Post on 03-Aug-2020
i
PENGGUNAAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN
EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR
SISWA KELAS X SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA
(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Frederikus B. Wea Dopo
NIM: 031324018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Maret 2008
Penulis
Frederikus Bernardus Wea Dopo
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Frederikus Bernardus Wea Dopo
Nomor Mahasiswa : 031324018
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:PENGGUNAAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARANEKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWAKKELAS X SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTAbeserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepadaperpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkandalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau medialain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupunmemberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 29 Maret 2008
Yang menyatakan
(Frederikus Bernardus Wea Dopo)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga skripsi dengan judul
“PENGGUNAAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN
BELAJAR SISWA KELAS X SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA”
(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas) dapat penulis selesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana kependidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan skripsi ini banyak
pihak terlibat memberi petunjuk, bimbingan dan bantuan. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih berlimpah kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan , Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan dan Ketua Program
Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan dorongan, bimbingan dan petunjuk bagi penulis dengan
penuh kesabaran.
4. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berarti bagi penulis.
viii
5. Ibu Dra. Th. Retno Hartutiningsih, selaku Kepala Sekolah SMAK Sang
Timur Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian ini.
6. Ibu Dra. Ag. Eria Budiati, selaku guru Ekonomi SMAK Sang Timur
Yogyakarta sekaligus sebagai partner peneliti yang telah membantu
memperlancar penelitian ini.
7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan selama proses perkuliahan.
8. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto dan Bapak Indra Dharmawan, SE, M.Si, yang
telah memberikan banyak dorongan, semangat dan motivasi kepada
penulis.
9. Teman-teman angkatan 2003 (Anang, Rino, Hendra, Bona, Koko, Wisnu,
Nining, Retno, Tasya, Wayah, Diah, Meyta, dan semuanya) yang telah
memberikan banyak masukan selama perkuliahan mata kuliah Seminar
Penelitian.
10. Siswa/i kelas X SMAK Sang Timur Yogyakarta angkatan 2007/2008 yang
telah membantu peneliti memperlancar jalannya kegiatan pembelajaran
dan penelitian ini.
ix
ABSTRAK
PENGGUNAAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN
EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR
SISWA KELAS X SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA
(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)
Frederikus B.Wea DopoUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta2008
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemandirian belajar siswa padaMata Pelajaran Ekonomi melalui penggunaan penilaian portofolio.Pelaksanaannya berlangsung dalam satu siklus dengan empat tahap kegiatan,yaitu: Perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi
Penelitian ini dilaksanakan di SMAK Sang Timur Yogyakarta. Subjekpenelitian adalah siswa kelas X, tahun ajaran 2007/2008. Teknik pengumpulandata yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dandokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif untukmengetahui tingkat kemandirian siswa yang terdiri atas inisiatif/kreatif,bebas/otonom, ulet/tekun dan tanggung jawab.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan penilaian portofolio dapatmeningkatkan kemandirian belajar siswa baik dalam kualitas proses pembelajaranmaupun hasil belajar Ekonomi dengan memberikan pengalaman belajar yangterstruktur di kelas dan di luar kelas dalam konteks konstruktivis, kontekstual dankooperatif yang ditunjukkan dengan capaian indikator keberhasilan. Komponeninisiatif/kreatif meningkat dari 30% menjadi 85%, komponen bebas/otonommeningkat dari 35% menjadi 75%, komponen ulet/tekun meningkat dari 35%menjadi 70%, komponen tanggung jawab meningkat dari 20% menjadi 80%, dankemandirian belajar siswa meningkat dari 30% menjadi 75%.
x
ABSTRACT
USING PORTFOLIO ASSESSMENT IN ECONOMICS SUBJECT TO
IMPROVE LEARNING AUTONOMY OF THE TENTH GRADE
STUDENTS OF SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA
(A classroom Action Research)
Frederikus B.Wea DopoUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta2008
This research intended to improve the students’ learning autonomy in theeconomics subject through portfolio assessment. The assessment was carried outin one cycle comprising four stages of activities i.e.: Planning, Action,Observation and Reflection.
The research was conducted in SMAK Sang Timur Yogyakarta. Thesubjects of the research were the tenth grade students in the academic year of2007/2008. Observation, interview, and documentation were the techniques usedto collect data. The data were analyzed using qualitative descriptive techniqueaiming to find out the students’ learning autonomy as seen in their havinginitiative/creativity, independence, resilience/perseverance and responsibility.
The finding showed that portfolio assessment can in fact enhance thestudents’ learning autonomy both in terms of the quality of the learning processand learning achievement of the economics subject by means of well-structuredlearning experiences in the classroom and outside the classroom through aconstructive, contextual and cooperative approach as shown by the setachievement indicators. Initiative-creativity components increased from 30% to85%. Independence component increased from 35% to 75%. Persistence-perseverance components increased from 35% to 70%. Responsibility componentincreased from 20% to 80%, and the students’ learning autonomy increased from30% to 75%.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ............................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................. v
MOTTO ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
ABSTRACT .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 10
C. Defenisi Operasional .......................................................... 10
D. Tujuan Penelitian .............................................................. 11
E. Manfaat Penelitian ............................................................ 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 14
A. Tinjauan Teoritis .................................................................. 14
1. Kemandirian Belajar ……………………........................ 14
a. Pengertian Kemandirian Belajar …………………….. 14
b. Komponen Kemandirian Belajar …………………... .. 15
2. Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran …………………… 16
a. Belajar ……………. .................................................... 16
b. Mengajar …………………………………………….. 17
xii
c. Pembelajaran ………………………………………… 17
3. Teori-Teori Belajar ……………………………………... 18
a. Konstruktivis ………………………………………… 18
b. Contextual Teaching and Learning (CTL) ………….. 19
c. Pembelajaran Kooperatif ……….. .............................. 20
4. Penilaian Kelas ………………………………………….. 21
a. Pengertian Penilaian Kelas …………………………... 21
b. Manfaat dan Fungsi ………………………………….. 22
c. Teknik Penilaian Kelas ………………………………. 24
5. Penilaian Portoflio ……………………………………… 24
a. Pengertian Portofolio ………………………………… 24
b. Karakteristik Portofolio ……………………………… 26
c. Jenis-jenis Portofolio ………………………………… 26
d. Kekuatan dan Kelemahan Portofolio ………………… 27
e. Isi Portofolio …………………………………………. 29
f. Pelaksanaan Penilaian Portofolio ……………………. 30
6. Mata Pelajaran Ekonomi ................................................. 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 32
C. Kerangka Berpikir ................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 35
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................. 36
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 36
D. Data yang Dibutuhkan …………………………………….. 36
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 37
F. Teknik Analisis Data ……………………………………… 38
G. Prosedur Penelitian ………………………………………... 39
H. Indikator dan Pengukuran …………………………………. 42
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 44
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 44
B. Pembahasan .......................................................................... 61
BAB V PENUTUP ................................................................................. 82
A. Kesimpulan ............................................................................ 82
B. Saran ...................................................................................... 83
C. Keterbatasan .......................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 85
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Pra Penelitian ……… 5
Tabel 2. Indikator Kemandirian ………………………………………….. 43
Tabel 3. Kegiatan Pembelajaran ………………………………….. .......... 46
Tabel 4. Data Proses Pembelajaran ……………………………………… 49
Tabel 5. Rekapitulasi Skor Kemandirian dalam Portofolio ……………… 51
Tabel 6. Hasil Observasi Portofolio Komponen Inisiatif/Kreatif ……....... 52
Tabel 7. Hasil Observasi Portofolio Komponen Bebas/Otonom…..……... 53
Tabel 8. Hasil Observasi Portofolio Komponen Ulet/Tekun ……………. 53
Tabel 9. Hasil Observasi Portofolio Komponen Tanggung Jawab ……… 54
Tabel 10. Data Hasil Belajar Siswa ……………………………………….. 55
Tabel 11. Data Hasil Wawancara …………………………………………. 55
Tabel 12. Hasil Penelitian Kemandirian Belajar Siswa …………………… 62
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Permasalahan ....................................................................... 3
Gambar 2. Prosedur Penelitian ...................................................................... 39
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Surat Keterangan Penelitian.................................................. 87
Lampiran II. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran....................................... 88
Lampiran III. Rubrik Penilaian..................................................................... 101
Lampiran IV. Daftar Nilai............................................................................ 104
Lampiran V. Dokumentasi Portofolio......................................................... 106
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah
Karakteristik atau kondisi yang melatarbelakangi penelitian ini
adalah adanya fenomena-fenomena yang terjadi pada pembelajaran Ekonomi
pada kelas X SMAK Sang Timur Yogyakarta yang telah berlangsung dua
bulan pada Tahun Ajaran 2007/2008 ini tidak optimal atau tidak sesuai
dengan harapan guru pengampu di awal semester. Berdasarkan wawancara
yang dilakukan dengan guru pada tanggal 10 September 2007, terungkap
bahwa di awal proses pembelajaran, guru berharapan ke 20 siswanya akan
memiliki kemampuan untuk menyusun, mengorganisasi materi yang telah
ditentukan dan menyajikannya dalam suatu presentasi di depan kelas. Dengan
metode presentasi ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk menjadi
proaktif dan mandiri dalam belajar sebagai usaha dalam mengkonstruksi
pengetahuan.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran di kelas
sebanyak tiga kali pertemuan pada bulan Agustus dan September 2007,
peneliti menemukan fenomena-fenomena berikut ini. Sebelum presentasi,
tidak ada kelompok yang berkonsultasi dengan guru. Ringkasan yang dibuat
tidak banyak berbeda dengan isi buku teks. Bahkan ada kelompok pada saat
akan melaksanakan tugas presentasi tidak membawa materi presentasi,
sehingga guru memberikan materinya kepada kelompok tersebut. Setelah
2
presentasi, ringkasan materi dikumpulkan kepada guru namun tidak ada
balikan dari guru pada saat itu juga mengenai kualitas atau nilai ringkasan.
Pada saat presentasi, kelompok ahli melakukan presentasi hanya
dengan membaca buku teks di hadapan teman sekelas. Bahkan hanya
menunduk dan tidak memperhatikan situasi kelas. Sering kelompok ahli tidak
memahami materi yang sedang mereka jelaskan pada teman-teman.
Akibatnya, suasana kelas tidak kondusif, ramai, tidak terkendali,
membosankan dan terkesan memboroskan waktu. Keadaan ini menjadi lebih
parah manakala kelompok ahli tidak mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan teman sekelas atau saat guru meninggalkan kelas untuk jangka
waktu yang relatif lama. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 1 dan 8
Oktober 2007, sebagian besar siswa mengatakan kurang paham dengan
materi yang dijelasankan oleh kelompok presentasi. Karena setiap kelompok
melakukan hal yang serupa, maka di akhir setiap sesi, selama sekitar 10 menit
guru harus menjelaskan ulang beberapa materi yang tidak bisa dijawab oleh
kelompok. Namun demikian seringkali terjadi bahwa penjelasan guru kurang
tuntas karena waktu yang tersedia sudah habis. Pada bagian terakhir ini, siswa
bersifat pasif mendengarkan dan bergantung sepenuhnya pada kemampuan
penjelasan guru.
Fenomena-fenomena yang terjadi dalam pembelajaran di kelas X
SMAK Sang Timur dapat diidentifikasikan dalam peta permasalahan berikut.
3
Gambar 1
Peta Permasalahan
Sumber: Hasil Observasi, 2007
Berdasarkan keterkaitan antar faktor dalam skema di atas,
ketidakmandirian siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
karakteristik siswa sebagai input pembelajaran yang kurang aktip dan
produktif, perumusan tujuan pembelajaran yang kurang tepat, materi yang
terlalu luas, pemilihan metode pengajaran yang tidak tepat, keterbatasan
sumber dan alat pembelajaran, dan metode evaluasi yang kurang efektif. Dari
berbagai fenomena di atas, peneliti menemukan dua masalah yang perlu
dibenahi, yaitu metode mengajar dan metode penilaian.
Tujuan Pembelajaran(mengaktifkan siswa)
Materi(sub-sub materi)
Metode(presentasi & diskusi)
Sumber dan Alat(disediakan guru)
Evaluasi(tidak optimal)
Karakteristik Siswa(kurang produktif)
4
Metode presentasi yang dilakukan oleh siswa, ternyata tidak
membuat siswa lebih proaktif dan mandiri, seperti yang diharapkan guru
pada awal pembelajaran. Ketidakmandirian siswa dalam pembelajaran
nampak dalam tabel 1 berikut ini.
5
Tabel 1
Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Pra Penelitian
KomponenKemandirian
Deskriptor Keterangan % Sumber Data
Inisiatif /kreatif Penggunaan bahasadalam persiapan danpelaksanaan presentasi
Semua kelompok menggunakan bahasa yang sama (mengutippersis) dengan buku. Presentasi dilakukan dengan membacabuku di depan kelas kecuali 2 kelompok menggunakan mediayang disiapkan guru
20% Observasi kelas,Wawancara guru
Inisiatif/kreatif Pemanfaatan sumberbelajar berupa bukuatau yang lain olehsiswa
7 kelompok menggunakan satu buku yang disediakan sekolahsebagai sumber presentasi dan hanya 3 kelompok yangmenggunakan dua buku sumber. Sebagian besar siswamengaku kurang berinteraksi dengan buku atau yang lainkecuali menjelang kuis, ujian dan pada saat presentasi.
30% Observasi,Wawancara siswa
Inisiatif/kreatif Interaksi siswa dan gurusebagai fasilitator
Hanya 4 kelompok yang sempat bertanya kepada guru secarasekilas mengenai materi yang akan dipresentasikan. Jika tidakjelas dengan tugas, siswa merasa malas untuk bertnya padaguru atau orang lain.
40% Wawancara guruWawancara siswa
Bebas/ otonom Keberanian untukberpendapat secaralisan atau tertulis.
Dari tiga kali pertemuan sekitar 30% siswa beranimengemukakan pendapat secara lisan. Guru tidak memberikesempatan siswa untuk memberikan pendapat secara tertulis.
30% Observasi
Bebas / Otonom Perhatian siswaterhadap presentasimateri yang diberikanoleh kelompok ahli
Terdapat sekitar 15 siswa memperhatikan presentasi kelompokahli pada 15 menit pertama, setelah itu menurun menjadisekitar 8 siswa pada menit-menit selanjutnya, sisanyamelakukan aktivitas yang beragam seperti mengobrol,membaca sendiri, mengerjakan sesuatu yang lain,menggambar, diam saja namun tidak mengerti.
40% Observasi
6
KomponenKemandirian
Deskriptor Keterangan % Sumber Data
Ulet/tekun Hasil ulangan siswayang mencapai nilai 65keatas.
Hasil ulangan menunjukkan bahwa sekitar 50% siswamencapai nilai di atas 65% dengan rata-rata kelas 66,5. Tidakada penilaian dalam bentuk lain, misalnya partisipasi atautugas lain. Hasil ulangan menunjukkan kurang optimalnyafungsi kelompok ahli.
50% DokumenWawancara siswa
Ulet/tekun Kemauan untuk mencaripenjelasan lebih lanjut
Ketika tidak jelas dengan presentasi teman, siswa tidak maubertanya karena sering jawaban kelompok kurang memuaskan,hanya dibacakan dari buku apalagi jika suaranya pelan.Inginnya guru menjelaskan tapi tidak di sisa-sisa waktu diakhir pelajaran sehingga belum jelas waktu sudah habis.
20% Wawancara
Tanggungjawab
Persiapan siswasebelum mengikutidiskusi kelas (misalkelengkapan bahanyang dijadikan bahanpresentasi)
Hanya 2 kelompok yang mempersiapkan ringkasan materi yangakan dipresentasi, sedangkan 8 kelompok tidak mengerjakan.Mereka juga tidak mempelajari materi presentasi sebelumnya.
20% Observasi,Wawancara
Tanggungjawab
Interaksi siswa dalammempalajari ataumengerjakan tugaspresentasi
2 kelompok yang mempersiapkan materi untuk presentasisecara bersama-sama, 8 kelompok melakukan pembagianmateri lalu mempelajarinya sendiri-sendiri. Sebagian lagi,“disiapkan” hanya oleh satu orang.
20% Wawancara siswa
Kemandirian Unsur-unsurkemandirian secarakeseluruhan
Sekitar 3 - 6 dari 20 siswa yang terlihat mandiri dalam belajar 30% Wawancara guru,Observasi
Sumber: Hasil Observasi, 2007
7
Metode pembelajaran yang belum optimal tersebut berkaitan dengan
metode penilaian yang dilakukan guru. Hasil penilaian tidak mengungkap
kemampuan siswa yang sebenarnya, karena guru tidak melakukan penilaian
selama siswa mempersiapkan ringkasan materi maupun kegiatan presentasi.
