Post on 28-Oct-2015
PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DANKETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS
PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTADI KECAMATAN MEDAN BARU
KOTA MEDAN
TESIS
Oleh
M. ROMAULI SIMATUPANG037023011/EPID
SEKOLAH PASCASARJANAUNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN2008
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DANKETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS
PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTADI KECAMATAN MEDAN BARU
KOTA MEDAN
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan KesehatanKonsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
M. ROMAULI SIMATUPANG037023011/EPID
SEKOLAH PASCASARJANAUNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN2008
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Judul Tesis : PENGARUH POLA KONSUMSI,AKTIVITAS FISIK DAN KETURUNANTERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADASISWA SEKOLAH DASAR SWASTA DIKECAMATAN MEDAN BARU KOTAMEDAN
Nama Mahasiswa : M. Romauli SimatupangNomor Pokok : 037023011Program Stud : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
MenyetujuiKomisi Pembimbing :
(Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)Ketua
Tanggal Lulus : 15 April 2008
(Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes)Anggota
(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes)Anggota
Ketua Program Studi
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Telah diuji
Pada Tanggal: 15 April 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si
Anggota : Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes
dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes
Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si
drh. Rasmaliah, M.Kes
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
PERNYATAAN
PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DANKETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS
PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA DIKECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yangpernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yangpernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulisdiacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, April 2008
M. ROMAULI SIMATUPANG037023011/EPID
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRAK
Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di negara maju,seperti Australia, New Zealand, Singapura dan dengan cepat berkembang dinegara berkembang, terutama populasi kepulauan Pasifik dan negara Asia tertentu.Peningkatan prevalensi anak obesitas di Malaysia ditemukan 6,6% pada umursekitar 7 tahun, 13,8% pada umur 10 tahun; 12,5% pada pria dan 5% pada wanitaumur 7-10 tahun. Survey awal yang dilakukan pada bulan September 2007, di 7(tujuh) SD Swasta di kecamatan Medan Baru Kota Medan, ditemukan prevalensioverweight pada murid laki-laki 20,23% dan 19,0% pada wanita dan untukprevalensi obesitas murid laki-laki 25,65% dan murid wanita 19,5%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi,aktivitas fisik, keturunan dan faktor risiko yang dominan terhadap kejadianobesitas pada anak SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.
Jenis penelitian ini adalah kasus – kontrol dengan sampel penelitianadalah anak sekolah dasar swasta (7 SD) yang berusia 10 – 12 tahun, kelas IV, Vdan VI sebanyak 196 sampel masing – masing : 98 kasus dan 98 kontrol.Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling, analisa datadilakukan dengan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik).
Hasil penelitian pada analisa bivariat menunjukkan ada pengaruh yangsignifikan antara asupan energi (p = 0,0001; OR = 28,36), asupan lemak (p =0,0001; OR = 24,59), asupan protein (p = 0,0001; OR = 2,72), frekuensi makan (p= 0,0001; OR = 59,33), jenis makanan (p = 0,0001; OR = 34,15), aktivitas sedang(p = 0,0001; OR = 17,33), aktivitas berat (p = 0,0001; OR = 26,41), status gizibapak (p = 0,001; OR = 3,63), status gizi ibu (p = 0,004 OR = 2,68), terhadapkejadian obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru KotaMedan.Hasil uji regresi logistik sebagai variabel yang paling dominan yangberpengaruh terhadap kejadian obesitas adalah variabel asupan lemak (OR =96,46).
Kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan MedanBaru, dipengaruhi oleh variabel asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan,jenis makanan dan aktivitas fisik terutama aktivitas fisik berat dan sedang,sedangkan variabel keturunan tidak berpengaruh. Sesuai dengan hasil penelitiandisarankan untuk menggiatkan kembali monitoring status gizi siswa melalui UKSyang telah ada, mengadakan penyuluhan pola hidup sehat secara berkala,penyuluhan gizi.
Kata kunci : Obesitas, Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik, Keturunan.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRACT
Currently, excessive nutrients and obesity is an epidemic in the developedcountries like Australia, New Zealand and Singapore and they rapidly spread in thedeveloping countries especially in the population of Pacific islands and in a certainAsian country. The prevalence increase of children with obesity in Malaysia is6.6% in children of about 7 years old, 13.8% in children of 10 years old, 12.5% inboys and 5% in girls of private Primary Schools in Medan Baru sub-district,Medan shows that prevalence of overweight in boy-students is 20.33% and in girl-students 19.0% while the prevalence of obesity in boy-students is 25.65% and ingirl-students is 19.5%.
The purpose of this case control study is to find out the influence ofpattern of consumption, physical activity, heredity and risk factor which isdominant to the incident of obesity in the students of private Primary Schools inMedan Baru sub-district, Medan.
The samples for this study were 196 students of 10 – 12 years old (98students for case group and 98 students for control group) from grades IV, V andVI of 7 (seven) private Primary Schools selected through stratified randomsampling technique.The data obtained were analyzed by using univariate, bivariateand multivariate (logistic regression) statisfical tests.
The results of study shows that there is a significant influence betweenenergy supply (p = 0.0001; OR = 28.36), fat supply (p = 0.0001; OR = 24.59),protein supply (p = 0.0001; OR = 2.72), eating frequency (p = 0.0001; OR =59.33), kind of food consumed (p = 0.0001; OR = 34.15), moderate activity (p =0.0001; OR = 17.33), intense activity (p = 0.0001; OR = 26.41), father’s nutrientstatus (p = 0.0001; OR = 3.63), mother’s nutrient status (p = 0.004; OR = 2.68)and the incident of obesity in the students of private Primary Schools in MedanBaru sub-district, Medan. The result of logistic regression test shows that thevariable which is the most dominant and influential to the incident of obesity is fatsupply (OR = 96.46).
The incident of obesity in the students of private Primary Schools inMedan Baru sub-district is influenced by the variabels of fat supply, energysupply, eating frequency, kind of food consumed and physical activity especiallythe moderate and intense physical activities while the variabels of heredity doesnot have any influence. Based on the result of study, it is suggested to reactivatethe monitoring of student’s nutrient status through the existing UKS (SchoolHealth Unit) and to provide gradual extensions on the pattern of simple life andnutrition.
Key words: Obesity, Pattern of Consumption, Physical Activity, Heredity
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala
limpahan berkat dan kasih karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini
dengan baik. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
persyaratan untuk mencapai derajat S2 pada Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Penulis menyadari, begitu banyak dukungan, bimbingan, bantuan dan
kemudahan yang diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis dari memulai
penulisan tesis ini sehingga dapat diselesaikan.
Dengan penuh ketulusan hati, penulis menyampaikan terima kasih,
semoga sukses dan bahagia selalu dalam lindunganNya kepada : Ibu Dr. Dra. Ida
Yustina, M.Si, Ibu Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes dan Ibu dr. Arlinda Sari
Wahyuni, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan perhatian, dukungan
dan pengarahan sejak mulai hingga selesai tesis ini.
Dengan selesainya tesis ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada : Rektor Universitas Sumatera Utara Bapak
Prof.. dr. Chaeruddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), Direktur Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, Ketua
Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, Kepala Sekolah,
para guru SD dan seluruh siswa SD Swasta Advent 4, SD Swasta Dharma Putra,
SD Swasta Singapore International School, SD Swasta Pembangunan Didikan
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Islam, SD Swasta St. Thomas 5, SD Swasta St. Thomas 6 dan SD Swasta YPTI
Al Bukhari Islam yang telah memberikan izin dan bersedia menjadi responden
untuk penelitian ini.
Terimakasih yang tak terhingga kepada Ibunda Rumintang Mangisi br
Hutapea (Ompung ni si Anthoni boru) dan adik – adikku Ike, Onny, Susan,
Pahala, Budi, dan Daniel yang dengan tekun berdo’a dan memberi nasehat serta
semangat dalam menyelesaikan kuliah. Rekan – rekan penulis di Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan atas dukungan yang diberikan selama pendidikan, proyek
PHP II Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai penyandang dana
pendidikan penulis dan Staf Administrasi Program AKK Sekolah
Pascasarjana USU (Rosihan, Saiful, Husni dan Iin), yang membantu penulis
mengurus penyelesaian administrasi perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.
Tesis ini saya persembahkan secara khusus dengan ucapan terima kasih
yang tulus dan rasa syukur kepada suami tercinta Ir. Poltak Simanjuntak dan
anakku Anthoni Agung Pratama Simanjuntak, yang telah memberikan perhatian
dan doa yang tiada putus – putusnya bagi penulis.
Ucapan terima kasih khusus juga saya persembahkan kepada pahompu
terkasih Mayor Ckm Ricardo Suganda Simanjuntak, S.Sos, M.Kes, Abanganda
Bapak Saut Simanjuntak, SH (Kajari Sidikalang), Abanganda Bapak dr. Saut
Simanjuntak, Sp.OG beserta seluruh keluarga atas bantuan dan dukungan yang
penulis terima, semoga Allah Bapa dapat membalas budi baik saudaraku sekalian.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Akhirnya ucapan terimakasih kusampaikan kepada Tuhanku Yesus Kristus
karena kemurahan dan berkatMu yang begitu mulia, sehingga saya dapat
menyelesaikan semua ini, bukan karena kekuatan dan kepintaranku ya Bapa,
tetapi atas kuasa dan berkatMu lah semua ini bisa terjadi. Amin.
Penulis menyadari tesis ini jauh dari sempurna, oleh karenanya saran
untuk perbaikan sangat diperlukan. Penulis berharap semoga penelitian ini
bermanfaat bagi akademik Universitas Sumatera Utara dan Dinas Kesehatan
Propinsi Sumatera Utara.
Medan, April 2008
Penulis
M. Romauli Simatupang
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Saya, Marsaulina Romauli Simatupang, lahir sebagai anak pertama dari 7
(tujuh) bersaudara, ayah B. Simatupang (alm) dengan ibu R.M. boru Hutapea, di
Medan pada tanggal 01 Februari 1967, dari keluarga penganut agama Kristen
Protestan.
Pendidikan yang saya lalui antara lain : SD Swasta Kristen Immanuel, tamat
tahun 1979, SLTP Swasta Kristen Immanuel, tamat tahun 1982, SLTA Swasta
Kristen Immanuel, tamat tahun 1985 dan Akademi Gizi Padang, tamat tahun 1988.
Tahun 1989, saya diterima menjadi CPNS di Kanwil Depkes Prov. Sumatera
Barat dan ditempatkan di RSU Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. Pada tahun
1991 – 1993, saya ditempatkan di Dinkes Kabupaten Pasaman, sebagai staf bidang
gizi. Pada tahun 1992, saya menikah dengan Ir. Poltak Simanjuntak, dan tahun 1993,
dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Anthoni Agung Pratama Simanjuntak.
Tahun 1993, saya pindah ke Kanwil Depkes RI Prov. Sumatera Utara,
sebagai staf bagian gizi. Pada tahun 1997, melanjutkan pendidikan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat (FKM) USU Medan, tamat tahun 1999. Tahun 2002,
ditempatkan sebagai staf di Kantor Dinkes Prov. Sumatera Utara. Tahun 2003, saya
terpilih menjadi salah seorang penerima bea siswa dari Provincial Health Project
(PHP) - II dan memasuki Sekolah Pascasarjana USU Medan, tamat tahun 2008,
dengan judul penelitian :
”PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN KETURUNANTERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SEKOLAH DASARSWASTA DI KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN”.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. viABSTRACT ............................................................................................................ viiKATA PENGANTAR ........................................................................................... viiiRIWAYAT HIDUP................................................................................................ xiDAFTAR ISI .......................................................................................................... xiiDAFTAR TABEL.................................................................................................. xvDAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xviDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xviiDAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 11.1. Latar Belakang .............................................................................................. 11.2. Permasalahan ................................................................................................ 61.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 61.4. Hipotesa ........................................................................................................ 71.5. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 92.1. Epidemiologi Obesitas .................................................................................. 92.2. Pengertian Obesitas .......................................................................................10
2.2.1. Kriteria Kegemukan (Obesitas2.2.2. Risiko Kegemukan (Obesitas) .......................................................... 122.2.3. Pencegahan Obesitas .........................................................................14
2.3. Masalah Obesitas pada Anak-anak ...............................................................152.3.1. Gambaran Klinis ...............................................................................152.3.2. Pemeriksaan Klinis ........................................................................... 17
2.4. Determinan Obesitas .....................................................................................172.4.1. Jenis Kelamin ....................................................................................172.4.2. Umur ................................................................................................. 182.4.3. Tingkat Sosial Ekonomi ....................................................................182.4.4. Faktor Lingkungan ............................................................................192.4.5. Aktivitas Fisik................................................................................... 192.4.6. Kebiasaan Makan ..............................................................................202.4.7. Pola Konsumsi .................................................................................. 202.4.8. Faktor Keturunan .............................................................................. 21
2.5. Penilaian Status Gizi .....................................................................................222.5.1. Antropometri sebagai Indikator Status Gizi ……………………… 232.5.2. Indeks Massa Tubuh ......................................................................... 24
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
2.6. Landasan Teori ..............................................................................................252.6.1. Faktor Keturunan .............................................................................. 252.6.2. Faktor Lingkungan ............................................................................26
2.7. Kerangka Teori ............................................................................................. 282.8. Kerangka Konsep ..........................................................................................29
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 303.1. Jenis Penelitian ..............................................................................................303.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................ 30
3.2.1. Waktu Penelitian .............................................................................. 303.2.2. Lokasi Penelitian ...............................................................................31
3.3. Populasi dan Sampel .....................................................................................313.3.1. Populasi …………………………………………………………….313.3.2. Sampel ………………………………………………………...........313.3.3. Metode Pengambilan Sampel ........................................................... 33
3.4. Metode Pengumpulan Data ...........................................................................343.4.1. Data Primer ………………………………………………………... 343.4.2. Data Sekunder …………………………………………………….. 35
3.5. Definisi Operasional Variabel ……………………………………………...363.5.1. Variabel Terikat …………………………………………………… 363.5.2. Variabel Bebas ……………………………………………………..36
3.6. Aspek Pengukuran ………………………………………………………… 383.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas ………………………………...383.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat .................................................39
3.7. Metode Analisa Data .....................................................................................40
BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 414.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................414.2. Karakteristik Responden ...............................................................................424.3. Pola Konsumsi .............................................................................................. 434.4. Aktivitas Fisik ...............................................................................................494.5. Keturunan ..................................................................................................... 514.6. Faktor Risiko yang Paling Dominan Terhadap Kejadian Obesitas .............. 53
BAB V. PEMBAHASAN ....................................................................................... 565.1. Pengaruh Pola Konsumsi Terhadap Kejadian Obesitas ................................565.2. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas ................................ 585.3. Pengaruh Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas ....................................... 595.4. Faktor Risiko yang Paling Dominan Terhadap Kejadian Obesitas .............. 61
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 646.1. Kesimpulan ................................................................................................... 646.2. Saran ............................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 66
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Kategori IMT menurut Umur dan Jenis Kelamin ………………………….24
3.1. Distribusi Pengambilan Sampel, secara Sratified Random Sampling………33
3.2. Aspek Pengukuran Aktivitas Fisik ………………………………………....39
3.3. Aspek Pengukuran Kejadian Obesitas …………………………………..... 40
4.1. Lokasi dan Distribusi Siswa SD Swasta ………………………………….. 41
4.2. Distiribusi Siswa SD Swasta Berdasarkan Karakterisitiknyadi Kecamatan Medan Baru Kota Medan...................................................... 42
4.3. Distribusi Asupan Energi, Lemak dan Protein pada Siswa SD Swastadi Kecamatan Medan Baru Kota Medan ...................................................... 44
4.4. Persentase Energi dan Protein dari Angka Kecukupan Gizi ........................ 46
4.5. Frekuensi Makan dalam Sehari .................................................................... 47
4.6. Jenis Makanan dalam Sehari .........................................................................48
4.7. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Penggunaan Waktu untukAkitivitas Fisik Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan BaruKota Medan ……………………………………………………………...... 49
4.8. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi Bapak SiswaSD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan ................................... 51
4.9. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi IbuSD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan ................................... 52
4.10. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan danAktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa SD Swastadi Kecamatan Medan Baru Kota Medan ...................................................... 53
4.11. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan danAktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa SD Swastadi Kecamatan Medan Baru Kota Medan ...................................................... 54
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Mekanisme Terjadinya Obesitas (Suhendro, 2003) ……………………… 28
2. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………………………... 29
3. Rancangan Penelitian Kasus-Kontrol …………………………………….. 30
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuesioner Penelitian ……………………………………………. 70
2. Surat Izin Survey Pendahuluan …………………………………. 76
3. Standar CDC-NCHS Laki-laki Usia 2 – 20 Tahun ………………77
4. Standar CDC-NCHS Perempuan Usia 2 – 20 Tahun …………… 78
5. Hasil Crosstabs ............................................................................. 79
6. Master Data ……………………………………………………… 98
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR ISTILAH
AKG : Angka Kecukupan Gizi
CDC-NCHS : Center for Disease Control – National Center for Health
Statistics
BMI : Body Mass Index (BB/TB2)
FFQ : Food Frequency Questionaire
BB/TB : Berat Badan menurut Tinggi Badan
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan pada hakekatnya
adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagai pencerminan
dari tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional di bidang
kesehatan yang tercantum dalam Sistim Kesehatan Nasional (SKN) yaitu
terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes RI, 1999).
Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, menetapkan 10 program prioritas masalah
kesehatan yang ditemukan di masyarakat, guna mencapai tujuan Indonesia Sehat
2010, salah satu di antaranya adalah program peningkatan status gizi masyarakat
(Depkes RI, 2001). Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menciptakan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, tentunya banyak faktor yang harus
diperhatikan, antara lain faktor pangan (unsur gizi), kesehatan, pendidikan,
informasi, teknologi dan jasa pelayanan lainnya. Dari sekian faktor tersebut, unsur
gizi memegang peranan penting (Aritonang, 2003).
Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di negara maju,
seperti Australia, New Zealand, Singapura dan dengan cepat berkembang di
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
negara berkembang, terutama populasi kepulauan pasifik dan negara Asia tertentu.
Di United State of America (USA), lebih 60% populasi dewasa mengalami
overweight dan obesitas, pada anak remaja 20 – 25% mengalami obesitas.
Menurut data yang dikumpulkan Center for Disease Control (CDC), prevalensi
obesitas mulai meningkat secara dramatis sejak 1980. Peningkatan prevalensi
cepat juga dilihat pada kelompok minoritas, seperti etnis Maori di Selandia Baru,
Indian di Inggris (UK), Malaysia dan Singapura, Australia Aborigin, populasi
kepulauan di selat Torres. (Hamam, 2005).
Survey di Korea Selatan pada tahun 1995, melaporkan sebanyak 1,5%
obesitas (BMI>30 kg/m2) dan 20,5 overweight (BMI 25-29,9 kg/m2). Thailand 4%
obesitas, 16% overweight, Malaysia 4,7% pria 7,7% wanita obesitas. Di Malaysia
populasi wanita etnis India 16,5%, Cina 4% dan Melayu 8,6% obesitas dan daerah
urban pria 5,6% dibandingkan daerah rural 1,8%, di daerah urban wanita 8,8%
dibandingkan daerah rural 2,6%. Di Malaysia ditemukan peningkatan prevalensi
anak obesitas dengan peningkatan umur 6,6% pada umur sekitar 7 tahun, 13,8%
pada umur 10 tahun, 12,5% pada pria dan 5% pada wanita umur 7 – 10 tahun.
Demikian juga, etnis Melayu 16,8% dibandingkan 11,0% etnik India dan Cina –
Malaysia (Imam, 2005).
Ita dan Murata (1999), di Jepang melaporkan peningkatan prevalensi
obesitas dari 5% ke 11% pada anak Jepang pada umur 6 – 14 tahun (Hamam,
2005). Peningkatan prevalensi obesitas juga dilaporkan dari waktu ke waktu pada
suatu negara, di Singapura antara 1992 – 1998 prevalensi obesitas tidak banyak
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
berubah 6%, namun pada wanita etnik Melayu 11,1% menjadi 16,2%; wanita
etnik India 12,5% menjadi 17,5%; di Malaysia 1990 – 1997 prevalensi meningkat
dari 1% menjadi 6% pada umur di antara 13 – 17 tahun (Imam, 2005).
Indonesia pada saat ini mengalami permasalahan beban ganda masalah
gizi, di mana ketika permasalahan gizi kurang belum terselesaikan, muncul
permasalahan gizi lebih. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-
penyakit infeksi, maka gizi lebih atau obesitas dianggap sebagai sinyal awal, dan
munculnya kelompok penyakit-penyakit degeneratif/non infeksi yang sekarang ini
banyak terjadi di seluruh pelosok Indonesia. Fenomena ini sering dikenal dengan
sebutan New World Syndrom atau Sindrom Dunia Baru. Tingginya prevalensi
obesitas, gizi lebih, hipertensi, dislipidemi dan beberapa penyakit degeneratif
lainnya, menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia
(Hamam, 2005).
Data di atas menunjukkan bahwa sejalan dengan perkembangan dan
industrialisasi yang diikuti perubahan pola hidup, maka prevalensi penderita gizi
lebih dan obesitas semakin tinggi. Menurut Soekirman yang dikutip oleh
Aritonang (2003), terdapat hubungan erat antara pertumbuhan ekonomi yang
tinggi di daerah kota, perubahan pola konsumsi pangan dengan meningkatnya
penyakit degeneratif. Kehidupan yang modern di lingkungan tempat tinggal,
kemajuan serta berbagai bentuk kemudahan (instant) menghasilkan pola hidup
santai, energi yang tadinya untuk aktivitas tidak terlalu diperlukan lagi dan akan
disimpan sebagai timbunan lemak dan akhirnya menimbulkan kejadian gizi lebih.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Gizi lebih dapat terjadi pada siapa saja dan bisa terjadi mulai dari bayi
hingga usia lanjut, baik pria maupun wanita. Di samping faktor keturunan,
sebagian besar penyebab gizi lebih diduga oleh karena terjadinya intervensi dan
modifikasi gaya hidup (lifestyle), di mana pada etnik Western yang berpandangan
pada umumnya gizi lebih secara sosial tidak diingini, sedangkan penduduk asli
kepulauan Pasifik masih tinggal tetap berpandangan bahwa gizi lebih dan obesitas
justru merupakan suatu simbol kemakmuran dan status sosial yang tinggi.
Pandangan keadaan sosial dan kultur seperti ini, membutuhkan kebijaksanaan
tertentu, apabila kita ingin mengembangkan strategi intervensi untuk menurunkan
prevalensi obesitas. Masalah di Asia saat ini bukan saja dengan terjadinya
peningkatan jumlah overweight, akan tetapi konsekuensi yang muncul akibat
risiko penyakit yang berhubungan dengan obesitas (risk of obesity-related
diseases) (Hamam, 2005).
Salah satu kelompok umur yang berisiko terjadinya gizi lebih adalah
kelompok umur usia sekolah. Hasil penelitian Husaini yang dikutip oleh Hamam
(2005), mengemukakan bahwa, dari 50 anak laki-laki yang mengalami gizi lebih,
86% akan tetap obesitas hingga dewasa dan dari 50 anak perempuan yang obesitas
akan tetap obesitas sebanyak 80% hingga dewasa. Obesitas permanen, cenderung
akan terjadi bila kemunculannya pada saat anak berusia 5 – 7 tahun dan anak
berusia 4 – 11 tahun, maka perlu upaya pencegahan terhadap gizi lebih dan
obesitas sejak dini (usia sekolah) (Aritonang, 2003).
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gizi lebih pada anak usia
sekolah, antara lain sosial ekonomi yang mempengaruhi pola konsumsi, dimana
anak yang berasal dari keluarga ekonomi tinggi, cenderung mengkonsumsi
makanan yang berkadar lemak tinggi. Secara singkat, gizi lebih disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan. Selain itu
faktor yang mempengaruhi gizi lebih, adalah umur, jenis kelamin, tingkat sosial
ekonomi, faktor lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan makan dan faktor neuro-
psikologik serta faktor genetika (Suhendro, 2003). Hasil penelitian Padmiari
(2002) di Denpasar, diperoleh ada hubungan fast food dengan penelitian Ismael
(1999) di Yogyakarta, bahwa ada hubungan antara pengalaman mengkonsumsi
fast food dengan obesitas, dengan prevalensi 8,5% pada anak perempuan dan
10,5% pada anak laki-laki (Hamam, 2005).
Secara umum dampak yang ditimbulkan akibat gizi lebih, adalah
gangguan psiko-sosial, yang berakibat pada rasa rendah diri, depresi dan menarik
diri dari lingkungan, dan gangguan pertumbuhan fisik, gangguan pernafasan,
gangguan endokrin, obesitas yang menetap hingga dewasa dan penyakit
degeneratif, yang berakibat pada timbulnya hipertensi, penyakit jantung koroner,
diabetes mellitus dan lain sebagainya (Imam, 2005).
Di Indonesia pada 1982 prevalensi obesitas pria 4,2% dan wanita 7,1%
sedangkan pada 1992 pria 10,8% dan wanita 24,1%. Pada kelompok sosial
menengah-atas di Medan, pada tahun 2002-2003 prevalensi overweight 54,0% dan
obesitas 10,3%. Bappenas (2004), mengemukakan bahwa dari 4.747 orang siswa/i
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
SLTP Yogyakarta dan 2% di Kabupaten Bantul mengalami obesitas. Hal tersebut
tidak tertutup kemungkinan juga terjadi di kota Medan, yang merupakan salah
satu kota besar di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan, sebagian masyarakat di Kota Medan mengalami pergeseran pola
makan yang dialami oleh semua kelompok umur, termasuk pada remaja dan anak
usia sekolah dasar (SD).
Survey awal yang dilakukan pada bulan September 2007, di 7 (tujuh) SD
swasta, dari 12 SD swasta yang berlokasi di Kecamatan Medan Baru Kota Medan,
yang melibatkan 786 murid, ditimbang berat badannya dan diukur tinggi
badannya diketahui prevalensi overweight murid laki – laki : 20,73% dan murid
perempuan : 19,0%, untuk prevalensi obesitas murid laki – laki : 25,65% dan
murid perempuan : 19,5%. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu
diketahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas fisik, keturunan dan faktor risiko
yang dominan terhadap kejadian obesitas pada siswa/i SD Swasta di Kecamatan
Medan Baru, Kota Medan.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka muncul permasalahan
yaitu sejauh mana pola konsumsi, aktivitas fisik dan keturunan mempengaruhi
kejadian obesitas pada anak SD Swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, terhadap kejadian obesitas
pada anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
2. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada
anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.
3. Untuk mengetahui pengaruh keturunan terhadap kejadian obesitas pada
anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.
4. Untuk mengetahui faktor risiko yang dominan terhadap kejadian obesitas
pada anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.
1.4. Hipotesa
1. Ada pengaruh pola konsumsi anak dengan kejadian obesitas pada anak SD
swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
2. Ada pengaruh aktivitas fisik anak dengan kejadian obesitas pada anak SD
swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
3. Ada pengaruh keturunan dengan kejadian obesitas pada anak SD swasta
di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Memberikan informasi penyebab kejadian obesitas pada anak SD Swasta
di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.
2. Dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan ilmu pengetahuan
tentang masalah kejadian obesitas pada anak SD.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
3. Sebagai bahan kajian bagi penentu kebijakan dalam penyusunan program
penanggulangan kejadian obesitas pada anak SD, dalam upaya
peningkatan kualitas anak Sekolah Dasar.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Epidemiologi Obesitas
Obesitas merupakan masalah epidemik yang mengglobal dan akan
menjadi lebih buruk, jika diikuti dengan semua konsekuensi obesitas yang
ditimbulkannya. Di negara maju seperti Eropa, USA, Australia dilaporkan
prevalensinya tinggi sampai sedang dan cenderung meningkat lebih ekstrim.
Sebagai contoh, World Health Organization (1998), melaporkan lebih dari 70%
populasi dewasa kepulauan Polynesia dan Samoa adalah obesitas. DM type-2,
Penyakit Jantung Koroner (PJK), peningkatan insiden kanker paru tertentu,
gangguan obstruktif sleep opnoe, osteoarthritis pada sendi besar dan kecil. Secara
perlahan kelebihan berat badan lebih dari 10 tahun akan menimbulkan hipertensi.
Obesitas tidak lagi dianggap sebagai masalah kosmetik sederhana, tetapi harus
mempertimbangkan dan melibatkan secara efektif masalah epidemiologi untuk
pencegahan dan managemen obesitas (Hamam, 2005).
Padmiari (2002), memperoleh bahwa sebagian besar anak yang menderita
obesitas/gizi lebih berasal dari orang tua dengan pendidikan tamat perguruan
tinggi (50,7%) dan terdapat hubungan signifikan antara pendidikan orang tua
dengan kejadian obesitas pada anak (p<0,05), dan anak yang banyak melebihi dari
4 jenis fast food 12 kali berisiko terhadap kejadian obesitas dari pada anak yang
tidak mengkonsumsi fast food. Hasil penelitian Budiman (1997), yang
dikutip oleh
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Suhendro (2003), bahwa gizi lebih dan obesitas lebih banyak ditemukan pada ibu
dari pada bapak, yakni masing-masing 29,1% dan 5,1%. Suhendro (2003), juga
menemukan bahwa ada hubungan pekerjaan orang tua dengan kejadian obesitas
pada anak sekolah, dimana pekerjaan orang tua merupakan faktor penentu sebagai
penunjang untuk mengetahui tingkat pendapatan atau penghasilan total keluarga
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis pekerjaan yang paling banyak
adalah wiraswasta (53,3%) dan paling sedikit sebagai TNI/POLRI (21,3%).
Dilihat dari faktor risiko, sebagian besar anak Sekolah Menengah Umum
(SMU) yang mengkonsumsi fast food dan frekuensi makan sangat berhubungan
dengan kejadian obesitas/gizi lebih (p<0,05), diketahui semakin lama seseorang
mengkonsumsi fast food lebih besar sama dengan >1 tahun yang lalu mempunyai
risiko terjadinya obesitas (76,0%). Menurut Hadi (2004) remaja yang obesitas
dalam kesehariannya mempunyai waktu aktivitas ringan seperti baca buku, nonton
lebih panjang (12,20 ± 1,94 jam/hari) dibandingkan remaja yang tidak obesitas.
2.2. Pengertian Obesitas
Gizi lebih pada umumnya adalah berat badan yang relatif berlebihan jika
dibandingkan dengan usia atau tinggi pada usia yang sebaya, sebagai akibat
terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh. Istilah
awam gizi lebih ini juga disebut kegemukan, sedangkan karena kelebihan berat
disebut overweight. Kelebihan berat relatif tidak selalu berarti karena kelebihan
lemak tubuh, oleh karena pada anak-anak yang giat berolah raga seperti pada
olahragawan remaja mungkin terjadi karena pertumbuhan otot yang hipertrofis.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Untuk gizi lebih dengan derajat kelebihan yang berat disebut obesitas. Obesitas
adalah suatu keadaan akumulasi energi dalam bentuk lemak tubuh, yang
mengganggu kesehatan badan. Super obese adalah kelebihan berat badan sekitar
100% atau lebih dari berat ideal, sedangkan obesitas yang menimbulkan kelainan,
keluhan dan gejala penyakit disebut morbidly obese (Dietz & Gortmaker, 1985
dalam Samsudin, 1993).
Kegemukan atau obesitas adalah suatu keadaan sakit yang ditandai oleh
adanya penimbunan lemak yang berlebihan didalam jaringan lemak dibawah kulit
dan didalam alat-alat tubuh. Kegemukan ini dapat terjadi pada setiap umur dan
mempunyai gambaran klinis yang sangat bervariasi mulai dari yang ringan sampai
yang berat sekali (Walujo, dkk,1986).
Obesitas adalah suatu keadaan yang melebihi dari berat badan relatif
seseorang, sebagai akibat penumpukan zat gizi terutama karbohidrat, lemak dan
protein. Kondisi ini disebabkan oleh ketidak seimbangan antara konsumsi kalori
dan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu banyak dibandingkan dengan
kebutuhan atau pemakaian energi (Krisno, 2002).
2.2.1. Kriteria kegemukan (obesitas)
Penentuan kegemukan (obesitas) atas dasar antropometri menurut Nasar
(1995), pada umumnya, sebagai berikut :
1. Hanya mengukur Berat Badan (BB) dan hasilnya dibandingkan dengan
standar, yakni bila BB > 120 % disebut obesitas, sedangkan antara 110 –
120 % disebut over weight. Keburukan cara ini adalah pertama, tidak
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
dikaitkan dengan Tinggi Badan (TB), sehingga tidak mencerminkan
proporsi tubuh; kedua, penampilan fisik seseorang dipengaruhi oleh
komposisi tubuh, artinya pada BB yang sama seseorang dapat tampak
lebih langsing dari pada yang lainnya karena tubuhnya lebih berotot,
sedangkan yang lainnya lebih banyak lemak.
2. BB dihubungkan dengan TB, selain mencerminkan proporsi atau
penampilan (BB/TB) juga memberikan gambaran tentang massa tubuh
tanpa lemak (less body mass) dengan cara menghitung BMI (Body Mass
Index) yaitu BB/TB2. Mortalitas meningkat pada BMI > 25 (derajat I)
tetapi penanganan medis secara serius terutama pada obesitas derajat II
dan III.
2.2.2. Risiko kegemukan (obesitas)
Risiko kegemukan (obesitas) dapat terjadi dalam jangka pendek maupun
jangka panjang, seperti yang diuraikan sebagai berikut (Satoto, 1996) :
1. Gangguan psiko-sosial : rasa rendah diri, depresi dan menarik diri dari
lingkungan. Hal ini karena anak obesitas sering menjadi bahan olok – olok
teman main dan teman sekolah. Hal ini dapat pula karena ketidakmampuan
untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan, terutama olah raga akibat
adanya hambatan pergerakan oleh kegemukannya. Selain itu sebagai
akibat kegemukan, penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan
lemak (burried penis) dan ini dapat menyebabkan rasa malu kerena merasa
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
berbeda dengan anak lain. Bau atau aroma badan yang kurang menarik
dapat membuat anak menarik diri dari lingkungannya.
2. Pertumbuhan fisik atau linier yang lebih cepat dan usia tulang yang lebih
lanjut dibanding usia biologisnya.
3. Masalah Ortopedi seringkali terjadi slipped capital femonal epiphysis dan
penyakit blount sebagai akibat beban tubuh yang terlalu berat.
