Post on 09-Jun-2019
BANK INAlaporan tahunan 2009 01
Visi dan Misi Perusahaan
Profil Perusahaan
Peristiwa Penting
Struktur Kelompok Usaha
Ikhtisar Keuangan
Sambutan Dewan Komisaris
Profil Dewan Komisaris
Sambutan Dewan Direksi
Profil Dewan Direksi
Struktur Organisasi
Profil Pejabat Eksekutif
Laporan Manajemen
Produk dan Jasa
Aktivitas Sosial
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
Penerapan Manajemen Resiko
Daftar Jaringan Kantor
Laporan Auditor Independent
02
03
04
05
06
08
10
12
14
15
16
18
23
24
26
33
35
37
Daftar Isi
BANK INAlaporan tahunan 200902
VISI
Menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta dipercaya oleh seluruh
stakeholders
MISI
Meningkatkan kesejahteraan seluruh stakeholders
EMPATHY
Bank Ina senantiasa berusaha untuk memperhatikan kebutuhan stakeholders terutama
nasabah; dengan pikiran dan nurani.
ENTERPRENEURSHIP
Bank Ina telah menetapkan komitmennya untuk senantiasa melakukan inovasi produk dan
layanan perbankan yang memberikan nilai tambah.
EMPOWERMENT
Bank Ina senantiasa berusaha memberdayakan manajemen dan staf secara
terorganisasi untuk memberikan respons yang cepat bagi stakeholders.
TEAMWORK
Bank Ina senantiasa mengkoordinasikan kemampuan manajemen dan staf dengan
komunikasi dan bekerjasama dalam pencapaian visi serta pelaksanaan misi.
TRUSTWORTHINESS
Bank Ina senantiasa membentuk karakter dan kompetensi untuk memupuk salingpercaya.
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
LANDASAN PENCAPAIANVISI DAN MISI
BANK INAlaporan tahunan 2009 03
PT Bank Ina Perdana (Bank Ina) didirikan di Jakarta pada tanggal
9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH.
No. 32. Akta pendirian kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639.HT.01.01
TH.90 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 tambahan No. 4242.
Anggaran Dasar mengalami perubahan beberapa kali, terakhir
dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat
di hadapan Winanto Wiryomartani SH., M.Hum, Notaris di Jakarta,
mengenai peralihan saham. Perubahan Anggaran Dasar telah
dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009.
Izin untuk mulai beroperasi sebagai Bank Umum dituangkan dalam
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991. Bank Ina Perdana kemudian
mulai melakukan kegiatan operasional pada bulan Juli 1991.
Kantor Pusat Bank Ina Perdana saat ini terletak di Jalan Abdul
Muis No. 40, Jakarta 10160 tepatnya di Gedung Bina Surya Group,
atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation. Sementara itu
sampai dengan akhir Desember 2009, jumlah Kantor yang dimiliki
oleh Bank Ina Perdana untuk memberikan layanan kepada para
nasabah berjumlah 18 Kantor yang terdiri dari Kantor Cabang,
Cabang Pembantu, dan Kantor Kas.
Untuk melengkapi layanan kepada para nasabah, Bank Ina Perdana
juga menyediakan mesin-mesin ATM baik yang dimiliki sendiri
maupun kerjasama dengan penyedia layanan ATM Bersama.
Sebagai Bank yang memilih sektor retail sebagai core business,
Bank Ina Perdana menyediakan produk dan jasa perbankan yang
cukup beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para
nasabah, Bank Ina Perdana telah menjalin kerjasama dengan salah
satu Bank Devisa.
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Bank Ina Perdana
berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian sehingga Bank Ina
Perdana dapat menunjukkan kinerja yang baik dan mendapat
pengakuan dari Majalah Infobank sebagai salah satu Bank
penyadang predikat �Sangat Baik� sejak tahun 2004 sampai
dengan 2008.
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aktivitas yang telah
dilakukan oleh Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2009, dapat
kiranya dilihat pada uraian selanjutnya.
PEMEGANG SAHAM 2009
aPT. Kharisma Prima Kary
PT. Media Interaksi Utama
Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
Baktinendra Prawiro
Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
96,02%
1,64%
0,78%
0,78%
0,78%
Ultimate Shareholders
Hadi Surya & Oki Widjaja
Untuk meningkatkan pelayanan kepadanasabah dan memperluas jaringan,dilakukan pengembangan jaringan
kantor, yaitu pada akhir tahun 2008jumlah jaringan kantor sebanyak
14 kantor dan hingga pada bulanFebruari 2010 jaringan kantor
menjadi 20 kantor.
profil perusahaan
BANK INAlaporan tahunan 200904
peristiwa penting
Desember 200813 Desember 2008Rapat kerja tahunan 2009
Desember 200907 Desember,Pembukaan Kantor Cabang Bandung
17 Desember, Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Jatinegara
September 200909 September,Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Kelapa Gading
Februari 200911 Februari Pembukaan Kantor Cabang Lumajang - Jawa Timur
Oktober 200906 Oktober,Pembukaan Payment Point Royal Golf Halim
13 Oktober,Pemberian Beasiswa kepada UKRIDA
21 Oktober, Customer Gathering sekaligus peluncuran produk Tabungan Pinter
Agustus 200908 AgustusLomba Lukis Tingkat TK & SDSummarecon Mal Gading Serpong
26 Agustus Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Mall Mangga Dua
13 Desember
07 Desember
09 September
11 Februari
08 Agustus
26 Agustus
06 Oktober
13 Oktober
21 Oktober
17 Desember
BANK INAlaporan tahunan 2009 05
BANK INA dimiliki oleh dua Group besar, yakni : Bina Surya Group ( BSG ) dan Galva Group.
Bina Surya Group yang dimiliki oleh Bapak Hadi Surya adalah salah satu group perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi
laut (terbesar ketiga di dunia, khusus pengangkutan bahan kimia), industri kehutanan, industri pengolahan kayu, industri perkebunan,
pertanian, jasa konstruksi dan pertambangan. Salah satu perusahaan yang sangat dikenal adalah PT Berlian Laju Tanker, Tbk
Galva Group adalah group perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan industri elektronis yang didirikan oleh keluarga
Uripto Widjaja. Produk utama yang sangat dikenal adalah merk TOA, selain itu salah satu anak perusahaannya menjadi perakit komponen
elektronik untuk produk LG dan SONY. Galva Group juga merupakan pemegang keagenan produk BENQ.
�
�
strukturkelompok usaha
Hadi Surya82%
Poenta Surya13%
Dharma Surya5%
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang99,99%
Bagus Setia Giri0,01%
PENGURUS
Komisaris Utama : Utama Hadi Surya Komisaris Independen : Yahya Marie Direktur Utama : Hadi Surya Direktur : Suherman WidjajaDirektur : Dwijaya Hadisurya
PT. Tunggal Adi Baskara37,4%
Oki Widjaja21,81%
Jeanne Soedarjo10,44%
PT. Rekso Sempurno Morojoyo
11,5%
PT. J.A. Wattie7,84%
PT. International InvestmentHolding Company
11,01%
PENGURUS
Komisaris UtamaKomisarisDirektur UtamaDirektur
: Utama Hadi Surya : Suherman Widjaja: Hadi Surya : Dwijaya Hadi
PENGURUS
Resident DirectorResident SecretaryResident Secretary
: Kevin K. How: Ng Lai Fong: Tan Chin Fah
PENGURUS
Komisaris : Mohammad Anando Swasono
PT. Kharisma Prima Karya96,02%
PT. Media Interaksi Utama1,64%
PT. Baktinendra Prawiro0,78%
Perkumpulan Sekolah Kristen Jakarta
0,78%
Majelis PendidikanKristen Jakarta
0,78%
PENGURUS
Komisaris : Rendy Diego SoedarjoDirektur : Oki Widjaja
BANK INA PERDANA
BANK INAlaporan tahunan 200906
ikhtisar keuangan
Total Aset
Kredit
Dana Pihak Ketiga
Modal Bersih
Pendapatan
Biaya
Laba Rugi Sebelum Pajak
Pajak Penghasilan
Laba Rugi Setelah Pajak
Permodalan
CAR
CAR dengan memperhitungkan
risiko kredit dan pasar
Aktiva Tetap terhadap modal
Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif bermasalah
vs aktiva produktif
PPAP terhadap Aktiva Produktif
Pemenuhan PPA produktif
Pemenuhan PPA non produktif
NPL (Gross)
NPL (net)
Rentabilitas
ROA
ROE
Net Interest Margin
BOPO
Likuiditas
LDR
Kepatuhan
a. Persentase pelanggaran BMPK
b. Persentase pelampauan BMPK
GWM RUPIAH
846.361
587.863
722.799
111.758
104.327
84.788
19.539
6.194
13.345
23,50%
23,50%
12,33%
0,32%
0,86%
100,93%
122,95%
0,44%
0,30%
2,57%
13,25%
5.,38%
82,54%
81,33%
-
-
5,11%
661.918
489.472
557.262
98.412
90.089
76.091
13.998
4.633
9.365
26,28%
26,28%
10,58%
0,82%
1,02%
100,30%
384,40%
1,04%
0,88%
2,08%
10,31%
6,15%
85,17%
87,84%
-
-
5,21%
POS POS PENTING 2009 2008( dlm jutaan rupiah )
Total Aset
Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Kredit yang diberikan
Simpanan pihak ketiga
Ekuitas
Laba bersih
846.361
230.304
587.863
722.799
111.758
13.345
661.918
151.421
489.472
557.262
98.412
9.365
2009HASIL TAHUN BUKU
( dalam jutaan rupiah )
630.964
224.020
383.861
529.402
89.047
10.836
516.303
154.941
352.356
427.724
50.703
5.465
2008 2007 2006
Return on Assets (ROA)
Return on Equity (ROE)
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Capital Adequacy Ratio (CAR)
2,57%
13,25%
81,33%
23,50%
2,08%
10,31%
87,84%
26,28%
2009RASIO KEUANGAN
1,94%
17,06%
72,40%
27,50%
1,42%
13,88%
81,15%
16,68%
2008 2007 2006
BANK INAlaporan tahunan 200908
sambutandewan komisaris
Natalia Salim
Hari Sugiharto
Denny Susilo
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
( duduk )1.
2.
3.
( kanan )
( kiri )
� Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber daya manusia
serta sistem informasi teknologi akan terus kami kembangkan guna memenuhi
kebutuhan para stakeholders yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan
kepada Bank Ina Perdana �
BANK INAlaporan tahunan 2009 09
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih
atas kurniaNya, Bank Ina Perdana berhasil mencapai pertumbuhan
kinerja yang baik di tahun 2009. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan
perolehan laba bersih, aset, dan juga jaringan kantor cabang.
Perolehan laba bersih meningkat 42,48% dari Rp 9.37 miliar di
tahun 2008 menjadi Rp 13,35 miliar di tahun 2009, sedangkan
total aset meningkat 27,86% dari Rp 661.92 miliar di tahun 2008
menjadi Rp 846.36 miliar di tahun 2009. Jumlah jaringan kantor
berkembang dari 14 kantor di tahun 2008 menjadi 19 kantor
di akhir tahun 2009. Non Performing Loan juga menunjukkan
perkembangan yang baik dari 1,04% di tahun 2008 menjadi
0,44% di 2009. Sedangkan rasio kecukupan modal mencapai
23,50%, jauh di atas rasio modal minimum yang dipersyaratkan.
Pertumbuhan tersebut di atas merupakan hasil kerja dan wujud
komitmen dari seluruh jajaran pengurus dan karyawan guna
menumbuhkembangkan Bank Ina Perdana menjadi bank yang
sehat. Di samping itu penerapan prinsip kehati-hatian tetap
diutamakan di dalam pengelolaan Bank.
Menyadari pentingnya penerapan good corporate governance dan
risk management, sejumlah karyawan dan pengurus juga mengikuti
ujian kompetensi manajemen risiko dan lulus dengan hasil yang
cukup baik.
Di samping itu, pengembangan sumber daya manusia juga
dilakukan dengan mengikutsertakan sejumlah kayawan pada
program pelatihan di bidang operasional dan perkreditan, baik
yang dilakukan oleh lembaga pelatihan eksternal maupun
internal Bank.
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber
daya manusia serta sistem informasi teknologi akan terus kami
kembangkan guna memenuhi kebutuhan para stakeholders yang
telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Bank Ina
Perdana.
Akhir kata kami menyampaikan terima kasih atas segala dukungan
dari para nasabah, mitra bisnis, Bank Indonesia selaku otoritas,
Direksi dan seluruh karyawan, serta seluruh pemegang saham yang
telah memberikan dukungan penuh kepada Bank Ina Perdana
selama ini. Semoga Tuhan menyertai kita semua dalam segala
usaha dan karya yang kita lakukan.
Salam Sejahtera,
Dewan Komisaris
Natalia Salim
Komisaris Utama
Hari Sugiharto
Komisaris
Denny Susilo
Komisaris
BANK INAlaporan tahunan 200910
profil dewan komisaris
Natalia Salim
Dalam usianya yang relatif muda 44 tahun, sudah dipercaya untuk memangku jabatan sebagai Komisaris
Utama Bank Ina Perdana sejak tahun 2006. Kesuksesan ini tidak lepas dari latar belakang pendidikan dan
pengalaman kerjanya di bidang finance.
Pendidikan resmi terakhir diperoleh dari Texas Tech University, Lubbock, Texas, USA pada tahun 1991 dan
meraih gelar sebagai Master of Arts dan Bachelor of Business Administration pada tahun 1987.
Selain pendidikan resmi yang telah diselesaikan banyak pelatihan profesional lain yang diikuti, antara lain
seperti: Corporate Treasury Management, Letter of Credit, dan Sertifikasi Manajemen Risiko (2007, BSMR).
Pengalaman kerja pertamanya di Bank adalah di Bank Arta Pusara sebagai Planning Officer dan setelah itu
bergabung dengan BSG Corporation sebagai Corporate Finance.
Hari Sugiharto
Lahir pada tahun 1945, aktif sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Ina Perdana sejak tahun 2001. Gelar
Sarjana Hukum diraih dari Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 1971 dan dari tahun 1968 sampai 1973
tercatat sebagai Dosen di universitas yang sama. Pada tahun 1987, melanjutkan studi di bidang perbankan di
University of Wales, Inggris.
Jenjang karirnya dimulai pertama kali pada tahun 1973, saat mulai bekerja di Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beberapa jabatan yang pernah dipegang dari sejak
tahun 1980 dan bahkan beberapa masih aktif sampai sekarang adalah sebagai berikut: Sekretaris Dewan
Pengawas Bank Tabungan Negara, Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden RI,
anggota Tim Nasional Perundingan Multilateral, anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa/TKBJ Departemen
Keuangan RI, anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa pada Kantor Wakil Presiden RI, pengurus Majelis
Pendidikan Kristen di Indonesia, pengurus Yayasan BPK Penabur, pengurus Yayasan UKRIDA, pengurus Dana
Pensiun BPK Penabur dan pengurus Asosiasi Dana Pensiun Indonesia.
Denny Susilo
Mulai bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris di Bank Ina Perdana pada bulan Januari 2008,
menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi di Faktultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1984
dan melanjutkan pendidikan S2 di bidang finance pada Universitas yang sama. Setelah menyelesaikan
pendidikannya kemudian bergabung dengan Kantor Akuntan Djoko Sutardjo & Co sebagai auditor sampai
tahun 1987. Setelah itu bergabung dengan PT. Great River International Tbk. sebagai internal auditor sampai
tahun 1989.
Karir di bidang perbankan diperoleh sejak bergabung dengan Lippobank dan Lippo Group pada tahun 1989
dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager pada tahun 1995 untuk kemudian bergabung dengan
PT. Tirta Larastama Dinamika Finance sebagai Managing Director. Perkembangan capital market yang mulai
marak di Indonesia membawanya bergabung dengan SZS Capital Market Consultants sebagai partner dan
sejak tahun 2010, tercatat sebagai Direktur Keuangan PT. Prima Multi Artha serta aktifitas sebagai pengajar di
salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jakarta.
BANK INAlaporan tahunan 200912
sambutandewan direksi
Adi Wiratama
Budiarto Santoso
Winadewi Hanantha
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur
( duduk )1.
2.
3.
( kanan )
( kiri )
� Sepanjang tahun 2009, Bank juga telah berupaya melakukan penyempurnaan-
penyempurnaan di berbagai bidang sehingga mampu meningkatkan kinerja secara
berkesinambungan�.
Pertengahan tahun 2008, dunia mengalami guncangan gejolak krisis ekonomi yang bersumber dari berbagai permasalahan di Amerika
Serikat, antara lain seperti; ketidakseimbangan anggaran belanja dan transaksi berjalan, pemberian kredit perumahan kepada nasabah yang
�kurang layak�, kemudian banyaknya jenis transaksi derivatif dimana salah satunya yang menyebabkan kejatuhan lembaga-lembaga
keuangan di Amerika Serikat yakni penerbitan collateralized debt obligations yang berasal dari pembiayaan kredit perumahan.
BANK INAlaporan tahunan 2009 13
Krisis yang meluas ini berdampak pada kelangkaan likuiditas
di Amerika sehingga tidak adanya aliran dana pada sektor riil.
Dengan demikian hal ini mengakibatkan pelemahan ekonomi
Amerika serta diikuti oleh negara-negara maju seperti; Eropa dan
Jepang. Pengaruh pelemahan ekonomi negara-negara maju sedikit
banyak telah mempengaruhi kondisi pasar Indonesia khususnya
dirasakan pada awal tahun 2009, ditandai dengan terjadinya
penurunan harga-harga saham di pasar modal, turunnya nilai
rupiah akibat dari keluarnya aliran dana asing serta mengakibatkan
penurunan cadangan devisa.
Gejala pelemahan ekonomi secara nyata yang dirasakan oleh
kalangan perbankan pada kwartal I/ 2009 dimulai dengan
tersendatnya ekspor barang-barang ke Amerika yang disebabkan
oleh penurunan daya beli masyarakat Amerika. Gejolak ini pada
akhirnya menyentuh dunia perbankan di Indonesia.
Namun berkat upaya Pemerintah yang dengan cepat mengambil
langkah-langkah antisipatif dalam upaya menghindari pelemahan
ekonomi yang berkepanjangan ini telah membuahkan hasil yang
cukup menggembirakan dengan terhindarnya negara kita dari
krisis ekonomi global. Hal ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi nasional pada tahun 2009 sebesar 4,5%.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil ini telah mampu
meningkatkan pertumbuhan usaha PT. Bank Ina Perdana
sepanjang tahun 2009 meskipun menjelang akhir tahun 2009
dunia perbankan kembali mengalami goncangan akibat kesulitan
likuiditas di pasar. Syukur hal ini dapat dengan segera teratasi
berkat upaya-upaya Pemerintah mengeluarkan stimulus kebijakan-
kebijakan yang menggerakkan sektor riil.
Sementara itu, jika dilihat secara lebih mikro, dampak dari
ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi krisis global
kali ini telah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan
bagi pertumbuhan usaha Bank Ina Perdana dengan berhasilnya
membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 13,3 miliar, naik
42,5% dibanding perolehan laba tahun 2008.
Pertumbuhan usaha juga ditandai dengan meningkatnya Dana
Pihak Ketiga dari Rp 558,3 miliar tahun 2008 menjadi sebesar
Rp 722,8 miliar pada akhir Desember 2009, naik 29,5%. Penyaluran
dana kepada pihak ketiga berupa Kredit Diberikan juga mengalami
peningkatan Rp 97,8 miliar atau 20,2% sehingga total Kredit
Diberikan yang berhasil disalurkan sampai dengan akhir
Desember 2009 sebesar Rp 587,86 miliar.
Prinsip Kehati-hatian yang dijadikan pedoman oleh manajemen
dalam mengelola aktivitas usaha telah mampu memelihara tingkat
kesehatan Bank sehingga tidak ada rasio-rasio keuangan yang
melampaui ketentuan-ketentuan sebagaimana yang telah digariskan
oleh Bank Indonesia, seperti rasio CAR ( 23,50% ), non performing
loan gross ( 0,44% ), non performing loan netto ( 0,30% ), pemenuhan
ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit, pemenuhan
ketentuan pemeliharaan rasio Giro Wajib Minimum, dan lain
sebagainya.
Sepanjang tahun 2009, Bank juga telah berupaya melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan di berbagai bidang sehingga
mampu meningkatkan kinerja secara berkesinambungan. Hal ini
tidak lepas dari hasil jerih payah seluruh jajaran manajemen dan
karyawan Bank Ina Perdana.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
Pemegang Saham yang telah mempercayakan pengelolaan Bank
Ina Perdana, kepada seluruh mitra bisnis dan para nasabah yang
senantiasa mendukung pertumbuhan usaha, dan kepada seluruh
karyawan yang telah bekerja keras.
Kami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bank Indonesia khususnya Bagian
Pengawasan yang senantiasa memberikan saran-saran sehingga
kami mampu melakukan tindakan-tindakan koreksi demi kemajuan
Bank Ina Perdana.
Untuk mengetahui secara lebih mendalam kegiatan-kegiatan yang
telah kami lakukan sepanjang tahun 2009, dapat kiranya Bapak
dan Ibu lihat pada uraian laporan yang kami sajikan ini.
Hormat Kami,
Dewan Direksi
Adi Wiratama
Direktur Utama
Budiarto Santoso
Direktur Kepatuhan
Winadewi Hanantha
Direktur
BANK INAlaporan tahunan 200914
profil dewan direksi
Adi Wiratama
Lahir di Semarang, Jawa Tengah. Sarjana Teknik Elektro diperoleh dari Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga dan Master of Business Adiministration diraih di University of Leicester, UK. Selain itu banyak mengikuti
seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri.
Karirnya dimulai sebagai Senior Engineer di Schlumberger OSA pada tahun 1978 � 1981, sebagai Sistem
Engineer di PT Sumber Karya Lestari tahun 1981 � 1983, sebagai EDP Manager di PT Condong Garut tahun
1983 � 1988, sebagai AVP & Staff Comptroller Bank Danamon tahun 1988 �1989, sebagai SAVP & Kepala
Bagian Pengawasan dan Pemeriksaan TSI Bank Danamon tahun 1989 � 1994, sebagai VP & Kepala Divisi
Pengawasan TSI Bank Danamon, dan sebagai SVP & Kepala Divisi Pengawasan Bank Danamon pada tahun
1996 � 1999.
Dari bulan Februari 2000 sampai dengan Oktober 2008 dipercaya sebagai Managing Director yang
membawahi bidang Operasional, Akuntansi, Teknologi Informasi, Personalia dan Umum di Bank Jasa Arta, dan
kemudian sejak bulan Oktober 2008 bergabung dengan Bank Ina Perdana.
Budiarto Santoso
Bergabung dengan Bank Ina Perdana, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2008. Setelah lulus fit & proper yang
dilakukan oleh Bank Indonesia, ditugaskan sebagai Compliance Director. Berbekal pendidikan komputer
di Akademi Pengetahuan Komputer �Budi Luhur� (1982), mencoba untuk meniti karir pada tahun 1984
sebagai staff akunting di Bank Tani Nasional (Prima Ekspress Bank). Untuk melengkapi dan memperkuat
pengetahuannya di bidang akuntansi, melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Sejak April 1990, bergabung dengan PT. Bank Haga sampai dengan akhir Juni 2008. Selama bergabung di
Bank Haga beberapa bidang yang pernah ditangani, yakni: bidang akuntansi, sistem prosedur, audit, human
resources, general affairs, dan Risk Management & Compliance. Menyadari bahwa dunia perbankan terus
berkembang secara dinamis, beberapa topik pelatihan terus diikuti, antara lain: pengembangan diri (personal
self development), computer security system, perpajakan, ketenagakerjaan, banking strategic, assets & liability
management, sertifikasi manajemen risiko, dan teknik-teknik perbankan lainnya.
