EB News Edisi 16 Tahun 2013

56

description

Majalah Triwulan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, EB News edisi ke-16 terbit bulan November 2013

Transcript of EB News Edisi 16 Tahun 2013

Page 1: EB News Edisi 16 Tahun 2013
Page 2: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Dengan tanpa hentinya mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita telah melangkah hampir di penghujung tahun 2013. Segenap kegiatan dan prestasi yang membanggakan telah hadir dan bermanfaat

di tahun ini. FEB kini telah menginjak usia yang ke-58 tahun pada 19 September 2013 lalu, semoga FEB semakin sukses dan solid dalam menghadapi tantangan global di masa depan.

Dalam keceriaan rangkaian Dies Natalies yang ke-58, semua acara terlaksana dengan penuh suka cita. Dimulai dari rangkaian kegiatan di bulan Agustus hingga puncak acara pada 18 September 2013. Acara puncak tumpengan syukuran Dies Natalis ke-58 dimeriahkan dengan pertunjukan ketoprak yang diperankan oleh dosen dan karyawan. Acara yang dihadiri oleh seluruh civitas academica FEB beserta undangan ini berlangsung dengan sukses dan meriah.

Pada ulasan EB News edisi kali ini, Whats Up FEB berbagi pengalaman tentang kegiatan menarik di sekitar kita. Seperti membaurnya mahasiswa Indonesia dan non-Indonesia dalam acara Foreign Student Orietation yang bersamaan dengan kegiatan SIMFONI 2013. Kegiatan akbar di tahun ini yang memberikan manfaat bagi FEB yaitu Reuni Angkatan ‘85 yang berbuah perluasan jejaring FEB UGM dengan 24 BUMN. Selain aktivitas Dies Natalis, aktivitas rutin berjalan dengan lancar di seluruh program, ulasan dan sederet informasi dari PPAk, MAKSI, MEP, MM, MAKSI, M.Si dan Doktoral serta P2EB tertulis menarik rubrik ini.

Ulasan pengalaman dari mahasiswa, civitas academica, alumni maupun keluarga FEB disajikan dalam Student Corner, Who’s Who dan Alumni Corner yang tidak kalah menarik untuk dibaca. Masih dengan seputar pengalaman yang diulas dalam Exchange Student Comment disampaikan oleh mahasiswa dari luar negeri yang sedang mengambil program pertukaran atau gelar ganda di FEB.

Semoga di penghujung tahun ini, kita dapat menutupnya dengan kegembiraan, prestasi dan kesuksesan yang mendukung kita meraih mimpi masa depan. Kami berharap EB News akan tetap membawa inspirasi bagi pembaca setia. Selamat membaca!

November 2013

Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D

Dekan

Diterbitkan olehFakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Gadjah MadaJl. Sosio HumanioraBulaksumur, Yogyakarta 55281T: + 62 274 548 510 (hunting)F: + 62 274 563 212E: [email protected]: http://www.feb.ugm.ac.id

Penanggung JawabM. Edhie Purnawan, M.A., Ph.D(Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Alumni dan Kerjasama)

PengarahProf. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D(Dekan)

B.M. Purwanto, MBA., Ph.D(Wakil dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan)

Prof. Dr. Slamet Sugiri, M.B.A., Akt.(Wakil Dekan Bidang Keuangan Administrasi dan Sumber Daya Manusia)

Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D(Wakil Dekan Bidang Perencanaan dan Teknologi Informasi)

Tim LiputanAina Vidya TamaArthur Kemal PamungkasHestining KurniastutiNadia FitrianiPoppy LaksitaSiti Afi ah Hesti Triani

ArtistikAlkhapila Nahri ZRoyyan Wicaksono

Preface

I

Page 3: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Dimas Mukhlas Widi Antoro, S.E., S.Kom., M.SiStudi dan Riset Cita Rasa Eropa Tengah

Djauhari dan Rusia

Contents

21

20

20Special Report

1 31

35

41

45

46

4849

4738

40

323334

What’s Up FEB Who’s Who

Alumni Corner

News From Abroad

Lecturer’s Article

Student Corner

Advertorial

FEB in Pictures

Unit News

Exchange Students’Comments

Around Bulaksumur

Facilities

Partnership

Scholarship & Recruitment

Aura Romantisme FEB

Orientasi Mahasiswa Asing

FEB UGM Jalin Kerjasama Strategis dengan 25 BUMN

10

Cultural Immersion Day:Arena Pembauran Mahasiswa Asing

Walujo Sudito : Pengabdian Tinggi dalam Melayani

SuwardjonoSeni atau Ilmu:Menengok Kembali Properitas Akuntansi Sebagai Disiplin

Dari Surabaya dengan Segudang Prestasi

Menunjang dan menjulang

Magister Sains dan Doktor

Magister Manajemen

Magister Akuntansi

Magister Ekonomi Pembangunan

PPAk

10

10

10

20

12

14

16

19

IIEB News November 2013

Page 4: EB News Edisi 16 Tahun 2013

What’s Up FEB

Penyelenggaraan MMK yang ketiga ini memang agak berbeda dari dua tahun sebelumnya. Tema Romancoustic atau Romantic Acoustic dipilih untuk membawa penyegaran. Selain itu, tema

ini juga dipercaya sangat dekat dengan anak muda. Namun, bukan berarti unsur musik kreatif yang menjadi ciri khas utama MMK dihilangkan.

MMK selalu mencoba untuk menjadi wadah apresiasi bagi musik kreatif nusantara dengan melakukan eksplorasi terhadap bunyi-bunyian khas, baik bunyi-bunyian asli, maupun bunyi-bunyian yang dihasilkan dari berbagai alat musik yang memiliki unsur kreatif. Selain itu, MMK juga menjadi ajang bagi pengenalan musik-musik yang tidak popular. Meski demikian, tiap tahunnya, acara ini berhasil menjadi magnet tersendiri. Jumlah penonton pada tahun ini mencapai lebih dari 1300 orang. Bahkan, slot penonton masih harus ditambah pada hari penyelenggaraan acara akibat besarnya animo masyarakat.

Acara MMK dimeriahkan oleh berbagai musisi, mulai dari band gabungan mahasiswa Sosio-Humaniora (Soshum), band pilihan Economics Season Band (ESB), Aurette and The Polska Seeking Carnival, Jono Terbakar, Topeng Jazz, Ade Rudiana, Saad Borneo, Anggito Abimanyu, sampai Ten2Five. Para pengisi berhasil menyuguhkan tontonan yang menarik. Perpaduan musik kreatif dari kendang dan seruling ditambah musik akustik ternyata mampu menahan keinginan penonton untuk pulang. Terbukti, penonton tetap bertahan hingga penghujung acara meskipun hujan turun.

Tidak hanya penonton yang terkesima, tapi juga pengisi acara. Ten2Five sangat menghargai antusiasme penonton karena ini pertama kalinya tidak ada penonton yang pulang karena hujan. Ade Rudiana pun juga menyatakan hal yang serupa. Kerap tampil di MMK, Ade menganggap tahun ini antusiasme penonton begitu tinggi. Setelah telinga dan mata kita dimanjakan dengan alunan musik kreatif yang dibawakan dengan suasana romantis, MMK tahun depan akan pasti akan hadir dengan nuansa yang tidak kalah menarik. [Nadfi t]

Hingar-bingar musik akustik mengalun syahdu malam itu. Sorotan lampu warna-warni

memancar dari balik gedung Pertamina Tower. Mata pun dimanjakan dengan dekorasi yang minim lampu, hanya temaram, namun justru menghadirkan kesan romantis. Tak heran karena malam itu Malam Musik Kreatif (MMK) (14/09) telah berhasil menyihir Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM dengan tema yang diusungnya, Romancoustic.

Aura Romantisme FEB

1

Page 5: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Memasuki tahun ajaran baru, FEB UGM kembali didatangi calon-calon penerus bangsa

masa depan, Gadjah Mada Muda (Gamada) angkatan 2013. Sebelum menjalani hari-hari sebagai mahasiswa di kampus oranye ini, Gamada diwajibkan berkenalan terlebih dahulu dengan lingkungan kampus. Sosialisasi dan Inisiasi Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (Simfoni) 2013 (4/9-5/9) menjadi wadah bagi Gamada untuk melakukan proses tersebut.

Sebagai media orientasi mahasiswa baru, Simfoni tidak menjadi tempat penggemblengan atau ajang balas dendam, akan tetapi proses pembelajaran. Hal itu ditekankan tidak hanya kepada Gamada, akan tetapi juga panitia. Pada tahun ini, Simfoni mengusung tema “Membangun Pribadi yang

Berdaya Saing Global Sebagai Wujud Kepedulian Bangsa” dengan empat nilai yang dibawa, yakni Ketuhanan, Kepemimpinan, Kepedulian, dan Kompetitif. Rangkaian acara Simfoni yang dilangsungkan selama dua hari tersebut merangkum keseluruhan tema dan nilai yang diangkat.

Pembelajaran yang didapatkan Gamada diperoleh dari berbagai

kegiatan, seperti talkshow, games, simulasi bisnis, cultural event, pemberian tugas, fi lm, lagu, dan lain

sebagainya. Beberapa tokoh nasional pun turut berpartisipasi, di antaranya Anies Baswedan yang berbicara mengenai tema dan keseluruhan nilai Simfoni 2013 . Mantan walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, juga hadir memberikan pemaparan mengenai nilai kompetitif. Antusiasme pun terlihat pada diri Gamada. Hal ini terlihat dari munculnya diskusi pasca

pemaparan dari pembicara.

Meski hanya berlangsung dua hari, Simfoni diharapkan dapat menjadi batu pijakan bagi Gamada untuk lebih mengenal FEB UGM. Sehingga, nantinya mereka dapat merasa lebih nyaman untuk menghabiskan kurang lebih waktu empat tahun di kampus ini. Tidak hanya itu, proses pembelajaran yang ada di Simfoni, meski

singkat, juga diharapkan akan selalu dikenang dan dijalankan. Sekali lagi, selamat datang Gadjah Mada Muda!

Inilah Kampus FEB UGM

2EB News November 2013

Page 6: EB News Edisi 16 Tahun 2013

What’s Up FEB

Kehadiran Duta Besar RI Federasi Russia, Djauhari Oratmangun dalam acara Alumni Lecture

Series (10/10) yang diselenggarakan oleh Student Service Center Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada disambut antusias oleh dosen dan mahasiswa. Tampak Ruang Audio Visual FEB UGM dipenuhi oleh dosen dan mahasiswa, bahkan banyak

mahasiswa dengan sukarela lesehan karena kelebihan daya tampung ruangan.

Djauhari memaparkan topik sangat menarik yaitu “Prospek Kemitraan Strategis dan Kerjasama Bilateral Indonesia-Russia”. Sebuah topik yang mungkin pada jaman Orde Baru (Orba) memiliki konotasi stigma negatif karena selalu dikaitkan dengan

bahaya laten komunis. Stigma negatif ini yang telah membutakan kita akan kesempatan kerjasama dengan salah satu negara kekuatan baru BRIC (Brasil, Russia, India dan China). Djauhari manambahkan hubungan Indonesia-Russia mengalami pasang-surut seiring dengan perkembangan politik di Indonesia. Zaman Orde Lama (Orla), Presiden Soekarno menjalin hubungan yang manis dengan Russia, namun tidak begitu halnya pada zaman Orde Baru Presiden Soeharto. Stigma negatif tentang aliran komunis yang dibangun jaman Orde Baru telah menyebabkan jumlah mahasiwa Indonesia yang melanjutkan studi ke Russia menjadi sangat rendah dibanding negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

Mendengar kata “Russia” mengingatkan pada satu konsep terkenal dalam ekonomi pembangunan yaitu “kutukan sumber daya alam” (natural resource curse, NCR), karena dalam literatur pembangunan ekonomi, negara Russia sering dijadikan contoh NCR. Kutukan sumber daya alam ini juga terkenal dengan sebutan paradoks keberlimpahan (paradox of plenty) yang merujuk pada kondisi paradoks negara atau perekonomian kaya sumber daya alam - terutama sumber daya alam tak-terbaharukan seperti tambang minyak dan mineral – cenderung untuk memiliki kinerja perekonomian yang buruk dibanding negara atau perekonomian yang miskin sumberdaya alam.

Alasan hipotetikal NRC bisa bermacam-macam seperti: ketimpangan daya saing sektoral,

Pelajaran dipetik dari Russia: “Natural Resource Curse”

3

Page 7: EB News Edisi 16 Tahun 2013

fl uktuasi penerimaan pemerintah karena volatility pasar internasional, atau tatakelola pemerintah yang buruk . Russia bangkit dari NCR karena mampu mereformasi pengelolaan sumber daya alam terutama minyak sebagai modal untuk mengembangkan industrinya. Alhasil, industri berat yang menjadi fokus industrialisasi maju pesat. Contohnya, sekitar dua pertiga produk listrik diproduksi di Russia.

Reformasi pengelolaan sumber daya alam ini yang semestinya dijadikan pelajaran menarik bagi Indonesia ke depan, jika belum terlambat. Sejarah membuktikan, Indonesia sering disebut perekonomian yang kehilangan kesempatan ‘mis-opportuny economy’ (Booth, 1998). Hal ini mengacu pada fakta bahwa meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan berbagai tradisi budaya yang menakjubkan, tetapi kinerja ekonominya buruk karena ‘kehilangan kesempatan’ untuk memiliki kinerja ekonomi yang tinggi dibiayai oleh boom minyak 1973-1981. Buruknya tata kelola (bidang kelembagaan atau politik) dalam mengelola kesempatan boom minyak telah menciptakan masalah lain seperti proteksionisme dalam perdagangan internasional, industri bayi, kronisme, konglomerasi, korupsi dan nepotisme. Selama ‘boom minyak’, pemerintah Indonesia mengikuti strategi yaitu negara diarahkan industrialisasi atau substitusi impor ke dalam berciri-ciri teknologi tinggi tetapi tidak efi sien pertumbuhan (Hill, 1997; Karseno, 1997).

Sesuatu yang tidak tidak berlebihan, jika Djauhari sangat berharap semakin meningkatnya kerjasama Indonesia-Russia, terlebih di bidang pendidikan. Semakin banyaknya Indonesia, terutama FEB UGM, mengirim mahasiswa dan lulusannya untuk melanjutkan studinya di Russia merupakan bukti nyata di masa depan. [Tri Widodo]

Awal perkuliahan semester ganjil kali ini, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

(FEB UGM) kembali didatangi puluhan mahasiswa asing dari berbagai penjuru dunia. Mereka datang untuk melakukan program pertukaran pelajar di kampus oranye ini. Mereka berasal dari berbagai benua, mulai dari Asia, Eropa, juga Amerika seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Belanda, Jerman, Perancis, Swedia, Norwegia, dan Kanada.

Sebelum resmi duduk di bangku kelas, para mahasiswa asing ini diajak untuk berkenalan lebih dalam, baik dengan kampus FEB UGM, maupun dengan Yogyakarta dan Indonesia. FEB UGM menggelar acara Student Orientation yang merupakan sarana bagi mahasiswa asing untuk dapat merasa lebih dekat dengan lingkungannya yang baru. Melalui acara ini diharapkan mereka akan betah selama tinggal di Indonesia khususnya Yogyakarta. Hal ini menjadi perhatian karena mereka akan tinggal di Yogyakarta dalam jangka waktu yang lama. Selain sebagai sarana perkenalan, acara ini juga merupakan bentuk sambutan dari kampus terhadap kedatangan mereka.

Perkenalan dilakukan oleh setiap elemen civitas academica yang ada di FEB UGM mulai dari Offi ce of International Aff air (OIA), lembaga yang kerap berhubungan dengan mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, sampai lembaga kemahasiswaan yang bernaung di FEB. Tidak hanya seputar FEB saja, penjelasan tentang kultur dan budaya, baik di Yogyakarta dan Indonesia juga diberikan. Namun, pada dasarnya, penyambutan yang diberikan hanyalah salah satu langkah awal yang disediakan agar mahasiswa asing betah tinggal dan belajar di Indonesia. Untuk menemukan rasa nyaman tersebut, mereka dapat mencari sendiri dengan melakukan eksplorasi selama menjalani hari-hari sebagai mahasiswa Indonesia. [Nadfi t]

Orientasi Mahasiswa AsingOrientasi Mahasiswa Asing

Awal perkuliahan semester ganjil kali ini, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah

Mada (FEB UGM) kembali didatangi puluhan mahasiswa asing dari berbagai penjuru dunia. Mereka datang untuk melakukan program pertukaran pelajar di kampus oranye ini. Mereka berasal dari berbagai benua, mulai dari Asia, Eropa, juga Amerika seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Belanda, Jerman, Perancis, Swedia, Norwegia, dan Kanada.

Sebelum resmi duduk di bangku kelas, para mahasiswa asing ini diajak untuk berkenalan lebih dalam, baik dengan kampus FEB UGM, maupun dengan Yogyakarta dan Indonesia. FEB UGM menggelar acara Student Orientation yang merupakan sarana bagi mahasiswa asing untuk dapat merasa lebih dekat dengan lingkungannya yang baru. Melalui acara ini diharapkan mereka akan betah selama tinggal di Indonesia khususnya Yogyakarta. Hal ini menjadi perhatian karena mereka akan tinggal di Yogyakarta dalam jangka waktu yang lama. Selain sebagai sarana perkenalan, acara ini juga merupakan bentuk sambutan dari kampus terhadap kedatangan mereka.

Perkenalan dilakukan oleh setiap elemen civitas academica yang ada di FEB UGM mulai dari Offi ce of International Aff air (OIA), lembaga yang kerap berhubungan dengan mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, sampai lembaga kemahasiswaan yang bernaung di FEB. Tidak hanya seputar FEB saja, penjelasan tentang kultur dan budaya, baik di Yogyakarta dan Indonesia juga diberikan. Namun, pada dasarnya, penyambutan yang diberikan hanyalah salah satu langkah awal yang disediakan agar mahasiswa asing betah tinggal dan belajar di Indonesia. Untuk menemukan rasa nyaman tersebut, mereka dapat mencari sendiri dengan melakukan eksplorasi selama menjalani hari-hari sebagai mahasiswa Indonesia. [Nadfi t]

4EB News November 2013

Page 8: EB News Edisi 16 Tahun 2013

What’s Up FEB

Rangkuman Kegiatan FEB UGM 2013

Program Akreditasi AACSBKonsen akreditasi AACSB memang tak henti-hentinya dikampanyekan oleh Jurusan Manajemen. Sejak bulan Maret 2013 Jurusan Manajemen telah melaksanakan kegiatan pengukuran Assurance of Learning di Prodi S1 Reguler, MM, M.Si. Dan Doktor.

Workshop Akademik 1Pada tanggal 25 April 2013, Jurusan Manajemen telah menyelenggarakan Workshop Akademik I Tahun 2013 yang membahas:

1. Perbedaan Jenjang Metodologi Riset Untuk S1, S2 dan S3 (Dr. BM. Purwanto)

2. Perkembangan terkini Riset Bidang Minat:• Keuangan (Prof. Dr. E.

Tandelilin, MBA)• Operasi (Dr. Wakhid Slamet

Ciptono, MBA, MPM)• Pemasaran (Prof. Dr. Basu

Swastha Dharmmesta, MBA)• SDM (Dr. Gugup Kismono,

MBA)• Manajemen Stratejik (Dr.

Amin Wibowo, MBA)

Untuk semakin meningkatkan kualitas dan kompetensi sebagai Jurusan Bisnis dan Manajemen terbaik di Indonesia, Jurusan Manajemen FEB UGM pada tahun 2013 telah melaksanakan berbagai rangkaian kegiatan baik

yang bersifat akademis maupun sosial. Berikut rangkuman kegiatan dari Jurusan Manajemen FEB UGM pada tahun 2013 ini:

Seleksi Dosen dan Asisten AkademikJurusan Manajemen FEB UGM menambah formasi sumber daya manusia dengan hadirnya dosen baru yaitu Handini Audita, SE, M.Sc. dan asisten akademik baru yaitu Luluk Lusiantoro, SE.

Visiting Professor: Professor Dr. Iris C. FischlmayrProf.Dr. Iris C. Fischlmayr, pakar International Management dari Johanes Kepler Linz University Austria pada tanggal 12-15 November 2013 menjadi dosen tamu mengajar Kelas Business Communication secara tandem bersama Dr. Rangga Almahendra. Prof. Iris juga menjadi pembicara dengan topik “Virtual Teaching” pada Program Management Forum kepada para dosen.

