RPP Desain Eksterior Bangunan

14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Garut Mata Pelajaran : Menerapkan desain eksterior bangunan Kelas/ Semester : XII / 6 Alokasi Waktu : 4 x 45 A. Standar Kompetensi Menerapkan desain eksterior bangunan B. Kompetensi Dasar a. Menjelaskan konsep dan gaya eksterior bangunan C. Indikator Menjelaskan macam-macam konsep ekterior pada bangunan. D. Tujuan Pembelajaran. Setelah mempelajari kompetensi ini, siswa dapat : a. Menjelaskan macam-macam konsep dan gaya ekterior pada bangunan b. Memahami konsep dan gaya ekterior pada bangunan c. Menerapkan konsep yang telah dipelajari pada bangunan E. Materi Ajar Konsep dan gaya eksterior pada bangunan - konsep arsitektur klasik - konsep arsitektur minimalis - konsep arsitektur tropis F. Uraian Materi Konsep dan Gaya Arsitektur pada Bangunan 1. Konsep Arsitektur Klasik

Transcript of RPP Desain Eksterior Bangunan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Garut

Mata Pelajaran : Menerapkan desain eksterior bangunan

Kelas/ Semester : XII / 6

Alokasi Waktu : 4 x 45

A. Standar Kompetensi

Menerapkan desain eksterior bangunan

B. Kompetensi Dasar

a. Menjelaskan konsep dan gaya eksterior bangunan

C. Indikator

Menjelaskan macam-macam konsep ekterior pada bangunan.

D. Tujuan Pembelajaran.

Setelah mempelajari kompetensi ini, siswa dapat :

a. Menjelaskan macam-macam konsep dan gaya ekterior pada bangunan

b. Memahami konsep dan gaya ekterior pada bangunan

c. Menerapkan konsep yang telah dipelajari pada bangunan

E. Materi Ajar

Konsep dan gaya eksterior pada bangunan

- konsep arsitektur klasik

- konsep arsitektur minimalis

- konsep arsitektur tropis

F. Uraian Materi

Konsep dan Gaya Arsitektur pada Bangunan

1. Konsep Arsitektur Klasik

Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik medesain yang mengacu pada

zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode

Helenistik dan kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini

juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang berasal

dari Yunani.

Sejarah Arsitektur Klasik

Perkembangan arsitektur klasik dimulai pada regional arsitektur Yunani (+ 3000 –

30 SM). Arsitektur Yunani Kuno merupakan pondasi dari berbagai gaya

berikutnya yang berkembang diberbagai belahan dunia dan juga

menyumbangkan pemikiran yang paling pintar dan penampilan yang sempurna di

dalam tradisi Eropa Barat. Arsitektur pra-Yunani kuno sangat terkait dengan

kondisi bangsa Yunani yang kaya dengan mitologi dan seni. Hal ini nampak dari

fungsi dan bentuk bangunan utama sebagai bagian dari ritual pemujaan. Ideologi

kebudayaan masyarakat pra-Yunani kuno tersebut menjadi dasar terbentuknya

konsep nilai ke-estetika-an pada saat itu terfokus pada terciptanya bangunan-

bangunan megah dan besar sebagai upaya mendekatkan manusia terhadap

mitos dewa-dewi alam semesta.

Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan secara

formal. Arsitektur Klasik banyak dijumpai di benua Eropa. Dalam beberapa

alasan, jenis arsitektur ini dan dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tempat

berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi

rumah peribadatan) dan tempat berkumpul (balai kota, dsb). Untuk alasan kedua

dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin

dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit.

Gambar 1 :Rumah klasik dengan pilar yang tinggi dan ornament yang rumit.(sumber: www.interiormagazine.org)

Ciri-ciri bangunan berkonsep arsitektur klasik

Umumnya bangunan klasik memiliki ukuran yang melebihi kebutuhan

fungsinya.

