Post on 08-Mar-2019
Direktorat Konservasi Tanah dan AirDitjen Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Disampaiikan pada :
Seminar Mencari Terobosan Kebijakan Rehabilitasi Hutan dan Reklamasi Bekas
Tambang Untuk Mendukung Target Pengurangan Emisi di Indonesia
Hotel Dafam , 27 Agustus 2018
HutanKonservasi; 880.772 Ha
Hutan Lindung;2.379.371 Ha
Hutan Produksi; 5.109.936 Ha
Kawasan Budidaya;
2.763.383 Ha
KawasanLindung;
2.234.657 Ha APL
APL
17%
21%
6%
18%
38%
TOTAL LAHAN KRITIS13.368.120 Ha
Kuantitas, Kualitas dankontinuitas
air
Lahan
Iklim
1. Banjir2. Kekeringan3. Air Bersih
1. ErosiSedimentasi2. Produktivitas Lahan3. Bangunan Vital (Dam)
1. Suhu2. Co23. Curah Hujan
memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya
dukung, produktivitas dan peranannya dalam
mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga
(PP No.76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan)
1. Dari sisi magnitude, persoalan lahan kritis sangat massif.
Luas +13,34 juta hektar
2. Dari sisi kompleksitas, persoalan lahan kritis super
kompleks, multidimensional; bukan semata persoalan teknis,
namun justru aspek sosial yang sangat menonjol.
3. Kemampuan pendanaan untuk rehabilitasi + 20.000
Ha/tahun. Bila dihitung termasuk berbagai varian (KBR,
Rehab oleh IPPKH, dsb) hanya sekitar 200.000 ha.
4. Karena kecilnya luas RHL relatif terhadap massive-nya
masalah, maka seakan tidak ada hasil signifikan. Terlebih
lagi karena luasan yang kecil harus tersebar merata di
berbagai propinsi. 5
1. Rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas
2. Penyelamatan 15 Danau priorotas dan 65 Waduk
3. Penanganan daerah rawan bencana
4. Perluasan kesempatan kerja
TERFOKUS
Q
DEFORESTASI VS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
Laju rehabilitasi (Kemapuan Pemerintah)
(± 200.000 Ha/Th)
Laju deforestasi
(± 479 ribu Ha/Th)
Juli 2016-Juni 2017
T
PERCEPATAN RHL
Sumber: Ditjen PKTL KLHK
Sumber: Ditjen PDASHL KLHK
GAPTidak tersedianya
anggaran
9
2015 2016 2017
A RHL 18.853 21.195 36.984 77.032
1 DAS Prioritas/KPHL/HL/DTA Danau/ Sempadan
Sungai/Imbuhan Air Tanah/ Agroforestry
18.132 20.483 35.341 73.956
2 Mangrove 481 497 1.175 2.153
3 Hutan Kota 240 215 468 923
B TURUNAN 181.594 177.151 164.006 522.751
1 Penanaman KBR 119.200 37.050 32.874 189.124
2 Penanaman PP 62.394 125.400 125.375 313.169
3 Penanaman KBB KPHL / DAK - 13.051 - 13.051
4 Penanaman Bibit Produktif - 1.650 5.757 7.407
JUMLAH A + B 200.447 198.346 200.990 599.783
No KegiatanLuas Penanaman (Ha)
Jumlah
TIPO
LOG
I
PEN
AN
AM
AN
PENDEKATAN PENYELESAIAN RHL
1. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (didalam dan di luarkawasan)
2. Restorasi ekosistem gambut 3. Pemulihan Upland Bencana longsor
dan Banjir (resettlement)4. Pemulihan Karhutla (rehabilitasi tegakan)
* (perlibatan masyarakat dalam penanaman sebagai pekerja)
NEGARA(Bisa dikerjasamakan dengan TNI)
KORPOSI 5. Industri (HPH/Silin)6. Industri (HTI)7. Rehabilitasi DAS (IPPKH)8. CSR
MASYARAKAT9.Perhutanan Sosial (PS)10. Dinamika Masyarakat (sistem adopsi pohon, dll)
* (perlibatan masyarakat sebagai pemilik tanaman)
* (perlibatan masyarakat dalam penanaman sebagai pekerja)
10
1. Rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas
2. Penyelamatan 15 Danau priorotas dan 65 Waduk
3. Penanganan daerah rawan bencana
4. Perluasan kesempatan kerja
TERFOKUS
Rehabilitasi Hutan danLahan Kritis secaraVegetatif seluas 226.000 Ha
Rehabilitasi HutanMangrove, seluas 1.000 Ha
Rehabilitasi melalui HLN (FP II dan FP III) seluas3.000 Ha.
