Post on 06-Feb-2018
EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN
EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN PENGURUS POKTAN DAN GAPOKTAN PESERTA PELATIHAN TEKNIS MANAJEMEN ANGKATAN I TAHUN 2014
SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN
PESERTA PELATIHAN ANGKATAN I (KECAMATAN MANDAI, BONTOA, MAROS BARU DAN LAU )
OLEH
Ir. Pangerang, MP NIP. 19630727 199303 1 011
PENYULUH PERTANIAN MADYA Kabupaten Maros
BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN MAROS
2014
ii
PENGESAHAN
EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN
EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN PENGURUS POKTAN DAN GAPOKTAN
PESERTA PELATIHAN TEKNIS MANAJEMEN ANGKATAN I TAHUN 2014 SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ir. H. Suardi Halik, MM
NIP : 19601101 198903 1 009
Pangkat/Gol.Ruang : Pembina Tingkat I (IV/b)
Jabatan : Plh.Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Maros
Mengesahkan kegiatan Evaluasi dan Pelaporan yaitu Evalusi Pelaksanaan Penyuluhan
yang dilaksanakan oleh pejabat fungsional :
Nama : Ir. Pangerang, MP
NIP : 19630727 199303 1 011
Pangkat/Gol.Ruang : Pembina Tingkat I (IV/b)
Jabatan : Penyuluh Pertanian Madya
Unit Kerja : Badan Pelaksana Penyuluah dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Maros
Berupa Penyusunan Evaluasi Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan Peserta
Pelatihan Teknis Manajemen Angkatan I Tahun 2014 Sebelum dan Sesudah Diberikan
Penyuluhan dari Kecamatan Mandai, Kecamatan Bontoa, Kecamatan Maros Baru dan
Kecamatan Lau dan kepada pejabat fungsional yang bersangkutan dapat dinilai angka
kreditnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian lembar pengesahan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya
Maros, Juli 2014 Plh. Kepala Badan
Ir. H. Suardi Halik, MM Pangkat : Pembina Tk.I NIP.19601101 198903 1 009
iii
KATA PENGANTAR
Penulis pertama-tama memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
Menyusun Laporan Evaluasi Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan
Peserta Pelatihan Teknis Manajemen Angkatan I Tahun 2014 (Pengurus
Poktan/Gapoktan dari Kecamatan Mandai, Kecamatan Bontoa, Kecamatan Maros
Baru dan Kecamatan Lau) sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
Dalam menyelesaikan laporan evaluasi ini, penulis tidak lepas dari berbagai
hambatan dan tantangan, namun berkat kesabaran dan bantuan dari berbagai
pihak baik berupa saran, bimbingan, petunjuk dan dorongan moril baik secara
langsung maupun tidak langsung yang semua ini sangat berarti dan besar
manfaatnya dalam membantu kelancaran penyusunan evaluasi.
Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Pahala kepada mereka. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membatu penulis :
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan evaluasi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis harapkan semoga laporan evaluasi ini dapat bermanfaat .
Amin.
Maros, Juli 2014
Penulis
Ir. Pangerang, MP NIP. 19630727 199303 1 011
iv
\
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Evaluasi 8
D. Kegunaan Evaluasi
II. LANDASAN TEORI DAN KONSEP EVALUASI
A. Landasan Teori
B. Konsep Evaluasi
III. RANCANGAN EVALUASI
A. Lokasi dan Waktu
B. Populasi dan Sampel
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Indikator /Instrumnen Evaluasi
E. Analisis Data
IV. HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan
B. Efektifitas Penyuluhan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran/Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAAN-LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
1
2
3
4
4
5
5
11
12
12
12
12
13
13
18
18
23
25
25
25
26
27
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembinaan kelompoktani diarahkan pada penerapan sistem
agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota
masyarakat pedesaan lainnya, dengan menumbuhkembangkan kerja
sama antar petani dan pihak lainnya yang terkait untuk mengembangkan
usahataninya. Selain itu pembinaan kelompoktani diharapkan dapat
membantu menggali potensi, memecahkan masalah usahatani
anggotanya secara lebih efektif, dan memudahkan dalam mengakses
informasi, pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya.
Dalam upaya untuk mewujudkan pelaku utama yang berkualitas,
maka petani diarahkan untuk mengembangkan kemampuannya melalui
pendekatan kelompoktani. Kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya
sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, unit produksi, unit penyedia
sarana dan prasarana produksi, unit pengolahan dan pemasaran, serta
unit jasa penunjang sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan para anggotanya dalam mengembangkan usahatani yang
berbasis agribisnis, yang selanjutnya dapat menjadi kelembagaan petani
yang kuat dan mandiri.
Jumlah Kelembagaan petani dan Kelembagaan Penyuluh yang ada
di Kabupaten Maros berdasarakan data bas tahun 2014 Badan
Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros yaitu :1)
BPP Kecamatan 14 unit, KTNA Kecamatan 14 kelompok, Kelompok Tani
813 kelompok yang terdiri : dari Kelas Pemula 393 kelompok, kelas lanjut
330 kelompok, kelas madya 86 kelompok, dan kelas utama 4 kelompok;
Gapoktan 102 kelompok, Poslutan 61 kelompok, Kelompok Wanita Tani
77 kelompok, dan Taruna Tani 2 kelompok (BPP-KP Kab. Maros, 2014)
Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa para kelompok tani di
Kabupaten Maros belum melaksanakan fungsinya secara optimal yaitu
sebagai:1) kelompok Kelas belajar; 2) Kelompok Tani sebagai Wahana
2
Kerjasama; dan 3) Kelompok tani sebagai Unit Produksi . Begitu juga
pada gabungan Kelompok tani di Kabupaten Maros belum melaksanakan
secara optimal fungsinya sebagai Gapoktan yaitu sebagai ;1) unit usaha
tani,, 2) Unit usaha pengolahan; 3) unit usaha sarana dan prasarana
produksi, 4)Unit usaha pemasaran; dan 5) Unit usaha keuangan mikro.
Kurang berfungsinya kelompok tani dan Gapoktan dalam melaksanakan
fungsinya disebabkan karena kurannya pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya. dalam memenejemen kelompoktaninya masing-masing.
Untuk itu Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahan Pangan
Kabupaten Maros sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri
Pertanian Nomor : 273/Kpts/ Ot.160/4/2007 adalah penanggung jawab
operasional pengembangan kelompoktani di tingkat kabupaten telah
melaksanakan pembinaan kelompok tani melalui pelatihan manajemen
bagi pengurus kelompok tani dan Gabungan Kelompok tani di Kabupaten
Maros.
