Doctor – Patient Relationship Dan Wawancara Psikiatrik

Post on 06-Feb-2016

263 views 1 download

description

dfsfs

Transcript of Doctor – Patient Relationship Dan Wawancara Psikiatrik

Doctor – patient relationship dan Wawancara Psikiatrik

Bagian PsikiatriFK UNISBA – RS dr. Salamun

hub dokter – pasien : inti praktek kedokteran harapan pasien :

- hubungan yg baik dg dokternya- memperoleh kesembuhan

kenyamanan ps pd kunjungan ke dokter :fr. interpersonal > fr. kemampuan tehnis (tgt persepsi : perhatian & pemahaman thd keadaannya/keluhannya)

• rapport : saling memahami dan saling percaya antara dokter dan pasien

membantu tumbuhnya hub terapetik yg konstruktif• empati, bukan simpati• hub yg saling menghargai antara ke-2 pihak (+)

toleransi thd keterbatasan terapetik (+)• malpraktek informasi & komunikasi ?

negligence :“doing something that a physician with a duty of care for the patient should not have done or failing to do something that should have been done as defined by current medical practice”

Establishing rapport :1. Put doctor - patient at ease 2. Empathy to patient complaints3. Express compassion4. Evaluating the patient’s insight and becoming

an ally5. Showing expertise, establishing authority as

physician and therapist6. Balancing the roles of emphatic listener, expert

and authority.

Fungsi Wawancara Medis :1. Menentukan masalah yg dihadapi ps

Tujuan :- menentukan dx- merekomendasikan prosedur dx selanjutnya- menyarankan rangkaian tx yg harus dijalani- memprediksi sifat/perjalanan penyakit

2. Mengembangkan & mempertahankan hubungan terapetikTujuan :- pasien mau memberikan informasi

diagnostik yg diperlukan- menghilangkan distress fisik & psikologis- mau menerima rencana terapi yg akan

dilakukan- kepuasan pasien- kepuasan dokter

3. Mengkomunikasikan informasi & menjalankan rencana terapiTujuan :- pasien memahami penyakitnya- pasien memahami prosedur diagnostik yg

disarankan- pasien memahami kemungkinan terapi yg

harus dijalani- konsensus antara dokter & pasien untuk ke-3 hal tsb

- informed consent- perubahan gaya hidup

Model Interaksi antara Dokter – pasien :1. Model Paternalistik / Model Otokratik

- asumsi : dokter tahu yg terbaik- dokter memberikan tx, pasien diharapkan patuh tanpa banyak bertanya- dokter mungkin tidak memberitahukan beberapa informasi jika diyakini itu yg terbaik u/ ps - sesuai untuk :

situasi emergensi pasien dg tipe kepribadian tertentu

2. Model Informatif- semua data diinformasikan, keputusan

sepenuhnya diserahkan pd pasienmis : 5-year survival statistics u/ berbagai

modalitas tx pd kanker payudara pasien memutuskan sendiri tanpa

disugesti/ dipengaruhi- sesuai u/ konsultasi sesaat pasien akan

dikembalikan ke dokter yg merawat- kadang2 dirasakan pasien bahwa dokternya

“dingin” dan tidak peduli

3. Model Interpretif- dokter menguraikan beberapa alternatif- pasien ikut berperan u/ membuat keputusan

bersama2- dokter bersifat fleksibel, terbuka untuk

masukan maupun alternatif yg disampaikan pasien

4. Model Deliberatif- dokter bertindak sbg teman/ konselor- menyampaikan informasi- secara aktif menyarankan rangkaian tindakan

tertentu- biasa digunakan u/ pasien yg berperilaku yg membahayakan kesehatan

mis : pasien yg akan berhenti merokok/ mengurangi BB

Catatan :• Model ini hanya bersifat memandu• Tdk ada pendekatan yg paling superior

dibanding yg lain• Kesulitan baru muncul jk dokter terpaku pd satu

pendekatan & tdk dpt mengubah strategi bahkan pd saat diperlukan

• Model tsb tidak mencerminkan ada/tidaknya kehangatan interpersonal

• Dokter yg paternalistik pun dpt dirasakan sbg dokter yg akrab, peduli dan penuh perhatian

tgt situasi ps & kondisi medis saat itumis. dokter2 di kota kecil/pedesaan akan diikuti perintahnya dg patuh & tanpa banyak bertanya

• Konsep ini bersifat “cair”• Dokter dpt menggunakan pendekatan berbeda

untuk pasien yg berbeda, atau pendekatan yg berbeda untuk pasien yg sama tetapi dalam waktu dan situasi medis yg berbeda.