4. Gangguan pernafasan sering terserang infeksi saluran nafas, tidur ngorok,
kadang-kadang terjadi apnes sewaktu tidur, dan sering mengantuk siang
hari. Bila gangguan sangat berat disebut sebagai sindrome pickwicknan,
yaitu adanya hipoventilasi alveolar.
5. Gangguan endocrine menarche lebih cepat terjadi, karena disamping
faktor hormonal, untuk terjadi menarche diperlukan jumlah lemak tertentu
sehingga pada anak obesitas dimana lemak tubuh sudah cukup tersedia,
menars akan menjadi lebih dini. Penelitian lain menyatakan bahwa usia
tulang yang lanjut lebih berperan dalam terjadinya menarche dari jumlah
lemak tubuh.
6. Obesitas yang berlanjut (menetap) sampai dewasa, terutama bila obesitas
mulai pada masa pra pubertas.
7. Gangguan penyakit degeneratif dan penyakit metabolik, seperti hipertensi,
penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, hiperlipoproteinemia, dan
penyakit hiperkolesterolemia.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
2.2.3. Pencegahan Obesitas
Obesitas pada bayi tidak ada korelasi yang jelas dengan terjadinya obesitas
pada orang dewasa, tetapi obesitas pada masa pra pubertas umumnya berlanjut
sampai dewasa.
Pencegahan pada obesitas anak sepenuhnya berada di tangan para orang
tua dan petugas kesehatan karena anak umumnya tidak menyadari dan kurang
peduli akan masalah kegemukan.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya
obesitas yaitu (Budiyanto, 2002) :
1. Olah raga.
Dengan memperbanyak olah raga maka organ tubuh kita akan bekerja
dengan keras, sehingga lemak yang ditimbun dalam tubuh akan dibongkar
untuk menggantikan energi yang hilang akibat olah raga tersebut. Dengan
demikian berat badan seseorang akan berkurang dan kegemukan tidak
akan terjadi.
2. Mengurangi konsumsi lemak.
Dengan mengurangi konsumsi lemak maka akan memberikan manfaat
berkurangnya jaringan lemak yang tidak aktif dalam tubuh. Di samping itu
dengan mengurangi konsumsi lemak terutama lemak jenuh akan mencegah
kita terkena penyakit jantung dan aterosklerosis.
3. Lebih banyak mengkonsumsi protein.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Protein dalam tubuh sangat besar fungsinya, di samping sebagai penghasil
energi protein juga berfungsi sebagai zat pembangun. Protein lebih tahan
lama tinggal di lambung karena tidak dihirolisis dengan gas seperti
karbohidrat yang mudah sekali terhidrolisis dengan gas. Dengan banyak
mengkonsumsi protein, maka seseorang tidak akan sering makan karena
masih kenyang. Ini menguntungkan untuk mencegah terjadinya obesitas.
4. Banyak konsumsi serat.
Dengan mengkonsumsi serat akan membantu tubuh melancarkan faeces
yang akan dibuang, dan membantu mencegah berbagai penyakit lain.
Sumber serat yang baik adalah dari golongan serealia, sayur-sayuran dan
beberapa buah-buahan.
2.3. Masalah Obesitas pada Anak-anak
Kegemukan dapat terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis
kegemukan pada anak dapat bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat
sekali.
2.3.1. Gambaran klinis
1. Pertumbuhan berjalan cepat/pesat disertai adanya ketidakseimbangan
antara peningkatan berat badan yang berlebih dibanding dengan tingginya.
2. Jaringan lemak bawah kulit menebal sehingga tebal lipatan kulit lebih
daripada yang normal dan kulit tampak lebih kencang.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
3. Kepala tampak relatif lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya atau
dibandingkan dengan dadanya (pada bayi).
4. Bentuk muka lebih tembem, hidung dan mulut tampak relatif lebih kecil,
mungkin disertai dengan bentuk dagunya berganda (dagu ganda).
5. Pada dada terjadi pembesaran payudara yang dapat meresahkan bila terjadi
pada anak laki-laki.
6. Perut membesar yang bentuknya cenderung menyerupai bandul lonceng
dan kadang-kadang disertai dengan garis-garis putih atau ungu (striae).
7. Kelamin luar pada anak wanita tidak jelas ada kelainan, akan tetapi pada
anak laki-laki tampak relatif kecil. Sebenarnya ukuran besarnya normal
akan tetapi hanya tersembul sedikit oleh karena sebagian besar terbenam
di dalam jaringan lemak di sekitarnya.
8. Pubertas pada anak laki-laki terjadi lebih awal dan akibatnya pertumbuhan
kerangka lebih cepat berakhir sehingga tingginya pada masa dewasa relatif
lebih pendek. Pada wanita menarche (haid pertama) biasanya tidak
terlambat.
9. Lingkaran lengan atas dan paha lebih besar dari normal dan tangan relatif
lebih kecil dan jari-jari yang bentuknya meruncing. Mungkin pula terdapat
keadaan dimana sendi tungkai dan tungkainya sendiri dapat mengganggu
gerakan.
10. Dapat terjadi gangguan psikologis berupa : gangguan emosi, sukar
bergaul, senang menyendiri dan sebagainya.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
11. Pada kegemukan yang berat mungkin terjadi gangguan jantung dan paru
yang disebut Sindroma Pickliwickian dengan gejala sesak nafas, sianosis,
pembesaran jantung dan kadang-kadang penurunan kesadaran.
2.3.2. Pemeriksaan klinis
1. Pada pemeriksaan darah dapat ditentukan gangguan endokrin.
2. Mungkin juga ditentukan gangguan metabolisme hidrat arang dan lemak.
3. Pada air seni (urine) ditemukan peningkatan pengeluaran zat tertentu.
Kelainan-kelainan tersebut akan menghilang sendiri jika kegemukannya
sembuh.
4. Pada pemeriksaan rontgen dapat ditemukan usia tulang yang relatif tua.
2.4. Determinan Obesitas
Ada beberapa faktor yang diketahui dapat mempengaruhi terjadinya
kegemukan (obesitas) antara lain : jenis kelamin, umur, tingkat sosial ekonomi,
faktor lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan makan, faktor psikologis dan faktor
genetik (Salam, 1989).
2.4.1. Jenis kelamin
Obesitas lebih umum dijumpai pada wanita terutama mulai pada saat
remaja, hal ini mungkin disebabkan faktor endokrin dan perubahan hormonal
(Salam, 1989).
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Menurut International Dietary Energy Consultative Group (1989),
perempuan sedikit lebih gemuk daripada laki-laki pada saat kelahiran sampai bayi
dan anak-anak, komposisi tubuh berbeda nyata antara jenis kelamin selama
remaja. Pada remaja dimana periode pertumbuhan, cepat dari berat badan dan
tinggi badan disertai dengan peningkatan massa bebas lemak dan lemak tubuh.
2.4.2. Umur
Obesitas sering dianggap kelainan pada umur pertengahan. Obesitas yang
muncul pada tahun pertama kehidupan biasanya disertai dengan perkembangan
rangka yang cepat. Anak yang obesitas cenderung menjadi obes pada saat remaja
dan dewasa (Salam, 1989).
2.4.3. Tingkat sosial ekonomi
Obesitas banyak dijumpai pada kalangan remaja, yang kemungkinan lebih
disebabkan oleh karena banyak mengkonsumsi makanan yang berlemak.
Terjadinya obesitas pada kelompok masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi
rendah disebabkan karena tingginya konsumsi makanan sumber karbohidrat,
sementara konsumsi protein rendah. Menurut Le Bow, prevalensi kegemukan
tergantung pada tingkat sosial ekonomi, kebudayaan dan kriteria, kira-kira 40%
pada tingkat sosial ekonomi dan 25% pada tingkat sosial ekonomi tinggi (Le Bow,
dalam Herini,1999).
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan terhadap kualitas
dan kuantitas hidangan. Semakin tinggi tingkat pendapatan, berarti semakin baik
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
kualitas dan kuantitas makanan yang diperoleh, seperti membeli buah, sayuran,
dan aneka ragam jenis makanan (Berg, 1986 dalam Rijanti, 2002).
Menurut Mukawi (1981 dalam Afifa, 2003), menyatakan intake kalori
dipengaruhi oleh status ekonomi, salah satu ukuran status ekonomi adalah tingkat
pendapatan total yang diterima oleh keluarga. Peningkatan tingkat pendapatan
akan mempengaruhi kebiasaan makan, pada sebagian masyarakat cenderung
untuk makan berlebihan.
2.4.4. Faktor lingkungan
Adalah kenyataan bahwa pola makan, jumlah dan komposisi nutrisi dalam
makanan, serta intensitas aktivitas tubuh merupakan hal yang paling berpengaruh
dalam terjadinya obesitas. Gaya hidup modern dan santai seringkali tidak
menyadari jumlah masukan kalori disamping kurang memperhatikan kaidah gizi
seimbang, seperti makan fast food merupakan acara sehari-hari, ngemil makan
berkalori tinggi dan tinggi karbohidrat pada saat nonton televisi atau bioskop, dan
sebagainya (Salam, 1989).
Menurut Khumaidi (1989) tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh orang
lain dan untuk memperoleh kepuasan atau ketidakpuasan hati, orang tersebut
melakukan pertimbangan-pertimbangan di dalam keadaan atau apa yang
dipikirkan sebelum membuat keputusan.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
2.4.5. Aktivitas fisik
Sebagian besar energi yang masuk melalui makanan pada anak remaja dan
orang dewasa seharusnya digunakan untuk aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas
fisik menyebabkan banyak energi yang tersimpan sebagai lemak, sehingga
cenderung pada orang-orang yang kurang melakukan aktivitas menjadi gemuk
(Salam, 1989).
Hasil penelitian Subardja dkk (2000) menjelaskan bila dibandingkan
besarnya hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik, ternyata aktivitas fisik
lebih berhubungan dengan terjadinya obesitas pada anak. Hal ini mencerminkan
bahwa, pola hidup sedentary berkontribusi dalam terjadinya obesitas pada anak.
2.4.6. Kebiasaan makan
Elizabeth dan Sanjur (1981) dalam Suhardjo (1989) menjelaskan bahwa
ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan yaitu karakteristik
individu, karakteristik makan/pangan dan lingkungan. Kebiasaan makan
seseorang dibentuk dari kemampuan dan taraf hidupnya, dimana makin baik taraf
hidupnya, makin meningkat daya belinya dan makin tinggi mutu makanan yang
tersedia untuk keluarga.
Kebiasaan makan menurut Khumaidi (1989) adalah tingkah laku manusia
atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan, meliputi
sikap, kepercayaan, dan pemilihan makanan. Koentjaraningrat (1984) dalam
Khumaidi (1989) menyatakan bahwa kebiasaan makan individu, keluarga dan
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
masyarakat dipengaruhi oleh faktor budaya, lingkungan sosial, ekonomi,
lingkungan ekologi, ketersediaan makanan, dan faktor perkembangan teknologi.
2.4.7. Pola konsumsi
Almatsier (2002) menyatakan bahwa keseimbangan energi dicapai bila
energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang
dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/normal. Kelebihan
energi terjadi apabila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang
dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya,
terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh
kebanyakan makan dalam hal jenis karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga
karena kurang gerak.
Fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan, namun jika tubuh
mengalami kekurangan zat energi maka fungsi protein terlebih dahulu untuk
menghasilkan energi atau untuk membentuk glukosa. Jika protein dalam keadaan
berlebihan maka protein akan mengalami deaminase yaitu nitrogen yang
dieluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan
disimpan dalam tubuh. Dengan demikian bila mengkonsumsi protein berlebihan
dapat menyebabkan kegemukan.
Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (2004) angka
kecukupan energi yang dianjurkan untuk anak laki-laki usia 10 – 12 tahun sebesar
2000 kkal/orang/hari dan protein 45 gr/orang/hari, untuk anak perempuan usia 10
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
– 12 tahun 1900 kkal/orang/hari dan protein 54 gr/orang/hari dan konsumsi lemak
total dianjurkan tidak lebih dari 25% dari total energi.
2.4.8. Faktor keturunan
Penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa anak-anak dari orang tua
normal mempunyai peluang 10% menjadi obesitas. Peluang tersebut akan
meningkat menjadi 40 – 50%, bila salah satu orangtuanya menderita obesitas dan
akan meningkat menjadi 70 – 80% bila kedua orangtuanya menderita obesitas
(Wirakusumah, 1997 dalam Welis, 2003).
2.5. Penilaian Status Gizi Anak
Penilaian status gizi anak balita dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung penilaian status gizi anak balita dapat dibagi menjadi 4
penilaian yaitu : Antropometri, Klinis, Biokimia dan Biofisik.
1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri.
Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein
dan energi dimana ketidakseimbangan dapat terlihat pada pertumbuhan
fisik. Indeks antropometri yang umum digunakan adalah berat badan
terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat
badan terhadap tinggi badan (BB/TB).
2. Penilaian Status Gizi Secara Klinis.
Pemeriksaan klinis merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang
didasarkan pada perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
seperti kulit, mata dan rambut. Penggunaan metode klinis biasanya untuk
survey klinis secara cepat dimana dapat mendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi yang
dapat juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat
penyakit.
3. Pemeriksaan Status Gizi Secara Biokimia.
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratorium yang dilakukan pada jaringan tubuh manusia
seperti darah, urine dan tinja. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan
bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
4. Penilaian Status Gizi Secara Biofisik.
Penilaian status gizi secara biofisik yaitu dengan melihat kemampuan
fungsi dan perubahan struktur dari jaringan tubuh misalnya tes adaptasi
gelap untuk melihat kejadian buta senja.
Dari ke 4 cara penilaian status gizi secara langsung, antropometri
merupakan cara yang sering digunakan untuk menilai status gizi anak balita
karena pengukuran antropometrik merupakan relative paling sederhana. Dalam
pengukuran antropometrik dilakukan beberapa pengukuran yang menjadi
indikator antropometri yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar
lengan atas kemudian indikator tersebut dibandingkan dengan umur.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
2.5.1. Antropometri sebagai indikator status gizi
Status gizi terutama ditentukan oleh ketersediaan dalam jumlah cukup dan
dalam kombinasi pada waktu yang tepat semua zat-zat gizi di tingkat sel yang
diperlukan tubuh untuk tumbuh berkembang dan berfungsi normal semua anggota
badan.
Salah satu alat ukur status gizi yang telah digunakan dalam kegiatan dan
program gizi adalah antropometri. Penggunaan antropometri sebagai alat ukur
status gizi semakin mendapat perhatian karena didorong oleh tersedianya alat ukur
untuk menilai status gizi yang dapat digunakan secara luas dalam program-
program gizi masyarakat.
Dibandingkan dengan cara pengukuran status gizi lain antropometri dapat
dikatakan mempunyai spesifisitas rendah, karena hampir seluruh zat gizi terlibat
dalam proses pertumbuhan. Namun demikian antropometri pada umumnya
dianggap sebagai alat pengukur status gizi yang amat sensitif. Tingginya
sensitivitas ini ditunjukkan dengan faktor bahwa proses penyesuaian terhadap
kekurangan zat gizi (khususnya KKP) menyangkut keterlambatan tubuh serta
penggunaan lemak dan otot.
2.5.2. Indeks massa tubuh
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan petunjuk dasar untuk memantau
status gizi, baik yang kekurangan berat badan maupun yang kelebihan berat
badan. Pada penelitian ini menggunakan IMT berdasarkan umur (2 – 20 tahun)
dan jenis kelamin menurut United State Department of Health and Human Service
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Tahun 2000 dan diplotkan dalam grafik Centers for Disease Control and
Prevention (CDC).
Kategori IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin menurut United State
Department of Health and Human Service Tahun 2000, adalah :
Tabel 2.1. Kategori IMT menurut Umur dan Jenis Kelamin
Kategori Status Gizi IMTGizi Kurang < 5 percentileGizi Normal 5 – 84 percentileGizi Lebih 85 – 94 percentileObesitas 95 percentile
Sumber : United State Department of Health and Human Service Tahun 2000.
Menurut Dietz and Robinson (1983) dalam Mariani menyatakan bahwa
keuntungan IMT adalah tinggi badan dan berat badan, mudah diukur oleh tenaga
yang cukup dilatih sekedarnya, namun IMT tidak mengukur kegemukan secara
langsung. Selain itu harus lebih berhati-hati dalam menggunakan IMT sebagai
ukuran kopisisi tubuh pada anak dan remaja.
2.6. Landasan Teori
Menurut Sjarif (2003), obesitas dapat terjadi karena ketidak seimbangan
antara asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi
yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Asupan energi yang
berlebihan disebabkan konsumsi energi yang berlebihan, sedangkan keluaran
energi yang rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktivitas fisik
dan efek termogenesis makanan. Gangguan hemostasis energi ini disebabkan oleh
faktor idiopatik (obesitas primer atau nutritional) sedangkan faktor endogen
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
(obesitas sekunder atau non nutritional, yang disebabkan oleh kelainan hormonal,
sindrom atau efek genetik).
Secara garis besar faktor yang berperan terhadap terjadinya obesitas
dikelompokkan menjadi faktor genetik dan faktor lingkungan.
2.6.1. Faktor keturunan
Obesitas sudah dapat terjadi pada bayi, balita, pada anak usia 6 tahun,usia,
remaja, dengan salah satu orang tua obesitas akan menetap sampai dewasa. Bila
kedua orang tua obesitas, sekitar 80% anak-anak mereka akan menjadi obesitas
dan bila kedua orang tua tidak obesitas maka prevalensi obesitas akan turun
menjadi 14%. Peningkatan risiko obesitas tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh
gen atau faktor lingkungan dalam keluarga.
