Post on 10-Mar-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA SAHAM SEBELUM
DAN SESUDAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT ISO 9000 PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
SWASTIKA DYAH ARIMURTI NIM: F 1307566
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(Q.S. Al Insyirah:6-8)
”Tiada hal yang dapat diraih tanpa suatu pengorbanan, sebab dalam meraih
keberhasilan membutuhkan waktu & tahapan yang harus kita lewati.”
”Katakan kita sanggup..Katakan kita bisa.. Maju terus pantang mundur...”
”DO THE BEST”
“SEMANGAT... SEMANGAT.... SEMANGAT......!!”
Dengan ucapan
Alhamdulillah,
karya kecil ini kupersembahkan kepada:
Allah SWT dan Rasul-Nya
Ayah, Ibu
Adik dan Saudara-saudaraku
Semua kawan dan sahabat, yang ku kenal dan mengenalku
Almamaterku
dan untuk seluruh cinta, cita-cita, cerita, harapan, dan masa depanku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan
judul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA SAHAM
SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT ISO 9000
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA”. Skripsi ini disusun guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak., sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret,
2. Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret,
3. Dra. Falikhatun, M.Si.,Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi S1 Non
Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret,
4. Dr. Payamta, M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, masukan,
serta motivasi selama penyusunan skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
5. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak, selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan dukungan dan pengarahan selama berada di Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Kedua orangtuaku dan adikku atas segala kasih sayang, nasehat, motivasi serta
doa restu yang senantiasa menyertaiku.
7. Seluruh saudara-saudara dan keluarga besarku, terimakasih atas nasehat dan
motivasinya.
8. Henty dan Bondan, terimakasih atas motivasi, bantuan, nasehat, kritikan,
persahabatan serta semangat yang kamu berikan. Tanpa kalian berdua, skripsi
ini bukanlah apa-apa. Mencari data, Olah data di perpustakaan, download
jurnal, konsultasi, ujian, revisi, dan belajar selalu bersama-sama. Hidup Trio
Skripsi... Semangat!
9. Teman-teman S1 angkatan 2007, Lisa, Tutik, Yuyun, Christin, Ulang, Venty,
Ana, Sinta, Novita, Rita, Ika Sari, Ika Yuli, Ninik, Ciptadi, Linggar, Eti,
Paula, Astri, Rochma, mbak Bertha, mbak Ulfa, mbak Vina, mbak Emy,
Fitria, Paula, Hana, Rere, mbak Sari, mbak Isti, Istiqomah, Hagni, Puji, Tiwik,
Ajar, Mas Achwin, Boni, Bayu, Bagus, Doni, Mas Hendro, Trama, Mas
Chandra, Mas Sofi, Mas Taufik, Mas Hadi, Ginting, Guntur, Yudha, Hanggas,
Mas Dewa, Mas Thomas, Ananto, Eko, Hafid, terimakasih atas bantuan,
kerjasama, motivasi dan persahabatannya selama ini.
10. Pak Timin, Pak Satpam dan seluruh karyawan Fakultas Ekonomi UNS,
terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.
11. Seluruh karyawan KAP Busroni dan Payamta, terimakasih atas bantuannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
12. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi UNS, Bu Ning, terimakasih atas ilmu,
pengetahuan, dan nasehetnya. Kita bisa mengerjakan semuanya sendiri
asalkan kita bersungguh-sungguh, berusaha, belajar, dan berlatih. Terimakasih
atas motivasi, ilmu dan pengetahuan yang diberikan kepada penulis, hingga
penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
13. Pak Yuan, Pak Grin, Pak Thomas, Bu Mimin, Pak Amos, Mbak Tiwi, Mbak
Nita, Mbak Siaw Ling, Monika, Pak Parmo, Pak Maman, Pak Kun, Pak Eko,
Pak Yanto, Pak Agung, Doni, Pak Satpam, Mbak Sri, Pak Mulyadi, Pak Joko,
Pak Fitri, Mbak Ambar, dan seluruh karyawan PT ABC (Palur) dan PT ABC
(Kemiri), terimakasih atas kerjasama, pengertian, dan dukungannya. Kuliah
dan bekerja harus seimbang, tanpa ada salah satu yang dirugikan. Do the best.
Semangat !
14. Seluruh saudara-saudara dan keluarga besarku, terimakasih atas nasehat dan
motivasinya.
15. Haris dan Finda, terimakasih atas inspirasi, persahabatan, dan motivasinya.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah
membalas kebaikan Anda semuanya.
Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan
manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
ABSTRAKSI ................................................................................................... xiv
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Perumusan Masalah........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 8
II. TELAAH PUSTAKA
A. International Organization for Standardization (ISO) ..................... 9
B. Seri Sertifikat ISO........................................................................... 10
C. Proses Sertifikasi ISO .................................................................... 12
D. Kinerja Perusahaan ........................................................................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
E. Tinjauan Penelitian Sebelumnya dan Pengembangan Hipotesis... 17
1. Sertifikat ISO dengan Kinerja Keuangan .................................. 19
2. Sertifikat ISO dengan Kinerja Saham ........................................ 27
F. Ukuran Perusahaan (firm size) ...................................................... 29
G. Kerangka Teoritis ......................................................................... 30
III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 31
A. Desain Penelitian........................................................................... 32
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 32
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 33
D. Variabel dan Pengukurannya ....................................................... 34
E. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ........................... 38
1. Analisis Statistik Deskriptif..................................................... 38
2. Pengujian Hipotesis................................................................. 39
IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................. 38
A. Hasil Pengumpulan Data.............................................................. 40
B. Statistik Deskriptif ....................................................................... 41
C. Uji Normalitas .............................................................................. 43
D. Uji Hipotesis dan Pembahasan .................................................... 45
V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN............................ 59
A. Kesimpulan................................................................................... 65
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 65
C. Saran ............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
IV. 1 Hasil Pengambilan Sampel .......................................................................40
IV. 2 Statistik Deskriptif Hipotesis 1..................................................................41
IV. 3 Statistik Deskriptif Hipotesis 2..................................................................43
IV. 4 Uji Normalitas untuk Hipotesis 1...............................................................44
IV. 5 Hasil Uji Normalitas untuk Hipotesis 2.....................................................44
IV. 6 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis untuk 1 Tahun Sebelum
dan 1 Tahun Sesudah Bersertifikat ISO 9000............................................47
IV. 7 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis untuk 1 Tahun Sebelum
dan 2 Tahun Sesudah Bersertifikat ISO 9000............................................50
IV. 8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis untuk 1 Tahun Sebelum
dan 3 Tahun Sesudah Bersertifikat ISO 9000............................................52
IV. 9 Ringkasan Hasil Wilcoxson Signed Rank Test untuk Return Saham
Sebelum dan Sesudah Bersertifikat ISO 9000...........................................54
IV. 10 Rata-Rata Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Sertifikasi
ISO 9000 Berdasarkan Kelompok Perusahaan Besar dan Kecil...............56
IV. 11 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kelompok
Perusahaan Kecil (Analisis Tambahan).....................................................58
IV. 12 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kelompok Perusahaan
Besar (Analisis Tambahan)........................................................................59
IV.13 Rata-Rata Return Saham Sebelum dan Sesudah Sertifikasi ISO 9000
Berdasarkan Kelompok Perusahaan Besar dan Kecil................................63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
IV.14 Ringkasan Hasil Wilcoxson Signed Rank Test untuk Return Saham
Kelompok Perusahaan Besar dan Kecil Sebelum dan Sesudah
Bersertifikat ISO 9000………………………………………………...…63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
I. 1 Kerangka Teoritis.......................................................................................31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
I Review literatur terdahulu............................................................................i
II Kriteria Pengambilan Sampel.....................................................................iv
III Window penelitian........................................................................................v
IV Daftar Perusahaan Sampel..........................................................................vi
V Daftar Rasio Keuangan dan Aktual Return Saham....................................vii
VI Statistik Deskriptif Hipotesis I....................................................................xi
VII Statistik Deskriptif Hipotesis II.................................................................xii
VIII Uji Normalitas Hipotesis I........................................................................xiii
IX Uji Normalitas Hipotesis II........................................................................xv
X Uji Hipotesis I (Ha1-Ha6).........................................................................xvi
XI Uji Hipotesis I (HA)................................................................................xxii
XII Uji Hipotesis II.......................................................................................xxxi
XIII Analisis Tambahan: Data Total Assets..................................................xxxii
XIV Analisis Tambahan: Pengelompokan Perusahaan ...............................xxxiii
XV Analisis Tambahan: Uji Hipotesis I (Perusahaan Kecil)…..................xxxiv
XVI Analisis Tambahan: Uji Hipotesis I (Perusahaan Besar)…......................xlii
XVII Analisis Tambahan: Uji Hipotesis II (Perusahaan Kecil)…...................lxxii
XVIII Analisis Tambahan: Uji Hipotesis II (Perusahaan Besar)…..............…lxxiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri dan teknologi dalam era globalisasi yang semakin
pesat mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dalam memperebutkan pangsa
pasar. Keadaan ini menyebabkan perusahaan harus mampu mempertahankan usaha
yang dikelolanya. Keberhasilan dalam memenangkan persaingan tidak hanya
ditentukan oleh kemampuan dalam mengelola dan meningkatkan sumber daya yang
dimiliki tetapi kualitas produk juga menjadi kunci utama. Kualitas produk
memegang peranan yang penting bagi perusahaan, karena kualitas produk
merupakan hal yang paling diandalkan perusahaan untuk tetap memberikan yang
terbaik bagi kepuasan pelanggan.
Menurut Ahmar dan Kurnia (2005) kualitas produk yang sesuai dengan
harapan konsumen akan memberikan keuntungan perusahaan dalam menetapkan
harga yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan naiknya total
penjualan yang merupakan indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar. Kualitas
produk pada saat ini tidak lagi hanya dapat dibuktikan dengan hasil uji produk akhir
yang memenuhi syarat, tetapi juga diperlukan bukti lain berupa sertifikat yang
menyatakan bahwa sistem yang diterapkan dalam membuat produk tersebut
menjamin kualitas produk akhir yang akan selalu baik.
The International Organization For Standardization (ISO) adalah badan
standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang
berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. ISO dapat disimpulkan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
koordinasi standar kerja internasional, publikasi standar harmonisasi internasional,
dan promosi pemakaian standar internasional.
Menurut Purnama (2005) ISO 9000 adalah suatu standar internasional untuk
sistem manajemen mutu. ISO 9000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan
rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang
bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditentukan
ini, merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi bertanggung
jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu dan juga merupakan
kebutuhan pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.
Sertifikat manajemen kualitas ISO 9000 merupakan fokus dari penelitian ini.
Seperti proses manajemen kualitas lainnya, ISO 9000 fokus pada kemajuan kegiatan
operasional organisasi yang meningkatkan kualitas dan efisiensi. Sertifikat ISO
9000 sangat identik dengan peningkatan kinerja organisasi. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa hubungan sertifikat ISO 9000 dengan kinerja keuangan adalah
perusahaan mendapatkan manfaat dari penerapan sertifikat ISO 9000 dari efisiensi
dan pengurangan biaya (Sharma, 2005; Simmons dan White, 1999; Dick, Heras, dan
Casadesus, 2002; Istiani, 2008).
Beberapa penelitian lainnya menyatakan bahwa peningkatan kinerja
perusahaan yang bersertifikat ISO 9000 datang dari peningkatan pendapatan, karena
perusahaan bersertifikat ISO 9000 mempunyai akses baru ke pelanggan dan pasar
(Corbett, Kirsch, dan Sancho, 2005; Casadesus, Saizarbitoria, dan Laburu, 2000).
Terlaak dan King dalam Benner dan Veloso (2008) menyatakan bahwa ISO 9000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merupakan sinyal baru untuk peningkatan kualitas dan peningkatan pertumbuhan
perusahaan daripada perusahaan yang tidak bersertifikat ISO 9000. Penelitian
lainnya menyatakan bahwa terdapat peningkatan efisiensi dan laba, hal ini
dikarenakan sertifikat ISO 9000 dapat mengurangi biaya dan meningkatkan
penjualan (Ahmar dan Kurnia, 2005).
Menurut Bashir, Alzebdeh, dan Rashid (2008) banyak perusahaan
mengalami peningkatan penjualan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000, selain
itu menurut Sharma (2005) perusahaan juga mengalami peningkatan kinerja
keuangan sesudah mempunyai sertifikat ISO 9000. Sun (2000) menemukan bukti
bahwa ISO 9000 berhubungan dengan kinerja perusahaan dalam aspek produktivitas
dan profitabilitas. Adanya peningkatan penjualan, peningkatan efisiensi, dan
penurunan biaya sesudah memperoleh sertifikat ISO akan berdampak pada
peningkatan laba dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Penelitian mengenai dampak perolehan sertifikat ISO 9000 terhadap reaksi
pasar, menunjukkan bahwa pasar bereaksi positif terhadap pengumuman sertifikat
ISO 9000, apabila investor mempunyai harapan bahwa perusahaan akan meningkat
kinerjanya setelah mendapatkan sertifikat ISO 9000 maka akan muncul reaksi jual
beli yang tercermin dalam perubahan harga saham (Wibawa, 2002; Hendrick dan
Singhal, 1996; Benner dan Veloso, 2008; Ozgur dan Pinar, 2007). Wibawa (2002)
menunjukkan bahwa pasar bereaksi positif terhadap pengumuman sertifikat ISO
9000 selama periode sebelum krisis, dan pasar bereaksi negatif terhadap
pengumuman ISO 9000 selama periode krisis moneter di Indonesia, selain itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terdapat perbedaan praktek manajemen kualitas antara perusahaan bersertifikat ISO
9000 dengan perusahaan non-ISO 9000.
