Post on 30-Jul-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin majunya zaman, semakin pesat pula teknologi berkembang.
Bagian juga dengan kreatifitas manusia, salah satunya dalam mencipta
bermacam-macam makanan. Berbagai jenis makanan diciptakan dari yang
pedas, manis, asem dll.
Gastrisis adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh makanan
yang pedas ataupun asem, mengandung rempah-rempah dan cuka juga yang
telah terkontaminasi oleh helicobacter pylori. Selain itu, ada juga penyebab
lainnya seperti stress, obat-obatan dan sebagainya. Gastritis sendiri
merupakan peradangan pada lambung yang ditandai dengan mual, muntah,
nafsu akan menurun, nyeri epigastrik, dll.
Oleh karena itu sebagai perawat, penulis tertarik untuk mengangkat
masalah ini dan mengetahui serta mempelajari tentang asuhan keperawatan
gastritis lebih lanjut.
B. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang diharapkan
dapat dicapai oleh penulis yaitu :
1. Memperoleh gambaran penyakit Gastritis yang lebih jelas melalui praktek
dalam merawat pasien yang menderita penyakit ini.
2. Mengenal tanda dan gejala serta cara pencegahan dan pengobatan
Gastritis.
3. Menambah wawasan secara langsung pada klien dan orang tua klien.
4. Sebagai salah satu syarat dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
IV (DKA 303).
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini menggunakan 2 metode yaitu :
1. Studi kepustakaan dengan mengambil beberapa literatur yang
berhubungan dengan penyakit Gastritis.
1
2. Studi kasus/lapangan dengan mengamati secara langsung klien yang ada
di lapangan dengan diagnosa Gastritis.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terbagi dalam 5 Bab yang
sebelumnya diawali dengan kata pengantar dan daftar isi. Dalam Bab I berisi
pendahuluan yang mengulas tentang latar belakang penulisan makalah oleh
penulis, tujuan penulisan makalah, metode penulisan yang digunakan serta
sistematika penulisan. bab II membahas tentang tinjauan teoritis, meliputi
konsep dasar medik untuk memberi penjelasan tentang Gastritis secara
teoritis mulai dari definisi sampai komplikasi dan konsep dasar keperawatan
untuk menjelaskan apa saja yang perlu dikaji pada klien dengan Gastritis,
untuk menegakkan diagnosa, menyusun rencana keperawatan, intervensi
serta evaluasinya. Bab III tentang pembahasan kasus untuk membandingkan
apakah ada perbedaan dan persamaan antara teori dan kasus nyata yang ada
di lapangan serta dasarnya. Bab IV kesimpulan yang dibuat setelah
mengamati teori dan kasus di lapangan.
Pada akhir penulisan makalah ini penulis melampirkan daftar pustaka
yang mendasari teori yang digunakan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Medik
1. Definisi
Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronik, difus atau lokal (Sylvia A. Price, 1994).
Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung yang sering diakibatkan
diet.
Gastritis kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang disebabkan oleh
bakteri Helicobacter Pylory (Brunner dan Suddarth, 1999).
2. Anatomi Fisiologi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen
atas tepat dibawah diafragma, dalam keadaan kosong lambung berbentuk
tabung J, bila penuh bentuknya alpukat raksasa. Secara anatomis lambung
terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorikum atau pilorus.
Lambung terdiri dari empat lapisan :
a. Tunika serosa/ lapisan luar
Merupakan bagian dari peritoneum vesilaris
b. Muskularis
Tersusun dari 3 lapis di bagian otot polos
1) Lapisan longitudinal di bagian luar
2) Lapisan sirkular di bagian tengah
3) Lapisan oblik di bagian dalam
c. Submukosa
Terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan
mukosa dan lapisan muskularis.
d. Mukosa
Merupakan lapisan dalam lambung, tersusun dari lipatan-lipatan
longitudinal yang disebut ruqae
3
Fungsi lambung yaitu :
a. Fungsi Motorik
1) Fungsi reservoir: menyimpan makanan sampai dicernakan sedikit
demi sedikit.
2) Fungsi mencampur: memecahkan makanan menjadi partikel-
partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui
kontraksi otot lambung.
3) Fungsi pengosongan lambung : diatur oleh pembukaan spinkter
pilorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman,
aktivitas osmotik, keadaan fisik, serta oleh emosi, obat-obatan dan
kerja.
b. Fungsi Pencernaan dan Sekresi
1) Pencernaan protein : oleh pepsin dan HCL dimulai di sini,
pencernaan lemak dan karbohidrat oleh lipase dan amilase dalam
lambung kecil peranannya.
2) Sintesis dan pelepasan gastrin : dipengaruhi oleh protein yang
dimakan, peregangan antrum, alkalinisasi antrum dan rangsangan
vagus.
