Post on 22-Mar-2019
Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-13/V/2018
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
SIDANG PARIPURNA KE-13
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2017-2018
I. KETERANGAN
1. Hari : Selasa
2. Tanggal : 22 Mei 2018
3. Waktu : 10.40 WIB – 14.16 WIB
4. Tempat : R. Rapat Nusantara V
5. Pimpinan Sidang : 1. DR (HC) Oesman Sapta (Ketua DPD RI)
2. Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si.
(Wakil Ketua DPD RI)
3. Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis (Wakil Ketua DPD RI)
6. Acara : 1. Pembukaan Masa Sidang V Ts 2017-2018
2. Pidato Pembukaan Pada Awal Ms V
3. Pengesahan Keputusan DPD RI
4. Laporan Kegiatan Anggota Di Daerah Pemilihan
7. Hadir : Orang
8. Tidak hadir
: Orang
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
1
II. JALANNYA SIDANG:
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL
KETUA DPD RI)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Shalom.
Om swastiastu.
Namo buddhaya.
Sebelum memulai Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah, marilah kita
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepada para Anggota DPD beserta seluruh
hadirin dimohon untuk berdiri dan kita bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.
PEMBICARA: PADUAN SUARA DAN SELURUH PESERTA SIDANG
Hiduplah Indonesia raya…
Indonesia tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negriku.
Bangsaku Rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
SIDANG DIBUKA PUKUL 10.40 WIB
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
2
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL
KETUA DPD RI)
Terima kasih. Hadirin dipersilakan duduk kembali.
Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal, sampai
saat ini, sampai saat ini telah hadir 55 orang Anggota DPD yang telah menandatangani daftar
hadir. Iya bertambah lagi menjadi 58. Sesuai Pasal 240 Ayat (2) Tatib, karena tidak
memenuhi kuorum, maka kita tunda 5 menit. Setuju?
KETOK 1X
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (RIAU)
Pimpinan, Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL
KETUA DPD RI)
Silakan Pak Gafar.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (RIAU)
Mohon izin, Pimpinan. Karena pada paripurna ini tidak ada mengambil keputusan,
sedangkan kalau mengambil keputusan memang harus kuorum setengah lebih satu, tetapi
karena sekarang kita tidak mengambil keputusan, maka saya kira pasal ini bisa menghormati
kawan-kawan yang memang hadir tepat waktu begitu.
Terima kasih, Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL
KETUA DPD RI)
Ada keputusan tentang Tatib. Tentang Tatib ada keputusan, jadi kita tunggu 5 menit.
Kalau kita sepakat, kita dahulukan saja yang tidak mengambil keputusan, yaitu laporan dari
anggota. Saya kira itu nanti akan kita lakukan, tetapi untuk sementara 5 menit kita skors.
Terima kasih.
SIDANG DISKORS 5 MENIT
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
3
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si (WAKIL
KETUA DPD RI)
Waktunya sudah 5 menit berlalu. Skors dibuka.
KETOK 1X
Berdasarkan catatan daftar hadir, saat ini telah mencapai 68 orang. Berarti sudah
memenuhi kuorum, Alhamdulillah. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Sidang
Paripurna ke-13 Dewan Perwakilan Daerah kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.
KETOK 1X
Sidang Dewan yang mulia, pada sidang paripurna ini telah hadir staf Sekretariat
Kantor DPD dari Provinsi Bangka Belitung. Ya diminta untuk berdiri.
Untuk diketahui oleh para Anggota yang mulia, bahwa secara bergilir anggota dari
berbagai daerah memfasilitasi staf yang ada di daerahnya, di kantor daerah, untuk datang ke
sini dalam rangka pembinaan dan upaya untuk meningkatkan kinerja anggota. Mereka
memahami apa yang dikerjakan oleh para anggota di Jakarta sehingga apa yang dikerjakan di
daerah bisa lebih optimal. Ya terima kasih untuk para anggota dari Bangka Belitung. Mudah-
mudahan berikutnya secara berkala, berlanjut, akan juga diikuti. Kalau ini hanya baru dari
satu daerah, siapa tahu satu kali sidang paripurna bisa lebih dari satu. Iya setuju ya, iya untuk
kesejahteraan juga, untuk kesejahteraan. Kehadiran staf dari kantor daerah ini baik dilakukan
untuk memberikan gambaran tentang pengalaman pelaksanaan sidang atau rapat bagi staf
kantor di daerah. Selain itu, dalam rangka pembinaan persidangan bagi staf daerah, juga perlu
dilakukan sebagai salah satu upaya memaksimalkan fungsi kantor daerah.
Hadirin sekalian, sesuai dengan jadwal acara, sidang paripuna hari ini mempunyai
empat agenda pokok:
1. Pembukaan Masa Sidang V Tahun Sidang 2017-2018.
2. Pidato pembukan pada awal Masa Sidang V DPD RI Tahun Sidang 2017-2018.
3. Laporan kegiatan Anggota DPD RI di daerah pemilihan.
4. Laporan hasil kerja Pansus Tatib dan pengesahan Peraturan DPD RI tentang Tata
Tertib.
Mengawali sidang paripurna ini, kami menyampaikan selamat berpuasa bagi yang
menjalankan. Bagi para anggota yang menjalankannya, semoga Tuhan Yang Maha Esa
meridhai amal ibadah dan memberikan keberkahan bagi kita semua dan juga untuk rakyat
Indonesia, amin.
Pertama-tama kami mengajak kita semua untuk berdoa bagi kelancaran pelaksanaan
tugas-tugas seluruh Anggota DPD RI ke depan, khususnya dalam rangka memperjuangkan
aspirasi masyarakat dan daerah. Pada kesempatan ini, DPD RI mengucapkan duka yang
mendalam atas korban dan korban luka, saya ulangi atas korban jiwa dan korban luka akibat
kerusuhan di Mako Brimob dan bom di Surabaya, serta penyerangan di Polda Riau. Untuk
itu, kami mohon Saudara H. M. Yasin Welson Lajaha, Senator dari Provinsi Sulawesi
Tenggara untuk memimpin doa.
SKORS DICABUT
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
4
PEMBICARA: H. M. YASIN WELSON LAJAHA (SULAWESI TENGGARA)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Yang saya hormati Pimpinan DPD RI, para Senator, serta Sesjen dan jajarannya.
Sebelumnya, izinkan dan perkenankanlah saya memandu pembacaan doa ini dengan secara
Islam, dan bagi Saudara-saudari yang beragama lain kiranya berdoa sesuai agama dan
keyakinannya. Marilah sejenak kita menundukkan kepala, menghubungkan pikiran, perasaan,
hati, nafsu, ruh, dan rohani kita kehadirat Tuhan yang maha kuasa. Semoga acara Sidang
Pembukaan V Tahun 2017-2018 Sidang Paripurna ke-13 DPD RI dapat diberkati, dirahmati,
dan diridhai oleh Allah SWT. Aamiin.
Bismillahirrahmanirrahim.
[BAHASA ARAB]
Allahumma Ya Allah, pada hari ini, pada Sidang Paripurna ini kami mohon kepada-
Mu Ya Allah, berkatilah kami, rahmatilah kami, berikanlah kami kekuatan, berikanlah kami
kesempatan, berikanlah kami kesadaran agar kami dapat melaksanakan sidang paripurna ini
dengan baik dan berjalan dengan lancar atas ridha dan rahmat-Mu ya Allah.
Allahumma Ya Allah Ya Qahhar Ya Jabbar, berikanlah kami kemampuan untuk
memperjuangkan aspirasi masyarakat kami, yang telah kami himpun selama kegiatan
Anggota DPD di daerah.
Ya Allah Ya Wahid, Engkau Yang Maha Satu dan Maha Mempersatukan, kami mohon
perkuatlah persatuan dan kesatuan di antara kami. Janganlah Engkau biarkan ada perpecahan
di antara kami. Kami ingin kuat dalam persatuan agar dapat bermanfaat untuk agama, bangsa,
dan negara.
Ya Allah Ya Salam, selamatkanlah negeri dan bangsa kami ini. Berilah kami
keimamanan, kesejahteraan, keamanan, dan ketenteraman dalam petunjuk dan hidayah-Mu
Ya Allah.
Ya Allah Ya Ghaffur, Engkau Yang Maha Pengampun atas segala dosa, ampunilah
dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dosa para pemimpin kami, dosa para pejuang-pejuang
kami, dan dosa seluruh keluarga dan anggota kami. Oleh karena itu, Ya Allah tempatkanlah
kami dalam lindungan dan rahmat-Mu.
Ya Allah Ya Mujib, Engkau Yang Maha Mengabulkan Doa, perkenankanlah doa dan
permohonan kami.
[BAHASA ARAB]
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
5
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.
(WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, saudara H.M Yasin Welson Lajaha, Senator dari Provinsi Sulawesi
Tenggara yang sudah memandu doa untuk kita semua.
Sidang Dewan yang mulia, pada pembukaan masa sidang ini, kami sampaikan bahwa
DPD RI menyampaikan duka yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan korban luka dari
serangkaian aksi teror yang terjadi beberapa waktu yang lalu. DPD RI juga mengutuk aksi
teror yang dilakukan karena hal tersebut telah mengganggu proses berbangsa dan bernegara
kita. Pada kesempatan ini DPD RI menghimbau seluruh pihak termasuk masyarakat untuk
semakin menjaga dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam kondisi seperti saat
ini. DPD RI berharap pemerintah segera mengambil langkah preventif dan tegas untuk
mengantisipasi gerakan teroris yang bisa muncul kapan saja dan di mana saja.
Selain itu, secara konstitusional DPD RI meminta agar pemerintah dan DPR RI dapat
segera menyelesaikan RUU perubahan tentang Terorisme demi kepentingan bangsa dan
negara yang lebih besar. Pengesahan RUU tersebut diharapkan mampu mempersempit ruang
gerak para teroris dan menghambat tumbuhnya paham radikal di Indonesia. Diharapkan
melalui undang-undang ini, gerakan terorisme dapat dicegah sehingga tidak menjadi
penghambat dalam pembangunan yang tengah kita lakukan bersama.
DPD RI juga menyoroti perkembangan perekonomian dalam beberapa waktu terakhir.
Sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk mengantisipasi dampak resesi ekonomi
global yang secara langsung telah mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri, meskipun
dari kondisi fundamental perekonomian kita masih dinilai kuat. Meningkatnya defisit neraca
perdagangan bulan April dan tertekannya nilai tukar rupiah menjadi warning atau peringatan
bagi pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah perlu segera mengambil langkah konkret agar
tidak semakin menimbulkan kekhawatiran pelaku ekonomi yang akan berpengaruh bagi
perekonomian daerah. Hal ini terlebih pada bulan Ramadhan, terjadi peningkatan konsumsi
masyarakat sehingga pemerintah perlu terus menjaga stabilitas harga. Jaminan terhadap
kesediaan pasokan bahan pokok dan BBM harus menjadi prioritas pemerintah agar tidak
semakin menimbulkan kegaduhan ekonomi di daerah.
Pada kesempatan ini, DPD RI juga mengimbau kepada seluruh elemen bangsa,
khususnya para elite politik di tingkat pusat dan daerah untuk terus menjaga stabilitas kondisi
politik, terutama di daerah. Kami berharap setiap elite politik dapat lebih mengedepankan
etika politik sekaligus memberikan pembelajaran politik yang sehat bagi masyarakat.
Sehingga, di tengah banyak faktor yang dapat menyebabkan instabilitas politik dan agenda
besar pilkada di daerah, kita tetap dapat menjaga stabilitas politik dan keamanan. Dengan
demikian, hal ini menjadi modal positif bangsa ini dalam menyongsong agenda politik
nasional nanti di tahun 2019.
Sidang Dewan yang mulia, beberapa catatan sehubungan dengan pelaksanaan tugas
masing-masing Alat Kelengkapan DPD untuk menjadi perhatian kita bersama di masa sidang
ini. Diharapkan seluruh alat kelengkapan dapat memaksimalkan waktu yang ada untuk
menyelesaikan seluruh rangkaian tugas-tugas yang telah diagendakan. Secara garis besarnya
akan diulas sebagai berikut.
1. Komite I
Pada Masa Sidang V ini, Komite I akan melanjutkan pembahasan RUU tentang
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Diharapkan pembahasan RUU dapat selesai
sesuai rencana dan dapat segera disampaikan kepada pemerintah serta DPR sebagai
sumbangsih DPD RI dalam pembangunan daerah. Kami juga meminta agar RUU ini
kemudian dapat disosialisasikan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan komitmen
keberpihakan DPD RI terhadap pembangunan di daerah.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
6
Komite I juga pada masa sidang ini akan melanjutkan pembahasan pengawasan
atas pelaksanaan reforma agraria terkait redistribusi lahan dan legalisasi aset, pengawasan
atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan pengawasan
atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada Serentak 2018.
Selain itu, Komite I juga akan melanjutkan pembahasan pandangan DPD RI
terhadap RUU tentang Perubahan Undang-Undang ASN dan pandangan terhadap RUU
tentang Masyarakat Hukum Adat. Kami meminta dalam penyusunan pandangan ini dapat
disesuaikan dengan substansi materi RUU yang pernah disusun oleh DPD RI sehingga
substansi RUU tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat di daerah.
2. Komite II
Komite II akan melanjutkan pembahasan pengawasan DPD atas pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pelestarian
Lingkungan Hidup dan pengawasan DPD atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan pada Masa Sidang V ini. Diharapkan pengawasan
kedua RUU tersebut dapat diselesaikan sesuai jadwal dan hasilnya dapat disampaikan
sebagai masukan DPD RI terhadap permasalahan di bidang lingkungan dan energi.
Mengingat kedua isu ini bersinggungan langsung terhadap masyarakat daerah dan
termasuk sektor utama dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
3. Komite III
Pada Masa Sidang V ini, Komite III akan melanjutkan pembahasan pengawasan
atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional. Di samping itu, Komite III juga akan melakukan pembahasan pengawasan atas
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja
Migran Indonesia dan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2018 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Khusus pengawasan perlindungan pekerja
migran Indonesia, kami berharap Komite III dapat memberikan masukan yang lebih
komperehensif dikarenakan pengawasan tersebut secara berkesinambungan harus
dilakukan. Selain itu, tindak lanjut hasil pengawasan juga perlu dikawal melalui sinergi
dengan kementerian terkait.
4. Komite IV
Pada Masa Sidang V ini, Komite IV akan melanjutkan pembahasan RUU usul
inisiatif tentang Pengurusan Utang Piutang Negara dan Daerah dan RUU usul inisiatif
tentang Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Di bidang pengawasan, Komite IV akan
menyusun tindak lanjut Hapsem II BPK tahun 2017 dan pengawasan pelaksanaan
Undang-Undang tentang Lembaga Keuangan, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Selain itu, Komite IV juga akan melakukan penyusunan rekomendasi
DPD RI terhadap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019 dan pertimbangan DPD
RI terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal dalam RAPBN
Tahun Anggaran 2019.
5. PPUU
Pada Masa Sidang V, PPUU akan melanjutkan pembahasan RUU tentang Hak
Atas Tanah Adat. Diharapkan RUU ini dapat menjadi jawaban permasalahan tanah bagi
masyarakat adat yang sering terjadi, khususnya berkaitan dengan status kepemilikan
tanah adat publik privat. Selain itu, pada masa sidang ini PPUU juga akan melakukan
inventarisasi Program Legislasi Nasional Prioritas 2019 dan Program Legislasi Nasional
2020-2024.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
7
Kami meminta alat kelengkapan dapat konsisten menjadikan Program Legislasi
Nasional tersebut sebagai dasar penyusunan RUU dari DPD RI di tahun mendatang. Kami
meminta alat kelengkapan dapat konsisten menjadikan program legislasi nasional tersebut
sebagai dasar penyusunan RUU dari DPD RI di tahun mendatang sehingga RUU dari DPD
RI dapat lebih terarah sesuai dengan kebutuhan masyarakat daerah. Di samping rencana kerja
alat kelengkapan yang telah disebutkan tadi, alat kelengkapan lainnya pada masa sidang ini
juga diharapkan dapat menyelesaikan agenda sebagaimana jadwal yang telah ditetapkan.
Kami meminta seluruh alat kelengkapan dapat menyusun agenda secara realistis dengan tetap
memperhatikan kualitas hasil kerja sehingga waktu yang tersedia dapat dipergunakan secara
efektif dan efesien serta mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan daerah.
Sidang Dewan yang mulia, memenuhi ketentuan Pasal 13 Huruf h dan Pasal 270 Ayat
(3) Tata Tertib DPD RI, kegiatan Anggota DPD di daerah yang diwakilinya dilakukan dalam
rangka memenuhi kewajiban Anggota DPD RI untuk menyerap, menghimpun, menampung,
dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah untuk selanjutnya dilaporkan dalam
sidang paripurna setiap awal masa sidang. Perlu kami ingatkan, sesuai dengan kesepakatan
bahwa waktu penyampaian laporan masing-masing provinsi adalah maksimal 5 menit,
kiranya laporan yang akan disampaikan nanti dapat lebih dipadatkan dan cukup garis
besarnya saja dan secara lebih lengkap agar diserahkan kepada pimpinan sebagai lampiran
yang tidak terpisahkan dari laporan yang dibacakan.
Pada kesempatan pertama ini, kami persilakan wakil daerah Provinsi Sulawesi Utara.
Dipersilakan.
PEMBICARA: Ir. STEFANUS B.A.N. LIOW (SULAWESI UTARA)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Shalom.
Salam sejatera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Namo buddhaya.
Yang kami hormati Pimpinan DPD RI, Bapak dan Ibu Wakil Ketua, teman-teman
Anggota, Sekretaris Jenderal dan seluruh jajaran, insan pers, undangan dan hadirin yang kami
muliakan. Atas perkenan Pimpinan, kami dari Provinsi Sulawesi Utara akan menyampaikan
laporan penyerapan aspirasi selama tanggal 24 April sampai dengan 20 Mei 2018. Namun,
perkenanlah kami mengucapkan selamat beribadah puasa bagi Saudara-saudara yang
melaksanakannya dan kiranya diberikan kekuatan dan kesehatan.
Ada beberapa yang perlu kami sampaikan dalam laporan ini sesuai dengan aspirasi
yang kami temui pada pimpinan pemerintah daerah, baik Walikota Manado, Walikota Bitung,
Walikota Tomohon, Pimpinan, dan Anggota DPRD sejumlah kabupaten/kota, kelompok
masyarakat dan insan pers, maka mereka memintakan DPD RI dapat memperjuangkan agar
perizinan untuk jenis Industri Kecil Menengah (IKM) diserahkan saja ke daerah karena
semua saat ini semua perizinan untuk industri kecil menengah harus dikeluarkan oleh pusat.
Daerah hanya sebatas rekomendasi saja sehingga waktunya terbilang panjang.
Kemudian, kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia telah
menimbulkan gejolak besar dalam masalah ekonomi sosial dan kependudukan, khususnya di
Kota Bitung di mana kebijakan menteri ini telah membuat ditutupnya 4 dari 7 pabrik
pengalengan ikan di Kota Bitung. Di Indonesia ada 14 pabrik pengalengan ikan dan 7 ada di
Kota Bitung dan 4 sudah ditutup. Akibatnya terjadi peningkatan angka pengangguran karena
PHK buruh yang terbilang besar-besaran di Kota Bitung. Investasi sektor perikanan
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
8
mengalami kemunduran yang sangat siginifikan, padahal sektor perikanan merupakan sektor
yang utama yang memberi kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi. Oleh
karena itu, dimintakan Pimpinan dan alat kelengkapan terkait mengusulkan kepada
pemerintah, dalam hal ini Menteri Kelautan dan Perikanan supaya dibuat regulasi khusus
untuk membangkitkan industri perikanan di Kota Bitung karena banyak ikan, tetapi hijrah ke
Filipina karena dimaklumi ikan tidak mempunyai e-KTP dan paspor sehingga dia bisa ke
sana kemari.