Hasil penelitian Wibawa (2002) menunjukkan bahwa, apabila suatu
pengumuman sertifikat ISO mengandung informasi, maka pasar akan bereaksi
terhadap pengumuman pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Dalam hal ini reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham,
sehingga secara teoritis akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kinerja
saham perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Pinar dan Ozgur (2007) mengenai dampak
perolehan ISO 9000 pada kinerja saham yang digambarkan oleh stock returns. Stock
returns diproksikan dengan average stock returns dan variability of return. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 pada
umumnya mempunyai return saham yang tinggi dan juga mempunyai variabilitas
saham yang rendah dari perusahaan non-ISO 9000.
Bagaimanapun juga, hasil penelitian mengenai dampak perolehan sertifikat
ISO 9000 terhadap peningkatan kinerja keuangan dan kinerja saham, tidak
semuanya terlihat konsisten. Beberapa penelitian menemukan bahwa tidak ada
hubungan antara kepemilikan sertifikat ISO 9000 dengan peningkatan kinerja
keuangan (Ahmar dan Pujiati, 2003; Yulinza, 2008, Lima et al dalam Corbett,
Kirsch dan Sancho, 2005; Terziovski et al dalam Sharma, 2005; Benner dan Veloso,
2008). Para peneliti tersebut juga berpendapat bahwa sertifikat ISO 9000
menimbulkan biaya baru (cost of quality).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Westphal dalam Benner dan Veloso (2008) menyatakan bahwa terdapat
perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9000, yaitu
pada awal-awal kepemilikan (pengadopsian) sertifikat ISO 9000 perusahaan
mempunyai kinerja yang baik, tetapi setelah beberapa tahun kepemilikan sertifikat
ISO 9000, kinerja perusahaan akan menurun. Hal ini dikarenakan banyak tuntutan
administratif dari sertifikat ISO 9000 yang harus dipenuhi perusahaan (seperti
bertambahnya biaya administrasi dan biaya audit kualitas dari badan registrar ISO).
Sejak diterimanya sertifikat ISO 9000 akan ada audit kualitas secara periodik
dari badan registrar ISO, yang memastikan bahwa perusahaan yang memiliki
sertifikat ISO 9000 akan melakukan pendokumentasian, meningkatkan kualitas
produk, melakukan standar-standar yang ada dalam sertifikat ISO, serta melakukan
efisiensi (Benner dan Veloso, 2008; Gesperz, 2005: 5). Oleh karena itu, kinerja
perusahaan sebelum dan sesudah bersertifikasi ISO 9000 akan berbeda. Dengan
adanya efisiensi maka diharapkan kinerja perusahaan akan meningkat dan menjadi
semakin baik.
Berdasarkan pada review literatur terdahulu (terlampir) maka penelitian ini
berupaya untuk mengembangkan penelitian sebelumnya. Kinerja keuangan diukur
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu return on investment, return on
equity, net profit margin, current ratio, leverage, dan asset turnover, sedangkan
kinerja saham diukur dengan menggunakan return saham. Perbedaan penelitian
dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Periode pengamatan.
Periode pengamatan dimulai dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2008.
Periode pengamatan dimulai dari tahun 2002, karena pada tahun 2002 seri ISO
9000 sudah mengalami penyempurnaan dari ISO 9000 versi 2001. Melalui ISO
9000 diharapkan kinerja perusahaan akan lebih meningkat lagi dan operasi
perusahaan menjadi semakin efektif dan efisien.
2. Periode penelitian.
Masa berlaku sertifikat ISO 9000 adalah tiga tahun sesudah sertifikat
tersebut diperoleh (Gesperz, 2005: 1). Berdasarkan hal tersebut akan dilakukan
analisis kinerja keuangan terkait dengan perolehan sertifikat ISO 9000 yang
dimulai dari satu tahun sebelum sertifikat ISO 9000 diperoleh, sampai dengan
tiga tahun sesudah sertifikat tersebut diperoleh. Analisis terhadap kinerja saham
dimulai dari lima hari sebelum pengumuman, sampai dengan 5 hari sesudah
pengumuman ISO 9000, periode jendela yang relatif pendek ini, dimaksudkan
untuk mengamati pergerakan harga saham yang hanya dipengaruhi oleh event
yang diamati saja (pengumuman sertifikasi ISO 9000).
3. Variabel penelitian.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perolehan sertifikasi ISO 9000. Variabel dependen yang digunakan adalah
kinerja keuangan dan kinerja saham. Kinerja keuangan diukur dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu return on investment, return on equity,
net profit margin, current ratio, debt to equity ratio, dan asset turnover.
Digunakan rasio-rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menurut Munawir (2004: 64), dan Hanafi dan Halim (2003: 75) analisis rasio
merupakan suatu teknik analisis yang dalam banyak hal mampu memberikan
petunjuk (indikator) dari gejala-gejala yang timbul di sekitar kondisi yang
melingkupinya.
Kinerja saham diukur dengan menggunakan return saham. Digunakan
return saham sebagai indikator untuk mengukur kinerja saham karena menurut
Wibawa (2002) apabila suatu pengumuman sertifikat ISO mengandung
informasi, maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Dalam hal ini reaksi pasar
ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham, sehingga secara teoritis
akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kinerja saham perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, judul skripsi dalam penelitian ini adalah
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA SAHAM SEBELUM DAN
SESUDAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT ISO 9000 PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
kenaikan kinerja keuangan (diproksikan return on investment, return on equity, net
profit margin, current ratio, debt to equity ratio, dan asset turnover), dan kinerja
saham (diproksikan oleh return saham) terkait dengan diperolehnya sertifikat ISO
9000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Apakah terdapat kenaikan kinerja keuangan pada perusahaan sesudah
mendapatkan sertifikat ISO 9000?
2. Apakah terdapat kenaikan kinerja saham pada perusahaan sesudah mendapatkan
sertifikat ISO 9000?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk hal yang dapat dinyatakan sebagai berikut ini.
1. Memperoleh bukti empiris tentang kenaikan kinerja keuangan sesudah
perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9000.
2. Memperoleh bukti empiris tentang kenaikan kinerja saham sesudah perusahaan
memperoleh sertifikat ISO 9000.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk hal yang dapat dinyatakan sebagai berikut
ini.
1. Bagi manajemen perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana serta referensi bagi penentuan
kebijakan-kebijakan perusahaan dan dapat digunakan sebagai acuan untuk
memaksimalkan kinerja keuangan dan kinerja saham terkait dengan perolehan
sertifikat ISO 9000.
2. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan
sebagai bahan pertimbangan mengenai kinerja keuangan perusahaan dan kinerja
saham terkait dengan perolehan sertifikat ISO 9000, sehingga para investor
dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca, dan
sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. International Organization for Standardization (ISO)
ISO (International Organization for Standardization) adalah organisasi
internasional yang berkedudukan di Genewa, Swiss. Organisasi ini merupakan
organisasi non-pemerintah yang didirikan pada tahun 1974. Sertifikasi ISO adalah
sertifikat yang dikeluarkan oleh pihak ketiga yang independen untuk menjamin
bahwa sistem manajemen kualitas atau sistem manajemen lingkungan suatu
perusahaan yang telah memenuhi standar ISO. Menurut Gespersz (2005: 1)
sertifikasi ISO tidak menjamin suatu proses atau produk pada tingkat kualitas
maksimum, tetapi hanya menyatakan bahwa pada perusahaan yang bersangkutan,
mempunyai suatu sistem kualitas yang memberikan keyakinan kepada para
pengguna bahwa perusahaan konsisten terhadap prosedur kualitas mereka.
Salah satu standar internasional yang sangat terkenal adalah ISO 9000, yang
merupakan hasil kerja dari komite teknik 176 (TC 176). Menurut Rothery (1996:
13) ISO 9000 adalah suatu sistem terpadu yang pertama dan terpenting, sistem
global untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu organisasi atau perusahaan,
dengan menciptakan sebuah kerangka kerja untuk peningkatan yang
berkesinambungan.
Menurut Purnama (2005) ISO 9000 adalah nomor acuan pada suatu seri
standar internasional yang menjabarkan kriteria sistem manajemen kualitas. Pada
standar tersebut terdapat persyaratan mendasar bagi organisasi yang berkeinginan
untuk menerapkan sistem manajemen kualitas. Menurut Gezperz (2005: 83) ISO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9000 merupakan suatu seri dari standar-standar internasional untuk sistem kualitas,
yang menspesifikasikan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan
untuk penilaian dari suatu sistem manajemen dengan tujuan untuk menjamin bahwa
perusahaan akan menyerahkan barang atau jasa yang memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan.
ISO 9000 mempunyai tujuan menyamakan sistem kualitas yang berlaku
secara internasional di antara perusahaan-perusahaan. Manfaat penerapan ISO 9000
menurut Gesperz (2005: 95) adalah sebagai berikut ini.
1. Pelanggan dan pengguna produk akan menerima produk yang sesuai dengan
kebutuhan, tersedia bila dibutuhkan, dan dapat diandalkan pemanfaatannya.
2. Orang-orang dalam organisasi akan memperoleh manfaat melalui kepuasan kerja
dan jaminan kestabilan dalam bekerja.
3. Pemilik dan investor akan memperoleh manfaat melalui peningkatan return on
investment, hasil operasi, pangsa pasar, dan kinerja.
4. Pemasok dan mitrabisnis akan memperoleh manfaat melalui peningkatan
kestabilan pertumbuhan perusahaan, kemitraan dan pemahaman bersama.
5. Masyarakat akan memperoleh manfaat melalui pemenuhan persyaratan-
persyaratan hukum, peningkatan kesehatan dan keamanan, serta penurunan
dampak lingkungan.
B. Seri Sertifikat ISO 9000
Sejak diterbitkan 1987 sampai sekarang, ISO 9000 sudah dua kali
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1994 dan tahun 2001. Momen revisi ISO
9000 ini sangat tepat di tengah-tengah ketidakpuasan banyak organisasi atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keterbatasan standar yang mengakomodasi tuntutan teknis dari industri-industri
yang spesifik. ISO 9000 memiliki standar, pedoman, dan laporan teknis yang
terangkum di dalamnya dan dinamai International Organization for Standardization
9000 series. Seri sertifikat ISO 9000 menurut Purnama (2005) adalah sebagai
berikut ini.
1. ISO 9001. Merupakan sertifikasi untuk penjaminan kualitas dalam organisasi
menyangkut proses perancangan (desain), pengembangan, produksi, instalasi
dan pelayanan. Standar ini merupakan standar terlengkap dan dituntut untuk bisa
diaplikasikan dalam situasi kontraktual. Standar ini cocok digunakan oleh
perusahaan manufaktur yang merancang dan membuat produk sendiri.
2. ISO 9002. Merupakan sertifikasi untuk penjaminan kualitas organisasi
menyangkut proses produksi dan instalasi, tidak termasuk perancangan (desain)
dan pengembangan. ISO 9002 merupakan model yang digunakan untuk
memperlihatkan kemampuan dalam produksi dan instalasi. Standar ini cocok
digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang spesifikasinya
ditentukan pihak lain.
3. ISO 9003. Merupakan sertifikasi untuk penjaminan kualitas dalam organisasi
menyangkut proses inspeksi akhir dan pengujian kesesuain produk dengan
persyaratan yang ditetapkan. Model ini digunakan untuk memperlihatkan
kemampuan inspeksi dan pengujian jika produknya dipasok oleh suatu
perusahaan pemanufaktur. Standar ini khusus digunakan oleh badan-badan
seperti laboratorium pengujian, pusat kalibrasi, dan distribusi peralatan yang
melakukan pemeriksaaan dan pengujian produk-produk yang dipasok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. ISO 9004. Merupakan pedoman yang digunakan untuk kepentingan internal dan
bukan untuk situasi kontraktual. Standar ini mencakup unsur-unsur pokok yang
ikut mempengaruhi sistem jaminan kualitas termasuk tanggung jawab
manajemen, pemasaran, pengadaan, langkah pengendali pemanfaatan sumber
daya manusia, faktor keamanan produk, penggunaan metode statistik.
C. Proses Sertifikasi ISO 9000
Menerapkan sistem manjemen mutu ISO 9001: 2000 bukanlah sesuatu hal
yang akan didapat dalam sekejap, namun merupakan hasil usaha semua pihak yang
ada dalam suatu perusahaan. Sertifikasi merupakan bentuk suatu pengakuan dari
pihak yang independen terhadap suatu perusahaan yang telah menerapkan sistem
manjemen mutu yang menjadi acuannya. Proses sertifikasi memerlukan
perencanaan dan persiapan yang matang dari keseluruhan yang terlibat dalam suatu
perusahaan. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi yang telah
terakreditasi secara nasional atau bahkan secara internasional.
Langkah-langkah menerapkan dan membangun sistem manajemen mutu ISO
9000 menurut Gespersz (2005: 18-25) adalah sebagai berikut ini.
1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak.
2. Membentuk komite pengarah (steering committee) atau koordinator ISO.
Komite ini memantau proses agar sesuai dengan persyaratan standar dalam
sistem manajemen mutu.
3. Mempelajari persyaratan-persyaratan standar dari sistem manajemen mutu ISO
9000. Persyaratan standar ini meliputi sistem manajemen mutu, tanggungjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, pengukuran, analisa dan
perbaikan, memahami persyaratan sistem manajemen mutu.
4. Melakukan pelatihan (training) terhadap semua anggota organisasi. Manajer,
supervisor, dan anggota organisasi sangat menentukan keberhasilan
implementasi sistem manajemen mutu.
