Kromatografi SMK-SMAK Bogor

29
KROMATOGRAFI

Transcript of Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Page 1: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

KROMATOGRAFI

Page 2: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Kelompok III & IV Boyque Van Allen

Devi Purnama Sari

Mutiara Syafarina Tahera

Zalfa Adhya Rahmanita

Analisis Instrumen 1

XI.5

Page 3: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak. Salah satu fase disebut fase diam/stationer yang bertugas menahan gerakan komponen, sedangkan fase

LANDASAN TEORI

yang kedua disebut fase gerak yang bertugas menggerakkan komponen diantara fase diam.Secara teoritis dapat dikatakan bahwa komponen seolah-olah terbagi (terdistribusi) dalam dua fase yang selalu berada dalam suatu kesetimbangan kimia yang dinamis.

Page 4: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

KROMATOGRAFI

KROMATOGRAFI GAS

KROMATOGRAFI CAIR

KROMATOGRAFI KERTAS

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

KROMATOGRAFI KOLOM

Berdasarkan Jenis Eluen

Page 5: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari kromatografi partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Sebagai fasa diam adalah air yang teradsorpsi pada kertas dan sebagai larutan pengembang biasanya pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air.

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu tipe kromatografi partisi dengan menggunakan sebuah lapisan tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Fase diamnya berupa lapisan silika atau alumina pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat aluminium, atau plat plastik. Sedangkan fase geraknya merupakan eluen.

DASAR

Page 6: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

DASAR

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Fase diam(absorben padat) ditempatkan secara vertikal dalam kolom gelas dan fase gerak ditempatkan di bagian atas kolom dan bergerak melewati kolom. Eluen ditambahkan ke dalam kolom dan bergerak ke bawah melewati kolom.

Page 7: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Reaksi Untuk

Kromatografi Kertas

Cu2+ + 2KI CuI2 + 2K+

coklat

Pb2+ + 2KI PbI2 + 2K+

kuning

Hg 2+ + 2KI HgI2 + 2K+

Merah

Page 8: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

ALAT

Kromatografi Kertas :1. Chamber2. Pipet Tetes3. Palet4. Clip5. Stik kayu6. Dryer

Kromatografi Lapis Tipis :1. Kaca ukuran 10x10 cm2. Kaca ukuran 10x2,5 cm3. Kaca Arloji4. Neraca digital5. Erlenmeyer 6. Pipa kaca7. Piala Gelas 100ml & 400ml8. Oven9. Dryer10. Chamber

Kromatografi Kolom :1. Gelas Ukur2. Piala Gelas3.Kolom4. Klem & Statif5. Tabung Reaksi6. Lumpang & Alu7. Kaca Arloji8. Neraca Analitik Digital

Page 9: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Kro

mat

ogra

fi K

erta

s1. NH4OH (p)2. HCl 5N3. Alkohol 90%4. KI 5%5. Sampel Pb, Cu,Hg

Kro

mat

ogra

fi La

pis

Tipi

s1.Silikagel2. Air Suling3. Solatip4.Butanol5. CH3COOH (p)6. Spidol Warna

Kro

mat

ogra

fi K

olom1. Heksana

2. Aseton3. Alumina4. Kapas5. Pasir6. Ekstrak Hijau Daun

BAHAN

Page 10: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Bagan kerja Kromatografi Kertas

2 cm

Kenaikan eluen

Siapkan kertas, lalu beri tanda 2 cm dari dasar

Buat eluen sebanyak 25 ml dari alkohol 90% dan HCl 5N (22:3)

Masukkan eluen

Tutup chamber tunggu hingga jenuh

Totolkan sampel ke kertas kromatografi

Kertas dimasukkan ke dalam chamber

Tunggu hingga naik 2/3 bagian kertas

Diberi tanda kenaikkan eluen

Page 11: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Lewatkan kertas pada uap amonia di Ruang Asam

Semprot dengan KI 5 %

Diukur jaraknya, Hitung Rf komponen sampel

Page 12: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Bagan kerja Kromatografi Lapis Tipis