KONDISI KHUSUS PASIEN DEPENDEN, PENCEMASCiri :

▫ menuntut perhatian▫ merasa tdk nyaman▫ datang di luar jadwal▫ sering menjadi marah/takut kalau merasa dokter

tdk menangani dg baikPendekatan :

▫ Membangun batasan-batasan yg tegas sambil meyakinkan pasien bahwa dokter telah serius & profesional dlm menangani pasien

HISTRIONIK Ciri :- gaya yg dramatik, emosional dan impresionistik- berperilaku seduktif- kebutuhan asadar karena adanya ketakutan kalau tdk

ditangani dg baik jika tampil tdk menarik (secara seksual)

Pendekatan :- dokter harus tenang, menenteramkan, dan menerima - mereka tidak benar-benar ingin “menggoda” dokter,

tetapi tdk tahu cara lain utk mendapatkan perhatian yg

mereka butuhkan- dokter tampil tenang, menenteramkan, tetapi tegas dan non-flirtations

NARSISISTIKCiri :• ps merasa lebih superior dibanding semua orang di

sekelilingnya, bahkan termasuk dg dokternya• berusaha keras utk tampak sempurna &

menyepelekan orang lain yg mereka anggap tdk sempurna arogan, kurang sopan, kurang sabar topeng dari perasaan tdk mampu, tdk berdaya dan

“kekosongan”• Pd awalnya mereka bisa sangat mengidolakan dokter

krn menganggap dokter sama sempurnanya spt mereka, tetapi akan dg cepat mjd sikap merendahkan bila mereka sadar dokter “hanyalah manusia biasa”

Pendekatan :• jangan terpengaruh sikap pasien yg kurang

menghargai dokter

DEMANDINGCiri :• banyak menuntut• mudah frustasi & tdk sabar• manipulasi & menyakiti diri sendiri bila

keinginannya tdk terpenuhiPendekatan :• dokter menerangkan perilaku yg bisa/tdk bisa

diterima• ditangani dg penghargaan & perhatian• ps belajar bertanggung jawab thd perilakunya

PENCURIGACiri :• curiga• pendendam• sikap bermusuhan• menyalahkan dokterPendekatan :• dokter menjelaskan secara rinci setiap

keputusan & prosedur terapi• bereaksi tanpa membela diri• hindari konfrontasi• tunjukkan fakta

MANIPULATIFCiri :• tidak ada rasa bersalah• penampilan mempesona & cerdas• berbohong• manipulasi• kriminalPendekatan : • peraturan yg tegas• bila melanggar harus bertanggung jawab

Wawancara Psikiatrik• Utk mengumpulkan informasi dlm penegakan

diagnosis• Dx memandu terapi dan membantu mem-prediksi

perjalanan (penyakit) • Dx psikiatrik didasarkan pada fenomenoligi

deskriptif : tanda, gejala dan perjalanan klinik• Pemeriksaan psikiatrik terdiri dari 2 bagian :

a. riwayat :- menggambarkan RPS dan RPD- memberikan informasi keluarga /pribadi lainnyab. pemeriksaan status mental :penilaian formal thd pikiran, mood dan perilaku

pasien saat ini

Riwayat PsikiatrikA. Identifikasi

1. usia, jenis kelamin2. pekerjaan, pendidikan, etnis, status marital, agama

B. Keluhan Utama- dg kata-kata pasien sendiri (bila mungkin)- alasan konsultasi/hospitalisasi

C. RPS1. kapan dan bagaimana keluhan tsb bermula2. bagaimana gejala-gejala tsb berkembang

seiring perjalanan waktu3. pengobatan yg sdh dilakukan

- medikasi : jenis obat, dosis, respon, efek samping, kepatuhan

- terapi : modalitas, frekuensi, manfaat yg dirasakan4. penggunaan obat/alkohol saat ini

