Post on 07-Nov-2015
description
1BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk yang paling lengkap dan sempurna
mempunyai segenap kemampuan untuk dapat terus berkembang mengikuti
dinamika zaman yang terus mengalami perubahan yang semakin maju.
Kemampuan tersebut seperti perasaan, pikiran, pengalaman, dan panca indra,
perlu diketahui bahwa perjalanan sejarah manusia dari dulu hingga kini tidak
lepas dari pemikiran filosofis yang senantiasa berkembang sehingga
menjadikan kelahiran filsafat sebagai induk dari semua ilmu. Semua ilmu yang
ada saat ini merupakan hasil pemikiran dan penemuan yang semuanya berawal
dari paradigma filsafatis. Perkembangan tersebut dihasilkan perkembangan
pola pikir manusia itu sendiri. Hal tersebut dilakukan tidak lain sebagai upaya
untuk menemukan kebenaran.
Ilmu merupakan pengetahuan yang telah kita kenal sejak bangku sekolah
dasar hingga pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Namun pernahkah kita
berpikir apa itu ilmu? Apa bedanya ilmu dengan pengetahuan? Serta untuk apa
kita mempelajari ilmu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut pastinya membuat kita
bingung untuk menemukan jawabannya. Kita hanya mengartikan bahwa
sebuah ilmu itu hanyalah kegiatan berpikir yang biasa saja. Namun hakekat
ilmu tidak demikian. Perlu diketahui bahwa ilmu merupakan salah satu jalan
untuk mencari kebenaran.
Berbeda dengan ilmu, pengetahuan merupakan sebagai salah satu
pedoman manusia dalam menunjang hidup. Pengetahuan juga dapat dikatakan
sebagai jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul di dalam kehidupan.
Setiap jenis pengetahuan memiliki ciri-ciri spesifik atau metode ilmiah
mengenai apa ? (ontologi), bagaimana ? (epistemologi) dan untuk apa?
(aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan tersebut satu dengan
yang lain saling berkaitan.
2B. Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat di dalam makalah
ini adalah :
1. Apakah itu ilmu?
2. Apa bedanya ilmu dengan pengetahuan dan filsafat?
3. Apa saja cabang-cabang ilmu?
4. Apa saja yang menjadi batas-batas ilmu?
C. Tujuan
Tujuan yang terdapat di dalam makalah ini antara lain, yaitu untuk
mempelajari dan meningkatkan pemahaman mengenai arti dan perbedaan dari
ilmu dan pengetahuan, serta mengetahui cabang dan batas-batas ilmu.
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah menambah pemahaman mahasiswa
mengenai perbedaan ilmu dan pengetahuan, dan untuk memperoleh suatu
mempelajari keselarasan dari ketiga landasan filosofis yaitu ontologi,
epistomologis dan aksiologis terhadap upaya mendapatkan kebenaran ilmiah
dalam suatu pengetahuan.
3BAB II
ILMU
A. Apakah Itu Ilmu
Kata ilmu merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris Science yang
berasal dari kata Latin Scientia yangberarti pengetahuan. Kata Scientia ini
berasal dari kata kerja Scire artinya mempelajari dan mengetahui. Ciri khas
ilmu yaitu merupakan bentuk ativitas maksudnya suatu kegiatan yang
dilakukan secara sadar oleh manusia yang tidak hanya merupakan aktivitas
tunggal melainkan suatu rangkaian aktivitas atau proses, bersifat intelektual
dan mengarah pada tujuan tujuan tertentu. Ilmu pada dasarnya dikembangkan
untuk mencapai kebenaran dan memperoleh pengetahuan yang benar (Tim
Dosen Filsafat Ilmu, 1996).
Pada dasarnya ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang didasarkan
atas teori-teori yang telah disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi. Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang kita kenal ada dua yaitu
ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge) (Saefudin,1986).
