Post on 27-Nov-2020
i
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN DINI DI SMA MUHAMMADIYAH PONJONG KELAS XI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
BEATRIS OLIVIA LETI KOTAN 1114083
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2017
ii
iii
iv
MOTO
Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja,
Karena atas kelengahan
Kita tak akan bias dikembalikan seperti semula
Tugas kita bukan lahuntuk berhasil, Tugas kita adalah mencoba
Karena di dalam mencoba itu lah
Kita menemukan dan membangun kesempatan
Untukberhasil
v
PERSEMBAHAN
Kedua orang tua kutercinta, BapakYosep Mada Kotan dan Mama Agnes Peni
Atawolo, ini anakmu mencoba memberikan yang terbaik untukmu. Betapa diri
ini ingin melihat kalian bangga padaku. Betapa tak ternilai kasih saying dan
pengorbanan kalian padaku. Terimakasih atas dukungan moril maupun
materil untuk kuselamaini.
Untukmu saudara semata wayangku (Aberson Diego), Terimakasih untuk
dukungan dan pengertianmu selama ini…
Sahabat-sahabat kutersayang, (Iin Tuasikal, Tithin Puang, Mega Trafanur,
Nian Moczhen) yang tentunya orang timur semua, Terimakasih untuk
kebersamaan kita selama ini yang selalu mendukung satu sama lain dalam
suasana susah maupun senang, bersukur banget bias kenal sama kalian. Oh ya,,
untuk kakak tersayang (Sensya Leuhapu), terimakasih karena telah menjadi
kakak, sahabat, teman, selama di Kota Istimewah ini.
Untukmu seseorang yang selalu membantu, memotivasi dan menemani setiap
langkah perjuangan mulai dari nol sampai kegaris finish ini. Banyak hal yang
berarti darimu, Terimakasih untuk Emen Atawollo.
I LOVE YOU ALL
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Pengetahuan Tentang Pernikahan Dini Di SMA Muhammadiyah Ponjong Kelas XI Kabupaten Gunungkidul”.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada:
1. Dr. Kuswanto Hardjo., M.Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Plh. Ketua Program studi D-3 Kebidanan. 3. Yuli Astuti, S.ST selaku koordinator Karya Tulis Ilmiah 4. Ika Fitria Ayuningtyas, S.SiT.,M.Kes selaku pembimbing utama penyusunan
usulan penelitian ini yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan dorongan.
5. Dian Puspitasari, M.Keb selaku penguji usulan penelitian ini yang telah bersedia meluangkan waktu untuk meguji, mengoreksi dan memberikan masukan serta saran terhadap usulan penelitian.
6. Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Gunungkidul yang telah memberikan izin kepada penulis.
7. Bapak, Ibu, dan seseorang yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman judul .................................................................................................. i Lembar persetujuan ........................................................................................... ii Kata pengantar .................................................................................................. iii Daftar isi ........................................................................................................... iv Daftar table ....................................................................................................... v Daftar gambar ................................................................................................... vi Daftar lampiran ................................................................................................. vii Intisari .............................................................................................................. viii Abstract ............................................................................................................ ix BAB I PEDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan masalah ................................................................................ 3 C. Tujuan penelitian ................................................................................. 3 D. Manfaat penelitian .............................................................................. 4 E. Keaslian penelitian .............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan ........................................................................................ 6 B. Remaja ................................................................................................ 8 C. Pernikahan dini ................................................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian .................................................................................... 23 B. Lokasi dan waktu penelitian ................................................................ 23 C. Populasi dan sampel ............................................................................ 23 D. Variabel penelitian .............................................................................. 24 E. Definisi operasional ............................................................................. 24 F. Alat pengumpulan data ........................................................................ 25 G. Validitas dan reliabilitas ...................................................................... 26 H. Metode pengolahan data dan Analisa data ........................................... 28 I. Etika penelitian ..................................................................................... 30 J. Pelaksanaan penelitian .......................................................................... 30
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ................................................................................... 33 B. Pembahasan ........................................................................................ 35 C. Keterbatasan ........................................................................................ 37
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 38 B. Saran .................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka teori ................................................................... 21
Gambar 2.2 Kerangka konsep ................................................................ 22
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Inform Consent
Lampiran 4 Kuesioner Gambaran Pengetahuan tentang Pernikahan Dini
Lampiran 5 Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 6 Data Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 8 Data Pengetahuan Responden
Lampiran 9 Lembar Konsul Karya TulisI lmiah
Lampiran 10 Surat ijin Studi Pendahuluan di Kantor Penanaman Modal Kabupaten Gunungkidul.