Penilaian yang dilakukan guru berupa tes tertulis (paper and pencil test)
dalam bentuk jawaban singkat. Tes tertulis ini lebih mengukur aspek
kemampuan mengingat siswa, namun tidak cocok untuk mengukur kualitas
proses pembelajaran. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar
untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawaban yang
tertulis dalam buku pegangan siswa. Selain itu, hasil tes tidak disertai dengan
kegiatan refleksi serta feedback sesegera mungkin yang mendorong
pencapaian kinerja yang lebih baik. Situasi ini tidak hanya berpengaruh pada
hasil ulangan yang hanya 50 % siswa yang mampu mencapai nilai 65 ke atas
dengan rata-rata kelas 66.5, tetapi berpengaruh juga terhadap kualitas proses
pembelajaran. Siswa menjadi kurang serius mempersiapkan materi presentasi,
merasa jenuh mendengarkan presentasi dan pasif mengikuti proses
pembelajaran.
Dengan demikian permasalahan pokok yang terjadi dalam
pembelajaran Ekonomi di kelas X SMAK Sang Timur adalah penerapan
metode mengajar dan metode evaluasi yang tidak efektif untuk meningkatkan
kemandirian belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti memutuskan untuk
mengatasi masalah evaluasi yang dilakukan oleh guru karena dari data pra
penelitian tersebut terungkap bahwa guru sebenarnya sudah mencoba
8
memfasilitasi siswa agar lebih mandiri dalam belajar dengan penggunaan
metode presentasi namun kurang diimbangi dengan bentuk penilaian yang
sesuai. Menurut Majid (2005: 192), evaluasi yang baik mensyaratkan
keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar, demikianpun
sebaliknya proses belajar mengajar akan berjalan efektif apabila didukung
oleh evaluasi yang efektif oleh guru. Evaluasi tidak hanya menagih daya ingat
siswa, tetapi harus mampu menggali bagaimana siswa berproses dalam
pembelajaran.
Untuk memecahkan masalah evaluasi di atas, perlu dirancang
beberapa alternatif pemecahan masalah yang didukung oleh teori dan hasil
penelitian dan pengembangan yang relevan. Cara mengumpulkan informasi
tentang kemajuan belajar peserta didik dapat dilakukan beragam teknik, baik
berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik
mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian
kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Ada tujuh teknik penilaian berbasis kelas yang dapat
digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis,
penilaian proyek, penilaian produk, penilaian diri, dan penilaian portofolio
(Depdiknas, 2006: 8). Berdasarkan berbagai alternatif pemecahan masalah
tersebut di atas, peneliti memilih bentuk penilaian Portofolio. Adapun alasan
peneliti menggunakan penilaian portofolio untuk menunjang kemandirian
belajar siswa, yaitu:
9
1. Penilaian portofolio merupakan jenis penilaian yang komprehensif karena
sekaligus bisa menilai proses maupun hasil pembelajaran dalam berbagai
bentuk (kinerja, produk, sikap, kognisi). Penilaian proses sangat
mendukung kemandirian belajar siswa, karena dapat memotivasi siswa
untuk mencari, mengumpulkan, memilih, dan menetapkan hasil karya
terbaiknya. (Majid, 2005: 202).
2. Penilaian portofolio memungkinkan siswa untuk menjadi lebih mandiri,
karena guru melakukan penelitian atas hasil karya yang benar-benar
dikerjakan oleh siswa sendiri (Depdinas, 2006: 18). Karya siswa ini
menunjukkan rekamaan kinerja siswa setiap waktu untuk mencapai
kompetensi yang telah ditentukan.
3. Penilaian portofolio dapat membangun rasa saling percaya (mutual trust),
saling memerlukan, saling membantu antara siswa dan guru sehingga
proses pendidikan berlangsung dengan baik (Depdinas, 2006: 18).
Kepercayaan guru pada siswa nampak dalam pemberian kesempatan pada
siswa untuk mengekspresikan kemampuan melalui kebebasan memilih
portofolio yang paling baik. Sedangkan kepercayaan siswa pada guru
nampak dalam bentuk penilaian yang obyektip dan transparan melalui
standar penilaian yang telah ditentukan pada awal pelajaran.
4. Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Portofolio membuka kesempaatan bagi guru dan siswa
untuk merefleksikan proses pembelajaran yang telah dilakukan, karena
penilaian portofolio mengkombinasikan penilaian (assessment) dan
10
pengajaran (instructional) yang akan mengubah situasi yang statis,
monoton dan pasif menjadi lebih bergairah, variatif dan aktif
(Epstein, 2006: 11). Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang
sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan siswa.
5. Penilaian portofolio menutupi kekurangan proses pembelajar IPS dalam
mengembangkan kecakapan sebagai warga negara, seperti keterampilan
memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, menggunakan berbagai
sumber informasi dan mengumpulkan data (Fajar, 2005: 98).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengadakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul: ”PENGGUNAAN PENILAIAN
PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMAK
SANG TIMUR YOGYAKARTA”.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dirancang untuk menjawab masalah penelitian:
Bagaimana penggunaan penilaian portofolio untuk meningkatkan
kemandirian belajar siswa kelas X SMA Sang Timur pada Mata Pelajaran
Ekonomi?
C. Defenisi Operasional
Definisi operasional untuk istilah-istilah dalam rumusan masalah
penelitian di atas adalah sebagai berikut:
1. Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
11
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa
karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh
peserta didik, hasil tes atau bentuk informasi lain yang terkait dengan
kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran (Depdiknas, 2006: 18).
2. Kemandirian belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
berpikir orisinal kreatif, bertidak bebas, tekun mengejar prestasi, dan
bertanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran (Masrum, 1986: 12)
3. Komponen kemandirian adalah aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh
seorang siswa yang menunjukkan tingkat kemandirian, meliputi:
a. Inisiatif yaitu kemampuan berpikir original dan bertindak aktif serta
kreatif.
b. Bebas otonom yaitu kemampuan bertindak atas kehendak sendiri bukan
karena paksaan dari orang lain.
c. Ulet yaitu kemampuan mengejar prestasi dengan tekun dan tidak mudah
putus asa.
d. Bertanggungjawab yaitu kemampuan mempertanggung jawabkan setiap
keputusan dan tindakan yang dilakukan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemandirian
belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi yang akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa melalui penggunaan
penilaian portofolio sebagai salah satu penilaian berbasis kelas yang otentik.
12
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru, siswa,
pimpinan sekolah sebagai pembina mata pelajaran Ekonomi pada SMAK
Sang Timur Yogyakarta dan bagi bidang keilmuan Pendidikan Ekonomi pada
umumnya.
1. Bagi guru yang bersangkutan maupun guru dari rumpun ekonomi
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran yang tertuang dalam perencanaan dan penggunaaan
penilaian portofolio sebagai salah satu ciri penilaian berbasis kelas.
2. Bagi siswa
Hasil penelitian ini merupakan bentuk latihan untuk mandiri dan
bertanggung jawab dalam belajar, memiliki keleluasaan untuk menentukan
cara belajar dan memantau hasil belajarnya sendiri, lebih menguasai materi
yang mereka pelajari, lebih menyenangi belajar yang bernuansa hafalan,
lebih berani dan terampil bertanya dan menjelaskan. Selain itu, mereka
juga lebih berkembang dalam sikap kepedulian dan tanggung jawab
sosialnya karena siswa mendapatkan model pembelajaran dengan
mengalami (learning by doing) yang berbasis pada proses reflektif
(reflective pedagogy).
3. Bagi pimpinan sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran sekaligus
masukan dalam rangka mengoptimalkan potensi siswa dan guru, menjadi
model untuk pelaksanaan mata pelajaran yang lainnya.
13
4. Bagi bidang keilmuan
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pertimbangan
atas keefektifan penilaian portofolio pada mata pelajaran Ekonomi yang
melibatkan hafalan teori abstrak yang selama ini dipahami sebagai bidang
yang membosankan.
5. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk
penelitian selanjutnya dan menambah referensi tentang penelitian tindakan
kelas, khususnya penggunaan penilaian berbasis portofolio.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Kemandirian Belajar
a. Pengertian Kemandirian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kemandirian berasal dari Bahasa Jawa mandiri yang berarti berdiri
sendiri atau dapat hidup sendiri (Mulyono, 1990). Sedangkan
kemandirian diartikan sebagai suatu keadaan seseorang dalam
kehidupannya yang mampu memutuskan untuk mengerjakan segala
sesuatu tanpa bantuan orang lain. Menurut Afiantin (1992: 4)
kemandirian menunjukkan kemampuan sesorang untuk berdiri di
atas kaki sendiri, mengurus diri sendiri dalam semua aspek
kehidupan yang ditandai denga adanya inisiatif, kepercayaan diri
dan kemampuan untuk mempertahan diri.
Bhatia (1977: 554) berpendapat bahwa kemandirian
merupakan perilaku yang aktivitasnya diarahkan pada diri sendiri,
tidak mengharapkan pengarahan dari orang lain dan bahkan
memecahkan atau menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa minta
bantuan orang lain. Menurut Masrun dkk (1986: 10) kemandirian
belajar merupakan sifat yang memungkinkan seseorang untuk
bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri,
15
mengejar prestasi, mampu berpikir dan bertindak secara orisinal,
mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mempengaruhi
lingkungan, menghargai diri dan dan memperoeh kepuasan dari
usahannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
Nashori (1999: 33) mengatakan bahwa, kemadirian belajar
mengandung aspek bebas atau tidak mudah terpengaruh,
mempunyai inisiatif, gigih, percaya pada diri sendiri dan mampu
mengendalikan diri. Fransiska (2003: 6) mendefenisikan
kemandirian sebagai suatu sifat yang memungkinkan seseorang
merasa bebas melakukan sesuatu atas dorongan sendiri, ketekunan
mengejar prestasi, bertindak dan berpikir orisinal, kreatif dan penuh
inisiatif, mampu mengatasi masalah yang dihadapi dan mampu
mengendalikan situasi. Sedangkan menurut Masrum (1986: 12)
kemandirian memiliki beberapa komponen sebagai berikut:
a) Inisiatif dalam berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan
penuh ide; b) Aktif dan terlibat menerapkan ide dalam tindakan
nyata; c) Bertindak bebas atas kehendak sendiri; d) Ulet mengejar
prestasi dengan tekun tidak mudah menyerah; e) Bertanggung
jawab atas semua tindakan yang dilakukan.
b. Komponen Kemandirian Belajar
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa komponen kemandirian belajar terdiri dari:
16
1) Inisiatif yaitu kemampuan berpikir original dan bertindak aktif
serta kreatif.
2) Bebas otonom yaitu kemampuan bertindak atas kehendak
sendiri bukan karena paksaan dari orang lain.
3) Ulet yaitu kemampuan mengejar prestasi dengan tekun dan tidak
mudah putus asa.
4) Bertanggungjawab yaitu kemampuan mempertanggung
jawabkan setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
2. Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
a. Belajar
Belajar pada hakekatnya adalah suatu aktivitas yang
mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) yang
relatip permanen pada individu melalui interaksi dengan
lingkungan. Belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
bahan yang dipelajari, instrumen yang digunakan, lingkungan dan
kondisi individual siswa (Depdiknas, 2004: 4-5). Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia (Fajar, 2005: 10) belajar artinya berusaha
berlatih supaya mendapat kepandaian. Dengan demikian belajar
dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri
seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan,
kecakapan, daya pikir, dan sikap.
17
b. Mengajar
Hakekat mengajar adalah memfasilitasi siswa agar
mendapat kemudahan dalam belajar. Menurut Joyce, Weil &
Showers (Depdiknas, 2004: 7) mengajar (teaching) adalah
membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai,
cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan diri, dan belajar
bagaimana belajar. Hasil jangka panjang dari proses mengajar
adalah kemampuan siswa untuk belajar dengan mudah dan efektif.
Menurut William Burton (Fajar, 2005: 13) mengajar
berarti memimpin aktivitas atau kegiatan belajar untuk membantu
siswa dalam belajarnya. Aktivitas siswa lebih diutamakan,
sedangkan guru berkewajiban menciptakan iklim belajar yang
memungkinkan siswa belajar. Aktivitas siswa yang dimaksudkan
adalah aktivitas jasmani dan rohani, yang digolongkan ke dalam
aktivitas visual, berbicara, mendengarkan, motorik dan menulis.
c. Pembelajaran
Pembelajaran (Instruction) adalah proses membuat orang
belajar. Tujuannya membantu siswa dalam belajar atau
memanipulasi (merekayasa) lingkungan sehingga memberi
kemudahan bagi siswa yang belajar. Menurut Gagne & Briggs
(Depdiknas, 2004: 7) pembelajaran merupakan susatu rangkaian
events, yaitu kejadian, peristiwa, kondisi yang sengaja dirancang
untuk mempengaruhi siswa sebagai pembelajar, sehingga proses
18
belajarnya dapat berlangsung dengan mudah. Fungsi pembelajaran
bukan hanya fungsi guru, melainkan juga fungsi pemanfaatan
sumber-sumber belajar lainnya, seperti gambar, program radio,
televisi dan internet yang digunakan oleh siswa untuk belajar.
3. Teori Belajar
Teori-teori belajar yang berkaitan dengan penggunaan
portofolio dalam pembelajaran adalah teori belajar konstruktivis,
kontekstual, dan kooperatif.
a. Teori Konstruktivis
Teori konstruktivis berasumsi bahwa pengetahuan
dikonstruksi secara individual dan dikonstruksi bersama secara
sosial oleh pembelajar berdasarkan interpretasi terhadap
pengalaman. Pengetahuan merupakan hasil konstruksi manusia
(everything that we know, we have made) (Zahorik, 1995 dalam
Purnomo, 2005: 41). Oleh karena itu, pembelajaran harus berisikan
pengalaman yang memfasilitasi terjadinya konstruksi pengetahuan.
Pandangan konstruksivisme di atas menunjukan bahwa
konsep dapat dengan mudah terbentuk pada diri siswa melalui
aktivitas atau eksperimen. Dalam kaitannya dengan penilaian
portofolio, pemberian pengalaman belajar yang beragam
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengelaborasi
pengalaman tersebut. Prinsip esensial yang dapat diturunkan dari
konstruktivisme adalah bahwa siswa memperoleh pengalaman fisik
19
dan pengalaman mental dalam upaya pemenuhan tugas-tugas
portofolionya. Pengalaman fisik berarti mempertemukan siswa
dengan obyek pembelajarannya, sedangkan pengalaman mental
berarti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada diri
siswa, dan memberi kebebasan kepada siswa untuk menyusun
(merekonstruksi) sendiri informasi-informasi yang diperolehnya
(Fajar, 2005: 45). Hal ini akan nampak dalam jenis karya dan
kedalaman refleksi yang disusun oleh siswa untuk mengungkap
proses dan hasil belajarnya.
b. Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL adalah konsep pembelajaran yang membantu
pengajar menghubungkan mata pembelajaran dengan situasi dunia
yang nyata dan memotivasi pembelajar agar menghubungkan
pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Strategi CTL berpusat
pada siswa (student oriented/student center) dengan tujuan
optimalisasi belajar untuk mencapai taraf memahami
(understanding) dan bukan sekedar menghafal (memorizing).
Menurut Johnson (Purnomo, 2005: 39) porsi besar dari tugas
pengajar adalah menyediakan konteks yang bermakna bagi siswa
(content) karena “context gives meaning to content”.
CTL memiliki tujuh pilar (komponen), yaitu konstruksi
pengetahuan, penyelidikan (inquiry), bertanya, komunitas belajar,
20
pemodelan (modeling), refleksi, dan penilaian otentik. Salah satu
penerapan penilaian otentik yaitu berupa penilaian portofolio.
Pembelajaran kontekstual mengarahkan siswa kepada jenis
penilaian otentik portofolio karena siswa dimungkinkan untuk
berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan
guru dan dari buku bacaan dengan penerapan sehari-hari. Konsep
yang telah diperoleh akan semakin diperdalam melalui kegiatan
yang bermakna yang berkaitan dengan setiap materi yang
diajarkan. Pencarian makna pengalaman dengan teori yang mereka
pelajari memungkinkan siswa untuk berpikir kreatif dan kritis
dengan berusaha mengkorelasikan setiap kegiatan dengan hasil
belajar mereka. Hal ini sekaligus mendorong siswa untuk berpikir
tingkat tinggi dengan melakukan analisis, sintesa dan evaluasi guna
mencapai standar yang tinggi pula.
c. Pembelajaran Kooperatif
Pendekatan pembelajaran kooperatif (Kagan, 1992: 8)
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian
aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa
sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran
informasi terstruktur antara pembelajar dalam grup yang bersifat
sosial dan masing-masing pembelajar bertanggung jawab penuh
atas pembelajaran yang mereka jalani.
21
Dalam pelaksanaan di kelas, pemberian waktu khusus
untuk berada dalam kelompok, memberi peluang bagi para
pembelajar untuk menerapkan prinsip-prinsip kerjasama kooperatif.
