Post on 23-Mar-2019
DAKWAH ECODEVELOPMENT, STUDI ANALISIS GERAKAN
MENSEJAHTERAKAN HIDUP ANDA DAN KELUARGA DI- KOPERASI
MAESTRO, KELURAHAN BAKTI JAYA, KECAMATAN SETU
PAMULANG, KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Serjana
Sosial (S.Sos)
Oleh:
ZUYIN ARWANI
111 2054 0000 20
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M / 1438 H
i
ABSTRAK
Zuyin Arwani
Dakwah Ecodevelopment, Studi Analisis Gerakan Mensejahterakan Hidup
Anda dan Keluarga Di Koperasi Maestro, Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan
Setu Pamulang Tangerang Selatan.
Islam merupakan ajaran yang membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmtan
lil’ alamin). Sedangkan dakwah merupakan metodologi sosial dalam menerawang
permasalahan sosial. Diskursus yang dialami oleh istansi seperti kopearsi harus
seyogyanya mengalami tranformasi dan evolusi dalam hal pergerakannya seperti
halnya koperasi Maestro. suatu pendekatan secara alamiah yang dilakukan oleh
Koperasi Maestro dalam mensinergikan antara Agama dan Lingkungan dalam
ranah Koperasi. Dakwah ecodevelopment merupakan kajian keilmuan yang
multidimensional yang berusaha menggabungkan antara dakwah dan lingkungan
dalam satu ranah pemberdayaan masyarakat. Sasaran utama dari koperasi ini
selaras dengan sasaran dakwah terciptanya suatu tatanan sosial yang didalamnya
melibatkan hidup sekelompok manusia dengan penuh kedamaian, keadilan,
keharmonisan diantara keragaman yang ada.
Orientasi tersebut menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan ingin
mengetahui, memahami tahapan dakwah ecodevelopment dan pengoptimalisasian
strategi pemberdayaan dalam peningkatan kesejahteran yang didapatkan oleh
anggota dan masyarakat sekitar. Dan Jenis penelitian yang dipakai dalam
mengungkapkan fenomena yang terjadi menggunakan jenis penelitian Kualitatif
deskriptif, yang memiliki fungsi berusaha melihat dan menelaah realitas yang
terjadi dalam masyarakat yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah
atau keadaan dengan adanya fakta-fakta yang tampak, sehingga bersifat sekedar
untuk mengungkapkan fakta (fact finding), hasil penelitian ditekankan pada
memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan yang sebenarnya dari
objek yang sedang diselidiki.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini digunakan teori tahapan dakwah
pemberdayaannya Nanih dan Teori Strategi pengembangan masyarakat Tjahya
Supriatna dengan acuan indikator pemberdayaan ekologi sebagai sebuah
pembatasan penelitian. Dalam perjalanan penelitian di koperasi Maestro
memberikan pemahaman bahwa pembinaan dan penataan masyarakat adalah hal
terutama dalam tahapan pemberdayaan masyarakat (Tanzim), kemudian
dilanjutkan dengan pembentukan karakter (Takwin), dan ditutup oleh kemandirian
masyarakat (Taudi). Tiga hal tersebut adalah proses yang ideal yang dijalan
setiap fasilitator koperasi Maestro dalam memberdayakan masyarakat Islam.
Strateginya pun menjadi menarik sehingga pengunaan strategi the integrated or
holistic strategy dinilai lebih komperhensip dan terintegral dengan kondisi sosial
lingkungan sekitar.
Simpulan yang didapatkan dalam penelitian ini menemukan adanya interalisasi
dan ekternalisasi dalam proses pembinaan dan penataan masyarakat, disisi lainnya
pun ditemukan bahwa 2 pembentukan yang progresif dalam hal struktur dan
kultur daripada masyarakat itu sendiri.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur selalu panjatkan kehadirat allah swt atas berkat,
rahmat, taufik dan hidayah-nya, penyusunan skripsi yang berjudul “dakwah
ecodevelopment, studi analisis gerakan mensejahterakan hidup anda dan keluarga
koperasi maestro, kelurahan bakti jaya, kecamatan setu pamulang, kota tangerang
selatan” dalam jangka waktu satu tahun dapat diselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah merubah dari zaman jahiliyah hingga zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, kebingungan, keruwetan sana dan sini. namun berkat
bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah, naungan serta
inayah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat
diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
sebesar-besarnya kepada Bapak M. Hudri,M.A selaku pembimbing yang telah
dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga
kepada penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penuh sadar
dan tulus Ikhlas pula kepada:
iii
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu tulus ikhlas mendoakan penulis
yaitu Bapak Drs. Imam Nursalim dan Ibunda Churiah sehingga lancar dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga setiap doa, pengorbanan yang ikhlas
mendapat belasan berlipat dari Allah SWT. Amiin.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam dan sekaligus pembimbing akademik, serta Bapak Drs. M. Hudri.
M.Ag, selaku Seketaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, terima
kasih atas segala ilmu dan motivasi yang telah diberikan selama masa studi di
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
4. Segenap dosen jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan seluruh Civitas
Akademik yang telah memberi wawasan keilmuan dan membimbing penulis
selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah memberi fasilitas berupa buku-buku dan
referensi sehingga penulis dapay menyelesaikan skripsi.
6. Bapak H. Adang Rukhiyat, M.Pd selaku Pengawas Koperasi Maestro, Bapak
A.w Aminudin Hadi selaku Ketua BPH Bapak Wawan Budiwan selaku
Sekertaris yang telah memberi izin dan informasi. Semoga kepemimpinan
Bapak selalu diberkahi Allah SWT.
7. Bapak Abdul Wahid selaku Kepala Unit Usaha P3 dan Mas Ahmad Mursidi
selaku pendamping program dan kepala Unit Usaha Mandiri dan kepada
seluruh elemen yang terkait didalamnya. Terimakasih kami haturkan sebesar-
iv
besarnya atas segala bimbingan dan bantuan selama penulis melakukan
penelitian. Semoga setiap amal dilipatgandakan oleh Allah SWT.
8. Kawan-kawan Seperjuangan Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam angkatan 2012 M.Firdaus, Nurdin Araniri, Ayu Triana, Arif Rahman,
Diqu Zarobi dan temen-teman lainnya yang tidak bisa diucapkan satu persatu
serta Kakak serta Adik kelas semua yang telah banyak memberikan masukan
kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam
penulisan skripsi ini.
9. Kepada Ikatan Alumni Pondok Pesantren Daarul Muttaqien (INADA Ciputat)
dan Alumni Al-Azkiya yang setiap saat selalu dan tidak pernah bosan
mengingatkan tentang skripsi ini.
10. Kepada Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat dan Himpunan
Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dimana
tempat berproses dan mengembangkan diri disana.
11. Kepada Satuan Tugas Gerakan Anti Narkoba (SATGAS GAN 2012).
12. Kepada pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.
13. Kepada seluruh aktivis pergerakan, gerakan dan ikatan yang sudi meluangkan
waktunya untuk berdiskusi bareng.
14. Kepada adek Kandung Hijru Falahani yang selalu membantu dalam proses
berjalannya skripsi ini. Dan Teruntuk Safira Fitrya yang selalu memberi
motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
v
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak sanggup
dituliskan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat kami.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, 17 Mei 2017
Zuyin Arwani
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 12
D. Metodelogi Penelitian ................................................................ 13
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 22
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 24
G. Kerangka Berfikir Penelitian .................................................... 26
BAB II LANDASAN TEORI
A. Dakwah Sebagai Pemberdayaan ............................................... 27
1. Rekonstruksi Dakwah Pemberdayaan ................................. 27
B. Pengertian Pemberdayaan ......................................................... 39
1. Prinsip Dakwah Pemberdayaan Masyarakat ........................ 45
C. Pengertian Ecodevelopment ....................................................... 49
D. Tahapan Dakwah Pemberdayaan ............................................... 57
1. Takwin ................................................................................. 58
2. Tanzim ................................................................................. 59
3. Taudi’ ................................................................................... 60
E. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ........................................... 60
1. The Growth Strategy ............................................................ 61
2. The Welfare Strategy ............................................................ 62
3. The Responsitive Strategy .................................................... 62
4. The Integrated or Holistic Strategy ..................................... 62
BAB III KOPERASI MAESTRO TANGERANG SELATAN
A. Latar Belakang Koperasi Maestro ............................................. 63
1. Gambaran Umum Koperasi Maestro ................................... 63
B. Visi dan Misi Koperasi Maestro ............................................... 70
C. Struktur Organisasi Koperasi Maestro ....................................... 71
D. Dasar Hukum Koperasi Maestro ................................................ 72
E. Desa Bakti Jaya .......................................................................... 72
1. Geografi ............................................................................... 72
vii
2. Kependudukan ..................................................................... 73
3. Mata Pencarian ..................................................................... 75
4. Pendidikan ............................................................................ 75
5. Jumlah Penduduk Miskin ..................................................... 76
6. UMR ................................................................................... 77
7. Sarana Prasarana .................................................................. 77
BAB IV TAHAPAN DAKWAH DAN STRATEGI
PEMBERDAYAAN ECODEVELOPMENT
A. Tahapan Dakwah Pemberdayaan Ecodevelopment.................... 80
1. Tahapan Pembinaan dan Penataan (Tanzim) ....................... 87
2. Tahapan Pembentukan (Takwin) ........................................ 101
3. Tahapan Pemandirian (Taudi’) .......................................... 108
B. Strategi Pemberdayaan Koperasi Maestro .............................. 110
1. Pendekatan emosional (bil al-hikmah) ............................... 113
2. Pentokohan (Mauidzah Hasanah) ..................................... 114
3. Faktor Teknologi (Wa Jadilhum bilati hiya Ahsan)........... 115
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 117
B. Saran ....................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 120
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBERDAYAAN
KOPERASI MAESTRO ........................................................... 125
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Informan ............................................................................................ 19
Tabel 2 Perbedaan Karakteristik Model Dakwah PMI .................................. 48
Tabel 3 Batas Wilayah Desa Bakti Jaya ........................................................ 73
Tabel 4 Data Kependudukan Kelurahan Bakti Jaya ...................................... 73
Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan kelompok umur ............................... 74
Tabel 6 Tingkat Pendidikan Masyarakat ........................................................ 76
Tabel 7 Sarana dan Prasarana Masyarakat ...................................................... 77
Tabel 8 Prasarana Pendidikan ......................................................................... 77
Tabel 9 Prasarana Ibadah ................................................................................ 78
Tabel 10 Prasarana Umum .............................................................................. 79
Tabel 11 Proses Enkulturasi yang digambarkan pak Wahid ........................ 106
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Logo-logo Lembaga yayasan Maestro 2012 ......................... 68
Gambar 2 Struktur Koperasi Maestro Tangerang Selatan .................... 71
Gambar 3 Pelatihan pembuatan Tenun Batik ..................................... 105
Gambar 4 Suasana Interaksi di Koperasi Maestro 2012 ...................... 107
Gambar 5 Rapat Anggota Koperasi Maestro 2012 ............................. 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna hadir di bumi diperuntukan
untuk mengatur pola hidup manusia agar sesuai dengan fitrahnya yaitu sebagai
khalifah di muka bumi ini dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata
kehadirat -Nya. Literasi mengabdikan diri adalah bentuk ketaatan manusia
(makhluk) dengan khaliq (Allah) dalam bentuk perwujudan sebagai pengelola
di muka bumi ini (khaliffah). Bentuk pengadian manusia di bumi ini dengan
cara mengelola dan mengatur apa saja yang ada di muka bumi ini – dakwahlah
salah satu bentuk pengadian manusia dibumi ini yang senantiasa mengajak
manusia melestarikan lingkungan sehingga tertanam sinergitas antara manusia
dan alam.
Dakwah bukan hanya saja merupakan perintah akan tetapi mengandung
suatu ajakan. Dakwah merupakan suatu warisan yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW kepada Ummat di akhir zaman. Warisan Nabi berupa
Dakwah seringkali disalah artikan sehingga terlihat dangkal dan kita tidak
dapat mencapai kedalaman maknanya. Dakwah secara ekplisist (sempit)
diartikan sebagai suatu perintah kepada ummat terakhir yang telah
ditinggalkan olehnya. Dalam arti luas - Dakwah itu mengajak, istilah
mengajak itu sebenarnya memiliki nuansa seni seperti membujuk, merayu,
mengajak. Perubahan akan makna literasi Dakwah kian merebak ke pelbagai
daerah-daerah hingga pelosok dunia. Pemahaman konservatif tentang dakwah
sebagai perintah memunculkan ba nyak, subur dan seratnya gerakan dakwah
2
di era demokrasi- memahami dakwah sebagai perintah hanyalah menimbulkan
dampak tendensius dan apologis untuk mencapai suatu kekusaaan tertinggi
dimata manusia. agama hanya dijadikan komoditas kekuatan dalam
masyarakat sehingga timbulah dehmuanisasi, intimindasi kepada yang bukan
dan dari golongan agama mereka. Fragmentasi penafsiran atas ajaran Islam
yang idealnya membangun toleransi, kasih sayang, serta keadilan – malahan
menjadi sumber konflik dan menstimulasi kondisi chaos.
Dakwah seharusnya dipahami sebagai suatu aktifitas yang melibatkan
suatu aktifitas yang melibatkan proses tahawwul wa al-taghayyur (tranformasi
dan perubahan), yang berarti sangat terkait dengan upaya taghyirul ijtima’iyah
(rekayasa sosial). Sasaran utama dakwah adalah terciptanya suatu tatanan
sosial yang didalamnya hidup sekolmpok manusia dengan penuh kedamaian,
keadilan, keharmonisan diatara keragaman yang ada, yang mencerminkan sisi
Islam sebagai rahmatan li al-alamin. 1 Dakwah tidak boleh diartikan secara
kaku dan sempit, karena dasarnya dakwah merupakan suatu proses
pembangunan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
Pengembangan masyarakat adalah salah salah satu metode pekerjaan
sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat
melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka, serta
menekankan pada prinsip partisipasi sosial masyarakat.2
Pengembangan masyarakat atau Pemberdayaan Masyarakat (PM) pada
intinya merupakan pembangunan kesejahteraan sosial oleh masyarakat itu
1Wignyosoebroto Soetando, Dakwah Pemberdayaan Masyrakat Paradigma Aksi Metodologi
(Surabaya, Dakwah Press,2005), h. 26 2
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung:Refika
Aditama,2005), h. 37.
3
sendiri meliputi pelayanan sosial yang berbasis masyarakat mulai dari
pelayanan preventif untuk mencegah anak-anak terlantar atau diperlakukan
salah (abused) sampai pelayanan kuratif dan pengembangan untuk keluarga
yang berpenghasilan rendah agar mereka mampu memenuhi kebutuhan dasar
guna mengatasi kemiskinan dan masalah-masalah sosial yang dihadapi
mereka.
Target dan tujuan pemberdayaan itu sangat tergantung atas bidang pilihan
bidang pembangunan kesejahteraan sosial yang digarap, baik bidang ekonomi,
pendidikan, kesehatan, lingkungan bahkan bidang sosial. Bangsa Indonesia
sejak dulu kala orientasi pembangunan ekonomi yang hanya terpusat di
wilayah perkotaan dan tanpa melihat aspek lingkungan dan ekosistem
disekitarnya. Akibatnya, kantong-kantong kesehatan dan kemiskinan terbagi
secara merata yang mendominasi didaerah pelosok desa. Bahkan akibat
pencemaran lingkungan pedesaan pun sekarang ini merasakan dampaknya.
Tangerang Selatan terkenal industrialisasinya yang sangat cepat dan megah
terkenal sebagai kota metropolitan dengan pembangunannya yang cepat
banyak menimbulkan dampak positif dan negatatif. Dampak positif dalam
pembangunan daerah adalah memandirikan daerah Tangerang Selatan sebagai
daerah dengan pembangunan berasis daerah (city of industry) yang menjadi
titik tumpu dalam pembangunan adalah masyarakat itu sendiri. Sisi lainnya
adalah kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya dan
seharusnya pembangunan berjalan lurus dengan lingkungan sekitar.
Banjir, tanah longsor, penebangan hutan secara sporadis, kekurangan gizi
semakin lama semakin menigkat di Indonesia. Terdapat sirklus yang
4
berkorelasi antara pengaruh lingkungan dan keadaan sosial masyarakat
dilengkapi dengan USAID mencatat, di Indonesia setiap jam 24 balita
meninggal. Dari jumlah tersebut, 54 % meninggal karena gizi buruk, 19%
karena diare dan gangguan pernafasan. Sementara Ibu meninggal saat
melahirkan mencapai 5 juta per-tahun atau 2 kematian Ibu hamil melahirkan
setiap jam. Dalam kajian tersebut menyebutkan bahwa keadaan kesehataan
seseorang ditunjang dengan keadaan ekonominya. Human Development
Report yang dikeluarkan UNDP tahun 2005 membuktikan Total pendapatan
500 warga terkaya di dunia jauh lebih besar daripada total pendapatan 416 juta
warga termiskin di dunia. Yang lebih ekstrem lagi 2,5 miliar (40%) penduduk
di dunia yang berpenghasilan kurang dari USD 2 sehari, hanya menguasai 5%
dari pendapatan global. Sementara 10% orang terkaya di dudunia menguasai
54% pendapatan global. Dengan kondisi struktural semacam ini, tidak
mengherankan kalau sekarang kita dihadapkan pada meluasnya pemiskinan
dan tingginya angka kemiskinan global. Berdasarkan catatan index
pembangunan manusia dan Human Development Index (HDI) yang
dikeluarkan UNDP diketahui bahwa ketidakadilan global kian mengancam
kehidupan kaum miskin.3
Tentunya kondisinya ini sangatlah tidak adil dimana sejatinya
pembangunan itu harus dilakukan merata baik diperkotaan maupun pedesaan.
Namun dini hari pun perkotaan mengalami dekadensi permasalahan yang
cukup kompleks. katakanlah didaerah-daerah besar yang menjadi sentral dari
3Sri Palupi, Kemiskinan dan Arah Gerakan Perempuan di Era Liberalisasi Ekonomi,(jurnal
perempuan 26 September 2006), h. 3
5
pelbagai kontruksi dalam masyarakat yang pasti tak terlepas dari masalah
lingkungan, ekonomi, mental, dan politik.
Kemiskinan di daerah perkotaan besar bukanlah semata-mata kekurangan
dari segi finasial akan tetapi kurang terdidiknya mental masyarakat untuk
lebih sigap dan kuat dari tekanan-tekanan industrialisasi yang berada disekitar
lingkungan dimana mengancam terkuburnya kreatifitas-kreatifitas masyarakat
dan interaksi sosial masyarakat.
Keadilan sosial menjadi prinsip penting dalam pengembangan masyarakat
dan pengembangan pusat-pusat pelayanan masyarakat. Keadilan sosial (social
justice) bekerja saling melengkapi dengan perspektifnya kesetaraan. Gagasan
community developmet (pengembangan masyarakat) muncul sebagai
pembebasan atas keadilan tersebut sebagai diskursus keilmuan sebagai respon
terhadap banyaknya masalah yang dihadapi oleh umat manusia pada akhir
abad ke 20. Pengembangan masyarakat dalam konteks ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat lapis bawah
dalam mengidentifikasi kebutuhan, mendapatkan sumber daya dalam
memenuhi kebutuhan , serta memberdayakan mereka secara bersama-sama.4
Menyepakati dalam hal diatas bahwa pengembangan masyarakat tidak
hanya dilakukan hari ini dan dinikmati hari ini saja, namun harus adanya
berkesinambungan antara program yang dilaksanakan dengan konsistensi dari
masyarakat. Maka konsep dari keberlanjutan sangatlah diperlukan dalam
jangka yang panjang. Prinsip keberlanjutan ini menjadi bagian yang integral
dalam pembangunan ekonomi masyarakat dunia, yang dikenal dengan
4Subaedi, Pengembangan Masyarakat wacana dan Praktek, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013). h. 2
6
sustainable development (pembangunan berkelanjutan). Pembangunan
berbasis wilayah adalah merupakan suatu alternatif bahkan menjadi diskursus
yang seksi dalam pembangunan masyarakat. Ecodevelopment merupakan
sebuah artikulasi gabungan dari pada ekologi dan development – yang
memiliki arti yang tidak hanya sekedar pembangunan berdasarkan lingkungan
akan tetapi bentuk luas seperti keberlanjutan sistem pemberdayaan lingkungan
sebagai bentuk gerakan dalam mencapai kesejahteraan ekonomi juga.
Ecodevelopment dalam ranah kajian penelitian ini merupakan suatu
gerakan yang bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga
lingkungan hidup disekitar dan salah satu bagian dalam merealisasikannya
adalah dengan gerakan mensejahterakan hidup anda dan keluarga.
Ecodevelopment merupakan bentuk dari dakwah lingkungan dan peran
manusia di muka bumi ini selaras dengan firman Allah dalam Al-Qur’an
Surah Al-Baqarah ayat 30 yaitu:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhan mu berfirman kepada Malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di muka bumi . …” 5.
Pengartian khalifah disini diberi kedudukan untuk mengelola suatu
wilayah, ia berkewajiban untuk menciptakan suatu masyarakat yang
hubungannya dengan Allah baik, kehidupan masyarakatnya harmonis, agama,
akal dan budayanya terpelihara. Sebagai pemimpin,wakil tuhan serta
pengelola dengan apa yang ada dialam dan sekitarnya. Membangun
kehidupan di bumi dengan sebaik-baiknya (ishlah al-ardh), itulah tugas utama
kekhalifahan manusia. Yaitu tugas melaksanakan program mengembangkan
kehidupan yang layak, yang berkenaan kepada Tuhan atau diridhai-Nya.
5QS.Al-Baqarah Ayat 30
7
Untuk dapat melaksanakan tugas itu, manusia dilengkapi Allah dengan
petunjuk-pentunjuk dan hidayah-hidayahnya dalam lingkup Al-Qur’an sebagai
rule of away menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
(daily activity).
Dakwah sebagai pemberdayaan ekologi masyarakat melalui gerakan
mensejahterakan hidup anda dan keluarga berguna sebagai upaya kegiatan
yang diarahkan untuk memperbesar akses pendapatan ekonomi masyarakat
dalam mencapai kondisi sosial, lingkungan dan budaya lebih baik. sehingga
diharapkan masyarakat lebih mandiri dengan kualitas dan kesejahteraan yang
lebih baik pula.
Dalam beberapa pembahasan diatas terdapatlah satu hal yang krusial
yang sekiranya akan menjadi pembahasan pada skripsi kali ini, yaitu terkait
dakwah sebagai pemberdayaan ekologi masyarakat itu nampak menjadi
sorotan dari keberhasilan sebuah kegiatan pemberdayaan. Melihat hari ini
Koperasilah salah satu lembaga yang muncul dalam garda terdepan dalam
memberdayakan masyarakat sekitarnya.
Koperasi hari ini dibawah naungan Kementrian Koperasi dan UMKM
mulai menggagas bidang loka karya yang bertujuan untuk menfasilitasi
masyarakat agar dapat berwirausaha dan mampu bersaing dengan warga
Negara lainnya. Namun seiring perkembangan zaman dan kebutuhan akan
kesadaran lingkungan- koperasilah telah menjelma sebagai istitusi yang
mengembangkan lingkungan sebagai kebutuhan akan kebelanjutan hidup
manusia. Bukti kongkritnya adalah salah satu koperasi Tangerang Selatan
telah mampu memprogramkan kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
8
(UMKM) berbasis ekologi dan ekonomi bagi masyarakat di Kota-kota besar.
Koperasi hadir adalah bentuk kepedulian terhadap masyarakat guna ekplorasi
karya mereka baik dengan handycraftnya maupun dari segi digital fashion.
Ekpresi masyarakat melihat peluang tersebut masihlah dibilang minim
alasan yang dominan ditemukan adalah terlalu ribet dalam administrasinya
dan membutuhkan proses yang lama sedangkan masyarakat pada umumnya
menginginkan sesuatu yang bersifat instan saja. Inilah yang seharusnya
dibenahi dalam pandangan masyarakat terkait sesuatu yang instan dan
pembenahan kebijakan yang terlalu menyulitkan masyarakat. Disinilah
dibutuhkannya peranan masyarakat yang bekerjasama dengan pemerintah
guna menciptakan iklim masyarakat yang sejahtera akan perekonomiannya.
Koperasi adalah institusi (lembaga) yang tumbuh atas dasar solidaritas
tradisional dan kerjasama antar individu, yang pernah berkembang sejak awal
sejarah manusia sampai pada awal Revolusi Industrial di Eropa pada akhir
abad 18 dan selama abad 19, sering disebut sebagai Koperasi Historis atau
Koperasi Pra-Industri.6
Melihat dari terminologi diatas nampak bahwa koperasi merupakan bentuk
wadah interkasi masyarakat dengan tanpa perbedaan kelas dan ras, karena
dasarnya koperasi dibangun adalah kesamarataan. Nampaknya koperasi yang
ada di Indonesia pun membentuk semangat nasionalisme bangsa untuk
mengembangkan perekonomiannya. Dan koperasi sebenarnya telah menjadi
lirikan pemeritah yang sejak dahulu dan kemudian asasnya kini dilegitimasi
menjadi kementrian Koperasi dan UMKM sesuai PERPRES (peraturan
6 Firdaus Muhammad dan Edhi Agus Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 9-10
9
presiden) Nomor 24 Tahun 2010, Yang tugas dan fungsi Kementerian
Koperasi dan UKM telah sesuai Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara pasal 552, 553 dan 554, yaitu: Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah
dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti
bahwa dalam kegiatannya koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya
kehidupan ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi
anggota perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya.
Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan
usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para
anggotannya. Hal ini selaras dengan ajaran Nabi Muhammad SAW terkait
dakwah islamiah. Dakwah islamiah yang dimaksudkan adalah meningatkan
tarap kehidupan umat islam dari pelbagai aspek baik dalam perekonomian,
sosial dan interaksi yang mulai pudar.
Menurut kiai Sahal dan para koleganya, dakwah islamiah perlu dipahami
secara luas. Dakwah islamiah tidak selalu diaktualisasikan melalui dakwah
bil-lisan/dakwah bil-maqal atau mimbariayah, tetapi bisa diaktualisasikan
melalui program-program pengembangan masyarakat yang memiliki dampak
langsung dan nyata bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat berrekonomi
lemah (mustadh’afin).7
7Sahal Mafhudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta:LKIS,2003), h.119
10
Koperasi MAESTRO8 merupakan salah satu dari lembaga/ istansi yang
bergerak dalam pemberdayaan masyarakat yang bukan hanya menfasilitasi
masyarakat baik dari segi modal, pengetahuan bahkan dari segi fasilitas
(wadah) guna membantu masyarakat untuk meningkatkan ekonomi. Koperasi
MAESTRO banyak membantu masyarakat bagi yang berwirausaha dan
mendirikan usaha, dimana koperasi tersebut melatih para anggotanya dalam
mengelola usahanya yang nantinya akan dicapaiya tentunya berbasis
lingkungan. Modal lembaga tersebut banyak diperoleh daripada kerjasama
koperasi dengan lembaga yang lainnya guna memperluas jaringan pasarnya,
modal yang lainya pula diperoleh dari investasi para anggota yang ditanamkan
didalam koperasi itu sendiri. Pondasi lembaga ini ditopang oleh 4 bidang
usaha inti yaitu; simpan pinjam, usaha mandiri, usaha mitra dan usaha P3
(pertanian, perkebunan, dan perikanan).
Koperasi MAESTRO terletak di berdekatan dengan Jl. Raya Puspitek
menjadi sorotan koperasi yang unggul didaerah Tangerang Selatan, karena
selain lokasinya sentral dengan masyarakat yang ekonominya dibawah
letaknya pun dikelilingi dengan anggota koperasi yang sudah membuka
usahanya baik dari bidang sandang, pangan dan karya tangan.
Salah satu slogan dari koperasi MAESTRO adalah “mensejahterakan
hidup anda dan keluarga”. Kata sejahtera merupakan salah satu simbol dari
sebuah pemberdayaan. Pemberdayaan berdayaguna untuk mensejahterakan
mayarakat dengan program-program yang dilakukan oleh lembaga itu sendiri.
Sedangkan, program harus mempunyai sinergitas yang tinggi dengan apa yang
8MAESTRO ditulis dengan huruf Kapital karena berupa singkatan dari pada Masyarakat
Aman, Empati, Sehat Sejahtera, terampil dan Optimis selain itu pula Koperasi MAESTRO
merupakan nama lembaga Koperasinya.
11
dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu dibutukannya terobosan dakwah
(ajakan) dan strategi yang efektif dan efesien. Ajakan dan strategi yang
efektif dan efesien yang dimaksud ini agar program pemberdayaan lebih
terukur dan terarah dan tidak terjadinya pemborosan, baik pemborosan
finansial, waktu, tenaga dan metode.
Berdasarkan pernyataan diatas peneliti ingi mengetahui bagaimana
tahapan dakwah (ajakan) pemberdayaan dan strategi yang dilakukan oleh
kopearsi maestro dalam melakukan pemberdayaan di masyarakat. Peneliti
lebih tertarik terkait strategi dan polanya yang dirasakan baik itu kepada
anggota koperasi itu sendiri maupun bagi masyarakat yang ada disekitar
wilayah tersebut.
