Post on 02-Oct-2021
i
DAMPAK PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN PADISAWAH TERHADAP KELOMPOK TANI DI KELURAHAN
LAMALAKA KECAMATAN BANTAENG KABUPATEN BANTAENG
MUH.ILYAS(105960083711)
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015
ii
DAMPAK PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN PADISAWAH TERHADAP KELOMPOK TANIDI KELURAHAN
LAMALAKA KECAMATAN BANTAENG KABUPATEN BANTAENG
MUH.ILYAS(105960083711)
SKRIPSI
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-I)
PROGRAM STUSI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015
iii
iv
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Padi Sawah Terhadap
Kelompok Tani Di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten
Bantaeng,adalah benar merupakan hasil karya yang belum di ajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau di kutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak di terbitkan dari
penulis lain telah di sebutka dalam teks dan di cantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Makassar, Juli 2015
Muh.Ilyas
105960083711
vi
ABSTRAK
MUH.ILYAS. 105960083711, Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Di bimbing oleh SYAFIUDDIN, dan SITTI ARWATI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani Baranneng di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng terdiri dari 20 orang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Dampak Pelaksanaan PenyuluhanPenyuluhan Pertanian Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Baranneng adalah dapat mengetahui tentang pengendalian hama penyakit padi, pola tanam padi sawah, meningkatkan pengetahuan kelompok, dan peningkatan produksi padi sawah di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, hidayah, berkah serta karunia-Nya, sehingga berhasil merampungkan
penulisan Laporan ini sebagai salah satu syarat penelitian studi pada Program
penyuluh pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam peningkatan produksi padi.
Dalam proses penulisan Skripsi ini penulis mendapat dukungan dari
berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
rasa syukur dan terimah kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu, diantaranya adalah :
1. Bapak Ir. Saleh Molla, MM. selaku Dekan Fakultas Pertanian Unismuh
Makassar
2. Bapak Amruddin S.Pt. M.Pd. M.Si sebagai ketua Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Unismuh Makassar
3. Bapak Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si Sebagai pembimbing I & Sitti Arwati
M.Si sebagai pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran
dan kesabarannya untuk mengarahkan saya hingga penyusunan laporan ini
dapat selesai sesuai waktu yang saya rencanakan
4. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Tata Usaha Fakultas Pertanian Unismuh
Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis
viii
mengikuti kuliah serta membantu penulis yang bersangkutan dengan
administrasi;
5. Rekan- rekan mahasiswa agribisnis angkatan 2011, serta sahabat-sahabat
seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu- persatu oleh penulis.
6. Orang tuaku yang selalu memberikan motivasi do’a, moril maupun material
dan dorongan yang sangat luar biasa dalam perjalanan kuliah penulis. Apapun
yang diberikan sebagai sumbangsih terwujudnya skripsi ini, dengan ikhlas hati
penulis memohon kepada Allah SWT untuk di berikan berkah dan pahalah
yang berlipat ganda.
Makassar Juli 2015
Muh.Ilyas
105960083711
ix
RIWAYAT HIDUP
Muh.ilyas di lahirkan di kelurahan Ereng-ereng Kabupaten Bantaeng pada
tanggal 20 Maret 1993 dari pasangan suami istri Sainuddin dan Muliati, yang
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Pendidikan yang telah di lalui, yakni SD Muhammadiyah Ereng-ereng,
tamat pada tahun 2004. Pada tahun yang sama yakni tahun 2004 penulis
menempuh jenjang pendidikan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau
sederajat di MTS Muhammadiyah Ereng-ereng dan tamat pada tahun 2007. Dan
pada tahun yang sama penulis menempuh pendidikan pada Sekolah Menengah
Tingkat Atas di SMK AL,FURQAN dan tamat tahun 2011.
Pada Tahun 2011 penulis mengikuti seleksi penerimaan dan lulus sebagai,
pengurus Fikom (IMM) pada tahun 2012 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Fakultas Pertanian, Tahun 2013 penulis juga aktif di berbagai oganisasi non
kampus, di samping itu yang menjadi tugas akhir dari penelitian ini yang berjudul
‘‘Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Padi Sawah Terhadap Kelompok
Tani Di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng”
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI............................... iv
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR.............................................................................. vii
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5
2.1 Pembangunan pertanian ................................................................. 5
2.2 Penyuluhan pertanian ……………………………………………. 6
2.3 Sasaran penyuluhan pertanian........................................................ 9
2.4 Sarana dan prasaran penyuluhan pertanian .................................... 11
2.5 Pelaksanaan penyuluhan pertanian………………………………. 12
xi
2.6 Program penyuluhan pertanian…………………………………. 12
2.7 Metode penyuluhan pertanian………………………………….. 13
2.8 Materi penyuluhan pertanian…………………………………… 16
2.9 Kelompok tani………………………………………………….. 17
2.10 Kerangka pikir……………………………………………….... 20
III.METODE PENELITIAN .................................................................. 23
3.1 Waktu Dan Tempat ........................................................................ 23
3.2 Populasi dan Sampel ...................................................................... 23
3.3 Metode Pengunmpulan Data .......................................................... 24
3.4 Teknik Analisis Data...................................................................... 24
3.5 Definisi Operasional....................................................................... 25
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN .......................... 27
4.1 Luas dan Letak Geografis .............................................................. 27
4.2 Keadaan Penduduk......................................................................... 27
4.2.1 Jumlah Penduduk………………………………………………. 28
4.2.2 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan…………………... 28
4.3 Keadaan Wilayah Kelurahan Lamalaka......................................... 29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 31
5.1 Identifikasi Petani Responden…………………………………... 31
5.1.1 Umur Responden......................................................................... 31
5.1.2 Tingkat Pendidikan ..................................................................... 32
5.1.3 Pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah........................... 34
5.1.4 Dampak pelaksanaan penyuluha pertanian padi sawah ……… 38
xii
VI. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 49
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 49
6.2 Saran.............................................................................................. 49
DAFTARNPUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
No Halaman
Teks
1. Kerangka Pikir ........................................................................................ 20
2. Jumlah Penduduk di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng ............................................................................... 28
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng ............................................ 29
4. Keadaan wilayah Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng………………………………………………………………... 29
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
Teks
1. Kuisioner Penelitian Peran Penyuluh Dalam Peningkatan Produksi Padi di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. ...... 52
2. Identitas Responden Penelitian Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng 2015........................................................ 54
3. Tabulasi pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah di Kelurahan Lamaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng………………….... 55
4. Tabulasi dampak penyuluhan pertanian padi sawah di Kelurahan Lamaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng………………........ 57
xv
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
Teks
1. Gambar 1. Peta Lokasi Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng................................................................................. 61
2. Gambar 2. Wawancara Dengan Anggota Kelompok Tani ....................... 61
3. Gambar 3. Pertemuan Kelompok Tani di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.............................................. 62
4. Gambar 4 papan nama kelompok tani barannneng .................................. 62
5. Gambar 5. Pertemuan semua kelompok dan masyarakat tani .................. 63
6. Gambar 6. Pertemuan kelompok tani dengan para penyuluh................... 63
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksana utama pembangunan pertanian di Indonesia adalah petani-petani
kecil yang mayoritas hanya memiliki modal berupa lahan dan aset lainnya yang
sangat terbatas. Petani-petani kecil tersebut umumnya juga lemah dalam hal
pengetahuan, keterampilan, dan seringkali juga lemah semangatnya untuk
memperbaiki mutu hidupnya. Dalam hal ini, penyuluhan pertanian bertindak sebagai
upaya pendidikan untuk mengubah perilaku yang meliputi pengetahuan, keterampilan
dan sikap para petani kecil untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian
dalam meningkatkan produktivitas dan pembangunan mereka. Melalui penyuluhan
pertanian, teknologi baru yang berkaitan dengan perbaikan usahatani dapat diadopsi
oleh petani-petani kecil pelaksana pembangunan pertanian.
Penyuluhan pertanian juga dijadikan ujung tombak dari upaya
penanggulangan masalah-masalah kritis baik upaya yang terkait dengan kegiatan
usahatani. Mengingat peranannya sebagai pemegang kunci keberhasilan, maka
pelaksanaan penyuluhan pertanian terutama di daerah-daerah yang berpotensi sebagai
penghasil tanaman pangan sangat perlu dilakukan dan harus mendapatkan perhatian,
khususnya pemerintah daerah. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan suatu
perubahan tingkah laku petani menuju ke arah perbaikan usahatani yang selanjutnya
akan berdampak pada peningkatan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan
keluarga petani. Apabila keadaan demikian berjalan dengan baik, maka potensi yang
2
terkandung di daerah tersebut dapat diwujudkan sebagai suatu realitas yang terus
bertahan sebagai benteng ketahanan pangan daerah maupun nasional.
Kabupaten Bantaeng merupakan kabupaten yang berperan sebagai penyangga
utama Peningkatan Produksi padi. Kecamatan yang produktivitas padi terbesar di
Kabupaten Bantaeng adalah Kecamatan Bantaeng. Selain itu, kecamatan ini ternyata
juga merupakan kecamatan yang paling berpotensi untuk produksi tanaman padi
karena memiliki lahan sawah yang paling luas di antara kecamatan-kecamatan
lainnya di Kabupaten Bantaeng Berdasarkan keadaan tersebut, maka diperlukan
pelaksanaan penyuluhan yang efektif sehingga realitas yang telah dicapai tersebut
dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan. Penyuluhan pertanian secara umum
adalah proses pendidikan nonformal yang diberikan kepada keluarga tani dengan
tujuan agar petani dapat memecahkan masalahnya sendiri kususnya dalama bidang
pertanian dan meningkatkan pendapatannya.
Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Bantaeng merupakan salah satu
kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bantaeng. Kelembagaan ini
didirikan pada masa Orde Baru dengan nama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
Dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 14 Tahun 2008 pada
tanggal 18 Oktober 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Bantaeng maka dibentuklah Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan (BPPKP) Kabupaten Bantaeng yang kemudian disusul dengan pembentukan
Unit Pelayanan Teknis (UPT) Penyuluhan Pertanian yang membawahi dua kecamatan
dan perubahan nama BPP menjadi BPK.. Kelembagaan pelaku utama yang ada di
3
Kecamatan Bantaeng terdiri atas 147 kelompok tani, yang terdiri dari 136 kelompok
tani dewasa, 8 wanita tani, dan 3 kelompok pemuda. Selain kelompok tani, di
Kecamatan Bantaeng juga telah terbentuk 11 Gapoktan binaan (wibi) penyuluh
pertanian di mana wilayah masing-masing binaan terdiri atas tiga hingga empat
kelompok tani. Masing-masing wilayah binaan dibawahi oleh satu orang penyuluh
pertanian. Berdasarkan Surat Tugas Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Bantaeng .jumlah kelompok tani di Kelurahan Lamalaka sebanyak
3 kelompok tani, Tiap kelompok tani terdapat 20 orang anggota kelompok tani.
Berdasarkan keadaan tersebut, maka diperlukan pelaksanaan penyuluhan
yang efektif sehingga petani mampu merealisasika apa-apa yang telah di terapkan dan
di sampaikan oleh penyuluh. Selain itu potensi yang ada juga dapat terus digali untuk
mendapatkan realitas yang lebih baik lagi. Untuk itu, diperlukan suatu studi tentang
dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian di kelurahan Lamalaka Kecamatan
Bantaeng Kabupaten Bantaeng sebagai upaya untuk menciptakan perubahan perilaku
petani menuju ke arah pencapaian usahatani yang lebih efisien dan produktif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian terhadap kelompok tani di
Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.?
4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian terhadap kelompok tani di
Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
Adapun hasil penelitian ini mempunyai kegunaan antara lain sebagai berikut :
1) Menjadi bahan informasi untuk mengkaji lebih dalam tentang dampak
pelaksanaan penyuluhan pertanian.
2) Menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah khususnya dinas terkait untuk
proses penyuluhan pertanian.
3) Menjadi bahan masukan bagi masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM),dan kelompok-kelompok sosial dalam membantu tingkat pelaksanaan
penyuluhan pertanian.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian dapat diartikan sebagai suatu proses yang ditujukan
untuk selalu menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan
menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur-tangannya manusia di
dalam perkembangan pertanian. Arifin (2008) mengungkapkan bahwa pembangunan
pertanian di Indonesia sebenarnya telah menunjukkan kontribusi yang sukar
terbantahkan, bahwa peningkatan produktivitas tanaman pangan melalui varietas
unggul, lonjakan produksi peternakan dan perikanan.
Pembangunan perkebunan dan agroindustri juga telah mampu mengantarkan
pada kemajuan ekonomi bangsa, perbaikan kinerja ekspor, dan penyerapan tenaga
kerja.Program utama pembangunan pertanian yaitu , peningkatan ketahanan pangan
dan pengembangan agribisnis. Kedua program tersebut pada dasarnya merupakan
upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan menuju ketahanan pangan nasional
maupun daerah, melalui tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu
serta merata dengan harga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di tingkat
rumah tangga. Ketahanan pangan tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat (Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2007).
6
2.2 Penyuluhan Pertanian
Penyebaran informasi tentang teknologi baru merupakan hal yang penting
sehingga petani dapat menggunakan perkembangan pertanian yang terkini. Akan
tetapi dalam pelaksanaannya terdapat jurang pemisah antara temuan penelitian dan
kebutuhan petani. Agar teknologi tersebut dapat sukses menyebar di kalangan para
petani maka sebaiknya teknologi tersebut memberikan tujuan yang berguna bagi
pengguna akhirnya.Institusi yang menjembatani jurang pemisah antara petani dan
para peneliti dalam bidang pertanian adalah layanan penyuluhan pertanian (National
Portal Content Management Team, 2008).
Pengertian penyuluhan pertanian menurut Mardikantoro, 2001 adalah proses
penyebaran informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara berusahatani
demi tercapainya pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarganya.Namun Di
Kelurahan Lamalaka ini realisasi penyuluhan yang di laksanakan belum terlaksana
dengan baik di kalangan para. Irma Tri Putri adalah seorang penyuluh yang ada di
kelurahan Lamalaka yang selama ini menaungi para kelompok tani yang ada di
Kelurahan tersebut.
Penyuluhan adalah sistem pendidikan luar sekolah di mana orang dewasa dan
pemuda belajar dengan mengerjakan. Penyuluhan adalah hubungan kemitraan antara
pemeritah, tuan tanah, dan masyarakat, yang menyediakan pelayanan dan pendidikan
terencana untuk menemukan kebutuhan masyarakat. Tujuan utamanya adalah
kemajuan masyarakat. Sedangkan menurut Setiana (2005) penyuluhan adalah suatu
7
sistem pendidikan di luar sekolah untuk anggota masyarakat, terutama yang berada di
pedesaan agar meningkat pengetahuan, keterampilan dan sikap mentalnya menjadi
lebih produktif sehingga mampu meningkatkan pendapatan keluarganya, dan pada
gilirannya akan meningkat pula kesejahteraan hidupnya.
Mardikanto (2009) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan penyuluhan
pertanian yaitu berupa perubahan perilaku penerima manfaat,sedangkan dampak dan
manfaat yang dihasilkan dari kegiatan penyuluhan pertanian yaitu berupa perubahan
ekonomi, sosial politik maupun lingkungan fisik penerima manfaat seperti kenaikan
produksi dan pendapatan, perbaikan dan efektivitas kelembagaan, perbaikan dan
pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, kepastian hukum, perbaikan
indeks mutu hidup, meningkatnya kemandirian, dan lain-lain, Di sini terlihat bahwa
adanya teknologi yang senantiasa berubah hanyalah merupakan “syarat perlu” dan
belum memiliki nilai “syarat cukup”. Bagaimanapun, terdapat perkembangan dunia
yang menuntut sebuah pandangan segar jika pertanian dan penyuluhan pedesaan
di negara berkembang direvitalisasi dan menjadikannya menjadi lebih efektif dan
efisien. Pandangan ini meliputi perbaikan kelembagaan ke arah privatisasi inovasi
orientasi pasar dan desentralisasi perbaikan nonpasar, serta mengangkat latar
belakang yang berlawanan di mana sebuah pandangan baru dapat diterapkan (Rivera,
2001). Sebagaimana termuat dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2006 bahwa komponen-komponen yang merupakan bagian dari sistem
penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan yaitu meliputi sasaran penyuluhan,
8
kebijakan dan strategi, kelembagaan, tenaga penyuluh, penyelenggaraan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, serta pembinaan dan pengawasan.
Suhardiyono (2000) menjelaskan bahwa penyuluh pertanian memiliki
beberapa peran yang dapat diisi secara bertahap, yaitu :
a. Penyuluh sebagai pembimbing petani
Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru petani dalam pendidikan
nonformal. Seorang penyuluh harus mengenal sistem usahatani setempat dan
mempunyai pengetahuan tentang sistem usahatani, bersimpati terhadap kehidupan
petani serta pengambilan keputusan yang diambil oleh petani baik secara teori
maupun praktek. Penyuluh harus mampu memberikan praktek demonstrasi
tentang suatu cara atau metode budidaya suatu tanaman, membantu petani
menggunakan sarana produksi pertanian dan peralatan dengan tepat, memberikan
bimbingan kepada petani tentang sumber dana kredit yang dapat digunakan untuk
mengembangkan usahatani mereka dan mengikuti perkembangan terhadap
kebutuhan-kebutuhan petani yang berasal dari instansi terkait.
b. Penyuluh sebagai organisator dan dinamisator petani
Dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, penyuluh pertanian tidak
mungkin mampu untuk melakukan kunjungan kepada masing-masing petani,
sehingga petani harus diajak untuk membentuk kelompok-kelompok tani dan
mengembangkannya menjadi suatu lembaga ekonomi dan sosial yang mempunyai
9
peran dalam mengembangkan masyarakat di sekitarnya. Dalam pembentukan dan
pengembangan kelompok tani ini para penyuluh berperan sebagai organisator dan
dinamisator.
c. Penyuluh sebagai teknisi
Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis
yang baik, karena pada suatu saat ia akan diminta oleh petani untuk memberikan
saran maupun demontrasi kegiatan usahatani yang bersifat teknis.
2.3 Sasaran Penyuluhan Pertanian
Sasaran penyuluhan pertanian yaitu siapa yang sebenarnya disuluh atau
ditujukan kepada siapa penyuluhan pertanian tersebut. Maka dengan tegas kita dapat
menyatakan bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah para petani beserta
keluarganya. Soejitno dalam Mardikanto dan Arip (2005) mengemukakan bahwa
selaras dengan pengertiannya, yang menjadi sasaran penyuluhan pertanian terutama
adalah petani pengelola usahatani dan keluarganya yaitu bapak tani, ibu tani dan
pemuda/pemudi atau anakanak petani. Pernyataan seperti ini tidak dapat disangkal,
sebab pelaksana utama budidaya usahatani agar memberikan produktivitas dan atau
pendapatan/keuntungan adalah para petani dan keluarganya. Jadi yang harus diubah
perilakunya dalam praktek-praktek usahatani guna meningkatkan produksi dan
pendapatan masyarakat terutama adalah petani dan keluarganya.
10
Mardikanto dan Arip (2005) menyatakan bahwa sasaran penyuluhan pertanian
pada dasarnya adalah penerima manfaat atau benefeciaries pembangunan pertanian,
yang terdiri dari individu atau kelompok masyarakat yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam kegiatan pembangunan pertanian.Organisasi komersial
pengolahan barang atau penjual jasa kepada para petani tergantung pada
keberuntungan dalam industri lokal pada mata pencaharian mereka. Lagipula, staf
mereka sering dimintai pertimbangan oleh petani tentang penggunaan pestisida,
pupuk, alat-alat pertanian, dan lain sebagainya. Studi telah menunjukkan bahwa staf
perusahaan tersebut, walaupun semata-mata hanya memperhatikan penjualan produk
barang dan jasa mereka, tetapi mereka sering memberikan saran teknis, dan terkadang
memberikannya dalam bentuk pelatihan nonformal.