2.6.2 Faktor lingkungan
Mengelompokkan faktor lingkungan yang berperan sebagai penyebab
terjadinya obesitas menjadi lima yaitu perilaku makan, aktivitas fisik, psikologis,
steroid dan sosilal ekonomi. Menurut Budiyanto (2002) ada beberapa aspek yang
mempengaruhi kegemukan (obesitas) yaitu :
1. Aspek gizi. Seseorang yang menderita obesitas mengalami kelebihan
energi. Kelebihan energi dalam tubuh diubah menjadi lemak dan ditimbun
pada tempat-tempat tertentu.
2. Aspek ekonomi. Akhir-akhir ini banyak makanan siap saji (fast food)
seperti hamburger, fried chicken, hot dog, dan lain-lain. Makanan tersebut
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
relatif mahal dan kebanyakan yang mengkonsumsi adalah masyarakat
ekonomi menengah keatas. Dari segi kesehatan dapat mengganggu
kesehatan karena banyak mengandung lemak tinggi sehingga
menyebabkan kegemukan.
3. Aspek sosial budaya. Dalam masyarakat Indonesia mempunyai pola
makan yang berbeda dengan orang barat. Dimana masyarakat kita
cenderung banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
karbohidrat. Kebiasaan yang tidak baik adalah meniru, dalam hal ini
meniru mengkonsumsi makanan cepat saji yang mana makanan tersebut
popular pada orang-orang barat.
Menurut Soetjiningsih dkk (1996), obesitas merupakan faktor yang sering
terjadi pada masa anak-anak dan merupakan masalah kesehatan penting karena
berdampak terhadap fisiologis maupun medis yang berlanjut sampai dewasa.
Hasil penelitiannya dinyatakan bahwa 41% anak obesitas pada usia 7 tahun akan
menjadi obesitas pada usia dewasa.
Penilaian jumlah dan jenis makanan yang di konsumsi individu menurut
Hadi (2003), dan Gibson (1990), dapat dikelompokkan menjadi :
1. Mengingat makanan (food recall) yang dimakan oleh individu selama 24
jam sebelum dilakukan wawancara. Contoh makanan (food model) dapat
dipakai sebagai alat bantu. Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi
diperkirakan atau dihitung dengan ukuran rumah tangga yang kemudian
dikonversikan ke dalam ukuran berat. Pemakaian metode food recall ini
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
digunakan untuk mengukur rata – rata konsumsi makanan dan zat gizi
kelompok masyarakat yang jumlahnya besar.
2. Pencatatan makanan yang dimakan (food records) oleh individu dalam
jangka waktu tertentu, jumlahnya ditimbang dan diperkirakan dengan
ukuran rumah tangga.
3. Frekuensi konsumsi makanan (food frequency questionaire) adalah recall
makanan yang dimakan pada waktu lalu. Kuesioner terdiri dari daftar
bahan makanan dan frekuensi makan. Cara ini merekam keterangan
tentang berapa kali konsumsi bahan makanan dalam sehari, seminggu,
sebulan, tiga bulan atau jangka waktu tertentu.
4. Riwayat makan (dietary history) yaitu mencatat apa saja yang dimakan
dalam waktu lama. Cara ini memerlukan petugas wawancara yang terlatih.
Periode yang diukur biasanya adalah selama 6 bulan atau 1 tahun yang
lalu. Metode wawancara ini merupakan modifikasi dari cara recall 24 jam
untuk dapat memperoleh informasi tentang makanan yang dikonsumsi,
frekuensi dan kebiasaan makan.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
2.7. Kerangka Teori
Genetik
Jenis Kelamin
Umur
TingkatPendidikan
Pekerjaan
KemudahanHidup
KemajuanTeknologi
Sosial Ekonomi
FaktorLingkungan
Fisiologi
Pola Konsumsi :•Frekuensi Makan• Jumlah Zat Gizi• Jenis Makanan
Gaya Hidup :•Aktivitas Fisik• Pengetahuan Gizi
Pelayanan Kesehatan :•Demografi• Epidemiologis
Obesitas yang terjadipada umur sebelumnya
Hormonal
Obesitas
Gambar 1. Mekanisme Terjadinya Obesitas (Suhendro, 2003).
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
VARIABELDEPENDEN
VARIABELINDEPENDEN
2.8. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori di atas, kerangka konsep penelitian adalah
sebagai berikut :
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Karakteristik Individu- Jenis Kelamin- Umur- Pekerjaan Orang Tua- Pendidikan Orang Tua
Pola Konsumsi- Frekuensi Makan- Jumlah Zat Gizi- Jenis Makanan
Aktivitas Fisik
OBESITAS
Keturunan
Faktor Lingkungan
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas fisik dan keturunan
pada kejadian obesitas anak di SD Swasta Kecamatan Medan Baru Kota Medan
digunakan rancangan penelitian case control.
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
3.2.1. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, dari bulan Nopember 2007
sampai dengan Maret 2008. Dimulai dengan melakukan penelusuran kepustakaan,
konsultasi judul, penyusunan proposal, seminar proposal, pengumpulan data dan
analisa data, serta penyusunan laporan akhir.
- Pola Konsumsi- Aktivitas Fisik- Keturunan
- Pola Konsumsi- Aktivitas Fisik- Keturunan
KASUS
KONTROL
SAMPEL
Gambar 3. Rancangan Penelitian Kasus – Kontrol.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
3.2.2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 7 Sekolah Dasar swasta di Kecamatan
Medan Baru, Kota Medan, yakni SD ST. Thomas 5, SD ST. Thomas 6, SD
Singapore International School, SD Advent IV, SD Pembangunan Didikan Islam,
SD YPTI Al- Bukhari Muslim, SD Dharma Putra. Survey pendahuluan yang
dilaksanakan di 7 SD swasta tersebut, pada bulan September 2007 dan melibatkan
786 murid, menunjukkan bahwa prevalensi kejadian obesitas : murid laki – laki
sebesar 25,65 % dan murid perempuan sebesar 19,50 %.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Swasta di
Kecamatan Medan Baru Kota Medan, kelas IV, V dan VI yang berumur 10 – 12
tahun.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri
dari kasus dan kontrol. Untuk mengurangi kemungkinan adanya bias, maka kasus
dan kontrol diambil dalam satu populasi dengan kriteria :
1. Kasus adalah Siswa SD di Kecamatan Medan Baru Kota Medan kelas IV,
V dan VI umur 10 – 12 tahun yang menderita kegemukan (obesitas) laki-
laki dan perempuan. Kasus diukur status gizinya dengan menggunakan
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
metode antropometri dengan indeks berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB).
2. Kontrol adalah Siswa SD di Kecamatan Medan Baru Kota Medan kelas
IV, V dan VI umur 10 – 12 tahun yang mempunyai berat badan normal
sesuai dengan baku CDC-NCHS laki-laki dan perempuan. Kasus diukur
status gizinya dengan menggunakan metode antropometri dengan indeks
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Adapun besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus di
bawah ini (Lemeshow, 1997) :
pQdanR
RPP
QPZann −=
+=
−+
== 1,1
;2)2/1(
.2/21
β
Keterangan:
R = Perkiraan Odds Ratio = 2
α = 0,05 αZ→ = 1,96
β = 0,10 βZ→ = 1,28
P = 2/1 + 2 = 0,66; Q = 1 - 0,66 = 0,34
2)5,066,0(
34,0.66,028,12/96,121
−+
== nn
2)16,0(
5816,121 == nn
n = 97,7 à 98 anak sekolah dasar (SD).
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Maka berdasarkan hasil perhitungan di atas didapat jumlah sampel
minimal untuk kasus = 98 anak sekolah dasar (SD) dan kontrol 98 anak sekolah
dasar (SD).
3.3.3. Metode pengambilan sampel
Untuk mengambil 98 kasus dan 98 kontrol, dilakukan :
1. Sampel diambil secara Stratified random sampling berdasarkan kelas
sampel yakni kelas IV, V, VI.
2. Penentuan kasus dan kontrol dilakukan matching terhadap umur, jenis
kelamin, asal sekolah dan kelas yang sama.
3. Bila ditemukan > 98 kasus obesitas maka akan dilakukan pemilihan kasus
secara Stratified random sampling untuk mendapatkan jumlah yang
ditetapkan, yaitu minimal 98 kasus.
4. Bila ditemukan < 98 kasus obesitas maka akan diambil dari populasi kelas
lain dengan sekolah yang sama hingga mencapai jumlah yang ditetapkan,
yaitu minimal 98 kasus.
Tabel 3.1. Distribusi Pengambilan Sampel, secara Stratified RandomSampling
No. Nama Sekolah Jlh SiswaObesitas
JumlahResponden
1.2.3.4.5.
SD Swasta Al BukhariSD Swasta PDISD Swasta SISSD Swasta St. Thomas 5SD Swasta St. Thomas 6
1312426459
77
213330
JUMLAH 192 98
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data primer
1. Data primer terdiri dari data hasil wawancara dan pengukuran, yaitu IMT
responden, jenis kelamin, umur, karakteristik orang tua, frekuensi makan,
kebiasaan konsumsi makanan, asupan zat gizi (energi, protein dan lemak),
aktivitas fisik dan keturunan.
2. Data tentang obesitas yang dikumpulkan dengan cara melakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan. Berat badan diukur dengan
menggunakan timbangan injak merk electronic personal scale yang
berkapasitas 150 kg dengan ketelitian 0.1 kg. Sampel diukur pada posisi
berdiri tegak tepat di tengah timbangan dan tanpa menggunakan alas kaki.
Pembacaan angka dilakukan setelah angka penunjuk tidak bergerak.
Sedangkan data tinggi badan diukur dengan menggunakan alat ukur
microtoise berskala 200 cm dengan ketelitian 0.1 cm. Sampel di ukur
dalam posisi tegak, muka lurus ke depan dan tanpa menggunakan tutup
kepala. Besi pengukur yang vertikal diturun naikkan hingga batang
pengukur yang horizontal menyentuh tepat di atas kepala sampel. Posisi
sampel membelakangi alat ukur dan pembacaan dilakukan dari salah satu
sisi badan sampel.
3. Data pola konsumsi dilakukan dengan cara wawancara langsung pada
responen dengan menggunakan kuesioner penelitian, Food Frequency
Questionaire (FFQ) dan melalui recall (tanya ulang) konsumsi selama 24
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
jam. Data konsumsi makanan ditampilkan dalam bentuk tingkat
kecukupan gizi (energi protein dan lemak), yang diperoleh dari
perbandingan zat gizi yang dikonsumsi dengan yang dianjurkan (AKG)
dikali 100 %. Jumlah porsi dari ukuran rumah tangga (URT)
dikonversikan ke dalam ukuran gram untuk di analisa. Data kebiasaan
makan dianalisa berdasarkan jenis makanan dan frekuensi makan anak.
Data tentang :
a. Karakteristik Responden
b. Pola Konsumsi
c. Aktivitas Fisik
d. Keturunan
dilakukan dengan cara wawancara yang dipandu penggunaan kuesioner.
4. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 10 (sepuluh) orang
mahasiswa D3 Gizi Lubuk Pakam sebagai enumerator. Enumerator
sebelumnya dilatih dan diberi pengarahan terlebih dahulu, terutama
tentang cara pengukuran dan wawancara yang baik, pemahaman isi
kuesioner, dan cara mengisinya. Pelatihan ini berguna untuk menyamakan
persepsi enumerator dalam memperoleh data yang akurat.
3.4.2. Data sekunder
Data gambaran umum sekolah yang meliputi jumlah siswa dan alamat
sekolah SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Data jumlah siswa
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
yang ada di SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan dan juga dari
Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota Medan.
3.5. Definisi Operasional Variabel
3.5.1. Variabel terikat
Kegemukan (Obesitas) adalah suatu keadaan patologis akibat terdapatnya
timbunan lemak yang berlebihan pada tubuh, dengan cara pengukuran
antropometri, yaitu dengan menggunakan percentile 95 kurva IMT dari baku CDC
- NCHS untuk laki-laki dan perempuan usia 2 – 20 tahun, , (Kuczmarski, 2002)
(skala ordinal).
3.5.2. Variabel bebas
1. Karakteristik responden adalah data yang meliputi jenis kelamin, umur,
pekerjaan bapak, pekerjaan ibu, pendidikan bapak dan pendidikan ibu.
2. Pola Konsumsi adalah gambaran kebiasaan makan terdiri dari jumlah
makanan yang dikonsumsi, frekuensi makan dalam sehari dan banyaknya
jenis makanan yang dikonsumsi dalam sehari yang ditanyakan dengan
menggunakan food frequency questionaire.
3. Asupan Zat Gizi adalah sejumlah energi, protein dan lemak yang
dikonsumsi dalam sehari (skala rasio)
4. Frekuensi Makan adalah jumlah kali makan yang dikonsumsi sebagai
sumber energi, protein dan lemak dalam sehari selama 1 bulan terakhir,
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
yang dikumpulkan melalui metoda frekuensi dengan wawancara (skala
ordinal).
5. Jenis Makanan adalah sejumlah jenis makanan yang dikonsumsi dalam
sehari sebagai sumber energi, protein dan lemak.
6. Aktivitas Fisik adalah jumlah waktu yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan oleh sampel selama 24 jam yang dikelompokkan menjadi
aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat sesuai dengan
pedoman CDC (8). Aktivitas fisik dibagi dalam 3 kategori yaitu berat,
sedang dan ringan.
Aktivitas fisik ringan antara lain : duduk, naik motor, naik angkutan, antar
jemput, les di sekolah, les di luar sekolah, les bahasa inggris, mengasuh
adik, mencuci piring, aktivitas nonton TV, aktivitas main play station,
main komputer, belajar di rumah.
Aktivitas fisik sedang antara lain : bermain di sekolah, berjalan, bersepeda,
mengikuti kegiatan pramuka, bermain musik, paduan suara, band, palang
merah, bola volli remaja, tennis meja, mencuci pakaian, mencuci mobil,
memasak, menyapu, menyiram tanaman, membersihkan tempat tidur,
setrika.
Aktivitas fisik berat antara lain : menari, drum band, bela diri, aero
modeling, sepak bola, basket, renang, badminton, tennis lapangan,
taekwondo, aerobik, lari, skipping, sit up, kasti, mengepel, menimba air
(CDC-NCHS/2002).
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
7. Keturunan adalah sifat genetika yang menjadi bawaan bapak dan ibu
responden. Status gizi orang tua yang dihitung dari perbandingan antara
berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m2), berdasarkan kategori
IMT (Depkes RI, 1994) :
Obesitas : > 27,0
Overweight : > 25,0 – 27,0
Normal : > 18,5 – 25,0
Kurus tingkat ringan : 17,0 – 18,5
Kurus tingkat berat : < 17,0
3.6. Aspek Pengukuran
Pengukuran dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan data
yang ingin diperoleh dari indikator variabel yang telah ditentukan. Bentuk
pengukuran yang digunakan yaitu pengukuran nominal dan ordinal.
3.6.1. Aspek pengukuran variabel bebas
Aspek pengukuran untuk variabel bebas adalah faktor keturunan
(genetika), pola konsumsi dan aktivitas fisik.
1. Variabel Pola Konsumsi.
Pola konsumsi diukur dengan cara wawancara langsung pada responen
dengan menggunakan kuesioner penelitian, food frequency questionaire
dan melalui recall (tanya ulang) konsumsi selama 24 jam. Konsumsi
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
makanan ditampilkan dalam bentuk tingkat kecukupan gizi (energi, protein
dan lemak), yang diperoleh dari perbandingan zat gizi yang dikonsumsi
dengan yang dianjurkan (AKG) dikali 100 %.
2. Aktivitas Fisik.
Untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka dalam bentuk kuesioner
tentang pola kebiasaan – kebiasaan aktivitas fisik yang sering dilakukan
oleh siswa sekolah dasar. Data aktivitas fisik yang dikumpulkan dihitung
frekuensi dan durasinya berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan sehari
– hari. Berbagai jenis aktivitas tersebut lalu dikelompokkan menjadi
aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat sesuai dengan
pedoman CDC-NCHS (2000).
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Aktivitas Fisik
JenisVariabel
NamaVariabel Cara Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
Variabelbebas
Aktivitasfisik
Kuesioner Nominal 1. Berat2. Sedang3. Ringan
3. Variabel Faktor Keturunan.
Untuk mengetahui pengaruh keturunan terhadap kejadian obesitas,
dilakukan dengan menggunakan IMT orang tua responden.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
3.6.2. Aspek pengukuran variabel terikatUntuk mengetahui kejadian obesitas, dilakukan pengukuran berat badan
dan pengukuran tinggi badan secara bersamaan pada hari yang sama. Pengukuran
kejadian obesitas didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan rumus BB
(kg) / TB2 (m2) (WHO, NCHS).
Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Kejadian Obesitas
JenisVariabel
NamaVariabel Cara Ukur Skala
Ukur Hasil Ukur
VariabelTerikat
KejadianObesitas
PenimbanganBerat Berat
PengukuranTinggi Badan
Nominal
Nominal
Obesitas danTidak Obesitas
3.7. Metode Analisa Data
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kategori yang
berskala nominal dan ordinal. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pendekatan
analisa yang digunakan adalah analisa statistik. Teknik analisa statistik yang
digunakan adalah uji statistik univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik).
