Post on 16-Feb-2018
Kulon Progo
Hasil Kegiatan Orientasi Lapangan
Pantai Selatan
Oleh:
• Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
• Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY
• Balai Pengelolaan DAS OPS
• Balai Pemantapan Kawasan Hutan
• Balai TN Merapi
• Balai KSDA
DIY (khususnya Kabupaten Kulonprogo dan Bantul) dikaruniai lahan pantai yang
membentang luas sepanjang pantai
Lahan pantai semula formasi hutan pantai bagian dari ekosistem pesisir dan laut
yang menyediakan sumberdaya alam yang produktif sebagai:
sumber pangan
tambang mineral maupun energi
media komunikasi dan edukasi
kawasan rekreasi atau pariwisata
penemuan produk biochemical.
Terjadi kerusakan lingkungan hidup (abrasi, intrusi air laut, perubahan iklim mikro,
dan turunnya prod. Hayati) karena tekanakan pertambahan penduduk dan
dinamika pembangunan yang belum memperhatikan azas kelestarian lingkungan
Diperlukan orientasi lapangan
PETA HASIL ORIENTASI
Fungsi dan Manfaat Hutan Pantai
1. Fungsi Fisik Hutan Pantai
Meredam pukulan gelombang tsunami
hutan pantai memecah gelombang memperlambat
kecepatan arus laut
hutan pantai berperan sebagai kanal memperkecil volume
air yang masuk ke wilayah daratan
Mereduksi Terjadinya Abrasi Pantai
ekosistem darat dari terpaan angin dan badai sekaligus
pengendali erosi pasir pantai
Sebagai daerah pengontrol siklus air dan proses intrusi
air laut
peran hutan pantai dalam mereduksi tsunami di
Pangandaran Jawa Barat
Sebelum tsunami Setelah tsunami
Tanpa vegetasi
ada vegetasi
Terjadi kerusakan rumah
Tidak Terjadi kerusakan rumah
Areal yang
Berpotensi
untuk Ditanami
Lokasi
Tambang Pasir
Besi
Rencana
Bandara
2. Fungsi Ekologi Hutan Pantai
Sebagai Habitat Flora dan Fauna
Sebagai Tempat Bertelur
Jasa kesehatan lingkungan
Estetika daerah Perkotaan
3. Fungsi Sosial dan Ekonomi Hutan Pantai
Wisata Pantai
Penghasil bahan baku industri kosmetik
Sebagai Penghasil Obat-obatan
Sumber Penghasil Biodisel
Sebagai Tempat Budidaya Pertanian
Mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan
Kekayaan Sumberdaya Mineral
Hasil Orientasi Kondisi Lahan Pantai
Hamparan pasir hitam, abu-abu atau putih
Tidak menyediakan substrat tetap untuk organisme
Terdapat gumuk pasir pada beberapa lokasi akibat dari tiupan angin
Lebar hamparan pasir 50-100m, terbuka hanya ditumbuhi rumput angin (Spinifex littoreus) dan Ipomoea pes-caprae
Sesuai ditanami cemara, nyamplung, bintaro, ketapang, waru dan jenis tanaman pantai
Tanaman cemara dan Ipomoea pes-caprae
Budidaya Pertanian dan Peternakan
Masyarakat telah mengembangkan cabai, jagung, ubi,
jeruk, terong dan lainnya
Peternakan sapi dan ayam telah mulai dilakukan: Kotoran
dimanfaatkan untuk pupuk
Untuk usaha tani memerlukan teknologi tanggul angin,
irigasi dan pemupukan. Tanaman tanggul angin untuk
memperbaiki iklim mikro yang dapat mencegah erosi
angin dan penyaring udara yang mengandung garam dan
juga dapat mencegah kerusakan tanaman dan
pemukiman
Petani telah melakukan integrated farming system:
dengan cara mencampur tanah dengan bahan organik
dan dapat meningkatkan produktivitas
No Tanaman Penerimaan Biaya Pendapatan R/C 1 Bawang Merah 32.000 27.620 4.380 1.158 2 Bawang Merah,
Terong, Timun 15.500 10.880 4.620 1.425
3 Bawang Merah, Cabe, Kac Panjang, Timun
10.900 9.640 1.260 1.130
4 Bawang Merah, Cabe, Kac Panjang
15.600 11.580 4.020 1.347
No Tanaman NPV (Rp) IRR (%)
BCR PP (th)
1 Bawang Merah 24.651.163 38 1.1149 2 2 Bawang Merah, Terong,
Timun 26.443.830 40 1.2960 2
3 Bawang Merah, Cabe, Kac
Panjang, Timun 1.346.499 2 1.0168 7
4 Bawang Merah, Cabe, Kac Panjang
21.962.163 34 1.2323 3