Oleh karenanya berdasarkan latar belakang yang peneliti sampaikan diatas
maka peneliti akan berusaha untuk meneliti koperasi maestro dengan tema
yaitu; Dakwah EcoDevelopment, Studi Analisis Gerakan Mensejahterakan
Hidup Anda dan Keluarga di Koperasi MAESTRO, Kelurahan Bakti
Jaya, Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terfokus dan dan terarah maka disanalah
pentingnya batasan masalah yang berguna agar tak terlalu bebas dalam
hal penelitian ini. Oleh sebab demikian, maka penulis akan mencoba
membatasi masalah ini pada Tahapan dan strategi pemberdayaan yang
12
dilakukan oleh Koperasi Maestro pada gerakan mensejahterakan
kehidupan anda dan masyarakat.
2. Rumusan Masalah
Merujuk kepada latar belakang dan batasan masalah, maka penulis
ingin meneliti tentang bagaimana pola pemberdayaan dan tahapannya
dalam masyarakat yang dilakukan oleh Koperasi Maestro, adapun
rumusan masalahnya adalah:
a. Bagaimana tahapan dakwah pemberdayaan “ecodevelopment”
masyarakat dalam gerakan mensejahterakan kehidupan anda dan
masyarakat pada Koperasi MAESTRO Tangerang Selatan ?
b. Bagaimana strategi pemberdayaan “eco development” masyarakat
melalui gerakan mensejahterakan kehidupan anda dan masyarakat
di Koperasi MAESTRO Tangerang Selatan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai oleh penulis
adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui bagaimana pola dakwah pemberdayaan “eco
development” masyarakat melalui program mensejahterakan hidup
anda dan keluarga di Koperasi MAESTRO.
b. Memahami strategi pemberdayaan dalam peningkatan kesejahteran
yang didapatkan oleh anggota dan masyarakat sekitar.
13
2. Manfaat Penelitian
Dari penelitian skripsi ini diharapkan dapat memberikan suatu
kontribusi gagasan yang bermanfaat baik bagi praktisi maupun
akademisi yang diantaranya:
a. Bagi akademik, harapan dengan hasil dari penelitian ini
memberikan sumbangan khazanah keilmuan bagi Mahasiswa yang
duduk di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam tentang dakwah
ecodevelopment koperasi serta menjadi refrensi ilmiah tentang
konsentrasi pengembangan masyarakat.
b. Bagi praktisi sosial, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan
kontribusi aktif terkhususnya lembaga koperasi diseluruh Indonesia
sebagai bahan dasar pengetahuan dalam memahami perananan
koperasi dan UKM di masyrakat dan eksistensinya di dunia
perkoperasian.
c. Bagi pemerintah dan lembaga Kopearsi dan UKM, penelitian ini
diharapkan sebagai kaca pembanding dan stimulus bagi pemerintah,
hal ini berupa fenomena yang terjadi dalam koperasi maupun UKM
yang harus terus menerus didukung dan di support terus menerus
guna mengaktifkan kembali kreatifitas masyarakat.
D. Metode Penelitian
Metode adalah instrument, media atau alat yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data yang nantinya diolah kemudian
menjadi data. Sedangkan Metodologi ialah, menterjemahkan suatu
14
paradigma dalam Bahasa penelitian, dan menunjukkan bagaimana
keberadaan dunia nyata dapat dijelaskan, ditangan, dipelajari.9
Metode penelitian yang kami tulis menggunakan metode daftar
pustaka yang di kolaborasikan dengan pendekatan penelitian kualitatif
deskriftip. Daftar pustaka digunakan dalam metode sosial ini, sebab
sebagian dari penelitian ini kami ini diperoleh dari puskaka sebagai
penggalian dan interpretasi data.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kepustakaan yang dikolaborasikan dengan pendekatan penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif disini diartikan Bogdan dan Taylor
yang dikutip oleh Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.10
Artinya dalam hal ini penulis menggunakan 2 pendekatan
yang berkaitan guna menggambarkan secara menyeluruh dengan
subjek yang diamati oleh penulis, dimana penulis tidak hanya meneliti
diberbagai pustaka yang berkaitan tetapi juga ikut partisiapasi dan
mengamati perilaku subjek terhadap lingkungan dan daerah
sekitarnya. Tidak hanya itu bahwa kajian dalam penelitian ini
terbilang baru, oleh karenanya kajian pustaka dalam penelitian ini
lebih mendominasi dalam peletakan termiologi didalamnya tersebut.
9Moh. Soehadha, Metode Penelitian sosial Kualitatif Untuk Studi Agama, (Yogyakarta: Suka
Press UIN Sunan Kalijaga.2005), h.23. 10
Moh.Kasiram, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta: UIN Maliki Press,
2008). h.175.
15
Begitu juga pandangan Creswell (1995) dalam Nurul Hidayati
(2006) yang menyatakan bahwa penelitian yang dibimbing oleh
paradigma kualitatif didefinsikan sebagai suatu proses penelitian
untuk memahami masalah-masalah sosial dengan menciptakan
gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata,
melaporkan pandangan terperinci yang diperoleh dari pada sumber
informasi, serta dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah.11
2. Jenis Penelitian
Jenis pada Penelitian kualitatif deskriftif ini merupakan penelitan
yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan
atau suatu peristiwa dengan sebagaimana adanya fakta-fakta yang
tampak, sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta (fact
finding), hasil penelitian ini memberikan gambaran secara objektif
tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang sedang diteliti, akan
tetapi untuk mendapat manfaat yang lebih luas, biasanya dalam jenis
penelitian ini dilakukan juga pemberian interpretasi. Adapun ciri-ciri
pokok penelitan deskriptif adalah:12
a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada
saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah
yang bersifat aktual.
11
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah : Dengan Pendekatan Kualitatif,
(Jakarta:UIN Press, 2006), h.7 12
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.1991), h.31
16
b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang sedang
diselidiki dengan sebagaimana adanya, diiringi dengan
interpretasi rasional.
3. Sumber Data
Dalam mendapatkan data-data penelitian, maka penulis membagi
data kedalam dua kelompok yang dihimpun langsung oleh peneliti
dalam lapangan yaitu:
a) Data yang bersifat primer,
Data Primer adalah data yang langsung peneliti himpun
melalui pengurus atau partisipan. Data primer itu tersendiri
peneliti bagi lagi menjadi dua jenis yaitu data utama dan data
tambahan. Pertama, Data utama didapatkan dari narasumber inti
yang secara struktural menjabat pada posisi-posisi terpenting
dalam koperasi Maestro, dalam hal ini disebut sebagai data yang
diambil melalui wawancara dengan pengurus yang aktif dalam
jajaran struktural kelembagaan.
Sementara kedua, data tambahan peneliti dapatkan melalui
narasumber yang menjadi anggota-anggota aktif dari lembaga
Koperasi Maestro 2012 yang diteliti dalam hal ini dapat
dikatakan data yang diambil melalui wawancara dan
dokumentasi oleh partisipan yang berada di Koperasi itu sendiri.
Kategori partisipan data yang diambil meliputi anggota aktif dari
Koperasi Maestro dan pandangan masyrakat terhadap lembaga
tersebut.
17
b) Data yang bersifat sekunder,
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui buku-
buku, majalah, karya ilmiah serta biografi desa sendiri atau data-
data yang sering dipakai dalam penelitian sebagai penunjang
kebenaran data.
Misalnya adalah Data-data yang penulis kumpulkan dari catatan-
catatan di lapangan, dan jurnal kependudukan kepemerintahan tahun
2015, auto biografi Koperasi se-Tangrang Selatan serta yang
berkaitan dengan biografi wilayah permata pamulang.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data ialah bahan mentah yag perlu sekiranya untuk diolah dan
dipilih sehinga memunculkan suatu informasi dan keterangan, baik itu
sifatnya kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukan akan fakta
yang terjadi, Sedangkan perolehan data disini dapat membuktikan
data yang relevan yang berarti adalah data yang ada didalam
penelitian ini saling berhubungan langsung dengan masalah
penelitian yang penulis sampaikan. Dan data pada penelitian disisni
penulis sampaikan dengan hal yang mutakhir artinya data yang kami
peroleh disini masih hangat dibicarakan, dan diusahakan menjadi data
yang primer (yang pertama).
Oleh karenanya disini kami menyediakan 3 teknik data :
18
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan.13
Sedangkan menurut Indriati Yulistiani dalam buku Ragam
Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan, observasi adalah
pengamatan dengan menggunakan seluruh panca indera (melihat,
mendengar, dan merasakan) serta pencatatan secara sistematis
gejala-gejala yang terjadi di lapangan penelitian.14
Dalam hal ini, aktifitas pengamatan meliputi kegiatan
manusia dan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan
suluruh indera, terutama indera pengelihatan untuk melihat segala
aktifitas di lokasi penelitian, dan telinga sebagai indera
pendengaran untuk mendengar segala bentuk aktifitas dilokasi
penelitian.15
Observasi yang dilakukan terhitung dari awal bulan
Juni 2016 sampai awal April 2017. Pengamatan yang kami
lakukan didalam lapangan berupa pengamatan interkasi yang
dibangun oleh Koperasi MAESTRO, jaringan relasi mitra yang
dibangun dalam berbagai kegiatan dan pendekatan edukasi
masyarakat terhadap lingkungan serta tanggapan masyarakat
dengan kegiatan masyarakat yang dilakukan oleh koperasi
MAESTRO itu sendiri.
13
Riduan, Methode dan Teknik Menyusun Tesis, (Bandung:Alfabeta.t.t), h. 104
14
Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan ( Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik: UI, 2001), h.16.
15
Suhartini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
1996), h.145
19
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang
digunakan memperoleh informasi langsung dari sumbernya.16
Pengertian sederhananya wawancara adalah interaksi komunikasi
antara peneliti dan responden dengan melakukan tanya jawab
guna memperoleh data atau informasi sebanyak mungkin dan
sejelas mungkin kepada subjek penelitian. Wawancara ini
digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara
mendalam serta jumlah informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Wawancara juga merupakan suatu proses Tanya jawab secara
langsung antara pewawancara (interviwer) dengan pihak depos
(interviwee) dengan alat bantu berupa alat sejenis tape recorder.
Dengan maksud mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,
kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan
lain-lain.17
Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel.1 Informan
No Informan Nama Informasi yang ingin
diketahui
Jml Teknik
pengumpulan
data
1. Pengawas
Koperasi
DR.H. Adang
Ruhiyat,
Biografi dan Sejarah
berdirinya Koperasi
1 Wawancara
16Riduan, Methode dan Teknik Menyusun Tesis (Bandung:Alfabeta, t.t), h. 102
17Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004).
h.35
20
Maestro M.P.d Maestro
2. Ketua Koperasi
Maestro
(BPH/Presidium)
AW.Aminudin
Hadi
Gambaran Umum tentang
program, profil bagan
lembaga dan dan
perencanaan- nya
1 Wawancara dan
Dokumentasi
3. Ketua Pengelola
Bidang PPP
Abdul Wahid Tahapan pemberdayaan
masyarakat berbasis
ekologis
1 Wawancara,
Dokumentasi dan
Observasi
5. Pengelola Mitra
kerjasama usaha
Mandiri
Ahmad
Mursidi
Strategi marketing dan
penjualan ke pasar
1 Wawancara,
Dokumentasi dan
Observasi
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu proses dalam
meninggalkan peninggalan tertulis berupa hasil-hasil tertulis, foto
kegiatan, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-
buku yang berkaitan mengenai pendapat, teori, maupun hukum
dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan
atau penelitian.
Dalam penelitian ini dokumenntasi dilakukan agar
memberikan hasil-hasil dokumentasi dalam lapangan baik bentuk
partisipasi masyrakat dalam bentuk kegiatan dan bentuk hasil-
hasil kegiatan dan prestasi kegiatan perkembangan koperasi
Maestro saat ini.
21
5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data merupakan proses dan tahapan
lanjutan daripada pengumpulan data yang berupa penganalisaan
terkait data yang didapat dalam lapangan.
a. Penyusunan Data
Data yang telah dikumpulkan agar mudah dan tertata rapih
diperlukan penyusunan data yang berguna agar tidak tercampur
antara data yang bersifat inti dan data-data yang bersifat
tambahan. Kaitannya dengan dakwah ecodevelopment ini,
penyusunan data yang diambil dalam penelitian akan dipisah
antara pendapat responden anggota koperasi biasa dan pendapat
petinggi koperasi guna meregulasi informasi yang otentik.
b. Klasifikasi data
Klasifikasi data disini adalah penggolongan data yang
diambil dari lapangan dengan menggolongkan, mengelompokan
dan memilah-milih data berdasarkan klasifikasi tertentu yang
telah peneliti buat dan ditentukan oleh peneliti. Jenis klasifikasi
data yang ditentukan oleh peneliti terbagi berdasarkan kategori
urutan jajaran kepengurusan teritinggi, kategori umur dan
kategori perwakilan jenis bidang koperasi.
c. Analisis Data dan Interpretasi hasil Pengolahan Data
Tahap ini akan berusaha menerangkan dimana setelah
peneliti menyelesaikan data yang diperoleh dengan teratur,
cermat dan sesuai metode yang digunakan dalam penelitian,
22
kemudian peneliti selanjutnya menginterpretasikan data akhir
dengan menarik suatu kesimpulan yang berikan intisari dari
seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasi
hasil penelitian yang merupakan hasil dari penelitian.
6. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian kami adalah Komplek.Ruko Permata Pamulang,
Jalan Raya Puspitek Blok i-2 No.13 Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan
Setu Kota Tangerang Selataan, Banten
7. Teknis Penulisan
Teknik penulisan ini berpedoman kepada buku: “Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, terbitan UIN Jakarta Press tahun 2007. Selain
itu pula penulis menggunakan refrensi buku terbitan CeQDA sebagai
acuan pedoman penulisan karya ilmiah standar Universitas Islam
Negri Jakarta.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum penulis menyusun dan merangka skripsi ini yang nantinya
akan menjadi karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis lakukan
adalah mencari sumber-sumber skripsi terdahulu guna tidak terjadinya hal
yang sama. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk melihat dan
membandingkan pembahasan yang sedang dilakukan dengan penelitian
yang lainnya. Adapun tinjauan pustaka tersebut adalah:
1. Skripsi yang ditulis oleh Ega Prasetya Noor Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Tahun
23
2012 dengan judul “Optimalisasi Peminjaman Modal Usaha dari
Koperasi Simpan Pinjam Kodanua Kantor Cabang Pondok Labu. Pada
skripsi tersebut lebih cenderung pembahasannya bertitik tumpu kepada
pendayagunaan dan pemanfaatannya yang setara guna menciptakan
pemberdayaan masyarakat dan fokus penelitianEga Prasetya Noor
terkait pada sumber dana dan optimalisasi dana anggota untuk tetap
berwirausaha.
2. Sripsi yang berjudul “Pemberdayaan Perempuan Melalui Program
Keterampilan Menjahit Oleh Koperasi Wanita Wira Usaha Bina
Sejahtera di Bulak Timur Depok” ditulis oleh Minarti Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Tahun 2014. Pembahasan skrispsi yang ditulis oleh
Minarti membahas terkait peranan dikotomi perempuan dalam work’s
public yang menimbulkan para solidaritas perempuan medayagunakan
atau memberdayakan dirinya dibidang publik. Fokus pemberdayaan
dalam skripsi yang dituliskan oleh Sodari Minarti lebih
mengedepankan analisis studi Gender dalam pemberdayaan
perempuan. sedangkan perbedaan skripsi yang kami angkat disini lebih
bersifat general tidak adanya dikotomi antara peran wanita dan laki-
laki dalam sektor pemberdayaan.
3. Skripsi mengenai “Enterpreneur Yayasan Kuantum Indonesia dalam
memberdayakan Ekonomi Keluarga di Desa Tegal Waru Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor.” Dibuat dan disusun oleh Yuli Yusyunita
(1110054000012) skripsi Mahasiswa Jurusan Pengembangan
24
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
SYAHID Jakarta. Sripsi ini mempunyai focus diskusrsus terhadap
bagaimana responsibility masyarakat yang dilakukan oleh yayasan
Kuantum Indonesia terhadap ekonomi keluarga Desa Tegal Waru
Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.
4. Skripsi yang ditulis oleh Nurdin Araniri (1112054000010) mengenai
“Implementasi Tahapan Pemberdayaan Kewirausahaan Masyarakat
Melalui Program Community Development Zona Madina Dompet
Dhuafa di Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor”
fokus sripsi Nurdin mengenai tentang bagaimana idealnya penerapan
program pemberdayaan itu diberlakukan disisi lainnya pun
pembahasannya pula mengindikasikan pentingnya partisipasi dalam
menunjang keberhasilan pemberdayaan.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk lebih mendetail dalam penulisan skripsi ini maka penulis akan
membaginya kedalam 5 (lima) bab, dan masing-masing bab akan dibagi
menjadi sub-sub bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini menjelaskan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta
sitematika penulisan.
25
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam Bab II ini akan menguraikan tentang teori yang
dipakai dalam penelitian yaitu tentang; pengertian
Dakwah dan ecodevelopment pemberdayaan masyarakat.
BAB III : GAMBARAN UMUM KOPERASI MAESTRO
pembahasan didalam Bab III akan penulis sajikan berupa
latar belakang berdirinya Koperasi MAESTRO, skruktur
lembaga, tugas dan divisinya jenis Pelayanan, sasaran
pelayanan dan profil permata Pamulang serta auto
biografi kependudukan.
BAB IV : ANALISIS DATA DAKWAH ECODEVELOPMENT
Berisikan analisa terkait data-data dan temuan lapangan
terkait pola pemberdayaan dan strateginya di Koperasi
MAESTRO Permata Pamulang.
BAB V : PENUTUP
dalam penutup ini berisikan intisari dalam pembahasan
skripsi ini, dan saran-saran yang menyangkut jawaban
dari perumusan masalah.
26
G. Kerangka Berfikir Penelitian
“Dakwah Ecodevelopmnet, Studi Analisis Gerakan Mensejahterakan
Anda dan Keluarga Di Koperasi Maestro, Kelurahan Bakti Jaya,
Kecamatan Setu Pamulang, Kota Tangerang Selatan
Skema 1.
Kerangka Berfikir Penelitian
Permasalahan
1. Motivasi menjaga lingkungan Rendah
2. Krisis pemahaman Lingkungan dan
Agama akibat industrialisasi
pembangunan
3. Partisipasi masyarakat yang rendah
Pemberdayaan Lingkungan (ekologi) Pendekatan Dakwah (Dakwah sebagai
Support dan dukungan terhadap gerakan
pemberdayaan)
“Gerakan Mensejahterakan Diri Anda dan
Keluarga”
1. Tahapan Dakwah Pemberdayaan
2. Strategi
3. Tahapan
Teori Tahapan Dakwah
Pemberdayaan (Nanih
Machendrawaty dan Agus
Syafei dalam Pengembangan
Masyarakat Islam)
1. Takwin
2. Tanzim
3. Taudi
Ecodevelopment /pemberdayaan
ekologi (dalam Sofyan Anwar Mufid,
jim ife, Otto Sumarto, Mujiono
Abdillah)
1. Manusia adalah makhluk
berdampingan dengan
lingkungan (iklim)
2. Konsep Holistik
3. Keberlanjutan (sustainability)
4. Keanekaragamaan (diversity)
5. Keseimbangan (equilibrium)
Teori Strategi pengembangan
Masyarakat (Tjahya Supriatna)
1. The growth Strategy
2. The walfare strategy
3. The Integrated Strategy
27
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DAKWAH SEBAGAI PEMBERDAYAAN
1. REKONSTRUKSI DAKWAH PEMBERDAYAAN
Dakwah merupakan kewajiban bagi umat muslim. Hukum
berdakwah pada dasarnya adalah fardhu’ain, yang berarti berlaku bagi
setiap bagi setiap individu muslim. Namun demikian, dalam konteks
dakwah professional seharusnya dipahami secara luas.Dakwah bukan
hanya sekedar ceramah agama saja, dengan sogkok dan surban
dikalungkan kemudian berpidato diatas panggung atau dilayar
televisi.Dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah dakwah
islamiah. Dakwah islamiah yang dimaksudkan adalah meningatkan
tarap kehidupan umat islam dari pelbagai aspek baik dalam
perekonomian, sosial dan interaksi yang mulai pudar.
Ditinjau daeri etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari
bahasa Arab, yaitu da’a- yad’u- da’watan, artinya mengajak, menyeru,
memanggil.1
Warson Munawwir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah
memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to summon),
menyeru (to purpose), mendorong (to urge), dan memohon (to pray).2
Dakwah dalam pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat
Al-Qur’an antara lain:
1 Munir Samsul Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2009), h. 1
2 Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1994), h.439
28
Firman Allah ,
السجن أحب إلي مما يدعوننى إليه يقال رب
Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari
padamemenuhi ajakan mereka kepadaku.” (Q.S. Yusuf (12):33)
وهللا يدعوا إلى دارالسالم ويهدى من يشاء إلى صراط مستقيم
“dan Allah menyeru manusia ke Dar As-Salam (negeri
keselamatan), dan memberi petunjuk orang-orang yang
dikehendakinya kepada jalan yang lurus (Islam)”. (Q.S Yunus (10);25)
Menurut Muhammad Fuad Abdul Baqi, Kata dakwah dalam
Al-Qur’an dan kata-kata yang terbentuk darinya tidak kurang dari 213
kali.3 Hal tersebut sangatlah menjelaskan bahwa pengartian dakwah
bukan hanya suatu perintah maupun ajakan akan tetapi mencangkup
juga motivasi yang kuat agar masyarakat dapat berubah dengan
strategi dakwah pemberdayaan.
Secara terminologi, telah banyak ahli yang mendefinisikannya
yakni:
Pertama, menurut Toha Yahya Omar dakwah adalah mengajak
manusia kepada jalan yang sesuai dengan perintah Tuhan , untuk
keselamatan dan kebahagiaan mereka do dunia dan akhirat.4
Kedua, menurut M. Natsir - dakwah adalah usaha-usaha
menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan
seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan
hidup manusia di dunia ini, dan yang meliputi al-amar bi al-ma’ruf an-
3Muhhamad Abdul Baqi, Al-Mu’jam Al-Mafharas li Alfazh Al-Qur’an. (Cairo: Dar Al-Kutub
Al-‘Arabiyyah), h.. 120, 692, 693 4Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah , (Jakarta: Wijaya,1979), h. 1
29
nahyu an-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang
diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannnya dalam
perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.5
Ketiga, Quraisy Shihab – Dakwah adalah seruan atau ajakan
keapada keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan
sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan
dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah
laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran lebih luas.
Apalagi pada masa sekarang ini , ia harus lebih berperan menuju
kepada pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam berbagai
aspek.6
Keempat, menurut H.M. Arifin dakwah mnegandung
pengertian suatu ajakan baik dalam bentuk lisan, tingkah laku dan
sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha
mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara
kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran,
sikap, penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai
message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-
unsur pemaksaan.7
Adapun definisi ilmu dakwah secara umum ialah suatu ilmu
pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan bagaimana seharusnya
menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui,
5Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah , (Yogyakarta: Sipres, 1996), h.52
6Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarkat, (Bandung:Mizan,2001), h.194 7Arifin, , Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta:Bumi Aksara, 2000), h.6
30
melaksanakan suatu ideologi, pendapat pekerjaan tertentu. Adapun
definisi (takrif) ilmu dakwah menurut Islam ialah mengajak manusia
dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai perintah
Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka didunia dan
akhirat.8
Dalam beberapa variasi definisi yang telah dipaparkan bahwa
dakwah merupakan suatu konstelase keilmuan didalamnya mencoba
mengabungkan antara dimensi keislaman, kemaslahatan bagi manusia
dan berorientasi kepada ukhrawi. Secara garis besar dakwah itu
digolongkan kepada 3 hal yaitu: dakwah bi Al-Lisan, dakwah bi Al-
Hal, dan Dakwah bi Al-Qalam.
Namun dalam kategori penelitian ini lebih sesuai dengan
pemahaman Dakwah bi Al-Hal. Dakwah bi Al-Hal adalah dakwah
dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan
tindakan amal karya nyata tersebut hasilnya dapat dirasakan secara
konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah.9 Sementara,
M.Mansyhur Amir, membagi dakwah bil al-lisan menjadi 2 macam
yaitu: Dakwah bil al-lisan al maqal dan dakwah al-lisan al-hal.
Dakwah bil al-lisan al maqal dipahami selama ini, melalui pengajian,
kelompok majlis taklim, dimana ajaran Islam disampaikan oleh para
da’i secara langsung. Biasanya dakwah yang demikian ini dikaitkan
dengan hari-hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW,
Nuzulul Aur’an, Isra Mi’raj, Kultum menjelang shalat Taraweh dan
8Aep Kusnawan , Ilmu Dakwah,Kajian Berbagai Aspek (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 34
9Samsul Munir Amir. Ilmu Dakwah (Jakarta:AMZAH.2 009.), h.11
31
sebagainya. Dakwah al-lisan al-hal dapat dimengerti sebagai
pemahaman yang muncul dengan proyek-proyek pengembangan
masyarakat atau pengabdian masyarakat. 10
Menurut kiai Sahal dan para koleganya, dakwah islamiah perlu
dipahami secara luas. Dakwah islamiah tidak selalu diaktualisasikan
melalui dakwah bil-lisan/dakwah bil-maqal atau mimbariayah, tetapi
bisa diaktualisasikan melalui program-program pengembangan
masyarakat yang memiliki dampak langsung dan nyata bagi
pemenuhan kebutuhan masyarakat berekonomi lemah
(mustadh’afin).11
Masyarakat yang lemah dan tidak berdaya adalah tujuan dari
pada Dawah saat ini, maka dari itu pemahaman dakwah harus
bertranformatif dan rasional- kebutuhan utuamanya merujuk kepada
aksi sosial tidak hanya sebatas teoritis saja.
Ada dua paradigma yang mempengaruhi arah perkembangan
ilmu dakwah. Dua paradigma tersebut adalah:
a. Bila ilmu dakwah hanya diletakan pada kelompok paradigama
logis normatif, maka ilmu dakwah harus dikembangkan sejalan
dengan perkembangan ilmu-ilmu tradisional islam. Karena ilmu
dakwah ditarik dari Al-Qur’an, maka ilmu tafsir menjadi erat
kaitannya. Karena ditarik dari hadis maka Ilmu Hadis menjadi
sangat relevan. Dan karena sekali-kali nmenyangkut hukum Islam ,
Ilmu Fiqih (berikut usul fiqih) menjadi penting. Jika demikian
10
M. Mansyur Amin, Dinamika Islam Sejarah Tranformasi dan Kebagkitan (Yogyakarta:
LPKSM.1995), h. 187-188 11
Sahal Mafhudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta:LKIS,2003), h.119
32
halnya, Ilmu Dakwah haruslah berjalan sesama dengan keilmuan
tradisional lainnya jikalau tidak maka ilmu dakwah akan
ketinggalan dibandingkan dengan ilmu fiqih, ilmu tafsir misalnya.
b. Bila ilmu dakwah mau dikaji secara empiris, maka ilmu dakwah
harus diletakan dengan kelompok ilmu-ilmu prilaku (Behavior
Science) atau ilmu-ilmu sosial (Social Science). Ilmu Dakwah
dapat menjadi “cross road” dari berbagai disiplin. Walaupun
begitu, ilmu dakwah paling erat kaitannya dengan ilmu
komunikasi.12
Antara dakwah dan ilmu dakwah tidaklah sama, keduanya
memiliki perbedaan yang sangat jauh. Harus dibedakan antara dakwah, dalam
hal ini sebagai aktivitas mengajak manusia untuk mempercayai Islam dan
kemudian mengamalkannya, dengan ilmu dakwah dalam hal ini sebagai suatu
ilmu yang membahas tentang keberadaan dan seluk beluk dakwah. Jelas sekali
bahwa dakwah sebagai aktivitas merupakan sesuatu yang telah muncul
sejak adanya kenabian yang mula-mula disampaikan boleh Rasulullah
SAW.Karenanya munculnya dakwah berjalan seiring dengan munculnya
aktivitas dakwah yang mula-mula disebarkan oleh Rasulullah SAW.13
Berbeda dengan ilmu dakwah, walaupun dakwah sudah in hern
dengan gerak islam sejak awalnya, namun tidak demikian dengan
munculnya ilmu dakwah. Ilmu dakwah bisa dikatakan ilmu yang relatif
baru.Ilmu dakwah lahir belakangan dibanding dengan ilmu-ilmu lainnya,
12
Z. Sukarwi., Orientasi Perkembangan Ilmu Dakwah Islam Perpektif Filsafat Ilmu, h.6 13
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah. (Jakarta: Amzah,2009), h.35
33
seperti ulumul qur’an, ulumul hadis, ilmu tasawuf, ilmu tarikh, dan lain-
lain.