D. Riwayat Psikiatrik 1. urutan kronologis dari semua gejala & episode

(diobati maupun tidak), mulai dari yg paling awal

sampai ke episode yg sekarang2. deskripsi gejala3. faktor presipitasi (jika ada)4. terapi yg pernah dijalani & responnya (prediktor

terbaik utk respon terapi di masa datang adalah

respon terapi di masa lalu)5. hospitalisasi : berapa lama dirawat, alasan

perawatan, terapi & responnya, rencana pemulangan, kepatuha n & follow-up nya

E. Riwayat medik1. kondisi medik saat ini & terapi2. penyakit berat yg pernah dialami & terapi3. riwayat perawatan ok. kondisi medik4. riwayat operasi

F. Riwayat keluarga1. anggota keluarga saat ini (umur & sex)2. anggota keluarga dg gangguan/gejala

psikiatrik – riwayat terapi

G. Riwayat pribaditujuan : - menguraikan makna peristiwa selama kehidupan

pasien , yg mungkin menyebabkan/mengeksaserbasi

gejala-gejala psikiatrik- menggambarkan perubahan-perubahan kemampuan

fungsional seiring dg perjalanan waktu- diseleksi mana yg secara diagnostik signifikan,

berdasarkan informasi yg diterima dari pasien/keluarganya

1. Kelahiran & masa bayi riwayat pemakaian obat-obatan oleh ibu, komplikasi perinatal, temperamen, saat berjalan, saat bicara

2. Masa kanak kontrol BAK/BAB, toleransi thd perpisahan, hubungan dg teman, sekolah, aktifitas ekstrakurikuler

3. Masa remajaonset pubertas, hub dg teman sebaya, minat seksual, penggunaan obat-obatan, perkembangan tujuan/karir, pendidikan, pekerjaan, aktifitas ekstrakurikuler

4. Masa dewasaperkawinan & hub romantik lainnya, riwayat seksual, pekerjaan, militer, penggunaan obat/alkohol, kriminal, minat di luar pekerjaan

Pemeriksaan Status Mental• Format sistematik utk merekam temuan ttg

pikiran, perasaan dan perilaku• Observasi bersifat objektif dan noninferential

(apa yg dilihat & didengar, bukan apa yg kita pikirkan)

• Hanya fenomena yg diamati saat pemeriksaan, selebihnya dicantumkan dalam riwayat.

A. Penampilan - cara berpakaian & kebersihan- sikap & perilaku- tanda-tanda fisik (mis. tremor, ataksia)- perhatian khusus bila ada hal-hal yg abnormal &

eksentrikB. Bicara

volume, kecepatan, artikulasi, vokabulari, bukan isiC. Ekspresi emosi

1. Subjektif - deskripsi pasien ttg perasaannya (mis. “Saya merasa sedih”)

2. Objektif – emosi dikomunikasikan melalui ekspresi wajah, postur tubuh, dan nada suara

3. Afek :- objektif, komponen emosi yg dpt diamati

oleh pemeriksa

- variabilitas emosi seiring perubahan pikiran

(mood : suasana perasaan yg mendasari nada

emosional)

D. Pikiran & Persepsi1. Bentuk pikiran – apakah logis dan goal-directed?

autistik , realistik2. Isi pikiran – abnormalitas meliputi :

a. Waham b. Ideas of referencec. Obsesid. Preokupasie. Thought insertion, thought withdrawl

3. Persepsi – halusinasi, ilusi

E. Sensorium- penilaian beberapa fungsi kognitif- menggambarkan keutuhan seluruh SSP- abnormalitas tjd pd delirium dan dementia- mungkin ada kondisi medik yg mendasari atau gejala

yg ada terkait dg penggunaan obat-obatan1. Alertness (kesadaran) – tingkat kesadaran

konstan atau fluktuatif2. Orientasi thd tempat, orang, waktu3. Konsentrasi – kemampuan memusatkan &

mempertahankan perhatian4. Memori – remote, recent, immediate recall

5. Kalkulasi – berhitung sederhana6. Pengetahuan – mengingat kejadian-kejadian

penting7. Pemikiran abstrak - peribahasa8. Wawasan penyakit – kemampuan mengenali & memahami gejala yg dia alami9. Penilaian - kemampuan mengambil keputusan, bersikap yg sesuai dg norma-norma sosial, dan

mampu bekerjasama dg rencana terapi

Resume Status Mental :- Kesadaran- Roman muka- Kontak/Rapport- Orientasi- Perhatian- Emosi- Memori- Persepsi : halusinasi, ilusi- Pikiran : bentik, jalan, isi- Wawasan penyakit- Tingkah laku/ Bicara- Dekorum