Lampiran 11 Surat Ijin Studi Pendahuluan di SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten Gunungkidul
Lampiran 12 Surat Ijin Uji Validitas di Kantor di SMA Pembangunan III Ponjong
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul
Lampiran 14 Surat ijin Penelitian di SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten Gunungkidul.
Lampiran 15 Surat Balasan dari SMA Muhammadiyah Ponjong
x
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN DINI DI SMA MUHAMMADIYAH PONJONG KELAS XI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Beatris Olivia Leti Kotan1, Ika Fitria Ayuningtyas2
INTISARI
Latar belakang: Pernikahan usia dini adalah masalah besar yang dialami banyak Negara di dunia. Menurut United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA,2010) Indonesia termasuk Negara ke-37 dengan persentase pernikahan usia muda yang tinggi dan merupakan yang tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Jumlah pernikahan dini di Indonesia sebanyak 0,2 % dari 22.000 wanita usia 10-14 tahun yang sudah menikah. Data Kementrian Agama Yogyakarta menyebutkan pernikahan dini tahun 2015 sebanyak 284 kasus. Kabupaten Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai empat kabupaten dengan angka pernikahan dini tertinggi, yakni Kabupaten Gunungkidul sebanyak 11,29%, Kabupaten Bantul 7,30%, Kabupaten Kulonprogo 7,28% dan Kabupaten Sleman 5,07%. Hasil studi pendahuluan di SMA Muhammadiya Ponjong terdapat 2 kasus pernikahan dini di tahun 2016 dan 1 kasus kehamilan di luar nikah
Tujuan: Mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Pernikahan Dini di SMA Muhammadiya Ponjong Kabupaten Gunungkidul.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 48 orang, diambil secara total sampling melalui data kuesioner dan dianalisis dengan metode Univariat.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan remaja tentang pernikahan dini sebesar 52,1% (25 orang: kategori cukup), yakni pengertian pernikahan dini sebesar 50.0% (24 orang: kategori baik), faktor penyebab pernikahan dini sebesar 43,8% (21 orang: kategori kurang), dampak pernikahan dini terbesar 41,7% (20 orang: kategori baik), dan upaya penanggulangan sebesar 45,8% (22 orang: kategori cukup).
Kesimpulan: pernikahan dini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai dampaknya dan minimnya informasi.
Kata kunci: Pengetahuan, pernikahan Dini
1 Mahasiswa Kebidanan (D-3) Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen D-3 Kebidanan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
xi
OUTLINE KNOWLEDGE OF THE EARLY MARRIAGE IN SMA MUHAMMADIYAH PONJONG CLASS XI
DISTRICT GUNUNGKIDUL
Beatris Olivia Leti Kotan1, Ika Fitria Ayuningtyas2
ABSTRACT
Background: Early marriage is a big problem experienced by many countries in the world. According to the United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA, 2010) Indonesia is the 37th country with a high percentage of young age marriage and is the second highest in ASEAN after Cambodia. Number of early marriages in Indonesia as much as 0.2% of 22,000 women aged 10-14 years who are married. Data Ministry of Religious Affairs Yogyakarta states that early marriage in 2015 occurred as many as 284 cases. The Special District of Yogyakarta (DIY) has four districts with early marriage figures The highest, which consists of Gunung Kidul Regency as much as 11.29%, Bantul as much as 7.30%, Kulon Progo Regency as much as 7.28% and Sleman as much as 5.07%.
