FILIP 1 Apa Itu Ilmu

9
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk yang paling lengkap dan sempurna mempunyai segenap kemampuan untuk dapat terus berkembang mengikuti dinamika zaman yang terus mengalami perubahan yang semakin maju. Kemampuan tersebut seperti perasaan, pikiran, pengalaman, dan panca indra, perlu diketahui bahwa perjalanan sejarah manusia dari dulu hingga kini tidak lepas dari pemikiran filosofis yang senantiasa berkembang sehingga menjadikan kelahiran filsafat sebagai induk dari semua ilmu. Semua ilmu yang ada saat ini merupakan hasil pemikiran dan penemuan yang semuanya berawal dari paradigma filsafatis. Perkembangan tersebut dihasilkan perkembangan pola pikir manusia itu sendiri. Hal tersebut dilakukan tidak lain sebagai upaya untuk menemukan kebenaran. Ilmu merupakan pengetahuan yang telah kita kenal sejak bangku sekolah dasar hingga pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Namun pernahkah kita berpikir apa itu ilmu? Apa bedanya ilmu dengan pengetahuan? Serta untuk apa kita mempelajari ilmu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut pastinya membuat kita bingung untuk menemukan jawabannya. Kita hanya mengartikan bahwa sebuah ilmu itu hanyalah kegiatan berpikir yang biasa saja. Namun hakekat ilmu tidak demikian. Perlu diketahui bahwa ilmu merupakan salah satu jalan untuk mencari kebenaran. Berbeda dengan ilmu, pengetahuan merupakan sebagai salah satu pedoman manusia dalam menunjang hidup. Pengetahuan juga dapat dikatakan sebagai jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul di dalam kehidupan. Setiap jenis pengetahuan memiliki ciri-ciri spesifik atau metode ilmiah mengenai apa ? (ontologi), bagaimana ? (epistemologi) dan untuk apa? (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan tersebut satu dengan yang lain saling berkaitan.

description

ilmu

Transcript of FILIP 1 Apa Itu Ilmu

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Manusia sebagai makhluk yang paling lengkap dan sempurna

    mempunyai segenap kemampuan untuk dapat terus berkembang mengikuti

    dinamika zaman yang terus mengalami perubahan yang semakin maju.

    Kemampuan tersebut seperti perasaan, pikiran, pengalaman, dan panca indra,

    perlu diketahui bahwa perjalanan sejarah manusia dari dulu hingga kini tidak

    lepas dari pemikiran filosofis yang senantiasa berkembang sehingga

    menjadikan kelahiran filsafat sebagai induk dari semua ilmu. Semua ilmu yang

    ada saat ini merupakan hasil pemikiran dan penemuan yang semuanya berawal

    dari paradigma filsafatis. Perkembangan tersebut dihasilkan perkembangan

    pola pikir manusia itu sendiri. Hal tersebut dilakukan tidak lain sebagai upaya

    untuk menemukan kebenaran.

    Ilmu merupakan pengetahuan yang telah kita kenal sejak bangku sekolah

    dasar hingga pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Namun pernahkah kita

    berpikir apa itu ilmu? Apa bedanya ilmu dengan pengetahuan? Serta untuk apa

    kita mempelajari ilmu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut pastinya membuat kita

    bingung untuk menemukan jawabannya. Kita hanya mengartikan bahwa

    sebuah ilmu itu hanyalah kegiatan berpikir yang biasa saja. Namun hakekat

    ilmu tidak demikian. Perlu diketahui bahwa ilmu merupakan salah satu jalan

    untuk mencari kebenaran.

    Berbeda dengan ilmu, pengetahuan merupakan sebagai salah satu

    pedoman manusia dalam menunjang hidup. Pengetahuan juga dapat dikatakan

    sebagai jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul di dalam kehidupan.

    Setiap jenis pengetahuan memiliki ciri-ciri spesifik atau metode ilmiah

    mengenai apa ? (ontologi), bagaimana ? (epistemologi) dan untuk apa?

    (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan tersebut satu dengan

    yang lain saling berkaitan.

  • 2B. Permasalahan

    Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat di dalam makalah

    ini adalah :

    1. Apakah itu ilmu?

    2. Apa bedanya ilmu dengan pengetahuan dan filsafat?

    3. Apa saja cabang-cabang ilmu?

    4. Apa saja yang menjadi batas-batas ilmu?

    C. Tujuan

    Tujuan yang terdapat di dalam makalah ini antara lain, yaitu untuk

    mempelajari dan meningkatkan pemahaman mengenai arti dan perbedaan dari

    ilmu dan pengetahuan, serta mengetahui cabang dan batas-batas ilmu.