Analisa Pendapatan Usaha Tani Lahan Pantai berpasir (x Rp.1000,-/ha)
Tabel 2. Analisa Finansial Usaha Tani Lahan Pantai berpasir
Sumber : Hartono et at ( 2004)
Sumber : Hartono et at ( 2004)
Hasil analisis
Secara ekonomi layak dikembangkan
Kombinasi bawang merah, terong dan ketimun atau
bawang merah secara monokultur paling layak
dikembangkan serta memiliki pengembalian modal
(payback) paling rendah
Sedangkan paling lama pengembalian modal terjadi pada
kombinasi tanaman bawang merah, cabe, kacang
panjang, dan ketimun
Pantai mampu berkontribusi sebesar 14% dari
pendapatan rumah tangganya. Hartono et al (2014)
Budidaya Tanaman Pertanian di Pantai Samas
Langkah dan Upaya Melakukan Rehabilitasi Hutan Pantai
Model 1 Untuk jalur hijau pada obyek wisata memilih jenis kombinasi tanaman misalnya waru, baringtonia, cemara, dan nyamplung/ketapang/kaliandra , dengan pertimbangan estetika, lanskap, kenyamanan dan perlindungan. Dari arah pantai waru baringtonia cemara ketapang/nyamplung,Kaliandra
Model 2 Untuk di luar obyek wisata mempertimbangkan fungsi perlindungan dan pengamanan terhadap kawasan pemukiman dan budidaya di belakangnya.
Rehabilitasi dilakukan secara terpadu dengan melibatkan instansi vertikal (UPT kemenhut : BPDAS, B2PBPTH, dan BPKH), Dinas Propinsi, Dinas Kabupaten dan masyarakat
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pertanian dan Peternakan
Dilakukan oleh masyarakat dengan pembinaan oleh instansi daerah terkait
Model 1
Model 2
Penanaman Nyamplung
Untuk Tekno Park
Salah satu Tanaman untuk Biodisel
Pangandaran
(Jawa Barat)
Wonogiri (Jawa Tengah)
)Tengah) Java)
1,5 tahun
Tegakan Benih Provenan Nyamplung
(Rendemen Minyak Tertinggi di Jawa)
Potensi Pemanfaatan Limbah untuk
Meningkatkan Nilai Tambah
a. Cangkang Buah
Briket Arang
Asap Cair
b. Bungkil Hasil Pres Biji
Pakan Ternak
‘Burger’ Feed
c. Gum/ Resin Kumarin pada CCO
Obat-obatan
d. Gliserol
Sabun
Transesterifikasi
Kegiatan Penanaman Penanaman nyamplung (Calophyllum inophyllum) di KPH Yogyakarta
seluas 25 ha (10.000 bibit) telah dilakukan di petak 74, RPH Gubuk Rubuh, BDH Playen, Gunung Kidul (DIY) pada bulan Desember 2014.
Penanaman nyamplung dilakukan secara integratif dengan melibatkan insititusi terkait, yaitu: 1) Balai Besar Penelitian BPTH, 2) BPDAS Serayu Opak Progo 3) Dishutbun DIY dan 4) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Yogyakarta.
Penanaman ditujukan untuk mensuplai bahan baku biodisel pada unit pengolahan BBN di Baron Technopark.
Kebutuhan bahan baku biji nyamplung untuk kapasitas pengolah minyak nabati sebesar 500 kg/batch agar supaya dapat beroperasi setiap hari memerlukan bahan baku 1 ton biji kering atau 4 ton buah nyamplung, sehingga memerlukan tanaman nyamplung seluas 100 ha.
Penanaman dengan pola tumpang sari yang dilakukan oleh kelompok tani menggunakan tanaman: jagung, ketela, rumput pakan ternak, kacang tanah dan kedelai diharapkan memberikan tambahan penghasilan petani.
Penaman Aren di Sabuk Merapi
Penaman dilakukan di Turgo kawasan TN merapi pada bulan Nopember oleh pegawai segenap UPT Kemenhut DIY dan tutup tanam ditandai dengan Hari Menanam Provinsi DIY oleh Ibu Menteri LHK
Jumlah total tanaman aren yang ada saat ini mencapai 2600 batang yang berasal dari beberapa daerah : Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan DIY
Kegiatan ini akan terus dilanjutkan untuk menambah jumlah dan populasi aren
Terimakasih
Mari membangun hari esok untuk kehidupan yang lebih baik
Akasia hibrida
A.mangium
Jati Purwo 2 tahun
Sengon toleran karat puru 2 tahun Produksi massal bibit akasia hibrida
Ekaliptus umur 2 tahun
Kayu putih unggul purwo
Aneka sukun Purwo