Undang Undang No.16 Tahun 2006 dalam pasal 5 menyebutkan bahwa pihak
yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan
sasaran antara. Sasaran utama terdiri pelaku utama dan pelaku usaha. Adapun yang
dimaksud dengan pelaku utama adalah masyarakat yang ada di sekitar kawasan
hutan, petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudidaya ikan, beserta keluarga
intinya sedangkan pelaku usaha adalah perorangan atau korporasi yang dibentuk
menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanan dan kehutanan.
Sasaran antara yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau
lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan
tokoh masyarakat.
11
2.4 Sarana dan Prasarana Penyuluhan Pertanian
Kartasapoetra (2001) mengemukakan bahwa sarana dan fasilitas penyuluhan
pertanian yang perlu dimantapkan meliputi bangunan, tanah sawah atau daratan,
mobilitas, serta perlengkapan penyuluhan. Guna menunjang kelancaran pelaksanaan
penyuluhan tentunya diperlukan bangunan yang memadai, baik bagi Balai Teknologi
Pertanian (BTP) maupun Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Dalam artian memadai
ini terutama perlengkapannya. Jenis-jenis bangunan yang diutamakan adalah gedung
perkantoran, ruangan pertemuan atau ruangan latihan dan kursus serta pergudangan
untuk menyimpan alatalat yang diperlukan.
Adanya kerjasama yang baik antara aparatur pemerintah di daerah, maka
keperluan ini tentu akan terpenuhi. Guna menunjang kelancaran kegiatan penyuluhan
kepada para petani diperlukan pula alat-alat transportasi yang memadai, terutama bagi
wilayah-wilayah yang letaknya jauh. Memadai dalam hal ini hendaknya diartikan
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan lapang.Dengan tersedianya alat-alat
transportasi ini selain datangnya penyuluh ke tempat tujuan tidak terlalu menyita
tenaga juga akan menjamin kehadirannya tepat pada waktu yang ditentukan.
Pelaksanaan penyuluhan kepada para petani di pedesaan menerlukan alat-alat
perlengkapan penyuluhan. Alat-alat tersebut meliputi flipchart; bahan-bahan bacaan
berupa leaflet, brosur, bukubuku pertanian dan sebagainya; percontohan-percontohan
berupa monster, speciman, dan sebagainya; radio, tape recorder, batery dan sebagain
12
2.5 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Pelaksanaan penyuluhan pertanian merupakan sebuah sistem yang terdiri dari
input, proses dan output. Pengkajian dalam konteks input dimulai dengan
mempelajari kebijakan dan faktor-faktor yang mempengaruhi, selanjutnya ditelusuri
proses penyelenggaraan serta dampak yang terjadi. Pelaksanaan penyuluhan pertanian
adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan monitoring evaluasi untuk mencapai tujuan berdampak terhadap
pelaksanaan penyuluhan pertanian kepada masyarakat tani (Departemen Pertanian,
2004). Komponen-komponen yang merupakan bagian dari penyelenggaraan
penyuluhan pertanian sebagaimana termuat dalam Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan yaitu meliputi programa penyuluhan, mekanisme kerja dan metode,
materi penyuluhan, peran serta dan kerjasama.
2.6 Program Penyuluhan Pertanian
Definisi programa penyuluhan pertanian menurut Undang Undang No.16
Tahun 2006 adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan
arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Inti
programa adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang disusun melalui sebuah
lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan masalah/kebutuhan petani
serta dukungan instasi/pihak terkait. Isi programa ini adalah kegiatankegiatan utama
13
dalam penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan di wilayah kerja peyuluhan
pertanian selama satu tahun (Badan Pengembangan Sumber Daya Pertanian, 2009).
Program kerja penyuluhan pertanian adalah hasil pemikiran tentang sesuatu
yang akan dilakukan dalam kegiatan penyuluhan pertanian di suatu tempat tertentu,
sebagai langkah lanjutan untuk kegiatan usahatani atau pengelolaan pertanian yang
masa datang di tempat tersebut dengan harapan apa yang dilakukan atau kegiatan
penyuluhan yang perlu dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah digariskan.
Tujuan yang telah digariskan adalah peningkatan teknologi pengelolaan pertanian
agar tercapai peningkatan produksi, pendapatan, dan kesejahteraan hidup para petani
beserta keluarganya (Kartaspoetra, 1991). Mardikanto (2009) mengemukakan bahwa
untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan program yang dirumuskan itu telah
baik.
2.7 Metode Penyuluhan Pertanian
Mardikanto dan Arip (2005) mengemukakan bahwa metode adalah cara
penyuluh untuk mendekatkan dirinya dengan masyarakat sasaran. Kemampuan
seseorang untuk mempelajari sesuatu berbedabeda demikian juga tahap
perkembangan mental, keadaan lingkungan dan kesempatannya berbeda-beda. Oleh
karena itu perlu ditetapkan suatu metode penyuluhan pertanian yang berhasil guna
dan berdaya guna. Adapun dasar-dasar dalam pertimbangan pemilihan metode
penyuluhan dapat digolongkan menjadi empat, yaitu :
14
1.) Sasaran
Sasaran yang harus diperhatikan penyuluh dari segisasarannya meliputi tingkat
pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran; sosial budaya; dan banyaknya
sasaran yang hendak dicapai.
2.) Sumberdaya penyuluhan
Sumberdaya penyuluhan dalam hal ini yang perlu dipertimbangkan antara lain
kemampuan penyuluh, materi penyuluh, serta sarana dan biaya penyuluhan.
Kemampuan penyuluh dan pengalaman penyuluh yang meliputi penguasaan ilmu
dan keterampilan serta sikap yang dimiliki perlu dipertimbangkan. Materi
penyuluhan yang akan disampaikan perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
metode penyuluhan. Untuk yang bersifat teknis biasanya dipilih metode yang
memungkinkan praktek di lapangan dan untuk materi yang bersifat nonteknis,
misalnya agar petani mau berkelompok dan mau memasarkan hasil usahanya
biasanya diipilih metode diskusi kelompok. Keadaa peralatan, alat-alat bantu,
fasilitas dan biaya yang tersedia juga akan menentukan dalam pemilihan metode
penyuluhan.
3.) Keadaan daerah
Pemilihan metode penyuluhan perlu mempertimbangkan kondisi daerah
pelaksanaan penyuluh pertanian, antara lain musim, keadaa usahatani, dan
keadaan lapangan. Terkait dengan musim, apabila pada suatu keadaan tertentu
tidak dapat dilaksanakan suatu proses produksi maka tentu tidak akan diadakan
penyuluhan di tempatn usahatani seperti demonstrasi sehingga dalam hal ini akan
15
lebih memungkinkan untuk diadakan pertemuan di rumah petani. Keadaan
usahatani turut mempengaruhi pemilihan metode penyuluhan. Misalnya untuk
mengintensifkan ternak unggas di suatu daerah maka dipilih metode demonstrasi,
sedangkan untuk tujuan introduksi diterapkan metode karya wisata ke tempat lain.
Keadaan lapangan seperti topografi, jenis tanah, sistem pengairan, serta sarana
juga perlu dipertimbangkan. Misalnya untu perkampungan yang letaknya
terpisah-pisah maka kegiatan penyuluhan akan lebih efektif dilakukan di tempat
tinggal petani atau di lahan usahataninya.
4.) Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah yang berasal dari pusat atau daerah terkadang menentukan
pemilihan metode penyuluhan. Pendekatan intensifikasi secara massal dan cash
program memerlukan waktu yang relatif cepat daripada pendekatan perorangan
yang pada dasarnya akan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.
Sastraatmadja (2000) mengungkapkan bahwa penggolongan metode penyuluhan
pertanian di negara berkembang sekurangkurangnya ada tiga penggolongan.
Pertama adalah berdasarkan jarak jangkauan sasaran. Metode menurut
penggolongan seperti ini dapat dibedakan dalam metode langsung (tatap muka)
seperti kunjungan rumah, pertemuan, kursus tani, demonstrasi, karyawisata san
metode tidak langsung (memakai media massa) seperti terbitan, siaran radio,
siaran TV, sandiwara dan lain sebagainya Kedua adalah berdasarkan jumlah
sasaran. Menurut penggolongan ini ada tiga pendekatan yang sering dilakukan.
Ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan perorangan seperti kunjungan
16
rumah, telepon; pendekatan kelompok seperti pertemuan, demonstrasi,
karyawisata, perlombaan, diskusi, kursus tani; dan pendekatan massal seperti
radio, siaran televisi, wayang, brosur, leaflet, folder, poster, spanduk, dan
sandiwara. Ketiga adalah berdasarkan indera penerima yaitu yang dapat
dilihat/dibaca seperti terbitan, spanduk, poster, surat, slide, film, pameran; dapat
didengar seperti siaran radio, rekaman tape recorder, telepon; dapat dilihat dan
didengar seperti film bersuara, siaran TV, wayang, demonstrasi dari lapangan,
dan lain sebagainya.
2.8 Materi Penyuluhan Pertanian
Materi penyuluhan menurut Undang Undang No.16 tahun 2006 adalah bahan
penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh pelaku utama dan pelaku
usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial,
manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.
Vademecum Bimas dalam Mardikanto (2009) mengemukakan bahwa ragam
materi yang disiapkan dalam setiap penyuluhan perlu mencakup kebijaksanaan dan
peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan pertanian seperti pola
kebijakan umum pembangunan pertanian, kebijakan harga dasar, penyaluran kredit
usahatani, distribusi sarana produksi, pengelolaan air, dan sebagainya; hasil-hasil
penelitian/ pengujian dan rekomendasi teknis yang permintaan oleh instansi yang
berwenang; pengalaman petani yang telah berhasil; informasi pasar; petunjuk teknis
tentang penggunaan alat dan sarana produksi; informasi tentang kelembagaan dan
17
kemudahan-kemudahan yang berkaitan dengan pembangunan pertanian seperti
informasi tentang pusat-pusat informasi penelitian, lembaga keuangan dan perbankan,
lembaga pemasaran saran produksi, perlengkapan pertanian, dan sebagainya; serta
dorongan dan rangsangan untuk terciptanya swakarsa, swakarya dan swadaya
masyarakat.materi penyuluhan harus sesuai dengan kebutuhan sasaran dengan
demikian maka mereka akan tertarik perhatiannya dan terangsang untuk
mempraktekkanya. Materi yang menarik perhatian para petani tentunya adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan usaha perbaikan produksi, pendapatan dan tingkat
hidupnya.
