga
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien
kepada klien, keluarga, dan masyarakat (Dwidiyanti,2015)
Pelayanan keperawatan merupakan sebuah bantuan karena adanya
kelemahan fisik dan mental, adanya keterbatasan pengetahuan, serta
kurangnya kemampuan untuk menuju pada kemampuan melaksanakan
kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.Pada hakikatnya kegiatan
ataupun tindakan keperawatan bersifat membantu.Perawat dalam hal
ini membantu klien atau pasien mengatasi efek-efek dan masalah-
masalah sehat maupun sakit pada kehidupan sehari-harinya.
Pelayanan keperawatan yang berada dalam kerangka pelayanan
kesehatan ini dilakukan oleh perawat bersama dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam rangka mencapai tujuan dan pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit / kecelakaan, dan rehabilitasi.Intinya
adalah untuk mencapai derajat kesehatan bagi setiap manusia.Itulah
pelayanan keperawatan yang tentunya dilaksanakan oleh perawat
itusendiri.
Adapun bentuk pelayanan keperawatan antara lain:
1. Fisiologis: Setiap pasien akan mengalami gangguan fisiologis
karena pengaruh dari tiap-tiap penyakit yang menyerang pasien.
10
2. Psikologis: Setiap pasien akan mengalami trauma sehingga
psikologis juga mengalami gangguan. Apabila ada masalah
psikologis tidak segera ditangani dengan baik maka akan
mempengaruhi lambatnya kesembuhan pasien itu sendiri.
3. Sosial kultural: Sosial kultural orang yang sakit akan
mempengaruhi hubungan sosialnya.
Perawat yang memberikan pelayanan keperawatan harus memahami
konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati, disirami, dan
dipupuk untuk memperlihatkan kemampuan sebagai perawat yaitu
empati, bertanggung jawab dan tanggung gugat, serta mampu belajar
seumur hidup. Semua itu akan dicapai oleh perawat kalau mampu
memahami apa itu caring.
2.1.4. Caring Perawat
1. Konsep Dasar Caring
Caring adalah bentuk pemeliharaan hubungan yang menghargai
orang lain disertai perasaan memiliki dan tanggung jawab ( Swanson
dalam Watson,2005 ). Caring berkaitan dengan hubungan antar
manusia, kemampuan berdedikasi dengan orang lain, perasaan
empati, perasaan sayang terhadap orang lain.
Perawat diharuskan memiliki kemampuan untuk peduli terhadaporang
lain. Hubungan antara perawat dan klien adalah hubungan memberi
dan menerima yang terbentuk dari saling mengenal dan peduli antara
perawat dan klien (Potter& Perry, 2010).
11
Caring adalah inti dari keperawatan, dan memberikan bentuk praktek
keperawatan saat perawat membantu klien untuk pulih dari sakitnya,
memberikan penjelasan tentang penyakitnya, dan mengelola atau
membangun kembali hubungan (Potter & Perry, 2010). Caring
menekankan penghargaan terhadap harga dan individu, yang berarti
dalam memberikan pelayanan keperawatan perawat senantiasa
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan
klien.
Theory of Human Care (Watson, 2005) menyatakan bahwa Caring
sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi
dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia sehingga mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.Teori ini mengedepankan hubungan interpersonal perawat-
klien.
2. Perilaku Caring Perawat
Perilaku Caring perawat adalah pengetahuan, sikap dan
keterampilan seorang perawat dalam merawat pasien dan keluarga
dengan memberikan dorongan positif, dukungan dan peningkatan
pelayanan keperawatan. Caring tidak tumbuh dengan sendirinya di
dalam diri seseorang, tetapi merupakan hasil dari budaya, nilai-nilai,
pengalaman dan hubungan individu dengan orang lain (Potter &
Perry, 2010). Hal itu membutuhkan peningkatan pengetahuan perawat
tentang manusia, aspek tumbuh kembang, respon terhadap
12
lingkungan yang terus berubah, keterbatasan, kekuatan dan kebutuhan
dasar manusia. Keterampilan dalam tindakan, sopan, sentuhan,
memberi harapan dan selalu siap untuk pasien merupakan sikap
perawat yang menunjukkan perilaku Caring (Potter & Perry, 2010).
a. Caring menurut Watson
Ada sepuluh faktor karatif yang disempurnakan kembali
menjadi clinical caritas processes yang memberikan arahan bagi
perawat dalarn menerapkan perilaku Caring (Watson, 2005).
Kesepuluh faktor karatif itu adalah:
1) Membentuk sistem nilai humanistik dan altruistic (Forming a
Humanistic Altruistic)
Dalam memberikan pelayanan keperawatan perawat
sebaiknya menanamkan nilai-nilai humanistik dan altruistik.
Hal in tercermin dari sikap perawat dalam menghormati dan
menghargai pasien dengan memperhatikan nilai kebaikan,
empati, cinta terhadap diri dan orang lain, menerapkan nilai-
nilai cinta dan kebaikan serta ketenangan hati sesuai dengan
harapan Caring (Watson, 2005). Seorangperawat berusaha
untuk mengenal siapa kliennya,memberikan perhatian
terhadap pasien dan bagaimana seorang perawat berperilaku
sesuai dengan keadaan (Alligood, 2010).
Bentuk nyatanya adalah mengenali nama pasien, mengenali
kelebihan dan karaktersitik pasien, memanggil nama dengan
13
nama yang disenangi, mendahulukan kepentingan pasien
daripada kepentingan pribadi, menyediakan waktu bagi pasien
walaupun sedang sibuk, mendengarkan keluhan dan
kebutuhan pasien, menghargai dan menghormati pendapat
pasien, memberikan dukungan sosial untuk memenuhi
kebutuhan dan meningkatkan status kesehatan pasien
(Yuliawati, 2012).
2) Menanamkan kepercayaan dan harapan (Instilling Faith and
hope).