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran umum lokasi penelitian
SD Al-Bukhari Muslim berlokasi di jalan Sriwijaya dengan jumlah siswa
kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 53 orang. SD Swasta Dharma Putra
yang berlokasi di jalan Darat dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur
sebanyak 41 orang. SD Swasta PDI berlokasi di jalan Letjen Jamin Ginting
dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 121 orang. SD
Swasta SIS berlokasi di jalan Abdullah Lubis dengan jumlah siswa kelas IV, V
dan VI yang diukur sebanyak 154 orang. SD Swasta St. Thomas 5 berlokasi di
jalan Mataram dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 148
orang. SD Swasta St. Thomas 6 berlokasi di jalan Mataram dengan jumlah siswa
kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 158 orang. SD Swasta Advent 4
berlokasi di jalan Bahagia dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur
sebanyak 42 orang. Secara Rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Lokasi dan Distribusi Siswa SD Swasta
No. Nama Sekolah Alamat Jlh Siswa yangDiukur (orang)
1.2.3.
4.
5.6.7.
SD Swasta Al BukhariSD Swasta Dharma PutraSD Swasta Pembangunan DidikanIslam (PDI)SD Swasta Singapore InternationalSchool (SIS)SD Swasta St. Thomas 5SD Swasta St. Thomas 6SD Swasta Advent 4
Jl. SriwijayaJl. DaratJl. Letjen JaminGintingJl. Abdullah Lubis
Jl. MataramJl.MataramJl. Bahagia
5341121
154
14815842
JUMLAH 727
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
4.2. Karakteristik responden
Hasil penelitian terhadap 196 siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru
Kota Medan, berdasarkan karakteristiknya, seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.2. Distribusi Siswa Sekolah Dasar Swasta berdasarkanKarakteristiknya di Kecamatan Medan Baru Kota Medan
No. Karakteristik Responden Obes Tdk Obes pn % n %1. Pendidikan Bapak
SLTA> SLTA
791
7,192,9
1880
18,481,6
0,019
Jumlah 98 100,0 98 100,02. Pendidikan Ibu
SLTA> SLTA
3068
30,669,4
3860
38,861,2
0,230
Jumlah 98 100,0 98 100,03. Pekerjaan Bapak
Tdk pegawaiPegawai
5939
60,239,8
5246
53,146,9
0.313
Jumlah 98 100,0 98 100,04. Pekerjaan Ibu
Tdk pegawaiPegawai
5365
33,766,3
2573
25,574,5
0,211
Jumlah 98 100,0 98 100,0
Berdasarkan pendidikan bapak, terlihat bahwa antara kelompok siswa
yang obesitas maupun yang tidak obesitas, pendidikan tertinggi bapak adalah >
SLTA yaitu S1 – S3 sebesar 92,9% dan 81,6%. Setelah diuji statistik,
menunjukkan ada pengaruh bermakna, antara tingkat pendidikan bapak dengan
terjadinya obesitas (p< 0,05).
Pendidikan ibu, tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna, dimana p>
0,05, hal ini memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan ibu pada kelompok siswa
yang obesitas dan tidak obesitas, pendidikan tertingginya, di atas SLTA (S1 –
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
S3) , masing-masing sebesar 69,4% dan 61,2%. Pekerjaan bapak dan ibu, pada
kelompok obesitas maupun yang tidak obesitas, menunjukkan tidak adanya
pengaruh yang bermakna dengan terjadinya obesitas (p>0,05). Pekerjaan bapak
tertinggi ditemukan pada kelompok obesitas dan tidak obesitas, yaitu sebagai
pegawai masing-masing 60,2% dan 53,1%. Pekerjaan ibu pada kelompok
obesitas dan tidak obesitas yang tertinggi yaitu bukan pegawai, masing-masing
sebesar 66,3% dan 74,5%.
4.3. Pola Konsumsi
1. Asupan zat gizi
Nilai asupan gizi didasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari data yang
terkumpul. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh nilai rata-rata asupan
energi 2056,1 kkal/hari. Sedangkan nilai rata-rata untuk asupan lemak sebesar
69,6 gram/hari dan nilai rata-rata untuk asupan protein 75,8 gram/hari.
Gambaran jumlah energi, lemak dan protein pada siswa sekolah dasar
swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, seperti pada Tabel 4.3 berikut :
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.3. Distribusi Asupan Energi, Lemak dan Protein pada Siswa SekolahDasar Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan
No Jenis AsupanObes Tdk Obes
OR (95% CI) Pn % n %
1 Energi :• >2056,1kkal/hari• 2056,1kkal/hari
8216
83,716,3
1583
5,384,7
28,36 13,161-61,105 0,0001
Jumlah 98 100,0 98 100,02 Lemak :
• > 69,6 gr/hari• 69,6 gr/hari
8018
81,618,4
1583
15,384,7
24,59 11,607-52,108 0,0001
Jumlah 98 100,0 98 100,03 Protein :
• > 75,8 gr/hari• 75,8 gr/hari
6137
62,237,8
3761
37,862,2
2,718 1,526-4,843 0,0001
Jumlah 98 100,0 98 100,0
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa asupan energi > 2056,1 kkal/hari
sebanyak 83,7% dimiliki oleh kelompok siswa yang obesitas, sementara yang
memiliki asupan energi 2056,1 kkal/hari ada 16,3%. Sebaliknya siswa yang
tidak mengalami obesitas 84,7% memiliki asupan energi 2056,1 kkal/hari,
sedangkan yang memiliki asupan energi > 2056,1 kkal/hari sebanyak 15,3%.
Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang
bermakna antara asupan energi > 2056,1 kkal/hari dengan kejadian obesitas. Nilai
OR 28,36 (95% CI : 13,161-61,105) artinya siswa yang obesitas risikonya 28 kali
lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak
obesitas apabila asupan energinya > 2056,1 kkal/hari.
Tabel 4.3. juga menunjukkan bahwa asupan lemak > 69,6 gr/hari terdapat
pada siswa yang obesitas yaitu sebanyak 81,6%, sedangkan pada siswa yang tidak
obesitas sebanyak 15,3%. Sementara asupan lemak 69,6 gr/hari sebanyak 18,4%
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
terdapat pada siswa yang obesitas, sedangkan siswa yang tidak obesitas memiliki
asupan lemak 69,6 gr/hari sebanyak 84,7%.
Berdasarkan uji bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang
bermakna antara asupan lemak > 69,6 gr/hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR
24,59 (95% CI : 11,607-52,108) artinya siswa yang obesitas risikonya 25 kali
lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak
obesitas apabila asupan lemaknya > 69,6 gr/hari.
Hasil analisa bivariat terhadap asupan protein juga memberi gambaran
bahwa 62,2% siswa yang obesitas memiliki asupan protein sebesar > 75,8 gr/hari,
sedangkan yang memiliki asupan protein 75,8 gr/hari sebanyak 37,8%. Namun
untuk siswa yang tidak obesitas, asupan protein memiliki nilai yang kebalikannya.
Berdasarakan uji bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang
bermakna antara asupan protein > 75,8 gr/hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR
2,7 (95% CI : 1,526-4,847) artinya siswa yang obesitas risikonya sebesar 2,7 kali
lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak
obesitas apabila asupan proteinnya > 75,8 gr/hari.
Persentase energi dan protein dari angka kecukupan gizi antara kelompok
obesitas dan tidak obesitas dapat dilihat pada Tabel 4.4. di bawah ini :
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.4. Persentase Energi dan Protein dari Angka Kecukupan Gizi
No.Angka
Kecukupan Gizi(AKG)
Obes Tdk ObesOR (95% CI) P
n % n %
1.Energi :• 100 % AKG
• > 100 % AKG
0
98
0
100
95
3
96,9
3,117,33 7,972-
37,689 0,0001
Jumlah 98 100,0 98 100,02. Protein :
• 100 % AKG
• > 100 % AKG
0
98
0
100
14
84
14,3
85,72,167 1,852-2,535 0,0001
Jumlah 98 100,0 98 100,0
Dari Tabel 4.4. diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang
bermakna antara asupan energi > 100% AKG dengan kejadian obesitas. Nilai OR
17,33 (95% CI : 7,972-37,689) artinya siswa yang obesitas risikonya 17 kali lebih
besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas
apabila asupan energinya > 100% AKG.
Asupan protein > 100% AKG diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada
pengaruh yang bermakna antara asupan protein > 100% AKG dengan kejadian
obesitas. Nilai OR 2,167 (95% CI : 1,852-2,535) artinya siswa yang obesitas
risikonya 2 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan
kelompok tidak obesitas apabila asupan proteinnya > 100% AKG.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
2. Frekuensi makan
Nilai frekuensi makan dihitung berdasarkan jumlah (kali) dalam sehari.
Berdasarkan data yang terkumpul, nilai rata-rata frekuensi makan siswa SD
Swasta di Kecamatan Medan Baru adalah 12,83 kali/hari, seperti pada Tabel 4.5.
berikut :
Tabel 4.5. Frekuensi Makan dalam Sehari
Frekuensi MakanSehari
Obes Tdk ObesOR (95% CI) P
n % n %
>12,83 kali/hari
12,83 kali/hari
89
9
90,8
9,2
14
84
14,3
85,759,333 24,393-144,323 0,0001
Jumlah 98 100,0 98 100,0
Tabel 4.5. menunjukkan dengan frekuensi makan sehari > 12,83 kali/hari
diperoleh hasil 90,8% pada kelompok obesitas dan 14,3% pada kelompok tidak
obesitas. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang
bermakna antara frekuensi makan sehari > 12,83 kali/hari dengan kejadian
obesitas. Nilai OR 59,333 (95% CI : 24,393-144,323) artinya siswa yang obesitas
risikonya 59 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan
kelompok tidak obesitas apabila frekeunsi makan sehari > 12,83 kali/hari.
3. Jenis makanan
Jenis makanan yang dikonsumsi siswa dihitung berdasarkan banyaknya
jenis makanan yang dikonsumsi dalam satu hari. Berdasarkan data yang
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
terkumpul, terlihat bahwa banyaknya jenis makanan yang dikonsumsi paling
tinggi 24 jenis, sedangkan jumlah dari jenis makanan paling sedikit 6 jenis.
Untuk mendapatkan dua kategori jenis makanan didasarkan nilai cut-off jenis
makanan, dan diperoleh nilai 13 jenis makanan yang dikonsumsi per hari seperti
pada Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6. Jenis Makanan Dalam Sehari
Banyak JenisMakan Sehari
Obes Tdk ObesOR (95% CI) P
n % n %
> 13 jenis /hari
13 jenis /hari
81
17
82,7
17,3
12
86
12,2
87,834,147 15,361-75,909 0,0001
Jumlah 98 100,0 98 100,0
Dari Tabel 4.6. terlihat bahwa siswa yang obesitas 82,7% memakan > 13
jenis makanan setiap hari dan hanya 17,3% yang makan 13 jenis /hari.
Sementara siswa yang tidak obesitas 12,2% makan > 13 jenis makanan setiap hari,
sedangkan yang makan 13 jenis /hari sebanyak 87,8%. Analisa bivariat
menunjukkan nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara
banyaknya mengkonsumsi jenis makanan dalam sehari yaitu > 13 jenis makanan
setiap hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 34,147 (95% CI : 15,361-75,909)
artinya siswa yang obesitas risikonya 34 kali lebih besar akan mengalami obesitas
dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila jenis makanan yang
dikonsumsi > 13 jenis sehari.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
4.4. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru ditetapkan
berdasarkan nilai rata-rata jam yang digunakan dalam melakukan aktivitas per
hari. Berdasarkan perhitungan data yang terkumpul diperoleh nilai rata-rata
pemanfaatan waktu untuk aktivitas fisik ringan sebesar 10,9 jam/hari; rata-rata
untuk aktivitas fisik sedang sebesar 2,9 jam/hari dan aktivitas berat sebesar 1,5
jam/hari.
Pengaruh pemanfaatan waktu untuk aktivitas fisik terhadap kejadian
obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan
dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini :
Tabel 4.7. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Penggunaan Waktu untukAktivitas Fisik Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru KotaMedan
PenggunaanWaktu
Obes Tdk ObesOR (95% CI) p
n % n %Aktivitasringan :< 10,9 jam
10,9 jam
36
62
36,7
63,3
39
59
39,8
60,2
0,878 (0,494 – 1,563) 0,384
Jumlah 98 100,0 98 100,0AktivitasSedang :< 2,9 jam
2,9 jam
80
18
81,6
18,4
20
78
20,4
79,617,333 (8,530 – 35,222) 0,0001
Jumlah 98 100,0 98 100,0AktivitasBerat :< 1,5 jam
1,5 jam
92
6
93,9
6,1
36
62
36,7
63,3
26,407 (10,500-66,417) 0,0001
Jumlah 98 100,0 98 100,0
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang obesitas 63,3%
menggunakan waktu untuk aktivitas ringan 10,9 jam, sementara yang
menggunakan waktu untuk aktivitas ringan < 10,9 jam ada 36,7%. Selanjutnya,
siswa yang tidak obesitas, 60,2% menggunakan waktu untuk aktivitas ringan
10,9 jam, sedangkan < 10,9 jam, ada 39,8%. Hasil analisa bivariat menunjukkan
tidak ada pengaruh aktivitas ringan terhadap kejadian obesitas (p > 0,05).
Siswa yang obesitas 81,6%, menggunakan waktu untuk aktivitas sedang <
2,9 jam, sementara yang menggunakan waktu untuk aktivitas sedang 2,9 jam,
18,4%. Sebaliknya, siswa yang tidak obesitas 79,6%, menggunakan waktu untuk
aktivitas sedang 2,9 jam, sedangkan yang menggunakan waktu untuk aktivitas
sedang < 2,9 jam, ada 20,4%. Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p < 0,05
artinya ada pengaruh yang bermakna antara siswa yang menggunakan waktu
untuk melakukan aktivitas sedang 2,9 jam dengan kejadian obesitas. Nilai OR
17,333 (95% CI : 8,530-35,222) artinya siswa yang obesitas risikonya 17 kali
lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak
obesitas apabila menggunakan waktu untuk melakukan aktivitas sedang 2,9 jam.
Siswa yang obesitas 93,9%, menggunakan waktu untuk aktivitas berat <
1,5 jam, sementara yang menggunakan waktu untuk aktivitas berat 1,5 jam,
6,1%. Sebaliknya, siswa yang tidak obesitas 63,3%, menggunakan waktu untuk
aktivitas berat 1,5 jam, sedangkan yang menggunakan waktu untuk aktivitas
berat < 1,5 jam, ada 36,7%. Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya
ada pengaruh yang bermakna antara siswa yang menggunakan waktu untuk
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
aktivitas berat 1,5 jam dengan kejadian obesitas. Nilai OR 26,407 (95% CI :
10,500-66,417) artinya siswa yang obesitas risikonya 26 kali lebih besar akan
mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila
menggunakan waktu untuk aktivitas berat 1,5 jam.
4.5. Keturunan
1. Pengaruh keturunan (bapak) terhadap kejadian obesitas
Pengaruh faktor keturunan terhadap Kejadian Obesitas pada siswa sekolah
dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.8
di bawah ini :
Tabel 4.8. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi Bapak Siswa SDSwasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan
Status GiziBapak
Obes Tdk Obes OR (95% CI) pn % n %Obesitas
Tidak Obesitas
53
45
54,1
45,9
24
74
24,5
75,53,631 (1,977 –6,671) 0,0001
Jumlah 98 100,0 98 100,0
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 77 siswa yang memiliki bapak
obesitas, terdapat 53 (54,1%) siswa yang mengalami obesitas dan 24 (24,5%)
siswa yang tidak obesitas. Sedangkan dari 119 siswa yang memiliki bapak tidak
obesitas, terdapat 45 (45,9%) siswa mengalami yang obesitas dan 74 ( 75,5%)
siswa yang tidak obesitas.
Dari hasil uji statistik yang diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh
yang bermakna antara siswa yang memiliki bapak obesitas dengan kejadian
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
obesitas. Nilai OR 3,631 (95% CI : 1,977-6,671) artinya siswa yang obesitas
risikonya 3,6 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan kelompok
tidak obesitas apabila mempunyai bapak obesitas.
2. Pengaruh keturunan (ibu) terhadap kejadian obesitas
Pengaruh faktor keturunan (Ibu) terhadap Kejadian Obesitas pada siswa
sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat pada
tabel 4.9 di bawah ini :
Tabel 4.9. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi Ibu Siswa SDSwasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan
Status Gizi Ibu Obes Tdk Obes OR (95% CI) Pn % n %
Obesitas
Tidak Obesitas
32
66
32,7
67,3
15
83
15,3
84,72,683 (1,341 – 5,366) 0,004
Jumlah 98 100,0 98 100,0
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 47 siswa yang memiliki ibu obesitas,
terdapat 32 (32,7%) siswa yang mengalami obesitas dan 15 (15,3%) siswa yang
tidak obesitas. Sedangkan dari 149 siswa yang memiliki ibu tidak obesitas,
terdapat 66 (67,3%) siswa mengalami obesitas dan 83 (84,7) siswa yang tidak
obesitas.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,005 artinya ada pengaruh yang
bermakna antara siswa yang memiliki ibu obesitas dengan kejadian obesitas. Nilai
OR 2,683 (95% CI : 1,341-5,366) artinya siswa yang obesitas risikonya 2,7 kali
lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak
obesitas apabila siswa memiliki ibu obesitas.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
4.6. Faktor Risiko yang Paling Dominan terhadap Kejadian Obesitas
Untuk menganalisa pengaruh faktor risiko terhadap kejadian obesitas
dilakukan uji regresi logistik. Faktor risiko yang dianalisa meliputi pola konsumsi,
faktor keturunan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah
dasar swasta. Dalam pemodelan, faktor yang dimasukkan dalam analisa adalah
faktor yang signifikan terhadap kejadian obesitas. Dalam menentukan signifikansi
faktor risiko, maka seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisa
menggunakan metode enter. Kemudian variabel yang tidak signifikan akan
dikeluarkan dari analisa satu persatu hingga diperoleh pemodelan yang paling
cocok.