Winadewi Hanantha
Lahir di Kudus, Jawa Tengah. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun
1976. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan perbankan di dalam negeri.
Memulai karir perbankan di Bank Danamon pada tahun 1977. Selanjutnya bergabung dengan Bank Haga sejak
tahun 1989 kemudian pada tahun 2000 bergabung dengan Bank Hagakita dengan jabatan sebagai Direktur
dan pada tahun 2004 kembali ke Bank Haga dengan posisi sebagai Direktur sampai dengan tahun 2008 dan
kemudian tahun 2009 menjabat sebagai Direktur di Bank Ina Perdana. Beliau mempunyai latar belakang yang
kuat dalam bidang akuntansi, kredit dan marketing.
BANK INAlaporan tahunan 2009 15
struktur organisasibank ina perdana
Board ofCommissioners
Board of Directors
Executive Secretary
Internal Audit
Legal & Remedial
Business Group
Lending & FundingServices
Product &Promotion
Branch Banking
Treasury Main Branch
Business Support
Load AdminCenter
Central Operation
Operation Support Group
Branches
Financial &Accounting
Information SystemTechnology
System & Proc.
System Info & Accounting
Group
HR & General Affairs Group
Risk Management & Compliance Group
General Affairs Compliance
Risk ManagementHuman Resources
- Audit Committee- Risk Supervisory Committee- Remuneration & Nomination Committee
Committee- Strategic Planning & Budgeting Committee- Assets & Liabilities Committee- Credit Committee- Information & System Technology- Risk Management Committee
BANK INAlaporan tahunan 200916
profil pejabat eksekutif
V Budiwan PramanaGroup Head Business
V Budiwan Pramana, 54 tahun. Menyelesaikan Sarjana Ekonomi di tahun 1980. Mengawali karir di bidang
perbankan pada tahun 1980 di Bank CIMB Niaga (d/h Bank Niaga) hingga tahun 1990. Pada tahun 1990 mulai
bergabung dengan Bank Danamon menjabat sebagai Wapinca Marketing dengan jabatan terakhir sebagai
Kepala Divisi Branch Development & Services pada tahun 2004. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi
Branch Banking di Bank Mega hingga Oktober 2005. Tahun 2005 hingga 2006 bekerja di Bank Mayora dengan
jabatan sebagai Kepala Divisi Marketing. Dari tahun 2007 � 2008 menjabat sebagai General Manager pada
PT Sinar Bintang Abadi. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 2008 dengan menjabat sebagai Group
Head Business.
Dharmansyah DjalinsGroup Head Operation
Dharmansyah Djalins, 46 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana
tahun 1989. Selain pendidikan formal, juga mengikuti berbagai pelatihan manajemen operasional, trade finance,
manajemen risiko operasional, IT audit dan seminar pengembangan diri. Memulai karir perbankan pada Bank
Artha Graha dari tahun 1989 hingga 1997 dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager kantor
pusat operasional. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 1997 menduduki jabatan Operation Manager.
Berbagai jabatan pernah diduduki meliputi Kepala Divisi Operasi, Kepala Divisi IT, Kepala Divisi Business
Support hingga terakhir sebagai Group Head Operation.
Kiung Hui NgoGroup Head System & Accounting
Kiung Hui Ngo, 35 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari STIE Trisakti, Jakarta
dan Magister Manajemen dari Universitas Tarumanagara, Jakarta. Selain itu banyak mengikuti seminar dan
pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan. Karirnya dimulai di PT Glamourindo
Khatulistiwa sebagai staff Finance pada tahun 1995 � 1998, sebagai Kepala Bagian Akuntansi di PT Mustika
Citra Perdana tahun 1998 � 2000, sebagai Kepala Bagian Akuntansi & MIS di Bank BRI Syariah (d/h Bank
Jasa Arta) sejak tahun 2000 � 2009, dan bergabung di Bank Ina Perdana sejak tahun 2009 sebagai System
Information & Accounting Group Head.
BANK INAlaporan tahunan 2009 17
Giri PrasetyoGroup Head RM & Compliance
Giri Prasetyo, 40 tahun. Meraih gelar Magister Management dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004.
Memulai karir perbankan pada PT. Bank Haga ditahun 1997. Dari tahun 1997 sampai dengan 2003, menangani
berbagai tugas di front dan back office. Pada tahun 2006 menjabat sebagai Head of Risk Management
sampai tahun 2008, kemudian diangkat menjadi Head of Portfolio Management pada Rabobank dengan
pangkat Assistent Vice President sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2009 bergabung dengan Bank Ina
Perdana dengan jabatan Risk Management & Compliance Group Head.
Agung Buntaran Group Head Central Credit
Agung Buntaran, 45 tahun. Menyelesaikan pendidikan strata satu di ISTN Jakarta tahun 1994. Mengawali
pendidikan perbankan di Bank Yama tahun 1990 selanjutnya mengawali karir di Bank Ina pada tahun 1991. Ta-
hun 1996 mengambil program MBA di Australia dan kembali bergabung dengan Bank Ina tahun 1999. Perjala-
nan karirnya dimulai dari staff Planning and Control, Treasury Manager, Branch Manager, Commercial Banking
Head, Head Of Funding & Lending Serfices dan saat ini menjabat sebagai Central Credit Group Head. Relevan
training yang pernah diikuti antara lain Asset Liabilities Management (Bank Ina), Bank Accounting (IBI), Advance
Treasury (Deutsche Bank), Bank Fund Management (UI), Understanding Financial Instrument (Australian Securi-
ties Institute), Credit Analist Course (IBI) dan Risk Management (GARP BSMR).
Musa Sinambela Corporate Secretary
Musa Sinambela, 42 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum tahun 1992 dan telah memperoleh izin
sebagai Advokat pada tahun 2003. Saat ini tengah menyelesaikan Program Magister Hukum pada Universitas
Gadjah Mada. Mengawali karir di bidang perbankan ditahun 1993 pada BPR Sumber Pangasean sebagai
Kepala Bagian Kredit. Pada tahun 1996-1997 bekerja di Universitas Mpu Tantular sebagai Kepala Sekretariat
Rektorat. Bergabung dengan Rabobank (d/h Bank Haga) pada tahun 1997 hingga 2004 dengan jabatan
terakhir Senior Assistant Manager pada Legal & Remedial Group. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi Legal &
Compliance hingga September 2009 pada Bank Capital Indonesia, Tbk. Bergabung di Bank Ina Perdana sejak
Oktober 2009 sebagai Kepala Corporate Secretary.
KlaritaHead of SKAI
Menyelesaikan pendidikan di Universitas Katolik St Thomas Medan, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi pada
tahun 1992. Mulai berkarir di Bank Ina Perdana pada tahun 1993, diawali dengan bekerja di bagian Customer
Service, Financial Analysis, Accounting Staff dan pada tahun 1995 dipromosikan menjadi Head of
Accounting. Tahun 2010 dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Head of Internal Audit.
Dalam usaha untuk menunjang karir, seminar-seminar banyak diikuti seperti, Bank Performance Analysis,
Perpajakan, Risk Management, Asset & Liabilty Management, Problem Solving & Decision Making dan seminar-
seminar pengembangan diri.
BANK INAlaporan tahunan 200918
BERIKUT ADALAH ANALISA SINGKAT HASIL - HASIL OPERA-
SIONAL DAN POSISI KEUANGAN PT BANK INA PERDANA
SELAMA TAHUN BUKU YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009.
TINJAUAN KINERJA KEUANGAN BANK
Laba Bersih
Laba bersih setelah pajak tumbuh 42,48% menjadi Rp 13,35 miliar,
dibandingkan tahun 2008, yang sebesar Rp 9,37 miliar, sementara
laba operasional meningkat dari Rp 14,11 miliar di tahun 2008
menjadi 19,27 miliar di tahun 2009.
Rasio laba terhadap aktiva rata-rata (ROA) serta rasio laba terhadap
ekuitas rata-rata (ROE) adalah masing-masing 2,57% dan 13,25%,
meningkat jika dibandingkan dengan 2,08% dan 10,31% pada
tahun 2008.
Pendapatan Bunga & Beban Bunga
Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan bunga bersih pada tahun 2009, termasuk provisi
dan komisi kredit, berjumlah sebesar Rp 38,88 miliar, mengalami
penurunan sebesar Rp 3,24 miliar atau 7,69% dibandingkan tahun
2008. Selama tahun 2009 ini terjadi kenaikan baik dari sisi penda patan
bunga maupun beban bunga. Pendapatan bunga terutama berasal
dari aktivitas pemberian kredit, investasi dalam surat berharga, serta
penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain sebesar Rp 86,52
miliar pada tahun 2009 atau naik 5,13% dari Rp 82,30 miliar di
tahun sebelumnya. Beban bunga pada tahun 2009 sebesar Rp
52,45 miliar atau naik sebesar 9,98% dari Rp 47,69 miliar di tahun
sebelumnya. Naiknya pendapatan bunga dan biaya bunga di tahun
2009 terutama disebabkan oleh naiknya outstanding dari aktiva
produktif dan dana pihak ketiga Bank. Selama tahun 2009, aktiva
produktif dan dana pihak ketiga yang dimiliki Bank mengalami
peningkatan dibanding tahun 2008, dengan peningkatan dana
pihak ketiga sebesar 29,46% dan peningkatan aktiva produktif
sebesar 20,10%. Rasio pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata
aktiva produktif menurun menjadi 5,38% pada tahun 2009
dibandingkan 6,15% pada tahun 2008.
laporanmanajemen
25
20
15
10
5
0
2005 2006 2007 2008 2009
Tahun
Jum
lah
Laba
Laba sesudah pajak
Laba sebelum pajak
Perolehan Laba Bank Ina Perdana
2009 2008 2008
Rincian pendapatan bunga
- Kredit 65,76 70,85 57,51
- Penempatan pada BI & Bank lain 2,22 4,93 8,73
- Surat Berharga 18,54 6,52 2,65
86,52 82,30 68,89
Pendapatan provisi & komisi 4,81 7,50 4,20
Jumlah Pendapatan dan Bunga 91,33 89,81 73,09
Rincian beban bunga 5,19 3,70 2,89
- Giro 3,23 2,88 2,66
- Tabungan 43,72 41,08 31,74
- Deposito 0,31 0,03 0,03
52,45 47,69 37,32
Pendapatan Bunga Bersih
BANK INAlaporan tahunan 2009 19
Pendapatan Operasi Lainnya
Pendapatan operasional lainnya, yaitu pendapatan imbal-jasa,
komisi dari aktivitas non-kredit, dan pendapatan lain-lain, mengalami
kenaikan menjadi Rp 13,04 miliar di tahun 2009 dari Rp 2,34
miliar di tahun 2008. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya
penerimaan pendapatan dari penjualan dan kenaikan harga surat
berharga sepanjang tahun 2009.
Pendapatan Non Operasional
Sepanjang tahun 2009, Bank berupaya menurunkan outstanding
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) melalui penjualan. Dari kegiatan
tersebut, Bank membukukan keuntungan penjualan bersih sebesar
Rp 0,26 miliar.
Beban Operasional Lainnya
Di tahun 2009, Bank Ina telah melakukan penguatan infrastruktur
melalui penambahan 2 kantor cabang di Lumajang dan Bandung,
3 kantor cabang pembantu di Jakarta, yakni di Mangga Dua, Kelapa
Gading dan Jatinegara, serta 1 payment point di Royal Golf Halim
Jakarta. Perluasan usaha ini juga mengakibatkan penambahan
jumlah karyawan sebanyak 41 orang menjadi 217 orang.
Hal ini telah meningkatkan Beban Operasional Lainnya Bank
sebesar Rp 5,41 miliar menjadi Rp 31,97 miliar di tahun 2009.
Kontributor terbesar dari peningkatan beban Overhead adalah
Beban Administrasi dan Umum serta Beban Personalia yang
masing-masing meningkat sebesar Rp 2,43 miliar dan Rp 2,01
miliar dibandingkan tahun 2008.
POSISI KEUANGAN
Aktiva dan Kewajiban
Sampai dengan 31 Desember 2009, total aktiva Bank Ina mencapai
Rp 846,36 miliar, sementara kewajibannya mencapai Rp 734,60
miliar. Jumlah-jumlah tersebut merupakan peningkatan sebesar
27,86% dan 30,36% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kenaikan total aktiva ini terutama berasal dari peningkatan jumlah
kredit yang diberikan dari Rp 489,47 miliar pada akhir tahun 2008
menjadi Rp 587,86 miliar pada akhir tahun 2009 dan peningkatan
investasi pada surat berharga dari Rp 134,22 miliar pada akhir
tahun 2008 menjadi Rp 207,20 miliar pada akhir tahun 2009.
Sedangkan di sisi kewajiban penyebab peningkatan terbesar
adalah naiknya dana pihak ketiga dari Rp 557,26 miliar pada tahun
2008 menjadi Rp 722,80 miliar. Selama tahun 2009, tidak ada pinja-
man yang diterima oleh Bank Ina.
Likuiditas dan Aktiva Produktif
Alat likuid Bank Ina yang meliputi kas, giro, penempatan, dan surat
berharga setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian per tanggal
31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 477,26 miliar atau naik
50,51%, dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 317,10 miliar.
Selain penyaluran dana masyarakat dalam bentuk kredit yang
diberikan, penempatan dana aktiva produktif lainnya seperti Surat
Berharga Bank Indonesia dan surat berharga lainnya merupakan
pilihan penempatan dana masyarakat yang mampu memberikan
kontribusi pendapatan kepada bank.
Komposisi aktiva produktif pada tahun 2009 didominasi oleh
penempatan kredit yang diberikan. Aktiva produktif per tanggal 31
Desember 2009 adalah sebesar Rp 797,05 miliar, atau naik 27, 50%
dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 625,14 miliar. Kenaikan
terbesar berasal dari kredit yang diberikan dan penempatan
pada Bank Indonesia melalui SBI dan FASBI.
Berikut perkembangan Aktiva Produktif pada tahun 2008 dan 2009 :
Kredit Yang Diberikan
Surat Berharga
SBI / FASBI
Penempatan Pada Bank Lain
Penyertaan
Rekening Administratif
J u m l a h
587,86
10,00
197,20
0,07
0,00
1,92
797,05
489,47
10,42
123,80
0,07
0,00
1,38
625,14
73,76%
1,25%
24,74%
0,01%
0,00%
0,24%
100,0%
78,30%
1,67%
19,80%
0,01%
0,00%
0,22%
100,00%
Aktiva ProduktifT a h u n P a n g s a / P o r s i
2 0 0 9 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 0 8
dalam miliar rupiah
Pendapatan Bunga Bersih Bank
45
40
35
30
25
20
15
10
02005 2006 2007 2008 2009
5
BANK INAlaporan tahunan 200920
KREDIT
Total kredit meningkat sebesar 20,10% menjadi Rp 587,86 miliar dan
merupakan 73,76% dari total aktiva produktif per 31 Desember 2009.
Dari komposisi secara total, kredit komersial meningkat 122,56%
menjadi Rp 280,81 miliar, dan kredit konsumsi mengalami kenaikan
menjadi Rp 32,95 miliar. Pertumbuhan kredit melalui portfolio
pembiayaan transportasi angkutan umum kepada end-user melalui
program kerjasama dengan MultiFinance menurun 19,21% menjadi
Rp 273,96 miliar di tahun 2009. Kredit bermasalah (non performing
loan / NPL) menurun sebesar Rp 2,53 miliar atau 49,57% dibanding
tahun sebelumnya, yang menyebabkan rasio NPL gross menurun
dari 1,04% menjadi 0,44% dan rasio NPL bersih turun menjadi
0,30% dari rasio tahun sebelumnya yaitu 0,88%.
Pertumbuhan portfolio kredit sebagian disalurkan kepada sektor
UMKM, dengan komposisi :
�
�
�
Distribusi kredit yang diberikan berdasarkan sisa umur jatuh tempo :
Distribusi kredit yang diberikan menurut sektor ekonomi :
Kredit usaha mikro sebesar Rp 149,25 miliar
Kredit usaha kecil sebesar Rp 71,50 miliar
Kredit usaha menengah sebesar Rp 105,96 miliar
Jumlah Porsi
Telah jatuh tempo 6,37 1,08%
Hingga 1 tahun 317,24 53,96%
Lebih dari 1 � 2 tahun 125,05 21,27%
Lebih dari 2 � 5 tahun 111,09 18,90%
Lebih dari 5 tahun 28,11 4,79%
Jumlah 587,86 100,00%
dalam miliar rupiah
Jenis Industri Jumlah Porsi
Kendaraan Bermotor 235,57 40,07%
Jasa Bisnis 103,66 17,63%
Pertambangan 24,96 4,25%
Perdagangan, hotel & restoran 17,41 2,96%
Konstruksi 12,68 2,16%
Industri 10,14 1,72%
Pertanian 8,72 1,48%
Lain - lain 8,18 1,39%
Jumlah 166,53 100,00%
dalam miliar
Distribusi kredit yang diberikan menurut jenis penggunaan:
Bank Ina selalu berusaha memperbaiki komposisi kredit yang ada
agar tidak terlalu terkonsentrasi di jenis penggunaan konsumsi.
Sebagai hasilnya, dapat dilihat di tahun 2009, segmen konsumsi
berhasil diturunkan menjadi 54,74% dari total portfolio kredit bank,
dimana pada tahun 2008 segmen konsumsi masih mendominasi
sebesar 74,24%. Di sisi lain, kredit untuk modal kerja dan investasi
mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.
Dalam hal segmentasi, Bank Ina menyalurkan kreditnya ke segmen
usaha ritel berskala mikro, kecil dan menengah, sebesar 55,58%
dari total kredit yang diberikan di tahun 2009.
Dari total kredit untuk sektor UMKM, 45,68% disalurkan untuk sektor
mikro. Sedangkan jika dilihat berdasarkan sisa umur jatuh tempo,
sebagian besar kredit yang diberikan akan jatuh tempo dalam
waktu kurang dari satu tahun, yakni tercatat 53,96%. Sementara itu,
jika dirinci berdasarkan sektor ekonomi, kendaraan bermotor masih
mendominasi pemberian kredit, yaitu sekitar 40,07% dari total kredit
yang diberikan, diikuti oleh sektor lainnya sebesar 28,34% dan
sektor jasa bisnis sebesar 17,63%.
Dalam rangka mendukung dan memberdayakan sektor usaha ke-
cil, Bank Ina juga menyalurkan pinjamannya dalam bentuk KUK
(Kredit Usaha Kecil). Pada tahun 2009, realisasi KUK yang dapat
disalurkan adalah sebesar Rp 220,75 miliar.
400
350
300
250
200
150
100
50
02009 2008 2007 2006 2005
Jum
lah
Kred
it
Konsumsi Modal Kerja Investasi
Tahun
522.08lancar
macet2,46
diragukan0,02
KL0,09DPK
63,21
dalam miliar rupiah
BANK INAlaporan tahunan 2009 21
Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas aktiva produktif untuk tahun 2009 mengalami perbaikan
jika dibandingkan tahun 2008. Hal ini terlihat dari rasio Non
Performing Loan (NPL) gross yang menunjukkan perkembangan
yang sangat bagus jika dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, yaitu 0,44% di tahun 2009 turun sebesar 57,69% dari
tahun 2008. Perbaikan kualitas aktiva produktif ini disebabkan
adanya peningkatan outstanding kredit yang diberikan dan
turunnya outstanding kredit dengan kolektibilitas Kurang Lancar,
Diragukan, dan Macet.
Rasio aktiva produktif bermasalah pada tahun 2009 tercatat
sebesar 0,32%, turun jika dibandingkan pada tahun 2008 0,82%.
Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) selama tahun
2009, yang meliputi cadangan umum dan cadangan khusus
telah dibentuk melebih PPAP yang wajib dibentuk sebagai mana
yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Pada tahun 2009, tidak
ada kredit yang dihapus buku oleh Bank, sementara kredit yang
direstrukturisasi hanya tercatat Rp 0,07 miliar.
Dana Pihak Ketiga
Simpanan nasabah tumbuh sebesar 29,70% di tahun 2009
menjadi Rp 722,80 miliar dibandingkan tahun 2008 yang sebesar
Rp 557,26 miliar. Komposisi simpanan nasabah adalah 10,42%
dalam bentuk giro, 11,25% dalam tabungan, dan 78,33% dalam
deposito berjangka.
Rasio dana murah meningkat menjadi 21,67% dibandingkan
dengan 18,58% ditahun sebelumnya. Selain itu, simpanan bank lain
dari Rp 1,05 miliar menjadi Rp 5,55 miliar pada tahun 2009.
Kondisi dana pihak ketiga Bank Ina untuk tahun 2009 dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Ekuitas dan Kecukupan Modal
Modal dasar Bank Ina adalah Rp 400,00 miliar atau 400 juta saham
dengan modal yang sudah ditempatkan dan disetor penuh sebesar
Rp 128,00 miliar atau 128 juta saham.
Pada tahun 2009, modal Bank Ina termasuk tier1 dan tier2 adalah
Rp 108,78 miliar atau naik Rp 12,66 miliar dibandingkan tahun 2008
sebesar Rp 96,12 miliar. Kenaikan ini dipengaruhi oleh perolehan
laba yang cukup baik selama tahun 2009.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada akhir tahun 2009 tercatat
23,50% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 26,28%.
Kualitas aktiva produktif per 31 Desember 2009 :
Total Kredit2009 %
KUK Non KUK KUK Non KUK
587,86 220,75 367,11 37,55% 62,45%
dalam miliar rupiah
Total Kredit2008 %
KUK Non KUK KUK Non KUK
489,47 369,77 119,70 75,54% 24,46%
Kolektibilitas 2009 2008
Lancar 732,76 583,20
Dalam Perhatian Khusus 61,71 36,83
Kurang Lancar 0,10 0,34
Diragukan 0,02 0,06
Macet 2,46 4,71
Total 797,05 625,14
NPL - Gross 0,44% 1,04%
NPL - Nett 0,30% 0,88%
PPAP yang telah dibentuk 6,84 6,35
PPAP yang wajib dibentuk 6,77 6,33
dalam miliar rupiah
Kolektibilitas 2009 2008 Perubahan
Giro 75,31 41,37 82,05%
Tabungan 81,33 62,17 30,82%
Deposito 566,16 453,72 24,78%
Jumlah 722,803 557,263 29,71%
dalam miliar rupiah
Rasio Kecukupan Modal( dalam miliar rupiah ) 2009 2008
Modal inti 104,52 92,40
Modal pelengkap 4,26 3,72
Total modal tersedia 108,78 96,12
ATMR menurut resiko kredit 462,84 365,68
ATMR menurut resiko pasar - -
Total ATMR 462,84 365,68
Rasio kecukupan modal 23,50% 26,28%
BANK INAlaporan tahunan 200922
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Sepanjang tahun 2009 tidak terdapat pelampauan maupun
pelanggaran terhadap batas maksimum pemberian kredit.