Pelaksanaan Pembinaan Kelompok tani ini dilaksanakan dalam
empat angkatan dengan waktu dan peserta yang berbeda dengan
melibatkan penyuluh pertanian sebagai pemateri atau narasumber pada
kegiatan tersebut. Angkatan I dengan peserta dari pengurus kelompok
tani dan gapoktan dari Kecamatan Mandai, Kecamatan Bontoa,
Kecamatan Maros Baru dan Kecamatan Lau.
Tabe 1.1 Data Kelembagaan Petani dari Kecamatan Mandai, Bontoa, Lau dan Maros Baru
No. KECAMATAN Gapokt
an Poktan
Kelas Kelompok Tani KWT
TARUNA
TANI
Polsluhta
n P L M U
1 Mandai 6 38 18 16 4 0 6 0 4
2 Bontoa 9 56 15 29 12 0 5 0 6
3 Lau 6 52 22 14 16 0 3 1 4
4 Maros Baru 7 35 8 18 9 0 4 0 4
Jumlah 28 181 63 77 41 0 18 1 18
Sumber Data : Data Sekunder BPP-KP Kab. Maros, Tahun 2014
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah kelembagaan petani di 4
kecataman yaitu Kecamatan Mandai, Bontoa, Lau dan Maros Baru
3
terdapat 28 Gapoktan, 181 kelompok tani yang teridiri dari 33 kelompok
tani pemula, 77 kelompok tani lanjut, 41 kelompok tani madya.
Disamping itu terdapat juga 18 kelompok wanita tani, 1 kelompok taruna
tani, 18 posluthan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dari
masing-masing pengurus kelompok baik dari pengurus gapoktan maupun
pengurus kelompok tani juga berbeda-beda, untuk itu pembinaan
kelompok tani perlu dilakukan.
Pembinaan kelompoktani diarahkan pada peningkatan kemampuan
kelompoktani dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai, (1)
kelas belajar setiap anggota untuk berinteraksi guna meningkatkan
Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan, (2) sebagai wahana kerjasama,
dan (3) Unit penyedia sarana dan prasarana prosuksi, unit produksi, unit
pengolahan dan pemasaran serta unit jasa penunjang.
Keberhasilan dalam pelaksanaan penyuluhan tidak terlepas dari apa
yang namanya evaluasi. Oleh karena itu setiap penyuluhan wajib
melakukan kegiatan evaluasi manakala setiap kegiatan penyuluhan
selesai dilaksanakan. Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting,
namun sering dikesampingkan dan konotasinya negatif, karena dianggap
mencari kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan
penyuluhan pertanian. Sebenarnya evaluasi harus dilihat dari segi
manfaatnya sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan
program/kegiatan penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien
dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan
pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan
kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja penyuluhan,
mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilaksanakan, membandingkan
antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
4
1. Bagaimana tingkat pengetahuan pengurus kelompok tani /gapoktan
Angkatan I Tahun 2014 sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
2. Bagaimana tingkat efektifitas penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh
kepada pengurus kelompok tani /gapoktan Angkatan I Tahun 2014
C. Tujuan Evaluasi
Tujuan yang ingin dicapai dalam evaluasi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengurus kelompok tani
/gapoktan Angkatan I sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penyuluhan yang diberikan oleh
penyuluh kepada pengurus kelompok tani /gapoktan Angkatan
Pertama
D. Kegunaan Evaluasi Kegunanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian yaitu:
1. Untuk mengetahui, sampai sejauh mana tujuan dari program
pembinaan kepada Pengurus Kelompok Tani/gapoktan yang dapat
dicapai.
2. Untuk mencari bukti, apakah perubahan-perubahan yang terjadi sesuai
dengan sasaran yang diinginkan.
3. Untuk mengukur keefektifan dan efisiensi metode atau sistem kerja
penyuluhan pertanian yang dijalankan.
4. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Pemerintah Kabupaten
Maros khusunya Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahan
Pangan Kabupaten Maros ;
5. Bagi penulis sebagai penyuluh pertanian adalah sebagai bentuk
tanggung jawab dalam melakukan setiap penyuluhan harus dilakukan
evaluasi.
5
BAB. II
LANDASAN TEORI DAN KONSEP EVALUASI
A. Landasan Teori
1. Manajemen dan Kelembagaan Petani.
Pengurus dan anggota kelompok tani atau gapoktan jika dapat
memahami apa arti pentingnya berkelompok, bagaimana mengelola
kelompok dengan manajemen yang baik, maka kelompok tersebut
dapat menjadi kelompok maju, tumbuh dan terus berkembang
mencapai tujuan bersama, yaitu dapat meningkatnya pendapatan dan
kesejahteraan bagi petani. serta dapat menumbuhkan sikap
kewirausahaan sosial, sehingga menumbuhkan etos kerja sama,
tanggung jawab serta semangat melakukan usaha lebih baik dan
terus menerus melakukan perbaikan kinerja individu maupun kinerja
kelompok Petani adalah perorangan warga negara Indonesia
beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang
pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan
tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu,
usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang (UU RI No.
16 Tahun 2006)
Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau
petani yang terdiri atas petani dewasa (pria atau wanita) maupun
petani taruna (pemuda atau pemudi), yang terikat secara informal
dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan
bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang
kontak tani (Mardikanto, 1996)
Kelompok tani terdiri dari sekumpulan petani yang mempunyai
kepentingan bersama dalam usaha tani. Organisasinya bersifat
nonformal, namun demikian dapat dikatakan kuat karena dilandasi
kesadaran bersama dan asas kekeluargaan. Kelompok ini
menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usaha tani yang
6
optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan
hidupnya (Kartasapoetra, 1996).
Mardikanto (1993) menyatakan bahwa dalam perkembangannya
menunjukkan bahwa kelompok tani tidak lagi merupakan kelompok
tani yang terikat secara informal, karena pembentukkannya diatur
oleh surat edaran Menteri Pertanian no. 130/Mentan/II/1979,
sehingga lebih tepat jika kelompok tani dinyatakan sebagai kelompok
formal.
Beberapa keuntungan dari pembentukkan kelompok tani itu,
antara lain diungkapkan oleh Torres (Mardikanto, 1996) sebagai
berikut :
a. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya
kepemimpinan kelompok.
b. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa
kerjasama antar petani
c. Semakin cepatnya proses perembesan (difusi) penerapan inovasi
(teknologi) baru.
d. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang
(pinjaman) petani.
e. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan
dengan masukan (input) maupun produk yang dihasilkan.
f. Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta
pengawasan oleh petani.