Tata letak jendela yang teratur/monoton pada tampak depan bangunan,

dan komposisi bangunan yang simetris.

Memiliki kolom dan pilar yang tinggi menunjang.

Ornament, dan profil-profil pada list plang dan bingkai jendela disajikan

dalam seni Romawi atau Yunani kuno

Bahan yang biasa digunakan adalah bahan-bahan alam. Ex : penggunaan

batu alam dan marmer.

Atap Berbentuk segitiga

2. Konsep Arsitektur Minimalis

Arsitektur minimalis pertama kali mengemuka di Indonesia pada 1990-an dengan

model desain yang indah. Minimalis dalam arsitektur menekankan hal-hal yang

bersifat esensial dan fungsional. Bentuk-bentuk geometris elementer tanpa

ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Pertimbangan tata letak, bentuk

mengacu pada fungsi dengan meminimalkan ornamen atau bahkan tidak ada

ornament. Dasar fungsi yang diterapkan pada bangunan arsitektur minimalis

termasuk, fungsi ruang untuk kegiatan dan fungsi struktur konstruksi dalam

kualitas kerja yang presisi dan akurat.

Gambar 2 : Perumahan dengan konsep dan gaya minimalis.(sumber: http://rumahminimalis12.blogspot.com)

Eksterior dibentuk oleh sedikit komposisi masa yang sederhana, estetika

diberikan oleh perbandingan besar kecil yang harmonis, kombinasi tekstur

monoton dalam kesedarhanaan bentuk-bentuk geometris

Ciri- ciri bangunan bergaya arsitektur minimalis :

Bentuk bangunan geometris, garis-garis bidang lurus tegas, terlihat kaku,

dan titik-titik pertemuan menyudut.

Rumah tampil dengan bentuk seperti kotak dengan atap miring segi tiga

tegak lurus.

Rumah minim ornamen, terutama profil ukir- ukiran.

Bentuk kusen dan daun jendela dan pintu segi empat yang membuat

penampilan bangunan terlihat tegas.

Pengaturan harus ruang sangat efisien, fungsional, dan jelas hierarkinya.

Penghuni maupun tamu dapat mudah mengenali fungsi-fungsi ruang.

Pemakaian bahan sangat efisien, praktis, ringan tapi kokoh, dan

berteknologi tinggi.

3. Konsep Arsitektur Tropis

Salah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi

iklim tempat manusia berada tidak selalu menunjang aktivitas yang dilakukannya.

Aktivitas manusia yang bervariasi tertentu memerlukan kondisi iklim sekitar yang

bervariasi pula. Untuk melangsungkan aktivitas kantor, misalnya, diperlukan

ruang dengan kondisi visual yang baik dengan intensitas cahaya yang cukup,

kondisi termis yang mendukung dengan suhu udara pada rentang-nyaman

tertentu, dan kondisi audial dengan intensitas gangguan bunyi rendah yang tidak

mengganggu pengguna bangunan. Karena cukup banyak aktivitas manusia yang

tidak dapat dilakukan akibat ketidak sesuaian kondisi iklim luar, manusia

membuat bangunan. Dengan bangunan, diharapkan iklim luar yang tidak

menunjang aktivitas manusia dapat dimodifikasi diubah menjadi iklim dalam

(bangunan) yang lebih sesuai.

Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi terhadap

kondisi iklim tropis. Arsitektur tropis biasanya melihat kondisi suatu wilayah

menurut letak geografisnya. Letak geografis Indonesia yang berada di garis

khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan

penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari

memancar sangat panas. Dan sebaliknya, pada musim hujan curah huan sangat

tinggi. Dalam kondisi ikim inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan

arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan

kenyamanan bagi penghuninya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam arsitektur tropis adalah

memanfaatkan energi alam, terutama memadukan unsur udara dan cahaya

alami. Caranya adalah bagaimana agar dari pagi sampai sore itu tidak ada lampu

yang menyala. Semaksimal mungkin ruangan mendapat cahaya matahari dan

aliran udara.