5. Memulai peninjauan ulang manajemen (management review). Pimpinan
organisasi harus mendelegasikan tanggung jawab mutu dari organisasi itu
kepada wakil manajemen (management representative). Tinjauan ulang
manajemen harus dimulai dengan memfokuskan pada persyaratan-persyaratan
standar sistem manajemen mutu ISO 9000.
6. Identifikasi kebijakan kualitas, prosedur-prosedur, instruksi-instruksi yang
dibutuhkan yang dituangkan dalam dokumen-dokumen tertulis.
a. Manual sistem kualitas (level I). Memuat kebijakan mutu, memberikan
gambaran mengenai proses-proses di dalam perusahaan serta menjelaskan
bagaimana perusahaan memenuhi standar setiap elemen ISO 9000.
b. Prosedur-prosedur (level II). Dokumentasi rencana dan implementasi strategi
mutu, ditetapkan oleh departemen yang membuat aturan dan instruksi umum
kegiatan-kegiatan tertentu.
c. Instruksi-instruksi (level III). lnstruksi kerja terinci menjelaskan langkah
demi langkah bagaimana tugas harus diselesaikan.
d. Formulir-formulir (level IV).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Implementasi sistem manajemen mutu. Sistem manajemen yang ada selama ini
dimodifikasi, dan dokumen pendukung dibuat sehingga implementasi menjadi
sukses.
8. Memulai audit sistem manajemen mutu perusahaan. Audit sistem manajemen
kualitas diperlukan untuk menjamin bahwa dokumentasi dan penerapan sesuai
dengan persyaratan standar dan menunjukan keefektifan sistem manajemen
mutu.
9. Memilih registrar. Setelah manajemen yakin dan percaya bahwa sistem
manajemen mutu telah memenuhi persyaratan standar sistem manajemen mutu,
maka manajemen perlu memilih registrar untuk mulai melakukan penilaian.
Registrar akan menilai dokumen-dokumen seperti manual mutu, prosedur,
instruksi dan formulir yang berkaitan dengan persyaratan sistem manajemen
mutu. Dalam memilih registrar harus dilakukan secara hati-hati dengan
memperhatikan bonafiditas dari registrar tersebut, karena tidak sermua sertifikat
ISO 9000 yang dikeluarkan oleh registrar diakui oleh Badan Akreditasi
Nasional (National Accreditation Body). Kita juga harus memilih registrar yang
memahami tentang usaha yang kita jalankan dan kita merasa bisa bekerja sama
dengannya karena registrar tersebut akan menjadi partner bisnis kita dalam
jangka waktu yang lama.
10. Registrasi. Jika sistem manajemen mutu yang diimplementasikan dalam
organisasi dianggap telah sesuai dengan persyaratan sistem manajemen mutu
ISO 9000, dan dinyatakan lulus dalam penilaian, maka akan diberikan sertifikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ISO 9001: 2000. Masa berlaku sertifikat ISO 9000 yang dikeluarkan registrar
melalui lembaga registrasi yang terakreditasi pada umumnya adalah tiga tahun.
D. Kinerja Perusahaan
Pengertian penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
operasional suatu operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Melalui adanya
penilaian kinerja, perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya,
menentukan tindakan terhadap unit-unit bisnis yang tidak produktif, menetapkan
balas jasa (reward) internal dan menentukan harga saham secara wajar. Dalam hal
ini, penilaian kinerja dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk:
1. mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui memotivasi
karyawan secara maksimal,
2. membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan karyawan seperti
promosi, transfer dan pemberhentian,
3. mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan,
4. menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaimana atasan menilai kinerja
mereka,
5. menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Pemilihan indikator dalam menilai kinerja harus diperhatikan dengan
seksama, karena menyangkut ketepatan hasil dalam penelitian. Kinerja perusahaan
dapat dinilai melalui berbagai macam indikator, salah satunya adalah dengan
menggunakan laporan keuangan. Menurut Damayanti dalam Christian (2008),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengukuran kinerja perusahaan dapat dinilai dari dua sudut pandang, yaitu seperti
berikut ini.
1. Sudut pandang financial, berupa pengukuran kinerja perusahaan seperti
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan.
2. Sudut pandang non financial, berupa pengukuran dari kepuasan pelanggan,
inovasi produk dan pengembangan perusahaan.
Dari aspek-aspek di atas yang terpenting adalah pengukuran dilihat dari
sudut pandang finansial. Pengukuran kinerja keuangan ini penting karena dengan
kinerja ini para manajer mendapatkan informasi yang akan digunakan dalam
menetukan ukuran keuangan perusahaan guna mengambil keputusan. Informasi
tentang posisi keuangan perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan tersebut,
dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.
Menurut Munawir (2004: 31) dari sudut pandang investor analisis laporan
keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang
manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk mengantisipasi kondisi
masa depan, dan yang lebih penting sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan
yang akan mempengaruhi peristiwa masa depan.
Menurut Sartono (2001: 119) analisis dapat dilakukan dengan
membandingkan prestasi satu periode dengan periode sebelumnya sehingga dapat
diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu, selain itu analisis
keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan
di bidang keuangan akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen pada
masa lalu dan prospeknya pada masa mendatang karena analisis dan interpretasi dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi
keuangan dan prestasi perusahaan dari pada analisis yang hanya didasarkan atas data
keuangan yang tidak berbentuk rasio.
Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-
gabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan laba rugi dan neraca, dengan
cara rasio semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang (Hanafi
dan Halim, 2003: 75). Analisis rasio merupakan suatu teknik analisa yang dalam
banyak hal mampu memberikan petunjuk atau indikator dari gejala-gejala yang
timbul di sekitar kondisi yang melingkupinya. Apabila rasio-rasio yang dihitung
diinterpretasikan secara tepat, maka akan mampu menunjukkan pada aspek-aspek
mana evaluasi dan analisa lebih lanjut harus dilakukan.
Menurut Hanafi dan Halim (2003: 75) analisis rasio bisa dikelompokkan
dalam empat macam kategori, yaitu sebagai berikut ini.
1. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban financial jangka pendek.
2. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana efektifitas penggunaan
asset dengan melihat tingkat aktivitas asset.
3. Rasio solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan
menghasilkan laba (profitabilitas).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Tinjauan Penelitian Sebelumnya dan Pengembangan Hipotesis
Salah satu manfaat dari penerapan ISO 9001: 2000 adalah meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisasi
dan sistmatik. Suatu kenyataan bahwa standar ISO 9000 banyak diadopsi oleh
negara-negara di dunia. Suatu kenyataan pula bahwa sekarang ini banyak
perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO 9000 dan menyatakan bahwa
perusahaan telah menjalankan sistem manajemen kualitas yang unggul.
Penelitian ini menggunakan dasar event study. Studi peristiwa (event study)
yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang
informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Hartono, 41: 2000). Event
study merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk melihat reaksi pasar modal
sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa baik ekonomi maupun non ekonomi
(Sharma, 2005). Menurut Banner dan Veloso (2008) suatu peristiwa akan
mempunyai dampak yang signifikan bagi proses pengambilan keputusan investasi
bagi investor atau calon investor, hal ini dikarenakan investor atau calon investor
akan menggunakan informasi yang terkandung dalam peristiwa tersebut untuk
memutuskan investasi yang dilakukannya.
Hasil penelitian tentang pengaruh kualitas terhadap kinerja perusahaan
terlihat konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Wibawa (2002), memberikan
bukti bahwa antara kualitas dan kinerja perusahaan memiliki keterkaitan yang kuat.
Mann dan Kahoe dalam Corbett, Kirsch, dan Sancho (2005) juga menemukan bukti
bahwa aktivitas peningkatan kualitas berhubungan dengan kinerja pada tingkat
strategik dan operasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dorothea dalam Ahmar dan Pujiati (2003) menyatakan bahwa suatu
organisasi yang menghasilkan barang-barang yang berkualitas pada akhirnya akan
bekerja lebih baik pada tolak ukur efektivitas. Faktor yang mencerminkan
efektivitas kinerja perusahaan salah satunya adalah mengenai laporan keuangan
perusahaan. Dari sudut pandang investor, adanya evaluasi kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9000 juga dapat
digunakan untuk memprediksi masa depan perusahaan. Perhitungan keuangan
digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja perusahaan (kinerja keuangan) dan
sistem manajemen kualitas. Teori yang mendasari adanya reaksi pasar terhadap
pengumuman ISO 9000 adalah sertifikat ISO 9000 memberikan sinyal bahwa
perusahaan telah menjalankan manajemen kualitas yang unggul dan ada harapan
bahwa kinerja perusahaan akan meningkat pada masa yang akan datang. Jika
pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya
perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan (Jogianto, 18: 2000). Reaksi ini
diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga saham.
1. Sertifikat ISO dengan Kinerja Keuangan
Salah satu manfaat sertifikasi ISO 9000 bagi perusahaan menurut
Gespersz (2005: 95) adalah sertifikat ISO 9000 dapat meningkatkan kinerja
perusahaan dan kestabilan pertumbuhan perusahaan. Menurut Benner dan
Veloso (2008) ada dua kemungkinan tentang peningkatan kinerja yang
diakibatkan oleh perolehan sertifikat ISO 9000. Pertama, peningkatan kinerja
digambarkan oleh peningkatan dari efisiensi operasional yang disebabkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengurangan biaya. Kedua, peningkatan kinerja dari pengadopsian ISO 9000
adalah peningkatan pendapatan pada perusahaan bersertifikat ISO 9000 karena,
perusahaan tersebut mempunyai akses tersendiri kepada konsumen atau pasar
baru Peningkatan efisiensi ini dihasilkan oleh wasted effort dan duplikasi.
Menurut Corbett, Kirsch, dan Sancho (2005) para peneliti dan perumus
ISO 9000 berpendapat bahwa peningkatan efisiensi ini timbul dari konsistensi
organisasi dalam mendokumentasikan transaksi-transaksi, standarisasi prosedur,
dan pengendalian atau pencegahan produk cacat, yang tercermin dalam
pengurangan bahan sisa dan biaya. Terlaak dan King dalam Corbett, Kirsch, dan
Sancho (2005) menemukan bahwa ISO 9000 adalah sebagai sinyal dari sebuah
kualitas, maka dari itu perusahaan yang mempunyai sertifikat ISO 9000 tumbuh
dengan cepat dibanding perusahaan yang tidak bersertifikat ISO 9000.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Casadesus, Saizarbitoria, dan
Laburu (2000), yaitu bahwa perusahaan-perusahaan di Basque secara substansial
mengalami peningkatan dalam kegiatan operasional dan kegiatan keuangan atas
perolehan sertifikat ISO 9000.
Sertifikasi ISO 9000 berlaku selama tiga tahun, sehingga perusahaan
akan terdorong untuk mempertahankannya (Gesperz, 2001: 30). Pada periode
satu tahun dan dua tahun setelah sertifikasi ISO 9000, perusahaan harus
meningkatkan secara terus menerus efektifitas sistem manajemen kualitas.
Usaha ini dilakukan dengan melakukan pengendalian atas biaya kualitas yang
terjadi sebelumnya, sehingga akan ada perbedaan biaya kualitas pada saat satu
dan dua tahun sesudah sertifikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada tahun ketiga setelah bersertifikat ISO 9000, perusahaan akan lebih
terpacu dalam peningkatan kualitas melalui penerapan sistem manajemen mutu.
Pengendalian biaya dan perbaikan kinerja akan dilakukan secara terus-menerus,
supaya sertifikat ISO 9000 ini tidak dicabut. Dengan adanya peningkatan kinerja
dan pengendalian biaya, seharusnya kinerja keuangan perusahaan akan
meningkat setelah perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9000.
Penelitian Ahmar dan Pujiati (2003), Sharma (2008), dan Yulinza (2008)
menunjukkan bahwa kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan
berbagai rasio keuangan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan adalah sebagai berikut ini.
a) Net profit margin (NPM)
Rasio ini menggambarkan secara relatif efisiensi perusahaan sesudah
memperhatikan semua biaya dan pajak pendapatan, tetapi tidak termasuk
beban luar biasa. Penelitian yang dilakukan oleh Istiani (2008) menemukan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan NPM antara sebelum dan
sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000, hal ini berarti perusahaan belum
melakukan efisiensi secara maksimal sebagaimana yang disarankan oleh
standar-standar yang ada di dalam sertifikat ISO 9000.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Capistrano (2008) menunjukkan
bahwa perusahaan mengalami peningkatan dalam efisiensi operasi (net profit
margin) sesudah sertifikasi ISO 9000. Analisis Capistrano (2008)
menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan NPM karena saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mereka menerima pendapatan, mereka menjual barang atau jasa secara
efisien.
Berdasarkan uraian sebelumnya telah diketahui bahwa standar ISO
9000 menjadikan perusahaan lebih efisien dengan penurunan biaya
operasional. Namun, standar ISO 9000 tidak hanya menurunkan biaya
operasional saja, tetapi juga menurunkan seluruh biaya yang terjadi pada
perusahaan. Hal ini dikarenakan standar ISO 9000 mengharuskan
perusahaan untuk selalu berhati-hati dalam setiap tindakan dan keputusan
yang akan diambil agar tidak menimbulkan pemborosan pada perusahaan.
Untuk mempertahankan sertifikat ISO 9000, perusahaan akan berusaha
untuk mengevaluasi dan memperbaiki kinerjanya secara terus menerus
dengan menekan biaya, sehingga perolehan sertifikat ISO akan mampu
meningkatkan NPM perusahaan.
b) Return on investment (ROI)
Analisis return on investment (ROI) merupakan teknik analisis yang
lazim digunakan oleh pemimpin perusahaan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba atas harta yang diinvestasikan, dengan
demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi
perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan operasional tersebut (Munawir, 2004: 89).