3) Sekresi faktor intrinsik : memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari
usus halus bagian distal.
4) Sekresi mukus : membentuk selubung yang melindungi lambung
serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah
diangkut.
3. Etiologi
a. Gastritis Akut
- Minum obat-obatan (aspirin, digitalis, corticosteroid, cytotoxic,
analgetik).
- Minum alkohol berlebihan
- Kontaminasi makanan oleh kuman belicobacter pylori
- Makanan yang pedas-pedas dan yang mengandung asam
- Radiasi therapi
- Corrosive agent: lysol, baygon
- Uremia
- Makanan yang mengandung rempah-rempah, cuka.
4
b. Gastritis kronik
Disebabkan oleh iritasi kronik dan peradangan mukosa, penyebabnya:
- Alkohol
- Drugs
- Stress
- Radiasi
- Merokok
- Reflux asam lambung
4. Patofisiologi
Secara normal jaringan lambung dilindungi oleh “mukosa barrier”
agar tidak terjadi auto digestion oleh asam lambung (HCL). Bila terjadi
kerusakan pada barrier maka HCL akan difusi balik mukosa
Kerusakan jaringan mast cells melepaskan histamin
Meningkatkan sekresi HCL dan pepsinogen
Meningkatkan permeabilitas kapiler terhadap protein.
Mukosa edema
Sejumlah besar protein plasma hilang
Mukosa besar protein rusak
Perdarahan interstitial dan hematemesis
Pada peradangan kronik progresif gastric atrophy gangguan fungsi
chief cells dan parietal cells faktor intrinsik tidak diproduksi dan
hambatan dalam reabsorbsi vitamin B12 anemia pernisiosa/defisiensi
besi.
5. Tanda dan Gejala
a. Gastritis akut
- Mual, muntah, nafsu makan menurun
5
- Nyeri epigastrik
- Perdarahan dan hematemesis
b. Gastritis kronik
- Mual, muntah, tidak nafsu makan
- Rasa penuh di lambung
- Nyeri epigastrik
- Sering bersendawa
- Nyeri tekan pada mid epigastrium
6. Klasifikasi
a. Gastritis akut
- Gastritis eksogen akut
Simpel : makanan/minuman pedas, alkohol
Korosif : obat-obatan, bahan kimia korosif (H2SO4, soda)
- Gastritis endogen akut
Gastritis infeksiosa akut : karena difteri, influenza, pneumonia.
Gastritis flegmons akut: invasi langsung dari bakteri pada
dinding lambung streptococcus/staphylococcus.
b. Gastritis kronik
- Gastritis superfisial : mukosa hiperemi, edema, eksudasi.
- Gastritis atropikans kronik : mukosa abu-abu, hypervaskularisasi.
- Gastritis hipertropikans kronik : mukosa edema, irregular,
hiperemi.
7. Test Diagnostik
- Radiologi : Barium meal (maag duodenum)
rugae kaku.
- Gastroscopy : mukosa hiperemik yang merata, ada edema yang
karakteristik berair
- Fluoroscopy : penebalan dari lipatan-lipatan mukosa lambung.
- Data laboratorium : lipase, amilase, darah rutin, elektrolit, urinalisa.
8. Pengelolaan Medik dan Therapi
- Diit lunak dan tidak merangsang
- Tidak merokok dan minum alkohol
6
- Obat :
Antikolinergik
Antiemetik
Antasida
H2 antagonis
Antibiotik
9. Komplikasi
a. Hematemesis dan melena
b. Anemia pernisiosa
c. Cancer lambung
d. Syok hipovolemik
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Kebiasaan-kebiasaan yang mengganggu kesehatan misal:
merokok, minum-minuman keras dan obat-obatan.
- Tindakan yang sudah dilakukan
b. Pola nutrisi metabolik
- Keluhan mual, muntah, tidak nafsu makan.
- Nyeri pada epigastrium
- Sering bersendawa
- Rasa penuh di lambung
- Gejala timbul setelah makan makanan yang merangsang, dalam
keadaan lambung kosong, ada hubungan dengan stress.
- Kebiasaan makan (terlalu banyak/cepat), makanan pedas/
merangsang.
- Riwayat therapi radiasi/kemotherapi
- Bila ada muntah kaji: warna, jumlah, konstipasi.
c. Pola eliminasi
- Kadang ada diare/obstipasi
d. Pola aktivitas dan latihan
- Kemampuan beraktifitas sehari-hari keseluruhan atau berkurang
tergantung kondisi pasien.
7
e. Pola tidur dan istirahat
- Terganggu bila terasa nyeri
f. Pola kognitif dan persepsi sensori
- Nyeri bertambah cara mengatasi
g. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
- Adanya masalah yang belum diselesaikan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, anoreksia.
b. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan muntah.
c. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit
3. Rencana Keperawatan
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, anoreksia.