Kemudian untuk meningkatkan produksi di Sulawesi Utara agar dapat menembus
pasar ekspor, diharapkan supaya di Manado sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara, ada
lembaga resmi yang melakukan uji produk sekelas Sucofindo sehingga produk hasil di
Provinsi Sulawesi Utara tidak perlu lagi dibawa di balai besar di Bogor. Saat ini di Sulawesi
Utara sudah ada balai uji produk, tetapi untuk kategori nonmakanan. Kemudian, pemerintah
dan masyarakat mendorong adanya pembahasan rancangan Undang-undang tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Hal lain yang perlu kami laporkan dalam kesempatan sidang paripurna ini, ada
peraturan atau kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mensyaratkan
bahwa siswa yang diterima di Kelas I SD minimal berusia 7 tahun. Ini merupakan suatu hal
yang mustahil dilakukan. Pasalnya di tahun ini dipastikan tidak ada atau terbatas anak 7 tahun
yang lulus dari TK, PAUD, atau sejenisnya dan masuk ke sekolah dasar. Karena itu, di
sejumlah kabupaten/kota, kebijakan ini harus diubah sebab dipastikan tidak ada murid yang
masuk SD jika kebijakan ini diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Ada usulan juga dari ormas adat di Minahasa. Mereka hari ini pun sudah menyurat
kepada pimpinan melakukan pertemuan dan mereka akan menyampaikan beberapa hal, di
antaranya penguatan undang-undang adat demi terbentuknya desa-desa adat lewat peraturan
daerah. Kemudian, mereka meminta mendorong DPD RI untuk merekomendasikan kepada
pemerintah pusat untuk menjadikan Kota Bitung, bahkan sejumlah kabupaten kota di
Provinsi Sulawesi Utara masuk destinasi pariwisata dunia.
Demikianlah laporan kegiatan dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah, daerah
pemilihan Provinsi Sulawesi Utara.
Sekian terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.
(WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Insinyur Stefanus BAN Liow dari Sulawesi Utara yang sudah
membacakan laporannya. Berikutnya Kalimantan Timur dipersilakan.
PEMBICARA: H. AHMAD HENDRY (KALIMANTAN TIMUR)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hari ini saya laporan hanya sebentar duduk di sini. Bu, tadi Pak Ketua bilang 5 menit,
saya 2 menit supaya lebih cepat lebih baik. Jadi bahwa pada hari ini kebetulan gula darah
saya sangat naik, maka saya sebentar saja di sini. Mudah-mudahan sehat terus ya.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
9
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.
(WAKIL KETUA DPD RI)
5 menit dijadikan 0,5 menit. Terima kasih Senator H. Ahmad Hendry mewakili
Kalimantan Timur sudah menyerahkan laporan dari Kalimantan Timur. Berikutnya
dipersilakan Kalimantan Selatan, Ibu Antung
PEMBICARA: ANTUNG FATMAWATI, S.T. (KALIMANTAN SELATAN)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Laporan kegiatan Anggota DPD RI pada penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah
di daerah pemilihan Provinsi Kalimatan Selatan pada tanggal 24 April sampai dengan 20 Mei
2018, disampaikan pada Masa Sidang V Tahun 2017-2018 Paripurna ke-13 DPD RI di
Nusantara V.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah, yang terhormat para Anggota
Dewan Perwakilan Daerah, hadirin yang berbahagia. Terlebih dahulu marilah kita
memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kita sekalian yang mana pada hari ini kita bisa bertatap muka, diberikan
kesehatan badan. Semoga kita yang berada di sini selalu dimantapkan persaudaraan kita,
sehat walafiat, saya mohon maaf semoga kita semua bersama-sama nanti di akhirat.
Atas nama Anggota Provinsi Kalimantan Selatan, kami sampaikan terima kasih atas
kesempatan yang diberikan kepada kami dan kami mengucapkan selamat menunaikan ibadah
puasa bagi umat Islam. Selanjutnya, sesuai dengan jadwal sidang hari ini, perkenankan kami
menyampaikan laporan penyerapan aspirasi masyarakat dan di daerah pemilihan masa
sidang.
a. Ruang lingkup kegiatan Komite I
1. Inventarisasi materi Rancangan Undang-Undang tentang Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal. Pembangunan infrastruktur jalan sebagai akses
sebagai perekonomian masyarakat akan memberikan kontribusi peningkatan
pendapatan warga masyarakat. Untuk mempercepat pembangunan di daerah
tertinggal, perlu adanya komitmen pemerintah untuk memperbesar anggaran
daerah guna peningkatan sejumlah pembangunan fisik yang dibutuhkan di daerah.
Dalam Rancangan Undang-Undang Percepatan Pembangunan, pemerintah harus
benar-benar mempunyai data yang akurat terkait di daerah mana saja yang
diproritaskan pembangunannya. Harapan masyarakat adalah terjadi keseimbangan
pembangunan antara Pulau Jawa dan luar Jawa.
2. Inventarisasi materi pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.
1) Siskudis telah diterapkan dengan penggunaaan aplikasi komputerisasi
sehingga mempermudah penyusunan laporan keuangan dana desa yang
dikelola oleh desa.
2) Pelatihan tenaga operator siskudis oleh pemerintah sangat membantu untuk
kemandirian pengelolaan dana desa oleh pemerintah desa.
3) Perlunya tambahan pelatihan dan bimbingan bagi aparat desa dalam
pengelolaan dana desa agar lebih terampil dan mampu untuk mekanisme
pelaporan agar tepat waktu dan tepat anggaran. Partisipasi masyarakat dalam
kontrol dana desa perlu disosialisasikan mekanismenya karena selama ini
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
10
saluran informasi pengelolaan dana desa kurang dimanfaatkan oleh warga
sehingga menimbulkan dugaan-dugaan yang tidak beralasan terkait
pengelolaan dana desa.
3. Pengawasan pelaksanaan pilkada serentak.
Pendataan para pemilih telah dilaksanakan oleh petugas penyelenggara tingkat
desa dan telah ditetapkan oleh penyelenggara. Secara umum dapat disimpulkan
bahwa penyusunan daftar pemilih untuk pelaksanaan pilkada telah berjalan
dengan baik. Masyarakat telah melihat pengumuman daftar pemilih pilkada di
beberapa tempat strategis. Pasangan calon yang ditetapkan oleh KPUD telah
disosialisaikan kepada masyarakat melalui alat peraga kampanye yang telah
difasilitasi oleh KPUD pada tempat-tempat strategis. Dari catatan Bawaslu
Provinsi Kalimantan Selatan bahwa penyelenggara yang ada laporan ke Bawaslu
atau Panwas pilkada ada beberapa macam, di antaranya adalah dugaan
keterlibatan ASN dalam pilkada. Ada agenda ketidakpuasan masyarakat terkait
kinerja Panwas sehingga terjadi demonstrasi warga di Kabupaten Tabalong. Ini
merupakan aktualisasi warga yang merasa tidak ditanggapinya dugaan bagi-bagi
sembako yang dilakukan oleh salah satu pasangan calon, tetapi dalam hal warga
tersebut tidak memenuhi syarat ketentuan pelaporan ke Panwas Pilkada. Kasus
keterlibatan ASN di Kabupaten Tanah Laut telah ditangani oleh ke … (kurang
jelas, red.) setempat.
b. Ruang lingkup Komite II
1. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Hidup. Banjarmasin terkenal dengan
Kota 1.000 sungai, akan tetapi kebersihan sungai belum terlihat dengan baik
dikarenakan tidak ada pengelolaan. Tidak ada upaya pemerintah untuk dapat
membersihkan drainase yang ada di Kota Banjarmasin karena di sini banyak
sampah yang menyumbat di drainase. Sebaiknya pemerintah atau legislatif dapat
melakukan anggaran untuk menjaga lingkungan khusus sehingga diciptakan kota
yang baik dan bersih 1.000 sungai.
2. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan.
1) Masyarakat sangat berharap kepada dinas terkait maupun wakil rakyat dapat
mengawasi kinerja PLN sehingga selama bulan suci Ramadhan ini tidak
terjadi pemadaman listrik. Saat ini Kalimantan Selatan sudah surplus untuk
energi listrik, akan tetapi mengingat semakin kebutuhan masyarakat dalam hal
penggunaan listrik, sebaiknya segera menambah daya lagi agar dapat surplus.
c. Ruang lingkup kegiatan Komite III
1. Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Pasien. Dari berbagai kasus
dalam pelayanan kesehatan di beberapa kota, maka dari kasus-kasus tersebut,
betapa lemahnya posisi atau kedudukan pasien terhadap tenaga kesehatan dan
fasiltas kesehatan. Lemahnya posisi pasien tersebut dikarena ketidaktahuan pasien
tentang ilmu kedokteran atau kesehatan masyarakat. Perlu adanya informasi atau
sosialisasi untuk pasien. Pasien wajib melindungi kesehatannya
2. Pengawasan atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Haji, khususnya berkenaan dengan penyelenggaraan haji tahun
2018. Bahwa di Kalimantan Selatan sudah siap dalam penyelenggaraan ibadah
haji tahun 2018. Sebaiknya kuota haji ditambah untuk Kalimatan Selatan.
Manasik mandiri perlu digalakkan dan didukung pemerintah.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
11
3. Pengawasan Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, khususnya mengenai BPJS
Kesehatan. Rendahnya kesadaran membayar iuran dari peserta atau masyarakat
karena masyarakat merasa pelayanan di rumah sakit tidak memadai. Banyak juga
masyarakat tidak mampu atau miskin merasa berat membayar iuran anggota
keluarganya. Kekurangan tenaga dokter spesialis dan perawat di rumah sakit juga
menghambat pelayanan. Ini mengakibatkan antrean untuk operasi pasien BPJS
menjadi sangat lama, begitu juga dengan pasien lanjut usia.
d. Ruang lingkup komite IV
Program prioritas daerah terkait Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019.
Pemerintah harus memperlihatkan dan mengatasi keadaan jumlah warga miskin yang
semakin banyak di daerah-daerah. Fungsi APBN dan APBD untuk mengurangi
kemiskinan harus ditingkatkan, jika perlu jumlah anggarannya perlu diperbesar.
Pemerintah diminta membuka dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya karena
saat ini jumlah pengangguran di daerah semakin banyak. Kesenjangan sosial yang
terjadi di masyarakat desa dan perkotaan seperti sebaran jumlah penduduk, SDM,
kekayaan, dan ekonomi semakin dirasakan oleh masyarakat di daerah.
Demikian laporan penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah pemilihan Kalimantan
Selatan dapat kami sampaikan. Atas nama Anggota Provinsi Kalimantan Selatan, kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Utusan Kalimantan Selatan.
Drs. Sofwat Hadi, izin. Habib Abdurrahman Bahasyim, hadir. Habib Abdullah, Izin.
Hj. Antung Fatmawati, hadir.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS. (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terimakasih Pak Rahman sudah menyerahkan laporan dari Kalimantan Tengah.
Berikutnya karena Sulawesi Tengah kosong dipersilakan Sulawesi Selatan.
Terimakasih Pak Ajiep Padindang yang sudah menyerahkan laporannya, eh, rupanya
belum dipanggil, Maluku sudah duluan menyerahkan, terimakasih Bu Novita juga sudah
menyerahkan.
Berikutnya Sulawesi Barat. Di serahkan juga? Oh, Iya, terimakasih Pak Pendeta.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Tapi instruksi pimpinan! Instruksi!
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, silakan, Pak Ajiep.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
12
Iya, memang kami serahkan tadi tapi saya mau ingatkan di Panmus, salah satu
pembicara kita agar segera direkap laporan ini oleh Puskada. Ada rapat pimpinan, Rapat
Kornasi atau rapat apa Pimpinan DPD dengan dengan pimpinan Alkel untuk mengevaluasi
seluruh laporan hasil kunjungan kerja atau reses ini.
Saya kira itu saran saya.
Terimakasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Terimakasih Pak Ajiep sudah mengingatkan, dalam Rapat Panmus ya, jadi, setelah
Sidang Paripurna ini ada satu tahapan. Ada kesepakatan di Panmus kemarin bahwa akan ada
Rapat Koordinasi antara pimpinan dengan pimpinan alat kelengkapan dalam rangka
menginventarisir, ya.
Pak Malonda sudah menyerahkan.
Berikutnya dari Gorontalo, ya, Pak Khaly silakan. Di serahkan juga terimakasih Pak
Khaly, ya. Terimakasih Pak Khaly dari Gorontalo dipersilakan Sulawesi Tenggara. Iya
terimakasih, terimakasih Pak Yasin dari Sultra menyerahkan juga.
Berikutnya Papua Barat.
PEMBICARA: MERVIN IRIAN SADIPUN KOMBER, S.T., S.E (KETUA BK DPD
RI)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Kami hanya ingin menyampaikan selamat menjalankan ibadah puasa kepada saudara-
saudara kita Senator seluruh Indonesia dan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang saat
ini sedang menjalankan ibadah puasa kiranya diberkahi dan mendapatkan ridho Allah untuk
ibadah kita dibulan yang berbahagia ini.
Terimakasih.
Dan selanjutnya kami akan serahkan hasil laporan reses dari pada Papua Barat ke meja
pimpinan, terimakasih.
PIMPINAN SIDANG : Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terimakasih Papua Barat sudah menyerahkan. Lanjut kepada Papua, silakan.
Terimakasih Pak Charles, dari Papua Barat sudah menyerahkan juga. Maluku Utara?
PEMBICARA: MATHEUS STEFY PASIMANJEKU, S.H. (MALUKU UTARA)
Iya, baik, bu.
Terimakasih ibu ketua.
Kami juga akan menyerahkan dari Maluku Utara tetapi ada hal penting yang ingin
kami sampaikan.
PIMPINAN SIDANG : Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Maluku Utara. Kirain di sini, iya?
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
13
PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, M.B.A (SULAWESI SELATAN)
Numpang! Numpang! Numpang!
PIMPINAN SIDANG : Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Maluku Utara? Kirain disini.
PEMBICARA: MATHEUS STEFY PASIMANJEKU, S.H. (MALUKU UTARA)
Jadi, hasil reses yang kami dapati bu terpenting di Maluku Utara pada saat ini, harga
kelapa dalam itu sangat rendah, sehingga petani di sana tidak lagi melaksanakan atau tidak
lagi panen kelapa dalam mereka itu sudah tidak lagi mereka kerjakan. Sehingga banyak yang
tidak dapat dari orang tua, tidak mampu untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka.
Oleh sebab itu ibu ketua, saya minta untuk dalam waktu dekat ini kalau bisa melalui
pimpinan, bisa memfasilitasi untuk kita untuk melakukan RDP dengan kementerian terkait.
Terimakasih ibu ketua dan akan kami serahkan.
PIMPINAN SIDANG : Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Iya, nanti akan ditindak lanjuti.
Terimakasih.
Maluku Utara sudah menyerahkan terimakasih Pak Stefi.\
Giliran berikutnya Aceh, oh, iya, silakan, pak.
PEMBICARA: Drs. H. GHAZALI ABBAS ADAN (ACEH)
Bismillahirohmannirrohim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah washolatukaltu.
Pimpinan yang terhormat, teman-teman senator yang mulia.
Reses inikan bukan main-main adalah amanah konstitusi, tanggungjawab kenegaraan
dengan anggaran negara, karenanya kita reses dengan sangat-sangat serius tidak main-main.
Kita bertemu dengan rupa-rupa insensitas masyarakat, silaturahmi dan diskusi banyak
masukkan yang kita dapatkan, juga pengawasan yang kita berikan kepada mereka, oleh
karena itu hasil seperti ini juga tidak boleh main-main.
Kita sampaikan dengan serius kepada pemerintah lembaga negara untuk dilaksanakan
dan tugas pemimpin, pimpinan maksud saya untuk juga serius memperjuangkannya. Kalau
tidak kita khianat kepada amanah.
Tanda munafik ada 3, ini bukan kultum, ya, (Baca doa dalam bahasa arab) tanda
munafik ada 3 bila ngomong banyak bohongnya, bila janji ingkar, amanah khianat.
Kita senator-senator terhormat tidak termasuk kelompok itu termasuk pimpinannya,
oleh karena itu semua yang kita sampaikan ini tolong diperjuangkan secara maksimal kepada
pemerintah pusat agar reses yang kita lakukan bermanfaat bagi masyarakat.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
14
PIMPINAN SIDANG : Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terimakasih Pak Ghazali dari provinsi Aceh, iya, Pak?
Kemarin dalam Panmus sudah dibahas mekanisme peningkatan tindak lanjut, Insya
Allah segera dimulai akan ditindak lanjuti.
Jambi silakan, bu.
PEMBICARA: Hj. DARYATI UTENG S., S.E., M.M. (JAMBI)
Bismillahirahmannirrahim.
Laporan kegiatan daerah pemilihan Dewan Perwakilan Republik Indonesia utusan
Provinsi Jambi, yaitu Bapak M, Syukur, SH., MH. Daryati Uteng, Ibu Dra. H. Juniwati T.
Masjcun Sofwan, Bapak H. Abu Bakar Jamalia.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi menjelang siang.
Aalam sejahtera.
Salom
Om swastiastu.
Namo Budayo.
Yang saya hormati pimpinan, ibu pimpinan dan bapak pimpinan perwakilan Daerah
Republik Indonesia, yang saya hormati. Para senator yang ganteng-ganteng dan ibunya yang
cantik-cantik dan yang berbahagia.
Tentunya kita sebagai insan yang bertaqwa tak henti-hentinya memanjatkan puji dan
syukur kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia dan nikmatnya pada hari ini dapat
berkumpul bersama dalam rangka hadir pada Sidang Paripurna ke-13 Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia. Guna mendengarkan dan menyampaikan laporan hasil kegiatan
di daerah dari setiap provinsi.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa kepada
saudara-saudara yang melaksankannya.
Hadirin yang terhormat, kami banggakan.
Berikut kami sampaikan hasil kegiatan di Provinsi Jambi dari tanggal 24 April 2018
sampai dengan 20 Mei 2018 yang meliputi Komite I sampai Komite IV sebagai berikut.
Seijin pimpinan baiklah akan kami sampaikan pelaksanaan kegiatan, berkaitan dengan
Komite I, pengawasan pelaksanaan Pilkada serentak Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu)
Provinsi Jambi menyebut indeks kerawanan pilkada 2018 di Jambi tergolong tinggi, sehingga
perlu diantisipasi.
Indeks kerawanan Pilkada tersebut didapat berdasarkan hasil pengawasan Banwaslu,
bersama jajaranya di 3 daerah yang akan menggelar Pilkada tahun ini. Indeks kerawanan
tersebut menjadi acuan kami untuk mengantisipasi pelanggaran yang timbul dalam pemilihan
kepala daerah, secara nasional dari 171 daerah yang menyelenggarakan Pilkada serentak
2018 itu diantaranya ada Kabupaten Kerinci, menempati urutan ke-9 dalam salah satu daerah
yang akan menggelar Pilkada 2018 ini.
Kemudian ada Kabupaten Merangin menempati urutan ke-46, sementara Kota Jambi
secara nasional menempati urutan ke-86 dari seluruh daerah di Indonesia yang
menyelenggarakan Pilkada serentak.
e-KTP, kendala pembuatan e-KTP masih terjadi di daerah, terjadinya gangguan
jaringan dari pusat sehingga pembuatan identitas diri yang keluarga ini menjadi terhambat.
Pertanahan, masalah konflik pertanahan atau agraria juga masih terus berlanjut dan
tiada hentinya di Jambi, hal ini dipicu dengan banyaknya sertifikat ganda.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
15
Berkaitan dengan Komite II, pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang No. 32,
tahun 2009 tentang perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Hidup.
Penghancuran hutan deforestrasi yang dilakukan dengan dalih industri kehutanan
dengan menerbitkan banyak izin untuk hak penguasaan hutan HPA dan hutan tanaman
industri HTI, kedua pembukaan kawasan hutan untuk perkebunan sawit dan penghancuran
hutan untuk pertambangan.
Pengawasan atas pelaksanaan atas Undang-Undang No. 30 tahun 2009 tentang
Ketenaga Listrikan, kekurangan defisit suply energi listrik merupakan permasalahan serius
yang dihadapi serius oleh berbagai daerah di Indonesia termasuk Provinsi Jambi.
Listrik sampai saat ini permsalahan listrik tidak kunjung usai, masyarakat masih
mengeluhkan sehingga terjadi pemadaman listrik ini sangat menganggu dan merusak perabot
rumah tangga.
Permasalahan infrastruktur, persoalan infrastruktur khususnya jalan masih menjadi
persoalan, hampir diseluruh kabupaten.
Di Kabupaten Kerinci wilayah perbatasan dengan Bengkulu sudah buka akses jalan
tinggal di wilayah Kerinci yang belum karena terkendala wilayah Taman Nasional Kerinci
sebelah TNKS.
Sekitar 30 km daerah Muko-muko ini merupakan untuk jalur evakuasi jikalau ada
bencana alam. Juga dari sungai, Sungai Hangat Pulau Sangkar Kelologedang Kabupaten
Kerinci sangat rusak sekali sehingga aktifitas masyarakat dan anak-anak menuju sekolah
menjadi sulit, masyarakat berharap ini dapat segera diselesaikan oleh pemerintah pusat,
karena kalau mengharapkan pemerintah daerah dirasa sulit karena APBDnya yang begitu
kecil.
Berkait dengan Komite III, masalah distribusi guru yang kurang merata, tingkat
kesejahteraan guru-guru di Provinsi Jambi masih sangat memperihatinkan.
