General Principles and Specific

Post on 13-Jul-2015

260 views 0 download

description

PRINSIP UMUM PENGOBATAN KELAINAN BEDAH ORTHOPEDI Pengobatan bedah orthopedi secara umum mengikuti prinsip dasar pengobatan lainnya dan berpedoman kepada hukum penyembuhan (low of nature ), sifat penyembuhan, serta sifat manusia pad

Transcript of General Principles and Specific

REFERAT : OLEH : Lukman Nurfauzi

Pembimbing : dr. Yoyos D. Ismiarto., Sp.OT, M. Kes ., FICS Bagian Orthopedi dan Traumatologi RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung Fakultas Kedokteran Universitas Padjdaran GENERAL PRINCIPLES AND SPECIFIC METHODS OF MUSCULOSKELETAL TREATMENT

PRINSIP UMUM PENGOBATAN KELAINAN BEDAH ORTHOPEDI Pengobatan bedah orthopedi secara umum mengikuti prinsip dasar pengobatan lainnya dan berpedoman kepada hukum penyembuhan (low of nature ), sifat penyembuhan, serta sifat manusia pada umumnya. Disamping pemahaman tentang prinsip dasar pengobatan yang rasional, metode pengobatan disesuaikan pula secara individu terhadao setiap penderita. Pengobatan jga harus berasarakan alasan mengapa tindakan ini dilakukan serta kemungkinan prognosisnya. Secara umum prinsip pengobatan bedah ortopedi adalah : 1. Jangan membuat keadaan lebih buruk dagi penderita (iatrogenik) Seorang dokter tidak boleh melakukan suatu tindakan bila tidak mengetahui dengan jelas apa yang dilakukan, tidak mempunyai pengetahuan /peralatan yang memadai atau hanya mencoba-coba. Hal ini untuk menghinadari keadaan yang dapat memperburuk atau menyulitkan tindakan yang akan dilakukan secara definitif oleh dokter yang mempunyai keahlian dibidangnya di kemdian hari. Tindakan memperjelek keadaan disebut iatrogenik.

2. Pengobatan berdasarkan pada diagnosis dan prognosis yang tepat

1

Pengobatan yang baik hanya dapat dicapai bila sebelumnya dapat ditegakkan diagnosis dan prognosis yang tepat. Sebagai contoh bila seorang penderita didiagnosis menderita penyakit osteomielitis sementara kelainanya adalah osteogenik sarkoma dimana keduanya sanagt berbeda dalam pengobatan dan prognosisnya. 3. Pilih jenis pengobatan yang sesuai dengan keadaan penyakit penderita Tujuan utama pengobatan penaderita adalag mengurangi, membantu, dan mengatasi penyakit yang dideritanya. Sebagai contoh, seorang penderita yang datang dengan kelainan muskuloskeletal dengan gejala-gejala nyeri, gangguan fungsi, dan adanya deformitas atau kelainan bentuk, maka tujuan pengobatan adalah untuk menghilangkan nyeri, memperbaiki anggota gerak, dan mencegah atau mengkoreksi kelainan yang ada. 4. Ciptakan kerjasama yang baik tanpa melupakan hukum penyembuhan alami Kemampuan penyembuhan secara alami pada manusia terutama pada anakanak yang masih bertumbuh sangat menakjubkan sehingga hukum peyembuhan dan sifat jaringan tubuh harus dipertimbangkan 5. Pengobatan yang praktis dan logis Setiap pengobatan harus dilakukan sesederhana mungkin dan mempunyai dasar-dasar pengobatan yang kuat 6. Pilihan pengobatan secara individu Kita harus memilih pengobatan yang sesuai untuk setiap penyakit, ini berarti setiap penyakit atau kelainan tak dapat diobati dengan standar pengobatan yang sama. Perlu dipertimbangkan pengobatan berdasarkan keadaan penderita serta pilihan pengobatan yang tersedia. Kadangkala kita harus memilih pengobatan sesuai dengan kemampuan penderita tetapi melupakan prisip-prinsip dasar pengobatan yang rasional 7. Jangan melakukan pengobatan yang tidak perlu2

Sebagai dokter kita tidak boleh melakukan pengobatan atau tindakan yang tidak perlu seperti melakukan opeasi pada anak-anak deimana penyembuhan secara spontan dan terjadi meskipun tanpa indikasi sama sekali