Penyaluran kredit dilakukan dengan tetap memperhatikan
ketentuan dari Bank Indonesia
Transaksi Pihak Hubungan Istimewa
Selama tahun 2009, seluruh transaksi dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan persyaratan dan
kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga
tidak terkait. Kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa per 31 Desember 2009 tercatat sebesar
Rp 97,17 miliar, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelum-
nya Rp 93,30 miliar. Dana pihak ketiga dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa per 31 Desember 2009 terdiri dari Giro sebesar
Rp 5,72 miliar, Tabungan sebesar Rp 10,53 miliar dan deposito
sebesar Rp 23,63 miliar.
Kebijakan Penetapan Suku Bunga
Penentuan besarnya suku bunga untuk kepentingan nasabah
dan Bank Ina, baik untuk pendanaan maupun untuk penempatan
dana, dilakukan melalui Rapat Komite Assets & Liabilities (ALCO).
Rapat ALCO dilakukan secara rutin setiap bulan untuk mengkaji
perkembangan tingkat suku bunga di pasar dan indikasi tren suku
bunga yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Hasil kajian Rapat
ALCO ini kemudian menetapkan tingkat suku bunga yang berlaku
untuk seluruh nasabah.
Pengkajian tingkat suku bunga secara rutin ini dimaksudkan juga
agar Bank Ina mampu berkompetisi dengan Bank-bank lain dan
dapat memelihara loyalitas nasabah. Selain itu, dengan adanya
pengkajian tingkat suku bunga secara berkala, diharapkan mampu
mengoptimalkan perolehan bunga.
Sepanjang tahun 2009, tingkat suku bunga yang ditetapkan untuk
rekening Giro berkisar antara 0% - 8,5%, rekening Tabungan antara
1% - 8,5% dan rekening Deposito antara 6,75% - 11,75%, sedangkan
untuk suku bunga Kredit ditetapkan antara 11,0% - 20,0% yang
umumnya berlaku secara floating.
Teknologi Informasi
Bank Ina Perdana mempunyai komitmen untuk secara terus
menerus dan berkelanjutan mengembangkan teknologi informa-
sinya sejalan dengan berkembangnya teknologi di bidang per-
bankan, agar dapat memberikan nilai tambah dalam pelayanan
kepada nasabah dan mitra usaha.
Masalah teknologi informasi menjadi penting artinya bagi Bank,
karena penguasaan teknologi informasi di bidang perbankan meru-
pakan syarat mutlak bagi masa depan bisnis perbankan di dunia.
Proses pengembangan teknologi sistem informasi Bank Ina Perdana
terus menerus dilakukan. Pengembangan teknologi informasi
ini merupakan suatu penyempurnaan arsitektur sistem aplikasi
perbankan yang pengembangannya selalu disesuaikan dengan
kemajuan teknologi informasi tanpa mengabaikan aspek keamanan
bertransaksi. Dengan teknologi informasi yang solid diharapkan
dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi-inovasi
produk berbasis teknologi.
Sejalan dengan hal-hal tersebut, pengembangan informasi dan
teknologi akan memperbaiki proses-proses bisnis yang ada
agar dapat mendukung setiap aktivitas pelaksanaan transaksi,
pelaporan intern/ekstern, dan pengambilan keputusan yang lebih
efisien, dengan dan menggunakan software pengelolaan database
dalam bentuk Relational Database Management System (RDBMS).
Teknologi informasi di Bank Ina Perdana akan terus dikembangkan
untuk memaksimalkan kontribusi teknologi informasi bagi Bank.
Penerapan teknologi yang tepat guna akan memaksimalkan
manfaat investasi dan meningkatkan daya saing Bank Ina Perdana.
BANK INAlaporan tahunan 2009 23
Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidaklah terlepas
dari Sumber Daya Manusia yang merupakan aset penting bagi
Perusahaan. Berangkat dari kesadaran itu, manajemen Bank
terus berkomitmen untuk mengembangkan potensi karyawan-
karyawannya dan menciptakan iklim kerja yang harmonis antar lini.
Pengembangan kualitas pegawai menjadi bagian penting dari
peningkatan nilai organisasi, sehingga harus dialokasikan sumber
daya yang memadai untuk menyelenggarakan berbagai program
pendidikan dan pelatihan.
Dan sejalan dengan penerapan manajemen risiko, seluruh pejabat/
jajaran yang terkait akan diikutsertakan dalam pelatihan dan
sertifikasi manajemen risiko.
Jumlah sumber daya manusia pada tahun 2009 mengalami
penambahan sebanyak 41 orang. Penambahan ini terjadi karena
penambahan jaringan kantor Bank. Sampai dengan tanggal 31
Desember 2009, jumlah karyawan Bank Ina Perdana adalah
sebanyak 217 orang,
Dimana komposisi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan dan
jenjang usia disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.
sumberdayamanusia
Jenjang Pendidikan :
Pasca Sarjana
Strata 1
Diploma
SMU
SLTP
SD
Jumlah
Kelompok Usia :
s/d 30 tahun
31 s/d 40 tahun
41 s/d 50 tahun
50 tahun ke atas
Jumlah
6 orang
149 orang
26 orang
28 orang
3 orang
5 orang
217 orang
95 orang
58 orang
55 orang
9 orang
217 orang
5 orang
119 orang
24 orang
21 orang
2 orang
5 orang
176 orang
77 orang
52 orang
39 orang
8 orang
176 orang
KETERANGAN 2009 2008
Program Pendidikan spesial
In House Programs
External Programs
Total
11
35
32
78
92
679
72
843
NAMA PROGRAM Jumlah Program Jumlah Peserta
BANK INAlaporan tahunan 200924
Jasa Perbankan
�
�
�
�
�
PRODUK DAN JASA
Pendanaan yang diikutsertakan dalam program penjaminan
pemerintah berupa :
�
�
�
�
�
�
uraianproduk & jasa
ATM INA, memberikan kemudahan untuk bertransaksi tunai di
lebih 17.000 jaringan ATM Bersama maupun transfer antar Bank
di seluruh Indonesia.
Pembayaran Tagihan PLN dan TELKOM Online di semua kantor
cabang Bank Ina Perdana.
Transfer valas melalui NCM, kerjasama dengan CIMB Niaga
Layanan Payroll yang memudahkan bagi perusahaan dalam
administrasi pembayaran gaji.
Money Changer, layanan penukaran valuta asing untuk mata
uang US Dollar dan Singapore Dollar.
Tabina Perdana, tabungan dengan tingkat suku bunga menarik
dengan pilihan hadiah sesuai point reward.
Tabina Eksekutif, tabungan yang memberikan keuntungan
dengan suku bunga mendekati bunga deposito
Tabungan Pinter, tabungan yang dirancang khusus untuk
merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi
dan dilindungi oleh asuransi
Tabina Mahasiswa, tabungan yang dirancang khusus untuk
mahasiswa melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan /
perguruan tinggi.
Rekening Giro, rekening dengan jasa giro yang menarik serta
memberikan keamanan dalam bertransaksi bisnis sehari-hari
dengan menggunakan cek/bilyet giro.
Deposito, simpanan berjangka yang memberikan keamanan
dan kenyamanan dengan tingkat suku bunga yang lebih
menarik.
Pemberian kredit
�
�
�
�
Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai investasi di sektor
usaha kecil & menengah
Kredit Modal Kerja, kredit untuk mendukung perputaran modal
kerja usaha produktif
Kredit Konsumsi, membiayai pembelian properti, kendaraan
bermotor, barang elektronik & barang konsumsi lainnya.
Kredit Tanpa Agunan (KTA), memberikan kemudahan bagi
nasabah untuk mendapatkan dana tunai dengan suku bunga
kompetitif.
BANK INAlaporan tahunan 2009 25
Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor jasa, dukungan dan
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja serta integritas perusa-
haan merupakan faktor pendukung keberhasilan perseroan.
Bank Ina menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia
merupakan hal yang sangat penting di Indonesia. Berangkat dari
kesadaran itu, secara rutin Bank Ina memberikan beasiswa kepada
mahasiswa berprestasi di Universitas Kristen Krida Wacana
( UKRIDA ).
Melalui program Ayo ke Bank, sosialisasi ke masyarakat mengenai
perbankan juga dilakukan oleh Bank Ina dengan cara kunjungan
ke sekolah-sekolah di lingkungan kantor Bank Ina Perdana.
Edukasi perbankan yang dilakukan secara rutin pada usia dini
macam ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai manfaat dan fungsi dari Bank
Selain itu, pada akhir tahun 2009, Bank Ina juga melakukan
kunjungan ke Panti Asuhan Taman Fioreti yang berlokasi di Bekasi
dalam rangka berbagi dengan saudara-saudara yang kurang
beruntung.
Kegiatan sosial ini akan terus dilakukan Bank Ina di tahun-tahun
mendatang, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
optimal bagi peningkatan kualitas hidup sesama kita.
aktivitas sosial
BANK INAlaporan tahunan 200926
laporantata kelola perusahaan
Pelaksanaan Tentang
digambarkan sebagai seperangkat
hubungan antara Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Pemegang
Saham dan Pemengku Kepentingan lainnya dalam perusahaan.
Hubungan tersebut secara besama-sama menciptakan suatu
sistem yang mengarahkan dan mengontrol jalannya Perusahaan.
Pelaksanaan GCG diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja
Bank, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan.
Pelaksanaan GCG di Bank Ina Perdana berlandaskan pada lima
prinsip dasar, yaitu sebagai berikut :
Corporate governance
Good Corporate Governance ( GCG )
�
�
�
�
�
Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam me-
ngemukakan informasi yang material dan relevan serta
keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan;
Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi dan
pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga
pengelolaannya berjalan secara efektif;
Pertanggungjawaban (responsbility), yaitu kesesuaian pe-
ngelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang
sehat;
Independensi (independency), yaitu pengelolaan bank secara
profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun;
Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Agar pelaksanaan GCG dapat berjalan efektif, telah disusun
suatu struktur tatakelola dalam organisasi yang memungkinkan
Direksi dan Manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan dan
melindungi kepentingan stakeholders.
Pedoman pelaksanaan GCG yang menjadi acuan pelaksanaan di
tiap jenjang organisasi telah dituangkan dalam Kebijakan Manaje-
men yang mengikat dan harus dijalankan, yang didalamnya men-
cakup kebijakan tentang Tata Tertib Dewan Komisaris dan Direksi,
pengaturan etika kerja, waktu kerja dan pengaturan rapat Dewan
Komisaris dan Direksi.
A. Struktur Tata Kelola Perusahaan
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris PT. Bank Ina Perdana berjumlah 3 (tiga) orang,
dengan komposisi sebagai per 31 Desember 2009 berikut :
- Natalia Salim : Komisaris Utama
- Hari Sugiharto : Komisaris Independen
- Denny Susilo : Komisaris Independen
Komposisi dan Keanggotaan Dewan Komisaris telah sesuai dengan
ketentuan GCG yakni :
�
�
�
�
Komisaris Independen berjumlah lebih dari 50% dari jumlah
anggota Dewan Komisaris secara keseluruhan.
Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan.
Anggota Dewan Komisaris Independen tidak memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/
atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali,
sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertin-
dak independen.
Seluruh Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan
Bank yang dapat mempengaruhi untuk bertindak tidak
independen yakni :
Tidak memiliki saham Bank.
Tidak terafiliasi dengan pihak yang memberikan jasanya
kepada Bank.
Bukan merupakan Debitur Inti dan/atau Deposan Inti Bank.
-
-
-
Dalam tahun 2009 telah diadakan 7 (tujuh) kali rapat, yang seluruhnya
dihadiri oleh semua anggota Dewan Komisaris Bank.
Natalia Salim
Hari Sugiharto
Denny Susilo
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris Independen
7
7
7
0
0
0
100
100
100
Nama JabatanJumlahRapat
Tidak Hadir
% Hadir
BANK INAlaporan tahunan 2009 27
Dewan Komisaris telah membentuk Komite-Komite untuk mendu-
kung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris, yakni :
1. Komite Audit
Komite ini berfungsi melakukan pemantauan dan evaluasi atas
perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak
lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian
intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
Keanggotaan Komite Audit terdiri dari 3 orang dengan susunan se-
bagai berikut :
Ketua : Denny Susilo (Komisaris Independen)
Anggota : Dr. Timotius (Pihak Independen)
Nia Budhyanti (Pihak Independen)
Pengangkatan anggota Komite Audit dilaksanakan setelah
sebelumnya dilakukan proses seleksi dan penelitian terhadap track
record masing-masing anggota sehingga dapat diyakini bahwa
semua anggota Komite Audit memiliki kompetensi, integritas, akhlak,
dan moral yang baik, yang dapat menunjang dalam melaksanakan
tugas dan tangung jawabnya sebagai anggota Komite Audit.
Fungsi Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam hal :
- mengawasi efektivitas sistem pelaporan keuangan Bank;
- mengawasi efektifitas pelaksanaan auditor internal dan eksternal;
- melakukan pengendalian internal dan manajemen risiko serta
kepatuhan.
Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit memiliki akses penuh
dan tidak terbatas pada informasi dari karyawan, termasuk Direktur
dan sumber eksternal, dapat juga meminta opini pihak ketiga yang
independen apabila diperlukan dan berkoordinasi dengan Internal
Audit.
Dalam tahun 2009 telah diadakan 10 kali rapat yang seluruhnya
dihadiri oleh anggota Komite secara fisik :
2. Komite Pemantau Risiko
Komite ini berfungsi melakukan evaluasi kesesuaian antara
kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan serta
melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite
Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Komite Pemantau Risiko beranggotakan 3 orang, dan keanggotaan-
nya telah memenuhi ketentuan GCG. Susunan dan Keanggotaan
Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut :
Ketua : Hari Sugiharto (Komisaris Independen)
Anggota : Dr. Timotius (Pihak Independen)
Nia Budhyanti (Pihak Independen)
Pengangkatan anggota Komite Pemantau Risiko dilaksanakan
setelah sebelumnya juga dilakukan proses seleksi dan penelitian
terhadap track record masing-masing anggota sehingga dapat
diyakini bahwa semua anggota Komite Pemantau Risiko memiliki
kompetensi, integritas, akhlak, dan moral yang baik, yang dapat
menunjang dalam melaksanakan tugas dan tangungjawabnya
sebagai anggota Komite Pemantau Risiko.
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko dalam
membantu Dewan Komisaris telah terlaksana dengan baik, yakni :
�
�
�
�
�
Komite secara berkala mengevaluasi kesesuaian kebijakan
manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan di lapangan;
Komite membantu dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite
Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko;
Komite telah menyetujui dan mengevaluasi Kebijakan
Manajemen Risiko;
Komite telah mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan manajemen risiko;
Komite telah mengevaluasi dan memutuskan permohonan
Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan
persetujuan Dewan Komisaris.
Dalam tahun 2009, Komite Pemantau Risiko telah 10 kali
melaksanakan rapat, yang seluruhnya dihadiri anggota komite
secara penuh;
Denny Susilo
Dr. Timotius
Nia Budhyanti
Ketua
Anggota
Anggota
10
10
10
0
0
0
100
100
100
Nama JabatanJumlah Rapat
TidakHadir
% Hadir
Hari Sugiharto
Dr. Timotius
Nia Budhyanti
Ketua
Anggota
Anggota
10
10
10
0
0
0
100
100
100
Nama JabatanJumlah Rapat
Tidak Hadir
% Hadir
laporan tata kelola perusahaan
BANK INAlaporan tahunan 200928
3. Komite Remunerasi dan Nominasi.
Komite ini berfungsi melakukan evaluasi kebijakan remunerasi
untuk seluruh tingkatan dalam organisasi serta menyusun dan
merekomendasikan sistem prosedur pemilihan dan atau
penggantian anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi
Komite Remunerasi dan Nominasi beranggotakan 3 orang dan
keanggotaannya telah memenuhi ketentuan GCG, dengan susunan
keanggotaan sebagai berikut :
Ketua : Natalia Salim (Komisaris Utama) *)
Anggota : Denny Susilo (Komisaris Independen)
Wenijati (Kepala Unit Kerja SDM)
Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi,
sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen telah
dilaksanakan dengan baik, yakni sebagai berikut :
Dewan Direksi
Dewan Direksi berjumlah 3 (tiga) orang, dengan komposisi
sebagai berikut :
- Direktur Utama : Ir. Adi Wiratama, MBA
- Direktur Kepatuhan : Budiarto Santoso
- Direktur : Winadewi Hanantha
Direktur Utama berasal dari pihak yang independen terhadap
pemegang saham pengendali. Independensi Direktur Utama
ditunjukkan dengan tidak adanya hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
dengan Pemegang Saham Pengendali Bank. Pengangkatan Direksi
dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan
atas rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi.
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya, Direksi
tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang dapat
mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Tata tertib
kerja Direksi telah ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen, yang
didalamnya diatur juga tentang tata cara pengambilan keputusan
Direksi, yang mengikat dan menjadi tanggungjawab seluruh
Direksi
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi dalam pelaksanaan GCG
sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen, telah
dilaksanakan dengan baik oleh Direksi, sebagai berikut :
*) Terhitung tanggal 14 April 2010 diganti oleh Denny Susilo, Natalia Salim sebagai anggota sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (PBI No.8/4/PBI/2006 jo PBI No.8/14/PBI/2006)
�
�
�
�
�
melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk
disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kebijakan
remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keselu-
ruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
menyusun dan memberikan rekomendasi sistem dan prosedur
mengenai pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disam-
paikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham,
memberikan rekomendasi mengenai calon Dewan Komisaris
dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham,
memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang
akan menjadi anggota Komite Audit dan/atau Komite Pemantau
Risiko kepada Dewan Komisaris.
Komite telah melakukan rapat sebanyak 4 kali dalam tahun 2009,
yang dihadiri oleh semua anggota komite secara penuh ;
*) Mulai menjabat sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sejak Desember 2009 menggantikan Reza Soenako yang berhalangan tetap.
Natalia Salim
Denny Susilo
Reza Soenako
Wenijati*
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
4
4
1
1
0
0
0
0
Nama Jabatan Jumlah Rapat Tidak Hadir
laporan tata kelola perusahaan
�
�
�
Direksi telah bertanggungjawab secara penuh atas pelaksanaan
kepengurusan Bank, tercermin dengan tingkat keberhasilan
bisnis Bank dan tingkat pemenuhan kepatuhan Bank terhadap
regulasi.
Direksi mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawab sebagaimana diatur dalam anggaran dasar
perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi, antara lain adalah :
Tindaklanjut temuan audit dan rekomendasi dari auditor
internal, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia
dan/atau hasil pengawasan otoritas lain;
Pembentukan Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja
Manajemen Risiko, dan Satuan Kerja Kepatuhan. Selain itu,
Direksi juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko,
Komite Pengarah Teknologi Informasi.
-
-
BANK INAlaporan tahunan 2009 29
Untuk membantu tugas dan tanggung jawab Direksi dalam
pelaksanaan GCG telah dibentuk Satuan Kerja dan Komite sebagai
berikut :
B. Aspek Transparansi dalam pelaksanan GCG
Aspek transparansi sebagai salah satu prinsip pokok dalam
pelaksanaan GCG, diuraikan sebagai berikut :
1. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
sepanjang tahun 2009, disajikan dalam tabel berikut :1.
2.
3.
4.
Satuan Kerja Audit Internal
Satuan Kerja Audit Internal berfungsi untuk mengamankan harta
kekayaan perusahaan melalui pemeriksaan atas setiap
pencatatan yang dilakukan oleh unit-satuan kerja lain. Satuan
Kerja Internal Audit juga memeriksa pelaksanaan GCG di seluruh
Unit Kerja dan melaporkannya ke Direktur Utama.
Satuan Kerja Manajemen Risiko,
Satuan Kerja Manajemen Risiko berfungsi untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan mengendalikan aspek risiko yang
melekat pada setiap aktifitas Bank.
Komite Manajemen Risiko
Komite ini berfungsi untuk membantu Direksi dalam menyusun
kebijakan dan strategi manajemen risiko serta mengevaluasi
dan memantau pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen
risiko agar sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen
risiko Bank.
Satuan Kerja Kepatuhan.
Satuan kerja ini berfungsi untuk memastikan dan menjaga
bahwa seluruh aktifitas Bank telah memenuhi ketentuan
sebagaimana diatur peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
Rapat-rapat yang dilakukan Dewan Direksi telah memenuhi
persyaratan tentang frekwensi rapat dan jumlah kehadiran pada
setiap rapat. Sepanjang tahun 2009 telah diadakan 10 (sepuluh)
kali rapat, dimana seluruhnya dihadiri secara penuh oleh semua
anggota Dewan Direksi dan dilaksanakan dengan kehadiran
langsung.
laporan tata kelola perusahaan
Pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan tugasnya
kepada pemegang saham melalui RUPS.
-
* efektif masuk 02 September 2009
Adi Wiratama
Budiarto Santoso
Winadewi Hanantha*
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur Kredit
10
10
2
0
0
0
100
100
100
Nama JabatanJumlah Rapat
Tidak Hadir
% Hadir
Natalia Salim
Hari Sugiarto
Denny Susilo
Adi Wiratama
Budiarto Santoso
Winadewi H
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
NamaKepemilikan Saham (%)
Perusahaan
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur Kredit
LKBB*)Bank LainBank Ina
Jabatan
*) LKBB = Lembaga Keuangan Bukan Bank
2. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal dari
kalangan profesional dan tidak memiliki hubungan keuangan dan
atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya,
Direksi lainnya dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
3. Paket/Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan
Komisaris dan Direksi
Paket atau kebijakan remunerasi dan fasilitas lain yang diterima
oleh Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2009, disajikan
sebagai berikut :
Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain
Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura)
1.
Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya)
2.
Total
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
3
-
3
Dewan Komisaris
Jutaan Rporang
Direksi
754
-
754
Jutaan Rp
3
-
3
1.304
-
1.304
orang
* Diterima secara tunai
BANK INAlaporan tahunan 200930
4. Share Option
Dalam tahun 2009, tidak ada opsi saham (share option) bagi
Komisaris, Direksi dan Pejabat Bank.
7. Permasalahan Hukum
Dalam tahun 2009, hanya terdapat satu permasalahan hukum
perdata, berupa tagihan dari PPA yang belum jelas status
penyelesaiannya Selain hal tersebut, tidak ada permasalahan
hukum yang signifikan yang terjadi atau belum terselesaikan di
tahun 2009.
8. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan
Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank, tidak memiliki
hubungan dan atau perangkapan jabatan yang tidak diperbolehkan
dalam praktek GCG yang berpotensi menimbulkan benturan
kepentingan, baik hubungan antara anggota, dengan Pemegang
Saham Pengendali maupun dengan Bank. Sepanjang tahun 2009,
tidak terdapat transaksi yang melibatkan Komisaris, Direksi, Pejabat
Eksekutif dan Pemegang Saham Pengendali yang mengandung
potensi benturan kepentingan.
9. Buy back shares dan buy back obligasi Bank
Sepanjang tahun 2009 tidak terdapat buy back saham dan atau
obligasi oleh Bank.
10. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (related party) dan
Penyediaan Dana Besar (Large Exposure)
Penyediaan dana kepada Pihak terkait Bank senantiasa mengacu
kepada Peraturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit. Sepanjang tahun 2009 tidak pernah terjadi
pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
laporan tata kelola perusahaan
5. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
Perbandingan gaji tertinggi dengan gaji terendah Komisaris, Direksi
dan Pegawai disajikan per posisi 31 Desember 2009 adalah
sebagai berikut :
� Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah : 22,66 x
� Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah : 1,19 x
� Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah : 1 x
� Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi : 1,71x
6. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
Sepanjang tahun 2009, tidak ditemukan adanya kecurangan
internal (internal fraud) yang merugikan Bank, baik kerugian
finansial maupun kerugian non finansial. Jumlah kecurangan
internal, selengkapnya disajikan sebagai berikut :
Internal Fraud dalam 1
tahun
Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Pengurus Pegawai tetap Pegawai tidak tetap
Tahunsebelumnya
Tahun berjalan
Tahunsebelumnya
Tahunberjalan
Tahunsebelumnya
Tahun berjalan
Total Fraud 0 0 0 0 0 0
Telah diselesaikan
0 0 0 0 0 0
Dalam proses penyelesaian di internal Bank
0 0 0 0 0 0
Telahditindaklanjuti melalui proses hukum
0 0 0 0 0 0
Permasalahan Hukum
Jumlah
Perdata Pidana
Telah Selesai (telah mempunyai kekuatanhukum yang tetap)
0 0
Dalam proses penyelesaian 1 0
Total 1 0
NoNama dan Jabatan
yang Memiliki Benturan Kepentingan
Nama dan Jabatan
Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nilai Transaksi
(jutaan Rupiah)
Keterangan
1 - - - - Tidak ada
Keterangan /Nama
Jumlah Saham yang
dimiliki (lembar saham)
Jumlah Opsi
Harga Opsi
(Rupiah)
Jangka Waktu
yang diberikan (lembar saham)
yang telah dieksekusi
(lembar saham)
Komisaris Semua 0 0 0 N.A N.A
Direksi Semua 0 0 0 N.A N.A
Pejabat Eksekutif Semua 0 0 0 N.A N.A
Total 0 0 0 N.A N.A
BANK INAlaporan tahunan 2009 31
Jumlah penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Inti
per posisi Desember 2009 secara total disajikan sebagai
berikut :
11. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan politik
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial terutama terhadap
masyarakat disekitar kantor, Bank telah mengadakan pemberian
dana untuk bantuan penghuni panti asuhan Fioreti serta pemberian
beasiswa untuk mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana.
C. Fungsi Audit External
Untuk menjamin transparansi kondisi keuangan Bank dan
kepatuhan terhadap penerapan standard akuntansi, Bank telah
menunjuk Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja
untuk melaksanakan audit atas Neraca Bank per 31 Desember
2009, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan
Arus Kas untuk tahun laporan 2009. Kesimpulan hasil audit, Audi-
tor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan-
laporan keuangan tersebut. Penunjukan Akuntan Publik dilakukan
oleh Dewan Komisaris atas rekomendasi Komite Audit dan telah
disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
D. Fungsi Audit Intern
Pelaksanaan fungsi audit intern berpedoman pada Standard
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) sebagaimana
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999, dan
secara konsisten telah dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit
Internal (SKAI) Bank. Peran kunci Audit Intern dalam pelaksanaan
GCG adalah untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
terkait dengan pelaksanaan risk management dan efektifitas sistem
internal control Bank.
laporan tata kelola perusahaan
Laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil Audit termasuk hasil
audit yang bersifat rahasia telah dilaporkan secara rutin ke Bank
Indonesia setiap 6 bulan sekali. Temuan-temuan pemeriksaaan
Audit Internal telah disampaikan kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris dan ditembuskan kepada Direktur
Kepatuhan, yang selanjutnya wajib ditindaklanjuti. Tindak lanjut atas
temuan Audit Internal oleh Direksi merupakan salah satu aspek
yang dievaluasi secara berkala oleh Komite Audit Bank.
Seluruh proses penerapan GCG serta pencapaian hasil penerapan
GCG di tahun 2009 akan dilaporkan kepada pemegang saham
dan Bank Indonesia serta disampaikan juga kepada Lembaga
Pemeringkat (Pefindo), Asosiasi Bank (Perbanas), Lembaga
Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) dan Majalah Ekonomi dan
Keuangan (Infobank). Dengan demikian seluruh pelaksanaan GCG
di Bank Ina Perdana dapat diakses dan dapat dimonitor oleh seluruh
stakeholder Bank.
No.
Jumlah
Penyediaan Dana DebiturNominal
(Jutaan Rp)
1 Pihak Terkait 30 97.768
2 Debitur Inti 10 102.286
BANK INAlaporan tahunan 200932
penerapanmanajemen resiko
Pelaksanaan manajemen risiko mengacu kepada kepada peraturan
Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009, dimana
pelaksanaannya disesuaikan dengan kompleksitas usaha/aktifitas
Bank. Pedoman pelaksanaan manajemen risiko telah dituangkan
dalam Kebijakan-Kebijakan yang ditetapkan oleh Direksi dan
diketahui oleh Dewan Komisaris Bank, baik Kebijakan yang
bersifat umum maupun kebijakan khusus perjenis risiko dan
atau peraktifitas fungsional.
Direksi dan Komisaris Bank terlibat secara aktif dalam pengawasan,
pemantauan dan pengendalian risiko, dengan aktif dalam
rapat Komite-Komite terkait yang diadakan secara rutin. Untuk
membantu Direksi dalam menerapkan Manajemen Risiko,
Bank telah membentuk Satuan Kerja Risk Management yang
berfungsi untuk melakukan identifikasi, pengukur, pemantau dan
koordinasi pengendalian aspek risiko yang melekat pada setiap
aktifitas Bank. Telah dibentuk juga Komite Manajemen Risiko
yang berfungsi membantu Direksi untuk menyusun kebijakan dan
strategi manajemen risiko serta mengevaluasi dan memantau
pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko masih sesuai
dengan risk appetite dan strategi manajemen risiko Bank.
Risiko Kredit
Dalam pemberian kredit baik kepada perorangan, perusahaan dan
Bank lain, Bank selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dengan
pertimbangan yang sangat konservatif. Setiap pengajuan kredit
harus melalui analisis yang mendalam mengenai calon Debitur,
kondisi keuangan dan usaha/sumber pendapatan analisis kondisi
sektor ekonomi dimana calon debitur bergerak. Pengambilan
keputusan diambil bersama-sama dalam suatu Rapat Komite
Kredit, yang anggotanya terdiri dari Direksi, Pejabat Eksekutif
bidang perkreditan dan Komisaris.
Saat ini Bank hanya memiliki Komite Kredit di Kantor Pusat, tidak
ada komite di wilayah atau di cabang. Untuk mengurangi risiko
akibat konsentrasi kredit pada segmen usaha tertentu Bank
membatasi komposisi pemberian kredit pada sektor usaha tertentu
dan pemberian kredit diutamakan pada sektor usaha yang dikuasai
Bank.
Pembatas konsentrasi kredit pada debitur tertentu, mengacu pada
Peraturan Bank Indonesia mengenai Batas Maksimum Pemberian
Kredit pada pihak terkait dan tidak terkait dengan Bank.
Namun demikian Bank tidak memberikan perlakuan khusus pihak
terkait. Kehati-hatian dalam pengelolaan risiko kredit ini telah
berhasil menekan jumlah kredit bermasalah menjadi sangat kecil.
Sebagai faktor pengaman terhadap kemungkinan kredit menjadi
macet, Bank mensyaratkan pemberian jaminan dengan coverage
ratio tertentu. Jaminan diterima Bank diutamakan jaminan yang mar-
ketable dan mudah dipantau keberadaaanya serta tidak fluktuatif
nilainya. Hal ini untuk mempertinggi tingkat recovery jika kredit
menjadi macet. Terhadap kredit yang telah diberikan, Bank
melakukan pemantauan secara berkala terhadap kondisi keuangan
debitur dan melakukan penilaian ulang secara berkala terhadap
jaminan yang diagunkan kepada Bank. Dengan demikian Bank
dapat mengantisipasi kemungkinan memburuknya kualitas kredit
debitur secara lebih dini. Sedangkan untuk menekan tingkat
kerugian, semua kredit bermasalah ditangani oleh satuan kerja
Legal and Remedial untuk dapat diselesaikan.
Bank telah memiliki sistem informasi untuk transaksi dan
administrasi perkreditan yang memadai. Sistem informasi tersebut
mampu memberikan laporan tepat waktu kepada manajemen atas
kondisi kredit baik secara individu maupun portfolio.
Dalam Tahun 2009, Profil Risiko Kredit Bank dalam kategori
�Sedang� dengan kecederungan yang �Stabil�. Faktor-faktor yang
menjadi penyebab adalah tingkat konsentrasi kredit yang masih
cukup tinggi pada satu sektor ekonomi yakni sektor otomotif dengan
proporsi lebih dari 50% dari total kredit yang diberikan, meskipun
terdiversifikasi dalam jumlah debitur yang cukup besar. Langkah-
langkah peningkatan diversifikasi kredit terus diupayakan dengan
jalan memperbesar pemberian kredit komersial untuk usaha kecil
dan menengah.
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas
Manajemen risiko pasar dilakukan melalui rapat ALCO yang
diadakan sekali dalam satu bulan yang dihadiri oleh Direksi dan
Pejabat bidang Treasury, Credit & Marketing dan Risk Management.
Di dalam rapat dibahas mengenai gap maturity, gap repricing,
strategi pricing, kondisi likuiditas, perkembangan pasar uang dan
kondisi ekonomi secara umum.
BANK INAlaporan tahunan 2009 33
Strategi untuk mengelola risiko pasar adalah dengan membatasi
posisi terbuka (open position) baik posisi terbuka yang terekspose
risiko suku bunga seperti posisi gap repricing aset-liability dan
posisi instrument trading yang tidak dilindungi (hedging). Bank
juga mengambil kebijakan pengenaan suku bunga mengambang
(floating) pada sebagian besar produk lending dan funding, dengan
tujuan agar Bank mampu menyesuaikan pergerakan suku bunga
pasar dengan suku bunga produk, sehingga potensi kerugian yang
ditimbulkan dapat diminimalisir.
Profil risiko pasar di tahun 2009 dalam kategori �Rendah� dengan
kecenderungan yang �Stabil�. Hal ini disebabkan karena eksposur
risiko suku bunga yang rendah yang bersumber dari adanya gap
repricing pada portofolio banking book Bank. Sedangkan Bank
tidak terekspos risiko nilai tukar karena belum melakukan transaksi
dalan valuta asing karena status bank non devisa.
Strategi untuk mengelola risiko likuiditas bank adalah dengan
selalu menjaga ketersediaan instrumen yang likuid baik dalam
bentuk primary reserved (cash dan Giro pada Bank Indonesia)
maupun secondary reserved (SBI dan Obligasi). Ketersediaan
likuiditas dipantau secara harian oleh satuan kerja treasury dan
dengan berpedoman proyeksi arus kas harian dan mingguan.
Selain itu, Bank selalu menjaga gap maturity aset dan liability pada
tingkat yang acceptable, menjaga cash in flow dari kredit serta
menjaga kestabilan dan pertumbuhan dana pihak ketiga.
Profil risiko likuiditas di tahun 2009 dalam kategori �Sedang�
dengan trend yang cenderung menurun. Hal ini disebabkan
karena sumber dana masih terkonsentrasi pada 30 deposan
inti dan deposan yang merupakan group usaha Bank. Upaya
diversifikasi pendanaan terus diupayakan dengan cara
memperbaiki fitur-fitur produk funding serta memperluas jaringan
usaha dengan pembukaan kantor cabang di luar Jakarta.
Profil risiko likuiditas di tahun 2009, dalam kategori �Rendah� di
triwulan I sampai dengan Triwulan III, dan dalam kategori �Sedang�
di Triwulan IV. Peningkatan kategori risiko di akhir tahun 2009
disebabkan antara lain berkurangnya secondary reserve, sebagai
akibat Bank berupaya memaksimalkan pendapatan dari ekses fund
yang ada.
Risiko Operasional
Risiko operasional merupakan risiko yang dapat timbul diseluruh
aktifitas yang dilakukan Bank oleh karenanya risiko operasional
merupakan tanggung jawab seluruh pegawai Bank, sehingga
langkah penting yang sedang diambil Bank terkait dengan
pengendalian risiko operasional adalah peningkatan risk awearness
seluruh pegawai, yang dilakukan melalui sosialisasi secara rutin.
Tiap satuan kerja diwajibkan melakukan self risk assesment dan
hasilnya dilaporkan ke Satuan Kerja Risk Management untuk
dianalisis dan ditindak lanjuti. Untuk menekan tingkat human error,
telah dilakukan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
karyawan melalui program pelatihan dan pendidikan karyawan
secara berkala. Selain itu dilakukan upaya penyempurnaan dan
pelengkapan Standard Operating Prosedur yang menjadi acuan
karyawan dalam menjalankan aktifitas di bagian masing masing.
Sistem pengawasan ganda (dual control) dilekatkan (embeded)
pada SOP dan Sistem Informasi Management, sehingga kesalahan
dan kemungkinan terjadi fraud dapat diketahui secara dini.
Sementara itu, untuk mengantisipasi kemungkinan terganggunya
bisnis Bank yang disebabkan karena gangguan pada sistem
informasi (Data Center), bencana seperti kebakaran, banjir, gempa
bumi, huru hara dan lain sebagainya, Bank telah memiliki Data
Recovery Center (DRC) dan telah dilakukan uji coba Business
Continuity Plan (BCP) secara bertahap.
Profil Risiko Operasional di tahun 2009, dalam kategori �Sedang�
dengan kecenderungan �Stabil�. Hal ini disebabkan karena
frekwensi human error masih harus diturunkan dan terjadi
beberapa kali gangguan pada sistem informasi yang berpotensi
menimbulkan kerugian pada Bank. Kecukupan proses internal juga
masih memerlukan penyempurnaan, terutama kelengkapan SOP
di beberapa aktivitas fungsional. Kecenderungan risiko operasional
masih stabil meskipun terdapat pembukaan cabang-cabang baru
diluar kota yang dapat menimbulkan kerawanan-kerawanan pada
operasional Bank serta terjadinya perubahan-perubahan pada core
banking system untuk mengakomodir diterapkannya PSAK 50/55
dan sistem pelaporan berdasarkan Basel II.
Ringkasan Profil Risiko di tahun 2009, disajikan sebagai berikut :
penerapan manajemen resiko
Jenis Risiko
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Tingkat Risiko
TrendTingkat Risiko
TrendTingkat Risiko
TrendTingkat Risiko
Trend
Risiko Kredit Sedang Stabil Sedang Stabil Sedang Stabil Sedang Stabil
Risiko Pasar Rendah Turun Rendah Stabil Rendah Stabil Rendah Stabil
Risiko Likuiditas Rendah Turun Rendah Stabil Rendah Stabil Sedang Stabil
RisikoOperasional
Sedang Stabil Sedang Stabil Sedang Stabil Sedang Stabil
Predikat Risiko Secara
keseluruhanSedang Stabil Sedang Stabil Sedang Stabil Sedang Stabil
BANK INAlaporan tahunan 200934
tinjauan singkattahun 2010
Rencana Tahun 2010
Kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2010 diperkirakan lebih
baik dibandingkan kondisi di tahun 2009, dimana pertumbuhan
ekonomi diprediksi berkisar 4.5% sampai 5.5%. Dengan kondisi
perekonomian yang cukup optimis di tahun 2010, Bank Ina Perdana
berencana melakukan ekspansi usaha dengan menambah
jaringan kantor dengan membuka cabang baru di Karawang, Bogor,
Solo, Lampung, Malang, Makasar, Manado dan Medan, 6 kantor
cabang pembantu di Jakarta, Tangerang dan Bekasi, 4 kantor kas di
Jakarta, Bandung dan Surabaya serta menambah 11 jaringan ATM.
Dengan ekspansi usaha tersebut, pertumbuhan kredit ditargetkan
naik sebesar 44,59% dari tahun 2009 atau menjadi Rp 850,00
miliar dan Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan tumbuh sebesar
24,52% atau menjadi Rp 900,00 miliar. Dengan pertumbuhan bisnis
tersebut, Bank Ina Perdana mentargetkan perolehan laba bersih
setelah pajak sekitar Rp 10,10 miliar.
Pemberian kredit akan difokuskan pada sektor UMKM dengan
prioritas kredit dibawah 10 miliar rupiah. Sedangkan kegiatan
penghimpunan dana akan difokuskan kepada penghimpunan dana
murah seperti tabungan dan giro, yang akan dilakukan dengan
perbaikan fitur produk, peningkatan kegiatan promosi serta
peningkatan pelayanan dengan penambahan jaringan kantor dan
jumlah ATM. Segmen pasar yang akan dituju adalah pengusaha-
pengusaha di sektor SME, sektor rumah tangga, karyawan, pelajar
dan mahasiswa.
Dalam rangka menunjang pertumbuhan usaha tersebut, Bank
merencanakan untuk menambah permodalan secara inorganic
dengan melakukan IPO (Initial Public Offering) atau menggandeng
mitra strategis.
Penambahan modal tersebut akan dialokasikan untuk :
�
�
�
Sekitar 50% akan digunakan untuk peningkatan pemberian
kredit SME
Sekitar 35% akan digunakan untuk menambah jaringan kantor
dan
Sekitar 15% akan digunakan untuk pengembangan system
teknologi informasi yang terdiri dari pembelian system,
hardware dan software.
Disadari bahwa pertumbuhan usaha yang cukup ekspansif ini
memerlukan penguatan kondisi internal Bank yang meliputi
kesiapan infrastruktur, kesiapan sumberdaya manusia dan
peningkatan kualitas manajemen risiko, maka di tahun 2010
ditetapkan target-target non financial sebagai berikut :
�
�
�
�
�
�
�
Penerapan LBU Basel dan PSAK 50/55 di awal tahun 2010.
Peningkatan service quality dengan menjalankan program
customer first, sebagai upaya peningkatan kualitas layanan
terhadap nasabah bank.
Peningkatan Corporate Brand Image, dengan mengintensifkan
kegiatan promosi melalui berbagai event dan media.
Penguatan Risk Control System, dengan membangun budaya
risiko, peningkatan kompetensi karyawan, perbaikan system
dan prosedur serta peningkatan kualitas pengawasan.
Peningkatan kualitas sistem informasi untuk penerapan
manajemen Risiko Operasional, Risiko Likuiditas dan Risiko
Pasar dengan pembuatan tools dan pengadaan software
system informasi.
Mempertahankan peringkat Tingkat Kesehatan Bank.
Meningkatkan Kompetensi Sumberdaya Manusia dengan
pelatihan intensif dan recruitment karyawan baru.
BANK INAlaporan tahunan 2009 35
daftar jaringan kantorbank ina perdana
KC. Abdul Muis
KC. Bandung
KC. Lumajang
KC. Pasar Minggu
KC. Surabaya
KCP. Jatinegara
KCP. Mangga Dua
KCP. Kelapa Gading
KCP. Hayam Wuruk
KCP. Kompleks Suara Pembaruan
KCP. Galaxi
KCP. Gading Serpong
KK. Kampus UKI
KK. Kampus UKRIDA
KK. RS. PGI Cikini
KK. Sekolah BPK Penabur Gading Serpong
KK. Sekolah Bethel Petamburan
KK. Sekolah Pahoa Gading Serpong
Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40 Jakarta PusatTelepon : (021) 3859050 Fax : (021) 3859041
Jl. Gatot Subroto No.47B Jawa Barat Telepon : (022) 873 40234 Fax : (022) 7320976
Jl. Gatot Subroto No.179 Jawa Timur Telepon : (0334) 888776 Fax : (0334) 885868
Gedung IBA, Jl. Pasar Minggu Raya No. 2B-C Jakarta SelatanTelepon : (021) 797 2525 Fax : (021) 799 0142
Jl. Kertajaya No.224 Jawa Timur Telepon : (031) 505 5939 Fax : (031) 502 0445
Jl. Raya Jatinegara Timur No.68B Jakarta TimurTelepon : (021) 859 10691 Fax : (021) 850 2759
Mall Mangga Dua Lt.3 No.27B Jakarta PusatTelepon : (021) 612 0120 Fax : (021) 612 3631
Jl. Raya Boulevard Raya Blok TN2 No.21 Jakarta UtaraTelepon : (021) 458 78071 Fax : (021) 458 51577
Jl. Hayam Wuruk No.27 Jakarta PusatTelepon : (021) 231 4409 Fax : (021) 231 4404
Jl. Dewi Sartika No.136D JakartaTimurTelepon : (021) 808 84060 Fax : (021) 808 84059
Taman Galaxi Blok A No.39 BekasiTelepon : (021) 822 5225 Fax : (021) 824 20033
Ruko Financia, Jl. Boulevard Gading Serpong Blok BA2/03 TangerangTelepon : (021) 542 10220 Fax : (021) 542 10218
Jl. Raya Jatinegara Timur No.68B Jakarta TimurTelepon : (021) 809 0714 Fax : (021) 809 0831
Jl. Tanjung Duren Raya No.4 Jakarta BaratTelepon : (021) 568 9476 Fax : (021) 567 4834
Jl. Raden Saleh No.40 Jakarta PusatTelepon : (021) 389 97782 Fax : (021) 390 7302
Jl. Raya Kelapa Gading Barat Tangerang Telepon : (021) 542 05138 Fax : (021) 542 05138
Jl. Petamburan IV No.4 Jakarta PusatTelepon : (021) 536 79442 Fax : (021) 536 70502
Jl. Ki Hajar Dewantoro No.1 TangerangTelepon : (021) 542 13092 Fax : (021) 542 13092
BANK INAlaporan tahunan 2009 37
laporanauditor independen
laporan keuangan dan
laporan auditor independen
untuk tahun berakhir
31 desember 2009 dan 2008
PT BANK INA PERDANA LAPORAN KEUANGAN
DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2008 DAN 2007
Daftar Isi
HalamanSurat Pernyataan Direksi
Laporan Auditor Independen
Neraca ���������������������������������������� 1 - 4
Laporan Laba Rugi ����������������������������������� 5 - 6
Laporan Perubahan Ekuitas ������������������������������� 7
Laporan Arus Kas ����������������������������������� 8 - 9
Catatan atas Laporan Keuangan ����������������������������� 10 - 53
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Adi Wiratama Alamat Kantor : Wisma BSG Lt. 1, Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160 Alamat Domisili sesuai KTP : Taman Aries A2/36, Jakarta Barat Nomor Telepon : 021 - 3859050 Jabatan : Direktur Utama
Nama : Budiarto Santoso Alamat Kantor : Wisma BSG Lt. 1, Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160 Alamat Domisili sesuai KTP : Tomang Utara VI No. 177, Jakarta Barat Nomor Telepon : 021 - 3859050 Jabatan : Direktur Kepatuhan
1.
2.
menyatakan bahwa,
Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan; Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; a. Semua informasi dalam laporan keuangan telah dimuat secara lengkap dan benar; b. Laporan keuangan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material; Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam Bank.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenamya.
Jakarta, 8 Februari 2010,
1.2.3.
4.
SURAT PERNYATAAN DIREKSITENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANGBERAKHIR 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007
PT. BANK INA PERDANA
PT. BANK INA PERDANAJl. Abdul Muis No. 40Jakarta 10160
: 3859050: 3859041
PhoneFax.