Penentuan variabel independen sebagai faktor risiko yang paling
berpengaruh terhadap obesitas dengan melihat nilai Odds Ratio yang digambarkan
oleh nilai Exp (B), sedangkan tinggi-rendahnya pengaruh pada obesitas
didasarkan nilai slope (nilai B) dalam pemodelan.
Tabel 4.10. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan danAktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa Sekolah DasarSwasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan
No Variabel B p-value OR 95% CI1 Status Gizi Bapak 0,561 0,633 1,752 0,175 – 17,5732 Status Gizi Ibu 1,010 0,490 2,746 0,156 – 48,5053 Asupan Protein 0,787 0,506 2,197 0,216 – 22,4044 Asupan Lemak 4,116 0,004 61,316 3,860 – 974,0165 Asupan Energi 2,577 0,044 13,152 1,067 – 162,1116 Frekuensi Makan 3,838 0,012 46,418 2,304 – 935,2397 Jenis Makanan 2,907 0,013 18,298 1,859 – 180,0868 Aktivitas Sedang 2,544 0,042 12,737 1,098 – 147,7639 Aktivitas Berat 3,697 0,014 40,339 2,106 – 772,554
10 Constant -32,081 0,000 0,000
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Dari hasil analisa di atas, diperoleh nilai p-value < 0,05 adalah variabel
asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan, aktivitas fisik
sedang dan aktivitas fisik berat. Sedangkan untuk variabel yang tidak signifikan
akan dikeluarkan dari analisa berikutnya yang dimulai dari variabel yang paling
besar nilai p-valuenya.
Berdasarkan dari tahapan analisa yang dilakukan untuk mendapatkan
pemodelan yang paling cocok, maka beberapa variabel yang tidak signifikan
dikeluarkan dari analisa meliputi variabel status gizi bapak, asupan protein dan
status gizi ibu sehingga akan didapatkan pemodelan yang paling sesuai. Analisa
tahap berikutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.11. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan danAktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa Sekolah DasarSwasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan
No Variabel B p-value OR 95% CI1 Asupan Lemak 4,569 0,001 96,480 7,071 – 1316,4182 Asupan Energi 2,696 0,023 14,825 1,450 – 151,53223 Frekuensi Makan 3,464 0,007 31,958 2,602 – 392,5064 Jenis Makanan 3,301 0,003 27,127 3,137 – 234,5895 Aktivitas Sedang 2,529 0,030 12,536 1,270 – 123,7166 Aktivitas Berat 3,891 0,007 48,967 2,868 – 836,0187 Constant -29,357 0,000 0,000
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel asupan lemak, asupan energi,
frekuensi makan, jenis makanan, aktivitas sedang dan aktivitas berat merupakan
variabel yang signifikan (p < 0,05) terhadap kejadian obesitas. Dengan demikian
gambaran di atas merupakan pemodelan yang paling sesuai dalam penelitian ini.
Apabila dilihat nilai ORnya, maka asupan lemak (OR = 96) memiliki
pengaruh yang paling besar terhadap kejadian obesitas yang diikuti oleh aktivitas
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
berat (OR = 49), frekuensi makan (OR = 32), jenis makanan (OR = 27), asupan
energi (OR = 15) dan aktivitas sedang (OR = 12,5), berarti asupan lemak memiliki
pengaruh sebesar 96 kali untuk terjadinya obesitas setelah dikontrol variabel lain.
Berdasarkan nilai OR nya, maka pemodelan secara matematis dapat
digambarkan sebagai berikut :
= 29,357 + 4,569 X1 + 3,891 X2 + 3,464 X3 + 3,301 X4 + 2,696 X5 + 2,529 X6
Dimana :
= Kejadian Obesitas.
X1 = Asupan Lemak
X2 = Aktivitas Berat
X3 = Frekuensi Makan
X4 = Jenis Makanan
X5 = Asupan Energi
X6 = Aktivitas Sedang
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh pola konsumsi terhadap kejadian obesitas
Pola konsumsi dalam peneitian ini digambarkan dengan besarnya asupan
energi, asupan lemak dan asupan protein. Hasil uji Chi-square menunjukkan
ketiga jenis asupan tersebut signifikan terhadap kejadian obesitas (p < 0,05),
dimana untuk asupan energi > 2056,1 kkal/.hari berpeluang sebesar 28 kali terjadi
pada siswa yang obesitas (OR = 28,4 pada 95% CI : 13,161 – 61,105). Sedangkan
untuk asupan lemak menunjukkan bahwa siswa yang obesitas berpeluang terkena
obesitas sebesar 25 kali dibandingkan dengan siswa yang tidak obesitas apabila
asupan lemak > 69,6 gr/hari. Demikian juga untuk asupan protein menunjukkan
siswa obesitas memiliki peluang akan terjadi sebesar 2,7 kali dibandingkan siswa
yang tidak obesitas bila asupan proteinnya > 75,8 gr/hari (OR = 2,7 pada 95% CI :
1,526 – 4,843).
Hal ini sesuai dengan peneltian Ana Medawati dkk. (2005) Di Yogyakarta
yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi asupan energi semakin tinggi
kemungkinan untuk terjadinya obesitas pada remaja dan semakin tinggi asupan
lemak semakin tinggi untuk terjadinya obesitas.
Penelitian yang dilakukan di Brazil tentang hubungan antara tingkat
pengetahuan dan kebiasaan makan dengan kejadian obesitas pada anak sekolah
dasar kelas 3 dan 4 oleh Rozane dan Elsa (2003), juga menemukan bahwa pola
konsumsi
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
merupakan variabel satu-satunya yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas
pada anak sekolah dasar kelas III dan IV, dan besarnya pengaruh pola konsumsi
dengan nilai OR sebesar 5,3 (CI 95 % : 1,1 – 24,9).
Kedua hasil penelitian tersebut di atas, didukung pendapat Suhardjo
(1989) yang menyatakan bahwa kebiasaan makan yang salah pada anak akan
mempertinggi risiko terjadinya obesitas. Kebiasaan tersebut meliputi frekuensi
makan, kebiasaan makan makanan camilan, atau jajanan. Pendapat ini, lebih
dipertajam oleh Musaiger (2004) yang menyatakan bahwa pola konsumsi dan
kebiasaan makan di Wilayah Mediternia Timur mengalami perubahan pada empat
dekade belakangan ini. Perubahan ini menunjukkan terjadinya peningkatan pada
asupan energi dan lemak per kapita hampir di seluruh negara dan ini memiliki
peran dalam peningkatan risiko terjadinya obesitas di wilayah ini. Perubahan
ditandai dengan terjadinya pergeseran dari kebiasaan mengkonsumsi makanan
tradisional ke makanan ala barat dengan karakteristik kandungan lemak,
kolesterol, garam yang tinggi dan rendah serat.
Tingginya asupan energi, lemak dan protein pada kelompok siswa
obesitas, berpotensi pada terjadinya ketidakseimbangan antara asupan kalori
dengan kalori yang dipergunakan, sehingga menimbulkan terjadinya peningkatan
berat badan. Hal ini sesuai dengan pendapat CDC (2001) yang menyatakan bahwa
keseimbangan energi dapat diibaratkan seperti timbangan, dimana pertambahan
berat badan dapat terjadi ketika kalori yang dikonsumsi lebih besar daripada kalori
yang digunakan. Laporan National Dietary Survey of Schoochildren tahun 1985
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
dan National Nutrition Survey yang dilaksanakan oleh Australian Food and
Nutrition Monitoring Unit tahun 1995, menyatakan bahwa terjadi peningkatan
asupan energi bagi anak berumur 10 – 15 tahun lebih dari 10 %, antara tahun 1985
dan 1995 (Cook dkk, 2001).
5.2. Pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan penggunaan waktu
untuk aktivitas fisik antara kelompok siswa yang obesitas dengan yang tidak ( p <
0,05), terutama menyangkut penggunaan waktu untuk aktivitas sedang dan
aktivitas berat. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang buruk
berpengaruh terhadap kejadian obesitas. Analisa besar pengaruh penggunaan
waktu untuk aktivitas fisik terhadap obesitas khususnya aktivitas sedang
ditunjukkan nilai OR = 17,3 (95% CI: 8,530 – 35,222). Demikian juga
penggunaan waktu untuk aktivitas berat, menunjukkan adanya pengaruh terhadap
kejadian obesitas sebesar 26 kali. Artinya, siswa yang obesitas akan berpeluang
terkena obesitas 17 kali lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak
obesitas apabila menggunakan waktu untuk aktivitas sedang < 2,9 jam. Siswa
yang obesitas, berpeluang terjadi sebesar 26 kali apabila menggunakan waktu
untuk aktivitas berat < 1,5 jam dibandingkan dengan siswa yang tidak obesitas.
Semakin sedikit penggunaan waktu siswa untuk melakukan aktivitas sedang dan
aktivitas berat, maka peluang terkena obesitas semakin besar.
Menurut Meenu dan Madhu (2001), menyatakan bahwa kehilangan
aktivitas fisik, akibat menonton televisi atau bermain video game lebih dari 1
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
(satu) jam setiap hari memiliki kontribusi yang signifikan terhadap obesitas pada
anak. Pendapat ini memperkuat ditemukannya data aktivitas fisik pada penelitian
sebagaimana Tabel 4.8 dimana kegiatan menonton TV selama 1 jam 60,2% dan >
1 jam 30,8 % pada kelompok siswa obesitas. Lebih jauh dikatakan oleh Musaiger
(2004) bahwa perubahan gaya hidup dan status sosial ekonomi di negara-negara
Mediternia Timur, berdampak pada aktivitas fisik. Ketersediaan kenderaan,
peningkatan peralatan elektrikal rumah tangga menyebabkan hidup lebih santai.
5.3. Pengaruh keturunan terhadap kejadian obesitas
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 77 siswa yang memiliki bapak
obesitas, terdapat 53 (27,0%) siswa yang mengalami obesitas. Sedangkan dari 119
siswa yang memiliki bapak tidak obesitas, terdapat 45 (23,0%) yang obesitas.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,0001, berarti pada alpha 5% dapat
disimpulkan ada pengaruh yang signifikan persentase obesitas antara siswa yang
memiliki bapak obesitas dengan bapaknya yang tidak obesitas. Analisa besar
pengaruh keturunan terhadap obesitas ditunjukkan nilai OR = 3,6 (95% CI: 1,977
– 6,671). Artinya siswa yang obesitas memiliki peluang terjadi sebesar 3,6 kali,
apabila bapaknya obesitas dibandingkan dengan siswa yang bapaknya tidak
obesitas.
Demikian juga untuk faktor obesitas ibu, hasil penelitian didapatkan
bahwa dari 47 siswa yang memiliki ibu obesitas, terdapat 32 (16,3%) siswa yang
mengalami obesitas. Sedangkan dari 149 siswa yang memiliki ibu tidak obesitas,
terdapat 66 (33,7%) siswa mengalami yang obesitas.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004, berarti pada alpha 5% dapat
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persentase obesitas antara siswa yang
memiliki ibu obesitas dengan ibunya yang tidak obesitas. Analisa besar pengaruh
keturunan terhadap obesitas ditunjukkan nilai OR = 2,7 (95% CI: 1,341 – 5,366).
Artinya siswa yang obesitas memiliki peluang terjadi sebesar 2,7 kali, apabila
ibunya obesitas dibandingkan dengan siswa yang ibunya tidak obesitas.
Menurut hasil penelitian Padmiari (2002), bahwa ada keterkaitan yang erat
kejadian obesitas dengan orang tua yang kedua-duanya gemuk atau salah satunya
untuk menurun ke anaknya lebih besar, dimana ibu dapat meningkatkan risiko
kejadian obesitas sebesar 2,69 kali (95 % IC : 1,38 – 5,22), sedangkan ayah hanya
sebesar 1,99 kali (95 % IC : 1,02 – 3,92). Hal senada di ungkapkan oleh WHO
(2000) yang menyatakan bahwa risiko relatif seorang anak untuk menjadi obesitas
bila di dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga lainnya yang obesitas
adalah sebesar 4,7 sampai 8,6 kali lebih sering. Seturut dengan hal tersebut, hasil
studi Anjali (2004) menyatakan faktor keturunan sebesar 70 % mempengaruhi
kejadian obesitas. Hal senada dinyatakan oleh Loos (2003) prevalensi obesitas
dimana anggota keluarga lainnya mengalami obesitas bahwa 30 – 70 %
merupakan pengaruh biologis atau kontribusi keturunan. Anak yang obesitas
cenderung akan mengalami obesitas hingga dewasa dimana 40 – 70 % anak-anak
yang obesitas akan tetap obesitas hingga dewasa. Hasil studi ini diperkuat lagi
oleh Dhriti, dkk (2005) yang menyatakan bahwa dalam satu keluarga dimana
kedua orangtuanya diklasifikasikan mengalami obesitas ternyata 19,8 % anak-
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
anaknya akan mengalami obesitas. Hal ini dapat dibandingkan dengan hanya 6,7
% bila kedua orang tuanya tidak obesitas.
5.4. Faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian obesitas
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang diduga sebagai pencetus
terjadinya obesitas pada siswa sekolah dasar dilakukan uji regresi logistic dan
ternyata menunjukkan hasil yang signifikan (p < 0,05) untuk faktor asupan lemak,
asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan yang dimakan dan aktivitas fisik.
Hasil analisa regresi menunjukkan semakin tinggi faktor-faktor tersebut, semakin
tinggi peluang untuk terjadinya obesitas.
Berdasarkan keseluruhan proses analisa yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dari sembilan faktor yang diduga berpengaruh terhadap
kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar, ternyata ada enam faktor yang secara
signifikan berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar.
Siswa yang obesitas berpeluang terjadi obesitas sebesar 96 kali apabila
asupan lemaknya > 69,6 gr/hari setelah dikontrol oleh asupan energi, aktivitas
fisik siswa, frekuensi makan dan jenis makanan. Atau siswa yang obesitas
berpeluang terjadi obesitas sebesar 49 kali apabila aktivitas berat < 1,5 jam setelah
dikontrol oleh asupan lemak, asupan energi, aktivitas fisik sedang siswa, frekuensi
makan dan jenis makanan. Demikian juga siswa yang obesitas berpeluang terjadi
obesitas sebesar 32 kali (95% CI : 2,602 – 392,506) apabila frekuensi makannya >
13 kali/hari setelah dikontrol oleh asupan lemak, asupan energi, jenis makanan,
aktivitas sedang dan aktivitas berat. Selanjutnya siswa yang obesitas juga
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
berpeluang dapat terjadi obesitas sebesar 27 kali (95% CI: 3,137 – 234,589)
apabila banyaknya jenis makanan > 13 jenis/hari setelah dikontrol oleh asupan
lemak, asupan energi, frekuensi makan, aktivitas sedang dan aktivitas berat.
Untuk asupan energi menunjukkan bahwa siswa yang obesitas berpeluang
terjadi obesitas sebesar 15 kali bila asupan energi > 2056,1 kkal/hari setelah
dikontrol asupan lemak, frekuensi makan, jenis makanan, dan aktivitas fisik.
Siswa yang obesitas memiliki peluang terjadi obesitas sebesar 12 kali bila
aktivitas sedang < 2,9 jam/hari setelah dikontrol asupan lemak, asupan energi,
frekuensi makan, jenis makanan dan aktivitas fisik berat.
Berdasarkan kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling
dominan berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar adalah
asupan lemak (OR = 92,4).
Menurut Subardja dkk (2000) menyatakan bahwa bila dibandingkan
besarnya hubungan antara pola makan, aktivitas fisik, ternyata pola aktivitas fisik
lebih berhubungan dengan terjadinya obesitas pada anak. Hal ini mencerminkan
pola hidup sedentary berkontribusi dalam terjadinya obesitas pada anak. Senada
dengan hal tersebut, Keith SW dkk (2006) berpendapat bahwa aktivitas fisik yang
tidak baik dan pola makan yang buruk merupakan faktor paling dominan
menimbulkan risiko terjadinya obesitas, dan berbagai faktor lainnya yang saling
berkaitan. Pendapat ini diperkuat lagi dengan pendapat Egger dan Swinburn
(1997) yang mengemukakan penyebab penting terjadinya obesitas adalah faktor
biologis (genetis), pola hidup dan faktor lingkungan. Faktor sosial seperti pola
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
hidup dan faktor lingkungan dalam bentuk pola konsumsi dan aktivitas fisik
mempengaruhi asupan energi dan energi yang dikeluarkan. Tingkat kerentanan
individual terhadap faktor tersebut di atas berkaitan dengan faktor genetis dan
faktor biologis lainnya, seperti gender, umur dan aktivitas hormonalnya.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan
kesimpulan, sebagai berikut :
1. Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas siswa sekolah dasar
pada SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan adalah asupan
lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan dan aktivitas fisik
terutama aktivitas fisik berat dan sedang. Sedangkan faktor keturunan
yang berkaitan dengan obesitas orang tua tidak mempengaruhi kejadian
obesitas.