Mereka saling membantu dalam memecahkan masalah atau
kesulitan yang dihadapi. Dengan demikian akan terbentuk
semangat kebersamaan untuk saling mengembangkan, bertukar
gagasan dan informasi dengan berkolaborasi dan berkooperasi
untuk mengerjakan tugas atau proyek portofolio bersama.
4. Penilaian Kelas
a. Pengertian Penilaian Kelas
Penilaian atau assessment adalah istilah umum yang
mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai
unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian
mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian
belajar peserta didik (Depdiknas, 2004: 8). Sedangkan penilaian
kelas adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan
mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat
kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.
Data atau hasil penilaian merupakan salah satu bukti
yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program
pendidikan (Majid, 2005: 185). Penilaian kelas ini merupakan
bagian dari penilaian internal (internal assessment) untuk
22
mengetahui hasil belajar peserta didik terhadap penguasaan
kompetensi yang diajarkan oleh guru.
b. Manfaat dan Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki manfaat dan fungsi dalam
pembelajaran (Depdiknas, 2006: 5). Manfaat Penilaian kelas
adalah:
1) Untuk mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan
setelah proses pembelajaran berlangsung.
2) Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar
mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses
pencapaian kompetensi.
3) Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar
yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan
dan remedial.
4) Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
5) Untuk memberikan piliha alternatif penilaian kepada guru.
6) Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite
sekolah tentang efektivitas pendidikan.
Selain memiliki manfaat seperti yang telah disebutkan di
atas, penilaian kelas juga berfungsi untuk:
1) Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai
suatu kompetensi.
23
2) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu
peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan
kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang
membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti
remedial atau pengayaan.
4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang
sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5) Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan
perkembangan peserta didik.
Berdasarkan pedoman umum penilaian di atas,
Fajar (2005: 90) mengatakan bahwa penilaian berbasis kelas
bertujuan untuk: menelusuri (keeping track) agar proses
pembelajaran tetap sesuai dengan rencana, mengecek (checking-up)
kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran, mencari dan
menemukan (finding-out) penyebab terjadinya kelemahan dalam
proses pembelajaran, dan menyimpulkan (summing-up) apakah
siswa telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, secara singkat tujuan penilaian kelas adalah untuk
menilai tingkat pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan akhir
24
pembelajaran, serta memberikan umpan balik kepada guru agar
dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran.
c. Teknik-Teknik Penilaian Kelas
Pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar peserta
didik dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan
proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan
informasi adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik
terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Ada tujuh teknik penilaian kelas, yaitu penilaian unjuk kerja,
penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian
produk, penilaian diri, dan penilaian portofolio.
5. Penilaian Portofolio
a. Pengertian Penilaian Portofolio
Istilah portofolio dapat dimaknai sebagai suatu model
pembelajaran dan sebagai penilaian.
“Portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usahayang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untukmengungkapkan dan mengekspresikan diri sebagai individumaupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswamelalui pengalaman belajar sehingga dapat mengorganisirinformasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskanapa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkandalam pekerjaan atau tugas-tugasnya (Fajar, 2005: 47).”
Hal ini dilakukan dengan memantauan secara terus menerus proses
belajar dan kemajuan siswa melalui bukti fisik yang dilakukan
siswa. Hasil pekerjaan siswa tersebut didokumentasi dan
25
dimanfaatkan untuk melihat kemajuan belajarnya. Guru
mengarahkan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dan
memperhatikan kesalahan-kesalahannya sekaligus memperbaiki
kesalahan tersebut. Semua yang telah dipahami oleh siswa dapat
merupakan umpan balik bagi siswa maupun guru. Dengan
demikian tugas-tugas merupakan bahan yang sangat berharga
dalam proses pembelajaran berbasis portofolio.
Portofolio sebagai penilaian merupakan kumpulan karya
pembelajar yang secara sengaja disusun dengan maksud tertentu
yang menggambarkan usaha, kemajuan, pencapaian pembelajaran
dalam satu atau berbagai bidang. Hal ini sesuai dengan pernyataan
pada Model Penilaian Kelas KTSP SMA sebagai berikut:
“Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutanyang didasarkan pada kumpulan informasi yangmenunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalamsatu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karyapeserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaikoleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentukinformasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalamsatu mata pelajaran (Depdiknas, 2006: 18).”
Dengan demikian, Penilaian portofolio pada dasarnya
menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk
suatu mata pelajaran. Berdasarkan informasi tersebut, guru dan
peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan
peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Tujuan penilaian
protofolio adalah untuk mendokumentasi dan merefleksi kualitas
26
capaian dengan memasukkan semua karya yang dikerjakan dan
dicapai siswa, baik di kelas maupun di luar kelas sebagai bahan
penilaian hasil belajar. Dengan cara seperti ini dapat diperoleh
gambaran utuh hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran.
b. Karaktristik Portofolio
Berdasarkan pengertian di atas, penilaian portofolio
memiliki karakteristik sebagai berikut (Fajar, 2005: 91):
1) Merupakan hasil karya siswa yang berisikan kemajuan dan
penyelesaian tugas-tugas secara terus menerus (kontinu) dan
usaha mencapai kompetensi pembelajaran.
2) Mengukur prestasi siswa secara individual dan menyadari
perbedaan di antara siswa.
3) Merupakan suatu pendekatan kerjasama yang melibatkan guru
dan siswa.
4) Mempunyai tujuan untuk melakukan refleksi dan menilai
kemampuan diri
5) Memperbaiki dan mengupayakan prestasi kerja siswa yang
terbaik
6) Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.
c. Jenis – Jenis Portofolio
Menurut Epstein (2006: 12), portofolio dapat digolongkan
dalam dua jenis, yaitu:
27
1) Portofolio Proses (Process Portfolios)
Portofolio proses menyatakan sejarah tentang
perkembangan siswa sepanjang waktu (growth over time) yang
mendokumentasikan hasil kerja siswa dari awal, pertengahan
dan akhir unit pembelajaran. Penekanannya pada proses
perkembangan keterampilan, pengetahuan, sikap dan refleksi
siswa atas proses belajar mereka. Portofolio proses ini berguna
sebagai alat evaluasi formatif untuk memperoleh masukan
tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.
2) Portofolio Hasil (Product Portfolios)
Portofolio hasil adalah himpunan hasil terbaik siswa
pada akhir suatu unit pelajaran atau semester. Penekanannya
pada hasil atau bukti fisik yang menunjukkan kualitas kerja
siswa. Portofolio hasil ini berguna sebagai alat evaluasi
sumatif untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
d. Kekuatan dan Kelemahan Penilaian Portofolio
Penggunaan penilaian portofolio memiliki kekuatan dan
kelemahannya (Fajar, 2005: 98).
1) Kekuatan Portofolio
Kekuatan – kekuatan yang menjadi dasar penggunaan
penilaian portofolio yaitu:
a) memungkinkan guru melihat siswa sebagai individu dengan
karakteristik, kebutuhan dan keunggulan masing-masing;
28
b) membantu guru dalam mengevaluasi kekuatan, kelemahan
dan hambatan pada diri siswa;
c) media komunikasi pertukaran informasi yang berkelanjutan
bagi siapapun yang terlibat;
d) membantu siswa lebih bertanggung jawab atas tugas-tugas
yang mereka lakukan;
e) penilaian yang lebih komprehensif karena mencakup aspek
keterampilan dan pengetahuan tanpa membatasi kreativitas
dalam ruang kelas;
f) melibatkan anggota komunitas lain, seperti orang tua dan
masyarakat dalam mengerjakan dan mengukur prestasi
akademik.
2) Kelemahan Portofolio
Kelemahan- kelemahan yang sering dialami dalam
penggunaan penilaian portofolio yaitu:
a) sering dianggap sebagai evaluasi yang kurang reliabel
daripada skor tes dalam mengukur prestasi belajar siswa;
b) menggunakan waktu yang relatif lama (time consuming);
c) tidak ada kriteria yang baku sehingga biasanya sulit diawal
pelaksanaan;
29
d) apabila tujuan dan kriteria tidak jelas, maka portofolio hanya
sekedar kumpulan artifak yang tidak berarti dan tidak
menunjukkan pola perkembangan dan prestasi;
e) seperti bentuk data kualitatif lainnya, data penilaian
portofolio bisa lebih sulit dianalisis atau diagregat untuk
menunjukkan perubahan;
f) membebani guru dan siswa karena menuntut ketekunan,
kesabaran dan keterampilan guru.
e. Isi Portofolio
Hard (1994: 24) mengemukakan bukti fisik (artefak) yang
sering digunakan sebagai isi portofolio adalah:
1) Contoh hasil karya tertulis
2) Jurnal dan buku harian
3) Hasil rekaman video penampilan siswa
4) Hasil rekaman presentasi siswa
5) Mind map dan catatan
6) Laporan kelompok
7) Tugas terstruktur, tugas spontan, tes dan kuis
8) Grafik, bagan, gambar
9) Daftar buku yang sudah dibaca
10) Hasil kuesioner
11) Penilaian teman sebaya
12) Evaluasi diri
30
f. Pelaksanaan Penilaian Portofolio
Menurut Epstein (2006: 13) tahap-tahap yang perlu
dilakukan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian
portofolio adalah:
1) Mengumpulkan
Pada tahap ini, siswa mengumpulkan bukti akademik berupa
koleksi artifak yang sesuai dengan tujuan portofolio yang telah
ditetapkan. Tujuannya agar siswa terbiasa mendokumentasikan
pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik dan teratur,
sehingga mempermudah menemuakan bahan yang dibutuhkan
dalam belajar.
2) Seleksi
Pada tahap ini, siswa mencermati karya yang telah dikoleksi dan
menseleksi artifak yang tebaik untuk dijadikan portofolio.
Seleksi dapat dilakukan oleh siswa sendiri, dengan teman
sekelas atau bersama guru. Tujuannya untuk menemukan karya
terbaik yang dapat digunakan dalam penilaian portofolio.
3) Refleksi
Tahap refleksi merupakan langkah yang penting dalam
portofolio proses untuk membedakan portofolio sebagai karya
terbaik atau hanya sekedar koleksi yang tidak memiliki makna.
Dalam refleksi baik tertulis maupun lisan, siswa diminta
menjelaskan alasan memilih artifak tertentu, keterampilan dan
31
pengetahuan apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan artifak
tersebut, manfaat serta hambatan yang mereka temukan.
4) Relevansi
Produk portofolio yang dihasilkan para siswa tidak hanya
ditampilkan dalam lingkup kelas atau sekolah, tetapi dapat
disajikan di luar lingkungan sekolah. Kegiatan ini dapat
memotivasi siswa dalam menunjukkan kemampuan diri dan
kualitas sekolah kepada masyarakat.
6. Mata Pelajaran Ekonomi
Pembelajaran ekonomi dapat dikatakan sebagai usaha sadar
dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk memahami,
mengembangkan serta menerapkan tentang perilaku dan tindakan
untuk memenuhi bebagai macam kebutuhan hidup melalui pilihan-
pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi dalam kehidupan
sehari-hari.
Fungsi Mata Pelajaran Ekonomi di SMA adalah
mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara
mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami
konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi
yang terjadi di lingkungan masyarakat. Sedangkan tujuan mata
pelajaran ekonomi di SMA adalah:
a. Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan
mengerti peristiwa dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-
32
hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, lingkungan dan
masyarakat.
b. Membekali siswa sejumlah konsep yang diperlukan untuk
mendalami ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya.
c. Membekali siswa nilai-nilai serta etika ekonomi dan memiliki jiwa
wirausaha.
d. Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerjasama dalam
masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun
internasional.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Ayu Arum
Wulan tahun 2006 dengan judul ”Peningkatan Partisipasi, Motivasi dan
Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran Berbasis Portofolio
di Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Purworejo”. Hasil penelitiannya
menunjukkan:
a. Adanya peningkatkan partisipasi belajar siswa
b. Adanya peningkatkan motivasi belajar siswa dari 76 % menjadi 92 %.
c. Adanya peningkatan prestasi belajar siswa dari 10 % sebelum
tindakan menjadi 24 % pada siklus I dan 83 % pada siklus II.
C. Kerangka Berpikir
Penilaian kelas yang baik mensyaratkan keterkaitan langsung
dengan aktivitas proses belajar mengajar, demikianpun sebaliknya proses
33
belajar mengajar akan berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian
kelas yang efektif oleh guru. Pembelajaran yang terjadi di kelas X SMA
Sang Timur belum menunjukkan kemajuan yang optimal. Hal ini dapat
dilihat dari metode mengajar presentasi yang dilakukan oleh siswa dan
metode penilaian yang dilakukan oleh guru. Metode presentasi oleh
siswa tidak mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa, karena
tidak didukung dengan penilaian yang baik. Penilaian yang dilakukan
oleh guru sebatas penilaian paper and pencil test berupa jawaban singkat
yang hanya menilai kemampuan mengingat (pengetahuan) siswa. Hal ini
menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk
memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya yang
tertulis dalam buku pegangan siswa.
Salah satu cara untuk mengatasi kesenjangan antara metode
mengajar dan penilaian di atas, dapat dilakukan dengan menggunkana
penilaian portofolio. Penilaian portofolio merupakan penilaian
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes
(bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi
tertentu dalam satu mata pelajaran. Berdasarkan informasi perkembangan
tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan
kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan.
34
Dengan karakteristik tersebut tentunya penilaian portofolio ini
akan menghasilkan penilaian yang objektif, karena tidak hanya
mempertimbangkan hasil belajar tetapi proses untuk mencapai hasil
belajar. Oleh karena itu diharapkan penilaian portofolio akan mampu
meningkatkan kemandirian belajar siswa untuk mencapai hasil yang
optimal dalam pembelajaran.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK)
atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas ini
diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang telah
dilakukan oleh guru. Menurut Kasbolah (2001: 29), penelitian tindakan
kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kawasan kelas dan
bertujuan untuk meningkatkan pratik pembelajaran.
“Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu carayang strategis bagi guru untuk memperbaiki layananpendidikan yang harus diselenggarakan dalam kontekspembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas programsekolah secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengantujuan penelitian tindakan kelas yaitu untukmemperbaiki dan meningkatkan pratik pembelajaran dikelas secara bekesinambungan (Aqib, 2006: 18)”.
Model penelitian ini bersifat inovatif, kolaboratif, reflektif,
dan siklis. Dasar inovatif ditekankan pada penemuan strategi, teknik,
sarana pembelajaran, sistem penilaian yang lebih baik. Dasar kolaboratif
ditekankan pada kerjasama antara guru dan siswa untuk bersama-sama
merencanakan dan melaksanakan peningkatan kualitas pembelajaran.
Dasar reflektif menekankan pada proses dan hasil pembelajaran yang
direfleksikan untuk melihat kemajuan atau kemunduran dari pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan. Penelitian tindakan merupakan kegiatan
36
siklis yang meliputi analisis, penemuan fakta, konseptualisasi,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Tim PPKP, 2007: 21).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di SMAK Sang Timur Yogyakarta pada
semester gasal Tahun Akademik 2007/2008.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas X SMAK Sang
Timur Yogyakarta. Objek penelitian adalah kegiatan penilaian pada mata
pelajaran Ekonomi, khususnya penggunaan penilaian portofolio dalam
pembelajaran Ekonomi.
D. Data yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data
primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
responden yaitu siswa siswa Kelas X SMAK Sang Timur Yogyakarta
melalui observasi langsung (pengamatan/observasi kegiatan di kelas,
wawancara dengan siswa, dan observasi dokumen/hasil karya siswa).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang pengumpulannya dilakukan
oleh pihak lain. Data tersebut diperoleh dengan menyalin data dari
37
guru dan sekolah antara lain data siswa yaitu: jumlah siswa,
kemampuan akademis, nilai ulangan harian dan tugas, dan data
gambaran umum sekolah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi.
1. Dokumentasi
Data hasil dokumentasi terutama adalah berupa hasil
portofolio sebagai cerminan hasil kognitif, afektif dan psikomotor
siswa. Aspek kognitif adalah kemampuan siswa mengerjakan soal
kuis, afektif berupa refleksi siswa atas proses penyusunan portofolio
dan psikomotorik dalam bentuk kemampuan mengungkapkan gagasan
dalam bentuk tulisan maupun lisan dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi
verbal yang bertujuan untuk memperoleh informasi
(Nasution, 2004: 113). Wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini bersifat untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi
dan merupakan wawancara terbuka atau non terstruktur yaitu
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan data (Sugiyono, 2006: 197). Data yang dikumpulkan
melalui teknik ini adalah tentang kemandirian belajar siswa khususnya
38
untuk mengungkap keaslian karya portofolio, penguasaan materi yang
disajikan dan penggunaan metode mengajar.
3. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera
(Arikunto, 2002: 113). Pengamatan dilakukan atas kegiatan belajar
mengajar di kelas, dan waktu penyusunan portofolio di kelas. Hal ini
terutama digunakan untuk mengetahui peningkatan komponen-
komponen kemandirian belajar siswa. Bentuk observasi berupa lembar
pengamatan yang dibuat secara rinci menampilkan aspek-aspek
kemandirian belajar dan didukung dengan perangkat audio visual.