Samsudin (1993) mengemukakan kelompok tani merupakan
kumpulan petani yang bersifat non formal dan berada dalam
lingkungan pengaruh kontak tani, memiliki pandangan dan
kepentingan yang sama untuk mencapai tujuan bersama, dimana
hubungan antara satu sama lain sesama anggota kelompok tani
bersifat luwes, wajar dan kekeluargaan. Kelompok tani pada dasarnya
merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda
secara fungsional dan terikat oleh kerjasama untuk memecahkan
masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini
7
akan terjadi suatu situasi kelompok dimana setiap petani anggota
telah melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan
mengenal satu sama lain.
2. Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Tani
Pembinaan kelompoktani diarahkan pada peningkatan kemampuan
kelompoktani dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai, (1)
kelas belajar setiap anggota untuk berinteraksi guna meningkatkan
Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan, (2) sebagai wahana kerjasama,
dan (3) Unit penyedia sarana dan prasarana prosuksi, unit produksi,
unit pengolahan dan pemasaran serta unit jasa penunjang.
Pembinaan juga diarahkan pada peningkatan kemampuan anggota
dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompoktani menjadi
organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan antara lain :
a. Adanya pertemuan anggota/pengurus yang diselenggarakan secara
berkala dan berkesinambungan,
b. Mempunyai rencana kerja kelompok yang disusun secara bersama
berdasarkan kesepakatan,
c. Memiliki aturan yang disepakati dan ditaati bersama,
d. Mempunyai pencatatan atau adiministrasi,
e. Sebagai sumber informasi teknologi bagi para anggotanya,
f. Adanya jalinan kerjasama antar anggota dan antar kelompok dan
kerjasama dengan pihak lain,
g. Adanya pemupukan modal usaha dari iuran anggota atau
penyisihan hasil usaha kelompok.
Sedangkan pengembangan kelompok tani ditumbuh kembangkan
kearah penggabungan kelompok ke dalam Gapoktan, agar
kelompoktani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam
penyediaan sarana produksi, permodalan, peningkatan dan
perluasan usahatani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta
kerjasama dalam peningkatan posisi tawar.
8
Gapoktan dapat melakukan fungsinya sebagai berikut ;
a. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan
pasar (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan harga);
b. Penyediaan saprotan serta menyalurkan kepada para petani melalui
kelompoktaninya,
c. Penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit/pinjaman
kepada para petani yang memerlukan,
d. Melakukan proses pengolahan produk para anggota yang dapat
meningkatkan nilai tambah,
e. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan/menjual produk
petani kepada pedagang/industri hilir.
Penyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi
Pertanian, Perikanan dan Kehutaan belum merata sampai kepada
masyarakat tani pada umumnya. Hal ini bisa dilihat dari lambannya
para pelaku utama di dalam menerapkan teknologi hasil lembaga
penelitian yang telah dikaji kesesuaiannya di setiap daerah.
Banyak kendala yang menyebabkan lambatnya informasi sampai
ke pelaku utama, di antaranya adalah lemahnya kelembagaan petani
yaitu kelompoktani sebagai wadah belajar anggota dan media
penyebaran informasi. Oleh karena itu dalam rangka revitalisasi
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan diperlukan
kelembagaan pelaku utama yang dinamis, tangguh dan mandiri.
3. Penyuluhan.
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu
sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan
yang benar.
Van den Ban and Hawkins (l999) mengatakan bahwa penyuluhan
dapat didefinisikan secara sitematis sebagai proses yang : 1)
Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan
melakukan perkiraan ke depan dan menyadarkan petani terhadap
9
kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut,
2)Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan
terhadap suatu masalah, 3) Membantu petani memperoleh
pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah
yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka
mempunyai berbagai alternatif tindakan, 4) Membantu petani
memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat mereka
sudah optimal dan meningkatkan motivasi petani untuk dapat
menerapkan pilihannya, 5) Membantu petani untuk mengevaluasi dan
meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan
mengambil keputusan.
Berdasarkan undang-undang nomor 16 Tahunn 2006 dijelaskan
Fungsi sistem penyuluhan meliputi;
a. Memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku
usaha;
b. Mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha
ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya agar
mereka dapat mengembangkan usahanya;
c. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan
kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha;
d. Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuh
kembangk anorganisasinya menjadi organisasi ekonomi yang
berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola berusaha
yang baik, dan berkelanjutan;
e. Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta
merespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama
dan pelaku usaha dalam mengelola usaha;
f. Menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha
terhadap kelestarian fungsi lingkungan; dan
g. melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian,
perikanan, dan kehutanan yang maju dan modern bagi pelaku
utama secara berkelanjutan
10
Kegiatan penyuluhan banyak melibatkan pertimbangan nilai dan
tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberikan
informasi tidak saja untuk kepentingan petani tetapi juga untuk
kepentingan masyarakat umum. Agar penyuluhan menjadi efektif
dalam membantu petani, maka penyuluh dituntut memiliki
kemampuan, wawasan yang luas tentang dunia sekelilingnya serta
memiliki latar belakang pengetahuan yang sesuai bidang tugasnya
untuk dapat mendorong petani belajar sekaligus melakukan
perubahan perilaku petani tanpa mengabaikan etika, moral atas
tidakan – tindakannya.
Harun (1995) dalam Akhsan (1996) menyatakan bahwa agar
penyuluh mudah masuk dan mudah diterima dalam lingkup petani
maka penyuluh harus bermitra / kawan dekat dengan petani serta
harus memiliki karakteristik seperti; (1) memiliki keyakinan bahwa
petani dan keluarganya mempunyai kemampuan yang potensial, (2)
bertindak sebagai fasilitator bukan guru atau pendidik, (3) bergaya
hidup sesuai dengan lingkungan petani ; sederhana, jujur,
berdedikasi, sabar, (4) mengenal masyarakat yang dilayani srta
keadaan dan masalah sosial ekonominya, (5) menguasai metode
analisis, sintesis, dan pemecahan masalah, (6) mampu merubah peran
dari fasilitator menjadi konsultan usaha/agribisnis bagi petani, (7)
bertanggung jawab atas profesinya sebagai fungsional penyuluh
pertanian dan (8) pengembangan pofesional diri secara
berkelanjutan.
