Post on 29-Jul-2020
FORUM KEMITRAAN DAN KOMUNIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA
Mochammad Cucu Zakaria
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bandung
Bandung, 15 Mei 2019
2
MATERI PAPARAN
A
B
KEPESERTAAN DALAM PROGRAM JKN
C MOBILE JKN
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
3
WILAYAH KERJA BPJS KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH JAWA BARAT
SOREANG
KC BANDUNG
KC SUKABUMI
KC KARAWANG
KC SUMEDANG
BPJS KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH JAWA BARAT
KC CIREBON
KC TASIKMALAYA
KC SOREANG
KC BANJAR
KC CIMAHI
• Ka.Kab. Sukabumi• Ka.Kab. Cianjur• Ka.Kab. Purwakarta• Ka.Kab. Subang• Ka.Kab. Majalengka• Ka.Kab. Indramayu• Ka.Kab. Cirebon
• Ka.Kab. Kuningan• Ka.Kab. Garut• Ka.Kab Tasikmalaya• Ka.Kab. Banjar• Ka.Kab. Pangandaran• Ka.Kab. Bandung Barat
A. KEPESERTAAN DALAM PROGRAM JKN
5
LANDASAN HUKUM PROGRAM JKN-KIS
UU No.40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan
Kesehatan Nasional
UU No.24 Thn 2011 tentang
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
PerPres No.82 Thn 2018
tentang Jaminan Kesehatan
PP No. 86 Thn 2013 tentang Tata Cara
Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja
Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain
Pemberi kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam
Penyelenggaraan Jaminan Sosial
PP No.87 Thn 2013 tentang Pengelolaan Aset
Jaminan Sosial Kesehatan
Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Anggota Keluarganya
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)dan Anggota Keluarganya
Bukan Pekerja (BP) dan Anggota Keluarganya
6
JENIS KEPESERTAAN
BukanPenerimaBantuanIuran (PBI)
A
B
PBI APBN
PBI APBD
PenerimaBantuanIuran (PBI)
A
B
C
BESARAN IURAN
7
Rp. 23.000,-/orang/bulan
1. Pegawai Pemerintah:Pemberi Kerja 3%,
Pekerja & pensiunan 2% 2. Pegawai Non Pemerintah
Pemberi Kerja 4%Pekerja 1%
Kelas 1 Rp.80.000,-/org/bln
Kelas 2 Rp.51.000,-/org/bln
Kelas 3 Rp. 25.500,-/org/bln
Khusus Pegawai Non Pemerintah : 1. Batas atas upah (ceiling wage) untuk pekerja penerima upah swasta ditetapkan
sebesar Rp. 8.000.000,-2. Manfaat akomodasi dengan gaji atau upah sampai dengan Rp. 4.000.000,- di kelas II3. Tambahan keluarga lainnya ditetapkan 1% untuk Pekerja Penerima Upah
Dibayar olehpemerintah
Dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja
Dibayar oleh peserta yang bersangkutan
PBI
Pekerja Penerima
Upah
Pekerja Bukan Penerima Upah & Bukan Pekerja
Perpres 82 Tahun 2018
Pembayaran iuran maks tanggal 10 setiap bulannya
Pegawai Pemerintah Non PNS(Pegawai Honorer Pemda)
8
PPU
•BUMN/ BUMD
•BU Swasta
•PPNPN (Tenaga Honor Pemda)
•PNS/ TNI/ POLRI
PBPU/ BP
•Peserta Mandiri
•Donasi (CSR, Badan Amal, dll)
PBI
•PBI APBN
•PBI APBD
DUKUNGAN SELURUH STAKEHOLDER
1. Kepatuhan BUMN/ BUMD dan BU Swastaagar mendaftarkanseluruh pekerja dananggota keluarganya
2. Pendaftaran Tenaga Honor Pemda (PPNPN)
Masyarakat mendaftar:1. Secara mandiri2. Melalui Program Donasi
dari CRS/ Badan Amal3. Secara Kolektif (PT,
Sekolah, Ponpes)
Masyarakat didaftarkan oleh:1. Pemerintah Pusat2. Pemerintah Daerah