F. Teknik Analisis Data
Data dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif yaitu data yang digambarkan
dalam bentuk kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori
untuk memperoleh memperoleh masukan guna mendapatkan alternati-
alternatif perbaikan untuk siklus berikutnya. Data yang bersifat
kuantitatif di analisis dengan membandingkan kriteria keberhasilan
dengan persentase untuk mendapatkan gambaran deskriptif tentang
keberhasilan penerapan alternatif pemecahan masalah.
Dalam penelitian ini, data hasil observasi, jurnal guru, hasil
wawancara, dan dokumen portofolio siswa dianalisis secara deskriptif
untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran dan kemandirian belajar
39
siswa. Peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan dengan
membandingkan skor tes atau kuis sebelum pelaksanaan tindakan.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan model rancangan penelitian tindakan kelas yang
dikembangkan oleh oleh Kemmis dan Tagart yang sering disebut “model
spiral Kemmis dan Tagart” (Wiriaatmadja, 2007: 66), seperti dalam
gambar 2.
Gambar 2. Prosedur Pelaksanaan Tindakan
Tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap dengan kekegiatannya
Sumber: Wiriaatmadja, 2007: 66
Identifikasimasalah
Refleksi
Perencanaan
Observasi
Perencanaanulang
Observasi
Tindakan
TindakanRefleksi
40
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan, yaitu penyusunan rencana tindakan
yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
mempersiapkan tindakan yaitu penggunaan penilaian portofolio, yang
meliputi:
a. Observasi pra penelitian untuk mengetahui situasi awal proses
belajar mengajar di kelas
b. Penyusunan skenario pembelajaran dengan menggunakan metode
ceramah oleh guru.
c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pembelajaran
d. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk merekam kondisi awal
(input), proses tindakan dan kondisi setelah tindakan (output),
e. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan
f. Menentukan kriteria keberhasilan tindakan
2. Tahap Tindakan
Pelaksanaan tindakan, yaitu penerapan rencana tindakan
sebagai upaya peningkatan kemandirian belajar siswa. Pada tahap ini,
dilaksanakan implementasi penilaian portofolio sesuai dengan rencana
tindakan. Guru bertindak sebagai gurur kelas dan peneliti bertindak
sebagai observer, kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan
dicapai siswa terhadap materi yang disajikan.
41
b. Guru menjelaskan materi yang telah disiapkan dengan metode
ceramah di depan kelas, sedangkan siswa mendengarkan sambil
membuat ringkasan materi dalam buku catatan.
c. Guru memberi kesempatan siswa untuk melakukan kerja mandiri
dan mendampingi siswa dalam belajar.
d. Guru bersama siswa melakukan diskusi bersama untuk
memperdalam materi yang telah dijelaskan.
e. Guru mengadakan kuis atas materi yang baru saja dipelajari
f. Guru memberikan waktu bagi siswa untuk mengerjakan portofolio.
g. Pada pertemuan keempat dilakukan pengerjaan, pengumpulan
portofolio siswa, dan evaluasi umum
3. Tahap Observasi
Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak
pelaksanaan tindakan. Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan
tahap tindakan. Pada tahap ini, dilaksanakan pengamatan atas proses
atau dampak pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan dengan
bantuan instrumen observasi dan dilengkapi dengan video camcorder.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan
penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Ada dua macam refleksi yang
dilakukan, yaitu:
42
a. Refleksi setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan
pemecahannya untuk perbaikan dalam petemuan berikutnya
(penyesuaian rencana pembelajaran dan/atau instrumen yang perlu
disempurnakan).
b. Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui
apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan
tindakan telah tercapai.
Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka
dirancang dua siklus tindakan. Siklus kedua dilakukan apabila indikator
keberhasilan pada siklus pertama belum tercapai.
H. Indikator dan Pengukuran
Indikator keberhasilan kemandirian belajar diukur dengan
melakukan observasi kegiatan pembelajaran, yaitu membandingkan
jumlah siswa yang memiliki kemandirian belajar sebelum dan sesudah
tindakan yang nampak dalam tabel 2 berikut ini.
43
Tabel 2
Indikator Kemandirian
Indikator Deskriptor Target
Inisiatif/Kreatif Jumlah siswa yang mendapat skor
inisiatip/kreatif di atas 65% dibagi jumlah
seluruh siswa
60%
Bebas/Otonom Jumlah siswa yang mendapat skor bebas/otonom
di atas 65% dibagi jumlah seluruh siswa50%
Ulet/tekun Jumlah siswa yang mendapat skor ulet/tekun di
atas 65% dibagi jumlah seluruh siswa60%
Tanggung
jawab
Jumlah siswa yang mendapat skor tanggung
jawab di atas 65% dibagi jumlah seluruh siswa40%
Kemandirian Jumlah siswa yang mendapat skor kemandirian
di atas 65% dibagi jumlah seluruh siswa50%
Penjelasan indikator kemandirian dalam dokumen portofolio siswa
1. Inisiatif / Kreatif
a. Penggunaan bahasa dalam respon artikel
b. Keragaman nara sumber wawancara
2. Bebas / Otonom:
a. Kedalaman refleksi tugas artikel
b. Kedalaman refleksi laporan wawancara
3. Ulet / Tekun
a. Ketepatan analisis artikel
b. Ketepatan analisis hasil wawancara
c. Peningkatan hasil kuis
4. Tanggung jawab:
a. Kelengkapan komponen artikel
b. Kelengkapan komponen wawancara
c. Kedalaman refleksi hasil kuis
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian kemadirian belajar siswa yang diauraikan di bawah
ini sesuai dengan tahapan prosedur penelitian, yaitu: (1) perencanaan;
(2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi tindakan.
1. Kegiatan Perencanaan
Berdasarkan hasil pengamatan pra penelitian terhadap proses
belajar dan hasil belajar siswa, peneliti menemukan dua masalah yang
perlu dibenahi yaitu masalah metode mengajar presentasi yang dilakukan
oleh siswa dan metode penilaian yang dilakukan oleh guru. Setelah
berdiskusi dengan guru, peneliti memutuskan untuk mengatasi masalah
tersebut dengan menggunakan penilaian portofolio. Pada tahap
perencanaan ini dipersiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan
metode ceramah oleh guru, instrumen penelitian berupa lembar observasi
kegiatan siswa, alat perekam kegiatan siswa (camcorder), lembar penilaian
portofolio, menentukan indikator keberhasilan tindakan, dan melakukan
simulasi pengerjaan portofolio.
2. Kegiatan Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran di kelas dilaksanakan sebanyak empat kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 29 Oktober
2007, dengan sub pokok bahasan tentang permintaan. Pertemuan kedua
45
dilaksanakan pada hari senin, 5 November 2007, dengan sub pokok
bahasan penawaran. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin,
12 November 2007, membahas materi hukum permintaan dan penawaran.
Pada pertemuan keempat hari Senin, 19 November 2007 dilaksanakan
pengerjaan portofolio bersama-sama di kelas dan pengumpulan tugas-
tugas portofolio siswa. Selama tiga kali pertemuan, guru melakukan
presentasi materi dengan menggunakan metode ceramah bervariasi, tanya
jawab dan diskusi kelas. Peneliti bertindak sebagai pengamat (observer)
dengan menggunakan lembar pengamatan dan dengan menggunakan alat
audio visio camcorder.
3. Kegiatan Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan
pembelajaran, observasi dokumen portofolio siswa dan menghasilkan data-
data seperti di bawah ini.
a. Data Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan Perekaman Video dan
Pengamatan Langsung di Kelas.
Data proses pembelajaran yang diperoleh berdasarkan
perekaman vidio dan hasil pengamatan peneliti di kelas nampak pada
tabel 3 di bawah ini.
46
Tabel 3
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Waktu(Menit)
Kegiatan Pembelajaran
10 PendahuluanGuru mengucapkan salam pembukaan danmemberikan sistematika pembahasan, mengaitkanmateri yang akan dibahas dengan materi yang lalu.
60 Kegiatan Inti1) Guru menjelaskan materi di depan kelas dengan
mengajukan pertanyaan awal untuk mengecekpemahaman siswa tentang permintaan. Siswamenjawab pertanyaan secara lisan dan seorangsiswa yang diminta menuliskan pengertian di whiteboard. Pada saat siswa menulis jawaban depankelas, guru berjalan mendekati siswa satu persatuuntuk melihat apa yang dilakukan. Untukmengecek perhatian siswa lain, guru memintansiswa membaca dan mengomentari jawabantemanya.
2) Siswa memperhatikan sambil membuat ringkasanmateri penjelasan guru dan meakukan tanya jawabterhadap materi yang belum dipahami.
3) Guru membuat rangkuman materi dan memintasiswa memberikan contoh konkrit permintaan padasaat banjir untuk mengecek pemahaman siswasecara lisan.
Pertama,Senin, 29Oktober2007Materi:Permintaan
20 Penutup1) Guru memberikan pertanyaan kuis tertulis untuk
mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran.2) Dokumentasi portofolio: Guru meminta siswa
mengumpulkan hasil ringkasan presentasi danpekerjaan kuis.
3) Guru memberi tugas rumah, yaitu: Siswa membacamateri minggu depan a). Pengertian penawaran; b).Faktor yang mempengaruhi penawaran dan kurvapenawaran, mewawancarai keluarga atau tetanggatentang permintaan barang dan jasa yang palingbanyak pada bulan oktober ini dan membuatlaporan hasil wawancara secara tertulis, danmembawa kliping
4) Guru menutup pelajaran sambil memberikandorongan psikologis untuk memotivasi siswa.
Kedua,Senin, 5Nopember2007Materi:
10 Pendahuluan1) Guru mengucapkan salam pembukaan dan
menayakan tugas minggu lalu (tugas wawancara,dan kliping artikel) dan membagikan hasil kuis 1.
2) Guru memberikan sistematika pembahasan,
47
Pertemuan Waktu(Menit)
Kegiatan Pembelajaran
mengaitkan materi yang akan dibahas denganmateri yang lalu.
3) Guru mengemukakan indikator hasil belajar yangakan dicapai dan langkah-langkah kegiatannya.
60 Kegiatan Inti1) Guru mempresentasi materi di depan kelas diselingi
tanya jawab dengan siswa.2) Setiap siswa membuat rangkuman hasil prsentasi.
Penawaran
20 Penutup1) Guru memberikan pertanyaan kuis tertulis untuk
mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran2) Dokumentasi portofolio: Guru meminta siswa
mengumpulkan hasil ringkasan presentasi dan kuissiswa.
3) Guru memberi tugas rumah, yaitu: Siswa membawakliping, membaca materi, dan melakukanwawancara dengan pedagang.
4) Guru menutup pelajaran sambil memberikandorongan psikologis untuk memotivasi siswa.
10 Pendahuluan1) Guru mengucapkan salam pembukaan dan
menayakan tugas minggu lalu (refleksi hasil kuis,tugas wawan cara dan kliping artikel)
2) Guru memberikan sistematika pembahasan,mengaitkan materi yang akan dibahas denganmateri yang lalu.
3) Guru mengemukakan indikator hasil belajar yangakan dicapai dan langkah-langkah kegiatannya.
Ketiga,Senin, 12Nopember2007Materi:HukumPermintaandan HukumPenawaran
60 Kegiatan Inti1) Guru melakukan apersepsi materi yang telah
dijelaskan untuk membantu siswa mengingatkankembali penjelasan minggu lalu. Kemudian gurumembuat tabel permintaan dan penawaran beras.
2) Setiap siswa menggambarkan kurva permintaan danpenawaran dalam buku catatan dan guru berjalanmemantau pekerjaan siswa untuk memberikanpenjelasan secara individu kepada siswa yangmengalami kesulitan.
3) Guru meminta seorang siswa melengkapi gambarkurva di white board. Pada saat yang sama gurumelakukan tanya jawab dengan siswa lain danmeminta siswa lain mengoreksi gambar kurva sertamenjelaskan kepada teman lain di depan kelas.
4) Guru mebuat ringkasan materi dengan memberikancontoh konkret penerapan hukum permintaan danpenawaran di dalam masyarakat, yaitu pada saatharga beras mahal permintaan masyarakat miskinakan beras menurun dan mengganti beras dengan
48
Pertemuan Waktu(Menit)
Kegiatan Pembelajaran
makanan lain seperti ubi atau pisang.20 Penutup
1) Guru memberikan pertanyaan kuis tertulis untukmengetahui ketercapaian indikator.
2) Dokumentasi portofolio: Guru meminta siswamengumpulkan ringkasan materi presentasi, tugaswawancara, kliping artikel dan hasil kuis.
3) Guru memberi tugas rumah, yaitu: Siswa mencari artikel tentang penerapan hukum
permintaan dan penawaran. Membawa perlengkapan (kertas, gunting, lem,
dll) untuk mengerjakan portofolio artikel dikelas.
4) Guru menutup pelajaran sambil memberikandorongan psikologis dan sosial untuk memotivasisiswa.
10 Pendahuluan1) Penjelasan proses pengerjaan artikel dan
memberikan kebebasan kepada siswa bekerjaindividu atau kelompok.
2) Guru meminta siswa menunjukkan bahan-bahanyang telah ditugaskan minggu lalu, seperti koran,lem, gunting dan kertas HVS.
50 Kegiatan Inti1) Siswa membaca koran dan mencari artikel yang
berhubungan dengan materi permintaan danpenawaran.
2) Selama proses pengerjaan siswa melakukan diskusiatau bertanya kepada teman dan guru.
3) Guru mendampingi siswa selama mengerjakanartikel.
4) Pengumpulan hasil portofolio siswa
Keempat,Senin,19Nopember2007Materi:pengerjaanportofolio,evaluasiumum
30 PenutupEvaluasi umum pengerjaan portofolio dipandu olehpeneliti. Dalam evaluasi ini para siswa mengungkapkanpesan kesan secara lisan pengalaman mengerjakanportofolio.
Sumber: Hasil Observasi, 2007
b. Data Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan Catatan Guru dan
Pengamatan peneliti.
Data proses pembelajaran yang diperoleh berdasarkan catatan
guru dan peneliti nampak pada tabel 4 di bawah ini.
49
Tabel 4
Data Proses Pembelajaran
KomponenPengamatan
Hasil Pengamatan di KelasTanggalJurnal
KomponenKemandirian
1. Pemanfaatansumberbelajarberupa bukuatau yanglain olehsiswa
Semua siswa menggunakan sumberbelajar yang beragam, bukan hanyadari buku paket namun juga artikeldan sumber belajar masyarakat.Siswa dapat menentukan sendiri jenissumber belajar yang akan digunakan.
5, 12Nov2007
Inisiatif/kreatif
2. Interaksisiswa danguru sebagaifasilitator
Pertemuan pertama: sekitar 13 siswabertanya tentang tugas yang diberikankepada guru dan peneliti pada saatpertemuan dan sesudah pertemuan dikelas; pertemuan kedua: 7 siswa danpertemuan ketiga : 9 siswa
29Oktober,5, 12Nov2007
Inisiatif /kreatif
3. Keberanianberpendapatsecara lisandan tertulis
Dari tiga kali pertemuan sekitar 40 %siswa mengungkapkan pendapatsecara lisan. Semua siswamengungkapkan pendapat secaratertulis dalam tugas refleksi.
29Oktober,
5, 12Nov2007
Bebas /Otonom
4. Perhatiansiswaterhadappresentasimateri yangdiberikanoleh guruatau siswalain.
Sekitar 80% siswa memperhatikandengan sungguh-sungguh penjelasanguru dan presentasi teman.Kemungkinan besar hal ini karenamereka diminta untuk mengumpulkanringkasan hasil presentasi guru /sesama teman.
29Oktober,5 , 12Nov2007
Bebas /Otonom
5. Hasil KuisSiswa
Sebagian besar siswa memperolehhasil kuis di atas 65. Pertemuanpertama 65%, kedua 70%, dan ketiga80%.
29Oktober,5, 12Nov2007
Ulet/Tekun
6. Orientasipadakegiatanyang dinilai
Perhatian siswa pada kegiatan atauproduk yang dinilai masih cukupbesar misalnya membuat ringkasanuntuk mendapat nilai partisipasi.Untuk sementara hal ini dianggapwajar mengingat usia mereka yangmungkin belum memiliki kesadaran
29Oktober,5, 12Nov2007
Ulet /Tekun
50
KomponenPengamatan
Hasil Pengamatan di KelasTanggalJurnal
KomponenKemandirian
pentingnya belajar sehingga perlu adamotivator dari luar. Dari 20 ringkasanselama 3 kali terlihat ada sekitar 9anak yang relatif konsisten dalammenyusun ringkasan. Hasil ringkasanlengkap dan sistematis.
7. Persiapansiswa dalammengikuipembelajarandi kelas
Siswa terlihat lebih bertanggungjawab dalam belajar karena merekamelakukan tugas-tugas yangdiberikan bahkan pada pertemuankeempat, mereka juga membawaperlengkapan ATK untuk melengkapiportofolio mereka dan mengerjakandengan sungguh-sungguh.