Dengan demikian kegiatan penyuluhan pertanian adalah kegiatan
pendidikan non-formal yang berfungsi dalam membantu masyarakat
tani untuk memecahkan persoalan melalui penerapan teknologi dan
pengetahuan ilmiah yang dapat meningkatkan produksi dan
pendapatan.
Proses pendidikan terjadi karena adanya komunikasi yang berjalan
dua arah yaitu antara penyuluh sebagai sumber dengan petani beserta
keluarganya sebagai sasaran . Sebagai sasaran diharapkan agar para
11
petani beserta keluarganya bisa dan membiasakan diri menggunakan
teknologi baru ( Suriatna, 1987 ).
B. Konsep Evaluasi
Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan
dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga
relevansi dan efek serta konsentrasinya ditentukan sesistematis dan
seobjektif mungkin (Van den Ban dan Hawkins, 1999).
Menurut Mardikanto (1993), terdapat beberapa pokok pikiran yang
terkandung dalam pengertian “evaluasi” yang merupakan kegiatan
terencana dan sistematis yang meliputi: 1) Pengamatan untuk
pengumpulan data dan fakta, 2) Penggunaan pedoman yang telah
ditetapkan, 3) Pengukuran atau membandingkan hasil pengamatan
dengan pedoman-pedoman yang sudah ditetapkan terlebih dahulu, 4)
Pengambil keputusan atau penilaian.
Untuk membatasi runang lingkup maka diberikan beberapa konsep
evaluasi yaitu :
1. Evaluasi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah evaluasi pelaksanaan
penyuluhan yang dilaksanakan pada saat pelatihan manajemen bagi
pengurus kelompok tani dangapoktan.
2. Peserta Pelatihan anggatan I Tahun 2014 adalah para pengurus
kelompok/gapoktan dari Kecamatan Mandai, Kecamatan Bontoa,
Kecamatan, Maros Baru dan Kecamatan Lau.
3. Kuisioner adalah merupakan test evalusi yang berisi sejumlah
pertanyaan yang telah disediakan untuk dijawab para peserta
pelatihan manajemen yang dilakukan sebelum dan sesudah
penyuluhan (menyampaikan materi)
4. Pre Test adalah merupakan evalusi awal yang dilakukan kepada
peserta sebelum diberikan penyuluhan.
5. Post Test adalah merupakan evalusi akhir yang dilakukan kepada
peserta sesudah diberikan penyuluhan.
12
BAB IV
RANCANGAN EVALUASI
A. Lokasi dan Waktu
Evaluasi dilaksanakan di Kabupaten Maros mulai dari bulan juni
2014 sampai dengan Juli 2014 dengan sasaran mengacu pada
pelaksanaan Pelatihan Teknis manajemen Angkatan I bagi Pengurus
Kelompok tani dan Gapoktan Kabupaten Maros yang merupakan program
Kegiatan BPP-KP Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2014
B. Populasi dan Sampel
Peserta pelatihan manajemen yang dijadikan sebagai Populasi
sekaligus menjadi sampel dari evaluasi ini yaitu sebanyak 30 orang yang
merupakan adalah peserta pelatihan Teknis Manajemen bagi Pengurus
Kelompok Tani/gapoktan Angkatan I tahun 2014 yang berasal dari 4
kecamatan masing-masing dari Kecamatan Mandai, Kecamatan Bontoa,
Kecamatan Maros Baru dan Kecamatan Lau.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengedarkan
kuesioner dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan
dan diberikan kepada peserta pelatihan Teknis Manajemen bagi
Pengurus Kelompok Tani/gapoktan Angkatan I. untuk dijawab dengan
waktu yang telah ditentukan dengan cara yaitu:
1. Evaluasi Awal (Pre Test)
Evaluasi awal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
pengurus kelompok tani/gapoktan sebelum proses penyuluhan
diberikan. Artinya bahwa sebelum pelaksanaan penyuluhan, penyuluh
diharapkan mempunyai data awal tentang keadaan pengurus
kelompok tani/gapoktan berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki
tentang manajemen kelompok. Evaluasi awal ini dilaksanakan dengan
13
menggunakan metode evaluasi test tulis dengan menggunakan
kuesioner test berupa pertanyaan tertulis yang telah disediakan.
2. Evaluasi Akhir (Post Test)
Setelah kegiatan penyuluhan selesai, selanjutnya dilaksanakan
kegiatan evaluasi akhir dengan cara dan metode yang sama dengan
evaluasi awal yaitu menggunakan kuesioner kembali seperti pada
evaluasi awal berupa pertanyaan tertulis yang telah disediakan.
D. Indikator/Instrumen Evaluasi
Untuk mengukur tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan
digunakan kuisioner (Pre Test dan Pos Test) yang berisi sebanyak 10
pertanyaan ( intrumen terlampir.)
Setiap pertanyaan yang jawabanya benar dinilai dengan angka 10
sedangkan jawaban yang salah dinilai dengan angka 0. Nilai maksimun
yang dapat diperoleh adalah 100 jika semua jawaban benar, dan nilai
terendah adalah 0 jika semua jawaban dianggap salah.
1. Nilai PreTest adalah nilai yang diperoleh sebelum penyuluhan
dilaksanakan
2. Nilai Post Test adalah nilai yang diperoleh setelah penyuluhan
dilaksanakan
E. Analisa Data
Metode analisis data yang digunakan dalam evalusi ini adalah:
1. Analisis Deskriptif : Analisis Deskriptif adalah analisis yang
berhubungan dengan pengumpulan data dan peringkasan data yang
dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik sebagai dasar
pengambilan keputusan (Santoso Singgih, 2014).
Analisis Deskriptif yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau
menginterpretasikan data yang ada dalam bentuk tabel atau
mengkaji secara mendalam, sehingga dapat digambarkan mengenai
tingkat Pengetahuan
14
Rumus yang dipakai untuk menghitung persentase tingkat
pengetahuan sesuai dengan Sugiyono (2003) sebagai berikut ;:
𝑃 =𝑋
𝑁 𝑋 100 %
Keterangan:
P = Persentase
X = Jumlah jawaban yang benar
N = Jawaban seluruh item pertanyaan
Selanjutnya hasil perhitungan dikategorikan kedalam empat kategori
dalam pengambilan keputusan yaitu:
o Baik : jika 76%-100% jawaban benar.
o Cukup Baik : jika 56%-75% jawaban benar.
o Kurang Baik : jika 40%-55% jawaban benar.
o Tidak Baik : jika < 40% jawaban benar.
o
2. Analisis “ Paired Sample t Test (Uji Nilai t Berpasangan)
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengurus poktan/gapoktan
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan maka digunakan
Analisis “Paired Sample t Test dengan bantuan Program SPSS
16. Menurut Singgih Santoso( 2014) bahwa Uji Paired Sample t
Test adalah Uji yang dilakukan terhadap dua sampel yang
berpasangan yaitu sebuah sampel dengan subjek yang sama namun
mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Hal ini
sejalan yang dikemukaan oleh Kahar Mustari,(2012 ) bahwa untuk
menganalisa dua nilai tengah Statistik Paramentrik maka digunakan
uji Nilai Tengah Bepasangan dengan rumus sebagi berikut.