Pemerintah Desa Pondok Kecamatan Bukit Kerman, Kabupaten Kerinci
mempertanyakan terkait izin operasional SMK 8 yang sampai saat ini masih terkendala,
terkait perizinan padahal proses KBM telah berjalan begitu juga dengan SMA Bagimu
Negeri.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD RI)
Saya sudah disindir oleh teman sendiri, juga kalau boleh saya tawarkan pimpinan dan
hadirin sekalian dan usulkan sekalian ditetapkan ini, tatib yang baru kecuali pasal 342.
Setuju, jadi, pasal 342 saya atas nama ketua Pansus tidak usah dulu ditetapkan, karena saya
juga masih sulit menerima usulan perubahan dari Ibu Ana dan didukung oleh sejumlah yang
lain.
Tentu saya harus pertahankan rumusan pimpinan, rumusan Pansus bahkan saya sudah
coba melakukan perubahan sedikit dari rumusan pansus itu dengan kata memproses, tapi
kelihatannya juga susah dipahami, maka agar ada kesimpulan dan saya mengusulkkan ada
keputusan hari ini hasil kerja kami, kita maka saya usulkan ditetapkan ini perubahan tatib,
pengesahan tatib baru ini kecuali pasal 342.
Terima kasih pimpinan.
PEMBICARA: dr. DELIS JULKARSON HEHI, MARS (SULTENG)
Pembicara B-100
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
16
Jadi, usulan dari Ketua Pansus bahwa,
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS. (WAKIL KETUA
DPD RI)
Saya boleh tambah sedikit.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Sebentar dulu.
Sebentar disahkan dulu.
Karena yang menjadi persoalan adalah Pasal 341-342 kecuali itu, toh, juga itu
kalaupun itu nanti kita sempurnakan, ya, kalau nanti kalau persyaratan tadi dipenuhi, Kalau
tidak, ya, tetap, ya, nganggur.
Oleh karena itu ada tawaran dari ketua bagaimana kalau kita sahkan dulu? Karena
masalahnya begini sudah terlalu lama, tambahan pimpinan DPD, itukan dibandingkan dengan
MPR dan DPR yang sudah berjalan.
Dikira nanti kita menghambat proses MD3, karena ini harus berjalan, nih, yang
pemilihan pimpinan DPD harus berjalan yang MPR kan, ya, kalau terjadi, kalau enggakan.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Boleh saya tambah sedikit Pak?
Saya pikir apa yang diusulkan tentang penghapusan pasal 342 tentunya kembali lagi
kepada apa tadi yang disampaikan oleh Pak Oesman Sapta bahwa masalah kesehatan tapi
mungkin sekarang bisa dilanjutkan.
Kalau memang seseorang menjadi pimpinan 2 lembaga negara tidak dilarang oleh
undang-undang, saya pikir tergantung orang yang bersangkutan. Tetapi kalau memang
dikatakan di sini bahwa yang bersangkutan dalam hal ini Pak Oesman Sapta mengatakan
alasan kesehatan kemudian tidak saya sependapat dengan Pak Ajiep, kita bertanya lagi
kepada Pak Oesman Sapta kalau memang demikian, silakan kalau tidak di draft di Pasal 342
ini,
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Jadi, kelihatannya sudah mengerucut pak, Pak Pasek kalau dilihat.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (KETUA PURT DPD RI)
Tidak, ini, ini, saya hanya mengingatkan satu hal begini pimpinan, kalau ada satu
yang ditinggalkan itu bukan sifatnya kembali lagi ini aturan peralihan, bukan aturan
ketentuan umum yang berlaku dari awal sampai akhir.
Ini, ini harus diingat!
Ini aturan peralihan itu, itu, pertama aturan ini sifatnya konstitusional bersyarat,
hanya periode sekarang saja, seandainya itu ada, jadi, ada sifatnya kalau dia ada bisa
berlaku, maka kalau tidak dia akan tetap ada di situ, itu satu.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
17
Yang ke dua, tolong hilangkan tafsir seakan-akan, orang-orang di Pansus ini tidak
ngerti demokrasi, bahwa mereka itu punya hak dipilih dan memilih.
Itu semua anggota jangan sampe berfikir suudzon seperti itu. Ini adalah soal
bagaimana kami mencoba membandingkan dengan kamar sebelah biar ada mekanisme. Kami
tahu bukan Alkel yang milih, bukan pimpinan yang milih, tetapi ada yang ngurus sebelum
pemilihan dibawa ke paripurna.
Sehingga saya kira kalau misalnya di setujui idenya Pak Ajiep tadi, bahwa mekanisme
proses itu, di, mirip kaya di Panmus sebenernya. Mereka rapatkan hanya ketika pimpinan
dengan alat kelengkapan ini rapatkan sama mirip dengan Rapat Panmus, disanalah kemudian
diproses kalau seandainya muncul persyaratan ini terjadi gitu, loh.
Ada pergantian pimpinan MPR terjadi baru dia muncul, disiapkan saja itu, tetapi
tinggal bahasanya disesuaikan dengan aspirasinya Bu Ana tadi, bahwa tetap bahwa
kewenangan pemilihan itu ada di paripurna, bukan di pimpinan Alkel.
Bodoh sekali kita ini, membuat Tatib melanggar hal-hal yang prinsip dalam
demokrasi. Sepertinya kita enggak ngerti sekali, enggaklah maksudnya, tuh, disitu gitu, loh.
Jadi, biar, biar, clear.
Jadi, saya usulkan itu tetap saja ada sehingga selesai Pansusnya tidak ada lagi beban
hanya ngurus satu pasal lagi.
Kemudian kalau terjadi misalnya besok pak ketua mengundurkan diri sebagai wakil
ketua MPR, karena yang disampaikan Bu Ana tadi misalnya ada temuan soal rangkap jabatan
dan sebagainya, kemudian jadi polemik itu gak ada payung hukum lagi.
Masa bikin Pansus tatib lagi
Saya kira itu.
Kalau mau dipakai ketentuan umum pemilihan dia tidak bisa karena mekanismenya
berbeda dia sifatnya aturan peralihan.
Usul saya adalah dimasukan idenya Bu Ana, dengan bahasannya Pak Ajiep tadi dari
kata menetapkan menjadi memproses, kemudian pemilihan kembali di paripurna.
Nah, selesai semua diketok, selesai Pansus, selesai.
Saya sebagai pimpinan Pansus tidak mau lagi ada beban masih tersisa pekerjaan yang
belum selesai, kita mau maju pemilu lagi.
Terimakasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih Pak Pasek, saya kira sudah.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL RAHMI (KALBAR)
Eee, sedikit sedikit pimpinan, karena tadi langsung kepada saya yang dimaksudkan,
terima kasih.
Saya tidak menganggap Pansus tidak pandai demokrasi, ya, tapi kita juga bukan tidak
paham apa yang dimaksud Pansus.
Sekarang begini, ya, kalau Alkel bersama pimpinan bersepakat misalnya, hanya 1
orang diajukan kita mau milih apa? Sekalipun bahasanya memproses yang tadi pimpinan Pak
Oesman mengatakan, bisa 1, bisa 2, bisa 3, tapi kalau Alkel bersepakat 1 orang diajukan,
menetapkan, tidak lagi ada pemilihan.
Kita juga paham itu.
Terima kasih.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
18
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Oke, jadi saya kira sudah mengerucut ini, kalau boleh.
PEMBICARA: dr. DELIS JULKARSON HEHI, MARS (SULTENG)
Pimpinan izin.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Ya, silakan.
PEMBICARA: dr. DELIS JULKARSON HEHI, MARS (SULTENG)
B-100. Terima kasih.
Saya pikir, apa yang disampaikan oleh beberapa teman-teman, Bang Mi dan Bapak
Pasek ini sudah sama saja pimpinan.
Kita tahu sepakat bahwa forum pengambilan keputusan tertinggi disini adalah
paripurna artinya kalau ketua tadinya dalam pasal peralihannya ditetapkan, misalnya tidak
sesuai dengan aspirasi anggota, itu bisa dibatalkan di paripurna. Walaupun pimpinan Alkel
semua sudah sepakat, karena keputusan tertinggi ada di paripurna dan itu bisa mementahkan
keputusan apapun alat kelengkapan termasuk keputusan pimpinan, lembaga ini.
Jadi, saya pikir saya sepakat dengan apa yang disampaikan dengan teman-teman
semua dengan Ibu Ana tadi dan juga dengan Pak Pasek, inikan aturan peralihan yang bisa
dipakai atau tidak. Ada kekhawatiran kita ketika ini tidak kita masukkan kemudian ternyata
ada kondisi yang membuat harus terjadi pergantian misalnya, kita tidak perlu merumuskan,
membentuk Pansus Tatib baru lagi, hanya untuk satu pasal itu.
Inikan hanya pasal jaga-jaga dalam pasal pelarian, bisa digunakan, bisa tidak
digunakan.
Nah, saya sangat setuju kalau Pansus Tatib ini harus selesai masa kerjanya.
Kasihan terlalu panjang kerjanya, anggaran banyak, sementara kebutuhan kita kost yang lain
juga lebih besar, sampai kita harus pangkas kiri kanan.
Saya usul, ini tetap aja namanya pasal peralihan, bisa digunakan, bisa tidak.
Nah, ketakutan kita, kekhawatiran kita, bahwa nantinya itu dalam forum pimpinan
Alkel ada keputusan satu misalnya, saya pikir itu bisa dimentahkan di paripurna, karena
paripurna adalah porum pengambilan keputusan tertinggi di lembaga ini bukan Rapat
Pimpinan Alkel, saya fikir seperti itu, saya setuju dengan Bang Mi.
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)
Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Pak Bambang, silakan.
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
19
Ya, terima kasih.
Sebenarnya mari kita fokuskan saja persoalannya, bukan tidak boleh pakai aturan
peralihan, boleh, yang kita persoalkan adalah kekhawatiran pimpinan-pimpinan Alkel bisa
menyeleksi orang, itu yang jadi masalah.
Kalau memang mau itu nanti disepakati Bu Ana tadi, disesuaikan dengan cara
pemilihan DPD selesai, itu sebenarnya itu persoalannya. Jadi, jangan dengan berbagai alasan
tetap saja diberi kewenangan untuk menyeleksi itu yang dikhawatirkan.
Jadi, semua punya hak semua itu, ya, semua boleh, silakan diatur bagaimana
mengerucutkannya tetapi jangan sampai ada orang kehilangan haknya karena kebijakan orang
lain gitu, loh.
Ini yang dipersoalkan pak kegelisahannya disitu. Kalau itu, ini selesai udah, ga, ada
masalah.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Saya boleh tambah sedikit Pak?
Disini pak 117 Ana latu consina Maluku 117 Pak mohon tambahan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Oh, ya, silakan Bu Ana.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Ya.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Kalau boleh, Pak Idris dulu, boleh.. Pak Idris dulu, kalo Bu Anakan sudah berkali kali
PEMBICARA: Drs. H. MUHAMMAD IDRIS S. (KALTIM)
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Pimpinan yang kami muliakan.
Teman-teman semua yang kami hormati.
Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada ketua dan seluruh Pansus yang telah
bekerja keras, dengan waktu yang cukup lama, kita, kami sangat menghargai itu.
Tapi perasaan saya tidak juga mengurangi rasa simpatik kalau misalnya kita sudah
mendengarkan beberapa argumentasi penjelasan dari teman-teman bahwa lebih bagus
diproses dari awal Pak. Artinya setiap anggota berhak mendaftarkan diri sebagai calon
pimpinan MPR RI, kalau itu misalnya dikehendaki.
Nanti kalau sudah didaftarkan supaya itu dijaring seperti itu, baru di muyawarahkan
dan dimufakati siapa yang terbaik dan siapa yang di sepakati dan semua yang sudah
mendatarkan diri itu. Jadi, sepakat saya Pak, tidak usah melalui apa? Ketua dan alat
kelengkapan, serahkan saja kepada anggota, saya kira lebih bagus, lebih demokrasi, tidak
melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
20
Saya kira tidak mengurangi rasa hormat kami,\ kepada seluruh ketua dan Panmus
yang telah bekerja keras.
Terima kasih, Pak.
Assalamu’alaikum warrohmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Baik.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Saya tambah sedikit pak, saya sudah duluan tadi Pak.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan Bu Ana.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Iya. mungkin konkret saja, sebagaimana juga tadi disampaikan oleh Pak Idris dari
Kalimantan Timur, saya pikir kita kembalikan lagi pasal ini dengan tata cara seperti pasal 341
kan tidak ada sesuatu yang memberatkan, ya, saya sangat paham ini hanya aturan peralihan
yang mengatur keadaan saat ini, tidak berlaku untuk yang akan datang, tetapi kita semua
mempunyai hak yang sama.
Mah, kalau memang apa yang disampaikan tadi oleh Pak Pasek, kan tidak ada
masalah juga telah diusulkan oleh Pak Pasek untuk membetulkan kalimat- kalimat di dalam
pasal ini, agar tidak terjadi multi tafsir atau salah penafsiran.
Jadi, itu yang kami usulkan.
Terima kasih.
PEMBICARA: A.M. IQBAL PAREWANGI (SULSEL)
Usul konkret.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Pak Iqbal, silakan.
PEMBICARA: A.M. IQBAL PAREWANGI (SULSEL)
Terima kasih.
Terkait dengan Pasal 342, saya juga sepakat kalau diefektifkan prosesnya untuk
Pansus selesai, kalau bisa diselesaikan tetapi untuk 342 kongkritnya adalah saya
mengusulkan pada ayat 3, itu bunyinya menjadi dalam hal tidak tercapai mufakat
sebagaimana dimaksud pada ayat 1, maka langsung saja dilakukan voting.
Kembali kemekanisme itu, jadi, tidak lagi ada istilah bla, bla, bla, menetapkan,
menyepakati atau memproses yang ada, adalah, dalam hal tidak tercapai mufakat
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
21
sebagaimana dimaksud pada ayat, maka dilakukan voting, itu poin 3, lalu yang ke-4 dengan
demikian akan ada sedikit penyesuaian calon pimpinan MPR dari unsur DPD, dimaksud,
jadi, hilang kata-kata yang disepakati.
Jadi, calon pimpinan MPR RI dari unsur DPD dimaksud pada ayat 3, ditetapkan
dalam Sidang Paripurna, usulnya konkret seperti itu Pak.
Terima kasih banyak.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Ini sudah ketemu ini, yah.
Baiklah forum juga lebih banyak sesuai dengan usulan Pak Iqbal, ya, setuju.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS. (WAKIL KETUA
DPD RI)
Mohon maaf, sebelum diketok tolong dengan kata-kata bahwa pansus ditetapkan
dengan catatan.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Iya, berarti Pansus ini ditetapkan dengan catatan perubahan sesuai dengan yang
usulkan Pak Iqbal, setuju.
PEMBICARA : ANGGOTA DPD RI
Setuju.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
KETOK PALU 2X
Terima kasih.
Sidang yang mulia, dengan telah di sahkannya tata tertib DPD RI yang baru, dengan catatan,
dengan catatan yang tadi sudah kita sepakati, maka telah memenuhi ketentuan Tatib tentang
penambahan 1 orang unsur pimpinan DPD RI.
Telah disepakati pada Rapat Panmus kemarin bahwa kita akan mengagendakan
Sidang Paripurna Luar Biasa untuk pemilihan 1 orang unsur pimpinan DPD RI, pada tanggal
31 Mei 2018.
Sidang dewan yang mulia, pada rangkaian akhir sidang paripurna ini kami kembali
mengingatkan agar seluruh anggota, dapat menegakan disiplin pelaksanaan jadwal kegiatan
komite dan alat kelengkapan lainnya, maupun jadwal perorangan, dengan patuh dalam
melaksanakan jadwal sebagaimana yang telah diputuskan di Rapat Panmus ini.
Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja sekaligus menghindari
dari tumpang tindih agenda kerja antar alat kelengkapan.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
22
Perlu pula kami sampaikan bahwa pimpinan telah menerima surat dari BPK RI nomor
251s X 05 2018 tertanggal 18 Mei 2018 petihal permohonan waktu penyampaian laporan
hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun anggaran 2017.
Menindaklanjuti hal tersebut rapat panmus telah memutuskan pelaksanaan sidang
paripurna luar biasa DPD RI dalam rangka penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas
laporan keuangan pemerintah pusat tahun anggaran 2017 yaitu pada hari kamis juga tanggal
3i Mei 2018 jadi pada hari yang sama.
Selain itu pada tahun ini kita kembali akan melaksanakan sidang bersama DPR dan
DPD RI sebagai salah satu agenda penting kenegaraan sebagaimana konsensus yang telah di
sepakati tuan rumah pelaksanaan sidang bersama dilakukan bergantian antara DPD dan DPR,
untuk tahun 2018 ini DPR RI yang akan menjadi penyelenggara pelkaksanaan sidang
tersebut untuk itu kami meminta dukungan seluruh anggota terhadap suksesnya pelaksanaan
sidang bersama pada tahun ini.
Selain informasi hasil kesepakatan panmus kemarin kami sampaikan bahwa kita akan
melaksanakan kegiatan berbuka bersama dengan mengundang seluruh pimpinan Lembaga
Negara termasuk Presiden dan Wakil Presiden yaitu pada tanggal 1 Juni 2018, untuk itu kami
minta kehadiran anggota DPD RI kita semua jadi tuan rumah pada kegiatan yang di maksud.
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah sidang paripurna ke -13 kami tutup.
Wabilahitaufik walhidayah.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wwabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Shalom.
Om shanti shanti shanti om.
Namo Buddhaya.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terima kasih Pak Bambang Sadono katanya mewakili Pak Muqowam, bukan
mewakili Jawa Tengah, Bu Ayu.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA ( KETUA KOMITE II DPD RI)
Interupsi ketua. Provinsi Bali ketua. Kami empat Anggota DPD RI dari Provinsi Bali
sudah melaksanakan daripada agenda reses yang sudah dilaksanakan oleh semua empat
anggota.
Ini saya mau menyerahkan hasil daripada reses kami Provinsi Bali ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Tunggu giliran atau mau sekarang?
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (KETUA KOMITE II DPD RI)
Sekarang, Ibu.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
23
Oh, perlu sekali, ya. Iya lari-lari. Ijin, ya, Djafar, ya, karena beliau ada perlu
kayaknya.
Iya, baik, Pak Kadek ada keperluan ke GBHN.
Baik terima kasih dari Bali sudah menyerahkan.
Berikut dari Provinsi Jawa Barat.
Silakan.
PEMBICARA: ONI SUWARMAN, A.Md (JAWA BARAT)
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om Swastiastu.
Yang saya hormati, pimpinan ibu wakil ketua yang kami banggakan dan seluruh
senator yang berbahagia, serta tamu undangan.
Bulan puasa bukanlah menjadi alasan kita untuk bermalas-malasan, apalagi terburu-
buru menyampaikan laporan makanya kita harus tetap bersabar untuk menunggu antrian. Ini
pesan untuk saudara Kadek maksudnya.
Izinkan saya Aa Oni Suwarman untuk menyampaikan hasil dari aspirasi kami sebagai
wakil dari masyarakat Jawa Barat, di mana kami sudah memperoleh ada 80 aspirasi yang
terbagi atas 20 aspirasi bidang kewenangan Komite I, 20 aspirasi bidang kewenangan Komite
II, 20 aspirasi Komite III dan 20 aspirasi bidang kewenangan Komite IV.
Pimpinan dan hadirin yang kami hormati, harapan saya adalah ini semoga bisa di
tindaklanjuti sebagai kewajiban kita menjadikan warga kita menjadi lebih maju dan lebih
berkembang lagi.
Sekian dan terimakasih.
Ini akan saya langsung sampaikan saja kepada Ibu Pimpinan, semoga kita semua
menjalankan ibadah puasa, bagi yang menjalankan diterima amal dan ibadahnya oleh Allah
Subhanahu Wa Ta'ala (doa pakai bahasa arab).
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terima kasih Bapak H. Aa Oni, ya, dari Jabar.
Berikutnya adalah Provinsi Sumatera Selatan.
Silakan.
Terima kasih kepada Provinsi Sumatera Selatan, Pak Hendri yang sudah
menyerahkan.
Kemudian Provinsi Bengkulu.
Silakan.
PEMBICARA : H. AHMAD KANEDI, SH., MH (BENGKULU)
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Anggota Dewan DPD RI yang kami hormati, Pimpinan dan hadirin sekalian yang
berbahagia. Ijinkan kami dari Provinsi Bengkulu untuk menyampaikan laporan kegiatan
anggota di daerah pemilihan yang dimulai dari tanggal 24 April sampai dengan 20 Mei 2018.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
24
Untuk Komite I sudah laksanakan oleh Ibu Eni Khairani alhamdulillah berjalan
dengan baik dan semua hasil-hasilnya dihimpun dan juga rekomendasi di dalam laporan ini.