Seorang perawat harus mampu membangkitkan
kepercayaan serta optimisme pada klien sehingga mampu
menyesuaikan diri dan optimis dengan keadaannya.Kehadiran
seorang perawat yang memungkinkan dan mendukung sistem
kepercayaan diri dan harapan seseorang (Watson, 2005).
Bentuk nyata Caring perawat dalam menanamkan
kepercayaan dan harapan yaitu selalu memberi harapan yang
realistis terhadap kondisi kesehatan pasien, memotivasi pasien
untuk menghadapi penyakitnya,mendorong pasien untuk
menerima tindakan pengobatan dan perawatan, memotivasi
dan mendorong pasien untuk mencari alternatif terapi secara
rasional, memberi penjelasan bahwa takdir berbeda pada
setiap orang, memberikan keyakinan bahwa kehidupan dan
kematian sudah ditentukan sesuai takdir (Yuliawati, 2012).
14
3) Menumbuhkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
(Cultivating Sensitivity to one's self,).
Perawat harus mampu merasakan dan memahami segala
perubahan yang terjadi pada dirinya dan orang lain. Perawat
bersikap empati dan mampu menempatkan diri pada posisi
pasien, ikut merasakan atau prihatin atas ungkapan
penderitaan yang diungkapkan pasien serta siap membantu
setiap saat, dapat mengendalikan perasaan ketika pasien
bersikap kasar terhadap perawat dan mampu memenuhi
keinginan pasien terhadap sesuatu yang logis (Yuliawati,
2012).
4) Mengembangkan hubungan saling percaya dan membantu
(Developing a helping -trust relation).
Perawat membina hubungan saling percaya, jujur dan
empati dalam menjalin hubungan interpersonal yang
terapeutik, dengan tujuan untuk menolong orang
lain.Hubungan interpersonal antara pasien dan
perawatmerupakan aktualisasi dalam hubungan manusia
dalam proses caring (Watson, 2007).
5) Meningkatkan penerimaan terhadap ekspresi perasaan positif
dan negatif (Expressing & feeling).
Perawat mendorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan. Membantu pasien untuk bersikap realistis terhadap
15
kondisi yang dihadapi (Watson, 2005).
6) Menggunakan proses pemecahan masalah yang sistematis
(Using creative problem solving Caring process).
Seorang perawat harus mampu mengambil keputusan
secara kreatif dengan menggunakan metode pemecahan
masalah yang ilmiah dan sistematis dalam menyelesaikan
masalah pasien (Watson, 2005).
7) Meningkatkan proses pembelajaran
(Promotinginterpersonal teaching learning)
Perawat memberi pengajaran atau pendidikan kesehatan
kepada klien dalam upaya promosi kesehatan.Perawat sebagai
pendidik merupakan peran perawat yang dapat meningkatkan
pengetahuan pasien dan keluarga agar dapat meningkatkan
kesehatan (Yuliawati, 2012).
8) Menyediakan lingkungan fisik, mental, sosial dan spiritual
yang suportif, protektif dan korektif.
Perawat menciptakan lingkungan yang dapat mendukung
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan klien. Lingkungan
yang mendukung proses penyembuhan dapat menyebabkan
terciptanya kecantikan, kenyamanan, peningkatan martabat
dan perdamaian (Watson.2005)
9) Membantu kebutuhan dasar manusia
Membantu melalui berbagai bentuk intervensi yang
16
dilakukan dengan penuh keikhlasan, kehangatan, belas kasih
dan kemurahan atau kebaikan hati. Perawat membantu
pemenuhan kebutuhan dasar manusia sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan secara fisik dan psikologis serta
timbulnya semangat untuk sembuh (Watson.2005)
10) Menghargai kekuatan eksistensial, fenomenologi, dan
spiritual.
Perawat membukakan dan meningkatkan dimensi
spiritual pasien. Perawat memberi kesempatan dan mendorong
klien untuk menunjukkan kemampuan, kekuatan yang
dimiliki, membawa pasien dalam menentukan coping yang
efektif dalam menghadapi masalahnya serta menemukan
warna kehidupannya (Yuliawati, 2005)
b. Caring Menurut Watson
1) Knowing (mengetahui)
Perawat berusaha mengerti kejadian yang berarti dalam
kehidupan seseorang dengan cara menghindari asumsi
terhadap pasien, mencari petunjuk untuk lebih mengenal
pasien dan membangun hubungan yang terapeutik.
2) Being with (Melakukan bersama)
Mengandung makna perawat hadir secara emosional bersama
dengan pasien dalam menghadapi berbagai masalahnya.
17
3) Doing for (melakukan untuk)
Perawat sebisa mungkin melakukan tindakan terhadap orang
lain seperti melakukannya terhadap diri sendiri sehingga
perawat dapat merasakan respon yang mungkin ditimbulkan
dari tindakan tersebut.
4) Enabling (Kemampuan)
Perawat senantiasa memiliki kemampuan untuk
membantupasien dalam mencari alternatif pemecahan
masalah.
5) Maintaining believe (Mengatasi Kepercayaan)
Perawat menaruh kepercayaan terhadap kemampuan
seseorang dalam menjalani hidup dan mempercayai pasien
(Yuliawati, 2013).
c. Caring Perawat Menurut Potter & Perry
Potter & Perry (2010) menggambarkan caring perawat dalam
pelayanan keperawatan terhadap pasien adalah kehadiran,
sentuhan, mendengarkan dan memahami klien.
3. Klasifikasi Caring perawat
a. Afektif caring perawat
Meliputi nilai kemanuasiaan, hormat, kepedulian, empati, dan
hubungan saling percaya (Yuliawati, 2012).
b. Instrumental caring perawat
Menunjukkan keterampilan dan kemampuan perawat dalam
18
kognitif dan psikomotor seperti pemberian obat, perawatan
kebersihan pasien, pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dan
pendidikan kesehatan (Watson dalam Yuliati, 2013).