Ilmu dakwah dimaksudkan sebagai perangkat keilmuan yang
mempelajari tentang bagaimana dakwah atau proses pembumian Islam
dilakukan. Maka dalam ranah inilah, ilmu dakwah lebih dekat kearah ilmu
komunikasi sosial. Hal ini dikarenakan teori-teori dakwah yang hendak
dibangun merupakan produk generalisasi dari fenomena sosial14
.oleh
karenanya, ilmu dakwah dengan sendirinya merupakan bagian ilmu-ilmu
sosial, yang dirumuskan dan dikembangkan dengan norma ilmiah dan ilmu-
ilmu sosial. Misalnya teori-teori itu dirumuskan melalui pendekatan
rasional, empirik dan sistematis.15
Namun walaupun demikian, sebenarnya secara objektif memang
dakwah dewasa ini sudah menjadi Ilmu yang mandiri, karena persyaratan
minimal dari ilmu sudah dimiliki oleh dakwah sejak lama. Untuk menjadi
sebuah ilmu – secara metodologis - setidaknya harus memiliki lima syarat:
1. Mempunyai akar sejarah yang jelas.
2. Ada orang yang dikenal sebagai ahli ilmu dakwah yang
mengembangkannya.
3. Ada masyarakat akademis yang menaruh perhatian pada ilmu dakwah.
4. Diakui oleh lembaga-lembaga akademis yang memiliki reputasi
ilmiah.
14
Bryan S. Tuner, Weber and Islam Terjemahan. G.A Ticoalu, Sosiologi Islam Suatu telaah
Anlisis atas Tesa Sosiologi Weber.(Jakarta: Rajawali Press, 1994). Lihat juga Ahmad Anas,
Paradigma Dakwah Kontemporer, (Semarang:Pustaka Rizki Putra bekerjasama dengan Walisongo
Press, tt), h.5 15
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008), h. 31-
41
34
5. Adanya sejumlah penelitian yang mengembangkan metode-metode
baru dalam ilmu dakwah.16
Dari beberapa ulasan diatas, tampak bahwa kelima persyaratan
tersebut, sudah dimiliki oleh ilmu dakwah.Walaupun, memang masih
terdapat kekurangan yang harus tetap disempurnakan, agar keberadaan
ilmu dakwah sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri menjadi lebih
kokoh keberadaannya. Dalam hal kelayakan ilmu dakwah sebagai suatu
ilmu yang beridiri sendiri kini menjadi suatu yang logis, dan tidak
diragukan lagi sebagaimana sebelumnya, setelah melalui berbagai kajian
dan seminar-seminar panjang yang dilakukan diberbagai tempat untuk
menguji keabsahan ilmu dakwah.
Secara historis - Sejarah Ilmu dakwah muncul berbarengan dengan
ilmu-ilmu agama Islam yang muncul pada masa-masa awal Dinasti
Abbasiyah (133-766 H/ 750-1258 M), setelah kaum muslimin dapat
menciptakan stabilitas keamanan di seluruh wilayah Islam. Disisi lain
kaum muslimin yang tingkat kehidupannya memang semakin baik, tidak
lagi berorientasi untuk memperluas wilayah melainkan berupaya untuk
membangun sebuah peradaban melalui pengembangan ilmu pengetahuan,
maka munculah berbagai kegiatan dalam kaitan dengan kebangkitan ilmu
pengetahuan yang terdiri dari tiga bentuk, yakni:
a) Penyusunan buku-buku.
b) Perumusan Ilmu-ilmu Islam.
16
Jalaluddin Rakhmat, Ilmu Dakwah Pendekatan Inter-Disipliner. Makalah Seminar Ilmu
Dakwah, (Yogyakarta:Fakultas Ilmu Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 14 Desember 1995), h.1
35
c) Penerjemahan manuskrip dan buku berbahasa asing ke dalam bahasa
Arab. Ilmu-ilmu pengetahuan berkembang yang tidak hanya ilmu-ilmu
agama Islam saja, melainkan juga ilmu-ilmu keduniaan yang memang
tidak dapat dipisahkan dari ilmu agama, sehingga pada masa ini muncul
ahli-ahli ilmu bahasa Arab, ahli-ahli ilmu alam, para filusuf, dan lain-
lain.17
Ada beberapa hal yang mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan
ini, terutama karena:
1. Masuknya orang-orang non Arab kedalam agama Islam (mawalli), baik
dari Persia, Bizantium maupun Mesir. Ada kalanya mereka dari
kalangan orang dewasa yang sudah memiliki ilmu pengetahuan cukup
tinggi dan memiliki kemapuan di bidang administrasi Negara, dan
adakalanya dari kalangan anak-anak yang dibawah asuhan orang-orang
muslim yang di kemudian hari menjadi ulama, ahli dalam ilmu-ilmu
agama Islam.
2. Dukungan khalifah Abbasiyah terutama sejak Abu Ja’far Al-Manshur
(137-159 H/ 734-755 M) untuk melakukan penerjemahan buku-buku
filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab serta pembukuan ilmu-ilmu
Islam. Penulisan buku-buku ini di samping dilakukan atas dorongan
murni internal kaum Muslimin pada waktu itu, juga sebagai upaya
untuk memagari pengaruh pemikiran-pemikiran asing yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam, dan
17
Masykuri Abdillah, Sejarah dan Pertumbuhan Ilmu-ilmu Agama Islam, (Jakarta: 1997), h.2
36
3. Bertambahnya perhatian dalam pengahafal Al-Qur’an serta pembukuan
Hadis, sehingga mempermudah berijtihad atau menemukan ilmu-ilmu
agama Islam. Ilmu-ilmu agama Islam yang timbul di kalangan umat
Islam itu antara lain: ulumul Qur’an, ulumul hadis, fiqih, ushul fiqih,
ilmu tasawuf, ilmu filsafat Islam, ilmu sejarah Islam, ilmu pendidikan
Islam, dan ilmu dakwah.18
Aktivitas dakwah sesungguhnya telah dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW dan dilanjutkan oleh para penerusnya dan ulama-ulama
serta tokoh-tokoh islam sampai sekarang. Secara kongkret, kajian ilmu
dakwah sebenarnya sudah dimulai sejak abad 10 M, oleh Ibnu Nubathah
(946-984 M), sayangnya karyanya sampai sekarang belum jelas diketahui.
Kemudian pembahasan lebih lanjut mengenai ilmu dakwah ditulis oleh
A.Mahmud Az-Zamakhasyari (10754-1144 M) dengan karyanya Al-
Athwaqu Az-Zahab di Al-Mawaidz wa Ad-Dakwah.
Ulama yang kemudian menulis kajian tentang daklwah adalah Imam
Al-Ghazali (w.1111 M) dalam buku yang amat terkenal Ihya ‘Ulumuddin.
Al-Ghazali menulis komprehenshiif mengenai dakwah Islam dalam bab
“Al-Amar bi Al-Ma’ruf An-Nahyu an Al-Munkar”. Menurut Al-Ghazali
bahwa al-amr bi al ma’ruf an-nahyu an al-munkar disebutnya sebagai
Huwa Qathubu fi Ad-Din.19
Kajian berikutnya dakwah berkembang secara pesat, setelah periode
pembaharuan atau moderenisasi Islam pada Abad 19 M di Arabia, Mesir,
18
Masykuri Abdillah, Sejarah dan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Agama Islam, h.2 -3 19
Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Juz 2, (Cairo:Dar Ihya Al-Kutub Al-Arabiyah, t.t). h..32
37
dan India. Kajian mengenai ilmu dakwah mulai terspesifikasi baik dari
aspek keilmuan, praktika, teoritis, maupun aspek historis.
Kajian dakwah secara historis awalnya dilakukan oleh seorang
Orinetalis Barat asal Inggris Thomas W. Arnold, yang menulis tentang
Dakwah dengan pendekatan historis melalui karyanya yang terkenal The
Preaching of islam (1896), kemudian pada tahun 1913 diadakan revisi dan
pada tahun 1930 diterjemahkan dalam bahasa Arab dengan judul Ad-
dakwah ila Al-Islam: Bahtsun fi Tarikhi Nasyri Aqidah Al-Islamiyyah.
Karya Arnold ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh
Drs. Nawawi Rambe, dengan judul Sejarah Dakwah Islam.20
Pada tahun 1967, Hasan Al-Banna, tokoh Ulama Mesir Menulis
Muzakarah Ad-Dakwah (Pembahasan-Pembahasan Dakwah)yang
kemudian diteruskan dengan buku Nahnu Du’atun la Bugghatun (kami
juru dakwah bukan teroris) yang merupakan tinjauan dakwah dari sisi
politik. Pada tahun 1967 juga, Adam Abdullah Al-Alusi menulis dakwah
dari kajian historis meneruskan jejak Thomas W Arnold. Al-Alusi menulis
buku berjudul Tarikhu Ad-dakwah Al-Islamiyyah min Al –Amsi ila Yaum
(Sejarah Dakwah Islam Dari Dahulu Sampai Sekarang). Sebagaimana
terlihat dari judulnya, buku tersebut meninjau dakwah dari sudut pandang
historis.
Pada tahuan 1969, Abu Hasan Ali An-Nadawi, seorang tokoh Islam
dari Universitas Aligarh India, menulis tentang tokoh-tokoh pemikir dan
dakwah dengan judul Rijalu Al-Fikr wa Ad-Da’wah (Tokoh-Tokoh
20
Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam “The Preaching of Islam”. Penerjemah Nawawi
Rambe (Jakarta: Wijaya:1983). h.41
38
Pemikir dan Dakwah). Di dalam buku tersebut dibahas tentang sumbangan
pemikiran para tokoh dakwah seperti Umar bin Al-Khattab, Syaikh Abdul
Qadir Al-Jilani, Imam Al-Ghazali dan lain-lain.
Disusul Sayyid Quthub, ulama dari Mesir juga menulis buku berjudul
Fiqih Ad-Da’wah. Dan tahun yang sama 1972, Dr. Abu Zahrah, menulis
buku berjudul Da’wah ila Al-Islam (Dakwah Menuju Islam). Buku karya
Abu Zahrah ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.21
Pada tahun 1975, Abdul Karim Zaidan menulis buku Ushul ad-
Dakwah. Sementara pada tahun 1978, Fahmi Abdul Wahab menulis buku
berjudul Muqaddimah Ad-Da’wah Al-Islamiyyah (Pendahuluan Dakwah
Islam). Sedangkan Muhammad Musthafa Atha, menulis buku berjudul
Dakwah Tahririyyah Al-Kubra (Dakwah Pilihan yang Agung), telah
diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul Islamic Call, sedangkan
edisi bahasa Indonesia berjudul Sejarah Dakwah Islam.22
Sedangkan di Indonesia tahun 1937, HAMKA telah menulis buku
tentang dakwah dengan Pedoman Muballigh Islam,yang diterbitkan di
Medan, HAMKA juga menulis buku Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah
Islam23
yang berasal dari tulisan-tulisan dalam majalah Panjimas yang
diasuhnya. Pembahasan berikutnya ditulis oleh K.H.M. Isa Anshari
dengan menulis buku berjudul Mujahid Dakwah (1961). Sementara
Shalahudidin Sanusi menulis buku berjudul Pembahasan Sekitar Prinsip-
Prisnip Dakwah Islam (1961). Sedangkan Barmawi Umari menulis buku
berjudul Asas-Asas Ilmu Dakwah (1965). Kemudian Mahmud Yunus,
21
Abu Zahrah, Dakwah Islamiyah, (Bandung:Rosda Karya,1994), h.34 22
Muhammad Musthafa Atha, Sejarah Dakwah Islam (Surabaya:Bina Ilmu, 1982), h. 43 23
HAMKA, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam (Jakarta:Pustaka Panjimas, 1986), h.45
39
menulis buku berjudul Pedoman Dakwah Islamiyah (1965). Dan M. Natsir
menulis buku berjudul Fiqhud Da’wah (1965). Dr. H. Roosdi AS,
menulis Diagnosa Khutbah (1965). Sedang kajian lebih mendalam
mengenai dakwah ditulis oleh Toha Yahya Omar dalam bukunya yang
berjudul Ilmu Dakwah.24
2. PENGERTIAN PEMBERDAYAAN
Sebelum membahas maksud dan terminologi dari pemberdayaan
itu sendiri alangkah baiknya harus membedakan antara mana yang
dimaksudkan dengan konsep dan teori.
Konsep adalah gambaran ide atau pengertian yg diabstrakkan dari
peristiwa konkret.25
Singkatnya konsep adalah bentuk gambaran dari
hasil pemahaman seseorang dari suatu peristiwa.
Sedangkan, teori adalah pendapat yg didasarkan pada penelitian
dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi, penyelidikan
eksperimental yg mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti,
logika, metodologi, argumentasi.26
Istilah pemberdayaan sebenarnya merupakan istilah yang sudah
lama dipakai pada Abad ke 20. Merujuk kepada literatur bahasa -
Pemberdayaan seringkali diistilahkan sebagai “empowerment” atau
“development” dalam arti pengembangan - dari istilah bahasa Inggris
yaitu empowerment yang secara harfiah berarti pemberkuasaan.
Pemberkuasaan itu sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan
atau meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau
24
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah,2009), h.45 25
KBBI – Offline -1.3 tentang Konsep 26
KBBI – Offline -1.3 tentang Teori
40
kurang beruntung (disadventaged). Dalam arti sederhana
Pemberdayaan merupakan upaya untuk membangun eksistensi
seseorang dalam kehidupannya dengan memberi dorongan agar
memiliki kemampuan/keberdayaan.27
Dilihat dari tujuannya, menurut Ife dalam Suharto menjelaskan
pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang
lemah atau tidak beruntung. Sedangkan dilihat dari proses, Person
berpendapat bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana
orang menjadi kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan
atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-
lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.28
Kaitannya dalam hal
tersebut pemberdayaan merupakan tahapan dimana masyarakat bukan
hanya dilatih hinga menjadi berdaya tapi juga masyarakat ditepa dan
didorong agar senantiasa mampu menjadi agen wilayahnya masing-
masing.
Sementara, Sumodiningrat mengatakan pemberdayaan masyatakat
merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan
potensi kemampuan yang mereka miliki. Dalam proses pemberdayaan
masyarakat diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia (di
pedesaan), penciptaan peluang usaha yang sesuai dengan keinginan
masyarakat.29
Hal yang paling diperhatikan oleh Sumodiningrat adalah
27
Syamsir Salam dan Amir Fadhillah, Sosiologi Pedesaan (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 232. 28
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdaya Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 58 29
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyatakat dalam Persepektif
Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 52
41
bahwa masyarakat punya pengetahuan lokal sebagai pengenal dan
pembeda daerahnya dengan yang lain – dalam hal tersebutlah
menjadikan peluang masyarakat mengembangkan dirinya melalui
kegiatan-kegiatan pemberdayaan.
Menurut Eddy Ch. Papilaya dalam Zubaedi, pemberdayaan adalah
upaya untuk membangun kemampuan masyarakat, dengan mendorong,
memotivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan
berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata.
Sedangkan Pemberdayaan Masyarakat (PM) adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat golongan masyarakat yang sedang
dalam kondisi miskin. Sehingga mereka dapat melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.30
Istilah kemiskinan tidaklah selalu diartikan dengan minimnya
finansial, kemiskinan merupakan suatu hal yang multidimensional,
seperti yang dikatan oleh Suharto bahwa kemiskinan merupakan
konsep dan fenomena yang berwayuh wajah, bermatra multi
dimensional. Indikator kemiskinan yaitu:31
a) Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan,
sandang, dan papan).
b) Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya
(kesehatan, pendidikan, saniitasi, air bersih dan transportasi).
30
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana & Praktik (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2014), h. 24. 31
Fajar Lazuardi, Peran Pendamping Program Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis
Masjid Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Miskin Di Rawalumbu Kota (Skrispsi S1
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta. 2016), h. 20
42
c) Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk
pendidikan dan keluarga).
d) Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun
massal.
e) Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber
alam.
f) Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.
g) Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun
mental.
h) Ketidakmampuan dan ketidak beruntungan sosial (anak terlantar,
wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin,
kelompok marjinal dan terpencil).
Dalam penelitian ini akan menitik beratkan pada konsep
pemberdayaan berbasis ekologi lingungan. Merujuk pendapat Gordon G.
Darkenwald dan Sharan B. Meriam, pengembangan masyarakat berintikan
kegiatan sosial dan lingkungan yang diorientasikan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial dan lingkungan. 32
Gagasan pengembangan masyarakat bisa dicermati eksistensinya
dengan menggunakan perspektif ekologis (ecological perspective) dan
perspektif keadilan sosial (social justice perspective). Munculnya
perspektif ekologis bersumber dari kritik kelompok pencita lingkungan
“Green” terhadap tatanan sosial, ekonomi dan politik dewasa ini yang
dianggap kurang peduli terhadap krisis lingkungan. Kritik kelompok
32
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana & Praktik (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2014), h. 6
43
Green merupakan tantangan terbesar dan mendasar terhadap norma-norma
mapan dalam diskursus sosial dan politik pada era 1990-an dan
memainkan peranan penting dalam mempengaruhi masa depan tatanan
ekologis di Bumi.
Krisis lingkungan yang dialami oleh masyarakat dunia telah mendapat
perhatian serius dari para aktivis lingkungan. Respon yang muncul
terhadap krisis lingkungan dapat digolongkan kedalam dua kelompok,
yaitu: respon lingkungan (environmental responses) dan respons dari
kelompok hijau (green responses). Keuda-duanya kadang-kadang muncul
dengan lain seperti light green dan dark green, atau environmental dan
ecological atau deep ecology dan shaloow ecology.
Respon lingkungan (environmental responses) sering menggunakan
pendekatan linear konvensional dalam memandang problem lingkungan.
Para ahli dari kalangan ini mengembangkan dua karakteristik pemikiran
sebagai berikut:
1. Memecahkan masalah spesifik dengan solusi terpisah dan spesifik
pula. Misalnya, problem kerusakan sumber daya alam dipecahkan
dengan teknologi alternatif, problem polusi dipecahkan dengan
teknologi anti polusi dan lain-lain. Setiap problem di isolasi dari
problem yang lain, lalu dicarikan pemecahannya.
2. Mecari solusi dalam tatanan sosial, ekonomi dan politik yang sedang
berlangsung. Mereka tidak memandang penting untuk mengubah
semua sistem tersebut.
Hal yang demikian sesuai dengan hadis Nabi Muhammad Saw yaitu:
44
“Abu Sa’id Al-Khudri r.a menuturkan, “Aku pernah mendengar
Rasulullah mengatakan: siapapun diantara kalian yang melihat
kemungkaran, maka dia (harus) mengubahnya (memperbaikinya) dengan
(menggunakan) tangannya. Bila tidak mampu, maka dengan lidahnya.
Bila tidak mampu pikirannya. Tapi (yang terakhir) itu adalah
(pembuktian) iman yang paling lemah. ”” (HR. Musllim, Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Nasa’i).
Hadis tersebut menegaskan bahwa untuk merubah suatu keadaan
masyarakat kurang peduli terhadap permasalahan lingkungan haruslah
diawali dengan usaha yang keras – maka istilah hadis tersebut
menggunakan tangan adalah sebagai alat tindakan langsung, lisan adalah
bentuk emosional yang di uraikan dengan penerangan, penyuluhan dan
peringatan sedangkan pikiran adalah maind set masyarakat yang dirubah
bahwa menjaga lingkungan sekitar sebagian dari iman.
Pemberdayaan masyarakat menurut Zubaedi dibagai 4 persepektif,
yaitu:33
a. Persepektif Pluralis, Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses
untuk menolong individu/kelompok masyarakat yang kurang
beruntung agar dapat bersaing secara efektif dengan kepentingan
lainnya.
b. Persepektif Elitisi, Pemberdayaan adalah suatu upaya untuk bergabung
dan memengaruhi kalangan elit seperti tokoh masyarakat, pejabat,
orang kaya dan lain-lain, membentuk aliansi dengan kalangan alite.
c. Perspektif Strukturalis, suatu agenda perjuangan yang lebih menantang
karena tujuan pemberdayaan dapat dicapai apabila bentuk-bentuk
ketimpangan struktural deliminasi.
33
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana & Praktk, h. 25-26
45
d. Persepektif Post-strukturalis, suatu proses yang menantang dan
mengubah diskursus. Pemberdayaan lebih ditekankan pada aspek
intelektualitas ketimbang aktivitas, aksi atau praktis.
3. PRINSIP DAKWAH PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Berdasarkan kajian konsep dasar pengembangan masyarakat yang
kemudian dilanjutkan dengan merekontrksi konsep dakwah dasar
bagian dari upaya membangun paradigma baru model dakwah maka
dakwah pengembangan masyarakat harus mengikuti beberapa prinsip
dasar, yaitu:
1. Berorientasi pada kesejahteraan lahir dan batin masyarakat luas.
2. Dakwah pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah upaya
melakukan social engineering (rekayasa sosial) untuk
mendapatkan suatu pereubahan tatanan kehidupan sosial yang
lebih baik.
Di samping dua prinsip dasar tersebut, ada beberapa prinsip yang
lain yang harus terpenuhi guna sebagai prasyarat dakwah
pengembangan masyarakat,yaitu :34
a. Prinsip kebutuhan
Prinsip kebutuhan ini memiliki artian bahwa program dakwah
harus didasarkan atas dan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Kebutuhan disini tidak hanya dipahami sebagai
kebutuhan fisik material, tetapi juga non material. Oleh karena itu,
34
Soetandyo Wingyosoebroto, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat:Paradigma Aksi
Metodologi (Pustaka Pesantren: Yogyakarta,2005), h. 16
46
program dakwah harus disusun bersama, baru kemudian
dirumuskan pula metode, materi, dan media dakwahnya.
b. Prinsip partisipasi
Prinsip dakwah ini menekankan pada keterlibatan masyarakat
secara aktif dalam proses dakwah, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, penilaian, dan pengembangannya.
Prinsip ini antara lain bertujuan untuk:
1) Mendorong tumbuhnya perubahan sikap dan prilaku
masyarakat yang kondusif untuk kemajuan.
2) Meningkatkan kualitas partisipatif masyarakat; dari sekedar
mendukung, menghadiri, menjadi konstribusi program dakwah.
3) Menyegarkan dan meningkatkan efektivitas fungsi dan peran
pemimin lokal.35
c. Prinsip keterpaduan
Prinsip keterpaduaan mencerminkan adanya upaya untuk
memadukan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh
masyarakat. Dalam konteks inilah dakwah pengembangan
masyarakat itu bukan memonopoli sekelompok orang dan ahli,
atau organisasi, melainkan lebih luas dari itu, yaitu siapapun yang
mempunyai komitmen community development yang berpijak
pada universalitas nilai-nilai Islam adalah bagian dari Dai
pengembangan masyarakat. Oleh karena itu, dakwah
pengembangan masyarakat itu bersifat lintas budaya dan lintas
35
Mubyarto, Pengembangan Wilayah, Pembangunan Pedesaan dan Otonomi Daerah (Jakarta:
BPPT,2000). h.79-81
47
sektoral. Untuk itulah integrated or holistic strategy merupakan
pilihan yang tepat dalam proses dakwah model ini.
d. Prinsip berkelanjutan
Prinsip ini menekankanbahwa dakwah itu harus bersifat
sustainable. Artinya dakwah harus berkelanjutan yang tidak
ditasai oleh waktu. Prinsip keberlanjutan sendiri dalam Al-Qur’an
disebut Istiqmah yang mampu menciptakan kesejahteraan dan
kedamaian lahir dan batin. (Q.S Fushshilat: 30).
e. Prinsip keserasian
Keserasian mengandunmg makna bahwa program dakwah
pengembangan masyarakat harus mempertimbangkan keserasian
atau kebutuhan jasmaniah dan ruhaniah masyarakat. Artinya,
kebutuhan masyarakat itu sangat variatif dan tergantung pada
situasi dan kondisi suatu masyarakat.
f. Prinsip kemampuan sendiri
Menegaskan bahwa kegiatan dakwah pengembangan
masyarakat disusun dan dilaksanakan berdasarkan kemampuan
dan sumber-sumber (potensi) yang dimiliki masyarakat.
Keterlibatan pihak lain baik perorangan (dai) maupun organisasi
(lembaga dakwah) hanyalah bersifat sementara yang berfungsi
sebagai fasilitator dan tranformasi nilai keagamaan. Untuk itulah
TOT (training of trainer) atau TOF (training of fasilitator) juru
dakwah yang direkrut dari elemen masyarakat meruapakan bagian
tak terpisahkan dari dakwah model ini.
48
Untuk memahami rule of model dakwah pemberdayaan dan
pemberdayaan yang biasa dikaji oleh orientalis, maka penulis
menawarkan table karakteristik (trade mark) dari dakwah model
pengembangan masyarakat.
No Unsur-Unsur
Dakwah
Model Dakwah
Pengembangan Masyarakat
Model Dakwah
Konvensional
1 Subjek
Dakwah
Dai, mubaligh dan masyarakat Dai, mubaligh, dan
ustadz
2 Objek Dakwah Kodisi sosio –kultural
masyarakat
Masyarakat
3 Sifat Dai Fasilitator dan tranformator
nilai agama
Komunikator agama
4 Sifat objek Dai Aktif partisipatif dan
sustainable
Statis, top-down, one
way, dan asustainable
5 Metode
Dakwah
Dialog dan interaksi sosial
(mujadalah)
Lebih banyak hikmah
dan mau’idhah hasanah
6 Materi
Dakwah
Dibicarakan bersama sesuai
dengan kebutuhan rill
masyarakat (botton up)
Lebih banyak ditentukan
oleh Dai (pelaku
dakwah/top-down)
7 Bentuk
Dakwah
Advokasi dan pemihakan
kepada yang lemah (dakwah
bil-hal)
Lebih banyak bentuk
syiar agama
8 Strategi
Dakwah
Integrated or holistic strategy Partial strategy
9 Manajemen
Dakwah
Efektif, karena sejak awal
menerapkan prinsip-prinsip
manajemen (planning,
organizing, actuating,
controlling)
Kurang efektif, karena
tidak sepenuhnya
menerapkan prinsip-
prinsip manajemen
10 Media Dakwah Disesuaikan dengan kondisi
masyarakat
One way media, seperti
radio dan TV
11 Target Dakwah Masyarakat Mengetahui,
merumuskan dan
memecahkan problem sendiri
Tidak jelas 36
Tabel.2 Perbedaan Karakteristik Model Dakwah Pengembangan
Masyarakat Islam
36
Wignyosoebroto Soetandyo, Dawkwah Pemberdayaan Masyarakat Paradigma Aksi
Metodologi, (Surabaya: Dakwah Press, 2005), h. 19
49
4. ECODEVELOPMENT
Ecodevelopment sebenarnya adalah suatu gabungan kajian antara
ekologi dan pembangunan yang menitik beratkan pada pemberdayaan
(development). Kajian ekologi memiliki pengertian yaitu ilmu mengenai
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam
sekitarnya (lingkungannya).37
Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oekos” yang berarti rumah atau
tempat hidup, dan “logos” yang berarti ilmu.Secara harfiyah Ekologi
adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok
organisme terhadap lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan
tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali digunakan oleh Haeckel, seorang ahli ilmu hayat, dalam
pertengahan dasawarsa 1860-an. Lebih lanjut, Green,etal., (1996)
mendefinisikan ekologi manusia sebagai kesalingterkaitan yang ada
antara manusia dan lingkungan mereka. Ada juga yang mengatakan
bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan
antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya dimana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka ada
dilingkungannya38
.
Karena itu secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup
dalam rumahnya atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah
37
KBBI Ofline Pengertian Ekologi
38
Zoer`aini Djamal Irwan ,Prinsip- Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas dan
Lingkungan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 6
50
tangga makhluk hidup.39
Dalam hal tersebut terbangunnya pola
komunikasi dalam alam sehingga percakapan tersebut menciptakan
demokratisasi yang membantu antara manusia dan alam untuk melawan
episteme yang selama ini sewenang-wenangnya terhadap alam.
Pembangunan pada hakekatnya adalah “gangguan” terhadap
keseimbangan lingkungan, yaitu usaha dasar manusia untuk mengubah
keseimbangan lingkungan dari tingkat kualitas yang dianggap kurang
baik.40
Dalam hal tersebut usaha menjaga lingkungan haruslah
dikedepankan sehingga lingkungan dapat mendukung tingkat hidup
manusia pada kulitas yang lebih tinggi.
Dua pendapat tersebut seolah bertentangan antara pembangunan atau
pemberdayaan dengan ekologi. Inilah yang menjadi perdebatan hingga
saat ini. Kemudian peneliti mengajukan dialektika Hegel sebagai
penghubung jembatan antara dua epistemik yang saling berbenturan dan
perubahan sosial yang dibawa oleh emile Durkheim sebagai tindakan serta
gerakan dalam masyarakat hingga membentuk tatanan solidaritas mekanik
ke organik.
Memulai dari pandangan bahwa Krisis lingkungan yang terjadi
sebenarnya bersumber pada kesalahan fundamentalis-filosofis dalam
pemahaman atau cara pandang manusia terhadap dirinya, alam dan temat
manusia dalam keseluruhan ekosistem. Disini letak pentingnya dialektika
hegel dalam menyelami dengan radikal bagaimana evolusi dari tesis,
39
Otto Soemarwoto.Ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan (Jakarta:Djambatan. 2004),
h. 22 40
Otto Soemarwoto, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University press. 1996), h. 35
51
antithesis, dan sintesis dari pemahaman bahwa pembangunan yang
dasarnya disebut sebagai “gangguan” kemudian disintesiskan (dibantah)
oleh kaum penggerak the green yang menganulir bahwa pembangunan
harus selaras dengan lingkungan atau alam kemudian menjadi sintesis
gabungan antara dua hal tersebut dalam ecodevelopment yang kami kaji
dalam penelitian ini.