Untuk Komite II dilaksanakan oleh saudara Mohammad Saleh dan sudah berjalan
dengan baik semua yang kaitannya dengan temuan, masukkan dan juga saran juga masukan
dalam laporan ini.
Untuk Komite III dilakukan oleh Senator Riri Damayanti dan juga sudah dihimpun
dan disatukan dalam laporan yang disampaikan sebentar lagi.
Terakhir Komite IV, saya sendiri, melaksanakan kegiatan dan semua kaitan dengan
laporan Komite IV sesuai dengan tugas yang disampaikan oleh Pimpinan dan juga tugas dari
komite juga dilaksanakan dengan baik. Dalam laporan ini sampaikan secara resmi, ada
beberapa hal yang perlu kami sampaikan, tiga. Yang pertama kondisi ini memang pesan dari
masyarakat terhadap turunnya beberapa komuditi pertanian yang sekarang ini dirasakan oleh
masyarakat seperti sawit yang biasanya 1.500 sekarang ini tinggal 1.025. Tadi juga ada
laporan yang terakhir ini sudah di bawa 1.000 dan ini sangat, tentunya merugi bagi
masyarakat di Bengkulu sebagai masyarakat yang mayoritas petani sawit.
Juga yang berkaitan dengan karet rakyat yang biasanya 9.000 sekarang ini mau
mendekati lebaran tinggal 4.250 perkilo. j\Jadi, ini juga perlu masyarakat menginginkan kami
untuk menyampaikan langsung dan ini mudah-mudahan yang disampaikan langsung ini, ya,
sudah senanglah masyarakat walaupun tentunya masyarakat tidak mendapat harga yang baik,
menghadapi bulan suci ramadhan dan sebentar lagi akan lebaran.
Yang selanjutnya berkaitan dengan penerimaan Pegawai Negeri sebentar lagi akan di
mulai dan mengharapkan benar-benar masyarakat supaya memilih tesnya nanti dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, sehingga yang memang berkualitas ini memang dapat terpilih dan
mohon kepada kita semua untuk dapat mengawal proses penerimaan CPNS ini dengan
sebaik-baiknya dan tentunya juga secara Indonesia kita juga dapatkan Pegawai Negeri yang
berkualitas. Terakhir yang berkaitan dengan Pilkada langsung. Yang pertama tentunya kita
mendoakan semoga Pilkada langsung se-Indonesia dapat berjalan dengan baik sehingga index
demokrasi yang kita bangun dari daerah dan daerah memang mayoritas lebih banyak masalah
demokrasi secara langsung, ini dapat juga dengan baik sehingga kepala-kepala daerah yang
terpilih nanti akan dapat membangun daerah yang lebih baik.
Dan khusus untuk pengawasan, pemantauan, dan pangawasan kami dari Bengkulu
juga mengharapkan kita semua melaksanakan pengawasan terhadap Pilkada ini, karena ini
adalah ukuran yang memang kita bangun sebagai demokrasi dari daerah dan apabila
suksesnya nanti demokrasi pemilihan langsung ini juga akan membawa kebaikkan bagi
demokrasi secara keseluruhan bagi bangsa yang kita cintai ini.
Selesai.
Demikianlah laporan-laporan yang dapat kami sampaikan dan untuk rincinya sudah resmi
dan sudah termaktup dan jadi bagian yang tidak terpisahkan dalam laporan yang semi pada
hari ini kami sampaikan.
Bengkulu, 22 Mei 2018. Anggota DPD RI dari pemilihan Provinsi Bengkulu H.
Ahmad Kanedi ditandatangani, Hj. Dra. Eni Khairani, ditandatangani, Riri Damayanti John
Latief, S.Psi., di tandatangani dan H. Mohammad Saleh. Si, ditandatangani.
Demikianlah perbanyak maaf.
Nasrun minatun Qorib.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terima kasih kepada Bapak H. Ahmad Kanedi, SH., MH., dari Provinsi Bengkulu.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
25
Berikut daerah Istimewa Yogyakarta, dipersilakan.
Terima kasih kepada Hafidh Asrom dari daerah Istimewa Yogyakarta.
Selanjutnya Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Timur, belum, baik, ya. Dilanjutkan
Provinsi DKI Jakarta.
Silakan.
PEMBICARA : FAHIRA IDRIS, SE (KETUA KOMITE III DPD RI)
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sungguh hijau sidaun pandan, disimpan dalam lipatan kain. Selamat menyambut
puasa ramadhan maafkan kami lahir dan batin.
Kepada yang kami hormati Pimpinan DPD RI, sahabat-sahabat Anggota DPD RI, Pak
Sekjen dan jajaran, teman-teman media, dan juga sahabat-sahabat staf dari Babel, dan juga
tadi ada beberapa guru dari SD Al Ikhlas selamat datang di DPD RI.
Untuk mempersingkat waktu kami dari DKI Jakarta ingin menyampaikan aspirasi dari
Komite I yang pertama adalah negara harus tegas dan kuat melawan aksi terorisme, oleh
karena selain meminta perbaikan kinerja dan koordinasi intelegen dan aparat keamanan DPD
RI harus berperan aktif dalam mendukung dan ikut ambil bagian dalam mendorong
pengesahan revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang terorisme.
Yang kedua persoalan pegawai honorer berstatus K2 harus segera diselesaikan, oleh
karena itu DPD RI juga harus mendorong Pemerintah melalui Kemenpan RB untuk segera
membahas dan mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara terutama batasan umur pengangkatan CPNS dan pengangkatan otomatis
terhadap mereka yang sudah mengabdi kepada negara puluhan tahun.
Dari Komite II mengenai pencemaran Ciliwung yang masih terjadi sampai saat ini,
oleh sebab itu DPD RI menghimbau kepada Pemerintah Pusat dan daerah untuk membuat
Ciliwung menjadi bersih dan indah selain itu tidak harus dengan bertonasi tapi juga
perhatikan daerah natural dikisaran Ciliwung yang harus tetap di jaga.
Selain itu diharapkan pada masyarakat untuk tidak membuang sampah kesungai dan
kepada Pemerintah DKI Jakarta melalui dinas terkait untuk memberikan sanksi tegas kepada
pemilik pabrik yang sembarangan membuang limbahnya ke sungai dan harus dicek apakah
mereka sudah memiliki izin Ipal atau belum, dengan konsep menjadikan Ciliwung sebagai
wisata air dan bibir kali ditanami pepohonan sebagai solusi kurangnya ruang terbuka hijau
menjadikan sebuha solusi yang konkrit yaitu terjaga kebersihannya, baik sampah fisik
maupun limbah.
Keanekaragami hayati akan menjadi daya tarik tersendiri untuk menciptakan tenaga
rekreasi yang berbasis alam. Pesan dari Prof. Pak Dailami dari perspektif agama sangatlah
sederhana, Bagaimana mungkin kita bicara akan surga yang dialiri oleh sungai-sungai
nantinya bila di dalam kehidupan sekarang kita tidak menjaga sungai-sungai yang melintasi
Jakarta.
Kemudian dari Komite III, adapun aspirasi mengenai RUU tentang perlindungan
pasien maka masyarakat berharap dengan adanya RUU Perlindungan Pasien sejatinya
nantinya memiliki tujuan yang mulia yaitu sebisa mungkin menghilangkan praktek yang
dapat merugikan salah satu pihak.
Hal ini terutama ditunjukkan pada pihak-pihak yang paling rentan di lingkungan
masyarakat yaitu anak-anak, wanita hamil dan manula. Perlindungan bagi pasien bisa muncul
dalam berbagai hal mulai dari hak memilih dokter dan perawat misalnya pasien wanita itu
harus diawal ditanya dulu apakah mau ditangani oleh perawat pria atau wanita, atau dia
hanya ingin di rawat oleh perawat wanita saja.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
26
Kemudian pasien juga punya hak menerima mengobatan, mendapatkan kenyamanan,
keamanan demi keselamatan menikmati jasa hingga hak untuk mendapatkan ganti rugi jika
pada kenyataanya, pelayanan atau obat yang diterima tidak sesuai dengan dijanjikan.
Poin penting lainnya yang harus dijamin oleh undang-undang dalam rangka
memberikan perlindungan pasien adalah hak pasien untuk mendapatkan informasi yang
benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan jasa yang akan diterima.
Dengan kata lain pasien berhak atas segala informasi terkait kondisi medis dan obat dari
pihak tenaga kesehatan maupun rumah sakit.
Dari Komite IV, mengenai pencabutan Travel Advice masalah teror bom yang terjadi
dibeberapa kota khususnya yang di Surabaya telah menyebabkan sebuah negara
mengeluarkan Travel Advice untuk warganya yang sedang dan akan berpergian ke
Indonesia.Yang dikeluarkan oleh setidaknya 13 negara diantaranya Singapura, malaysia,
Australia, Amerika dan Inggris.
Travel Advice yang dikeluarkan oleh beberapa negara itu kepada Indonesia dalam
jangka waktu yang lama berakibat pada pelemahan sektor ekonomi khususnya bidang
parawisata, komunikasi dan transportasi.
Untuk itu dengan kecepatan penanganan pemulihan keamanan DPD RI mendorong
Pemerintah untuk melobi negara-negara yang telah menerbitkan Travel Advice untuk
mencabutnya sehingga sektor perekonomian khususnya dari sektor parawisata tidak
terganggu juga tidak berimbas pada persiapan kita menjadi tuan rumah Asean Games ke-18
pada tanggal 18 Agustus hingga 2 September mendatang.
Kita berharap perhelatan besar, pesta olahraga akbar yang akan diselenggarakan di
DKI Jakarta dan Palembang dapat berjalan dengan baik, lancar dan aman.
Demikianlah laporan singkat dari DKI Jakarta.
Daun selasih daunnya lebar, dimasak dipagi hari di Purwakarta. Terima kasih sudah
bersabar mendengarkan aspirasi dari Jakarta. Dari kami Fahira Idris, Bapak Sabam Sirait,
Prof. Dr. Dailami Firdaus dan DR. Abdul Azis Khafia.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terima kasih kepada Ibu Fahira Idris, telah melaporkan dari DKI Jakarta, berikut dari
Provinsi NTB.
PEMBICARA: BAIQ DIYAH RATU GANEFI, S.H. (NUSA TENGGARA BARAT)
Dari Provinsi NTB, kami akan menyerahkan saja Ibu Pimpinan tapi, kami
mengucapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya kepada ibunda Ibu Emilia Contessa
bahwa, yang baru-baru saja telah berpulang, mudah-mudahan beliau almarhum khusnul
khotimah, terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terima kasih kepada Ibu Baiq Diyah, dari NTB, Bali tadi sudah, selanjutnya NTT, iya
silakan.
PEMBICARA: SYAFRUDIN ATASOGE, S.Pd. (NUSA TENGGARA TIMUR)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
27
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pimpinan yang saya hormati, Para Senator yang saya muliakan, hadirin yang saya
banggakan. Dari NTT hanya ingin menyampaikan, sedikit keluhan dan harapan yang besar
kepada DPD, yang pertama terkait dengan keluhan hampir semuanya sama, cuma hari ini
saya ingin sampaikan bahwa NTT mengeluh, seterkait dengan DPT, sekitar 968.643 calon
pemilih yang belum memiliki eKTP, mohon kemudian ini bisa ditindaklanjuti. Kemudian
yang berikut masih keluhan klasik infrastruktur jalan, jembatan, pertanian, pendidikan,
kesehatan yang memang sangat-sangat dibutuhkan oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Yang kedua terkait dengan harapan yang besar kepada DPD RI, berkenaan dengan beberapa
RUU inisiatif yang dari DPD segera untuk bisa diselesaikan.
Yang pertama adalah RUU inisiatif tentang pembangunan daerah tertinggal, ini sudah
pasti akan menjadi jawaban yang sangat berarti buat Nusa Tenggara Timur. Yang Kedua
adalah terkait dengan RUU yang sedang dibahas, adalah masyarakat hukum adat, kemudian
juga terkait dengan hak atas tanah adat, ini memang menjadi harapan besar dari Nusa
Tenggara Timur, masyarakat banyak menyampaikan terima kasih kepada DPD, karena
berinisiatif untuk berbicara khusus tentang masyarakat adat dan hak atas tanah adat. Sedikit
titipan bahwa, mohon untuk pembahasan selanjutnya diperhatikan betul terkait dengan
undang-undang sandingan, yang mungkin akan sedikit bertentangan misalnya dari NTT
terkait dengan Undang-undang Perlindungan Terhadap Satwa Langka, karena di NTT salah
satu misalnya, delisnya orang NTT itu adalah gading dari daerah saya, nah ketika ini
kemudian bisa di, diperdagangkan itu juga melanggar Undang-undang Tentang Perlindungan
Terhadap Satwa Langka sehingga ini juga menjadi perhatian.
Yang berikutnya tentang harapan besar terkait dengan revisi Undang-undang Guru
dan Dosen, yang memang juga merupakan keluhan daripada seluruh masyarakat di NTT
terkait dengan gaji guru sertifikasi yang selalu terlambat turun, diendapkan di pemerintah
daerah dan ini juga keluhan, mudah-mudahan direvisi undang-undang ini banyak
memberikan harapan baru. Kemudian terkait lagi dengan RUU Perlindungan Pasien, yang
juga harapan besar adalah juga akan dibahas terkait dengan sistem, pelayanan kesehatan
secara nasional yang harus semakin lebih baik. Demikian beberapa hal yang dapat kami
sampaikan dari Nusa Tenggara Timur, atas nama Senator NTT Bapak Drs. Agustinus Ibrahim
Medah ditanda tangani, Ir. Abraham Liyanto ditanda tangani, Adrianus Garu, S.E., M.Si.
ditanda tangani, dan Syafrudin Atasoge di tanda tangani, demikian.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terima kasih kepada Pak Syafrudin Atasoge dari NTT. Berikut dari Kalimantan Barat
silakan.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL RAHMI (KALIMANTAN BARAT)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillah walhamdulillah ashalatu wassalamu ala rasulillah, wa ala alihi washobihi
wamaw walah, laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Yang kami hormati Pimpinan DPD RI, rekan-rekan Anggota DPD RI, seluruh Staf
Kesekretariatan DPD RI, undangan yang kami muliakan. Laporan kegiatan di daerah
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
28
Anggota DPD RI, daerah pemilihan Kalimantan Barat. Ada beberapa hal yang ingin kami
sampaikan pada kesempatan ini.
Pertama yang terkait dengan Komite I, bahwa pemilihan Kepala Daerah serentak,
yang seluruhnya ada 171 daerah di Kalbar ada 5, 4 kabupaten dan 1 provinsi dan Kalbar
termasuk menempati daerah indeks kerawanan Pemilu yang ke-3, tetapi alhamdulillah
sampai hari ini tidak ada masalah, sekalipun tanda-tanda itu ada, karena dari 3 kandidat
terutama untuk pemilihan gubernur, itu sudah muncul statement-statement yang mengarah ke
sana, tapi kami yakin itu tidak akan menjadi besar, tentu saja ini harus menjadi perhatian
terutama Komite I, untuk daerah-daerah yang rawan seperti ini.
Kemudian yang berikutnya untuk Komite II, bahwa pembangunan yang berwawasan
lingkungan hidup itu menjadi perhatian kita bersama, ada 1 kasus ini terjadi di daerah Pak
Ketua, Pak Oesman Sapta, di sana ada Gunung Tujuh namanya, hutannya lebat berada di
Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayung Utara. Nah di sana akan beroperasi tambang
granit, tetapi tambang itu berada di gunung yang lebat hutannya dan itu menjadi sumber air
bagi masyarakat, baik itu kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk bercocok tanam
persawahan, nah tambah lagi bahwa di daerah itu ada Perda, menjadikan Kecamatan Teluk
Batang itu sebagai daerah, apa namanya, untuk, cagar budaya, nah ini cagar budaya juga
terkait dengan masalah alam, nah ahli menemukan pro kontra. Intinya adalah menjadi
perhatian bersama terutama Komite II, sekalipun ini merupakan kewenangan provinsi, agar
perizinan-perizinan yang berbasis hutan, ya perizinan yang berbasis hutan itu hendaknya
harus menjadi perhatian kita bersama, ini mungkin juga terjadi di daerah lain, kejadian ini
akan sangat mengganggu kehidupan masyarakat, lingkungan, dan kebudayaan.
Kemudian untuk Komite III, belum lama diselenggarakan Ujian Nasional Berbasis
Komputer, Kalbar sebagai daerah yang relatif tertinggal, ini masih menimbulkan masalah
karena keterbatasan fasilitas juga menjadi masalah terkait dengan jaringan internet, kemudian
kapasitas server untuk melayani. Nah ini menjadi persoalan besar, salah satu contoh kasus di
sana ada Kabupaten Melawi, ibu kotanya namanya Nanga Pinoh di SMA Negeri 1-nya, pagi-
pagi orang sudah siap ujian, tetapi tidak kunjung loading barang ini, hanya mereka menunggu
sampai jam 12, bayangkan itu mereka menunggu. Ini persoalan di daerah seperti Kalimantan
Barat terkait dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer, nah oleh karena itu ini mesti
menjadi perhatian dari Komite III.
Kemudian di Komite IV dana desa, ini irisan ya Komite I dan Komite IV, masih
masalah lama ya, terkait dengan kualitas SDM desa juga masalah, termasuk kualitas
pembangunan juga masih merupakan masalah, dan akhir-akhir ini memang persoalan
pendirian BUMDES ya, Badan Usaha Milik Desa ini sedang gencar-gencarnya ini mesti kita
kawal dengan baik, kita perhatikan dengan baik. Apalagi kami mendengar bahwa, untuk
tahun ini BPK akan menjadikan, pemeriksaan tematiknya dengan tema dana desa. Oleh
karena itu hasil pemeriksaan BPK nanti akan menjadi sebuah evaluasi besar bagi kita,
bagaimana terkait dengan pelaksanaan dana desa. Hal lain dalam Komite IV termasuk
masalah UMKM, koperasi masih biasa kalau UMKM itu masih sekitar persoalan modal
usaha, karena ternyata fasilitas pemerintah baik itu berupa KUR dan lain-lain, itu ternyata
tidak semudah apa yang kita rapatkan di meja rapat. Nah ini dapat kami sampaikan, terima
kasih Anggota DPD RI Kalimantan Barat Abdul Rahmi, Bapak Oesman Sapta, Maria Goreti,
dan Rubaeti Erlita.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terima kasih, dari Kalimantan Barat Bapak Rahmi, masih ada Banten, iya silakan.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
29
PEMBICARA: K.H. AHMAD SADELI KARIM, Lc. (BANTEN)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang kita hormati Pimpinan DPD RI, seluruh rekan-rekan Senator yang Allah
muliakan, dan Sekretariat Jenderal. Saya akan menyerahkan hasil reses, tetapi sebelum saya
bicara, kami atas nama seluruh Anggota DPD Provinsi Banten mengucapkan terima kasih
kepada Pimpinan, atas fasilitas khususnya langsung pertemuan dibuka oleh pak Bapak Ketua
Pak OSO, pertemuan kami dengan Menteri Kesehatan terutama BPJS, pada awal daripada
reses. Yaitu adanya permintaan dari Gubernur Banten pemerintahan Provinsi Banten, akan
yang sudah menganggarkan dana untuk membiayai kesehatan warga Banten, 2 juta lebih
yang tidak masuk BPJS, tapi terkendala masalah hukum, karena ini bertentangan dengan
Undang-undang BPJS sendiri. Kemarin Menteri Kesehatan sebenarnya tidak keberatan untuk
mengizinkan, tetapi ini mesti di-follow up dan kami mohon kepada Pimpinan, untuk di-folow
up pertemuan ini untuk bertemu, antara Menteri Kesehatan, Gubernur Banten dan juga
Direktur BPJS dengan aparat hukum KPK ataupun Kapolri juga Kejaksaan, ini niat baik
Gubernur Banten Pemerintah Banten, DPRD nya juga bahwa mereka membiayai warga
Banten, karena kalau kemudian sekarang ada warga Banten yang tidak mencoba BPJS dan
meninggal, itu dosa siapa? Itu tanggung jawab sangat besar dari gubernur, sehingga kita
sangat mendukung sekali dari DPRD Provinsi Banten sehingga mohon Pimpinan untuk
memfasilitasi pertemuan kembali. Terima kasih, akan saya serahkan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terima kasih kepada Bapak H. Ahmad Sadeli dari Provinsi Banten. Jawa Timur tadi,
iya silakan, silakan Ibu.