2. Berdasarkan analisa yang dilakukan ternyata asupan lemak memiliki
pengaruh paling besar terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar
swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan
6.2. Saran
Permasalahan gizi di lokasi penelitian terlihat telah mengarah ke masalah
gizi ganda, oleh sebab itu disarankan kepada :
1. Menggiatkan kembali monitoring status gizi anak sekolah terutama siswa
sekolah dasar untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan status
gizinya. Hal ini dapat dilakukan melalui Program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) yang telah ada.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
2. Mengadakan penyuluhan-penyuluhan mengenai gizi dan kesehatan
termasuk pola hidup sehat kepada siswa sekolah dasar.
3. Melakukan kegiatan penyuluhan tentang gizi secara berkala baik kepada
siswa, maupun orang tua siswa, dengan materi penyuluhan, antara lain :
masalah gizi lebih, termasuk cara pencegahan dan penanggulangannya,
dampak yang diakibatkan, pemilihan makanan jajanan yang sehat, pola
konsumsi yang sehat, memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan,
dan pentingnya kebiasaan berolah raga.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Abunain, Djumadias., 1990Aplikasi Antropometri Sebagai Alat Ukur Status Gizidi Indonesia. Gizi Indonesia Volume XIV No. 2 Jakarta ; Akademi GiziDepkes RI.
Ana Medawati, Hanan Hadi, I.D.P. Pramantara, , 2005. Hubungan antara AsupanEmergi, Asupan Lemak dan Obesitas pada Remaja SLTP di KotaYogyakarta dan di Kabupaten Bantul, Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
Anjali Jain, M.D., 2004. What Works for Obesity, A Summary of the Researchbehind Obesity Interventions, BMJ Publishing Group, London, UK.
Aritonang, E. Siagian Albiner., 2003. Hubungan Konsumsi Pangan dengan GiziLebih pada Anak TK di Kotamadya Medan Tahun 2003. LembagaPenelitian Universitas Sumatera Utara.
_________, 2000. Pola Konsumsi Pangan, Hubungannya dengan Status Gizi danPrestasi Belajar Pada Sekolah Dasar di Daerah Endemik GAKY DesaKutadame Kecamatan Kerajaan Kabupaten Dairi Sumatera Utara.Digital Library USU, Medan.
BAPPENAS, 2004. Relevansi Paket Pelayanan Kesehatan Dasar dalam MencapaiTarget Nasional dan Komitmen Global. Jakarta.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2000. 1600 Cliffon Rd,Atlanta, GA 30333, USA.
Cook T, Rutis Houser I & Seelig. M, 2001. Comparable Data on Food andNutrient Intake.
Depkes RI, 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat2010. Jakarta.
_________, 1992. Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, TentangKesehatan. Jakarta.
__________, 2001. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2003. Jakarta.
Dietz, W.D., Gortmaker, S.L., 2001. Preventing Obesity in Children andAdolescents. Annu Rev Pub Health, 22.
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2003. Profil Kesehatan PropinsiSumatera Utara. Medan.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Egger. G, Swinburn B. , 1997. An Ecological Approach to the Obesity Pandemic.BMJ Publishing Group, London, UK.
Gibson, R.S., 1990. Principle of Nutritional Assessment New York, OxfordUniversity Press.
Hamam Hadi, 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya TerhadapKebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional.
Herini, E.S. 1999. Karakteristik Keluarga dengan Anak Obesitas, dalam BeritaKedokteran Masyarakat, Vol. XV.
Imam, Sukiman, 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan.Makalah Penetapan Guru Besar Fakultas Kedokteran Bidang BidangIlmu Patologi Klinik Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ismail D, 1999. Pola Makan dan Jajanan Anak Sekolah Dasar di Yogyakarta.Berita Kedokteran Masyarakat. Yogyakarta.
Jalal, Fasli dan Soekirman,1990. Pemanfaatan Antropometri Sebagai IndikatorSosial Ekonomi, Gizi Indonesia Volume XIV No. 2 Jakarta ; AkademiGizi Depkes RI.
Keith, S.W. et al., 2006. Putative Contributors to the Secular Increase in Obesity;Exploring the Roads Less Traveled. Int J. Obes.
Khomsan, Ali. dkk.,2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Cetakan -1, PenerbitPenebar Swadaya, Jakarta.
Khumaidi, 1994. Gizi Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat Pendidikan Tinggi. PAU Pangan dan Gizi IPB Bogor.
Krisno A, Moch., 2002. Gizi dan Kesehatan, Edisi Pertama, Desember 2002,Jakarta.
Lemeshow, S., David, W.H., Janelle, K., Stephen K.L., 1997. Besar Sampeldalam Penelitian Kesehatan, Pramono, D. (Alih Bahasa), Yogyakarta,Gajah Mada University Press.
Mahdiah, 2004. Prevalensi Obesitas dan Hubungan Konsumsi Fast Food denganKejadian Obesitas Pada Remaja SLTP Kota dan Desa di DaerahIstimewa Yogyakarta. Tesis Magister Gizi dan Kesehatan Pasca SarjanaUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Meenu Singh, Madhu Sharma, 2005. Risk Factors for Obesity in Children,Department of Pediatrics, Advanced Pediatric Center, PostgraduateInstitute of Medical Education and Research, Chandigarh, India.
Musaiger, A.O., 2004 Overweight and Obesity in the Eastern MediterranianRegion : Can We Control It?., Eastern Mediterranian Health Journal.
Nasar, S.S., 1995. Obesitas pada Anak : Aspek Klinis dan Pencegahan, NaskahLengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak,XXXV, Jakarta.
Padmiari. Ida. A, 2002. Prevalensi Obesitas dan Konsumsi Fast Food SebagaiFaktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Anak SD di Kota Denpasar,Bali. Tesis Magister Gizi dan Kesehatan Pasca Sarjana UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta.
Rozane Marcia Triches, Elsa Regina Justo Giugliani, 2003. Obesity, Eating Habitsand Nutritional Knowledge among School Children.
Salam, M.A., 1989, Epidemiologi dan Patologi Obesitas dalam ObesitasPermasalahan dan Penanggulangannya, Laboratorium FarmakologiKlinik, Fakultas Kedokteran, UGM, Yogyakarta.
Samsudin, 1993, Obesitas pada Anak, Penanggulangan dan Pencegahan.Disampaikan pada Kongres Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) IX,Semarang.
Satoto, Karjati, S., Darmojo, B., Tjokrorawiri, A., Kodyat 1996, Kegemukan,Obesitas dan Degeneratif : Epidemiologi dan Strategi Penanggulangan.Dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI. Jakarta, LIPI.
Sjarif, D.R., 2003. Child Hood Obesity : Evaluation and Management. NaskahLengkap National Obesity Symposium II. Perkeni, DNC, Surabaya.
Soetjiningsih, Suandi, K.G., Sunarka, N., Prayoga, A.A., Rubiana, S., 1996.Gambaran Kilinis dan Profil Lipid Serum pada Anak Obesitas diSekolah Dasar, Cipta Dharma, Bukit Tinggi.
Subardja, D., Suzy, I.S., dkk, 2000. Hubungan Pola Makan dan Pola AktifitasFisik dengan Obesitas Primer pada Anak. Media Gizi & Keluarga.
Suhardjo, 1989. Sosio Budaya Gizi, Pusat Antar Universitas, Institut PertanianBogor.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Suhendro, 2003. Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas PadaRemaja Siswa-Siswi SMU di Kota Tangerang Propinsi Banten. TesisMagister Ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Gizi danKesehatan, Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,Edisi Ke-2 Jakarta.
Sarwono, Waspaji, 2003. Pengkajian Status Gizi : Studi Epidemiologi. FakultasKedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Tarigan, Novriani., 2005. Hubungan Citra Tubuh dengan Status Obesitas,Aktivitas Fisik dan Asupan Energi Remaja SLTP di Kota Yogyakartadan Kabupaten Bantul. Tesis Magister Ilmu-ilmu Kesehatan MasyarakatMinat Utama Gizi dan Kesehatan, Pasca Sarjana Universitas GadjahMada.
Tarwotjo dan Ratna Djuwita, 1990. Penerapan Prinsip Epidemiologi DalamPenilaian Status Gizi, Gizi Indonesia Volume XIV No. 2 Jakarta ;Akademi Gizi Depkes RI,.
WHO, 1998, Obesity : Preventing and Managing the Global Epidemic, WHOTechnical Report Series 894, Geneva.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran : 1
KUESIONER PENELITIAN
PETUNJUK WAWANCARA :
1. Gunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan mudah dimengerti.
2. Jawaban diisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan nomor
jawaban yang dipilih.
3. Perhatikan suasana lingkungan dan buat suasana menyenangkan (rileks).
HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI OLEH RESPONDEN :
1. Tidak ada jawaban yang benar maupun yang salah dalam kuesioner ini.
2. Data yang dikumpulkan semata – mata untuk kepentingan ilmiah.
3. Kami menjamin kerahasiaan identitas saudara.
I. IDENTITAS RESPONDEN.
1. Nama Responden : ....................................................................
2. Tgl. Lahir : ...................................................................
3. Jenis Kelamin : 1. Laki – laki
2. Perempuan
4. Kelas : 1. IV
2. V
3. VI
5. Sekolah : ......................................................
II. IDENTITAS ORANG TUA.
1. Nama Bapak : ...........................................................
2. Pendidikan Terakhir Bapak?
1. SD 1. Tamat 2. Tidak Tamat
2. SLTP 1. Tamat 2. Tidak Tamat
3. SLTA 1. Tamat 2. Tidak Tamat
4. D1-3 Akademik 1. Tamat 2. Tidak Tamat
5. Strata 1-3 1. Tamat 2. Tidak Tamat
6. Tidak Sekolah
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
1. Nama Ibu : .........................................................
2. Pendidikan Terakhir Ibu?
1. SD 1. Tamat 2. Tidak Tamat
2. SLTP 1. Tamat 2. Tidak Tamat
3. SLTA 1. Tamat 2. Tidak Tamat
4. D1-3 Akademik 1. Tamat 2. Tidak Tamat
5. Strata 1-3 1. Tamat 2. Tidak Tamat
6. Tidak Sekolah
III. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA, PEKERJAAN DANPENGHASILAN KELUARGA.1. Apa pekerjaan bapak?
1. Buruh
2. Petani
3. PNS/TNI/Polisi
4. Dagang atau wiraswasta
5. Pegawai swasta
6. Lainnya, sebutkan.........
2. Apa pekerjaan Ibu?
1. Buruh
2. Petani
3. PNS/TNI/Polisi
4. Dagang atau wiraswasta
5. Pegawai swasta
6. Lainnya, sebutkan.........
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
IV. RECALL 24 JAM MAKANAN ANAK
Hari/Tanggal : …………………………
Waktu Makan Jenis Makanan/Pangan Jumlah yang DimakanURT Gram
1 2 3 4
Pagi (sarapan)Jam …..
Selingan/jajananJam ……
SiangJam……
1 2 3 4
Jajanan/selingan soreJam …..
Malam sore/malamJam ….
URT = Ukuran Rumah Tangga, misalnya : piring, sendok, gelas.
V. FOOD FREQUENCY QUESTIONAIRE
No. Bahan Makanan/Jenis Makanan
PerkiraanJumlah yang
dimakan
Frekuensi Makan(tulis berapa kali dalam) Ket
URT Gram Tiaphari
2-3x/mgg
1x/mgg
1x/bln
1x> 2 bl
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Sumber Karbohidrat- Nasi- Mie- Roti- Singkong
……..……..……..……..
……..……..……..……..
……..……..…………..
……….……...………………
……….……...………………
……….……...………………
……….……...………………
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
- Ubi Jalar- Kentang- Jagung- Sereal- ……….
……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..
.…….……..……..……..……..
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
2. Sumber Protein- Daging Sapi- Daging Ayam- Daging….- Ikan- Telur- Udang, Cumi-cumi,
Kerang, dll- Tahu- Tempe- ………
……..……..……..……..……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..……..……..……..……..
……..……..…………...…….……..……..……..……..……..
……….……...………………………………………………………………
……….……...………………………………………………………………
……….……...………………………………………………………………
……….……...………………………………………………………………
1 2 3 4 5 6 7 8 9 103. Sayuran
- Bayam, Kangkung,Sawi, DaunSingkong, …….
- Wortel, Tomat, LabuSiam, ……..
- Lalapan : Timun,………
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
……..
4. Buah-buahan :- Pisang- Pepaya- Semangka- Melon- Nenas- Mangga- ……..- ……….
……..……..……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..……..……..
……..……..…………...…….……..……..……..
……..……..……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..……..……..
5. Minuman- Susu- The Manis- Soft Drink- (sebutkan)- ………- ………
……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..
……..……..……..……..……..……..
6. Makanan Trendy(Fried Chicken,Hamburger, Pizza,
…….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
donat, ………)7. Makanan Berlemak
(Gulai Kambing, Sate,Gulai Babat, GulaiIkan, …….)
…….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
8. Jajanan- Makanan Gorengan
(Ubi Goreng, PisangGoreng, …….. dll)
- Bakso, Siomai, dllsebutkan ………
- Chiki, dll sebutkan………..
- Permen- Ice Cream- ……….- ……….
……..
……..
……..
……..……..……..……..
……..
……..
……..
……..……..……..……..
……..
……..
……..
……..……..……..……..
……..
……..
……..
……..……..……..……..
……..
……..
……..
……..……..……..……..
……..
……..
……..
……..……..……..……..
……..
……..
……..
……..……..……..……..
VI. AKTIVITAS FISIK.
Kegiatan olah raga yang dilakukan dalam satu mingguNo. JENIS OLAH
RAGA
Senin
(jam)
Selasa
(jam)
Rabu
(jam)
Kamis
(jam)
Jumat
(jam)
Sabtu
(jam)
Minggu
(jam)
Jumlah
Jam
1. Berenang
2. Atletik
3. Bersepeda
4. Sepakbola
5. Bulutangkis
6. Senam
7. Lain – lain
VII. KEGIATAN HARIAN SELAMA SEMINGGU
No. Waktu Jenis Kegiatan Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg1. Pagi
(06.00-10.00)2. Siang
(10.00-14.00)3. Sore
(14.00-18.00)4. Malam
(18.00-22.00)