PESERTA JKN-KIS
UNIVERSAL HEALTH COVERAGE
Sumber Data:Jumlah Peserta: Aplikasi Business Intelligence UHC BPJS KesehatanJumlah Penduduk: Agregat Jumlah Penduduk s.d Semester II 2018 dari Ditjen Dukcapil Kemendagri
10
Perkembangan Jumlah Kepesertaan JKN-KIS Provinsi Jawa Barat s.d. 3 Mei 2019
Peserta JKN-KIS
38.033.735 jiwaPer 3 Mei 2019
84,22%dari jumlah penduduk Prov. Jawa BaratSebanyak 45.161.254 jiwa
Realisasi
s.d. 3 Mei 2019
Jumlah Peserta:
1. PBI APBN 16.665.083
2. PPU 9.768.106
3. BP 906.723
4. PBPU 6.688.338
5. PBI APBD 4.005.485
38.033.735
Uraian
Total
Sumber Data:Jumlah Peserta: Aplikasi Business Intelligence UHC BPJS KesehatanJumlah Penduduk: Agregat Jumlah Penduduk s.d Semester II 2018 dari Ditjen Dukcapil Kemendagri
11
Perkembangan Jumlah Kepesertaan JKN-KIS di Kedeputian Wilayah Jawa Barat s.d. 3 Mei 2019
Peserta JKN-KIS
27.012.012 jiwaPer 3 Mei 2019
82,80%dari jumlah penduduk di Kedeputian Wilayah
Jawa Barat sebanyak 32.624.292 jiwa
Realisasi
s.d. 3 Mei 2019
Jumlah Peserta:
1. PBI APBN 13.881.499
2. PPU 5.898.548
3. BP 685.750
4. PBPU 4.073.129
5. PBI APBD 2.473.086
27.012.012
Uraian
Total
• Penegakan kepatuhan pendaftaran Badan Usaha melalui Disnaker dan DPMPTSP
• Pendaftaran tenaga honor Pemda, melalui instruksi Kepala Daerah/ Peraturan Daerah, agarseluruh SKPD mendaftarkan seluruh tenaga honor Pemerintah Daerah
• Dukungan UHC melalui kebijakan dan regulasi (mempersyaratkan JKN dalam pelayanan publik)
• Mendorong partisipasi publik (mengajak masyarakat & sektor swasta) untuk memastikanseluruh penduduk terlindungi dalam Program JKN-KIS Program Donasi & CSR terutamaBadan Usaha besar dan BUMN untuk mendaftarkan peserta menunggak atau yang belummenjadi peserta JKN-KIS
• Pembayaran iuran Jamkesda, melalui intruksi Kepala Daerah agar dibayarkan paling lambattanggal 10 setiap bulannya atau sesuai PKS.
• Bersama-sama BPJS Kesehatan melakukan mapping Penduduk yang belum memiliki ProgramJKN-KIS percepatan UHC
HARAPAN DAN DUKUNGAN
DALAM PENCAPAIAN UHC
B. MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
22%
34%2%1%
38%
3%
Dokter PraktikPerorangan
Klinik Pratama
Klinik TNI
Klinik Polri
Puskesmas
Dokter Gigi Perorangan
• Dokter Praktik Perorangan : 473 Faskes• Klinik Pratama : 748 Faskes• Klinik TNI : 43 Faskes• Klinik Polri : 31 Faskes• Puskesmas : 833 Faskes• Dokter Gigi Perorangan : 54 Faskes
• RS Pemerintah Kelas A : 1 Faskes
• RS Pemerintah Kelas B : 20 Faskes
• RS Pemerintah Kelas C : 10 Faskes
• RS Pemerintah Kelas D : 6 Faskes
• RS Khusus : 25 Faskes
• RS Jiwa : 1 Faskes
• RS TNI/Polri : 10 Faskes
• RS Swasta : 92 Faskes
• Klinik Utama : 30 Faskes
FASILITAS KESEHATAN KERJASAMAs.d 30 April 2019
Faskes Tingkat Pertama
2.187 Faskes
Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan
195 Faskes
Sumber : Aplikasi BI BPJS Kesehatan
Kewajiban Fasilitas KesehatanDalam Optimalisasi Kendali Mutu dan Kendali Biaya Pelkes
15
Surat Ijin Operasional (SIO) & Surat Ijin Praktek (SIP)
*yang masih berlaku
Akreditasi
1. FKTP PERMENKES No.71 Tahun 2013
....tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN juncto.