Biasanya, rumah mengalami masalah jika tidak menyesuaikan dengan arsitektur

tropis ini. Belakangan ini kita banyak mengadopsi rancangan barat yang belum

tentu cocok dengan lingkungan kita. Jadi sebaiknya kembali arsitektur lokal,

karakter-karakter lokal, yang mempertimbangkan karakter iklim, suhu, hujan dan

lain-lain.

Gambar 2 : Rumah Tropis yang berkesan tradisional.(sumber: http://www.arsindo.com/umum/desain-arsitektur-tropis/)

Bagian-Bagian Bangunan Tropis :

1. View dan Orientasi Bangunan

Dari contoh-contoh study kasus desain bangunan tropis modern yang ada di

Indonesia pada saat ini, maka dapat disimpulkan ciri-ciri view dan orientasi

bangunan tropis adalah sebagai berikut:

Menghadap pada arah dimana sinar matahari diusahakan dapat

memasuki ruangan pada pagi hingga sore hari.

Ruangan dengan fungsi public atau pusat aktifitas berada pada

kawasan yang mendapat cahaya matahari langsung, dengan suatu

system pelindung yang menambah kenyamanan manusia.

2. Bahan-bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis

Sun Protection

Sun protection adalah suatu bagian memprotec atau menjaga bagian

dalam bangunan atau interior, dengan suatu system atau bahan, yang

dapat menambah kenyamanan .

Sun Shading

Sun Shading adalah suatu bagian penyaring sinar matahari pada

bukaan atau ventilasi ruangan, yang biasanya terdapat pada material

kaca atau penyangga ventilasi bangunan.

3. Window Radiation (radiasi jendela / bukaan)

Window radiation maksudnya pengaruh material atau system pada bukaan

atau jendela, baik terhadap lingkungan interior bangunan, ataupun

lingkungan luar / eksterior bangunan.

4. Karakter khusus lain bangunan tropis

Bangunan tropis memiliki suatu system penggunaan material ataupun

warna yang berbeda dari bangunan modern lainnya, hal ini tergantung

konsep bangunan, fungsi bangunan, lokasi site bangunan, serta tujuan

bangunan di desain.

Bangunan arsitektur tropis mempunyai ciri-ciri bentuk bangunan secara umum,

seperti :

Mempunyai atap yang relatif tinggi dengan kemiringan diatas 30 derajat.

Ruang di bawah atap berguna untuk meredam panas.

Mempunyai teritisan / overstek atap yang cukup lebar untuk mengurangi

efek tampias dari hujan yang disertai angin. Juga untuk menahan sinar

matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.

Mempunyai lubang / bukaan untuk ventilasi udara secara silang, sehingga

suhu di dalam ruangan bisa tetap nyaman.

Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi ciri utama yang kuat untuk

antisipasi bencana alam dan ancaman binatang buas.

Penggunaan material lokal yang sumbernya bisa didapat di sekitarnya.

G. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

H. Sumber Belajar

1. Sumber :

Internet

Majalah eksplorasi desain & arsitektur Edisi 1

2. Alat :

Komputer / Laptop

Proyektor

Papan tulis

I. Kegiatan Pembelajaran / Skenario Pembelajaran

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu

1 Pertemuan Ke 4

Kegiatan Awal

Berdo’a dan salam sapa (religius, sopan santun)

Mengabsen siswa (disiplin)

Memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran

(percaya diri dan keterampilan menyimak)

45 menit

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

Mendiskusikan mengenai macam-macam konsep arsitektur

yang ada di Indonesia. (keterampilan menyimak informasi ,

menghormati dan menghargai )

Elaborasi

Menjelaskan macam-macam konsep dan gaya arsitektur

beserta ciri-cirinya.(tanggung jawab,ketelitian, jujur)

Menjelaskan ciri-ciri dari beberapa konsep dan gaya

arsitektur. (tanggung jawab,ketelitian, jujur)

Menjelaskan ulang inti dari materi yang telah dijelaskan.