Workshop Akademik 2Pada tanggal 26 Juli 2013 diadakan Workshop Akademik Jurusan di Hotel Grand Aston Yogyakarta yang membahas beberapa hal sebagai berikut :

1. Pendidikan soft skill mahasiswa (Dr. Hani Handoko, MBA)

2. Manajemen Kurikulum (Dr. BM. Purwanto, MBA)

3. Kompatibilitas kurikulum antara FEB-UGM dan universitas mitra di luar negeri (Dr. Rangga Almahendra, MM).

5

Page 9: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Kegiatan Riset JurusanUntuk meningkatan partisipasi semua dosen dalam kegiatan riset dan publikasi serta pemeliharaan status dosen AQ untuk kepentingan akreditasi AACSB, Jurusan Manajemen memberikan dana kegiatan riset dan penulisan kasus bagi para dosen. Kegiatan riset ini juga dimaksudkan untuk mendukung gelar professorship untuk dosen bergelar doktor.

Visiting Professor: Adrian Borgreve (University of Saxion,Belanda)Pada 30 April dan 1 Mei 2013 Jurusan Manajemen Prodi Sarjana mendapatkan kunjungan Dosen Tamu Prof. Adrian Borgreve dari University of Saxion Belanda yang berkesempatan memberikan kuliah di Kelas Cross Culture Management (Dr. Rangga Almahendra, MM.) dan Kelas International Human Resource Management (Dr. Budi Santosa, M.Bus.)

Career Development Program 1Bekerjasama dengan Ikamma, Jurusan Manajemen menggelar Acara CDP untuk membekali mahasiswa mengenai orientasi karir yang terbaik bagi mereka. Putaran pertama dengan Topik “Kunci Sukses Berkarir dan Berwirausaha” digelar pada tanggal 29 September 2013 menghadirkan Jodjana Jody (KAFE 87) , CEO Astra Credit Company mewakili sosok profesional sukses dan Wahyu Todon Anggono (KAFE 87), Direktur Inteeshirt Yogyakarta yang merepresentasikan sosok pengusaha maju.

Career Development Program 2Untuk putaran kedua acara CDP Jurusan Manajemen mengangkat topik “Career in Banking and Finance”. Acara diselenggarakan pada tanggal 24 Oktober 2013 dan menghadirkan Ie Tjie Sing (KAFE 87), CEO PT. Reksa Finance.

Program Pendampingan Mahasiswa IPK 2,5Sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran di FEB-UGM, Jurusan Manajemen mulai Semester Gasal 2013-2014 menjalankan Program Pendampingan Mahasiswa IPK 2,5 ke bawah. Tujuan diselenggarakannya program ini adalah untuk mengurangi resiko kegagalan studi mahasiswa dengan memberikan pendampingan sejak dini. Dari diskusi yang dilakukan dengan para mahasiswa pada pertemuan tersebut dan juga dari hasil wawancara dengan para mahasiswa yang mengajukan permohonan ijin perpanjangan studi, didapatkan beberapa hal yang menjadi pemicu turunnya IPK mahasiswa seperti tidak memiliki motivasi belajar dan orientasi karir yang jelas; sibuk berorganisasi dan belajar berbisnis; dan permasalahan pribadi seperti kesulitan fi nansial dan permasalahan keluarga. Dari temuan tersebut diharapkan tidak hanya pihak jurusan dan fakultas saja yang peduli untuk memperbaiki prestasi belajar para mahasiswa. Keluarga dan teman-teman sekitarnya justru merupakan pihak yang paling penting untuk memotivasi mahasiswa agar semakin baik dalam menjalani bangku perkuliahannya.

Program CSR Di Kulon ProgoSelain fokus pada akademik, Jurusan Manajemen FEB UGM tak lupa melakukan beberapa kegiatan sebagai wujud pengabdian masyarakat dan kepedulian sosial. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo dengan beberapa agenda sebagai berikut :

a. Kegiatan Penyuluhan Bidang Pemasaran Untuk Para Pembatik Kabupaten Kulon Progo (8 Januari 2013)

b. Kegiatan Pembekalan Manajemen Usaha Kecil Pemuda Pendamping Kelompok Asuh Keluarga Binangun Kabupaten Kulon Progo (29-30 Januari 2013)

Program International Week di University of Saxion BelandaJurusan Manajemen mengirimkan Dr. Bayu Sutikno, MSM di Kampus Enschede dan Dr. Sahid S. Nugroho, M.Sc. di Kampus Deventer untuk mengajar 8 jam kuliah kepada mahasiswa program undergraduate dalam acara International Week yang diselenggarakan oleh School of Marketing and International Management, University of Saxion Belanda.

6EB News November 2013

Page 10: EB News Edisi 16 Tahun 2013

FEB UGM Jalin Kerjasama Strategis dengan 25 BUMN

Pantun yang disampaikan oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc,

disambut tepuk tangan meriah dari segenap tamu undangan yang hadir di Ruang Sidang Kertanegara FEB UGM. Pada penghujung perayaan Dies Natalis ke-58, FEB UGM kehadiran tamu-tamu istimewa yang merupakan direktur dan jajaran direksi dari 25 BUMN di Indonesia serta Deputi Kementerian BUMN Republik

“Jalan-jalan ke blok M Jakarta, untuk membeli obat kuat

BUMN UGM bekerja sama, Indonesia sejahtera dan berdaulat”

Indonesia. Tamu tersebut hadir untuk menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) antara FEB UGM dengan BUMN di Indonesia (21/9). Seperti diketahui, FEB UGM semakin aktif dalam memperluas jaringan baik kepada sesama institusi akademi maupun industri. “UGM merupakan knowledge production terbaik di Indonesia, sehingga terbentuknya sinergi perguruan tinggi dan industri merupakan hal yang sangat

penting,” ungkap Rektor UGM dalam sambutannya.

Penandatanganan MoA ini diinisiasi oleh Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (KAFE UGM) angkatan 85, khususnya Drs. M. Zamkhani, MBA, Akt. (Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Industri Primer) dan Dra. Dwiyanti Tjahyaningsih, MBA, Akt. (Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Industri Strategis dan

What’s Up FEB

7

Page 11: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Manufaktur) yang pada hari yang sama juga menyelenggarakan temu alumni angkatan ‘85. Melalui kerjasama ini ke depannya FEB UGM akan semakin mudah untuk mengirimkan mahasiswa magang (internship) ke perusahaan BUMN tersebut. Perusahaan BUMN juga mampu membantu proses pembelajaran di kampus seperti memberikan studi kasus nyata yang dialami di dunia bisnis untuk dipelajari para mahasiswa dan menjadi dosen

tamu pada sesi kuliah. Diharapkan kerjasama ini akan terus berjalan baik dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak baik FEB UGM maupun instansi BUMN sendiri.

Adapun 25 BUMN yang turut serta dalam Penandatangan MoA tersebut adalah:

1. PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

2. PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

3. PT Perkebunan Nusantara V (Persero)

4. PT Perkebunan Nusantara VI (Persero)

5. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

6. PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero)

7. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

8. PT Perkebunan Nusantara X (Persero)

9. PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)

10. PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)

11. Perum Perhutani12. Perum Bulog13. PT Pupuk Kujang Cikampek14. PT Petrokimia Gresik15. PT Pupuk Sriwijaya Palembang16. PT Pupuk Kalimantan Timur17. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk18. PT Bukit Asam (Persero) Tbk19. PT Timah (Persero) Tbk

20. PT Danareksa (Persero)21. PT ASDP (Persero)22. PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk23. PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk24. PT Telkom (Persero) Tbk25. PT Pertamina (Persero)

8EB News November 2013

Page 12: EB News Edisi 16 Tahun 2013

What’s Up FEB

Ketua Pengelola Program MSi-Doktor, Dr. Bambang Riyanto LS., MBA dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada para pengelola periode sebelumnya, para dosen, serta karyawan atas perjuangannya dalam memajukan Program Magister Sains dan Doktor. Beliau juga mendorong mahasiswa agar senantiasa meningkatkan prestasi untuk menghadapi tantangan perkembangan ilmu. Dalam kesempatan ini pula, Dr. BM. Purwanto, MBA selaku Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB UGM memberikan sambutan dan mendorong mahasiswa untuk meningkatkan aktifi tas riset dan publikasi.

Selama 33 tahun pengabdiannya, Program MSi-Doktor telah meluluskan 2663 mahasiswa S2 dan 156 mahasiswa dari program doktoral. Selain itu, kerjasama penyelenggaraan pendidikan Double Degree dengan berbagai institusi seperti PPSDM,

Badan Kebijakan Fiskal, Bank Indonesia, PPATK, serta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang mengirimkan

Dies Natalis ke-33 Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM

stafnya untuk mengikuti kelas Double Degree dengan universitas partner, seperti Georgia State University (GSU), United States; Tulane University, United States; International University of Japan (IUJ), Japan; The Australian National University (ANU), Australia; Curtin University of Technology (CURTIN), Australia.

Dalam acara dies natalis ini juga diumumkan dua karyawan berprestasi dan penyerahan aneka bingkisan dari Bank Mandiri Cabang Gedung Magister kepada delapan karyawan yang presensi kehadirannya tidak pernah terlambat selama setahun terakhir. Setelah pemotongan tumpeng dilakukan oleh Dr. BM. Purwanto,

MBA., acara dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM menyelenggarakan Tumpengan sebagai peringatan Dies Natalis yang

ke-33 pada Senin, (30/9) di lobby lantai 3 gedung Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM. Acara ini dihadiri oleh Pengelola, Wakil Dekan, Ketua/Sekretaris Jurusan, Pengelola unit-unit, Pengelola MSi periode-periode sebelumnya,karyawan dan mahasiswa Program Magister Sains-Doktor FEB UGM.

9

Page 13: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Magister Sains dan Doktor

Sebagaimana periode-periode sebelumnya, Ruang Auditorium BRI Program MSi dan Doktor

FEB UGM ramai dengan suka cita wisudawan-pendamping, pengelola program MSi dan Doktor serta Wakil Dekan FEB UGM. Siang itu dilaksanakan Pelepasan Wisuda Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM (25/7). Pada periode ini 16 wisudawan resmi menyandang gelar Master of Science dan 1 wisudawan dengan gelar resmi Doktor.

Dalam pelepasan wisuda ini diumumkan pula dua wisudawan yang meraih Best Graduates, yaitu

Andhy Setiawan dari program studi Manajemen dengan dosen pembimbing Dr. BM. Purwanto, MBA yang meraih IPK 4.00 dengan masa studi 2 tahun 1 bulan, dan Ascaryan Rafi nda dari program studi Akuntansi dengan dosen pembimbing Dr. Mahfud Sholihin, M.Acc dengan IPK 3.82 dengan masa studi 1 tahun 9 bulan.

Dalam sambutan pelepasannya, Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Program MSi dan Doktor FEB UGM, Dr. Mamduh M. Hanafi , MBA., menyatakan bahwa pada wisuda periode Juli 2013 ini

Pelepasan Wisuda Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM

Program Magister Sains meluluskan lima mahasiswa dari Program Studi Akuntansi, tujuh mahasiswa dari Program Studi Manajemen, empat mahasiswa dari Program Studi Ilmu Ekonomi, dan satu mahasiswa dari Program Doktor Manajemen.

Syukuran dan pelepasan wisuda ini juga dihadiri oleh Dr. BM. Purwanto, M.B.A. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB UGM yang memberikan sambutan dan menyerahkan transkrip akademik bagi wisudawan yang berpredikat cumlaude. Selamat! [Hesti]

10EB News November 2013

Page 14: EB News Edisi 16 Tahun 2013

What’s Up FEB

Melihat adanya kebutuhan akan tenaga akuntan public yang mendukung reformasi

di bidang manajemen keuangan dan audit sektor publik, dibuka peluang beasiswa bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh State Accountability Revitalization (STAR) BPKP dan program Magister Akuntansi (MAKSI) UGM. Program ini ditujukkan khusus untuk PNS yang bekerja sebagai PKN-APIP pada instasinya. Program pascasarjana yang berkonsentrasi pada akuntansi sektor publik ini akan berjalan selama empat tahun hingga 2017.

Tentunya,, beasiswa ini tidak bisa didapatkan begitu saja. Sekitar 60 calon peserta harus menempuh berbagai tes seleksi yang diselenggarakan oleh MAKSI dan BPKP selaku instansi yang menawarkan beasiswa. Tes tersebut terdiri atas tes akademik berupa PAPS dan ACEPT, serta tes wawancara yang dilakukan secara panel dengan BPKP. Dari proses tersebut terpilihnya 36 penerima

Beasiswa STAR untuk Akuntan Publik

beasiswa STAR.

Sebelum kegiatan perkuliahan dimulai, para penerima beasiswa harus mengikuti orientasi terlebih dahulu. Selain dihadiri oleh pengelola program yang terdiri dari Prof. Gudono MBA., M.Sc., CMA Ak dan Dr. Agus Setiawan, M.Soc.Sc, orientasi ini juga dihadiri oleh beberapa kepala bagian yang ada di Program MAKSI. Tujuan diadakannya orientasi selain sebagai

penyambutan, juga sebagai sarana sosialisasi peraturan akademik. Hal tersebut dilakukan agar peserta lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan di program MAKSI dan FEB UGM. Sementara itu, kegiatan perkuliahannya telah berjalan sejak 23 September lalu. Dengan demikian, proses pencetakan para akuntan publik yang lebih baik di instansi pemerintah telah dimulai. [Nadfi t]

Roadshow Joint Program PPAk dan MAKSI UGMSosialisasi “Joint Program” oleh

Program Profesi Akuntansi (PPAk) dan Magister Akuntansi (MAKSI)

FEB UGM (23/9-24/9) telah dilakukan di dua kota, yaitu Makassar dan Manad. Tim roadshow dibagi menjadi dua dengan tujuan masing-masing kota. Tim pertama, yang melakukan sosialisasi di Makassar, diwakili oleh Dr. Agus Setiawan, M.Soc.Sc, CMA., Ak. selaku wakil pengelola MAKSI bersama

dua orang staf. Sementara, tim lainnya, diwakili oleh Dr. Rusdi Akbar, M.Sc. selaku wakil pengelola MAKSI dan Drs. L. Suparwoto, M.Sc., CMA selaku sekretaris PPAk dan staf melakukan roadshow di Manado. Tujuan roadshow ini adalah untuk memperkenalkan Program Double Degree “Joint Program” antara PPAk dan Maksi. Selain itu, kerjasama antara UGM dan universitas yang dikunjungi juga

diharapkan dapat berjalan dengan lebih baik.

Untuk roadshow kota Makassar dilaksanakan kunjungan ke Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia yang disambut oleh wakil rektor dan jajaran dekanat serta Ketua Jurusan Akuntansi. Sosialisasi ini dilakukan di hadapan 100 mahasiswa. Beranjak dari sana, tim melanjutkan perjalanan

11

Page 15: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Magister Akuntansi

ke Fakultas Ekonomi Universitas 45 Makassar. Di hari yang sama, roadshow di Manado dilakukan kunjungan ke Universitas Klabat. Setelah itu, kunjungannya dilanjutkan ke Universitas Negeri Manado.

Pada hari kedua, sosialisasi dilanjutkan ke Universitas Muhammadiyah Makassar. Sosialisasi ini bersifat lebih tertutup bila dibandingkan dengan sebelumnya karena hanya dihadiri oleh pihak UGM dengan dekan,

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan kerja sudah menjadi

kebutuhan tersendiri, tak hanya bagi karyawan tapi juga bagi institusi atau perusahaan yang bersangkutan. Pelatihan bertajuk International Workshop Implementing Logic Model in Budgeting Systems : The Indonesian Do View Outcomes-Focused, Visual Strategic Planning in Government (19-23/10/2013) memberikan wadah bagi pegawai Kementerian Keuangan untuk mengembangkan diri. Workshop yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia BPK Kementrian Keuangan dan Program Magister Akuntansi (MAKSI) FEB UGM ini diselenggarakan guna memberikan pemahaman komprehensif bagi para pegawai. Terutama dalam hal penerapan logic model pada sistem penganggaran.

Workshop yang diadakan selama lima hari diawali dengan seremonial dan sambutan dari Wakil Dekan FEB UGM, Eko Suwardi, Dr., M.Sc., CMA. Sebelum memasuki acara inti, terdapat pembukaan dari beberapa pembicar, yakni Prof. Dr. Gudono, CMA (Direktur MAKSI), Dr. Rusdi Akbar, M.Sc., CMA

(Wakil Direktur MAKSI), dan Dr. Paul Duignan, seorang International Outcomes Specialist dari Wellington & Wairarapa, New Zealand.

Pada tiga hari pertama, pelatihan ini dipimpin oleh Paul Duignan. Sedangkan, Kamis hingga Jumat, diisi oleh Rusdi Akbar. Setelah dilakukan penyerahan sertifi kat kepada tiap peserta, acara diakhiri denganpenutupan yang dikemas dengan menarik. Penutupan dilangsungkan di Hotel Cakra Kembang, Yogyakarta yang diisi dengan makan bersama diiringi lantunan musik dari Intermezzo Band. Rusdi Akbar, selaku ketua panitia mengucapkan rasa terima kasih

kepada pihak panitia dan perwakilan BPPK Azah Widati, S.Psi.MS, Kepala Bidang Pengelolaan Beasiswa Pusdiklat PSDM BPPK, yang telah membantu pelaksanaan pelaithan

Pelatihan ini diharapkan mampu mencetak tenaga ahli dalam bidang tersebut terutama bagi pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan. Hal tersebut dilakukan untuk menunjang tugas pokok institusi sesuai dengan kebutuhan kedinasan yang telah direncanakan dan juga dapat dipertanggungjawabkan. Pelatihan yang diberikan akan memberikan panduan teknis bagi penerapan aplikasi logic model dalam sistem penganggaran Indonesia. [Nadfi t]

ketua jurusan, dan beberapa dosen. Kunjungan terakhir dilakukan ke Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar “Bongaya”. Sedangkan, roadshow di Manado hanya dilaksanakan sosialisasi di Universitas De La Salle Manado. Melalui roadshow dan sosialisasi ini diharapkan Program Double Degree “Joint Program” dapat menarik banyak peminat untuk bergabung dalam perkuliahan di kampus FEB UGM. [Nadfi t]

Pelatihan Singkat Penerapan Logic Model pada Budgetting System

12EB News November 2013

Page 16: EB News Edisi 16 Tahun 2013

What’s Up FEB

Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Gadjah Mada (MM FEB UGM) menyelenggarakan salah satu dari Program Internasional, yaitu International Academic Exposure (IAE) (9/9-13/9). Kali ini, rombongan IAE yang terdiri dari 12 mahasiswa MM FEB UGM Kampus Yogyakarta dan Jakarta menyambangi negara tetangga, Malaysia.

Rombongan dipimpin oleh seorang dosen MM FEB UGM, Mahfud Sholihin, Ph.D., dan didampingi oleh Nur Fuadi, Head of Offi ce of IT & Library MM FEB UGM. Dalam pelaksanaan IAE kali ini, mahasiswa mengikuti kuliah singkat di

kampus INCEIF (International Centre for Education in Islamic Finance), serta melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan, dan tempat-tempat bersejarah.

Hari pertama di Malaysia (9/9) diisi kegiatan perkuliahan tentang Islamic Finance yang disampaikan oleh Prof. Datuk Dr Syed Othman Alhabshi selaku Chief Academic Offi cer. Datuk Syed Othman memaparkan tentang perkembangan Islamic Finance di Malaysia serta kemajuan yang telah dicapai oleh INCEIF. Di akhir acara para mahasiswa diajak untuk berkeliling kampus untuk melihat aneka fasilitas yang tersedia.

Berikutnya, rombongan mengunjungi kantor Bursa Malaysia, lembaga yang mengurusi perdagangan saham di Malaysia. Dulu dikenal sebagai Bursa Saham Kuala Lumpur (KLSE: Kuala Lumpur Stock Exchange). Dalam kunjungan ini, rombongan diterima oleh Mr. Warren Mak selaku Vice President, Investor Education, Investor Development, Securities Markets. Warren Mak banyak bercerita tentang sejarah Bursa Malaysia, menampilkan perusahaan-perusahaan yang listing di bursa serta memberi penjelasan terkait perusahaan-perusahaan yang menerapkan Islamic Finance yang telah masuk ke dalam bursa. Di akhir pertemuan, rombongan berkeliling perpustakaan yang menyediakan

International Academic Exposure: Bertandang ke Negara Tetangga

13

Page 17: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Magister Manajemen

Auditorium Sukadji Ranuwihardjo Kampus MMUGM Yogyakarta kembali menjadi saksi

komitmen MM UGM untuk terus meningkatkan wawasan mahasiswanya. Hari itu, Jumat (20/9) kembali dihelat Executive Series #7 (Exies #7) yang kali ini menghadirkan Citibank Indonesia. Didukung oleh Career & Network Center (CNC) dan Marketing Club, keduanya adalah organisasi kegiatan mahasiswa di MMUGM, acara bertajuk “Challenges for the Economy Amid Global Uncertainties” (20/9) dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pelayanan Umum, Kerjasama, dan Alumni FEB UGM, Muhammad Edhie Purnawan, M.A., Ph.D.