Periode sebelum sertifikasi ISO 9000 merupakan periode dimana
perusahaan manufaktur, kurang mengerti tentang internal control yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mampu menunjang sisi peningkatan laba dan penggunaan terhadap asset,
namun setelah memperoleh sertifikat ISO 9000, perusahaan manufaktur akan
berusaha meningkatkan kualitas produk sehingga muncul kepuasan
pelanggan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan ROI. Penelitian yang
dilakukan oleh Emulti dalam Istiani (2008) menyatakan bahwa perusahaan
yang memperoleh ISO 9000 mampu meningkatkan keunggulan dalam aspek
profitabilitas. Konsistensi merupakan suatu keharusan dalam penerapan ISO
9000, sehingga selama tiga tahun berturut-turut, perusahaan manufaktur akan
menjaga konsistensi dalam manajemen kualitasnya, agar dapat
mempertahankan kepemilikan sertifikat ISO 9000.
c) Return on equity (ROE)
Return on equity (ROE) adalah rasio antara laba bersih sesudah pajak
terhadap penyertaaan modal sendiri, yang berarti juga merupakan ukuran
untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari saham sendiri yang
ditanamkan dalam bisnis. Bagi manajemen sebagai pihak internal
perusahaan, return on equity mempunyai arti penting untuk menilai kinerja
perusahaan dalam memenuhi harapan pemegang saham.
Sebelum memperoleh sertifikat ISO 9000, perusahaan manufaktur
kurang memiliki kemampuan dalam peningkatan manajemen kualitas yang
berpengaruh terhadap kepercayaan para pemegang saham, namun setelah
memperoleh sertifikat ISO 9000, dengan memenuhi persyaratan –
persyaratan manajemen kualitas didalamnya, perusahaan akan mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menjaga konsistensinya pada aspek profitabilitas dan berfokus pada pihak-
pihak yang berkepentingan.
Penelitian yang dilakukan oleh Yulinza (2008) pada perusahaan
perbankan, menunjukkan bahwa ROE mengalami kenaikan sesudah
perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9001. Motivasi perusahaan dalam
memperoleh sertifkat ISO 9000 yaitu untuk meningkatkan kualitas produk
dan efisiensi, meningkatkan harga jual produk, pengurangan biaya dan
peningkatan harga saham. Dalam jangka waktu 3 tahun, untuk
mempertahankan sertifikat ISO 9000, perusahaan akan meningkatkan sisi
kualitas dan produktifitas melalui continual improvement yang berdampak
pada meningkatnya ROE, setelah bersertifikat ISO 9000.
d) Current ratio
Current ratio yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Hanafi dan Halim, 2003:
77). Rasio ini mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.
Current ratio merupakan rasio yang menunjukan likuiditas suatu
perusahaan, semakin tinggi current ratio suatu perusahaan, berarti semakin
kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya (Munawir, 2004: 72). Penelitian ini menggunakan rasio current
ratio karena ingin mengetahui pengaruh sertifikat ISO 9000 terhadap
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Debt to equity ratio
Debt to equity ratio (leverage) adalah rasio yang membandingkan
antara total utang dengan total ekuitas (Munawir, 2004: 72). Rasio ini untuk
mengetahui kemampuan ekuitas suatu perusahaan untuk melunasi seluruh
kewajibannya dan menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga dapat melihat struktur risiko tidak tertagihnya utang.
Menurut Yuningsih (2002) perusahaan yang mempunyai leverage tinggi
akan menyediakan informasi lebih banyak untuk memenuhi tuntutan
pertanggungjawaban kepada investor dan kreditor dibandingkan perusahaan
yang mempunyai leverage rendah.
Capistrano (2008) menemukan bahwa terdapat fluktuasi dalam
leverage setelah perusahaan mendapatkan sertifikasi ISO 9000. Alasan
pemilihan rasio ini adalah untuk melihat hubungan antara penerapan sistem
manajemen kualitas (ISO 9000) dengan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiban finansial jangka panjang terhadap total ekuitas
pemilik atau kekayaan bersih.
f) Asset turnover
Menurut Munawir (2004: 87) asset turnover adalah rasio yang
mengukur perputaran semua aktiva perusahaan. Rasio ini dihitung dengan
cara membagi penjualan dengan aktiva. Total asset turnover digunakan
dalam menghitung rasio aktivitas dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
antara sistem manajemen perusahaan (perolehan sertifikat ISO 9000) dengan
kemampuan perusahaan dalam menggunakan asset perusahaan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
efisien. Suatu trend rasio yang cenderung naik memberikan gambaran
perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva (Munawir, 2004:
75).
Setiap perusahaan memiliki aktiva produktif yang harus dikelola
secara baik, karena penggunaan aktiva sangat mempengaruhi kegiatan
operasional perusahaan. Sebelum memperoleh sertifikat ISO 9000,
perusahaan kurang cakap dalam mempergunakan dan mengelola aktiva
produktif sesuai dengan manajemen kualitas yang baik, namun setelah
memperoleh sertifikat ISO 9000, perusahaan akan terus dievaluasi
kualitasnya sehingga timbul banyak dorongan untuk menjaga kualitas dalam
mengelola aktiva produktifnya sehingga akan terjadi peningkatan asset
turnover (AT) setelah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9000.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Capistrano
(2008) manajemen aktiva (asset turnover) meningkat sesudah adanya
sertifikasi ISO 9000 pada perusahaan yang ada di Filipina. Hal ini bisa
disimpulkan bahwa perusahaan memaksimalkan penggunaan (efisien) dalam
mengoperasikan asset sehingga tingkat perputaran asset tinggi.
Berdasarkan telaah literatur mengenai perbandingan kinerja perusahaan
yang ditunjukkan oleh rasio keuangan, oleh perusahaan yang mendapatkan
sertifikat ISO 9000 maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
HA : Terdapat kenaikan kinerja keuangan pada perusahaan sesudah
perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9000.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ha1 : Terdapat kenaikan return on investment pada perusahaan sesudah
perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9000.
Ha2 : Terdapat kenaikan return on equity pada perusahaan sesudah perusahaan
mendapatkan sertifikat ISO 9000.
Ha3 : Terdapat kenaikan net profit margin pada perusahaan sesudah perusahaan
mendapatkan sertifikat ISO 9000.
Ha3 : Terdapat kenaikan current ratio pada perusahaan sesudah perusahaan
mendapatkan sertifikat ISO 9000.
Ha5 : Terdapat penurunan debt to equity ratio pada perusahaan sesudah
perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9000.
Ha6 : Terdapat kenaikan asset turnover pada perusahaan sesudah perusahaan
mendapatkan sertifikat ISO 9000.
2. Sertifikat ISO dengan Kinerja Saham
Penelitian event studies yang dilakukan oleh Lima et al dalam Corbett,
Kirsch, dan Sancho (2005) menyatakan bahwa tidak ada dampak dari perolehan
sertifikat ISO 9000 pada harga saham pada perusahaan-perusahaan yang ada di
Brasil dan Spanyol. Wibawa (2002) menemukan bahwa terdapat harga saham
yang bereaksi positif atas pengumuman sertifikat ISO 9000. Hendricks dan
Singhal (1996), menemukan bukti bahwa pasar bereaksi positif terhadap
pengumuman pemenang quality award.
Hendricks dan Singhal (1996) juga meneliti kinerja saham perusahaan
pemenang quality award. Hasil penelitian tersebut bahwa harga saham pada
perusahaan besar mengalami penurunan sebelum memperoleh quality award,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan mengalami kenaikan setelah satu tahun memenangkan quality award. Pinar
dan Ozgur (2007) meneliti dampak jangka panjang dari sertifikasi ISO 9000
terhadap kinerja bisnis. Penelitian tersebut membandingkan actual return saham
bulanan dan variability return dari perusahaan bersertifikat ISO 9000 dengan
perusahaan yang tidak bersertifikat ISO 9000 yang diperdagangkan di Istanbul
Stock Exchange.
Hasil penelitian Pinar dan Ozgur (2007) bahwa perusahaan bersertifikat
ISO 9000 secara umum mempunyai return yang tinggi dan variability saham
yang rendah apabila dibandingkan dengan perusahaan yang tidak bersertifikat
ISO 9000, selain itu perusahaan bersertifikat ISO 9000 secara konsisten
mempunyai higher means dan lower variances dengan hasil statistik yang
signifikan. Analisis Pinar dan Ozgur (2007) menunjukkan bahwa kinerja saham
bisa diukur dengan menggunakan return saham dan harga saham.
Return saham merupakan alat manajemen yang digunakan untuk
mengukur besarnya bagian keuntungan yang diperoleh pemegang saham atau
investor (Jogianto, 25: 2000). Return juga dapat digunakan sebagai alat
pengukuran untuk menilai pertumbuhan atau kinerja suatu perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ferreira, Sinha, dan Varble (2008) menemukan
bahwa hanya saham dari perusahaan yang berukuran besar (large-size firms)
yang mempunyai abnormal return rata-rata positif signifikan sesudah
bersertifikat ISO 9000, sebaliknya perusahaan yang berukuran kecil (small-size
firms) mempunyai abnormal return rata-rata negatif signifikan sesudah
bersertifikat ISO 9000. Abnormal return positif artinya tingkat keuntungan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebenarnya yang terjadi lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan.
Sedangkan abnormal return negatif berarti tingkat keuntungan yang sebenarnya
terjadi lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diharapkan.
Menurut Jogianto (2000) jika suatu pengumuman mengandung
informasi, maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar, reaksi pasar ditunjukkan dengan
adanya perubahan harga saham dan return saham. Return merupakan motivasi
dan prinsip penting dalam investasi serta merupakan kunci yang memungkinkan
investor memutuskan pilihan alternatif investasi.
Pengumuman perolehan sertifikat ISO 9000 dianggap sebagai sinyal
yang positif, karena manajer perusahaan akan menyampaikan prospek masa
depan yang baik dari perusahaan ke publik yang belum mengetahuinya. Alasan
sinyal ini didukung dengan kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan
sertifikasi ISO 9000 merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik.
Jika pasar bereaksi pada waktu pengumuman sertifikat ISO 9000, berarti
pasar bereaksi karena mengetahui prospek perusahaan di masa depan yang
disinyalkan oleh pengumuman sertifikat ISO 9000. Sebelum bersertifikat ISO
9000, perusahaan kurang memiliki kepercayaan dari pasar karena tidak memiliki
prospek yang bagus, akan tetapi setelah bersertifikat ISO 9000, perusahaan
mempunyai prospek yang bagus sehingga pasar akan bereaksi positif terhadap
pengumuman perolehan sertifikat ISO 9000.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu mengenai hubungan antara
sertifikat ISO 9000 dengan kinerja saham, maka dimunculkan hipotesis sebagai
berikut ini.
HA2 : Terdapat kenaikan kinerja saham sesudah perusahaan mendapatkan
sertifikat ISO 9000.
F. Ukuran Perusahaan (firm size)
Pada penelitian ini dilakukan analisis tambahan untuk mengetahui apakah
terdapat kenaikan kinerja keuangan dan kinerja saham perusahaan sesudah
perusahaan bersertifikat ISO 9000 dengan hasil yang signifikan berdasarkan ukuran
perusahaan. Hal ini dilakukan karena ada dugaan hasil pengujian akan lebih baik
bila dikelompokkan berdasarkan firm size.
Menurut Chittenden dalam Ferreira, Sinha, dan Varble (2008)
pengelompokan berdasarkan ukuran perusahaan akan membuat dampak perolehan
sertifikat ISO 9000 terhadap kinerja perusahaan menjadi lebih kelihatan, karena
pada perusahaan besar dimungkinkan mendapatkan manfaat yang besar dari
perolehan sertifikat ISO 9000, karena kelompok perusahaan besar mempunyai dana
yang besar untuk mengimplementasikan sertifikat ISO 9000, dibandingkan dengan
perusahaan kecil.
Dalam penelitian ini firm size diukur dengan menggunakan logaritma dari
total asset, seperti penelitian yang dilakukan oleh Wibawa (2002) dan Yulinza
(2008), karena menurut Menurut Wibawa (2002) dan Yulinza (2008) sesuatu yang
menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G. Kerangka Teoritis
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kenaikan kinerja keuangan dan
kinerja saham sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9000. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perolehan sertifikat ISO
9000, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah kinerja keuangan dan
kinerja saham.
Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu
return on investment, return on equity, net profit margin, current ratio, debt to
equity ratio, dan asset turnover. Untuk mengetahui kenaikan kinerja keuangan
terkait dengan perolehan sertifikat ISO 9000, dilakukan analisis kinerja keuangan,
yaitu pada waktu satu tahun sebelum sertifikasi sampai tiga tahun sesudah
perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9000. Digunakannya periode waktu tersebut
dengan alasan bahwa masa berlaku sertifikat ISO 9000 adalah tiga tahun sesudah
sertifikat tersebut diperoleh (Gesperz, 2005: 1).