Susun dua kaca 10x10 cm dan 2,5x10 cm ,sisinya disolasi

Ditimbang 4 gram silika gel

Ditambah air suling 9 ml (homogenkan)

Silika gel dan air suling dituangkan ke atas kaca

Ratakan dengan pipa kaca

Page 13: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Keringkan dengan dryer

Buat eluen dari 10 ml butanol5 ml asam asetat (p)5 ml H2O

Masukkan eluen ke dalam chamber

Tutup chamber, tunggu hingga jenuh

Beri jarak 1 cm dari bawah

1 cm

Titikan spidol pada plat kaca

Page 14: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Lempeng dimasukkan ke chamber, tutup tunggu sampai eluen naik ¾ pelat

Kenaikan eluen

Diberi tanda kenaikkan eluen

Keringkan dengan dryer

Ukur jarak komponen zat warna

Hitung Rf

Page 15: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Kolom disumbat dengan kapas pada bagian bawah

Kolom tersebut diisi pelarut campuran dari heksana dan aseton (4:1)

Ditimbang 5 gram alumina

Masukkan alumina + eluen kedalam kolom

Bagan kerja Kromatografi Kolom

Page 16: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Masukan eluen untuk mencuci alumina yang menempel pada dinding kolom, kemudian dipadatkan

Tambahkan pasir 1 cm

Tumbuk daun Masukkan 20 tetes ekstrak hijau daun

Alirkan eluen dan amati pemisahan warna

Page 17: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

PENGAMATAN

Kromatografi Lapis Tipis

Data Penimbangan silika gel :Bobot piala gelas + sampel = 25,0 gramBobot piala gelas kosong = 21,0 gram

Bobot sampel (silika gel) = 4 gram

Kromatografi Lapis Tipis

Page 18: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

PENGAMATAN

Kromatografi Lapis Tipis

Sampel Wujud/warna Sistem Pelarut

Warna hasil pemisahan

Jarak komponen

Jarak eluen

Biru

Biru 3,7 cm Ungu 4,4 cm Pink Pink 6,2 cm Ungu Ungu 3,5 cm Pink 6,2 cm

Hitam

Kuning 0,5 cm Orange 1,1 cm Merah 1,7 cm Hijau 2,7 cm Ungu 3,5 cm Pink 6,2 cm

8 cm

SPID

OL

Kapi

larit

as

Page 19: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

PERHITUNGAN

Kromatografi Lapis Tipis

Rf =

o Spidol Biru Biru = Rf = = 0,4625 Ungu = Rf = = 0,55

o Spidol Pink Pink = Rf = = 0,775

o Spidol Ungu Ungu = Rf = = 0,4375

Pink = Rf = = 0,775

o Spidol Hitam Kuning = Rf = = 0,0625 Orange = Rf = = 0,1375 Merah = Rf = = 0,2125 Hijau = Rf = = 0,3375 Ungu = Rf = = 0,2375 Pink = Rf = = 0,775

Page 20: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

PENGAMATAN

Kromatografi Kertas

NAMA SAMPEL

WUJUD WARNA

JUMLAHKOMPONEN WARNA JARAK

KOMPONENJARAKELUEN

Cu2+ Biru 1 Cokelat 9,25 cm

12 cm

Pb2+ Tak Berwarna

1 Kuning 3,50 cm

Hg2+ Tak Berwarna

1 Oranye 11,15 cm

Campuran Putih Kebiruan

3 CokelatKuningOranye

8,50 cm2,30 cm10,20 cm

Page 21: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

PERHITUNGAN

Kromatografi Kertas

Rf =

o Cu2+

Cokelat = Rf = = 1,2973

o Pb2+

Kuning = Rf = = 3,4286

o Hg2+

Oranye = Rf = = 1,0762

o Campuran Cokelat = Rf = = 1,4118 Kuning = Rf = = 5,2174 Oranye = Rf = = 1,1764

Page 22: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

PENGAMATAN

Kromatografi Kolom

Pasir

Biru

Hijau Muda

Hijau Tua Data Penimbangan Alumina :