4. Faktor yang mempengaruhi caringperawat
Banyak faktor yang mempengaruhi caring perawat antara lain
beban kerja yang tinggi dan motivasi perawat. Perawat dan
kepuasan kerja perawat memiliki hubungan yang positif dengan
caring perawat, sedangkan stress, kejenuhan dan perasaan lelah
memiliki hubungan yang negative dengan caring yang ditunjukkan
oleh perawat.
a. Beban kerja perawat
Beban kerja yang tinggi menyebabkan tingginya stress yang
terjadi pada perawat sehingga menurunkan motivasi perawat
untuk melakukan caring. Beban kerja yang tinggi menyebabkan
perawat memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memahami
dan memberikan perhatian terhadap pasien secara emosional
dan hanya fokus terhadap kegiatan yang bersifat rutinitas seperti
memberikan obat, melakukan pemeriksaan penunjang atau
menulis catatan perkembangan pasien ( Sobirin, 2006).
b. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap
perilaku caring seorang perawat. Lingkungan kerja yang baik
dapat menciptakan tingginya perilaku caring dan meningkatkan
19
kualitas pelayanan kesehatan (Suryani, 2010).
c. Pengetahuan dan pelatihan
Caring tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi timbul
berdasarkan nilai-nilai dan pengalaman menjalin hubungan
dengan orang lain. Peningkatan pengetahuan dan pelatihan
perilaku caring yang diberikan perawat dapat meningkatkan
kesadaran perawat untuk caring sesuai dengan teori yang telah
dikembangkan (Sutriyanti, 2009)
2.2.Keaslian Penelitian
Sepengetahuan penulis, penelitian tentang hubungan caring perawat
dalam pemberian pelayanan keperawatan terhadap lama rawat inap di RSUD
Kota Salatiga selama ini belum pernah diteliti. Namun ada beberapa
penelitian tentang caring perawat diantaranya adalah
Tabel 2.2. Keaslian Penelitian
Nama Peneliti Judul Penelitian Metode yang diajukan Hasil
Bagus Setyo
Prabowo
Anisah Ardiana
Dodiwijaya
Hubungan
tingkat kognitif
perawat tentang
Caring dengan
aplikasi praktek
Caring di ruang
rawat inap RSU
H Koesnadi
Bondowoso
Observasional Analitik
dengan pendekatan
Cross Sectional
Perawat yang
memiliki tingkat
kognitif tentang
caring baik,akan
berpeluang4,4
kali untuk
berperilaku
caring di
banding dengan
perawatyang
memiliki tingkat
kognitif kurang
baik.
Blacius Dedy
Setyowati Yati
Afianti (2011)
Perilaku Caring
perawat
pelaksana di
sebuah rumah
Desain kualitas dengan
pendekatan Grounded
Theory
Tujuh perilaku
caring (sikap
peduli,
bertanggung-
20
sakit di Bandung
Study Grounded
Theory
jawab, ramah,
tenang dan sabar
siap sedia,
memberi
motivasi dan
empati
2.3. Kerangka Teori
Pelayanan keperawatan cepat<5 hari
1. Perawat sopan Lama rawat inap
2. Perawat empati lama>5 hari
Caring perawat
Gambar 2.3. Kerangka Teori.
(Sumber: Dwidiyanti, 2014 dan Damayanti, 2013).
2.4. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Caring perawat dalam Lama rawat inap
Pelayanan keperawatan
Gambar 2.4. Kerangka Konsep
2.5. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
(Sugiyono, 2013). Hipotesis dalam penelitian adalah:
1. Hipotesis Alternatif (HA)
Ada hubungan antara caring perawat dalam pelayanan keperawatan
dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga.
21
2. Hipotesis Nol (HO)
Tidak ada hubungan antara caring perawat dalam pelayanan keperawatan
dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian
dengan data yang berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik
(Sugiyono, 2015).Pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian
interensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan
kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis
nihil.Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel
besar (Azwar, 2012).
Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan descriptif
correlational yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan
tambahan atau manipulasi data yang sudah ada.Peneliti menggunakan
pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya
satu kali pada satu saat.Variabel independen dan dependen dinilai secara
simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Dengan studi ini akan
diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (Variabel dependen)
dihubungkan dengan penyebab (Variabel independen) (Nursalam, 2013).
23
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam
penelitian (Saryono, 2011).Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perawat di ruang Flamboyan III dan IV RSUD Kota Salatiga, yaitu
sebanyak 26 orang perawat.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas anggota
populasi yang dipilih. Artinya ada beberapa dari populasi yang dipilih,
tidak semua, dan elemen dari populasi akan membentuk sampel
(Sekaran, 2006). Sampel dalam penelitian adalah perawat di ruang
rawat inap RSUD Kota Salatiga yang ada di ruang Flamboyan III dan
IV.
3.2.3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, karena
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2015). Jadi sampel yang diambil adalah 26 perawat ruang Flamboyan
111 dan IV.Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu inklusi
dan eksklusi (Nursalam, 2003).
1. Inklusi dalam penelitian mi adalah:
a. Perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Salatiga Ruang
Flamboyan III dan IV
b. Bersedia menjadi responden
24
c. Minimal masa kerja 2 tahun
d. Pendidikan minimal D3 keperawatan
2. Eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Perawat ruang rawat inap yang sedang cuti melahirkan
b. Perawat yang sedang tugas belajar dalam waktu lama (1 bulan
/lebih)
e. Perawat yang dinas luar dalam waktu lama (1 bulan/lebih)
d. Perawat yang mendudukijabatan struktural.
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah Ruang Flamboyan lantai 3 dan lantai 4
RSUD Kota Salatiga.
3.3.2. Waktu penelitian
Waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan September
sampai dengan Januari 2016.
3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran
Variabel merupakan sesuatu yang bervariasi (Saryono, 2011).Variabel
dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (independen) dan variabel
terikat (dependen).Definisi operasional merupakan definisi variabel secara
operasional yang diukur secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena
dengan menggunakan parameter tertentu (Hidayat, 2007).Komponen pada
bagian ini meliputi variabel, definisi operasional, alat ukur, hasil ukur, dan
25
jenis data.