𝒕 𝒉𝒊𝒕 =𝐁
𝐒𝐁
𝐧
Keterangan
t hit = t hitung
15
B = Rata-rata hitung beda
SB = Standar Deviasi Beda
n = Jumlah sample
Untuk Rata-rata hitung beda dengan menggunakan rumus
𝐁 = 𝑩
𝒏
Keterangan
B = rata-rata hitung beda
B = jumlah beda
n = Jumlah sample
Sedangkan untuk menghitung Standar Deviasi Beda (SB) digunakan
Rumus
𝑺𝑩 = 𝐧 𝐁
𝟐− 𝐁 𝐁
𝐧 − 𝟏
Keterangan
SB = Standar Deviasi Beda
B² = Jumlah Beda Kuadrat
B = Jumlah Beda
n = Jumlah sample
Kesimpulan
1. Apabila t hit ≥ t. tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada pebedaan pengetahuan yang dimiliki oleh pengurus
poktan/gopoktan sebelum dan sesudah penyuluhan artinya
penyuluhan yang diberikan tidak dapat menambah pengetahuan
pengurus poktan/gapoktan.
2. Apabila t hit < t. tabel === maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh pengurus
16
poktan/gopoktan sebelum dan sesudah penyuluhan artinya
penyuluhan yang diberikan dapat menambah pengetahuan
pengurus poktan/gapoktan.
3. Uji Dua Sisi
Menurut Singgih Santoso( 2014) bahwa tingkat efektifitas
penyuluhan yang diberikan kepada pengurus poktan/gapoktan
sebelum dan sesudah menyuluhan dapat dilakukan dengan Uji Dua
Sisi dengan membandingkan t hitung dan t tabel dengan gambar
diagram apakah beada pada daerah penerimaan atau daerah
penolakan
Berdasarkan probabilitas :
o Jika Probabilitas > 0,05, Maka Ho : Diterima atau penyuluhan
yang diberikan tidak efektif dalam meningkatkan pengetahuan
diterima (t hitung berada pada daerah Ho diterima)
o Jika Probabilitas < 0,05, Maka Ho :Titolak atau Penyuluhan yang
diberikan sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan
(t hitung berada pada daerah HO ditolak)
Gambar.5.1 Uji Dua Sisi
Kesimpulan
1. Apabila t.hit berada pada daerah penerimaan maka dapat
disimpulkan bahwa bahwa penyuluhan tersebut tidak efektif
dalam meningkatan pengetahuan pengurus poktan/gapoktan
Ho : ditolaK Ho : ditolaK
Ho :diterima
-t. tabel 0.025:db +t. tabel 0.025:db
17
2. Apabila t.hit berada pada daerah penolakan maka dapat
disimpulkan bahwa bahwa penyuluhan tersebut sangat efektif
dalam meningkatan pengetahuan pengurus poktan/gapoktan
18
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo, 2007). Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini
adalah mengingat kembali(recall) rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2003).
Menurut Van den Ban & Hawkins (1999) bahwa petani yang tidak
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas terhadap teknologi tidak
akan mampu memecahkan masalahnya sendiri, tetapi petani yang cukup
memiliki pengetahuan atau sikap telah berubah akan mampu
memecahkan masalah dan tujuan yang ingin dicapai..
Data hasil evaluasi awal (Pre Test) Tingkat Pengetahuan Pengurus
Poktan/Gapoktan Angkatan I Tahun 2014 sebelum diberikan penyuluhan
disajikan pada Tabel Lampian I, sedangkan Data Hasil Evaluasi Akhir
(Post Evaluasion) Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan
Angkatan I Tahun 2014 sesudah diiberikan penyuluhan disajikan pada
Tabel Lampian I disajikan pada Tabel Lamiran II.
19
Tabel 5.1. Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan Sebelum di Berikan Penyuluhan
NO TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI PROSENTASE
(%)
1 BAIK 3 10.00
2 CUKUP BAIK 6 20.00
3 KURANG BAIK 12 40.00
4 TIDAK BAIK 9 30.00
5 TOTAl 30 100.00
Sumber Data : Data Primer setelah diolah, Tahun 2014
Hasil analisis data padaa tabel 5.1 menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan poktan/gapoktan sebelum diberikan penyuluhan, terdapat 9
orang (30 %) termasuk Tidak Baik, 12 orang(40%) Kurang Baik, 6
orang(20%) Cukup Baik dan hanya 3 orang (10 %) masuk kategori Baik.
Dari 30 orang rata-rata hasil pre test sebagaimana pada lampiran 1
diperoleh 43,00 atau jia diprosentasekan tingkat kebenaran jawaban
maka nilainya menjadi 43,00 % dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata
tingkat pengetahuan pengurus poktan/gapoktan Angkata I sebelum
diberikan penyuluhan termasuk kategoi KURANG BAIK (KB).
Hasil analisis data pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan poktan/gapoktan Angkatan I sesudah diberikan penyuluhan,
terdapat 18 orang (60%) termasuk Baik, 8 orang(26,67%) Cukup Baik, 4
orang(13,33%) Kurang Baik.
