Post on 08-Mar-2019
DESAIN EKSTERIOR DAN INTERIOR TREM SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA SOLO DENGAN KONSEP AMAN, NYAMAN, DAN IKON SOLO BERTEMA EKLETIK Muhammad Iqbal
Jurusan Desain produk industry, FTSP ITS
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Abstrak
Pengembangan moda transportasi berbasis Trem di Kota Solo adalah salah satu bentuk pengembangan transportasi yang terangkum dalam moda trasportasi Solo trans.Trem merupakan moda transportasi yang paling efisien serta merupakan solusi untuk mengurangi kemacetan di beberapa kota di indonesia, di berbagai negara hingga saat ini masih mengoperasikan Trem. Trem akan di operasikan dari Stasiun Solo balapan menuju Stasiun Wonogiri dengan jarak tempuh 29,7 km dengan waktu tempuh 30 menit dari stasiun Solo balapan. dengan perkiraan 5 ribu orang perhari, tujuannya untuk memperlancar pergerakan perekonomian di kota Solo, serta mengalihkan kendaraan pribadi ke kendaraan umum sehingga angka kemacetan bisa di tekan.
Abstact
Development of tram based modes of transportation in the city of Solo is one form of transportation development are summarized in the mode of transportation trans.Trem Solo is the most efficient mode of transportation as well as a solution to reduce congestion in some cities in Indonesia, in many countries to this day still operates the Tramway . Trams will operate from Station to Station Wonogiri Solo racing with the distance of 29.7 km and takes about 30 minutes from the station Solo balapan. with an estimated five thousand people per day, aim to facilitate the movement of the economy in the city of Solo, as well as the transfer of private vehicles to public transport so that the numbers could jam in the press.
KATA KUNCI
Cepat, Aman,Nyaman, Efisien
PENDAHULUAN
Kota Solo akhir – akhir ini sering terjadi kemacetan yang luar biasa, hampir setiap hari selalu
terjadi kemacetan, akhirnya perjalan sangat terganggu mengakibatkan banyak orang yang
terlambat / datang tidak tepat waktu, kemacetan terjadi terutama pagi hari pada pukul 7.00 -
9.00 dan di sore hari pada pukul 16.00 – 18.00. Tak heran kemacetan lalu lintas di Solo mulai
menjadi pemandangan biasa, diprediksi kan bahwa pada tahun 2015 mengalami kemacetan
total1
"Masyarakat yang biasanya naik angkutan umum, kini lebih memilih kredit kendaraan roda
dua karena efisien dan cepat dengan pengeluaran yang hampir sama,"
, prediksi itu sudah di depan mata karena semua jalan di kota ini setiap hari tidak bebas
dari macet. Sangat mungkin masalah lalu lintas ini lebih cepat terjadi jika tidak ada kebijakan
luar biasa dari pemerintah kota Solo untuk menjawab permasalahan tersebut perlunya adanya
kebijakan pemerintah untuk mengimbangi volume pertumbuhan kendaraan.
Menurut data dari Dispenda dan Bappeda Solo pertumbuhan kendaraan rata – rata per tahun
(2005-2009) mencapai 5,14 persen dengan angka pertumbuhan jumlah kendaraan di periode
yang sama mencapai 65.543 kendaraan per tahun. Jumlah ini belum termasuk kendaraan dari
luar kota Solo yang masuk meramaikan lalu lintas kota ini. Sepeda motor tercatat paling
tinggi tingkat pertumbuhannya yakni mencapai 8,6 persen pertahun atau setiap tahun terdapat
83.295 sepeda motor baru. Sementaraa data Bappeko (2008 – 2009 ) juga mencatat rata – rata
jumlah kendaraan yang menuju pusat kota Solo mencapai 6.509 kendaraan per jam.