Tabel 3.4.Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel.
Definisi
Operasio-
nal
Alat
Ukur
Cara Ukur Hasil
Ukur
Skala
Variabel Independen
Caring
perawat
dalam
pelayanan
keperawat
an
Caring
adalah
perilaku
perawat
yang
penuh
sopan
santun,
lemah
lembut,
perhatian,
dan
bertang-
gung
jawabdan
tanggung
gugat
Kuesio-
ner
Hasil
kuesioner
tentang
Caring
perawat
dalam
pelayanan
keperawat
an dengan
skala
likert
1.
Kurang
<56%
2.
Cukup
56-76%
3. Baik
77-
100%
Ordinal
Variabel Dependen
Lama
rawat inap
Lama
masa
rawat dari
pasien
datang
sampai
pulang
Lembar
observa-
si
Hasil
observasi
Lama >5
hari
cepat<5
hari
Ordinal
3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
3.5.1. Alat Penelitian
3.5.1. 1. Data Primer
Data variabel independen (Caring perawat dalam
pelayanan keperawatan dan lembaobservasi lama rawatinap)
diperoleh menggunakan kuesioner tertutupdengan skala
26
Likertmeminta jawaban kepada responden.
3.5.1.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari suatu
lembaga atau instrumen (Arikunto, 2006). Data sekunder
dalam penelitian ini adalah data literatur yang terkait dengan
penelitian. Pengambilan subjek penelitian sebagai variabel
dependen diambil dari RekamMedik RSUD Kota Salatiga.
Tabel 3.5
Kisi-kisi KuisionerCaring perawat dalam pelayanan
keperawatan
Pernyataan Nomor Soal Jumlah
kisi
Positif (Favourable) 1,2,3,5,7,8,10,11,12,14,15,16 12
Negatif
(Unfavourable)
4,6,9,13,17,18,20 7
Jumlah 19
Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah
kuesioner dan lembar observasi lama rawat inap. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan jenis
kuesioner yang jawaban atau isinya sudah ditentukan sehingga
27
subyek tidak diberikan respon-respon atau jawaban yang lain(
Sugiyono,2013).
1. Kuesioner Caring Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan
Pengumpulan data untuk variabel caring perawat dalam
pelayanan keperawatan didapat dengan cara melakukan penyebaran
kuesioner terhadap perawat ruang Flamboyan III dan IV RSUDKota
Salatiga dengan menggunakan skala ordinal. Skala ini memiliki
respon jawaban dimana masing-masing jawaban menunjukkan
kesesuaian pertanyaan yang diberikan dengan keadaan yang
dirasakan respondenyaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak
pernah dengan bentuk pernyataan positif/favourable dan pernyataan
negatif / unfavourable.
Untuk pernyataan favourable besar nilainya 4 sampai dengan 1
yaitu selalu dinilai 4, sering dinilai 3, kadangkadang dinilai 2, dan
tidak pernah dinilai 1. Untuk pernyataan unfavourable nilainya
kebalikan yaitu selalu dinilai 1, sering dinilai 2, kadang-kadang
dinilai 3, dan tidak pernah dinilai 4.Skor akhir dengan menjumlahkan
angka untuk tiap jawaban.
Kemudian penilaian itu dihitung dan dikelompokkan.Apabila
jawaban >76 % caring perawat dalam pelayanan keperawatan baik
maka caring perawat dalam pelayanan keperawatan masuk kategori
baik diberi kode 3. Jika jawaban antara 56-76 % setuju caring
28
perawat dalam pelayanan keperawatan baik maka masuk kategori
cukup diberi kode 2, dan apabila yang jawaban< 56 % setuju caring
perawat dalam pelayanankeperawatan maka caring perawat dalam
pelayanan keperawatan masuk kategori kurang diberi kode 1.
2. Lama Rawat Inap
Pengumpulan data untuk variabel lama rawat inap didapat dengan
cara melakukan penyebaran lembar observasi lama rawat inap
dengan menggunakan skala ordinal.Sedang untuk respon jawaban,
skala ini memiliki 2 respon jawaban yang masing-masing jawaban
menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan
yang dirasakan responden.Kemudian dihitung apabila menjawab <
dari 5 hari terhitung cepat, > 5 harilambat.Kemudian jawaban
tersebut dihitung dan dikelompokkan. Apabila jawaban> 80% bahwa
caring perawat dalam pelayanan keperawatan maka lama rawat inap
pasien akan memendek , tapi jika jawaban < 80 % setuju caring
perawat dalam pelayanan keperawatan maka lama rawat inap akan
memanjang.
3.5.2. Cara Pengumpulan Data
3.5.2.1. Proposal Penelitian
Dengan membawa surat pengantar dari Stikes
Kusuma Husada, Peneliti mengajukan ijin untuk melakukan
studi pendahuluan di RSUD Kota Salatiga. Sesudah
melakukan studi pendahuluan, penulis mengajukan ijin untuk
29
melakukan penelitian.
3.5.2.2. Penyusunan Skripsi
Berbekal surat pengantar dari Stikes Kusuma
Husada, penulis mengajukan ijin penelitian kepada Kepala
Kesbangpolinmas Kota Salatiga dengan tembusan Kepala
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Salatiga dan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Surat permohonan ijin
juga ditujukan untuk kepada Direktur RSUD Kota
Salatiga.Sesudah ijin keluar, penulis memohon ijin kepada
Kepala ruang Flamboyan 3 dan 4 untuk melakukan penelitian
di ruang tersebut.
Pengumpulan data pada variabel independen dan
dependen menggunakan kuesioner, dan lembar observasi.
Kuesioner terdiri dari karakteristik responden dan caring
perawat dalam pelayanan keperawatan, lembar observasi
adalah lama rawat inap pasien.