....PERMENKES No. 5 Tahun 2018, Pasal 6
2. RS PERMENKES No.71 Tahun 2013
....tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN juncto
....PERMENKES No. 99 Tahun 2015, Pasal 7
RS PERMENKES No.71
Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada JKN juncto
PERMENKES No. 99 Tahun
2015, Pasal 7
Pasal 5
(1) Untuk dapat melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, FASKES sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus memenuhi persyaratan.(2) Selain ketentuan harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS Kesehatan dalam melakukan kerja sama dengan Fasilitas
Kesehatan juga harus mempertimbangkan aksesibilitas, kecukupan antara jumlah Fasilitas Kesehatan dengan jumlah Peserta yang harus dilayani,kapasitas Fasilitas Kesehatan, serta jumlah penduduk di wilayah tersebut.
PERMENKES No.71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN juncto PERMENKES No. 99 Tahun 2015
Pasal 76
1) Setiap Rumah Sakit yang telah mendapatkan Izin Operasional harus diregistrasi dan
diakreditasi.2) Registrasi dan akreditasi merupakan persyaratan untuk perpanjangan Izin Operasional dan
perubahan kelas.3) Ketentuan lebih lanjut mengenai registrasi dan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
PERMENKES No. 56/2014 TENTANG KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT
PERSYARATAN
UU No. 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT
Setiap RS wajib terakreditasi.Akreditasi diselenggarakan secaraberkala paling sedikit setiap 3 (tiga)tahun.
Akreditasi Rumah Sakit, adalah pengakuan terhadapmutu pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukanpenilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhiStandar Akreditasi.
PERMENKES No. 34/2017TENTANG AKREDITASI RUMAH SAKIT
16
PEREKAMANSIDIK JARI
Surat Rujukan Elektronik
Pelayanan Administrasi
Memastikan Eligibilitas dengan sidik jariMemudahkan Peserta mengakses
Pelayanan Kesehatan di RS
Peserta Datang
POLI/BANGSAL RUMAH SAKIT
Pemanfaatan Teknologi Finger Print dalam Identifikasi Kepesertaan JKN-KIS
SistemFinger Print
Pengembangan Sistem Pelayananan Kesehatan
Automasi Pelayanan BPJS Kesehatan
IMPLEMENTASI
SISTEM FINGER PRINT
IMPLEMENTASI AWAL
Telah diimplementasikan di 78 RS*)
bagi seluruh pasien Hemodialisamulai tanggal 1 Oktober 2017
*) Wilayah kerja Kedeputian Wilayah Jawa Barat
PROGRESS IMPLEMENTASI TAHUN 2019Saat ini sedang dilakukan sosialisasi kepada seluruh
RS kerja sama
Harapan: pada minggu ke–5 Mei 2019 dapat diimplementasikan di
Instalasi Rehab Medik, Poli Mata dan Poli Jantung.
Secara bertahap dapat implemented bagi seluruh poli hingga akhir tahun.