METODE PENGOBATAN KELAINAN BEDAH ORTOPEDI Pada umumya penangannan pada bidang ortopedi dapat dibagi menjadi tiga cara yaitu : 1. Tanpa pengobatan 2. Pengobatan non-operatif 3. Pengobatan operatif TANPA PENGOBATAN Sekurang-kurangnya 50 % penderita (tidak masuk fraktur) tidak memerlukan tindakan pengobatan yang hanya dipaerlakukan penjelasan serta nasihat-nasihat seperlunya dari dokter. Tetapi tidak jarang penderita belum merasa puas bila hanya diberikan nasihat (terutama oleh dokter umum) sehingga perlu dirujuk ke dokter ahli bedah ortopedi untuk penjelasan rinci tentang penyakit yang dideritanya dan prognosisnya. Pada umumnya penderita datang karena ketakutan adanya kanker, tuberkulosis, atau kemungkinan kelumpuhan di kemudian hari. PENGOBATAN NON-OPERATIF (KONSERVATIF) Istirahat Istirahat melupakan satu jenis metode pengobatan, baik secara umum ataupun hanya lokal dengan mengistirahatkan anggota gerak/tulang belakang dengan cara-cara tertentu. Istirahat juga dimaksudkan istirahat dari aktivitas sehari-hari atau aktivitas olahraga.

3

Pemberian alat bantu Alat bantu ortopedi dapat terbuat dari kayu, alumunium, atau gips, berupa bidai, gips korsep, korsep badan, ortosis (brace), tongkat dan alat jalan lainnya. Pemberian alat bantu bertujuan untuk mengistirahatkan bagian tubuh yang mengalami gangguan, untuk mengurangi beban tubuh, membantu untuk berjalan, untuk stabilisasi sendi atau untuk mencegah deformitas yang ada bertambah berat. Alat bantu diberikan dapat besifat sementara dengan menggunakan bidai, gips pada badan (gips korset), bisa juga pemakaian jangkak waktu lama/permanen misalnya pemberian ortosis, protesa, tongkat, atau pemberian alat jalan lainnya untuk menyangga bagian-bagian dari anggota tubuh/anggota gerak yang mengalami kelemahan atau kelumpuhan pada penderita (gambar 1 dan gambar 2)

GAMBAR 1. Contoh Gambar Alat Bantu Jalan

Gambar 2. Gambar Ortosis Anggota gerak bawah dan Ortosis Spinal Pemberian obat-obatan4

Pemberian obat-obatan pada bidang ortopedi meliputi

Obat-obatan anti bakteri Obat-obatan anti-bakteri diberikan untuk mencegah atau mengobati infeksi yang ada misalnya pada osteomielitis, piogenik akut, atau tuberkulosis. Pengobatgan yang tepat harus diberikan secara dini dengan dosis, waktu, dan lama pemberian yang tepat.

Obat-obatan anti-inflamasi Obat-obatan anti-inflmasi biasanya diberikan pada penyakit artritis reumatoid atau pada kelainan-kelainan lain seperti artritis gout. Obat ini bertujuan untuk menghambat kerja prostaglandin dan biasanya obat anti-inflamasi juga mempunyai efek ani analgetik. Obat-obat anti analgetik nonsteroid umumnya lebih disukai dan menggunakan kortikosteroid sebagai obat anti-inflamasi sebaiknya merupakan alternatif teraakhir apabila pengobatan dengan obatanti inflamasi lainnya tidak berhasil.

Analgetik dan sedatif Analgetik sebaiknya diberikat secara bertahap dari dosis yang kccil dan kadang-kadang juga diperlukan oabt-obat sedatif.

Obatobat khusus Obat-obat seperti kolkisin untuk pengobatan artitis gout atau golongan salisilat untuk penyakit demam rematik

Obat-obat sitostatika Obat-obat sitostatika seperti siklofofamid, vinkristin, ametopterin diberikan pada tumor-tumor ganas.

Vitamin Misalnya pemberrian vitamin D pada penyakit rakitis.