Executive Series #7: Coaching Clinic Citibank Indonesia

Sebagai moderator, hadir Mona Monika yang merupakan Vice President of Corporate Aff airs, Institutional Clients Group, Citi Indonesia. Pembicara pertama adalah I Made Budi P. Artha, Director of Investor Sales Head Citi Markets Indonesia, dan dilanjutkan dengan Senior Vice President-Senior Human Resources Generalist, Nerfi ta Primasari. Mereka berdua merupakan alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Sesi terakhir dipaparkan oleh Tajindrapal Singh yang menjabat sebagai Senior Vice President, Trade and Treasury Solutions, Operations & Technology Citi Indonesia. Mereka bertiga tanpa segan menuturkan pengalaman

koleksi bacaan terkait bursa.

Para rombongan IAE juga memanfaatkan kesempatan kali ini untuk mengunjungi Bank Negara Malaysia (BNM) yang merupakan bank induk di Malaysia, bertindak layaknya Bank Indonesia di Indonesia. Hanya saja, BNM juga ikut mengurusi bank-bank syariah. Dalam kunjungan kali ini, rombongan diterima oleh Mr. Yusry Yusoff selaku Manager Islamic Banking and Takaful Department. Yusry banyak menjelaskan tentang perkembangan bank syariah dan tingginya minat masyarakat untuk menggunakan jasa dari bank syariah, termasuk masyarakat non-muslim. Diskusi ditutup dengan mengelilingi museum BNM yang terletak di gedung Sasana Kijang. Di museum ini, banyak disimpan koleksi alat transaksi (uang) zaman dahulu. Koleksi dikelola secara modern dengan banyak menghadirkan tampilan visual menggunakan fasilitas teknologi informasi sehingga pengunjung serasa tidak sedang di dalam sebuah museum. [Hesti]

14EB News November 2013

Page 18: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat asyik bergerilya mengambil darah dari sekitar 59 orang

pendonor di Ruang 602 Gedung B UGM Kampus Jakarta (4/10). Acara rutin yang dilaksanakan Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UGM) Kampus Jakarta Kegiatan ini dimulai pukul 11.50 – 14.45 WIB dan berhasil mengumpulkan 51 kantong darah masing-masing berisi 350cc. Jika dibandingkan dengan acara serupa pada Mei lalu, antusiasme dari pendonor yang berasal dari kalangan karyawan, mahasiswa, alumni serta masyarakat umum cenderung lebih besar.

Ketua Alumni MM UGM, Adhi Setyo Tamtomo juga hadir sebagai bentuk kontribusi alumni kepada

Aksi Sosial: Donor Darah di Kampus Jakarta

almamaternya dalam melaksanakan Corporate Social Responsibilities (CSR). Ke depan, aksi sosial donor darah akan terus dilaksanakan untuk membantu

pihak yang membutuhkan karena sesungguhnya setetes darah kita bisa sangat berharga bagi sesama. [Hesti]

selama berkarir di Citibank, serta kiat-kiat sukses dalam berkarir meskipun bidang pekerjaan yang mereka geluti berbeda dari dasar keilmuan yang dimiliki. Turut hadir juga dalam coaching clinic ini, Audrie Fantoni, Human Resource Department, Talent and Development Senior Specialist Citibank.

Di akhir sesi, ketiga pembicara berbaur dengan para mahasiswa dan berdiskusi langsung secara lebih santai. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh para mahasiswa untuk menggali lebih dalam tentang seluk-beluk karir di indusri perbankan seperti Citibank. Sebelum acara ditutup, Sekretaris Program MMUGM Kampus Jakarta, Hardo Basuki, Ph.D., menyerahkan cinderamata kepada Citibank yang diwakili oleh I Made Budi Artha. [Hesti]

15

Page 19: EB News Edisi 16 Tahun 2013

What’s Up FEB Magister Ekonomika Pembangunan

Program MEP FEB UGM menyelenggarakan seminar hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul (6/9). Kunjungan mahasiswa PKL MEP FEB UGM (4/7) diterima oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra, Eko Subiantoro. Delegasi terdiri dari mahasiswa MEP angkatan 48 dan beberapa dosen seperti Dr. Soetatwo Hadiwigeno, Dr. Soeratno, Dr. Nopirin, serta Uswatun Hasanah, MEcDev, MAPPI (cert). Kegiatan PKL terdiri dari Focus Group Discussion (FGD) dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, observasi lapangan, dan pembahasan masing-masing kelompok yang kemudian akan diseminarkan.

“Tujuan kegiatan PKL ini adalah melatih dan mengasah kemampuan mahasiswa di dalam proses pengambilan kebijakan pembangunan daerah,” ujar

Soeratno selaku moderator seminar dan juga ketua rombongan PKL MEP FEB UGM. Mahasiswa PKL dibagi dalam sub kelompok tema, yaitu inventarisasi aset daerah sektor bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan, serta perencanaan potensi dan optimalisasi PAD di sektor pariwisata. Temuan yang dipaparkan kelompok inventarisasi ini, antara lain kurangnya kompetensi SDM bidang pengelola aset, mekanisme inventarisasi aset di SKPD dan mekanisme hibah aset. “Paradigma pengelolaan aset tidak hanya mencatat aset saja, tetapi optimalisasi penggunaan aset perlu dilakukan,” ujar Uswatun. Laporan BPK menyebutkan bahwa permasalahan aset menjadi perhatian penting bagi hampir semua Pemda. “Opini WTP bukan satu-satunya tujuan utama dalam pengeloaan aset,” ujar Eta perwakilan dari DPKAD Kab. Gunung Kidul.

Potensi pariwisata Kabupaten Gunung Kidul tegolong cukup besar, baik wisata alam maupun wisata budaya. Di Gunung Kidul sendiri terdapat dua pengelola wisata, yaitu pemerintah daerah dan masyarakat sendiri. “Terkait dengan PAD sektor pariwisata di Gunung Kidul, sejauh ini masih mengandalkan dari retribusi wisata pantai, misal kompleks Baron, Krakal, Kukup dan lain-lain.” ujar perwakilan dari Dinas Pariwisata Pemkab Gunung Kidul. “Wisata yang berbasis masyarakat, pengelolaan sepenuhnya masih dikelola oleh warga sekitar,” imbuhnya. Hasil dari seminar ini diharapkan memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi di Gunung Kidul dan nantinya akan mengasilkan kebijakan yang tepat untuk kesejahteraan masyarakat.

Seminar Hasil PKL Gunung Kidul

16EB News November 2013

Page 20: EB News Edisi 16 Tahun 2013

What’s Up FEB

Selamat Datang Angkatan 51 MEP FEB UGMProgram MEP FEB UGM

menyelenggarakan pengarahan akademik untuk calon mahasiswa

baru (2/9). Pada semester ganjil tahun 2013 MEP FEB UGM menerima 78 calon mahasiswa baru angkatan ke-51 yang terdiri dari 51 mahasiswa terdaftar dalam program reguler dan 27 mahasiswa program kerjasama dengan Pusbindiklatren Bappenas Angkatan 10 di Kampus MEP FEB UGM. Calon mahasiswa baru mengikuti program matrikulasi yang diselenggarakan program MEP FEB

UGM. Boyke R.Purnomo, M.M mewakili Pengelola Program Studi MEP FEB UGM menerima kedatangan calon mahasiswa baru dan memberikan informasi tentang program MEP FEB UGM.

“Program matrikulasi di MEP FEB UGM ditempuh selama 3 bulan dengan 5 mata kuliah,” ujar Boyke. “Matrikulasi ini bukan “formalitas” melainkan matakuliah yang wajib diikuti oleh calon mahasiswa untuk bisa masuk ke program regular,” tegasnya. Selain itu,

Program MEP FEB UGM menyelenggarakan acara pelepasan wisudawan di

University Club UGM seusai acara wisuda di Grha Sabha Permana UGM (25/7). Acara yang bertajuk Resepsi Wisuda MEP FEB UGM dikemas dalam suasana kekeluargaan dan keakraban dan dihadiri oleh dosen-dosen pengajar, keluarga wisudawan dan keluarga besar MEP FEB UGM. Dalam sambutan mewakili Pengelola MEP FEB UGM, Ahmad Jamli, Drs., M.A. mengatakan bahwa pada Periode Juli 2013, Program MEP FEB UGM telah meluluskan 25 putra dan 14 putri dari total wisudawan 39 mahasiswa.

Wisuda MEP FEB UGM periode Juli 2013

Wisudawan ini terdiri dari 2 mahasiswa dari konsentrasi Keuangan Daerah, 7 mahasiswa dari Perencanaan dan Pembangunan Daerah, dan 30 mahasiswa dari Manajemen Aset dan Penilaian Properti.

Wisudawan termuda adalah Bagus Mulyawan yang berusia 24 tahun dari kota Jambi. Sedangkan, masa studi tercepat diraih Yeddy Surahman dari Kabupaten Kapuas selama 14 bulan 20 hari. IPK tertinggi (3.96) diraih oleh Luh Srinadi dari Kanwil VII DJKN Jakarta”, ungkap Jamli. IPK rata-rata pada periode ini adalah 3.55 dengan rata-rata lama studi 18 bulan 2 hari.

Selain itu, terdapat 6 mahasiswa lulus dengan predikat cumlaude yaitu Luh Srinadi (IPK 3.96), Lydia Gusmalita (IPK 3.79), Iwan Meylani (IPK 3.77), Dino Suharianto (IPK 3.77), Anjar Setiadi (IPK 3.77), dan Lia Sahara (IPK 3.77). Ahmad Jamli berpesan kepada wisudawan bahwa ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama studi di MEP FEB UGM diharapkan bisa bermanfaat bagi wisudawan dan tahapan selajutnya adalah mengamalkan di daerah masing-masing. [Prast]

UGM mensyaratkan bahwa ada PAPs dan AcEPT yang harus dipenuhi level minimalnya. Calon mahasiswa dapat mengikuti program reguler MEP FEB UGM apabila sudah lulus program matrikulasi, lulus PAPs dengan minimal skor 500 dan AcEPT dengan minimal skor 209 ekuivalen nilai Toefl 450. Selanjutnya, pengarahan dilanjutkan dengan penjelasan tentang ketentuan tata tertib akademik dan perkuliahan di Program MEP FEB UGM. [prst]

17

Page 21: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Magister Ekonomika Pembangunan

Lokakarya Mahasiswa MEP dan MSi-Doktor:Keberlanjutan Lingkungan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi

Program MEP FEB UGM bekerja sama dengan Program MSi-Doktor FEB UGM

menyelenggarakan Discussion and Students Workshop (16/9) di ruang seminar MEP FEB UGM. Pembicara dalam Discussion and Student Workshop adalah Zhu Ran, Natsoku Yokoyama, dan Yalei Zhai dari Department of Economics, Kyoto University dan Endah Saptutyningsih dari Program Doktor FEB UGM dan Anis Suryani dari Program MEP FEB UGM.

Zhu Ran memaparkan permasalahan polusi dengan pertumbuhan ekonomi di Jepang. Selama tahun 1955-1973, pertumbuhan ekonomi Jepang tercatat 9%. Namun, Jepang memiliki

permasalahan yang serius terkait polusi. Zhu Ran menyimpulkan bahwa pemerintah berada pada tekanan yang berat ketika pertumbuhan ekonomi tinggi. Meskipun teori pembangunan berubah, praktik pembangunan daerah tidak dapat dengan mudah berubah. Sementara itu, Gubernur Ninagawa berhasil melakukan pembangunan tanpa polusi yang didukung dengan ekonomi yang bebas.

Natsoku Yokoyama memaparkan hasil risetnya tentang pengunaan manipulasi aktivitas riil dan tata kelola perusahaan dalam manajemen laba di Jepang. Temuannya menunjukkan bahwa sistem perbankan utama dan hubungan lintas saham dimungkinkan memiliki efek pada perusahaan.

Selain itu, masih sedikit tulisan yang mendeteksi manajemen laba.

Endah Saptutyningsih memaparkan tentang efek informasi terhadap perilaku individu dalam mengonsumsi rokok. Penelitiannya menggunakan laboratory experiments dan hasilnya menunjukkan bahwa informasi (tentang kapasitas paru-paru dan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan) berperan dalam mengubah perilaku individu dalam mengonsumsi rokok. Anis Suryani memaparkan hasil penelitian tesisnya tentang analisis indikator kinerja di Pemerintah Kabupaten Klaten.

18EB News November 2013

Page 22: EB News Edisi 16 Tahun 2013

What’s Up FEB Program Profesi Akuntansi

Pendidikan yang baik tentu tidak melulu mengajarkan teori, tapi juga praktik aplikasi teori di dunia

nyata. Hal ini pula yang mendasari Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) FEB UGM untuk menyelenggarakan kunjungan perusahaan ke Bali (20/8-24/8). Kegiatan ini diikuti oleh 120 mahasiswa dan didampingi enam staf PPAk dengan destinasi Joger, Pelabuhan Indonesia dan Angkasa Pura.

Selain untuk memperkaya wawasan dan pengalaman mahasiswa, kunjungan ini juga bertujuan untuk menjalin hubungan yang lebih erat antara Unversitas Gadjah Mada dengan perusahaan terkait. [Hesti]

Perkaya Wawasan Hingga Pulau Dewata

Test Validasi Kompetensi: Gerbang Awal Memasuki Jenjang Profesi

Ruang U303 Lt. 3 Sayap Barat FEB nampak riuh oleh 39 peserta Test Validasi Kompetensi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) FEB UGM (24/8). Peserta

dari beragam PTN/PTS menjalani ujian seleksi selama tiga jam sebelum dinyatakan siap memasuki jenjang pendidikan profesi. Soal ujian dibuat oleh Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan mencakup tiga subjek yaitu Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen dan Pengauditan. Dalam satu tahun, PPAk menyelenggarakan enam kali test validasi kompetensi.

Di hari yang sama pula hasil ujian akan dikirimkan ke IAI Jakarta guna dilakukan proses koreksi. Hasil ujian ini akan menentukan apakah peserta ujian berhak langsung mengikuti perkuliahan reguler, harus mengikuti matrikulasi atau harus mengulang ujian. Perkuliahan reguler akan dilaksanakan pada bulan Februari dan September, sedangkan perkuliahan matrikulasi akan dimulai pada tanggal 21 Oktober 2013. [Hesti]

19

Page 23: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Cultural Immersion Day:Arena Pembauran Mahasiswa AsingKini mahasiswa asing FEB UGM

tidak begitu asing lagi dengan kebudayaan Indonesia, khususnya

kebudayaan Yogyakarta. Kantor Urusan Internasional FEB UGM (KUI FEB UGM) bekerjasama dengan mahasiswa Global Leadership Forum (GLF) mengadakan sebuah kegiatan outbond antara mahasiswa reguler dan mahasiswa asing bertajuk Cultural Immersion Day (CID) (6/10) di Desa Pentingsari, Cangkringan, Sleman.

Acara yang dikemas dengan memadukan kegiatan outbond dan pengenalan kebudayaan ini diikuti oleh sekitar 26 mahasiswa asing yang tengah menempuh studi mereka di FEB UGM. Selain mahasiswa asing, turut serta juga beberapa mahasiswa reguler S1 yang merupakan tandem buddies dan student ambassador. Teriknya matahari Desa Pentingsari tidak melunturkan semangat para peserta CID untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Para mahasiswa asing tampak membaur akrab dan berbagi keceriaan dengan mahasiswa reguler lainnya.

Secara garis besar kegiatan CID dibagi dalam dua kegiatan utama. Kegiatan pertama adalah pelatihan leadership yang dilaksanakan dengan aktivitas outbond yaitu lari egrang dan sepak bola lumpur. Sedangkan kegiatan

kedua adalah pengenalan kebudayaan dengan mengajarkan beberapa kebudayaan khas Yogyakarta seperti menangkap ikan di sawah, membatik, dan menarikan Tari Klasik Jawa Srikandi Surodewati.

Meskipun ini merupakan pengalaman pertama bagi para mahasiswa asing, tetapi mereka tampak percaya diri dan bersemangat dalam mempelajari kebudayaan khas Yogyakarta ini. Selain untuk menanamkan nilai kepemimpinan dan pengenalan budaya kepada mahasiswa asing, sesungguhnya tujuan utama diselenggarakan CID ini adalah mendekatkan hubungan antara mahasiswa asing dan reguler khususnya di kampus S1 FEB UGM.

Selama ini muncul stigma bahwa mahasiswa asing cenderung memiliki eksklusivitas dalam pergaulan di kampus dan tidak banyak membaur dengan mahasiswa Indonesia. Melihat fenomena tersebut, mahasiswa yang tergabung dalam GLF memiliki gagasan untuk menghapuskan kesan tersebut.

“Dahulu sebelum terbentuk GLF, antara mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing tidak pernah bergaul satu sama lain. Sekarang GLF mencoba mengakrabkan mahasiswa

asing dan mahasiswa Indonesia dengan kegiatan Tandem Learning dimana dalam kegiatan itu mahasiswa Indonesia secara berkala akan menjadi partner mereka (tandem buddy) untuk mengajarkan hal-hal tentang Indonesia seperti bahasa, kesenian, dan kuliner. CID adalah salah satu bagian dari Tandem Learning,” ungkap Novita Sari Vitaloka (Manajemen, 2010) selaku Koordinator CID.

Upaya GLF untuk mengakrabkan mahasiswa asing dan mahasiswa Indonesia ternyata membuahkan hasil yang baik. Para mahasiswa asing mengaku senang dan sangat tertarik dengan kegiatan ini. Kyrie, mahasiswa asing dari Kanada, mengungkapkan bahwa ia paling menyukai kegiatan belajar tari Jawa klasik dan menangkap ikan di sawah karena hal tersebut belum pernah ia lakukan sebelumnya di negaranya.

Tidak hanya mahasiswa asing, tanggapan positif juga diutarakan oleh Rizal Helga (Akuntansi 2010), mahasiswa lokal yang menjadi Tandem Buddy. Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat menarik dan bermanfaat karena dapat menjalin keakraban antara mahasiswa asing dan lokal. “Batas antara mahasiswa asing dan lokal menjadi semakin kabur,” tuturnya

20EB News November 2013

Page 24: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Special Report

Menapaki usia ke 58 tahun, FEB UGM berkomitmen untuk terus menorehkan beragam

prestasi. “Menunjang dan Menjulang” menjadi tema besar dari perayaan Dies Natalis kali ini. Tema ini dipilih untuk memberikan renungan sekaligus semangat kepada seluruh civitas akademika dalam mencapai visi di tengah perubahan yang cukup besar, yakni perubahan status UGM menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

Pada rapat senat terbuka (19/09), Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D., dekan FEB UGM, menyampaikan beberapa hal terkait perkembangan yag terjadi hingga saat ini di fakultas. Hal ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban dekanat kepada berbagai pihak. Dalam bidang akademik sendiri terjadi beberapa perubahan pada jumlah mahasiswa. Penurunan terjadi pada jumlah mahasiswa regular, akan tetapi jumlah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) terus mengalami peningkatan.

Selain itu, jumlah professor dan dosen bergelar doktor juga bertambah pada tahun ini. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan penelitian di FEB UGM. Fakultas sendiri juga masih terus berjuang untuk mendapatkan akreditasi Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB). Saat ini, FEB UGM berada pada tahap ke-14 dari 16 tahapan yang harus dilalui. Sementara, terdapat puluhan kegiatan penelitian yang tengah atau telah dilangsungkan. Publikasi jurnal ilmiah dosen di jurnal ilmiah pun pada tahun ini mencapai 27 karya dan akan terus bertambah.

Peningkatan kualitas fasilitas kampus juga masih terus diupayakan.

Menunjang & MenjulangTak hanya perbaikan ruang kelas, namun juga terdapat penambahan ruang untuk memenuhi kebutuhan kegiatan perkuliahan. Selain fasilitas fi sik, penambahan infrastruktur teknologi informasi juga masih terus ditingkatkan.

Mahasiswa pun juga tak mau ketinggalan untuk ikut menorehkan prestasi. Sepanjang tahun 2013, tercatat belasan lebih mahasiswa memenangkan kompetisi baik dalam skala nasional maupun internasional. Jumlah ini terus bertambah dari hari ke hari. Program pemberian beasiswa, terutama untuk mahasiswa yang tidak mampu atau berprestasi juga semakin banyak. Selain itu, jaringan alumni juga semakin diperkuat.

Pidato kemudian dilanjutkan dengan orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Dr. R.A. Supriyono, SU., Akt. dengan makalah yang berjudul Pendekatan Ganda Budaya dan Dimensi untuk Pengembangan Akuntansi Manajemen. Judul tersebut dipilih karena dorongan pentingnya pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk pengembangan akuntansi manajemen, yaitu pendekatan ganda budaya, ganda dimensi, dan ganda paradigma.

Menurut Supriyono, masalah-masalah tersebut penting untuk dibahas karena menyangkut peran akuntansi manajemen di masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Peran akuntansi manajemen sendiri adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen yang menyangkut perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian.

