Etika periklanan indonesia

Post on 15-Jan-2017

162 views 10 download

Transcript of Etika periklanan indonesia

ETIKA PERIKLANAN INDONESIA

• PENGERTIAN IKLAN• Periklanan berasal dari kata dasar iklan.• Iklan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

artinya pemberitahuan kepada khalayak ramai , mengenai barang atau jasa yang dijual , dipasang di media massa.

• FUNGSI PERIKLANAN 1. Iklan sebagai pemberi informasi - Menyerahkan keputusan untuk membeli kepada konsumen itu sendiri. Iklan hanyalah media informasi yang netral untuk membantu pembeli memutuskan secara tepat dalam membeli produk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

• Pihak konsumen diharapkan mencari informasi yang memadai terlebih dahulu tentang sebuah produk sebelum membelinya.

• Pihak produsen (dan biro iklan sejauh terkait) berkewajiban untuk memberi informasi yang diperlukan oleh konsumen.

• Permasalahannya adalah tidak semua konsumen mempunyai standar kemampuan menyerap informasi yang sama.

• Idealnya adalah bahwa iklan sejauh mungkin memberi informasi sedemikian rupa, sehingga tidak sampai memperdaya konsumen.

• Dimasa yang akan datang, iklan informatif akan lebih disukai karena :

1. Masyarakat semakin kritis. 2. Masyarakat sudah bosan dengan berbagai

iklan yang hanya melebih-lebihkan suatu produk.

3. Peran lembaga konsumen yang semakin gencar

memberi informasi yang benar dan akurat kepada konsumen, menjadi tantangan

serius bagi dunia iklan.

2. Iklan sebagai pembentuk pendapat umum Fungsi iklan adalah untuk menarik massa

konsumen untuk membeli produk tersebut. Caranya dengan menampilkan model iklan

yang manipulatif, persuasif dan tendensius , dengan maksud untuk menggiring konsumen untuk membeli produk tersebut (iklan manipulatif)

• Secara etis iklan manipulatif dilarang , karena iklan semacam itu benar-benar memanipulasi manusia dan segala aspek kehidupannya.

• Iklan persuasif sangat beragam sifatnya, sehingga terkadang sulit untuk dinilai etis tidaknya iklan semacam itu.

• 2 macam iklan persuasif :

1. Persuasif rasional tidak memanipulasi atau memanfaatkan

aspek (kelemahan) psikologis manusia untuk memperoleh efek tertentu yang memukau konsumen, melainkan memberi argumen atau pertimbangan rasional mengenai keadaan barang yang ditawarkan.

• Caranya, bukan dengan membuat perbandingan dengan produk lain , melainkan memaparkan kandungan produk disertai pengakuan pihak lain atau pengalaman orang tertentu.

• Sejauh tidak ada penelitian yang independen dan objektif, produsen dan biro iklan jenis ini masih dapat merasa aman.

2. Persuasif non rasional Memanfaatkan kelemahan psikologis

manusia untuk membuat konsumen dapat terpukau, tertarik dan terdorong untuk membeli produk yang diiklankan tersebut.

Daya persuasinya tidak terletak pada isi argumen yang bersifat rasional, melainkan pada cara penampilan.

• Apakah etis membujuk orang sedemikian rupa melalui iklan, sehingga pada akhirnya konsumen terdorong untuk membeli sebuah produk yang diiklankan?

jawabannya adalah membujuk orang untuk membeli sesuatu dapat dibenarkan secara etis, sejauh bujukan itu didasarkan pada argumen dan pertimbangan rasional.

• Sebaliknya cara persuasif menjadi tidak etis kalau persuasi itu bersifat non rasional.

• Berdasarkan etika teleologi apabila iklan tersebut berakibat baik bagi konsumen, maka iklan tersebut dinilai baik.

• Dengan kata lain menurut paham teleologis iklan persuasif dapat dibenarkan dan diterima secara moral apabila iklan tersebut tidak merugikan dan mengganggu kebebasan konsumen.

• BEBERAPA PERSOALAN ETIS (iklan manipulatif dan persuasif non rasional)

1. Iklan merongrong otonomi dan kebebasan manusia. 2. Menciptakan kebutuhan manusia dengan akibat manusia modern menjadi konsumtif.

3. Membentuk dan menentukan identitas atau citra diri manusia modern.

4. Bagi masyarakat Indonesia dengan tingkat perbedaan sosial dan ekonomi yang sangat tinggi, iklan merongrong rasa keadilan dalam masyarakat.

• Walaupun dalam kenyataannya sulit menilai secara umum etis tidaknya suatu iklan, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam iklan, yaitu :

1. Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud memperdaya konsumen.

2. Iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk tertentu, terutama yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan manusia.

3. Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan, khususnya secara kasar dan terang-terangan.

4. Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan dengan moralitas , tindak kekerasan, penipuan, pelecehan seksual, diskriminasi , perendahan martabat manusia dan lain sebagainya.

• KEBEBASAN KONSUMEN John K Galbraith mengatakan bahwa produksilah

yang menciptakan permintaan. Muncul pertanyaan “bagaimanakah kebebasan

manusia dalam memilih produk yang dibutuhkan? Von Hayek mengatakan bahwa walaupun ada

benarnya produsen bekerja kearah “menciptakan kebutuhan”, timbulnya kebutuhan tidak semata-

mata ditentukan oleh operasi produsen , melainkan ditentukan oleh banyak faktor, sebab produsen tidak hanya satu dan iklan pun tidak hanya 1. Berarti konsumen masih tetap mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihannya.

• Abad informasi dan industri telah menampilkan persoalan yang sangat pelik mengenai kebebasan manusia. Pilihan-pilihan konsumsi pribadi semakin mendalam dipengaruhi dari luar oleh berbagai iklan, entah yang informatif atau manipulatif.

• Apabila iklim periklanan sudah mengarah pada merugikan kepentingan masyarakat, sudah pada tempatnya perlu diambil tindakan legal politis tertentu untuk membatasinya.