Letak gagasan Durkheim terletak pada argumentasinya dari The
Division of Labour in Society mengcangkup dua macam model yang
mempresentasikan dua keadaan, tipe, atau bentuk solidaritas mekanik dan
solidaritas organik. Konsep yang dibawa oleh Durkheim tidak sepenuhnya
dapat dimaknakan dengan jelas, sangat sulit untuk menangkap realias
solidaritas sosial Durkheim kecuali, jika kita dapat mencermati
penggunaan konsep itu dalam pertaliannya dengan individualisme dan
sosialisme.41
Menurutnya bahwa, kontrol sosialis dapat dibayangkan
mungkin untuk bisa dicapai secara sukarela apabila sosialisme itu sendiri
dipahami secara lebih tepat sebagai sesuatu yang berasal dari kumpulan
individu-individu dalam sebuah masyarakat, dan bukan sebagai kontrol
sosial yang dihasilkan melalui kekangan dari suatu negara yang
sentralistik.
Dapat dikatakan bahwa relevansi yang terciptanya kesolidaritasan
antara masyarakat dengan lingkungan, Ia (Dukrheim) pun
memperkenalkan sejumlah konsep lain yaitu: Pertama, conscience
collective atau kesadaran kolektif, Kedua, fakta sosial, yang dicirikan oleh
41
Emile Dukrkheim, Socialisme and Saint-Simon, (1958), h.15
52
dualitas individu dan masyarakat, Ketiga, dualitas dari hakikat manusia.
Semua konsep yang Durkheim kembangkan seperti conscience collective,
solidaritas mekanik, solidaritas organik, fakta sosial, dan dualitas hakikat
manusia, merupakan reaksi atau respon Durkheim terhadap pemikiran
Auguste Comte, Herbert Spencer, dan Ferdinad Tonnies terkait solidaritas
sosial di dalam masyarakat industrial.
Ecodevelopment atau bahasa Indonesianya disebut sebagai
pemberdayaan atau pembangunan lingkungan merupakan kajian
multidimensional karakteristik masyarakat berbasis lingkungan- sebelum
memberikan definisi konkrit terkait ecodeveleopment peneliti akan
memaparkan indikator dari keduanya agar terbangun dialektika dari kedua
hal tersebut.
NO INDIKATOR EKOLOGI INDIKATOR PEMBERDAYAAN
(DEVELOPMENT)42
1 Mikrosistem. Dikenal sebagai sub
sistem yang mempunyai interaksi
langsung dengan individu, yaitu
terdiri dari keluarga individu,
teman-teman sebaya, sekolah dan
lingkungan bahkan masyarakat .
Individu tidak dipandang sebagai
penerima pengalaman yang pasif .
dalam hal ini lingkup Keluarga
terutama orangtua merupakan agen
sosialisasi paling penting dalam
kehidupan masyarakat.
Kebebasan mobilitas: kemampuan
individu untuk pergi ke luar rumah
atau wilayah tempat tinggalnya,
seperti ke pasar, fasilitas medis,
bioskop, rumah ibadah, ke rumah
tetangga. Tingkat mobilitas ini
dianggap tinggi jika individu mampu
pergi sendirian.
2 Eksosistem. merupakan sistem
sosial yang lebih besar dimana
anak tidak berfungsi secara
langsung. Sub sistemnya terdiri
Kemampuan membeli komoditas
‘kecil’: kemampuan individu untuk
membeli barang-barang kebutuhan
keluarga sehari-hari (beras, minyak
42
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdaya Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 78
53
dari pengalaman-pengalaman
dalam setting sosial lain di mana
pribadi tidak memiliki peran yang
aktif tetapi pengalamanlah yang
memberikan pengaruh terhadap
lingkungan.
tanah, minyak goreng, bumbu);
kebutuhan dirinya (minyak rambut,
sabun mandi, rokok, bedak, sampo).
Individu dianggap mampu melakukan
kegiatan ini terutama jika ia dapat
membuat keputusan sendiri tanpa
meminta ijin pasangannya; terlebih
jika ia dapat membeli barang-barang
tersebut dengan menggunakan
uangnya sendiri.
3 Makrosistem merupakan lapisan
terluar dari lingkungan anak. Sub
sistemnya terdiri dari kebudayaan,
adat istiadat dan hukum di mana
individu berada. Hal ini
terjadi karena kebudayaan
mengacu pada pola perilaku,
keyakinan dan semua produk lain
dari sekelompok manusia yang
diteruskan dari generasi ke
generasi.
Kemampuan membeli komoditas
‘besar’: kemampuan individu untuk
membeli barang-barang sekunder
atau tersier, seperti lemari pakaian,
TV, radio, koran, majalah, pakaian
keluarga. Seperti halnya indikator di
atas, poin tinggi diberikan terhadap
individu yang dapat membuat
keputusan sendiri tanpa meminta ijin
pasangannya; terlebih jika ia dapat
membeli barang-barang tersebut
dengan menggunakan uangnya
sendiri.
4 Terlibat dalam pembuatan
keputusan-keputuan rumah
tangga: mampu membuat keputusan
secara sendiri mapun bersama
suami/istri mengenai keputusan-
keputusan keluarga, misalnya
mengenai renovasi rumah, pembelian
kambing untuk diternak, memperoleh
kredit usaha.
5 Kebebasan relatif dari dominasi
keluarga: responden ditanya
mengenai apakah dalam satu tahun
terakhir ada seseorang (suami, istri,
anak-anak, mertua) yang mengambil
uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa
ijinnya; yang melarang mempunyai
anak; atau melarang bekerja di luar
rumah.
6 KKesadaran hukum dan politik:
54
mengetahui nama salah seorang
pegawai pemerintah desa/kelurahan;
seorang anggota DPRD setempat;
nama presiden; mengetahui
pentingnya memiliki surat nikah dan
hukum-hukum waris.
7 Keterlibatan dalam kampanye dan
protes-protes: seseorang dianggap
‘berdaya’ jika ia pernah terlibat
dalam kampanye atau bersama orang
lain melakukan protes, misalnya,
terhadap suami yang memukul istri;
istri yang mengabaikan suami dan
keluarganya; gaji yang tidak adil;
penyalahgunaan bantuan sosial; atau
penyalahgunaan kekuasaan polisi dan
pegawai pemerintah.
8 Jaminan ekonomi dan kontribusi
terhadap keluarga: memiliki rumah,
tanah, asset produktif, tabungan.
Seseorang dianggap memiliki poin
tinggi jika ia memiliki aspek-aspek
tersebut secara sendiri atau terpisah
dari pasangannya.
Tabel.3 Indikator Ekologi dan Indikator Pemberdayaan
Melihat diskursus diatas menjelaskan bahwa ekologi mempunyai
dampak yang singinfikan terhadap hal-hal pemberdayaan atau
pembangunan dalam hal ini adalah hubungan timbal-balik dari interaksi
sosial dan ekologikal terutama dalam aspek keluarga, pengalaman dan
sitem sosial. Hal ini yang dinamakan oleh hegel sebagai sintesi dari pada
ekologi dan pembangunan atau pemberdayaan.
Kesimpulan sederhananya ecodevelopment merupakan suatu reaksi
masyarakat baik itu didasari oleh kesadaran bersama atau berupa
55
penggambaran fakta sosial yang terjadi dalam suatu lingkungan sehingga
memicu adanya sebuah solidaritas terhadap lingkungan yang menjadikan
masyarakat berdaya dan dapat bersaing. Sehingga masalah lingkungan
hidup dapat diatasi hanya melalui reposisi hubungan manusia dengan
lingkungan alamnya, juga harus melalui reorientasi nilai, etika dan norma-
norma kehidupan yang kemudian tersimpul dalam tindakan kolektif, serta
restrukturisasi hubungan sosial antar individu, individu dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok, dan antara kelompok dengan organisasi yang
lebih besar (misal: negara, lembaga internasional).
Terdapat empat prinsip ekologi yang banyak digunakan sebagai
perspektif oleh kalangan intelektual, ilmuwan, dan penggiat hijau atau
green. Empat prinsip ini menimbulkan beberapa konsekuensi (Ife, 2002),
yaitu sebagai berikut:
a) holistik (holism): filosofi ekosentrik, respek pada kehidupan dan
alam, menolak solusi linear, perubahan yang bersifat organik.
b) keberlanjutan (sustainibility): konservasi mengurangi konsumsi eko-
nomi tanpa menekankan pada pertumbuhan, kendala pada pengem-
bangan teknologi.
c) keanekaragaman (diversity): anti kapitalis, menghargai perbedaan,
tidak ada jawaban tunggal atas suatu masalah, desntralisasi, jejaring
(networking) dan komunikasi lateral, teknologi tepat guna (lower
level technology), dan
d) keseimbangan (equilibrium): global/lokal, yin/yang, gender, hak/
tanggung jawab, perdamaian dan kerjasama.
56
Oleh sebab itu ekologi yang dibutuhkan dalam penelitian ini ialah
ekologi manusia- yaitu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Ekologi manusia merupakan
cabang khusus ekologi yang mempelajari hubungan timbal balik makhluk
hidup dengan lingkungannya disamping ekologi tumbuhan, ekologi jasad
renik dan ekologi hewan.43
Manusia yang tersusun atas komponen fisik
material dan nonfisik immaterial seperti rasio atau noosfer (alam pikiran),
emosi dan insting atau naluri . semua komponen ini juga dinamis
beraktifitas sesuai dengan kelakuan dan naluri masing-masing.
Komponen-komponen manusia fisik material dan komponen nonfisik
immaterial, baik di lingkungan alam fisik nyata maupun lingkungan alam
metafisik gaib saling berinteraksi secara kompleks membangun ekosistem
tersendiri. Manusia adalah bagian dalam ekologi manusia, posisi manusia
adalah imanen (menyatu dengan alam), dimana manusia masih masih
merupakan bagian dari alam dalam proses ekositemnya. Akan tetapi
karena manusia meruakan salah satu komponen alam alam yang diberikan
akal pikiran (noosfer) maka manusia kemudian mengambil jarak dengan
komponen lainnya sembari ia tetap berada didalamnya sebagai komponen
alam lainnya. 44
Dalam konteks ini manusia berperan sebagai aktor dari pada
pembangunan berbasis lingkungan (ecodevelopment) dengan alasan
pertama, dengan pikirannya manusia menjadi berbudaya. Kedua, dalam
43
Sofyan Anwar Mufid, Ekologi Manusia Dalam Prespektif Sektor Kehidupan Dan Ajaran
Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2010), h.42 44
Sofyan Anwar Mufid, Ekologi Manusia Dalam Prespektif Sektor Kehidupan Dan Ajaran
Islam, h.44
57
memanfaatkan sumberdaya alam untuk kepentingan hidupnya, manusia
sangat dominan dibandingkan makhluk hidup lainnya. Ketiga, dalam
konteks hubungan transdental –manusia sudah dapat membuat nilai-nilai
baik dan buruk, merasakan adanya dampak negatif dan positif, mebuat
etika boleh dan tidak boleh. Keempat, manusia bukan hanya dominan
dalam memanfaatkan sumber daya alam, akan tetapi juga dominan dalam
merusak sumber daya alam. Kelima, manusia membuat aturan dalam
berbagai macam bentuk norma seperti undang-undang, peraturan, tata
tertib baik yang bersifat internasional, nasional, regional, daerah, maupun
bersifat lokal. Keenam, manusia mempunyai ilmu pengetahuan sebagai
media untuk meneliti, mempelajari, memanfaatkan, dan mengelola sumber
daya alam. Ketujuh, manusia mampu menciptakan teknologi sebagai alat
perpanjangan tangan ilmu pengetahuan dan sebagai alat untuk
mengekploitasi sumber daya alam. 45
5. TAHAPAN DAKWAH PEMBERDAYAAN
Dilihat dari tujuan pemberdayaan, menurut Ife dalam Suharto
menjelaskan pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan
orang-orang lemah atau tidak beruntung. Sedangkan dilihat dari proses,
Person berpendapat bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dengan
mana orang menjadi kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai
pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta
45
Sofyan Anwar Mufid, Ekologi Manusia Dalam Prespektif Sektor Kehidupan Dan Ajaran
Islam, h.84
58
lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.46
Merujuk dari
pemahaman tersebut bahwa dalam proses masyarakat hingga mencapai
tahap kuat untuk partisipasi, maka disana membutuhkan pola sebagai rule
model dari kegiatan pemberdayaan.
Tahapan merupakan suatu gambaran untuk melihat bagaimana
menganalisis suatu keadaan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi. Pola
model Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) mengacu pada
pengembangan masyarakat muslim di Madina yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW. Kesuksesan Nabi Muhammad yang membawa
masyarakat dari kejahiliyahan (kebodohan) yang tercampur aduk ke arah
yang lebih tertata baik secara tauhid, sosial, ekonomi, politik, budaya
militer dan lain sebaginya.. Adapun ketiga pola tahapan Pengembangan
Masyarakat Islam yaitu:
a) Takwin
Takwin adalah pola/tahap pembentukan masyarakat Islam.
Kegiatan pokok tahap ini adalah dakwah bil-lisan sebagai ikhtiar
sosialisasi akidah, ukhuwah, dan ta’awun. Semua aspek tersebut, ditata
menjadi instrumen sosiologi. Sasaran tahapan pertama ini adalah
terjadinya internalisasi Islam dalam kepribadian masyarakat, kemudian
mengekspresikannya dalam ghirah dan sikap membela keimanan dari
tekanan struktural (penindasan). Menurut Amrullah Ahmad, pada
tahap takwin, fundamental sosial Islam dalam bentuk akidah, ukhuwah
islamiyah, ta’wun dan sholat sudah dapat diletakkan oleh Nabi
46
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdaya Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 58
59
Muhammad. Pada tahap ini telah terwujud jamaah Islam swadaya yang
akan menjadi community base kegiatan dakwah Nabi Muhammad.
b) Tanzim
Tanzim yakni pola/tahap pembinaan dan penataan masyatakat.
Pada fase ini internalisasi dan eksternalisasi Islam muncul dalam
bentuk institusionalisasi Islam secara komprehensif dalam realitas
sosial. Tahap ini dimulai dengan hijrah Nabi ke Madinah. Fase hijrah
dimulai dengan pemahaman karekteristik sosial masyarakat Madinah.
Pembinaan dan penataan masyarakat dilakukan oleh Nabi dengan cara
berdakwah. Dalam pandangan Amrullah Ahmad, ada tiga peristiwa
dakwah yang strategis dalam pengembangan masyarakat Islam.
Pertama, nabi Muhammad dalam menanta dan mengembangkan
masyarakat Islam berpijak dari masjid. Masjid menjadi pusat semua
kegiatan dan aktivitas, musyawarah masyarakat baik masalah politik,
ekonomi, militer dan kesejahteraan masyakat. Kedua, untuk
memperkuat basis komunitas muslim awal, dakwah Islam sangat
memerlukan organisasi atau kelembagaan yang merespresentasikan
ukhuwah islamiyah (integritas jumaah Muslim) baru di Madinah. Hal
ini dipandang sebagai penantaan kelembagaan yang akan dijadikan alat
untuk mempertahankan bangunan inti umat Islam yang berfungsi
membina dan mengembangkan masyarakat Islam Madinah. Ketiga,
nabi menciptakan landasan kehidupan politik dengan menandatangani
perjanjian dengan semua kekuatan sosial dan politik yang ada.
60
c) Taudi’
Taudi’ adalah pola/tahap keterlepasan dan kemandirian. Pada tahap
ini, umat telah siap menjadi masyarakat mandiri, terutama secara
manajerial. Pada fase masyarakat mandiri atau dikenal juga
masyarakat madani problem agama adalah pembebasan manusia dan
dunia dari kemiskinan, konflik etnis, penindasan atas nama Negara,
ideologi politik dan penindasan agama. Tahap ini juga dilaksanakan
dengan dakwah yang diarahkan pada pemecahan masalah. Yang
diharapkan dari dakwah dalam fase ini adalah; pertama, tumbuhnya
kepercayaan dan kemandirian umat serta masyarakat sehingga
berkembang sikap optimis. Kedua, tumbuh kepercayaan terhadap
kegiatan dakwah guna mencapai tujuan kehidupan yang lebih ideal.
Ketiga, berkembang suatu kondisi sosio-ekonomi-budaya-politik-iptek
sebagai landasan peningkatan kualitas hidup atau peningkatan kualitas
sumber daya umat (SDU).
Melalui dakwah dan pengembangan masyarakat, suatu komunitas
masyarakat muslim terkecil sekalipun dapat dikembangkan menjadi
komunitas sosial yang mempunyai kemampuan internal yang
berkembang mandiri dalam menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya.47
6. STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Menurut parsons, bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan
secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa
47
Nanih Machendarwaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam: Dari
Ideologi, Strategi dan Tradisi (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 31-35
61
proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu-lawan-satu antara pekerja
sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan.48
Konsep
pemberdayaan masyarakat mengacu pada bagaimana masyarakat setempat
memiliki pengaruh yang besar secara sosial maupun secara organisasi
kemasyarakatan, sehingga mampu meningkatkan lingkungan hidup
mereka. Lingkungan hidup di sini meliputi kombinasi antara penggunaan
sumberdaya dan social capital yang ada dengan aktivitas yang dilakukan
masyarakat terhadap penggunaan sumberdaya tersebut. Oleh karenanya
dibutuhkan strategi guna dapat mengoptimalisasikan pemberdayaan
masyarakat tersebut.
Dan secara umum, ada empat strategi pengembangan masyarakat49
,
yaitu:
1. The Growth Strategy
Penerapan strategi pertumbuhan ini pada umumnya dimaksudkan
untuk mencapai peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis, melalui
peningkatan pendapatan per-kapita penduduk, produktivitas, pertanian,
permodalan, dan kesempatan kerja yang dibarangi dengan konsumsi
masyarakat terutama dipedesaan. Dimana pada strategi ini lebih
ditekankan kepada pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat sekitarnya.
48
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdaya Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h.67 49
Tjahya Supriyatna. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan (Jakarta; Rineka Cipta, 2001).
h.72-73
62
2. The Welfare Strategy
Strategi kesejahteraan ini pada dasarnya untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, karena tidak dibarengi dengan
pembangunan kultur. Penekankan pada strategi welfre strategy ini
adalah menuju pada proses pendekatan pemberdayaan yang bersifat
pemungkinan yang meliki arti menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potrensi masyarakat berkembang secara optimal. Dan
pemberdayaan harus mampu membebaskan dari sekat-sekat kultural
dan struktural yang menghambat.
3. The Responsitive Strategy
Strategi ini merupakan reaksi terhadap strategi kesejahteraan yang
dimaksudkan untuk menaggapi kebutuhan yang dirumuskan
masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar (self need and
assistance) untuk memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan
teknologi serta sumber-sumber yang sesuai dengan pembangunan.
4. The Integrated or Holistic Strategy
Untuk mengatasi dilema pengembangan masyarakat karena
“kegagalan” ketiga strategi telah dijelaskan, maka konsep kombinasi
dari unsur-unsur pokok etika strategi diatas memjadi alternatif terbaik.
Strategi ini secara sitematis mengintegrasikan seluruh kompenen dan
unsur yang diperlukan, yakni ingin mencapai secara simultan tujuan-
tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan, persamaan,
kesejahteraan, dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses
pembangunan masyarakat.
63
BAB III
KOPERASI MAESTRO TANGERANG SELATAN
A. LATAR BELAKANG KOPERASI MAESTRO
1. Gambaran Umum Koperasi MAESTRO
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti
bahwa dalam kegiatannya koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya
kehidupan ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi
anggota perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya.
Secara sosial historis koperasi MAESTRO tidak dapat dilepaskan dari
perkembangannya masyarakat sekitar diwilayah lingkungan kelurahan Setu
Pamulang Rt.004/003. Perkembangan dan dasar pembentukan koperasi
MAESTRO timbul karena kesadaran akan lingkungan sekitar dan interkasi
masyarakat yang kuat kemudian menginisasikan diri mereka dalam suatu
bentuk kendali Maestro Foundation. Awal mula MAESTRO foundation ini
berdiri karena kegelisahan masyarakat akan keadaan masyarakat yang apatis
terhadap tetangga dan lingkungan sekitarnya.
“Tidak ada kesulitan bagi orang yang berusaha mulai dari
sekarang. Garis dimulai dari titik –kalau garis itu terlalu lurus tinggal
dibengkokan”. 1
Maksud dalam perkataan tersebut adalah bahwa motivasi ada dan
terbentuknya yayasan MAESTRO itu sendiri adalah harus memulai dengan
sedini mungkin. Karena sepanjang apapun pandangan kita terhadap
masyarakat akan sia-sia saja apabila kita tidaklah memulainya dari hal kecil
1Wawancara pak Adang Rukhiyat, selaku Pengawas Koperasi Maestro 25 April 2017 di Audit
Harun Nasution dalam Kegiatan Seminar Nasional, Menumnuhkan Jiwa Enterpreneurship di Era
Globalisas.
64
(titik). Sedangkan makna dari pada “dibengkokan” adalah semakin
masyarakat banyak yang peduli terhadap masalah social dan lingkungan
layaknya garis lurus yang panjang, maka seyogyanya dibagi atau
diproporsikan sesuai bidang dan kebutuhan dimasyarakat.
Pendiri yayasan MAESTRO sekaligus menjadi penasehat koperasi
merupakan lulusan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 98. Beliau secara
personal dahulu memang sangat gemar berorganisasi dan beliau merupakan
ketua Senat Mahasiswa tahun 1998.
“Pandangan Adang Ruhiyat terhadap koperasi adalah kumpulan
orang-oramg pelaksana rakyat seluruh Indonesia dank unci kesuksesan dari
pada koperasi itu sendiri adalah kebersamaan dan haruslah bersama-sama.”2
Koperasi MAESTRO masuk dalam lingkupan yayasan MAESTRO
(MAESTRO Foundation). Kepeloporan sejarah Koperasi MAESTRO dahulu
tak terlepas dari faktor kepemimpinan dalam masyarakat yaitu dari Ibu Titik
Handayani Badrin, H.Adang Ruhiyat, H.Noor Muhammad dan Bp.H.Ayubi
Amir.
Perjalanan menjadi Koperasi MAESTRO tentulah tidak mudah dan
menempuh jarak yang sangat amat lama. Dikarenakan saat itu kurangnya
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berada dilingkungan koperasi tersebut,
oleh karenanya, pada kondisi tersebut personal dari koperasi dan klub jantung
sehat bergandengan atau berbarengan dengan dengan klub jantung sehat.
Gerakan Klub jantung sehat Permata Pamulang dibawah naungan
Yayasan Jantung Indonesia adalah lembaga nirlaba yang fokus kepada
peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya
2 Wawancara Pribadi pak Adang Rukhiyat, 25 April 2017.
65
pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah melalui pemasyarakatan
Panca Usaha Jantung. Bertujuan pertama, meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan
pembuluh darah melalui pemasyarakatan Panca Usaha Jantung. Kedua, turut
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehat sejahtera bebas
penyakit jantung dan pembuluh darah. Ketiga, meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk menjaga penyakit jantungdan pembuluh darah serta upaya
pencegahannya. Keempat, memberi bantuan operasi pada penderita
kelainan/penyakit jantung bagi yang tidak mampu. 3
Klub Jantung Sehat Permata Pamulang mempunyai kegiatan PPK
(preventif, promotif dan kuratif/rehabilitatif) sebagai bentuk kepedulian
terhadap kesehatan.
1. Preventif adalah kegiatan yang berbentuk pencegahan ini dilakukan
misalnya dengan mengadakan minggu sehat dengan anggota
masyarakat yang berjalan hingga taman kota Serpong., dengan
mengadakan penyuluhan terkait makanan yang baik bagi jantung.
2. Promotif adalah kegiatan yang bertujuan penigkatan kesehatan dan
kesejahteraan anggotanya dengan mengadakan hal-hal yang bersifat
kreatif dan inovatif dengan agenda-agenda seham sehat bagi
masyarakat dan UKM expo di Pamulang.
3. Kuratif/ rehabilitatif memiliki artian pemulihan kembali sistem
kekebalan tubuh sehingga seseorang dapat mengobati dirinya
dengan sendiri. Biasanya ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan
3Situs Resmi Klub Jantung Sehat Indonesia, http://www.inheart.or.id /, diakses pada Minggu
13 November 2016
66
rutinitas keseharian yaitu ajakan seringnya berjemur pada pagi hari
dan meminum air mineral yang cukup.
Secara sederhana ada beberapa argumentasi mengapa klub jantung
sehat tidak terlepaskan dari perkembangan Koperasi MAESTRO ?. karena
pertama, lokasi dan tempat yang dikembangkan oleh Koperasi MAESTRO
sebelumnya adalah lokasi yang bentuk dari perkembangan dari klub jantung
sehat. Kedua, masyarakat yang berada di Koperasi MAESTRO adalah
penggagas dan pengawal dari klub jantung sehat yang berada di lingkup
Rw.003. ketiga, interkasi dari proses yang dihasilkan kemudian di inisiasikan
menjadi yayasan MAESTRO- dan awal pergerakannya dalam bidang
kesehatan masyarakat seperti kegiatan yang diadakan seputar sosialisasi
lingkungan, penjagaan lingkungan daerah, pendidikan dini hari terkait
hubungan manusia dan lingkungan dsb.
Dalam perjalanannya klub jantung sehat permata Pamulang Pada tahun
2009 dengan keaktifan dan partisipasi yang tinggi masyarakat di klub jantung
maka klub jantung sehat merampas juara klub jantung sehat se-Banten. 2010
klub jantung sehat diberikan amanat untuk menjadi BPKJ (badan Pembina
klub Jantung Sehat). Pada Tahun 2011 penyelenggara HUT Kota Tangsel.
Lebih jauh lagi merunut kesemuanya tersebut merupakan bagian dari
Yayasan Komunitas MAESTRO 2012, dimana Yayasan MAESTRO 2012
memiliki formulasi bagaimana menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat
dengan membuat berbagai lembaga sebagai bentuk pembinaan bagi
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dalam masyarakat yaitu:
67
1. Klub Jantung Sehat
2. Koperasi MAESTRO 2012
3. PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat)
4. MAESTRO Youth Club Klub, dalam hal ini MAESTRO Youth
Club memliki agenda rehabilitasi pecandu narkoba dengan senam
YAMA Anti Narkoba,
5. Lembaga pelatihan kursus (LPK) Sahabat Karib
6. Kafe Bahasa, dalam hal ini pemudanya memfasiltasi lingkungan
area dengan bahasa Asing terutama bahasa Inggris.
7. MAESTRO Peduli Yatim, menghimbau masyarakat yang peduli
dengan cara menyimpan dana wakaf bergulir sebesar Rp
1.000.000,- atau kelipatannya seumur hidup yang bermanfaat untuk
memberdayakan para anak yatim/dhu'afa.
8. Padepokan Garuda Pancasila
9. Komunitas MAESTRO 2012
10. Forum Remaja Ceria Prov. Banten, dalam hal ini Forum Remaja
Ceria (FRC) membina terhadap sejumlah 263 orang anak
Yatim/Dhu'afa/Putus sekolah dengan 117 orang tua asuh (OTA).
11. Bimbingan Gratis MAESTRO
12. Musyawarah Guru Osis Kab. Tangerang
13. Salon Rumah MAESTRO
14. Bimbingan Belajar Gratis MAESTRO
15. Terapis MAESTRO
68
16. MAESTRO Traveling Academy, memberikan peluang bagi
masyarakat yang menginginkan membuka jasa travel skala Nasional
maupun internasional dengan cara menempuh jalan pendidikan
hanya sebulan saja dan mendapatkan legalitas dari Kementrian
Pariwisata.
Gambar 1.
Logo-logo lembaga dalam satu lingkup yayasan MAESTRO 2012
Sejarah penamaan MAESTRO pada Koperasi “MAESTRO” ini
merupakan suatu angan-angan heroik yang diambil dari suatu keadaan yang
mengekang manusia dari jeratan kemiskinan, ketidakadilan dan ketidak
setaraan. MAESTRO adalah sebuah singkatan dari Masyarakat aman, empati,
sehat sejahtera, trampil dan optimis. Secara penamaan koperasi tersebut
tertanam sebuah harapan tinggi bagi masyarakat sekitar wilayah kelurahan
Setu Rt. 004/003 Pamulang Tangerang Selatan agar peduli terhadap kepekaan
lingkungan sekitarnya. Koperasi MAESTRO didirikan atas kepedulian para
ibu anggota klub jantung sehat MAESTRO yang didukung oleh para bapak-
bapak di Yayasan Komunitas MAESTRO. Koperasi MAESTRO berdiri
69
tanggal 05 Mei 2006 dan berbadan hukum tahun 2007 dengan NO.
518/31/BH/KO/15/07 beraktakan notarisnya Ny. Irma Savyna Firdaus. SH.
“Menurut Adang Ruhiyat, bahwa sejarah adanya Koperasi
MAESTRO ini adalah dari kesadaran masyarakat akan kesehatan
dengan adanya pembentukan klub jantung sehat di Rt.004/003.
Pembentukan klub jantung sehat ini mulanya anggotanya berkisar 123
kk dan 83 orang sebagai pengurus klub jantung sehat dan keseluruhan
anggota dalam klub jantung sehat merupakan keanggotaan Koperasi.4”
\
Dalam hal peranan disini Koperasi memiliki peran dalam Gerakan
mensejahterakan hidup anda dan keluarga. Ini merupakan hal inti dalam
pemahaman koperasi yaitu menjadikan anggota dalam koperasi itu sejahtera.