5

Injeksi lokal Injeksi lokal biasanya menggunakan obat yang mengandung kortikosteroid yaitu hidrokortison dengan atau tanpa cairan anastesi yang dapat diinjeksikan secara : o Intra-aartikular, misalnya pada artritis atau osteoartritiso

Ektra-artikular, misalnya tennis-elbow, tendinitis atau plantar fasitis, penyakit pada bahu atau beberap kelainan nyeri punggung bawah (low back pain)

MANIPULASI Tindakan manipulasi bertujuan untuk 1. Mengoreksi deformitas manipulasi umumnya diperlukam untuk mengoreksi fraktur, kontraktur atau pemendekan jaringan lunak misalnya pada talipes ekuinavarus kongenital. 2. Menambah gerakan sendi Tindakan manipulasi juga biasa dilakukan bila terdapat kekakuab scendi, gerakan sendi tidak maksimal/normal atau pada pasien pasca cperasi dimana fisioterapi tidak dilakukan/terlambat dilakukan. Mamipulasi tcrutama dilakukan pada sendi lutu Sandi siku, dan sendi bahu 3. Mengurangi nyeri kronik pada sekitar sendi atau pada sendi Manipulasi juga dapat dilakukan untuk mengulangi nyeri kronik misalnya pada bahu beku (frozen shouder) yang tidak berhasil dengan pengobatan fisioterapi atau bahu beku yang terjadi beberapa bulan sebelumnya. Teknik6

Tindakan manipulasi dapat dilakukan tanpa anastesi atau dengan anastesia, baik lokal maupun umum dan kadangkala diperlukan relaksasi otot yang maksimal. Manipulasi dapat diulangi beberapa kali dan dilakukan secara bertahap serta dipertahankan dengan gips, misalnya pada kontraktur sendi lutut atau pada talipes ekuinovarus kongenital. Manipulasi harus dilakukan secara hati-hati agar jangan menyebabkan robekan pada otot atau ligamen/tendon otot. Pemasangan Gips (Plaster of Paris) Gips merupakan suatu bahan kimia yang pada saat ini tersedia dalam lembaran dengan komposisi kimia (CaSO4)2 H2O + 3 H2O = 2(CaSO4 2 H2O) dan bersifat anhidrasi yang dapat mengikat air seingga membua kalsium sulfat hidrat menjadi solid/keras. Pada saat ini sudah tersedia gips yang sangat ringan. Pemasangan gips merupakan salahsatu pengobatan konservatif pilihan (terutama pada fraktur) dan dapat dipergunakan di daerah terpencil dengan hasil yang cukup baik bila cara pemasangan, indikasi, kontraindikasi serta perawatan setelah pemasangan diketahui dengan baik.

Bentuk-Bentuk Pemasangan Gips Beberapa bentuk pcmasangan gips yang dapat dilakukan adalah : Bentuk lembaran sehingga gips menutup separuh atau dua pertiga lingkaran permukaan anggota gerak

Gips lembaran yang dipasang pada kedua sisi antero-posterior anggota gerak sehingga merupakan gips yang hampir melingkar

Gips sirkular yang dipasang lengkap meliputi seluruh anggota gerak Gips yang ditopang dengan besi atau karet dan dapat dipakai untuk menumpu atau berjalan pada patah tulang anggota gerak bawah (Gamabar 3).

7

Gambar 3 . Gambar Skematis Gips yang Dapat Dipakai Untuk Menumpu atau Berjalan

Indikasi pemasangan gips adalah : Untuk pertolongan pertama pada fraktur (berfungsi sebagai bidai) Imobilisasi sementara untuk mengistirahatkandan mengurangi nyeri misalnya gips korset pada tuberkulosis tulang belakang ataua pasca operasi pada skoliosis tulang belakang Sebagai pengobatan definitif untuk imobilisasi fraktur terutama pada anakanak dan farktur tertentu pada orang dewasa Mengoreksi deformitas pada kelainan bawaaan misalnya pada talipes ekuinovarus kongenital atau pada deformitas sendi lutut oleh karena berbagai sebab Imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis Immobilisasi untuk memberikan kesempatan nbagi tulang untuk menyatu setelah suatu operasi, misalnya pada atrodesis Imobilisasi setelah operasi pada tento-tendo tertentu misalnya setelah operasi tendo Achilles Dapat dimanfaatkan sebagai cetakan untuk membuat bidai atau protesa8