Hasil yang diharapkan:
Intake nutrisi adekuat
BB naik 0,5 kg/mgg s/d normal
Rencana Tindakan :
1. Beri makanan yang sudah dicerna dalam porsi kecil tiap3 jam.
R: Makanan dalam porsi kecil diharapkan mengurangi tekanan
pada gaster, menetralisir HCL dan mencairkan isi gaster.
2. Beri susu secara regular (tidak boleh susu skim)
R: Susu menurunkan sekresi HCL (kalsium dalam susu skim
meningkat sekresi HCL).
3. Hindari makanan yang merangsang: kopi, pedas, asam dll.
R: Kopi merangsang produksi HCL pedas/asam iritasi pada
mukosa yang meradang – nyeri.
4. Jelaskan tentang alat-alat medik yang digunakan bila pasien
dioperasi Ex: NGT, infus, pengobatan perawatan, prognosa, Dx
medik (kolaboratif dengan medik).
R: Pemahaman yang adekuat membantu menurunkan kecemasan
pasien dan meningkatkan kerjasama pasien-dokter-perawat.
8
b. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan muntah.
Hasil yang diharapkan:
- Intake cairan 2-3 liter/hari
- Tidak ada mual dan muntah
Rencana Tindakan :
1. Puasakan s/d tolerate terhadap makanan dan cairan per oral.
R: Memberi istirahat mukosa lambung dan waktu untuk proses
pemulihan.
2. Kaji keseimbangan elektrolit, pemeriksaan lab.
R: Muntah dan intake yang kurang dapat menyebabkan
kekurangan elektrolit essential khusus H, Cl dan K dan dapat
menimbulkan alkalosis.
3. Kaji status hidrasi
- Turgor/mukosa mulut
- Catat intake - output
R: Dehidrasi akan meningkatkan GFR yang mengakibatkan output
inadekuat sehingga pembuangan sisa-sisa metabolisme
terhambat neuron meningkat dan terjadi perubahan
elektrolit.
4. Memberi dorongan untuk intake per oral agar klien tidak muntah,
mulai dengan air putih/teh manis, selanjutnya dapat ditingkatkan
sesuai kebutuhan dan kemampuan.
R: Mempertahankan hidrasi mengurangi side effect dari
anticholinergic.
c. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung
Hasil yang diharapkan:
Nyeri berkurang/hilang yang ditandai
- Pasien istirahat/tidur
- Pasien dapat beraktifitas
Rencana Tindakan :
1. Kaji karakteristik nyeri : lokasi, durasi dan identifikasi
penyebabnya.
R: Memberi dasar untuk mengkaji perubahan pada tingkat nyeri.
9
2. Diskusikan posisi yang paling nyaman
R: Untuk mengurangi nyeri
3. Hindarkan makanan yang merangsang, pedas dan asam
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.
R: Untuk menekan nyeri.
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses
penyakit.
Hasil yang diharapkan:
- Pengetahuan orang tua dan pasien meningkat
- Tidak terulang lagi dengan penyakit yang sama.
Rencana Tindakan :
1. Kaji pengetahuan orang tua dan pasien mengenai Gastritis.
R: Mengetahui sejauh mana pengetahuan orang tua
2. Jelaskan pada orang tua agar menjaga kebersihan terutama
makanan, mengatur pola makan.
R: Mencegah terjadinya penyakit
3. Beri informasi mengenai therapi obat-obatan, efek samping dan
pentingnya ketaatan program.
R: Meningkatkan pemahaman dan kerjasama orang tua.
4. Discharge Planning
a. Evaluasi pengetahuan pasien untuk memberikan penyuluhan secara
individual.
b. Diresepkan diet yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan sehari
kalori harian pasien, makanan yang disukai dan pola makan.
c. Pasien diberi daftar zat-zat untuk dihindari (misal: kafein, nikotin,
bumbu pedas, pengiritasi, makanan yang merangsang, alkohol).
d. Pasien dengan anemia pernisiosa diberi instruksi tentang kebutuhan
terhadap injeksi vitamin B12 jangka panjang.
10
11
BAB III
PENGAMATAN KASUS
Pengamatan kasus dari tanggal 20-21 Desember 2002 di unit Elisabeth
pada Tn. S umur 18 tahun, anak kelima dari tujuh bersaudara, BB 59 kg, TB 179
cm, kesimpulan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Dari hasil pengkajian didapatkan keluhan utama panas sejak 3 hari yang
lalu, mual dan muntah, ada pusing. Pasien berobat ke klinik tapi tidak menolong,
malah tambah mual dan pusing. Kemudian pasien dibawa ke UGD PK. Sint
Carolus dan kemudian pasien dirawat di unit Elisabeth dengan diagnosa
observasi Febris dan Gastritis.