Tabel 5.2. Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan Sesudah di
Berikan Penyuluhan
NO TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI PROSENTASE
(%)
1 BAIK 18 60.00
2 CUKUP BAIK 8 26.67
3 KURANG BAIK 4 13.33
4 TIDAK BAIK 0 0.00
5 TOTAl 30 100.00
Sumber Data : Data Primer setelah diolah, Tahun 2014
20
Dari 30 orang rata-rata hasil post test sebagaimana pada lampiran 2
diperoleh rata-rata 76,333 atau jia diprosentasekan tingkat kebenaran
jawaban maka nilainya menjadi 76,333 % dan dapat disimpulkan bahwa
rata-rata tingkat pengetahuan pengurus poktan/gapoktan Angkatan I
sesudah diberikan penyuluhan termasuk kategoi BAIK
Analisis “ Paired Sample t Test (Uji Nilai t Berpasangan)
Uji Paired Sample t Test adalah Uji perbedaan rata-rata dua
sampel berpasangan atau uji paired sample t test digunakan untuk
menguji ada tidaknya perbedaan mean untuk dua sampel bebas
(independen) yang berpasangan. Adapun yang dimaksud berpasangan
adalah data pada sampel kedua merupakan perubahan atau perbedaan
dari data sampel pertama atau dengan kata lain sebuah sampel dengan
subjek sama mengalami dua perlakuan.
Uji t hanya dapat dilakuklan apabila memenuhi persyaratan yaitu
adalah 1). Data Rasio/Interval, 2) Sample tidak lebi dari 30. dan 3) Data
harus normal. Untuk perhitungan ini digunakan Programa SPSS 16.
Uji Kenormalan Data
Uji Kenomalan digunkan rumus yaitu:
𝑅𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑺𝒌𝒆𝒘𝒏𝒆𝒔𝒔 =𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑺𝒌𝒆𝒘𝒏𝒆𝒔𝒔
𝑺𝒕𝒅. 𝑬𝒓𝒓𝒐𝒓 𝒐𝒇 𝑺𝒌𝒆𝒘𝒏𝒆𝒆
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑲𝒖𝒓𝒕𝒐𝒔𝒊𝒔 =𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒖𝒓𝒕𝒐𝒔𝒊𝒔
𝑺𝒕𝒅. 𝑬𝒓𝒓𝒐𝒓 𝒐𝒇 𝑲𝒖𝒓𝒕𝒐𝒔𝒊𝒔
Kesimpulan :
Jika nilai Rasio Skewness dan Nilai Rasio Kurosis berada dalam selang
antara - 2 dan + 2 maka data berdistribusi Normal.
Jika menggunakan Histogram maka kurva terlihat seperti lonceng terbalik
(data Normal).
Tabel 5.3 . Analisis Deskriptip Data
21
Statistics
SEBELUM SESUDAH
N Valid 30 30
Missing 1 1
Mean 47.0000 76.3333
Std. Deviation 17.44943 16.70914
Skewness .621 -.415
Std. Error of Skewness .427 .427
Kurtosis -.728 -.648
Std. Error of Kurtosis .833 .833
Minimum 20.00 40.00
Maximum 80.00 100.00
Sum 1410.00 2290.00
Gambar 5.1 Histogram Kenormalan Data
Kesimpulan
Data hasil perhitungan diperoleh Rasio Skewness = 1,454 dan Kurtosis
= -0,874 yaitu berpada pada selang antara -2 dan +2 serta data
histogram m menunjukkan data nilai Pre Test Berdistribusi Normal
Data hasil perhitungan diperoleh Rasio Skewness = -0,972 dan Kurtosis
= -0,778 yaitu berpada pada selang antara -2 dan +2 serta data
histogram , hal ini menunjukkan data nilai Post Test Berdistribusi Normal
Kesimpulan bahwa data sudah memenuhi syarat untuk diolah dengan
analisis statistic parametric dengan menggunakan Uji t berpasangan
22
Tabel 5.4. Paired Samples Statistiics
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 SEBELUM 47.0000 30 17.44943 3.18582
SESUDAH 76.3333 30 16.70914 3.05066
Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Dengan SPSS.16, Tahun 2014
Hasil uji statistik pada tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa Rata-
rata nilai tengah tingkat pengetahuan pengurus poktan/gapoktan peserta
pelatihan Angkatan I sebelum diberikan penyuluhan (Pre Test) sebesar
47.000 lebih kecil dibanding dengan rata-rata nilai tengah tingkat
pengetahuan Angkatan I ssesudah diberi penyuluhan yaitui 76,333
dengan demikian bahwa terdapat penambahan rata-rata tingkat
pengetahuan sebesar 29.333 seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.3
dibawah ini
Tabel. 5.5. Paired Samples Test
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 SEBELUM -
SESUDAH -29.333 9.803 1.790 -32.99 -25.673 -16.390 29 .000
Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Dengan SPSS.16, Tahun 2014
Hasil uji t pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa t hitung = 16,390
bila dibandingkan dengan t tabel (0.025:29) = 1,697, maka t hit 16,390
≥ t tabel 1,697. Ini menunjukkan bahwa kedua rata-rata nilai tengah
populasi populasi/sample tidak sama dan tanda negatif menunjukkan
bahwa nilai rata-rata sebelum diberi penyuluhan lebih kecil dibanding
dengan sesudah diberi penyuluhan.
23
Kesimpulannya bahwa Rata-rata nilai tingkat pengetahuan pengurus
poktan/gapoktan Angkat I Tahun 2014 sebelum diberikan penyuluhan
dan sesudah diberi penyuluhan adalah berbeda sangat nyata
C. Efektifitas Penyuluhan
Penyuluhan pertanian adalah merupakan kegiatan pendidikan yang
berusaha untuk menimbulkan perubahan perilaku sasaran. Belajar bagi
petani mengandung tekanan rangkap yaitu pencapaian perkembangan
individu dan peningkatan partisipasi sosial dari pada individu. Menurut
Van den Ban & Hawkins, (1999) bahwa proses belajar adalah pekerjaan
mengumpulkan atau memperbaiki kemapuan untuk membentuk suatu
pola perilaku yang diperoleh melalui pengalaman dan praktek.
Tabel 5.6. Paired Sample Correlations
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 SEBELUM & SESUDAH 30 .836 .000
Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Dengan SPSS.16, Tahun 2014
Hasil uji korelasi pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hasil korelasi
antara kedua variabel yang menghasilkan angka 0,836 dengan nilai
pobabilitas 0,05 (tabel signifan output yang 0,000). Hal ini menunjukkan
bahwa korelasi antara tingkat pengetahuan pengurus poktan/gopktan
sebelum dan sesudah diberi penyuluhan adalah sangat erat dan benar-
benar berhubungan secara nyata.