Kelebihan pemakaian gips adalah : Mudah didapatkan murah dan mudah dipergunakan oleh setiap dokter dapat diganti setiap saat dapat dipasang dan dibuat cetakan sesuai bentuk anggota gerak dapat dibuat jendela atau lubang pada gips untuk membuka jahitan atau perawatan luka selama imobilisasi koreksi secara bertahap jaringan lunakdapat dilakukan dengan membuat sudut tertentu Gips besifat radiolusen sehingga pemeriksaan foto rontgent tetap dapat dilakukan walaupun gips terpasang Merupakan terapi konservatif pilihan untuk menghindari operasi Kekurangan penggunaan gips yaitu :

Pemasangan gips yang terlalu ketat akan memberikan gangguan atau tekanan pada pembuluh darah, saraf dan tulang itu sendiri

Pemasangan yang lama dapat menyebabkan kekakuan pada sendi dan mungkin dapat terjadi sisuse osteoporosis dan atrofi, alergi dan gatal-gatal akibat gips.

Berat dan tidak nyaman dipakai oleh penderita. Perawatan gips : Gips tidak boleh basah oleh air atau bahan lain yang dapat mengakibatkan kerusakan gips

9

Setelah pemasangan gips harus dilakukan follow up yang teratur, tergantunng dari lokalisasi pemasangan Gips yang mengalami keruskan atau lembek pada beberapa tempat, harus diperbaiki Pemasangan Traksi Traksi merupajan salahsatu penbgobatan konservatif yang mudah dilakukan oleh setiap dokter dan bermanfaat dalam mereduksi suatu fraktur atau kelainankelaianan lain seperti spasme otot. Teraksi yang dipasang memakai pemberat dengan berat badan penderita sebagai counter traksi. Berdasarkan mekanisme traksi dikenal dua macam traksi yaitu : 1. Traksi menetap (fixation traksi) dipergunnakan untuk melakukan fiksasi

sekaligus traksi dengan dipergunakan traksi dari Thomas Splint.2. Teraksi berimbang (sliding traction) merupakan suatu traksi secara bertahap

untuk memperoleh reduksi tertutup dan sekaligus imobilisasi pada daerah yang dimaksud. Dikenal dua jenis pemasangan traksi, yaitu : 1. Traksi kulit Traksi kulit menggunakan plaster lebar yang direkatkan pada kulit dan diperkuat dengan perban elastis. Berat maksimum yang dapat diberikan adalah 5 kg yang merupakan baats toleransi kulit. Jenis-jenis traksi kulit yaitu : Traksi ekstensidari Buck adalah traksi kulit dimana plaster melekat secara sederhana dengan memakai kontrol Traksi dari Dunlop, dipergunakan pada fraktur suprakondiler humeri anakanak

10

Traksi dari Gallow atau traksi dari Bryant, dipergunakan pada fraktur femur anak-anak usia dibawah 2 tahun Traksi dari Hamilton Russel, dipergunakan pada anak-anak usia lebih dari 2 tahun

Indikasi penggunaan traksi kulit adalah : Traksi kulit merupakan pilihan pada fraktur femur dan beberapa farktur suprakondiler humeri anak-anak pada reduksi tertutup dimana manipulasi dan imobilisasi tidak dapat dilakukan Merupakan pengobatan sementara pada fraktur sambil menunggu terapi definitif Fraktur-fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabil misalnya sendi lutut dan panggul Untuk traksi pada kelainan-kelainan tulang belakang seperti hernia nukleus polposu (HNP) atau spasme otot-otot tulang belakang. Komplikasi yang dapat terjadi pada traksi kulit : Penyakit trombo-emboli Aberasi, infeksi, serta allergi pada kulit 2. Traksi Pada Tulang Traksi pada tulang biasanya menggunakan kawat Kirschner (K-wire) atau batang dari Steinmann pada lokasi-lokasi tertentu yaitu : Proksimal tibia Kondilus femur11

Olekranon Kalkaneus (jarang dilakukan karena komplikasinya) Traksi pada tengkorak Trokanter mayor Bagian distal metakarpal Jenis-jenis traksi tulang Traksi tulang dengan menggunakan kerangka dari Bohler Braun pada frajtur orang dewasa Thomas splint dengan pegangan lutut atau alat traksi dari Pearson Traksi tulang pada olekranon, pada frakutur humerus Traksi yang digunakan pada tulang tengkorak misalnya Gardner Well Skull Calipers, Crutchfield cranial tong

Komplikasi traksi tulang

infeksi, misalnya infeksi melalui kawat/pin yang digunakan kegagan penyambungan tulang (nonunion) akibat traksi yang berlebihan luka akibat tekanan misalnya tekanan Thomas splint pada tuberositas tibia parese saraf akibat traksi yang berlebihan (overtraksi) atau bila pin mengenai saraf.