1.9 Kelompok Tani
1. Pengertian kelompok tani
Menurut Mardikanto (1993) pengertian kelompoktani adalah sekumpulan
orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (pria/wanita) maupum
petani-taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar
keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan dipimpin
oleh seorang kontaktani, sedangkan menurut Departemen Pertanian (2007),
kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar
kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya)
dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan anggota/petani dalam
mengembangkan usahanya.
18
Kelompok tani adalah beberapa orang petani atau peternak yang menghimpun
diri dalam suatu kelompok karena memiliki keserasian dalam tujuan, motif, dan
minat. Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan dan dibentuk
dengan tujuan sebagai wadah komunikasi antar petani.
2. Fungsi kelompok tani adalah:
a) Menciptakan tata cara penggunaan sumber daya yang ada.
b) Sebagai media atau alat pembangunan.
c) Membangun kesadaran anggota petani untuk menjalankan tugas yang
diamanatkan oleh kelompok.
d) Kelembagaan petani (kelompok tani) mempunyai fungsi: sebagai wadah
proses pembelajaran, wahana kerja sama, unit penyedia sarana dan prasarana
produksi, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran, serta unit jasa
penunjang.
1) Kelas Belajar, wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya
kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat,
pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.
2) Wahana Kerjasama, untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani
dalam kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain. sehingga
19
usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan,
3) Unit Produksi, Usahatani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus
dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk
mencapai skala ekonomi, baik dari segi kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas.
Kelembagaan dapat berbentuk kelompok, gabungan kelompok, asosiasi, atau
korporasi. Kelembagaan difasilitasi dan diberdayakan oleh Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah agar tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang kuat dan
mandiri sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan para anggotanya.
Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 273/Kpts/ OT.160/4/2007, tanggal 13
April 2007, tentang Pembinaan Kelembagaan Petani. Kelompoktani adalah kumpulan
petani/ peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan
kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
3. Ciri Kempok Tani
Beberapa hal yang menjadi cirri kelompoktani adalah; Saling mengenal, akrab
dan saling percaya diantara sesama anggota, Mempunyai pandangan dan kepentingan
yang sama dalam berusaha tani, Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau
pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial,
20
bahasa, pendidikan dan ekologi. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama
anggota berdasarkan kesepakatan bersama.
2.10 Kerangka pikir
Pembangunan pertanian telah menunjukkan kontribusi yang sukar
terbantahkan dalam pembangunan nasional Indonesia. Salah satu pendekatan
pembangunan dilakukan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku
utama pembangunan pertanian yaitu petani, pekebun, peternak, beserta keluarga
intinya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut diupayakan melalui
penyuluhan pertanian.
Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pemberdayaan terhadap para
pelaku utama dan pelaku usaha untuk mengubah perilaku petani ke arah perbaikan
cara berusahatani untuk mewujudkan peningkatan produktivitas, pendapatan, dan
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup. Pengalaman pada pembangunan pertanian di Indonesia telah memberikan
pelajaran berharga bahwa penyuluhan bukan hanya sekedar faktor pelancar tetapi
merupakan pemegang kunci keberhasilan pembangunan pertanian. Bagian-bagian
dari system penyuluhan pertanian yaitu meliputi sasaran penyuluhan, kebijakan,
pelaksanaan, sarana dan prasarana, serta pembinaan dan pengawasan. Sedangkan
komponen-komponen yang merupakan bagian dari pelaksanaan penyuluhan pertanian
yaitu meliputi program penyuluhan, mekanisme kerja dan metode, materi
penyuluhan, peran serta dan kerjasama.
21
Dengan kewenangan yang luas tersebut diharapkan agar daerah dapat mandiri
dan mengembangkan kemampuan prakarsanya untuk mengelola sumber daya yang
ada bagi kesejahteraan masyarakat dan membuka tantangan besar bagi daerah untuk
melibatkan peran serta masyarakat dalam memajukan daerah. Untuk itu, pelaksanaan
penyuluhan pertanian merupakan suatu kebutuhan yang mendesak yang harus
dipenuhi mengingat pentingnya peranan penyuluhan pertanian sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan penyuluhan pertanian merupakan sebuah
sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Pengkajian dalam konteks input
dimulai dengan mempelajari kebijakan dan bagian-bagian dari sistem penyuluhan
pertanian, selanjutnya ditelusuri proses pelaksanaan serta dampak yang terjadi.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi untuk mencapai tujuan
penyuluhan pertanian.
22
Berikut adalah skema kerangka pikir :
Gambar 1. Kerangka pikir dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah diKelurahan Lamalaka Kabupaten Bantaeng.
PENYULUH
Proses Pelaksanaan Penyuluhan
Pertanian
Dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian
Metode penyuluhan Materi penyuluhanProgram penyuluhan
KELOMPOK TANI
Peningkatan produksi KeterampilanPengetahuan
23
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada April hingga bulan Juli 2015, di Kelurahan
Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
3.2. Populasi dan Sampel
Popusi adalah keseluruhan objek penelitian adalah 3 kelompok tani yaitu
Kelompok Tani Baranneng, Kelompok Tani Parongka, Kelompok Tani Parang
Bugisi. Sedangkan penetapan lokasi di lakukan dengan cara purposive (sengaja),
yaitu pemilihan secara langsung dengan pertimbangan bahwa di Kelurahan Lamalaka
belum dapat merealisasikan hasil dari proses penyuluhan pertanian padi sawah secara
optimal.
Sampel adalah kelompok kecil yang di amati dan merupakan bagian dari
populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga di miliki oleh sampel. Sampel
dalam hal ini adalah kelompok tani Baranneng di Kelurahan Lamalaka Kabupaten
Bantaeng yang terlibat di dalamnya, Anggota kelompok petani 20 orang. Teknik
pengambilan sampel di gunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus (Ruslan
2008)
24
3.3 Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung
atau melakukan peninjauan secara langsung ke lapangan, dengan berbagai keadaan
yang terjadi ditempat penelitian.
2. Wawancara
Pengumpulan data melalui wawancara langsung terhadap responden dan
menggali informasi serta data-data lain yang perlukan dalam penelitian ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara menggali atau
mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan
masalah yang di teliti.
3.4 Teknik Analisi Data
Berdasarkan data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder yang
telah di kumpulkan kemudian di analisa secara deskriftif, Adapun pengertian
deskriftif adalah memberikan penjelasan atau gambaran terhadap data yang di
peroleh secara umum indikator-indikator penelitian yang di teliti.
3.5.1 Definisi Operasional
25
1) Dampak adalah hasil dari kegiatan penyuluhan pertanian yang di lakukan di
Kelurahan Lamalaka Kabupaten Bantaeng yang bernilai positif maupun
negatif. Adapun dampak positifnya adalah sesuai dengan anjuran yang di
lakukan oleh penyuluh berupa Perubahan perilaku petani, Peningkatan
pengetahuan dan keterampilan petani, peningkatan produksi padi sawah,
tercapainya tujuan dan keinginan petani. Dampak negatifnya adalah yang
tidak sesuai dengan anjuran penyuluh berupa Petani belum mampu
merealisasikan proses penyuluhan yang telah di terapkan oleh penyuluh, dan
kurangnya kerja sama dalam kelompok Tani di Kelurahan Lamalaka
Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
2) Penyuluhan pertanian adalah proses dengan tujuan agar petani dapat
memecahkan masalahnya sendiri kususnya di Kelurahan Lamalaka dalama
bidang pertanian dan meningkatkan pendapatan petani.
3) Padi Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan oleh petani di
Kelurahan Lamalak berupa lahan basah dan memerlukan banyak air.
4) Kelompok tani baranneng adalah beberapa orang petani yang menghimpun
diri dalam suatu kelompok di Kelurahan Lamalaka yang memiliki tujuan
bersama yang ingin dicapai kuhususnya di bidang pertanian padi sawah.
5) Petani adalah orang yang mengelola usahataninya dalam suatu lahan untuk
mendapatkan hasil padi sawah di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng
Kabupaten Bantaeng.
26
6) Metode tertulis adalah cara yang di lakukan penyuluh kepada kelompok tani
di Kelurahan Lamalaka Kabupaten Bantaeng..
7) Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh
petani di Kelurahan Lamalaka untuk di jadikan patokan dalam proses
penyuluhan pertanian padi sawah.
8) Perubahan perilaku yaitu perubahan yang terjadi pada sasaran penyuluhan
pertanian karena adanya pelaksanaan penyuluhan pertanian yang meliputi
perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan utamanya di Kelurahan
Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
9) Peningkatan produksi dan pendapatan yaitu peningkatan produksi dan
pendapatan usahatani sasaran penyuluhan pertanian di Kelurahan Lamalaka
setelah diadakannya pelaksanaan penyuluhan pertanian.
27
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Luas dan Letak Geografis
Kelurahan lamalaka merupakan salah satu Desa/lurah dari tujuh Desa/lurah
yang ada di Kecamatan Bantaeng kabupaten Bantaeng, pada ketinggian tanah dari
permukaan laut 650 m, serta banyak curah hujan mencapai 2.500 mm/hm sedangkan,
(dataran rendah, tinggi pantai), Suhu udara rata-rata mencapai 25 ℃.
Luas Wilayah Desa/Kelurahan lamalaka kecamatan Bantaeng mempunyai
luas wilayah mencapai 37,08Km , terdiri dari 7 dusun/lingkungan dengan Jumlah
penduduk Desa Lamalak sebanyak 2.188 jiwa, penduduk laki – laki sebanyak 1.102
jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1.086 jiwa, dan Jumlah KK sebanyak 537
KK.
Secara Administrasi, Kelurahan Lamlaka Berbatasan Dengan:
a. Utara berbatasan dengan Desa Ulugalung
b. Selatan berbatasan dengan Desa Lembang
c. Barat berbatasan dengan Desa Rappoa
d. Timur berbatasan dengan laut floras
4.2 Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk merupakan salah satu syarat bagi terbanyaknya sebuah
Negara atau wilayah dan sekaligus sebagai aset atau modal bagi suksesnya
28
pembangunan di segala bidang kehidupan baik dalam bentuk pembangunan fisik
maupun non fisik. Oleh karena itu kehadiran dan perananya sangat menentukan bagi
perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar,
Sehingga dibutuhkan data potensi kependudukan yang tertib dan terukur.