Orasi dibuka dengan pemaparan tentang akuntansi itu sendiri. Menurutnya, penting untuk memahami

sejarah akuntansi agar orang-orang yang berprofesi dalam bidang ini dapat memahami perkembangannya dengan lebih baik. Ia kemudian menjelaskan tahapan-tahapan sejarah akuntansi mulai dari akuntansi kuno sampai modern.

Pemaparan kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai ganda dimensi. Akuntansi manajemen ganda dimensi ini sendiri meliputi dimensi akuntansi, dimensi keputusan, dimensi keperilakuan, dimensi strategic, dan dimensi organisasional. Akuntansi manajemen sendiri juga terus mengalami perkembangan paradigma, mulai dari paradigm tradisional, neotradisional atau neoklasik, rasionalis ekonomi, intrepretatif, dan terakhir pluralistic untuk pengintegrasian antar paradigma.

Sementara itu, agar akuntansi manajemen tetap eksis dan berguna, maka perlu dilakukan penyesuaian dengan perkembangan zaman. Untuk itu perlu didesain kembali teknik-teknik akuntansi manajemen yang baru, masa kini, atau modern agar akuntansi manajemen dapat mencapai tujuan-tujuan organisasi sesuai dengan faktor-faktor kunci sukses. Perkembangan riset akuntansi manajemen di Indonesia didominasi oleh mahasiswa strata satu hingga strata tiga.

Pemaparan pidato serta orasi ilmiah yang dilakukan tiap tahun ini ditujukkan tidak hanya untuk memperingati ulang tahun FEB UGM saja, akan tetapi juga bentuk pertanggungjawaban dari pihak fakultas. Melihat segala perkembangan yang dialami, FEB UGM akan terus berjuang serta menggerakkan langkah untuk menjadi menunjang dan menjulang. [Nadia]

21

Page 25: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Pemaparan Strategi dalam Balutan Silaturahmi

FEB UGM kembali menggelar Syawalan dan Sarasehan (9/9) sebagai bagian dari rangkaian

acara Dies Natalies FEB UGM ke 58. Syawalan dimulai dengan sambutan dari Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc. S.C, Ph.D. selaku Dekan FEB UGM dan sambutan oleh Ketua Senat FEB UGM, Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A. Acara kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama di halaman belakang Magister Manajemen FEB UGM. Dalam sesi ini, nampak jelas sukacita keluarga besar FEB UGM di bawah tenda biru yang digunakan sebagai atap.

Acara dilanjutkan kembali di Auditorium Soekadji Ranuwiharjo MM UGM dengan agenda pemaparan dari Dekanat, Ketua Senat Fakultas, Ketua Tim Pelaksanaan AACSB, dan Kepala Program Studi dan Kepala Program Magister. Dimulai dengan Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc. S.C, Ph.D yang menjelaskan mengenai 5 strategic planning yang akan dikawal oleh 4 wakil dekan. Dalam kesempatan ini pula dipaparkan bahwa dalam survey yang digelar Majalah Mix Kelompok Media SWA, S1 Program Manajemen

meraih predikat “Best School of Management 2013”. Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A. memaparkan mengenai tugas dan posisi badan senat fakultas. Kemudian, Prof. Indra Wijaya Kusuma menjelaskan mengenai upaya dan posisi terkini FEB UGM dalam proses mendapatkan akreditasi AACSB.

Maju ke mimbar sebagai Ketua Prodi Manajemen, Sahid Susilo Nugroho, Dr., M.Sc. memaparkan mengenai rencana strategis program manajemen dan peringkat sekolah bisnis terbaik di Indonesia versi Majalah SWA. Kemudian dilanjutkan Tri Widodo, Prof. M.Ec.,Dev., Ph.D. selaku Kepala Program Studi Ilmu Ekonomi dan Fu’ad Rakhman, S.E., M.Sc., Ph.D yang mewakili Kepala Program Studi Akuntansi, Mahfud Sholihin, Ph.D., yang berhalangan hadir karena sedang mengikuti konferensi di Malaysia.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan dari program studi magister dan doktor yaitu Prof. Dr. Lincolin Arsyad, M.Sc.( Kepala Program Magister Manajemen), Artidiatun Adji, M.Ec., M.A., Ph.D. (Kepala Program Magister Ekonomi Pembangunan). Prof. Dr.

Goedono, M.B.A., C.M.A. ( Kepala Program Magister Akuntansi) dan Mamduh Mahmadah Hanafi , Dr., MBA (Program Magister Sains dan Doktor), yang mewakili ketua program studi Bambang Riyanto L.S., Dr., M.B.A., CMA. yang berhalangan hadir. Pemaparan terakhir disampaikan oleh Sugiarto, Drs., M.Acc., M.B.A., CMA. selaku Kepala Program Profesi Akuntansi FEB UGM.

Prof., Dr. Sri Adiningsih, M.Sc juga mendapat kesempatan untuk memberikan sambutan atas pengukuhannya sebagai Guru Besar Ekonomi UGM belum lama ini. Acara

dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab mengenai akreditasi S1 Ilmu Ekonomi, dorongan agar semua dosen giat menulis dan mempublikasikan karya ilmiah, serta kualitas skripsi mahasiswa. [Hesti]

22EB News November 2013

Page 26: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Special Report

Proses akreditasi itu semakin mendekati garis akhir. Beberapa bulan lagi, tepatnya pada Maret

2014, FEB UGM memang akan dinilai kelayakannya untuk mendapatkan akreditasi internasional AACSB oleh Tim AACSB. Untuk semakin memperkenalkan AACSB kepada seluruh civitas akademika, Tim Akreditasi AACSB Internal FEB UGM mencoba menyelenggarakan program AACSB Week (9/9-13/9).

AACSB Week merupakan sebuah

AACSB Week: Sosialisasi Jelang Garis Akhir Akreditasi

Tidak hanya mengajar dan bekerja saja, dosen dan karyawan FEB UGM bisa juga unjuk gigi dan beradu kemahirannya dalam berolahraga. Hal ini terlihat dalam berbagai pertandingan olahraga

yang diadakan untuk menyemarakkan Dies Natalies FEB UGM ke-58.

Adu Sportivitas Karyawan dan Dosen

23

Page 27: EB News Edisi 16 Tahun 2013

program sosialisasi akreditasi AACSB kepada seluruh civitas akademika FEB UGM. Rangkaian acara terdiri dari presentasi AACSB kepada mahasiswa, lomba pembuatan video klip singkat, slogan, dan call for paper.

Tak hanya mahasiswa S1, sosialisasi juga dilaksanakan di program studi S2 seperti Magister Manajemen (MM), Magister Sains (M.Si), dan Magister Akuntansi (Maksi). Sosialisasi langsung kepada mahasiswa di kampus juga dilakukan oleh Duta AACSB. Sebagai informasi, Duta AACSB merupakan sekelompok mahasiswa yang berjumlah 13 orang yang akan memakai baju bertuliskan “Ask me about AACSB” di dalam kampus. Nantinya, mereka akan selalu siap

memberikan info tentang AACSB bila ada orang yang bertanya.

Koordinator Tim Akreditasi AACSB Internal FEB UGM Indra Wijaya Kusuma menilai, “Antusiasme civitas akademika sangat tinggi, paling tinggi dari mahasiswa. Mungkin selama ini kan belum banyak tahu. Terutama di program studi MM, mereka sangat antusias. Karena ini menyangkut reputasi. Kalau sudah mendapat akreditasi AACSB, lulusan kita akan lebih diakui di mata internasional.”

Indra menuturkan proses sosialisasi semacam ini sangatlah penting untuk membuat suasana akreditasi AACSB terasa di dalam kampus FEB UGM. Dengan selesainya AACSB Week,

proses sosialisasi tidak begitu saja berhenti.

Proses sosialisasi informal akan terus berjalan. Dosen-dosen akan dihimbau untuk semakin sering berbicara mengenai AACSB di dalam kelas. Sosialisasi kepada karyawan-karyawan juga akan terus dilakukan karena mereka juga bagian yang akan dinilai dalam proses akreditasi. “Supaya semakin banyak orang ngomong, orang semakin sering dengar, dan orang-orang semakin tahu tentang AACSB,” ucap Indra.

Ketika ditanya apakah akan ada agenda sosialisasi formal dalam waktu dekat, Indra menjawab singkat, “Akan ada lagi.” [Arthur]

Untuk memeriahkan hari ulang tahun fakultas, segenap karyawan dan dosen FEB UGM mengadakan pertandingan olahraga antar komponen internal dan eksternal fakultas. Rangkaian pertandingan diadakan mulai tanggal 22 Agustus hingga 31 Agustus 2013. Terdapat 16 tim yang turut menjadi peserta pada ajang sportivitas karyawan dan dosen ini.

Cabang yang dipertandingkan mulai dari voli, tenis meja, hingga futsal. Pada awalnya, jenis olahraga yang akan dipertandingkan terdiri dari bermacam-macam cabang lain. Akan tetapi, cabang-cabang olahraga tersebut berpotensi berbenturan jadwal dengan acara orientasi mahasiswa baru sehingga urung untuk dilaksanakan.

Ketika ditanya mengenai tujuan diadakannya acara ini, Ketua Seksi Olahraga Dies Natalies Ertambang Nahartyo yang juga merupakan dosen akuntansi ini menuturkan, tujuan utamanya bukan hanya untuk

berolahraga, tetapi juga untuk untuk mempererat hubungan antara semua komponen kampus.

Dirinya menuturkan, “Kita itu kan setiap hari bekerja. Jadi lama-lama, hubungan antara manusia menjadi luntur. Dengan olahraga, hubungan itu bisa terjalin dengan cair lagi.”

Ia menilai acara ini berlangsung dengan sangat lancar. Para peserta bermain dengan bagus dan penuh determinasi. “Kekerabatan dan keakraban sangat luar biasa terlihat di lapangan,” tuturnya.

Tidak hanya dosen, dalam ajang ini beberapa satuan kerja karyawan juga ikut dilibatkan seperti cleaning service, petugas SKKK, dan lain-lain. Slamet, salah satu panitia yang sehari-hari bekerja di Bagian Umum FEB UGM, mengaku senang dilibatkan dalam acara ini. Adanya keterlibatan ini membuat karyawan merasa menjadi bagian dari FEB UGM.

Selain itu, dengan adanya peserta dari fakultas-fakultas lain di luar FEB, koordinasi kerja dengan fakultas lain juga menjadi semakin mudah. “Semakin mempermudah koordinasi dan jaringan semakin luas,” ucapnya.

Sebagai informasi, berikut hasil-hasil pertandingan dari berbagai cabang olahraga. Untuk cabang tenis meja Tim S1 meraih juara 1, Tim MM menjadi juara 2, serta Tim MEP dan M.SI menempati juara 3.

Di cabang bola voli internal Tim S1 juga meraih juara 1, Tim M.SI menempati juara 2, dan juara 3 ditempati PPAK serta Cleaning Service. Untuk voli eksternal, Tim SKKK UGM berhasil menjadi juara 1, diikuti FEB UGM yang menjadi juara 2, dan juara 3 Fakultas Kedokteran Umum serta Kehutanan. Terakhir, cabang futsal dijuarai oleh Tim MM, diikuti MEP di tempat kedua, dan MAKSI serta P2EB di tempat ketiga. [Arthur]

24EB News November 2013

Page 28: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Special Report

Berbeda dari seminar yang kerap dilaksanakan sebelumnya, Auditorim Soekadji Ranuwihardjo

MM FEB UGM siang itu dipenuhi oleh banyak peserta. Baik dosen, mahasiswa, kalangan media, dan masyarakat umum tampak telah memenuhi ratusan kursi di dalam auditorium beberapa jam sebelum seminar dimulai. Seminar kali ini memang berbeda dari seminar-seminar sebelumnya. Dalam rangka Dies Natalis ke-58, FEB UGM mengundang beberapa tokoh istimewa untuk mengungkap gagasan mereka terkait ilmu kepempimpinan pada Seminar “Authentic Leadership : Menggagas Sosok Kepemimpinan Nasional” (17/9). Tiga sosok pemimpin cakap Indonesia: Muhammad Jusuf Kalla, Anies Baswedan, dan Ignasius Jonan, hadir untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepemimpinan mereka. Diskusi dipandu secara menarik oleh dosen FEB UGM yang menggeluti ilmu kepemimpinan Dr. T. Hanni Handoko, M.B.A.

Tepuk tangan meriah menyambut kedatangan ketiga narasumber tersebut. Video perspektif kepemimpinan otentik yang disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menjadi pembuka diskusi pada siang itu. Memimpin sebuah institusi pemberantasan korupsi di Indonesia bukan merupakan hal yang mudah. Banyak hambatan dan tantangan besar yang harus dihadapi. Namun Bambang Widjojanto mengungkapkan bahwa pemimpin yang hebat hadir karena tantangan yang luar biasa. “Sebagai

seorang pemimpin ia harus tahu kemana visi dan misi yang harus dituju, dan ia harus tahu mana batasan yang halal dan haram”, tambah Bambang Widjajanto.

Sejalan dengan yang diungkapkan Bambang Widjajanto, Anies Baswedan juga mengungkapkan bahwa menjadi seorang pemimpin harus tahu darimana suatu hal berasal dan hendak kemana hal tersebut akan menuju. “Seorang pemimpin adalah sesorang yang terus-menerus menghidupkan optimisme, mampu mengkomunikasikan dan mengeksekusi gagasan. Pemimpin adalah sosok yang mengubah keterbatasan menjadi kegunaan,” jelas Anies Baswedan. Seorang pemimpin yang otentik membutuhkan kepercayaan, kompetensi, integritas, dan kekariban dengan orang lain. Namun keempat hal tersebut harus didukung dengan mengurangi pengaruh kepentingan pribadi.

Diskusi semakin menarik dengan paparan Jusuf Kalla mengenai pengalamannya sebagai mantan orang nomor dua di negeri ini. Jusuf Kalla berbagi beberapa kisah terkait bagaimana meyakinkan masyarakat Indonesia terhadap keputusan yang diambil pemerintah pada waktu itu. “Tugas seorang pemimpin yang pertama adalah mampu mempengaruhi orang lain atas apa yang perlu dilakukan,” ungkap Jusuf Kalla. Pernah memegang amanah memimpin berbagai institusi baik swasta maupun publik, Jusuf Kalla juga menegaskan bahwa tempat

yang berbeda membutuhkan model kepemimpinan yang berbeda. “Kepemimpinan pada perusahaan lebih berorientasi pada tujuan perusahaan, sementara kepemimpinan pada pemerintahan lebih berorientasi pada prosedur dan aturan yang ada, berbeda lagi dengan kepemimpinan di lembaga sosial lebih berorientasi pada menyenangkan hati orang lain,” jelas Jusuf Kalla.

Sementara Ignasius Jonan juga banyak berbagi mengenai kesuksesannya dalam mengubah pelayanan di PT Kereta Api Indonesia selama ini. Di mata Ignasius Jonan menjadi seorang pemimpin yang penting adalah harus merasa cukup terlebih dahulu. Sehingga dikala memimpin ia tidak akan terganggu untuk mengejar kepentingan dirinya sendiri dan lebih berfokus pada kepentingan institusi yang dipimpinnya. Diskusi pada siang itu pun ditutup oleh pandangan masing-masing narasumber terkait apa itu kepemimpinan yang otentik. Anies Baswedan mengungkapkan kepemimpinan otentik muncul dari seseorang yang mampu berpikir out of the box, meyakini sesuatu dengan benar, dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik. Jusuf Kalla berpandangan bahwa kepemimpinan otentik ada pada seseorang yang mampu mencari momen yang tepat untuk melaksanakan kebijakannya. Sedangkan bagi Ignasius Jonan kepemimpinan otentik bisa didapatkan dari seorang pemimpin yang general karena bisa bermanfaat bagi banyak orang. [Poppy]

Seminar Dies Natalis FEB UGM ke-58 :Trio Pemimpin Andal Indonesia

“Leadership = Trust + Competency + Integrity + Intimacy – Self Interest”

– Anies Baswedan

25

Page 29: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Ada yang berbeda pada minggu pertama perkuliahan semester ini. Plaza Fakultas

Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM tampak ramai dipenuhi oleh berbagai stand. Mengusung tema “Harmony in Diversity”, Student Week (10/10-13/10/) kembali hadir sekaligus menjadi kelanjutan dari masa orientasi mahasiswa baru dengan tujuan yang sedikit berbeda.

Pada tahun ini rangkaian acara Student Week dibuka dengan penyelenggaraan Ekspo Kewirausahaan yang menghadirkan puluhan usaha kecil sampai menengah. Pameran dilanjutkan dengan bazar civitas akademika FEB UGM yang menghadirkan lembaga mahasiswa, komunitas, stand mahasiswa asing, dan lain sebagainya. Selain pameran, diselenggarakan pula beberapa kompetisi, diantaranya Lomba Rally Photo, Pemilihan Putra dan Putri FEB UGM, Lomba Kebersihan Sekretariat Lembaga Mahasiswaan, Lomba Stand Lembaga Terfavorit, dan lain sebagainya. Dalam acara ini juga diselenggarakan pameran foto, kelanjutan dari Lomba Rally Photo.

Tak hanya sekedar pameran dan lomba, terdapat pula talkshow mengenai gratifi kasi yang diisi oleh David dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Ge Phamungkas, seorang stand up comedian. Rangkaian student week ditutup dengan Cultural Event yang diramaikan dengan penampilan band angkatan, mahasiswa asing dari lima negara, dan juga bintang tamu The Kandang. Cultural Event menjadi ajang interaksi secara langsung seluruh mahasiswa FEB UGM dengan mahasiswa asing. Acara ini juga diramaikan dengan fl ashmob angkatan mahasiswa baru angkatan 2013.

Terdapat pula pengumuman pemenang berbagai kompetisi dan penyerahan penghargaan untuk beberapa kategori di penghujung acara. A.A. Ngurah Agung Surya (Akuntansi 2011) dan Sheila Reswari (Manajemen 2011) dipercaya menjadi representatif seluruh mahasiswa dengan dinobatkan menjadi Putra dan Putri FEB UGM. Lebih dari dua ribu lima ratus mahasiswa melakukan voting yang dilakukan via Sintesis untuk pemilihan ini. Selain itu, terdapat pula penghargaan kepada mahasiswa dengan prestasi internal dan eksternal

terbaik. Penghargaan pertama diberikan kepada Lay Monica Ratna Dewi (Akuntansi 2011) dan Angga Dwi Putra (Akuntansi 2011) sebagai mahasiswa dengan IPK tertinggi. Sedangkan penghargaan untuk mahasiswa dengan prestasi eksternal diraih oleh Aryo Andityo Nugroho (Akuntansi 2011) dan Rida Nurafi ati (Akuntansi 2011).

Ahmad Haikal, selaku ketua acara, mengaku tidak menyangka bahwa antusiasme warga FEB UGM begitu besar pada tahun ini. Hal ini terjadi berkat dukungan dari berbagai pihak, salah satunya penugasan yang dilakukan saat Simfoni. Pihak dekanat pun juga mengamini hal itu. Meskipun, minimnya pengunjung bazar masih tetap menjadi kendala dikarenakan rangkaian acara diselenggarakan pada masa perkuliahan. Padahal, jam kuliah sendiri baru sepenuhnya selesai pada pukul 19.00. Besar harapan agar acara ini dapat terselenggara lebih baik karena ada banyak manfaat yang bisa dipetik, tidak hanya untuk mahasiswa baru, tapi juga seluruh warga FEB UGM. Selamat menantikan kejutan apa lagi yang akan dibawa oleh Student Week tahun depan. [Nadia]

Berbaur dalam Student Week 2013

26EB News November 2013

Page 30: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Special Report

Kethoprak Dosen dan Karyawan FEB UGM:Dosen dan Karyawan Tampil Beda

Melihat para dosen beraksi di depan kelas merupakan hal yang biasa ditemui sehari-

hari di lingkungan akademis FEB UGM. Memaparkan materi dengan slide powerpoint dan berpakaian rapi merupakan pemandangan lumrah terhadap seorang dosen. Namun, khusus untuk merayakan Dies Natalis FEB UGM ke-58 para dosen dan karyawan berani untuk tampil berbeda dari biasanya. Melakoni drama dengan judul Jambul Kromoyudo, dosen dan

karyawan tampil menawan dalam malam Tumpengan dan Pertunjukan Seni Kethoprak Dosen dan Karyawan FEB UGM (18/9). Dengan bimbingan dari pelatih kethoprak Sukisno, S.Sn., M.Hum, dosen dan karyawan yang biasanya berada di kampus sibuk dengan urusan akademis menunjukkan bakat acting mereka di atas panggung.

Pertunjukan seni kethoprak ini diawali dengan sambutan dekan FEB UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.

Sc., Ph.D dan laporan dari Ketua Pelaksana Dies Natalis FEB UGM ke-58, Kusdhianto Setiawan, S.E., Sivilokonom., Ph.D. Sebagai bentuk syukur atas kelancaran perjalan fakultas hingga usia ke 58 ini dilaksanakan pula pemotongan tumpeng yang diberikan secara simbolis kepada perwakilan civitas akademika yaitu dosen, karyawan, dan mahasiswa.