Fisioterapi dan Terapi Okupasi Dalam makalah ini, hanya dibahas secara singkat mengenai fisioterapi dan terapi okupasi. Fisioterapi dan terapi okupasi merupakan terapi non-operatif yang12

sangat penting dalam pengobatan bedah ortopedi. Terapi ibi bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan gerakan sendi, meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan fungsi muskuloskeletal. Fisioterapi merupakan panduan antara kata fisis dan terapi dimana fisis berasal dari kata fisik dan terapi berarti pengobatan, sehingga fisioterapi berarti pengobatan, sehingga fisioterapi berarti pengobatan dengan menggunakan tenaga alam baik melalui latihan, elektrik, atau air. Fisioterapi terutama diaplikasikan untuk pengobatan anggota gerak bawah dan tulang belakang sedangkan terapi okupasi lebih diarahkan untuk mengembalikan fungsi sehari-hari anggota gerak atas.

Radioterapi Pengobatan tumor-tumor, baik jinak maupun ganas dengan menggunakan sinar gamma dan zat radioaktif disebut radioterapi.Radioterapi tumor jinak dalam jangka panjang dapat menyebabkan tumor berubah menjadi ganas sehingga radioterapi hanya dianjurkan untuk kelainan-kelainan tertentu seperti ankilosing spondilitis atau tumor sel raksasa yang tidak memungkinkan untuk dieksisi. Radioterapi pada tumor ganas umumnya bersifat paliatif meskipun kadang-kadang dapat bersifat kuratif PENGOBATAN OPERATIF Operasi pada kulit Operasi pada kulit dilakukan untuk menutup luka terbuka yang ada (seperti adanya dekubitus pada daerah bokong). Tendo atau tulang yang terbuka harus ditutup segera karena dapat menyebabkan infeksi, dimana penutupan luka dapat secara primer atau seknder. Kadang-kadang luka pada kulit ditutup dengan kulit dari tempat lain. Pemindahan kulit ini bias kulit samata-mata atau bias pula dipindahkan dengan jaringan lunak lainnya seperti subkutan, fascia, dan otot serta pembuluh darahnya, tergantung pada kelainan yang ada. Operasi Pada Sinovia dan Kapsul Sendi13

Operasi pada sinovia bertujuan untuk mengoreksi hipertrofi lapisan sinovia, misalnya pada arthritis rheumatoid atau tuberculosis atau hipertrofi lapisan sinovia oleh karena sinovitis, misalnya sinovitis vilonoduler. Operasi pada kapsul sendi tenrdiri atas : 1. Artrotomi, kapsul sendi dibuka untuk mengeluarkan cairan, eksudat atau benda-benda asing dalam sendi. Artrotomi juga dipergunakan untuk mengurangi ketegangan pada sendi akibat fibrosis misalnya pada talipes ekuinovarus congenital. 2. Kapsulektomi, merupakan pengangkatan sebagian dari kapsula sendi 3. Kapsulotomi, adalah pembukaan/pemotongan kapsul sendi yang bertujuan untuk mengeluarkan cairan atau eksudat di dalam sendi. Selain itu dapat juga dilakukan penjahitan/plikasi dari kapsul sendi apabila sendi mengalami kekenduran. Operasi, Pada Otot, Tendo, dan Ligamen 1. Operasi pada otot Operasi pada otot dilakukan bila ada robekan otot sebagian atau seluruhnya. 2. Operasi pada tendo a. Tenotomi, merupakan pemotongan tendo untuk menghilangkan kerja otot tertentu, dapat dilakukan secara terbuka atau perkutaneus, misalnya adductor tenotomi pada spasme muskulus adduktorb. Tenodesis, merupakan teknik operasi pada tendo untuk menstabilkan

sendi. Pada tenodesis, tendo dipergunakan sebagai ligament dengan melekatkan tendo di atas persendian.c. Pemanjangan tendo (tendo lengthening) adalah pemanjangan tendo

dengan membuat sayatan Z dan ujung-ujung kedua tendo yang telah dibuat sayatan (sliding) kemudian dijahit sehingga tendo tersebut menjadi lebih panjang. Tendo lengthening biasanya dipergunakan untuk14