Gambar 5.2. Hasil Uji Dua Sisi
Ho : ditolaK Ho : ditolaK
Ho :diterima
- 1,697 +1,697 16,390
24
Uji Dua Sisi. menunjukkan bahwa nilai t hitung= 16,390 dengan
probabilitas 0,000/2, karena 0,000/2 < 0,025 maka ini menunjukkan
bahwa t hitung berada didaerah penolakan Ho sepeti pada gambar 5.2
Hal ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan yang dibeikan dapat
meningkatkan pengetahuan bagi pengurus poktan/gapoktan angkatan I
dan sangat efektif. Tingkat keefektifan penyuluhan ditunjukkan dengan
nilai korelasi r = 0.836 maka r² = 0,6989 hal ini menunjukkan bahwa
69,89 % keefektifan penyuluhan yang diberikan dalam meningkatkan
pengetahuan penguruspoktan/gapoktan Angkatan I dan sisanya
disebabkan oleh adanya faktor lain
Suriatna (1987) mengatakan bahwa walaupun petani sudah
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan mau merubah sikapnya
yang tertutup tetapi tidak tersedia sarana yang mendukung untuk
mewujudkan hal yang baru dalam praktek kehidupan sehari-hari, maka
perubahan perilaku juga belum memungkinkan. Perubahan perilaku dapat
terjadi secara utuh, jika proses belajar petani digalakkan melalui usaha
perubahan sikap, harus diusahakan melalui pemberian pengetahuan baru,
harus dijelaskan melalui latihan kerampilan baru dan harus diadakan
penyediaan sarana baru.
25
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata pengetahuan pengurus poktan/gapoktan Angakatan I
sebelum diberikan penyuluhan 47,000 dengan persentase menjadi
47,00 % sehingga termasuk dalam kategori Tingkat Pengetahuan
Kurang Baik (KB)
2. Nilai rata-rata pengetahuan pengurus poktan/gapoktan Angakatan I
sesudah diberikan penyuluhan 76,333 dengan persentase menjadi
76,33% sehingga termasuk dalam kategori Tingkat Pengetahuan
Baik (B)
3. Nilai Rata-rata tingkat pemgetahunan pengurus poktan/Gopktan
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan memperlihatkan
perbedaan yang sangat nyata atau 47,000 < 76,333
4. Efektifitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan pengurus
poktan/gapoktan angkatan I sebesar 69,89 %.
B. Saran/Rekomendasi
1. Drekomendasikan kepada pada pengurus kelompok tani/gapoktan yang
telah mendapatkan tambahan pengetahuan dalam mengikuti
pendidikan dan pelatihan teknis manajemen kelompok agar dapat
diaplikasikan dalam menjalankan serta memberdayakan kelompoknya
masing-masing agar tujuan dan fungsi-fungsi kelompok dapat berjalan
sesuai yang diharapkan.
2. Para pengurus kelompok tani maupun pengurus gapoktan diharapkan
menjadi kelompok tani dan gubungan kelompok tani yang mandiri
dengan etos kerjasama, tanggung jawab serta semangat melakukan
usaha yang lebih baik
26
DAFTAR PUSTAKA
Akhsan. 1996. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Adopsi
Diffusi Inovasi Permberian Makanan Tambahan pada Bayi. Bogor. Thesis Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian.
Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahana Pangan, 2014. Data Bass . BPP-
KP Kab. Maros. Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian.
Surakarta: Sebelas Maret University Press. Mosher, A.T. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV.
Yasaguna, Jakarta Notoadmodjo, S. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono. (2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Samsudin, 1982, Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian,
Angkasa Offset, Bandung
Soekartawi, 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sudaryono. 1997. Masalah Hara dan Pemupukan Kacang Tanah di
Lahan Sawah dan Lahan Lahan Tegal. Balitkabi, Malang. Santoso.Singgih., 2014. SPSS 22 From Esensial to Expert Skiil. PT.
Gramedia. Jakarta.\ Singarimbun, Masri dan Effendi. 1987. Metode Penelitian Survei. PT. Pustaka
LP3ES. Indonesia. Jakarta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito, Bandung.
Suriatna S. 1987. Metode Penyuluhan Pertanian. PT Mediyatama Sarana
Perkasa, Jakarta. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan. Menteri
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Van Den Ban. A.W & Hawkins, H.S. 1999. Penyuluhan Pertanian.
Kanisius (Anggota IKAPI ), Yokyakarta
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
28
Tabel Lampiran 1. Data Hasil Evaluasi Awal (Pre Test) Tingkat Pengetahuan Pengurus Poktan/Gapoktan Angkatan I Tahun 2014 Sebelum Diberikan Penyuluhan
NO NAMA PENGURUS
POKTAN/GAPOKTAN
Jumlah Jawaban
Benar Prosentase Kategori
NILAI Free Test
1 A. Kamil 3 30.00 TB 30
2 M. Anwar 3 30.00 TB 30
3 Dg. Lira 3 30.00 TB 30
4 Abd. Asiz 8 80.00 B 80
5 Hj. Tuwo 4 40.00 KB 40
6 Sahabuddin 8 80.00 B 80
7 Yahya 4 40.00 KB 40
8 Amran 8 80.00 B 80
9 Muh. Idrus 5 50.00 KB 50
10 H. Abd. Hamid H 7 70.00 CB 70
11 Abd. Samad, BA 4 40.00 KB 40
12 Muh. Ilyas 3 30.00 TB 30
13 H. Saeni 5 50.00 KB 50
14 M. Nawir 4 40.00 KB 40
15 Ahmad Colleng 6 60.00 CB 60
16 Diana 3 30.00 TB 30
17 Agus Salim 5 50.00 KB 50
18 Rosmiati 4 40.00 KB 40
19 Ilham 4 40.00 KB 40
20 Muhajir 7 70.00 CB 70
21 Asdak H. Sikki 5 50.00 KB 50
22 H. Ismail 3 30.00 TB 30
23 Amrullah 3 30.00 TB 30
24 H. Kurnia 3 30.00 TB 30
25 Rabani 6 60.00 KB 60
26 Rahmat 4 40.00 KB 40
27 H. Rani 6 60.00 KB 60
28 Arief Mahmud 4 40.00 KB 40
29 H. Abd.Wahab 7 70.00 CB 70
30 Muh. Amir 2 20.00 TB 20
TOTAL 141 47.00 KB 1,410
RATA-RATA 4.70 47.00
Keterangan
B = Jika 76 - 100 % Jawaban Benar
CB = Jika 56 - 75 % Jawaban Benar