Masyarakat luas beranggapan kemacetan terjadi akibat dari angkutan umum yang berlalu -
lalang berhenti di tepi jalan sembarangan akibtanya jalanan terhambat, polusi udara semakin
memburuk. Pertumbuhan angkutan umum dan kendaraan pribadi berbanding terbalik tidak
setara, kendaraan umum pertumbuhannya kurang dari 5 % persen sedangkan volume
peningkatan kendaraan pribadi yaitu kendaraan roda dua mencapai 22% per tahun,
sedangkan roda empat 14% per tahun.
Pesatnya pertumbuhan itu karena sejumlah lembaga pembiayaan gencar mengucurkan kredit
pembelian kendaraan roda dua dengan uang muka ringan.
2
1 Kris Razianto Mada, KOMPAS / senin 11 oktober 2010
2Agus Maimun, SURABAYA, KOMPAS.com
. Selain itu,
meningkatnya volume kendaraan roda dua juga dikarenakan adanya kendaraan bermotor yang
berasal dari luar provinsi. Namun, kalau Raperda Pajak Daerah disahkan, maka pemilik
kendaraan dari luar provinsi akan dikenai pajak di Jateng. Kebijakan ini perlu diterapkan
karena kondisi jalan banyak yang rusak akibat meningkatnya volume kendaraan.Untuk itu,
perlu regulasi khusus untuk pemilik kendaraan yang telah lama merantau di Jateng.Di bawah
ini adalah tabel yang menunjukkan jumlah kendaraan per tahun di Solo.
Oleh karena itu diperlukannya alternatif sarana transportasi agar Sehingga penggunaan Trem
sebagai salah satu sarana transportasi masal di kota-kota besar maupun kawasan yang
mengelilinginya, terbukti efektif untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di kota besar. Di
negara maju banyak pengguna kendaraan pribadi yang beralih menggunakan Trem, sehingga
beban kemacetan pada jalan-jalan di kota besar dapat dikurangi dan emisi gas buang yang
dihasilkan kendaraan pun dapat ditekan. Oleh karena itu, kesemrawutan lalu lintas kota-kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Jogya, Solo dan beberapa kota lainnya,
TUJUAN DAN MANFAAT PERANCANGAN
a. Menghasilkan sebuah trem yang dapat mengakomodasi penumpang semaksimal mungkin
sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta mampu memberikan rasa nyaman dan aman.
Sehingga dapat membantu penumpang menjalakan aktifitasnya dengan baik setelah
menggunakan trem,tidak menganggu dan menambah beban jalan raya serta menggunakan
teknologi yang ramah lingkungan.
b. Merancang moda angkutan umum perkotaan yang cepat, mudah, dan tepat waktu, tidak
berlama – lama menunggu serta berkarakter lokal Solo yang akan menjadi sebuah icon /
identitas baru untuk menambah citra maupun daya tarik kota Solo yang pada akhirnya minat
dan perhatian masyarakat untuk menggunakannya sehingga dapat mengurangi jumlah
kendaraan pribadi.
c. Perancangan dengan konsep Kemudahan akses,Kenyaman, Keamanan, dan Image menarik
sebagai icon kota solo. Tema yang di angkat dalam perancangan moda transportasi Trem Solo
ini adalah ekletik yaitu pengabungan antara seni tradisional dengan seni modern, Kota solo
yang identik dengan batik yang akan di aplikasikan ke dalam eksterior maupuni interior trem.
d. Membuat alternatif desain Trem kota sebagai sarana transportasi kota solo disesuaikan
dengan aspek – aspek yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota solo
MASALAH
Permasalahan Ekterior
• Permasalahan utama yang didapat dari Trem generasi pertama ini adalah
Eksteriornya yang kurang menarik dan tidak mengikuti tren desain Trem yang
berkembang saat ini maupun yang akan datang, selain itu desain eksterior yang
digunakan belum mewakili dan mencerminkan desain trem sebagai angkutan
moda transportasi nasional sehingga kurang layak untuk diperkenalkan kepada
masyarakat luas yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap tampilan eksterior
Trem. Bentuk eksterior trem ini masih cenderung seperti desain 1990an dimana
bentukannya merupakan bentukankubistis yang diberi rounded minimalis dengan
penerapan garis yang masih tegas padabody line.