PEMBICARA: Hj. EMILIA CONTESSA (JAWA TIMUR)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Pimpinan dan para Anggota DPD RI, Bapak-ibu sekalian yang
saya muliakan. Pertama-tama saya ingin mengucapkan, selamat menjalankan ibadah puasa
bagi yang menjalankannya, dan saya mohon, saya pribadi saya mohon maaf lahir batin
apabila saya pernah melakukan kesalahan kepada bapak, ibu sekalian. Berikutnya saya hanya
ingin menyerahkan saja, laporan dari Jawa Timur, hanya ada sedikit yang ingin saya
sampaikan di sidang yang terhormat ini adalah, saya mohon khususnya Komite III kepada
Bapak-ibu sekalian Pimpinan, Insya Allah Tim Reses yang diberikan kepada kami sudah
kami jalankan dengan Insya Allah dengan sebaik-baiknya, memang ada aspirasi yang kami
terima dari Jawa Timur dan ini hampir saya temui, hampir di setiap kabupaten kota yang saya
datangi yaitu masalah bidan, sampai hari ini bidan, Ikatan Bidan Indonesia sampai hari ini
belum mempunyai undang-undang yang ada adalah Rancangan Undang-undang yang sudah
belasan tahun tapi sampai hari ini belum disahkan, para bidan ini menjadi resah sekali, karena
mereka merasa tidak punya payung hukum padahal di lapangan, pekerjaan mereka
mengandung risiko yang sangat tinggi karena berhadapan dengan nyawa orang segala macam
sampai dan bayi. Jadi ada permintaan aspirasi dari Jatim dari Jawa Timur mohon bisa
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
30
didorong agar rancangan undang-undang untuk bidan itu segera bisa disahkan apabila
memang ada revisi bisa di revisi kemudian.
Karena kalau memang menurut saya itu sangat kurang atau kurang adil karena hampir
semua profesi itu memiliki undang-undang tapi bidan yang kalau kita kita bilang di setiap
daerah mereka adalah ujung tombak dari kelahiran ibu atau keselamatan ibu dan anak tapi
mereka sampai hari ini belum mempunyai undang-undang hanya itu saja ingin sampaikan
mudah-mudahan ini akan menjadi perhatian dan terakhir adalah saya mengucapkan terima
kasih Ibu Diah, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu-bapak sekalian yang telah
memberikan simpati dan doa untuk almarhumah ibu saya yang meninggal di hari pertama
Ramadhan, jadi 6 hari yang lalu terima kasih semoga pertama ibu saya khusnul khotimah
diampuni segala dosanya, dan semoga Bapak-ibu yang sudah mendoakan ibu saya diberi
pahala yang berlimpah terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD
RI)
Terima kasih Ibu Emilia Contessa dari Jawa Timur kita semua ikut berbela sungkawa
atas musibah yang dialami semoga tabah sabar, almarhumah mendapat tempat sebaik-
baiknya, amin. Selesai kita sudah selesai pada acara yang ketiga penyampaian laporan hasil
kegiatan di daerah dari wakil setiap Provinsi, kemudian nanti masih ada satu acara lagi
mohon Pak Waka yang meneruskan terima kasih Pak Waka silakan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL
KETUA DPD RI)
Terima kasih Ibu Prof. Darmayanti lubis Sidang Dewan yang mulia sesuai dengan
kesepakatan pada Rapat Panmus kemarin pada Sidang Paripurna ini kita akan mendengarkan
laporan perkembangan pelaksanaan tugas Pansus Tatib DPD RI untuk itu kepada Pimpinan
Pansus Tatib dipersilakan.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB
DPD RI)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiatu.
Yang saya hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang
saya hormati Bapak-ibu Anggota DPD RI para Senator hadirin yang berbahagia.
Alhamdulillah, syukrillah wala hawla wala quwwata illa billaah saya senantiasa
menyampaikan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang diberikan
kepada kita semua terutama pada hari ini bagi yang beragama Islam dalam melaksanakan
ibadah puasa tetap saya lihat dengan semangat sekalipun sebagian sudah mengantuk. Sesuai
dengan agenda Sidang Paripurna hari ini izinkan kami atas nama Anggota dan Pimpinan
Panitia Khusus Tata Tertib Pansus Tatib menyampaikan pelaksanaan tugas panitia khusus
tersebut sebagai berikut. Pansus Tatib telah menyepakati desain besar kelembagaan DPD
sesusai dengan perkembangan kelembagaan menurut Undang-undang MD3 yaitu:
1. Penambahan jumlah Pimpinan DPD dan Alat Kelengkapan DPD.
2. Kemandirian anggaran.
3. Pemantauan dan evaluasi Perda dan Ranperda.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
31
4. Penambahan substansi kegiatan Anggota DPD di daerah sebagai akibat dari tugas
baru dalam rangka pemantau dan evaluasi Ranperda dan Perda.
5. Pembentukan kelembagaan panitia urusan legislasi daerah.
6. Revitalisasi BPKK dalam kelompok DPD di MPR .
Pansus Tatib telah melaporkan pelakasanaan tugasnya dengan memaparkan berat
materi tata tertib pada Sidang Paripurna ke-11 tanggal 11 April 2018 dan Sidang Paripurna
ke-12 pada tanggal 23 April 2018 sesuai dengan harmonisasi pembulatan dan pemantapan
konsepsi tata tertib pada tanggal 2 April 2018 antara Pansus Tatib dengan PPUU disepakati:
1. Peraturan DPD RI nomor 4 Tahun 2017 Tentang Tata Tertib harus dicabut dan
diganti, hal ini dikarenakan sebagai berikut:
a. Tambahan Bab ada 3, substansi berubah 25 Pasal, Pasal dihapus 21 penambahan
pasal 43 esensi berubah sebanyak 49 rujukan berubah sebanyak 132. Dengan
penambahan-penambahan tersebut hampir 90% terdapat perubahan substansi
maupun esensi dari pasal-pasal sebagai bagian dari akibat perubahan. Sesuai
dengan lampiran 2 Undang-undang P3 maka peraturan DPD RI nomor 4 tahun
2017 Tentang Tata Tertib dicabut dan diganti.
2. Pembentukan PULD untuk penyusunan rekomendasi DPD dalam pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi Ranperda dan Perda.
Pimpinan dan Anggota DPD serta hadirin yang berbahagia pada dua laporan kami
terdahulu masih terdapat alternatif-alternatif terkait ketentuan peralihan pelaksanaan
pemilihan Wakil Ketua III DPD RI untuk periode 2018-2019. Dalam Rapat Konsultasi
Pansus Tatib dengan Pimpinan DPD tangal 1 Mei 2018 telah disepakati ketentuan peralihan
secara keseluruhan ketentuan peralihan menjadi sebagai berikut:
1. Mengatur Pimpinan DPD yang sedang menjabat tetap melaksanakan tugasnya sampai
berakhirnya periode masa jabatan DPD 2014-2019.
2. Mengatur pengisian jabatan Wakil Ketua III untuk periode keanggotaan 2014-2019
paling lama dilaksanakan pada akhir sidang ke-5 tahun sidang 2017-2018.
3. Mengatur pembentukan dan susunan keanggotaan Panitia Urusan Legislasi Daerah
ditetapkan paling lama pada akhir masa sidang ke-5 tahun sidang 2017-2018.
4. Mengatur badan pengembangan kapasitas kelembagaan tetap atau BPKK tetap
melaksanakan tugas sampai berakhirnya tahun sidang 2017-2018.
5. Untuk penambahan satu unsur Pimpinan pada Komite, PPUU, BK, BAP dan BKSP
mulai berlaku pada tahun sidang 2018-2019. Ini sebagai konsekuensi dari pendekatan
2 wilayah sekarang menurut tata tertib yang baru yaitu dibagi dalam wilayah
Indonesia timur dan wilayah barat, sehingga dengan demikian unsur Pimpinan
masing-masing menjadi 4 unsur Pimpinan.
6. Terkait dengna tata cara pengisian wakil ketua khusus untuk periode masa jabatan ini
diatur sebagai berikut, setiap jadi di peraturan peralihan hanya berlaku sekali ini di
peraturan peralihan ini setiap anggota berhak mendaftarkan diri sebagai calon Wakil
Ketua III DPD RI unsur calon pimpinan tersebut harus didukung oleh paling sedikit
10 orang Anggota yang berasal dari Provinsi yang berbeda. Unsur calon Pimpinan
tersebut berasal dari Provinsi yang berbeda dengan Ketua DPD Wakil Ketua I dan
Wakil Ketua II Anggota memilih satu orang calon Wakil Ketua III DPD dalam hal
terdapat suara terbanyak sama pemilihan dilakukan khusus terhadap calon Wakil
Ketua III DPD yang mendapatkan suara terbanyak yang sama tersebut. Calon
Pimpinan DPD yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan sebagai Wakil Ketua
DPD teknis pemilihan ini akan diatur setelah tata tertib ini disahkan, ini yang sedikit
berbeda dari laporan saya yang lalu, yang lalu masih tinggal alternatif tapi setelah
kami rapat kembali di Jakarta dan sekaligus konsultasi dengan Pimpinan DPD maka
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
32
menjadi satu alternatif yang kita harapkan disepakati pada Sidang Paripurna yang
terhormat ini.
7. Apabila terdapat kekosongan Pimpinan MPR dari unsur DPD, saya ulangi apabila
terdapat kekosongan Pimpinan MPR dari unsur DPD khusus pengisian jabatan 2018-
2019 dilakukan melalui musyawarah untuk mufakat dengan ketentuan, jadi kalau
tidak bisa musyawarah mufakat setiap anggota berhak mendaftarkan diri sebagai
calon Pimpinan MPR dari unsur DPD dalam hal tidak tercapai mufakat Pimpinan
DPD dan Pimpinan Alat Kelengkapan DPD menyepakati calon Pimpinan MPR dari
unsur DPD yang akan ditetapkan melalui Sidang Paripurna. Calon Pimpinan MPR
dari unsur DPD yang telah disepakati (tidak jelas *red) alat kelengkapan DPD
ditetapkan dalam Sidang Paripurna.
8. Mengatur masa peralihan untuk pengaturan pedoman dan peraturan internal DPD
paling lama dalam tiga bulan.
Hadirin yang kami hormati Pansus Tatib telah menyerahkan draft Tatib pada seluruh
anggota DPD dalam 2 kali atau dalam 2 termin. Pertama melalui surat nomor 850 dan
seterusnya tanggal 26 Maret 2018 dan kedua melalui surat dengan nomor 850229 tanggal 14
Mei tahun 2018, sesuai dengan yang kami laporkan pada Sidang Paripurna ke-11 dan Sidang
Paripurna ke-12 serta draft yang kami sampaikan kepada anggota yang terhormat hingga saat
ini tidak ada pandangan lain dari anggota maupun alat kelengkapan yang kami terima secara
formal kecuali pada saat masukan untuk pembahasan Tatib.
Secara prinsip teknis maupun substansi Yuridis draft Tata Tertib ini mendapat
pertimbangan hukum dari Bapak Prof. Jimly Ashidiq, Prof. Mahfud MD, Prof Yusril Ihza
Mahendra secara prinsip sepakat dengan konsep Tata tertib yang Pansus sampaikan ole
karena itu kiranya hasil kerja ini dapat diputuskan dalam Sidang Paripurna kali ini.
Demikianlah laporan pelaksanaan tugas Pansus Tatib yang dapat kami sampaikan kami
mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan bantuan
dan partisipasi sehingga pelaksanaan tugas Pansus Tatib dapat berjalan lancar tertib sesuai
dengan jadwal, sekalipun melalui perpanjangan atas perhatian Pimpinan Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia yangkami hormati semuanya kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Shalom.
Om shanti shanti shanti om.
Jakarta 22 Mei 2018, Pimpinan Panitia Khusus Tata Tertib Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia. Ketua saya Ajiiep Padindang, Wakil Ketua Gede Pasek Suardika, Wakil
Ketua Fahira Idris, saya serahkan kepada Pimpinan
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Saya ada pertanyaan mohon maaf, Pasal 341 disampaikan tadi oleh Ketua Pansus
bahwa.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL
KETUA DPD RI)
Sebentar dulu diserahkan dulu baru nanti ditanggapi, Terima kasih Ketua Pansus
sudah menyampaikan laporan tentang hasil tugas yang sudah dilakasanakan dan silahkan
kalau Ibu Anna Latuconsina kalau mau menanggapi.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
33
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Terima kasih saya hanya ingin sedikit penjelasan tentang pasal 341 dan 342
mencakup tata cara pemilihan Pimpinan MPR RI unsur dari DPD RI kalau tadi di pasal 341
disebutkan kekosongan maaf penambahan Waka DPD RI dipilih langsung oleh anggota,
tetapi di Pasal 342 Pimpinan MPR di sini bila tidak tercapai kata sepakat maka diserahkan
kepada Pimpinan DPD dan Pimpinan Alat Kelengkapan menurut saya ini adalah membatasi
hak anggota untuk bisa ikut dipilih maupun memilih sehingga sebaiknya pasal 342 juga
disamakan dengan pasal 341 yaitu Pimpinan MPR dari unsur DPD dipilih oleh anggota
calonya dipilih oleh anggota tidak diserahkan kepada Pimpinan DPD dan Pimpinan Alat
Kelengkapan, itu yang pertama.
Yang kedua sedikit koreksi Pasal 341 tentang pengisian Pimpinan DPD atau Waka III
di sini tidak tercantum batas waktunya atau sejak kapan sampai dengan kapan di rancangan
yang kami terima mungkin sudah ada dipimpinan itu tertulis tapi di draft yang kami terima
tidak tertulis masa jabatan Waka III itu dari kapan sampai kapan, terima kasih kami mohon
penjelasan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL
KETUA DPD RI)
Saya ingin menjawab yang kedua Bu Anna bahwa kami juga sama menerima apa
adanya yang diterima oleh anggota jadi biar nanti silakan Bapak Ketua Pansus nanti atau
mungkin masih ada lagi yang ingin menanggapi? Silahkan Ketua apa yang disampaikan Bu
Anna tadi.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB
DPD RI)
Terima kasih Pimpinan dan terima kasih Ibu Ana Latuconsina yang terhormat
memang kami sadari di Pansus bahwa dalam hal pengisian masa jabatan Pergantian Antar
Waktu unsur Pimpinan MPR dari DPD RI dipasal 341 maupun 342 itu bahkan ada sedikit
berbeda dengan pemilihan Pimpinan MPR didalam masa atau awal tahun sidang awal masa
jabatan kalau di awal jabatan itu adalah langsung dipilih dari semua anggota tapi untuk
Pergantian Antar Waktu dengan pertimbangan Pansus ialah masa jabatan yang ditinggalkan
kami juga tidak cantumkan masa jabatanya Bu karena sesungguhnya ini kan hanya membuka
ruang.
Makanya kalimatnya jika mengundurkan diri maaf sekalipun secara lisan Bapak
Ketua, Bapak Oesman Sapta sebagai Wakil Ketua MPR sudah pernah menyatakan baik di
sidang Paripurna ini maupun di Panmus bahkan di forum press gathering misalnya di
Kalimantan Barat kalau saya tidak salah tapi secara formal beliau belum menyampaikan
pernyataan mundur. Nah oleh karena itu kami belum bisa mencantumkan priode jabatan
disini jadi hanya dikatakan 2018-2019 ya kalau mengundurkan diri tapi kalau tidak
mengundurkan diri kan tidak terjadi pergantian itu alasanya Bu itu alasanya ya itu, satu.
Karena ini peraturan peralihan dan hanya berlaku pada masa ini, sesungguhnya bukan
membatasi membatasi anggota pada poin pertama dikatakan, pertama musyawarah mufakat,
341 kan. Yang kedua kalau tidak bisa musyawarah mufakat semua anggota berhak hanya
mekanismenya kami arahkan melalui, jadi anggota yang berhak mendaftarkan diri menjadi
calon anggota calon Wakil Ketua MPR ini diseleksi atau melalui Pimpinan DPD Pimpinan
Alkel sehingga dengan demikian akan menjadi terbatas atau sudah tidak terlalu banyak lagi
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
34
yang diteruskan ke Paripurna mungkin satu bisa juga dua. Jadi Pimpinan-pimpinan Alat
Kelengkapan bersama Pimpinan DPD ini pada dasarnya menjadi filter pertama tanpa
mengurangi hak anggota karena semua anggota di Pasal sebelumnya kan boleh mengajukan
diri begitu, begitu Bu Anna dan Bapak-ibu sekalian jadi semua anggota boleh tapi bagaimana
menentukan supaya paripurna bisa memilih satu atau dua pilihan karena itu Pimpinan DPD.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Karena itu, pimpinan DPD dan bersama pimpinan alkel yang akan membuat
kesepakatan pertama bahan itu kemudian disampaikan kepada paripurna untuk disahkan.
Saya kira itu penjelasannya Bapak Pimpinan.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Saya boleh tambahkan apa yang tadi disampaikan oleh pak ketua Pansus, mungkin
agak terbalik. Maksud saya pada pemilihan waka DPD disini tidak tercantum tahunnya,
bukan di MPR ya, di MPR tercantum justru di MPR tercantum di DPD tidak tercantum,
tolong diperiksa 341 mungkin salah ketik atau kelupaan, tetapi tidak tercantum di sini. Tetapi
di 342 justru tercantum 2018-2019, menurut saya walaupun masa jabatan itu tinggal beberapa
bulan, tetapi semua anggota mempunyai hak yang sama sehingga seharusnya kita mematuhi
undang-undang yang lebih tinggi dalam hal ini Undang-undang MD3 yang menyebutkan
bahwa kalau tidak tercapai kesepakatan, musyawarah dan mufakat, maka diambil dengan
suara terbanyak atau voting. Jadi saya mengusulkan agar pasal 342 kita rubah sesuai dengan
ketentuan undang-undang yang berlaku dalam hal ini Undang-undang MD3. Terima kasih.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Baik kalau itu saya terima kasih kepada Ibu Anna, saya kira ada itu Bu, mungkin ada
kealfaan tulisan, terima kasih atas koreksinya.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Jadi ada dualisme satu koreksi yang kedua ada perbedaan tadi, untuk koreksi tahun
setuju terima ya.
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, SH., MH (JAWA TENGAH)
Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Oke, yang koreksi. Sedangkan kontradiksinya masih, mekanisme. Ya silakan Pak
Bambang.
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
35
Terima kasih pimpinan, apa yang disampaikan oleh Ibu Anna itu perlu kita
perhatikan, karena alasan Pansus tadi menurut saya tidak begitu kuat. Kalau semua diberi hak
untuk mencalonkan, tetapi kemudian keputusan hanya dilakukan oleh Pimpinan DPD dan
Pimpinan Alkel itu alasannya tidak begitu kuat. Jadi kalau ada yang mengusulkan bahwa
ingin juga dipilih secara langsung maka itu perlu kita pertimbangkan. Jadi kalau memang
tidak ada kesepakatan, maka pimpinan menyediakan alternatif apakah mau dipilih langsung
atau apakah mau disetujui seperti yang dikonsepkan oleh Panitia Tatib ya itulah yang kita
pilih. Jadi menurut saya pengambilan keputusannya sudah terlihat bahwa ada yang tidak
sepakat dengan apa yang disampaikan tadi rancangan dari Pansus Tatib. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Jadi Pak Bambang mendukung dari Bu Anna tadi?
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)
Saya melihat ada perbedaan karena itu cara pengambilan keputusannya harus
disiapkan bahwa ada kemungkinan untuk menjadi dua alternatif.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Mungkin saya bisa usul konkret, kalau perbaikan yang tadi sudah diakui oleh Ketua
Pansus selesai, saya pikir pasal 342 disamakan dengan pasal 341 dalam proses pemilihannya.
Karena seperti yang tadi sudah disampaikan oleh Pak Bambang Sadono, bahwa memang
semua anggota diberikan kesempatan untuk mencalonkan diri, tetapi pada saat menentukan
siapa yang akan terpilih agak aneh saya, karena hanya ditentukan oleh pimpinan DPD dengan
pimpinan alat kelengkapan dan ini melanggar Undang-undang MD3 pasal 296 ayat 2 yang
menyebutkan bahwa “Jika musyawarah dan mufakat tidak tercapai maka ditempuh jalan
voting atau pemilihan”. Jadi usul saya pasal 342 diganti, disesuaikan agar kita tidak
melanggar Undang-undang MD3. terima kasih Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Masih ada penjelasan lanjut Ketua? Jadi ada dualisme ini.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Maaf Pak Ketua bukan dualisme, dua pendapat iya, jadi ada dua pendapat, pendapat
kami di Pansus, kami perlu pertegas penjelasannya. Jadi ini kan mempertegas penjelasannya
karena sesungguhnya sudah dibaca dan dicoba dipahami tetapi saya pertegas. Penegasannya
ialah tidak akan dan tidak bermaksud oleh Pansus dengan draft yang ada itu mengurangi atau
apalagi menghilangkan hak anggota, tidak. Setiap anggota berhak, itu di ayat sebelumnya,
hanya saja bagaimana mekanisme hak anggota ini kemudian bisa terarah maka kami gunakan
tahapan yaitu anggota yang menyampaikan atau menyatakan diri berhak atau mau menjadi
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
36
anggota calon Pimpinan MPR itu oleh Pimpinan Alkel bersama pimpinan DPD dilakukan
penyaringan. Bukan berarti Pimpinan DPD dan Pimpinan Alkel menetapkan, bukan. Di ayat
berikutnya dikatakan selanjutnya diserahkan, ditetapkan melalui Sidang Paripurna. Jadi
Pimpinan Alkel bersama dengan Pimpinan DPD hanya menyaring membuat pengerucutan
mungkin kalau sudah 10 kami atau di Pimpinan Alkel mengajukan 1 bisa, 2 bisa juga 3 lalu
diputuskan dalam paripurna untuk ditetapkan apakah paripurna menerima atau tidak itu kan
kalau diparipurna selalu ada 2. Di paripurna bisa ditetapkan dalam bentuk aklamasi bisa juga
di dalam paripurna dalam bentuk voting, karena putusan di paripurna itu cuma dua mufakat
atau voting. Begitu penjelasannya saya kira di situ perbedaannya saja dalam mengartikan itu
Bapak Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Bagaimana Ibu Ana?
