Diagnosis laboratorik pada perdarahan khususnya...

Post on 30-Apr-2020

2 views 0 download

Transcript of Diagnosis laboratorik pada perdarahan khususnya...

Diagnosis laboratorik pada

perdarahan khususnya Hemofilia

Rahajuningsih D. SetiabudyTim Pelayanan Terpadu Hemofilia

Jakarta

Jakarta 26 Oktober 2019

Gambaran klinis perdarahan

Gangguan Hemostasis

Primer

(trombosit/vaskular)

• Petekiae

• Perdarahan mukosa

• Perdarahan segera

setelah trauma

• Wanita > sering

Gangguan Hemostasis

Sekunder (sistem

pembekuan darah)

• Hematoma

• Hemartrosis

• Delayed bleeding

• Pria > sering

Kelainan trombosit

• Gangguan jumlah trombosit

• Gangguan fungsi trombosit:

– Didapat: drug-induced (aspirin),

paraproteinemia, uremia

– Herediter : penyakit von Willebrand,

sindroma Bernard Soulier, Glanzmann

thrombasthenia

Trombositopenia

• Produksi menurun: anemia aplastik, leukemia akut

• Destruksi meningkat : ITP, drug-induced

• Konsumsi meningkat : DIC, TTP

• Gangguan distribusi : splenomegali

• Dilusi : transfusi masif darah simpan

Kelainan vaskular

• Purpura simpleks

• Purpura senilis

• Purpura infeksi

• Scurvy

• Henoch Schonlein

purpura

• Paraproteinemia

• Drug-induced

• Hereditary hemorrhagic

telangiectasia

• Kasabach-Merritt

syndrome

• Ehlers-Danlos syndrome

• Pseudoxanthoma

elasticum

Didapat Herediter

Kelainan sistem pembekuan darah

• Hemofilia A, B

• Penyakit von

Willebrand

• Hipofibrinogenemia

• Disfibrinogenemia

• Deficiency vit. K dependent factors

• Penyakit hati

• DIC

• Fibrinolisis

• Inhibitor patologis

Herediter Didapat

Kapan tes hemostasis diperlukan

Tes hemostasis diperlukan pada

• Gejala perdarahan

• Riwayat perdarahan

• Sebelum tindakan bedah

• Pemantauan terapi antikoagulan

• Kondisi dengan gangguan hemostasis :

penyakit hati, DIC

Pemeriksaan penyaring hemostasis

• Uji pembendungan

• Hitung trombosit

• Masa perdarahan

• Prothrombin time (PT)

• Activated partial thromboplastin time

(APTT)

• Masa trombin

• Penyaring F XIII

Uji pembendungan

• Menguji ketahanan dinding vaskular

• Hasil positif :

– Kelainan dinding vaskular: scurvy

– Trombositopenia: DBD

Masa perdarahan / Bleeding time

• Untuk menguji vaskular dan trombosit (jumlah dan

fungsi)

• Sphygmomanometer at 40 mm Hg

• Buat insisi dengan lanset di daerah volar

• Tiap 30 detik darah diisap dengan kertas saring

• Hasil memanjang : kelainan jumlah atau fungsi

trombosit

Hitung trombosit

• Manual : kurang teliti

• Otomatik : ketelitian lebih baik

kesalahan: trombosit menggumpal

giant platelet

eritrosit mikrositik

Dengan alat otomatik dapat dibedakan

• Perlu diperiksa sediaan hapus darah tepi

Pseudothrombocytopenia

Platelet-Statelitism

Spontaneous aggregation of platelets in EDTA anticoagulated blood in

0.09-0,21% of all blood samples

Cause: anti-platelet GPIIb/IIIa-Agglutinine, anti-Cardiolipin

EDTA-Blood (25 x 109/l) Heparinblood (160 x 109/l)

Pseudothrombocytopenia

Platelet clumping Giant platelet

Prothrombin time (PT)

• Untuk menguji jalur ekstrinsik dan bersama (F VII, F

X, F V, F II, F I)

• Untuk memantau pemberian antikoagulan oral

(dilaporkan dalam International Normalised Ratio/

INR)

PT memanjang

• Defisiensi vitamin K : • Intake ↓

• malabsorbsi lemak,

• obstruksi empedu,

• bayi baru lahir,

• Obat antagonis vitamin K (warfarin)

• Penyakit hati

• Inhibitor : Lupus Anticoagulant

Vitamin K

• Vit. K diperlukan untuk proses karboksilasi dari

asam glutamat carboxy glutamat

• Vitamin K dependent protein : prothrombin, VII, IX,

X, protein C, protein S, protein Z

• Deficiency vit. K PIVKA (protein induced by

vitamin K absence or antagonist

Mekanisme kerja vitamin K

Activated partial thromboplastin time

(APTT)

• Untuk menguji jalur intrinsik dan bersama:

(XII, XI, PK, HMWK, XI, IX, VIII, X, V, II, I)

• Memantau heparin (1,5 – 2,5 x kontrol)

APTT memanjang

• Defisiensi XII, PK, HMWK: tanpa perdarahan

• Defisiensi VIII, IX, XI : ada perdarahan

• Defisiensi jalur bersama (X, V, II, I)

• Inhibitor : LA, inhibitor F VIII

• Terapi heparin

Masa trombin / Thrombin time

• Untuk menguji perubahan fibrinogen menjadi fibrin

• Memantau heparin

• Pemanjangan masa trombin :