- Pernyataan caring perawat
Pernyataan pengetahuan responden tentang caring
perawat dalam pelayanan keperawatan terdiri dari 19
pernyataan dengan menggunakan skala ordinal. Gambaran
kuesioner dapat dilihat dari tabel kisi-kisi pernyataan caring
perawat dalam pelayanan keperawatan sebagai berikut:
30
Tabel 3.6.
Kisi-kisi Pernyataan Caring Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan.
No Aspek Jumlah
Item
Nomor Dalam
Kuesioner
1.
s/d
19.
Caring perawat
(sopan, lemah
lembut, terampil,
penuh pengertian)
19 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11
12 1314 15
16 17 18 19
- Pernyataan lama rawat ianp
Pengumpulan data pada variabel lama rawat inapmenggunakan lembar
observasi dengan skala ordinal. Lembar observasi tentang lama
rawatinap terhadap 26 pasien. Gambaran lama rawat inap pasiendapat
dilihat dari tabel kisi-kisi pernyataan lama rawat inap sebagai berikut:
Tabel 3.7Kisi-kisi Lama Rawat inap
No. Aspek Jumlah
Item Nomor Pasien
1.
s/d
26.
Nama pasien , tgl mulai
rawat inap , dan pulang
26 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24
25 26
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas
Agar hasil penelitian dapat dipercaya secara ilmiah, maka hasil
penelitian harus menggambarkan kondisi sebenarnya tentang variabel yang
diteliti.Oleh sebab itu instrumen penelitian harus teruji kemampuannya
dalam mendapatkan data yang tepat dan akurat.Untuk menguji ketepatan dan
keakuratan instrumen maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas
31
instrument (Dharma, 2011).Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap
perawat ruang rawat inap RSP dr. Ario Wirawan Salatiga dengan menyebar
30 kuesioner.
Uji instrumen tersebut adalah sebagai berikut:
3.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010).Uji
validitas dilakukan terhadap masing-masing butir pernyataan
untukkesesuaian antara fungsi item dengan fungsi tes secara
menyeluruh.Untuk mengetahui validitas instrument, menghitung
koefisien validitas denganrumus product momentdari Karl Pearson,
yaitu:
� � � =� ∑ �� − (∑ �)(∑ �)
��� ∑ � − (∑ �) (� ∑ � − (∑ � )
r x y= Angka indeks korelasi dan product moment
N = Jumlah responden
X Y= Jumlah perkalian antara skor X dan Y
∑ �= Jumlah seluruh skor Y
∑ � = Jumlah seluruh skor X
Kemudian hasil dari r x y dikonsultasikan dengan kritis product
moment (r tabel) apabila hasil yang diperoleh r hitung> r table yaitu
pada taraf signifikansi 5%(0.05) dinyatakan valid, tetapi sebaliknya
bila koefisien validitas atau rhitung kurang dari rtabel maka pernyataan
tidak valid sehingga pernyataan itu harus dikeluarkan dari
32
kuesioner(Arikunto, 2006). Dari 20 instrumen pernyataan tentang
caring perawat dalam pelayanan keperawatan yang diujikan kepada 30
responden dengan menggunakan SPSS16.0,hasilnya terdapat 1 soal
tidak valid no 19 dan 19 pernyataan valid yaitu soal no
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,20 dengan r hitung 0,380
sd 0,555sehingga r hitung>rtabel(0,361).
3.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik (Arikunto, 2010). Instrumen yang baik tidak akan
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
Instrumen yang dapat dipercaya/reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti
menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer
SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
Σ−
−=
t
b
k
kr
2
2
11 11 σ
σ
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria
(0,60) (Ghozali, 2009). (Ghozali, 2009). Setelah dilakukan uji
33
reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,793> rkriteria
(0,60), sehingga instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat
pengumpulan data.
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
3.7.1. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul pada tahap pengumpulan data perlu di
olah terlebih dahulu. Tujuan dari pengolahan data tersebut adalah untuk
menyederhanakan seluruh data yang terkumpul (Hidayat, 2007), yang
meliputi:
1. Editing
Dilakukan untuk meneliti apakah isian dalam lembar kuesioner
sudah lengkap.Editing dilakukan di tempat pengumpulan data,
sehinggajika ada data yang kurang dapat segera dilengkapi.
2. Coding
Dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban
dengan kode berupa angka.Selanjutnya dimasukkan ke dalam
lembaran tabel kerja. Untuk caring perawat dalam pelayanan
keperawatan : Baik diberi kode 3, cukupkode 2, dan kurang kode
1.Sedang untuk lama rawat inap jika cepat di beri kode 1, jika lama
diberi kode 0.
3. Tabulating
Adalah langkah memasukkan data hasil penelitian ke dalam
tabel dengan menggunakan master table SPSS 16.0
34
3.7.2. Analisa Data
Data yang telah diolah dengan bantuan komputerisasi kemudian
dideskripsikan sehingga dapat diperoleh makna atau arti dari hasil
penelitian (Notoatmodjo, 2010).Analisa data dalam penelitian ini
melalui prosedur bertahap yaitu analisa univariat dan bivariat.
1. Analisa Univariat
Dilakukan secara deskriptif, yaitu menampilkan proporsi
prosentasi untuk variabel caring perawat dalam pelayanan
keperawatan dan lama rawat inap, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
agama, umur, dan lama masa kerja.
2. AnalisaBivariat
Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Notoatmodjo, 2007), yaitu variabel bebas caring
perawat dalam pelayanan keperawatan dan variabel terikat adalah
lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga. Pada penelitian ini
digunakan uji statistik non parametrik dengan uji Rank Spearman.
Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 95%
(0,05), jika nilai hasil penelitian dengan signifikan < 0,05 dikatakan
ada hubungan antara caring perawat dalam pelayanan keperawatan
terhadap lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga.
