Daya pembeda & tingkat kesukaran

Post on 05-Jul-2015

249 views 12 download

Transcript of Daya pembeda & tingkat kesukaran

Endang Sri Budi Herawati, S.E., M.Pd

Daya Pembeda

& Tingkat

kesukaran Soal

Daya pembeda

Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan suatu butir soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah).

Pengertian tersebut didasarkan pada asumsi Galton bahwa suatu perangkat tes yang baik harus dapat membedakan antara siswa yang pandai, rata-rata, dan yang bodoh, karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok tersebut

Kemampuan siswa dalam kurva normal

Nilai baik

15,87%15,87%

Nilai kurang

68,27%

Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00.

Indeks diskriminasi makin mendekati 1,00 berarti daya pembeda soal tersebut makin baik

Indeks diskriminasi makin mendekati 0,00 berarti daya pembeda soal tersebut makin buruk.

Indeks diskriminasi bernilai negatif (kurang dari nol), berarti kelompok siswa bodoh banyak yang menjawab benar dibandingkan dengan kelompok siswa pandai.

Suatu butir soal yang indeks diskriminasinya nol, berarti soal tersebut tidak memiliki daya pembeda.

Rumus daya pembeda

Keterangan :DP = Indeks daya pembedaJSA = jumlah skor kelompok atasJSB = jumlah skor kelompok bawahSIA / SIB = jumlah skor ideal salah satu kelompok (kelompok atas atau bawah).

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda

DP ≤ 0,00 sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Jumlah subyek dalam satu kelompok

Suherman dan Sukjaya (1990 : 206) menyatakan bahwa kelompok subjek dibagi dalam dua kelompok.

Kelompok subjek disebut kecil jika jumlah subjeknya kurang dari atau sama dengan 30

Kelompok subjek dengan n > 30 disebut kelompok besar.

Untuk kelompok subjek besar, maka untuk keperluan perhitungan daya pembeda butir soal tersebut, diambil 27 % siswa kelompok atas dan 27 % siswa kelompok bawah, sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 54 % dari populasi.

Proses penentuan kelompok atas dan kelompok bawah tersebut adalah dengan cara mengurutkan skor total setiap subjek dari skor tertinggi ke skor terendah.

TINGKAT KESUKARAN

Hasil evaluasi dari seperangkat tes yang baik akan menghasilkan skor atau nilai yang membentuk distribusi normal. Jika soal terlalu sulit, maka frekuensi distribusi yang paling banyak terletak pada skor yang rendah.

Sebaliknya jika soal terlalu mudah, maka frekuensi distribusi yang paling banyak terletak pada skor yang tinggi, soal seperti ini tidak atau kurang merangsang siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga kurang merangsang siswa untuk meningkatkan motivasi belajarnya.

Derajat Kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks Kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval 0,00 sampai dengan 1,00.

Soal dengan indeks kesukaran 0,00 berarti soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.

Rumus Indeks Kesukaran

Maka rumus tersebut dapat diubah menjadi:

Klasifikasi interpretasi untuk indeks kesukaran

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < IK < 0,30 Soal sukar

0,30 < IK < 0,70 Soal sedang

0,70 < IK < 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

Hasil Tes Matematika Bentuk Uraian

No.

Urut

Nomor

Subjek

Skor tiap soal Total

Skor1 2 3 4 5

1 S-16 10 10 7 9 10 46

2 S-7 10 9 7 9 10 45

3 S-2 7 9 7 9 10 42

4 S-9 8 8 6 9 10 41

5 S-3 7 8 6 9 10 40

6 S-12 6 8 7 8 9 38

7 S-39 7 6 6 8 10 37

8 S-11 5 7 5 9 10 36

9 S-26 7 10 6 8 4 35

10 S-6 3 7 6 9 10 35

11 S-19 7 10 5 8 3 33

Jumlah skor 77 92 68 95 96 428

Skor kelompok atas

Skor kelompok bawah

No.

Urut

Nomor

Subjek

Skor tiap soal Tota

l

Skor

1 2 3 4 5

30 S-20 4 7 4 5 3 23

31 S-32 3 6 5 4 4 22

32 S-31 6 4 4 3 4 21

33 S-28 6 3 4 4 4 21

34 S-23 4 6 3 6 2 21

35 S-10 3 3 5 7 3 21

36 S-14 8 4 3 5 0 20

37 S-35 3 3 4 6 4 20

38 S-33 6 3 6 2 2 19

39 S-18 6 5 3 2 2 18

40 S-27 3 3 3 5 3 17

Jumlah skor 52 47 44 49 31 223

Soal nomor 1

Kesimpulan:

Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa

jauh kemampuan sesuatu butir soal tersebut untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah).

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan juga

tidak terlalu mudah. Untuk tujuan tertentu, soal yang sukar bisa

tergolong soal yang baik. Pada umumnya soal yang baik adalah

soal yang derajat kesukarannya sedang.

Soal-soal yang tergolong butir soal yang bagus adalah soal

yang memiliki nilai : 0,25≤ IK ≤ 0,75 dan DP ≤ 0,50

Matur nuwun, jazakumullah....