Post on 06-Aug-2015
HOMEOSTASIS KALSIUM
Kadar kalsium tubuh total pada orang dewasa adalah sekitar 1 hingga 2 kg.
Sekitar 99% kalsium tubuh ditemukan dalam bentuk tulang dan gigi, sisanya
garam kalsium fosfat yang terdiri dari 1% di dalam ECF dan 0,1 % dalam sitosol.
Kalsium memiliki dua peran fisiologis yang penting yaitu mempertahankan
integritas struktural dari skeleton dan berperan banyak dalam proses sel yang
penting.
Pada ECF dan sitosol, kalsium yang terionisasi (Ca2+ ) berperan penting
dalam berbagai proses di dalam sel. Kalsium adalah suatu zat yang penting di
membrane sel yang memengaruhi permeabilitas dan muatan listrik. Kalsium
plasma berada dalam tiga bentuk yaitu : berikatan dengan protein (terutama
albumin), berikatan dengan ligan berukuran kecil (fosfat, sitrat,sulfat), dan
kalsium yg terionisasi Ca2+. Kalsium yang terionisasi dalam plasma bersifat aktif
secara fisiologis dan berperan penting dalam menentukan hipokalsemia atau
hiperkalsemia.
Kadar kalsium terionisasi dalam ECF dipertahankan secara homeostasis
dalam kisaran normal sekitar 9-10,5 mg/dl. Keadaan ini dipertahankan oleh suatu
keseimbangan efektif dari pembentukan tulang dan resorpsi tulang,absorpsi
kalsium, dan ekskresi kalsium. Tempat utama dari regulasi ini berlangsung di
tulang, ginjal, dan saluran cerna di bawah pengendalian tiga hormone, yaitu :
hormone paratiroid, kalsitonin, dan kalsitriol.
HIPOKALSEMIA
DEFINISI
Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dL darah.
PENYEBAB
Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.
Hipokalsemia paling sering terjadi pada penyakit yang menyebabkan hilangnya
kalsium dalam jangka lama melalui air kemih atau kegagalan untuk memindahkan
kalsium dari tulang.
Sebagian besar kalsium dalam darah dibawa oleh protein albumin, karena itu jika
terlalu sedikit albumin dalam darah akan menyebabkan rendahnya konsentrasi
kalsium dalam darah.
Penyebab Hipokalsemia
Penyebab Keterangan
Kadar hormon paratiroid
rendah
Biasanya terjadi setelah kerusakan
kelanjar paratiroid atau karena kelenjar
paratiroid secara tidak sengaja terangkat
pada pembedahan untuk mengangkat
tiroid
Kekurangan kelenjar
paratiroid bawaan
Penyakit keturunan yg jarang atau
merupakan bagian dari sindroma
DiGeorge
Pseudohipoparatiroidisme Penyakit keturunan yg jarang;
kadar hormon paratiroid normal tetapi
respon tulang & ginjal terhadap hormon
menurun
Kekurangan vitamin D
Biasanya disebabkan oleh asupan yg
kurang,
kurang terpapar sinar matahari
(pengaktivan vitamin D terjadi jika kulit
terpapar sinar matahari),
penyakit hati,
penyakit saluran pencernaan yg
menghalangi penyerapan vitamin D,
pemakaian barbiturat & fenitoin, yg
mengurangi efektivitas vitamin D
Kerusakan ginjalMempengaruhi pengaktivan vitamin D di
ginjal
Kadar magnesium yg rendahMenyebabkan menurunnya kadar hormon
paratiroid
Asupan yg kurang atau
malabsorbsi
Terjadi dengan atau tanpa kekurangan
vitamin D
Pankreatitis
Terjadi jika kelebihan asam lemak dalam
darah karena cedera pada pankreas,
bergabung dengan kalsium
Kadar albumin yg rendah Mengurangi jumlah kalsium yg terikat
dengan albumin tetapi biasanya tidak
menyebabkan gejala, karena jumlah
kalsium bebas tetap normal
GEJALA
Hipokalsemia bisa tidak menimbulkan gejala. Namun, seiring dengan berjalannya
waktu, hipokalsemia dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan gejala-gejala
neurologis seperti:
- kebingungan
- kehilangan ingatan (memori)
- delirium (penurunan kesadaran)
- depresi
- halusinasi.