Direktur Utama
Adi Wiratama
Direktur Kepatuhan,
Budiarto Santoso
Registered Public Accountants License No. 703/KM.1/2OO8Gedung Jaya 4 FloorJl. M.H. Thamrin No. 12, Jakarta 10340, IndonesiaPhone : (62-21) 31908550Fax : (62-21) 31908502
th
TJAHJADI, PRADHONO & TERAMIHARDJA
Morison International
Laporan Auditor Independen
Laporan No. 0093/TPT-GA/JT/2010
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan DireksiPT Bank Ina Perdana
Kami telah mengaudit neraca PT Bank Ina Perdana (�Bank�) tanggal 31 Desember 2009, sertalaporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawabkami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Laporan keuangan PT Bank Ina Perdana untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 diaudit oleh auditor independen lain, yang laporannya masing-masing tertanggal 2 Maret 2009 darn 25 Februari 2008, menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kamimemperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatuaudit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah danpengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yangdigunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajianlaporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank Ina Perdana tanggal 31 Desember 2009, hasilusaha dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsipakuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
TJAHJADI, PRADHONO & TERAMIHARDJA
Junarto TjahajadiIzin Akuntan Publik No. 02.1.0828
8 Februari 2010
An Independent Member Firm of MORISON INTERNATIONAL
BANK INAlaporan tahunan 2009 01
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
PT BANK INA PERDANA NERACA
31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008 2007
ASET
Kas 2c, 3 6.719.424.789 4.011.053.028 2.882.329.164
Giro pada Bank Indonesia 2d, 4 33.038.223.268 27.555.161.804 35.883.389.976
Giro pada bank lain - setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 701.055 pada tahun 2009, Rp 709.673 pada tahun 2008 dan Rp 384.896 pada tahun 2007 2e, 2g, 5 69.404.404 70.257.645 38.104.738
Penempatan pada Bank Indonesia setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 29.912.654 pada tahun 2009, Rp 13.443.980 pada tahun 2008 dan Rp 5.289.463 pada tahun 2007 2f, 6 52.570.087.346 13.086.556.020 63.494.710.537
Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo - setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 374.056.683 pada tahun 2009, Rp 393.764.566 pada tahun 2008 dan Rp 396.521.091 pada tahun 2007 2g, 2h, 7a 144.625.943.317 110.708.235.434 124.603.478.909
Tersedia untuk dijual 2g, 2h, 7a 10.000.000.000 - - Diperdagangkan - setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 104.200.835 pada tahun 2008 dan Rp 120.091.682 pada tahun 2007 2g, 2h, 7a - 10.315.882.699 11.889.076.530
BANK INAlaporan tahunan 200902
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
PT BANK INA PERDANA NERACA (lanjutan) 31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008 2007
Kredit 2g, 2i, 8 Pihak hubungan istimewa 97.167.842.695 93.301.207.922 54.794.429.567 Pihak ketiga 490.695.380.597 396.170.735.003 329.066.330.388
Kredit yang diberikan 587.863.223.292 489.471.942.925 383.860.759.955 Penyisihan kerugian (6.830.552.376) (6.244.288.873) (4.928.653.768)
Bersih 581.032.670.916 483.227.654.052 378.932.106.187
Pendapatan bunga masih harus diterima 9 3.583.741.990 2.888.333.821 3.298.998.192
Biaya dibayar dimuka 2n, 10 5.932.570.588 1.769.286.294 1.212.455.249
Aset tetap - setelah dikurangi penyisihan akumulasi sebesar Rp 9.044.990.221 pada tahun 2009, Rp 7.968.818.242 pada tahun 2008 dan Rp Rp 6.888.028.962 pada tahun 2007 2k, 2l, 11 4.371.914.329 2.204.627.719 1.602.010.168
Agunan yang diambil alih - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 793.368.243 pada tahun 2009, Rp 960.868.243 pada tahun 2008 dan Rp 668.172.978 pada tahun 2007 2m, 12 1.406.907.742 2.502.907.742 3.869.056.543
Aset pajak tangguhan 2v, 17 287.319.505 848.012.596 1.811.071.164
Aset lain-lain 13 2.722.301.835 2.729.901.846 1.447.371.630
JUMLAH ASET 846.360.510.029 661.917.870.700 630.964.158.987
BANK INAlaporan tahunan 2009 03
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
PT BANK INA PERDANA NERACA (lanjutan) 31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008 2007
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Kewajiban segera 2p, 14 469.937.226 522.631.533 526.934.376
Simpanan 2q, 15 Pihak hubungan istimewa 39.892.482.880 111.386.816.724 161.861.309.486 Pihak ketiga 682.906.640.950 446.926.865.931 372.222.418.182
Jumlah simpanan 722.799.123.830 558.313.682.655 534.083.727.668
Simpanan dari bank lain 2r, 16 5.550.913.182 - -
Hutang pajak 2v, 17 2.776.051.422 1.349.466.235 2.674.902.540
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 2g, 18 5.575.000 - 1.016.049
Bunga masih harus dibayar 19 2.005.116.346 2.761.673.223 1.846.791.436
Pinjaman diterima 20 - 75.679.587 161.138.731
Kewajiban lain-lain 21 646.301.392 260.607.402 624.395.768
Imbalan kerja karyawan 2u, 22 349.633.718 221.595.887 1.997.808.883
JUMLAH KEWAJIBAN 734.602.652.116 563.505.336.522 541.916.715.451
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 Modal dasar - 400.000.000 saham pada tahun 2009 dan 2008 dan 100.000.000 saham pada tahun 2007 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 128.000.000 saham pada tahun 2009 dan 2008 serta 100.000.000 saham pada tahun 2007 23 128.000.000.000 128.000.000.000 100.000.000.000
Modal disetor lainnya 24 - - 28.000.000.000
BANK INAlaporan tahunan 200904
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
PT BANK INA PERDANA NERACA (lanjutan) 31 Desember 2009
Dengan Angka Perbandingan pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008 2007
EKUITAS (lanjutan)
Saldo laba (rugi) Telah ditentukan penggunaannya 25 1.920.386.917 1.920.386.917 836.755.074 Belum ditentukan penggunaannya (18.162.529.004) (31.507.852.739) (39.789.311.538)
JUMLAH EKUITAS - BERSIH 111.757.857.913 98.412.534.178 89.047.443.536
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 846.360.510.029 661.917.870.700 630.964.158.987
BANK INAlaporan tahunan 2009 05
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
PT BANK INA PERDANA LAPORAN LABA RUGI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008 2007
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Pendapatan bunga 2s, 27 86.519.988.006 82.302.597.710 68.885.516.759 Provisi dan komisi 2t 4.810.998.092 7.503.708.992 4.201.014.920
Jumlah Pendapatan Bunga 91.330.986.098 89.806.306.702 73.086.531.679
Beban bunga 2s, 28 (52.449.316.144) (47.688.271.518) (37.321.426.535)
Pendapatan Bunga - Bersih 38.881.669.954 42.118.035.184 35.765.105.144
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA 2s Keuntungan dari realisasi penjualan efek-efek - bersih 8.968.916.700 - - Pendapatan lain-lain 1.725.811.049 191.901.655 1.585.274.901 Pendapatan provisi dan komisi lainnya 2.024.022.737 - - Beban Operasional Lainnya Beban administrasi dan umum 30 (17.515.153.057) (14.663.488.320) (11.860.093.078) Beban karyawan 29 (14.457.682.606) (11.901.768.181) (9.424.110.969) Beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif 2g (360.500.000) (1.631.330.659) (833.701.759)
Beban operasional lainnya - bersih (19.614.585.177) (28.004.685.505) (20.532.630.905)
LABA OPERASIONAL 19.267.084.777 14.113.349.679 15.232.474.239
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Laba (rugi) penjualan agunan yang diambil alih 2m, 12 258.758.000 (132.362.600) (97.862.295) Selisih kurs 2w 17.487.035 81.004.642 30.486.579 Lainnya (4.207.746) (64.254.635) (361.204.515)
Pendapatan (beban) non-operasional - bersih 272.037.289 (115.612.593) (428.580.231)
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 19.539.122.066 13.997.737.086 14.803.894.008
BANK INAlaporan tahunan 200906
PT BANK INA PERDANA LAPORAN LABA RUGI (lanjutan)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008 2007
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2v, 17 Kini (5.633.105.240) (3.669.587.876) (4.291.097.249) Tangguhan - bersih (560.693.091) (963.058.568) 323.521.675
Beban pajak penghasilan (6.193.798.331) (4.632.646.444) (3.967.575.574)
LABA BERSIH 13.345.323.735 9.365.090.642 10.836.318.434
LABA PER SAHAM 2x, 31 104 73 108
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
PT BANK INA PERDANA LAPORAN LABA RUGI (lanjutan)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008 2007
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
LABA BERSIH 13.345.323.735 9.365.090.642 10.836.318.434
LABA PER SAHAM 104 73 108
BANK INAlaporan tahunan 2009 07
Cat
atan
ata
s la
pora
n ke
uang
an te
rlam
pir
mer
upak
an b
agia
n ya
ng ti
dak
terp
isah
kan
dari
la
pora
n ke
uang
an s
ecar
a ke
selu
ruha
n.
PT B
AN
K IN
A P
ERD
AN
A
LAPO
RA
N P
ERU
BA
HA
N E
KU
ITA
S
Tahu
n ya
ng B
erak
hir
pada
Tan
ggal
31
Des
embe
r 20
09
Den
gan
Ang
ka P
erba
ndin
gan
untu
k Ta
hun
2008
dan
200
7 (D
inya
taka
n da
lam
Rup
iah,
kec
uali
diny
atak
an la
in)
S
aldo
Lab
a (R
ugi)
MMod
al S
aham
Tela
h
B
elum
Ju
mla
h
Dite
mpa
tkan
dan
M
odal
D
itent
ukan
D
itent
ukan
Ek
uita
s -
C
atat
an
D
iset
or P
enuh
Dis
etor
Lai
nnya
Pen
ggun
aann
ya
Peng
guna
anny
a
Ber
sih
Sal
do 1
Jan
uari
2007
92.7
50.0
00.0
00
7.
250.
000.
000
83
6.75
5.07
4
(50.
133.
808.
232)
50.7
02.9
46.8
42
7.
250.
000.
000
(7.2
50.0
00.0
00)
-
-
-
24
-
28.0
00.0
00.0
00
-
-
28
.000
.000
.000
26
-
-
-
(4
91.8
21.7
40)
(4
91.8
21.7
40)
-
-
-
10
.836
.318
.434
10.8
36.3
18.4
34
Sal
do 3
1 D
esem
ber
2007
1
00.0
00.0
00.0
00
28
.000
.000
.000
836.
755.
074
(3
9.78
9.31
1.53
8)
89
.047
.443
.536
24
28.0
00.0
00.0
00
(28
.000
.000
.000
)
-
-
-
25
-
-
1.08
3.63
1.84
3
(1.0
83.6
31.8
43)
-
-
-
-
9.
365.
090.
642
9.36
5.09
0.64
2
Sal
do 3
1 D
esem
ber
2008
128
.000
.000
.000
-
1.
920.
386.
917
(31
.507
.852
.739
)
98.4
12.5
34.1
78
-
-
-
13
.345
.323
.735
13.3
45.3
23.7
35
Sal
do 3
1 D
esem
ber
2009
1
28.0
00.0
00.0
00
-
1.
920.
386.
917
(1
8.16
2.52
9.00
4)
111
.757
.857
.913
PT B
AN
K IN
A P
ERD
AN
A
LAPO
RA
N P
ERU
BA
HA
N E
KU
ITA
S
Tahu
n ya
ng B
erak
hir
pada
Tan
ggal
31
Des
embe
r 20
09
Den
gan
Ang
ka P
erba
ndin
gan
untu
k Ta
hun
2008
dan
200
7 (D
inya
taka
n da
lam
Rup
iah,
kec
uali
diny
atak
an la
in)
S
aldo
Lab
a (R
ugi)
Mod
al S
aham
Tela
h
B
elum
Ju
mla
h
Dite
mpa
tkan
dan
M
odal
D
itent
ukan
D
itent
ukan
Ek
uita
s -
C
atat
an
D
iset
or P
enuh
Dis
etor
Lai
nnya
Pen
ggun
aann
ya
Peng
guna
anny
a
Ber
sih
Sal
do 1
Jan
uari
2007
92.7
50.0
00.0
00
7.
250.
000.
000
83
6.75
5.07
4
(50.
133.
808.
232)
50.7
02.9
46.8
42
Tam
baha
n m
odal
sah
am d
ari k
onve
rsi
m
odal
dis
etor
lain
nya
Tam
baha
n m
odal
dis
etor
lain
nya
Dek
lara
si d
ivid
en
Laba
ber
sih
tahu
n 20
07
Sal
do 3
1 D
esem
ber
2007
1
00.0
00.0
00.0
00
28
.000
.000
.000
836.
755.
074
(3
9.78
9.31
1.53
8)
89
.047
.443
.536
Tam
baha
n m
odal
sah
am d
ari k
onve
rsi
m
odal
dis
etor
lain
nya
Pem
bent
ukan
cad
anga
n um
um
Laba
ber
sih
tahu
n 20
08
Sal
do 3
1 D
esem
ber
2008
128
.000
.000
.000
-
1.
920.
386.
917
(31
.507
.852
.739
)
98.4
12.5
34.1
78
Laba
ber
sih
tahu
n 20
09
Sal
do 3
1 D
esem
ber
2009
1
28.0
00.0
00.0
00
-
1.
920.
386.
917
(1
8.16
2.52
9.00
4)
111
.757
.857
.913
BANK INAlaporan tahunan 200908
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
PT BANK INA PERDANA LAPORAN PERUBAHAN ARUS KAS
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008 2007
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, provisi dan komisi 91.330.986.098 89.806.306.702 73.086.531.679 Penerimaan pendapatan operasional lainnya 12.718.750.486 191.901.655 1.585.274.901 Penerimaan pendapatan (pembayaran beban) non operasional (4.207.746) 16.750.007 (332.267.935) Pembayaran bunga (52.449.316.144) (47.688.271.518) (37.321.426.535) Pembayaran beban operasional lainnya (16.075.060.544) (16.388.178.100) (9.784.097.576) Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan (14.457.682.606) (11.901.768.181) (9.424.110.969) Pembayaran pajak penghasilan (5.633.105.240) (3.669.587.876) (4.291.097.249)
Arus kas dari aktivitas operasi sebelum perubahan dalam aset dan kewajiban operasi 15.430.364.304 10.367.152.689 13.518.806.316 Perubahan aset dan kewajiban yang digunakan untuk operasi: Penempatan pada Bank Indonesia (39.483.531.326) 64.336.398.230 (52.139.010.526) Kredit yang diberikan (98.391.280.367) (102.614.547.865) (32.384.091.090) Pendapatan yang masih harus diterima (695.408.169) 410.664.371 (367.989.097) Biaya dibayar di muka (4.163.284.294) (556.831.045) (825.550.075) Aset lain-lain 7.600.011 (1.721.691.802) (633.829.484) Agunan yang diambil alih 1.263.500.000 1.915.586.201 174.878.000 Kewajiban segera (52.694.307) (4.302.843) (22.910.900.188) Giro 33.869.500.111 (72.250.654.468) 8.406.047.246 Tabungan 19.161.553.420 4.345.577.272 14.433.138.577 Deposito 111.454.387.644 92.135.032.183 73.564.678.866 Simpanan pada bank lain 5.550.913.182 - - Hutang pajak 1.426.585.187 (1.325.436.305) 2.052.132.074 Bunga masih harus dibayar (756.556.877) (1.644.837.508) (1.644.837.508) Kewajiban lain-lain 385.693.990 (363.788.366) 1.829.838.945
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 45.007.342.509 (6.971.679.256) 3.073.312.056
BANK INAlaporan tahunan 2009 09
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
PT BANK INA PERDANA LAPORAN PERUBAHAN ARUS KAS (lanjutan)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008 2007
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Kenaikan (penurunan) efek-efek (33.497.624.349) 1.573.193.831 (11.889.076.530) Pembelian aset tetap 11 (3.243.458.589) (1.683.406.832) (627.840.534) Hasil penjualan aset tetap - - 1.549.999
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (36.741.082.938) (110.213.001) (12.515.367.065)
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Pinjaman yang diterima (75.679.587) (85.459.144) (72.807.805) Pembagian dividen - - (491.821.740) Tambahan modal disetor lainnya - - 28.000.000.000
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan (75.679.587) (85.459.144) 27.435.370.455
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 8.190.579.984 (7.167.351.401) 17.993.315.446
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 31.636.472.477 38.803.823.878 20.810.508.432
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 39.827.052.461 31.636.472.477 38.803.823.878
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Kas dan setara kas terdiri dari: Kas 6.719.424.789 4.011.053.028 2.882.329.164 Giro pada Bank Indonesia 33.038.223.268 27.555.161.804 35.883.389.976 Giro pada bank lain - bersih 69.404.404 70.257.645 38.104.738
Jumlah 39.827.052.461 31.636.472.477 38.803.823.878
Transaksi yang tidak mempengaruhi arus kas: Tambahan modal saham dari modal disetor lainnya - 28.000.000.000 7.250.000.000
BANK INAlaporan tahunan 200910
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Bank Ina Perdana (�Bank�) didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH. No. 32. Akta pendirian Bank tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639.HT.01.01 TH.90 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 Tambahan No 4242. Anggaran dasar Bank telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH., M.Hum, Notaris di Jakarta, mengenai pengalihan saham. Perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, lingkup kegiatan bank adalah melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Kantor pusat Bank beralamat di Wisma BSG, Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta. Bank memiliki 5 kantor cabang, 7 kantor cabang pembantu dan 8 kantor kas yang seluruhnya berlokasi di Indonesia.
Bank telah memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: 524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991, selanjutnya Bank melakukan operasi komersial pada bulan Juli 1991.
b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 1 tanggal 8 Januari 2009 dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH. M.Hum., Notaris di Jakarta, para pemegang saham telah menyetujui pengunduran diri Adiyunianto selaku Direktur terhitung sejak tanggal 1 Januari 2009, sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Natalia Salim Komisaris Independen : Hari Sugiharto Komisaris Independen : Denny Susilo
Direksi: Direktur Utama : Ir. Adi Wiratama, MBA Direktur Kepatuhan : Budiarto Santoso
Perubahan tersebut di atas telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum dan Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 7 Juli 2009 melalui Surat No. AHU-AH.01.10-09579 dan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia tanggal 16 Januari 2009.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 44 tanggal 20 November 2008 dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH. M.Hum., Notaris di Jakarta, para pemegang saham telah menyetujui perpanjangan masa jabatan Adiyuninato selaku Direktur perseroan terhitung sejak tanggal 15 November 2008 hingga tanggal 15 November 2011 serta menyetujui masuknya Ir. Adi Wiratama, MBA selaku Direktur Utama dan Budiarto Santoso selaku Direktur Kepatuhan, sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Natalia Salim Komisaris Independen : Hari Sugiharto Komisaris Independen : Denny Susilo
BANK INAlaporan tahunan 2009 11
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
b.Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan)
Dewan Direksi: Direktur Utama : Ir. Adi Wiratama, MBA Direktur : Adiyunianto Direktur Kepatuhan : Budiarto Santoso
Adapun susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Hari Sugiharto Komisaris : Natalia Salim
Direksi: Direktur Utama : Budi Gunawan Direktur : Adiyunianto Direktur Kepatuhan : Sudarto
Pada tanggal 31 Desember 2009, 31 Desember 2008, dan 2007 Bank memiliki masing-masing 216, 177, dan 151 karyawan (tidak diaudit).
Jumlah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi masing-masing sebesar Rp 2.189.017.687, Rp 2.753.512.719 dan Rp 1.957.899.581 untuk tahun 2009, 2008 dan 2007.
Susunan komite audit Bank pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Ketua : Denny Susilo
Anggota : Nia Budhyanti Dr. Timotius
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 31 (Revisi 2000) tentang �Akuntansi Perbankan� yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan Pedoman Akuntasi Perbankan Indonesia (PAPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan IAI pada bulan Juni 2001., serta praktik-praktik industri perbankan yang berlaku serta pedoman akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yang relevan untuk diterapkan.
Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas adalah dasar akrual. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
BANK INAlaporan tahunan 200912
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (lanjutan)
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada Bank lain.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah.
b. Transaksi dengan pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bank melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 mengenai �Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa�. Saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
c. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas dalam laporan keuangan terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaanya.
d. Giro Wajib Minimum
Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/25/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan mata uang asing serta SE No. 11/29/DPNP tanggal 16 Oktober 2009 tentang Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dalam Rupiah. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah ditetapkan sebesar 7,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam yang rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder dan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing. GWM Utama dalam Rupiah ditetapkan sebesar 5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2008 dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2009.
e. Giro pada Bank Lain
Giro pada Bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi penyisihan kerugian.
f. Penempatan pada Bank Indonesia
Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi diskonto yang belum diamortisasi.
g. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi
Bank membentuk penyisihan kerugian atas aktiva produktif dan aktiva non-produktif serta estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kualitas masing-masing aktiva produktif dan aktiva non-produktif, komitmen dan kontinjensi pada akhir tahun dengan mempertimbangkan evaluasi manajemen atas prospek usaha debitur, kinerja keuangan dan kemampuan membayar setiap debitur serta mempertimbangkan juga hal-hal lain seperti klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaaan Bank Indonesia, klasifikasi yang ditetapkan oleh Bank Umum lainnya atas aktiva produktif yang diberikan oleh lebih dari satu bank (BI checking) dan ketersediaan laporan keuangan debitur yang telah diaudit.
BANK INAlaporan tahunan 2009 13
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
g. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi (lanjutan)
Penentuan kualitas aktiva produktif dan penyisihan kerugian aktiva produktif, mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, yang kemudian diubah beberapa pasalnya melalui PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
Aktiva produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, obligasi rekapitalisasi pemerintah, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, penyertaan saham serta komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit pada transaksi rekening administratif.
Komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit, antara lain terdiri dari penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit dan fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan.
Aktiva non-produktif adalah aset bank yang memiliki potensi kerugian dan antara lain agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.
Berdasarkan peraturan dan keputusan Bank Indonesia di atas, aktiva produktif dan komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit diklasifikasikan dalam 5 (lima) kategori dengan besarnya persentase penyisihan kerugian sebagai berikut:
Persentase Klasifikasi Penyisihan Lancar*) minimum 1% Dalam perhatian khusus minimum 5% Kurang lancar minimum 15% Diragukan minimum 50% Macet 100%
*) di luar Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Surat Perbendaharan Negara (SPN), penempatan pada Bank Indonesia, obligasi rekapitalisasi pemerintah, obligasi Pemerintah Republik Indonesia lainnya dari aktiva produktif yang dijamin dengan agunan tunai.
Persentase penyisihan kerugian di atas diterapkan terhadap saldo aktiva produktif setelah dikurangi dengan nilai agunan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kecuali untuk aktiva produktif yang diklasifikasikan �lancar�, dimana persentase penyisihan kerugian ditetapkan terhadap saldo-saldo aktiva non-produktif yang bersangkutan.
Aktiva produktif dengan klasifikasi lancar dan dalam perhatian khusus, sesuai dengan peraturan Bank Indonesia digolongkan sebagai aktiva produktif tidak bermasalah. Sedangkan untuk aktiva produktif dengan klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai bagian aktiva produktif bermasalah.