– Hypofibrinogenemia

– Dysfibrinogenemia

– Inhibitor thrombin (FDP, heparin)

F VII

FXII

PK HMWK

F XI

F IX

F VIII

F X

F V

F II

F I

PTAPTT

TT

clot

Skrining F XIII

• Defisiensi F XIII tidak dapat dideteksi

dengan PT, APTT, TT

• Defisiensi F XIII : bekuan tidak stabil dalam

urea 5 M

Hemofilia

• Kelainan koagulasi herediter yang paling seringditemukan

• Hemofilia A disebabkan oleh deficiency F VIII hemofilia B disebabkan oleh deficiency F IX

• Diagnosis hemofilia dibuat berdasarkan– Gejala klinis: hematoma, hemarthrosis

– Adanya riwayat keluarga (30% spontaneous mutation)

– Dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium

Faktor VIII ( anti hemophilic factor )

• sintesis : sel sinusoid hati and sel endothel

• Gen F VIII : terletak pada lengan panjang kromosom

X

• Dalam sirkulasi membentuk komplex dengan von

Willebrand’s factor untuk mencegah degradasi

proteolitik

• Fungsi : pada jalur intrinsik sebagai kofaktor F IXa

untuk aktivasi F X

Von Willebrand’s factor

• Multimer MW 1 - 20 x 106 dalton

• Sintesis : sel endotel dan megakariosit

• Fungsi :

– Sebagai karier untuk F VIII, mencegah dari

degradasi proteolitik

– Pada adhesi dan aggregasi trombosit, sebagai

jembatan antara trombosit dan jaringan

subendotel

Faktor IX

• sintesis : sel hati

• Gen F IX terletak pada kromosom X

• Termasuk vitamin K dependent factors aktivitasnya

bisa menurun pada defisiensi vit. K atau pemakai

antikoagulan oral golongan coumarin

• Fungsi : pada jalur intrinsik untuk aktivasi F X → F

Xa

Laboratory findings in Hemophilia

Hitung trombosit normal

Bleeding time normal

Prothrombin time normal

Thrombin time normal

APTT

memanjang

Pemeriksaan penyaring pada Hemofilia

• APTT

– Untuk menilai koagulasi jalur intrinsik dan jalur bersama

– F VIII / IX berfungsi di jalur intrinsic

• Whole blood clotting time (Jika tidak ada fasilitasuntuk APTT)

– Kurang sensitif

– Hanya memanjang pada hemofilia berat

Skrining dan diagnosis hemophilia

APTT

memanjang

normal Bukan hemophilia

PT memanjang

normal

Mungkin hemophilia

APTT substitution / TGT / Assay F VIII / F IX

Untuk konfirmasi dan membedakan Hemofilia A dan Hemofilia B

Assay F VIII dan IX

APTT substitution

ThromboplastinGeneration Test

Assay F VIII

Diluted

Patient

plasma

F VIII def.

plasmaAPTT

reagent

37oC

CaCl2 Clot

Hasil diplot pada kurva standard aktivitas F VIII plasma pasienMakin panjang waktu pembekuan makin rendah aktivitas F VIII plasma pasien

Aktivitas F VIII

• Nilai normal 50 - 150%

• Hemofilia A berat : < 1%

• Hemofilia A sedang : 1 - 5%

• Hemofilia A ringan : >5 - 40%

Aktivitas F IX

• Nilai normal 50 - 150%

• Hemofilia B berat : < 1%

• Hemofilia B sedang : 1 - 5%

• Hemofilia B ringan : >5 - 40%

• Aktivitas F IX menurun:

– Defisiensi vitamin K

– Antikoagulan vitamin K antagonist

– Penyakit hati (cirrhosis hati)

Hemofilia A atau B

Klasifikasi Aktivitas F VIII /IX

Klinis

Hemofilia berat < 1% Perdarahan spontan, hematoma, hemartrosis

Hemofilia sedang 1 – 5% Perdarahan spontan kadangkadang, perdarahan beratpasca operasi atau trauma

Hemofilia ringan >5 – 40% Perdarahan setelah trauma berat atau pasca operasi

APTT Substitution TestThromboplastin Generation Test

Tidak dapat menentukan aktivitas F VIII/IX Tidak dapat dikerjakan dengankoagulometer otomatikPerlu waktu lama

Reagen lebihmurah

Kelebihan dan kekurangan APTT substitution test dan TGT

Masalah laboratorium pada diagnosis Hemofilia

• Order untuk F VIII/IX sangat rendahLab order

• F VIII bersifat tidak stabil

• F VIII Assay harus dikerjakan dalam2 jam setelah pengambilan darah

Plasma Pasien

• Stabilitas setelah reconstitusi hanya8 jam pd suhu kamar dan 4 minggupada -20oC

Reagen

Dimana F VIII/IX assay dapat dilakukan?

Jakarta Bandung

Semarang Jogjakarta

Palembang Medan

Ringkasan

• Tes hemostasis berperan untuk mendeteksi penyebab perdarahan.

• Juga dapat dipakai untuk memantau terapi antikoagulan

• APTT dapat dipakai untuk skrining adanya hemofilia

• Assay F VIII/IX dilakukan untuk konfirmasi dan membedakan hemofilia A dengan B