Menurut Sugiyono (2010), kekuatan koefisien korelasi, seperti
pada tabel di bawah ini:
35
Tabel 3.4 Pedoman Kekuatan Hubungan
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
3.8. Etika Penelitian
Etika penelitian sangat penting karena penelitian keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia (Hidayat, 2007). Dalam melakukan
penelitian ini, peneliti meminta ijin kepada instansi terkait yaitu Badan
Kesbangpollinmas Kota Salatiga, Dinas Kesehatan Kota Salatiga, Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Salatiga,dan tempat penelitian
yaitu RSUD Kota Salatiga. Setelah mendapat ijin, peneliti memohon ijin
kepada kepala ruang Flamboyan 3 dan 4 untuk melakukan penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti memakai :
3.8.1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)
Sebelum responden diminta menjadi responden, peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan.Responden yang menyatakan bersedia diteliti, mereka
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent)
tersebut.
3.8.2.Tanpa Nama (Anonimity)
Peneliti tidak mencantumkan nama untuk menjaga
kerahasiaanresponden, cukup diberi kode pada masing-masing lembar
tersebut.
36
3.8.3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan dijamin peneliti, hanya kelompok tertentu saja yang
akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden
Penelitian mengambil judul hubungan caring perawat dalam
pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga
dengan 26 responden. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut:
4.1.1 Umur responden
Hasil karakteristik umur responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur
No Umur f %
1
2
3
25 – 33 tahun
34 – 42 tahun
43 – 51 tahun
19
6
1
73,1
23,1
3,8
Total 26 100
Sumber: Data Primer (2015)
Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur dapat
diketahui sebagian besar berumur 25 - 33 tahun yaitu sebanyak 19
Responden (73,1%).
4.1.2 Jenis Kelamin
Hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin f %
1
2
Laki-laki
Perempuan
11
15
42,3
57,7
Total 26 100
Sumber: Data Primer (2015)
38
Hasil tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagian
besar perempuan yaitu sebanyak 15 responden (57,7%).
4.1.3 Pendidikan Responden
Hasil karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
No Pendidikan f %
1
2
3
D3
S1
S1 Ners
20
5
1
76,9
19,2
3,9
Total 26 100
Sumber: Data Primer (2015)
Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar responden dengan tingkat
pendidikan D3 keperawatan yaitu sebanyak 20 responden (76,9%).
4.1.4 Lama Kerja
Hasil karakteristik pekerjaan responden berdasarkan lama kerja dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Karateristik responden berdasarkan lama masa kerja
No Lama Kerja f %
1
2
3
3 – 12 tahun
13 – 22 tahun
23 – 32 tahun
23
2
1
88,5
7,7
3,8
Total 26 100
Sumber: Data Primer (2015)
Berdasarkan tabel 4.4 pekerjaan responden dapat diketahui sebagian besar
bekerja selama 3 – 12 tahun yaitu sebanyak 23 responden (88,5%).
4.2 Analisis Univariat
4.2.1 Caring Perawat dalam pelayanan keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian caring perawat dalam pelayanan
39
keperawatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6Caring Perawat dalam Pelayanan Keperawatan
No Tingkat Caring F %
1
2
Baik
Cukup
4
22
15,4
84,6
Total 26 100
Sumber: Data Primer (2015)
Berdasarkan tabel 4.4 sebagian besar caring perawat dalam
perawatan yaitu cukup sebanyak 22 responden (84,6%) .
4.2.2 Lama rawat inap
Hasil observasi tentang lama rawat inap pasien dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.7. Lama Rawat Inap
No Kinerja F %
1
2
Cepat
Lambat
22
4
7,8
57,8
Total 26 100
Sumber: Data Primer (2015)
Berdasarkan tabel 4.6 lama rawat pasien sebagian besar cepat dalam
perawatan yaitu sebanyak 22 responden (84,6%).
4.3 AnalisisBivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yaitu hubungan
caring perawat dalam pelayanankeperawatan dengan lama rawat inap di
RSUD Kota Salatiga. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi
Rank Spearman dengan program SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
40
Tabel 4.6 Korelasi Rank Spearman
Caring Perawat
Lama Perawatan
Spearman's rho Caring Perawat Correlation Coefficient 1.000 .501**
Sig. (2-tailed) . .009
N 26 26
Lama Perawatan Correlation Coefficient .501** 1.000
Sig. (2-tailed) .009 .
N 26 26
Hasil analisis Rank Spearman menunjukkan ada hubungan caring
perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota
Salatiga ditunjukkan dengan signifikan 0,009 dengan arah hubungan positif
sebesar 0,501 sehingga menunjukkan hubungan yang sedang antara hubungan
caring perawat dalam pelayanankeperawatan dengan lama rawat inap.
41
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab V atau pembahasan berisi tentang hasil penelitian yang didapat
oleh peneliti yang dibandingkan dengan teori serta peneliti-peneliti sebelumnya
yang meliputi kesenjangan atau kesamaan teori yang ada atau mendukung
penelitian terdahulu.
5.1 Karakteristik Responden
5.1.1.Karakteristik berdasar umur
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan
umur dapat diketahui mayoritas berumur 25 - 33 tahun yaitu sebanyak
19 responden (73,1%). Usia adalah umur individu yang terhitung mulai
saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja, dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang dewasa
dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini
merupakan bagian dari pengalaman dan kematangan jiwa.
Caring tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi timbul berdasarkan
nilai-nilai dan pengalaman menjalin hubungan dengan orang lain. Hal
ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Basmala, Wiku, Adi Sasmito dalam Hubungan karakteristik perawat,
isi pekerjaan dan lingkungan pekerjaan terhadap kepuasan kerja
perawat di instalasi rawat inap RSUD Gunung Jati Cirebon 2005.
42
Menyimpulkan bahwa ada hubungan antara usia dengan kematangan
cara berfikir dan bertindak. Semakin dewasa usia perawat akan semakin
matang pola berfikir dan mengambil tindakan dalam pelayanan
keperawatan.
5.1.2. Karakteristik berdasar tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berpendidikan
D3 yaitu sebanyak 20 responden (76,9%). Tidak dapat dipungkiri
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula
mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang
dimilikinya akan semakin banyak. Peningkatan pengetahuan dan
pelatihan perilaku caring yang diberikan perawat dapat meningkatkan
kesadaran perawat untuk caring sesuai dengan teori yang telah
dikembangkan .