KB = Jika 40 - 55 % Jawaban Benar
TB = Jika < 40 % Jawaban Benar
29
Tabel Lampiran 2. Data Hasil Evaluasi Akhir (Post Test) Tingkat Pengetahuan
Pengurus Poktan/Gapoktan Angkatan I Tahun 2014
Sesudah Diberikan Penyuluhan
NO NAMA PENGURUA
POKTAN/GAPOKTAN
Jumlah Jawaban
Benar Prosentase Kategori
NILAI Post Test
1 A. Kamil 7 70 CB 70
2 M. Anwar 6 60 CB 60
3 Dg. Lira 5 50 KB 50
4 Abd. Asiz 10 100 B 100
5 Hj. Tuwo 7 70 CB 70
6 Sahabuddin 10 100 B 100
7 Yahya 7 70 CB 70
8 Amran 9 90 B 90
9 Muh. Idrus 8 80 B 80
10 H. Abd. Hamid H 9 90 B 90
11 Abd. Samad, BA 10 100 B 100
12 Muh. Ilyas 6 60 CB 60
13 H. Saeni 8 80 B 80
14 M. Nawir 7 70 CB 70
15 Ahmad Colleng 9 90 B 90
16 Diana 6 60 CB 60
17 Agus Salim 8 80 B 80
18 Rosmiati 8 80 B 80
19 Ilham 8 80 B 80
20 Muhajir 9 90 B 90
21 Asdak H. Sikki 9 90 B 90
22 H. Ismail 6 60 CB 60
23 Amrullah 5 50 KB 50
24 H. Kurnia 5 50 KB 50
25 Rabani 8 80 B 80
26 Rahmat 8 80 B 80
27 H. Rani 9 90 B 90
28 Arief Mahmud 8 80 B 80
29 H. Abd.Wahab 10 100 B 100
30 Muh. Amir 4 40 KB 40
TOTAL 229 76.33 B 2,290
RATA-RATA 7.63 76.33
Keterangan
B = Jika 76 - 100 % Jawaban Benar
CB = Jika 56 - 75 % Jawaban Benar
KB = Jika 40 - 55 % Jawaban Benar
TB = Jika < 40 % Jawaban Benar
30
Lampian III. Kuisioner
SOAL PRE TEST /POST TEST
Waktu 10 Menit
Berilah tanda silang(X) pada lembaran jabawan yang telah disediakan dan
dinggap paling benar
1. Kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang
dibentuk atas dasar:
A. kesamaan kepentingan,
B. kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya)
C. keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota
D. Jawaban A dan B benar
E. Jawaban A, B dan C benar
2. Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) adalah
A. Kumpulan beberapa kelompoktani yang bekerjasama
B. Kumpulan beberapa kelompoktani yang bekerjasama untuk meningkatkan
skala ekonomi
C. Kumpulan beberapa kelompoktani yang bekerjasama untuk meningkatkan
skala ekonomi dan efisiensi usahatani
D. Jawaban A dan B benar
E. Jawaban A, B dan C benar
3. Fungsi Kelompok tani adalah sebagai :
A. Sebagai kelas belajar
B. Sebagai wahana kerja sama
C. Sebagai unit poduksi
D. Jawaban A dan B Benar
E. Jawaban A, B dan C benar
4. Ciri-Ciri Kelompok yang efektif :
A. Bersifat Informal dimana terbentuk atas dasar keinginan dan pemufakatan
para anggota, memilki aturan, waktu tidak tertulis, adanya pembagian kerja
dan tanggung jawab bukan pengurus, hubungan antar anggota luwes,
solider dan percaya
B. Para aggota kelompok tani memiliki tujuan yang sama, UT yang sejenis
C. Para anggota memilki kegemaran sejenis, tradisi, bahasa, domisili, lokasi UT,
status ekonomi, pendidikan dan usia
D. Jawaban A dan B benar
E. Jawaban A, B dan C benar
31
5. Untuk meningkatkan dinamika kelompok tani harus dikembangkan
sepuluh jenis kemampuan kelompok tani yang disebut dengan sepuluh
jurus antara lain:
A. menyusun rencana kerja kelompok tani
B. kerjasama intern kelompok tani
C. pembinaan kader pimpinan kelompok.
D. Jawaban A dan B benar
E. Jawaban A, B dan C benar
6. Peningkatan kemampuan Gapoktan dimaksudkan agar dapat berfungsi
sebagai :
A. Unit usahatani, Unit usaha pengolahan, Unit usaha sarana dan prasarana
produksi,
B. Unit usaha pemasaran
C. Unit usaha keuangan mikro
D. Jawaban A dan B benar
E. Jawaban A, B dan C bena
7. Sebagai unit usaha tani, hendaknya Gapoktan memiliki kemampuan
sebagai berikut :
A. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi
usahatani yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam
bidang teknologi, sosial, permodalan, sarana produksi dan sumber daya alam
lainnya;
B. Menyusun rencana definitif Gapoktan dan melaksanakan kegiatan atas dasar
pertimbangan efisiensi;
C. Mengembangkan kemampuan anggota Gapoktan dalam pengolahan produk-
produk hasil pertanian
D. Jawaban A dan B benar
E. Jawaban A, B dan C benar
8. Sebagai unit usaha pengolahan, hendaknya Gapoktan memiliki
kemampuan sebagai berikut :
A. Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan pengolahan hasil usahatani
petani dan kelompoktani;
B. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pengusaha pengolahan hasil-
hasil pertanian
C. Mengembangkan kemampuan anggota Gapoktan dalam pengolahan produk-
produk hasil pertanian
D. Jawaban A dan B benar
E. Jawaban A, B dan C benar
9. Sebagai unit usaha sarana dan prasarana, hendaknya Gapoktan
memiliki kemampuan sebagai berikut :
A. Menyusun perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana setiap anggotanya;
B. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana dan
prasarana produksi pertanian (Pabrik dan kios saprotan);
32
C. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pemasok pemasok kebutuhan
pasar;
D. Jawaban A dan B benar
E. Jawaban A, B dan C benar
10. Sebagai unit usaha pemasaran, hendaknya Gapoktan memiliki
kemampuan sebagai berikut :
A. Mengidentifikasi, menganalisis potensi dan peluang pasar berdasarkan
sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan komoditi yang
dikembangkan/ diusahakan guna memberikan keuntungan usaha yang lebih
besar;
B. Merencanakan kebutuhan pasar berdasarkan sumber daya yang dimiliki
dengan memperhatikan segmentasi pasar;
C. Mengorganisasikan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana produksi
pertanian dengan dinas terkait dan lembaga-lembaga usaha sarana produksi
pertanian
D. Jawaban A dan B benar
E. Jawaban A, B dan C benar