5 , 12,19 Nov2007
Tanggungjawab
8. Interaksisiswa dalammempelajariataumengerjakantugas
Sebagian besar siswa terlihat salingmembantu dan “sibuk” mengerjakanportofolio. Mereka saling bertanyadan memberikan informasi, jika tidaktahu, tanpa diminta mereka akanbertanya kepada teman, guru ataupeneliti.
19 Nov2007
Tanggungjawab
9. Kemandirian Kemandirian siswa dalam belajarterlihat meningkat, mereka berusahamengerjakan tugas tugas portofolioyang diberikan, mengikuti pelajarandengan serius, bertanya/konfirmasijika tidak mengerti dan hasil kuis jugamengalami peningkatan
19 Nov2007
Keman-dirian
Sumber: Hasil Observasi, 2007
c. Data dari Dokumen Portofolio
Data tentang kemandirian belajar yang diperoleh dari dokumen
portofolio siswa diuraikan di bawah ini. Dokumen portofolio siswa
terdiri dari tugas artikel, tugas wawancara, dan kuis. Komponen
kemandirian belajar yang dilihat dari dokumen portofolio tersebut
meliputi: 1) komponen inisiatif/kreatif; 2) komponen bebas/otonom;
3) komponen ulet/tekun; 4) komponen tanggung jawab.
51
Tabel 5Rekapitulasi Skor Kemandirian dalam Portofolio
Inisiatif/Kreatif Bebas/Otonom Ulet/Tekun Tanggung JawabNo
UrutSw
BhsaArtikel
NaraSumber
SkorReflArtkl
ReflWwcr
SkorKtptanKmtr
KtptnAnls
HasilKuis
SkorKlngkp
ArtklKlngkpWwcr
ReflKuis
Skor
TotalSkorMdri
inisi bbs ulet t.j Mdri
3 3 6 3 3 6 3 3 3 9 3 3 3 9 30 3.9 3.9 5.85 5.85 20
1 2 1 3 1 2 3 1 1 2 4 2 2 1 5 15TM TM TM TM TM
2 3 3 6 2 2 4 2 2 2 6 3 3 3 9 25M M M M M
3 2 3 5 2 2 4 2 2 3 7 2 3 3 8 24M M M M M
4 1 3 4 2 2 4 2 2 3 7 3 3 2 8 23M M M M M
5 2 2 4 1 2 3 1 1 1 3 1 2 1 4 14M TM TM TM TM
6 2 3 5 1 2 3 2 2 3 7 3 2 2 7 22M TM M M M
7 2 3 5 2 3 5 2 2 3 7 3 2 3 8 25M M M M M
8 2 3 5 2 2 4 2 2 2 6 3 3 2 8 23M M M M M
9 1 3 4 2 2 4 2 2 3 7 3 3 3 9 24M M M M M
10 2 3 5 3 1 4 2 2 2 6 3 3 2 8 23M M M M M
11 2 3 5 2 2 4 2 2 3 7 3 3 3 9 25M M M M M
12 2 2 4 2 3 5 2 2 2 6 2 2 1 5 20M M M TM M
13 3 2 5 3 2 5 2 2 2 6 3 2 1 6 22M M M M M
14 2 3 5 2 2 4 2 2 1 5 2 2 2 6 20M M TM M M
15 3 3 6 2 3 5 3 2 2 7 3 3 3 9 27M M M M M
16 1 3 4 2 2 4 2 3 2 7 2 3 3 8 23M M M M M
17 2 3 5 2 2 4 2 2 3 7 3 3 2 8 24M M M M M
18 1 2 3 2 2 4 1 1 1 3 2 3 2 7 17TM M TM M TM
19 1 3 4 1 2 3 1 1 2 4 3 3 2 8 19M TM TM M TM
20 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 1 1 4 11TM TM TM TM TM
Batas 1.95 1.95 3.9 1.95 1.95 3.9 1.95 1.95 1.95 5.85 1.95 1.95 1.95 5.85 19.5 85% 75% 70% 80% 75%M 0.7 0.9 0.85 0.75 0.9 0.75 0.75 0.75 0.8 0.7 0.95 0.95 0.75 0.8 0.75 15% 25% 30% 20% 25%
TM 0.3 0.1 0.15 0.25 0.1 0.25 0.25 0.25 0.2 0.3 0.05 0.05 0.25 0.2 0.25
52
1) Komponen Inisiatif/kreatif
Indikator siswa yang berinisiatif diukur berdasarkan
jumlah siswa yang mendapatkan skor di atas 1.95 atau 65% dari
skor maksimum 3 atas kemampuannya mengerjakan ringkasan
artikel dengan menggunakan bahasa sendiri. Hal yang sama juga
berlaku untuk pengerjaan tugas yang terkait dengan keragaman
nara sumber wawancara.
Tabel 6
Hasil Observasi Dokumen Portofolio Komponen Inisiatif/Kreatif
No. Indikator Pencapaian
1 Kemampuan meringkas artikel dengan
bahasa sendiri
70%
2 Keragaman nara sumber wawancara 90%
Sumber: Hasil Observasi, 2007
Hasil penelitian yang nampak pada tabel 6 menunjukan 70% atau
14 dari 20 siswa mampu meringkas artikel dengan bahasa sendiri
dan 90% atau 18 siswa memiliki keragaman nara sumber
wawancara. Dilihat dari skor inisiatif secara keseluruhan (Tabel 5)
sebanyak 85% siswa mencapai skor di atas 65% dari skor total
inisiatif.
2) Komponen Bebas/ Otonom
Indikator siswa yang bebas/otonom diukur berdasarkan
jumlah siswa yang mendapatkan skor di atas 1.95 atau 65% dari
skor maksimum 3 atas kemampuannya mengerjakan refleksi
53
artikel. Hal yang sama juga berlaku untuk pengerjaan tugas yang
terkait dengan refleksi kuis.
Tabel 7
Hasil Observasi Dokumen Portofolio Komponen Bebas/Otonom
No. Indikator Pencapaian
1 Kedalaman refleksi tugas artikel 75%
2 Kedalaman refleksi tugas wawancara 90%
Sumber: Hasil Observasi, 2007
Hasil penelitian yang nampak pada tabel 7 menunjukan 15 siswa
(75%) dari 20 siswa memiliki kedalaman refleksi artikel dan 90%
refleksi wawancara. Dilihat dari skor bebas secara keseluruhan
(Tabel 5) sebanyak 80% siswa mencapai skor di atas 65% dari
skor total bebas/otonom.
3) Komponen Ulet/Tekun
Indikator siswa yang ule/tekun diukur berdasarkan jumlah
siswa yang mendapatkan skor di atas 1.95 atau 65% dari skor
maksimum 3 atas kemampuannya mengerjakan analisis artikel.
Hal yang sama juga berlaku untuk pengerjaan tugas yang terkait
dengan analisis wawancara dan hasil kuis.
Tabel 8
Hasil Obsevasi Dokumen Portofolio Komponen Ulet/Tekun
No. Indikator Pencapaian
1 Ketepatan komentar artikel 75%
2 Ketepatan analisis wawancara 75%
3 Peningkatan hasil kuis 80%
Sumber: Hasil Observasi, 2007
54
Hasil penelitian yang nampak pada tabel 8 menunjukkan sebanyak
75% siswa mencapai skor ketepatan malakukan analisis artikel di
atas 65%. Ketepatan analisis wawancara sebanyak 75% siswa dan
sebanyak 80% siswa menunjukkan peningkatan hasil kuis. Dilihat
dari skor ulet/tekun secara keseluruhan (Tabel 5) sebanyak 70%
siswa mencapai skor di atas 65% dari skor total ulet/tekun.
4) Komponen Tanggung Jawab
Indikator siswa yang tanggung jawab diukur berdasarkan
jumlah siswa yang mendapatkan skor di atas 1.95 atau 65% dari
skor maksimum 3 atas kelengkapan komponen artikel yang
disusunnya. Hal yang sama juga berlaku untuk kelengkapan
komponen wawancara, dan kedalaman refleksi hasil kuis.
Tabel 9
Hasil Obsevasi Dokumen Portofolio Komponen Tanggung Jawab
No. Indikator Pencapaian
1 Kelengkapan komponen atikel 95%
2 Kelengkapan komponen wawancara 95%
3 Kedalaman refleksi hasil kuis 75%
Sumber: Hasil Observasi, 2007
Hasil penelitian yang nampak pada tabel 9 menunjukan 95%
siswa memiliki kelengkapan komponen artikel dan wawancara,
dan 75 % memiliki kedalaman refleksi hasil kuis. Dilihat dari skor
ulet secara keseluruhan (Tabel 5), sebanyak 80% siswa mencapai
skor di atas 65% dari skor total tanggung jawab.
55
d. Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa berupa rata-rata nilai kuis menunjukan
peningkatan nampak pada tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10
Data Hasil Belajar Siswa
Tanggal Rerata Nilai Kuis
29 Oktober 2007 65.005 November 2007 73.95
12 November 2007 72.00Rerata 70.32
Sumber: Hasil Observasi, 2007
e. Data Hasil Wawancara
Data hasil wawancara dengan siswa yang dipilih secara acak
menghasilkan respon seperti dalam tabel 11.
Tabel 11
Data Hasil Wawancara
AspekDitanyakan
Pendapat Siswa
TugasPortofolio
Dikerjakan sendiri di rumah atau di sekolah padawaktu yang ditentukan guru. Tugas juga didiskusikandengan teman. Terkadang ada kesulitan, kalaukesulitan maka malah merasa tertantang (misalnyamencari subyek wawancara lain). Saling bertanyadengan teman meskipun di luar kelas. Merasa senangkarena menjadi tahu banyak hal, subjek wawancarasepertinya juga senang (orang tua). Namun bilabertemu subjek yang kurang kooperatif menjadi tidakenak hati, tapi melatih untuk sabar dan tabah. Denganadanya tugas ini menjadi lebih jelas akan materi yangada di buku karena harus bolak balik melihat bukuagar tugas tidak menyimpang. Siswa merasa perlumengerjakan tugas ini karena akan dinilai dan ternyatasetelah melakukan jadi menikmati pekerjaan ini.
Maju kedepan
Persiapan dengan membaca materi yang diminta guru.Guru sudah mengumumkan akan ada kuis di setiap
56
AspekDitanyakan
Pendapat Siswa
pertemuan maka siswa merasa harus mempersiapkandiri. Maka, ketika KBM berlangsung, siswa merasalebih mudah mengikuti dan maju dengan cepat tanpadipaksa-paksa seperti dahulu.
Gurumenjelaskandi kelas
Merasa senang karena lebih terstruktur apalagi materiini pernah dipelajari sewaktu SMP maka pembahasanoleh guru bisa lebih dalam. Guru tidak sepenuhnyapresentasi karena pada pertemuan kedua diselingsiswa yang presentasi. Dengan cara seperti ini adakeseimbangan peran guru dan siswa. Siswa tidakmerasa ”dilepaskan” begitu saja. Ada kendali yangbaik melalui kuis dan tugas lanjutan dalam bentukportofolio. Lebih senang sekarang karena kalaupresentasi yang kemarin-kemarin, jika ada materi yangsulit maka tidak paham. Guru menjelaskan di akhirpresentasi sering kurang karena waktu habis.
Bukusumber
Buku sumber jadi lebih banyak dibaca agar bisamengerjakan tugas portofolionya dan mengerjakankuis pada setiap pertemuan.
Menyusunringkasan
Pada awalnya siswa melakukan karena akandikumpulkan dan dinilai tapi pada pertemuan keduadan ketiga tetap menyusun ringkasan sebaik mungkin.Walaupun nilainya hanya nilai partisipasi tapimenyusun ringkasan pada saat materi disampaikanternyata menghemat waktu belajar dan ”memaksa”diri sendiri untuk memperhatikan sehingga ketika kuistidak terlalu kesulitan.
Kuis Persiapan dengan membaca materi dan latihanmengerjakan soal-soal. Siswa lebih mengertipenjelasan guru dari pada presentasi teman. Ketikadiberi tugas portofolio semakin mengerti, menambahpengalaman dan wawasan.
Sumber: Hasil Wawancara, 2007
4. Kegiatan Refleksi
Refleksi yang dilakukan untuk mengidentifikaasi kekurangan
dalam kegiatan pembelajaran dan aspek-aspek kemandirian yang perlu
diperbaiki. Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru
dalam bentuk melihat kembali hasil rekaman video, mendiskusikan
57
pembelajaran yang telah dilakukan, melihat hasil kerja siswa dan
merencanakan perbaikan untuk pertemuan berikutnya.
a. Refleksi Kegiatan Pembelajaran oleh Guru
Pembelajaran pada pertemuan pertama belum menunjukkan
kemajuan yang berarti. Pada awal pembelajaran guru tidak menjelaskan
indikator yang mau dicapai kepada siswa pada awal pelajaran. Fokus
perhatian guru masih tertuju pada penyelesaian materi yang telah
disiapkan, sehingga kurang memperhatikan situasi kelas secara
keseluruhan. Akibatnya suasana kelas tidak kondusif karena siswa
kurang serius memperhatikan penjelasan guru. Kebanyakan siswa
ngobrol bahkan mengerjakan tugas lain, seperti pekerjaan rumah mata
pelajaran lain dan membaca buku ceritera. Ketika guru bertanya, semua
siswa menjawab bersamaan sehingga kelas menjadi ramai. Selain itu
tidak ada pemberian sanksi bagi siswa yang tidak mengerjakan
pekerjaan rumah atau melanggar aturan ketertiban selama
berlangsungnya proses pembelajaran. Maka refleksi pada pertemuan
pertama ini dijadikan bahan perbaikan untuk pertemuan kedua.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua terjadi
peningkatan aspek-aspek kemandirian belajar siswa. Pada awal
pertemuan guru menjelaskan indikator yang harus dicapai siswa dan
tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa. Guru menggunakan contoh
konkret dalam menjelaskan materi dan melakukan tanya jawab. Siswa
tidak hanya mendengarkan penjelasan tetapi diberikan kesempaatan
58
mengerjakan soal di papan tulis. Guru tidak hanya berdiri di depan
kelas pada saat menjelaskan materi, tetapi berjalan di antara siswa dan
memperhatikan aktivitas siswa. Selain itu guru menegur siswa yang
melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan mata pelajaran
ekonomi.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga guru
menggunakan metode ceramah yang bervariasi. Siswa diwajibkan
membaca materi dan mengajukan pertanyaan pada awal pertemuan.
Sebelum menjawab pertanyaan siwa, guru memberi kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan tersebut.
Suasana kelas menjadi lebih dinamis dan menumbuhkan semangat
berkompetisi dalam menjawab pertanyaan. Siswa lebih siap mengikuti
pembelajaran dan mengerjakan kuis tertulis yang dilaksanakan pada
akhir pembelajaran. Kuis tertulis ini bertujuan untuk megukur
penguasaan materi dan memotivasi siswa agar aktif dan tekun dalam
pembelajaran.
b. Refleksi Hasil Kerja Siswa
Kemandirian belajar yang dilihat dari kemampuan siswa
mengerjakan tugas artikel, wawancara, dan kuis. Pada pertemuan
pertama sebanyak 6 siswa tidak mengumpulkan artikel dan 4 siswa
tidak melakukan wawancara. Keenam siswa tersebut merasa kesulitan
mencari artikel yang sesuai dengan topik bahasan karena hampir tidak
pernah membaca surat kabar. Sedangkan lima siswa yang tidak
59
melakukan wawancara, mengatakan tidak berani dan takut salah
berbicara dengan nara sumber. Untuk mengatasi kesulitan mencari
artikel, peneliti memfasilitasi mereka dengan surat kabar dan menuntun
siswa untuk mencari artikel yang berkaitan dengan topik bahasan. Bagi
siswa yang mengalami kesulitan melakukan wawancara, peneliti
melakukan latihan simulasi wawancara dan memberikan tambahan
waktu 3 hari untuk mengumpulkan laporan wawancara.
Pada pertemuan kedua dan ketiga setiap siswa diberi panduan
pengerjaan artikel dan laporan wawancara untuk mengatasi kesulitan
mencari artikel dan katakutan melakukan wawancara. Bagi siswa yang
merasa kesulitan dalam mengerjakan artikel dan wawancara diberi
kesempatan untuk melakukan konsultasi dengan guru dan peneliti pada
setiap hari jumad. Kesempatan konsultasi ini sangat membantu siswa
mengatasi kesulitan dalam membuat laporan artikel dan wawancara.
Hal ini nampak peningkatan jumlah siswa yang mampu mengerjakan
dan mengumpulkan tugas artikel dan wawancara pada waktunya.