Menginjak malam yang semakin larut, pertunjukan kethoprak pun dimulai.

27

Page 31: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Mengenang Jasa dalam Ziarah dan Anjangsana

Bakti Sosial:Berbagi Bahagia Sesama Civitas Academica

Iringan gamelan yang dimainkan pengrawit yang merupakan gabungan dosen dan karyawan mengalun sepanjang pertunjukan dilangsungkan. Wakil Dekan Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi FEB UGM, Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D turut menjadi pengrawit pada malam itu. Lakon Jambul Kromoyudo menceritakan kisah seorang kesatria yang mengkhianati dan durhaka oleh keluarganya. Dosen dan karyawan pun beraksi dengan serius dalam memainkan peran masing-masing. Dekanat FEB UGM pun tidak mau kalah tampil dengan yang lainnya. Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D dan Muhammad Edhie Purnawan, M.A., Ph.D juga turut ambil bagian dalam lakon tersebut. Selain dekanat beberapa dosen juga turut pasang aksi dalam lakon kethoprak ini seperti Drs. A. Budi Purnomo, M.A. dan Prof. Dr. Suwardjono., M.Sc. Padatnya agenda para dosen memang menjadi kendala untuk mempersiapkan pentas dengan optimal. Namun hal itu tidak menjadi masalah yang berarti karena para dosen tetap dapat memainkan peran masing-masing dengan baik meskipun sesekali terjadi salah dialog yang disambut gelak tawa para penonton.

Seperti perayaan Dies Natalis FEB UGM tahun sebelumnya, Pertunjukan Seni Kethoprak ini akan menjadi agenda rutin yang dilaksanakan. Selain menyuguhkan hiburan bagi para penonton yang relatif jarang meilhat dosen dan karyawan beradu acting, pertunjukan ini juga merupakan sarana bagi dosen dan karyawan untuk mengasah kemampuan mereka di luar meja kerja. Pertunjukan Seni Kethoprak ini menunjukkan bahwa dosen dan karyawan FEB UGM tidak hanya ahli dalam hal akademis tetapi juga ahli dalam berkesenian. [Poppy]

Enam buah mobil tampak terparkir rapi di lapangan parkir dosen FEB UGM. Pagi itu, mobil-mobil itu

akan turut mengambil peran dalam kegiatan Bakti Sosial (3/8) untuk mengantarkan 24 civitas academica FEB menuju rumah-rumah pensiunan dosen dan karyawan yang tersebar di Yogyakarta. Dalam acara yang

Hiruk pikuk terlihat di selasar Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Orang-orang yang terdiri dari

dosen dan karyawan berkumpul, diantara kerumunan itu tampak Dekan FEB UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc. S.C, Ph.D. Ada acara apa?

Pagi itu, dosen serta karyawan yang berkumpul hendak melakukan ziarah dan anjangsana (17/9) ke beberapa makam dosen dan karyawan. Acara dimulai dengan pembukaan oleh Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc. S.C, Ph.D dan dilanjutkan dengan

doa bersama yang dipimpin oleh Drs. Irfan Nursasmito, M.Si. selaku penanggungjawab acara.

Kemudian dosen dan karyawan dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing akan mendatangi dua dari empat pemakaman, yaitu Sawitsari, Kotagede, Terban, dan Kantilan. Selain sebagai bentuk refl eksi diri, ziarah dan anjangsana ini bertujuan mengajak seluruh civitas academica FEB UGM untuk senatiasa mengingat jasa para dosen dan karyawan pendahulu.[Hesti]

dimulai pada pukul 07.30 WIB ini, warga kampus yang terbagi ke dalam enam kelompok menyebar ke bagian Utara, Tengah dan Selatan Yogyakarta untuk memberikan bingkisan dalam rangka Dies Natalies ke-58 FEB UGM 2013. Dalam Bakti Sosial tahun ini, FEB mengunjungi sedikitnya 32 rumah dan acara berakhir pada pukul 14.00 WIB.

28EB News November 2013

Page 32: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Special Report

Family Fun Day:Kuatkan Akar untuk Menjulang

“Menunjang dan Menjulang” itulah tema besar yang diangkat dalam Dies Natalis FEB UGM ke-58 lalu.

Seperti telah diulas dalam beberapa artikel dalam majalah edisi kali ini, berbagai kegiatan dilakukan untuk mengimplementasikan dua kata tersebut. FEB UGM sadar betul bahwa di era saat ini kampus harus mampu menjulang tinggi untuk menunjukkan “taring” tidak hanya di lingkup nasional tapi juga global. Namun, bagaikan sebuah pohon, ia tidak akan kokoh berdiri bila tidak memiliki akar yang kuat. Dalam lingkup FEB UGM sendiri akar tersebut merupakan hubungan antar sivitas akademika di kampus. Family Fun Day (15/9) pun dilaksanakan untuk lebih mempererat hubungan antar sivitas akademika FEB UGM dan menciptakan intitusi fakultas yang kuat secara internal.

“Untuk bisa menjulang tinggi, kita harus kompak dahulu secara internal,” demikian ungkap Dra. Reni Rosari, M.B.A., Ketua Pelaksana Kegiatan Family Fun Day. Kekompakan dan keharmonisan sivitas akademika FEB UGM memang terlihat dalam pelaksanaan Family Fun Day. Dosen dan karyawan datang bersama keluarga mereka untuk menikmati hiburan dan kegiatan di minggu pagi itu. Permainan dengan hadiah menarik diikuti dengan sangat meriah, selain itu terdapat pula panggung hiburan yang menampilkan aksi para dosen seperti Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc. Acara ini pun ditutup dengan pembagian doorprize yang sudah ditunggu-tunggu.

Suka cita tergambar di wajah para civitas akademika yang datang ke acara ini. Selain mengajak keluarga

dosen dan karyawan, Family Fun Day juga mengundang mahasiswa dan alumni untuk turut serta. Meskipun belum begitu banyak alumni dan mahasiswa yang bergabung namun tanggapan alumni dan mahasiswa sangat positif terhadap acara ini. Reni mengharapkan ke depannya lebih banyak lagi mahasiswa yang dapat ikut serta dengan para dosen dan karyawan di Family Fun Day ini.

Family Fun Day memang merupakan kegiatan hiburan dalam Dies Natalis FEB UGM ke-58 lalu. Para peserta datang dan menghabiskan minggu

pagi mereka untuk bersenang-senang satu sama lain. Namun inti dari atmosfer bahagia di Family Fun Day lalu adalah semakin akrabnya hubungan antar sivitas akademika, dosen pada karyawan, dosen pada mahasiswa, dan sebaliknya. Kokohnya internal FEB UGM ini merupakan salah satu kunci kesuksesan bagi fakultas agar mampu terus berkembang dan menjadi sekolah ekonomika dan bisnis yang terpandang hingga level dunia. “Heboh” itulah kata yang menurut Reni mampu mereprensentasikan kegiatan Family Fun Day lalu. [Poppy]

29

Page 33: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM sebagai sebuah komunitas intelektual turut bertanggung

jawab sosial kepada masyarakat. Hal ini diwujudkan dalam acara Campus Social Responsibility (CSR) pada Dies Natalis ke-58 FEB UGM lalu. Kegiatan ini merupakan sebuah bentuk corporate social responsibility FEB UGM yang disesuaikan dengan kompetensi dan kapasitas yang dimiliki, yakni lebih berbasis intelektualitas.

Acara diwujudkan dengan sebuah forum yang mengundang semua dosen untuk berdiskusi secara bebas dan cair mengenai tema tertentu. Kali ini, topik yang diambil adalah “Fluktuasi Rupiah”. Tak hanya dosen, perwakilan pengusaha, Bank Indonesia, dan mahasiswa juga turut hadir dan berdiskusi dalam kegiatan yang berlangsung di lantai 8 Pertamina Tower ini.

Tanggung Jawab Sosial Intelektual“Konsep CSR yang kita ambil berbeda dari yang biasa dilakukan. Kontribusi sosial ini disesuaikan dengan kompetensi dan kapasitas kita, yaitu lebih kepada intellectual contribution for society,” tutur Rangga Almahendra, koordinator acara ini.

Rangga menambahkan, semangat yang dibawa acara ini adalah untuk membuat semacam optimisme agar nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tetap stabil. Sebagai informasi, pada saat acara berlangsung, Indonesia sedang mengalami banyak permasalahan ekonomi yang membuat nilai tukar rupiah jatuh terhadap dollar AS. Menurutnya, fl uktuasi rupiah yang terjadi merupakan siklus yang tak bisa terhindarkan.

Inti dari diskusi yang berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut, menurut Rangga, adalah masyarakat

harus tetap optimis. Semua harus bahu-membahu dalam mengatasi gejolak fl uktuasi rupiah. Forum ini juga menyimpulkan, fl uktuasi rupiah hanya bersifat temporer dan pasti akan kembali normal. “Dan ternyata betul,” kata Rangga.

Diskusi yang juga disiarkan oleh AdiTV ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama, dosen-dosen memaparkan teorinya masing-masing untuk menjelaskan fenomena fl uktuasi rupiah. Selanjutnya, para peserta diskusi membahas penyebab terjadinya fl uktuasi rupiah. Pada bagian akhir, diskusi dilanjutkan dengan merumuskan solusi. Jadi, “Bukan hanya diskusi untuk mencari sensasi, tetapi juga untuk mencari solusi,” ungkap Rangga. [Arthur]

stakeholder, yakni mahasiswa dan dosen. Selain untuk mempublikasikan hasil riset dosen, perhelatan ini juga dilaksanakan sebagai bentuk pertanggungjawaban riset kepada stakeholder, termasuk masyarakat umum. Salah satu dosen yang menjadi pengisi acara, Bayu Sutikno mengaku acara ini dapat mendorong dosen-dosen untuk semakin gencar dalam melakukan riset di bidang masing-masing.

Dalam acara tersebut, Bayu Sutikno mewakili jurusan Manajemen, mempresentasikan hasil risetnya yang mengankat tema “Islamic Marketing”. Dirinya menjelaskan mengenai perkembangan pemasaran Islami mulai dari sisi konsep, pengukuran, hingga tantangan apa yang harus dihadapi di masa depan.

Upaya UGM untuk menjadi universitas riset terkemuka di dunia terus dilakukan. Fakultas

Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM mengadakan Seminar Program Studi/Ekpose Penelitian (17/9) sebagai salah satu rangkaian acara pada Dies Natalies FEB UGM ke-58.

Acara ini merupakan ajang presentasi riset-riset yang dilakukan oleh jurusan-jurusan di FEB UGM. Dalam waktu yang bersamaan jurusan Manajemen menggelar event ini di Ruang Audiovisual FEB UGM, jurusan Akuntansi bertempat di Pertamina Tower, dan Ilmu Ekonomi di Auditorium BRI Magister Sains dan Doktor FEB UGM.

Publikasi hasil penelitian bersifat terbuka dan ditujukan untuk publik, tetapi lebih berfokus kepada internal

Dari sisi konsep, Bayu menyampaikan prinsip-prinsip Islamic Marketing dalam dunia praktek seperti konsep perbankan dalam Islam. Bayu juga memaparkan perkembangan teori-teori yang ada dalam bidang tersebut. Paper ini sebelumnya pernah dipresentasikan Bayu di acara bertajuk Global Islamic Marketing Conference di Dubai, Uni Emirat Arab pada 2011.

Bayu mengaku senang dilibatkan dalam acara ekspose penelitian semacam ini. Pihaknya berharap, acara sosialisasi karya riset seperti ini tetap bisa berlanjut di masa mendatang. “Mungkin kemasannya bisa lebih dari public lecturing ya. Seperti research week atau menampilkan banyak publikasi di selasar sehingga orang bisa lihat. Supaya bisa lebih terekspose ke mahasiswa,” tuturnya. [Arthur]

Publikasi Para Peneliti Ekonomi

30EB News November 2013

Page 34: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Menjalani 15 tahun berkarir di Magister Ekonomika Pembangunan (MEP) FEB

UGM telah memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran berharga bagi Walujo Sudito, S.E., seorang pegawai MEP FEB UGM yang saat ini tengah mengabdi sebagai Kasubag Administrasi di bagian akademik. Lahir di Sleman, 8 Februari 1974, Walujo bergabung sebagai karyawan pada tahun pertama program studi MEP berdiri. Ia pernah menempati bagian kepagawaian lain seperti Bagian Admisi dan Pengembangan Kerjasama pada tahun 2003. Meskipun beberapa kali dirotasi di bagian lain Walujo menikmati seluruh pekerjaan yang dilakukannya di MEP FEB UGM. Bagi Walujo yang terpenting adalah pelayanan yang diberikannya kepada seluruh sivitas akademika baik dosen, mahasiswa, maupun sesama karyawan.

Di mata para dosen dan mahasiswa, Walujo adalah salah satu sosok karyawan yang ramah dan banyak membantu kebutuhan dosen dan mahasiswa. Namun, terkait mahasiswa Walujo memang memberikan perhatian yang lebih ekstra, seperti pelayanan terhadap mahasiswa baru dan permasalahan mahasiswa yang tidak lulus-lulus. Walujo mengaku memiliki trik khusus untuk mengatasi fenomena mahasiswa yang berpredikat “mahasiswa abadi”ini. Ia tidak bosan-bosan untuk mengingatkan mahasiswa untuk mempercepat proses kelulusannya baik melalui media formal maupun informal. Sering ia mengirimkan pesan singkat peringatan kepada mahasiswa yang bersangkutan atau bila cara formal tidak berhasil Walujo sesekali menemui

mahasiswa tersebut secara informal sambil berbincang-bincang ringan di kantin kampus. Hal tersebut dirasa cukup efektif untuk mengetahui permasalahan yang sesungguhnya dirasakan mahasiswa. Kiat Walujo tersebut ternyata cukup membekas dan terkenang di hati para mahasiswa MEP FEB UGM. Meskipun mereka telah lulus dari program master di MEP FEB UGM para alumni masih kerap mengirimkan pesan untuk sekedar menanyakan kabar atau mengabari hal-hal yang menggembirakan.

Bahkan beberapa alumni yang sukses menjabat di daerah beberapa kali mengundang Walujo untuk berkunjung ke daerahnya. Masih dapat menjalin hubungan baik dengan para alumni merupakan hal yang menurut Walujo paling menyenangkan selama bekerja di MEP FEB UGM.

Mengawal perjalanan program studi MEP FEB UGM sejak awal berdirinya, Walujo banyak memiliki pengalaman mengesankan khususnya dari para Ketua Pengelola Program Studi. Selain sebagai tempat mengabdi dan memberikan pelayanan, bagi Walujo MEP FEB UGM adalah tempat untuk belajar. Tidak hanya belajar sebagai karyawan yang baik, tetapi juga belajar

menempatkan diri sebagai teman, kedisiplinan dan tentunya belajar ilmu ekonomi yang merupakan jiwa dari MEP FEB UGM sendiri. “Dulu waktu masuk MEP saya masih lulusan SLTA lalu saya ingat Prof. Iswardono mengatakan bahwa jika saya ingin memberikan pelayanan yang baik pada mahasiswa pascasarjana MEP FEB UGM setidaknya saya harus mengerti apa itu ekonomi,” ungkap Walujo. Ucapan itulah yang kemudian memotivasi Walujo untuk melanjutkan kuliah S1 di bidang ekonomi dan mendapatkan

gelar sarjana pada 2009 lalu. Ketika dahulu bekerja di bagian admisi, Walujo juga sangat terkesan dengan pesan dari Prof. Insukindro terkait promosi program studi MEP FEB UGM. “Jika kita melakukan promosi pada 1000 orang, ada 1 orang yang tertarik itu sudah merupakan hal yang baik. Tetapi kita harus melayani dengan baik 1 orang tersebut agar ia bisa mempromosikan sendiri program studi MEP FEB UGM ke orang lain,” jelas Walujo mencoba mengulang pesan Prof. Insukindro

tersebut. Pengalaman dan pesan yang diberikan oleh para dosen baik yang telah purna tugas maupun yang sekarang tengah menjabat merupakan masukan yang sangat bermanfaat bagi Walujo untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik di program studi MEP FEB UGM.

Sebagai salah satu bagian dari keluarga besar MEP FEB UGM, Walujo memiliki banyak harapan besar pada perkembangan program di masa yang akan datang. Walujo berharap MEP FEB UGM dapat terus memberikan pelayanan yang terbaik pada para mahasiswa dan terus meningkatkan kualitas baik di bidang akademik maupun non akademik. [Poppy]

Walujo Sudito: Pengabdian Tinggi dalam Melayani

Who’s Who

31

Page 35: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Bagi mahasiswa, dosen, ataupun karyawan, kampus FEB UGM terkadang kerap diibaratkan

sebagai rumah kedua. Lima hari dalam seminggu mereka melakukan berbagai aktifi tas di gedung yang terletak di Jalan Sosio Humaniora ini. Rutinitas berkuliah, maupun bekerja mau tak mau membuat mereka banyak menghabiskan waktu di kampus. Oleh karena itu, rasa aman menjadi kebutuhan salah satu kebutuhan yang penting.

Ketersediaan fasilitas pengamanan di gedung FEB UGM sendiri dinilai telah cukup baik untuk saat ini. Dalam dua gedung yang dimiliki, yakni Gedung Pertamina Tower dan Gedung utama yang telah lebih dahulu dibangun, telah terdapat komponen pengamanan yang memenuhi standar. Hal tersebut diungkapkan oleh Sukam, koordinator satpam FEB UGM. Alat-alat pendukung peningkatan keamanan kampus antara lain adalah Closed Circuit Television (CCTV), tabung pemadam kebakaran,

Menjaga Keamanan Kampus

selang hydrant, dan alarm anti kebakaran.

Meski demikian, Sukam menganggap bahwa kelengkapan tersebut belum diiringi dengan penggunaan yang maksimal. Misalkan saat terjadi kebakaran pada ruang IT Corner lantai lima Gedung Pertamina Tower beberapa waktu yang lalu, petugas tidak dapat menggunakan fasilitas hydrant yang ada karena air tidak ada. Meskipun, masalah ini disebabkan oleh faktor eksternal.

Selain kebermanfaatan alat yang belum digunakan secara maksimal, Sukam menilai bahwa kesiapan petugas keamanan juga masih perlu untuk ditingkatkan. “Alat penting, tapi petugas juga penting,” tambahnya. Oleh karenanya, pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kesiapan petugas perlu kembali dilakukan. Ia khawatir bahwa personilnya akan merasa kaget jika tiba-tiba terjadi suatu hal yang membahayakan lagi karena hal-hal tersebut memang tidak bisa diprediksi

kehadirannya. Selain itu, pelatihan ini akan lebih baik jika diadakan secara konsisten, misalkan setiap lima atau enam bulan sekali. Menanggapi berita kehilangan yang masih terjadi di seputar lingkungan kampus, Sukam menyatakan bahwa hal itu masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi timnya. Menurutnya, akan lebih baik apabila setiap warga FEB UGM lebih berhati-hati, terutama dalam menjaga barang-barang pribadi yang dibawa. Tidak mungkin bila satpam dapat benar-benar menjaga seluruh titik lokasi setiap saat.

Personil anggota satpam sendiri jumlahnya terbatas. Pada tiap shift-nya terdapat tiga orang petugas yang berjaga. Mereka juga melakukan patroli kurang lebih setiap satu jam sampai satu setengah jam. Meskipun agak kesulitan karena jumlah yang terbatas, menurut Sukam jumlah personil yang ideal adalah sebanyak empat orang. Namun, penambahan personil juga harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Sehingga menurutnya jumlah tiga orang tersebut adalah yang terbaik.

Ketersediaan fasilitas keamanan di FEB UGM memang masih belum sempurna. Melengkapi setiap titik rawan dengan fasilitas yang memadai dinilai akan lebih baik, seperti memasang CCTV pada tempat parkir sepeda, atau alarm anti kebakaran di gedung lama. Meski demikian, selain ketersediaan alat, kemanfaatannya juga tidak kalah penting, kemahiran petugas dalam mengoperasikannya juga perlu ditingkatkan. Setiap warga FEB UGM harus berkontribusi secara aktif dalam meningkatkan keamanan lingkungan fakultas. Hal ini dapat dimulai dengan yang paling sederhana menjaga dengan baik barang-barang milik pribadi. Sehingga bukan tidak mungkin atmosfi r keamanan dan kenyamanan di lingkungan kampus FEB UGM ini akan semakin terasa. [Nadfi t]

Facilities

32EB News November 2013

Page 36: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Partnership

Sebagai pelopor sekolah swasta bidang manajemen dan keuangan di Jerman, Frankfurt School of

Finance and Management (FSFM) memiliki 86 pusat studi yang tersebar di seluruh penjuru Jerman dengan berbagai macam joint ventures dan joint programs di luar negeri. Selain

FEB UGM Gaet Frankfurt School of Finance and Management

memfokuskan diri pada bidang manajemen dan keuangan, FSFM juga telah merambah sektor bisnis. Oleh karena itu, FEB UGM menggaet FSFM untuk menjalin kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Pada tanggal 26 Juni 2013 dan 1 Juli 2013, kesepakatan kerjasama ditandatangani secara terpisah oleh Associate Dean, Dr. Barbara Drexler dan Dekan FEB UGM Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D. Perjanjian ini mencakup bidang pendidikan dimana

Lebarkan Sayap, UGM Bekerjasama dengan The University of Northampton

Universitas Gadjah Mada kini sudah bermitra dengan The University of Northampton,

salah satu universitas bergengsi di Inggris. Program kerjasama ini menawarkan beberapa poin kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani secara terpisah oleh Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.,Sc. (22/6)

dengan Prof. Nick Petford sebagai Vice Chancellor dari The University of Northampton (3/9).