B. Bedanya Ilmu Dengan Pengetahuan
Seperti yang kita ketahui, ilmu adalah sekumpulan pengetahuan manusia
yang tersusun secara sistematis, dan diperoleh melalui penerapan metode
ilmiah. Sedangkan pengetahuan (knowledge ) merupakan segala sesuatu yang
yang diketahui manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia.
Pengetahuan ini hadir dikarenakan adanya rasa ingin tahu dan ketidakpastian
dalam diri (Surajio,2008).
Jika diteliti lebih lanjut, pada dasarnya ilmu harus mempunyai batasan.
Batasan yang dimaksudkan adalah ilmu harus mencakup empat syarat yaitu
objektif, metodik, sistematik dan universal.
41. Objektif.
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya
dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih
harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian (Sutardjo,2009).
2. Metodik
Segala upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani Metodos yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan
dan umumnya merujuk pada metode ilmiah (Sutardjo,2009).
3. Sistematis.
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan
logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,
menyeluruh, terpadu, dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut objeknya (Sutardjo,2009).
4. Universal
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut
180. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.
Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang
dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah
tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam
ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula (Sutardjo,2009).
5C. Bedanya Ilmu dan Filsafat
Filsafat merupakan ilmu yang pertama kali muncul dan ilmu ilmu
khusus menjadi bagian dari filsafat sehingga ada yang mengatakan filsafat
sebagai induk ilmu pengetahuan (mater scientarium). Di dalam filsafat, objek
material bersifat umum yaitu seluruh kenyataan, sementara ilmu membutuhkan
objek material yang khusus sehingga dalam perkembangannya masing-masing
ilmu mulai memisahkan diri dari filsafat. Hal ini tidak serta merta membuat
hubungan antara ilmu dan filsafat terputus, alasannya ilmu memiliki ciri-ciri
khusus yang menimbulkan batas batas tegas antar masing masing ilmu. Di
sinilah filsafat berperan untuk menjadi penghubung yang mengatasi
spesialisasi tersebut dan merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan
atas pengalaman kemanusiaan yang luas.
Filsafat, khususnya filsafat ilmu, secara kritis menganalisis konsep
konsep dasar, memeriksa asumsi dari ilmu ilmu untuk memperoleh arti dan
validitasnya. Hal ini demi memperoleh landasan yang kuat bagi hasil yang
ingin dicapai ilmu tersebut. Filsafat berusaha untuk menjadikan hasil dari
berbagai ilmu-ilmu khusus ke dalam pandangan hidup dan pandangan dunia
yang tersatu padukan, komprehensif dan konsisten. Arti dari komprehensif
yaitu tidak ada sesuatu bidang yang berada di luar jangkauan filsafat dan secara
konsisten artinya uraian kefilsafatan tidak menyusun pendapat-pendapat yang
saling berkontradiksi (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 1996).
D. Cabang-Cabang Ilmu
Dewasa ini, Ilmu berkembang dengan sangat pesat diikuti dengan
perkembangan cabang cabang ilmu tersebut. Cabang cabang ilmu muncul
diakibatkan karena keinginan untuk berspesialisasi pada bidang kajian ilmu.
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu berkembang dari dua cabang utama yakni
filsafat alam dan filsafat moral.
1. Filsafat Alam
Berkembang dan menjadi ilmu ilmu alam (the natural sciences), ilmu-
ilmu alam bercabang menjadi ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu
hayat (the biological sciences). Ilmu alam bertujuan mempelajari zat
6yang membentuk alam semesta selanjutnya ilmu alam bercabang lagi
menjadi fisika (yang mempelajari massa dan energy), kimia (substansi
zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit) dan ilmu bumi
(mempelajari bumi). Tiap tiap cabang ini berkembang, membuat
ranting-ranting baru dengan fokus objek masing masing. Beberapa
kelompok ilmu termasuk dalam ilmu-ilmu murni dan lainnya masuk
dalam kelompok ilmu terapan (Suriasumantri,1990).
