Post on 15-Aug-2015
DATABASE KESEHATAAN PER KABUPATEN TAHUN 2012(Gizi Buruk pada Balita)
GIZI BURUK Gizi buruk pada anak balita disebut juga kurang energy protein (KEP) yang disebabkan
rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari. PENYEBAB TIMBULNYA GIZI BURUK
• Kurang makan makanan bergizi dalam waktu lama• Menderita sakit kronis• Mengalami gangguan fungsi saluran pencernaan
TANDA-TANDA GIZI BURUKBalita dengan keadaan gizi buruk ditandai olehBerat badan kurang dari berat badan seharusnya, pada kartu menuju sehat (KMS) letak berat badan berada di bawah garis merah
Secra klinis ada 2 tipe gizi buruk yaitu marasmus dan kwashiorkorMARASMUS• Anak sangat kurus• Perut cekung• Kulit keriput, jaringan lemak sangat sedikit
KWASIORKOR• Bengkak seluruh tubuh terutama di kaki• Wajah membulat sembab• Rambut kusam mudah di cabut• Mata sayu
Pendahuluan dan Tinjauan Teori
DATA TABEL GIZI BURUK PADA BALITA DI 5 KABUPATEN
DATA PRESENTASI GRAFIK GIZI BURUK PADA BALITA DI 5
KABUPATEN
No Kabupaten/Kota
2012
% Balita gizi buruk
1 Kota Sukabumi
0,65
2 Kota Cirebon 1,48
3 Kota Bekasi 0,84
4 Kota Depok 0,11
5 Kota Cimahi 0,91
0,65%
1,48%
0,84%
0,11%
0,91%
Presentasi
Sukabumi CirebonBekasi DepokCimahi
ANALISA DATA
Data gizi buruk pada balita menurut kementerian kesehatan RI dari database kesehatan per kabupaten pada tahun 2012 di 5 kabupaten/kota meliputi:
Kota Sukabumi 0,65Kota Cirebon 1,48Kota Bekasi 0,84Kota Depok 0,11Kota Cimahi 0,91
Hal ini menunjukan bahwa pada tahun 2012 di wilayah/kota cirebon masih banyak masyarakat yang kurang mampu (miskin) sehingga di kota tersebut masih tingginya jumlah balita yang mengalami gizi buruk
KESIMPULAN
Gizi buruk pada anak balita disebut juga kurang energy protein (KEP) yang disebabkan rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari. PENYEBAB TIMBULNYA GIZI BURUK• Kurang makan makanan bergizi dalam waktu lama• Menderita sakit kronis• Mengalami gangguan fungsi saluran pencernaanDalam hal ini menunjukan bahwa masih banyak masyarakat yang status ekonominya menengah ke bawah sehingga menjadikan keluarganya kurang mendapat asupan makanan yang bergizi, dengan demikian peran pemerintah terhadap masyarakat menengah ke bawah tersebut sangat di butuhkan.