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
VIII. IMT (INDEKS MASSA TUBUH) ORANG TUA RESPONDEN :
1. Berapa berat badan ayah? …….. . kg.
2. Berapa tinggi badan ayah? ……… cm.
3. Berapa berat badan ibu? ..…….. kg.
4. Berapa tinggi badan ibu? ……… cm.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran : 2
CrosstabsStatus Gizi Bapak * Sampel Crosstabulation
Sampel Total
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasStatus GiziBapak
Obesitas Count 53 24 77% within StatusGizi Bapak 68.8% 31.2% 100.0%
% within Sampel 54.1% 24.5% 39.3%% of Total 27.0% 12.2% 39.3%
Tidak Obesitas Count 45 74 119% within StatusGizi Bapak 37.8% 62.2% 100.0%
% within Sampel 45.9% 75.5% 60.7%% of Total 23.0% 37.8% 60.7%
Total Count 98 98 196% within StatusGizi Bapak 50.0% 50.0% 100.0%
% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Pearson Chi-Square 17.989(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 16.770 1 .000
Likelihood Ratio 18.335 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 17.898 1 .000
N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 38.50.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper LowerOdds Ratio for StatusGizi Bapak (Obesitas /Tidak Obesitas)
3.631 1.977 6.671
For cohort Sampel =Obesitas 1.820 1.382 2.397
For cohort Sampel =Tidak Obesitas .501 .350 .719
N of Valid Cases 196
CrosstabsStatus Gizi Ibu * Sampel Crosstabulation
Sampel Total
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasStatus GiziIbu
Obesitas Count 32 15 47% within Status Gizi Ibu 68.1% 31.9% 100.0%% within Sampel 32.7% 15.3% 24.0%% of Total 16.3% 7.7% 24.0%
Tidak Obesitas Count 66 83 149% within Status Gizi Ibu 44.3% 55.7% 100.0%% within Sampel 67.3% 84.7% 76.0%% of Total 33.7% 42.3% 76.0%
Total Count 98 98 196% within Status Gizi Ibu 50.0% 50.0% 100.0%% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Pearson Chi-Square 8.089(b) 1 .004ContinuityCorrection(a) 7.165 1 .007
Likelihood Ratio 8.234 1 .004Fisher's Exact Test .007 .004Linear-by-LinearAssociation 8.047 1 .005
N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.50.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper LowerOdds Ratio for StatusGizi Ibu (Obesitas /Tidak Obesitas)
2.683 1.341 5.366
For cohort Sampel =Obesitas 1.537 1.178 2.005
For cohort Sampel =Tidak Obesitas .573 .368 .891
N of Valid Cases 196
CrosstabsAsupan Protein * Sampel Crosstabulation
Sampel Total
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasAsupanProtein
> 75,8 g Count 61 37 98% within Asupan Protein 62.2% 37.8% 100.0%% within Sampel 62.2% 37.8% 50.0%% of Total 31.1% 18.9% 50.0%
<= 75,8 g Count 37 61 98% within Asupan Protein 37.8% 62.2% 100.0%% within Sampel 37.8% 62.2% 50.0%% of Total 18.9% 31.1% 50.0%
Total Count 98 98 196% within Asupan Protein 50.0% 50.0% 100.0%% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Pearson Chi-Square 11.755(b) 1 .001ContinuityCorrection(a) 10.796 1 .001
Likelihood Ratio 11.876 1 .001Fisher's Exact Test .001 .000Linear-by-LinearAssociation 11.695 1 .001
N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 49.00.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper LowerOdds Ratio forAsupan Protein (>75,8 g / <= 75,8 g)
2.718 1.526 4.843
For cohort Sampel= Obesitas 1.649 1.225 2.219
For cohort Sampel= Tidak Obesitas .607 .451 .817
N of Valid Cases 196
CrosstabsAsupan Lemak * Sampel Crosstabulation
Sampel Total
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasAsupanLemak
> 69,6 g Count 80 15 95% within Asupan Lemak 84.2% 15.8% 100.0%% within Sampel 81.6% 15.3% 48.5%% of Total 40.8% 7.7% 48.5%
<= 69,6 g Count 18 83 101% within Asupan Lemak 17.8% 82.2% 100.0%% within Sampel 18.4% 84.7% 51.5%% of Total 9.2% 42.3% 51.5%
Total Count 98 98 196% within Asupan Lemak 50.0% 50.0% 100.0%% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Pearson Chi-Square 86.305(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 83.670 1 .000
Likelihood Ratio 94.169 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 85.865 1 .000
N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 47.50.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper LowerOdds Ratio forAsupan Lemak (>69,6 g / <= 69,6 g)
24.593 11.607 52.108
For cohort Sampel= Obesitas 4.725 3.081 7.247
For cohort Sampel= Tidak Obesitas .192 .120 .308
N of Valid Cases 196
CrosstabsENERGI2 * Sampel Crosstabulation
Sampel Total
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasENERGI2 >2056,1 kcal Count 82 15 97
% within ENERGI2 84.5% 15.5% 100.0%% within Sampel 83.7% 15.3% 49.5%% of Total 41.8% 7.7% 49.5%
<= 2056,1 kcal Count 16 83 99% within ENERGI2 16.2% 83.8% 100.0%% within Sampel 16.3% 84.7% 50.5%% of Total 8.2% 42.3% 50.5%
Total Count 98 98 196% within ENERGI2 50.0% 50.0% 100.0%% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Pearson Chi-Square 91.622(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 88.907 1 .000
Likelihood Ratio 100.580 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 91.154 1 .000
N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48.50.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper LowerOdds Ratio forENERGI2 (>2056,1kcal / <= 2056,1 kcal)
28.358 13.161 61.105
For cohort Sampel =Obesitas 5.231 3.313 8.258
For cohort Sampel =Tidak Obesitas .184 .115 .296
N of Valid Cases 196
CrosstabsFREKMAK1 * Sampel Crosstabulation
Sampel Total
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasFREKMAK1 > 12,83 kali Count 89 14 103
% within FREKMAK1 86.4% 13.6% 100.0%% within Sampel 90.8% 14.3% 52.6%% of Total 45.4% 7.1% 52.6%
<= 12,83 kali Count 9 84 93% within FREKMAK1 9.7% 90.3% 100.0%% within Sampel 9.2% 85.7% 47.4%% of Total 4.6% 42.9% 47.4%
Total Count 98 98 196% within FREKMAK1 50.0% 50.0% 100.0%% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Pearson Chi-Square 115.096(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 112.047 1 .000
Likelihood Ratio 130.694 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 114.508 1 .000
N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 46.50.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper LowerOdds Ratio forFREKMAK1 (> 12,83kali / <= 12,83 kali)
59.333 24.393 144.323
For cohort Sampel =Obesitas 8.929 4.776 16.691
For cohort Sampel =Tidak Obesitas .150 .092 .246
N of Valid Cases 196
CrosstabsJenis Makanan yang Dikonsumsi Dalam Sehari * Sampel Crosstabulation
Sampel Total
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasJenis MakananyangDikonsumsiDalam Sehari
> 13 jenis mak/hari Count
81 12 93
% within Jenis Makananyang DikonsumsiDalam Sehari
87.1% 12.9% 100.0%
% within Sampel 82.7% 12.2% 47.4%% of Total 41.3% 6.1% 47.4%
<= 13 jenis mak/hari Count 17 86 103% within Jenis Makananyang DikonsumsiDalam Sehari
16.5% 83.5% 100.0%
% within Sampel 17.3% 87.8% 52.6%% of Total 8.7% 43.9% 52.6%
Total Count 98 98 196% within Jenis Makananyang DikonsumsiDalam Sehari
50.0% 50.0% 100.0%
% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Pearson Chi-Square 97.417(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 94.614 1 .000
Likelihood Ratio 107.912 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 96.920 1 .000
N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 46.50.
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper LowerOdds Ratio for JenisMakanan yangDikonsumsi DalamSehari (> 13 jenismak/hari / <= 13 jenismak/hari)
34.147 15.361 75.909
For cohort Sampel =Obesitas 5.277 3.394 8.205
For cohort Sampel =Tidak Obesitas .155 .091 .264
N of Valid Cases 196
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
CrosstabsKategori aktifitas ringan * Sampel Crosstabulation
Sampel Total
ObesitasTidak
Obesitas Obesitaskategori aktifitasringan
< 10.9 jam Count 36 39 75% within kategoriaktifitas ringan 48.0% 52.0% 100.0%
% within Sampel 36.7% 39.8% 38.3%% of Total 18.4% 19.9% 38.3%
>= 10.9 jam Count 62 59 121% within kategoriaktifitas ringan 51.2% 48.8% 100.0%
% within Sampel 63.3% 60.2% 61.7%% of Total 31.6% 30.1% 61.7%
Total Count 98 98 196% within kategoriaktifitas ringan 50.0% 50.0% 100.0%
% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Pearson Chi-Square .194(b) 1 .659ContinuityCorrection(a) .086 1 .769
Likelihood Ratio .194 1 .659Fisher's Exact Test .769 .384Linear-by-LinearAssociation .193 1 .660
N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 37.50.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper LowerOdds Ratio for kategoriaktifitas ringan (< 10.9jam / >= 10.9 jam)
.878 .494 1.563
For cohort Sampel =Obesitas .937 .699 1.255
For cohort Sampel =Tidak Obesitas 1.066 .803 1.417
N of Valid Cases 196
CrosstabsKategori aktifitas sedang * Sampel Crosstabulation
Sampel Total
ObesitasTidak
Obesitas Obesitaskategori aktifitassedang
< 2.9 jam Count 80 20 100% within kategoriaktifitas sedang 80.0% 20.0% 100.0%
% within Sampel 81.6% 20.4% 51.0%% of Total 40.8% 10.2% 51.0%
>= 2.9 jam Count 18 78 96% within kategoriaktifitas sedang 18.8% 81.3% 100.0%
% within Sampel 18.4% 79.6% 49.0%% of Total 9.2% 39.8% 49.0%
Total Count 98 98 196% within kategoriaktifitas sedang 50.0% 50.0% 100.0%
% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Pearson Chi-Square 73.500(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 71.070 1 .000
Likelihood Ratio 78.978 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 73.125 1 .000
N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48.00.
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper LowerOdds Ratio for kategoriaktifitas sedang (< 2.9jam / >= 2.9 jam)
17.333 8.530 35.222
For cohort Sampel =Obesitas 4.267 2.782 6.544
For cohort Sampel =Tidak Obesitas .246 .164 .369
N of Valid Cases 196
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
CrosstabsKategori aktifitas berat * Sampel Crosstabulation
Sampel Total
ObesitasTidak
Obesitas Obesitaskategori aktifitasberat
< 1.5 jam Count 92 36 128% within kategoriaktifitas berat 71.9% 28.1% 100.0%
% within Sampel 93.9% 36.7% 65.3%% of Total 46.9% 18.4% 65.3%
>= 1.5 jam Count 6 62 68% within kategoriaktifitas berat 8.8% 91.2% 100.0%
% within Sampel 6.1% 63.3% 34.7%% of Total 3.1% 31.6% 34.7%
Total Count 98 98 196% within kategoriaktifitas berat 50.0% 50.0% 100.0%
% within Sampel 100.0% 100.0% 100.0%% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Pearson Chi-Square 70.618(b) 1 .000ContinuityCorrection(a) 68.118 1 .000
Likelihood Ratio 79.029 1 .000Fisher's Exact Test .000 .000Linear-by-LinearAssociation 70.257 1 .000
N of Valid Cases 196a Computed only for a 2x2 tableb 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34.00.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper LowerOdds Ratio for kategoriaktifitas berat (< 1.5 jam/ >= 1.5 jam)
26.407 10.500 66.417
For cohort Sampel =Obesitas 8.146 3.765 17.623
For cohort Sampel =Tidak Obesitas .308 .232 .411
N of Valid Cases 196
Logistic RegressionCase Processing Summary
Unweighted Cases(a) N PercentSelected Cases Included in Analysis 196 100.0
Missing Cases 0 .0Total 196 100.0
Unselected Cases 0 .0Total 196 100.0
a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal ValueObesitas 0Tidak Obesitas 1
Block 0: Beginning Block
Classification Table (a,b)
Observed Predicted
SampelPercentage
Correct
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasStep 0 Sampel Obesitas 0 98 .0
Tidak Obesitas 0 98 100.0Overall Percentage 50.0
a Constant is included in the model.b The cut value is .500
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Step 0 Constant .000 .143 .000 1 1.000 1.000
Variables not in the Equation
Score df Sig.Step 0 Variables Stgz_Bpk 17.989 1 .000
Stgz_Ibu 8.089 1 .004PROTEIN1 11.755 1 .001LEMAK1 86.305 1 .000ENERGI2 91.622 1 .000FREKMAK1 115.096 1 .000JNSMAK1 97.417 1 .000aktfsdg1 73.500 1 .000aktfbrt1 70.618 1 .000
Overall Statistics 163.524 9 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.Step 1 Step 244.514 9 .000
Block 244.514 9 .000Model 244.514 9 .000
Model Summary
Step-2 Log
likelihoodCox & SnellR Square
Nagelkerke RSquare
1 27.200(a) .713 .950a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than.001.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Classification Table (a)
Observed Predicted
SampelPercentage
Correct
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasStep 1 Sampel Obesitas 96 2 98.0
Tidak Obesitas 3 95 96.9Overall Percentage 97.4
a The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower UpperStep1(a)
Stgz_Bpk .561 1.176 .227 1 .633 1.752 .175 17.573
Stgz_Ibu 1.010 1.465 .476 1 .490 2.746 .156 48.505PROTEIN1 .787 1.185 .442 1 .506 2.197 .216 22.404LEMAK1 4.116 1.411 8.510 1 .004 61.316 3.860 974.016ENERGI2 2.577 1.282 4.042 1 .044 13.152 1.067 162.111FREKMAK1 3.838 1.532 6.273 1 .012 46.418 2.304 935.239JNSMAK1 2.907 1.167 6.207 1 .013 18.298 1.859 180.086aktfsdg1 2.544 1.251 4.140 1 .042 12.737 1.098 147.763aktfbrt1 3.697 1.506 6.024 1 .014 40.339 2.106 772.554Constant -32.081 7.803 16.903 1 .000 .000
a Variable(s) entered on step 1: Stgz_Bpk, Stgz_Ibu, PROTEIN1, LEMAK1, ENERGI2,FREKMAK1, JNSMAK1, aktfsdg1, aktfbrt1.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Logistic Regression
Block 0: Beginning Block
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Step 0 Constant .000 .143 .000 1 1.000 1.000
Variables not in the Equation
Score df Sig.Step 0 Variables Stgz_Ibu 8.089 1 .004
PROTEIN1 11.755 1 .001LEMAK1 86.305 1 .000ENERGI2 91.622 1 .000FREKMAK1 115.096 1 .000JNSMAK1 97.417 1 .000aktfsdg1 73.500 1 .000aktfbrt1 70.618 1 .000
Overall Statistics 163.175 8 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.Step 1 Step 244.287 8 .000
Block 244.287 8 .000Model 244.287 8 .000
Model Summary
Step-2 Log
likelihoodCox & SnellR Square
Nagelkerke RSquare
1 27.427(a) .712 .950a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than.001.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Classification Table(a)
Observed Predicted
SampelPercentage
Correct
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasStep 1 Sampel Obesitas 96 2 98.0
Tidak Obesitas 3 95 96.9Overall Percentage 97.4
a The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower UpperStep1(a)
Stgz_Ibu .834 1.373 .369 1 .543 2.303 .156 33.943
PROTEIN1 .678 1.134 .358 1 .550 1.970 .214 18.166LEMAK1 4.341 1.389 9.766 1 .002 76.806 5.046 1169.202ENERGI2 2.615 1.244 4.417 1 .036 13.663 1.193 156.515FREKMAK1 3.882 1.502 6.679 1 .010 48.498 2.554 920.826JNSMAK1 3.058 1.137 7.231 1 .007 21.283 2.291 197.700aktfsdg1 2.526 1.213 4.334 1 .037 12.505 1.159 134.897aktfbrt1 3.708 1.512 6.013 1 .014 40.770 2.105 789.696Constant -31.381 7.399 17.986 1 .000 .000
a Variable(s) entered on step 1: Stgz_Ibu, PROTEIN1, LEMAK1, ENERGI2, FREKMAK1,JNSMAK1, aktfsdg1, aktfbrt1.
Logistic Regression
Block 0: Beginning Block
Classification Table(a,b)
Observed Predicted
SampelPercentage
Correct
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasStep 0 Sampel Obesitas 0 98 .0
Tidak Obesitas 0 98 100.0Overall Percentage 50.0
a Constant is included in the model.b The cut value is .500
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Step 0 Constant .000 .143 .000 1 1.000 1.000
Variables not in the Equation
Score df Sig.Step 0 Variables Stgz_Ibu 8.089 1 .004
LEMAK1 86.305 1 .000ENERGI2 91.622 1 .000FREKMAK1 115.096 1 .000JNSMAK1 97.417 1 .000aktfsdg1 73.500 1 .000aktfbrt1 70.618 1 .000
Overall Statistics 163.082 7 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.Step 1 Step 243.923 7 .000
Block 243.923 7 .000Model 243.923 7 .000
Model Summary
Step-2 Log
likelihoodCox & SnellR Square
Nagelkerke RSquare
1 27.791(a) .712 .949a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than.001.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Classification Table(a)
Observed Predicted
SampelPercentage
Correct
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasStep 1 Sampel Obesitas 96 2 98.0
Tidak Obesitas 3 95 96.9Overall Percentage 97.4
a The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower UpperStep1(a)
Stgz_Ibu .718 1.337 .289 1 .591 2.051 .149 28.159
LEMAK1 4.487 1.364 10.828 1 .001 88.836 6.137 1285.894ENERGI2 2.702 1.211 4.983 1 .026 14.914 1.391 159.959FREKMAK1 3.706 1.444 6.590 1 .010 40.687 2.403 689.004JNSMAK1 3.118 1.137 7.515 1 .006 22.595 2.432 209.946aktfsdg1 2.463 1.174 4.399 1 .036 11.740 1.175 117.293aktfbrt1 3.873 1.488 6.779 1 .009 48.088 2.605 887.714Constant -30.395 6.943 19.164 1 .000 .000
a Variable(s) entered on step 1: Stgz_Ibu, LEMAK1, ENERGI2, FREKMAK1, JNSMAK1, aktfsdg1,aktfbrt1.
Logistic Regression
Block 0: Beginning Block
Classification Table(a,b)
Observed
Predicted
SampelPercentage
Correct
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasStep 0 Sampel Obesitas 0 98 .0
Tidak Obesitas 0 98 100.0Overall Percentage 50.0
a Constant is included in the model.b The cut value is .500
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Step 0 Constant .000 .143 .000 1 1.000 1.000
Variables not in the Equation
Score df Sig.Step 0 Variables LEMAK1 86.305 1 .000
ENERGI2 91.622 1 .000FREKMAK1 115.096 1 .000JNSMAK1 97.417 1 .000aktfsdg1 73.500 1 .000aktfbrt1 70.618 1 .000
Overall Statistics 162.426 6 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.Step 1 Step 243.627 6 .000
Block 243.627 6 .000Model 243.627 6 .000
Model Summary
Step-2 Log
likelihoodCox & SnellR Square
Nagelkerke RSquare
1 28.087(a) .711 .949a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than.001.
Classification Table(a)
Observed Predicted
SampelPercentage
Correct
ObesitasTidak
Obesitas ObesitasStep 1 Sampel Obesitas 96 2 98.0
Tidak Obesitas 3 95 96.9Overall Percentage 97.4
a The cut value is .500
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)95.0% C.I.for
EXP(B)Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Step1(a)
LEMAK1 4.569 1.333 11.744 1 .001 96.480 7.071 1316.418
ENERGI2 2.696 1.186 5.169 1 .023 14.825 1.450 151.532FREKMAK1 3.464 1.280 7.329 1 .007 31.958 2.602 392.506JNSMAK1 3.301 1.101 8.992 1 .003 27.127 3.137 234.589aktfsdg1 2.529 1.168 4.686 1 .030 12.536 1.270 123.716aktfbrt1 3.891 1.448 7.224 1 .007 48.967 2.868 836.018Constant -29.357 6.314 21.616 1 .000 .000
a Variable(s) entered on step 1: LEMAK1, ENERGI2, FREKMAK1, JNSMAK1, aktfsdg1, aktfbrt1.
M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008