4.2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Kelurahan Lamalaka sebanyak 2.188 jiwa, yang terdiri
dari penduduk laki – laki sebanyak 1.102 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak
1.086 jiwa, dan Jumlah KK sebanyak 537 KK. Penyebaran penduduk menurut jenis
kelamin dapat di lihat pada Tabel 1.
No Usia (tahun) Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 15-60 1.102 Orang 1.086 Orang 2.188 Orang
Sumber : Potensi Wilayah kelurahan lamalaka 2015
4.2.2.1 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu alat ukur untuk melihat potensi dan
kemampuan masyarakat dalam hal penerimaan inovasi baru, selain itu pendidikan dan
pengetahuan akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menyelesaikan suatu
masalah dan proses kinerja secara global. Semakin tinggi taraf pendidikan
masyarakat, maka akan berbanding lurus dengan pola penataan kehidupa masyarakat
pada umumnya. Jumlah penduduk di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng
29
Kabupaten Bantaeng yang di dasarkan pada tingkat pendidikanya, dapat di lihat pada
Tabel 2
Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng
No Tingkat Pendidikan Jumlah jiwa1 TK 271
2 SD 1053
3 SMP 913
4 SMA 462
5 D3 103
6 SI 16
JUMLAH 2.862 jiwa
Sumber : Potensi Wilayah Kelurahan Lamalaka 2015
4.3 Keadaan Wilayah Kelurahan Lamalaka
Kondisi wilayah di Kelurahan Lamalaka merupakan suatu daerah yang cukup
potensial untuk di jadikan daerah perkebunan dan pertanian dengan komoditi yang
beragam, adapun komidti tersebut adalah jagung, kacang tanah, padi sawah, dan
kentang. Hal ini disebabkan karena kondisi lahan yang subur dan cukup baik untuk
beberapa komoditi. Jenis usaha komoditi perkebunan dan pertanian dengan luas
penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 3.
30
Tabel 3. Jenis Komoditi Pertanian Luas Penggunaan Lahan Dan Tingkat Produktivitasnya Di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
No Jenis komoditi Luas lahan (ha) Presentase (%)
1
2
3
4
Jagung
Kacang tanah
Padi sawah
5
2
92
1
11,00
7,00
80,00
3,00Kentang
Jumlah 100 100
Sumber : Potensi Wilayah Kelurahan Lamalaka
Tabel menunjukan bahwa jenis komoditi pertanian dan luas penggunaan lahan
terbesar adalah padi sawah dengan luas lahan 93 ha.
31
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identifikasi Petani Responden
Responden dalam penelitian ini adalah petani yang tergolong dalam kelompok
tani Baranneng di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
Karakteristik responden dapat di lihat dari segi umur, pendidikan jumlah tanggungan
keluarga dan hasil dari proses pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah. Aspek-
aspek tersebut sanagat erat kaitanya dengan dampak penyuluhan pertanian,Adapun
karakteristik responden adalah sebagai berikut :
5.1.1 Umur Responden
Seperti kita ketahui umur sangatlah menentukan kedewasaan, bagi seseorang
dan kedewasaan sangat berpengaruh terhadap cara berpikir seseorang yang lebih
matang, artinya dengan umur petani akan lebih cermat dan labih berhati-hati dalam
proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya petani yang berumur mudah dan sehat
mempunyai kemampuan fisik yang lebih besar dari pada petani yang umur tua akan
tetapi petani yang lebih tua memiliki banyak pengalaman sehingga dia akan lebih
berhati-hati dalam pengambilan keputusan terutama pada usaha tani yang di
kelolanya dan lebih beresiko tinggi. Petani muda juga lebih cepat menerima hal-hal
baru dalam mengelola usahataninya, petani muda biasanya kurang memiliki
pengalaman, untuk mengimbangi kekurangan tersebut dia lebih dinamis sehingga
cepat mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang berharga perkembangan
32
usahataninya. Umur petani responden bervariasi antara 40-57 tahun sehingga untuk
mengetahui tingkatan umur dari masing-masing responden diklasifikasikan
berdasarkan tingkat umur petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tingkat Umur Petani Responden di Di Kelurahan Lamalaka Kabupaten Bantaeng 2015
Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)
40-42 2 9,1
43-45 7 31,81
46-48 4 18,18
49-51 5 22,71
52-54 1 4,5
55-57 1 4,5
Total 20 100
Sumber : Data Setelah Diolah, 2015
Tabel 6 terlihat bahwa umur 43 – 45 tahun, adalah umur yang terbanyak
dimiliki petani responden yaitu 7 orang, artinya umur petani responden banyak
berada pada umur produktif, sehingga mereka lebih cepat menerima hal-hal baru
dalam meningkatkan hasil dan mengelolah usaha taninya karena kurangnya
pengalaman-pengalaman baru dalam peningkatan produksi.
5.1.2 Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang di miliki oleh seorang dalam
mengelola suatu usaha, serta kemandirian yang di perlukan dalam mengaktualisasi
diri dari lingkungan disekitarnya. Semakin tinggi pendidikan petani responden, maka
33
tingkat kemajuan suatu daerah tersebut relatif tinggi. Faktor pendidikan akan
mempermudah penerimaan suatu inovasi baru dan teknologi baru sehingga dapat di
simpulkan bahwa secara relatif petani yang mempunyai tingkat pendidikan yang
tinggi akan mengelolah usahataninya dengan baik pula di bandingkan dengan petani
yang berpendidikan rendah. Mardikanto 1992 mengemukakan makin tinggi
pendidikan petani (formal dan non formal), diharapkan pula pola berfikirnya semakin
rasional.
Tingkat pendidikan petani responden pada pemanfaatan lahan umumnya
masih berada pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Baik petani responden yang telah
memanfaatkan lahan sawah maupun ladang, Bahkan ada petani responden tidak
pernah mengikuti pendidikan formal. Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat
pendidikan petani responden dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Kelurahan Lamalak Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng 2015
Tingkat Pendidikan
(Tahun)
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
SD
SLTP
SLTA
10
8
2
45,5
36,37
18,18
Total 20 100,00
Sumber: Data Setelah Diolah, 2015
Tabel 5 Responden berpendidikan SD yaitu 10 orang, ini menunjukan bahwa petani
dengan tingkat pendidikan yang rendah akan lebih pasif dan tidak kreatif dalam
34
melakukan perubahan sesuai dengan apa yang mereka lihat dari orang lain, Namun
jika ada inovasi yang di tawarkan oleh penyuluh, mereka tidak pernah menolak jika
itu merupakan perbaikan dari cara yang mereka pakai sebelumnya.
5.1.3 Pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah
Penyuluhan pertanian bagian dari system pembangunan pertanian yang
merupakan system pendidikan di luar sekolah (pendidikan non formal) bagi petani di
Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng yang terlibat dalam
pembangunan pertanian, dengan demikian penyuluhan pertanian adalah suatu upaya
untuk terciptanya iklim yang baik guna membantu petani beserta keluarga agar dapat
berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk memperbaiki kehidupan dengan
kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian di Kelurahan Lamalaka Kecamatan
Bantaeng Kabupaten Bantaeng terdapat beberapa unsur antara lain: penyuluh,
program penyuluhan, materi penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan.
1) Penyuluh Pertanian
Penyuluh adalah orang yang melakukan kegiatan penyuluhan dibidang
pertanian di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, yang
mampu merubah sikap dan keterampilan petani demi tercapainya tujuan yang di
inginkan para petani di Kelurahan Lamalaka. Adapun yang menjadi tugas pokok
penyuluh adalah menyiapkan, melaksanakan, mengembangan, mengevaluasi dan
35
melaporkan kegiatan penyuluhan pertanian, sehingga penyuluh dituntut mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penyuluh dilapangan dengan menjadi
mitra kerja petani yang berperan sebagai fasilitator, Adapun jumlah penyuluh
pertanian di Kelurahan Lamalaka menurut para petani responden adalah 1 orang,
Irma Tri Putri yang berperang (tugas) menjadi penyuluh pertanian di Kelurahan
Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Tempat pelaksanaan
penyuluhan pertanian padi sawah di laksanakan di Kantor Lurah Lamalaka, kadang-
kadang juga di laksanakan di rumah kelompok tani menurut para petani responden.
2) Program penyuluhan pertanian
Program penyuluhan pertanian adalah rencana kegiatan untuk memberikan
pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan pertanian di
Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Inti program adalah
rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang disusun melalui sebuah karya partisipatif
berdasarkan potensi wilayah dan masalah/kebutuhan petani serta dukungan
instasi/pihak terkait. Isi program ini adalah kegiatan-kegiatan utama dalam
penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan di wilayah kerja peyuluhan pertanian .
Program kerja penyuluhan pertanian adalah hasil pemikiran tentang sesuatu yang
akan dilakukan dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Kelurahan Lamalaka, sebagai
langkah lanjutan untuk kegiatan usahatani atau pengelolaan pertanian yang masa
datang di tempat tersebut dengan harapan apa yang dilakukan atau kegiatan
penyuluhan yang perlu dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah digariskan.
36
Tujuan dan program yang telah digariskan adalah peningkatan teknologi pengelolaan
pertanian agar tercapai peningkatan produksi, dan kesejahteraan hidup para petani.
3) Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan kepada
pelaku utama ( kelompok tani ) dan pelaku usaha. Dalam hal materi yang di
sampaikan oleh penyuluh di Kelurahan Lamalaka menurut petani responden adalah
sebagai berikut:
a) Pengendalian hama penyakit padi
b) Pola tanam padi sawah
c) Cara mengolah lahan padi sawah sampai dengan panen.
4) Media Penyuluhan
Media penyuluhan pertanian adalah merupakan alat komunikasi yang di
gunakan dalam proses pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah di Kelurahan
Lamalaka, Adapun media yang di gunakan dalam proses penyuluhan adalah mic,
kursi, LCD, dan pembesar suara (loundspeaker) yang di gunakan dalam proses
penyuluhan.
5) Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan kepada petani baik secara langsung maupun tidak
langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan
37
suatu inovasi. Adapun metode yang di gunakan dalam proses penyuluhan pertanian
padi di Kelurahan Lamalaka adalah metode ceramah dan diskusi menurut kelompok
tani responden, Dengan metode ini kelompok tani mudah mengerti tentang apa yang
di sampaikan dalam proses penyuluhan pertanian padi sawah di Kelurahan Lamalaka
Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Penyuluhan pertanian mempunyai dua
tujuan yang akan dicapai yaitu : tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka pendek adalah hanya menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih
terarah pada usaha tani yang meliputi: perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan
tindakan petani. Tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan
meningkatkan kesejahteraan petani di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng
Kabupaten Bantaeng.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian merupakan sebuah sistem yang terdiri dari
input, proses dan output. Pengkajian dalam konteks input dimulai dengan
mempelajari kebijakan dan faktor-faktor yang mempengaruhi, selanjutnya ditelusuri
proses penyelenggaraan serta dampak yang terjadi. Pelaksanaan penyuluhan pertanian
di Kelurahan Lamalaka adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring evaluasi untuk mencapai
tujuan berdampak terhadap pelaksanaan penyuluhan pertanian kepada masyarakat
tani. Komponen-komponen yang merupakan bagian dari penyelenggaraan
penyuluhan pertanian, Dengan di laksanakanya penyuluhan pertanian padi sawah di
Kelurahan Lamalaka para kelompok tani mampu merubah sikap dan keterampilan
38
mereka dan pengetahuan bertambah dan produksi pertanian padi sawah meningkat di
kelurahan lamalaka kabupaten bantaeng.
5.1.4 Dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah
Dampak adalah hasil dari kegiatan yang telah di lakukan (kerjakan), Dengan
di laksanakanya penyuluhan pertanian padi sawah di kelurahan lamalaka kabupaten
bantaeng khusunya pada kelompok tani baranneng pengetahuan, keterampilan,
produksi padi kelompok meningkat dengan di adakanya proses penyuluhan pertanian.
Untuk peran penyuluh memberikan arahan pembentukan/pengembangan kelompok
penyuluh selalu memberikan pembinaan dan pengembangan kelompok tani, tetapi
peran penyuluh juga terbatas dengan berbagai fasilitas yang tidak memadai. Penyuluh
tetap selalu memberikan keleluasaan kepada kelompok tani untuk menentukan
kelembagaan/program kerja. Walaupun penyuluh memberikan keleluasaan, Namun
penyuluh tetap memberikan berbagai masukan atau binaan kepada kelompok tani
agar senantiasa meningkatkan produksi padi di Kelurahan Lamalaka Kabupaten
Bantaeng. Adapun dampak dari pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah di
Kelurahan Lamalaka Kabupaten Bantaeng adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian Hama Penyakit Padi
Hama adalah semua jenis binatang yang merugikan dan mengganggu tanaman
di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Sedangkan
penyakit adalah sebuah kondisi yang mengakibatkan tanaman tidak bisa tumbuh
39
dengan normal, dikarenakan adanya gangguan pada organ tanaman yang disebabkan
oleh mikroorganisme penganggu, hama, virus atau kondisi tanah yang kekurangan
unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman.
Adapun jenis-jenis hama dan penyakit padi sawah serta cara pengendalianya
menurut kelompok tani responden di Kelurahan Lamalaka adalah sebagai berikut :
1. 1 Tikus
Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani di
Kelurahan Lamalaka. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki
daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi.
Masa reproduksi yang relative singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak.
Potensi perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus
sangat aktif di malam hari. Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan
yang disarang tidak hanya biji – bijian tetapi juga batang tumbuhan muda. Yang
membuat para tikus kuat memakan biji – bijian sehingga merugikan para petani
adalah gigi serinya yang kuat dan tajam, sehingga tikus mudah untuk memakan biji –
bijian. Tikus membuat lubang lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di
semak – semak. Apabila keadaan sawah itu rusak maka berarti sawah tersebut
diserang tikus. Untuk mengatasi serangan hama tikus kelompok tani melakukan
dengan cara :
a. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap
tikusnya.
40
b. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
c. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang
bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan
makanan setelah tanaman dipanen.
d. Menggunakan pembasmi tikus atau dengan memasang umpan beracun, yaitu
irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus.
Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji.
Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan
ternak dan manusia.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah di Kelurahan Lamalaka
Kecamatan Bantaeng Kabupaaten Bantaeng maka kelompok tani mengetahui proses
pencegahan serangan hama padi tikus sehingga tingkat produksi padi meningkat.
1.2 Wereng
Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan
berlubang – lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati serangan wereng ini
sangat meresahkan para petani di Kelurahan Lamalaka, Cara pencegahan yang di
lakukan kelompok tani adalah sebagai berikut :
a. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak
maupun dengan pergiliran tanaman.
b. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan pestisida, dilakukan apabila
cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan pestisida (505)
41
diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi
lingkungan.
1.3 Walang Sangit
Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga
meresahkan petani di Kelurahan Lamalaka. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat
dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah-
merahan. Pengendalian terhadap hama walang sangit kelompok tani di Kelurahan
Lamalaka melakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menanam tanaman secara serentak.
b. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar
sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
c. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.
1.4 Ulat
Kupu – kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka
ragam. Kupu – kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi
larva. Kita bisa sebut larva kupu – kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif
memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari serangan ulat
ini dapat meresahkan para kelompok tani di Kelurahan Lamalaka karna merusak daun
dan pangkal batang padi sawah. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka
42
atau tulang daunya saja. Upaya yang di lakukan kelompok tani di Kelurahan
Lamalaka adalah sebagai berikut.
a. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga
ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
c. penyemprotan dengan menggunakan pertisida klenset.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah pada kelompok tani yang di
lakukan di kelurhan lamalaka maka kelompok tani mampu mengetahui proses
pencegahan serangan hama penyakit padi sehinggga tingkat produksi padi dapat
meningkat sesuai apa yang di inginkan kelompok tani. Dan dengan penyuluhan
pertanian dapat merobah sikap, keterampilan petani sehingga dapat mengetahui hal-
hal yang belum di ketahui oleh kelompok tani.
Penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para petani
dalam usahanya memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi keinginan mereka
tadi. Jadi penyuluhan pertanian tujuanya adalah perubahan perilaku kelompok tani,
sehingga mereka dapat memperbaiki cara bercocok tanamnya, lebih beruntung
usahataninya dan lebih layak hidupnya, atau yang sering dikatakan keluarga tani maju
dan sejahtera.
Penyuluhan telah dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang bekerja
di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan, tetapi tidak demikian halnya bagi
petani di Kelurahan Lamalaka. Penyuluhan pertanian merupakan sarana
43
kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan
pertanian. di lain pihak, kelompok tani mempunyai kebebasan untuk menerima atau
menolak saran yang diberikan penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan
hanya dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan
kepentingan kelompok tani.
2. Pola Tanam Padi Sawah
Pola tanam yang di terapkan kelompok tani responden sebelum adanya
penyuluhan di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng
adalah menanam secara tabur sehingga barisan tanaman padi tidak teratur. Jumlah
tenaga kerja yang di gunakan petani di sesuaikan dengan luas lahan sawah, dalam 1
ha sekitar 4-5 orang jumlah tenaga kerja sewa yang di gunakan, Adapun upah tenaga
kerja Rp.25.000/orang (setengah hari). Dengan di adakanya penyuluhan pertanian
padi sawah di di Kelurahan Lamalaka kelompok tani mampu mengetahui dan
menerapkan pola tanam padi sawah yang teratur, Adapun pola tanam yang di
terapkan adalah jajar legowo (20 X 20 cm) tipe legowo 2 : 1, Prinsip dari sistem
tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman (anakan). Adapun
manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam jajar legowo di Kelurahan Lamalaka
adalah sebagai berikut :
a) Menambah jumlah populasi tanaman padi.
44
b) Dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan,
pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui
barisan kosong/lorong.
c) Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus.
Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya dan
dengan lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah
sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.
d) Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah di Kelurahan Lamalaka maka
kelompok tani mampu menerapkan sistem pola tanam jejar legowo sebab dengan
sistem ini dapat mendapatkan bulir gabah berkualitas dan dapat meningkatkan
tingkat produksi padi sawah.
3. Pengetahuan Kelompok
Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan kegiatan. Pengetahuan kelompok tani di Kelurahan Lamalaka dapat
meningkat dengan di laksanakanya pelaksanaan penyuluhan pertanian terutama pada
pengetahuan tentang padi sawah, seperti cara menanam padi, megolah lahan,
pengendalian hama penyakit padi sampai dengan panen menurut kelompok tani
responden. Cara bercocok tanam kelompok tani sebelum adanya penyuluhan
pertanian mereka menanam secara tabur, sehingga jarak tanam tidak teratur, akan
tetapi dengan adanya pelaksanaan penyuluhan pertanian maka kelompok tani
45
menerapkan sistem jejar legowo 2:1 sehingga jarak tanaman teratur. Dengan sistem
ini tanaman dapat memperbanyak anakan dan dapat menhambat serangan hama
penyakit padi, sehingga tingkat produksi padi meningkat.
Sebelum adanya pelaksanaan penyuluhan pertanian di Kelurahan Lamalaka
kelompok tani belum terampil dalam mengolah lahan padi sawah, Petani masih
mengolah lahanya secara manual menggunakan kuda dan sapi, tetapi dengan di
laksanakanya penyuluhan pertanian padi sawah maka kelompok tani mampu merubah
cara mengolah lahannya dengan menggunakan traktor (modern), Fungsi dari
penggunaan traktor adalah mempermudah petani dalam proses pengolahan lahan padi
sawah, kekuranganya adalah kelompok tani harus menyiapkan bensin untuk
menjalankan alat tersebut. Oleh karena itu fungsi dari pelaksanaan penyuluhan padi
sawah dapat memberikan pengajaran serta pengetahuan yang baru kepada petani
sehingga petani mampu merubah hal-hal dalam proses pengolahan dengan
menggunakan alat modern.