Gejala-gejala tersebut akan menghilang jika kadar kalsium kembali normal.
Kadar kalsium yang sangat rendah (kurang dari 7 mgr/dL) dapat menyebabkan
nyeri otot dan kesemutan, yang seringkali dirasakan di bibir, lidah, jari-jari tangan
dan kaki. Pada kasus yang berat bisa terjadi kejang otot tenggorokan
(menyebabkan sulit bernafas) dan tetani (kejang otot keseluruhan). Bisa terjadi
perubahan pada sistem konduksi listrik jantung, yang dapat dilihat pada
pemeriksaan EKG.
HIPERKALSEMIA
DEFINISI
Hiperkalsemia (kadar kalsium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi kalsium dalam darah lebih dari 10,5 mgr/dL darah.
PENYEBAB
Hiperkalsemia dapat disebabkan oleh meningkatnya penyerapan pada saluran
pencernaan maupun karena meningkatnya asupan kalsium.
Orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kalsium (seperti yang kadang
dilakukan oleh penderita ulkus peptikum yang minum banyak susu dan juga
mengkonsumsi antasid yang mengandung kalsium), dapat menderita
hiperkalsemia.
Penyebab paling sering dari hiperkalsemia adalah hiperparatiroidisme, yaitu suatu
keadaan dimana terjadi pengeluaran hormon paratiroid secara besar-besaran
oleh satu atau lebih dari keempat kelenjar paratiroid. 90% penderita
hiperparatiroidisme primer memiliki tumor jinak (adenoma) pada salah satu
kelenjarnya. 10% sisanya memiliki kelenjar paratiroid yang membesar dan
menghasilkan terlalu banyak hormon. Pada kasus-kasus yang jarang, kanker
kelenjar paratiroid menyebabkan hiperparatiroidisme.
Hiperparatiroidisme lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Juga lebih mungkin terjadi pada orang-orang tua dan pada mereka yang
menerima terapi penyinaran di leher. Kadang-kadang hiperparatiroidisme terjadi
sebagai bagian suatu sindroma neoplasia endokrin multipel, yang merupakan
penyakit keturunan yang jarang terjadi.
Penderita kanker sering mengalami hiperkalsemia. Kanker ginjal, kanker paru atau
kanker ovarium (indung telur), sering mengeluarkan sejumlah besar protein yang
memiliki efek yang mirip dengan hormon paratiroid. Efek ini dikenal sebagai
sindroma paraneoplastik.
Kanker juga menyebar (bermetastasis) ke tulang, menghancurkan sel-sel tulang
dan melepaskan kalsium tulang ke dalam darah.
Hal ini sering terjadi pada kanker prostat, payudara dan paru-paru.
Mieloma multipel (kanker yang melibatkan sumsum tulang) juga dapat
menyebabkan penghancuran tulang dan mengakibatkan hiperkalsemia.
Kanker yang lain juga meningkatkan konsentrasi kalsium darah, dengan
mekanisme yang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
GEJALA
Gejala paling awal dari hiperkalsemia biasanya adalah konstipasi (sembelit),
kehilangan nafsu makan, mual-muntah dan nyeri perut.
Ginjal mungkin secara abnormal akan menghasilkan air kemih dalam jumlah
banyak. Akibat pembentukkan air kemih yang berlebihan ini, cairan tubuh akan
berkurang dan akan terjadi gejala dehidrasi.
Hiperkalsemia yang sangat berat sering menyebabkan gejala kelainan fungsi otak
seperti kebingungan, gangguan emosi, delirium (penurunan kesadaran),
halusinasi, kelemahan dan koma. Dapat juga diikuti dengan irama jantung yang
abnormal dan kematian. Pada penderita hiperkalsemia menahun bisa terbentuk
batu ginjal yang mengandung kalsium. Bila terjadi hiperkalsemia berat dan
menahun, kristal kalsium akan terbentuk di dalam ginjal dan menyebabkan
kerusakan yang menetap.