mengoreksi deformitas menetao, misalnya pemanjangan tendo Achilles untuk mengurangi deformitas equines pada penyakit poliomielitis.d. Transposisi tendo. Tendo dapat ditansposisi (dipindahkan) ke tempat lain

untuk menggantikan atau menambah fungsi pada kelompok otot yang lain. Sebagai contoh pada dropfoot akibat kelumpuhan nervus peroneus, tendo muskulus tibialis posterior dapat ditransposisikan dari belakang ke depan sehingga berfungsi sebagai dorsofleksor (gam). Syarat transposisi adalah otot minimal berkekuatan empat oleh karena otot yang dipindahkan kekuatrannya akan berkurang satu poine. Tenorafi (tendon repair) adalah penjahitan tendo bil atejadi robekan.

Robekan pada tendo dapat terjadi karena trauma, yang sering ditemukan pada pergelangan tangan (umumnya akibat benda tajam misalnya gelas atau pisau) atau akibat ruptir spontan misalnya rupture tendo Achilles (Biasanya oleh karena trauma olahraga)f. Tendon graft. Adalah penggantian tendo yang rusak dengan tendo dari

tempat lain yang tidak bisa mempunyai fungsi seperti tendo muskulus plantarispada kaki atau Palmaris longus pada tangan.g. Pembebasan tendo (tendon release, tenolisis). Tendo yang berjalan

melalui selaput fibrosa dapat mengalami inflamasi pada waktu memasuki terowongan dan mengalami perlengketan pada selaputnya, yang dapat disebabkan oleh trauma atau oleh suatu inflamasi /infeksi. Pada penyakit de Quervain misalnya, tendo ekstensor polisis brevis dan adductor polisis longus terjepit pada terowongannya, sehingga diperlukan pembebasan tendo. Contoh lainnya adalah trigger finger pada jari tangan. 3. Operasi pada ligament Ligemen merupakan jaringan fibrosa yang berfungsi dalam stabilisasi sendi apabila terjadi robekan ligament baik karena trauma langsung atau tidak langsung, maka dilakukan penjahitan/pliksi ligament. Kadang-kadang

15

ligament diganti dengan bahan sintesis untuk menggantikan ligament yang tidak dapat diperbaiki seperti rupture pada ligamentum krusiatum lutut. Operasi Pada Tulang dan Sendi 1. Operasi pada tulang a. Amputasi Merupakan salahsatu bentuk osteotomi yang diikuti dengan pemotongan struktur-struktur yang melekat pada tulang. Indikasi pelaksanaan amputasi adalah : Mengancam kelangsungan hidup penderita misalnya pada luka remuk (crush injury), sepsis yang berat (misalnya ganren), adanya tumor-tumor ganas). Kematian jaringan baik akibat diabetes militus, penyakit vascular, setelah suatu trauma, kombusio atau nekrosis akiat dingin. Anggota gerak tidak berfungsi sama sekali (merupakan gangguan atau benda asing saja), sensibilitas anggota gerak hilang sama sekali, adanya nyeri hebat, malformasi hebat atau osteomielitis yang disertai dengan kerusakan hebat. b. Eksostektomi Eksostektomi adalah operasi pengeluran tonjolan tulang/tulang rawan misalnya pada osteoma tulang frontal atau osteikondromac.

Osteotomi Osteotomi merupakan tindakan yang bertujuan mengoreksi deformitas pada tulang, misalnya osteotomi tibial akibat malunion pada tibian(akibat angulasi atau akibat rotasi) atau pada kubitus varus sendisiku setelah suatu farktur suprakondiler humeri pada anak. Osteotomi juga mengurangi rasa nyeri pada osteoarthritis di suatu sendi. Pada osteoartritsi akibat genu varus misalnya, untuk mengurangi nyeri terutama pada kompartemen medial sendi lutu dilakukan osteotomi setinggi tibia.16

d.

Osteosintesis Osteosintesis adalah operasi tulang untuk menyambung dua bagian tulang atau lebih dengan menggunakan alat-alat fiksasi dalam seperti plate,screw, nail plate, wire/K-wire. Teknik osteosintesis yang terkenal saat ini adalah AO-ASIF (Association for The Study of Internal Fixation) yang mengadakan kursus secara teratur di Davos, Switzerland. Prinsip dasar metode ini adalah fiksasi rigid dan mobilisasi dini pada anggota gerak.

