Post on 05-Apr-2018
7/31/2019 hipopisis
1/7
EFEK HORMONAL PADA OVULASI DAN PEMIJAHAN IKAN
Oleh :Nama : Malinda YusufNIM : H1K010015Kelompok : 5 (Lima)Rombongan : IAsisten :Irfan Gesha Sahputra
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUATIK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIKJURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2012
7/31/2019 hipopisis
2/7
I. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Pengamatan teknik Hipofisasi pada Ikan Nilem (Osteochilushasselti)
Ekstrak kelenjar
Hipofisa (cc)Pemberian ke ikan
jantan (cc)Pemberian ke ikan
Betina (cc)
6,4 0,3 0,5
Tabel 2. Pengamatan waktu pemijahan ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Waktu Keterangan Hasil
21.30 Penyuntikan kelenjar hipofisaIkan tidak memijah
07.30 Pengamatan pemijahan
7/31/2019 hipopisis
3/7
B. Pembahasan
Hipofisasi merupakan salah satu teknik untuk mempercepat
pemijahan ikan melalui injeksi kelenjar hipofisa. Hipofisasi dapat dilakukan
dengan menyuntikkan suspensi kelenjar hipofisa pada tubuh ikan yang
akan dibiakkan (Milne, 1999). Hipofisasi adalah menyuntikan ekstrak
kelenjar hiipofisis (donor) untuk menginduksi kematangan gonad (Erma. et
al). Pemijahan sistem hipofisasi menurut Muhammad et al. (2003),
berfungsi untuk merangsang pemijahan induk ikan. Kelenjar hipofisa
mempunyai peran yang sangat penting, karena menghasilkan hormon
yang berpengaruh untuk pemijahan ikan, yaitu hormon gonadotropin yangberfungsi dalam pematangan gonad dan mengontrol ekskresi hormon
yang dihasilkan oleh gonad (Hurkat dan Mathur, 1986).
Hasil percobaan yang dilakukan menyatakan bahwa pada ikan
resipien yang dilakukan penyuntikan, tidak melakukan pemijahan setelah
10 jam. Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Kay (1998), yang
menyatakan bahwa penyuntikan kelenjar hipofisa akan memberikan
respon dan menyebabkan ikan memijah antara 7-11 jam.
Kelenjar hipofisa ini terletak di bawah otak sebelah depan pada
lekukan tulang di dasar otak (sela tursika) di bawah diencephalon. Suatu
tangkai yang menghubungkan antara kelenjar ini dengan diencephalon
disebut Infundibulum. Kelenjar ini walaupun kecil, fungsi dan strukturnya
merupakan organ tubuh yang sangat rumit dan sulit, terdiri dari dua
bagian utama, yaitu adenophipofisa dan neurohipofisa (Milne, 1999).
Mekanisme pemijahan dimulai dari ekstrak kelenjar hipofisa yang
disuntikkan akan menimbulkan rangsangan pada hipotalamus.
Rangsangan dibawa akson yang berakhir pada penonjolan tengah di
dasar ventral ketiga hipotalamus. Hormon FSH dan LH bekerja
merangsang perkembangan gonad dan merangsang ovulasi. FSH dan LH
juga merangsang perkembangan fungsi testis. FSH meningkatkan ukuran
saluran semini ferus dan LH merangsang sel intestinum dari testis untuk
memproduksi hormon kelamin jamtan (Ville et al.,1988). Pembuahan ikan
dilakukan di luar tubuh. Masing-masing ikan jantan dan betina
7/31/2019 hipopisis
4/7
7/31/2019 hipopisis
5/7
saraf dan otak pada pemijahan. Suhu optimal ikan memijah adalah 280-
300C. Cara pengambilan ikan resipien dan arus air berperan dalam
pemijahan (Sumantadinata, 1983). Menurut Lin (1996), produktivitas ikan
sangat tergantung pada lingkungan yang ditempati. Suhu dan curah hujan
menjadi salah satu faktor dalam reproduksi ikan.
7/31/2019 hipopisis
6/7
II. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil menunjukkan bahwa ikan yang telah disuntik dengan kelenjar
hipofisa tidak mengalami pemijahan.
2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan yaitu suhu, lingkungan,
kematangan gonad, teknik penyuntikan, keadaan fisiologis ikan,
cahaya dan arus air serta sifat fisik dan kimia.
3. Mekanisme pemijahan dengan teknik hipofisasi adalah ekstrak
kelenjar hipofisa memacu hipotalamus ikan yang telah masak
kelamin untuk mengeluarkan hormon gonadotropin dimana hormon
gonadotropin berperan dalam pemijahan dan ovulasi.
B. SARAN
Penyuntikan kelenjar hipofisa pada ikan resipien harus dilakukan
dengan hati-hati, supaya kondisi ikan tetap baik, tidak ada sisik yang
terlepas sehingga proses ovulasi dan pemijahan dapat berhasil.
7/31/2019 hipopisis
7/7
C. DAFTAR REFERENSI
Hadjamulia, A. 1980. Pembenihan Ikan Dengan Teknik Hipofisasi. BBAI,
Sukabumi.
Hurkat dan Mathur. 1986. Text Book of Animal Physiology. S. Clark Ltd,New Delhi.
Kay, I. 1998. Introduction of Animal Physiology. Bion Scientific PublisherLtd. Canada.
Lin, H.R. 1996. Hormones and Spawning in Fish1. Asian Fisheries Science9 (1996): 21-33. Asian Fisheries Society, Manila, Philippines.
Milne, L.J. 1999. Animal Zoology. Prentice Hall Inc, New Jersey.
Muhammad, H. Sanusi, dan I. Ambas. 2003. Pengaruh Donor dan DosisKelenjar Hipofisa terhadap Ovulasi dan Daya Tetas Telur Ikan Betok(Anabas testudineusBloch). J. Sains & Teknologi. Vol.3(3): 87-94.
Najmiyati .E, Lisyastuti E, dan Yanuarso Eddy Herdianto. 2006. BiopotensiKelenjar Hipofisis Ikan Patin (Pangasius pangasius) Setelahpenyimpanan kering selama 0,1,2,3 dan 4 Bulan. Jurnal TeknikLingkungan. 7(3) : 311-316
Sumantadinata, K. 1983. Pengembangan Ikan-Ikan Pemeliharaan diIndonesia. Sastra Budaya, Jakarta.
Ville, C.A, W.D Wallon and F.E. Smit