Perjanjian kerjasama ini memfasilitasi mahasiswa dan staf akademik untuk bergabung dalam student and staff exchange, program kolaborasi di bidang akuntansi dan keuangan untuk level undergraduate dan postgraduate, kolaborasi untuk program MBA, double degree program dengan skema ‘3+1’, dan kolaborasi bidang pengembangan bisnis sosial dan penelitian pada program doktor dengan mengikuti skema yang

Memajukan Pendidikan di Bidang Ekonomi Syariah, UGM Gandeng INCEIF

Perekonomian syariah kini sudah menjadi tren di seluruh dunia. Tak ayal, minat untuk mendalami

dunia ekonomi syariah semakin besar. Hal ini disambut positif oleh

Universitas Gadjah Mada sehingga terbentuklah kesepakatan untuk bermitra dengan intitusi pendidikan berbasis Islam yang berada di negeri Jiran, the International Centre for

mahasiswa undergraduate program dan academic staff dari kedua belah pihak berhak mendapatkan informasi dan berkesempatan untuk mengikuti student and faculty exchange program serta, bagi dosen, berkesempatan melakukan joint research. Kerjasama ini diharapkan semakin membuka kesempatan bagi civitas akademika FEB UGM untuk memperluas wawasan pendidikan di negeri asal Mercedes Benz ini. [ain]

ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi.

Ini adalah kali pertama kalinya UGM melebarkan sayapnya di negeri Ratu Elizabeth. Sehingga, kerjasama ini diharapkan dapat menjadi potential university partner yang menyediakan program double degree bagi mahasiswa International Undergraduate Program (IUP). Mahasiswa akan menjalani perkuliahan di UGM selama 3 tahun dan pada tahun ke-4 mereka akan menyelesaikan studinya di The University of Northampton. [ain]

33

Page 37: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Education in Islamic Finance (INCEIF). Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilaksanakan secara terpisah oleh Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc dengan President and Chief Executive Offi cer, Daud Vicary Abdullah (24/7). Dengan

ditandatangani MoU ini, khususnya mahasiswa pascasarjana di lingkungan FEB UGM dapat melakukan double degree dan dapat mengikuti program penelitian bersama. Selain itu kesempatan untuk melakukan pertukaran akademik, informasi

penelitian, publikasi dan scientifi c expertise juga sangat mungkin dilakukan. Hal ini tentunya menjadi gebrakan baru bagi dunia pendidikan di lingkungan UGM yang merambah ke dunia ekonomi sesuai syariat Islam. [ain]

Scholarship & Recruitment

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. PT AHM mengajak alumni FEB UGM untuk bergabung bersama dalam tim AHM pada posisi:

Position Education Code Closing dateGeneral Ledger Analyst

Telah lulus S1 Akuntansi

ACCT-GLA 31 Desember 2013

HC3 ANALYST Telah lulus/ semester akhir jurusan S1 jurusan Teknik Industri / Manajemen / Psikologi / Ilmu Komunikasi / Sistem Informasi .

HC3-ANALYST 31 Desember 2013

PT. Astra Honda Motor

Informasi lebih lengkap dapat diakses di website

http://www.astra-honda.com/index.php/karir/lowongan.

PT Astra International, Tbk adalah perusahaan besar dan solid yang memiliki area bisnis yang luas di bidang otomotif, jasa keuangan, alat berat, agribisnis, teknologi informasi, dan infrastruktur. Saat ini PT Astra International mencari kandidat profesional yang memiliki kemampuan analitis yang kuat, kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan, dan fasih berbahasa Inggris (baik lisan dan tertulis) untuk bergabung dengan tim dalam posisi:

PT. Astra International

Position Education Code Closing dateACCOUNTING

ANALYSTS1 Akuntansi/Manajemen

(ACC - A26) 31 Desember 2013

Informasi lebih lengkap dapat diakses di website

http://www.astra.co.id/index.php/career/students_grads/vacancies_detail/0

34EB News November 2013

Page 38: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Alumni Corner

Djauhari Oratmangun berayah Maluku dan ibu Minahasa lahir pada 22 Juli di Beo –Sanghie

Talaud, Sulawesi Utara, 56 tahun silam. Pak Djo, sapaan akrabnya, merupakan lulusan Fakultas Ekonomi (saat ini Fakultas Ekonomika dan Bisnis–red) jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 1976. Mulai Februari 2012, Pak Djo menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus

berkedudukan di Moskow.

Ayah tiga putra ini bergabung dengan Kemenlu RI pada tahun 1983. Pak Djo pernah memangku beberapa jabatan Diplomatik Karir di Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York (dua kali bertugas) dan Jenewa, Wakil Dubes dan Kuasa Usaha Ad Interim di Den Haag, Dubes untuk ASEAN dan juga Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN. Pengalaman memangku berbagai jabatan tersebut, menimba ilmu

berunding dengan berbagai kursus tambahan di International Peace Academy New York, PBB New York dan Jenewa, Center for Applied Study on International Negotiations (CASIN)-Jenewa, World Trade Organization, dan terlibat sebagai ketua/anggota delegasi maupun memimpin berbagai perundingan internasional baik dalam konteks PBB, WTO, UNIDO, FAO, UNCTAD, OPCW, UN-ESCAP, ARF, EAS, ASEAN, Non-Blok, G-77. APEC, G-20 dan berbagai Organisasi komoditi

*Djauhari Oratmangun, Alumni FE UGM-76, Dubes RI LBBP untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus: Modifi kasi dari artikel di Antara, merupakan Pandangan dan Pendapat Pribadi

Djauhari dan Rusia

35

Page 39: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Internasional, membuat kompetensi negosiasi multilateralnya menjadi tajam.

Sebagai Duta Besar untuk negara yang hubungannya sempat mendingin dengan Indonesia, adalah salah satu tugas Pak Djo untuk mengharmoniskan lagi poros Jakarta-Moscow. Kebanyakan masyarakat Indonesia masih berpresepsi bahwa Rusia sama dengan Uni Soviet yang berpaham komunis dan Indonesia tidak perlu menjalin hubungan baik dengan Rusia. Padahal Rusia bukan lagi negara Komunis, dan sudah bertransformasi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sehingga kembali menjadi pemain global lagi dalam tatanan geopolitik dan geoekonomi. Selain itu sejak tahun 2003 Rusia kembali menjadi “Mitra Strategis” Indonesia. Begitu juga sebaliknya persepsi masyarakat Rusia yang masih “minim” terhadap Indonesia karena dinginnya hubungan tersebut.

Oleh karena itu, Pak Djo giat untuk memperkenalkan “Indonesia Baru” kepada masyarakat Rusia, dengan mengadakan acara di Wisma Indonesia di Moskow, memberikan kuliah umum di berbagai Universitas di Rusia, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial budaya di Moskow, Saint Petersburg dan kota kota besar lainnya, serta rajin mendatangi Pejabat Rusia serta Pebisnis Rusia untuk menjelaskan mengenai “opportunities” di Indonesia. Begitu juga sebaliknya, untuk memperkenalkan Rusia, Djauhari sering berdialog dengan media Indonesia, Kadin dan pebisnis Indonesia serta secara khusus memberikan kuliah umum tentang Rusia di berbagai universitas di Indonesia termasuk di kampus almamaternya, FEB UGM. Selama bertugas di Negeri Beruang Putih (dahulu Beruang Merah), Djauhari telah menjelajahi berbagai tempat. Ia senang untuk mempelajari budaya lokal di tempat yang ia

kunjungi, seperti lagu daerah dan tari daerah.

Rusia dan Putin di Mata Djauhari

“VelikoyStrane,SilniyLider”atau “Negara Besar, Pemimpin Kuat”, adalah slogan penyemangat yang banyak didengungkan di sekitar 60.000 kegiatan kampanye pilkada serempak di seantero wilayah Rusia pada tanggal 8 September lalu. Suatu proses politik yang tidak terbayangkan 20 tahun lalu akan terjadi di negeri Tsar yang heterogen ini. Secara keseluruhan, Federasi Rusia dengan bentangan luas wilayah 17 juta km2 atau hampir 8 kali lipat luas Indonesia. Besaran fi sik wilayah Rusia diikuti pula oleh besaran GDP dan PPP yang menurut IMF di tahun 2012 masing-masing menduduki peringkat delapan dan lima dunia.

Dalam konteks perpolitikan dunia, profi l Rusia saat ini sedang mendapat perhatian luas. Di tengah ancaman Amerika Serikat untuk menyerang Suriah, proposalnya untuk mendorong agar sumber daya persenjataan kimia Suriah ditempatkan di bawah pengawasan PBB ,dianggap sebagai terobosan untuk menyelamatkan posisi semua pihak, termasuk AS sendiri dan masyarakat dunia tentunya. Suatu proposal yang pragmatis, di saat masyarakat dunia semakin realistis serta letih dan penat dengan berbagai kekerasan yang terjadi di berbagai kawasan ,serta terkurasnya kemampuan untuk menanggung beban dari kemungkinan menjulangnya harga minyak bumi dunia apabila peperangan terjadi.

Usulan ini semakin favourable karena tetap menjunjung multilateralisme dengan keterlibatan peran Dewan Keamanan PBB. Tidak terkirakan dampaknya bagi dunia jika pembahasan tentang isu Suriah antara Putin dan Obama mengalami kebuntuan pada saat jamuan makan malam G-20 awal Septemberl alu di St.

Petersburg. Kesepakatan ini setidaknya telah meredam berkembangnya suatu krisis regional menjadi krisis global.

Kebijakan luar negeri mencerminkan domestic order dan prioritas nasional suatu negara. Sosok Vladimir Putin yang telah dua kali menduduki jabatan Presiden dan satu kali jabatan Perdana Menteri di negara berpenduduk 143 juta ini menjadi sangat sentral. Kepemimpinan dan kepiawaiannya dalam mengelola negara dan sebagai pembuat keputusan yang taktis diakui dan disegani, baik di dalam maupun di luar negeri.

Dalam kesempatannya mendampingi kunjungan Ketua MPR RI dan delegasi pertengahan September lalu di Moskow, terungkap bahwa kalangan Parlemen Rusia (Duma Negara) mengakui peranan transformis Putin, sekaligus sebagai penggerak kebangkitan Rusia. Dikatakan Pihak Duma bahwa terdapat dua masa krusial dalam perjalanan sejarah kontemporer bangsa Rusia, yaitu pada periode transisi dari pecahnya Uni Sovyet (1991-2000), dimana nilai-nilai demokrasi meningkat, namun moralitas bangsa menurun drastis di tengah besarnya jumlah utang negara yang hampir mencapai 80 milyar AS$. Disamping itu, terdapatnya apatisme akut terhadap kepastian hukum.

Pada periode 2000-an, Putin berusaha untuk membangkitkan kembali moral bangsa, dengan menanamkan lagi semangat “nasionalisme” Rusia, bersamaan dengan pencapaian tujuan utama memulihkan ekonomi Rusia. Sejak masa itu Rusia mengalami transformasi, secara gradual kehidupan sosial ekonomi rakyatnya mengalami kemajuan hingga sekarang. Keberlangsungan peningkatan ekonomi negara anggota APEC, East Asia Summit (EAS), BRICS. G-20 dan G-8 ini dapat tetap terjaga, antara lain karena didukung pula oleh

36EB News November 2013

Page 40: EB News Edisi 16 Tahun 2013

terdapatnya “kestabilan” sosial dan politik domestiknya.

Lingkungan yang kondusif bagi keberlangsungan pembangunan, menjadi hirauan utama Kremlin. Berbagai potensi ancaman atau gangguan eksternal dan internal terhadap kestabilan negara secara pre-emptive ditangani oleh Pemerintah Putin, antara lain melalui rambu-rambu hukum yang diberlakukan sejak Putin berkantor di Kremlin di bulan Mei 2012. Misalnya dengan alasan telah mencampuri proses politik dalam negeri (pemilu), pada Oktober 2012, kantor salah satu “badan besar” negara terkemuka di dunia yang telah berdiri di Moskow sejak 20 tahun lalu diminta untuk ditutup dan dihentikan kegiatannya. Di bulan yang sama, melalui pengesahan Presiden, telah dikeluarkan undang-undang tentang pengkhianatan terhadap negara yang memungkinkan para aparat penegak hukum menyasar seseorang yang telah berkolaborasi dengan pihak asing/internasional karena membocorkan rahasia negara.

Sebulan sebelumnya, Presiden berusia 61 tahun pemegang sabuk hitam Taekwondo dan yang selalu tampil fi t ini menandatangani peraturan yang mengharuskan setiap organisasi masyarakat yang memperoleh bantuan dari luar, teregistrasi sebagai “agen asing”. Aturan ini mewajibkan pula organisasi masyarakat lokal untuk memberikan laporan tentang sumber dan penggunaan dana yang diterima. Di bulan Juni tahun ini disahkan aturan kontroversial lain terkait dengan pelarangan kegiatan berbau propaganda homoseksualitas atau orientasi seksual nontradisional.

Berbagai kebijakan pemerintahan Putin ini serta merta menuai protes dan tentangan dari berbagai pihak, khususnya organisasi masyarakat internasional dan pemerintah negara-negara Barat yang selama

ini memang selalu mengkritisi Pemerintahan Putin sebagai rejim yang kurang mempromosikan nilai-nilai demokrasi. Lalu bagaimana tanggapan PemerintahPutin? Putin memiliki visi dan sangat berkepentingan untuk mengkonsolidasikan identitas nasional di tengah dinamika globalisasi. Kedaulatan, kemerdekaan dan keutuhan wilayah menurut mantan petinggi KGB ini adalah sesuatu yang mutlak(unconditional). Kebijakan, hukum dan peraturan yang dianggap kontroversial itu tetap dijalankan secara konsisten sampai saat ini.

Determinasi tinggi yang diperlihatkan Pemerintah Rusia dalam menghadapi dan mengatasi berbagai masalah dan isu aktual tentu saja tidak terlepas dari faktor Putin. Aspek idiosyncratic dan gaya kepemimpinan selama hampir 15 tahun dari tokoh yang dinominasikan mendapat hadiah Nobel perdamaian serta dinobatkan oleh Majalah Forbes edisi November sebagai “The Most Powerful Person on Earth” ini turut mewarnai proses transformasi menuju Rusia baru.

Dalam suatu forum diskusi prestisius, Valdai International Discussion Club tanggal 19 September 2013 di Moskow, presiden bernama lengkap Vladimir Vladimirovich Putin ini telah menyampaikan curhatnya mengenai visi dan misinya dalam mentranformasikan Rusia. Para pengamat Rusia mengatakan bahwa curhatnya Putin di forum diskusi Valdai ini sebagai ekspresi terbuka, jujur dan powerful. Pokok-pokok pemikirannya mengenai nilai-nilai, strategi dan masa depan pembangunan Rusia ada tujuh yakni : strategi baru untuk memelihara identitas nasional Rusia di tengah perubahan cepat dunia yang semakinterbuka, transparan dan interdependen; perlunya spiritual, cultural dan national self-determination untuk membangun negara; kualitas warga negara dan

kualitas masyarakat dalam artian ketangguhan intelektual (pendidikan), spiritual dan moralnya; serta sejauh mana mereka mengidentifi kasikan dirinya sebagai bagian dari sejarah, nilai dan tradisi bangsa; kemerdekaan serta kedaulatan spiritual; perlunya peningkatan kesadaran bahwa Rusia terbentuk secara multi-etnis dan multi-budaya serta upaya pemajuan jiwa patriotisme dan kebanggaan atas sejarah bangsa, Rusia dibangun oleh suatu keberagaman, harmoni dan keseimbangan; kesempatan bagi negara-negara eks-Sovyet untuk menjadi pusat pertumbuhan global yang independen, tidak tergantung pada kawasan lain melalui Eurasian Economic Union (kerjasama regional).

Bagi Indonesia, romantisme hubungan di tahun 1950-an sampai1960-an dengan Uni-Sovyet, dan hubungan hangat dengan Rusia saat ini, menjadi “das kapital” yang patut dikelola, diarahkan bagi peningkatan kemitraan dan kerjasama segala bidang antar kedua bangsa besar ini. Sistem internasional, geo-aliansi dan lanskap penguasaan informasi (media-massa) dunia telah jauh berubah sejak berakhirnya perang dingin. Monopoli politik global telah sirna. Dinamika yang patut kita cermati. Rusia yang sedang menggeliat telah menjadi salah satu mitra strategis Indonesia, dan kehadiran “orang terkuat di dunia”, Presiden Vladmir Putin di KTT APEC di Bali dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Oktober lalu, membuka babakan baru dalam hubungan kedua bangsa. Karena itu sudah selayaknya Indonesia mereaktualisasikan hubungannya dengan Rusia sebagai sobat lama yang tidak pernah meninggalkan kita. Spacibo bolshoe! – Terima kasih banyak.

Mocba (Moskow), Medio November 2013

37

Page 41: EB News Edisi 16 Tahun 2013

News From Abroad

Pagi di bulan Oktober selalu memiliki kesan yang romantis, daun-daun musim gugur

berwarna kuning mulai berguguran tertiup angin di bawah awan kelabu. Sembari menikmati kopi di tepi jendela perpustakaan tempat biasanya mengerjakan riset, saya merasa senang saat melihat kotak masuk di surat elektronik dari kampus FEB UGM untuk berbagi kisah sederhana mengenai pengalaman belajar di negeri asal pemenang nobel perdamaian Lech Walesa, Marie Curie, dan juga Paus John Paulus ke-2, Polandia.

Kota tempat studi saya ini bernama Krakow, sebuah kota yang berasal dari zaman pertengahan di selatan Polandia. Krakow merupakan salah satu kota tertua yang ada di Eropa Tengah, setelah Praha. Krakow juga terkenal sebagai kota pelajar, hampir 40% dari total populasi yang mencapai satu juta orang adalah pelajar. Krakow memiliki ciri khas sebagai kota 1000 gereja dengan menara yang menjulang di mana-mana. Kota ini juga memiliki satu benteng yang terkenal sebagai salah satu benteng terbesar di Eropa yang bernama Wawel Castle atau benteng Naga yang sudah berusia 1000 tahun. Apabila rekan-rekan menyukai fi lm perang dunia kedua yang menampilkan kekejian tentara Jerman, maka Krakow adalah salah satu sentral dimana peristiwa itu berlangsung. Krakow terkenal akan camp konsentrasi Auswitch dan juga ghetto orang-orang Yahudi yang berada di wilayah Kazimiers. Salah satu fi lm yang cukup terkenal dalam menampilkan landscape Krakow adalah Schindler List yang mememangkan Oscar pada tahun 1994.

Mengasah Mental dan Ketekunan

Meskipun Polandia saat ini merupakan negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Eropa, namun belajar di Polandia merupakan pengalaman yang cukup menantang. Yang paling menantang adalah kendala bahasa dalam bersosialisasi sehari-hari. Meskipun di kampus sudah sepenuhnya menggunakan Bahasa Inggris, namun untuk kehidupan sehari-hari dengan masyarakat kita harus bisa setidaknya berbicara dalam level basic bahasa Polandia. Hal yang cukup unik adalah saat mengurus ijin tinggal di bagian imigrasi. Semua dokumen harus diterjemahkan dalam Bahasa Polandia dan bahkan proses wawancara juga langsung menggunakan Bahasa Polandia. Otomatis dengan Bahasa Polandia saya yang gado-gado membuat waktu pengurusan menjadi lebih panjang. Setelah beberapa bulan saya yakin mahasiswa asing di sini akan mampu berkomunikasi secara basic dalam

Bahasa Polandia yang terkenal sebagai salah satu bahasa paling ribet di dunia ini.

Kultur Eropa Tengah dan Timur

Sebagaimana umumnya masyarakat Eropa Tengah yang notabene merupakan bekas teritorial Uni Soviet, masyarakat Polandia adalah masyarakat yang memiliki ikatan batin dan solidaritas yang kuat antara satu dengan yang lain. Hal ini karena banyak warga yang merasakan sulitnya hidup pada zaman komunis hingga akhir 80-an. Di Polandia banyak kegiatan yang bersifat gotong royong, seperti diadakannya konser musik di lebih dari 100 kota untuk mengumpulkan dana bagi kesejahteraan dan pendidikan anak-anak yang diadakan setiap Februari. Jiwa persatuan yang sangat kuat ini yang memotivasi saya untuk bisa bermanfaat bagi orang lain.