Objectives: To Overview Knowledge About Early Marriage in SMA Muhammadiyah Ponjong Gunung Kidul Regency.
Methods: The study used a descriptive method with 48 respondents, taken by total sampling through questionnaires and analyzed with Univariate method.
Result: The results showed that knowledge of early marriage is 52.1% (25 people: enough categories). It consist of: what is early marriage: 50.0% (24 people: both categories), early marriage factors 43,8% ( 21 people: the poor category), the impacts of early marriage 41.7% (20 people: good category), and how to avoid are 45.8% (22 people: enough category).
Conclusion: early marriage due to lack of knowledge about the impacts and lack informations about it.
Keywords: Knowledge, Early Marriage
1 Student of Midwifery Department (D-3) of STIKES Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer D-3 Midwifery Stikes General Achmad Yani Yogyakarta
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernikahan anak adalah masalah global yang dialami di banyak Negara di
dunia. ASEAN sendiri juga telah berkomitmen untuk menghapus kekerasaan
terhadap anak, termasuk pernikahan anak melalui ASEAN Regional Plan of Action
on Elimination of violence against Children (ASEAN RPA on EVAC). Komitmen
ASEAN tersebut meliputi pencegahan, perlindungan, dan menumbuhkan
kesadaraan untuk mencegah kekerasaan terhadap anak baik secara fisik, seksual,
maupun psikologis (Desyanti, 2015). Menurut United Nations Development
Economic and Social Affairs (UNDESA, 2010) Indonesia termasuk Negara ke-37
dengan persentase pernikahan usia muda yang tinggi dan merupakan tertinggi
kedua di ASEAN setelah Kamboja. Jumlah pernikahan dini di Indonesia sebanyak
0,2 % dari 22.000 wanita usia 10-14 tahun sudah menikah. Pada tingkat ASEAN,
tingkat pernikahan dini di Indonesia berada di urutan kedua terbanyak setelah
Kamboja. Perempuan muda di Indonesia dengan usia 10-14 tahun menikah
sebanyak 0,2% atau lebih dari 22.000. (11,7% perempuan dan 1,6% laki-laki)
(BKKBN, 2013).
Pernikahan usia dini merupakan masalah besar di Indonesia. Beberapa
penelitian menunjukan kecendrungan akan meningkatnya prevelensi pernikahan
usia dini di Indonesia. Para pembuat keputusan harus menanggapi serius
mengenai masalah ini. Pernikahan dini di lingkungan remaja cenderung
berdampak negatif baik dari segi sosial ekonomi, mental atau psikologis, fisik,
terutama bagi kesehatan reproduksi remaja tersebut (Fadliyana & Shinta, 2009).
Perkawinan usia dini tidak terlepas dari beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor pengetahuan,ekonomi,orangtua dan lingkungan. Ada
juga faktor atau sinyalmen tradisi lama yang sudah turun temurun dan
menganggap perkawinan pada usia anak-anak sebagai suatu hal yang wajar.
Dalam masyarakat Indonesia, bila anak gadisnya tidak segera memperoleh jodoh,
2
orang tua merasa malu karena gadisnya belum menikah,sehingga membuat anak
tidak berdaya menghadapi kehendak orang dewasa, baik orang tuanya yang
menginginkan perkawinan itu, maupun orang yang mengawini (Pediatri, 2009).
Dampak dari pernikahan usia dini kesehatan reproduksi salah satunya yaitu
perempuan usia 15-19 tahun memiliki kemungkinana dua kali lebih besar
meninggal saat melahirkan dibandingkan yang berusia 20-25 tahun, sedangkan
usia dibawah 15 tahun kemungkinan bisa meninggal bisa lima kali saat
melahirkan. Perempuan muda yang sedang hamil, akan mengalami beberapa hal,
seperti perdarahan, keguguran, dan persalinan lama atau sulit.