Menurut hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh Azlika,Adisti,Febi
dalam penelitian berjudul Hubungan antara mutu pelayanan perawat
dan tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien peserta BPJS di ruang
rawat inap RSI Sitti Maryam Manado menyebutkan bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien peserta
BPJS.
Menurut analisa peneliti banyak faktor yang mempengaruhinya.Seperti
beban kerja yang tinggi, tidak imbangnya antara jumlah pasien di
Flamboyan 3 dan 4 dengan perawat yang bertugas. Dengan jumlah
pasien 30 orang tentu membuat kerepotan bagi 2 orang perawat yang
43
bertugas. Perawat pasti menekankan pada rutinitas seperti pemberian
terapi, sementara untuk berperilaku caring tidak banyak waktu yang
tersedia.
5.1.3.Karakteristik berdasar lama pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian lama pekerjaan responden dapat
diketahui sebagian besar mempunyai masa kerja antara 3 – 12 tahun
yaitu sebanyak 23 responden (88,5%). Beban kerja yang tinggi
menyebabkan tingginya stres yang terjadi pada perawat sehingga
menurunkan motivasi perawat untuk melakukan caring . Beban kerja
yang tinggi menyebabkan perawat memiliki waktu yang lebih sedikit
untuk memahami dan memberikan perhatian terhadap pasien secara
emosional dan hanya fokus terhadap kegiatan yang bersifat rutinitas
seperti memberikan obat, melakukan pemeriksaan penunjang atau
menulis catatan perkembangan pasien.
Menurut Qalbia dkk dalam sebuah penelitian berjudul Hubungan
motivasi dan supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam
menerapkan patient safety di ruang rawat inap RS Universitas
Hasanudin 2013 menyebutkan bahwa lama masa kerja berpengaruh
terhadap kinerja perawat. Menurut analisa peneliti, hal ini berkaitan erat
dengan banyaknya pengalaman dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Perawat akan lebih dapat memahami dan memberikan
perhatian kepada pasien dibandingkan perawat yang masih minim
pengalaman kerja.
44
5.2 .Caring Perawat dalam Pelayanan Keperawatan
Berdasarkan tabel 4.4 sebagian besar perawat yang caring dalam
memberikan pelayanan keperawatan masuk katagori cukup sebanyak 22
responden (84,6%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bagus Setyo
Prabowo, dkk yang berjudul hubungan tingkat kognitif perawat tentang caring
perawat dengan aplikasi caring di ruang rawat inap RSU H Koesnadi
Bondowoso menyebutkan perawat yang memiliki tingkat kognitif tentang
caring baik,akan berpeluang4,4 kali untuk berperilaku caring dibanding
dengan perawat yang memiliki tingkat kognitif kurang baik.
Menurut analisa peneliti banyak faktor yang memberi hasil bahwa
perawat ruang Flamboyan 3 dan 4 masuk kategori cukup perawat dengan
caring ke pasien. Antara lain beban kerja yang berat, jumlah perawat tidak
imbang dengan jumlah pasien, jenis kasus yang ada di ruang itu yang
bermacam-macam sehingga membuat perawat yang bertugas di ruang itu
belum dapat optimal dalam memberikan pelayanan keperawatan dengan
perilaku caring.
5.3 Lama Rawat Inap
Berdasarkan hasil penelitian lama rawat inap pasien sebagian besar
masuk kategori cepat dalam perawatan yaitu sebanyak 22 responden (84,6%).
Lama rawat inap adalah rata-rata lama rawat inap seorang pasien. Lama rawat
inap yang ideal menurut Departemen Kesehatan RI 2005 antara 6-9 hari.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dan mutu pelayanan
apabila diterapkan pada diagnosa tertentu untuk perawatan lebih lanjut.
45
Menurut penelitian Multaza yang berjudul Hubungan lama rawat inap
dengan tingkat kecemasan anak usia 8-11 tahun di bangsal anak RSU Dr
Zainal Abidin RN Banda Aceh menyebutkan bahwa ada hubungan signifikan
antara lama rawat inap dengan tingkat kecemasan anak. Menurut asumsi
peneliti, lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga tergolong cepat. Hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain jenis penyakit, cara pasien pulang
apakah pulang paksa, atas petunjuk dokter, pindah rawat rumah sakit lain, atau
meninggal, pasien kerasan atau tidak, nyaman atau tidak, perawat yang
bertugas caring atau tidak dll. Pasien stroke non hemoragic tentu akan beda
lama rawat inapnya dengan pasien demam tipoid, pasien operasi laparatomi
tentu beda dengan pasien gagal ginjal, dll.
5.4 Hubungan Caring Perawat DalamPelayanan Keperawatan Terhadap
Lama Rawat Inap
Hasil analisis Rank Spearman menunjukkan ada hubungan caring
perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota
Salatiga ditunjukkan dengan signifikan 0,009 dengan arah hubungan positif
sebesar 0,501 sehingga menunjukkan hubungan dengan kategori sedang antara
hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat
inap.
Seorang perawat berusaha untuk mengenal siapa kliennya,
memberikan perhatian terhadap pasien dan bagaimana seorang perawat
berperilaku sesuai dengan keadaan . Bentuk nyatanya adalah mengenali nama
pasien, mengenali kelebihan dan karaktersitik pasien, memanggil nama
46
dengan nama yang disenangi, mendahulukan kepentingan pasien daripada
kepentingan pribadi, menyediakan waktu bagi pasien walaupun sedang sibuk,
mendengarkan keluhan dan kebutuhan pasien, menghargai dan menghormati
pendapat pasien, memberikan dukungan sosial untuk memenuhi kebutuhan
dan meningkatkan status kesehatan pasien.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Prabowo dan Dodiwijaya
yaitu Hubungan tingkat kognitif perawat tentang caringd engan aplikasi
praktek caring di ruang rawat inap RSU H Koesnadi Bondowoso dengan
hasil perawat yang memiliki tingkat kognitif tentang caring baik, akan
berpeluang 4,4 kali untuk berperilaku caring dibanding dengan perawat yang
memiliki tingkat kognitif kurang baik.