Dimas Mukhlas Widi Antoro, S.E., S.Kom., M.Si

Studi dan Riset Cita Rasa Eropa Tengah

38EB News November 2013

Page 42: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Studi di Polandia

Dalam melanjutkan studi S3 pertimbangan iklim riset dan dosen pembimbing disertasi yang aktif, produktif dan berkualitas, menjadi hal yang utama. Polandia memiliki banyak institusi pendidikan yang berkualitas namun kurang dikenal masyarakat luas. Banyak universitas di Polandia yang sudah berusia ratusan tahun. Di Krakow bahkan ada yang sudah berusia 600 tahun, universitas Nicholas Copernicus belajar dan mengumumkan hasil risetnya. Cracow University of Economics juga merupakan salah satu anggota dari NIBES dan terdaftar sebagai salah satu universitas ekonomi tertua dan terbesar di Polandia. Studi Doktor di Polandia terdiri dari coursework dan riset, dimana seluruh teori akan diselesaikan hingga tahun ketiga. Kemudian dilanjutkan dengan penelitian yang memakan waktu maksimum dua tahun. Di samping itu, mahasiswa doktor juga mendapatkan kesempatan mengajar di kelas, pada semester ini saya mendapatkan kesempatan untuk mengajar di kelas Corporate Finance dan Financial Market untuk program Internasional di Faculty of Finance. Mungkin universitas di Polandia tidak begitu terkenal seperti yang ada di Jerman atau Inggris.

Namun untuk produktifi tas penelitian, dapat di katakan Profesor di sini cukup memiliki nama di kancah internasional. Sebagai contoh profesor pembimbing dan promotor saya, Prof. Jaciek Osiewalski dan Prof. Matteus Pipien, merupakan dua peneliti yang cukup aktif menerbitkan tulisannya di Top Tier journal seperti Journal of Econometric dan Journal of Empirical Finance, khusus untuk Prof. Osiewalski dirinya tercatat sebagai top 50 Econometrician oleh Journal of Econometric.

Apresiasi dari Pemerintah Pusat

Minat mahasiswa Polandia untuk mempelajari bahasa dan kultur Indonesia bisa terbilang cukup besar. Beberapa universitas di Polandia bahkan mulai membuka program studi bahasa Indonesia. Mereka juga membentuk perkumpulan pelajar yang disebut dengan nama ‘Sahabat Polandia’. Salah satu bentuk apresiasi yang diberikan pemerintah terhadap para pelajar Indonesia dan anggota Sahabat Polandia ini adalah kesempatan untuk bertemu langsung dan berdialog dengan President Susilo Bambang Yudhoyono, dan jajaran kabinetnya saat beliau berkunjung untuk pertemuan G20 di St Petersburg Rusia. Pada kesempatan tersebut

President SBY (Susilo Bambang Yudhoyono-red) berterima kasih atas kerjasama yang sudah dirintis dan menyatakan kesediaannya untuk membantu dan memfasilitasi agar hubungan bilateral antar perwakilan kedua negara ini tetap terjaga. Beliau juga mengapresiasi hubungan kedua negara yang dibangun atas dasar person to person, yaitu melalui Sahabat Polandia dan mahasiswa dari Indonesia.

Catatan penutup

Selama dua tahun belajar di Norwegia dan kemudian dilanjutkan ke Polandia telah meninggalkan banyak kesan berharga. Esensi belajar di luar negeri tidak sebatas untuk mendapatkan ilmu di kelas, namun juga di luar kelas. Di samping itu, juga kesempatan untuk mengetahui kearifan budaya masyarakat sekitar, yang tentunya tidak berlawanan dengan norma ketimuran yang kita miliki. Hal ini yang membuat saya tidak segan untuk mencoba banyak hal seperti bekerja part time di perkebunan stroberi, menjadi koki di rumah makan India, menjadi asisten peneliti di universitas, dan juga magang sebagai R&D dan IT staff di salah satu perusahaan kimia di kota setempat. Pengalaman-pengalaman tersebut merupakan hakikat studi yang sangat berkesan di samping menuntut ilmu di dalam kelas. Besar harapan hal ini dapat bermanfaat setidaknya bagi saya pribadi di masa depan dan juga lingkungan sekitar saya.

Sebagai penutup, saya berterima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada fakultas yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di Polandia. Mohon doa restunya agar studi S3 saya dapat berjalan lancar. Salam kompak dan sukses selalu. One Family One Vision.

Dziekuje, Do widzenia

39

Page 43: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Around Bulaksumur

Kebutuhan makanan sehat untuk mahasiswa semakin tinggi. Berdasarkan pemaparan Wakil

Direktur Engineering Career Center (ECC) UGM Deka Isnadi, persentase mahasiswa yang gagal tes kesehatan dalam melamar pekerjaan melebihi 50%. Tren seperti ini terjadi hampir di seluruh Indonesia.

Melihat adanya permasalahan ini, ECC UGM bekerja sama dengan BNI membuat tim bersama untuk merancang konsep tempat makan yang sehat di area lembah UGM pada 2011. Hingga pada September 2013, foodcourt ini dibuka untuk masyarakat dan diberi nama BNI-UGM Foodpark.

Konsep yang diterapkan adalah “Save yourself, save earth”. Di dalam foodpark ini, terdapat berbagai jenis makanan yang berkualitas dan sehat bagi masyarakat, terutama mahasiswa. Suasana lembah yang hijau dan rindang juga turut melengkapi kenyamanan Foodpark.

“Semua makanan di sini sehat. Mulai dari bahan, proses pemasakan,

kebersihan, hingga proses pengelolaan limbah yang ramah lingkungan,” tukas Deka yang juga menjabat sebagai Direktur BNI-UGM Foodpark.

Gerai-gerai makanan atau tenants yang terdapat di foodcourt ini antara lain adalah Angsana Coff eeshop, Vruits, Foodpark Drink Corner, Enoki, Kapulaga, Warung Bu Karyadi, Rama Cuisine, Mangkok Putih, dan Loving Hut.

Tidak seperti konsep foodcourt lain yang biasanya merepotkan pelanggan, di sini para konsumen akan setia dilayani oleh karyawan. Menu yang dipesan akan dicatat dengan menggunakan tablet elektronik sehingga konsumsi kertas menjadi berkurang.

Demi kemudahan transaksi, pelanggan Foodpark juga dapat membayar dengan kartu prepaid BNI. Konsumen bisa mendapatkan kartu dan mengisi saldo di kasir. Kartu cashless ini nantinya dapat digunakan pula di tempat-tempat lain.

Selain itu, Foodpark merupakan arena publik yang dapat dimanfaatkan sebagai ajang berkumpul dan tempat acara komunitas-komunitas mahasiswa. Para mahasiswa yang ingin masuk ke Foodpark tidak diwajibkan untuk membeli makanan dan minuman. Mereka dapat memanfaatkan fasilitas jaringan internet secara cuma-cuma.

Tidak hanya menjadi arena kuliner, BNI-UGM Foodpark juga menyediakan arena untuk melatih softskill mahasiswa. Foodpark membuka kesempatan magang bagi para mahasiswa. Mahasiswa akan dilatih untuk belajar tentang customer service dengan melaksanakan praktek langsung menghadapi, melayani, dan merespon keluhan pelanggan.

Menurut Deka, hal ini sangatlah penting karena nantinya mahasiswa akan berhadapan dengan orang-orang yang penuh dengan perbedaan kultur di dunia kerja. “Kita membudayakan customer service orientation. Orientasi untuk melayani itu sangat penting,” papar Deka. [Arthur]

Teduh, Sehat, dan Lezat a la BNI-UGM Foodpark

40EB News November 2013

Page 44: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Lecturer’s Article

Literatur akuntansi masih sering mempersoalkan apakah disiplin akuntansi itu merupakan seni

atau ilmu.1 Kesepakatan tidak selalu tercapai karena tidak defi nitifnya kriteria klasifi kasi. Karakterisasi disiplin akuntansi sebagai seni atau ilmu mempunyai konsekuensi pada pemaknaan teori akuntansi (positif versus normatif) dan bahkan sampai pada orientasi penelitian akuntansi (kuantitatif-deskriptif versus kualitatif-interpretif).

Dengan kondisi pendidikan akuntansi dewasa ini, akademisi akuntansi juga menanyakan apakah disiplin akuntansi itu merupakan disiplin akademik.2 Masalah keakademikan muncul karena akuntansi masuk sebagai disiplin (seperangkat pengetahuan) yang diajarkan di perguruan tinggi yang idealnya berorientasi akademik. Sementara itu, seperangkat pengetahuan akuntansi juga diajarkan di lembaga pelatihan profesional dan vokasional yang berorientasi kompetensi profesional dan keterampilan.

Kalau akuntansi dikarakterisasi sebagai seni, maka yang dimaksud adalah bagaimana menerapkan pengetahuan akuntansi dalam praktik (seperti ungkapan “mengajar itu seni”). Seni adalah kemampuan yang memerlukan perasaan, intuisi, pengalaman, bakat, dan pertimbangan yang secara keseluruhan membentuk kearifan. Dalam akuntasi, seni ini dapat berupa keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan atau kebijakan ter¬baik dalam rangka mencapai suatu tujuan akuntansi (pada level perusahaan atau negara) dengan mempertimbangkan faktor nilai (moral, ekonomik, dan sosial).

Sebagai seni, akuntansi merupakan bidang pengetahuan keterampilan, keahlian, dan kerajinan yang mengandalkan pengetahuan dan praktik untuk menguasainya. Kebijakan akuntansi dalam bentuk standar akuntansi harus didasarkan atas pertimbangan yang sehat dan bila perlu akademik agar validitas argumen yang melandasi dapat dipertanggungjelaskan secara logis dan akademik. Kalau dipandang

demikian, kajian teori akuntansi akan bersifat normatif untuk menjustifi kasi perlakuan akuntansi dalam standar. Validitas justifi kasi didasarkan pada kelayakan argumen atau penalaran logis.

Ilmu (sains)3 adalah pengetahuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala alam dan sosial seperti apa adanya dengan metoda ilmiah yang bertujuan untuk menguji dan menetapkan kebenaran (validitas ilmiah) penjelasan suatu masalah. Watts dan Zimmerman menyebutkan: “The objective of accounting theory is to explain and predict accounting practice”.4 Agar ilmiah (sebagai ilmu), tujuan menjelaskan dan memprediksi praktik atau fenomena akuntansi menuntut metoda yang mengemulasi metoda ilmu alam untuk menghasilkan hipotesis-hipotesis tentang fenomena amatan yang harus diuji secara empiris dan ilmiah. Akuntansi dipandang sebagai ilmu sosial dan fenomena akuntansi yang menjadi pengamatan adalah perilaku orang yang berkepentingan dengan akuntansi khususnya manager dan akuntan.

Seni atau Ilmu:Menengok Kembali Properitas Akuntansi Sebagai Disiplin

Suwardjono

41

Page 45: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Kalau akuntansi dikarakterisasi sebagai ilmu, akuntansi akan merupakan bidang pengetahuan yang menjelaskan fenomena akuntansi secara objektif, apa adanya, dan bebas nilai. Validitas penjelasan dan penyimpulan dituntun oleh kaidah atau metoda ilmiah. Cara pandang inilah yang mendasari berkembangnya teori akuntansi positif sebagai tandingan teori akuntansi normatif. Karena berbasis penelitian dengan metoda ilmiah, teori akuntansi positif akhirnya dimaknai sebagai metoda penelitian kuantitatif-positif sebagai paradigma dalam pengembangan ilmu yang ditandingkan dengan paradigma kualitatif-nonpositif (sering disebut pendekatan alternatif dengan berbagai variasinya).

Sterling mengkritik teori akuntansi positif dalam dua hal yaitu fenomena yang dipelajari dan asumsi bebas-nilai.5 Sterling berargumen bahwa teori akuntansi positif telah mengalihkan pokok bahasan akuntansi dari pelaporan keuangan ke praktik para akuntan atau orang-orang di balik pelaporan keuangan. Dengan kartografi sebagai analogi, Sterling menegaskan bahwa teori akuntansi positif telah merancukan antara peta dengan teritori yang dipetakan. Alih-alih mempelajari bagaimana memetakan teritori (kondisi keuangan perusahaan), teori akuntansi mengalihkan perhatian ke map dan orang yang memetakan (analogi akuntan dan manager). Dengan kata lain, alih-alih mempelajari bagaimana membuat peta yang andal, teori akuntansi positif lebih tertarik menjawab atau menjelaskan mengapa pembuat peta lebih suka memakai dasi biru daripada merah.

Dengan mengalihkan perhatian terhadap pokok bahasan, Christenson6

menamai teori akuntansi positif sebagai sosiologi akuntan atau manusia yang terlibat dalam akuntansi.

Lebih lanjut dia menjelaskan perbedaan antara teori akuntansi normatif dan positif dari aspek pokok bahasan dan masalah fundamental. Masalah normatif menuntut adanya proposal, preskripsi, atau solusi sedangkan masalah positif menuntut adanya proposisi atau hipotesis. Pengalihan pokok bahasan ini menimbulkan penelitian-penelitian yang topiknya aneh-aneh dan menyimpang jauh dari memberi solusi atau acuan untuk memperbaiki disiplin maupun praktik akuntansi.

Karena beberapa masalah yang berkaitan dengan karakterisasi akuntansi sebagai ilmu (teori akuntansi positif) untuk mengembangkan teori (sebagai ilmu murni), beberapa penulis memaknai akuntansi sebagai teknologi.7 Sudibyo berargumen bahwa seni dan ilmu bukan klasifi kasi yang kontinum karena keduanya merupakan kelas dalam taksonomi ilmu pengetahuan. Dengan memahami karakteristik akuntansi secara saksama, kelas yang paling pas untuk menyifati akuntansi adalah teknologi (ilmu terapan) dan akuntansi harus dikembangkan sesuai dengan sifatnya sebagai teknologi. Akuntansi merupakan “perekayasaan informasi dan pengendalian keuangan”.8

Kalau dipandang sebagai teknologi, akuntansi akan bersifat utilitarian dan dapat memanfaatkan ilmu lainnya untuk perekayasaan dalam rangka mencapai tujuan pelaporan keuangan. Akuntansi, misalnya, dapat memanfaatkan properitas aljabar/matematika, linguistika, psikologi, dan teori komunikasi untuk kepentingan perekayasaan tanpa harus menjadikan akuntansi sebagai cabang atau turunan dari ilmu-ilmu tersebut. Dengan menempatkan akuntansi sebagai teknologi, defi nisi akuntansi yang cukup luas harus dikenalkan kepada para pemula di perguruan tinggi agar tidak timbul kesan keliru bahwa

akuntansi hanya membahas masalah pencatatan dengan aturan debit-kredit.9

Akuntansi merupakan disiplin yang diajarkan di perguruan tinggi yang menghasilkan sarjana akuntansi dan sekaligus merupakan praktik yang dijalankan oleh akuntan. Akuntansi dan praktik akuntansi ( juga sarjana akuntansi dan akuntan) memang merupakan dua pengertian yang sangat lekat dan bahkan sering dirancukan. Dari aspek pendidikan tinggi yang idealnya berorientasi pengembangan ilmu pengetahuan, status akademik akuntansi menjadi problematik dan diujung tanduk karena tanpa sadar orientasi dapat bergeser ke profesional bahkan vokasional.

Dalam artikel terpisah, Demski dan Fellingham menengarai bahwa pendidikan akuntansi di universitas dewasa ini sangat vokasional, bahkan hubungan pendidikan akuntansi dan profesi sangat mendalam dan profesi sangat merasuki pendidikan perguruan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan penyusunan kurikulum yang tunduk pada profesi. Pengembangan dan pemeliharaan kapital intelektual manusia dipercayakan kepada pendidikan profesional di luar perguruan tinggi (secara seloroh Demski menyebutnya PWC University). Kurikulum terlalu banyak bermuatan pengajaran kompetensi akuntan agar lulusan menjadi cocok dengan kebutuhan kompetensi tenaga kerja. Secara spesifi k, Demski menuduh keadaan ini sebagai “... Systematically substituting immediate for long-term fundamentals reduces our place at the university .... It omits a variety of exciting, intellectually challenging opportunities, a virtual feast, and commits us, if you will, to intellectual anorexia”.

Fellingham menegaskan bahwa akuntansi merupakan program yang

42EB News November 2013

Page 46: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Lecturer’s Articlemenikmati status perguruan tinggi (akademik) tetapi para akademisi tidak bertanggung jawab untuk menghasilkan kontribusi kesarjanaan atau akademik. Selanjutnya, Felingham menyatakan: “This reduces accounting’s ability to speak as a respected source on university and scholarly matters. Absent well-respected sholarly contributions, accounting scholarly credibility is decreased”. Dengan kata lain, pendidikan akuntansi di universitas telah kehilangan kedaulatan akademiknya dalam pengembangan disiplin ilmu.

Kondisi di Indonesia seakan-akan merefl eksi apa yang dinyatakan Demski dan Fellingham bahkan mungkin lebih parah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/ KMK.01/2011, yang memberi kekuasaan penuh kepada profesi (Institut Akuntan Publik Indonesia/IAPI) untuk menghasilkan akuntan publik, tidak lagi mewajibkan pendidikan universitas sebagai prasyarat sertifi kasi akuntan publik. Lagi pula, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagi organisasi akuntan berusaha untuk menguatkan status profesionalnya dengan “mensponsori” Rencana Peraturan Menteri Keuangan tentang Register Negara Untuk Akuntan yang mewajibkan akuntan tidak hanya berregister tetapi juga bersertifi kat profesional dengan sebutan Certifi ed Accountant (CA). Program studi akuntansi di universitas menanggapi semua itu dengan antusias dan mencanangkan perubahan kurikulum yang mengarah ke kompetensi dalam profesi. Kedaulatan akademik seakan- akan terganggu dengan regulasi untuk profesi tersebut padahal seharusnya tidak.

IAPI dan IAI adalah organisasi profesional para akuntan dan sekarang ini sepertinya belum ada organisasi

para akademisi di bidang akuntansi semacam American Accounting Association (AAA) di Amerika. Ini mungkin karena perancuan antara akuntansi (accounting) sebagai disiplin dengan akuntan (accountant) sebagai profesi dan karena perjalanan sejarah pendidikan akuntansi di Indonesia. Organisasi akademisi akuntansi sekarang ini diwadahi dalam Kompartemen Akuntan Pendidik (KAPd) di bawah IAI. Terjadi perancuan antara akademisi akuntansi dan akuntan pendidik. Akadmisi akuntansi sudah lama bergeming (diam saja) mengenai kooptasi dan makna akuntan pendidik. Makna akuntan pendidik adalah akuntan yang mendidik atau mengajar dan makna ini lebih cocok diterapkan untuk para akuntan (CA atau CPA) yang menjadi instruktur dalam pelatihan dan pendidikan profesional, meskipun mereka dapat saja diudang ke universitas untuk menjadi pengajar.

Itulah sebabnya, Demski menuduh bahwa buku teks akuntansi sangat memalukan (embarrassing), bahkan mungkin menyinggung perasaan intelektual (intellectually insulting), yang di Indonesia dapat diartikan buku teks akuntansi menggunakan jargon profesional yang semata-mata karena kesepakatan oleh profesi (dengan alasan pragmatik agar pemelajar tidak bingung, meskipun jargon tidak tepat makna) alih-alih menggunakan istilah akademik (alasan ideal jangka panjang). Ini berarti dunia akademik menganggap organisasi profesi merupakan autoritas fi nal dalam pengembangan ilmu. Ini juga menunjukkan kooptasi yang kuat dunia akademik oleh dunia profesi sehingga hilanglah kemurnian (sanctity) atau kedaulatan akuntansi sebagai disiplin akademik.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifi kasi Nasional Indonesia

(KKNI) sebenarnya memberi arah yang jelas mengenai jalur pendidikan yaitu akademik, profesional, vokasional, dan pengalaman. Nafas dan fi losofi pendidikan akademik berbeda dengan pendidikan profesional atau vokasional tanpa harus menjadi menara gading.

Adanya perbedaan tersebut mengisyaratkan perlunya organisasi akademik untuk mewadahi kegiatan dan gagasan akademik demi pengembangan disiplin akademik sehingga tidak terjadi kooptasi oleh profesi. Di Indonesia organisasi ini mungkin dapat diberi nama Asosiasi Akademisi Akuntansi (AAA), tanpa kata akuntan, yang kalau diinggriskan menjadi Association of Accounting Academicians (AAA). Organisasi ini tentu saja bukan merupakan pesaing melainkan justru mitra bagi IAI atau IAPI untuk mengembangkan ilmu dan praktik (profesi) yang lebih baik di masa datang.