Banyaknya pernikahan dini akan berdampak pada berbagai macam aspek
baik ekonomi, sosial, dan terutama kesehatan, salah satu masalah kesehatan yang
terjadi pada pasangan yang mengalami pernikahan dini yaitu terkait dengan
maslah gangguan kesehatan reproduksi terutama pada wanita. Banyak remaja
yang menikah dini berhenti sekolah saat mereka terikat dalam lembaga
pernikahan, mereka seringkali tidak memahmi dasar kesehatan reproduksi,
termasuk didalamnya resiko terkena infeksi HIV ataupun penyakit menular
seksual laninnya seperti keputihan abnormal, kondiloma akuminata, herpes
genitalisI,clamidia, chanchroid, sisfilis, dan gonorhoe. Pernikahan usia mudah
juga merupakan faktor resiko untuk terjadinya kanker serviks dan obstetric fistula
(Pediatri, 2009). Oleh karena itu pernikahan dini memiliki banyak dampak negatif
yang sangat penting untuk diketahui baik oleh remaja maupun orang tua
(Fadliyana & Shinta, 2009).
Data Kementrian Agama Yogyakarta menyebutkan bahwa pernikahan dini
tahun 2015 terjadi sebanyak 284 kasus. Kabupaten Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) mempunyai empat kabupaten dengan angka tertinggi pernikahan dini, yang
terdiri dari Kabupaten Gunungkidul sebanyak 11,29%, Kabupaten Bantul
sebanyak 7,30%, Kabupaten Kulonprogo sebanyak 7,28% dan Kabupaten Sleman
sebanyak 5,07%. Upaya pencegahan pernikahan dini, yaitu anak diberi
penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan dampak pernikahan dini sehingga
anak dapat mengenali dan memahami dirinya terhadap bentuk-bentuk kekerasan
seksual, kesehatan reproduksi dan penyadaran akan hak-haknya sebagai manusia
3
dan warga negara. Gerakan pemerintah Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta
melalui peraturan bupati (Perbub) Gunung Kidul No.36 Tahun 2015 tentang
pencegahan perkawinan Usia Anak yang didasarkan pada fakta bahwa pernikahan
anak mengalami peningkatan pada tahun-tahun sebelumnya, yakni tahun 2014
sebanyak 14 kasus, tahun 2015 sebanyak 9 kasus, dan pada tahun 2016 sebanyak
16 kasus pernikahan dini. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah sebagai
upaya menghapus pernikahan anak (Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul
No.36 tahun 2015).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 Februari 2017 di
SMA Muhammadiyah Ponjong, diperoleh hasil wawancara pada kepala sekolah,
terdapat ada 2 kasus pernikahan dini di tahun 2016 dan 1 kasus kehamilan diluar
nikah. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara singkat tentang pernikahan dini
yang dilakukan peneliti didapatkan hasil bahwa 6 dari 10 siswa belum mengerti
tentang dampak pernikahan dini.
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Tentang Pernikahan Dini” di SMA
Muhammadiyah Ponjong. Dalam penelitian ini peneliti memilih siswa kelas XI
sebagai lokasi penelitian dengan jumlah 48 siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan tentang pernikahan dini
di SMA Muhamadya Ponjong Kabupaten Gunungkidul ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang pernikahan dini di SMA
Muhammadiyah Ponjong Kabupaten Gunungkidul.
