ETIKA DAN PROFESIONALISME TSI -...

Post on 01-May-2019

239 views 0 download

Transcript of ETIKA DAN PROFESIONALISME TSI -...

- Priyo Sarjono Wibowo -

4KA07, 4KA08, 4KA22

Materi Minggu I

“Pengertian Etika”

ETIKA DAN

PROFESIONALISME TSI

➢Pengertian Etika

➢Pengertian Profesi

➢Ciri khas Profesi

TINJAUAN UMUM

- Etika, dari Bahasa Yunani “ethos”, yang berarti kebiasaan/watak.

-Moral, dari Bahasa latin “mos” (jamak: mores), yang berarti cara hidup atau kebiasaan/adat.

BEBERAPA MAKNA KATA

-Norma, dari Bahasa Inggris “norm”, yang berarti aturan/kaidah.

-Nilai, dari Bahasa Inggris “value”, yang berarti konsep tentang baik dan buruk, yang berkenaan dengan proses atau hasil akhir.

BEBERAPA MAKNA KATA

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan/masyarakat.

PENGERTIAN ETIKA

(BERTENS, 2000)

1. Etika berasal dari Bahasa Yunani, “ethos” atau “ta etha”, yang berarti watak, kebiasaan, dan adat istiadat.

PENGERTIAN ETIKA

MAKNA ETIKA

2. berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, pada diri seseorang maupun suatu masyarakat yang diwariskan dari satu generasi kepada generasi sesudahnya.

Identik dengan pengertian moralitas.

PENGERTIAN ETIKA

MAKNA ETIKA

▪ Moralitas berasal dari Bahasa latin (mos/mores: adat istiadat/kebiasaan).

ETIKA DAN MORALITAS

▪ etika dan moralitas memiliki makna yang sama, sebagai system nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik, yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konstan dan terulang dalam kurun waktu, sehingga menjadi sebuah kebiasaan.

ETIKA DAN MORALITAS

1. Teori Empiris: etika diambil dari pengalaman dan dirumuskan sebagai kesepakatan.

2. Teori Rasional: manusia menentukan apa yang baik dan buruk berdasar penalaran.

4 ALIRAN PEMIKIRAN ETIKA

3. Teori Intuitif: manusia secara naluriah mampu membedakan hal yang baik dan buruk.

4. Teori Wahyu: ketentuan baik dan buruk datang dari Yang Mahakuasa.

4 ALIRAN PEMIKIRAN ETIKA

KONTEKS ETIKA

KLASIFIKASI ETIKA

“ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).”

DEFINI ETIKA

(KBBI)

“tata cara (adat sopan santun, dan sebagainya) dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusianya.”

Bahasa Perancis: “etiquette”

DEFINI ETIKET

(KBBI)

1. ETIKET menyangkut tata cara suatu perbuatan; menyerahkan sesuatu menggunakan tangan kanan. ETIKA menyangkut norma dari perbuatan; tidak boleh mencuri, tanpa memandang mencuri dengan tangan kanan/tangan kiri.

PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA

(BERTENS)

2. ETIKET berlaku dalam situasi tidak seorang diri; mengangkat kaki ketika sedang makan seorang diri. ETIKA selalu berlaku; tidak boleh mencuri, ketika sedang sendiri atau ada orang lain di sekitar.

PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA

(BERTENS)

3. ETIKET bersifat relatif, jika dianggap sebagai sebuah kesopanan, tetapi tidak sopan di dalam kebudayaan lain; bersendawa pada saat makan. ETIKA bersifat mutlak; larangan untuk mencuri, membunuh.

PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA

(BERTENS)

4. ETIKET memandang manusia dari sisi lahiriah; kemunafikan. ETIKA memandang manusia dari sisi dalam; orang bersifat etis adalah pasti orag yang sungguh-sungguh baik.

PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA

(BERTENS)

EMPATI HIRARKI ETIKA

bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu;

PROFESI

(KBBI)

1. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan (krusial).

2. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.

CIRI PROFESI

(SANUSI ET AL, 1991)

3. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.

CIRI PROFESI

(SANUSI ET AL, 1991)

4. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematis, dan eksplisit, yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.

CIRI PROFESI

(SANUSI ET AL, 1991)

5. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi denganwaktu yang cukup lama.

6. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional itu sendiri.

CIRI PROFESI

(SANUSI ET AL, 1991)

7. Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi itu berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.

CIRI PROFESI

(SANUSI ET AL, 1991)

8. Tiap anggota profesi memiliki kebebasan dalam memberikan judgement terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.

9. Dalam praktiknya melayani masyarakat, anggota profesi bersifat otonom dan bebas dari campur tangan orang luar.

CIRI PROFESI

(SANUSI ET AL, 1991)

10. Jabatan ini memiliki prestise yang tinggi dalam masyarakat dan memperoleh imbalan yang tinggi pula.

CIRI PROFESI

(SANUSI ET AL, 1991)

Pertanyaan dan Diskusi