Catatan

1Misalnya, Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, dan James L. Dodd. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. Australia: South-Western College Publishing, 2001, hlm. 38-41.

2Hal ini dikemukakan oleh Demski, Joel S. “Is Accounting an Academic Discipline?” dan Fellingham, John C. “Is Accounting an Academic Discipline?”. Accounting Horizons. Vol. 21 No. 2, pp. 153-157, 159-163.

3Suriasumantri berargumen bahwa istilah sains merupakan adopsi yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. Alasannya adalah tidak konsisten dengan istilah ilmiah sebagai padanan scientifi c. Alasan lain adalah istilah sains terlalu sempit untuk mencakupi bidang pengetahuan sosial yang sebenarnya masuk dalam kategori ilmu. Oleh karena itu, dia lebih menganjurkan penggunaan kata ilmu

43

Page 47: EB News Edisi 16 Tahun 2013

dan ilmiah sebagai padanan science dan scientifi c. Lihat pembahasan dan argumen lebih lanjut dalam Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998, hlm. 291-296.

4Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman. Positive Accouting Theory. Englewood Cliff s: Prentice-Hall, Inc, 1986, hlm. 2.

5Sterling, Robert R. “Positive Accounting: An Assessment.” Abacus, Vol. 26, No. 2, 1990: 97-135.

6Christenson, Charles. “The Methodology of Positive Accounting.” The Accounting Review, Vol.58, No. 1, 1983: 1-22.

7Misalnya, Littleton, A.C. Structure of Accounting Theory. New York: AAA, 1974, p. 7. dan Gaffi kin, M.J.R. “Redefi ning Accounting Theory.” Proceedings of the Second South East Asia University Accounting Teachers Conference di Jakarta 21 23 Januari 1991, p. 229.

8Sudibyo, Bambang. “Rekayasa Akuntansi dan Permasalahannya di Indonesia.” Akuntansi (Juni, 1987).

9Lihat contoh defi nisi berbasis teknologi dalam Suwardjono. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE, 2005, hlm. 10.

berbagai belahan dunia. Pada bidang penelitian, Eko Suwardi berpartisipasi dalam London Business Research Conference di Imperial College, London untuk mempresentasikan paper berjudul “The Eff ects of Audit Partner and Audit Fees on Audit

Pada 11-15 Maret 2013, Dr. Eko Suwardi, M.Sc berkesempatan mengajar di Saxion University, Kampus Deventer, Belanda. Program ini terrangkai dalam Saxion International Week sebagai agenda rutin tahunan universitas yang melibatkan dosen dari

Sekilas Aktivitas Akademik dan Penelitian Dosen AkuntansiQuality” pada 8-9 Juli 2013. Selain itu, pada 18-20 November 2013 ia juga mempresentasikan paper “The IFRS Convergence and Its impacts on Tax: A case of Fixed Assets in Indonesia” di International Business Research Conference, Melbourne, Australia.

Dosen Akuntansi UGM, Singgih Wijayana, Ph.D, terpilih sebagai Deloitte Touche Tohmatsu Limited and the International Association for Accounting Education and Research (IAAER) Scholar. Program Deloitte IAAER Scholarship ini bertujuan untuk memberi perspektif yang lebih luas tentang pendidikan akuntansi lokal untuk menghubungkan antara perkembangan akuntansi lokal dengan akuntansi global. Selain itu program ini dimaksudkan untuk meningkatkan modul pengajaran dan penelitian akuntansi lokal dengan wawasan global.

Singgih layak terpilih masuk dalam program bergengsi tersebut karena ia adalah dosen akuntansi di perguruan tinggi terkemuka, peneliti di International Financial Reporting Standard (IFRS) Center UGM dan juga anggota tim implementasi IFRS Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Program ini merupakan salah satu program yang prestisius karena untuk mengikuti program ini syaratnya sangat ketat, seperti rekam jejak kontribusi terhadap

pelaporan akuntansi/keuangan yang efektif dan/atau audit di pasar lokal, mampu mengartikulasikan visi yang jelas untuk masa depan pelaporan keuangan dan/atau audit di pasar lokal, dan tentu saja mempunyai kemampuan bahasa Inggris yang bagus.

Terpilih sebagai Deloitte IAAER Scholar barulah langkah awal bagi ayah tiga putra ini dan scholar lain. Mereka harus berupaya keras dalam mewujudkan tujuan program, yaitu membantu meningkatkan kualitas akuntansi, audit dan pelaporan keuangan pasar di seluruh dunia. Dalam proses ini mereka akan dibimbing para mentor dengan reputasi dunia. Para mentor ini bertugas untuk membantu scholars meningkatkan daya jangkau mereka terhadap tokoh-tokoh akuntansi yang diakui internasional, praktik terbaik dalam pendidikan dan penelitian akuntansi dan bisnis, serta jaringan global rekan sejawat.

Di tahun 2014 yang akan datang, Singgih diberi kesempatan untuk menghadiri Joint Conference with the International Section of the American Accounting yang akan diselenggarakan di San Antonio, Texas pada tanggal 20-22 Februari 2014 dan The IAAER World Congress of Accounting Educators and Researchers yang akan dilaksanakan di Florence, Italy, 13-15 November 2014.

Dengan terpilihnya Singgih sebagai Deloitte IAAER Scholar terbukti bahwa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada adalah Jurusan yang reputasinya diakui dunia. [nadh]

Jajaki Perspektif Akuntansi Global

44EB News November 2013

Page 48: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Student Corner

Tak hanya cantik, tapi juga berprestasi. Kalimat singkat itu cukup merepresentasikan Dyah

Savitri Pritadrajati. Bagaimana tidak, beragam prestasi telah dikumpulkan mahasiswa Ilmu Ekonomi angkatan 2010 ini.

Agustus silam, gadis runner up 2 Cak dan Ning Surabaya 2010 ini baru kembali menginjakkan kaki di Indonesia setelah setahun di Jepang. Ia berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan di Universitas Tohoku dari International Program of Liberal Art (IPLA). Tidak hanya itu, ia juga mendapatkan beasiswa biaya hidup dari Japan Student Services Organization (JASSO), sebuah lembaga resmi yang mengurusi beasiswa di Jepang.

Selama di Jepang, Prita yang mengambil jurusan Ekonomi Pertanian ini belajar mengelola waktu dengan baik di tengah aktifi tasnya yang segudang. Di sana, ia aktif di Perhimpunan Pelajar Indonesia Sendai (PPIS) dan beragam aktifi tas sosial di tengah padatnya kegiatan kuliah. Meski bukan kali pertama tinggal di luar negeri, program ini memberikannya banyak hal berbeda di bandingkan dengan program pertukaran pelajar ke Amerika dalam program American Field Service-Youth

Exchange Studies (AFS-YES) saat sekolah dulu. Bagaimana tidak, selain bidang yang digeluti berbeda, Prita harus menyiapkan segala keperluannya secara mandiri, seperti berbelanja bahan makanan. Sesuatu yang belum pernah Ia lakukan sebelumnya.

Salah satu kegiatan berkesan selama di Jepang adalah ketika diadakannya Festina, sebuah festival yang menyuguhkan aneka ragam budaya khas Indonesia. Acara yang digagas oleh PPIS ini menempatkan Prita sebagai Head of Director sekaligus berperan dalam drama sebagai istri Malin Kundang. Tidak hanya itu, ia juga menampilkan tarian bersama beberapa

rekan.

Festival tahunan yang dihelat pada bulan April itu dikerjakan oleh mahasiswa Indonesia dengan beragam latar belakang pendidikan yang berbeda, dimulai dari S-1 hingga program doktoral. Di tengah kesibukan yang berbeda itu pula lah, Prita dan rekannya yang lain menjadi semakin akrab satu sama lain. Hingga akhirnya

acara itu terlaksana dan mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat.

Meski disibukkan dengan kuliah dan kegiatan lain, Prita tak lupa dengan me-time. Ia menyempatkan diri bertualang keliling Jepang dengan kereta selama beberapa hari di hari libur dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah yang memang menggalakkan bepergian dan bertamasya dengan kereta. Prita singgah dan menginap di rumah warga yang dijadikan homestay, sembari mempelajari budaya dan bahasa Jepang.

Memasuki Ramadhan, Prita merasakan tantangan yang berbeda. Bertepatan dengan musim panas, waktu sahur menjadi lebih awal (sekitar jam 3 pagi) dan waktu berbuka menjadi pukul 7 malam. Kondisi Jepang yang lembab dan padatnya aktifi tas membuat banyak teman menyarankannya untuk minum banyak air putih yang dicampur dengan garam untuk menjaga ion tubuh. Ketika ramadhan usai, Prita tetap merasakan hangatnya suasana lebaran bersama Keluarga Muslim Indonesia Sendai (KMIS). Selain mengikuti kegiatan perayaan lebaran seperti shalat dan halal bihalal, Prita masih bisa merasakan opor ayam dan sambal goreng ati. Kebersamaan dan penganan

lebaran pengobat rindu.

“Menurutku, bukan masalah panjang-pendek waktu kuliah yang penting tapi bagaimana kita memanfaatkan waktu kuliah yang kita miliki. Keluar dari comfort zone untuk mencari pengalaman itu perlu, dan jangan jadikan usia sebagai penghalang untuk belajar.” ucapnya mengakhiri sesi. [Hesti]

Dari Surabaya dengan Segudang Prestasi

45

Page 49: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Advertorial

Gadis manis berjilbab itu tampak asing melihat keramaian di EB Café Pertamina Tower.

“Dulu kayaknya nggak kaya gini deh,” curhatnya pada tim EB News. Maklum saja apabila ia tampak asing melihat kondisi kampus yang cukup banyak berubah saat ini. Pasalnya Warih Dwi Sayekti, atau yang akrab disapa Aye ini baru saja menginjakkan kakinya kembali di kampus FEB UGM setelah lebih dari satu tahun mengemban misi studi double degree di Belanda. Gadis Surabaya ini meninggalkan Indonesia untuk mengambil gelar sarjananya di Belanda pada Agustus 2012 lalu dan telah kembali pada November 2013 ini.

Merasa terasing dan kesepian, itulah hal yang paling dirasakan Aye ketika pertama kalinya datang di negeri kincir angin tersebut. Budaya yang sangat kontras dengan latar belakang kehidupannya khususnya sebagai wanita Jawa membuatnya sedikit kesulitan untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kultur masyarakat Eropa yang spontan dan sangat terbuka dalam berpendapat membuat Warih belajar untuk tidak cepat merasa tersinggung dengan komentar yang ia dengar. Belajar di Erasmus University dengan mahasiswa yang berasal dari berbagai negara di dunia memberikan banyak nilai hidup bagi Aye. Toleransi adalah hal berharga yang ia dapatkan selama menjadi mahasiswa di sana. Selain budaya bersosialisasi, Aye juga menceritakan bahwa pola belajar mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa di Belanda sangatlah berbeda. Di Belanda mahasiswa cenderung menyelesaikan seluruh urusan akademiknya di kampus. Begitu kelas selesai mereka akan berbondong-bondong ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas dosen atau mempelajari kembali materi yang baru saja diajarkan. Setelah pulang dari kampus mereka akan pergi bermain atau bersenang-senang bersama teman

dan keluarga. “Aku kaget juga melihat perilaku belajar teman-temanku yang seperti itu, waktu di Indonesia kan kebiasaannya deadliner,” ungkap Aye malu-malu.

Penggemar kuliner ini pun sedikit berbagi pengalamannya sebagai masyarakat muslim yang cenderung merupakan minoritas di ranah Eropa. Masyarkat Belanda sangat menghargai umat muslim dalam beribadah, seperti dengan menanyakan menu apa yang tidak boleh dihidangkan ketika mengundang Aye makan bersama. Aye melewatkan satu bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha bersama masyarakat di Belanda. Ia mengungkapkan meskipun minoritas namun untuk beribadah sendiri umat muslim tidak terlalu mengalami kesulitan. Terdapat beberapa masjid di berbagai daerah. Ketika bulan suci Ramadhan pun umat muslim berbondong-bondong pergi ke masjid untuk menjalankan shalat Taraweh. “Bahkan di Erasmus sendiri ada musala dan perhimpunan mahasiswa

muslimnya,” cerita Aye. Ia pun tetap melewatkan ibadah dan hari rayanya dengan suka cita meskipun jauh dari keluarga dan teman-temannya.

Aye percaya betul bahwa kesuksesan yang ia capai hingga lulus menempuh studi di Erasmus Univeristy merupakan buah dari doa kedua orangtuanya. “Aku percaya bahwa kita sebagai anak harus selalu patuh dan menuruti apa kata orang tua kita, sehingga orang tua kita akan selalu mendoakan yang terbaik bagi anaknya. Itulah salah satu kunci kesuksesan seseorang,” ungkapnya. Keyakinan Aye itu terbukti, kini ia telah lulus mendapatkan gelar Bsc melalui skripsinya yang mengangkat fenomena hubungan peningkatan perekonomian dan performa bank syariah di Indonesia. Setelah kembali ke Indonesia, Aye masih harus mengikuti program KKN-PPM sebagaimana mahasiswa UGM lainnya kemudian mengikuti ujian komprehensif untuk melengkapi gelar sarjana ekonomi di belakang namanya. [Poppy]

Doa Orangtua Menuntunku Kesini

46EB News November 2013

Page 50: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Exchange Students’ Comments

FEB UGM has the best reputation in Indonesia and Yogyakarta is very beautiful. I’m very happy to be here and looking forward to the upcoming months.

I meet so many new friends from all over the world and get to know the Indonesian cultures, foods, lifestyles, and surrounding with my Indonesian friends. This is an experience for a life time!

Marius Dominik Heppe

Andrea Lara Mueller

Exchange Student from Pforzheim University, Germany

Exchange Student from Bremen University of Applied Sciences, Germany

47

Page 51: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Mahasiswa putra FE UGM angkatan 1980-an siap bertanding bola voli

Tim basket UGM angkatan 1980-an siap berlaga melawan tim IKIP Negeri

Potret permainan tenis meja mahasiswa angkatan 1970-an di Balairung UGM

FEB in Pictures

48EB News November 2013

Page 52: EB News Edisi 16 Tahun 2013

Unit News

Dinas Pendapatan Daerah merupakan elemen yang vital bagi sebuah kabupaten atau

kota. Pendapatan daerah sendiri merupakan komponen penting bagi perekonomian. Tanpa adanya pendapatan, suatu daerah akan kesulitan untuk melaksanakan segala kegiatan operasionalnya. Pendapatan daerah juga turut membantu menyangga perekonomian daerah.

Kabupaten Kutai Kartanegra merupakan salah satu dari sekian banyak kabupaten di Indonesia yang menghadapi hambatan klasik, yakni rendahnya kualitas sumber daya manusia dan informasi dan teknologi. Hambatan ini juga dihadapi oleh Dinas Pendapatan Daerah kabupaten setempat.

Dalam era otonomi daerah, tiap daerah didorong untuk lebih tanggap, kreatif dan inovatif

dalam pemutakhiran sistem dan prosedur pengelolaan keuangannya. Selain itu, daerah juga dituntut untuk dapat meninjau kembali sistem tersebut secara simultan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan efi siensi, efektivitas, dan akuntabilitas

Hambatan internal yang dihadapi oleh dinas tersebut adalah minimnya sistem manajemen yang diterapkan di daerah, khususnya masalah administrasi dan keuangan. Selain itu, terdapat pula keterbatasan dalam hal sarana dan prasarana yang menghambat kegiatan dinas sehari-hari. Untuk mengatasinya, Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara menyelenggarakan program pelatihan bertajuk “Bimbingan Teknis Penatausahaan Piutang Pajak.”

Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan timbal balik yang baik bagi Kabupaten Kutai Kartanegara. Pelatihan inin diharaplam mampu

pengelolaan keuangan berdasarkan keadaan, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing daerah. Dasar rujukan otonomi daerah dan desentralisasi fi skal sendiri telah berubah dengan disahkannya UU No.32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004.

Dalam hal tata kelola keuangan, Indonesia mengalami perubahan besar

mengangkat citra dan pendapatan asli daerah dari Kabupaten Kutai. Selain itu, peningkatan kualitas SDM sebagai pengelola piutang dan pajak dinas pendapatan kabupaten juga mampu meningkat.

Pendekatan “Pro-Training Assesment” yang digunakan dalam pelatihan ini memberikan evaluasi pada saat pelatihan. Dengan demikian, tingkat produktivitas yang tinggi dapat tercapai. Pelatihan ini juga dirancang untuk memberikan learning experience, tidak hanya transfer of knowledge saja. Learning experience dianggap sangat penting karena pembelajaran akan bersifat lebih permanen dan tidak mudah dilupakan.

Bimbingan Teknis Penatausahaan Piutang PajakPemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara2013

Kursus Keuangan Daerah dan Kursus Keuangan Daerah Khusus Penatausahaan/ Akuntansi Keuangan Daerah 2013

dengan disahkannya UU No. 25 Tahun 2004 tentang penyusunan perencanaan secara terkoordinasi, UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, PP No. 58 Tahun 2005, Permendagri No. 13 Tahun 2006, dan Permendagri No. 59 Tahun 2007 yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efektif, dan efi sien, serta UU No. 15/2004 dan PP No. 71 Tahun 2010 tentang pertanggungjawaban yang transparan dan akuntabel.

Otonomi daerah dan desentralisasi fi skal membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi. Keduanya juga menuntut pemahaman komprehensif terkait dengan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan prinsip tata kelola keuangan pemerintahan yang baik (Good Governance). Berangkat dari hal tersebut, Penelitian dan

49

Page 53: EB News Edisi 16 Tahun 2013

1st Annual YEBIC 2013

Pelatihan Ekonomika & Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan R.I menyelenggarakan Kursus Keuangan Daerah (KKD) dan Kursus Keuangan Daerah Khusus Penatausahaan/Akuntansi Keuangan Daerah (KKDK) untuk mewujudkan aparatur pemerintah daerah yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pengelolaan keuangan daerah.

Peserta KKD dan KKDK berasal dari empat provinsi, yakni D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Namun, pada tahun ini peserta KKD dibatasi sebanyak enam puluh empat orang untuk dua angkatan. Sedangkan peserta KKDK dibatasi sebanyak enam puluh orang untuk jumlah angkatan yang sama.

KKD dan KKDK dilaksanakan sesuai dengan modul yang ditawarkan oleh

DJPK Kementerian Keuangan. Modul ini terbagi menjadi empat bagian yang masing-masingnya adalah sebagai berikut: Modul 1 berisi Perencanan dan Penganggaran Daerah (1/9-15/9), Modul 2 tentang Pendapatan Daerah (15/9-25/9), modul 3 membahas Belanja Daerah (25/9-6/10), dan yang terakhir Modul 4 mengenai Barang Milik Daerah (6/10-12/10).

KKD dan KKDK diselenggarakan melalui pembelajaran kuliah klasikal,

diskusi kelas, latihan yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok, serta evaluasi konseptual atau ujian. Kegiatan tersebut diampu oleh dosen serta praktisi yang mumpuni di bidangnya, antara lain staf pengajar dari FEB UGM, praktisi dari pemerintah daerah yang sesuai dengan materi kursus, pejabat dari Kementerian Keuangan R.I, pejabat dari Kementerian Dalam Negeri, serta pejabat dari Badan Pemeriksa Keuangan.

As a manifestation of our commitment to keep on developing economics and

business, Faculty of Economics and Business, Universitas Gadjah Mada, Indonesia, will present its fi rst annual Yogyakarta Economics and Business International Conference 2013 (YEBIC 2013). We invite scholars, researchers, and practitioners who are interested to present their papers in area of economics, business, and accounting. This opportunity could be used as a way to broaden their international networks, meet and exchange the latest ideas and discuss issues on economics and business.

We are now accepting submissions in any area related to economics,

business, and accounting fi elds. For details of research areas, please look at major fi elds of research. Your paper must be submitted online and are subject to blind-peer review of our board of editors of three journals and committee. All presented papers will be published in a conference proceeding with ISBN number. We will provide you a letter of acceptance or invitation letter for your visa application or fi nancial sponsorship from your institution. You are encouraged to submit your paper at the earliest time possible.

Held in Yogyakarta, participants will also have the chance to immerse themselves in the glory and tantalizing charm of the city that is known for

its rich heritage and culture. Aside from the old-world charm of royalty that can be spotted in the most city-dwellers daily life, Yogyakarta is also known as a melting pot for cultures from across the nations due to its position as Indonesia’s education capital. Therefore, participants will be returning with a sweet thing to remember and diff erent insight about this magnifi cent cultural city.

Not only calling submitters, we also call for all participants who want to join us in this conference. Further information, please log on http://yebic.feb.ugm.ac.id or email us at [email protected]

50EB News November 2013

Page 54: EB News Edisi 16 Tahun 2013

51

Page 55: EB News Edisi 16 Tahun 2013

52EB News November 2013

Page 56: EB News Edisi 16 Tahun 2013