4
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk :
a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang pengertian pernikahan dini di
SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten Gunungkidul
b. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang faktor penyebab pernikahan dini
di SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten Gunungkidul.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang dampak pernikahan dini di SMA
Muhammadiyah Ponjong Kabupaten Gunungkidul
d. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang upaya penanggulangan
pernikahan dini di SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten
Gunungkidul.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan studi
pendahuluan yang berkaitan dengan gambaran pengetahuan tentang
pernikahan dini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi remaja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi para remaja untuk meningkatkan pengetahuan tentang
pernikahan dini.
b. Bagi mahasiswa Stikes Achmad Yani
Dapat dijadikan referensi tambahan yang dapat digunakan oleh
mahasiswa untuk menambah wawasan dan keilmuan terutama metode
penelitian.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan
pembelajaran dan informasi untuk peneliti selanjutnya.
5
E. Keaslian Penelitian
Table 1.1 Keaslian Penelitian
No Nama/judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan
1. Rafidah (2009) factor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini di kabupaten Purworejo Jawa Tengah
Metode yang digunakan deskriptif kuantitatif, dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan tekhnik total sampling
Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil pendidikan responden rendah (73,3%), dan sebagian status ekonomi rendah (61,1%)
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada jenis metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif.
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada tempat penelitian, alat ukur, dan jumlah sampel.
2. Sulistyorini (2012) karateristik remaja nikah muda di desa Brenggolo Jatiroto Wonogiri
Metode yang digunakan deskriptif kuantitatif, dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan snowball sampling.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil 14% remaja yang menikah muda, yang dilihat dari masing-masing karateristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar remaja putri yang menikah di usia 18 tahun (16%),dan dari karateristik pedidikan sebagian besar remaja yang menikah muda masih duduk di bangku SMP (72,2%)
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada jenis metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada tempat penelitian, tehknik pengambilan sampel, dan jumlah sampel.
33
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Muhmmadiyah Ponjong terletak di 3˚ 52’ 44” dan 7˚ 52’ 11”
atau sebelah timur Laut kota wonosari dengan jarak ± 14 km
batas wilyah desa Ponjong adalah sebelah utara berbatasan dengan
Desa Genjahan dan Desa Sumbergiri, sebelah timur berbatasan dengan
Desa Sumbergiri dan Desa Karang asem, sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Sidorejo dan Desa Bedoyo, sebelah barat berbatasan
dengan Desa Sidorejo. SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten
Gunungkidul berdiri pada tanggal 1 Januari 1978 dengan lusa tanah
7903 m2. Sekolah ini mempunyai ruangan yang cukup lengkap
meliputi ruang Bimbingan Konseling (BK), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Tata Usaha (TU), ruang kepala sekolah, ruang guru, mushola,
perpustakaan, ruang kelas, Ruang Organisasi Intra Sekolah (OSIS),
ruang serba guna. Jumlah siswa SMA Muhammadiyah Ponjong
sebanyak 122 siswa yang terdiri dari 44 putra dan 78 putri, mempunyai
6 kelas diantaranya kelas X sebanyak 1 kelas yaitu X-IPA, kelas XI
sebanyak 1 kelas yaitu XI-IPS, dan kelas XII sebanyak 2 kelas yaitu
XII-IPS dan XII-IPA. Jumlah guru di SMA Muhmmadiyah Ponjong
sebanyak 12 orang. SMA Muhammadiyah Ponjong belum pernah
mendapatkan penyuluhan tentang Pernikahan Dini. Lokasi SMA
Muhammadiyah Ponjong ini cukup dekat dengan sumber informasi,
seperti internet, media elektronik, media masa, dan memiliki
karakteristik masyarakat yang bermacam-macam. Pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi diperoleh siswi dari pelajaran bimbingan
konseling dari (BK), pendidikan jasmani, kesehatan (penjaskes) dan
pelajaran Biologi.