12
1. Penapisan calon Lokasi Rehabilitasi Hutan
2. Rasionalisasi pelaksanaan rehabilitasi hutan: ( standar teknis,
standar biaya dan penilaian tanaman
3. Meningkatkan efektifitas pengendalian
4. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan remote sensing
dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan serta penilaian
tanaman
5. Pemberdayaan masyarakat yang nyata melalui pendampingan yang
memadai (oleh LSM) pada sasaran lokasi yang ada masyarakatnya.
6. Memaksimalkan pelaksanaan kegiatan sejak T-1
7. Memanfaatkan CSR perusahaan, membuat Mou dengan
ormas/PTN/PTS untuk kegiatan penanaman
8. Mengoptimalkan dana DBH DR dengan merevisi PP.35 Agar pemda
bisa memanfaatkan dana tersebut
15 DAS 15 Danau 65 Waduk
Fungsi Kawasan
Kegiatan RHL Yang sudah dilaksanakan (mulai 2010)
Lokasi Indikatif
RHL skemaAgroforestry
1. Erosi > 60 ton/ha/th2. Kelas Lereng3. Peta Penutupan
lahan
1. Peta Perijinan
2. Peta TORA
Rawan Bencana
VerifikasiSPOT 6
RHL skema
Reboisasi Intensif
TEKNIK PENAPISAN PENENTUAN LOKASI REHABILITASI MELALUI PENDEKATAN LANDSCAPE
Penapisan
(KPHL/P, TN/BKSDA, PSKL, KHDTK)
Apabila Clean dan Clear dari masyarakat
Apabila ada intervensidari Masyarakat
Klas Peta Penutupan Lahan:1. Belukar/Semak2. Tanah Terbuka3. Pertanian Lahan Kering4. Pertanian Lahan Kering