    D. Manfaat

    Manfaat dari makalah ini adalah menambah pemahaman mahasiswa

    mengenai perbedaan ilmu dan pengetahuan, dan untuk memperoleh suatu

    mempelajari keselarasan dari ketiga landasan filosofis yaitu ontologi,

    epistomologis dan aksiologis terhadap upaya mendapatkan kebenaran ilmiah

    dalam suatu pengetahuan.

  • 3BAB II

    ILMU

    A. Apakah Itu Ilmu

    Kata ilmu merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris Science yang

    berasal dari kata Latin Scientia yangberarti pengetahuan. Kata Scientia ini

    berasal dari kata kerja Scire artinya mempelajari dan mengetahui. Ciri khas

    ilmu yaitu merupakan bentuk ativitas maksudnya suatu kegiatan yang

    dilakukan secara sadar oleh manusia yang tidak hanya merupakan aktivitas

    tunggal melainkan suatu rangkaian aktivitas atau proses, bersifat intelektual

    dan mengarah pada tujuan tujuan tertentu. Ilmu pada dasarnya dikembangkan

    untuk mencapai kebenaran dan memperoleh pengetahuan yang benar (Tim

    Dosen Filsafat Ilmu, 1996).

    Pada dasarnya ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang didasarkan

    atas teori-teori yang telah disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan

    seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari

    sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh

    mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari

    epistemologi. Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang kita kenal ada dua yaitu

    ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge) (Saefudin,1986).

    B. Bedanya Ilmu Dengan Pengetahuan

    Seperti yang kita ketahui, ilmu adalah sekumpulan pengetahuan manusia

    yang tersusun secara sistematis, dan diperoleh melalui penerapan metode

    ilmiah. Sedangkan pengetahuan (knowledge ) merupakan segala sesuatu yang

    yang diketahui manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia.

    Pengetahuan ini hadir dikarenakan adanya rasa ingin tahu dan ketidakpastian

    dalam diri (Surajio,2008).

    Jika diteliti lebih lanjut, pada dasarnya ilmu harus mempunyai batasan.

    Batasan yang dimaksudkan adalah ilmu harus mencakup empat syarat yaitu

    objektif, metodik, sistematik dan universal.

  • 41. Objektif.

    Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan

    masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya

    dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih

    harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah

    kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut

    kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek

    penunjang penelitian (Sutardjo,2009).

    2. Metodik

    Segala upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi

    kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.

    Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian

    kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani Metodos yang berarti:

    cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan

    dan umumnya merujuk pada metode ilmiah (Sutardjo,2009).

    3. Sistematis.

    Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu

    objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan

    logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,

    menyeluruh, terpadu, dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat

    menyangkut objeknya (Sutardjo,2009).

    4. Universal

    Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang

    bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut

    180. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.

    Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang

    dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah

    tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam

    ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula (Sutardjo,2009).

  • 5C. Bedanya Ilmu dan Filsafat

    Filsafat merupakan ilmu yang pertama kali muncul dan ilmu ilmu

    khusus menjadi bagian dari filsafat sehingga ada yang mengatakan filsafat

    sebagai induk ilmu pengetahuan (mater scientarium). Di dalam filsafat, objek

    material bersifat umum yaitu seluruh kenyataan, sementara ilmu membutuhkan

    objek material yang khusus sehingga dalam perkembangannya masing-masing

    ilmu mulai memisahkan diri dari filsafat. Hal ini tidak serta merta membuat

    hubungan antara ilmu dan filsafat terputus, alasannya ilmu memiliki ciri-ciri

    khusus yang menimbulkan batas batas tegas antar masing masing ilmu. Di

    sinilah filsafat berperan untuk menjadi penghubung yang mengatasi

    spesialisasi tersebut dan merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan

    atas pengalaman kemanusiaan yang luas.

    Filsafat, khususnya filsafat ilmu, secara kritis menganalisis konsep

    konsep dasar, memeriksa asumsi dari ilmu ilmu untuk memperoleh arti dan

    validitasnya. Hal ini demi memperoleh landasan yang kuat bagi hasil yang

    ingin dicapai ilmu tersebut. Filsafat berusaha untuk menjadikan hasil dari

    berbagai ilmu-ilmu khusus ke dalam pandangan hidup dan pandangan dunia

    yang tersatu padukan, komprehensif dan konsisten. Arti dari komprehensif

    yaitu tidak ada sesuatu bidang yang berada di luar jangkauan filsafat dan secara

    konsisten artinya uraian kefilsafatan tidak menyusun pendapat-pendapat yang

    saling berkontradiksi (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 1996).

    D. Cabang-Cabang Ilmu

    Dewasa ini, Ilmu berkembang dengan sangat pesat diikuti dengan

    perkembangan cabang cabang ilmu tersebut. Cabang cabang ilmu muncul

    diakibatkan karena keinginan untuk berspesialisasi pada bidang kajian ilmu.

    Pada dasarnya cabang-cabang ilmu berkembang dari dua cabang utama yakni

    filsafat alam dan filsafat moral.