34
2. Analisa Hasil Penelitian
Pengetahuan tentang pernikahan dini dapat diketahui berdasarkan
pengetahuan pengertian pernikahan dini, faktor penyebab pernikahan
dini, pengetahuan dampak pernikahan dini, upaya penanggulangan
pernikahan dini, dan pengetahuan tentang pernikahan dini.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Muhammadiyah
Ponjong Kabupaten Gunungkidul adalah sebgai berikut:
a. Pengetahuan remaja tentang pernikahan dini
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Pernikahan Dini
Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Baik 14 29,2
Cukup 25 52,1 Kurang 9 18,8
Total 48 100,0 Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 3.1 diketahui remaja di SMA
Muhammadiyah Ponjong Kabupaten Gunungkidul sebagian besar
memiliki pengetahuan cukup tentang pengetahuan Pernikahan
Dini, yaitu sebanyak 25 orang (52,1%).
b. Pengetahuan remaja tentang pengertian, faktor penyebab, dampak,
dan upaya penanggulangan pernikahan dini.
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Pengertian, Faktor Penyebab, Dampak, dan Upaya
Penanggulangan Pernikahan Din
Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Pengertian
Baik 24 50,0 Cukup 15 31,3 Kurang 9 18,8
Faktor Penyebab Baik 15 31,3
Cukup 12 25,0 Kurang
21 43,8
35
Dampak Baik 20 41,7
Cukup 17 35,4 Kurang 11 22,9
Upaya penaggulangan Baik 17 35,4
Cukup 22 45,8 Kurang 9 18,8
Total 48 100,0
Berdasarkan tabel 3.2 diketahui remaja putri di SMA Muhammadiyah
Ponjong Gunungkidul sebagian besar memiliki pengetahuan dalam kategori
baik tentang pengertian pernikahan dini sebanyak 24 orang (50.7%),
pengetahuan dalam kategori kurang tentang faktor penyebab pernikahan dini
sebanyak 21 orang (43,8%), pengetahuan dalam kategori baik tentang
dampak pernikahan dini sebanyak 20 orang (41,7%), dan pengetahuan
dalam kategori cukup tentang upaya penanggulangan pernikahan dini yaitu
22 orang (45,8%).
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan remaja
tentang pernikahan dini di SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten
Gunungkidul Yogyakarta. Pengetahuan remaja tentang pernikahan dini
diantaranya pengetahuan tentang pengertian pernikahan dini, faktor-faktor
penyebab pernikahan dini, dampak pernikahan dini dan upaya
penanggulangan pernikahan dini.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan sebagian
besar remaja memiliki pengetahuan tentang pernikahan dini dalam kategori
cukup sebanyak 25 orang (52,1%). Hal ini di karenakan remaja di SMA
Muhmmadiyah Ponjong belum pernah mendapatkan informasi kesehatan
mengenai pernikahan dini seperti penyuluhan tentang pernikahan dini.
Tetapi jika dilihat dari masing-masing unsur seperti, pengertian sebagian
besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 24 orang (50,0%), faktor
penyebab dalam kategori kurang sebanyak 21 orang (43,8%), dampak
36
pernikahan dini dalam kategori baik sebanyak 20 orang (41,7%), dan upaya
penanggulangan dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 orang (45,8%).
Hal ini sesuai dengan teori Budiman dan Riyanto (2014) salah satu tahapan
pengetahuan yaitu tahu (know) berisikan kemampuan untuk mengenali dan
peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, prinsip dasar, dan
sebagainya. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan, pendidikan adalah seseatu
usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di
luar sekolah.
Dilihat dari hasil jawaban kuesioner sebagian besar responden salah
dalam menjawab pernyataan pada nomor 9 dan 10 yaitu pernikahan
tergantung pada situasi kondisi dan kehidupan sosial seseorang, dan
mengurangi beban keluarga adalah alasan untk menikah usia muda. Hal ini
dikarenakan remaja masih beranggapan jika menikah di usia muda dapat
mengurangi beban keluarga. Hal ini sejalan dengan teori Romauli (2012)
bahwa salah satu penyebab terjadinya pernikahan dini adalah sebagai jalan
keluar dari berbagai kesulitan, misalnya kesulitan ekonomi.