Oleh sebab itu, Koperasi secara sederhana diartikan sebagai hal-hal yang
mengandung kebersamaan dan harus senantiasa bersama-sama.
Koperasi Maestro memiliki pelayanan bagi masyarakat dalam 4 hal
yaitu unit usaha simpan pinjam, unit usaha mitra, unit usaha mandiri dan unit
usaha P3 (pertanian, perkebunan dan perikanan). Dalam segala bentuk
pelayanan yang ada didalam Koperasi sudah ada yang bertanggung jawab atas
unitnya masing-masing.
Modal dalam pergerakan Koperasi MAESTRO adalah sebuah tindakan
sosial lingkungan yang terikat pada asas kekeluargaan (usroh), yang artinya
adalah keluarga atau masyarakat sekitar merupakan hal utama dalam membuat
perubahan masyarakat.
4Wawancara pak Adang Rukhiyat, M.Pd selaku Pengawas Koperasi Maestro 15 Juli 2016 di
Koperasi Maestro Pamulang
70
B. VISI DAN MISI KOPERASI MAESTRO
VISI:
Masyarakat Aman, Empati, Sehat Sejahtera, Terampil, Religius dan
Optimis Take Off Tahun 2012.
MISI:
a. Mengakomodasi kepentingan / kebutuhan / kebersamaan dan
kepedulian masyarakat. Meningkatkan peran masjid dan
memakmurkannya.
b. Membina masyarakat berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 menuju
masyarakat madani (Civil Society) yang senantiasa mengutamakan
IMTAQ serta mengikuti perkembangan IPTEK
c. Membentuk kader kepemimpinan kaum muda yang bertanggung jawab
sebagai penggerak komunitas dan memiliki jiwa kesatria, demokratis,
independen / non-politik, berprestasi, dan berwawasan masa depan.
Mendorong tumbuhnya kepedulian peserta.
d. Menggerakan masyarakat dan organisasi yang peduli dan tanggap
terhadap masalah-masalah kemasyarakatan melalui berbagai
upaya/usaha yang positif untuk mengembangkan kemandirian dan
profesionalisme.
71
C. STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
KEPENGURUSAN KOPERASI MAESTRO 2012
Gambar.2 Struktural Koperasi MAESTRO Tangerang Selatan
72
D. DASAR HUKUM KOPERASI MAESTRO
Ada beberapa landasan Hukum sehingga Koperasi MAESTRO
tidaklah disebut sebagai Kopeasi yang illegal yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah R.I
No.518/31/BH/Koperasi, tanggal 23 April 2007, tentang Badan
Hukum Koperasi Serba Usaha MAESTRO 2012.
3. SK Pengurus Koperasi MAESTRO 2012 No. 003 / SK /
PENGURUS/ KOP.MAESTRO/VI/2008, tentang Pengangkatan
Manajer KSU MAESTRO 2012.
4. Pasal 4 Undang-Undang Perkoperasian tahun 2000 tentang SHU
Koperasi Indonesia.
E. DESA BAKTI JAYA
1. Geografis
Secara geografis Desa Bakti Jaya terletak di iklim yang tropis dan
cuacanya yang sedang. Desa Bakti Jaya terletak di Jl.Raya Pamulang
di Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan. Desa Bakhti Jaya
mempunyai luas wilayah berkisar 186.713 km. wilayah yang sekarang
mempunyai tata kota yang administatif telah merubah kawasannya
menjadi kelurahan. Dan dikawasan kelurahan Bakti Jaya memiliki
tipologi kelurahan yang memfokuskan kepada : Kerajinan dan Industri
Kecil, Industri Sedang dan Besar, Jasa dan Perdagangan.
73
a. Batas Wilayah
Tabel 3. Batas Wilayah Desa Bakti Jaya
b. O
r
b
i
t
r
b. Orbitrasi (Jarak dari Pusat Pemerintahan)5
1. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : ± 15 Km
2. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : ± 12 Km
3. Jarak dari Kota/Ibukota Kabupaten : ± 35 Km
4. Jarak dari Ibukota Provinsi : ± 90 Km
2. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kelurahan Bakti Jaya totalnya adalah 15.535
Jiwa. Dengan klasifikasi laki-laki 7894 dan perempuan 7641
sebagaimana telah dimuat datanya dalam kelurahan, sebagai berikut:6
Tabel 4. Data Kependudukan Kelurahan Bakti Jaya
NO NAMA
KELURAHAN
PENDUDUK JUMLAH
1 BAKTI JAYA LAKI-LAKI PEREMPUAN 15.535
Jiwa 7894 Jiwa
7641 Jiwa
5Data Monografi Kelurahan Bakti Jaya Keadaan Pada Bulan Oktober 2016, h. 1
6Data Monografi Kelurahan Bakti Jaya Keadaan Pada Bulan Oktober 2016, h. 1
LUAS WILAYAH 186,713 Ha/Km2
BATAS WILAYAH
:
UTARA : Kelurahan Buaran
SELATAN : Kabupaten Bogor
BARAT : Kelurahan Babakan
TIMUR : Kecamatan Pamulang
74
Berdasarkan data yang terlampir di table penduduk yang berjenis
kelamin Laki-Laki lebih banyak dibanding penduduk yang berjenis
kelamin Perempuan yakni berbanding laki-Laki 7894 > 7641 untuk
perempuan. Selisih penduduk laki-laki lebih banyak 253 dibandingkan
jumlah penduduk perempuan.
Tabel 5. Pengelompokan Jumlah Penduduk berdasarkan Umur7
NO KELOMPOK UMUR JUMLAH %
1 0 – 04 Tahun 2,029 11,53
2 05 – 09 Tahun 1,919 11,45
3 10 – 14 Tahun 1.928 11,53
4 15 – 19 Tahun 1.635 12,61
5 20 – 24 Tahun 1.288 10,39
6 25 – 29 Tahun 1.217 9,82
7 30 – 34 Tahun 820 6,63
8 35 – 39 Tahun 764 6,16
9 40 – 44 Tahun 620 5,17
10 45 – 49 Tahun 634 5,15
11 50 – 54 Tahun 611 4,92
12 55 – 59 Tahun 408 3,29
13 60 Tahun Keatas 168 1,35
JUMLAH 14,065 100
Dari data yang dihimpun didalam profil Kelurahan Bakti Jaya
menjelaskan bahwa, prosentase yang termasuk usia produktif adalah
7589 jiwa, prosentase usia muda ada terbesar kedua dengan total 5876
jiwa, sedangkan usia lansia terbesar ketiga adalah 576 jiwa.
Memandang hal tersebut menjelaskan bahwa tingginya
produktifitas wilayah kelurahan bakti jaya kecamatan setu. Hal
7Profil Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2014
75
demikian yang menyebabkan suburnya organisasi Koperasi khususnya
Koperasi MAESTRO. Timbulnya koperasi MAESTRO di kelurahan
Bakti Jaya ditunjang dengan usia produktif manusia yang tinggi dan
interaksi sosial yang tersimbolkan dengan nilai-niali yang Islami.
3. Pekerjaan/Mata Pencaharian
Masyarakat yang bertempat tingga di wilayah kelurahan Bakti Jaya
kecamatan Setu memiliki pekerjaan terbanyak wiraswasta dengan
total 2187 orang, terbanyak kedua Pegawai Negri Sipil (PNS) totalnya
adalah 2187 orang, terbanyak ketiga adalah petukangan dengan total
172 orang. Datanya diikumpulkan dalam data monografi kelurahan
Bakti Jaya sebagai berikut: 8
a. Karyawan
1. Pegawai Negeri Sipil : 288 Orang.
2. A B R I : 7 Orang.
c. Wiraswasta/Pedagang : 2187 Orang.
d. Tani : 57 Orang.
e. Pertukangan : 172 Orang.
f. Buruh Tani : TIDAK ADA Orang.
g. Pensiunan : 218 Orang.
h. Nelayan : TIDAK ADA Orang.
i. Pemulung : TIDAK ADA Orang.
j. Jasa : 30 Orang.
4. Tingkat Pendidikan Masyarakat
8Data Monografi Kelurahan Bakti Jaya Keadaan Pada Bulan Oktober 2016, h. 2
76
Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang tinggi menunjang
tingginya kreatifitas yang dilakukan masyarakat itulah yang
ditemukan dalam pengamatan dan observasi di Keluarahan Bakti
Jaya. Tingkat pendidikan diulas sebagai berikut:
Tabel 6. tingkat pendidikan Masyarakat9
NO Lulus pendidikan
umum
Jumlah NO lulus pendidikan
khusus
Jumlah
1 Taman Kanak-
kanak
1050 Orang 1 Pondok Pesantren 971
Orang
2 Sekolah Dasar 3251 Orang 2 Pendidikan
Keagamaan
470
Orang
3 SMP 1532 Orang 3 SLB 17 Orang
4 SMA/SMU 1313 Orang 4 Kursus
Keterampilan
319
Orang
5 Akademi/D1-D3 1754 Orang
6 Sarjana 727 Orang
7 Pascasarjana 487 Orang
Koperasi MAESTRO hadir dalam bidang pendidikan non formal
masyarakat yang bertanggung jawab dalam tinnginya pendidikan
masyarakat. Dalam wawancara dengan pengawas Koperasi
MAESTRO yaitu H. Adang Ruhiyat yaitu:
“Koperasi MAESTRO tidak hanya berfokus dalam permasalah
ekonomi saja akan tetapi memiiki tanggung jawab atas tercpitanya
pendidikan agar terwujudnya masyarakat yang peduli dan tanggap
terhadap masalah-masalah kemasyarakatan melalui berbagai
upaya/usaha yang positif untuk mengembangkan kemandirian dan
profesionalisme.”10
5. Jumlah Penduduk Miskin (Menurut standar BPS) : 2262 Jiwa,
754 KK Tahun 2010
9 Data Monografi Kelurahan Bakti Jaya Keadaan Pada Bulan Oktober 2016, h. 2
10Wawancara H. Adang Rukhiyat selaku Pengawas Koperasi Maestro 15 Juli 2016 di
Koperasi Maestro Pamulang
77
6. UMR Kabupaten/Kota : Rp 3.043.950,-
a. Sarana Prasarana
1. kantor Kelurahan : Semi permanen / permanen ( Kontrak )
2. Prasarana Kesehatan
Tabel 7. Sarana dan Prasarana Masyarakat11
No TEMPAT Jumlah
1 Puskesmas -
2 UKBM (Posyandu) 9 buah
3 Poliklinik/Balai 1 Buah
Meninjau dari segi intrumen fasilitas kesehatan yang berada
di kelurahan Bakhti Jaya menjelaskan bahwa tingginya tingkat
kepedulian masyarakat akan pentingnya pertumbuhan anak
dengan adanya UKBM (posyandu) hingga 9 buah dalam satu
kelurahan dan 1 buah balai poliklinik.
3. Pelayanan Masyarakat : 1 buah
4. Prasarana Pendidikan
Tabel 8. Prasarana Pendidikan12
No TEMPAT Jumlah
1 Gedung Sekolah PAUD 11 buah
2 Gedung Sekolah TK 5 buah
3 Gedung Sekolah SD 2 buah
4 Gedung Sekolah SLTP 2 buah
5 Gedung Sekolah SMU 1 buah
6 Gedung Perguruan
Tinggi
-
11
Data Monografi Kelurahan Bakti Jaya Keadaan Pada Bulan Oktober 2016, h. 4 12
Data Monografi Kelurahan Bakti Jaya Keadaan Pada Bulan Oktober 2016, h. 4
78
5. Prasarana Ibadah
Tabel 9. Prasarana Ibadah13
No TEMPAT Jumlah
1 Mesjid 10 buah
2 Mushola 14 buah
3 Gereja 1 buah
4 Pura -
5 Vihara 1 buah
6 Klenteng 1 buah
Dari penjelasan diatas terkait dengan sarana prasarana
ibadah menjelaskan bahwa tingginya tingkat relugiusitas
dengan beberapa agenda yang dilakukan dalam skala
lingkungan masyarakat dengan basis mushola sebagai bentuk
interaksi sosial dan agama dengan jumlah musholla 14 buah
dan 10 mesjid besar sebagai tempat bentuk perwujudan atas
kepemilikian atas agama (religion belonging).
Seperti yang dikatakan oleh pak Aw. Aminudin Hadi
tentang Agama dalam realitas sosial yaitu;
“Selain itu juga koperasi MAESTRO memiliki konsen
terhadap pembinaan masyarakat sekitar berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945 menuju masyarakat madani (Civil
Society) yang senantiasa mengutamakan IMTAQ serta
mengikuti perkembangan IPTEK seperti telah tercantum
didalam Misinya. Karena sejatinya Agama adalah faktor
terutama dalam segi apapun – Agama dan sosial akan lebih
13
Data Monografi Kelurahan Bakti Jaya Keadaan Pada Bulan Oktober 2016, h. 5
79
mantap ketimbang sosialnya saja dan ketika keduanya
terpisahkan akan serat tidak bermakna. 14
”
6. Prasarana Umum
Tabel 10. Prasarana Umum15
Melihat segi prasarana umum yang dimiliki oleh daerah
Desa Bakhti Jaya memang jauh dari kata ideal sebenarnya.
Namun, inilah pentingnya strategi masyarakat dalam
menggunakan prasarana tersebut dengan cara yang adil dan
sesuai kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya pembagian
jadwal adalah salah satu strategi yang dilakukan oleh kelurahan
guna membagi manfaat kegunaan prasarana umum.
14
Wawancara Aw. Aminudin Hadi selaku Ketua Koperasi Maestro (presidium) 23 Agustus
2016 di Koperasi Maestro Pamulang Pukul 14.26 15
Data Monografi Kelurahan Bakti Jaya Keadaan Pada Bulan Oktober 2016, h. 5
No TEMPAT Jumlah
1 Olahraga 13 buah
2 Kesenian 5 buah
3 Balai pertemuan 2 buah
4 Lainnya -
80
BAB IV
TAHAPAN DAKWAH DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN
ECODEVELOPMENT
A. Tahap Dakwah Pemberdayaan ECODEVELOPMENT yang
dilakukan oleh Koperasi MAESTRO.
Masyarakat sebagai komiditas sosial sangatlah dipengaruhi oleh
keadaan kontruks pembangunan dan interaksi yang berada didalamnya,
sehingga selaku komoditas sosial mempunyai peran yang positif dan
strategis dalam pemberdayaan masyarakat. Dakwah sebagai Spririt dalam
pemberdayaan merupakan hal yang jarang dikaji di kalangan akademisi
hari ini. Konsen dan fokus kajian dakwah dalam pemberdayaan
merupakan urgensitas dalam masalah intelektual dan integritas umat
Muslim sehingga memunculkan inisiatif penulis agar berani menggagas
hal yang baru sebagai bentuk auto kritik umat Islam mengekslusifkan
Agama diranah sosial.
Islam berasal dari kata “aslama-yuslimu” memiliki pengertian
“keselamatan” yang berarti bahwa Islam merupakan ajaran yang di bawa
oleh Nabi Muhammad SAW adalah ajaran yang membawa keselamatan
umat manusia di duniawi maupun ukhrawi. Namun ajaran yang membawa
keselamatan tersebut seakan menjadi eklusif yang hanya dimiliki oleh
kalangan tertentu misalnya dipedesaan, sehingga Agama yang timbul
dalam hal ini adalah Agama Islam hanya terdapat pada simbol-simbol
ritual dan peribadatan saja. Kemudian dalam penelitian ini kami
81
menemukan dua pandangan bahwa agama dalam hal ini Agama sebagai
suatu ajaran dan Agama sebagai suatu ideologi (pemahaman) . Penulis
lebih sepakat bahwa penelitian ini dibawa dalam ranah ideologis karena
setiap penelitian harus bersifat empirik, sitematis dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Setiap ideologi dan agama pasti memiliki pandangan dunia
(weltanchauung, worldview). Dalam kajian ini peneliti menggunakan
pengertian yang umum bahwa ideologi didefinisikan sebagai sistem
pemikiran dan keyakinan lain halnya ketika menggunakan ideologi dalam
artian khusus – didefinisikan sebagai sitem pemikiran yang membatasi
bentuk pemikiran manusia. Oleh karenana peneliti menggunakan
pengertian umum agar mengantisipasi akan adanya hal-hal bersifat
dogamatis dan normatif saja. Dalam artian demikian bahwa agama bisa
dijadikan sebagai sanduran ideologi dalam arti pemahaman sepanjang hal
ini dapat dibuktikan, sistematis, dan rasional (bebas tidak terikat pada
tradisi ataupun dogma). Pendekatan ini berusaha meneliti dan mengkaji
dengan pendekatan dakwah sebagai suatu ajakan yang massif, emosional,
semangat kemajuan ummat.
“Begini kalo di Koperasi ini karena sistemnya adalah
kebersamaan. Dan bersama ini dasarnya sama-sama sadar akan
lingkungan, tetangga, dan masyarakat yang ada disekitar - sama-
sama kita melakukan pemberdayaan lingkungan dalam hal-hal
yang kecil. Disisi lainnya kalo melihat dalam misi terbentuknya
koperasi ini adalah menanamkan nilai-nilai kesalehan lingkungan
dengan nilai-nilai yang IMTAQ (iman dan Taqwa). Misalnya
adalah memberikan penyuluhan dan pemahaman dalam
masyarakat prihal cara memilih dan mengurai sampah dengan
baik, adapula kegiatan lainnya adalah mengumpulkan masyarakat
dengan gotong royong dan sosialisasi pemuda-pemuda masjid
82
agar peduli dengan lingkungan dengan cara menempelkan poster-
poster hati-hati demam berdarah.” 1
Dakwah ecodevelopment dalam penelitian ini dimaksudkan bahwa
dakwah sebagai spirit dari pada gerakan reaksional masyarakat terhadap
permasalahan pemberdayaan ekologi. Islam menegaskan tiga kesadaran;
kesadaran ontologis, kesadaran historis dan kesadaran aksiologis. Menurut
sebuah riwayat, tiga kesadaran inilah yang dianggap mengundang rahmat
Tuhan. Kesadaran ontologis ini memaparkan bahwa manusia adalah
bagian integral dari alam seperti yang tertulis dalam surah Al-Hajj Ayat 5
seperti :
من البعث فإنا خلقناكم من تراب ثم من نطفة ثم من يا أيها الناس إن كنتم في ريب
علقة ثم من مضغة مخلقة وغير مخلقة لنبين لكم ونقر في األرحام ما نشاء إلى
ى ثم نخرجكم طفال ثم كم ومنكم من يتوفى ومنكم من يرد إلى أجل مسم لتبلغوا أشد
اء أرذل العمر لكيال يعلم من بعد علم شيئا وترى األرض هامدة فإذا أنزلنا عليها الم
ت وربت وأنبتت من كل ز (٥وج بهيج )اهتز
5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami
telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-
angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu
ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui
lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di
atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
1 Wawancara Pribadi Pak Abdul Wahid. Pamulang. 20 Agustus 2016
83
Manusia bagian yang integral dari alam melihat secara mendalam
(ontologis /hakikat) bahwa struktur manusia dan lingkungan telah
mengalami evolusi. Begitu pula didalam Koperasi MAESTRO setelah
diadakan identifikasi dan kemudian dianalisis dari berbagai masalah -
menghasilkan bahwa masyarakat lingkungan mengklasifikasikan evolusi
manusia dan lingkungan dalam tiga tahap. Yaitu ekosentris dan
antroposentris dan pendekatan da’wah sebagai pemberdayaan.
Ekosentris ini menjelaskan bahwa struktur masyarakat sebelum
terbentuk dan melembaga dalam tatanan Koperasi MAESTRO mengalami
proses determinisme. Proses determinisme ini berkeyakinan bahwa
lingkungan fisik dapat memainkan peran dominan sebagai pembentuk
utama prilaku manusia baik kepribadian, moral, politik, pemerinahan,
budaya, fisik dan agama.2 Pemahaman serupa diungkapkan oleh Pak
Abdul Wahid seperti berikut:
“setau saya pendirian koperasi ini awalnya merupakan suatu
kesadaran yang holistic antara manusia dan lingkungan.
Penerapan nilai koperasi MAESTRO kepada anggotanya lebih
dari pada Koperasi biasa disebabkan koperasi ini menamakan
sikap toleransi alam bahwa alam pun makhluk hidup – manusia
yang memiliki 4 unsur dalamnya harus bertoleran
(tasamuh)kepada alam kalau 4 unsur tersebut ingin terpenuhi (api,
bumi, air dan udara sebagai pemompa darah)”3
Dilihat dari segi antroposentrisnya interaksi merupakan hal yang
tidak dapat dipungkiri dalam perkembangan lembaga Koperasi
MAESTRO tersebut. Interaksi sebagai proses kebudayaan masyarakat
telah luar biasa menciptakan kesadaran yang menyeluruh di masyarakat
2Mujiono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Prespektif Al-
Qur’an.(Jakarta:Paramadina,2001).- h. 12 3Wawancara Pribadi Pak Abdul Wahid. Pamulang. 20 Agustus 2016
84
yang berada di daerah perkotaan. Dengan demikian hal tersebut disebut
oleh Mujiono sebagai bentuk ekologi budaya (the culture ecology).
Pandangan ini dalam prakteknya di dalam koperasi MAESTRO adalah
lingkungan dan kebudayaan yang terbentuk akibat adanya suatu interaksi,
bukanlah dua hal yang terpisah melainkan merupkan adonan yang
diperoses melalui dialektika yang disebut sebagai umpan balik atau proses
timbal balik. 4
Disisi lainnya pendekatan dakwah merupakan hal terpenting dalam
penelitian ini. Karena tidaklah menjadi represntatif beberapa kajian
ekologi yang menafikan akan masuknya agama dalam suatu tatanan
masyarakat. Sebab, disatu sisi ajaran agama memang dipengaruhi oleh
lingkungan, disisi lainnya agama dalam hal ini pendekatan dakwah
berpeluang dalam mempengaruhi lingkungan. Pendekatan dakwah dapat
dijadikan manusia menjadi ramah akan lingkungan inilah yang menjadi
menarik dalam kajian ini. Pengamatan peneliti menjelaskan bahwa ada
hubungannya pendekatan dakwah sebagai spirit kepemilikian yang sah
dalam menjaga alam dengan lingkungan sebagai wadahnya dapat menjadi
suatu kesatuan yang integral. Yang demikian menjadikan agama
mengalami tranformasi nilai dalam masyarakat sebagai nilai-nilai yang
harus dijaga sebagai bentuk etika dalam lingkungan. Sebagai pemeluknya
taat terhadap ajaran tersebut adalah sebuah keharusan sebagai bentuk
menjaga kearifan lingkungan dan ramah terhadap alam.
4Mujiono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Prespektif Al-Qur’an. h. 14
85
Kedekatan manusia dengan alam sebenarnya sudah dahulu tercatat
sejak dahulu seperti dalam surat al- An’am ayat 38 berikut:
طنا في وما من دابة في األرض وال طائر يطير بجناحيه إال أمم أمثالكم ما فر
(٣٨الكتاب من شيء ثم إلى ربهم يحشرون )
“38. dan Tiadalah binatang-binatang (flora) yang ada di bumi
dan burung-burung yang terbang (fauna) dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan
sesuatupun dalam Al-Kitab[4725], kemudian kepada Tuhanlah
mereka (semua komunitas) dihimpunkan.”
Pesan yang terkandung didalamnya memiliki arti bahwa semua
yang ada di muka bumi ini baik itu berbentuk flora dan fauna merupakan
bagian dari ekosistem. Dan sesungguhnya manusia adalah bagian dari
ekosistem bahkan merupakan saudara dalam lingkunp komunitas
tersebut. Dengan demikian dapat diartikan dengan tegas bahwa manusia
bukanlah milik lingkungan dan lingkungan juga bukan milik manusia.
Oleh karena itu manusia merupakan bagian integral dari ekosistem.
Manusia merupakan sodara ekologis dari lingkungan dalam
ekosistem.oleh sebab demikian manusia dan lingkungan merupakan satu
kesatuan ekologis sebagai karya cipta Illahi Rabbi yang memiliki
interdepensi dan interkorelasi cukup ketat.6
Pemberdayaan dengan pendekatan dakwah lingkungan dalam arti
luas memang terlihat sangat amat jarang. Oleh karenanya menjadikan
5[472]Sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti
bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. dan ada
pula yang menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu telah ada pokok-
pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan
manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.
6Mujiono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Prespektif Al-Qur’an. h.154
86
Koperasi ini menjadi khas dimata peneliti. Sebagaimana peneliti
menghimpunnya dalam data sekunder dan observasi lapangan.
“Sebenarnya sudah cocok meneliti di Koperasi disini karena
semua basis disini yang melatar belakangi pendiriannya adalah
pemberdayaan – karena pemberdayaan masyarakat merupakan
proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar
mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi
pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk
mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang. Disamping
itu de sebelumnya wilayah ini merupakan wilayah yang kurang
dibenahi dalam kebersihannya dan tata llingkungannya, maka
dalam Rukun Tetangga (RT) kami memulainya dengan kesadaran
masyarakat akan lingkungan.”7
Tahapan dakwah pemberdayaan ekologi (ecodevelopment) ini
diteliti berasarkan berdasarkan kajian pengembangan keilmuan dalam
pengembangan masyarakat Islam yang dituliskan oleh Nanih
Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei serta buku seri disertasi Mujiono
Abdillah Agama Ramah Lingkungan perspektif Al-Qur’an. Kajian
fenomenologi jenis penelitian fact finding (mengungkapkan fakta) ingin
mencoba mengungkapkan realitas yang terjadi dalam koperasi MAESTRO
2012. Dari beberapa tahapan yang ditemukan ada hal-hal yang berbeda
seperti yang dikatakan oleh Nanih – tahapan pengembangan masyarakat
Islam terbagi menjadi 3 yakni takwin (pembentukan masyarakat Islam),
tanzim (pembinaan dan penataan), dan taudi (keterlepasan dan
kemandirian) sedangkan, didalam koperasi MAESTRO dari pembinaan
dan penataan masyarakat (tanzim) terlebih dahulu dilakukan kemudian
membentuk mayarakat sebagai pribadi muslim yang berbasis ekologi
(takwin) setelah itu kemandirian menjadi bahan evaluasi koperasi (taudi).
7Wawancara Pribadi H. Adang Rukhiyat. Pamulang. 15 Juli 2016.
87
“Pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk
memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu
menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama
dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai
suatu keberlanjutan dalam jangka panjang.dan pastinya juga ada
proses dan tahapannya. Tahapan dalam lembaga Koperasi
MAESTRO 2012 ada 3 sebenarnya yaitu penataan, pembentukan
dan kemandirian dengan sistem kordinasi dan evaluasi.” 8
Konsep pembentukan masyarakat berbasiskan lingkungan merupakan
konsep idaman yang dibawa dahulu sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Tahapan merupakan suatu gambaran determinisme (penyatuan manusia
dan lingkungan) dimana seluruh aspek budaya, dan prilaku manusia
dipengeruhi oleh lingkungan. Seperti hal Inggris merupakan bangsa pelaut
disebabkan hidup disekeliling laut, Bangsa Arab adalah bangsa penganut
agama monoteisme, sebab mereka hidup digurun sahara yang ganas dan
keras sehingga mereka mengenal Tuhan Tunggal, Tauhid. Tahapan
demikian diperoleh guna untuk melihat suatu keadaan serta
menganisisinya berdasarkan fakta-fakta yang terjadi.
1. Tanzim (Pembinaan dan Penataan)
Dakwah pemberdayaan masyarakat memiliki sifat aktif,
parsitipatif dan memiliki asas keberlangsungan. Dengan hal
tersebutlah memandang bahwa dakwah merupakan aspek penting
dalam perkembangan Koperasi MAESTRO 2012. Tanzim memiliki
arti sebagai pembinaan dan penataan. Begitu pula dalam koperasi
MAESTRO tahapan yang pertama kali dilakukan dalam
pembentukan sebuah lembaga melalui penataan masyarakat dan
membinanya kedalam visi dan misi organisasi.
8 Wawancara Aw. Aminudin Hadi. Pamulang. 23 Agustus 2016
88
“Sebenarnya konsep pembinaan yang kami lakukan tidaklah
terlepas visi yang sudah menjadi standar operasional
koperasi MAESTRO yakni menjadikan masyarakat agar leih
empati, Sehat Sejahtera, Terampil, Religius dan Optimis Take
Off Tahun 2012.”9
Pendapat yang disampaikan oleh salah satu presidium tersebut
menjelaskan bahwa membina suatu masyarakat merupakan suatu
hal yang membutuhkan proses yang panjang dari penyautuan visi
menjadi motor penggerak organisasi yang kemudian
diinternalisasikan dalam kehidupan anggota yang berada di dalam
koperasi MAESTRO.
