Post on 30-Jun-2015
description
Diabetes Mellitus Pada Lansia
By : Kelompok II
Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Etiologi Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia (Jeffrey) :1.Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin.2.Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler.3.Obesitas, banyak makan.4.Aktivitas fisik yang kurang5.Penggunaan obat yang bermacam-macam.6.Keturunan7.Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress
Klasifikasi & Karakteristik Diabetes Melitus
Diabetes melitus tipe I: Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik melalui proses imunologik maupun idiopatik.Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
Diabetes melitus tipe II:
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.Jumlah insulin normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.
Patofisiologi
saluran pencernaan
karbohidrat glukosaprotein asam aminolemak asam lemak
makanan energi
proses kimia/metabolisme
insulin
Manifestasi Klinis Diabetes Melitus Pada Lansia
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai
kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah
adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada
tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai
yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
DM TIPE I1.Mudah terjadi ketoasidosis2.Pengobatan harus dengan insulin3.Onset akut4.Biasanya kurus5.Biasanya terjadi pada umur yang masih muda6.10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga7.30-50 % kembar identik terkena
DM TIPE II1.Sukar terjadi ketoasidosis2.Pengobatan tidak harus dengan insulin3.Onset lambat4.Gemuk atau tidak gemuk5.Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun6.30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga7.± 100% kembar identik terkena
Diabetes Mellitus Pada Lansia
Tes Diagnostik
Adanya glukosa dalam urine. Dapat diperiksa dengan cara benedict
(reduksi) yang tidak khas untuk glukosa, karena dapat positif pada
diabetes.
Diagnostik lebih pasti adalah dengan memeriksa kadar glukosa dalam
darah dengan cara Hegedroton Jensen (reduksi).
Lanjutan . . . .
1. Gula darah puasa tinggi < 140 mg/dl.
2. Test toleransi glukosa (TTG) 2 jam
pertama < 200 mg/dl.
3. Osmolitas serum 300 m osm/kg.
4. Urine = glukosa positif, keton
positif, aseton positif atau negative
(Bare & suzanne, 2002)
Penatalaksanaan Medik
Perencanaan Makanan
Latihan Jasmani
Obat Hipoglikemik
Terima Kasih . .. . Semoga Materinya Bisa Bermanfaat . . . . . . . .