Indikasi Pemakaian osteosintesi adalah : Artrodesis Untuk stabilisasi tulang misalnya pada kelainan tulang belakang, skoliosis, atau fraktur Fraktur yang tidak dapat direduksi kecuali dengan tindakan operasi misalnya : Fraktur yang tidak stabil Fraktur pada persendian Fraktur dengan penyembuhan yang sangat lambat Fraktur pada orang tua atau paraplegi untuk memudahkan perawatan Fraktur multiple Fraktur patologis Fraktur pada nonunion, malunion

e. Bone grafting (tandur alih tulang)

Dikenal tiga sumber jaringan tulang yang dapat dipakai dalam bone graft yaitu :

17

Autograft, disebut autograft bila sumber tulang berasal dari penderita sendiri (dari krista iliaka, kosta, femur distal, tibia proksimal, atau fibula). Daerah sumber disebut daerah donor sedangkan daerah penerima disebut resepien.

Allograft (homograft), disebut allograft bila sumber tulang berasal dari orang lain yang biasnya disimpan dalam bank tulang, misalnya setelah operasi sendi panggul atau operasi-operasi tulang besar. Selain itu, allograft juga bias dari tulang mayat.

Xenograft (heterograft), disebut heterograft bila sumber tulang bukan berasal dari tulang manusia, tetapi dari spesies yang lain.

Bone graft yang dilakukan dengan dua macam cara yaitu :

Bone graft tanpa vaskularisasi dimana tulang donor diambil tanpa memindahkan pembuluh darahnya.

Bone graft dengan vaskularisasi dimana tulang donor dipindahkan dengan mengikutsertakan pembuluh darahnya misalnya dari Krista iliaka, fibula, kosta. Dengan majunya teknik bedah mikro, cara ini sering dilakukan dan merupakan prosedur yang biasa.

Indikasi bonen graft : Fraktur dengan gangguan penyembuhan (malunion/nonunion), baik dengan infeksi maupun tanpa infeksi atau akibat bawaan misalnya pada pseudoartrosis congenital Pada operasi-operasi artrodesis sendi atau operasi tuberculosis tulang belakang dimana jaringan dan tulang yang nekrotik dibuang sehingga gap yang terjadi diisi dengan graft tulang dari Krista iliaka atau kosta untuk mempercepat penyembuhan tulang

Mengisi defek pada tulang akibat trauma, tumor dan infeksi Mengisi atau mengganti bagian tulang yang nekrotik oleh karena nekrosis aavskuler misalnya pada daerah kaput femur.18

Pada saat ini untuk mengidi defek tulang tersedia substansi tulang buatan yang mempunyai sifat-sifat seperti tulang dan dapat dipergunakan sebagai pengganti sementara. f. Sekueterektomi

Sekueterektomi

adalah pengeluaran tulang

yang mati (sekuester) pada daerah

infeksi. Pada osteomielitis misalnya, dilakukan sekuesterektomi untuk mengeluarkan seluruh jaringan tulang yang mati serta debris lainnya. Kadangkala diperlukan pembuatan selokan tulang (guttering) untuk memudahkan pengaliran cairan infeksi atau bagian-bagian nekrosis untuk mengalir ke luar.

g.

Equalisation of leg length Equalisation of leg length adalah operasi operasi pada tungkai untuk mendapatkan ukuran panjang tulang tungkai yang serasi. Ketidaksamaan panjang tungkai dapat ditemukan misalnya pada kelainan bawaan, infeksi misalnya poliomielitis atau kerusakan lempeng epifisis. Ada tiga metode yang biasa digunakan pada operasi ini, yaitu : Memanjangkan tungkai yang pendek, dimana teknik yang paling terkenal saat ini adalah teknik menurut Ilizarov Memendekkan tungkai yang panjang Menghentikan pertumbuhan lempeng epifisis pada satu sisi.