Pengetahuan mengenai pengendalian hama penyakit padi sebelum adanya
penyuluhan pertanian padi sawah di Kelurahan Lamalaka, Kelompok tani mencegah
hama penyakit dengan menyemprot, Namun jenis pertisida yang di gunakan tidak
pernah berubah-ubah (tidak mengganti pertisida yang baru), Akan tetapi dengan di
laksanakanya penyuluhan pertanian di Kelurahan Lamalaka kelompok tani
mengetahui jenis-jenis pertisida dan fungsinya yang di gunakan dalam proses
pengendalian hama penyakit padi, misalnya untuk pengendalian hama wereng
menggunakan pertisida Klenset dan 505 dengan cara menyemprot di pagi dan sore
46
hari. Dengan ini salah satu fungsi dari penyuluhan pertanian padi sawah dapat
meingkatkan pengetahuan keterampilan tingkat produksi kelompok tani padi sawah
di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
4. Produksi Padi
Pelaksanan penyuluhan pertanian padi sawah sangat berpengaruh terhadap
tingkat produksi padi sawah di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten
Bantaeng, di mana produksi padi dari tahun 2014 sekitar 1,2 ton/ha akan tetapi
dengan di laksanakanya penyuluhan pertanian maka kelompok tani mengetahui
tentang padi sawah mulai dari proses pengolahan, cara tanam, pengendalian hama
sampai dengan panen menurut kelompok tani responden sehingga tingkat produksi
padi menigkat sekitar 1,5 ton /ha (Yusuf 2015). Hal ini pelaksanaan penyuluhan
pertanian dapat menunjang tingkat produksi padi sehingga kelompok tani mampu
mencapai tujuan yang di inginkan di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng
Kabupaten Bantaeng.
5. Jenis Keterampilan
Keterampilan adalah suatu keahlian yang di miliki seseorang (petani). Dengan
adanya pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah maka jenis keterampilan yang
di miliki petani di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng
menurut kelompok tani responden adalah cara tanam padi, cara mengolah lahan, dan
cara menggunakan alat modern (traktor).
47
Kelompok tani di Kelurahan Lamalaka terampil dalam menanam padi, dimana
sebelum adanya penyuluhan, kelompok tani menanam secara tabur, Akan tetapi
dengan di adanya penyuluhan maka kelompok tani terampil dalam proses penanaman
padi sawah dengan menerapkan jejar legowo, begitu pula dalam pengolahan lahan
dulunya kelompok tani menggunakan sapi dan kuda (manual) dengan adanya
penyuluhan kelompok tani terampil mengolah lahan dengan menggunakan alat
modern (traktor) yang dapat memudahkan proses pengolahan padi sawah di
Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah sangat mempengaruhi jenis
keterampilan yang di ketahui kelompok tani, karna kelompok tani lebih banyak fokus
pada hal-hal yang telah lama, maka dengan penyuluhan mampu merubah
keterampilan kelompok tani padi sawah di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng
Kabupaten Bantaeng.
6. Pengaruh Penyuluhan Pertanian Padi Sawah Terhadap Kelompok
Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah
perilaku kelompok tani di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten
Bantaeng agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu
memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan
hasil produksi padinya. Menurut U.Samsudin S (2003) penyuluhan pertanian adalah
suatu cara atau usaha pendidikan yang bersifat di luar bangku sekolah (non formal)
untuk para petani dan keluarganya di pedesaan.
48
Penyuluhan pertanian bertujuan untuk kemajuan kelompok tani Baranneng di
Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, kelompok tani
mampu mengetahui segala hal mengenai padi sawah mulai dari proses pengolahan,
cara tanam, pengendalian hama penyakit padi sehingga pelaksanaan penyuluhan
sangat penting untuk peningkatan produksi padi.
Pelaksanaan penyuluhan di Kelurahan Lamalaka sangat mendukun tingkat
produksi padi sawah menurut kelompok tani responden, produksi dari tahun
sebelumnya (2013) sekitar 1,2 ton /ha dengan adanya penyuluhan pertanian padi
sawah meningkat menjadi 1,5 ton /ha (yusuf 2015) . Dimana penyuluhan pertanian
berperang penting memberikan pengajaran serta contoh kepada kelompok tani
sehingga kelompok tani mampu mengetahui cara mengembangkan padi sawah.oleh
karena itu tujuan dari pelaksanaan penyuluhan dapat tercapai petani mampu merubah
sikap dan keterampilan dalam bidang pertanian padi sawah di Penyuluhan pertanian
bertujuan untuk kemajuan kelompok tani di Kelurahan Lamalaka Kecamatan
Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
49
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.I Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa dampak
pelaksanaan penyuluhan pertanian pada kelompok tani Baranneng di Kelurahan
Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng dapat mengetahui ilmu-ilmu
tentang pengendalian hama penyakit padi, pola tanam padi sawah, pengetahuan
kelompok, produksi padi, keterampilan petani, Sebab dengan di adakanya penyuluhan
pertanian, petani dapat mengetahui ilmu-ilmu tentang padi sawah yang sesuai
anjuran penyuluh, dan terciptanya tujuan yang di inginkan kelompok tani padi sawah
di Kelurahan Lamalaka Kabupaten Bantaeng.
6.2 Saran
a. Penyuluh
Pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah di Kelurahan Lamalaka
Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng perlu di tingkatkan lagi, karna dengan
penyuluhan pertanian maka kelompok tani mampu merobah sikap, dan
keterampilan dalam mengelolah lahan pertanian padi sawah dengan baik.
b. Kelompok Tani
Pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah terhadap kelompok tani sangat
mempengaruhi tingkat produksi padi di Kelurahan Lamalaka, Oleh karena itu
kelompok tani harus mampu melaksanakan, serta mengembangkan pertanianya
50
sesuai dengan anjuran penyuluh pertanian di Kelurahan Lamalaka Kecamatan
Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
c. Pemerintah setempat
Pemerintah harus memberikan pasilitas kepada penyuluh agar penyuluh
mampu melaksanakan penyuluhan secara optimal di kelurahan Lamalaka
Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Bustanul. 2008. Strategi Baru Pembangunan Pertanian.http://tkpkri.org/berita/berita/strategi-baru-pembangunan-pertanian.html.
Badan Pengembangan Sumber Daya Pertanian. 2009. Modul Pembekaan Bagi THL TB Penyuluh Pertanian. Departemen Pertanian. Jawa Tengah
Kartasapoetra, AG. 2001. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Radar Jaya Offset.Jakarta
Mardikanto, T dan Arip Wijianto. 2005. Modul Kuliah Metoda dan TeknikPenyuluhan Pertanian. Proyek SP4 UNS. Surakarta
Mardikanto. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Mardikanto, 2009 Penyuluhan partisipatif. Modul Kuliah Metoda dan TeknikPenyuluhan Pertanian. Proyek SP4 UNS. Surakarta
Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 273/Kpts/ OT.160/4/2007, tanggal 13 April 2007, tentang Pembinaan Kelembagaan Petani
Subejo. 2007. Demokratisasi Pembangunan Pertanian di Era Otonomi DaerahTinjauan dari aspek Penyuluhan Pertanian. http://subejo.staff.ugm.ac.id/wp-content/cultivar-juni-2007.pdf. Diakses pada tanggal 25 September2008.
Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. GhaliaIndonesia. Bogor.
Suhardiyono, L. 2000. Penyuluhan Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga.Jakarta.
Sastraatmadja, Entang. 2000. Penyuluhan Pertanian. Alumni. Bandung.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SistemPenyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan.
52
KUISIONERDAMPAK PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN
PADI SAWAH TERHADAP KELOMPOK TANI DI KELURAHAN LAMALAKA KECAMATAN BANTAENG
KABUPATEN BANTAENG1.Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Jumlah Tanggungan Keluarga :
2. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Padi Sawah.
1. Berapa kali penyuluhan pertanian padi sawah di laksanakan dalam seminggu/sebulan
di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng?
…………………………………………………………………………
2. Dimanakah tempat pelaksanaan penyuluhan pertanian di laksanakan?
………………………………………………………………………..
3. Berapa orang penyuluh dalam proses penyuluhan pertanian padi sawah?
………………………………………………………………….........
4. Metode (cara) apakah yang di gunakan penyuluh dalam proses penyuluhan?
……………………………………………………………………….
5. Materi apa saja yang sering di laksanakan mengenai padi sawah?
……………………………………………………………………….
3. Dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah pada kelompok tani
1.Bagaimana dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian tentang pengendalian hama
penyakit padi sawah di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten
Bantaeng?
Alasan :……………………………………………………………..
53
2. Bagaimana dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian tentang pola tanam padi
sawah di Kelurahan Lamalaka Kabupaten Bantaeng?
Alasan :………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
3. Bagaimana dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian mengenai pengetahuan
kelompok tentang padi sawah di Kelurahan Lamalaka Kabupaten Bantaeng?
Alasan……………………………………………………………………………
..………………………………………………………………………………….
4. Apakah produksi meningkat dengan di laksanakanya penyuluhan pertanian padi sawah
di Kelurahan Lamalaka?
Alasan………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………….
5. Apakah keterampilan mengenai padi sawah terhadap kelompok bertambah dengan di
laksanakanya proses penyuluhan pertanian?
Alasan :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………….......
6. Bagaimana pendapat kelompok mengenai pengaruh penyuluhan pertanian padi sawah
terhadap kelompok tani?
Alasan :………………………………………………………………………….