2014
5,99 T 6,04 T 7,12 T 9,09 T
Biaya Pelayanan
Kesehatan BPJS
Kesehatan Kepwil Jabar
8,45 Tdibayarkan ke FKTP (20,2%)
33,39 Tdibayarkan ke FKRTL (79,8%)
Total Biaya Manfaat Tahun 2014 – Apr 2019
41,84 Triliun
Sumber : Data Bidang PKMR BPJS Kesehatan
10,09 T
2015 2016 2017 2018 s.d April 2019
3,51 T
FKRTLFKTP
Biaya Pelayanan KesehatanTahun 2014 – April 2019
Optimalisasi Program Rujuk Balik (PRB)Dalam Upaya Kendali Mutu dan Kendali Biaya Pelkes
1.
PEMENUHAN
KESEDIAAN
OBAT PRB
2.
PENGUATAN
PERAN
APOTEKER
& FASKES
Optimalisasi Peran Pemerintah DaerahPerpres 82/2018 tentang Jaminan KesehatanPasal 58:Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Fasilitas Kesehatan bertanggung jawab atasketersediaan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dalam penyelenggaraanprogram Jaminan Kesehatan sesuai kewenangannya.Pasal 61:Dalam hal terjadi permasalahan pengadaan obat, alat kesehatan, dan/atau bahan medishabis pakai yang dapat berpotensi terjadinya kekosongan obat maka Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah, atau Fasilitas Kesehatan melakukan upaya penyelesaian sesuai denganpermasalahan dan kewenangannya.
Optimalisasi Proses Koordinasi antara PBF dan Dinas KesehatanPermenkes 1148/2011 tentang Pedagang Besar FarmasiPasal 1:Pedagang Besar Farmasi, yang selanjutnya disingkat PBF adalah perusahaan berbentuk badanhukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahanobat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
FKTP/Apotek agar dapat rutin menyampaikan RKO (punya akses e-purchasing)
Stakeholder mendukung peningkatan capaian Peserta PRB aktif dan rekrutmen peserta PRB
Sinergi pelayanan Apotek – FKTP – FKRTL termasuk koordinasi dalam penyesuaian dosispengobatan (tidak dirujuk ke RS, pasien dapat paham kondisi dan melakukan pengobatan dengan tepat)Permenkes 73/2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
FKRTL dan FKTP paham betul konsep PRB. FKRTL dapat memastikan bahwa kondisi pasien Tepatdiagnosa, Stabil tanpa komplikasi, dan Tepat obat untuk kemudian dikelola di FKTP.
1
2
3
4
5
6
Optimalisasi Kendali Mutu dan Kendali Biaya Pelayanan Kesehatan melalui:
• Pemenuhan syarat mutlak operasional fasilitas kesehatan, termasuk SIO, SIP dan akreditasi(akreditasi khusus untuk RS), melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan, sebagaimana yangtelah diamanatkan dalam regulasi
• Optimalisasi pemanfaatan Sistem Finger Print dalam memastikan eligibilitas peserta JKN-KISuntuk memudahkan proses dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di RS.
• Dukungan dalam upaya pengendalian biaya pelayanan kesehatan melalui peningkatancapaian Peserta PRB aktif dan rekrutmen peserta PRB di Fasilitas Kesehatan kerja sama, kerjasama Dinas Kesehatan, Asosiasi Faskes dan Fasilitas Kesehatan, sesuai dengan ketentuan yangberlaku.
• Optimalisasi peran Dinas Kesehatan, Instalasi Farmasi, Apotek, PBF, Fasilitas Kesehatan untukmemastikan ketersediaan dan memberikan pelayanan obat PRB bagi Peserta Program RujukBalik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
HARAPAN DAN DUKUNGAN
DALAM MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
C. MOBILE JKN
22
MOBILE JKN
Terima Kasih
Kini Semua Ada Dalam Genggaman!