Permasalahan Interior
1. Tidak adanya sandaran kepala sama sekali yang berfungsi untuk relaksasi leher
pengemudi / masinis , dan membuat suasana mengendarai kendaraan ini menjadi
kurang nyaman.
Sumber :dokumentasi pribadi PT.INKA
Gambar 1 : Trem hasil buatan INKA masih dalam proses pengembangan
2. Komponen Electrical,Panel kontrol / dashboard perlu di desain ulang di sesuaikan
dengan antropometri serta menjadi kesatuan bentuk dengan eksterior nantinya dan
sebisa mungkin untuk memanfaatkan ruang yang ada.
(a) (b) (c)
Keterangan :
a. Dashboard / Panel kontrol
b. Indikator Electrical dan indikator mesin
c. Tempat penyimpanan peralatan
3. Warna interior yang tidak cocok dengan warna eksterior. Dan warna seat yang tidak
menyatu dengan warna door, top panel, dan lantai. Sehingga menyebabkan tampilan
kurang menarik dan terkesan tidak tertata.
Gambar 2 : Kursi Masinis
Gambar 3 : Interior kabin masinis
PEMBAHASAN Untuk mencapai pendekatan solusi dari berbagai identifikasi masalah yang muncul, ada
beberapa analisa yang harus dilakukan antara lain:
Gambar 4 : Interior penumpang
Positioning
Gambar 5 : Positioning Trem kota terhadap sarana transportasi publik
Positioning trem kota dibandingkan dengan angkutan publik lainnya (kompetitor) yang beroperasi di kota solo adalah :
a. Rencana realisasi trem menggunakan sistem operasi yang terjadwal dan berjalan tanpa berhenti, tanpa perlu mengisi bahan bakar karena sumber utamanya adalah listirk
b Dikarenakan segment penumpang dan potensi wisata trem kota ini sangatllah bagus maka interior trem harus lebih baik dari moda transportasi lainnya
c, Trem merupakan sarana alternatif dalam kota karena rutenya lebih flexsible di bandingkan dengan batik solo trans
d. untuk perbelakuan tarif, trem kota memilik tarif diatas tarif bus batik solo trans namun masih lebih murah di bandingkan dengan taksi, hal ini mengingat kelancaran akses dan terjadwalnya headway antar trainset
ANALISA AKTIFITAS
Studi dan analisa aktifitas mempelajari keseluruhan aktifitas yang dilakukan pengguna terhadap Trem Kota mulai dari aktifitas pra perjalanan, aktifitas perjalan (masinis dan penumpang), peletakkan/penyimpanan barang dan aktifitas maintenance (perawatan). Aktifitas tersebut memiliki beberapa atribut yang diperhitungkan yaitu seberapa lama aktifitas dilakukan, berapa langkah yang dilalui pengguna untuk menyelesaikan sebuah aktifitas dan kebutuhan apa yang sudah dipenuhi dan belum terpenuhi oleh Trem INKA generasi pertama
Tabel dibawah ini adalah klasifikasi aktifitas –aktifitas yang dilakukan oleh
calon penumpang, maupun staff :
Gambar 6 :Klasifikasi aktifitas. Sumber : dokumen pridbadi
Sumber :dokumen pribadi
Gambar 7 : Urutan aktifitas penumpang Trem berikut aktifitas kritis yang menyertainya.