Kinerja saham diukur dengan menggunakan return saham. Pada penelitian
ini, return saham adalah actual return pada periode jendela selama 10 hari, yaitu 5
hari sebelum hari pengumuman, dan 5 hari setelah pengumuman sertifikasi ISO
9000. Periode jendela yang relatif pendek ini, dimaksudkan untuk mengamati
pergerakan harga saham yang hanya dipengaruhi oleh event yang diamati saja, serta
untuk mengurangi confounding effect (Wibawa, 2002; Payamta dan Setiawan, 2004;
Hendrick dan Singhal; 1996). Keterangan lebih lanjut dari penjelasan di atas, dapat
dilihat pada gambar I.1 yang merupakan kerangka teoritis penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar I.1 Kerangka Teoritis
Sesudah bersertifikat ISO 9000
§ kinerja keuangan § kinerja saham
Perolehan Sertifikat ISO 9000
Uji beda
Kesimpulan
Sebelum bersertifikat ISO 9000
§ kinerja keuangan § kinerja saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
a Desain Penelitian
Penelitian mengenai analisis kinerja keuangan dan kinerja saham sebelum
dan sesudah bersertifikat ISO 9000 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia merupakan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan dengan metode
tindak lanjut. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui perkembangan lanjutan
dari subjek setelah kondisi tertentu (Sekaran, 2006: 134). Data yang digunakan
adalah data time horizon jenis longitudinal studies karena data yang digunakan,
diperoleh lebih dari satu titik waktu yang berbeda untuk menjawab pertanyaan atas
penelitian yang dilakukan (Sekaran, 2006: 135).
b Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi mengacu pada sekelompok orang, kejadian (event), atau sesuatu
yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan investigasi (Sekaran, 2006: 121).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). BEI menjadi pilihan sumber pengambilan populasi karena
kemudahan dalam memperoleh data-data laporan keuangan serta perusahaan yang
terdaftar di BEI merupakan perusahaan yang sudah go publik sehingga akan
memberikan pengungkapan mengenai informasi tertentu yang mendukung
penelitian ini.
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota
yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006: 123). Dengan sampel peneliti akan
mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI serta telah memperoleh sertifikasi ISO 9000.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan mengunakan
purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan mengunakan kriteria-
kriteria tertentu (Sekaran, 2006: 126). Metode ini dipilih dengan tujuan menemukan
sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan sehingga tidak
semua anggota populasi dimasukkan, hanya sebagian dari populasi yang memenuhi
kriteria saja yang dimasukkan sebagai sampel. Kriteria sampel yang diambil dalam
penelitian adalah sebagai berikut ini.
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta telah
memperoleh sertifikat ISO 9000 pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2008.
2. Tersedia informasi mengenai tanggal perolehan sertifikat ISO 9000.
3. Tersedia laporan keuangan auditan untuk satu sampai tiga tahun sesudah
perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9000 dengan periode pengamatan
penelitian dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2008.
4. Sahamnya diperdagangkan secara aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel penelitian (terlampir), diperoleh
sampel penelitian sebanyak 34 perusahaan (terlampir).
c Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang laporan
keuangannya dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dibuat atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dikumpulkan oleh pihak luar (Sekaran, 2006: 219). Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian adalah sebagai berikut ini.
1. Data perolehan sertifikasi ISO 9000 (tanggal perolehan sertifikat ISO 9000) dari
tahun 2002 sampai tahun 2008. Data tersebut diperoleh dari penelitian
sebelumnya, annual report, serta dari website perusahaan sampel.
2. Data laporan keuangan auditan perusahaan sampel pada periode satu sampai tiga
tahun sesudah sertifikasi ISO 9000. Data laporan keuangan auditan tersebut
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
3. Data informasi saham perusahaan sampel diperoleh dari Pojok BEI Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret, serta dari yahoo finance.
d Variabel dan Pengukurannya
Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, didefinisikan dan diukur
sebagai berikut ini.
1. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan net profit margin,
return on investment, return on equity, current ratio, leverage, dan total asset
turnover.
a. Net profit margin (NPM)
Rasio ini menggambarkan secara relatif efisiensi perusahaan sesudah
memperhatikan semua biaya dan pajak pendapatan, tetapi tidak termasuk
beban luar biasa. Menurut Munawir (2004: 100), rumus penentuan net profit
margin adalah sebagai berikut ini.
Net profit margin = net profit after tax sales
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Return on investment (ROI)
Rasio ini diukur dari net operating income dibagi total asset
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
memanfaatkan seluruh sumberdaya perusahaan untuk menghasilkan net
income. Menurut Ahmar dan Pujiati (2003), Simmons dan White (1999)
rumus ROI adalah sebagai berikut ini.
Return on investment = net operating income total assets
c. Return on equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur pengembalian atas ekuitas
saham biasa. Return on equity merupakan rasio antara laba yang tersedia
bagi pemegang saham atau laba setelah pajak dengan ekuitas pemegang
saham (common equity). Menurut Yulinza (2008) rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut ini.
Return on equity = earning after tax equity
d. Current ratio
Current ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar. Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety)
kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang (Munawir, 2004: 72). Rumus current ratio adalah seperti berikut ini.
Current ratio = current asset_ current liabilities
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Debt to equity ratio (DER)
Debt to equity ratio menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban finansial baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Rasio ini merupakan rasio yang membandingkan antara total
utang dengan total ekuitas (Fama dan French, 1998 dan, Yuniningsih, 2002).
Rumus Debt to equity ratio adalah seperti berikut ini.
Debt to equity ratio = total liabilities total equity
f. Total asset turnover (TA)
Total asset turnover merupakan rasio antara penjualan bersih dengan
total aktiva. Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap berputar dalam satu periode (Munawir, 2004: 87). Rumus total
asset turnover adalah sebagai berikut ini.
Total asset turnover = net sales total assets
2. Kinerja Saham
Menurut Pinar dan Ozgur (2007) kinerja saham bisa diukur dengan
menggunakan actual return saham dan harga saham. Return saham (RET)
merupakan suatu variabel yang muncul dari perubahan harga saham sebagai
akibat dari reaksi pasar karena adanya penyampaian informasi keuangan suatu
entitas ke dalam pasar modal. Pada penelitian ini, return saham adalah return
pada periode jendela selama 10 hari, yaitu 5 hari sebelum hari pengumuman dan
5 hari setelah pengumuman sertifikasi ISO 9000.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengamatan return saham digunakan untuk menilai kinerja perusahaan
dalam jangka pendek di sekitar tanggal pengumuman. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa return saham merupakan cerminan dari kinerja saham
karena menurut Wibawa (2002), apabila investor mempunyai harapan bahwa
perusahaan akan meningkat kinerjanya setelah mendapatkan sertifikat ISO 9000
maka akan muncul reaksi jual beli yang tercermin dalam perubahan harga saham
atau return saham.
Kinerja saham dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan return
saham. Return saham dalam penelitian ini diproksikan dengan actual return.
Actual return (return realisasi) adalah return yang telah terjadi. Actual return
dihitung berdasarkan data historis (Ozgur dan Pinar, 2007). Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan
(Jogianto, 58: 2000). Return realisasi juga berguna sebagai dasar penentuan
tingkat keuntungan yang diharapkan dan resiko di masa yang akan datang. Jika
harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi daripada harga saham periode yang lalu
(Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan, dan jika sebaliknya akan terjadi kerugian.
Rumus actual return saham adalah sebagai berikut ini.
Ri,t = (Pt – Pt-1) Pt-1
Keterangan:
Ri,t : return perusahaan pada saat ke-t
Pt : harga saham perusahaan pada saat ke-t
Pt-1 : harga saham pada saat t-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut ini.
1. Analisis statistik deskriptif
Uji statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi variabel-
variabel dalam penelitian. Statistik yang digunakan adalah rata-rata (mean),
minimum, maksimum dan standar deviasi yang bertujuan untuk mengetahui
distribusi data dari sampel penelitian. Pengolahan data dengan mengunakan
statistical program for social science for windows (SPSS for windows) versi 16.
2. Pengujian normalitas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan uji normalitas data.
Pengujian normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diuji dengan statistik
One Sample Kolomogrov Smirnov Test, dengan tingkat signifikansi (a) 5% atau
0,05. Pengujian normalitas berfungsi untuk menentukan alat uji statistik apa
yang digunakan.
Apabila hasil dari uji normalitas data sudah diketahui, maka selanjutnya
dapat ditentukkan alat uji hipotesis yang sesuai, apakah uji parametik atau uji
non-parametik. Apabila data berdistribusi normal, maka diuji dengan
menggunakan statistik parametik yaitu dengan menggunakan uji t (t test) yaitu
paired sample t test. Apabila uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik non
parametik. Uji non parametrik yang digunakan adalah wilcoxon signed rank test.
3. Pengujian hipotesis
Paired samples t-test (apabila data berdistribusi normal), dan wilcoxson
signed rank test (apabila data tidak berdistribusi normal) digunakan untuk
mengetahui signifikansi perubahan kinerja keuangan dan kinerja saham
perusahaan manufaktur sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000,
dengan membandingkan perbedaan masing-masing indikator. Dalam kinerja
keuangan, terdapat 6 rasio keuangan yang dianalisis. Sedangkan pada kinerja
saham digunakan return saham.
Manova digunakan untuk mengetahui signifikansi perubahan kinerja
keuangan perusahaan manufaktur sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat
ISO 9000 secara keseluruhan dari rasio-rasio keuangan yang digunakan, yang
sekaligus sebagai konfirmasi terhadap hasil pengujian wilcoxon signed rank test
ataupun paired samples t-test.
Pemilihan manova sebagai alat uji dengan alasan bahwa terdapat 6 proksi
dari variabel kinerja keuangan yang dianalisis. Menurut Santoso (2002: 195)
tujuan manova adalah mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata pada
variabel-variabel dependen antar anggota grup, dalam hal ini syarat penggunaan
manova adalah adanya lebih dari satu variabel dependen yang dianalisis secara
bersama-sama. Pada penelitian sebelumnya manova juga digunakan oleh
Payamta dan Setiawan (2004) untuk mengetahui kinerja perusahaan manufaktur
pada masa sesudah merger dan akuisisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis hasil penelitian yang meliputi hasil
pengumpulan data, deskripsi data, pengujian normalitas, pengujian hipotesis, dan
pembahasannya. Analisis terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program komputer SPSS versi 16.
A. Hasil Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kenaikan kinerja
keuangan dan kinerja saham setelah perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9000
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasar pada
kriteria yang telah ditentukan paba bab sebelumnya, diperoleh data sampel dengan
rincian sebagai berikut.
Tabel IV. 1
Hasil Pengambilan Sampel
Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan manufaktur yang mendapatkan sertifikat ISO 9000 34
Data sampel sebelum sertifikat ISO 9000 34
Data sampel setelah sertifikat ISO 9000 102
Jumlah observasi untuk hipotesis 1 136
Jumlah observasi untuk hipotesis 2 340
Sumber: Hasil Sampling
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah sampel perusahaan yang
mendapatkan sertifikat ISO 9000 sebanyak 34 perusahaan. Jumlah data sampel pada
periode sebelum sertifikan ISO 9000 sebanyak 34 sedangkan data sampel setelah
bersertifikat ISO 9000 sebanyak 102. Secara keseluruhan jumlah observasi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hipotesis 1 selama periode panelitian sebanyak 136. Sedangkan untuk hipotesis 2
selama periode penelitian sebanyak 340.
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang
bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan dalam
penelitian. Penelitian ini menggunakan periode jendela yang berbeda untuk setiap
hipotesis, maka disajikan statistik deskriptif, uji normalitas dan uji hipotesis untuk
setiap pengujian hipotetis. Berikut ini merupakan statistik deskriptif dari masing-
masing hipotesis yang digunakan dalam penelitian.
a. Statistik deskriptif untuk hipotesis 1
Hipotesis 1 menguji apakah terdapat kenaikan kinerja keuangan sebelum
dan sesudah mendapatkan sertifikat ISO 9000. Data yang digunakan adalah
indikator-indikator dari kinerja keuangan (net profit margin, return on
investment, return on equity, current ratio, leverage, dan total asset turnover)
yang meliputi 1 tahun sebelum ISO 9000, 1 tahun sesudah ISO 9000, 2 tahun
sesudah ISO 9000, dan 3 tahun sesudah ISO 9000. Berikut ini merupakan
statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian.
Tabel IV.2 Statistik Deskriptif Hipotesis 1
RASIO 1TH SBLM 1 TH SSDH 2 TH SSDH 3 TH SSDH MEAN STDV MEAN STDV MEAN STDV MEAN STDV
ROI 4,603 9,427 -0,435 25,963 1,884 11,162 3,176 11,517 ROE 4,911 27,088 7,5065 29,160 10,739 24,921 14,727 27,217 NPM 0,066 0,136 0,1155 0,691 0,124 0,692 0,143 0,705 CR 1,544 0,895 1,8188 1,462 2,719 5,787 1,821 1,428
DER 3,346 6,463 5,1282 13,044 -0,547 12,364 3,986 11,901 AT 0,950 0,424 1,1365 0,533 1,145 0,614 0,975 0,746
Sumber: print out dari statistik (lampiran VI)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata ROE sebelum bersertifikat
ISO 9000 sampai dengan 3 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000 mengalami
kenaikan yaitu dari 4,911 menjadi 7,506 pada tahun pertama 10,7395 pada tahun
kedua, dan 14,727 pada tahun ketiga.
Nilai rata-rata NPM sebelum bersertifikat ISO 9000 sampai dengan 3
tahun sesudah bersertifikat ISO 9000 juga mengalami kenaikan yaitu dari 0,066
menjadi 0,115 pada tahun pertama 0,124 pada tahun kedua, dan 0,143 pada
tahun ketiga.
Nilai rata-rata CR pada satu tahun sebelum bersertifikat ISO 9000 adalah
1,544 pada saat satu tahun sesudah bersertifikat ISO 9000 menjadi 1,818 setelah
dua dan tiga tahun bersertifikat ISO rata-rata CR adalah 2,719 dan 1,821.