Secara umum remaja sudah mengetahui tentang dampak dari
pernikahan dini seperti penyakit menular seksual (PMS) dan menimbulkan
komplikasi pada organ reproduksi. Hal ini sesuai dengan teori Kumalsari
(2012) yaitu secara fisiologi alat reproduksi yang belum siap untuk
menerima kehamilan dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti
perdarahan dan panggul sempit, dan pernikahan usia dini juga merupakan
salah satu penyebab infeksi saluran reproduksi (ISR) yang berujung pada
penyakit menular seksual (PMS). Hasil penelitian ini juga menunjukan
bahwa sebagian besar remaja yang memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai upaya penanggulangan pernikahan dini. Hal ini dikarenakan
remaja di SMA Muhammadiyah Ponjong belum pernah mendapatkan
penyuluhan tentang pernikahan dini. Hal ini sejalan dengan teori Romauli
(2009) bahwa upaya dalam menanggulangi pernikahan dini antara lain
dengan menetapkan usia pernikahan dini diatas 20 tahun, tidak memaksakan
37
kehendak kepada anak dan memberikan penyuluhan tentang resiko
pernikahan dini.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Pengumpulan responden menggunakan seluruh siswa dan siswi kelas
X1 SMA Muhammadiyah Ponjong yang memenuhi kriteria dalam
penelitian dan dilakukan dalam satu ruangan kelas dimana tempat
duduknya berdekatan sehingga dapat mempengaruhi isi jawaban yang
diberikan.
38
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Gambaran tingkat pengetahuan remaja secara keseluruhan tentang
perrnikahan dini di SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten
Gunungkidul sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 25
orang (52,1%)
2. Gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang pengertian pernikahan
dini di SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten Gunungkidul
sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 24 orang (50,0%).
3. Gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang faktor penyebab
pernikahan dini di SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten
Gunungkidul sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebanyak 21
orang (43,8%).
4. Gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang dampak perrnikahan
dini di SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten Gunungkidul
sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 20 orang (41,7%)
5. Gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang upaya penanggulangan
perrnikahan dini di SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten
Gunungkidul sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22
orang (45,8%).
B. Saran
Dari kesimpulan diatas beberapa saran yang dapat disampaikan:
1. Bagi pengguna perpustakaan Stikes Achmad Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan
referensi bagi perpustakaan, terutama terkait dengan gambaran tingkat
pengetahuan remaja tentang pernikahan dini, sehingga dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan.
39
2. Bagi SMA Muhammadiyah Ponjong Kabupaten Gunungkidul
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, agar
SMA Muhammadiyah Ponjong dapat bekerja sama dengan tenaga
kesehatan untuk memberikan peyuluhan tentang pernikahan dini.
40
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Suharsimi, (2006). Prosedur penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
_________ (2010). Prosedur penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Daerah Istimewah Yogyakarta dalam Angka.
Yogyakarta: BPS
Budiman dan Riyanto, Agus. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Sikap dalam Peneletian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Desiyanti. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur, Jikmu, Vol 5, No. 2
Fadliyana, Eddy & Shinta Larasaty. (2009). Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya, Sari Pediatri, Vol 11, No. 2.