Dalam hal praktiknya tanzim (pembinaan/penataan) yang
dilakukan oleh koperasi MAESTRO sesuai dengan peranan dakwah
islamiyah bahwa dakwah dalam artian ajakan emosional menjadi
pusat atau sentral setiap perubahan sosial (tranformasi masyarakat),
dan ia mengarahkan serta memberikan alternatif padanya, ia
memanfaatkan budaya yang ada dan memolesnya dengan yang
Islami.10
Desa Bakti Jaya terletak didaerah di kecamatan setu merupakan
desa yang termasuk desa yang berbatasan dengan Bogor dan
Tangerang Selatan ± 5 kilo dari tempat penelitian ini. Pada awalnya
daerah ini sebanding atau setara dengan daerah yang lainnya dan
tidak ada kemajuan yang khas dari pada penelitian dakwah
ecodevelopment. Sehingga di suatu ketika bertemu dengan stimulus
awal dengan H. Adang Rukhiyat yang merupakan majister
9 Wawancara pribadi A.W. Aminudin Hadi
10Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah. (Jakarta: Amzah,2009), h.225
89
pendidikan yang menjelaskan sekelumit permasalah yang ada
didalam masyarakat. Beliau begitu bersimpati pada kondisi
masyarakat yang individualistis dan bersikeras agar masyarakat
dapat memberdayakan dirinya dengan pendekatan lingkungan.
Berdasarkan data yang dihimpun dalam lapangan bahwa
terjadinya tahapan pembinaan dan penataan masyarakat terbagi
menjadi 2 fase yakni:
a. Internalisasi
Fase perkembangan masyarakat yang tinggal pra
terbentuknya lembaga koperasi MAESTRO, masyarakat
dimana mereka tinggal di wilayah lingkungan Rw.03 -
mereka merupakan tipe masyarakat perkotaan dimana
tingginya tingkat apatismenya tinggi dan terlihat lebih
individualistis. Konsep pemberdayaan ekologi
(ecodevelopment) merupakan salah satu yang menjadikan
koperasi ini diminati oleh banyak orang telah terbukti dengan
sampai hari ini sampai 1026 orang dan kebanyakan dari
komplek disini namun ada juga yang berasal dari luar
wilayah sini. ada juga anggota yang dari Tasik, Banten,
Bogor, Depok bahkan sudah mencapai skala Nasional.
Dalam proses pembentukan masyarakat yang sesuai
dengan konsep ekologi yang berbasiskan pendekatan dakwah
dibutuhkan internalisasi sebagai penanaman nilai (value)
dalam masyarakat terhadap suatu ajaran, doktrin, sehingga
90
merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin
atau nilai yg diwujudkan dl sikap dan perilaku.
Ada 3 Faktor endogen kami temukan dalam lapangan
sebagai internalisasi nilai dalam koperasi tersebut - karena
pada dasarnya pemerdayaan atau empowerment tidak ada
berjalan selaras dengan lingkungan (environment) apabila
konsep 3 tersebut tidak berjalan dengan beriringan. Pertama,
kemauan (Al-iradah) sebagai motivasi memberdayakan diri
sendiri merupakan hal terpenting dalam pemberdayaan
karena sebaik dan sebagus apapun dorongan dari lembaga
tidak dapat menyentuh hal pribadi kecuali diri sendirilah
yang dapat menentukan. Sesuai dengan perkatan A.w
Aminudin bahwa
“ada hal penting dalam melakukan suatu pembinaan
dalam masyarakat yaitu faktor kemauan, setinggi apapun
lembaga memberikan motivasi kepada seseorang tapi
kalo oranynya tersebut tidak memiliki peminatan yah
sama saja percuma”11
Selaras konsep pemberdayaan yang tertera dalam Al-
Qur’an bahwa kemampuan dan keberdayaan merupakan
faktor pribadi yang selalu tertanam dalam setiap manusia
agar terhindar dari kejumudan yang menjerumuskan kepada
kemiskinan. Seperti dalil dalam surah Ar-Ra’d ayat 11 dalil
tersebut menjadi rujukan atas pentingnya kesadaran motivasi
pribadi akan peningkatan kualitas umat Muslim.
11
Wawancara Pribadi A.W Aminudin.
91
Artinya : “bagi manusia ada malaikat-malaikat
yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah12
.
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan/nasib
sesuatu kaum sehingga mereka mau merobah keadaan
mereka. sendiri. dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Dia.”
Kedua, pemahaman (Al-Fahmu) merupakan kerangka
konseptual dalam permberdayaan yang tidak bisa dipisahkan
dalam sejarah perkembangan masyarakat (social historis) di
desa bakti jaya. Bi’ah al-hudriy (kehadiran lingkungan) yang
diterapkan oleh koperasi MAESTRO dalam memberikan
pemahaman bahwa masyarakat adalah bagian episentrum
dalam lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh pak abdul
Wahid bahwa;
“Alam dan manusia memiliki hak dan status yang sama –
jikalau kalian mau memahami alam pahamilah diri kalian
sebagai episentrum alam. Begitupun dalam koperasi
MAESTRO itu sendiri pemahaman akan hal demikian
menjadi suatu hal yang wajib seperti kegiatan yang telah
dilakukan sosialisasi dan seminar pentingnya menjaga
lingkungan agar terhindar dari penyakit DBD, kerjabakti
12
Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan
ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat
ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
92
warga, penanaman pohon sekitar, membuat plang-plang
dilarang membuag sampah sembarangan.” 13
Pemahaman yang disampaikan dengan jelas bahwa
hubungan manusia disini adalah masyarakat dan lingkungan
merupakan sodara satu ekosistem. Dengan demikian
keterhubungan yang dimaksudkan manusia dan lingkungan
merupakan sodara satu ekositem merupakan analisa yang
komperhensif dari pada meta-sosial-sistem. Dimana meta-
sosial-sistem ini dirumuskan berdasarkan ekoreligi Islam.
Pendekatan ekoreligi Islam merupakan perpaduan antara
pendekatan ekologis dan pendekatan religius Islam. Secara
internal meta-sosial-sistem ini berpeluang untuk dijadikan
pemandu kehidupan berwawasan lingkungan bagi masyarakat
Islam. Rumusan MSS ini terdiri dari dua bagian hakikat
manusia dan niche ekologis manusia.14
Oleh karenanya meta social system ini menjadikan manusia
sejajar (berdampingan) dengan lingkungan. Hal demikian
terbukti dalam perspektif Islam itu sendiri konsep manusia
dan lingkungan diperkenalkan dengan beragam term.
Termasuk term seluruh spesies, al-alamin, ruang waktu, al-
sama, al-ardl, dan al-bi’ah. Secara kuantitas kata al-alamin
disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 71 kali baik itu dalam
bentuk frasa, idhafiyah, atau gabungan kata, syibhul al-
13
Wawancara pribadi dengan pak Abdul Wahid 14
Mujiono Abdillah, Agama Ramah lingkungan perspektif Al-Qur’an, h. 171
93
jumlah. Al-Alamin yang memiliki konotasi seluruh spesies
terdiri atas 46 kata. Dengan rincian berupa frasa possesif
sejumlah 41 buah, seluruhnya adalah frasa rabbun al-alamin
dan berupa kata depan sebanyak 5 kata.15
Ketiga, Saling tolong menolong (ta’awun). Pada tahapan
pembinaan ini suatu proses tolong menolong sangat
dibutuhkan dalam suatu lembaga untuk mencapai tujuan
bersama. Karena sejatinya koperasi apapun itu mempunyai
tujuan yang sama bersama-sama menjadikan masyarakat agar
berdaya dalam bidang ekonomi. Ta’awun dalam tahapan
takwin (pembinaan masyarakat) secara sederhana disini
memiliki arti saling tolong menolong dalam kebaikan untuk
kemaslahatan bersama. Melihat sosio historis tujuan dari
pada terbentuknya koperasi MAESTRO itu sendiri adalah
sebuah kesadaran akan dampak moderenisasi yang terjadi di
lingkungan desa Bakti Jaya itu sendiri.
Moderenisasi merupakan hasil dari evolusi
masyarakat yang awalnya memegang kuat paham
tradisional mereka seperti saling kenal mengenal satu
dengan yang lainya, saling tolong menolong, gotong
royong, dan lain sebagainya. Kemudian secara
sistematis berubah dengan arus media yang secara
global menggambarkan pola-pola westernisasi dan
kemudian diadopsi oleh masyarakat di Indonesia hal
tersebut adalah sebuah proses moderenisasi.16
Dalam pandangan tersebutlah kiranya proses tolong
menolong dalam mencapai tujuan bersama itu perlu dan
15
Mujiono Abdillah, Agama Ramah lingkungan perspektif Al-Qur’an, h. 34 16
Norman Long. Sosiologi Pembangunan Pedesaan. (Jakarta: Bina Aksara. 1987) . h. 12
94
penting untuk dilakukan. Ada dua tujuan sebenarnya yang
kami dapati dalam perolehan data lapangan terkait proses
ta’awun dalam pembinaan dan penataan masyarakat.
Salah satunya adalah (pertama) untuk memperkuat
basis komunitas masyarakat awal pembentukan
lembaga MAESTRO 2012 ini, pendekatan dakwah
Islam sangat memerlukan organisasi atau
kelembagaan yang merespresentasikan ukhuwah
islamiyah (integritas jumaah Muslim). Yang lainya
(kedua) adalah alat untuk mempertahankan bangunan
inti umat Islam yang berfungsi membina dan
mengembangkan masyarakat di wilayah Rw.03 ini.17
b. Ekternalisasi
Secara sengaja proses penelitian dalam koperasi
MAESTRO menggunakan pendekatan yang filosofis supaya
dalam penggambaran atas realitas terjadi dalam hal ini
terlihat radikal (mendalam) sehingga makna-makna simbol
dari pada terbentuknya lembaga bisa diartikan dan dipahami
dengan cermat dan baik.
Proses pembinaan dan pembentukan masyarakat tidak
hanya terlepas pada aspek individu dalam hal ini adalah
faktor endogen saja seperti motivasi pribadi, saling adanya
penguatan dalam diri dan lain sebagainya. Namun disisi
lainnya bisa juga kita temukan faktor luar dari pada tahapan
ini adalah faktor eksogennya.
Faktor eksogen dalam penelitian ini diartikan sebagai faktor
yang terjadi dari luar dari pada lembaga koperasi itu sendiri.
17
Wawancara Pribadi pak A.w Aminudin.
95
Pada dasarnya dalam pembinaan masyarakat yang terjadi
dalam lingkupan koperasi MAESTRO ini merupakan hasil
adanya suatu hubungan yang fungsional antara manusia dan
alam itu sendiri dengan dibantu dengan adanya sinergitas
nilai agama didalamnya.
Memang pada awalnya membahas yang demikian ini agak
sedikit sulit namun menarik jika sudah tercebur dalam
dialetik pengetahuan ekologi dan agama menjadi satu.
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan di
lembaga terdapat 3 faktor internalisasi dalam pembinaan
(tanzim) yang dilakukan oleh koperasi MAESTRO yaitu:
1. Potensi Rasional (al-Quwah al-Aqli)
Melihat dalam situasi Kopearsi MAESTRO
Tangerang Selatan ini yang cenderung bahkan hampir
mendekati kategori kota industri dengan berbagai macam
industrialiasi dijalankan tentunya dalam hal ini masuk
ranah kategori perkotaan. Dimana rasionalitas tentunya
menjadikan term utama dalam penelitian ini. Maksud
dalam potensi ini adalah bahwa potensi rasional
ditemukan dalam pembinaan ini (tanzim) adalah manusia
yang dilebihkan dalam hal akal mampu memahami
hukum alam dengan sunnah lingkungan, sehingga
manusia dapat mampu mampu menguasai dan
96
mengoptimalkan alam sebagai kebutuhan maslahat
bersama.
Menggunakan istilah Rene Descrates bahwa
manusia adalah makhluk rasional. Eksistensi manusia
ditentukan oleh kemampuan daya berfikirnya. Dengan
tegas ia menyatakan perkataannya bahwa manusia ada
karena ia berfikir.18
Dengan akal budinya manusia dapat berkembang
secara dinamik dengan akal budinya manusia
memiliki kesadaran diri. Kesadaran diri, punya mau
dan ingin tahu, menjadi modal dasar bagi manusia
berkembang menjadi dinamik menjadi manusia
berbudaya.19
Dengan demikian kaitannya dalam dakwah
ecedeveopment ini sepakat berkeyakinan bahwa manusia
merupakan makhluk yang memiliki potensi rasional yang
tinggi. Islam cukup serius dalam memperhatikan
eksistensi dan ekplorasi intelektual manusia salah satunya
dalam proses dinamika kehidupan manusia dalam surah
al-Baqarah ayat 32, dan al-Mulk ayat 10:
Artinya :
“mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang
Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
18
Muji Sutrisno, Para filisof penggerak Dunia, (Jakarta: Driyarkara Press,1990),h.78. 19
Mujiono Abdillah, Agama Ramah lingkungan perspektif Al-Qur’an, h.78
97
kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]20
."
(Q.s al-Baqarah : 32)
artin
ya: “dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan
atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah Kami
Termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-
nyala". (Q.S al- Mulk; 10)
Berdasarkan ayat tersebut melihat realitas yang ada
dalam koperasi MAESTRO bahwa yang tampak dalam
perubahannya adalah bentuk perubahan karakteristik dan
prilaku masyarakat yang semakin empati dan peduli
terhadap lingkungannya.
2. Potensi Moral (al-Quwah al-Khuluqi)
Selain manusia sebagai pemilik potensi rasional,
manusia juga memiliki potensi moral. Dua potensi ini
bagaikan dua sisi mata uang, satu sisi dari potensi
ruhaniyah manusia adalah sisi moral dan sisi yang lain
sisi rasional.
Dua sisi ini sebenarnya menggambarkan satu
entensitas eksistensi diri manusia. Potensi rasional
bekerja dengan otak yang ada dikepala dengan
mengembangkan nalar logisnya.Sedangkan, potensi
20
Sebenarnya terjemahan hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti hakim Ialah:
yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat,
guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir
mendekati arti Hakim.
98
moral bekerja dengan hati yang ada didalam dada dengan
mengembangkan suara hati dan nurani.
Dalam pengembangan koperasi MAESTRO ikatan yang
terjadi bukan hanya saja dengan rasional akan tetapi juga
dengan dogma spiritual.
“Artinya adalah pengembangan koperasi ini
memang benar mengandalkan teknologi sebagai
bentuk peluang dalam pemberdayaan, akan tetapi
juga akan tetapi juga koperasi juga harus seimbang
dalam menggunakan teknologi dan interaksinya
karena sebagus apapun teknologi yang digunakan
akan hambar tanpa adanya sebuah pertemuan
didalamnya (interaksi) misalnya dalam RAT (rapat
anggota tahunan). Karena dengan adanya sebuah
pertemuan akan menghasilakan emosinal yang kuat
secara alamiah yang nantinya akan menjadi akhlak
secara pribadi maupun sesamanya”21
Pemahaman demikian yang terjadi didalamnya
peneliti berusaha mengupasnya secara subtansi bahwa
dalam Islam prinsip moralitas bukan hanya sekedar
sebagai realitas yang terdapat pada kehidupan manusia,
melainkan merupakan salah satu karakteristik manusia.
Oleh karenanya manusia disebut sebagai makhluk
moral karena manusia memiliki 4 unsur dasar moralitas
yaitu suara hati, kepribadian, kebebasan, dan bertanggung
jawab.22
Dengan ungkapan lain, manusia merupakan
makhluk bersuara hati, makhluk berkepribadian, makhluk
berkepribadian, makhluk berkebebasan, dan makhluk
21
Wawancara pak A.w Aminudin 22
P.Leenhouwers, Manusia Dalam Lingkungannya, Terj.K.j Veeger. M.A. (Jakarta:Gramedia,
1998).h.62
99
bertanggung jawab. Empat unsur tersebut merupakan
suatu kesatuan utuh dalam diri manusia sehingga,
berkurangnya satu darinya akan mengurangi bahkan
menghilangkan hakikat manusia dan kemanusiaannya.
Al-Qur’an memperkenalkan manusia sebagai
makhluk bermoral dengan menggunakan berbagai term
yaitu term. Suara hati nurani yaitu sebagai qalb dan fuad,
tanggung jawab sebagai lubb dan kebebasan atau
kesadaran diri sebagai as-sadr.23
3. Potensi religius (al-Quwah al-dini)
Melihat realitas yang terjadi bahwa Posisi manusia
selain disebut sebagai makhluk yang berakal manusia
juga disebut sebagai makhluk beragama (human religion)
karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang
lemah dan membutuhkan bantuan. Manusia disebut
sebagai makluk spiritual karena walaupun manusia
merupakan makhluk materi, tetapi ia merupakan makluk
yang memiliki kemampuan berhubungan secara
ruhaniyah dengan Allah SWT yang immateri.
“Hubungan spiritual antara manusia dengan Tuhan
merupakan realitas makhluk beragama. Inti
keberagamaan manusia adalah pengakuan bahwa
Allah itu benar-benar ada dan Allah itu dipercaya
sebagai Sang Hyang Adhi Kodrati.” 24
23
Mujiono Abdillah, Agama Ramah lingkungan perspektif Al-Qur’an, h.189 24
Mujiono Abdillah, Agama Ramah lingkungan perspektif Al-Qur’an, h.200
100
Ungkapan demikian dengan lugas dinyatakan
bahwa manusia secara naluriyah dan nalariyah memiliki
potensi spiritual. Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surah
al-Rum ayat 30 :
Artinya :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada
agama Allah yang universal; (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu
(kecenderungan naluriahnya). tidak ada peubahan pada
fitrah Allah.25
(Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Q.s Surah ar-
Rum :30)
Demikian pendiri koperasi MAESTRO dengan
sangat lugas menyatakan bahwa dengan tujuan utamanya
dalam visinya menjelaskan bahwa mereka (pendiri) ingin
merubah pemikiran masyarakat melalui tahapan
pembinaan ini (takwin) menjadikan Masyarakat Aman,
Empati, Sehat Sejahtera, Terampil, Religius dan Optimis.
Dengan cara-cara seperti :
1. Mengakomodasi kepentingan /kebutuhan/
kebersamaan dan kepedulian masyarakat beserta
25
Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri
beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah
wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
101
lingkungan. Dan Meningkatkan peran masjid dan
memakmurkannya.
2. Membina masyarakat berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945 menuju masyarakat madani (Civil
Society) yang senantiasa mengutamakan IMTAQ
serta mengikuti perkembangan IPTEK.
2. Takwin (Pembentukan)
Selepas tahapan pembinaan (tanzim) dalam hal ini disebut
sebagai tanzim, tahapan selanjutnya adalah tahapan pembentukan
(takwin). Tahapan ini sebenarnnya bertujuan sebagai alat barometer
pengukur dari pada pengembangan koperasi itu sendiri setelah
meletakan dasar-dasar nilai kemudian pengembangan dan
pengelolaan sangat dibutuhkan.
Dalam proses pementukan (takwin) yang dilakukan oleh
koperasi MAESTRO terbagi menjadi 2 hal sktruktural dan kultural.
Seperi yang dikatakan oleh pak A.w Aminudin yaitu:
“Berkaitan dengan proses pembentukan disini kam
kategorikan menjadi 2 hal yakni berkaitan dengan skturktural
yang lainnya adalah kultural.26
”
Secara struktural, pembentukan yang dilakukan oleh Koperasi
MAESTRO melalui tahapan identifikasi dengan melihat kebutuhan
apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, kemudian dilanjutkan
dengan tahapan assesement yang nantinya akan menghasilkan
kebijakan berupa program yang layak bagi masyarakat, setelahnya
26
Wawancara Pribadi pak A.w Aminudin Hadi.
102
adalah berupa pengimplemetasian nilai dalam ranah lingkup
masyarakat dari program pemberdayaan itu sendiri.
“Dalam pelaksanaan identifikasi ada hal-hal yang kira-kira
perlu diberdayakan dalam bidang Kerajinan dan Industri Kecil,
Industri Sedang dan Besar, Jasa dan Perdagangan.”27
Dalam pandangan tersebut selaras dengan apa yang disampaikan
oleh Isbandi Rukminto Adi tentang “Tahapan Model Intervensi
Pengembangan Masyarakat” dimana dalam tersebut menegaskan
bahwa tahapan persiapan hingga assesement digunakan guna
memberikan formulasi aksi bagaimana masyarakat berubah secara
proses - baik itu dari perencanaan alternatif program, hingga
evaluasi sampai terminasi.28
Dalam pandangan analisis peneliti bahwa tahapan pembentukan
karakteristik ini, selain dilakukan dengan adanya sebuah identifikasi
kebutuhan hingga assesement. Kemudian koperasi MAESTRO pun
turut andil dalam melakukan pelatihan fasilitator guna menjadikan
anggota Koperasi MAESTRO sigap dan aktif terhadap
permasalahan sosial dan lingkungan dan menjadikan masyarakat
common base penerus syiar dakwah lingkungan didaerah masing-
masing sebagai bentuk jaringan dalam menjaga nilai-nilai
keberlangssungan masyarakat.
“Dari segi pembentukan dan pengembangan, kami pun dari
Koperasi MAESTRO berusaha melatih anggota agar menjadi
fasilitator yang handal guna bermanfaat nantinya
dilingkungannya.dan kami pun ikut menjadi wirausahawan
27
Wawancara Pribadi pak A.w Aminudin Hadi. 28
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunikasi & Pengembangan Masyarakat: Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Edisi Revisi. (Jakarta: PT. Rajagrafndo Persada, 2012), h. 180
103
yang bertalenta dan peduli terhadap lingkungan sekitar dan
kami pun turut bermitra dengan UMKM sekitar guna mencapai
tujuan kami Take of Tahun 2012.” 29
Pandangan tersebut menjelaskan bahwa data sekunder yang
didapatkan dalam wawancara ada tujuan secara struktural yang
ingin dicapai oleh koperasi MAESTRO tersebut yaitu pertama,
ingin membentuk masyarakat yang berada di desa Bakti Jaya
Kecamatan Setu Pamulang menjadi masyarakat dengan karakter
wirausaha yang tinggi dengan adanya banyak pelatihan didalamnya.
Kedua, Koperasi MAESTRO berusaha membentuk pendidikan yang
berkarakteristik lingkungan peduli terhadap lingkungan dan ketiga,
berusaha membumikan syiar dakwah lingkungan di wilayah
masyarakat sesuai dengan visi Koperasi didirikan.
Secara kultural, dampak dari timbal balik komunikasi dan
interaksi dalam koperasi menimbulkan suasana yang hangat dan
membuat masyarakat sekitar nyaman berada disana. Aspek kultural
dalam hal ini interaksi yang terjalin didalamnya dapat membentuk
pondasi masyarakat yang kuat. Dalam interaksi inilah kiranya
membuat masyarakat menjadi kuat ditambah dengan nilai-nilai yang
tertanam didalam koperasi tersebut tidaklah bertentangan dengan
nilai Islam dan lingkungan. Secara de facto hal ini yang disebut
sebagai kesadaran kolektif seperti yang dikatakan oleh Durkheim
bahwa adanya validitas normatif institusi dan nilai. Dimana dalam
hal ini koperasi MAESTRO telah dapat mempengaruhi tindakan
29
Wawancara Pribadi pak A.w Aminudin Hadi.
104
komunikatif masyarakat dimana tindakan tersebut menjadi hal-hal
yang bersifat moral dimana masyarakat harus menghargai dan
mematuhinya.
Ada 3 hal yang peneliti temukan didalam pengelolaan data
lapangan dan observasi terhadap tindakan komunikatif yang
dihasilkan oleh intraksi dan hubungan timbal balik dalam koperasi
yaitu;
a. Asimilasi – pada proses asimilasi ini menentukan dimana
seseorang dalam suatu lembaga (koperasi MAESTRO) dapat
menyesuaikan diri bahkan meleburkan sifat asli yg dimiliki
seseorang dengan sifat lingkungan sekitar. Misalnya pada
kunjungan peneliti pada 24 Agustus 2016 lalu pada kegiatan
pelatihan pembuatan batik di Daerah Tangerang Selatan dengan
peserta berkisar 80 peserta yang terhimpun peserta dari
beberapa lembaga dibawah naungan Dinas Koperasi dan
UMKM Tangerang Selatan. Peserta yang hadir dari Koperasi
MAESTRO yang dating kurang lebih 30 orang. dalam hal
penting dalam proses asimilasi dalam kegiatan ini adalah pola
kebersamaan dan interaksi dalam membuat tenunan batik
membuat psikologis seseorang menjadi terhormat karena
menjadi bagian delegasi koperasi MAESTRO sebagai reward
(penghargaan) atas aktifnya dalam koperasi.
105
Gambar.3
Pelatihan pembuatan Tenun Batik pada 24 Agustus 2016
b. Akulturasi – pada proses ini dimana percampuran dua
kebudayaan atau lebih yg saling bertemu dan saling
mempengaruhi. Kaitannya dalam hal ini dimana masyarakat
yang tinggal di wilayah Bakti Jaya merupakan wilayah
masyakat yang heterogen. Dengan keheterogenan masyarakat
yang berbeda-beda pencampuran kebudayaan dalam hal ini
mungkin dapat dilakukan. Koperasi memiliki peran dalam
menciptakan iklim kesadaran kolektif yang sinergis terhadap
lingkungan dan masyarakat. Beberapa hal seperti dengan
menciptakan keterlibatan dan pasrtisipasi masyarakat dalam
agenda-agenda yang ada didalam koperasi MAESTRO
merupakan hal-hal yang dilakukakan oleh lembaga Koperasi
tersebut.
“Biasanya koperasi MAESTRO dalam menciptakan iklim
keterlibatan dan partisipasi menggunakan pembagian
anggota secara proporsional sesuai dengan kapabilitas yang
dimiliki ada yang dibagi dalam ranah bidang koperasi da
nada pula yang dibagi dalam badan otonom yang dimiliki
106
Psikomotorik
Afektif
Kongnitif
oleh kopearsi misalnya diberikan mandat dalam MAESTRO
peduli, pkbm sahabat karib dan lain sebagainya”30
.
c. Enkulturasi – pada proses ini dimana pembudayaanlah yang
menjadi hal penting dalam proses menjadikan seorang anggota
terbiasa dengan kegiatan yang dilakukan lembaga bahkan
menjadi spirit (ghirah) kepada gerakan sosial kemasyarakatan.
Proses enkulturasi pembudayaan ini merupakan tahapan akhir
ketika proses asimilasi dan akulturasi terlaksana. Proses
pembentukan kultur dalam hal ini adalah pembudayaan
(enkulturasi) merupakan sebuah afirmasi pada nilai-nilai yang
posistif guna mengembangkan kopereasi MAESTRO
kedepannya.
“Tiga hal yang digambarkan oleh pak Abdul Wahid bahwa
kopearsi MAESTRO memiliki 3 hal dalam menjadi
masyarakat semangat dalam kegiatan rutin dalam koperasi
dan hingga berkembang sampai saat ini yaitu : perubahan
kongnitif (pengetahuan) yang berubah kepada tindakan dan
bisa merasa dalam hal ini peka dalam hal sosial (afektif) dan
sadar, empati dan trampil dalam mengatasi permasalahan
yang terjadi psikomotorik”.
Tabel. 11
Table (proses enkulturasi) yang digambarkan oleh Pak Wahid ketika di
wawancarai di Koperasi MAESTRO pada 20 Agustus 2016
30
Wawancara pribadi pak Abdul Wahid.
107
Pandangan yang kami dapat uraikan dari hal yang
disampaikan oleh pak wahid ini adalah bahwa aspek kongnitif
ini didapati dengan setiap kali perkumpulan baik itu bersifat
formal maupun informal terselip didalamnya itu motivasi dan
ajakan supaya senantiasa peka terhadap masalah sosial baik itu
dengan ajakannya dengan asas religi (dengan penjabaran tafsir
Al-Qur’an) maupun dengan pengalaman pribadi. Dan selalu
melihat para anggotanya disupuurt bahkan diberikan reward
untuk mengikuti diberbagai pertemuan di Tangerang Selatan.
Aspek afektifnya berupa kepekaan dalam ranah lingkungan
sosial dengan kegiatan misalnya dengan agenda penyuluhan
masyarakat prihal kesehatan lingkungan dan tata cara memilah
dan memilih sampah. Pada aspek psikomotorik adalah
keterbentukan kepibbadian sehingga yang timbul adalah cepat
tanggap terhadap permasalahan yang ada dilingkungan.
Gambar. 4
Suasana malam hari Koperasi MAESTRO dan diskusi terkait
pengembangan lembaga
108
3. Taudi (kemandirian/ keterlepasan)
Tahapan selanjutnya adalah tahapan kemandirian (taudi).
Kemandirian adalah tahapan selanjutnya setelah adanya pembinaan
(tanzim) dengan penekanan terhadap karakteristik pembangunan
lingkungan dengan nilai-nilai yang religi, kemudian dilanjutkan
dalam tahap pembetukan dengan penekanan terhadap
pengembangan fisik dan arah lembaga Koperasi MAESTRO itu
sendiri dan tahapan terkahir ditutup dengan tahapan pemandirian
atau ketelepasan.
Pada tahapan kemandirian ini presidium/ BPH melakukan hal-
hal yang bersifat kegiatan dalam organisasi berdasarkan garis besar
haluan organisasi (GBHO) sebagai bentuk proses kemandirian.
Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Wawan Budiwan selaku
sekertaris BPH/ presidium.
Sesuai dengan proses kemandirian bahwa koperasi
MAESTRO itu sendiri sesuai dengan pedoman
operasionalnya disana ada 3 yaitu garis konsulatif, garis
kordinatif dan garis instruktif. Garis konsulatif ditandai
dengan warna biru memiliki tujuan merencanakan,
memprogramkan, dan mengembangkan koperasi MAESTRO.