Rasio AT juga mengalami kenaikan mean sebelum bersertifikat ISO
9000 sampai dengan tahun ketiga sesudah bersertifikat ISO 9000 yaitu dari
0,950 sebelum bersertifikat ISO 9000 menjadi 1,136 pada tahun pertama
sesudah bersertifikat ISO 9000 dan 1,145 pada dua tahun sesudah bersertifikat
ISO 9000, kemudian menjadi 0,975 pada tahun ketiga sesudah bersertifikat ISO
9000. Sedangkan nilai mean untuk rasio ROI dan DER mengalami fluktuasi
sesudah bersertifikat ISO 9000.
b. Statistik deskriptif untuk hipotesis 2
Hipotesis 2 menguji apakah terdapat kenaikan kinerja saham sebelum
dan sesudah mendapatkan sertifikat ISO 9000. Periode waktu yang digunakan
adalah 5 hari sebelum bersertifikat ISO 9000 sampai dengan 5 hari sesudah
bersertifikat ISO 9000. Dalam penelitian ini digunakan rata-rata return 5 hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebelum dan 5 hari sesudah bersertifikat ISO 9000. Berikut ini merupakan
statistik deskriptif dari ukuran kinerja saham (actual return) yang digunakan
dalam penelitian.
Tabel IV.3 Statistik Deskriptif Hipotesis 2
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SBLM 170 -4,80 5,92 0,0919 0,90524
SSDH 170 -1,51 5,32 0,3957 0,91102 Sumber: print out dari statistik (lampiran VII)
Berdasarkan tabel IV.3 diketahui bahwa nilai minimum atas return saham
sebelum bersertifikat ISO 9000 adalah sebesar -4,80 dan nilai maksimumnya
adalah sebesar 5,92 serta nilai mean dan standard deviation adalah 0,0919 dan
0,90524. Hasil deskriptif data ini menjelaskan bahwa penyebaran data berkisar
antara 0,0919 ditambah dengan 0,90524 sampai dengan 0,0919 dikurangi
0,90524.
Sementara itu, nilai minimum untuk return saham sesudah perusahaan
bersertifikat ISO 9000 adalah sebesar -1,51 dengan nilai maksimum 5,92. Nilai
mean dan standar deviasi adalah sebesar 0,3957 dan 0,91102. Hasil deskriptif
data ini menjelaskan bahwa penyebaran data berkisar antara 0,3957 ditambah
dengan 0,91102 sampai dengan 0,3957 dikurangi 0,91102. Secara keseluruhan
nilai mean sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9000 mengalami kenaikan,
yaitu dari 0,0919 menjadi 0,3957.
C. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan pengujian one-sample
kolmogorov smirnov test yang terdapat dalam program SPSS 16 for windows. Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dikatakan terdistribusi dengan normal apabila memiliki tingkat signifikansi diatas
5% (Ghozali, 2006: 31). Hasil uji normalitas akan berpengaruh terhadap alat analisis
yang digunakan. Apabila terdistribusi dengan normal (N), maka alat analisis yang
digunakan adalah paired sample t-test, namun apabila data tidak terdistribsi dengan
normal (TN) maka alat analisis yang digunakan berupa uji non parametrik berupa uji
wilcoxson signed rank test.
Hasil uji normalitas data untuk masing-masing hipotesis, tersaji pada tabel
IV.4 dan IV.5.
Tabel IV.4 Uji Normalitas untuk Hipotesis 1
RASIO 1TH SBLM 1 TH SSDH 2 TH SSDH 3 TH SSDH
Asymp. Sig.
Distribusi Asymp.
Sig. Distribusi
Asymp. Sig.
Distribusi Asymp.
Sig. Distribusi
ROI 0,115 N 0,000 TN 0,002 TN 0,003 TN ROE 0,008 TN 0,233 N 0,032 TN 0,048 TN NPM 0,026 TN 0,000 TN 0,000 TN 0,000 TN CR 0,367 N 0,010 TN 0,000 TN 0,052 TN
DER 0,001 TN 0,000 TN 0,000 TN 0,000 TN AT 0,997 N 0,483 N 0,330 N 0,831 N
Sumber: print out dari statistik (lampiran VIII)
Berdasarkan tabel IV.4 rasio NPM, dan DER tidak berdistribusi dengan
normal, sedangkan untuk rasio CR, ROE, dan ROI sebagian data tidak terdistribusi
dengan normal, sehingga alat uji hipotesis yang digunakan untuk rasio ROI, ROE,
NPM, CR, dan DER adalah statistik non parametrik yaitu uji wilcoxson signed rank
test. Distribusi data untuk rasio AT menunjukkan bahwa data terdistribusi normal
sehingga alat uji hipotesis yang digunakan untuk rasio AT adalah statistik
parametrik yaitu uji paired sample t-test.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.5 Hasil Uji Normalitas untuk Hipotesis 2
Indikator Asymp. Sig.
Distribusi Sebelum Sesudah
RET 0,000 0,000 Tidak normal Sumber: print out statistik (lampiran IX)
Berdasarkan tabel IV.5 diketahui bahwa distribusi data untuk return saham
sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9000 tidak berdistribusi dengan normal,
sehingga alat uji statistik yang digunakan adalah non parametrik, yaitu wilcoxson
signed rank test.
D. Uji Hipotesis dan Pembahasan
Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
kenaikan kinerja keuangan dan kinerja saham setelah perusahaan bersertifikat ISO
9000.
1. Pengujian Terhadap Kinerja Keuangan (Pengujian H1)
Bagian ini akan membahas hasil penelitian mengenai perbedaan rasio-
rasio keuangan yang terdiri dari net profit margin, return on investment, return
on equity, current ratio, leverage (debt to equity ratio), dan total asset turnover
untuk periode satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah, satu tahun
sebelum dengan dua tahun sesudah, satu tahun sebelum dengan tiga tahun
sesudah bersertifikat ISO 9000.
a) Perbandingan rasio keuangan 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah
bersertifikat ISO 9000
Bagian ini akan membahas pengujian hipotesis parsial (ROI, ROE,
NPM, CR, DER, AT) untuk 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah
bersertifikat ISO 9000, dengan menggunakan alat uji wilcoxson signed rank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
test jika data mempunyai distribusi tidak normal, dan paired samples t-test
jika data mempunyai distribusi normal, serta pengujian HA dengan
menggunakan alat uji manova.
Berdasarkan hasil analisis data, dapat dinyatakan bahwa dari 6 rasio
keuangan yang diuji hanya 2 rasio yang berbeda secara signifikan untuk 1
tahun sebelum dan 1 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000, yaitu rasio net
profit margin dan total asset turnover. Kedua rasio yang berbeda secara
signifikan menunjukkan nilai mean meningkat setelah perusahaan
bersertifikat ISO 9000. Berdasarkan hasil analisis data, dapat dinyatakan
bahwa 4 rasio keuangan yang berupa return on investment, return on equity,
current ratio, dan debt to equity tidak menunjukkan kenaikan yang
signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah perusahaan
bersertifikat ISO 9000.
Kesimpulan ini ditunjukkan dengan nilai asym sig. yang yang lebih
besar daripada a = 5%, kecuali untuk net profit margin dan total asset
turnover. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Fitriah (2008) dan
Capistrano (2008) yaitu bahwa net profit margin dan asset turnover
meningkat sesudah perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9000 dengan
hasil yang signifikan. Berarti perusahaan mengalami peningkatan efisiensi
karena karena saat mereka menerima pendapatan, mereka menjual barang
atau jasa secara efisien serta memaksimalkan penggunaan asset dalam
kegiatan operasionalnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengujian selanjutnya menggunakan manova untuk mengetahui
apakah secara serentak rasio-rasio keuangan berbeda secara signifikan untuk
1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000. Uji manova
dimaksudkan untuk menguji HA. Hasil uji manova (lampiran XI)
menunjukkan nilai F = 1,084 dan nilai asym sig. = 0,382. Jadi, tidak ada
perbedaan yang signifikan pada keseluruhan rasio keuangan yang diuji untuk
1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000 dengan tingkat
signifikansi 0,05.
Hal ini berarti bahwa HA tidak didukung dan menerima H0, yang
berarti bahwa kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang diukur dengan
rasio keuangan tidak menunjukkan kenaikan dengan hasil yang signifikan,
atau dengan kata lain kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang diukur
dengan rasio keuangan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan untuk 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah bersertifikat ISO
9000. Ringkasan masing-masing hipotesis baik HA maupun hipotesis
parsial, dapat dilihat pada tabel IV.6 seperti berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.6 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis untuk 1 Tahun Sebelum
dan 1 Tahun Sesudah Bersertifikat ISO 9000
Hipotesis (HA) Rasio Asymp. Sig.
Kesimpulan Artinya
HA a = 0,05 0,382 HA tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan kinerja keuangan yang dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 1 tahun setelah bersertifikat ISO 9000 dengan tingkat signifikansi 0,05.
Hipotesis parsial :
Ha1 ROI 0,122 Ha1 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan ROI dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 1 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha2 ROE 0,263 Ha2 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan ROE dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 1 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha3 NPM 0,047 Ha3 didukung
Terdapat kenaikan NPM dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 1 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha4 CR 0,321 Ha4 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan CR dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 1 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha5 DER 0,231 Ha5 tidak didukung
Tidak terdapat penurunan DER dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 1 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha6 AT 0,004 Ha6 didukung
Terdapat kenaikan AT dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 1 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Sumber: print out statistik (lampiran X dan XI) Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat memberikan indikasi
bahwa tujuan ekonomis dari perolehan sertifikat ISO 9000 belum tercapai sampai
akhir tahun pertama kepemilikan sertifikat ISO 9000, karena sebagian besar rasio-
rasio keuangan tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini mungkin
disebabkan karena periode yang diamati masih terlalu pendek, sehingga pengaruh
atas kepemilikan sertifikat ISO 9000 belum kelihatan. Dalam kurun waktu itu,
mungkin manajemen masih melakukan penyesuaian dengan sistem manajemen
kualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Perbandingan rasio keuangan 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah bersertifikat ISO
9000
Bagian ini akan membahas pengujian hipotesis parsial (ROI, ROE, NPM,
CR, DER, AT) untuk 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000,
dengan menggunakan alat uji wilcoxson signed rank test jika data mempunyai
distribusi tidak normal, dan paired samples t-test jika data mempunyai distribusi
normal, serta pengujian HA dengan menggunakan alat uji manova.
Berdasarkan hasil analisis data, rasio ROI, ROE, NPM, CR, DER
mempunyai distribusi data tidak normal sehingga alat uji hipotesis yang digunakan
adalah wilcoxson signed rank test, sedangkan AT mempunyai distribusi data normal
sehingga alat uji hipotesis yang digunnakan adalah paired samples t-test.
Hasil pada tabel IV.7 menunjukkan ringkasan hasil pengujian hipotesis
parsial dengan menggunakan wilcoxson signed rank test dan paired sample t-test
serta pengujian HA dengan menggunakan alat uji manova untuk membuktikan
adanya perbedaan rasio keuangan 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah bersertifikat
ISO 9000.
Tabel IV.7 menunjukkan bahwa rasio AT dan NPM untuk 1 tahun sebelum
dan 2 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000 berbeda secara signifikan, dan apabila
dilihat dari nilai mean, AT dan NPM mengalami kenaikan setelah bersertifikat ISO
9000. Sedangkan rasio keuangan lainnya (ROI, ROE, CR, dan DER) tidak
mengalami kenaikan dengan hasil yang signifikan (tidak berbeda secara signifikan)
antara 1 tahun sebelum ISO 9000 dengan 2 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk meyakinkan temuan ini dilakukan pengujian secara serentak terhadap
rasio-rasio keuangan dengan menggunakan manova untuk membuktikan apakah
rasio-rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi dari kinerja keuangan berbeda
secara signifikan untuk 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000.
Uji manova dimaksudkan untuk menguji HA.
Hasil uji manova menunjukkan nilai F = 1,255 dan asym sig. = 0,291. Jadi,
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada keseluruhan
rasio keuangan yang diuji untuk 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah bersertifikat
ISO 9000 dengan tingkat signifikansi 0,05. HA tidak didukung dan menerima H0,
yang berarti bahwa tidak terdapat kenaikan kenerja keuangan dengan hasil yang
signifikan, dengan kata lain tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan
manufaktur yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah bersertifikat
ISO 9000. Ringkasan masing-masing hipotesis baik HA maupun hipotesis parsial,
dapat dilihat pada tabel IV.7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.7
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis untuk 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Bersertifikat ISO 9000
Hipotesis (HA) Rasio Asymp.
Sig. Kesimpulan Artinya
HA a = 0,05 0,291 HA tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan kinerja keuangan yang dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah bersertifikat ISO 9000 dengan tingkat signifikansi 0,05.
Hipotesis parsial:
Ha1 ROI 0,114 Ha1 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan ROI dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha2 ROE 0,739 Ha2 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan ROE dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha3 NPM 0,040 Ha3 didukung
Terdapat kenaikan NPM dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha4 CR 0,256 Ha4 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan CR dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha5 DER 0,798 Ha5 tidak didukung
Tidak terdapat penurunan DER dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha6 AT 0,017 Ha6 didukung
Terdapat kenaikan AT dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Sumber: print out statistik (lampiran X dan XI)
Berdasarkan uraian sebelumnya juga telah kita ketahui bahwa standar ISO
9000 menjadikan perusahaan lebih efisien dengan penurunan biaya operasional.
Namun demikian, sistem manajemen mutu ini harus membutuhkan proses dan
waktu yang tidak dapat dicapai secara singkat hal ini terbukti dengan adanya NPM
dan AT yang berbeda secara signifikan setelah dua tahun perusahaan bersertifikat
ISO 9000.