Aktiva produktif dihapusbukukan dari penyisihan kerugian aktiva produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva produktif tersebut harus dihapusbukukan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar. Penerimaan kembali aktiva produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian aktiva produktif yang bersangkutan selama tahun berjalan. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit yang dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan bunga.
BANK INAlaporan tahunan 200914
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
g. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi (lanjutan)
Penyisihan kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai kewajiban pada neraca dalam akun Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi pada neraca.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang �Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum�, Bank diwajibkan melakukan penyisihan kerugian aktiva non-produktif, yang meliputi antara lain agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account. Kewajiban penyisihan tersebut berlaku 12 bulan sejak ditetapkannya peraturan, yang diadopsi Bank untuk aktiva non-produktifnya sejak tanggal 20 Januari 2006.
Penyisihan kerugian aktiva non-produktif berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi atas upaya penyelesaian dan kualitas masing-masing aktiva non-produktif dilakukan pada akhir periode. Berdasarkan keputusan Bank Indonesia di atas,klasifikasi masing-masing aktiva non-produktif dengan besarnya persentase penyisihan kerugian adalah sebagai berikut:
Persentasi Klasifikasi Penyisihan Agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai Kurang dari 1 tahun 0% 1 - 3 tahun 15% 3 - 5 tahun 50% Lebih dari 5 tahun 100%
Rekening antar kantor dan suspense account Sampai dengan 180 hari 0% Lebih dari 180 hari 100%
Persentase penyisihan kerugian di atas diterapkan terhadap saldo aktiva non-produktif. Khusus untuk agunan diambil alih, Bank wajib melakukan penilaian kembali terhadap agunan diambil alih untuk menetapkan net realizable value pada saat pengambilalihan agunan.
h. Efek-efek
Efek-efek berharga yang dimiliki terdiri dari surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Indonesia, surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta surat-surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi.
Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yanhg belum direalisasi pada tanggal neraca dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Sesuai dengan PSAK No. 50 tentang �Akuntansi Investasi Efek Tertentu�, maka efek diklasifikasikan sesuai dengan tujuan manajemen pada saat perolehan, dengan rincian sebagai berikut:
- Efek yang dibeli dengan tujuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (�held to maturity�) disajikan sebesar biaya perolehannya yang telah disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi dengan metode garis lurus. Bila terdapat kemungkinan akan terjadi penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang sifatnya permanen, maka biaya perolehan efek yang bersangkutan akan diturunkan ke nilai wajarnya, dan penurunan nilai ini dibebankan sebagai rugi pada tahun berjalan.
BANK INAlaporan tahunan 2009 15
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
h. Efek-efek (lanjutan)
- Efek yang tersedia untuk dijual (�available-for-sale�) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajarnya, setelah dikurangi dengan penerapan pajak penghasilan tangguhan, diakui dan dicatat sebagai komponen ekuitas. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat dari efek-efek jenis ini diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun efek tersebut dijual. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari efek-efek tersedia dijual, setelah dikurangi dengan penerapan pajak tangguhan, yang tercatat dalam ekuitas diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat surat berharga tersebut dijual.
- Efek yang dibeli dengan tujuan untuk diperdagangkan (�trading�) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada saat penjualan portofolio efek yang diperdagangkan, perbedaan antara harga jual dengan nilai wajar per buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang terealisasi.
- Untuk efek-efek yang telah secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar pada umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang memiliki substansi yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan dari aset bersih efek-efek tersebut.
Untuk efek individual dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual, bila terjadi penurunan nilai wajar yang bersifat permanen, maka nilai terbawa efek tersebut harus diturunkan ke nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Dasar penentuan biaya perolehan untuk keperluan menghitung laba atau rugi yang direalisasi adalah menggunakan cara identifikasi khusus.
i. Kredit yang Diberikan
Kredit dinyatakan berdasarkan jumlah bruto tagihan Bank yang belum dilunasi oleh nasabah setelah dikurangi penyisihan kerugian yang dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas dari kredit yang diberikan.
Kredit dalam rangka program penerusan dan kredit sindikasi dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
j. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi
Tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letters of Credit atau nilai realisasi Letters of Credit yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi penyisihan kerugian.
BANK INAlaporan tahunan 200916
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
k. Aset Tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan).
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai �Aset Tetap�, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai �Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain� dan PSAK No. 17 (1994) mengenai �Akuntansi Penyusutan�. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Bank telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Bank.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (�carrying amount�) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Penyusutan aset tetap dihitung menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Masa Manfaat (Tahun) Perlengkapan dan peralatan 4 tahun Kendaraan 4 tahun
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review dan jika tidak sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aktiva (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aktiva) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aktiva tersebut dihentikan pengakuannya.
l. Penurunan Nilai Aset
Pada setiap tanggal neraca, Bank melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset pada setiap akhir tahun. Bank disyaratkan untuk menentukan nilai yang dapat diperoleh kembali atas nilai aset apabila indikasi tersebut terjadi.
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount), nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebesar nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Bank mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya.
BANK INAlaporan tahunan 2009 17
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
m. Agunan yang Diambil Alih
Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit diakui sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar saldo kredit yang diberikan, mana yang lebih kecil. Selisih lebih antara saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada penyisihan kerugian Bank.
Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.
Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih
Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
n. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
o. Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifkasi persyaratan kredit dicatat secara prospektif dari tanggal restrukturisasi. Nilai tercatat kredit tidak berubah, kecuali nilai tercatat kredit melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit, dalam hal ini selisih tersebut diakui sebagai kerugian dari restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan proporsinya.
Kerugian dari restrukturisasi kredit dengan cara konversi sebagian kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya, diakui hanya apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi beban untuk menjualnya, adalah kurang dari nilai tercatat kredit yang diberikan.
Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian kredit baru dicatat sebagai pendapatan bunga tangguhan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima.
p. Kewajiban Segera
Kewajiban segera merupakan kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Kewajiban segera dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada pemberi amanat.
BANK INAlaporan tahunan 200918
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
q. Simpanan
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh pelanggan (diluar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan dari pelanggan terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka.
Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang tabungan.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito atau kewajiban bank yang diperjanjikan.
r. Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka, interbank call money dengan tahun jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari 90 hari. Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar jumlah kewajiban kepada bank lain tersebut.
s. Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet (�non-performing�).Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas aset non-performing yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai.
Pendapatan bunga atas kredit yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit non-performing yang diklasifikasikan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga.
Pendapatan bunga yang ditangguhkan dari kredit yang direstrukturisasi diakui sebagai pendapatan secara proporsional pada saat diterima pembayaran angsuran pokok.
t. Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi
Provisi dan komisi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan dan terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka waktunya. Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit dilunasi.
Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya tansaksi.
BANK INAlaporan tahunan 2009 19
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
u. Kewajiban Imbalan Kerja
Bank mencatat kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (�UU No. 13�). Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), mengenai �Imbalan Kerja�.
Berdasarkan PSAK ini, biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No. 13 dihitung berdasarkan metodeprojected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
v. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan dan dihitung berdasarkan tariff pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan waktu antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aset dan kewajiban pada masing-masing tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan Nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan di ekuitas.
Koreksi terhadap kewajiban pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan mengajukan keberatan.
w. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs spot Reuters. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun bersangkutan.
Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan kewajiban dalam mata uang asing adalah kurs Spot Reuters pukul 16:00 WIB dengan rincian sebagai berikut:
2009 2008 2007
1 Euro Eropa 13.542,43 15.356,48 13.821,80 1 Dolar Amerika Serikat 9.395,00 10.900,00 9.393,00 1 Dolar Australia 8.453,16 7.554,26 8.265,84 1 Dolar Singapura 6.704,50 7.587,91 6.532,90 1 Dolar Hong Kong 1.211,48 1.406,44 1.204,08 1 Yen Jepang 102,19 120,65 83,84
BANK INAlaporan tahunan 200920
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
x. Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
y. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen geografis.
Segmen geografis adalah komponen Bank yang secara jelas operasionalnya dapat dibedakan berdasarkan aset, kinerja dan aktivitasnya untuk suatu wilayah dengan wilayah lainnya dalam Bank.
Segmen usaha adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aktiva tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
z. Penggunaan Taksiran-taksiran
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi pada nilai yang dilaporkan dalam tahun laporan sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan taksiran, sehingga terdapat kemungkinan hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan taksiran yang telah dilaporkan sebelumnya.
3. KAS
Rincian kas adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Rupiah 6.372.729.300 3.852.696.038 2.740.315.200 Mata Uang Asing 346.695.489 158.356.990 142.013.964
Jumlah 6.719.424.789 4.011.053.028 2.882.329.164
Saldo mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Automatic Teller Machine) sejumlah Rp 862.995.489, Rp 1.092.900.000 dan Rp 556.150.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007.
Kas dalam mata uang asing lainnya terdiri dari Dolar Amerika Serikat, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Dolar Singapura, Euro, Pounsterling Inggris, Ringgit Malaysia dan Yen Jepang.
BANK INAlaporan tahunan 2009 21
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
Akun ini merupakan Giro pada Bank Indonesia dalam Rupiah. Saldo giro pada Bank Indonesia sejumlah Rp 33.038.223.268 pada tanggal 31 Desember 2009, Rp 27.555.161.804 pada tanggal 31 Desember 2008 dan Rp 35.883.389.976 pada tanggal 31 Desember 2007
GWM Bank untuk mata uang Rupiah terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder pada tanggal 31 Desember 2009 masing-masing sebesar 5,11% dan 2,5% (2008: 5,20% dan 2,5%), (2007: 7,03%).
5. GIRO PADA BANK LAIN
Rincian giro dalam mata uang Rupiah pada bank lain - pihak ketiga adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 35.000.000 - - PT Bank CIMB Niaga Tbk 16.251.280 19.513.033 -
PT Bank Central Asia Tbk 10.515.477 41.892.384 29.036.768 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 8.338.702 9.561.901 9.452.866
Jumlah 70.105.459 70.967.318 38.489.634 Penyisihan kerugian (701.055) (709.673) (384.896)
Bersih 69.404.404 70.257.645 38.104.738
Seluruh giro pada bank lain diklasifikasi sebagai lancar.
Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 0,61%, 1,03% dan 0,55% masing-masing untuk tahun 2009, 2008 dan 2007.
Perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Saldo awal tahun 709.673 384.896 2.878.635 Penyisihan tahun berjalan - 1.554.674 - Pemulihan penyisihan kerugian (8.618) (1.229.897) (2.493.739)
Saldo akhir tahun 701.055 709.673 384.896
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.
BANK INAlaporan tahunan 200922
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA
Penempatan pada Bank Indonesia pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Intervensi Bank Indonesia Nilai nominal 52.600.000.000 13.100.000.000 63.500.000.000 Bunga yang belum diamortisasi (29.912.654) (13.443.980) (5.289.463) Bersih 52.570.087.346 13.086.556.020 63.494.710.537
Jangka waktu penempatan pada Bank Indonesia kurang dari satu bulan.
Penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 dikelompokkan kurang dari atau sampai dengan 1 bulan. Maka, penempatan ini dikelompokkan lancar.
Jangka waktu dan tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Jangka waktu < 30 hari < 30 hari < 30 hari Tingkat bunga per tahun 6,88% 8,11% 4,26%
Bank tidak melakukan penyisihan kerugian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 karena Bank tidak memiliki penempatan pada bank lain, kecuali Bank Indonesia pada tanggal-tanggal tersebut.
7. EFEK-EFEK
a. Rincian efek-efek berdasarkan jenis dan tujuan investasi serta penerbitnya adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Dimiliki hingga jatuh tempo: Sertifikat Bank Indonesia Nilai nominal 145.000.000.000 111.102.000.000 125.000.000.000 Bunga yang belum diamortisasi (374.056.683) (393.764.566) (396.521.091)
Bersih 144.625.943.317 110.708.235.434 124.603.478.909
BANK INAlaporan tahunan 2009 23
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
a. Rincian efek-efek berdasarkan jenis dan tujuan investasi serta penerbitnya (lanjutan):
2009 2008 2007
Tersedia untuk dijual: Pemerintah Indonesia Sukuk Negara Ritel Seri SR-001 10.000.000.000 - -
Diperdagangkan: Reksadana (Jisawi Fix Plus) - - 12.000.000.000 Reksadana (Pendapatan Tetap) - 9.509.168.212 - Kenaikan nilai wajar yang belum direalisasi - 910.915.322 9.168.212
Jumlah - 10.420.083.534 12.009.168.212 Penyisihan kerugian - (104.200.835) (120.091.682)
Bersih - 10.315.882.699 11.889.076.530
Efek-efek Bersih 154.625.943.317 121.024.118.133 136.492.555.439
b. Tingkat bunga dan jangka waktu: 2009 2008 2007
Tingkat bunga rata-rata per tahun: Seritifikat Bank Indonesia 7,29% 8,94% 9,94% Sukuk Negara Ritel Seri SR-001 12% - - Reksadana (Jisawi Plus) - - 0,93% Reksadana (Pendapatan Tetap) - 0,39% -
Jangka waktu: Seritfikat Bank Indonesia < 1 bulan < 1 bulan < I bulan
Sukuk Negara Ritel Seri SR-001 3 tahun - - Reksadana (Jisawi Plus) - - > 3 bulan Reksadana (Pendapatan Tetap) - > 3 bulan -
c. Biaya perolehan setelah amortisasi diskonto dan premium atau bunga dari efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur jatuh tempo perjanjian adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Kurang dari 1 bulan 144.625.943.317 66.673.618.185 69.700.107.117 Lebih dari 1 s/d 12 bulan - 44.945.532.571 54.912.540.004 Lebih dari 12 s/d 36 bulan - - - Lebih dari 36 bulan 10.000.000.000 9.509.168.212 12.000.000.000
Jumlah 154.625.943.317 121.128.318.968 136.612.647.121 Penyisihan kerugian - (104.200.835) (120.091.682)
Jumlah 154.625.943.317 121.024.118.133 136.492.555.439
BANK INAlaporan tahunan 200924
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
d. Keuntungan yang direalisasi dari penjualan efek untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 8.968.917.700.
e. Keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan nilai efek-efek yang diperdagangkan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebesar Rp 910.915.322 dan Rp 9.168.212.
f. Efek-efek pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 dikelompokkan lancar dan seluruhnya diterbitkan oleh pihak ketiga.
g. Mutasi penyisihan kerugian efek-efek adalah sebagai berikut:
Perubahan penyisihan kerugian efek-efek adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Saldo awal tahun 104.200.835 120.091.682 - Penyisihan tahun berjalan - 33.000.238 120.091.682 Pemulihan penyisihan kerugian (104.200.835) (48.891.085) -
Saldo akhir tahun - 104.200.835 120. 091.682
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian surat berharga dan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya surat berharga tersebut.
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
Kredit yang diberikan berdasarkan jenis, sektor ekonomi, jangka waktu dan kualitas terdiri dari:
a. Jenis
2009 2008 2007
Konsumsi Hubungan istimewa 1.287.721.643 1.410.033.848 1.053.777.088 Pihak ketiga 308.729.156.542 361.984.034.484 305.697.780.669 Modal kerja Hubungan istimewa 95.727.413.590 91.520.353.865 53.318.530.547 Pihak ketiga 123.095.251.100 16.472.053.111 19.901.054.715 Investasi Hubungan istimewa 152.707.462 370.820.209 422.121.932 Pihak ketiga 58.727.271.024 17.628.152.493 3.348.085.365 Direksi dan karyawan 143.701.931 86.494.915 119.409.639 Jumlah 587.863.223.292 489.471.942.925 383.860.759.955 Penyisihan kerugian (6.830.552.376) (6.244.288.873) (4.928.653.768) Bersih 581.032.670.916 483.227.654.052 378.932.106.187
BANK INAlaporan tahunan 2009 25
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
b. Sektor Ekonomi
2009 2008 2007
Kendaraan bermotor 235.573.181.673 261.277.655.286 222.891.070.646 Jasa bisnis 103.660.781.428 42.546.080.018 49.597.213.447 Pertambangan 24.957.453.281 20.000.000.000 - Perdagangan, restoran dan hotel 17.412.983.423 12.003.817.029 14.035.376.497 Perumahan 12.678.388.631 6.829.057.189 5.196.863.490 Konstruksi 10.144.880.716 33.544.560.258 44.560.258 Industri 8.718.213.713 10.221.681.154 11.299.931.015 Pertanian 8.178.778.277 7.377.299.053 1.276.935.915 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 33.562.537 84.595.028 118.407.451 Jasa pelayanan sosial - - 617.367.976 Lain-lain 166.504.999.613 95.587.197.910 78.783.033.260 Jumlah 587.863.223.292 489.471.942.925 383.860.759.955 Penyisihan kerugian (6.830.552.376) (6.244.288.873) (4.928.653.768) Bersih 581.032.670.916 483.227.654.052 378.932.106.187
Sekitar 53,25%, 74,96% dan 81,67%, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, dari kredit merupakan kredit kepada usaha mikro dan kecil.
c. Jangka Waktu
Klasifikasi kredit dilakukan berdasarkan perjanjian kredit dan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan periode perjanjian kredit:
2009 2008 2007
Jangka waktu: Hingga 1 tahun 266.173.738.341 218.282.955.415 152.134.894.418 1 - 2 tahun 71.736.285.863 134.232.214.356 95.722.684.357 2 - 5 tahun 217.204.943.782 129.151.550.907 130.690.880.001 Lebih dari 5 tahun 32.748.255.306 7.805.222.247 5.312.301.179
Jumlah 587.863.223.292 489.471.942.925 383.860.759.955 Penyisihan kerugian (6.830.552.376) (6.244.288.873) (4.928.653.768) Bersih 581.032.670.916 483.227.654.052 378.932.106.187
BANK INAlaporan tahunan 200926
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
c. Jangka Waktu (lanjutan) 2. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo:
2009 2008 2007
Jangka waktu : Telah jatuh tempo 6.367.594.510 7.081.173.109 - Hingga 1 tahun 317.235.799.171 212.663.250.977 196.206.497.846 1 - 2 tahun 125.056.749.439 136.560.629.163 108.043.881.287 2 - 5 tahun 111.091.608.310 126.221.685.029 75.695.132.591 Lebih dari 5 tahun 28.111.471.862 6.945.204.647 3.915.248.231
Jumlah 587.863.223.292 489.471.942.925 383.860.759.955 Penyisihan kerugian (6.830.552.376) (6.244.288.873) (4.928.653.768) Bersih 581.032.670.916 483.227.654.052 378.932.106.187
d. Kolektibilitas 2009 2008 2007
Lancar 522.078.366.646 447.535.852.848 346.845.906.264 Dalam perhatian khusus 63.209.498.419 36.830.499.723 34.439.139.617
Kurang lancar 97.016.689 344.127.250 224.078.953 Diragukan 17.085.448 54.556.181 - Macet 2.461.256.090 4.706.906.923 2.351.635.121
Jumlah 587.863.223.292 489.471.942.925 383.860.759.955 Penyisihan kerugian (6.830.552.376) (6.244.288.873) (4.928.653.768) Bersih 581.032.670.916 483.227.654.052 378.932.106.187
e. Perubahan penyisihan kerugian kredit yang diberikan:
2009 2008 2007
Saldo awal tahun 6.244.288.873 4.928.653.768 5.378.149.507 Penyisihan kerugian yang dibentuk 1.190.500.000 1.681.000.000 429.916.522 Penyesuaian reklasifikasi dari penyisihan antar bank, AYDA dan surat berharga 495.763.503 300.659.358 102.493.739 Koreksi dari penyisihan kerugian Kredit ke pendapatan (1.100.000.000) (766.024.253) (49.000.000) Penghapusbukuan kredit dalam tahun berjalan - - (1.004.906.000) Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbuku - 100.000.000 72.000.000
Saldo Akhir Tahun (6.830.552.376) (6.244.288.873) (4.928.653.768)
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian kredit adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit serta telah dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.
BANK INAlaporan tahunan 2009 27
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
e. Tingkat bunga rata-rata per tahun:
2009 2008 2007
Konsumsi 15,47% 13,92% 21,91% Modal kerja 14,54% 12,95% 17,62% Investasi 16,43% 16,19% 23,82% Direksi dan karyawan 8,22% 8,48% 10,36%
f. Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 kredit yang disalurkan dengan sistem pembiayaan bersama (joint financing) dan penyaluran kredit melalui lembaga pembiayaan untuk menyalurkan kredit kendaraan bermotor dan mobil masing-masing sebesar Rp 98.000.000.000, Rp 83.000.000.000 dan Rp 33.000.000.000, diantaranya melalui perjanjian-perjanjian pemberian fasilitas pembiayaan bersama masing-masing dengan PT Bintang Mandiri Finance, PT First Indo American Leasing, PT Magna Finance, PT Pro Mitra Finance, PT Kembang Delapan Delapan, PT Bima Finance.
Saldo pembiayaan bersama porsi Bank atas transaksi yang terkait dengan perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 40.060.993.511, Rp 27.925.237.808 dan Rp 5.959.829.249.
g. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank termasuk kredit kepada karyawan kunci (pihak hubungan istimewa) merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. Kredit yang diberikan kepada karyawan dibebani bunga rata-rata per tahun sebesar 8,22% pada tahun 2009, 8,48% pada tahun 2008 dan 10,36% pada tahun 2007.
h. Rasio kredit bermasalah - bersih pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 0,30%, 0,88% dan 0,66%. Rasio kredit bermasalah - kotor pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 0,44%, 1,04%, 0,67%.
BANK INAlaporan tahunan 200928
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
i. Rincian kredit bermasalah (kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Perumahan 129.166.813 127.557.154 11.556.004 Perindustrian 1.992.891.056 2.083.886.722 435.041.567 Lain-lain 453.300.550 2.894.146.478 2.129.116.503
Jumlah 2.575.358.419 5.105.590.354 2.575.714.074 Penyisihan kerugian (827.174.544) (796.672.204) (35.554.303) Bersih 1.748.183.875 4.308.918.150 2.540.159.771
j. Kredit dijamin antara lain dengan deposito, jaminan hipotik, mesin-mesin, kendaraan, piutang usaha dan persediaan. Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 jumlah kredit yang dijamin dengan jaminan tunai masing-masing sebesar Rp 118.551.874.148, Rp 100.738.487.350 dan Rp 11.058.800.715.
k. Mutasi kredit yang dihapusbukukan adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Saldo awal 6.794.546.402 7.187.403.895 4.763.132.352 Penambahan tahun berjalan - - 2.424.271.543 Penerimaan kembali - 392.857.493 -
Saldo akhir 6.794.546.402 6.794.546.402 7.187.403.895
l. Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 Bank tidak melanggar ataupun melampau Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
9. PENDAPATAN BUNGA MASIH AKAN DITERIMA
Rincian pendapatan bunga masih akan diterima adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Kredit 3.567.075.323 2.888.333.821 3.298.998.192 Surat berharga 16.666.667 - - Jumlah 3.583.741.990 2.888.333.821 3.298.998.192
BANK INAlaporan tahunan 2009 29
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Akun ini merupakan transaksi atas sisa biaya yang belum diamortisasi, diantaranya biaya sewa bangunan kantor, biaya pemeliharaan aset tak berwujud, biaya renovasi gedung dan lain-lain. Saldo pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah masing-masing sebesar Rp 5.932.570.588, Rp 1.769.286.294 dan Rp 1.212.455.249.