54
Lampiran 1. Identitas Responden Kelompok Tani Baranneng Di Kelurahan Lamalaka
Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng 2015
NO Nama
Responden
Umur Pendidikan Tanggungan keluarga (orang)
1 Ramli 55 SMA 6
2 Gassing 50 SMP 4
3 Yusuf 45 SMP 5
4 Gaffar 45 SD 4
5 H.Yasing 40 SMA 5
6 Jumakka 43 SMP 7
7 Basri 49 SD 5
8 Safar 55 SD 6
9 H.Pare 53 SD 5
10 Sangkala 53 SMA 6
11 Herman 51 SMP 5
12 Tiro 50 SMP 4
13 Udin 44 SD 5
14 Musdar 43 SD 7
15 Juma 42 SD 5
16 Amal 48 SMA 6
17 Sakka 47 SD 6
18 Jumatang 49 AD 4
19 Bonnu 48 SMP 4
20 Faisal 44 SD 3
55
Lampiran 2. Tabulasi pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah pada Kelompok Tani Baranneng Di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng 2015
NO Nama Responden
Pelaksanaan penyuluhan(bulan)
Tempat Jumlah penyuluh
Metode Penyuluhan yang di laksanakan
1 Ramli 1 Kantor 1 Ceramah Pengendalian hama penyakit
2 Gassing 1 Kantor 1 Ceramah Cara tanam padi
3 Yusuf 1 Kantor 1 Diskusi Pengendalian hama penyakit
4 Gaffar 1 Kantor 1 Ceramah Pengendalian hama penyakit
5 H.Yasing 1 Rumah kelompok
1 Ceramah Tata cara tanam padi sawah
6 Jumakka 1 kantor 1 Ceramah Mengolah lahan dengan baik
7 Basri 1 Rumah kelompok
1 Diskusi Pengendalian hama
8 Safar 1 Kantor 1 Ceramah Cara tanam dan pengendalian hama
9 H.Pare 1 Kantor 1 Ceramah Mengolah lahan dan pengendalian hama
10 Sangkala 1 Kantor 1 Diskusi Pengendalian hama penyakit padi
11 Herman 1 Kantor 1 Diskusi Pengendalian hama penyakit
12 Tiro 1 Kantor 1 Diskusi Keterampilan mengolah lahan
13 Udin 1 Kantor 1 Ceramah Pengendalian hama penyakit
14 Musdar 1 Kantor 1 Diskusi Cara tanam dan olah lahan
15 Juma 1 Kantor 1 Diskusi Pengendalian hama padi
16 Amal 1 Kantor 1 Diskusi Pengendalian hama penyakit
17 Sakka 1 Kantor 1 Diskusi Pengendalian hama penyakit
18 Jumatang 1 Kantor 1 Diskusi Tata cara tanam padi sawah
19 Bonnu 1 Kantor 1 Ceramah Pengendalian hama padi
20 Faisal 1 Kantor 1 Diskusi Pengendalian hama
Lampiran 3. Tabulasi dampak pelaksanaan penyuluhan pada Kelompok Tani Baranneng Di Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng 2015
NO
Nama Responden
Pengendalian hama
Pola tanam
Pengetahuan kelompok
Produksi Jenis keterampilan
Pengaruh penyuluhan
terhadap kelompok
1 Ramli Mengetahuai jenis racun yang di
gunakan
Jarak tanam teratur
Pengetahuan bertambah
mengenai padi sawah
Meningkat sesuai yang di inginkan
Keterampilan cara tanam
padi
Sangat berpengaruh karna dengan
adanya penyuluhan
produksi padi meningkat
2 Gassing Kurang hama dengan cara menyemprot
Jarak tanam tertata
Bertambah terutama pada tata cara tanam padi
meningkat Cara tanam padi
Menunjang peningkatan
produksi padi3 Yusuf Hama dapat
teratasi dengan adanya
penyuluhan
Jarak tanam teratur
Keterampilan menanam
Meningkat,semua kendala dapat di
atasi bersam
Mengola lahan Mempengaruhi peningkatan
produksi padi
4 Gaffar Serangan hama dapat di
kendalikan dengan semprot
Pola tanam padi
teratur
Pengetahuan mengolah lahan dan tanam padi
Meningkat Keterampilan mengolah lahan secara moderen
Sangat berpengaruh
mendukun tinkat produksi padi
5 H.Yasing Hama bisa di kendalikan dengan
pestisida
Sangat teratur
Pengetahuan mengolah dan budidaya padi
Meningkat karna adanya
penyuluhan yang di laksanakan
Keterampilan olah lahan
Tingkat produksi padi meningkat
petani dapat menambah hasil
6 Jumakka Hama tidak dapat menyerang
Pola tanam
Pengetahuan yang lama tidak di
Meningkat penyuluhan yang
Bertambah karna semua
Sangat berpengaruh
tanaman padi bagus dan teratur
lakukan lagi di laksanakan dapat membawa
manfaat
tentang padi di lakukan secara moderen
karna produksi padi dapat meningkat
7 Basri Hama dapat teratasi dengan menyemprotkan
pestisida
Teratur jejan
legowo
Pengetahuan mengolah lahan
dengan alat moderen
meningkat Bertambah keterampilan
mengolah secara mudah
Dengan penyuluhan pengetahuan
kelompok meningkat
8 Safar Menhambat hama penyakit padi
Pola tanam teratur
Pengetahuan bertambah dan
dapat di aplikasikan sedikit demi
sedikit
Meningkat karna serangan hama
tidak terlalu merusak tanaman
padi
Keterampilan mengolah
lahan
Sangat berpengaruh
demi penigkatan produksi padi
9 H.Pare Hama tidak menyerang secara lansung dengan
menyemprot
Pola tanam teratur karna
penyuluh menberikan cara
pola tanam
yang baik
Pengetahuan mengolah lahan
Menigkat Pengetahuan olah tanam lahan padi
Pengaruhnya menunjang peningkatan
produksi padi
10 Sangkala Hama wereng dapat teratasi
dengan menyemprot
Pola tanam
teratur di ukur
sebelum di tanam
Mengenai pola tanam olah lahan
meingkat Ketermpilan menanam
Karna dengan di adaknya penyuluhan petani dapat mengetahui apa apa yang belum di ketahui petani
11 Herman Hama dapat mati jika di semprot dengan racun
hama padi
Pola tanam padi
sangat teratur
Pengetahuan kelompok bertambah
terutama cara menggunakan
traktor
Meningkat Keterampilan olah lahan dan
menanam
Pengaruhnya sangat penting
untuk peningkatan
produksi padi sawah
12 Tiro Karna hama dapat teratasi dengan menyemprotkan
pestisida
Pola tanam teratur
Pengetahuan kelompok
bertambah dengan di laksanakanya
penyuluhan pertanian
meningkat Bertambah keterampilan menanam dan
mengolah lahan secara
moderen
Pengaruhnya sangat penting untuk peningkatan produksi padi
13 Udin Penegendalian hama dapat
teratasi dengan dilakukanya penyuluhan
Pola tanam
teratur di ukur
sebelum di tanam
Pengetahuan bertambah
meningkat Bertambah keterampilan
mengolah lahan
menggunakan alat moderen
Mendukung kesejahteraan
petani dan produksi
meningkat
14 Musdar Penyemprotan hama dengan
pestisida
Pola tanam padi
teratur
Pengetahuan petani mengolah
lahan secara moderen
meningkat Keterampilan mengolah lahan dan menanam
Menunjang peningkatan
produksi padi
15 Juma Penyemprotan hama penyakitpadi
Tata cara tanam padi
Pengetahuan petani bertambah
terutama cara pengendalian
hama
meningkat Keterampilan menggunakan traktor secara
moderen
Sangat berpengaruh
demi peningkatan
produksi padi16 Amal Pengendalian
hama dapat teratasi dengan
adanya penyuluhan
Pola tanam padi teratur dan
Pengetahuan kelompok
bertambah mulai dari proses olah
lahan sampai
Meningkat karna adanya
penyuluhan pertanian
Keterampilan dalam
menanam padi
Sangat menunjang peningkatan
produksi padi
dengan cara menyemprotkan
pestisida
mudah dengan panen
17 Sakka Hama tidak dapat menyerang
lansung karna dengan
memberikan pestisida dapat
menhambat serangan hama penyakit padi
Jejar legowo
Pengetahuan dalam
mengendalikan hama penyakit padi dan cara
tanam
meningkat Keterampilan dalam
menggunakan alat moderen dalam proses pengolahan
lahan
Dengan adanya penyuluhan
petani mengetahui cara
bertani padi dengan baik
18 Jumatang penyemprotan Pola tanam teratur
Pengetahuan kelompok
bertambah dan sedikit bisa di
aplikasikan
meningkat Tata cara tanam padi sawah serta
cara olah lahan
Menunjang peningkatan hasil
produksi padi
19 Bonnu Menyemprotkan pestisida
Pola tanam jejar
legowo
Pengetahuan kelompok bertambah terutama
pengetahuan yang baru tentang cara olah lahan yang
sesuai
meningkat Cara mengolah lahan yang
moderen yang memudahkan petani dalam
proses pengolahannya
Sangat berpengaruh
kepada kelompok,karna
sesuatu yang belom di ketahui dapat di ketahui
dalam proses penyuluhan
20 Faisal Hama dapat teratasi dengan menyemprotkan
pestisida
Pola tana teratur dengan
menggunakan jejar legowo
Pengetahuan olaha lahan dan pengendalian
hama penyakit padi
meningkat Cara olah lahan yang
mudah
Menunjang peningkatan
produksi padi sawah
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS PERTANIAN
Jl. Sultan Alauddin No 259 Makassar 70421 Tlp (0411) 866772, 881593, Fax 0411 865588
SURAT KETERANGAN SELESAINo :…………./FP/A.5-VIII/XII/37/2015
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ir. H. Saleh Molla, MMJabatan : Dekan
Menerangkan mahasiswa di bawah ini :
Nama : SupriadiStambuk : 10596 00832 11Jurusan : AgribisnisJudul Skripsi : Dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian padi sawah di Kelurahan
Lamalaka Kecamatan Bantaeng Kabupaten BantaengTanggal Ujian : 02 September 2015Nilai Ujian : AIPK : 3,79
Benar telah menyelesaikan Program Pendidikan Strata Satu (S.1) pada Fakultas Pertanian
Jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Makassar, 14 Desember 2015 M 02 R. Awal 1437 H
Dekan,
Ir. H. Saleh Molla, MMNBM : 675 010
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Gambar 1. Peta Kelurahan Lamalaka
Gambar 2. Wawancara kelompok tani sekaligus pengisian kuisioner
Gambar 5. Pertemuan semua kelompok tani dan masyarakat tani
Gambar 6.pertemuan salah satu kelompok tani dengan para penyuluh pertanian
Gambar 3.Pertemuan kelompok tani di kantor kelurahan
Gambar 4. Papan Nama kelompok Tani Baranneng