    1. Filsafat Alam

    Berkembang dan menjadi ilmu ilmu alam (the natural sciences), ilmu-

    ilmu alam bercabang menjadi ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu

    hayat (the biological sciences). Ilmu alam bertujuan mempelajari zat

  • 6yang membentuk alam semesta selanjutnya ilmu alam bercabang lagi

    menjadi fisika (yang mempelajari massa dan energy), kimia (substansi

    zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit) dan ilmu bumi

    (mempelajari bumi). Tiap tiap cabang ini berkembang, membuat

    ranting-ranting baru dengan fokus objek masing masing. Beberapa

    kelompok ilmu termasuk dalam ilmu-ilmu murni dan lainnya masuk

    dalam kelompok ilmu terapan (Suriasumantri,1990).

    2. Filsafat moral

    Berkembang menjadi ilmu-ilmu sosial (the social sciences), yang

    mempelajari manusia dalam segala aspek hidupnya, tingkah laku,

    kebiasaan dalam ruang lingkup perseorangan maupun bersama (Tim

    Dosen Filsafat Ilmu, 1996). Cabang cabang utama ilmu sosial yaitu

    antropologi (mempelajari manusia dalam perspektif waktu dan tempat),

    psikologi (mempelajari proses mental dan kelakuan manusia), ekonomi

    (mempelajari upaya manusia dalam memenuhi kebutuhannya) dan ilmu

    politik (mempelajari sistem dan proses dalam kehidupan manusia di

    pemerintahan dan bernegara). Seperti halnya ilmu ilmu alam, cabang

    caban gilmu-ilmu sosial terpecah lagi menjadi ranting ranting ilmu

    (Suriasumantri,1990)

    E. Batas-Batas Ilmu

    Adakah batas dalam penjelajahan ilmu ? Suriasumantri (1990) menjawab

    bahwa ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan

    berhenti di batas pengalaman manusia. Misalnya apakah ilmu mempelajari

    adanya neraka dan surga kelak setelah manusia mati? jawabnya adalah tidak,

    karena tentang surga dan neraka berada di luar jangkauan pengalaman manusia

    demikian juga jika ditanyakan sebab musabab kejadian terciptanya manusia.

    Hal-hal tersebut berada di luar penjelajahan ilmu. Ilmu berawal dari dunia

    empiris dan berakhir pula di dunia empiris serta didukung oleh fakta-fakta

    empiris dalam menguji kebenarannya, apabila ilmu memasukkan daerah di luar

    batas pengalaman empirisnya maka tidak dapat dilakukan pembuktian secara

    metodologis dan menimbulkan kontradiksi.

  • 7Batas batasan antara ilmu satu dengan lainnya terletak pada objek

    formal (objek ontologis) yaitu materi yang dikaji oleh suatu ilmu. Ilmu berhenti

    dan menyerahkan pengkajiannya pada pengetahuan lain ketika objek

    ontologisnya berubah. Fungsi ilmu adalah sebagai alat bantu manusia dalam

    menghadapi dan berinteraksi dengan masalah sehari hari, di sini ilmu

    membatasi pada hal hal yang berada dalam batas pengalaman manusia. Ilmu

    diharapkan dapat membantu manusia mengatasi permasalahan penyakit,

    penyediaan energi, ketahanan pangan, pendidikan, hukum, masalah sosial dan

    masalah manusia lainnya (Suriasumantri, 1990).

  • 8BAB III

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Ilmu (science) merupakan keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang

    tersusun secara sistematis, dan diperoleh melalui penerapan metode ilmiah.

    Sedangkan pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diketahui

    manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia. Pada umumnya

    ilmu berkembang dari 2 cabang utama yaitu filsafat Alam (ilmu alam ) dan

    filsafat Moral (ilmu sosial).

    B. Saran

    Dalam mencari pengetahuan ilmiah, sebaiknya di awali dengan keraguan

    dan rasa penasran akan segala sesuatu, sehingga melahirkan motivasi untuk

    bertanya dan berfikir disertai penalaran dengan akal sehat. Pembahasan dalam

    makalah ini sangat terbatas, perlu kiranya dilakukan kajian pustaka yang lebih

    banyak lagi sehingga kita mendapatkan pemahaman yang lebih dalam (deep-

    understanding) tentang hal-hal yang dibahas dalam makalah ini.

  • 9DAFTAR PUSTAKA

    Saefudin .1986. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Rineka Cipta. Jakarta.

    Sutardjo.2009. Pengantar Filsafat. Refika Aditama. Bandung.

    Surajio. 2008. Ilmu Filsafat, Suatu Pengantar. Bumi Aksara. Jakarta.

    Suriasumanteri. J. S. 1990. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Pustaka

    Sinar Harapan. Jakarta.

    Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. 1996. Filsafat Ilmu. Liberty.

    Yogyakarta.