Pada pertemuan keempat, setiap siswa ditugaskan untuk
membawa satu surat kabar untuk dikerjakan di sekolah pada saat
pelajaran. Pengerjaan portofolio di kelas bertujuan untuk melatih
tanggung jawab, menumbuhkan semangat kerja sama saling membantu
di antara siswa, dan mempermudah siswa melakukan konsultasi dengan
guru dan peneliti. Para siswa juga menggunakan kesempatan untuk
melakukan wawancara dengan teman sekelas berhubungan dengan
60
materi permintaan. Setelah pengerjaan dan pengumpulan portofolio
dilakukan refleksi umum.
Refleksi umum yang dilakukan bersama di kelas menunjukan
hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam mengerjakan tugas
portofolio. Kesulitan yang dirasakan siswa dalam mengerjakan artikel
adalah memahami masalah pokok yang ditulis dalam artikel,
meringkasnya dengan menggunakan bahasa sendiri, dan melakukan
refleksi tertulis. Hal ini disadari karena siswa tidak biasa membaca
artikel atau surat kabar pada umumnya dan tidak pernah membuat
refleksi tertulis. Kesulitan yang ditemukan dalam kegiatan wawancara
adalah mengalahkan perasaan takut dan malu saat melakukan
wawancara dengan nara sumber yang belum dikenal. Siswa menyadari
tidak mudah mengerjakan tugas artikel apabila tidak pernah membaca
surat kabar dan tidak gampang melakukan wawancara apabila tidak
punya keberanian dan kepercayaan diri. Selain itu siswa menemukan
manfaat posetif dari tugas portofolio, yaitu siswa mulai tertarik
kembaca surat kabar, memiliki keberanian berbicara di depan umum,
mampu merasakan keprihatinan, suka duka yang dialami nara sumber.
Refleksi pada akhir siklus pertama ini menunjukkan terjadi peningkatan
aspek-aspek kemandirian belajar siswa melampaui target yang telah
ditetapkan pada tahap perencaanaan.
61
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan penilaian portofolio
untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Dari hasil observasi kegiatan
pembelajaran melalui perekaman video terlihat bahwa selama empat kali
pertemuan, kemandirian belajar siswa tercermin dalam kemauan untuk
membuat ringkasan materi presentasi guru dan keikutsertaan dalam kegiatan
tanya jawab di kelas. Selama ini, membuat catatan bukanlah sesuatu yang
istimewa bagi siswa karena hal tersebut tergantung pada kebutuhan masing-
masing siswa. Jika mereka merasa perlu mencatat, maka penjelasan dari guru
atau teman akan dicatat, begitupun sebaliknya. Dari kegiatan pra penelitian
nampak bahwa siswa tidak merasakan kebutuhan akan catatan karena materi
yang disampaikan teman dalam presentasi tidak berbeda dengan yang ada di
buku teks. Dalam penelitian ini, materi disampaikan oleh guru dan siswa
diberitahu bahwa di akhir pembelajaran, ringkasan harus dikumpulkan serta
diakhiri dengan kuis. Dorongan dari luar ini ternyata cukup mampu membuat
siswa untuk secara aktif memusatkan perhatian pada pelajaran dan aktivitas di
kelas. Ringkasan tidak dinilai namun diberi tanda partisipasi dan
dikembalikan kepada siswa pada pertemuan berikutnya.
Dari refleksi setiap pertemuan, ditemukan bahwa jumlah siswa
yang mengumpulkan ringkasan tidak berkurang walaupun ringkasan tersebut
tidak dinilai. Hal ini dianggap cukup wajar mengingat usia siswa masih relatif
remaja dan kurang memahami pentingnya kesadaran diri akan arti pentingnya
62
belajar bagi diri mereka sendiri. Justru dengan memberi rangsangan tertentu,
diharapkan ada respon dari siswa sehingga lambat laun hal tersebut akan
menumbuhkan semangat belajar dan kemandirian yang sesungguhnya dalam
diri siswa. Namun demikian ternyata dari jurnal guru nampak adanya sekitar
9 siswa yang relatif konsisten dalam menyusun ringkasan. Ketika
dikonfirmasi melalui wawancara, beberapa siswa tersebut mengatakan bahwa
walaupun ringkasan tidak dinilai untuk kemampuan kognitifnya, namun hal
tersebut merupakan sarana bagi mereka untuk memperhatikan pelajaran
sehingga ketika kuis, mereka tidak mengalami kesulitan. Dari sini terlihat
mulai adanya kesadaran dalam diri siswa untuk mulai serius dan tekun dalam
belajar.
Hasil penelitian yang paling nyata ditunjukkan melalui hasil
observasi dokumen portofolio siswa. Melalui penelaahan dokumen ini, jelas
terlihat adanya peningkatan kemandirian siswa dalam belajar.
Tabel 12
Hasil Penelitian Kemandirian Belajar Siswa
No. Indikator Situasi Awal Target Pencapaian
1 Inisiatif/ Kreatif 30% 60% 85%
2 Bebas/ Otonom 35% 50% 75%
3 Ulet/ Tekun 35% 60% 70%
4 Tanggung Jawab 20% 40% 80%
5 Kemandirian 30% 50% 75%
Sumber: Hasil Penelitian, 2007
63
Berdasarkan hasil penelitian dalam tabel 12, indikator inisiatif
dan keatifitas siswa mencapai 85% melampaui target yang ditetapkan 60% .
Indikator insiatif dan kreatifitas siswa yang pertama, nampak dalam tugas
meringkas artikel. Melalui tugas ini, siswa dilatih berpikir kritis dalam
membaca, menyimak inti artikel dan menunjukkan kreatifitasnya membuat
ringkasan materi artikel dengan menggunakan bahasa sendiri. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 14 siswa (70%) mampu meringkas artikel dengan
menggunakan bahasa sendiri, dan 6 siswa (30%) mengutip langsung artikel
tanpa membuat ringkasan sendiri. Salah satu contoh ringkasan artikel yang
baik ditulis oleh Vinsensius Lejar tertera di bawah ini.
Sumber: Kompas, 25 Oktober 2007
64
Ringkasan Vinsesius Lejar di atas menunjukkan bahwa siswa
memiliki kreativitas menulis ringkasan artikel dengan bahasanya sendiri. Di
sisi lain, ada pula siswa yang asal-asalan dalam mengerjakan ringkasan, salah
satu contoh ringkasan artikel yang kurang baik ditulis oleh Yoseph Yulian
Setyadi di bawah ini. Siswa ini hanya mengambil beberapa kata yang berada
di artikel tanpa menuliskan kalimat-kalimat penjelasan, bahkan kalimat yang
ditulisnya merupakan kalimat yang tidak lengkap.
65
Sumber: Kedaulatan Rakyat, 2 November 2007
Indikator inisisatif dan kreatifitas siswa yang kedua, nampak
dalam usaha siswa mewawancarai tiga nara sumber, yaitu orang tua,
pedagang asongan, dan teman sekelas berkaiatan dengan masalah permintaan
dan penawaran. Sebanyak 18 (90%) siswa berhasil mewawancarai lebih dari
1 nara sumber, dan hanya 2 (10%) siswa yang mewawancarai 1 nara sumber.
Dibawah ini kutipan tiga nara sumber wawancara yang dilakukan oleh Okktaf
Ardi Sutanto:
67
Indikator bebas dan otonom, ditunjukkan melalui kedalaman
refleksi pelaksanaan tugas mengerjakan artikel dan melakukan wawancara
mencapai 75% melampaui target yang ditetapkan 50%. Refleksi siswa
dinyatakan dalam bentuk pesan, kesan, hambatan, dan manfaat yang
diperoleh selama proses mengerjakan tugas artikel dan wawancara. Hasil
refleksi artikel menunjukkan 15 (75%) siswa memiliki kedalaman refleksi,
sedangkan 5 (25%) siswa tidak menguraikan aspek refleksi dengan baik.
Contoh refleksi tugas artikel yang dibuat oleh Jesisca Ranu dan
Ervina Galih nampak dalam kutipan berikut ini:
68
Kedua siswa tersebut dengan bebas dan sungguh-sungguh
menyusun refleksinya. Hal ini nampak dari kemampuannya menguraikan
setiap komponen refleksi yang ditentukan yaitu pesan, kesan, hambatan, dan
manfaat. Pada umumnya siswa mengatakan dengan mengerjakan tugas artikel
ini mereka memperoleh sumber belajar dari surat kabar, menambah wawasan
pengetahuan tentang materi yang dijelaskan guru, dan mengetahui masalah
sosial yang terjadi di tengah masyarakat.
Indikator bebas/otonom kedua, adalah kemampuan siswa
melakukan refleksi atas tugas wawancara yang dilakukan meliputi aspek
pesan, kesan, dan manfaat. Hasil penelitian menunjukkan 18 (90%) siswa
mampu menguraikan aspek-aspek dengan baik seperti contoh yang ditulis
oleh Rindi Susilowati dan Oktaf Ardi dalam wawancara dengan orang tua
tentang permintaan:
69
Pada umumnya, hasil refleksi pelaksanaan tugas wawancara
menunjukkan bahwa siswa mengalami pengalaman baru yang menyenangkan
dan mampu mengambil manfaat dari pengalaman nara sumber. Manfaat yang
ditulis siswa ketika melakukan wawancara dengan orang tua antara lain:
siswa belajar dari pengalaman orang tua dalam mengatur keuangan, semakin
mengerti keterkaitan antara penghasilan dengan pengeluaran dan membangun
niat untuk hidup hemat. Selain pengalaman posetif di atas, seorang siswa
(Henry) berani mengatakan bahwa tugas wawancara yang dilakukan kurang
berkesan, karena menyita waktu bermainnya.
70
Contoh refleksi lain ditulis oleh Rapi Ayu dan Elizabeth Wahyu
ketika melakukan wawancara terhadap pedagang seperti nampak dalam
kutipan berikut ini.
Secara umum manfaat yang dirasakan siswa ketika melaksanakan
wawancara dengan pedagang, yaitu siswa melihat dan mengalamai langsung
suka duka para pedagang mencari uang, mengenal perjuangan hidup mereka,
dan tetap berjuang meskipun usahanya sedang lesu. Keuletan pedagang
menjadi pengalaman berharga bagi siswa untuk tidak gampang putus asa jika
mengalami kegagalan dalam belajar.
71
Hasil refleksi Oktaf Ardi Suyanto dan Dewa Made dalam
wawancara dengan teman sekolah sebagai berikut.
Hasil refleksi pengalaman wawancara dengan teman kelas,
menunjukan bahwa siswa semakin akrab mengenal kelebihan dan kekurangan
teman. Hal ini menumbuhkan kepekaan siswa untuk saling membantu dalam
belajar, khususnya saat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Dari contoh-contoh di atas terlihat bahwa sebagian besar diswa
mampu menanggapi dengan positif desain refleksi seperti yang diharapkan
oleh peneliti, namun demikian ada sekitar 2 siswa (10%) yang tidak
menuliskan refleksi seperti yang diharapkan karena tidak menguraikan aspek-
aspek refleksi yang ditentukan, seperti yang dilakukan oleh Yosep baskoro
dan Adji Satria berikut ini:
72
Indikator selanjutnya adalah ulet dan tekun ditunjukkan melalui
ketepatan analisis artikel, ketepatan analisis wawancara, dan peningkatan
hasil kuis yang mencapai 70% melampaui target yang ditetapkan 60%.
Indikator ulet/tekun pertama, adalah ketepatan analisis artikel yang
menunjukkan korelasi antara ringkasan artikel, masalah pokok, dan solusi
atas masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan 15 siswa (75%) mampu
menjelaskan secara runtut aspek-aspek analisis dengan baik. Sedangkan 5
siswa (25%) tidak mampu menjelaskan secara runtut aspek-aspek tersebut.
Salah satu contoh analisis artikel nampak dalam tulisan Bernadus
Rian berikut ini:
73
Sedangkan hasil analisis artikel yang kurang baik dilakukan oleh
Andreas Bayu nampak dalam kutipan berikut ini:
74
Indikator ulet/tekun kedua, adalah ketepatan analisis laporan
wawancara yang ditunjukkan dengan kemampuan merumuskan pertanyaan
yang mengarahkan nara sumber menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil
penelitian menunjukkan 15 (75%) siswa mampu merangkum jawaban nara
sumber dengan benar. Sedangkan 5 (25%) siswa tidak mampu merumuskan
jawaban dengan benar.
Hasil analisis wawancara siswa dengan orang tua yang dilakukan
oleh Vinsensius Lejar yang juga menunjukkan keuletan siswa adalah sebagai
berikut:
Selain itu, contoh hasil analisis wawancara dengan pedagang
asongan yang dilakukan oleh Elizabeth Novi Wahyu menunjukkan ketekunan
siswa tersebut dalam menguraikan hasil kegiatan belajarnya:
75
Analisis wawancara dengan teman sekelas yang dilakukan oleh
Dewa Made nampak seperti berikut ini:
76
Sebanyak 5 orang siswa tidak mampu melakukan analisis
wawancara dengan tepat dengan tidak merumuskan jawaban dengan benar,
salah satu contohnya adalah hasil wawancara yang dilakukan oleh Ervina
Galih Putri berikut ini:
Indikator ulet/tekun ketiga, adalah kemampuan siswa
mengerjakan kuis yang menunjukkan peningkatan 3 kali hasil kuis. Hasil
penelitian menunjukkan 16 (80%) siswa mampu mencapai nilai kuis di atas
65, sedangkan 4 (20%) siswa tidak mencapai nilai di atas 65. Rata-rata kelas
72,32 melampaui rata-rata kelas sebelum penelitian 66,5. Melalui kuis yang
dilakukan pada akhir setiap pertemuan, siswa dituntut untuk tekun dan
bersaing agar dapat memperoleh nilai yang terbaik. Berikut ini adalah contoh
hasil kuis siswa Elisabeth Novia yang memperoleh nilai 80.
78
Indikator kemandirian berikutnya adalah tanggung jawab yang
ditinjau dari kelengkapan komponen tugas artikel, kelengkapan komponen
tugas wawancara, dan kedalaman refleksi hasil kuis. Rerata skor tanggung
jawab yang di atas 65% adalah mencapai 80% siswa melampaui target yang
ditetapkan 40 %.
Indikator tanggung jawab pertama, adalah kelengkapan
komponen artikel yang terdiri dari 3 kliping artikel, 3 komenar artikel, dan 1
refleksi artikel. Hasil penelitian menunjukkan 19 (95%) bertanggungjawab
mengerjakan semua komponen artikel dan hanya 1 (5%) siswa yang tidak
lengkap.
Indikator tanggung jawab kedua, adalah kelengkapan komponen
laporan wawancara yang terdiri dari 3 laporan hasil wawancara dan 1 refleksi
wawancara. Hasil penelitian menunjukkan 19 (95%) bertanggungjawab
mengerjakan semua komponen wawancara dan hanya 1 (5%) siswa yang
tidak lengkap.
Indikator tanggung jawab ketiga, adalah kemampuan siswa
melakukan refleksi atas hasil kuis yang dicapai meliputi aspek pesan, kesan,
alasan, dan niat. Hasil penelitian menunjukkan 15 (75%) siswa mampu
menguraikan aspek-aspek dengan baik. Sedangkan 5 (25%) siswa tidak
menguraikan aspek-aspek refleksi tersebut. Dengan melakukan refleksi atas
hasil kuisnya siswa menunjukkan tingkat kesadaran akan usaha yang mereka
lakukan. Siswa yang memperoleh nilai baik merasa bangga, sedangkan siswa
yang memperoleh nilai rendah merasa kecewa dan malu. Pada umumnya
79
siswa mampu menemukan sendiri kelemahan dan kelebihan yang
menyebabkan mereka memperoleh nilai tinggi atau rendah. Mereka tidak
menyalahkan pihak lain sebagai penyebab kegagalan mereka, selain itu ada
dorongan untuk mau berusaha lebih baik lagi. Kemampuan untuk mawas diri
ini merupakan bentuk tanggung jawab siswa atas upaya belajarnya yang
disadari harus lebih ditingkatkan lagi.
Contoh refleksi Rapi Ayu dan Elizabet Novia atas hasil kuis
ditunjukkan oleh nampak dalam kutipan berikut ini:
80
Secara umum kutipan refleksi siswa atas hasil kuis dirangkum
sebagai berikut: “Saya tidak puas mendapat nilai jelek karena salah konsep
pada soal permintaan dan saya akan lebih belajar lagi. Saya seharusnya bisa
mendapat nilai lebih bagus jika lebih teliti saat mengerjakan soal. Saya malu,
sedih dan kecewa karena tidak belajar dan sering tidak memperhatikan
penjelasan guru. Saya merasa bersalah dan berusaha memperbaiki dengan
rajin membaca dan mau bertanya jika tidak mengerti materi yang dijelaskan
guru. Saya senang karena rajin belajar sehingga mendapat nilai baik. Saya
puas karena saya belajar dari ketidaktelitian pada kuis pertama sehingga bisa
memperoleh nilai lebih baik”.
