ILMU REPRODUKSIKEBUNTINGAN DAN

KELAHIRAN

DR. IR. MAS YEDI SUMARYADI

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN Purwokerto, 1 DESEMBER

2006

CATTLE BREEDING BEHAVIOUR

GOAT AND SHEEP BREEDING

POSPARTUM ESTRUSMASA BUNTINGMASA SAPIHSELANG BERANAK

KEBERHASILAN REPRODUKSI INDUK

KEMAMPUAN INDUK UNTUK MENGHASILKAN JUMLAH ATAU BOBOT ANAK PER SATU SIKLUS REPRODUKSI

SIKLUS REPRODUKSI DIAWALI KAWIN – BUNTING – LAHIR – SAPIH

PRODUKTIVITAS INDUK PRODUKTIVITAS INDUK (PI)(PI)

PIPI = LAJU REPRODUKSI INDUK = LAJU REPRODUKSI INDUK ( (LRILRI) X ) X RATAAN RATAAN

BOBOT SAPIHBOBOT SAPIH ( (KGKG)) LRILRI = = LSLS ( (11 – – MM) / ) / SBSB

= (= (EKOR ANAK SAPIHEKOR ANAK SAPIH / / INDUKINDUK / / TAHUNTAHUN)) LSLS = = LITTERSIZELITTERSIZE ( (EKOREKOR / / INDUKINDUK / / KELAHIRANKELAHIRAN))

11 = = MORTALITAS 100%MORTALITAS 100% ( (100 / 100100 / 100))

MM = = RATAAN MORTALITASRATAAN MORTALITAS ( (%%))

SBSB = = SELANG BERANAKSELANG BERANAK ( (TAHUNTAHUN))

TELADAN ANALISIS

DALAM SUATU WILAYAH HASIL PERKAWINAN DARI POPULASI 100 EKOR INDUK DIPEROLEH 120 EKOR ANAK HIDUP DAN 30 EKOR ANAK MATI DENGAN RATAAN BOBOT SAPIH 10 KG DAN RATAAN SELANG BERANAK 9 BULAN

LRI = 1.6 EKOR ANAK/INDUK/THN

PI = 16 KG

KONSEP KEBUNTINGAN

TRANSPOR GAMET

GERAK AKTIF OOSIT

GETARAN SILIA

KONTRAKSI PERISTALTIK

SEKRESI CAIRAN

HIPOTALAMUS

HIPOFISE

TARGET GLAND

TARGET SEL

FSH RH LHRH

FSH LH

ESTROGEN

PRO

CL

OVUM

BERAHIPGF

PP

NON PREGNANT

PREGNANT

NUTRIENINDUK

NUTRIENINDUK

H. CALORIGENIK

HORMON KONSEPTUSHORMON MAMMOGENIKESTROGENPROGESTERONHORMON KALORIGENIKGHT3-T4KORTISOL

BERAHI

LINGKUNGAN

MIKROUTERUS BOBOT LAHIRPRODUKSI SUSU

PERIODE KAWINSUBESTRUS

PERIOD BUNTINGMORTALITAS

EMBRIO

PERIODE SAPIHMORTALITAS

ANAK

PERBAIKAN KINERJA REPRODUKSI INDUK

PERBAIKAN KINERJA REPRODUKSI INDUK

SUMBERHORMON

SUMBEREMBRIO

SUMBERHORMON

SUMBEREMBRIO

OVARIUM SUPEROVULASIOVARIUM SUPEROVULASI

BERAHILINGKUNGAN

MIKROUTERUSBOBOT LAHIR

PRODUKSI SUSU

FOLIKEL

CL

ESTROGEN

PROGESTERON

ESTROGENESTROGEN

PROGESTERONESTROGEN

PROGESTERON

PERUBAHAN FISIOLOGIS INDUK BUNTINGPERUBAHAN FISIOLOGIS INDUK BUNTING

VASKULARISASI (VULVA, VAGINA DAN UTERUS)

KRIPTA LUMEN SERVIKS MENUTUP DAN BERLENDIR

PEMBENTUKAN SELAPUT MEMBRAN FETUS (AMNION, ALANTOIS, CHORION)