www.bpjs-kesehatan.go.id
Download Aplikasi Mobile JKN
Sumber Data:Jumlah Peserta: Aplikasi Business Intelligence BPJS KesehatanJumlah Penduduk: Agregat Jumlah Penduduk s.d Semester II 2018 dari Ditjen Dukcapil Kemendagri (http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta)
24
Perkembangan Jumlah Kepesertaan JKN-KIS s.d. 3 Mei 2019
Peserta JKN-KIS
221.160.395 jiwaPer 3 Mei 2019
83,38%dari jumlah penduduk Indonesia
Jumlah Peserta:
1. PBI APBN 96,706,185
2. PPU:
a. PNS 12,732,040
b. TNI/POLRI 2,867,193
c. Pejabat Negara 33,240
d. PPNPN 1,704,706
e. Pegawai Swasta:
1. BUMN 1,536,220
2. Swasta lainnya 31,970,086
Sub Total 2 50,843,485
3. BP 5,167,034
4. PBPU 31,901,686
5. PBI APBD 36,542,005
Total 221,160,395
Realisasi s.d 3
Mei 2019Uraian
Pertumbuhan Capaian Universal Health Coverage (UHC) Provinsi Jawa Barat 3 September 2018 – 3 Mei 2019
Jumlah
Peserta %
1 2 3 4 5=4 / 3
10 KOTA CIREBON 334.690 337.478 100,83%
11 CIREBON 2.124.070 2.027.286 95,44%2 KOTA SUKABUMI 340.756 318.923 93,59%
23 KOTA BOGOR 1.021.337 951.784 93,19%27 BEKASI 2.628.698 2.442.229 92,91%1 KOTA BANDUNG 2.440.717 2.250.557 92,21%
21 KOTA CIMAHI 544.361 472.623 86,82%
5 KARAWANG 2.238.650 1.877.958 83,89%26 BOGOR 4.527.891 3.724.618 82,26%25 KOTA DEPOK 1.838.671 1.503.422 81,77%
13 KUNINGAN 1.143.124 894.510 78,25%3 SUKABUMI 2.546.325 2.013.004 79,06%
16 GARUT 2.228.711 1.729.562 77,60%6 PURWAKARTA 923.846 692.743 74,98%
24 KOTA BEKASI 2.431.480 1.797.610 73,93%19 CIAMIS 1.237.680 902.119 72,89%22 BANDUNG BARAT 1.643.837 1.197.472 72,85%
9 SUBANG 1.560.293 1.134.289 72,70%12 INDRAMAYU 1.853.033 1.346.517 72,67%14 KOTA TASIKMALAYA 706.944 503.278 71,19%4 CIANJUR 2.258.420 1.568.588 69,46%
17 BANDUNG 3.530.985 2.447.629 69,32%
7 SUMEDANG 1.146.149 781.703 68,20%8 MAJALENGKA 1.274.295 839.029 65,84%
18 KOTA BANJAR 202.734 123.811 61,07%15 TASIKMALAYA 1.741.219 1.023.449 58,78%20 PANGANDARAN 417.563 159.596 38,22%
44.886.479 35.061.787 78,11%TOTAL PROV JABAR
JUMLAH
PENDUDUK
(Sem I Th
2018)
PESERTA JKN-KIS S.D
3 September 2018 NO KABUPATEN/ KOTA
s.d 3 September 2018 s.d 3 Mei 2019
Jumlah
Peserta %
1 2 3 4 5=4 / 3
1 CIREBON 2.162.575 2.182.937 100,94%2 KOTA CIREBON 337.586 340.711 100,93%3 KOTA BANDUNG 2.452.179 2.424.792 98,88%4 BEKASI 2.640.569 2.539.752 96,18%
5 KOTA BOGOR 1.029.084 975.553 94,80%6 KOTA SUKABUMI 344.797 319.731 92,73%
7 KARAWANG 2.271.960 2.048.142 90,15%8 KOTA CIMAHI 548.373 493.468 89,99%
9 BOGOR 4.585.800 4.022.793 87,72%10 SUKABUMI 2.552.095 2.227.705 87,29%
11 PURWAKARTA 936.211 814.471 87,00%12 KOTA DEPOK 1.844.932 1.580.177 85,65%