Kementrian Agama. (2016). Jumlah Pernikahan Dini. Yogyakarta. Kemenag
Kementrian Agama. (2016). Jumlah Pernikahan Dini. Gunungkidul. Kemenag
Kumalasari, I., & Adyantoro, I. (2012). Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika
Marmi. (2013). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Notoatmodjo. (2007). Metode penelitian. Jakarta :Rineka Cipta
___________ (2010). Metode penelitian. Jakarta :Rineka Cipta
___________ (2012). Metode penelitian. Jakarta :Rineka Cipta
Peraturan Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi No 1 tahun 2014 tentang perubahan atas Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Kep.250/MEN/XII/2008 tentang Klasifikasi dan Karateristik Data dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan. Menteri tenaga kerja dan transmigrasi republk indonesia
Romouli, Suryati & Vida, Vindari. (2012). Kesehatan Reproduksi buat mahasiswa kebidanan. Yogyakrta: Nuha Medika
Sunartiningsih. (2013). Mengenal dan Memahami Hakikat Perkawinan. Artikel tanggal 07 Oktober 2013 :BKKBN
41
Suryati & Anna (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta :Nuha Medika
Susetyo. H (2008). Pernikahan Dibawah Umur. Yogyakarta :Nuha Medika
Sarwono, S.(2012). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers
Saifuddin. (2011). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta
Sugiyono. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendika
________. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung :Alfabeta
________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :Alfabeta
________ (2012). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Tri wiji, dkk. (2013). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta :Nuha Medika
42
L A M P I R A N
43
KUISIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN DINI DI SMA MUHAMMADIYAH PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Kode responden……………………….(diisi dengan nama inisial)
Tanggal pengisian :
Petunjuk pengisian :
1. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada kolom huruf (B) apabila pernyataan dibawah ini benar, dan pada kolom huruf (S) apabila pernyataan salah.
2. Mengisi semua pertanyaan karena tiap jawaban yang saudara berikan akan memberikan manfaat bagi penelitian ini.
No Pertanyaan B S A. Pengertian pernikahan dini
1. Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan dibawah umur 19 tahun
2 Menikah dibawah umur 19 tahun sangat menguntungkan bagi remaja
3 Menikah usia dini adalah hal yang perlu dihindari 4 Perempuan yang sudah haid berarti wajib untuk menikah 5 Menikah dibawah usia 19 tahun belum matang secara fisik dan
psikologis
6 Lebih baik menikah pada usia 15 tahun dari pada menjadi perawan tua
7 Perempuan sebaiknya menikah kurang dari 16 tahun B Faktor penyebab pernikahan dini
8 Perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi karena harus segera menikah
9 Pernikahan tergantung pada situasi kondisi dan kehidupan sosial seseorang
10 Mengurangi beban keluarga bukanlah alasan untuk menikah usia muda
11 Kesulitan ekonomi dapat mendorong terjadinya pernikahan dini 12 Keterlambatan menikah bagi anak perempuan adalah aib bagi
keluarga
13 Salah satu tujuan dari pernikahan adalah mendapatkan keturunan
C Dampak pernikahan dini 14 Menikah di usia muda dapat terhindar dari penyakit menular
44
seksual 15 Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun berisiko
perdarahan lebih tinggi dari ibu hamil yang berusia lebih dari 20 tahun
16 Menikah usia mudah salah satu penyebab penyakit menular seksual.
17 Wanita yang menikah di usia muda <19 tahun cenderung mengalami perdarahan akibat belum matangnya kesehatan reproduksi
18 Aborsi adalah menggugurkan kandungan secara tidak sengaja 19 Hamil di usia <20 tahun dapat mempermudah ibu disaat proses
persalinan
20 Menikah usia muda dapat berdampak pada perceraian D Upaya penanggulangan masalah 21 Meningkatkan pendidikan anak dapat mengurangi keinginan
untuk menikah diusia dini
22 Memberikan penyuluhan resiko pernikahan dini guna mendorong anak untuk melakukan pernikahan dini.
23 Orangtua lebih baik memaksakan kehendak pada anak untuk menikah diusia dini
24 Menetapkan usia perkawinan di atas 20 tahun dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian saat hamil dan melahirkan
45
KUNCI JAWABAN KUESIONER PENELITIAN
1. B 14.S
2.S 15.B
3.B 16.B
4.S 17.B
5.B 18.B
6.S 19.S
7.S 20.B
8.S 21.S
9.S 22.B
10.B 23.B
11.B 24.S
12.S 25.S
13.B 26.B
53