Garis kordinatif ditandai dengan warna kuning –memiliki
tujuan mengkonsultasikan hal-hal yang bersifat teknis. Garis
konsulatif ini hanya terbatas pada unit usaha simpan pinjam,
unit usaha mitra, unit usaha p3 (pertanian, perkebunan dan
perikanan), unit usaha mandiri. Dan yang lainnya ada juga
Garis instruktif – iya yang berwarna merah kereng. Oh iyah
yang merah ini juga membatasi setiap kegiatan yang
terbatasi pada rapat anggota sebagai hak kuasa penuh dari
suatu organisasi. Garis instruksi pula memberikan perintah
untuk mengembangkan koperasi dengan 4 unit usaha yang
109
tadi disebutin beserta anggota yang berada dalam data base
koperasi sendiri.31
Pandangan sekertaris tersebut menjelaskan bahwa pada tahapan
kemandirian ini haruslah disesuaikan dengan standar operasional
kegitan yang didasari oleh pedoman operasional Koperasi
MAESTRO 2012. Secara sosial historis bahwa adanya tuntunan
landasan pergerakan dalam hal ini adalah kopearsi memiliki
dampak yang positif. Landasan tersebut adalah sebagai bentuk
kedisiplinan yang mengatur, dan mengela dalam hal ini sebagai
manajerial dari koperasi itu sendiri dilain itu pula landasan tersebut
dapat dijadikan kepatuhan terhadap hukum – dimana hari ini
lembaga-lembaga yang harus berdiri haruslah berdasarkan legalitas
hukum agar meminimalisir dari pandangan negatif masyarakat. Dan
hal yang terakhir kaitannya dalam tahap kemandirian ini adalah
adanya landasan operasional dibentuk sebagai upaya pemberdayaan
masyarakat yang bersifat keberlanjutan (sustainable) guna
tumbuhnya kapasitas lokal untuk mengahasilkan perbaikan yang
bersifat mandiri.
Hal demikian sejalur dengan pendapat Soetomo dalam
pendekatan pemberdayaan, yang dibutuhkan adalah tumbuhnya
kapasitas lokal untuk mengahasilkan perbaikan yang bersifat
mandiri. Sukses program tidak diukur dari sudut organisasi
penyelenggara tetapi pada kesinambungan manfaat program bagi
31
Wawancara pribadi Wawan Budiwan. Pamulang. 30 Agustus 2016
110
masyarakat baik pada saat pelaksanaannya maupun terutama setelah
program berakhir.32
Lebih lanjut, menurut Soetomo seperti yang dikutip dari
Muhtadi dan Tantan berpendapat bahwa kunci pertama dari
keberhasilan program pemberdayaan adalah apa bila dapat
mendorong lahirnya aktivitas lokal atau kegiatan-kegiatan di
masyatakat.33
Gambar. 5
Rapat Anggota Tahuan (RAT) sebagai garis intruksi Koperasi MAESTRO
Yang di paling kiri adalah Dr.H. Adang Rukhiyat, M.Pd diurutan ketiga
adalah pak A.w Aminudin Hadi
B. Strategi Pemberdayaan Koperasi MAESTRO
Pada bagian ini membahas strategi pemberdayaan yang dilakukan
oleh Koperasi MAESTRO yan dilakukan di wilayah Desa Bakti Jaya.
Strategi yang digunakan oleh koperasi MAESTRO dalam penelitian ini
memakai strategi yang digunakan Tjahya Supriyatna dalam buku “Strategi
32
Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyatakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2013),
h. 198 33
Muhtadi dan Tantan, Manajamen Pengembangan Masyarakat Islam (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2013), h. 49
111
Pembangunan dan Kemiskinan”. Dalam hal ini peneliti memakai strategi
The Integrated or Holistic Strategy .
Tujuan dalam memakai strategi ini dan sinergi yang dilakukan oleh
koperasi MAESTRO adalah Untuk mengatasi dilema pengembangan
masyarakat karena “kegagalan” ketiga strategi telah dijelaskan, maka
konsep kombinasi dari unsur-unsur pokok etika strategi diatas memjadi
alternatif terbaik. Strategi ini secara sitematis mengintegrasikan seluruh
kompenen dan unsur yang diperlukan, yakni ingin mencapai secara
simultan tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan,
persamaan, kesejahteraan, dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses
pembangunan masyarakat.34
Perekonomian disekitar Kecamatan Setu Kelurahan Bakti Jaya
Pamulang menunjukan bahwa tingginya minat wirausaha daerah
menyebabkan kecilnya angka pengangguran. Dengan total yang
berwirausaha dan wiraswasta wiraswasta dengan total 2187 orang, dan
total terbanyak kedua dimiliki oleh Pegawai Negri Sipil (PNS) totalnya
adalah 2187 orang dan terbanyak ketiga adalah petukangan dengan total
172 orang sedangkan di bidang Jasa berkisar 30 Orang.
Fenomena yang terjadi tingginya minat wirausaha dengan total
angka 2187 menjelaskan bahwa peluang tinggi yang harus dicapai dalam
Koperasi MAESTRO pun tinggi. Oleh karenanya dalam memanfaatkan
peluang tersebut maka ada langkah-langkah yang kongkrit dalam
34
Tjahya Supriyatna. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. h.72-73
112
mensiasati dan memberikan strategi agar masyarakat ikut adil dan
berpartisipasi dalam memberdayakan dirinya sendiri dan keluarga.
Sekiranya ada 3 langkah strategi yang dilakukan oleh
Koperasi MAESTRO guna mengembangkan dan memberikan
dampak positif bagi masyarakat sekiranya mereka mau aktif
berpartisipasi dalam koperasi. Yang pertama pendekatan
emosional, karena dengan pendekatan emosional masyarakat akan
tertarik dan melihat koperasi ini, kedua koperasi MAESTRO yang
dipunggawai oleh abah Adang Rukhiyat harus menjadi patokan
dengan banyaknya tampil tertama dalam ranah Tangerang
Selatan, dan yang ketiga adalah menggunakan hal-hal yang
bersifat internetisasi agar semakin massif dan berkembang.35
Jika menghubungkan dalam penelitian ini dengan jelas bahwa
perkataan pak Ahmad Mursidi jelas menggunakan pendekatan dakwah.
Kami menemukan hal demikian serupa yang diajarkan dalam surah An-
Nahl 125 yakni:
أحسن إن ربك ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي
(١٢٥هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين )
Artinya adalah “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Penafsiran ayat tersebut sesuai dengan pendapat nanih bahwa
Melalui dakwah dan pengembangan masyarakat merupakan dalam suatu
komunitas masyarakat muslim terkecil sekalipun dapat dikembangkan
menjadi komunitas sosial yang mempunyai kemampuan internal yang
berkembang mandiri dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.36
35
Wawancara Pribadi Ahmad Mursidi 36
Nanih Machendarwaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam: Dari
Ideologi, Strategi dan Tradisi. h. 31-35
113
Dalam dengan jelas hasil wawancara yang didapati oleh pak
Mursidi di Koperasi MAESTRO bahwa strategi yang dipakai oleh
Koperasi MAESTRO adalah strategi kombinasi yang integral (integrated
or holistic strategy) yang mana bukan hanya membicarakan prihal
peningkatan mutu ekonomis saja (growth strategy), bukan hanya
membahas kesejahteraan tanpa membarengi dalam hal ini adalah
pembangunan kultur (walfare strategy), dan juga bukan hanya reaksi
terhadap bantuan dari luar saja demi memperlancar usaha mandiri
masyarakat (responsitive strategy), akan tetapi dalam strategi ini
mengkombinasikan semuanya secara integral berdasarkan nilai yang
dibangun secara alamiah melalui pendekatan dakwah.
Setidaknya ada 3 strategi dalam koperasi yang integral yang
disampaikan oleh Ahmad Mursidi yakni:
1. Pendekatan Emosional
Pada pendekatan emosional ini merupakan strategi pertama
yang digunakan oleh lembaga Koperasi MAESTRO dalam
selogan bersamanya yaitu memberdayakan diri anda dan
keluarga. Karena sebaik-baiknya perkembangan ekonomi mulai
dari diri sendiri dan keluarga. Diskursus strategi pemberdayaan
yang digunakan sesuai dengan pendekatan dakwah yaitu bil al-
hikmah dengan hikmah.
Pengartian hikmah bisa diartikan sebagai kata bijaksana –
dimana bijaksana merupakan bentuk aksi yang aktif dari
dakwah secara emosional.
114
Yah kalo strategi pertama yaitu tentang pendekatan
emosional – itu sendiri berbicara secara proporsional
sebenarnya de kalo disini secara emosional ini lebih tepatnya
secara bijaksana kami turut merekrut dan mencari kemudian
kami ikut sertakan dalam keanggotaan kemudian kalo
seandainya berkaitan dengan iasa- jasanyanya kita arahkan
berdasarkan dengan unit usaha yang ada. Jadi diarahkan
dengan yang ada. Contoh Unit usaha simapan pnjam kita
arahkan ke- unit usaha ,kalo sesuai dengan kemitraan nanti
kita dorong motivasi mereka bagaimana bermitra yang baik
dan benar semuanya ini dilakukan sesuai dengan SDM masing-
masing supaya menghindari yang namanya gambling37
.
Pendapat tersebut kiranya mengandung intisari mendalam
dalam pandangan Islam, pemberdayaan harus merupakan
gerakan tanpa henti. Hal ini sejalan dengan paradigama Islam
sendiri sebagai agama yang mentransformasikan nilai-nilai ke
dalam masyarakat kemudian menjadikan masyarakat berubah
(taghayyur). Oleh karenanya strategi secara emosional ini
digunakan guna menyesuaikan nilai dalam masyarakat
berdasarkan kemauan - sehingga yang tercipta adalah budaya
sadar dan partisipasi yang tinggi. Demikian mutu ekonomi
yang dihasilkan pun pula tinggi.
2. Fasilitator harus menjadi tokoh (Tauladan) (menjadi patokan
dengan banyaknya tampil tertama dalam ranah Tangerang
Selatan).
Strategi yang kedua yang dilakukan adalah berupa
pentokohan. Kunci strategi yang dilakukan adalah memaikan
peran sentral dalam hal ini adalah tokoh masyarakat setempat.
Hal-hal yang peneliti analisis bahwa tokoh dalam masyarakat
37
Wawancara Pribadi Ahmad Mursidi. Pamulang. 4 Oktober 2016
115
mempunyai peran penting dalam merubah pola fikir
masyarakat. Hal demikian sesuai dengan yang tertulis dalam
Al-Qur’an dalam surah an-Nahl 125 dengan sebutan Mauidzah
Hasanah. Mauidzah Hasanah diartikan sebagai pelajaran yang
baik artinya adalah peran sentral dalam gerakan koperasi ini
bermula dari pengawas keseluruhan yang bertitik tumpu di
Abah H.Adang Rukhiyat, M.Pd.
3. Menggunakan faktor teknologi menyesuaikan dengan zaman.
Strategi yang terakhir yang dilakukan oleh Koperasi
MAESTRO ini adalah teknologi. Teknologi merupakan
moderenisasi dimana merupakan kewajiban masyarakat- mau
tidak mau, suka ataupun tidak suka hal tersebut pastilah dialami
oleh masyarakat. Stigma masyarakat menyebutkan bahwa
dampak dari adanya arus teknologi jauh lebih banyak
mudharatnya dibandingkan maslahatnya.
Namun hal tersebut tidaklah dapat dipukul rata karena ada
hal lain seperti agama dalam hal ini dapat menjadi perisai
dalam menjaga hal negatif. Dalam hal ini disebut sebagai wa’
jadilhum billati hiya Ahsan. wa’ jadilhum billati hiya Ahsan
(bantahlah mereka dengan cara yang baik) memiliki makna
yang progresif dan dinamis dimana masyarakat harus possitif
dalam hal ini memandang segala sesuatu haruslah memakai
dari banyak pandangan. Kaitannya dalam koperasi MAESTRO
116
memandang bahwa teknologi adalah sebuah rasionalisasi –
dimana peluang-peluang dapat dimanfaatkan disana.
Dalam perjalanan Koperasi Mastero hingga saat ini
sudah memiliki beberapa prestasi juara 3 meraih penghargaan
award favorite both Asean, pernah menjadi panitia Youth
Investor Expo, dan pernah mendapatkan juara PTG
(penggunaan teknologi tepat guna). Peluang yang didapatkan
didalam Koperasi MAESTRO yaitu pertama, anggota dapat
memberdayakan diri dengan produk-produk yang mereka
bikin, yang nantinya bisa dipasarkan secara online mapun
langsung biasanya disini dipasarkan melalui web yang
namanya www.onoopo.com. Nah dari penjual dengan
harganya berapa – dan setiap anggota membeli kita (anggota)
mendapatkan point. Dan didalam web tersebut dapat memuat
200 produk dan saat ini produk yang sudah masuk dalam web
tersebut sudah 20 produk dan itupun juga ketetran. Kedua,
keuntungan buat anggota setiap kita mengadakan bazaar-
bazar anggota dapat mendapatkan gratis tempat untuk bazaar.
Sedangkan kekurangan yang dihadapi oleh Koperasi Maestri
itu sendiri adalah kurangnya sumber daya manusia
didalamnya ditengah UKM binaan di koperasi MAESTRO
sudah ada 240 UKM binaan. Ditambah tantangan kedepannya
akan dihadapkan oleh adanya pasar global dan tujuan utama
perdagangannya salah satunya adalah Indonesia.38
Keluhan yang dialami oleh segenap pengurus Koperasi
MAESTRO adalah kurang sumber daya manusia dalam
membina anggota yang banyak berkisar kurang lebih 1026
anggota. Dan tantangan kedepannya akan dihadapkan oleh
adanya pasar global dan tujuan utama perdagangannya salah
satunya adalah Indonesia.
38
Wawancara Pribadi Pak Adang Rukhiyat.
117
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Koperasi MAESTRO tentang
“Dakwah Ecodevelopment; Studi Analisis Gerakan Mensejahterakan Hidup
Anda dan Keluarga Di Koperasi Maestro Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan
Setu Pamulang Tangerang Selatan” dengan batasan masalah tahapan dakwah
pemberdayaan ecodevelopment dan strategi pemberdayaan dengan methode
penelitian Kualitatif Deskriptif jenis Fact Finding (pengungkapan data alam
fenomena) menjelaskan bahwa:
1. Peran Agama mempunyai peran fungsional dalam pemberdayaan
ekologi. Maksud dari Dakwah Ecodeveloment ini adalah agama
dengan pendekatan dakwah dapat menjadi spritit religion dalam
koperasi Maestro dengan menciptakan menciptakan adanya perubahan
pola prilaku, pola sikap dan kesadaran masyarakat yang berkepihakan
pada lingkungan. Dan Dakwah ecodevelopment dalam penelitian ini
pula dimaksudkan bahwa dakwah merupakan gerakan reaksional
masyarakat terhadap permasalahan pemberdayaan ekologi.
2. Koperasi MAESTRO merupakan wadah pemberdayaan yang terpadu
dan bersahaja dengan lingkungan. Dalam menjalankan pemberdayaan
terhadap masyarakat bahwa Koperasi MAESTRO memiliki Tahapan
pemberdayaan masyarakat tersendiri yaitu pembinaan dan penataan
118
masyarakat (Tanzim), pembentukan (Takwin), dan kemandirian atau
keterlepasan (Taudi).
Pada tahapan pembinaan dan penataan masyarakat (tanzim)
memfokuskan pada 2 aspek besar yaitu pertama, internalisasi dengan
faktor endogennya seperti kemauan pribadi (al-iradah), pemahaman
(al-fahmu) dan saling tolong menolong (at-ta’awun). Yang kedua,
ekternalisasi dengan faktor eksogennya seperti potensi rasional (al-
Quwah al-Aqli), potensi moral (al-Quwah al-khuluqi), potensi
religious (al-Quwah al-dini).
Pada tahapan pembentukan (takwin) ini menekankan pada aspek
antropologis masyarakat wilayah yang didalamnya mencangkup 2 hal
yakni struktural dan kultural.
Pada tahapan akhir adalah wujud keterlepasan atau kemandirian
(taudi). Pada tahapan kemandirian ini menjelaskan bahwa segala
sesuatu yang berkaitan dengan lembaga mempunyai procedural-
prosedural tersendiri oleh karenanya dalam kemandirian ini diatur
semuanya dalam GBHO (garis besar haluan organisasi).
3. Strategi yang dipakai oleh Koperasi Maestro ini adalah The Integrated
of Holistic Strategy yang dikenalkan oleh Tjahya Supriatna. Tujuan
memakai strategi ini adalah karena strategi ini yang di nilai lebih cocok
dan terintegrasi dengan baik ditengah dilema kegagalan strategi
pengembangan masyarakat yang lainnya. Dan strategi yang dipakai
oleh lembaga Koperasi Maestro ini adalah pendekatan emosional,
pentokohan, penggunaan teknologi sebagai mass marketing.
119
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis lapangan yang dilakukan dilapangan kami ingin
mengajukan saran baik itu untuk Koperasi Maestro itu sendiri maupun bagi
akademis yang lainnya yaitu:
1. Mempertahankan dan mengembangkan kelompok-kelompok mitra yang
sudah terbentuk.
2. Sebelum menentukan produk kaitannya dalam hal ini berkaitan dengan
lingkungan untuk kelompok mitra Koperasi MAESTRO dan harus
melihat target pasar dari produk-produk pemberdayaan yang diproduksi
agar pada tahapan pemasaran produk pemberdayaan terserap dengan
baik.
3. Warga masyarakat yang menjadi kelompok pemberdayaan harus lebih
aktif untuk kumpul kelompok dan membahas permasalahan yang ada
dikelompok dan menghadirkan solusi setiap masalah yang ditemukan
pada saat kegiatan pemberdayaan berlangsung.
4. Melakukan pemandirian agar kelompok mitra pemberdayaan tidak
mengalami ketergantungan, baik dana, fasilitas dan sarana kepada
Koperasi MAESTRO sebagai penyelangara program pemberdayaan.
5. Untuk akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terutama kepada
jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) harus memiliki
kawasan pemberdayaan lingkungan terpadu dan integral seperti
Koperasi MAESTRO Tangerang Selatan sebagai laboratorium jurusan
dan tempat penelitian.
120
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi Komunikasi & Pengembangan Masyarakat:
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Rajagrafndo Persada, 2012.
Soetando, Wignyosoebroto. Dakwah Pemberdayaan Masyrakat Paradigma Aksi
Metodologi. Surabaya: Dakwah Press, 2005.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika
Aditama, 2005 .
Subaedi. Pengembangan Masyarakat wacana dan Praktek. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013.
Mafhudh, Sahal. Nuansa Fiqih Sosial. Yogyakarta: LKIS, 2003.
Soehadha, Moh. Metode Penelitian sosial Kualitatif Untuk Studi Agama,
Yogyakarta: Suka Press UIN Sunan Kalijaga, 2005.
Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, Yogyakarta: UIN
Maliki Press, 2008.
Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah : Dengan Pendekatan Kualitatif,
Jakarta:UIN Press, 2006.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.1991.
Riduan. Methode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfabeta. t.t
Yulistiani, Indriati. Ragam Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan, Depok
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001.
Arikunto, Suhartini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996.
J. Moleong, Lexi. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Munir, Samsul Amin. Ilmu Dakwah, Jakarta: AMZAH, 2009.
Munawwir, Warson. Kamus Al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progresif, 1994.
121
Baqi,Muhhamad Abdul. Al-Mu’jam Al-Mafharas li Alfazh Al-Qur’an, Cairo: Dar
Al-Kutub Al-‘Arabiyyah.
Omar, Toha Yahya. Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1979.
Mulkhan, Abdul Munir. Ideologisasi Gerakan Dakwah, Yogyakarta: Sipres, 1996.
Shihab, Quraisy. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarkat, Bandung: Mizan, 2001.
Arifin. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Kusnawan, Aep. Ilmu Dakwah,Kajian Berbagai Aspek, Jakarta: Prenada Media,
2004.
Amin, M. Mansyur. Dinamika Islam Sejarah Tranformasi dan Kebagkitan,
Yogyakarta: LPKSM.1995.
Bryan S. Tuner, Weber and Islam Terjemahan. ed. G.A Ticoalu, Sosiologi Islam
Suatu telaah Anlisis atas Tesa Sosiologi Weber. Jakarta: Rajawali Press,
1994.
Anas, Ahmad. Paradigma Dakwah Kontemporer, Semarang: Pustaka Rizki Putra
bekerjasama dengan Walisongo Press.
Amin, Samsul Munir. Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzah,
2008.
Rakhmat,Jalaluddin. Ilmu Dakwah Pendekatan Inter-Disipliner Makalah Seminar
Ilmu Dakwah, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Dakwah IAIN Sunan Kalijaga,
14 Desember 1995: h.1
Abdillah, Masykuri. Sejarah dan Pertumbuhan Ilmu-ilmu Agama Islam, Jakarta:
1997.
Al-Ghazali, Imam. Ihya Ulumuddin Juz 2, Cair: Dar Ihya Al-Kutub Al-Arabiyah.
Arnold, Thomas W. Sejarah Dakwah Islam ed. Nawawi Rambe. The Preaching of
Islam. Jakarta: Wijaya, 1983.
Atha, Muhammad Musthafa. Sejarah Dakwah Islam, Surabaya: Bina Ilmu, 1982.
Zahrah, Abu. Dakwah Islamiyah, Bandung: Rosda Karya, 1994.
Hamka. Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas,
1986.
122
Susanto, Firdaus Muhammad dan Edhi Agus. Perkoperasian Sejarah, Teori dan
Praktek, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.
Fadhillah, Syamsir Salam dan Amir. Sosiologi Pedesaan, Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdaya Rakyat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014.
Soebiato,Totok Mardikanto dan Poerwoko. Pemberdayaan Masyatakat dalam
Persepektif Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta, 2015.
Zubaedi. Pengembangan Masyarakat: Wacana & Praktik, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014.
Mufid, Sofyan Anwar. Ekologi Manusia Dalam Prespektif Sektor Kehidupan
Dan Ajaran Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2010.
Muller, Johannes. Perkembangan Masyarakat Lintas Ilmu, Jakarta:PT. Gramedia
Pustaka Utama.2006.
Candraningrum, Dewi. Ekofeminisme II Narasi Iman, Mitos, Air dan Tanah,
Yogyakarta: JalaSutra, 2014.
Machendarwaty, Nanih dan Safei, Agus Ahmad. PENGEMBANGAN
MASYARAKAT ISLAM: Dari Ideologi, Strategi dan Tradisi, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya, 2001.
Supriyatna, Tjahya. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan, Jakarta; Rineka
Cipta, 2001.
Muhtadi dan Hermansah, Tantan, Manajamen Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013.
Djamal, Zoer`aini Irwan. Prinsip- Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem,
Komunitas dan Lingkungan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Soemarwoto, Otto. Ekologi lingkungan hidup dan pembangunan
Jakarta:Djambatan, 2004.
Soemarwoto, Otto. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah
Mada University press, 1996.
Wingyosoebroto, Soetandyo. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat:Paradigma
Aksi Metodologi, Pustaka Pesantren: Yogyakarta, 2005.
123
Mubyarto. Pengembangan Wilayah, Pembangunan Pedesaan dan Otonomi
Daerah, Jakarta: BPPT, 2000.
Abdillah, Mujiono. Agama Ramah Lingkungan Prespektif Al-Qur’an, Jakarta:
Paramadina, 2001.
Sutrisno, Muji. Para filisof penggerak Dunia, Jakarta: Driyarkara Press, 1990.
P, Leenhouwers. Manusia Dalam Lingkungannya, e.d Terj.K.j Veeger. M.A.
Jakarta:Gramedia, 1998.
Lazuardi, Fajar. Peran Pendamping Program Komunitas Usaha Mikro Muamalat
Berbasis Masjid Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Miskin Di
Rawalumbu Kota Bekasi. Skrispsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Jakarta. 2016.
Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyatakat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar 2013.
Tim Penulis, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi).
Jakarta: CeQDA, 2007.
Long, Norman. Sosiologi Pembangunan Pedesaan, Jakarta: Bina Aksara. 1987.
Sri Palupi, Kemiskinan dan Arah Gerakan Perempuan di Era Liberalisasi
Ekonomi, jurnal perempuan 26 September 2006.
Sumber Wawancara
Wawancara Pribadi Pak Abdul Wahid (Ketua Unit Usaha P3). Pamulang. 20
Agustus 2016
Wawancara Pribadi H. Adang Rukhiyat (Pengawas Koperasi Maestro). Pamulang.
15 Juli 2016.
Wawancara Pribadi Aw. Aminudin Hadi (Ketua Umum Koperasi Maestro/
Presidium). Pamulang. 23 Agustus 2016
Wawancara Pribadi Ahmad Mursidi (Ketua Unit Usaha Mandiri). Pamulang. 4 -
Oktober 2016
Wawancara Pribadi Wawan Budiwan (Sekertaris Umum/ Presidium). Pamulang.
30 Agustus 2016
Wawancara pribadi Imam Nahroji, Pengawas UKM Binaan Koperasi Maesto.
Pamulang, 5 September 2016.
Wawancara pribadi Yudi Wirawan (Mahasiswa UIN Jakarta Pengurus Kafe
Bahasa Maestro) 5 September 2016.
124
Sumber Dokumen
Proposal Pembangunan Jangka Menangah (PJM) Pronangkis Desa Jampang tahun
2012
Data Monografi Kelurahan Bakti Jaya Keadaan Pada Bulan Oktober 2016.
Profil Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun
2014.
Sumber Internat
Situs Resmi Klub Jantung Sehat Indonesia, http://www.inheart.or.id /, diakses
pada Minggu 13 November 2016
Situs Resmi Koperasi Maestro 2012, http://www.maestro.2012.com/, diakses pada
Minggu 13 November 2016
125
Pelatihan Pengembangan UKM Batik Tangsel yang dihadiri oleh
Koperasi Maestro
Hasil tenunan Team Koperasi Maestro 2012
Sesi foto bersama dengan Kepala Dinas
Koperasi dan UKM Tangsel dan Ibu
Walikota Ibu Airin Racmi
Bagian dari Pembinaan Koperasi Maestro dengan
mendelegasikan pada kegiatan-kegiatan
pengembangan Usaha
LAMPIRAN
FOTO-FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBERDAYAAN KOPERASI
MAESTRO
126
RAT (Rapat Anggota Tahunan) ke 10
serta tutup buku 2016.
Yang sedang berdiri adalah pak H.Adang
Rukhiyat,M.Pd yang merupakan Alumni
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Partisipasi Masyarakat dalam hal ini adalah
Anggota Koperasi terlihat sangat antusias
melihat dalam forum ini banyak hal-hal
yang banyak didapati oleh masyarakat baik
segi keilmuan, teknis, maupun dari segi
pemasaran.
Kegiatan Pelatihan Pemasaran Produk
Sudut ketertarikan pada Koperasi
maestro pada kegiatan Pembinaan UKM
dan Mitra UMKM Koperasi Maestro.
127
Koperasi MAESTRO
Diundang oleh UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta membahas
tentang menumbuhkan
jiwa entrepren-eurship
di Era Globalisasi
Sesi pembahasan
pengembangan
Koperasi dan
evaluasi kinerja
Kopereasi
MAESTRO
Koperasi Maestro diundang dalam
talk show saatnya UKM naik kelas.
Di gedung Smesco Jakarta 26
Februari 2017
Pendidikan kelas
pertama traveling
academy
dilangsungkan guna
menjadikan
wirausahawan dalam
bidang traveling.
128
129
130
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Imam Nahroji
Jabatan : Pengawas UKM Binaan Kopérasi Maésto
Selamat Pagi Pak, Perkenalkan Nama saya Zuyin Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sedang bertugas mencari data di Koperasi Maestro buat penelitian Skripsi S1.
1. Kalo boleh tahu bapak disini sebagai apa ?
Kalo saya sendiri disini menjabat sebagai pengawas UKM binaan koperasi
MAESTRO, dimana tugas dari pada pengawasan UKM adalah melihat bagaimana
perkembangan dan progress yang ada dilingkup koperasi.
2. Tugas dan fungsi pengawas itu seperti apa ?
Tugas daripada pengawas disini adalah mengawasi dan memberikan evaluasi
demi kemajuan dar pada punggawa Unit kewirauasahaan mandiri tersebut saat ini, seperti
yang telah disampaikan oleh Pak Adang bahwa kita disini sudah telah banyak memiliki
UKM dibawah naungan Koperasi itu sendiri maka terobsan dari itu sendiri adalah
membikin regulasi daripada UKM binaan yang ada di Koperasi MAESTRO sendiri.
Selain itu tugas pengawasan dari UKM yang dibina adalah memungsikan potensi
Anggota yang berada didalam koperasi supaya membuka usaha-usaha dan koperasi
sebagai wadahnya berfungsi sebagai fasilitator dalam pemberdayaan masyarakat.
Kaitannya dengan fungsi dari koperasi adalah : sebagai fasilitaor atau wadah dalam
masyrakat, memotivasi dan masyarakat agar memiliki daya saing yang tinggi.