Analisa kebutuhan
Objective tree
Atibut produk di tujukan untuk mengetahui secara detail kebutuhan penumpang saat
beraktifitas dalam perjalanan yang dilihat berdasarkan tingkat keperluan konsumen terhadap
trem yang dijadikan fasilitator bagi masyarakat yang mengunakannya. Studi kebutuhan
Gambar 8 :Objective tree
diperoleh dari beberapa aspek yang berhubunagn langsung dengan konsumen untuk
dijadikan parameter bagi desain eksterior - inerior trem Solo - Wonogiri
Gambar 9 :Desain atribut
Analisa daya tampung penumpang
untuk mendukung konsep nyaman, aman dan new image pada sebuah trem solo -
wonogiri di tentukan dari presentasi kebutuhan penumpang sebagai berikut :
Gambar 9 :Prosentase calon penumpang
Studi dan Analisa Dimensi dan Volume
Studi dan analisa dimensi dan volume membahas mengenai barang bawaan yang
paling sering dibawa pengguna. Kemudian disimpulkan ukuran/dimensi rata-rata yang akan
diimplementasikan dalam kebutuhan bagasi pada Trem INKA generasi kedua. Dari
kesimpulan ukuran dan volume kebutuhan tersebut akan timbul permasalahan dan solusi yang
dapat ditawarkan untuk tiap masalah yang ada dengan studi dan analisa lanjutan yaitu
ergonomi dan antropometri dan konfigurasi.
4.5.1 Barang Bawaan
Kuesioner yang diisikan oleh calon pengguna Trem INKA generasi kedua
menghasilkan data mayoritas barang bawaan yang dibawa. Dengan rute perjalanan di dalam
kota, mulai dari bekerja, ke tempat perbelanjaan hingga rekreasi. Data yang didapat adalah
sebagai berikut :
4.5.2 Dimensi yang Dibutuhkan
Mayoritas barang bawaan menjadi standar untuk menentukan dimensi dan volume
ruang bagasi yang dibutuhkan. Barang-barang yang paling sering dibawa tersebut
dimasukkan dalam empat kategori dan ukuran-ukurannya (panjang x lebar x tinggi) sebagai
berikut :
Barang pada gambar digolongkan sangat kecil dan bukan merupakan barang yang
diletakkan dalam ruang bagasi. Barang-barang seperti teelepon seluler, air mineral, soft drink
dan makanan merupakan barang-barang yang memiliki storage khusus.
Barang berukuran kecil adalah barang yang ringan dan mampu diangkat dengan
mudah. Biasanya diletakkan di sebelah/di pangku pengguna maupun di bawah.
Gambar 10 :Barang bawaan pengguna
Gambar 11 :Barang bawaan ukuran sangat kecil
Gambar 12 :Barang bawaan ukuran kecil
Gambar 13 :Barang bawaan ukuran medium
Barang-barang berukuran medium masih digolongkan barang yang dapat
diletakkan di dekat pengguna, namun jika tdiak ingin beresiko beberapa barang dapat
diletakkan bagasi.
Barang-barang berukuran besar adalah barang-barang yang berat dan berbahaya
bagi material tempat duduk jika diletakkan di atasnya. Barang-barang ini diletakkan pada
bagasi.
Setelah mengetahui ukuran masing-masing barang di atas dan penggolongannya,
maka ditentukan bahwa yang menjadi dasar ukuran minimal bagasi sehingga dapat secara
optimal menampung kebutuhan bagasi adalah barang ukuran besar dan medium. Dari sini
akan langsung diukur rata-rata panjang, lebar dan tinggi barang berukuran besar yang harus
diakomodasi oleh bagasi Trem INKA generasi kedua dihitung dari terbesar dijumlahkan
dengan terkecil kemudian dibagi dua..
1. Panjang : (600 + 480) / 2 = 540 mm
2. Lebar : (490 + 250) / 2 = 370 mm
3. Tinggi : (250 + 180) / 2 = 215 mm
Setelah pengukuran didapatkan dimensi dan volume optimal unuk sebuah ruang
bagasi Trem INKA agar memenuhi kebutuhan satu barang besar pengguna adalah 540 x 370
x 215 mm atau setara dengan 43 liter. Sementara untuk barang berukuran medium :
1. Panjang : (440 + 300) / 2 = 370
2. Lebar : (320 + 290) / 2 = 305
3. Tinggi : (170 + 110) / 2 = 140
Maka volume kebutuhan untuk barang berukuran medium pda ruang bagasi adalah
370 x 305 x 140 yang setara dengan 16 liter.