Secara keseluruhan, dari beberapa jenis data di atas terlihat bahwa
penerapan model evaluasi portofolio mampu meningkatkan kemandirian
siswa dalam belajar dengan cara pemberian tugas-tugas terstruktur di dalam
maupun di luar kelas dan dengan penggunaan situasi pembelajaran yang
kontekstual, konstruktivis serta kooperatif. Di dalam kelas, penyampaian
presentasi oleh guru mampu mengarahkan perhatian mereka pada proses
belajar yang tertuang dalam bentuk ringkasan siswa dan kuis. Hasil kuis
mengungkapkan ketekunan mereka dalam proses pembelajaran selama 2 x 45
menit tersebut.
Pemahaman materi diperkuat lagi dengan pemberian tugas di luar kelas
yang memberi kebebasan siswa mengekspresikan hasil belajar melalui
pengumpulan artefak, seleksi-seleksi sumber belajar, refleksi hasil dan proses
belajar dan relevansi tugas tersebut dengan materi. Kualitas artefak-artefak
81
dalam portofolio yang nampak dalam skor penilaian portofolio menunjukkan
seberapa serius siswa mengerjakan tugas tersebut, seberapa besar siswa
merasa bebas melakukan sesuatu atas dorongan sendiri, ketekunan mengejar
prestasi, bertindak dan berpikir orisinal, kreatif dan penuh inisiatif, mampu
mengatasi masalah yang dihadapi dan mampu mengendalikan situasi.
Penggunaan situasi yang konstruktivis, kontekstual dan kooperatif
merupakan topangan yang dilakukan guru dan peneliti agar portofolio yang
dikumpulkan siswa dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Materi yang
disampaikan di kelas dan tugas yang diberikan, disesuaikan dengan kehidupan
keseharian siswa (sesuai dengan konteks mereka keseharian). Selain itu,
pemberian tugas di luar kelas memungkinkan siswa untuk melakukan keja
sama kooperatif yang saling menguntungkan satu sama lain, dengan saling
bertanya dan membantu. Kesemuanya itu dapat membantu siswa untuk
membangun (mengkonsruksi) pengetahuan yang lebih jelas tentang materi
pembelajaran.
Dengan cara inilah portofolio mampu meningkatkan kemandirian
belajar siswa dimana portofolio yang mereka kumpulkan merupakan muara
dari proses belajar mereka. Pengalaman belajar yang dikondisikan dan
ditanggapi dengan baik oleh siswa mampu memberikan hasil yang baik pula.
82
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian tindakan kelas
ini, adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan penilaian portofolio dapat meningkatkan kemandirian belajar
siswa yang ditunjukan melalui peningkatan komponen kemandirian
seperti yang tertera di bawah ini.
No. Indikator Situasi Awal Target Pencapaian
1 Inisiatif/ Kreatif 30% 60% 85%2 Bebas/ Otonom 35% 50% 75%3 Ulet/ Tekun 35% 60% 70%4 Tanggung Jawab 20% 40% 80%
Kemandirian 30% 50% 75%
2. Guru semakin memahami kondisi siswa yang sebenarnya, sehingga
mampu mengembangkan potensi siswa melalui penggunaan salah satu
penilaian berbasis kelas yaitu portofolio dalam pembelajaran yang
mendorong tumbuhnya kegiatan mengkonstruksi pengetahuan,
menghubungkan pembelajaran dengan konteks keseharian siswa dan
dilaksanakan dengan berkooperasi dengan bermacam sumber belajar.
3. Guru semakin menyadari bahwa penilaian yang diberikan pada siswa,
bukan hanya menilai hasil tes yang dilakukan pada akhir setiap topik
bahasan, melainkan dilakukan sepanjang proses pembelajaran.
83
4. Siswa semakin tertarik mengikuti pembelajaran Ekonomi yang nampak
dalam peningkatan komponen kemandirian belajar. Ketertarikan siswa
berhubungan dengan perubahan paradigma lama yang memandang
pembelajaran ekonomi sebagai pembelajaran yang membosankan dan
bersifat hafalan, menjadi pemebelajaran yang menarik dengan sumber
belajar dan lingkungan belajar yang bervariasi.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaiakan berdasarkan hasil penelitian ini:
1. Penilaian portofolio perlu diterapkan dan dikembangkan oleh guru dalam
pembelajaran ekonomi, karena penilaian portofolio merupakan hal yang
tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini
sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan
dan kekurangan peserta didik.
2. Kemandirian belajar siswa dapat ditingkatkan lagi, jika guru dalam
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran sungguh
mengenal potensi yang dimiliki setiap siswa.
3. Setiap guru perlu melakukan inovasi pembelajaran, karena inovasi
pembelajaran baik metode mengajar maupun metode penilaian terbukti
mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa.
4. Penilaian portofolio memerlukan banyak waktu, tenaga, dan biaya karena
itu guru perlu merencanakan dengan baik pada awal tahun ajaran.
5. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan penilaian portofofio ini
selanjutnya, disarankan agar memberikan kebebasan penuh kepada siswa
84
untuk menentukan dan memilih portofolio sendiri tanpa ditentukan oleh
guru atau peneliti pada awal penelitian. Dengan demikian akan lebih
menampakan komponen kemandirian belajar khususnya komponen
kebebasan dan inisiatif siswa.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti sekaligus pengamat menyadari bahwa penelitian ini
memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Penelitian ini berlangsung selama satu siklus dengan empat kali
pertemuan. Ada kemungkinan capaian yang tinggi diperoleh karena siswa
merasa antusias yang mengakibatkan terjadinya euforia pada diri siswa
dengan model baru dalam pembelajaran mereka.
2. Dimungkinkan adanya bias dalam pemisahan komponen-komponen
kemandirian yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan peneliti.
3. Mengingat subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA yang sedang
mengalami masa peralihan dari SMP, maka peneliti menyadari
kemandirian belajar yang dicapai tidak semata-mata tumbuh dari
kesadaran siswa sendiri (motivasi internal), tetapi juga karena dorongan
untuk mendapat nilai (motivasi eksternal). Dengan kata lain, non scholae
sed vitae discimus belum optimal terlaksana.
4. Peneliti tidak bisa menelusur kejujuran siswa dalam menjawab
wawancara.
85
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin,T. (1992). Persepsi pria dan wanita Terhadap Kemandirian. LaporanPenelitian. Yogyakarta: UGM.
Arikunto (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bhineka Cipta.
Aqib, Zainal (2006). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: YramaWidya.
Bathia, H.R. (1977). A Teks Book of Educational Psychology. New Delhi: TheMac Millan Company of India Limited.
Depdiknas. (2002). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Buku 5:Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual, Ditjen Dikti. Jakarta:Depdiknas.
-------------, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian KurikulumBerbasis Kompetensi SMA. Ditjen Dikmenum. Jakarta: Depdiknas.
--------------, (2004). Pedoman khusus Pembelajaran Tuntas. Ditjen Dikmenum.Jakarta: Depdiknas.
--------------, (2006). Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan SMU. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan.Jakarta: Depdiknas.
Epstein, Andrew (2006). Assessment The Portfolio Process. Tersedia padahttp://www.teacherversion.fen.com/teaching-methods/exp-uc/4537.htm?d.Diakses pada tanggal 31 Agustus 2006.
Fransiska. (2003). Hubungan Antara Kemandirian dan Depresi pada MahasiswaFakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Skripsi Sarjana.Yogyakarta: USD.
Fajar, Arnie M.P (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.
Hasibuan, J J. Dan Moedjiono. (1986). Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV.Remaja Karya.
Hard, D. (1994). Authentic Assessment: A Handbook for Educators. Menlo Park,CA; Addision - Wesley Pub. Co. Tersedia padahttp://www.techervision.fen.com/teaching-methods/grading/5942.ht.Diakses pada tanggal 31 Agustus 2006.
86
Kagan, S. (1992). Cooperative Learning. Edisi ke-10. San Juan Capistrano, CA:Kagan Cooperative Learning.
Kasbolah, Kasihani (2001). Penelitian Tindakan Kelas. Universitas NegeriMalang.
Masrum, M. Haryanto dkk. (1986). Studi Mengenai Kemandirian di Tiga SukuBangsa (Jawa, Batak, Bugis). Laporan Penelitian. Yogyakarta: UGM.
Mulyono, Antón. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Masidjo, Ignasius (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.Yogyakarta: Kanisius.
Majid, Abdul (2005). Perencanaan Pembelajaran. Rosda Karya, Bandung.
Nashori. (1999). Hubungan Antara Religiositas dengan Kemandirian pada SiswaSekolah Menengah Umum. Jurnal Penelitian. Psikologika No.8TH.IV.1999.
Nasution (2004). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono (2006). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim PPKP. (2007). Pengembangan Inovasi Pembelajaran. Dit. Ketenagaan,Ditjen Dikti. Jakarta: Depdiknas.
Undang-Undang. (2003). Undang-Undang, Nomor 23, Tahun 2003, TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Wiriaatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk meningkatkanKinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wulan, A. Arum (2006). Peningkatan Partisipasi, Motivasi Dan Prestasi BelajarSiswa Menggunakan Pembelajaran Berbasis Portofolio. Skripsi PTK.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
.
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I
(RPP I)
Satuan Pendidikan : SMAK Sang Timur Yogyakarta
Kelas / Semester : X / Semester 1
Mata Pelajaran : Ekonomi
Standar Kompetensi:
1. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan ,
penawaran dan harga keseimbangan
Kompetensi Dasar:
1.2. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.
Indikator:
1. Mendeskripsikan pengertian permintaan
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
3. Menggambar kurva perminataan
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. menjelaskan pengertian permintaan
2. menggambar kurva permintaan
3. mengidentifikasikan tujuh faktor yang mempengaruhi permintaan
4. membuat catatan kritis dari artikel yang berkaitan dengan permintaan
masyarakat atau konsumen.
5. melakukan wawancara dengan konsumen yang berkaitan dengan
permintaan
B. Materi Pembelajaran :
1. Pengertian permintaan dan kurva permintaan
Permintaan adalah daftar yang menunjukkan keinginan dan kesanggupan
konsumen untuk membeli barang atau jasa pada berbagai kemungkinan
89
harga barang atau jasa tersebut pada periode waktu tertentu pada pasar
tertentu (barang dan jasa). Kurva permintaan menunjukkan suatu
kombinasi antara harga dan jumlah barang yang diminta. Kurva
permintaan mempunyai bentuk miring dari kiri atas ke kanan bawah.
Perubahan jumlah yang diminta terjadi karena perubahan harga barang itu
sendiri, yang secara grafis perubahan yang terjadi sepanjang kurva
permintaan. Sedangkan perubahan permintaan terjadi karena perubahan
faktor lain yang semula di anggap tetap (ceteris paribus). Perubahan
permintaan terjadi apabila keseluruhan kurva permintaan bergeser ke
kanan atau ke kiri.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Faktor–faktor yang mempengaruhi permintaan adalah a). pendapatan
konsumen, b). selera konsumen, c). harga barang pengganti, d). harga
barang pelengkap, e). perkiraan harga dimasa datang, f). jumlah
konsumen, g). intensitas kebutuhan konsumen
C. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi informatip dan kerja mandiri
D. Langkah – Langkah Kegiatan / Strategi Pembelajaran
Tahap-Tahap
Waktu/Menit
Kegiatan Pembelajaran Metode
Pendahuluan 10 a. Guru mengucapkan salam pembukaandan memberikan sistematikapembahasan, mengaitkan materi yangakan dibahas dengan materi yang lalu.
b. Guru mengemukakan indikator hasilbelajar yang akan dicapai dan langkah-langkah kegiatannya.
c. Guru berceritera tentang materiberkenaan dengan pokok bahasan, nilai-nilainnya yang berkaitan dengankehidupan sehari-hari (contoh masalahaktual permintaan barang dan jasamenjelang lebaran)
Ceramah
90
KegiatanInti
Penutup
60
20
a. Guru menyajikan materi di depan kelas.b. Siswa memperhatikan sambil membuat
ringkasan materi presentasi.c. Diskusi tanya jawab untuk
memperdalam materi presentasi.
a. Guru memberikan pertanyaan kuistertulis untuk mengetahui ketercapaianindikator pembelajaran
b. Guru melakukan koreksi hasil kuisbersama siswa
c. Dokumentasi portofolio: Guru memintasiswa mengumpulkan hasil ringkasanpresentasi, kuis siswa dan refleksi dalamfolder atau map
d. Guru memberi tugas rumah minggudepan, yaitu: Siswa membaca materi minggu
depan a). Pengertian penawaran; b).Faktor yang mempengaruhipenawaran dan kurva penawaran
Setiap siswa mewawancaraikeluarga atau tetangga tentangpermintaan barang dan jasa yangpaling banyak pada bulan oktoberini dan membuat laporan hasilwawancara secara tertulis. (jenisbarang & jasa, alasannya, apakahsemua permintaan dapat terpenuhidan berikan alasannya mengapadapat terpenuhi dan tidak terpenuhi)
Siswa membawa kliping materiminggu depan
e. Guru menutup pelajaran sambilmemberikan dorongan psikologis dansosial untuk memotivasi siswa.
Tanya-jawab
Kerjamandiri
Tugasindividu
Ceramah
E. Alat/ Media dan Sumber Belajar
1.Media: Gambar / foto aktifitas penjual dan pembeli di pasar, mind map,
papan tulis, format wawancara
91
2.Sumber Belajar
a. Losina Purnastuti & Indah Mustikawati (2007). Ekonomi SMA/MA Kelas
X. Bandung. Grasindo
b. Chumidatus Saadyah. Ekonomi Kelas X SMA.
c. Majalah, Koran dan prin out internet
F. Evaluasi / Penilaian
1. Penilaian tes: Kuis
2. Penilaian Non Tes: Artikel dan Wawancara
Yogyakarta, 25 Oktober 2007
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,
Dra.Eria Budiati Frederikus Dopo
92
Pekerjaan Rumah I
I. Melakukan wawancara
Pedoman wawancara
Nama Pewawancara:
Tanggal :
Topik Masalah : Permintaan
Nama yang diwawancara (orang tua, tetangga dll)
Pertanyaaan wawancara:
1. Barang dan jasa apa yang paling banyak diminta atau dibutuhkan pada
bulan Oktober ini.
2. Mengapa barang dan jasa itu yang paling dibutuhkan.
3. Apakah semua keinginan untuk mendapatkan barang dan jasa itu dapat
diwujudkan atau dibeli?
a. Mengapa dapat dibeli. Tuliskan alasannya
b. Mengapa tidak dapat terpenuhi. Tuliskan alasannya
4. Kesimpulan: Buatlah refleksi tertulis yang berisikan pesan, kesan, dan
manfaat yang anda dapatkan dari proses wawancara tersebut.
II. Mencari artikel yang berkaitan dengan permintaan (misalnya: permintaan
daging ayam, telur ayam menjelang lebaran meningkat).
1. Buatlah ringkasan materi dengan bahasa anda sendiri.
2. Berikan komentar anda tentang materi itu:
a. Masalah pokok permintaan yang anda temukan dalam artikel tersebut.
b. Berikan alasan mengapa terjadi peningkatan atau penurunan
permintaan konsumen.
c. Apa yang harus dilakukan konsumen untuk memenuhi banyaknya
permintaan tersebut dengan keterbatasan pendapan yang dimiliki
(solusi).
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II
(RPP II)
Satuan Pendidikan : SMAK Sang Timur Yogyakarta
Kelas / Semester : X / Semester 1
Mata Pelajaran : Ekonomi
Standar Kompetensi:
1. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan ,
penawaran dan harga keseimbangan
Kompetensi Dasar:
1.2. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran.