47
BAB VI
PENUTUP
Hasil penelitian hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan
dengan lama rawat inap dapat disimpulkan sebagai berikut:
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Karakteristik responden sebagian besar berumur 25 - 33 tahun, berjenis
kelamin perempuan, berpendidikan D3 keperawatan, dan memiliki
masa kerja antara 3 – 12 tahun.
6.1.2 Caring perawat dalam pelayanan keperawatan terhadap lama rawat
inap di RSUD Kota Salatiga sebagian besar masuk kategori cukup.
6.1.3 Lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga sebagian besar masuk kategori
cepat dalam perawatan.
6.1.4 Ada hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan terhadap
lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Rumah Sakit
-Diharapkan pihak manajemen rumah sakit untuk selalu memotivasi
karyawan terutama perawat untuk selalu berperilaku caring dalam
memberikan pelayanan keperawatan terhadap pasien kelolaannya.
-Menambah tenaga keperawatan.
-Mengadakan kegiatan pelatihan excellent servise yang dapat
menambah semangat tenaga keperawatan untuk selalu caring dengan
pasien.
48
6.2.2 Tenaga Kesehatan
Diharapkan perawat mampu memberikan pelayanan keperawatan serta
memahami konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati,
disirami, dan dipupuk untuk memperlihatkan kemampuan sebagai
perawat yaitu empati, bertanggung jawab, dan tanggung gugat.
6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi untuk memperkaya literatur-literatur terkait tentang
konsep caring sehingga tercapai kualitas pendidikan sehingga
diharapkan mampu mencetak perawat yang selalu berperilaku caring.
6.2.4 Bagi Peneliti Lain
Diharapkan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan
variabel penelitian yang berbeda seperti status kepegawaian PNS atau
honorer, suku bangsa dan lain-lain.
49
DAFTAR PUSTAKA
Abdul,Ariyanti,Elly. (2013). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit.pasca.unhas.ac.id
Alligood. (2010). Nursing Theory. Utilization and Aplication. Missouri:Mosby
Elsevier
Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Azlika M Alamri, Adisti, Febi K Kolibu. (2015). Hubungan Antara Mutu
Pelayanan Perawat Dan Tingkat Pendidikan Dengan Kepuasan Pasien
Peserta BPJS Kesehatan di Ruang Rawat Inap RSI Sitti Maryam
Manado. ejournal.unsrat.ac.id
Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bagus,Anisah,Dodi . (2009). Hubungan Tingkat Kognitif Perawat Tentang Caring
Perawat Dengan Aplikasi Praktek Caring di Ruang Rawat Inap RSU H
Koesnadi Bondowoso.unej.ac.id
Bagus Setyo Prabowo, Anisah Ardiana, Dodi Wijaya, (2013). Hubungan Antara
Sikap Caring Perawat Dalam Pemberian Obat.jks.fikes.unsoed.ac.id
Blacius,Setyowati,Yati.(2011). Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Salah Satu
Rumah Sakit di Bandung: Study Grounded Theory.jki.ui.ac.id
Dewi Basmala,Wiku, Adi (2005). Hubungan Karakteristik Perawat, Isi dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat
Inap RSUD Gunung Jati Cirebon. www.perpus.stikep.ppnijabar.ac.id
Damayanti, Denidya, (2013). Buku Pintar Perawat Profesional Teori dan Praktik
Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Mantra Book
Dahlan, Sopiyudin. (2009). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika
Depkes RI .(2005). Profil Kesehatan Indonesia 2004: Jakarta
Dwidiyanti . (2007). Caring Kunci Sukses Perawat/ Ners. Semarang: Hasani
Haliman, Wulandari, (2012). Cerdas Memilih Rumah Sakit. Yogyakarta: Andi
Offset
Hidayat, A.A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa
50
Data. Jakarta: Salemba Medika
Lutfiyati,Niken,Muslim.(2013). Hubungan Caring Perawat Pelaksana dengan
Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr Soewondo Kendal.
pmb.stikestelogorejo.ac.id
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoatmodjo, S. (2010). llmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan.
Jakarta: Salemba
Margaretha.(2009). Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring Perawat Dalam
Pelayanan Keperawatan di Ruang Maranatha RS Mardi Rahayu
Kudus.eprints.undip.ac.id
Potter Perry.(2010). Fundamental of Nursing. Canada: Elsevier
Qalbia,H.Noer,Bahry,Irwandy.(2013). Hubungan Motivasi dan Supervisi
Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Menerapkan Patient Safety
di Ruang Rawat Inap RS Univ Hasanudin .
Ratizza .(20I2). Manajemen Keperawatan.
http://academia.edu/4750548/manajemen keperawatan;by;ratizza;s.kep.diakses
pada 7Agustus 2015.
Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Undang-undang Indonesia No 44 tentang Rumah Sakit
Sobirin.(2006). Hubungan Beban Kerja dan Motivasi Dengan Penerapan Perilaku
Caring Perawat Pelaksana BPRSUD Unit Swadana Kab.
Subang.Program pasca sarjana FIK UI.
Suryani.(2010). Tesis :Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Perilaku Caring
Perawat di RS PGJ Jakarta. Program pasca sarjana FIK UI
Sutriyanti.(2009). Tesis: Pengaruh Pelatihan Perilaku Caring Perawat Terhadap
Kepuasan Pasien dan Keluarga di Ruang Rawat Inap RSUD Curup
Bengkulu. Pogram pasca sarjana P1K UI.
Undang-undang RI No 44. (2009). Kebijakan Rumah Sakit.Jakarta
Watson.(2005). Theory of Human Caring. Canada: Mosby Company
Lampiran 0