3. Bagaimana mensisnergikan antara UKM yang dibina dengan Koperasi Maestro ?
Mensinergikan antara UKM dan koperasi Maestro itu sendiri tentulah
membutuhkan waktu yang lama. Dan pada dasarnya adalah gerakan dalam koperasi
memiliki kesadaran bahwa dengan kebersamaan semuanya akan terasa mudah dan tidak
lelah. Faklon yang lain adalah kekompakan dan biasanya ini merupakan hal yang sulit
dalam membeikan kekompakan dalam mensinergikan koperasi, oleh karena itu strategi
yang kami sering pakai adalah mengikutsertakan para anggota yang telah terdaftar
sebagai bagian dari pada agenda-agenda bazar yang berletakan disekitar Tangerang
Selatan.
4. Bagaimana proses dan mekanisme dalam usaha mandiri pak ?
Yah mekanisme dan prosesnya itu sendiri yang panjang untuk dijelaskan. Tapi
singkatnya begini. Dalam prosesnya itu kami dari Koperasi Mestro banting tulang agar
masyarakat setidaknya dapat bergabung dalam koperasi itu sendiri. Yang pastinya proses
utamanya adalah mereka haruslah diikutkan menjadi anggota terlebih dahulu kemuadian
diadakan pembekalan dan dibukakan dengan pasar-pasar serta diukutkan dalam bazar-
bazar yang ada di Tangerang Selatan.
5. Pendekatannya seperti apa yang dialami oleh bapak selaku pengurus ?
Yang dialami oleh bapak selama melakukan pendekatan terhadap masyarakat, pertama
masyarakat disini sudah paham betul dengan adanya komunitas ini yang kedua kami
sering kali mengajak masyarakat melalui gotong royong, bersih-bersih lingkungan dan
kemudian mengagendakan langkah-langkah yang akan dijalankan selanjutnya yah kurang
lebihnya seperti demikian de.
6. Adakah dampak dengan adanya pengawasan yang bapak Lakukan ?
Ya justru adalah de, gimana sih – dengan adanya pengawasan dampak yang terjadi dalam
anggota yang dibina adalah lebih tertib, dan terstruktur maksudnya adalah lebih mudah
memetakan kenaggotannya berdasarkan kriteria masing-masing. Seperti mana yang
dibindang makanan, fashion, jasa dan lain sebagainya.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Aw. Aminudin Hadi
Jabatan : Ketua BPH / Presidium
Selamat Pagi Pak, Perkenalkan Nama saya Zuyin Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sedang bertugas mencari data di Koperasi Maestro buat penelitian Skripsi S1.
1. Pak berbicara terkait dengan Koperasi Maestro ini, bagi Koperasi itu sendiri
Pemberdayaan itu apa sih, dan pemberdayaan masyarakatnya seperti apa bentuknya ?
Terkait hal tersebut de, bahwa perlu dipahami bahwa Koperasi Maestro dibentuk
karena ingin memberdayaakan masyarakat jadi sudah tepat kalo penelitiannya disini.
pemberdayaan masyarakat menurut bapak sendiri merupakan proses untuk
memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara
proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya
untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang.dan pastinya juga ada proses
dan tahapannya. Tahapan dalam lembaga Koperasi Maestro 2012 ada 3 sebenarnya yaitu
penataan, pembentukan, dan kemandirian dengan sistem kordinasi dan evaluasi.
Sebenarnya konsep pembinaan yang kami lakukan tidaklah terlepas visi yang
sudah menjadi standar operasional koperasi maestro yakni menjadikan masyarakat agar
leih empati, Sehat Sejahtera, Terampil, Religius dan Optimis Take Off Tahun 2012.
2. Untuk Kopearsi Maestro tersendiri, bisa gak pak menjelaskan kepada kami gambaran
program apa saja yang ada di koperasi Mestro itu sendiri ?
Gambaran secara umumnya bicara masalah program yang ada di koperasi ini
perlu dipahami koperasi ini memiliki kegiatan berbasis wirausaha mulai dari pembinaan,
pengeloaan sampai tingkat marketingnya semuanya kami berusaha faslitasi hal tersebut.
Disisi yang lainnya adalah kami melihat factor penting dari lingkungan sendiri oleh
karenanya semangat koperasi adalah kebersamaan ditimbulkan dengan kegiatan gotong
royong warga. Disisi ekonominya seperti hal yang lainnya koperasi Maestro serupa
dengan yang lainnya memiliki usaha masing-masing bidangnya seperti simpan pinjam,
usaha mandiri, usaha perkebunan, perikanan, dan peternakan dan usaha mandiri.
Unit usaha mandiri unit usaha yang dikelola langsung oleh koperasi contoh jual
pulsa, jual air yang dibiayai khusus dalam koperasi. Jadi dibawahnya unit usahanya bisa
berkembang Dari 1000 anggota terdapat 200 ukm binaan koperasi maestro. (koperasi
maestro bidang mitra) kemitraan dibuat dengan yang lain yaitu salon rumah disini
lambangnya belum dimasukan. (house keeping) pembersihan rumah yang biasa
dibersihakn dengan bukan dibersihkan dengan alat biasa, travel academy : kemitraan
koperasi dalam bidang pariwisata. Kuliner, fasion, handycfart, (pak toni) dari kulit telor
bisa jadi kulit sepatu (pak leos), bidang jasa (pendidikan).
3. Bagaimana Bapak melakukan perencanaan dalam menjadikan koperasi ini peduli
lingkungan ?
Dalam melakukan perencanaan kami melakukannya dengan hal-hal yang sifatnya
koordinasi dengan yang lain. Oleh karenanya, dalam melakukan perencanaan ini kami
melalui tahapan-tahapan yaitu pembinaan terlebih dahulu sebab pembinaan adalah hal
utama dalam kaderisasi anggota, pembentukan kepribadian, dan kemandirian.
Selanjutnya boleh kamu tanyakan dengan yang lainnya dulu ya.
4. Menarik sekali pak Koperasi ini – saya melihat bahwa Koperasi ini sangat kuat sekali
dalam pembinaan masyarakatnya. Apa sih pak pendekatan yang dipakai oleh Koperasi
Maestro ?
Koperasi Mestro ini berdiri dibawah yayasan sebagai BUMT (badan Usaha Milik
Terpadu). Maka pengerjaan ini adalah milik anggota untuk pemberdayaan anggota itu
sendiri. Dan untuk saat ini sudah memiliki UKM binaan koperasi maestro 250 oleh
karena itu pendekatan yang dipakai haruslah sesuai dengan kebutuhan masyarakat sini.
Salah satunya adalah (pertama) untuk memperkuat basis komunitas masyarakat
awal pembentukan lembaga maestro 2012 ini, pertama itu kami menggunaka pendekatan
dakwah Islam melewati pengajian-pengajian yang merespresentasikan ukhuwah
islamiyah (kedekatan ja’maah Muslim). Yang lainya (kedua) adalah alat untuk
mempertahankan bangunan inti umat Islam yang berfungsi membina dan
mengembangkan masyarakat di wilayah Rw.03 ini salah satunya adalah menjalin mereka
secara emosional terus disupport dan di motivasi agar usaha mereka bias berkembang
dengan pesat.
5. Kalo boleh tahu dalam tahapan pembinaan ini – gimana prosesnya ?
Berkaitan dengan proses pembentukan disini kam kategorikan menjadi 2 hal
yakni berkaitan dengan skturktural yang lainnya adalah kultural. Dalam tahap kultur ini
Koperasi Maestro.
Artinya adalah pengembangan koperasi ini memang benar mengandalkan
teknologi sebagai bentuk peluang dalam pemberdayaan, akan tetapi juga akan tetapi juga
koperasi juga harus seimbang dalam menggunakan teknologi dan interaksinya karena
sebagus apapun teknologi yang digunakan akan hambar tanpa adanya sebuah pertemuan
didalamnya (interaksi) misalnya dalam RAT (rapat anggota tahunan). Karena dengan
adanya sebuah pertemuan akan menghasilakan emosinal yang kuat secara alamiah yang
nantinya akan menjadi akhlak secara pribadi maupun sesamanya.
6. Bagaimana dengan pelaksanaan dilapangan menurut bapak ?
Dalam pelaksanaan identifikasi adalah hal utama. Mungkin ada hal-hal yang kira-
kira perlu diberdayakan misalnya dalam bidang Kerajinan dan Industri Kecil, Industri
Sedang dan Besar, Jasa dan Perdagangan.
Dari segi pembentukan dan pengembangan, kami pun dari Koperasi MAESTRO
berusaha melatih anggota agar menjadi fasilitator yang handal guna bermanfaat nantinya
dilingkungannya.dan kami pun ikut menjadi wirausahawan yang bertalenta dan peduli
terhadap lingkungan sekitar dan kami pun turut bermitra dengan UMKM sekitar guna
mencapai tujuan kami Take of Tahun 2012.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Abdul Wahid
Jabatan : Ketua Unit Usaha P3
Selamat Pagi Pak, Perkenalkan Nama saya Zuyin Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sedang bertugas mencari data di Koperasi Maestro buat penelitian Skripsi S1,
1. Bagaimana pandangan pak Abdul Wahid terhadap Koperasi Maestro ini ?
Oh koperasi ini sungguh luar biasa sungguh berbeda dengan yang lainnya. Disaat
seluruh koperasi berjalan dalam bidang ekonomi toh, namun koperasi ini berjalan dengan
cepat namun melihat pula dengan kondisi lingkungan yang sangat ironi. Banyaknya
manusia bukannnya melestarikan lingkungan bahkan merusaknya. Oleh karenanya
koperasi Maestro ini hadir dengan misi tersebut.
Selain itu pula saya pun yang mewakili dari unit P3 (pertanian, perkebunan, dan
perikanan) memandang hal-hal menjaga lingkungan itu cukup penting dan mesti harus
terus berlangsung selama masih nafas manusia tidak akan bisa terlepas daripada
lingkungan.
Psikomotorik
Afektif
Kongnitif
2. Pak bagaimana menerapkan tahapan pembentukan kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan ?
“setau saya pendirian koperasi ini awalnya merupakan suatu kesadaran yang
holistik antara manusia dan lingkungan. Penerapan nilai koperasi Maestro kepada
anggotanya lebih dari pada Koperasi biasa disebabkan koperasi ini menamakan sikap
toleransi alam bahwa alam pun makhluk hidup – manusia yang memiliki 4 unsur
dalamnya harus bertoleran (tasamuh) kepada alam kalau 4 unsur tersebut ingin terpenuhi
(api, bumi, air dan udara sebagai pemompa darah)”
“Alam dan manusia memiliki hak dan status yang sama –jikalau kalian mau
memahami alam pahamilah diri kalian sebagai episentrum alam. Begitupun dalam
koperasi MAESTRO itu sendiri pemahaman akan hal demikian menjadi suatu hal yang
wajib seperti kegiatan yang telah dilakukan sosialisasi dan seminar pentingnya menjaga
lingkungan agar terhindar dari penyakit DBD, kerjabakti warga, penanaman pohon
sekitar, membuat plang-plang dilarang membuag sampah sembarangan.”
3. Bagaimana dengan partisipasi masyarakat dalam menciptakan kesadaran akan lingkungan?
“Biasanya koperasi Maestro dalam menciptakan iklim keterlibatan dan partisipasi
menggunakan pembagian anggota secara proporsional sesuai dengan kapabilitas yang
dimiliki ada yang dibagi dalam ranah bidang koperasi ada pula yang dibagi dalam badan
otonom yang dimiliki oleh kopearsi misalnya diberikan mandat dalam maestro peduli,
pkbm sahabat karib dan lain sebagainya”
“Tiga hal yang digambarkan oleh pak Abdul Wahid bahwa kopearsi maestro
memiliki 3 hal dalam menjadi masyarakat semangat dalam kegiatan rutin dalam koperasi
dan hingga berkembang sampai saat ini yaitu : perubahan kongnitif (pengetahuan) yang
berubah kepada tindakan dan bias merasa dalam hal ini peka dalam hal sosial (afektif)
dan sadar, empati dan trampil dalam mengatasi permasalahan yang terjadi psikomotorik”.
E `
4. Dari penjelasan tersebut maka sangat jelas bahwa koperasi Maestro melakukan
perubahan dalam karakter manusia. Yang saya ingin tanyakan kemudian adalah
bagaimana sistem atau metode dan langkahnya seperti apa ya ???
Agak sedikit rumit ya menjelaskan tentang sitem dan metodenya. Begini kalo di
Koperasi ini karena sistemnya adalah kebersamaan. Dan bersama ini dasarnya sama-sama
sadar akan lingkungan, tetangga, dan masyarakat yang ada disekitar sama-sama kita
melakukan pemberdayaan lingkungan dalam hal-hal yang kecil. Disisi lainnya kalo
melihat dalam misi terbentuknya koperasi ini adalah menanamkan nilai-nilai kesalehan
lingkungan dengan nilai-nilai yang IMTAQ (iman dan Taqwa). Misalnya adalah
memberikan penyuluhan dan pemahaman dalam masyarakat prihal cara memilih dan
mengurai sampah dengan baik, adapula kegiatan lainnya adalah mengumpulkan
masyarakat dengan gotong royong dan sosialisasi pemuda-pemuda masjid agar peduli
dengan lingkungan dengan cara menempelkan poster-poster hati-hati demam berdarah.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Wawan Budiman
Jabatan : Sekertaris BPH Presidium
Selamat Pagi Pak, Perkenalkan Nama saya Zuyin Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sedang bertugas mencari data di Koperasi Maestro buat penelitian Skripsi S1.
1. Untuk selanjutnya pak Budiman, mau menanyakan terkait permasalahan administrasinya
sebagai bentuk proses kemandirian. Itu pemahamannya bagaimana ya pak ?
Sesuai dengan proses kemandirian bahwa koperasi MAESTRO itu sendiri sesuai
dengan pedoman operasionalnya disana ada 3 yaitu garis konsulatif, garis kordinatif dan
garis instruktif. Garis konsulatif ditandai dengan warna biru memiliki tujuan
merencanakan, memprogramkan, dan mengembangkan koperasi.
2. Bagaimana bentuk-bentuk kegunaan dalam garis-garis yang tadi disebutkan ?
Secara garis konsulatif koperasi MAESTRO mempunyai kegunaan memberikan
anggota masukan, saran dan kritik dalam pengembangan pribadi ataupun unit bidang
yang ada di Maestro, garis Kordinatif memiliki fungsi mendiskusikan tentang apa yang
menjadi pemantauan dan evaluasi demi kemajuan da perkembangan kopearsi Maestro.
Garis Instruktif ini bertujuan untuk memberikan penekanan dalam mengembangkan
koperasi.
3. Oh berarti disusunnya garis-garis yang disebutkan memiliki arti pengontrolan dan standar
operasional Koperasi. Bagaimana sitematika proses pengontrolannya ?
Ada pengontrolan. Biasanya nanti setiap usaha ada yang mengontrol yaitu
dibawah manajer. Manajer sendiri dikontrol oleh presidium atau pengurus dan secara
umum semuanya ini di awasi oleh dewan pengawas secara seluruhan sebagai kinerjanya.
4. Dalam pengembangan koperasi itu sendiri bagaimana cara dalam pengembangannya ?
Dengan keragaman anggota yang ada kita kerjasama dengan pemerintah dalam
hal ini dinas koperasi kota tangsel dan dinas perdagangan dan perindustrian (indagri)
melakukan Pembinaan. Secara bergilir anggota itu diikut sertakan dalam hal pelatihan2
(indagri). Jadi mereka melakukan tugas mereka untuk membina anggota bagi yang punya
usaha maupun belum biasanya di motivasi dulu . Kemudian teknis pengolaahan usaha
baik mulai dari produk, kemasaan, perizinannya dan label halal karena berbeda jenis
usahanya.
Jadi meJadi dinas sudah memberikan (dikasih) oleh pmerintahnya. segalanya dan
koperasi maestro 2012 Cuma mewadahinya, memfasilitasi dan diberdayakan disana.
Dimasuk dipermasalahan marketingnya (pemasarannya) jadi dari awal dari maisetnya,
kemudian produksi pengelolahan usahanya kemudian kemasan dan segala macamnya
termasuk dipemasarannya jga dipermodalannya kalo ada kesempatan tapi itu tidak bisa
harus selalu tergantung pemerintah punya anggaran dan kami punya alokasinya.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Ahmad Mursidi
Jabatan : Ketua Unit Usaha Mandiri
Selamat Pagi Pak, Perkenalkan Nama saya Zuyin Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sedang bertugas mencari data di Koperasi Maestro buat penelitian Skripsi S1.
1. Pak unit usaha Mandiri itu dalam pengaktualisasiannya bagaimana ?
Untuk pengaktualisasiannya unit usaha mandiri mengkategorikan terhadap 3
macam yaitu : 1. Bagi oaring yang sudah mempunyai usaha dalam hal tersebut kita hanya
menjadikannya mitra dagang, 2. Bagi yang baru memulai rencana usaha dalam hal
tersebut koperasi mewadahi masyarakat atau anggotanya dengan motivasi dan pembinaan
lanjutan dan memberikan peluang-peluang dalam pasar ekonomi Tangerang Selatan. 3.
Yang belum mempunyai usaha – keanggotan yang ada didalam koperasi Maestro.
2. Dalam unit usaha mandiri ini memiliki visi yaitu mensejahterakan masyarakat, oleh karenanya
gagasan apa kiranya untuk mengapai usaha tersebut ?
Sekiranya ada 3 langkah strategi yang dilakukan oleh Koperasi MAESTRO guna
mengembangkan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekiranya mereka
mau aktif berpartisipasi dalam koperasi. Yang pertama pendekatan emosional, karena
dengan pendekatan emosional masyarakat akan tertarik dan melihat koperasi ini, kedua
koperasi MAESTRO yang dipunggawai oleh abah Adang Rukhiyat harus menjadi
patokan dengan banyaknya tampil tertama dalam ranah Tangerang Selatan, dan yang
ketiga adalah menggunakan hal-hal yang bersifat internetisasi agar semakin massif dan
berkembang. Sekiranya dengan 3 langkah tersebutlah menentukan bagaimana
kesejahreaan kita semua dapat diperoleh oleh anggotanya.
3. Kegiatan apa saja kiranya yang telah dilakukan oleh bidang unit usaha mandiri dan
seberapa berhasilnya dan memandirikan masyarakat itu sendiri ?
Sejauh ini kami mendapat pembelajaran dari ketua kami pak Adang Rukhiyah
yakni anggota disini harus selalu ikhtiar dalam keberhasilan harus terus mencoba dan
mencoba dan niatkan buat untuk keuntungan tapi kemanfaatan yang kita cari. Untuk
kegiatan yang telah dilakukan saat ini sudah sangat banyak sekali dari segi pembinaan,
seminar sampai workshop pun ada. Yang pastinya modal dari koperasi ini ada 2 hal yaitu
the first (yang pertama) dan the Different (berbeda). Dalam modal ini yang kita kenal
adalah narketing (penasaran) bukan lagi marketing ( pemasaran ) dan bagaimana menbuat
rasa penasaran itu kita buatlah kemasan-kemasan yang baru seperti Nye-Nye si Engkong
nama dari usaha anggota tentang singkong, sains –rai adalah nama bentuk makanan yang
disangrai begitu pula dengan lainnya.
Yang penting sih yakin dasarnya kalua sudah yakin semuanya kan lancar. Terbuki
loh kalo kita tidak berhasil dalam menjalankan koperasi ini Anggota dalam Koperasi ini
akan sedikit namun kan banyak sekitar 1020.an anggota kita sekarang. Kurang berhasil
apa koperasi ?.....
Kita hal yang perlu ade catat selaku mahasiswa yaitu learning to be, learning to
do dan learning togheter. Sapu lidi akan mudah sekali dipatahkan jikalau satu namun
jikalu banyak dan menjadi kumpulan akan sungkar dan mudah patah.
4. Dalam peneletian ini berkaitan dengan lingkungan, oleh karenanya adakah kegiatan
pemandirian anggota berbasiskan lingkungan ?
Basis kegiatan yang dilakukan dalam koperasi ini pembangunan mutu sumber
daya manusia. Menurut ku ada 2 indikator kegiatan koperasi ini berbasi lingkungan.
Pertama, karena lingkungan dapat mempengaruhi seseorang mulai dari keluarga,
tetangga, teman maen dsb. Oleh karenya kegiatan yang kami lakukan berbentuk
perubahan karakter sosial. Kegiatannya misalnya adalah ramah sampah. Ramah sampah
adalah suatu kegiatan dimana seseorang dapat memahami dan memanfaatkan sampah
dengan semaksimal mungkin. Kemudian juga koperasi Maestro mempunyai ladang 40
ha (hektar) tanah di Sukabumi yang kini dijadikan labolatorium pencobaan jamur
merang, peternakan sapi ettawa, dan peternakan ayam. Ada 3 jenis ayam Ayam 4
amerika, belada, jerman, sama greda. Dan kesemuanya tersebut dikelola oleh Anggota di
p3. Sejauh ini yang aktif dibidang tersebut kurang lebih 40 orangan.
5. Sejauh ini orienentasi koperasi adalah untuk ekonomi tanpa menghiraukan aspek
lingkungan ? apakah hal tersebut dapat dibenarkan ?
Sederhananya orinetasi koperasi Maestro adalah suatu kebaikan (ta’muruna bil ma’ruf)
tanpa melihat siapa dia dan bagaimana latar belakangnya. Pandangan tersebut merupakan
pandangan yang keliru sebab antara alam dan manusia atau ekologi dan manusia adalah
2 hal yang tidak dapat dipisahkan, alam adalah kakak tertua daripada manusia. Alam,
tumbuhan merupakan ladang alam bagi manusia. Bagi oaring yang baik dengan alam
maka alam pun baik dengannya.
TRANSKIP WAWANCARA
NAMA : Dr. H. Adang Rukhiyat, M.Pd
JABATAN : Pendiri sekaligus Pengawas Lembaga Koperasi Maestro 2012
1. Bagimana Sejarah Koperasi Maestro ?
Membahas sejarah Koperasi Maestro – sebenarnya Koperasi Maestro didirikan
dari kumpulan masyarakat yang terkumpul dalam klub jantung sehat. Sejarah adanya
kopearsi ini muncul karena kesadaran masyarakat akan kesehatan dengan adanya
pembentukan klub jantung sehat di Rt.004/003. Pembentukan klub jantung sehat
inimulanya anggotanya berkisar 123 kk dan 83 orang sebagai pengurus klub jantung
sehat dan keseluruhan anggota dalam klub jantung sehat merupakan keanggotaan
Koperasi.
Yang mendasari berdirinya koperasi Maestro ini ini atas syiar ajaran Islam dan
kondisi lingkungan serta landasan dasar UU 23 Tahun 2004 tentang otonomi daerah yang
disempurnakan menjadi kebijakan inventing, uud 32 tahun 2014 tentang public policy
(kebijakan pembangunan), dan uud 17 2013 tentang keberadaan yayasan.
Hingga sampai saat Lembaga Koperasi Maestro 2012 telah beranggotakan 1026
dan kebanyakan dari komplek disini namun ada juga yang berasal dari luar wilayah sini.
ada juga anggota yang dari Tasik, Banten, Bogor, Depok bahkan sudah mencapai skala
izin kami sudah Nasional.
Koperasi Maestro ini berdiri dibawah kordinasi yayasan Maestro sebagai BU
(badan Usaha) milik maestro. Dalam perjalanan Koperasi Mastero hingga saat ini sudah
memiliki beberapa prestasi juara 3 meraih penghargaan award favorite both Asean,
pernah menjadi panitia Youth Investor Expo, dan pernah mendapatkan juara PTG
(penggunaan teknologi tepat guna).
2. Kegiatan dalam Koperasi Maestro 2012 apa saja ?
Kegiatan dari koperasi ini jika disesuaikan dengan badan kepegurusan itu ada 4
badan terpenting yaitu bidang unit usaha simpan pinjam, unit usaha mitra, unit usaha p3
(pertanian, perikananan dan perkebunan), dan unit usaha mandiri. Sedangkan dalam segi
pemberdayaan masyarakat koperasi Maestro 2012 memiliki 14 badan yang beridiri
sendiri dan memiliki 250 UKM binaan Koperasi Maestro.
Pembuatan Kegiatan agenda rutinitas Koperasi Maestro biasanya diagendakan
dalam rapat harian, rapat presidium dan rapat anggota koperasi maestro. Karena pada
dasarnya koperasi maestro 2012 ini memiliki 3 garis besar haluan organisasi yaitu garis
Konsulatif, kordinatif dan instruktif.
Garis konsulatif adalah garis yang dihasilkan oleh penasehat, presidium dan
pengawas. Tujuan dari adanya garis kosulatif ini adalah berguna dalam pemantauan dan
evaluasi demi kemajuan da perkembangan kopearsi maestro. Garis koordinatif dihasilkan
oleh 4 bidang yang mejadi akar daripada koperasi maestro 2012 yakni bidang bidang unit
usaha simpan pinjam, unit usaha mitra, unit usaha p3 (pertanian, perikananan dan
perkebunan), dan unit usaha mandiri. Sedangkan garis instruktif adalah, garis yang
dihasilkan dari atas menuju bawah yang menunjukan adanya garis yang memerintah
seperti layaknya seperti adanya agenda-agenda kepemerintahan dan didalam anggotanya
disediakan dan dibuka stand-stand bazaar.
3. Apa permasalahan masyarakat sekitar yang dihadapi sebelum dan sesudah adanya
kopearsi maestro ?
Sebenarnya memahas masalah yang dihadapi oleh sebelum adanya penauangan
koperasi yaitu adalah tingginya tingkat apatatisme masyarakat adakan kondisi sosial dan
lingkungan masyarakat. Sehingga funding father pendiri yayasan maestro merumuskan
harus adanya lembaga yang menaungi itu semuanya disitulah didirikannya koperasi
maestro 2012.
Setelah adanya beberapa agenda dan kegiatan-kegiatan dalam masyarakat dan
adanya interkasi didalamnya kesulitan dengan adanya kopearsi maestro sebenarnya
kurangnya sumber daya manusia sebagai manajerial didalam koperasi ditengah masing-
masing orang kerja di hari-hari biasa. Tapi sebenarnya hal tersebut bisa dapat
diminimalisir dengan menghidupka pemuda-pemuda setempat disini.
4. Apa latar belakang Koperasi Maestro 2012 didirikan ?
Sederhana yang melatar belakangi berdirinya koperasi maestro ini adalah
menciptakan masyarakat yang Aman, Empati, Sehat Sejahtera, Terampil, Religius dan
Optimis.
5. Apa visi dan misi Kopearsi Maestro 2012 ?
Untuk visi dan misi koperasi maestro sebenarnya sudah bisa diakses di blok kita
bisa diakses di www.koperasimaestro2012.com .
Adapun visi dan misinya yaitu :
VISI:
Masyarakat Aman, Empati, Sehat Sejahtera, Terampil, Religius dan Optimis Take
Off Tahun 2012.
MISI:
a. Mengakomodasi kepentingan / kebutuhan / kebersamaan dan kepedulian
masyarakat. Meningkatkan peran masjid dan memakmurkannya.
b. Membina masyarakat berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 menuju masyarakat
madani (Civil Society) yang senantiasa mengutamakan IMTAQ serta mengikuti
perkembangan IPTEK
c. Membentuk kader kepemimpinan kaum muda yang bertanggung jawab sebagai
penggerak komunitas dan memiliki jiwa kesatria, demokratis, independen / non-
politik, berprestasi, dan berwawasan masa depan sera mendorong tumbuhnya
kepedulian peserta
d. Dan Menggerakan masyarakat dan organisasi yang peduli dan tanggap terhadap
masalah-masalah kemasyarakatan melalui berbagai upaya/usaha yang positif
untuk mengembangkan kemandirian dan profesionalisme.
6. Dimana alamat lengkap koperasi Maestro ?
Alamat Koperasi Maestro 2012 terletak di Komplek Perkantoran permata Blok I-2
No.13 Rt.004/003 Kelurahan Bakti Jaya Kota Tangerang Selatan Banten Kode
Pos. 15359.
7. Apa saja struktur keorganisasian kopearsi Maestro 2012 ?
Untuk skruktur keorganisasian Koperasi Maestro dapat dilihat dibagannya de, itu
ada rapat anggota sebagai pusat terkuat dalam organisasi, kemudian disusul dengan
adanya BPH (badan pengawas harian) sebagai presidium keorganisasiian, ada juga badan
pengawas, dan ada juga penasehat.
8. Bagaimana peluang dan kekurangan yang dihadapi oleh Koperasi Maestro 2012 ?
Peluang yang didapatkan didalam Koperasi Maestro yaitu pertama, anggota
dapat memberdayakan diri dengan produk-produk yang mereka bikin, yang nantinya bisa
dipasarkan secara online mapun langsung biasanya disini dipasarkan melalui web yang
namanya www.onoopo.com . nah dari penjual dengan harganya berapa – dan setiap
anggota membeli kita (anggota) mendapatkan point. Dan didalam web tersebut dapat
memuat 200 produk dan saat ini produk yang sudah masuk dalam web tersebut sudah 20
produk dan itupun juga ketetran. Kedua, keuntungan buat anggota setiap kita
mengadakan bazaar-bazar anggota dapat mendapatkan gratis tempat untuk bazaar.
Sedangkan kekurangan yang dihadapi oleh Koperasi Maestro itu sendiri adalah
kurangnya sumber daya manusia didalamnya ditengah UKM binaan di koperasi maestro
sudah ada 240 UKM binaan. Ditambah tantangan kedepannya akan dihadapkan oleh
adanya pasar global dan tujuan utama perdagangannya salah satunya adalah Indonesia.