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Terima kasih mohon maaf, saya tetap mengartikan itu bahwa penyaringan oleh
pimpinan dan pimpinan alat kelengkapan itu membatasi hak anggota, jadi saya mengusulkan
pasal 342 disamakan dengan 341 bila tidak tercapai kata mufakat, musyawarah dan mufakat
kita mengambil suara terbanyak. Saya pikir semua anggota punya hak untuk mencalonkan
diri dan itu sudah misalnya sudah terdaftar disana, selanjutnya pemilihan itu yang berhak
adalah anggota, anggota DPD dalam hal ini, bukan hanya pimpinan DPD dan alat
kelengkapan, dan saya pikir ini melanggar Undang-undang MD3, jangan lagi kita membuat
opini di masyarakat ataupun kita melanggar aturan yang lebih tinggi untuk menetapkan tata
tertib kita. Terima kasih.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (JAWA TENGAH)
Pimpinan, meminta izin Ketua.
PEMBICARA: A.M. IQBAL PAREWANGI (SULAWESI SELATAN)
Pimpinan, Iqbal Parewangi pimpinan B 104. Konkret pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Gantian, silakan Pak Muqowam.
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (JAWA TENGAH)
Ya terima kasih. Pertama terima kasih Pak Ajiep sudah dilaporkan dengan baik. Lalu
yang kedua bahwa tatib untuk kepemimpinan ini saya kira ketika kita sudah berjalan sekian
lama artinya bahwa periode 2014-2019 ini kita sudah berada di tahun 2018, itu fakta. Setelah
itu kemudian di sana ada beberapa poin yang misalnya adalah ada 6 poin oleh Pak Ajiep.
Mengenai MD3, pertama ditandaskan siapa namanya pimpinan DPD dan alat kelengkapan,
normatif. Kemudian kemandirian anggaran, kemudian pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi Raperda dan Perda, kemudian penambahan substansi anggota dalam implementasi
pasal 249, kemudian PULD dan BWKK ya. begitu masuk pada tindak lanjut maka, ini Pak
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
37
Ajiep, pertama bahwa free fight asal 10 dukungan dari provinsi yang berbeda, ya 10 orang.
Kemudian yang kedua adalah ya memang mengenakan filter ini saya kira itu berkaitan
dengan calon harus berada di luar ketua, wakil ketua 1 dan wakil ketua 2. Siapa tau Pak Rizal
Sirait atau Pak Dedi, atau Pak Parlin mau mencalonkan diri, dia mendapatkan dukungan,
orang inilah yang kemudian mengecek administrasi lah Bu, Pak. Bukan filter saya kira, filter
memang terlalu politis itu.
Ini begitu dilihat Pak Dedi kok mendaftar, sudah ada Bu Darmayanti, ini tidak bisa
ini, contoh Kalbar Bang Ni, ganti orang lain. Boleh nafsu boleh tetapi bahwa sudah ada Pak
Oso di situ. Nah, NTT boleh kan sudah ada anak buahnya kan dari Komite I, Komite III itu.
Kemudian Maluku, saya kira sama kasusnya. Jadi artinya dari 33 provinsi ini adalah yang
berpeluang adalah 30. Mengapa limited begitu karena sudah ada Pak Oso, Pak Nono dan Bu
Damayanti. Masa dari Kalbar ada 2, yang benar saja, Bang Mi, MPR boleh, masa dari
Sumatera Utara sudah ada kok Pak Dedi mau maju. Ya puasa ini kan, tahan dirilah untuk
tidak menjadi ketua, beri kesempatan yang lainlah. Jadi saya kira Pak Ajiep, memaknakan
filter itu adalah ada realitas yang sudah ada hari ini. Kita menghormati Pak Dedi, tetapi
tolonglah hormati Bu Darmayanti, ya ente boleh orang Medan tetapi jangan dua pimpinan
lah. Kasih yang lain lah siapa tau Papua Barat mau. Saya kira begitu Pak Nono, jadi
memaknakan filter itu administratively sajalah setelah itu kemudian masuk lagi. Terima
kasih.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Pak Nono mohon maaf.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan Pak Bambang.
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)
Terima kasih pimpinan, jadi yang dimaksudkan Bu Anna ini agak berbeda dengan
yang disampaikan oleh Pak Muqowam. Jadi ini hanya menyangkut pembelian wakil ketua
atau pimpinan MPR dari unsur DPD Pak. Jadi itulah yang menurut apa yang saya tangkap
dari Bu Anna, beliau tidak ingin ada yang merasa berhak untuk menyeleksi hak anggota. Dari
mana hak Pimpinan DPD dan para Pimpinan Alkel untuk menyeleksi hak anggota. Itulah
saya kira intinya karena itulah terus mengusulkan kenapa, apa yang ditakutkan kalau ini juga
semua mencalonkan yang memenuhi syarat dipilih langsung di paripurna, saya kira itu cara
yang paling elegan. Terima kasih.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Boleh saya tambahkan?
PEMBICARA: A.M. IQBAL PAREWANGI (SULAWESI SELATAN)
B 104 Pak Nono, B 104 Pak.
PIMPINAN: PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO
SAMPONO, M.Si (WAKIL KETUA DPD RI)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
38
Silakan Pak.
PEMBICARA: A.M. IQBAL PAREWANGI (SULAWESI SELATAN)
Bismillah.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pertama mau berbeda pendapat Pak Ajiep atau dualisme, itu equal jadi ini juga sah saja
disebut dualisme. Yang kedua, kembali ke basis, 132 orang dalam posisi anggota itu memiliki
hak dan kewajiban yang equal, tepat sama, tepat sama, setiap anggota dari Jambi
sebagaimana Pak Muqowam dan Pak Bambang itu sama anggota dengan Iqbal Parewangi
punya hak yang tepat sama. Oleh karena itu, kalau basisnya seperti itu maka sebenarnya tidak
ada pentingnya, tidak ada gunanya menghadirkan aturan atau bagian aturan yang kemudian
mengganggu ketepatsamaan itu. Apakah istilahnya filter, yang disebut oleh Pak Muqowam
terlalu politis atau bahkan yang terlalu puitis sekalipun istilahnya seharusnya tidak perlu
dihadirkan, tetap saja standing point-nya adalah setiap anggota memiliki hak dan kewajiban
tepat sama. Oleh karena itu, saya tidak berpanjang seperti Bu Ana menjelaskan, saya hanya
ingin mengatakan bahwa apapun dan siapapun yang mau menempatkan diri atau ditempatkan
dirinya sebagai filter atau apapun bahasanya itu akan menodai prinsip dasar dari
ketepatsamaan hak dan kewajiban setiap anggota. Karena saya Iqbal Parewangi juga akan
mencalonkan diri tetapi tidak akan melewati mekanisme di filter-filter, sekian dari kalau dari
saya, saya berada pada posisi agak berbeda dengan Pak Ajiep Padindang meskipun kursi saya
berdampingan, tetapi saya lebih dekat dengan pandangan Pak Bambang, Bu Ana, meskipun
dalam bahasa batinnya yang lain saya punya kedekatan khusus dengan Pak Ajiep. Jadi
kembalikan hak anggota tepat pada posisinya.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: MATHEUS STEFI PASIMANJEKU, SH. (MALUKU UTARA)
Tambahan Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan Pak.
PEMBICARA: MATHEUS STEFI PASIMANJEKU, SH. (MALUKU UTARA)
Ya baik, terima kasih Pak Ketua. Ketika kita menyimak perdebatan yang tadi telah
disampaikan dari dua versi tadi, memang perlu kita ingat bahwa tatib ini dibuat bukan untuk
kepentingan besok saja, tetapi yang pasti tatib ini juga yang akan digunakan pada periode
akan datang. Asumsinya begini pimpinan, contoh kalau ketika kita terpilih dan kemudian kita
memilih Pimpinan DPD pertama mungkin memilih Pimpinan DPD, setelah melakukan
pemilihan Pimpinan DPD kita belum membentuk alat kelengkapan, bagaimana mungkin
ketika kita mencari calon Pimpinan MPR dari DPD harus dilakukan anggaplah verifikasi oleh
ketua DPD dan Pimpinan Alat Kelengkapan. Sedangkan waktu hampir bersamaan karena
pada hari itu juga kita harus mengusulkan pimpinan DPD dan pimpinan MPR kita harus
memilih sehingga tidak ada jeda waktu, tidak ada jeda waktu bagaimana mungkin kita bisa
memilih. Oleh sebab itu pimpinan saya kira metode yang sudah kita lakukan sebelumnya
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
39
tidak ada masalah kita gunakan metode itu juga tidak masalah, mungkin demikian. Terima
kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Masih ada lagi?
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Saya boleh tambah sedikit?
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.
(WAKIL KETUA DPD RI)
Dua pandangan ya, silakan.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Saya Pak.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Mungkin yang lain dahulu Bu Ana, tadi ada Bu Ema mungkin tadi.
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMATERA BARAT)
Kita telah mendengar tadi bagaimana pendapat-pendapat dari rekan-rekan para
senator yang saya hormati di dalam hal teknis pemilihan. Saya sepakat untuk tetap seperti
biasa atau kita berpedoman kepada tata cara pemilihan untuk pimpinan DPD. Jadi baik
Pimpinan DPD maupun MPR kalau itu dianggap saat ini kalau ada kekosongan jadi tetap
sama, karena kita menggarisbawahi lagi apa yang disampaikan oleh Pak Ajiep kemudian
barusan juga teman kita dari, baru saja menyampaikan aturan ini kita buat adalah untuk
selamanya. Kita tidak ingin setelah kita tetapkan tatib ini kemudian nanti kita bongkar lagi-
bongkar lagi sehingga kita terlalu lama untuk menanti tatib apa yang harus menjadi pedoman
dalam kita bekerja di DPD ini. Jadi alangkah baiknya harapan kita kepada Pak dari Pansus,
saya kira tidak ada salahnya yang tata cara pemilihan MPR itu kita samakan dengan tata cara
pemilihan DPD. Terima kasih.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Saya boleh menambahkan?
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih, silakan Bu Anna.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
40
Mungkin apa yang disampaikan oleh Pak Muqowam sangat berbeda dengan apa yang
saya sampaikan. Pak Muqowam mungkin masalah administrasi tetapi yang saya sampaikan
bukan masalah administrasi, masalah yang sangat substansial sekali. Di mana kita melanggar
Undang-undang MD3 tentang hak anggota untuk dapat dipilih dan memilih sekali lagi
Undang-undang MD3 mengamanatkan kepada kita anggota mempunyai hak untuk dapat
dipilih dan memilih. Mengapa disaat kita memilih kekosongan atau penambahan waka DPD
kita diperbolehkan untuk ikut memilih tetapi di pasal 342 disaat kita memilih pimpinan MPR
unsur DPD kita menyerahkan hanya kepada beberapa orang saja jadi saya pikir kita
kembalikan ke Undang-undang MD3.
Terima kasih.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Saya Pimpinan.
Silakan Ketua.
Baik pertama saya mau tegaskan bukan pendapat Ajiep Padindang ini ya Pak ya
mohon maaf kan nanti asumsinya bahwa ini adalah Ajiep, pendapat Pansus. Bisa jadi pribadi
saya berbeda dengan pendapat Pansus tapi saya Ketua Pansus mempertanggungjawabkan
sebagai pendapat Pansus. Jadi saya mohon dipahami itu jangan hubungkan Ajiep dengan
Pansus ini pendapat Pansus dengan pertimbangan-pertimbangan yang berkembang dalam
pembahasan di Pansus, pertama Bu Ana yang terhormat ya, saya mau dulu sepaham tidak ada
melanggar Undang-undang baik dengan alternatif yang kami ajukan ya draf yang kami
ajukan maupun dengan pemikiran Ibu tidak karena kenapa kita sudah pertimbangkan dengan
ayat 1 itu mengatakan kalau tidak mencapai mufakat seharusnya kan seluruh pemilihan itu
diawali dengan , musyawarah mufakat. Kalau tidak bisa dengan musyawarah mufakat maka
berikutnya ialah setiap anggota berhak mencalonkan diri. Lalu selanjutnya kami di Pansus
merumuskan tahapannya adalah agar ya kalau ini kata filter ini bahasa saya bukan bahasa
rumusan Pansus ya ini istilah saya bahwa untuk agar Sipur memiliki pilihan-pilihan yang
lebih terarah bayangkan kalau Pak Iqbal mau mencalonkan diri itu haknya Pak Iqbal. Saya
pun misalnya mau mengajukan diri mencalonkan itu hak saya, Pak Ghazali Addan misalnya
selalu menyebut dirinya Kyai kecil di Aceh tapi saya selalu menyebut Kyai besar misalnya
maka ini tidak terhalangi tidak bisa dihalangi itu hak. Nah bagaimana supaya dalam Sipur ada
mekanisme pemilihan yang lebih terarah pimpinan-pimpinan Alkel bersama dengan
pimpinan DPD sekali lagi ini tidak mengambil keputusan final semua keputusan di Paripurna
ya di sana lah terjadi kesepahaman untuk merumuskan apakah merumuskan semua yang
mendaftarkan diri tadi atau berapa orang yang memang bahasa saya difilter, bahasa Pak
Muqowam berbeda atau ini soal berbeda penyebutan tapi memang kami punya pemikiran
adalah dari 10-20 orang mendaftar, kemungkinan 1 sampai 3 misalnya akan kita teruskan ke
dalam Paripurna untuk pengambilan keputusan. Saya kira itu pertimbangannya Bapak
Pimpinan, jadi pada akhirnya kembali ke kesepakatan kita di Sipur ini.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Mungkin saya jelaskan dulu ya, nanti saya akan kasih kesempatan. Jadi yang
dimaksud oleh Ketua Pansus tadi, yang dibacakan tadi bukan pendapat pribadi beliau tetapi
hasil juga proses melalui proses yang diajukan ke sidang yang mulia ini, Sidang Paripurna,
keputusannya ada di sini yang kita sedang bahas ini. Nah oleh karena itu ada 2 pendapat, ada
2 pendapat yang kontradiksi antara pasal 341 dan 342 ada menghendaki pergantian di tengah
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
41
jalan antar waktu tetap di proses seperti awal yang disampaikan Bu Ana tadi tetapi yang tadi
disampaikan oleh Ketua Pansus adalah menjaring ya lebih mempermudah karena ini
pergantian di tengah jalan tidak seperti yang awal kira-kira begitu ini ada 2.
Ada lagi pendapat?
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Mohon maaf, mohon maaf, saya sebentar Pak. Mungkin yang disampaikan oleh Pak
Ajiep berbeda yang tertera di Tatib ini sendiri. Saya bacakan pasal 342 ayat 3 dalam hal tidak
tercapai mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pimpinan DPD dan Pimpinan Alat
kelengkapan DPD menyepakati calon pimpinan MPR dari unsur DPD menyepakati bukan
menyaring. Pasal 4 calon pimpinan MPR dari unsur DPD yang disepakati sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 yang tadi saya bacakan ditetapkan dalam Sidang Paripurna bukan
diberikan kepada anggota untuk memilih. Jadi di sini tidak ada kata filter dan menyaring
tetapi sudah menetapkan. Jadi saya mohon maaf mungkin saya salah mengartikan kata-kata
tetapi secara fakta, saya bacanya seperti itu di pasal 342 ayat 3 dan ayat 4. Saya pikir sidang
yang terhormat kita saat ini menentukan sesuatu aturan sebaiknya kita juga berpedoman
kepada aturan Undang-Undang MD3 sebagaimana kami sebutkan tadi, terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Saya kembalikan ke Ketua lagi sekali lagi Pak. Soal satu kata tadi itu menetapkan
dengan menjaring atau mengusulkan, saya kira itu yang menjadi catatan.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (KETUA KOMITE IV DPD RI)
Bapak Pimpinan, Bapak Ibu sekalian khususnya Ibu Ana dan hadirin sekalian, jadi
memang sekali lagi kalau tidak terjadi mufakat sebagaimana ayat 1 maka ayat 2 ialah setiap
Anggota berhak kemudian ayat 3 Pimpinan DPD bersama dengan Pimpinan Alkel itu
menyepakati calon menyepakati memang betul Bu Ana menyepakati tetapi kesepakatan
inilah yang dibawa ke Paripurna untuk dimintakan persetujuan. Dengan demikian, Paripurna
itu kan mengatakan ditetapkan dalam Sidang Paripurna apakah yang diajukan oleh Pimpinan
DPD beserta pimpinan Alat Kelengkapan itu dapat disetujui itu tergantung di Sidang
Paripurna. Apakah disetujuinya di Sidang Paripurna dengan mufakat atau voting itu cara
pengambilan keputusan seperti biasa di dalam Sidang Paripurna, di dalam Sidang Paripurna
kan ada pengambilan keputusan kalau tidak bisa mufakat ya voting. Jadi memang Bu di situ
di Pimpinan menyepakati kemudian dibawa untuk ditetapkan dalam proses menetapkan inilah
pilihannya pada Sidang Paripurna. Saya kira begitu penjelasannya Bapak Pimpinan.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Pimpinan mohon maaf, saya mungkin agak berbeda dengan Pak Ajiep. Saya
mengartikan pasal 3 dan pasal 4 ini sangat konkret. Kalau kalau kita punya satu calon saja,
satu calon saja oke mungkin ini no problem tetapi mungkin saja kita punya calon lebih dari
satu dan itu menurut saya saya mengusulkan secara konkret ditetapkan dalam pasal ini
tentang tata cara pemilihan Pimpinan MPR dari unsur DPD, itu pendapat saya.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
42
Terima kasih.
PEMBICARA: SYAFRUDIN ATASOGE, S.Pd. (PROVINSI NUSA TENGGARA
TIMUR)
Baik saya punya satu pertanyaan dulu aja pimpinan mohon dijawab oleh Pak Ajiep
apa substansi utama perbedaan dari pada pimpinan MPR dan pimpinan DPD sehingga
kemudian berbeda proses pemililhan.
Terima kasih Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Baik silakan Pak Gafar dulu mungkin ya silakan
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (PROVINSI RIAU)
Pertama memang itu pendapat Pansus dan sekarang kita memang membahas Pansus
bukan membahas pendapat Pak Ajiep itu memang harus kita dudukan. Nah kalau kita bicara
Tatib tentu autentik yuridis yang tertulis itu yang akan menjadi pedoman kita bukan
interprestasi dan dengan demikian kita karena Tatib ini bukan berlaku untuk sampai masa
jabatan kita karena tidak ada kata-kata dalam Tatib itu masa berlakunya. Nah dengan
demikian saya berpendapat satu memang kita harus mengacu kepada yang biasa yang kita
lakukan dan tidak perlu ada usul perubahan terhadap pasal-pasal yang memang kita anggap.
Dengan demikian saya sangat sependapat apa yang disampaikan oleh Bu Ana sehingga tidak
menimbulkan interprestasi antara pendapat dengan autentik yuridis tertulis dan ini telah
pernah kita lakukan kenapa tidak yang biasa yang kita lakukan dan tidak ada melanggar
peraturan maka oleh karena itu saya sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Bu Ana.
Terima kasih Pak.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (KETUA PURT DPD RI)
Pimpinan, daftar.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Pak Pasek.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (KETUA PURT DPD RI)
Baik.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Shalom.
Om swatiastu.
Namo Budhaya.