TUMBUH KEMBANG KEL SUSU

PERUBAHAN FISIOLOGIS INDUK BUNTINGPERUBAHAN FISIOLOGIS INDUK BUNTING

VASKULARISASI

VULVA VAGINA UTERUS

PERUBAHAN FISIOLOGIS INDUK BUNTINGPERUBAHAN FISIOLOGIS INDUK BUNTING

KRIPTA SERVIKS

MENUTUP BERLENDIR

PERUBAHAN FISIOLOGIS INDUK BUNTINGPERUBAHAN FISIOLOGIS INDUK BUNTING

PEMBENTUKAN SELAPUT MEMBRAN FETUS

AMNION AL

AN

TO

IS

CHORIONPLASENTA

KO

RU

NK

UL

A

KO

TIL

ED

ON

(C

HO

RIO

AL

AN

TO

IS)

• AMNION BERFUNGSI SEBAGAI PELINDUNG EMBRIO ATAU FETUS DARI GONCANGAN, MENCEGAH EMBRIO/FETUS MENJADI KERING, MENCEGAH PERLEKATAN EMBRIO/FETUS TERHADAP SELAPUT LAIN, DAN SARANA PENAMPUNG SISA HASIL METABOLISME SARANA PENGANGKUT ZAT MAKANAN DAN OKSIGEN KE FETUS.

• ALANTOIS BERFUNGSI SEBAGAI KANTUNG AIR KENCING EKSTRA EMBRIONAL,

• CHORION BERASAL DARI JARINGAN TROPOBLAST, KAYA DENGAN PEMBULUH DARAH SEBAGAI TEMPAT PERTUKARAN SUBSTRAT (NUTRISI DAN GAS), TERUTAMA PADA CHORIOALNTOIS.

PERUBAHAN FISIOLOGIS INDUK BUNTING

AWAL KEBUNTINGAN

FERTILISASI FERTILISASI UNIFIKASI UNIFIKASI

(PENYATUAN)(PENYATUAN)SEL GAMETSEL GAMET

FASE ZIGOT BLASTOSIT

Tahap

KEBUNTINGAN

FASE EMBRIONAL

15 – 45 HARI

FASE FETUS

ORGANOGENESIS

FASE EMBRIOFASE EMBRIO

FASE FETUSFASE FETUS

FASE FETUS KEBUNTINGAN FASE FETUS KEBUNTINGAN NORMALNORMAL

KEBUNTINGAN KEBUNTINGAN ABNORMALABNORMAL

DETEKSI KEBUNTINGANPALPASI REKTAL

DETEKSI KEBUNTINGANPALPASI USG

ANTIBODIANTIBODI

ANTIGENANTIGEN ANAK 1

ANAK 2

ANAK 3

KEMATIAN FETUS

DIAGNOSIS KEBUNTINGANDIAGNOSIS KEBUNTINGAN

PALPASI REKTAL PALPASI KELENJAR SUSU UJI PROGESTERON DENGAN RIA

ATAU ELISA ULTRASOUND SCANING DEVICE

ATAU ULTRASOUND GRAFI UJI IMUNOLOGIS UJI BIOLOGIS NR (NON RETURN)

FAKTOR HORMON INDUK

INISIASI

KELAHIRAN

FAKTOR HORMON FETUS

PERUSAKAN POROS HIPOFISE – ADRENAL

FETUS

FAKTOR FISIK MAKANIK

BERAT DAN UKURAN FETUS

KONTROL HORMON KELAHIRAN

PGFCL

OKSITOSIN RELAXIN

GEJALA KELAHIRANGEJALA KELAHIRAN

H – 30 LIGAMEN KENDUR PERUT MENGGNTUNG

H – 7 KELUAR AIR SUSU H – 1 MEMISAHKAN DIRI DAN

KELUAR LENDIR

INDUKSI KELAHIRANINDUKSI KELAHIRAN

EFISIENSI PERPENDEK

SELANG BERANAK

ANTISIPASI DISTOKIA

ATUR WAKTU LAHIR (BREEDING SEASON)

CORTICOSTEROID (DEXAMETHASON)

PROSTAGLANDIN

OKSITOSIN ESTROGEN

Puerperium adalah periode perubahan regenerasi endometrium, involusi uteri dan berahi setelah partus (60 hari postpartum).

PERSIAPAN PECAHNYA SELAPUT FETUS

Tahap

KELAHIRAN

PENGELUARAN FETUS

PENGELUARAN PLASENTA

PENGELUARAN LENDIR

PENGELUARAN ANAK

PENGELUARAN PLASENTA

KELAINAN FETUS

MASERASI FETUS MUMIFIKSI FETUS

PERTOLONGAN KELAHIRAN

PERTOLONGAN KELAHIRAN

SIGNAL INDUK – ANAK

Selamat berlajar …