11. ASET TETAP
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
2009 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya Perolehan Perlengkapan dan peralatan 7.706.452.711 1.794.833.589 - 9.501.286.300 Kendaraan 2.466.993.250 1.448.625.000 - 3.915.618.250 Jumlah Biaya Perolehan 10.173.445.961 3.243.458.589 - 13.416.904.550 Akumulasi Penyusutan Perlengkapan dan peralatan 5.903.018.565 833.522.051 - 6.736.540.616 Kendaraan 2.065.799.677 242.649.928 - 2.308.449.605
Jumlah Akumulasi Penyusutan 7.968.818.242 1.076.171.979 - 9.044.990.221 Nilai Buku 2.204.627.719 4.371.914.329
2008 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya Perolehan Perlengkapan dan peralatan 6.307.045.880 1.399.406.831 - 7.706.452.711 Kendaraan 2.182.993.250 284.000.000 - 2.466.993.250 Jumlah Biaya Perolehan 8.490.039.130 1.683.406.831 - 10.173.445.961 Akumulasi Penyusutan Perlengkapan dan peralatan 5.132.291.051 770.727.514 - 5.903.018.565 Kendaraan 1.755.737.911 310.061.766 - 2.065.799.677
Jumlah Akumulasi Penyusutan 6.888.028.962 1.080.789.280 - 7.968.818.242 Nilai Buku 1.602.010.168 2.204.627.719
BANK INAlaporan tahunan 200930
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (lanjutan) 2007 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya Perolehan Perlengkapan dan peralatan 5.690.525.345 616.520.535 - 6.307.045.880 Kendaraan 2.175.848.250 11.320.000 4.175.000 2.182.993.250 Jumlah Biaya Perolehan 7.866.373.595 627.840.535 4.175.000 8.490.039.130 Akumulasi Penyusutan Perlengkapan dan peralatan 4.507.914.521 624.376.530 - 5.132.291.051 Kendaraan 1.455.600.723 304.312.188 4.175.000 1.755.737.911
Jumlah Akumulasi Penyusutan 5.963.515.244 928.688.718 4.175.000 6.888.028.962 Nilai Buku 1.902.858.351 1.602.010.168
Beban penyusutan adalah sebesar Rp 1.076.171.979, Rp 1.080.789.280 dan Rp 928.688.718 masing-masing untuk tahun 2009, 2008 dan 2007 (lihat Catatan 30).
Aset tetap untuk kendaraan telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 2.131.500.000, Rp 1.328.148.750 dan Rp 1.433.437.500 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007. Aset tetap tersebut diasuransikan pada PT Asuransi Wahana Tata dan PT Asuransi Raksa Pratikara untuk menutup semua risiko.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan.
Manajemen yakin tidak terdapat indikasi impairment atas nilai aset tetap pada tanggal neraca.
12. AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH
Rincian agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Nilai agunan yang diambil alih 2.200.275.985 3.463.775.985 4.537.229.521 Penyisihan penurunan nilai (793.368.243) (960.868.243) (668.172.978)
Jumlah 1.406.907.742 2.502.907.742 3.869.056.543
Pada tahun 2009, 2008 dan 2007 Bank telah menjual agunan yang diambil alih dengan rincian sebagai berikut:
2009 2008 2007
Harga Jual 1.522.258.000 3.237.250.691 896.349.998 Nilai agunan yang diambil alih 1.263.500.000 3.369.613.291 994.212.293
Laba (rugi) penjualan agunan yang diambil alih 258.758.000 (132.362.600) (97.862.295)
BANK INAlaporan tahunan 2009 31
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (lanjutan)
Perubahan penyisihan kerugian aset untuk agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Saldo awal tahun 960.868.243 668.172.978 436.495.473 Penyisihan tahun berjalan 270.000.000 681.800.000 331.677.505 Reklasifikasi ke penyisihan kredit (437.500.000) (250.000.000) (100.000.000) Pemulihan tahun berjalan - (139.104.735) -
Saldo akhir tahun 793.368.243 960.868.243 668.172.978
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang �Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum�, yang berlaku efektif satu tahun setelahnya untuk agunan yang diambil alih, Bank diwajibkan melakukan penyisihan kerugian terhadap agunan yang diambil alih, sesuai dengan persentase penyisihan yang telah ditetapkan.
13. ASET LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari: 2009 2008 2007
Lebih bayar pajak penghasilan (lihat Catatan 17) 1.238.686.987 1.238.686.987 - Aset tak berwujud 838.974.677 849.693.765 761.068.626 Setoran jaminan 232.736.000 246.646.000 215.366.000 Perlengkapan kantor 180.051.427 120.252.744 82.719.115 Barang cetakan materai dan perangko 76.063.000 72.337.000 95.233.000 Formulir berharga 55.899.128 42.420.872 39.731.953 Lain-lain 99.890.616 159.864.478 253.252.936
Jumlah 2.722.301.835 2.729.901.846 1.447.371.630
Lebih bayar pajak pengasilan merupakan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008 (lihat Catatan 17)
Aset tak berwujud merupakan software data base yang digunakan oleh Bank.
Setoran jaminan merupakan uang muka atas sewa kantor.
Perlengkapan kantor merupakan uang muka atas perolehan perlengkapan kantor.
BANK INAlaporan tahunan 200932
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. KEWAJIBAN SEGERA
Rincian kewajiban segera pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Titipan dana kliring 285.568.909 87.854.325 176.843.263 Transfer dana ATM Bersama 164.828.435 434.777.208 308.339.440
Listrik dan telepon 19.539.882 - 41.751.673
Jumlah 469.937.226 522.631.533 526.934.376
15. SIMPANAN
Simpanan terdiri dari:
2009 2008 2007
Giro Pihak hubungan istimewa 5.723.560.559 18.985.098.133 63.983.843.974 Pihak ketiga 69.583.081.816 22.452.044.131 49.703.952.758 Tabungan Pihak hubungan istimewa 10.533.941.610 5.950.189.370 7.802.425.071 Pihak ketiga 70.797.432.276 56.219.631.096 50.021.818.124
Deposito Pihak hubungan istimewa 23.634.980.711 86.451.529.221 90.075.040.441 Pihak ketiga 542.526.126.858 368.255.190.704 272.496.647.300
Jumlah 722.799.123.830 558.313.682.655 534.083.727.668
a. Giro dalam Rupiah terdiri dari:
2009 2008 2007
Bank Hubungan Istimewa - - - Pihak ketiga 350.913.182 69.504.351 32.173.833 Sub - Jumlah 350.913.182 69.504.351 32.173.833
Bukan Bank Saldo kredit rekening pinjaman - pihak ketiga 44.321.505 157.674.859 515.193.477 Pihak hubungan istimewa 5.723.560.559 18.985.098.133 63.983.843.974 Pihak ketiga 69.187.847.129 22.224.864.921 49.156.585.448 Sub - Jumlah 74.955.729.193 41.367.637.913 113.655.622.899
Jumlah 75.306.642.375 41.437.142.264 113.687.796.732
BANK INAlaporan tahunan 2009 33
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. SIMPANAN (lanjutan)
a. Giro dalam Rupiah (lanjutan):
Tingkat bunga rata-rata per tahun atas giro sebesar 1% sampai dengan 8,5% pada tahun 2009, 1% sampai dengan 7,5% pada tahun 2008 dan sebesar 1% sampai dengan 7,25% pada tahun 2007.
Tidak terdapat giro yang dijaminkan sebagai jaminan kredit pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007.
b. Tabungan dalam Rupiah terdiri dari:
2009 2008 2007
Bukan Bank Pihak hubungan istimewa Tabina - Eksekutif 5.865.642.458 2.234.454.708 4.689.008.836 Tabina 4.656.356.854 3.715.734.662 - Pinter 11.942.298 - - Perdana - - 3.113.416.234 Sub - Jumlah 10.533.941.610 5.950.189.370 7.802.425.070
Pihak ketiga Tabina 61.318.990.186 47.445.441.599 9.473.913.684 Tabina - Eksekutif 5.219.675.825 4.910.005.980 5.102.033.965 Tabina - Mahasiswa 4.134.360.084 3.864.183.517 1.361.433.081 Pinter 124.406.181 - - Perdana - - 34.084.437.394
Sub - Jumlah 70.797.432.276 56.219.631.096 50.021.818.124
Jumlah 81.331.373.886 62.169.820.466 57.824.243.194
Tingkat bunga rata-rata per tahun berkisar sebesar 1% sampai dengan 8% pada tahun 2009, 1% sampai dengan 8,5% pada tahun 2008 dan sebesar 1% sampai dengan 8,57% pada tahun 2007.
Tidak terdapat tabungan yang dijaminkan sebagai jaminan kredit pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007.
c. Deposito dalam Rupiah terdiri dari:
2009 2008 2007
Bank Pihak ketiga 5.200.000.000 982.210.851 4.649.948.575
BANK INAlaporan tahunan 200934
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. SIMPANAN (lanjutan)
c. Deposito dalam Rupiah (lanjutan):
2009 2008 2007
Bukan Bank Pihak hubungan istimewa 23.634.980.711 86.451.529.221 90.075.040.441 Pihak ketiga 542.526.126.858 367.272.979.853 267.846.698.726 Sub - Jumlah 566.161.107.569 453.724.509.074 357.921.739.167
Jumlah 571.361.107.569 454.706.719.925 362.571.687.742
Klasifikasi jangka waktu deposito berdasarkan periode deposito adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Jangka waktu: 1 bulan 471.345.711.474 281.309.786.739 228.912.211.888 3 bulan 63.417.701.139 59.905.811.096 61.707.246.078 6 bulan 7.861.818.255 9.996.407.305 12.696.870.002 12 bulan 23.117.763.321 55.318.652.594 49.755.359.774 Deposito On Call 5.618.113.380 48.176.062.191 9.500.000.000
Jumlah 571.361.107.569 454.706.719.925 362.571.687.742
Deposito yang dijadikan jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan oleh bank sebesar Rp 118.551.874.148 pada tahun 2009, Rp 100.738.487.350 pada tahun 2008 dan sebesar Rp 11.058.800.715 pada tahun 2007.
Tingkat bunga rata-rata per tahun atas deposito berjangka berkisar antara 6,75% sampai dengan 11,33% pada tahun 2009, 8% sampai dengan 11,38% pada tahun 2008 dan antara 7,25% sampai dengan 8,25% pada tahun 2007.
16. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Simpanan dari bank lain dalam Rupiah seluruhnya merupakan transaksi dengan pihak ketiga, terdiri dari:
2009
Giro 350.913.182 Deposito 5.200.000.000
Jumlah 5.550.913.182
BANK INAlaporan tahunan 2009 35
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan)
a. Giro
Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk giro sebesar 1,25% untuk tahun 2009.
b. Deposito
1. Berdasarkan periode deposito berjangka 2009
1 bulan 55.200.000.000
2. Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo
2009
Kurang dari atau sampai dengan 1 bulan 55.200.000.000
Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 8,15%.
17. PERPAJAKAN
Hutang pajak terdiri dari: 2009 2008 2007
Pajak Penghasilan: Pasal 4 (2) dan 23 833.506.564 818.797.852 625.293.370 Pasal 21 65.386.813 125.036.021 41.397.823 Pasal 25 457.071.998 405.632.362 312.225.091 Pasal 29 1.420.086.047 - 1.695.959.737 Pajak Pertambahan Nilai - - 26.519
Jumlah 2.776.051.422 1.349.466.235 2.674.902.540
Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) Pajak Penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Laba sebelum manfaat (beban) Pajak Penghasilan 19.539.122.066 13.997.737.086 14.803.894.008
Beda Waktu: Penyisihan (pemulihan) kerugian aset 360.500.000 (135.237.031) 484.207.126 Biaya (pemulihan) imbalan kerja karyawan 128.037.831 (1.776.212.996) 557.855.892 Penyusutan aset tetap - 78.752.688 36.342.564
BANK INAlaporan tahunan 200936
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PERPAJAKAN (lanjutan)
2009 2008 2007
Beda Tetap: Biaya rumah tangga 51.934.709 46.867.232 59.995.904 Sumbangan dan hadiah 38.639.065 24.781.775 24.231.638 Penyusutan kendaraan staff - 52.604.167 51.125.000 Denda-denda - 1.000.000 858.435 Perawatan kesehatan - - 394.914.657 Laba fiskal 20.118.233.671 12.290.292.921 16.413.425.224 Kompensasi kerugian fiskal tahun sebelumnya - - (2.051.434.394)
Laba fiskal 20.118.233.671 12.290.292.921 14.361.990.830
Laba fiskal - pembulatan 20.118.233.000 12.290.292.921 14.361.990.830
Beban pajak penghasilan 5.633.105.240 3.669.587.876 4.291.097.249
Dikurangi: Pajak penghasilan pasal 25 (4.213.019.193) (4.908.274.863) (2.594.137.512) Fiskal luar negeri - - (1.000.000)
Kurang (lebih) bayar pajak penghasilan 1.420.086.047 (1.238.686.987) 1.695.959.737
Laba fiskal dan hutang pajak untuk tahun 2009 akan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) oleh Bank kepada Kantor Pelayanan Pajak. Laba (rugi) fiskal untuk tahun 2008 dan 2007 telah sesuai dengan SPT yang dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak.
Pada September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai �Pajak Penghasilan� diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
Perhitungan manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Penyisihan Kerugian: Surat berharga 26.050.209 (26.050.209) - Kredit yang diberikan 4.865.144 (149.472.388) 75.758.886 Penempatan pada bank lain 352.682 (177.418) - Agunan yang diambil alih (472.706.093) (176.006.978) 69.503.252 Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 1.393.750 - - Penyusutan aset tetap (152.658.241) (67.407.882) 10.902.769 Beban imbalan kerja 32.009.458 (543.943.693) 167.356.768
Jumlah (560.693.091) (963.058.568) 323.521.675
BANK INAlaporan tahunan 2009 37
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PERPAJAKAN (lanjutan)
Aset Pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Penyisihan kerugian: Agunan yang diambil alih 198.342.061 671.048.154 847.055.132 Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 1.393.750 - - Penempatan bank lain 175.264 (177.418) - Surat berharga - (26.050.209) - Kredit yang diberikan - (4.865.144) 144.607.244 Imbalan kerja karyawan 87.408.430 55.398.972 599.342.665 Penyusutan aset tetap - 152.658.241 220.066.123 Jumlah 287.319.505 848.012.596 1.811.071.164
18. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank yang memiliki risiko kredit adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Bank Garansi 557.500.000 (26.279.675) 101.604.900
Estimasi kerugian 5.575.000 - 1.016.049
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi pada tahun 2008 sebesar nihil, berupa Bank Garansi sebesar Rp 1.375.379.495 yang telah dijaminkan dengan jaminan kas sebesar Rp 1.401.659.170.
Kolektibilitas transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 dikelompokkan lancar.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah estimasi kerugian transaksi komitmen dan kontinjensi yang telah dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak dipenuhinya kewajiban komitmen dan kontinjensi oleh nasabah.
19. BUNGA MASIH HARUS DIBAYAR
Rincian bunga masih harus dibayar adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Deposito berjangka 1.981.305.387 2.757.373.527 1.832.260.023 Deposito - simpanan dari bank lain 23.810.959 4.299.696 14.531.413
Jumlah 2.005.116.346 2.761.673.223 1.846.791.436
BANK INAlaporan tahunan 200938
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. PINJAMAN DITERIMA
Pinjaman diterima dari Bank Indonesia merupakan fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh dalam bentuk kredit likuiditas berupa penyaluran Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA) sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 31/45/KEP/DIR tanggal 10 Juni 1998. Suku bunga KKPA telah ditetapkan oleh BI sebesar 14% per tahun, yang terbagi atas 7% merupakan bunga yang harus dibayarkan bank kepada BI, 5% merupakan bagian bank dan sisa sebesar 2% diberikan kepada Koperasi sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/189/DKr/PmK2 tanggal 28 Oktober 1999.
Pada tahun 2009, saldo pinjaman diterima dari Bank Indonesia telah diselesaikan.
21. KEWAJIBAN LAIN-LAIN
Kewajiban lain-lain terdiri dari:
2009 2008 2007
Pendapatan ditangguhkan 190.416.667 - - Lain-lain 455.884.725 260.607.402 624.395.768
Jumlah 646.301.392 260.607.402 624.395.768
22. IMBALAN KERJA KARYAWAN
Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tertanggal 25 Maret 2003, Bank melakukan penyisihan untuk melakukan estimasi kewajiban manfaat karyawan sebagai tambahan atas manfaat yang telah tersedia dalam program dana pensiun iuran pasti tersebut di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan UU Tenaga Kerja untuk dibayarkan kepada karyawan.
Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 56 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi persyaratan manfaat di atas adalah 180, 160 dan 141 karyawan masing-masing pada tahun 2009, 2008 dan 2007.
Rincian di bawah ini merupakan ringkasan komponen beban imbalan kerja � bersih yang di akui pada laporan laba rugi dan kewajiban imbalan pasca kerja yang dicatat pada neraca, yang dihitung dengan menggunakan metode �Projected-Unit of Credit� oleh aktuaris independen PT Aktuaria Indonesia, sesuai laporannya tertanggal 29 Januari 2010 untuk tahun 2009, PT. Sienco Aktuarindo Utama tertanggal 3 Februari 2009 untuk tahun 2008 dan 3 Desember 2007 untuk tahun 2007.
Mutasi beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Biaya jasa kini 892.061.902 631.879.984 420.706.151 Biaya bunga 417.210.083 231.246.366 171.441.386 Amortisasi biaya jasa lalu 14.574.107 14.574.107 14.574.107 Hasil yang diharapkan dari aset program (235.586.018) (96.218.696) - (Keuntungan)/kerugian kurtailmen (66.473.633) 2.024.536 51.830.847 Jumlah 1.021.786.441 783.506.297 658.552.491
BANK INAlaporan tahunan 2009 39
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)
Rincian kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Nilai kini kewajiban 344.996.189 744.179.728 2.312.463.660 Biaya jasa lalu yang belum diamortisasi (95.257.049) (109.831.156) (124.405.263) Kerugian aktuaria yang belum diamortisasi 99.894.578 (498.206.152) (269.590.391) Kewajiban imbalan kerja lainnya - 85.843.467 79.340.877 Jumlah 349.633.718 221.595.887 1.997.808.883
Rekonsiliasi kewajiban yang diakui neraca per 31 Desember 2009:
2009 2008 2007
Saldo awal tahun 221.595.887 1.997.808.883 1.439.952.991 Biaya imbalan kerja tahun berjalan 1.021.786.441 783.506.297 658.552.491 Pembayaran manfaat (5.748.610) - (100.696.599) Pengalihan iuran yang dibayarkan (888.000.000) (2.559.719.293) - Saldo akhir tahun 349.633.718 221.595.887 1.997.808.883
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Tingkat diskonto 11% per tahun 12% per tahun 10% per tahun Tingkat kenaikan gaji 8% per tahun 8% per tahun 8% per tahun Usia pensiun 56 55 Tahun 55 Tahun Tingkat kematian TMI 1999 CSO 80 CSO 58
23. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2009
Jumlah Saham Ditempatkan dan Persentase Pemegang saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah
PT Kharisma Prima Karya 122.904.856 96,0% 122.904.856.000 PT Media Interaksi Utama 2.095.144 1,6% 2.095.144.000 Perkumpulan Sekolah Kristen Jakarta 1.000.000 0,8% 1.000.000.000 Baktinendra Prawiro 1.000.000 0,8% 1.000.000.000 Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia 1.000.000 0,8% 1.000.000.000
Jumlah 128.000.000 100,0% 128.000.000.000
BANK INAlaporan tahunan 200940
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. MODAL SAHAM (lanjutan)
31 Desember 2008
Jumlah Saham Ditempatkan dan Persentase Pemegang saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah
PT Kharisma Prima Karya 83.450.980 65,20% 83.450.980.000 PT Rekso Sempurno Moro Joyo 14.945.383 11,68% 14.945.383.000 International Investments Holding Inc. 14.315.168 11,18% 14.315.168.000 PT Jaya Agra Wattie 10.193.325 7,96% 10.193.325.000 PT Media Interaksi Utama 2.095.144 1,64% 2.095.144.000 Perkumpulan Sekolah Kristen Jakarta 1.000.000 0,78% 1.000.000.000 Baktinendra Prawiro 1.000.000 0,78% 1.000.000.000 Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia 1.000.000 0,78% 1.000.000.000
Jumlah 128.000.000 100% 128.000.000.000
31 Desember 2007
Jumlah Saham Ditempatkan dan Persentase Pemegang saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah
PT Kharisma Prima Karya 55.450.980 55% 55.450.980.000 PT Rekso Sempurno Moro Joyo 14.945.383 15% 14.945.383.000 International Investments Holding Inc. 14.315.168 14% 14.315.168.000 PT Jaya Agra Wattie 10.193.325 10% 10.193.325.000 PT Media Interaksi Utama 2.095.144 2% 2.095.144.000 Perkumpulan Sekolah Kristen Jakarta 1.000.000 1% 1.000.000.000 Baktinendra Prawiro 1.000.000 1% 1.000.000.000 Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia 1.000.000 1% 1.000.000.000
Jumlah 100.000.000 100% 100.000.000.000
Perubahan modal saham sejak tahun 2007 sampai dengan 2009 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 2 tanggal 3 Februari 2009 dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani, SH, M.Hum., Notaris di Jakarta, sebagaimana dinyatakan kembali dalam Akta Pemasukan (Imbreng) No. 33 tanggal 21 Januari 2009 dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani, SH.M.Hum., Notaris di Jakarta, dinyatakan sehubungan dengan adanya peningkatan modal ditempatkan dan disetor PT. Kharisma Prima Karya (KPK) selaku pemegang saham Bank, beberapa pemegang saham lainnya menyatakan hendak mengambil saham-saham yang akan dikeluarkan KPK yang pembayarannya dilakukan dengan cara pemasukan (Imbreng) saham-saham yang dimiliki pada Bank ke dalam saham KPK dengan rincian sebagai berikut:
- PT Rekso Sempurno Moro sejumlah 14.945.383 saham - International Investments Holding sejumlah 14.315.168 saham - PT Jaya Agra Wattie sejumlah 10.193.325 saham
Sehingga setelah pengalihan saham-saham tersebut di atas maka saham KPK bertambah sejumlah 39.453.876 saham.
BANK INAlaporan tahunan 2009 41
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. MODAL SAHAM (lanjutan)
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa No. 25 tanggal 7 Juni 2005 dibuat oleh Winanto Wiryomartani, SH. M.Hum., Notaris di Jakarta, telah disetujui untuk melakukan penyetoran modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp. 82.128.933.000,- menjadi Rp. 100.000.000.000,- atau meningkat sebesar Rp. 17.871.007.000 yang diambil bagian oleh PT. Kharisma Prima Karya. Setoran penambahan modal tersebut telah diterima Bank pada tahun 2005 dan disajikan sebagai modal disetor lainnya karena belum mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Bank Indonesia. Peningkatan modal tersebut baru mendapat persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 24 Januari 2007 melalui Surat No.9/37/DPBI.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 45 tanggal 31 Desember 2007 dibuat dihadapan Winanto Wiryotani, SH. M.Hum. Notaris di Jakarta, telah disetujui peningkatan modal dasar dari Rp. 100.000.000.000 menjadi Rp. 400.000.000.000 yang tebagi atas 400.000 saham dengan nominal Rp. 1.000.000 per saham. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah 128.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 128.000.000.000 dan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sesuai Surat No. 10/88/DPB1/ Rahasia tanggal 9 Mei 2008.