Bobot piala gelas + sampel = 69,9082 gram

Bobot piala gelas kosong = 64,9079 gram

Bobot sampel (alumina) = 5,0007 gram

Kuning

Kapas

Page 23: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

PEMBAHASAN

Kromatografi Lapis TipisKromatografi Lapis Tipis (Thin Layer Chromatografi) merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk menganalisis senyawa secara kuantitatif serta merupakan penerapan dari kromatografi adsorbsi.Dalam Kromatografi lapis tipis, digunakan fase gerak berupa zat cair yaitu campuran Butanol, CH3COOH (p) dan air suling dengan perbandingan 2 : 1 : 1 dengan jumlah total 20 ml .

Dengan fase diam berupa silikagel yang ditempatkan di plat kaca dengan ukuran 10cm x 10cm. Dalam kromatografi lapis tipis digunakan prinsip kapilaritas.Retention Factor (RF) digunakan untuk mengetahui laju perpindahan analit.

Page 24: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GERAKAN NODA DALAM KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan

2. Struktur dari penyerap dan derajat aktivitasnya.3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap.4. Pelarut (dan derajat kemurniannya) fase

bergerak5. Derajat kejenuhan dan uap dalam bejana

pengembangan yang digunakan.6. Teknik percobaan7. Jumlah cuplikan yang digunakan8. Suhu9. Kesetimbangan

PEMBAHASAN

Page 25: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

PEMBAHASAN

Kromatografi KertasKromatografi Ketras ( Paper Chromatography) menggunakan Fase inert berupa lembaran kertas, fase diamnya air yang terikat pada struktur selulsoa dan fase geraknya adalah campuran alkohol 90% dan HCl 5N dengan perbandingan 22 : 3 dengan jumlah total 25ml. Kertas sebagai fase diam akan dicelupkan

kedalam pelarut berdasarkan gaya kapilaritas akan terserap dan bergerak ke atas. Aplikasi penggunaan kromatografi kertas adalah untuk memisahkan komponen dalam campuran dengan membandingkannya dengan zat murni.

Page 26: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

PEMBAHASAN

Kromatografi KolomKromatografi kolom (Colom Chromatography) menggunakan fase gerak berupa campuran Heksana dan Aseton dengan perbandingan 4 : 1, dengan fase diam berupa alumina. Dalam kromatografi kolom, fase ditempatkan secara vertikal pada bagian atas kolom, kemudian bergerak turun kebawah melewati alumina dimana bagian dasar kolom diberi semacampenyaring dari kapas untuk menghindari

fase diam. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan pigmen zat hijau daun pada tumbuhan.

Page 27: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

Faktor Yang mempengaruhi Adsorpsi

PEMBAHASAN

a.Sifat Adsorbatb.Konsentrasi Adsorbatc. Sifat Adsorbend.Temperature. pH (Derajat Keasaman)

Page 28: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

KESIMPULAN

Suatu senyawa dapat dimurnikan dari campurannya dengan metode kromatografi.Kromatografi adalah pemisahan senyawa dari campurannya dengan 2 fase, fase gerak dan fase diam. Kromatografi yang di lakukan di laboratorium analisis instrumen 1 ada 3 yaitu, kromatografi kolom, lapis tipis, dan kertas.Dimana fase gerak dan fase diam yang digunakan adalah sebagai berikut:

Kromatografi kolom : Fase geraknya campuran heksana dan aseton,

fase diamnya adalah alumina

Kromatografi Lapis tipis : Fase geraknya adalah campuran dari butanol,

asam asetat, dan air , sedangkan fase diamnya

adalah silika gelKromatografi kertas : Fase geraknya adalah

campuran alcohol 90% dan HCl 5N, fase diamnya

adalah air yang terikat dengan selulosa

Page 29: Kromatografi SMK-SMAK Bogor

TERIMAKASIH