Gambar 14 :Barang bawaan ukuran besar
Dibawah ini adalah gambar alternatif desain bagasi yang nantinya akan di aplikasikan
ke dalam interior kabin trem
ide bentuk di ambil dari bentuk batik parang rusak,yang kemudian di sederhanakan
lagi. bentuk detail bagasi akan menjadi sebuah aksen untuk ruang interior
Analisa LOPAS (Layout & Pax Accomodation)
Menampilkan layout yang menunjukkan pembagian daerah tempat aktivitas manusia di dalam Trem. Dengan menunjukkan layout interior dan blocking area dari Trem eksisting dan beberapa layout alternatif. Dimana dari layout yang ada dilakukan perbandingan kapasitas daya tampung dan kecepatan akses penumpangnya. Layout yang menjadi obyek perbandingan mengacu pada konsep dasar desain Trem, dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Layout tempat duduk : longitudinal 2. Spesifikasi teknis
Jenis pintu : sliding door (double leaf) Mekanisme pintu : automatic Stroke pintu : 650 mm x 2 Jumlah pintu : 1
Train car (Tc) : 2 buah (1 buah di kabin penumpang, 2 buah di kabin masinis)
Motor car (Mec) : 6 buah. 3. Pada artikulasi
Jenis pintu : sliding door Mekanisme pintu : manual / auotomatic Stroke pintu : 970 mm Jumlah pintu : 2 buah (Tc), 1 buah (Mec)
Layout Alternatif 3
Pada layout alternatif 3 ini tetap menggunakan dasar konfigurasi longitudinal, yang dikombinasikan dengan beberapa tempat duduk menghadap depan (transversal). Pad layout posisi penumpang searah dengan arah jalannnya trem sehingga mudah melihat rute, jalanan, kondisi sekitar.
Kapasitas tempat duduk : 30 orang
Kapasitas berdiri : 20 orang (maksimum).
Sedangkan untuk kemampuan daya tampung normal adalah :
85% x 50 orang = 52 orang.
Parameter Bobot
(%)
Alternatif
1
Alternatif
2
Alternatif
3
Kemudahan
sirkulasi
25 % 25% x 3 =
75
25% x 2 =
50
25% x 4 =
100
Kemudahan
perawatan
25 % 25% x 3 =
75
25% x 4 =
100
25% x 4 =
100
Kemudahan
visualisasi
20 % 20% x 2 =
40
20% x 3 =
60
20% x 3 =
60
Keamanan
penempatan
30 % 30% x 4 =
120
30% x 3 =
90
30% x 4 =
120
TOTAL POINT 310 300 380
Index ( 4 = bagus, 3 = rata-rata, 2 = biasa, 1 = buruk )
Kesimpulan :
Setelah melakukan pembobotan alternative desain kursi penumpang diperoleh parameter
yang sesuai dengan alternatif – alternatif. Total point yang memiliki nilai tertinggi dijadikan
alternatif terpilih. Alternatif 3 yang memiliki point tertinggi.
Gambar 15 Final Desain
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 16 Pembobotan alternatif
Analisa Trend Bentuk
Analisa trend bentuk di tujukan untuk untuk menganalisis trend bentuk - bentuk yang sedang
berkembang di indonesia maupun di luar negeri, dan mengetahui selera keinginan konsumen
mengenai bentuk yang nantinya di aplikasikan ke trem solo sehingga akan menjadi sebuah
image yang baru
4.11 Analisa Warna
Anlisa warna ditujukan untuk menganalisis warna apa yang di aplikasikan utnuk interior dan eksterior trem. dimana nantinya warna - warna tersebut di pilih di sesuiakan dengan efek psychology calon penumpang agar warna tersebut dapat dirasakan dengan nyaman ketika berada di dalam ruang kabin. Efek warna pada eksterior dipilih warna yang kuat sehingga masyarakat dapat mengetahui dan agak menjaga jarak dengan trem agar tidak terjadi tabrakan maupun benturan
Gambar 17 : Final desain eksterior Trem