13 KUNINGAN 1.147.516 981.615 85,54%14 CIANJUR 2.263.201 1.897.729 83,85%15 GARUT 2.235.447 1.870.370 83,67%16 BANDUNG BARAT 1.649.808 1.304.215 79,05%17 SUBANG 1.563.100 1.235.063 79,01%18 CIAMIS 1.240.284 972.848 78,44%19 KOTA BEKASI 2.436.577 1.903.448 78,12%20 BANDUNG 3.535.991 2.698.547 76,32%21 INDRAMAYU 1.855.450 1.409.033 75,94%22 SUMEDANG 1.148.197 870.415 75,81%21 KOTA TASIKMALAYA 713.537 529.783 74,25%24 MAJALENGKA 1.278.751 944.234 73,84%25 KOTA BANJAR 204.100 147.852 72,44%26 TASIKMALAYA 1.762.622 1.112.766 63,13%27 PANGANDARAN 420.512 185.585 44,13%
45.161.254 38.033.735 84,22%TOTAL PROV JABAR
JUMLAH
PENDUDUK
(Sem II Th
2018)
PESERTA JKN-KIS S.D
3 Mei 2019 NO KABUPATEN/ KOTA
≥ 85% - 94% ≥ 75% - 84%≥ 95% ≥ 65% - 74%
26
• Kota Bandung
• Kota Cirebon
• Kabupaten Cirebon
• Kabupaten BekasiWILAYAH PROVINSI JAWA BARAT YANG
SUDAH UHC
CAPAIAN UHC NASIONALS.D 01 MARET 2019
8
146
49
BaliD. I. Y.Sulawesi Utara
Kalimantan Utara
www.bpjs-kesehatan.go.id
Kesepakatan BersamaUHC Provinsi Jawa Barat
13 November 2017
28
Surat Edaran Gubernur Jawa Barat
Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 440/06/Yanbangsos
Tentang
Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
Ditujukan kepada seluruh Bupati danWalikota untuk menindaklanjuti :
-UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN
-Instruksi Presiden RI nomor 8 Tahun2017 tentang Optimalisasi Tindak
lanjut an Program Jaminan KesehatanNasional
29
PENANDATANGANAN PKS UHCdi Kedeputiah Wilayah Jawa Barat
Kesepakatan Bersama UHC Kabupaten Cirebon
Deklarasi UHC Kota Cirebon
Kesepakatan Bersama UHC Kota Bandung
PERSYARATAN KERJASAMAFasilitas Kesehatan
30
Pasal 5(1) Untuk dapat melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, FASKES sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 harus memenuhi persyaratan.(2) Selain ketentuan harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS
Kesehatan dalam melakukan kerja sama dengan Fasilitas Kesehatan juga harusmempertimbangkan aksesibilitas, kecukupan antara jumlah Fasilitas Kesehatan dengan jumlahPeserta yang harus dilayani, kapasitas Fasilitas Kesehatan, serta jumlah penduduk di wilayahtersebut.
PERMENKES No.71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN juncto
PERMENKES No. 99 Tahun 2015
PERPRES No. 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
Pasal 67 ayat (2) dan (3)2) Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang memenuhi
. persyaratan wajib bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. 3) Fasilitas Kesehatan milik swasta yang memenuhi persyaratan dapat menjalin kerja
...sama dengan BPJS Kesehatan.