2. Filsafat moral
Berkembang menjadi ilmu-ilmu sosial (the social sciences), yang
mempelajari manusia dalam segala aspek hidupnya, tingkah laku,
kebiasaan dalam ruang lingkup perseorangan maupun bersama (Tim
Dosen Filsafat Ilmu, 1996). Cabang cabang utama ilmu sosial yaitu
antropologi (mempelajari manusia dalam perspektif waktu dan tempat),
psikologi (mempelajari proses mental dan kelakuan manusia), ekonomi
(mempelajari upaya manusia dalam memenuhi kebutuhannya) dan ilmu
politik (mempelajari sistem dan proses dalam kehidupan manusia di
pemerintahan dan bernegara). Seperti halnya ilmu ilmu alam, cabang
caban gilmu-ilmu sosial terpecah lagi menjadi ranting ranting ilmu
(Suriasumantri,1990)
E. Batas-Batas Ilmu
Adakah batas dalam penjelajahan ilmu ? Suriasumantri (1990) menjawab
bahwa ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan
berhenti di batas pengalaman manusia. Misalnya apakah ilmu mempelajari
adanya neraka dan surga kelak setelah manusia mati? jawabnya adalah tidak,
karena tentang surga dan neraka berada di luar jangkauan pengalaman manusia
demikian juga jika ditanyakan sebab musabab kejadian terciptanya manusia.
Hal-hal tersebut berada di luar penjelajahan ilmu. Ilmu berawal dari dunia
empiris dan berakhir pula di dunia empiris serta didukung oleh fakta-fakta
empiris dalam menguji kebenarannya, apabila ilmu memasukkan daerah di luar
batas pengalaman empirisnya maka tidak dapat dilakukan pembuktian secara
metodologis dan menimbulkan kontradiksi.
7Batas batasan antara ilmu satu dengan lainnya terletak pada objek
formal (objek ontologis) yaitu materi yang dikaji oleh suatu ilmu. Ilmu berhenti
dan menyerahkan pengkajiannya pada pengetahuan lain ketika objek
ontologisnya berubah. Fungsi ilmu adalah sebagai alat bantu manusia dalam
menghadapi dan berinteraksi dengan masalah sehari hari, di sini ilmu
membatasi pada hal hal yang berada dalam batas pengalaman manusia. Ilmu
diharapkan dapat membantu manusia mengatasi permasalahan penyakit,
penyediaan energi, ketahanan pangan, pendidikan, hukum, masalah sosial dan
masalah manusia lainnya (Suriasumantri, 1990).
8BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ilmu (science) merupakan keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang
tersusun secara sistematis, dan diperoleh melalui penerapan metode ilmiah.
Sedangkan pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia. Pada umumnya
ilmu berkembang dari 2 cabang utama yaitu filsafat Alam (ilmu alam ) dan
filsafat Moral (ilmu sosial).
B. Saran
Dalam mencari pengetahuan ilmiah, sebaiknya di awali dengan keraguan
dan rasa penasran akan segala sesuatu, sehingga melahirkan motivasi untuk
bertanya dan berfikir disertai penalaran dengan akal sehat. Pembahasan dalam
makalah ini sangat terbatas, perlu kiranya dilakukan kajian pustaka yang lebih
banyak lagi sehingga kita mendapatkan pemahaman yang lebih dalam (deep-
understanding) tentang hal-hal yang dibahas dalam makalah ini.
9DAFTAR PUSTAKA
Saefudin .1986. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Rineka Cipta. Jakarta.
Sutardjo.2009. Pengantar Filsafat. Refika Aditama. Bandung.
Surajio. 2008. Ilmu Filsafat, Suatu Pengantar. Bumi Aksara. Jakarta.
Suriasumanteri. J. S. 1990. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Pustaka
Sinar Harapan. Jakarta.
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. 1996. Filsafat Ilmu. Liberty.
Yogyakarta.