Saya kira yang pertama ingin kami sampaikan bahwa ini ada di bab peraturan dan
peralihan jadi tidak berlaku untuk periode yang akan datang, itu dulu yang pertama. Yang
kedua jadi biar tidak ditafsirkan nanti ini akan berlaku yang akan datang, tidak, makanya dia
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
43
diatur di bab tersendiri. Yang kedua bahwa perbedaan antara pemilihan Pimpinan DPD itu
adalah pemilihan dari nol artinya dia memang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Dia ada
menjadi 4 kemudian kalau MPR dia posisinya adalah kalau ada yang mengundurkan diri jadi
kita sifatnya payung karena sampai sekarang belum ada secara otentik tertulis yang
disampaikan Pak Ajiep tadi pengunduran diri, baru statement yang sifatnya statement saja.
Nah karena itu polanya adalah kita lihat perbandinganya ketika proses PAW dengan proses
pemilihan umumnya di DPR misalnya mekanisme PAW di DPR itu tidak pemilihan dia tetapi
dia langsung mengacu kepada suara terbanyak berikutnya dan itu pun menunggu surat dari
Pimpinan partainya baru dia ke fraksi baru berproses. Nah kalau ini dia sifatnya kondisional
bersyarat dia menunggu kalau memang ada pengunduran diri dan ini kan belum pernah
terjadi di DPD, belum pernah terjadi Pimpinan MPR di tengah jalan mengundurkan diri. Nah
kalau misalnya terjadi pengunduran diri mekanisme apa yang harus kita tempuh.
Nah pertama tentu kita mengacu kepada logikanya mengacu kepada musyawarah
mufakat mekanisme musyawarah mufakat ini pun sebenarnya memunculkan siapapun boleh
maju, tidak ada musyawarah mufakat boleh si A boleh si B tidak tetapi semua dimajukan
tetapi siapa yang kemudian memproses ketika mereka maju lebih awal karena ini kan harus
dicek dulu proses pengunduran dirinya bagaimana dan sebagainya. Nah paling tidak mereka
yang terwakili dalam Panmus lah yang dulu mengurus. Nah dalam Panmus itu mengurus,
nanti siapa yang dianggap memang memenuhi syarat dan sebagainya baru kemudian diajukan
ke Paripurna. Nah soal kalimat yang mungkin menimbulkan multitafsir saya kira itu bisa
diperbaiki dipilih saja ditetapkan di Paripurna ini kira-kira kalimatnya yang mana yang
dianggap tepat. Hanya kondisi yang harus disampaikan bahwa yang dipimpinan MPR itu
yang sifatnya PAW penggantian dia sementara yang pemilihan di DPD dia memang baru
dulu 3 sekarang menjadi 4, kira-kira ada perbedaan posisinya di sana. Nah kalau dia sifatnya
PAW kalau dia sudah ada surat tertulis barulah dia muncul, baru dia muncul bahwa akan ada
proses itu tetapi kalau tidak ada surat maka tidak akan ada karena di Undang-undang juga
disebutkan bahwa MPR itu pimpinan MPR hanya bisa diganti:
1. Meninggal dunia;
2. Diberhentikan karena proses hukum;
3. Mengundurkan diri.
Nah kalau tiga-tiganya ini tidak ada maka tidak ada mekanisme untuk pergantian itu karena
itulah kemudian perlu ada paling tidak Pimpinan-Pimpinan Alat Kelengkapan inilah yang
kemudian memproses itu, kira-kira begitu pemikirannya bukan membatasi soal siapa yang
mau maju dan sebagainya, kira-kira begitu karena mekanisme seperti kita lihat hari ini
misalnya di MPR fraksi Golkar ingin mengganti Pak Mahyudin tidak bisa dilakukan karena
Pak Mahyudin tidak mengundurkan diri, beliau tidak meninggal dunia dan beliau tidak
tersangkut masalah hukum. Jadi tidak bisa dipakai ketika syarat yang pemilihan MPR yang
awal yang berlaku umum tidak berlaku dia sementara yang fraksi lain bisa berjalan sesuai
dengan apadanya karena dia kosong. Kosong lalu ada penambahan seperti DPD hari ini,
pimpinan DPD kosong dia langsung bisa mengikuti mekanisme apa adanya. Nah sementara
kalau kemudian Pimpinan MPR yang sudah ada mau diganti dia tidak ada mekanismenya
syaratnya yang harus terpenuhi. Nah syarat itu sampai saat ini DPD belum ada kita belum
menerima ada surat pengunduran diri dari calon Ketua MPR Pimpinan MPR dari DPD karena
itu dijagalah kalau misalnya ada maka mekanisme itu harus di Pimpinan Alkel lah yang
memproses dulu nanti keputusan terbesarnya tetap di Paripurna. Saya setuju yang
disampaikan Bu Ana jangan sampai membatasi siapapun yang akan maju kalau misalnya
kalimat tadi itu diangap masih multitafsir, kalimat itu saya setuju diperbaiki saja sehingga
tidak multitafsir, tidak menghalangi hak siapapun mau maju tetapi harus dipisahkan adalah
pertama ini ada di aturan peralihan dia hanya berlaku periode ini saja untuk periode yang
berikutnya maka berlaku di aturan Tatib yang umum.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
44
Yang kedua adalah mekanisme pergantian di MPR menurut Undang-undang MD3 itu
harus ada syarat 3 tadi itu:
1. Meninggal dunia;
2. Karena terlibat kasus kemudian diberhentikan karena pidana;
3. Mengundurkan diri.
Tiga-tiganya sampai saat ini belum ada tetapi karena kami dengar statement dari Ketua DPD
akan mengundurkan diri lewat media maka kami siapkanlah sebuah pasal berjaga-jaga kalau
itu terjadi gitu loh mengacu kepada kasus Golkar di MPR, kira-kira begitu mungkin
tambahan penjelasan tetapi prinsipnya kalau saya sepakat agar jangan ada penghalangan hak
siapapun untuk maju, tinggal mungkin mekanisme kalimat normanya yang diatur misalnya
bahwa proses awal itu siapa yang mau maju diproses oleh Alkel dan Pimpinan dulu, nama-
nama ini kemudian dibawa ke Paripurna, di Paripurna kemudian dipilih saya kira tidak ada
masalah karena itu juga mengacu kepada peristiwa yang di tetangga sebelah. Saya kira itu
saja ini kan masalahnya belum pernah terjadi. Jadi jangan nanti disamakan bahwa sudah
pernah terjadi pergantian pimpinan MPR di DPD, belum pernah terjadi dia karena itulah kami
kebingungan membuat norma, ini kan norma nih boleh kita pilih yang mana saja dan kami
yakini tidak ada istilahnya melanggar Undang-undang tidak hanya pilihan norma yang mana
mau kita pakai. Semua pasti ada baik ada buruknya tapi kalau dibaca secara politik kesannya
memang seperti menghalangi hak tetapi kalau kita lihat kasus MPR hari ini dimana Golkar
tidak mampu menggantikan Pak Mahyudin itu fakta hukumnya juga meskipun itu
kewenanganya sudah ada di Golkar istilahnya secara umum kan itu haknya Golkar tapi
karena Undang-undang tidak mengatur bahwa partai yang berkuasa menggantikan itu
akhirnya tidak bisa akhirnya kesulitan. Nah karena itulah kami berpikir agar ada screening
internal dulu di Alkel Pimpinan lalu dari Alkel Pimpinan inilah lalu kemudian dibawa ke
Paripurna sama dengan Panmus konsep Panmus itu dibahas di situ dulu baru dibawa surat
pimpinan kalau misalnya Ketua mengundurkan diri dibahas dulu di Panmus oleh Pimpinan
Alkel kemudian siapa yang mau maju dia masuk di situ dulu setelah semua berhasil tertata
diseleksi bukan diseleksi ya bahwa itu memang betul seorang anggota DPD dan sebagainya
nama-nama ini kemudian dibawa ke Paripurna untuk ditetapkan nah apakah penetapannya itu
bahwa dipilih dan sebagainya paripurnalah yang menentukan saya kira itu tambahannya,
terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Saya hanya menyimpulkan saja kelihatannya Bu Ana sendiri juga tidak
mempermasalahkan mekanismenya kata yang tadi itu termasuk penjelasan Pak Pasek, Mas
Budiono tadi kelihatanya hanya di kata yang itu Ketua Pansus menerjemahkan kata itu
multitafsir terus mekanismenya tidak. Ya silakan Pak.
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)
Interupsi Pimpinan.
Jadi saya kira penjelasan panjang Pak Pasek tadi itu tidak kena substansinya. Jadi
sebenarnya kalau yang dijelaskan Pak Pasek apakah ini jawaban persyaratan mundur dan
sebagainya itu tidak ada masalah. Jadi kita tidak mempersoalkan misalnya Pak Oso tidak
mengajukan pengunduran diri ya kita tidak akan memproses itu karena kan prosesnya kalau
Pak Oso mengajukan pengunduran diri ke MPR, MPR akan memberi surat kepada DPD
bahwa Pak Oso mengundurkan diri karena itu DPD silakan mengajukan calon, selesai clear
itu tidak ada masalah tetapi kalau kita seolah-olah kesulitan harus ada Panmus menyeleksi
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
45
Alkel menyeleksi ini kan apa ya jadi kaya apa memperbodoh diri gitu kita sudah punya
pengalaman menyelesaikan banyak masalah seperti itu sederhana saja kalau memang
calonnya mau disederhanakan tinggal 2 atau 3 yang dipilih itu kan ada pemilihan
pendahuluan, dengan persyaratan berapa suara yang nanti boleh maju ke pemilihan
berikutnya selesai, tidak perlu pakai harus nanti diseleksi lagi oleh Pimpinan-pimpinan Alkel
ini yang menjadi soal yang diprotes tadi di situ sebenarnya mari sekarang supaya cepat kita
selesaikan saja di situ, jadi jangan-jangan yang lain-lain selesaikan saja apakah kita tetap
pakai konsepnya Pansus, apakah kita mau pilih siapapun yang nyalon dengan nanti
penyaringan pendahuluan setelah itu dipilih semua siapa yang akan jadi, sekarang
pertanyaanya akan sederhana, apa takutnya, apa salahnya kalau dipilih seperti itu, kenapa kita
bikin prosedur yang aneh-aneh seperti ini, terima kasih.
PEMBICARA: A.M. IQBAL PAREWANGI (SULSEL)
Menyambung langsung dari Pak Bambang, Pak Nono, apakah akan pakai konsep
yang ditawarkan oleh Pansus atau yang lain menurut saya, apa yang ditawarkan oleh Pansus
tidak bisa dipakai karena mendengar penjelasan Ketua Pansus Dr. Ajiep Padindang dan
mendengar penjelasan Pak Pasek sebagai wakil ketua Pansus sudah berbeda, bagaimana
konsep ini mau dipakai gitu, dengan cepat bisa ditangkap bahwa antara Ketua Pansus dengan
penjelasan Wakil Ketua Pansus tadi punya perbedaan yang signifikan oleh karena itu
memang kita butuh untuk kembali ke yang kata Pak Bambang yang asli-aslinya saja.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Itu bisa disebutkan perbedaanya.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (KETUA PURT DPD RI)
Perbedaanya dimana Pak.
PEMBICARA: A.M. IQBAL PAREWANGI (SULSEL)
Penjelasannya terkait dengan mekanisme ini Pak Pasek menyebut dua Pimpinan
Pansus Pak Nono, ada di sini dan tentu sama-sama tahu perbedaan itu bahkan saya dengarkan
tanya konfirmasi langsung tadi pada Ketua Pansus, memang ada perbedaan. Silakan ditanya
pada yang bersangkutan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Baiklah, sebelum, sebelum dijawab lagi kembali oleh Ketua Pansus, ini ada Pak
Ketua mau bicara sedikit, boleh?
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Saya kembali tergantung Pimpinan kalau disuruh bicara, saya bicara kalau tidak,
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL RAHMI (KALBAR)
Abdul Rahmi B-77.
PIMPINAN SIDANG: DR (HC) OESMAN SAPTA (KETUA DPD RI)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
46
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Shalom.
Om swastihastu.
Namo Buddhaya.
Teman-teman seperjuangan, saya pada waktu saat itu sedang sakit, sakit karena
setelah habis operasi Jantung ada perasaan yang Saudara sering dengar suara dan segala
macam sehingga saya pikir kesehatan saya lebih penting dari pada nanti tidak menjalankan
tugas dengan baik sehingga saya memberi keputusan untuk mengundurkan diri di tempat
yang terlalu banyak kerjaan yaitu MPR karena pertarungan saya sejak dulu itu kenapa tidak
mau masuk DPR saya konsisten memperjuangkan Daerah sampai detik ini pun saya tidak
mau ke DPR karena komitmen saya kepada daerah itu konsisten tapi ada teman-teman yang
saya perlukan di DPR untuk memperjuangkan dan memperkuat DPD itu nanti ke depan
karena kelemahan kita di DPR sebetulnya tapi waktu saya menjadi Pimpinan MPR bukan
hanya dipilih oleh Anggota DPR RI, DPD itu pertarungan yang diperjuangkan oleh semua
Partai, yang ada di Parlemen MPR dan termasuk Saudara Bambang yang mempertaruhkan itu
dalam rangka memenangkan kita sebagai Pimpinan MPR tetapi Alhamdulillah kita kalah,
kalah tujuh suara, dan itu pun karena saya tidak usah sebutkanlah karena sesuatu dan itu
adalah momentum yang paling baik untuk DPD.
Nah saya dalam Paripurna, saya tidak bisa walaupun saya mau mundur, saya harus
tanya kepada Anggota Paripurna, Anggota DPD, apakah saya boleh mundur, itu saja
permasalahannya karena Saudara Bambang dulu tahu persis bagaimana mempertaruhkan itu
dalam rangka mengangkat Harkat, Martabat dari DPD itu sendiri di MPR tapi ternyata,
ternyata kita kalah, dan kekalahan itu menyedihkan. Nah yang kedua, saya berpikir kalau ini
kita bagi pengalaman antara saya konsentrasi di DPD terus ada teman yang nanti
menggantikan posisi saya di MPR ini mungkin sering ini akan kita bisa jadikan landasan
begini, MPR nanti tidak seperti waktu saya di MPR dulu waktu sebelum saya jadi Anggota,
Ketua DPD, harus ada ikatannya dengan DPD karena dia dari unsur DPD harus ada tanggung
jawab MPR yang terlibat langsung di DPD, setiap rapat-rapat DPD, diundang sebagai orang
yang terhormat dikalangan DPD yang mewakili DPD di MPR, dan itu komunikasi sama
sekali sebelum itu tidak ada, ya Pak Muqowam. Jadi waktu itu tugasnya Pak Muqowam itu
menyelesaikan itu, Komite I bagaimana ini kita, ternyata komunikasi kita semakin baik
antaranggota DPD, kesadaran semakin baik. Terus kemudian langkah-langkah DPD antara
Anggota DPD pun semakin baik. Kemudian sasaran strategi DPD pun mulai tercapai sedikit-
sedikit, 13 tahun kita ketinggalan tapi dengan sisa yang setahun ini apakah Saudara-saudara
izinkan saya untuk mundur? Nah itu terserah karena apa saya harus minta izin jadi tidak bisa
saya seenaknya saya mau mundur terus dulu saya dipilih rame-rame terus tiba-tiba saya
tinggalin, di MPR marah juga partai-partai yang lain pasti ada yang marah, dan kita akan
tercela tapi kalau kita komit, kita punya sistem yang benar, saya pikir tidak ada orang marah.
Bapak/Ibu, mohon kita dalami dan mohon kita dengan Bulan suci Ramadhan ini kita
mulai menyisir membangun 1 sistem yang benar ke depan.
Sekian terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Terima kasih Pak Ketua, ini latar belakang saja, tadi silakan Ketua menanggapi yang
itu dulu, silakan.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
47
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Baik terima kasih Bapak Pimpinan.
Tadi terhadap pertanyaan perbedaan Pimpinan DPD dengan Pimpinan MPR saya kira
sudah dijelaskan dengan baik sekali oleh Pak Pasek, baik Pak yang saya hormati, meskinya
saya cukup bisik tetapi karena disampaikan di Publik maka saya harus menjawab.
Sesungguhnya tidak terlalu berbeda dengan Pak Pasek yang berbeda itu ialah soal rumusan
kalimat Pak Pasek menawarkan jalan keluar agar apa yang diusulkan oleh Ibu Ana juga bisa
terakomodir sebagian dan atau yang dirumuskan oleh Pansus juga tetap bisa dijalankan
sebagian maka kata menyepakati calon Pimpinan sebagai kewenangan yang diserahkan
kepada Pimpinan Alkel itu diganti misalnya menjadi memproses, yaitu yang saya tangkap
dari Pak Pasek tadi. Jadi apakah itu nanti bisa menjadi jalan tengah bahwa daya 3 berubah
menjadi dalam hal tidak tercapai mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pimpinan,
Pimpinan DPD dan Pimpinan alat kelengkapan DPD RI memproses calon atau memproses
bakal-bakal calon Pimpinan MPR dari unsur DPD. Lalu ayat 3, bakal calon Pimpinan DPD
yang disepakati yang diproses tersebut disampaikan kepada Sidang Paripurna untuk
ditetapkan dalam Sidang Paripurna, itu mungkin yang saya tangkap penterjemahan dari Pak
Pasek, Pak Iqbal, saya harus jawab melalui mic ini, tetapi yang saya mau tanggapi yang
terakhir adalah Bapak Ketua DPD Bapak Oso yang terhormat, menurut pandangan saya
pribadi yang dulu termasuk memilih soal kalau Bapak melempar tadi pertanyaan apakah saya
harus meminta persetujuan, apakah Pak Oso minta persetujuan Paripurna untuk mundur atau
tidak, saya ingin mengembalikan kepada Bapak, selama merasa Bapak tetap cukup bisa
mengemban amanat tersebut di MPR, apakah Bapak harus mundur atau tidak. Jadi kan
pertanyaan ini justru kita ingin kembalikan kepada Bapak. Selama Bapak masih bisa
mengemban amanat DPD di MPR apakah harus mundur atau tidak, kecuali kalau memang
menurut Bapak dengan kondisi dengan berbagai alasan yang lain tidak dapat lagi mengemban
amanat tersebut dan saya tidak ingin, ini pribadi Ajiep Pak Oso, saya tidak ingin Bapak
menggunakan alasan kesehatan karena kalau itu nanti alasanya maka berimbas pada alasan
Ketua DPD, bolehkah Ketua DPD dipimpin dengan kondisi seperti itu, tidak bisa, saya yakin
Bapak tetap tegar, kuat, dan sehat Insya Allah, dengan itu tetap bisa memimpin DPD,
pertanyaanya apakah melanjutkan di MPR kembali ke Bapak Oso sebagai orang yang bijak
dalam hal ini, itu pandangan saya. Kita butuh jawaban daripada memperpanjang juga ini
pasal 342 begitu ya, terima kasih Pak.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Jadi sepakat tadi perubahan itu memproses.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Ya saya menawarkan dengan dukungan Pak Pasek.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Jadi memproses bukan menetapkan.
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
48
Pimpinan, pimpinan saya kira arahnya Pimpinan agak salah tafsir terhadap apa
mekanis apa itu subtansi yang dibahas di dalam rapat ini, jadi saya ingin sampaikan begini,
saya setuju bahwa misalnya Pak Oso menurut saya tidak perlu, tidak perlu mengundurkan diri
menurut saya. Jadi kalau misalnya Pak Oso masih di situ saya kira tidak ada masalah karena
itu maka kita juga tidak perlu buru-buru menyelesaikan ini. Dari pada kalau kita paksakan ini
nanti kita pasti akan pecah ini karena ada yang menginginkan bahwa kalau mau harus dipilih
langsung semua harus bisa milih. Nah sambil itu disempurnakan, ini tata tertib ini
disempurnakan lagi saja dengan menampung usulan-usulan tadi daripada kita paksakan hari
ini harus kita putuskan. Jadi kita tidak buru-buru Pak Oso, saya yakin Pak kalau Bapak tanya
pasti banyak yang tidak setuju, saya melihat suara apa itu yaa, bahasa tubuh ini tadi terasa
seperti itu. Jadi, maka aturan mengenai pengisian Pimpinan belum terlalu diperlukan menurut
saya. Itu maka hari ini kita tidak...mungkin keputusannya adalah menyempurnakan lagi
Pansus, terutama mengenai aturan mengenai pemilihan calon pimpinan MPR dari DPD, saya
kira itu. Terima kasih.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (KETUA PURT DPD RI)
Pimpinan, Pimpinan,
PIMPINAN SIDANG : Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Pak Pasek jangan terlalu panjang ya.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (KETUA PURT DPD RI)
Sekarang tidak panjang, kalau tadi agak panjang karena konstruksi harus berpikirnya
biar komperehensif. Yang sekarang ingin saya sampaikan begini, kalau ini diperpanjang lagi
itu nanti runtutannya banyak, Pansus tatib harus rapat, ada biaya, dan sebagainya, nanti jadi
boros. Ini kan problem-nya bagaimana akselerasi dasar itu bisa masuk di dalam norma yang
dibangun oleh Pansus, jangan sampai yang ditafsirkan oleh Bu Anna itu terjadi, begitulah
kira-kira, yang dikhawatirkan itu terjadi. Bahwa maksudnya Pansus itu tadi yang saya
sampaikan ada konstruksi karena ini pergantian antar waktu ini kan tidak terjadi sekarang tapi
ini ada di aturan peralihan. Jadi jangan sampai karena menunggu aturan peralihan ini
kemudian tertunda lagi pak, padahal kita sedang ingin memenuhi Undang-Undang MD3 yang
baru dimana Pimpinan DPD harus segera ada. Jadi sifatnya hanya ada satu pasal yang
sifatnya diaturan peralihan yang sifatnya konstitusional bersyarat. Kalau itu terjadi kita sudah
siap payungnya tetapi kalau tidak terjadi itu tidak berlaku, jadi dia ada syarat untuk pasal itu
berjalan karena itu tinggal dimasukkan saja idenya Ibu Anna, bahwa tetap pemilihan,
penetapan dan sebagainya itu ada di Paripurna, tinggal proses awalnya itu biarkan Pimpinan
bersama alkel menyiapkan, seperti panitia pemilihan lah, sebelum dia akan dibawa ke
Paripurna. Jadi idenya Pak Ajiep sudah dengan memproses saja. Dari menetapkan itu menjadi
kata memproses saya kira itu jalan sudah selesai di sini. Masa hanya mengubah satu dua kata
harus rapat Pansus Tatib lagi anggaran baru lagi, kan jadi boros kita ini. Terima kasih
Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Pak Rahmi silakan.