PERSYARATAN KERJASAMAFasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
31
•Surat Ijin Operasional •Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain
•Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik menyelenggarakan pelayanan kefarmasian
•Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan
•Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan
•Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional
Klinik Pratama
•Surat Ijin Praktik•Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
•Perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya
•Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan JKN
Dokter Umum atau Dokter Gigi
•Surat Ijin Operasional •Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi, Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker, dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
•Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan
•Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan JKN
Puskesmas atau yang setara
•Surat Ijin Operasional •Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik
•Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan
•Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan
•Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional
RS Kelas D Pratama atau yang setara
PERMENKES No.71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN juncto
PERMENKES No. 5 Tahun 2018, pasal 6 ayat 1
PERSYARATAN KERJASAMAFasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan
32
Pasal 7
Persyaratan yang harus dipenuhi
b. untuk rumah sakit harus memiliki:
1. Surat Ijin Operasional;
2. Surat Penetapan Kelas Rumah Sakit;
3. Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik;
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
5. perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan;
6. sertifikat akreditasi; dan
7. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan JKN.
Kewajiban Akreditasi RS sebagai persyaratan kerja sama dikecualikan hingga 7 tahun untukFKTP dan 5 tahun untuk FKRTL (Permenkes No. 99 Tahun 2015)
PERMENKES No.71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN juncto
PERMENKES No. 99 Tahun 2015
3333
PENGEMBANGAN FINGER PRINT MENYELURUH (2)
2
KETERSEDIAAN FINGER PRINT DI WILAYAH KEDEPUTIAN JAWA BARAT
Data per 9 Mei 2019
Kode KC Kantor Cabang
Jumlah Loket
Pendaftaran
RJTL
Jumlah Loket
Pendaftaran
RITL
Jumlah Alat Finger
Print Tersedia
1001 BANDUNG 141 45 20
1005 SUKABUMI 68 23 6
1006 KARAWANG 88 45 32
1007 SUMEDANG 15 18 7
1008 CIREBON 77 27 23
1009 TASIKMALAYA 40 18 13
1010 SOREANG 31 8 3
1013 BANJAR 18 7 6
1014 CIMAHI 53 19 30
531 210 140TOTAL
34
34
IMPLEMENTASI FITUR SIDIK JARI PADA PELAYANAN RUJUKAN
PROSES PENGEMBANGAN SIDIK JARI DAPAT MENYESUAIKAN KONDISI MASING-MASING FKRTL:
1. Loket Rawat Jalan dan atau Rawat Inap Terpusat
2. Loket Rawat Jalan dan atau Rawat inap pada masing-masing poliklinik
3. Anjungan mandiri Rawat jalan yang telah menggunakan Finger Print
4. Pengecekan Eligibilitas Peserta Mobile dengan menggunakan laptop, tablet dan sebagainya.
ALUR PELAYANAN PRB
SEP denganNotifikasi
Petugas FKRTL mencetak blanko SRB
36
36
UPDATE PROGRAM RUJUK BALIK
2
PENCAPAIAN PESERTA PRB DAN PERSENTASE PRB AKTIF DI FKTP
Data SSBI per 13 Mei 2019*Dengan Diagnosa PRB
Nm KC Terdaftar
Target
Akumulasi
Peserta PRB
Tahun 2019
Pencapaian
Peserta PRB
s.d. April 2019
% Pencapaian
Peserta PRB
s.d. April 2019
Berkunjung ke
FKTP
Aktif di
FKTP*
% Aktif di
FKTP
BANDUNG 25,829 13,493 52% 12,392 5,678 46%
BANJAR 6,922 6,107 88% 5,622 2,383 42%
CIMAHI 13,259 4,584 35% 4,302 2,425 56%
CIREBON 21,335 9,586 45% 8,826 2,929 33%
KARAWANG 21,914 10,772 49% 9,678 4,962 51%
SOREANG 8,558 4,805 56% 4,332 2,085 48%
SUKABUMI 12,040 2,482 21% 2,331 985 42%
SUMEDANG 12,748 10,216 80% 7,997 4,802 60%
TASIKMALAYA 15,310 11,888 78% 10,801 4,668 43%
Grand Total 137,915 73,933 54% 66,281 30,917 47%
Optimalisasi Program Rujuk Balik (PRB)Dalam Upaya Kendali Mutu dan Kendali Biaya Pelkes
Optimalisasi PRB
OPTIMALISASI
PRB