Berdasarkan pengujian tersebut, dapat dinyatakan bahwa dengan dimilikinya
sertifikat ISO 9000, kinerja perusahaan manufaktur tidak menjadi lebih baik untuk
satu sampai dua tahun setelah bersertifikat ISO 9000. Temuan ini memberi indikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bahwa tujuan ISO 9000 untuk tujuan ekonomis yang diharapkan terjadi setelah
kepemilikan sertifikat ISO 9000 tidak sepenuhnya tercapai.
c) Perbandingan rasio keuangan 1 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah bersertifikat ISO
9000
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membuat perbandingan antara kinerja
perusahaan untuk 1 tahun sebelum bersertifikat ISO 9000 dan 3 tahun sesudah
bersertifikat ISO 9000. Wilcoxson signed rank test dan paired sample t test
digunakan untuk menguji hipotesis parsial (Ha1 sampai dengan Ha6) dan manova
untuk menguji HA, yang akan digunakan untuk membuktikan adanya perbedaan
rasio keuangan 1 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000.
Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan (terlampir) dapat dinyatakan
bahwa keseluruhan rasio keuangan tidak berbeda secara signifikan, untuk 1 tahun
sebelum bersertifikat ISO 9000 dengan 3 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000.
Untuk mengetahui apakah secara serentak rasio-rasio keuangan berbeda secara
signifikan untuk 1 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah bersertifikat ISO 9000
dilakukan uji manova. Hasil manova menunjukkan nilai F sebesar 1,403 dengan
signifikansinya 0,223. Jadi secara bersama-sama rasio keuangan satu tahun sebelum
dan tiga tahun sesudah bersertifikat ISO 9000 tidak mengalami kenaikan dengan
hasil yang signifikan (tidak terdapat perbedaan dengan hasil yang signifikan).
Ringkasan masing-masing hipotesis baik HA maupun hipotesis parsial, dapat
dilihat pada tabel IV.8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis untuk 1 Tahun Sebelum dan
3 Tahun Sesudah Bersertifikat ISO 9000
Hipotesis (HA) Rasio Asymp. Sig.
Kesimpulan Artinya
HA a = 0,05 0,223 HA tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan kinerja keuangan yang dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 3 tahun setelah bersertifikat ISO 9000 dengan tingkat signifikansi 0,05.
Hipotesis parsial: Ha1 ROI 0,489 Ha1 tidak
didukung Tidak terdapat kenaikan ROI dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 3 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha2 ROE 0,397 Ha2 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan ROE dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 3 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha3 NPM 0,489 Ha3 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan NPM dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 3 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha4 CR 0,218 Ha4 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan CR dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 3 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha5 DER 0,360 Ha5 tidak didukung
Tidak terdapat penurunan DER dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 3 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Ha6 AT 0,859 Ha6 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan AT dengan hasil yang signifikan untuk 1 tahun sebelum dengan 3 tahun setelah bersertifikat ISO 9000.
Sumber: print out statistik (lampiran X dan XI) Temuan ini memberikan indikasi bahwa memang tujuan ekonomis yang
diharapkan dari sertifikat ISO 9000 tidak tercapai. Kinerja keuangan perusahaan
manufaktur bersertifikat ISO 9000 tidak mengalami kenaikan dengan hasil yang
signifikan sampai tahun ketiga kepemilikan sertifikat ISO 9000.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sharma (2005), Haversjo dalam Sharma (2005), Casadesus, Saizarbitoria, dan
Laburu (2000), Corbett, Kirsch, dan, Sancho (2005), serta penelitian yang dilakukan
oleh Chase, Aquliano dan Jacobs dalam Capistrano (2005) yang menyatakan bahwa
perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 akan mengalami peningkatan kinerja
keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Terziovski et
al. dalam Benner dan Veloso (2008), Ahmar dan Pujiati (2003), Yulinza (2008),
Lima et al. dalam Corbett, Kirsch dan Sancho (2005), serta Chittenden dalam
Ferreira, Sinha, dan Varble (2008) yaitu bahwa diperolehnya sertifikat ISO seri
9000 ternyata tidak cukup untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Tidak terdapat kenaikan kinerja keuangan setelah perusahaan mendapatkan
sertifikat ISO 9000, dimungkinkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut ini.
(1) Perusahaan yang melakukan sertifikasi ISO tersebut memperoleh sertifikat
hanya untuk memenuhi tuntutan bisnis saja. Bahwa sertifikasi tersebut
hanyalah menilai aspek administratif yang digunakan sebagai pertimbangan
bagi lembaga sertifikasi untuk memberikan sertifikasi mutu. Dokumen adalah
salah satu cermin perusahaan, jika dokumen administratif baik, perusahaan
tersebut akan baik, sebab dengan dokumen yang baik akan dapat mengurangi
kesalahan dan menyederhanakan aktivitas operasional (Ahmar dan Pujiati,
2003).
(2) Tidak ada hubungan antara kinerja keuangan dengan kepemilikan sertifikat
ISO 9000 sehingga dengan dimilikinya sertifikasi ISO 9000 tidak membawa
pengaruh yang berarti (Yulinza, 2008, Lima et al. dalam Corbett, Kirsch dan
Sancho, 2005, Terziovski dalam Sharma, 2005).
(3) Adanya sertifikat ISO 9000 dapat menimbulkan biaya baru (biaya kualitas dan
audit kualitas) sehingga akan menurunkan laba perusahaan yang akan
berdampak pada kinerja keuangan perusahaan (Benner dan Veloso, 2008;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Chittenden dalam Ferreira, Sinha, dan Varble, 2008, Westphal dalam Benner
dan Veloso, 2008).
d) Perbandingan return saham sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9000
Pengujian ini dilakukan untuk menguji HA. Berdasarkan hasil pengujian
normalitas pada bagian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa distribusi data return
saham sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9000 berdistribusi tidak normal, maka
alat uji yang digunakan adalah wilcoxson signed rank test. Hasil pengujian data
disajikan pada tabel IV.9 di bawah ini.
Tabel IV.9 Ringkasan Hasil Wilcoxson Signed Rank Test untuk Return Saham
Sebelum dan Sesudah Bersertifikat ISO 9000
Keterangan Z Hitung Asym Sig. Return saham -3,710 0,000
Sumber: print out statistik (lampiran XII)
Dari tabel IV.9 tersebut, dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% dapat
dinyatakan bahwa return saham perusahaan manufaktur yang diamati sesudah
kejadian ISO 9000 berbeda dengan return saham perusahaan tersebut untuk periode
sebelumnya. Rata-rata return sebelum bersertifikasi ISO 9000 sebesar 0,0919
sedangkan rata-rata return sesudah bersertifikat ISO 9000 sebesar 0,3957.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan kinerja saham
sesudah perusahaan bersertifikat ISO 9000. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Wibawa (2002), Hendrick dan Singhal (1996), Ozgur dan Pinar (2007),
yaitu bahwa return saham mengalami kenaikan yang signifikan setelah perusahaan
bersertifikat ISO 9000. Dalam hal ini reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perubahan harga saham, apabila harga saham naik maka return saham (actual return
saham) akan mengalami peningkatan.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lima et al dalam Corbett, Kirsch, dan Sancho (2005) menyatakan bahwa tidak ada
dampak dari perolehan sertifikat ISO 9000 pada harga saham maupun pada return
saham akibat diumumkannya sertifikat ISO 9000.
e) Analisis tambahan terhadap kinerja keuangan dan kinerja saham sebelum dan
sesudah bersertifikat ISO 9000
Dilakukan analisis tambahan untuk mengetahui apakah terdapat kenaikan
kinerja keuangan dan kinerja saham dengan hasil yang signifikan berdasarkan
ukuran perusahaan. Pada penelitian sebelumnya pengelompokan perusahaan
berdasarkan size perusahaan dilakukan oleh Ferreira, Sinha, dan Varble (2008) yang
melakukan penelitian mengenai dampak perolehan sertifikat ISO 9000 terhadap
kinerja perusahaan dengan menggunakan abnormal return saham. Ferreira, Sinha,
dan Varble (2008) mengelompokkan perusahaan berdasarkan total sales.
Pada penelitian ini pengelompokan perusahaan dilakukan berdasarkan
jumlah asset perusahaan sampel, sebelum dilakukan analisis jumlah asset
ditransformasikan ke dalam logaritma natural, untuk mengurangi heterokedastisitas
data. Alat analisis yang digunakan untuk mengelompokkan perusahaan adalah
dengan menggunakan analisis statistik berupa analisis cluster.
Menurut Santosa (47: 2002) tujuan analisis cluster adalah mengelompokkan
obyek-obyek berdasarkan kesamaan karakteristik diantara obyek-obyek tersebut,
obyek-obyek tersebut akan diklasifikasikan ke dalam satu atau lebih cluster
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(kelompok) sehingga obyek-obyek yang berada dalam satu cluster akan mempunyai
kemiripan satu dengan yang lain. Adapun hasil pengujian analisis cluster untuk
membedakan kelompok perusahaan besar maupun kecil, dapat dilihat pada lampiran
XIV.
Setelah dilakukan pengelompokan perusahaan berdasarkan ukuran
perusahaan, langkah selanjutnya adalah dilakukan pengujian statistik diskriptif.
Hasil analisis deskriptif untuk perusahaan besar maupun perusahaan kecil dapat
dilihat pada lampiran XV dan XVI, sedangkan rata-rata kinerja keuangan sebelum
dan sesudah sertifikasi ISO 9000 untuk kelompok perusahaan besar dan kecil dapat
dilihat pada tabel IV. 10.
Tabel IV. 10 Rata-Rata Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Sertifikasi ISO 9000
Berdasarkan Kelompok Perusahaan Besar dan Kecil
Keterangan Nilai Mean
1 th sblm 1 th ssdh 2 th ssdh 3 th ssdh Kelompok Perusahaan Kecil
ROE 1,7584 -37,7584 17,6668 17,1124 ROI 3,4348 -2,1944 1,1004 2,2700 NPM 0,0458 0,1366 0,1512 0,1726 CR 1,4604 1,8680 3,0760 1,8276
DER 2,8120 6,3840 -0,6852 4,8684 AT 1,0180 1,2232 1,2508 1,3640
Kelompok Perusahaan Besar ROI 7,8489 4,0311 4,0622 5,6944 ROE -79,8689 10,6033 10,3011 12,815 NPM 0,1222 0,0571 0,0489 0,0633 CR 1,7767 1,6822 1,7300 1,8044
DER 4,8322 1,6400 1,6967 1,5367 AT 0,7644 0,8956 0,8511 0,9400
Sumber: print out statistik (lampiran XV dan XVI)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok perusahaan
kecil rata-rata nilai rasio NPM dan AT mengalami kenaikan pada saat sebelum
sertifikasi sampai tahun ketiga sertifikat ISO 9000 tersebut diperoleh. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk rasio ROI, ROE, CR, dan DER, secara rata-rata menalami fluktuasi pada saat
sebelum sertifikasi sampai sertifikat ISO 9000 tersebut diperoleh.
Pada kelompok perusahaan besar, hanya rasio AT yang mengalami kenaikan
sebelum sertifikat ISO 9000 sampai dengan tiga tahun dimilikinya sertifikat ISO
9000. Untuk rasio ROI, ROE, CR, DER, NPM secara rata-rata mengalami fluktuasi
dari sebelum sertifikat ISO 9000 diperoleh sampai tiga tahun sertifikat ISO 9000
diperoleh.
Setelah dilakukan analisis statistik deskriptif, dilanjutkan dengan uji
hipotesis. Dilakukan tanpa uji normalitas untuk kelompok perusahaan besar maupun
untuk kelompok perusahaan kecil karena menurut Djarwanto dalam Istiani (2008)
untuk sampel kecil (sampel kurang dari 30), data diasumsikan berdistribusi tidak
normal sehingga alat uji yang digunakan adalah alat uji non parametric test yaitu
wilcoxson signed rank test. Untuk mengetahui apakah secara serentak rasio-rasio
keuangan yang digunakan berbeda untuk satu tahun dan satu tahun sesudah, dua
tahun sesudah, serta tiga tahun sesudah bersertifikasi ISO 9000 digunakan alat uji
manova.
Ringkasan hasil pengujian hipotwsis untuk kinerja keuangan, berdasarkan
kelompok perusahaan kecil dapat dilihat pada tabel IV.11. Berdasarkan tabel IV.11
dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan sesudah perusahaan bersertifikat ISO
9000 tidak mengalami peningkatan dengan hasil yang signifikan. Pengujian secara
parsial untuk RO, ROE, NPM, CR, DER, dan AT juga tidak menunjukkan hasil
yang signifikan antara satu tahun sebelum perusahaan bersertifikat ISO 9000 sampai
satu, dua, dan tiga tahun dimilikinya sertifikat ISO 9000. Hanya beberapa rasio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keuangan yang menunjukkan adanya hasil yang signifikan, tetapi pada saat tahun
ketiga dimilikinya sertifikat ISO 9000, rasio tersebut tidak mengalami perbedaan
yang signifikan.
Tabel IV.11 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kelompok
Perusahaan Kecil (Analisis Tambahan)
Keterangan
Asym sig
Asym sig
Asym sig Kesimpulan Artinya T-1
&T+1 T-1
&T+2 T-1
&T+3 HA a = 0,05 0,590 0,914 0,945 HA tidak
didukung Tidak terdapat kenaikan kinerja keuangan sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan kecil dengan tingkat signifikansi 0,05.
Hipotesis parsial: Ha1 ROI 0,192 0,183 0,476 Ha1 tidak
didukung Tidak terdapat kenaikan ROI dengan hasil yang signifikan sebelum dan setelah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan kecil.
Ha2 ROE 0,048 0,638 0,581 Ha2 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan ROE dengan hasil yang signifikan sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan kecil. Walaupun 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah besertifikasi mengalami perbedaan signifikan, secara-rata-rata nilai ROE mengalami penurunan setelah 1 tahun bersertifikat ISO 9000, dengan demikian Ha2 tidak didukung.
Ha3 NPM 0,100 0,097 0,476 Ha3 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan NPM dengan hasil yang signifikan sebelum dan setelah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan kecil.