Campur5. Belukar Rawa
18 PROVINSI
65
WADUK
15 DANAU PRIORITAS
15 DAS PRIORITAS
24 BPDASHLRAWAN
BENCANA
PERTAMPALAN SASARAN LOKASI RHL TA 2019
15
NoTUTUPAN LAHAN
FUNGSI KAWASAN
HUTAN LINDUNG HUTAN KONSERVASI
HUTAN PRODUKSI
1 TANAH
TERBUKA
REBOISASI REBOISASI REBOISASI
2 PERTANIAN
LAHAN KERING/
CAMPUR
AGROFORESTRY REBOISASI AGROFORESTRY
3 SEMAK
BELUKAR
REBOISASI REBOISASI REBOISASI
4 EKOSISTEM
MANGROVE
REBOISASI REBOISASI REBOISASI
-
1. Mengubah bentang alam dan meninggalkan lubang.
2. Progres reklamasi rendah karena menunggu selesai.
3. Struktur hutan tidak kembali.
4. Tanah tidak subur, keasaman tinggi, erosi, banjir.
5. Masyarakat setempat terpinggirkan (konflik sosial).
6. Pendapatan negara < perbaikan lingkungan.
7. Jamrek tdk menjamin pulihnya nilai & fungsi awal.
8. Reklamasi/rehabilitasi dianggap cost center.
9. Kualitas sdm yg menangani lingkungan tidak memadai.
10. Saat ini harga komoditi tertentu rendah.
11. Pemegang izin cenderung tidak punya komitmen lingk.
12. Lingkungan rusak (Pencemaran tanah, air, udara dll).
13. Banyak kegiatan illegal (PETI dll).
• Seluas areal terganggu dalamarea IPPKH
• selesai paling lambat 1 tahun sebelum IPPKH berakhir/dikembalikan
•Prov. dgn Kws Hutan > 30% (untuk IPPKH Komersil)
•Prov. dgn Kws Hutan ≤ 30% (untuk IPPKH Non Komersil)
•Waktu : ½ N atau ½ N+1
• Prov. dgn Kws Hutan < 30% (Lampung, Jawa dan Bali)
• Komersil 1 : 2
REKLAMASI
(di dalam areal IPPKH)
REHABILITASI DAS
(di luar areal IPPKH)
REBOISASI
(Pada Lahan Kompensasi)
PP 24/2010 jo PP 61/2012 jo PP 105/2015 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
PermenLHK P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2016 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan
ArealIPPKH
L3
L1
L2
LUAS IPPKH
Seluas ArealIPPKH
LUAS REHABILITASI DAS
REKLAMASI HUTAN dan REHABILITASI DAS
+ 10%
L1 : sarpras dan tambang yang masih aktif (direklamasi setelah tidak digunakan).
L2 : areal yang sudah selesai digunakan (harus segera direklamasi) .L3 : areal yang secara teknis tidak dapat direklamasi (Lubang Bekas Tambang).
L0
1. Reklamasi diselesaikan paling lambat 1 tahun sebelumberakhirnya izin
2. Reklamasi dilakukan dengan kaidah yang benar tanpaharus menunggu selesainya penambangan secarakeseluruhan;
3. Pemilihan jenis dan waktu penanaman yang tepat (covercrops, pioneer, jenis lokal berdaur panjang);
4. Mempertahankan tanaman asli setempat;
5. Jika tanaman pioneer telah berusia 2-3 tahun segerasisipi dengan tanaman lokal berdaur panjang;
6. Pemeliharan areal reklamasi sampai pengembalianIPPKH;
7. Menyusun data base termasuk dokumentasi sebelumdan sesudah reklamasi (Before - after).
MASALAH SOLUSI
1. BANYAK MENINGGALKAN LUBANG.
2. 3.REVEGETASI DIDOMINASI FAST
GROWING SPECIES.
3. REKLAMASI HUTAN DINILAI BELUM
BERHASIL TAPI JAMREK SUDAH CAIR.
1. STANDAR KEBERHASILAN REKLAMASI
DI KLHK KOMPOSISI TAN. LOKAL MIN.
40% DI ESDM ASAL TAJUK SUDAH
KETEMU WALAUPUN FAST GROWING
SPECIES.
1. BANYAK MENINGGALKAN SARPRAS
(BANGUNAN, JALAN DLL).
1. LUBANG HARUS STABIL, AMAN DAN
BERMANFAAT SERTA TERMUAT DALAM
RPT/AMDAL.
2. HARUS DISISIPI TAN. LOKAL BERDAUR
PANJANG , MEMILIKI EKONOMIS TINGGI
SESUAI FUNGSI KAWASAN (MIN. 40%).
3. PENEMPATAN JAMREK TIDAK
MENGHILANGKAN KEWAJIBAN REKLAMASI
HUTAN, PENILAIAN REKLAMASI UNTUK
PENCAIRAN JAMREK AGAR MELIBATKAN
KLHK.
4. PP 78/2010 MENSYARATKAN KRITERIA
KEBERHASILAN UNTUK REKLAMASI HUTAN
MENGACU KETENTUAN KLHK (P.04/2011 &
P.60/2009).
5. 6SARPRAS DIKOORDINASIKAN KLHK DAN
PEMDA UNTUK PEMANFAATAN LEBIH LANJUT
SERTA DITUANGKAN DALAM RENCANA PASCA
TAMBANG
REKLAMASI HUTAN
IPPKH wajib Reklamasi Hutan 1.031 IPPKH
Luas wajib Reklamasi Hutan 519.274,19 Ha
Luas Di Buka 79.870,86 Ha
Luas Di Reklamasi 28.661,26 Ha
Serah Terima 1.723,85 untuk Pengurangan PNBP
seluas 1.342,64 Ha & Untuk Pengembalian IPPKH
seluas 381,21 Ha
201
4
201
5
2016
201
7
Persiapan Penanaman
Pemasangan AjirTanaman
Penanaman BibitSengon
Tanaman Sengonsetelah
pemeliharaantahun ke 2