24. MODAL DISETOR LAINNYA
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 45 tanggal 31 Desember 2007, dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani, SH. M.Hum., Notaris di Jakarta, telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp. 100.000.000.000 menjadi Rp 128.000.000.000, atau meningkat sebesar Rp 28.000.000.000 yang akan diambil bagian oleh KPK. Setoran penambahan modal tersebut telah diterima Bank pada akhir tahun 2007 dan disajikan sebagai modal disetor lainnya karena belum mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Bank Indonesia.
Peningkatan modal tersebut di atas baru mendapat persetujuan dari Bank Indonesia pada tanggal 9 Mei 2008 melalui Surat No. 10/88/DPB1/Rahasia, selanjutnya modal disetor lainnya dikonversi menjadi setoran modal pada saat persetujuan diperoleh dari Bank Indonesia .
25. SALDO LABA CADANGAN UMUM
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 8 April 2008 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Winanto Wiryomartani, SH. M. Hum, No. 56 tanggal 23 April 2008, Pemegang saham memutuskan untuk mengalokasikan laba tahun 2007 sebagai cadangan umum sebesar Rp 1.083.631.843.
26. PEMBAGIAN DIVIDEN
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 25 April 2007 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Winanto Wiryomartani, SH No. 23 tanggal yang sama, pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham atas laba tahun 2006 sebesar Rp 491.821.740.
BANK INAlaporan tahunan 200942
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PENDAPATAN BUNGA
Pendapatan bunga terdiri dari: 2009 2008 2007
Kredit yang diberikan 65.758.840.273 70.848.184.028 57.506.932.438 Surat-surat berharga yang dimiliki 18.539.681.554 6.521.837.044 8.727.371.067 Penempatan pada bank lain 2.221.466.179 4.932.576.638 2.651.213.254 Jumlah 86.519.988.006 82.302.597.710 68.885.516.759
28. BEBAN BUNGA
Rincian beban bunga terdiri dari: 2009 2008 2007
Deposito 43.714.937.336 41.083.700.747 31.738.509.525 Giro 5.187.458.376 3.700.965.313 2.891.991.618 Tabungan 3.233.172.592 2.874.103.383 2.656.251.792 Giro pada bank lain 311.452.185 29.502.075 23.083.737 Surat berharga 2.295.655 - 11.589.863 Jumlah 52.449.316.144 47.688.271.518 37.321.426.535
29. BEBAN KARYAWAN
Rincian beban tenaga kerja terdiri dari: 2009 2008 2007
Gaji pegawai 12.440.741.066 9.558.039.911 7.876.186.951 Lain-lain 2.016.941.540 2.343.728.270 1.547.924.018 Jumlah 14.457.682.606 11.901.768.181 9.424.110.969
30. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2009 2008 2007
Barang dan jasa 6.272.345.972 5.055.371.091 4.432.294.481 Promosi 3.246.091.560 2.632.300.634 1.792.281.111 Sewa 3.398.300.281 2.528.941.493 2.226.515.758 Asuransi 1.391.188.208 1.313.235.584 1.012.471.789 Penyusutan aset tetap (lihat Catatan 11) 1.076.171.979 1.080.789.280 928.688.718 Pendidikan dan pelatihan 682.977.470 467.508.059 369.004.783 Pemeliharaan dan perbaikan 647.644.638 598.576.046 493.021.189 Amortisasi aset tidak berwujud 353.425.087 439.161.588 439.754.294 Pajak 48.490.934 60.850.119 58.228.609 Lain-lain 398.516.928 486.754.426 107.832.346 Jumlah 17.515.153.057 14.663.488.320 11.860.093.078
BANK INAlaporan tahunan 2009 43
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. LABA PER SAHAM
Rincian laba per saham adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Laba bersih 13.345.323.735 9.365.090.642 10.836.318.434
Jumlah saham 128.000.000 128.000.000 100.000.000 Laba Per saham 104 73 108
32. KEWAJIBAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Rincian kewajiban komitmen dan kontinjensi terdiri dari:
2009 2008 2007
Kewajiban Komitmen: Fasilitas kredit yang belum ditarik Pihak hubungan istimewa 8.162.938.392 3.095.646.135 5.297.469.453 Pihak ketiga 16.018.699.856 4.323.757.547 9.730.122.800
Tagihan Kontinjensi: Bunga dalam penyelesaian Pihak hubungan istimewa - - - Pihak ketiga 201.259.979 146.758.409 317.318.216 Aset dihapusbukukan Pihak terkait - - - Pihak tidak terkait 6.794.546.402 6.794.546.402 7.217.403.545 Bank Garansi Pihak terkait 600.000.000 - - Pihak tidak terkait 1.317.500.000 1.375.379.495 202.604.855
Jumlah 33.094.941.629 15.736.087.988 22.764.918.869
32. MANAJEMEN RISIKO
Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatannya, selalu terdapat risiko bawaan dalam setiap kegiatan Bank, antara lain dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional.
Untuk itu Bank telah mengimplementasikan suatu Risk Management Framework terpadu, yang merupakan sarana untuk penentuan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.
Bank memiliki Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan.
BANK INAlaporan tahunan 200944
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Manajemen Risiko Kredit
Risiko kredit diukur melalui probabilitas terjadinya default pada masa mendatang. Bank telah menyusun ketentuan mengenai Credit Risk Rating (CRR) serta telah dilakukan evaluasi dan roll out. Perhitungan default probability tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar untuk perhitungan cadangan (PPAP), modal (capital at risk), pricing, alokasi capital dan manajemen portofolio.
Manajemen risiko kredit terdiri dari: pengendalian risiko kredit yang bertujuan membatasi kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif dan pemberian kredit kepada debitur yang bermasalah, kemudian melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berskala dan terus menerus pada kreditnya yang telah disalurkan, memberikan saran-saran perbaikan, sehingga kerugian yang mungkin terjadi dapat diminimalkan; four eyes principles sebagai salah satu pengendalian risiko kredit pada proses pemberian kredit telah dilaksanakan unit-unit kerja; dan Early Warning System (EWS) sebagai salah satu alat pemantauan (monitoring) dengan cara mendeteksi secara dini debitur yang berpotensi default. Sistem tersebut dapat mendukung proses pemantauan pinjaman secara menyeluruh, mengidentifikasi tindakan perbaikan, dan menyempurnakan tindak lanjut efektif.
Manajemen Risiko Pasar
Pengukuran risiko pasar dilakukan melalui pendekatan analisis sensitivitas tingkat bunga untuk risiko suku bunga dan risiko Surat Berharga (Bonds). Risiko pasar dikendalikan dengan penerapan limit, khususnya transaksi trading limit. Limit-limit tersebut, antara lain adalah counterparty limit dan position limit. Pengelolaan risiko likuiditas menjadi bagian dari proses manajemen risiko pasar. Pemantauan risiko likuiditas dilakukan melalui pengelolaan maksimum cash out.
Manajemen Risiko Operasional
Sesuai dengan tahap pengembangannya, pengendalian risiko operasional pada saat ini lebih ditekankan pada penyempurnaan kebijakan dan prosedur, peningkatan pengetahuan pekerja melalui pelatihan secara berkala, pengawasan internal serta peningkatan kesadaran dan biaya risiko pada seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank. Pada saat ini sedang disempurnakan fungsi, tugas dan tanggung jawab manajemen risiko operasional.
Pemantauan risiko operasional yang selama ini dilakukan dengan memanfaatkan laporan audit intern secara bertahap akan digantikan dengan Database Bank yang disusun berdasarkan 6 kategori risiko, yaitu: Proses Kredit, Proses non kredit, Proses Treasury, Human Fraud, Sistem/Teknologi Informasi dan External Events dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat konsolidasi secara sistematis dan sentralistis data risiko operasional. Data dalam Database merupakan bahan bagi analisis dan penetapan profil risiko operasional dan menjadi dasar bagi model prediktif risiko operasional.
Manajemen Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko di mana Bank tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada nasabah maupun counterparty sesuai waktu yang dijanjikan pada waktunya. Pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan meneliti seluruh arus kas masuk dan kas keluar dari Bank, kemudian mengidentifikasi segala kemungkinan kekurangan dana di masa depan termasuk kebutuhan komitmen / kontinjensi.
Pengukuran juga memerlukan analisa kualitatif, salah satu faktornya adalah pengaruh reputasi Bank. Pengendalian dilakukan dengan menyusun rencana pendanaan darurat untuk menghindari terjadinya kesulitan likuiditas yang dapat mengakibatkan Bank mengalami kegagalan pembayaran kepada counterparty.
BANK INAlaporan tahunan 2009 45
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. INFORMASI TAMBAHAN
a. Perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dilakukan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/23/DPNP tanggal 29 Desember 2003.
Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 mewajibkan bank-bank untuk memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8%. Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 lebih jauh mewajibkan bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertentu untuk memperhitungkan risiko pasar (market risk) dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dan wajib memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8% dengan memperhitungkan risiko pasar, berlaku 18 bulan sejak peraturan ini ditetapkan.
Rasio kecukupan modal (CAR) Bank pada tanggal 31 Desember 2009, 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 23,50%, 26,28% dan 27,50% dengan rincian sebagai berikut:
2009 2008 2007
I. Komponen Modal
A.Modal Inti 1. Modal Disetor 128.000 128.000 100.000 2. Cadangan tambahan modal a. Tambahan modal disetor b. Cadangan Umum 1.920 1.920 837 c.Saldo laba yang tidak ditentukan penggunaannya setelah diperhitungkan pajak (100%) (32.356) (42.684) (52.113) d.Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) 6.953 5.164 5.256 e.Dana setoran modal - - 28.000
Jumlah 104.517 92.400 81.980
B.Modal Pelengkap (maksimum 100% dari Modal Inti) Cadangan Umum Penyisihan Kerugian Aset Produktif / PPAP (maksimum 1,25% dari ATMR) 4.259 3.718 3.190
II. Total Modal Inti dan Modal Pelengkap 108.776 96.118 85.170
III. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) 462.837 365.684 309.661 IV. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (%) 23,50% 26,28% 27,50% V. Modal yang diwajibkan 8 % 8 % 8 %
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, rasio kewajiban penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan.
BANK INAlaporan tahunan 200946
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan)
b. Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 yang dihitung oleh Manajemen Bank adalah masing-masing sebesar 2,25%, 2,26% dan 1,89%.
c. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/25/PBI/2001 tanggal 26 Desember 2001, Rasio untuk kredit non-performing adalah setinggi-tingginya 5% dari jumlah kredit yang diberikan oleh Bank.
d. Rasio modal inti terhadap total Aset Tertimbang Menurut Risiko pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah masing-masing sebesar 22,58%, 25,27%,dan 26,47%
e. Rasio aktiva produktif bermasalah terhadap jumlah aktiva produktif pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing adalah sebesar 0,32%, 0,82% dan 0,44%.
f. Rasio kredit terhadap total simpanan pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah masing-masing sebesar 81,33%, 87,84%, dan 72,40%.
35. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Rincian saldo dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terdiri dari:
2009 2008 2007
Aset Kredit 97.167.892.695 93.301.207.922 54.794.429.568
Kewajiban Giro 5.723.560.559 18.985.098.133 63.983.843.974 Tabungan 10.533.941.610 5.950.189.370 7.802.425.071 Deposito 23.634.980.711 86.451.529.221 90.075.040.441
Jumlah 39.892.482.880 111.386.816.724 161.861.309.486
Sifat hubungan istimewa
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan bank.
Persentase kredit pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah aset adalah sebesar 11,48%, 14,09% dan 8,68% masing-masing untuk pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007.
Persentase simpanan dari pihak yang hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban adalah sebagai berikut:
2009 2008 2007
Giro 0,78% 3,37% 11,81% Tabungan 1,43% 1,06% 1,44% Deposito 3,22% 15,34% 16,72%
BANK INAlaporan tahunan 2009 47
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. JATUH TEMPO AKTIVA DAN KEWAJIBAN
Analisa jatuh tempo aktiva dan kewajiban menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa, terhitung sejak tanggal 31 Desember 2009 sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan) > 1 Bulan > 1 Tahun Sampai Sampai Sampai Dengan Dengan Dengan 1 Bulan 3 bulan 5 Tahun > 5 Tahun Lain-lain Jumlah
AsetKas 6.719 - - - - 6.719 Giro pada Bank Indonesia 33.038 - - - - 33.038 Giro pada Bank Lain Dikurangi penyisihan 69 - - - - 69 Penempatan pada Bank Indonesia Dikurangi bunga yang belum diamortisasi 52.570 - - - - 52.570 Efek-efek Dikurangi penyisihan 154.626 - - - - 154.626 Kredit yang diberikan Dikurangi penyisihan 15.852 93.787 232.924 27.840 210.630 581.033 Pendapatan bunga masih harus diterima 3.584 - - - - 3.584 Biaya dibayar dimuka - - - - 5.933 5.933 Aset tetap Dikurangi akumulasi Penyusutan - - - - 4.372 4.372 Agunan yang diambil alih Dikurangi penyisihan penurunan nilai - - - - 1.407 1.407Aset pajak tangguhan - - - - 287 287 Aset lain-lain - - - - 2.723 2.723
Jumlah Aset 266.458 93.787 232.924 27.840 225.352 846.361
Kewajiban dan EkuitasSimpanan 472.583 63.418 23.118 - 163.680 722.799 Simpanan dari bank lain 5.200 - - - 351 5.551 Hutang pajak 1.356 1.420 - - - 2.776 Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 6 - - - - 6 Bunga masih harus dibayar 2.005 - - - - 2.005
Kewajiban lain-lain 470 - - - 646 1.116 Imbalan kerja karyawan 350 - - - - 350
Jumlah Kewajiban 481.970 64.838 23.118 - 164.677 734.603
BANK INAlaporan tahunan 200948
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. JATUH TEMPO AKTIVA DAN KEWAJIBAN (lanjutan)
(dalam jutaan)
> 1 Bulan > 1 Tahun Sampai Sampai Sampai Dengan Dengan Dengan 1 Bulan 3 bulan 5 Tahun > 5 Tahun Lain-lain Jumlah
Ekuitas Modal saham - nilai saham Rp 1.000 Modal dasar - 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 128.000.000 saham 128.000 - - - - 128.000 Modal disetor lainnya Saldo laba (rugi) Telah ditentukan Penggunaannya 1.920 - - - - 1.920 Belum ditentukan Penggunaannya (18.162) - - - - (18.162)
Jumlah Ekuitas � Bersih 111.758 - - - - 111.758
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 593.728 64.838 23.118 - 164.677 846.361
37. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Posisi aset dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan)
Dolar Dolar Amerika Yen Dolar Dolar Hong Kong Serikat Euro Eropa Jepang Australia Singapura Jumlah
AsetKas 33 260 2 5 2 45 347
Tidak terdapat aset dan kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007.
38. INFORMASI SEGMEN
Bank beroperasi di dua wilayah geografis utama yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) dan di luar DKI Jakarta.
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen geografis: 2009
DKI Jakarta Luar DKI Jakarta Jumlah
PENDAPATAN Pendapatan bunga 85.591.694.113 928.293.893 86.519.988.006 Pendapatan provisi dan komisi 4.690.745.942 120.252.150 4.810.998.092
BANK INAlaporan tahunan 2009 49
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
2009 (lanjutan)
DKI Jakarta Luar DKI Jakarta Jumlah
Hasil Hasil segmen 24.668.329.026 (5.401.244.249) 19.267.084.777 Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 21.566.101.235 (2.026.979.169) 19.539.122.066 Laba (rugi) bersih 15.372.302.904 (2.026.979.169) 13.345.323.735
INFORMASI LAINNYAAset
Penempatan pada Bank Indonesia 52.570.087.346 - 52.570.087.346 Efek-efek - bersih 154.625.943.317 - 154.625.943.317 Kredit - bersih 566.702.872.104 14.329.798.812 581.032.670.916 Aset tetap - bersih 3.333.977.620 1.037.936.709 4.371.914.329 Aset lainnya 52.011.311.568 1.748.582.553 53.759.894.121
Jumlah Aset 829.244.191.955 17.116.318.074 846.360.510.029
Kewajiban Simpanan 689.994.296.963 32.804.826.867 722.799.123.830 Simpanan dari bank lain 350.913.182 5.200.000.000 5.550.913.182 Kewajiban lainnya 6.078.159.692 174.455.412 6.252.615.104
Jumlah Kewajiban 696.423.369.837 38.179.282.279 734.602.652.116
2008
DKI Jakarta Luar DKI Jakarta Jumlah
PENDAPATAN Pendapatan bunga 81.684.196.842 618.400.868 82.302.597.710 Pendapatan provisi dan komisi 7.376.527.580 127.181.412 7.503.708.992
Hasil Hasil segmen 21.622.480.231 (7.509.130.552) 14.113.349.679 Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 14.756.636.985 (758.899.899) 13.997.737.086 Laba (rugi) bersih 10.123.990.541 (758.899.899) 9.365.090.642
INFORMASI LAINNYAAset
Penempatan pada Bank Indonesia 13.086.556.020 - 13.086.556.020 Efek-efek - bersih 121.024.118.133 - 121.024.118.133 Kredit - bersih 478.412.603.550 4.815.050.502 483.227.654.052 Aset tetap � bersih 2.115.989.896 88.637.823 2.204.627.719 Aset lainnya 41.004.777.680 1.370.137.096 42.374.914.776
Jumlah Aset 655.644.045.279 6.273.825.421 661.917.870.700
BANK INAlaporan tahunan 200950
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
2008 (lanjutan)
DKI Jakarta Luar DKI Jakarta Jumlah
Kewajiban Simpanan 555.354.380.900 2.959.301.755 558.313.682.655 Kewajiban lainnya 4.994.315.118 197.338.749 5.191.653.867
Jumlah Kewajiban 560.348.696.018 3.156.640.504 563.505.336.522
2007
DKI Jakarta Luar DKI Jakarta Jumlah
PENDAPATAN Pendapatan bunga 67.984.154.314 901.362.445 68.885.516.759 Pendapatan provisi dan komisi 4.165.006.819 36.008.101 4.201.014.920
Hasil Hasil segmen 7.476.297.920 7.756.176.319 15.232.474.239 Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 15.089.531.195 (285.637.187) 14.803.894.008 Laba (rugi) bersih 11.121.955.621 (285.637.187) 10.836.318.434
INFORMASI LAINNYAAset
Penempatan pada Bank Indonesia 63.494.710.537 - 63.494.710.537 Efek-efek - bersih 136.492.555.439 - 136.492.555.439 Kredit - bersih 373.622.656.473 5.309.449.714 378.932.106.187 Aset tetap � bersih 1.476.389.909 125.620.259 1.602.010.168 Aset lainnya 49.344.031.647 1.098.745.009 50.442.776.656
Jumlah Aset 624.430.344.005 6.533.814.982 630.964.158.987
Kewajiban Simpanan 472.753.899.147 61.329.828.521 534.083.727.668 Kewajiban lainnya 7.453.364.171 379.623.612 7.832.987.783
Jumlah Kewajiban 480.207.263.318 61.709.452.133 541.916.715.451
Bank tidak menyajikan segmen berdasarkan usaha karena kegiatan usaha utama Bank hanya memberikan kredit kepada debitur.
BANK INAlaporan tahunan 2009 51
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
Sejak tahun 1998 Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit,akseptasi, swap mata uang dan kewajiban kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credits,performances bonds dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank.
Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam keputusan Presiden No. 95 Tahun 2004.
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 Desember 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 Desember 2005, Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada suatu Bank adalah:
a. Maksimal sebesar Rp 1.000.000.000, sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007; b. Maksimal sebesar Rp 100.000.000, sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008.
Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijaminkan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000.000, diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000.000.
Beban premi penjaminan yang dibayar selama tahun 2009. 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 1.237.390.166, Rp 1.232.690.166 dan Rp 936.417.050.
40. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU
Berikut ini ikhtisar revisi Standar Akuntansi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia sampai dengan tanggal laporan keuangan Perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut :
- Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2010 PSAK 26 (Revisi 2008) : Biaya Pinjaman PSAK 50 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran
PPSAK No 1 : Pencabutan PSAK 32 : Akuntansi Pengusahaan Hutan, PSAK 35 : Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi dan PSAK 37 : Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
PPSAK No 2 : Pencabutan PSAK 41 : Akuntansi Waran dan PSAK 43 : Akuntansi Anjak Piutang PPSAK No 3 : Pencabutan PSAK 54 : Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah
PPSAK No 4 : Pencabutan PSAK 31 (Revisi 2000) : Akuntansi Perbankan, PSAK 42 : Akuntansi Perusahaan Efek dan PSAK 49 : Akuntansi Reksadana PPSAK No 5 : Pencabutan ISAK 6 : Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK 55 (Revisi 1999) tentang Instrumen Derivatif melekat pada Kontrak Dalam Mata Uang Asing.
BANK INAlaporan tahunan 200952
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU (lanjutan)
- Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2011 PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan SAK ETAP : Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ISAK 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Kewajiban Serupa. ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
Bank sedang mengevaluasi dampak dari Standar Akuntansi, Interprestasi dan Pencabutan Standar Akuntansi yang direvisi dan yang baru tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.
Sebagaimana dimungkinkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK No. 50 dan 55, Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Sesuai dengan SE-BI tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan tanggal 31 Desember 2011.
41. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
Berdasarkan Risalah Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 25 Januari 2010, yang dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 17 tanggal yang sama, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani SH, MHum, Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui pengangkatan Winadewi Hanantha sebagai Direktur Bank. Sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi setelah pengangkatan tersebut adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Natalia Salim Komisaris Independen : Hari Sugiharto Komisaris Independen : Denny Susilo
Direksi: Direktur Utama : Ir. Adi Wiratama, MBA Direktur Kepatuhan : Budiarto Santoso Direktur : Winadewi Hananta
Berdasarkan Surat No. 159/ GBI/DPIP/Rahasia tanggal 14 Desember 2009 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia mengenai Keputusan atas Pencalonan Direktur Bank, dinyatakan bahwa Bank Indonesia menyetujui pencalonan Winadewi Hanantha sebagai Direktur Bank, yang akan efektif setelah pelaporan kepada Bank Indonesia atas hasil Rapat Umum Pemegang Saham Bank berkaitan dengan hal tersebut.
BANK INAlaporan tahunan 2009 53
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42. REKLASIFIKASI AKUN
Beberapa akun tertentu dalam laporan keuangan tahun 2008 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan tahun 2009, sebagai berikut:
Dilaporkan Sebelumnya Direklasifikasi
ASET Penempatan pada Bank Indonesia - 13.086.556.020 Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo 134.110.674.153 110.708.235.434 Diperdagangkan - 10.315.882.699 Pendapatan bunga masih harus diterima - 2.888.333.821 Biaya dibayar dimuka - 1.769.286.294 Aset lain-lain 7.387.521.961 2.729.901.846
Jumlah 141.498.196.114 141.498.196.114
KEWAJIBAN Bunga masih harus dibayar - 2.761.673.223 Kewajiban lain-lain 3.243.876.512 260.607.402 Imbalan kerja karyawan - 221.595.887
Jumlah 3.243.876.512 3.243.876.512
43. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
Manajemen Bank bertanggung jawab dalam mempersiapkan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui pada tanggal 8 Februari 2010.