Ha4 CR 0,095 0,083 0,166 Ha4 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan CR dengan hasil yang signifikan sebelum dan setelah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan kecil.
Ha5 DER 0,037 0,427 0,083 Ha5 tidak didukung
Tidak terdapat penurunan DER dengan hasil yang signifikan sebelumdan setelah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan kecil. Untuk 1 tahun setelah sertifikasi terdapat perbedaan yang signifikan, akan tetapi nilai DER mengalami kenaikan, sehingga Ha5 tidak didukung.
Ha6 AT 0,018 0,025 0,017 Ha6 didukung Terdapat kenaikan AT dengan hasil yang signifikan sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan kecil, apabila dilihat dari nilai mean, AT mengalami peningkatan sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9000.
Sumber: print out statistik (lampiran XV)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ringkasan hipotesis untuk kinerja keuangan berdasarkan kelompok perusahaan
besar dapat dilihat pada tabel IV.12.
Tabel IV.12 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kelompok
Perusahaan Besar (Analisis Tambahan)
Keterangan Asym sig
Asym sig
Asym sig
Kesimpulan Artinya
T-1 &T+1
T-1 &T+2
T-1 &T+3
HA a = 0,05 0,854 0,930 0,930 HA tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan kerja keuangan dengan hasil yang signifikan sebelum dan setelah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan besar.
Hipotesis parsial:
Ha1 ROI 0,192 0,441 0,767 Ha1 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan ROI dengan hasil yang signifikan sebelum dan setelah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan besar.
Ha2 ROE 0,048 0,678 0,594 Ha2 didukung sebagian
Terdapat kenaikan ROE dengan hasil yang signifikan pada satu tahun sesudah bersertifikat ISO 9000 tetapi untuk dua dan tiga tahun sesudah bersertifikat ISO 9000 tidak terdapat peningkatan dengan hasil yang signifikan pada kelompok perusahaan besar.
Ha3 NPM 0.100 0,372 0,944 Ha3 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan NPM dengan hasil yang signifikan sebelum dan setelah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan besar.
Ha4 CR 0,095 0,860 0,953 Ha4 tidak didukung
Tidak terdapat kenaikan CR dengan hasil yang signifikan sebelum dan setelah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan besar.
Ha5 DER 0,037 0,515 0,173 Ha5 tidak didukung
Tidak terdapat penurunan DERdengan hasil yang signifikan sebelum dan setelah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan besar.
Ha6 AT 0,018 0,169 0,020 Ha6 didukung sebagian
Terdapat kenaikan AT sebelum bersertifikasi ISO 9000 dengan satu dan tiga tahun sesudah bersertifikat ISO 9000. Akan tetapi untuk satu dua tahun sesudah bersertifikasi ISO 9000, AT tidak mengalami kenaikan dengan hasil yang signifikan. Apabila dilihat dari nilai mean, nilai AT mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah bersertifikasi ISO 9000. Dengan demikian Ha6 didukung sebagian.
Sumber: print out statistik (lampiran XVI)
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada kelompok perusahaan
kecil maupun kelompok perusahaan besar, ternyata kinerja keuangan sebelum dan
sesudah bersertifikat ISO 9000 tidak mengalami kenaikan (berbeda) dengan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang signifikan setelah perusahaan dikelompokkan berdasarkan firm size. Hanya
sebagian kecil rasio yang mengalami kenaikan (berbeda) dengan hasil yang
signifikan sesudah bersertifikat ISO 9000. Kepemilikan sertifikat ISO 9000 ternyata
tidak mampu untuk meningkatkan kinerja keuangan pada perusahaan besar maupun
perusahaan kecil.
Pengujian secara parsial terhadap kinerja keuangan menunjukkan bahwa
return on investment (ROI) untuk keseluruhan perusahaan maupun berdasarkan
kelompok perusahaan setelah perusahaan bersertifikat ISO 9000 secara signifikan
tidak mengalami peningkatan. Hal ini menandakan bahwa dengan perolehan
sertifikat ISO 9000 manajemen belum mampu dalam memanfaatkan seluruh sumber
daya untuk menghasilkan laba. Hal tersebut belum sejalan dengan standar ISO 9000
yang mengharuskan perusahaan untuk selalu berhati-hati dalam setiap tindakan dan
keputusan yang akan diambil supaya kinerja perusahaan menjadi lebih efektif dan
efisien. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Simmons dan White
(1999), dan Ahmar dan Pujiati (2003) serta bertentangan dengan hasil penelitian dari
Corbett, Kirsch, dan Sancho (2005).
Return on equity (ROE) sebelum dan sesudah perusahaan bersertifikat ISO
9000 untuk keseluruhan perusahaan secara signifikan tidak mengalami peningkatan,
tetapi setelah dikelompokkan berdasarkan firm size nilai ROE pada kelompok
perusahaan kecil pada saat satu tahun setelah bersertifikat ISO 9000 secara
signifikan mengalami penurunan, sedangkan pada perusahaan besar mengalami
peningkatan dengan hasil yang signifikan. Dengan adanya peningkatan pendapatan
maka pajak pendapatan pun juga akan meningkat, maka nilai return on equity hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengalami peningkatan yang kecil untuk kelompok perusahaan besar. Bahkan untuk
tahun-tahun awal biaya administrasi menjadi lebih besar, dan hal ini ditunjukkan
dengan adanya penurunan nilai return on equity untuk kelompok perusahaan kecil
setelah perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9000. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fitriah (2008).
Net profit margin (NPM) untuk keseluruhan perusahaan pada saat satu tahun
dan dua tahun setelah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9000, secara signifikan
mengalami peningkatan. NPM meningkat sesudah perusahaan mendapatkan
sertifikat ISO 9000, karena perusahaan mengalami peningkatan laba yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan penjualannya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
oleh Capistrano (2008) yang menyatakan bahwa perusahaan mengalami peningkatan
dalam efisiensi operasi (net profit margin) sesudah sertifikasi ISO 9000 karena saat
menerima pendapatan, mereka menjual barang atau jasa secara efisien.
Peningkatan kualitas tentunya akan diikuti dengan peningkatan biaya, seperti
biaya produksi, dan biaya administrasi. Karena peningkatan penjualan juga diikuti
dengan peningkatan biaya, maka tidak menyebabkan adanya perbedaan yang
signifikan pada nilai net profit margin pada saat tiga tahun sesudah perusahaan
menerima sertifikat ISO 9000.
Nilai current ratio (CR) sebelum dan sesudah perusahaan bersertifikat ISO
9000 tidak menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Pada pengelompokan
berdasarkan firm size, CR juga tidak menunjukkan adanya peningkatan dengan hasil
yang signifikan. Hal ini memberikan bukti bahwa dengan dimilikinya sertifikat ISO
9000 tidak memberikan pengaruh terhadap likuiditas perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Debt to equity ratio (DER) sebelum dan sesudah perusahaan bersertifikat
ISO 9000 tidak menunjukkan adanya penurunan yang signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa sertifikasi ISO 9000 tidak mempengaruhi perusahaan dalam
memenuhi segala kewajiban finansial jangka panjang terhadap total ekuitas pemilik.
Pada keseluruhan perusahaan maupun pada kelompok perusahaan besar dan
kecil, nilai asset turnover (AT) meningkat setelah perusahaan bersertifikat ISO
9000. Analisis pada keseluruhan perusahaan menujukkan bahwa pada saat satu dan
dua tahun sesudah sertifikasi ISO 9000 nilai AT secara signifikan mengalami
peningkatan. Analisis berdasarkan kelompok perusahaan menunjukkan bahwa
secara signifikan AT mengalami peningkatan pada saat satu, dua, dan tiga tahun
sesudah bersertifikat ISO 9000 pada kelompok perusahaan kecil. Pada kelompok
perusahaan besar, AT secara signifikan meningkat setelah satu tahun dan tiga tahun
bersertifikat ISO 9000.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Capistrano
(2008) yang menyatakan bahwa efisiensi asset (asset turnover) meningkat setelah
adanya sertifikasi ISO 9000. Hal ini bisa disimpulkan bahwa perusahaan
memaksimalkan penggunaan (efisien) dalam mengoperasikan asset sehingga tingkat
perputaran asset menjadi tinggi. Nilai AT pada tahun-tahun tertentu tidak
menunjukkan adanya peningkatan dengan hasil yang signifikan karena penjualan
hanya mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.13 Rata-Rata Return Saham 5 hari Sebelum dan 5 hari Sesudah
Bersertifikasi ISO 9000 Berdasarkan Kelompok Perusahaan Besar dan Kecil
Keterangan Mean Kelompok Perusahaan Besar Sebelum 0,0497 Sesudah 0,3362 Kelompok Perusahaan Kecil Sebelum 0,1071 Sesudah 0,4171
Sumber: print out dari statistik (lampiran XVII dan XVIII)
Dari tabel IV.13 terlihat bahwa rata-rata return saham pada perusahaan besar
maupun pada kelompok perusahaan kecil mengalami peningkatan sebelum dan
sesudah bersertifikat ISO 9000. Mean return saham pada kelompok perusahaan
besar sebelum bersertifikat ISO 9000 sebesar 0,0497 sesudah besertifikat ISO 9000
menjadi 0,3362. Pada kelompok perusahaan besar mean return saham sebelum
bersertifikat ISO 9000 adalah 0,1071 sesudah besertifikat ISO 9000 menjadi 0,4171.
Setelah dilakukan pengujian stasistik deskriptif, dilakukan uji hipotesis
terhadap return perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Adapun ringkasan hasil
pengujian untuk return saham sebelum dan sesudah perusahaan bersertifikat ISO
9000 dapat dilihat pada tabel IV.14
Tabel IV.14 Ringkasan Hasil Wilcoxson Signed Rank Test untuk Return Saham
Berdasarkan Kelompok Perusahaan Besar dan Kecil Sebelum dan Sesudah Bersertifikat ISO 9000
Keterangan Z Hitung Asym Sig. Kesimpulan
Kelompok Perusahaan Besar -2,060 0,039 HA didukung Kelompok Perusahaan Kecil -3,087 0,002 HA didukung
Sumber: print out dari statistik (lampiran XVII dan XVIII)
Dari tabel IV.14 terlihat bahwa return saham pada perusahaan besar maupun
pada kelompok perusahaan kecil mengalami peningkatan dengan hasil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
signifikan (berbeda) pada tingkat signifikansi 5%. Dengan demikian terdapat
kenaikan return saham akibat pengumuman sertifikat ISO 9000 oleh perusahaan
besar maupun perusahaan kecil pada saat 5 hari sebelum sebelum pengumuman
sampai dengan 5 hari setelah pengumuman sertifikat ISO 9000.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sertifikat ISO 9000 memberikan
sinyal bahwa perusahaan telah menjalankan manajemen kualitas yang unggul dan
ada harapan bahwa kinerja perusahaan akan meningkat pada masa yang akan
datang, dengan diumumkannya sertifikat ISO 9000 muncul reaksi beli saham
perusahaan yang bersertifikat ISO 9000, sehingga akan terjadi peningkatan harga
saham perusahaan yang bersertifikat ISO 9000, apabila harga saham naik maka
return saham (actual return saham) akan mengalami peningkatan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hendrick dan Singhal (1999) serta bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lima et al dalam Corbett, Kirsch, dan Sancho (2005) yang
menyatakan bahwa tidak ada dampak dari perolehan sertifikat ISO 9000 pada harga
saham pada perusahaan-perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil yang mengacu pada
masalah dan tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut ini.
1. Tidak terdapat kenaikan kinerja keuangan perusahaan dengan hasil yang
signifikan setelah perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9000.
2. Terdapat kenaikan kinerja saham dengan hasil yang signifikan setelah
perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9000.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai sejumlah keterbatasan baik dalam pengambilan
sampel maupun dalam metodologi yang digunakan. Beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut ini.
1. Terbatasnya sampel dalam penelitian ini karena banyaknya perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI, tidak menyediakan informasi mengenai
perolehan sertifikat ISO 9000 dengan lengkap.
2. Penelitian ini tidak membedakan jenis perusahaan yang menjadi sampel
penelitian, kecuali karakteristik perusahaan berdasarkan kelompok perusahaan
besar dan kecil (ukuran perusahaan).
3. Jangka waktu penelitian yang terlalu pendek. Penelitian ini menggunakan
periode penelitian satu tahun sebelum perolehan sertifikat ISO 9000 sampai
dengan tiga tahun perolehan sertifikat ISO 9000, pada periode satu tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebelum perolehan sertifikat ISO 9000 kemungkinan perusahaan telah
mempersiapkan proses sertifikasi ISO 9000 dengan memperbaiki kinerjanya,
sehingga dampak perolehan sertifikat ISO 9000 tidak terlihat jelas.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini, maka diajukan
beberapa saran yaitu berikut ini.
1. Bagi manajemen perusahaan sebaiknya membuat kebijakan-kebijakan yang
dapat memaksimalkan kinerja keuangan, seperti melakukan efisiensi biaya agar
kepemilikan sertifikat ISO 9000 mampu meningkatkan kinerja keuangan.
2. Bagi investor sebaiknya memperhatikan dengan seksama kinerja keuangan dan
kinerja saham perusahaan sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang
mempunyai sertifikat ISO 9000. Adanya kenaikan kinerja saham setelah
perusahaan mempunyai sertifikat ISO 9000 dapat digunakan untuk membantu
memperoleh keputusan investasi yang lebih baik terkait dengan diperolehnya
sertifikat ISO 9000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan jangka penelitian yang
panjang serta tidak hanya meneliti pada perusahaan manufaktur saja, tetapi juga
menyertakan seluruh perusahaan go public di BEI. Dengan jumlah sampel yang
besar serta periode penelitian yang panjang, diharapkan dapat diperoleh hasil
penelitian yang lebih baik.