2. Operasi pada sendi a. Artrodesis Artrodesis merupakan suatu operasi penggabungan (fusi) sendi19

Indikasi Artrodesis dilakukan pada keadaan-keadaan sebagai berikt : Osteoartritis atau arthritis rheumatoid lanjut yang disertai dengan nyeri hebat. Dengan kemajuan teknik operasi yang ada saat ini, tindakan artrodesis pada kedua penyakit ini sudah tidak dilakukan lagi dan dilakukan dengan tindakan artroplasti. Infeksi sendi dengan kerusakan sendi yang berat baik oleh karena infeksi piogenik atau tuberculosis Ketidakstabilan sendi oleh karena paralisis otot, misalnya pada poliomyelitis Untuk mengkoreksi deformitas pada sendi kaki atau tangan

b. Artroplasti Artoplasti adalah suatu teknik pergerakan operasi sendi. pada sendi untuk biasanya

membentuk/memperbaiki

Artroplasti

dilakukan pada sendi lutut, panggul, siku, bahu dan jari-jari tangan. Jenis-jenis artroplasti, terdapat dua jenis yaitu : Artroplasti eksisi (pseudoartrosis Girdlestone) Artoplasti eksisi adalah keadaan dimana sendi palsu dibentuk dengan cara eksisi kaput femur dan ruangan sendi diisi dengan massa jaringan lunak (misalnya otot gluteus medius) Pemakaian protesis Ada dua jenis pemakaian protesis, yaitu : o Half joint replacement arthoplasty20

Half joint replacement arthoplasty adalah penggantian salah satu bagian tulang sendi dengan alat sintetis, seperti pada Austin Moore, Thompson, atau hemioartroplasti pada sendi lututo

Total

replacement

arthroplassty

adalah

suatu

operasi

penggantian kaput dan permukaan sendi secara total, biasanya dilakukan pada sendi panggul, lutut, atau siku dan kadangkala pada bahu. Indikasi Artoplasti yaitu : Adanya osteoarthritis, arthritis rheumatoid, atau kerusakan sendi akibat penyakit lainnya, yang menimbulkan nyeri hebat. Kerusakan sendi akibat infeksi sebelumnya baik oleh infeksi banal ataupun akibat tuberculosis, dengan syarat artoplasti dilakukan bila infeksi telah teratasi Untuk mengoreksi atau memperbaiki sendi-sendi kecil misalnya sendi tangan, agar dapat bergerak Pada nonunion atau nekrosis avaskular dari sendi

c. Artroskopi Artroskopi disamping digunakan untuk diagnostic kelainan-kelainan sendi, juga dapat digunakan sebagai terapi, seperti : Pengeluaran benda asing dalam sendi Lavase (lavage) atau pembersihan permukaan sendi misalnya pada osteoarthritis Pengeluaran jaringan-jaringan lain dalam sendi misalnya

meniscus, sinovia

21

Rekontruksi

struktur

dalam

sendi,

misalnya

penjahitan

ligamentum krusiatum yang rusak Operasi Pada Saraf Ada beberapa Teknik operasi pada saraf yaitu a. Penjahitan saraf Penjahitan kembali saraf yang putus dapat dilakukan secara primer atau secara sekunder 2-3 minggu setelah kejadian menunggu sampai edema hilang. Terputusnya saraf terutama disebabkan oleh trauma benda tajam. b. Pencangkokan saraf Pencangkokan saraf adalah operasi penggantian saraf yang rusak dengan jaringan saraf tempat lain. Apabila karena salah satu sebab saraf mengalami pemendekan sehingga tidak dapat doaproksimasi ujung dengan ujung, maka dilakukan penggantian dengna saraf dari tempat lain untuk mengisi gap yang ada c. Neurolisis Neurolisis adalah pembebasan saraf dari selaput saraf misalnya pembebasan nervus ulnaris pada Morbus Hansen d. Dekompresi Dekompresi adalah pembebasan saraf dari tekanan luar misalnya pada sindroma terowongan tarsal (Tarsal tunnel syndrome) e. Operasi bedah mikro dan replantasi anggota gerak Bedah mikro mengalami kemajuan dalam 10 tahun terakhir ini dimana peyambungan saraf dilakukan dibawah mikroskop operasi. Replantasi anggota gerak merupakan operasi yang melibatkan tulang serta strukturstruktur yang melekat padanya misalnya pembuluh darah arteri/vena, saraf, tendo, dan mungkin juga kulit subkutan serta otot.22

DAFTAR PUSTAKA Salter, Robert Bruce. 1999. Textbook of Disorder and Injuries of The Musculoskeletal System, 3rd edition. Baltimore : William & Wilkins

23