Saat pengkajian dilakukan anak tampak sakit sedang, posisi tidur
baring/duduk, observasi tanda-tanda vital: suhu: 37,3 0C; N: 80 x/menit;
HR: 80 x/menit; P: 18 x/menit; TD: 120/80 mmHg, wajah agak pucat, batuk
kadang-kadang.
Hasil laboratorium tanggal 20 Desember 2002: sel epitel positif (+),
kristal amorf pospat, bakteri positif (++). Foto thorax PA tegak: tak tampak
kelainan di paru, ukuran dan kontur jantung normal, sinus, diafragma baik,
tulang iga intake. Untuk tanggal 21 Desember 2002: Hb 14 g/dl, Ht 43%,
leukosit 4300/ul, trombosit 176.000/ul.
12
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Setelah membahas penyakit Gastritis ini secara teoritis dan
membandingkan dengan kasus nyata yang ada di lapangan, maka penulis dapat
mengemukakan perbedaan dan persamaan antara teori dan kasus yang ada di
lapangan, yaitu :
1. Pengkajian
Dalam pengkajian, penulis mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori
yaitu adanya mual dan tidak nafsu makan pada pasien. Muntah dan pusing
juga ada namun sudah berkurang karena therapi yang telah diberikan.
Kebiasaan makan yang tidak teratur. Dari pemeriksaan laboratoriumnya
terdapat data yang menunjang leukosit 4300/ul, bakteri positif (++).
2. Diagnosa Keperawatan
Pada kasus ini ditemukan masalah utama yang dialami klien adalah
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan
anoreksia. hal ini sesuai dengan masalah utama pada teori.
3. Perencanaan
Pada tahan ini penulis membuat prioritas masalah, hasil yang
diharapkan dan rencana tindakan. Pada teori dan kasus ada kesamaan dalam
prioritas masalahnya yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
4. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan disesuaikan dengan
rencana keperawatan yang telah ditetapkan menurut prioritas masalah.
Penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif dan mau bekerja
sama dengan perawat sehingga dapat membantu dalam pelaksanaan
askepnya.
13
5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap penilaian terhadap keberhasilan intervensi
yang diberikan kepada pasien. Dari hasil evaluasi hampir semua masalah
yang ada dapat teratasi yaitu:
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
dan anoreksia: masalah ini belum teratasi sesuai dengan rencana, dimana
mual masih ada, pasien juga tidak nafsu makan hanya menghabiskan 1/3
atau ½ porsi saja. Namun muntah sudah tidak ada.
2. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan muntah: masalah
ini teratasi. Pasien mau banyak minum + 2-3 liter/hari, badan tidak teraba
panas dan turgor kulit elastis.
3. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teratasi: nyeri yang
dirasakan pasien sudah sedikit berkurang, pasien terlihat tidur dan bisa
beraktifitas.
4. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit :
pada pasien dan pamannya, perawat telah memberi informasi tentang
Gastritis dan pasien mengerti penjelasan perawat.
14
BAB V
KESIMPULAN
Setelah membandingkan secara teori dan kasus nyata yang ada di
lapangan, penulis dapat membuat beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung.
2. Penyebabnya pada pasien antara lain pola makan yang tidak teratur dan
makanan yang terkontaminasi.
3. Asuhan keperawatan dilakukan bekerja sama dengan orang lain dan pasien.
Proses penyembuhan pada penyakit ini juga tergantung pada berat
ringannya penyakit, peran perawat masih diperlukan saat pasien sembuh dan
pulang sehingga keluarga dapat meneruskan apa yang telah dilakukan di rumah.
Adapun yang dapat dilakukan di rumah adalah :
1. Jaga kebersihan makanan dan atur pola makannya juga diet yang telah
dianjurkan.
2. Pasien diberi daftar/catatan zat-zat yang harus dihindari.
3. Ketaatan dalam minum obat juga membantu proses penyembuhan.
Semoga dengan diberikan penyuluhan dapat mengurangi resiko penyakit
ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
A. Price Sylvia, Lorraine M. Wilson, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit , Buku I, edisi keempat, EGC Kedokteran, Jakarta, 1994.
Brunner, Suddarth, Medical Surgical Nursing , eight edition, J.B. Lippincott
Company, Philadelphia, 1996.
Bruner, Suddarth, Textbook of Medical Surgical Nursing , Edisi 9, Buku II,
Philadelphia, 1999.
Doengus E. Marilyn, Frances Moorhouse Mary, Geissler, C. Alice Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC Kedokteran, Jakarta, 1994.
16