Indikator:
1. Mendeskripsikan pengertian penawaran
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
3. Menggambar kurva penawaran
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. menjelaskan pengertian penawaran
2. menggambar kurva penawaran
3. mengidentifikasikan lima faktor yang mempengaruhi penawaran
4. mengomentari artikel yang berkaitan dengan penawaran masyarakat atau
produsen
5. melakukan wawancara dengan produsen yang berkaitan dengan penawaran
B. Materi Pembelajaran :
1. Pengertian penawaran dan kurva penawaran
Penawaran adalah daftar yang menunjukkan keinginan dan kesanggupan
produsen untuk menjual barang atau jasa pada berbagai kemungkinan
harga barang atau jasa tersebut pada periode waktu tertentu. Kurva
penawaran menunjukkan suatu kombinasi antara harga dan jumlah barang
yang ditawarkan. Kurva penawaran mempunyai bentuk miring dari kiri
94
bawah ke kanan atas. Perubahan jumlah yang ditawarkan terjadi karena
perubahan harga barang itu sendiri, yang secara grafis perubahan yang
terjadi sepanjang kurva penawaran. Sedangkan perubahan penawaran
terjadi karena perubahan faktor lain yang semula di anggap tetap (ceteris
paribus). Perubahan penawaran terjadi apabila keseluruhan kurva
permintaan bergeser ke kanan atau kiri
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
Faktor yang mempengaruhi penawaran adalah: a) harga bahan baku,
b) teknologi, c) pajak atau subsidi, d) perkiraan penjual mengenai harga
dimasa datang, e) jumlah produsen/penjual
C. Metode Pembelajaran : Ceramah/presentasi, diskusi informatip dan kerja
mandiri
D. Langkah – Langkah Kegiatan / Strategi Pembelajaran
Tahap-Tahap
Waktu/Menit
Kegiatan Pembelajaran Metode
Pendahuluan
KegiatanInti
Penutup
10
60
20
a. Guru mengucapkan salam pembukaandan menayakan tugas minggu lalu(refleksi hasil kuis, hasil wawancara,dan kliping artikel)
b.Guru memberikan sistematikapembahasan, mengaitkan materi yangakan dibahas dengan materi yang lalu.
c.Guru mengemukakan indikator hasilbelajar yang akan dicapai dan langkah-langkah kegiatannya.
a. Guru mempresentasikan materi di depankelas.
b.Setiap siswa membuat rangkumanprsentasi dan hasil diskusi
c.Diskusi tanya jawab untukmemperdalam materi diskusi.
a.Guru memberikan pertanyaan kuistertulis untuk mengetahui ketercapaianindikator pembelajaran
b. Guru melakukan koreksi hasil kuis
Ceramah
Tanya-jawab
95
c. Dokumentasi portofolio: Guru memintasiswa mengumpulkan hasil ringkasanpresentasi, kuis siswa dan rangkumanhasil diskusi dalam folder atau map
d. Guru memberi tugas rumah minggudepan, yaitu: Siswa membawa kliping materi
minggu depan. Siswa membaca materi minggu
depan dan membuat ringkasannya. Siswa melakukan observasi
lapangan.e. Guru menutup pelajaran sambil
memberikan dorongan psikologis dansosial untuk memotivasi siswa.
Kerjamandiri
Tugasindividu
Ceramah
E. Alat/ Media dan Sumber Belajar
1. Media: Gambar / foto,mind map, papan tulis, format observasi
2. Sumber Belajar
a.Losina Purnastuti & Indah Mustikawati (2007). Ekonomi SMA/MA K
elas X. Bandung. Grasindo
b. Chumidatus Saadyah. Ekonomi Kelas X SMA.
c. Majalah, Koran dan prin out internet
F. Evaluasi / Penilaian
1. Penilaian tes: Kuis
2. Penilaian Non Tes: Portofolio Artikel dan Wawancara
Yogyakarta, 2 November 2007
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,
Dra. Eri Budiati Frederikus Dopo
96
Pekerjaan Rumah II
I. Melakukan Wawancara
Pedoman Wawancara
Nama Pengamat:
Tanggal :
Topik Masalah : Penawaran
Objek yang diwawancara: (warung makan,toko, pedagan asongan, dll)
Panduan pengamatan:
1. Barang dan jasa apa ditawarkan atau dijual.
2. Mengapa barang dan jasa itu yang dijual (karena tidak ada pilihan
pekerjaan lain, keterbatasan modal dll)
3. Apakah keunggulan yang dimiliki oleh penjual tersebut (harga murah,
rasanya enak, tempat jualannya bersih dll).
4. Kesimpulan: Buatlah refleksi tertulis yang berisikan pesan, kesan, dan
manfaat yang anda alami dalam proses wawancara tersebut.
II. Mencari artikel yang berkaitan dengan penawaran (misalnya: penawaran
seragam sekolah, alat tulis pada tahun ajaran baru meningkat).
1. Buatlah ringkasan materi dengan bahasa anda sendiri
2. Berikan komentar anda tentang materi itu
a. Masalah pokok penawaran yang anda temukan dalam artikel tersebut
b. Berikan alasannya mengapa terjadi peningkatan atau penurunan
penjualan barang dan jasa tersebut.
c. Jika anda sebagai penjual (produsen), kebijakan apa yang harus
dilakukan untuk mengatasinya.
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN III
(RPP III)
Satuan Pendidikan : SMAK Sang Timur Yogyakarta
Kelas / Semester : X / Semester 1
Mata Pelajaran : Ekonomi
Standar Kompetensi:
1. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan ,
penawaran dan harga keseimbangan
Kompetensi Dasar:
1.2. Menjelaskan hukum permintaan dan penawaran serta asumsi yang
mendasarinya.
Indikator:
1. Mendeskripsikan hukum permintaan dan penawaranan serta asumsi-
asumsinya.
2. Memberikan contoh penerapan hukum permintaan dan penawaran dalam
kehidupan masyarakat.
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. menjelaskan hukum permintaan dan penawaran
2. menggambar kurva permintaan dan penawaran
3. mengomentari artikel yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran.
4. melakukan wawancara dengan teman yang berkaitan dengan permintaan
dan penawaran.
B. Materi Pembelajaran : Hukum permintaan dan penawaran
a. Hukum permintaan dan penawaran menunjukkan hubungan antara harga
dan jumlah barang atau jasa yang diminta dan ditawarkan. Bunyi hukum
permintaan adalah bila harga suatu barang atau jasa yang diminta naik,
maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan turun. Bila harganya
turun maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan naik dengan syarat
98
faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus). Hubungan antara harga (P)
dan jumlah barang atau jasa (Qd) dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi
permintaan. Fungsi permintaan: Qd= f(P) dengan persamaan linier
sederhana: Qd= a - bP
b. Hukum penawaran berbunyi bila harga naik,maka jumlah barang atau jasa
yang ditawarkan naik, dan bila harga turun jumlah barang atau jasa yang
ditawarkan turun dengan syarat ceteris paribus. Fungsi pemawaran; Qs=
f(P) dengan persamaan linier sederhana: Qs= -a + bP
C. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi informatip dan kerja mandiri
D. Langkah – Langkah Kegiatan / Strategi Pembelajaran
Tahap-Tahap
Waktu/Menit
Kegiatan Pembelajaran Metode
Pendahuluan
KegiatanInti
Penutup
10
60
20
a. Guru mengucapkan salampembukaan dan menayakan tugasminggu lalu (refleksi hasil kuis, dankliping artikel)
b.Guru memberikan sistematikapembahasan, mengaitkan materiyang akan dibahas dengan materiyang lalu.
c.Guru mengemukakan indikator hasilbelajar yang akan dicapai danlangkah-langkah kegiatannya.
.a.Guru mempresentasi materi di depan
kelas.b.Setiap siswa membuat rangkuman
hasil prsentasi.c.Diskusi tanya jawab untuk
memperdalam materi diskusi.
a.Guru memberikan pertanyaan kuistertulis untuk mengetahuiketercapaian indicator.
b.Guru melakukan koreksi hasil kuisbersama siswa
c.Dokumentasi portofolio: Gurumeminta siswa mengumpulkanringkasan materi presentasi, dan kuissiswa dalam folder atau map
Ceramah
Tanya-jawab
Kerjamandiri
99
d.Guru memberi tugas rumah minggudepan, yaitu: Siswa dan guru mencari artikel
tentang penerapan hukumpermintaan dan penawaran,membuat refleksi.
Membawa perlengkapan (kertas,gunting, lem dll) untukmengerjakan portofolio di kelas.
e.Guru menutup pelajaran sambilmemberikan dorongan psikologisdan sosial untuk memotivasi siswa.
Ceramah
E. Alat/ Media dan Sumber Belajar
1. Media: Gambar / foto,mind map,papan tulis,lembar penilaian artikel
2. Sumber Belajar
a. Losina Purnastuti & Indah Mustikawati (2007). Ekonomi SMA/MA
Kelas X. Bandung. Grasindo
b. Chumidatus Saadyah. Ekonomi Kelas X SMA.
c. Majalah, Koran dan prin out internet
F. Evaluasi / Penilaian
1. Penilaian tes: Kuis
2. Penilaian Non Tes: Portofolio Artikel dan Wawancara
Yogyakarta, 7 November 2007
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,
Dra. Eria Budiati Frederikus Dopo
100
Pekerjaan Rumah III
I. Melakukan wawancara dengan teman kelas
Nama Pewawancara :
Tanggal :
Topik Masalah : Permintaan
Nama teman :
Pertanyaaan wawancara:
1. Barang dan jasa yang paling dibutuhkan atau diminta teman sebagai
seorang siswa untuk menunjang kegiatan belajar di sekolah (2 barang dan
jasa).
2. Mengapa barang dan jasa itu yang paling dibutuhkan.
3. Apakah semua keinginan untuk mendapatkan barang dan jasa itu dapat
dipenuhi?
a.Mengapa dapat dipenuhi. Tuliskan alasannyab.Mengapa tidak terpenuhi. Tuliskan alasannya
4. Kesimpulan: Buatlah refleksi tertulis yang berisikan pesan, kesan dan
manfaat yang ada dapatkan dalam proses wawancara tersebut.
II. Mencari artikel yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran di pasar
( dikerjakan bersama di sekolah pada hari senin, 19 Nopember 2007)
1. Buatlah ringkasan materi dengan bahasa anda sendiri.
2. Berikan komentar anda tentang materi itu:
a. Masalah pokok permintaan dan penawaran yang anda temukan dalamartikel tersebut.
b. Mengapa terjadi peningkatan atau penurunan permintaan danpenawaran. Berikan alasannya.
c. Apa yang harus dilakukan konsumen untuk memenuhi banyaknyapermintaan tersebut (Misalnya: menigkatkan pendapatan, mencariharga yang murah, mencari barang pengganti/subtitusi, dll)
d. Apa yang harus dilakukan produsen untuk meningkatkan penjualan/penawaran (misalnya: Menambah modal, memperluas usaha ataupromosi, dll)
e. Hambatan atau kesulitan apa yang anda temukan dalam mengerjakantugas artikel ini dan bagaimana cara mengatasinya
3. Kesimpulan: Buatlah refleksi tertulis yang berisikan pesan, kesan, dan
manfaat yang anda rasakan setelah mengerjakan tugas ini.
101
I. Rubrik Penilaian test
A. Kuis IJenis
TagihanBentuk
InstrumenSoal Skor
Maksimal
Kuis Jawabansingkat
1. Jelaskan pengertian permintaan2. Permintaan akan hand phone meningkat.
Jelaskan Faktor apa saja yangmempengaruhi meningkatnya permintaanterhadap hand phone.
3. Gambarlah kurva permintaan yangmenunjukkan perubahan hargamempengaruhi jumlah permintaanterhadap hand phone
2
3
5
Total Skor 10
B. Kuis IIJenis
TagihanBentuk
InstrumenSoal Skor
Maksimal
Kuis Jawabansingkat
1. Jelaskan pengertian penawaran2. Sebutkan tiga faktor yang mempengaruhi
penawaran3. Gambarkan kurva penawaran, jika:
P=200, Qs=10; P=300, Qs=20;P=400, Qs=30; P=500, Qs=40
23
5
Total Skor 10
C. Kuis IIIJenis
TagihanBentuk
InstrumenSoal Skor
Kuis Jawabansingkat
1. Sebutkan hukum permintaan
2.Berikan satu contoh penerapan hukumpermintaan dan penawaran dalamkehidupan masyarakat dan tentukan hargakeseimbanganya
3.Gambarlah kurva permintaan danpenawarannya
2
3
5
Total Skor 10
102
II. Rubrik Penilaian Non Test: Kemandirian Dalam Portofolio
Nama :No. Urut :Kelas : X SMA Sang TimurMata Pelajaran : Ekonomi-----------------------------------------------------------------------------------------------------------I. ARTIKELNo. Komponen
KemandirianAspek Yang Dinilai Deskriptor Skor
1 Inisiatif /Kreatif
Penggunaan bahasa Meringkas artikel denganbahasa sendiri
1 2 3
2 Bebas/Otonom
Kedalaman refleksi Menguraikan aspekpesan/kesan, hambatandan manfaat
1 2 3
3 Ulet/Tekun Ketepatan analisis Menunjukkan korelasiantara ringkasan, masalah,penyebab, dan solusi
1 2 3
4 Tanggungjawab
Kelengkapankomponen artikel
Memuat 3 kliping artikel,3 komentar, dan 1 refleksi
1 2 3
II. LAPORAN WAWANCARANo. Komponen
KemandirianAspek Yang Dinilai Deskriptor Skor
1 Inisiatif /Kreatif
Keragaman narasumber
Nara sumber yangdiwawancara beragam
1 2 3
2 Bebas/Otonom
Kedalaman refleksi Menguraikan setiapkomponen pesan/kesandan manfaat
1 2 3
3 Ulet/Tekun Ketepatan analisislaporan wawancara
Merangkum jawabandengan tepat
1 2 3
4 Tanggungjawab
Kelengkapankomponen wawancara
Memuat 3 laporan dan 1refleksi
1 2 3
III. KUISNo. Komponen
KemandirianAspek Yang Dinilai Deskriptor Skor
1 Ulet/tekun
Peningkatan hasil kuis Menunjukkan peningkatan3 hasil kuis
1 2 3
2 Tanggungjawab
Kedalaman refleksi Menguraikan pesan/kesan,alasan, dan niat
1 2 3
103
A. Rambu-Rambu Skor Artikel1. Inisiatif/kreatif: Penggunaan bahasa dalam respon artikel
Skor 1 = sedikit (1) respon artikel dengan bahasa sendiriSkor 2 = cukup (2) respon artikel dengan bahasa sendiriSkor 3 = semua (3) respon artikel dengan bahasa sendiri
2. Bebas/otonom: Kedalaman refleksiSkor 1 = tidak menguraikan komponen refleksiSkor 2 = cukup menguraikan komponen refleksiSkor 3 = menguraikan komponen refleksi
3. Ulet/tekun: Ketepatan analisis artikelSkor 1 = tidak ada korelasi antara ringkasan, masalah, penyebab, solusiSkor 2 = cukup korelasi antara ringkasan, masalah, penyebab, solusiSkor 3 = ada korelasi antara ringkasan, masalah, penyebab, solusi
4. Tanggung jawab: Kelengkapan komponen portofolio (3 kliping,3 komentar & 1 refleksi) dan kedisiplinanSkor 1 = tidak lengkap dan tidak disiplinSkor 2 = cukup lengkap dan cukup disiplinSkor 3 = lengkap dan disiplin
B. Rambu-Rambu Skor Wawancara1. Inisiatif/kreatif: Keragaman nara sumber
Skor 1 = tidak beragam (1 nara sumber)Skor 2 = cukup beragam (2 nara sumber)Skor 3 = sangat beragam (3 nara sumber)
2. Bebas/otonom: Kedalaman refleksiSkor 1 = tidak menguraikan komponen refleksiSkor 2 = cukup menguraikan komponen refleksiSkor 3 = menguraikan komponen refleksi
3. Ulet/tekun: Ketepatan analisis hasil wawancaraSkor 1 = tidak tepat menjawab pertanyaanSkor 2 = cukup tepat menjawab pertanyaanSkor 3 = tepat dalam menjawab pertanyaan
4. Tanggung jawab: Kelengkapan komponen portofolio (3 laporan & 1refleksi) dan kedisiplinanSkor 1 = tidak lengkap dan tidak disiplinSkor 2 = cukup lengkap dan cukup disiplinSkor 3 = lengkap dan disiplin
C. Rambu-Rambu Skor Kuis1. Ulet/tekun: Peningkatan hasil kuis
Skor 1 = tidak meningkatSkor 2 = cukup meningkatSkor 3 = meningkat
2. Tanggung jawab: Kedalaman refleksiSkor 1 = Tidak memaknai hasil kuisSkor 2 = cukup memaknai hasil kuisSkor 3 = memaknai hasil kuis
104
I. Rekapitulasi Tiga Nilai Kuis
NilaiNo. Nama Siswa
Kuis 1 Kuis 2 Kuis 3
Rata-RataIndividu
1 Adjie Satria Pamungkas 65 60 75 66,7
2 Albertus Magnus B. C. - 80 80 53,3
3 Bayu Reksa Adi 70 95 80 81,7
4 Bernadus Novan K. 70 80 80 76,7
5 Bernadus Rian Tamawan 55 60 80 65,0
6 Danantyo Arvianto P. 80 85 75 80,0
7 Dewa Made Aryanda D. 75 80 70 75,0
8 Dita Julina Saputri 50 75 80 68,3
9 Elisabeth N. Wahyu H. 80 85 75 80,0
10 Ervina Galih Pradika Putri - 85 55 46,7
11 Florentina Ratih A. 65 75 75 71,7
12 Fransiskus Henry Tahony 65 60 75 66,7
13 Jesika Rannu Tambing 70 65 55 63,3
14 Lejar Daniartana Hukubun 50 55 60 55,0
15 Oktaf Ardi Sutanto 65 90 70 73,3
16 Rapi Ayu Anggun Septana 65 60 75 66,7
17 Rindi Susilowati 70 85 80 78,3
18 Yosep Baskoro Widiasto 55 65 60 60,0
19 Yosep Yulian Setyadi 55 65 80 65,0
20 Evaristo Guido 65 - 60 41,7
Rata-Rata Kelas 65.0 73.95 72.0 70.32