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
49
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL RAHMI (KALBAR)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih Pimpinan.
Kami sudah menyimak dengan baik bahwa ada dua pendapat dalam hal ini. Kita tentu
saja membicarakan ini karena disuguhkan dalam Paripurna, bukan persoalan apakah
pimpinan kita yang di MPR mudah atau tidak, kita lepaskan itu tetapi karena ini sudah
menjadi materi persidangan maka kita bicarakan. Pertama, kami melihat bahwa yang
disampaikan oleh Pansus itu mengandung resistensi ya, mungkin bisa muncul pada
subjektivitas nah sedangkan yang diinginkan oleh pembicara tadi dalam hal ini Bu Anna
memang dia agak rumit pemilihannya, akan berkepanjangan nah tetapi begini, kita berbeda
dengan DPR di sana ada fraksi, kita tidak ada fraksi. Nah kemudian ini hak memilih dan
dipilih adalah merupakan kedaulatan pribadi yang tidak boleh diwakilkan ke orang lain,
sekali lagi hak memilih dan dipilih itu adalah kedaulatan pribadi yang tidak bisa diwakilkan
pada orang lain.
Mohon maaf, Pimpinan Alkel itu bukan untuk mewakili kedaulatan kita dalam hal
memilih Pimpinan tetapi dia adalah merupakan alat kelengkapan untuk mengurus yang
menjadi beban tugas dari DPD RI. Nah oleh karena itu kami melihat terlepas dari Undang-
Undang di atasnya tapi dalam konteks demokrasi, ini sebenarnya keliru, keliru kalau
misalnya ada calon kita mewakilkan kepada alat kelengkapan untuk menyeleksilah kalau
bahasa saya. Ini keliru secara demokrasi. Oleh karena itu singkat saja apakah kita bertahan?
Apakah kita memilih yang disampaikan oleh Pansus atau yang disampaikan oleh Bu Anna?
Dalam hal ini kita kembalikan sebagaimana proses pemilihan wakil DPD tapi ..... (tidak jelas
terdengar, red) saya adalah saya lebih setuju setiap orang memilih tanpa diwakilkan kepada
lembaga atau sub lembaga. Nah karena sekali lagi, Pimpinan Alkel bukan untuk itu, bukan
untuk mewakilkan kedaulatan kita memilih pimpinan. Nah tentang prosesnya silakan seperti
apa. Nah ini lebih jelas secara demokratisnya. Terima kasih
Wassalamualaikum.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD
RI)
Saya satu kali lagi Pak Ketua, Pak Pimpinan.
Bolehkah saya usulkan kepada Pimpinan dan kepada Bapak Ibu semua, kerja kami di
Pansus ini rasanya sudah cukup panjang, bahkan kemarin di Panmus saya sudah disindir oleh
teman sendiri juga kalau saya boleh tawarkan Pimpinan dan hadirin sekalian dan usulkan
sekalian ditetapkan ini tatib yang baru kecuali pasal 342, setuju itu ya. Jadi pasal 342 saya
atas nama Ketua Pansus tidak usah dulu ditetapkan karena saya masih sulit juga menerima
usulan perubahan dari ibu Ana dan didukung oleh sejumlah yang lain tentu saya harus
pertahankan rumusan Pimpinan rumusan Pansus bahkan saya sudah coba melakukan
perubahan sedikit dari rumusan Pansus itu dengan kata memproses tetapi kelihatannya juga
susah dipahami maka agar ada kesimpulan maka saya mengusulkkan ada keputusan hari ini
hasil kerja kami serta maka saya usulkan ditetapkan ini perubahan tatib pengesahan tatib baru
ini kecuali pasal 342.
Terima kasih Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
50
Jadi usulan dari Ketua Pansus bahwa sebentar dulu sebentar disahkan dulu karena
yang menjadi persoalan adalah pasal 341 342 kecuali itu toh juga itu kalaupun itu nanti kita
sempurnakan ya nanti kalau persyaratan yang tadi dipenuhi. Kalau tidak ya tetap ya
nganggur. Oleh karena itu ada tawaran dari Ketua bagaimana kalau kita sah kan dulu karena
masalahnya begini sudah terlalu lama tambahan Pimpinan DPD itu kan dibandingkan dengan
MPR dan DPR yang sudah berjalan di kira nanti kita menghambat proses MD3 karena ini
harus berjalan ni yang pemilihan Pimpinan DPD harus berjalan yang MPR kan ya kalau
terjadi kalau tidak kan,
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Pimpinan boleh saya tambahkan sedikit, saya pikir apa yang telah diusulkan tentang
penghapusan pasal 342 tentunya kembali lagi kepada apa yang telah disampaikan oleh Pak
Oesman Sapta bahwa masalah kesehatan tapi mungkin sekarang bisa dilanjutkan. Kalau
memang seseorang menjadi Pimpinan 2 lembaga negara tidak dilarang oleh undang-undang.
Saya pikir tergantung orang yang bersangkutan tetapi kalau memang dikatakan di sini bahwa
yang bersangkutan dalam hal ini Pak Oesman Sapta mengatakan alasan kesehatan kemudian
tidak saya sependapat dengan Pak Ajiep kita bertanya lagi kepada Pak Oesman Sapta kalau
memang demikian silakan kalau tidak di draf pasal 342 ini, terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Jadi kelihatannya sudah mengerucut Pak Pasek kalo dilihat.
PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (KETUA PURT DPD RI)
Tidak, ini saya hanya mengingatkan satu hal begini Pimpinan, kalau ada 1 yang di
tinggalkan itu kan sifatnya kembali lagi ini aturan peralihan bukan aturan ketentuan umum
yang berlaku dari awal sampai akhir ini harus diingat, ini aturan peralihan itu pertama aturan
ini sifatnya konstitusional bersyarat hanya periode sekarang saja seandainya itu ada. Jadi ada
sifatnya kalau dia ada bisa berlaku maka kalau tidak dia akan tetap ada di situ itu satu, yang
kedua, tolong hilangkan tafsir seakan akan orang orang di pansus ini tidak mengerti
demokrasi bahwa mereka tuh punya hak dipilih dan memilih itu semua Anggota jangan
sampe berpikir suúdzan seperti itu ini adalah soal bagaimana kami mencoba membandingkan
dengan kamar sebelah biar ada mekanisme, kami tahu bukan Alkel yang memilih bukan
pimpinan yang milih tetapi ada yang ngurus sebelum pemilihan dibawa ke paripurna
sehingga saya kira kalau misalnya disetujui idenya Pak Ajiep tadi bahwa mekanisme proses
itu mirip kaya di Panmus sebenernya mereka rapat kan hanya ketika pimpinan dengan alat
kelengkapan ini rapat kan sama mirip dengan rapat Panmus di sanalah kemudian di proses
kalau seandainya muncul persyaratan ini terjadi gitu loh. Ada pergantian pimpinan MPR
terjadi baru dia muncul di siapkan saja itu tetapi tinggal bahasanya disesuaikan dengan
aspirasinya Bu Ana tadi bahwa tetap bahwa kewenangan pemilihan itu ada di paripurna
bukan di pimpinan Alkel bodoh sekali kita ni membuat tatib melanggar hal hal yang prinsip
dalam demokrasi sepertinya kita engga ngerti sekali engga lah maksudnya tuh disitu gitu loh
jadi biar clear.
Jadi saya usulkan itu tetap saja ada sehingga selesai pansusnya tidak ada lagi beban
hanya ngurus satu pasal lagi kemudian kalau terjadi misalnya besok Pak Ketua
mengundurkan diri sebagai wakil ketua MPR karena yang di sampaikan Bu Ana tadi
misalnya ada temuan soal rangkap jabatan dan sebagainya kemudian jadi polemik itu tidak
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
51
ada payung hukum lagi, masa bikin pansus tatib lagi saya kira itu kalau mau dipake ketentuan
umum pemilihan dia tidak bisa karena mekanismenya berbeda dia sifatnya aturan peralihan
usul saya adalah dimasukkan idenya Bu Ana dengan bahasanya Pak Ajiep tadi dari kata
menetapkan menjadi memproses kemudian pemilihan kembali di paripurna nah selesai semua
diketok selesai pansus selesai saya sebagai pimpinan pansus tidak mau lagi ada beban masih
tersisa pekerjaan yang belum selesai kita mau maju pemilu lagi, terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Terima kasih Pak Pasek, saya kira sudah.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL RAHMI (KALBAR)
Sedikit sedikit karena tadi langsung kepada saya yang dimaksudkan, terima kasih.
Saya tidak menganggap Pansus tidak pandai demokrasi yah tapi kita juga bukan tidak paham
apa yang dimaksud Pansus. Sekarang begini ya kalau Alkel bersama Pimpinan bersepakat
misalnya hanya 1 orang diajukan kita mau milih apa sekalipun bahasanya memproses yang
tadi Pimpinan Pak Oesman mengatakan bisa 1 bisa 2 bisa 3 tapi kalau Alkel bersepakat
bersama 1 orang diajukan menetapkan tidak lagi ada pemilihan kita juga paham itu terima
kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Oke jadi saya kira sudah mengerucut ini, kalau boleh,
PEMBICARA: dr. DELIS JULKARSON HEHI, MARS (SULTENG)
Pimpinan izin. B-100.
Terima kasih.
Saya pikir apa yang disampaikan oleh teman-teman Bang Mi dan Pak Pasek ini sudah
sama saja Pimpinan, kita tahu sepakat bahwa forum pengambilan keputusan di sini adalah
Paripurna. Artinya kalau Ketua tadinya dalam pasal peralihannya ditetapkan misalnya tidak
sesuai dengan aspirasi Anggota itu bisa dibatalkan di Paripurna walaupun pimpinan Alkel
semua sudah sepakat karna keputusan tertinggi ada di paripurna dan itu bisa mementahkan
keputusan apapun itu alat kelengkapan termasuk keputusan pimpinan lembaga ini. Jadi saya
pikir saya sepakat dengan apa yang disampaikan dengan teman-teman semua dengan Ibu Ana
tadi dan juga Pak Pasek tadi ini kan aturan peralihan yang bisa dipakai atau tidak. Ada
kekhawatiran kita ketika ini tidak kita masukan, kemudian ternyata ada kondisi yang
membuat harus terjadi pergantian misalnya kita tidak perlu merumuskan membentuk Pansus
Tatib baru lagi hanya untuk 1 pasal itu ini kan hanya pasal jaga-jaga dalam pasal pelarian bisa
digunakan bisa tidak digunakan nah saya sangat setuju kalau Pansus Tatib ini harus selesai
masa kerjanya kasian terlalu panjang kerjanya anggaran banyak sementara kebutuhan kita
kuasai yang lain jiuga lebih besar sampai kita pangkas kiri kanan.
Nah saya usulkan ini tetap saja kan namanya pasal peralihan bisa digunakan bisa tidak
nah ketakutan kita kekhawatiran kita bahwa nantinya itu dalam forum pimpinan Alkel ada
keputusan 1 misalnya saya pikir itu bisa dimentahkan di Paripurna karena Paripurna adalah
pengambilan keputusan tertinggi di lembaga ini bukan rapat Pimpinan Alkel. Saya pikir
seperti itu, saya setuju dengan … (tidak jelas terdengar, red).
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
52
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Pak Bambang, silakan.
PEMBICARA: Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H., M.H. (JAWA TENGAH)
Ya terima kasih sebenarnya mari kita fokuskan saja persoalannya, bukan tidak boleh
pakai aturan peralihan, boleh, yang kita persoalkan adalah kekhawatiran Pimpinan-Pimpinan
Alkel bisa menyeleksi orang, itu yang jadi masalah. Kalau memang mau itu nanti disepakati
Bu Ana tadi disepakati disesuaikan dengan cara pemilihan DPD selesai, itu sebenarnya
persoalannya, jadi jangan dengan berbagai alasan tetap saja diberikan kewenangan untuk
menyeleksi itu yang dikhawatirkan jadi semua punya hak semua itu ya semua boleh silakan
di atur bagaimana mengerucutkannya tetapi jangan sampai ada orang kehilangan haknya
karena kebijakan orang lain gitu loh ini yang dipersoalkan Pak kegelisahannya di situ kalau
itu ini selesai udah tidak ada masalah.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Saya boleh tambah sedikit Pak, di sini Pak 117 Anna Latuconsina Maluku 117 Pak,
mohon tambahan.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Oh ya silakan Bu Ana.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Ya.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Kalau boleh Pak Idris dulu, boleh. Pak Idris dulu kalo Bu Ana kan sudah berkali-kali.
PEMBICARA: Drs. H. MUHAMMAD IDRIS S. (KALTIM)
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Pimpinan yang kami muliakan, teman-teman semua yang kami hormati, tanpa
mengurangi rasa hormat kami kepada Ketua dan kepada seluruh Pansus yang telah bekerja
keras dengan waktu yang cukup lama, kita kami sangat menghargai itu tetapi perasaan saya
tidak juga mengurangi rasa simpatik kalau misalnya kita sudah mendengarkan beberapa
argumentasi penjelasan dari teman-teman bahwa lebih bagus diproses dari awal Pak. Artinya
setiap Anggota berhak mendaftarkan diri sebagai calon Pimpinan MPR RI. Kalau itu
misalnya dikehendaki nanti kalau sudah didaftarkan dijaring seperti itu baru
dimusyawarahkan dan dimufakati siapa yang terbaik dan siapa yang disepakati dan semua
yang sudah mendaftarkan diri itu jadi sepakat saya Pak tidak usah melalui Ketua dan alat
kelengkapan serahkan saja pada Anggota saya kira lebih bagus lebih demokrasi tidak
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
53
melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan. Saya kira tidak mengurangi rasa hormat kami
kepada seluruh Ketua dan Panmus yang telah bekerja keras.
Terima kasih Pak.
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Baik a..
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Saya tambah sedikit. Saya sudah duluan tadi Pak.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Silakan Bu Ana.
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)
Saya sudah duluan tadi Pak, yah mungkin konkret saja sebagaimana tadi sudah
disampaikan oleh Pak Idris dari Kalimantan timur, saya pikir kita kembalikan lagi pasal ini
dengan tata cara seperti pasal 341 kan tidak ada sesuatu yang memberatkan ya. Saya sangat
paham ini hanya aturan peralihan yang mengatur keadaan saat ini, tidak berlaku yang akan
datang tetapi kita semua mempunyai hak yang sama. Nah kalau memang apa yang di
sampaikan tadi oleh pak Pasek kan tidak ada masalah juga telah diusulkan oleh Pak Pasek
untuk membetulkan kalimat-kalimat di dalam pasal ini agar tidak terjadi multitafsir atau salah
penafsiran. Jadi itu yang kami usulkan.
Terima kasih.
PEMBICARA: A.M. IQBAL PAREWANGI (SULSEL)
Usul Konkret Pak.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Pak Iqbal silakan.
PEMBICARA: A.M. IQBAL PAREWANGI (SULSEL)
Terima kasih.
Terkait pasal 342 saya juga sepakat kalau diefektifkan prosesnya untuk Pansus
selesai, kalau bisa diselesaikan tetapi untuk 342 konkretnya adalah saya mengusulkan pada
ayat 3 itu bunyinya menjadi dalam hal tidak tercapainya mufakat sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 maka langsung saja dilakukan voting kembali ke mekanisme itu jadi tidak lagi
ada istilah bla bla bla menetapkan menyepakati atau memproses yang ada adalah dalam hal
tidak tercapai mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 maka di lakukan voting itu poin 3
lalu yang ke 4 dengan demikian ada sedikit penyesuaian calon pimpinan MPR dari unsur
DPD dimaksud jadi hilang kata-kata yang disepakati jadi calom pimpinan MPR RI dari unsur
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
54
DPD dimaksud pada ayat 3 di tetapkan dalam sidang paripurna, usulnya konkret seperti itu
Pak terima kasih banyak.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Ini sudah ketemu ini, yah. Baiklah forum juga lebih banyak sesuai dengan usulan Pak
Iqbal ya, setuju.
PEMBICARA: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA DPD RI)
Mohon maaf, sebelum diketok tolong dengan kata-kata bahwa Pansus ditetapkan
dengan catatan, terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
Berarti Pansus ini ditetapkan dengan catatan perubahan sesuai dengan yang diusulkan
Pak Iqbal, setuju?
PEMBICARA : ANGGOTA DPD RI
Setuju.
PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si
(WAKIL KETUA DPD)
KETOK 2X
Terima kasih.
Sidang yang mulia dengan telah disahkannya tata tertib DPD RI yang baru dengan
catatan, dengan catatan yang tadi kita sudah sepakati maka telah memenuhi ketentuan tatib
tentang penambahan 1 orang unsur Pimpinan DPD RI. Telah disepakati pada rapat Panmus
kemarin bahwa kita akan mengagendakan sidang paripurna luar biasa untuk pemilihan 1
orang unsur pimpinan DPD RI pada tanggal 31 Mei 2018.
Sidang dewan yang mulia pada rangkaian akhir sidang paripurna ini kami kembali
mengingatkan agar seluruh Anggota dapat menegakan disiplin pelaksanaan jadwal kegiatan
komite dan alat kelengkapan lainnya maupun jadwal perorangan dengan patuh dalam
melaksanakan jadwal sebagaimana yang telah diputuskan di rapat Panmus ini. Hal ini pada
akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja sekaligus menghindari dari tumpang tindih
agenda kerja antaralat kelengkapan. Perlu pula kami sampaikan bahwa Pimpinan telah
menerima surat dari BPK RI Nomor 251s/X/05/2018 tertanggal 18 Mei 2018 perihal
permohonan waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan
pemerintah pusat tahun anggaran 2017. Menindaklanjuti hal tersebut rapat Panmus telah
memutuskan pelaksanaan Sidang Paripurna Luar Biasa DPD RI dalam rangka penyampaian
laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun anggaran 2017 yaitu
pada hari Kamis juga tanggal 31 Mei 2018 jadi pada hari yang sama. Selain itu pada tahun ini
kita kembali akan melaksanakan sidang bersama DPR dan DPD RI sebagai salah satu agenda
penting kenegaraan sebagaimana konsensus yang telah disepakati tuan rumah pelaksanaan
sidang bersama dilakukan bergantian antara DPD dan DPR, untuk tahun 2018 ini DPR RI
SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-13 MS V TS 2017-2018
SELASA, 22 MEI 2018
55
yang akan menjadi penyelenggara pelaksanaan sidang tersebut untuk itu kami meminta
dukungan seluruh Anggota terhadap suksesnya pelaksanaan sidang bersama pada tahun ini.
Selain informasi hasil kesepakatan Panmus kemarin kami sampaikan bahwa kita akan
melaksanakan kegiatan berbuka bersama dengan mengundang seluruh Pimpinan Lembaga
Negara termasuk Presiden dan Wakil Presiden yaitu pada tanggal 1 Juni 2018. Untuk itu
kami minta kehadiran anggota DPD RI kita semua jadi tuan rumah pada kegiatan yang
dimaksud. Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah sidang paripurna ke-13 kami tutup.
Wabillahitaufik walhidayah.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Shalom.
Om shanti shanti shanti Om.
Namo Buddhaya.
KETOK 3X
SIDANG DITUTUP PUKUL 14.16 WIB