(keterampilan menyimak informasi)

Konfirmasi

Tanya jawab mengenai materi yang dipelajari (percaya diri)

Membagikan lembar soal tes mengenai materi maupun

gambar yang berhubungan dengan materi bahan-bahan

penutup atap atau langit-langit beserta konstruksinya untuk

dijawab oleh para siswa. (tanggung jawab)

Siswa menjawab lembar pertanyaan yang dibagikan guru.

(percaya diri, tanggung jawab, jujur, teliti)

110

menit

3 Kegiatan Akhir

Pengumpulan tes (tanggung jawab)

Berdoa (religius)

Salam (sopan santun)

25 menit

J. Penilaian Hasil Belajar

1. Prosedur Penilaian

a. Tanya Jawab

b. Tes tertulis

2. Jenis Penilaian

a. Tanya Jawab : Tanya jawab di dalam kelas tantang materi

b. Tes Tertulis : Tertulis

3. Instrumen Penilaian

No Butir Soal Kunci Jawaban

1

2

3

4

Sebutkan 3 tujuan digunakannya

arsitektur klasik di Eropa ?

Sebutkan 5 ciri-ciri bangunan

dengan konsep minimalis ?

Jelaskan apa yang dimaksud

dengan Arsitektur tropis ?

Sebutkan ciri-ciri umum bangunan

tropis ?

Tujuan dibangunnya arsitektur klasik di Eropa :

a. Sebagai tempat berlindung (fungsi rumah

tinggal)

b. b.Sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi

rumah peribadatan)

c. Sebagai tempat berkumpul (balai kota, dsb).

a. Bentuk bangunan geometris, garis-garis bidang

lurus tegas, terlihat kaku, dan titik-titik

pertemuan menyudut.

b. Rumah tampil dengan bentuk seperti kotak

dengan atap miring segi tiga tegak lurus.

c. Rumah minim ornamen, terutama profil ukir-

ukiran.

d. Bentuk kusen dan daun jendela dan pintu segi

empat yang membuat penampilan bangunan

terlihat tegas.

e. Pengaturan harus ruang sangat efisien,

fungsional, dan jelas hierarkinya. Penghuni

maupun tamu dapat mudah mengenali fungsi-

fungsi ruang.

f. Pemakaian bahan sangat efisien, praktis, ringan

tapi kokoh, dan berteknologi tinggi.

Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan

yang mengadaptasi terhadap kondisi iklim tropis.

Arsitektur tropis dirancang dengan melihat kondisi

suatu wilayah menurut letak geografisnya.

a. Mempunyai atap yang relatif tinggi dengan

kemiringan diatas 30 derajat. Ruang di bawah

atap berguna untuk meredam panas.

b. Mempunyai teritisan / overstek atap yang

cukup lebar untuk mengurangi efek tampias dari

hujan yang disertai angin. Juga untuk menahan

sinar matahari langsung yang masuk ke dalam

bangunan.

c. Mempunyai lubang / bukaan untuk ventilasi

udara secara silang, sehingga suhu di dalam

ruangan bisa tetap nyaman.

d. Pada daerah tertentu, rumah panggung

menjadi ciri utama yang kuat untuk antisipasi

bencana alam dan ancaman binatang buas.

e. Penggunaan material lokal yang sumbernya

bisa didapat di sekitarnya.

Keterangan : Nilai ≥ 75 = Lulus

Nilai < 75 = Tidak Lulus

Garut, Januari 2013

Guru Pamong Pengajar

IKA HERAWATI S.Pd ACERRY MOVALINONIP. 197712062010012004 NIM. 0907333

Mengetahui

Kepala SMKN 2 Garut

Drs. H. Aban Suryana, M.,SiNIP. 195805131984031006