Post on 08-Aug-2015
description
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Diare adalah peningkatan frekuensi dan perubahan konsistensi buang air besar, dapat
disertai gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut.
B. Epidemiologi
Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi.
Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap
harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare
merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5
bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2
kali per tahun.
Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya mengatakan hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100
ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41
kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya.
Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan
kematian. Hal tersebut, terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi
buruk dan perilaku hidup tidak sehat.
C. Klasifikasi
Secara klinik sindroma diare dibedakan menjadi 3 :
1. Diare cair akut
Diare yang terjadi secara akut, berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan
kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair tanpa disertai
darah. Bisa disertai muntah dan demam.
1
2. Disentri
Diare yang disertai darah dalam tinja. Akibat penting dari disentri diantaranya adalah
anoreksia, penurunan berat badan secara cepat dan kerusakan mukosa usus karena
bakteri invasif.
3. Diare persisten
Diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari, dapat
dimulai sebagai diare cair atau disentri. Kehilangan berat badan yang nyata sering
terjadi. Diare persisten tidak sama dengan diare kronik, yaitu diare yang intermitten,
dan diare yang berlangsung lama dengan penyebab non infeksi.
D. Etiologi
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus),
malabsorpsi, alergi.
Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak, ini meliputi infeksi bakteri (E. coli, Salmonella, Vibrio cholera), virus
(enterovirus, adenovirus, rotavirus), parasit (cacing, protozoa). Infeksi parenteral yaitu
infeksi yang berasal dari bagian tubuh yang lain diluar alat pencernaan, seperti otitis
media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia. Keadaan ini terutama pada bayi
berumur dibawah 2 tahun.
Faktor malabsorbsi
Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi karbohidrat, pada bayi dan anak
tersering karena intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan protein.
Faktor alergi makanan
Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan.
Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,seperti :
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
2
E. Mekanisme diare
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Penilaian derajat dehidrasi
Pertama sekali, penderita harus dinilai derajat dehidrasinya kemudian masalah lain yang
berhubungan dengan diare.
Penilaian derajat dehidrasi menurut MTBS
Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut
ini :
Letargis atau tidak sadar
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan kulit perut kembalinya lambat
DEHIDRASI BERAT
Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut DEHIDRASI RINGAN / SEDANG
3
ini :
Gelisah, rewel
Mata cekung
Haus, minum dengan lahap
Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Tidak cukup tanda-tanda untuk
diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau
ringan / sedang
TANPA DEHIDRASI
Skor Dehidrasi WHO
Keadaan umum 1 2 3
Mata Baik Lesu / haus Gelisah, lemas, ngantuk
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Pernapasan <30x / menit 30-40x / menit >40x / menit
Turgor Baik Kurang Jelek
Nadi < 120x / menit 120-140x / menit >140x / menit
Penilaian :
<6 : Tidak dehidrasi
7-12 : Dehidrasi ringan sampai sedang
>13 : Dehidrasi berat
F. Penatalaksanaan
Rehidrasi
a. Tanpa dehidrasi : Cairan rumah tangga dan ASI (sebanyak anak mau). Oralit
diberikan sesuai usia setiap kali BAB encer atau muntah dengan dosis 50-100 cc
setiap kali BAB encer (<2 tahun) dan 100-200 cc setiap kali BAB encer (> 2 tahun)
b. Dehidrasi ringan / sedang : rehidrasi dengan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama
dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung sesuai umur
setiap kali BAB encer atau muntah
4
c. Dehidrasi berat : Rehidrasi parenteral dengan cairan Ringer Laktat atau Ringer
Asetat 100 cc/kgBB. Cara pemberiannya untuk usia <1 tahun, 30 cc/kgBB dalam 1
jam pertama, dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya. Untuk usia >1 tahun,
30 cc/kgBB dalam 30 menit pertama, dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 2,5 jam
berikutnya.
Nutrisi
Makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering, rendah serat.
Tablet Zinc
Dosis tablet zinc (1 tablet = 20 mg)
Umur 2-6 bulan : ½ tablet
Umur > 6 bulan : 1 tablet
G. Pencegahan
Upaya pencegahan diare yang sudah terbukti, efektif, yang berupa :
Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.
Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan dan kebersihan dari makanan yang kita makan.
Penggunaan jamban yang benar.
H. Komplikasi
Komplikasi yang sering timbul diakibatkan oleh dehidrasi dapat berupa gangguan
elektrolit dan asam basa, misalnya : hipernatremi, hiponatremi dan asidosis metabolik.
Iritasi pada anus dapat terjadi karena banyak dan berulangnya cairan yang keluar dan
mengandung zat-zat yang bersifat iritasi pada anus.
5
BAB II
ILUSTRASI KASUS
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKUTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II
STATUS PASIEN
Alloanamnesa (diperoleh dari Ibu pasien)
1. Identitas pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : Najwa/ wanita/ 13 bulan
b. Pekerjaan/pendidikan : -
c. Alamat :
2. Latar belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga
a. Status perkawinan : belum menikah
b. Jumlah anak : -
c. Status Ekonomi Keluarga : Cukup, penghasilan dari gaji ayah ± Rp. 1.000.000/bulan
d. KB : -
e. Kondisi rumah :
- Rumah permanen, pekarangan kurang luas, luas rumah 60 m2
- Listrik ada
- Sumber air : air PAM
- Jamban ada, di dalam rumah
- Sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah
- Jumlah penghuni 4 orang, pasien, ayah,ibu dan kakak
- Kesan : hygiene dan sanitasi baik
f. Kondisi lingkungan keluarga :
- Pasien tinggal di lingkungan perkotaan yang cukup padat penduduk
3. Aspek psikologis di keluarga
- Pasien tinggal bersama orangtua dan 1 orang kakaknya
6
- Hubungan dengan keluarga baik
- Faktor stress dalam keluarga (-)
4. Riwayat penyakit dahulu/penyakit keluarga
- Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya
- Keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama
5. Keluhan Utama
Berak-berak encer sejak 1 hari yang lalu
6. Riwayat Penyakit Sekarang
- Berak-berak encer sejak 1 hari yang lalu, frekuensi 4 x, jumlah ± ½ gelas sekali BAB,
warna kecoklatan, ampas (+) sedikit, lendir (-), darah (-)
- Muntah (+), frekuensi 1 x, jumlah ± ½ gelas, isi muntah berupa apa yang dimakan,
muntah tidak menyemprot
- Demam (+), sejak 2 hari yang lalu, tidak tinggi, tidak menggigil, tidak berkeringat, hilang
timbul, kejang (-)
- Batuk pilek tidak ada, sesak nafas tidak ada
- BAK terakhir + 1 jam yang lalu, jumlah banyak, tidak pekat
- Anak masih diberi ASI, nasi dan lauk pauk seperti yang dimakan oleh anggota
keluarga lainnya dan tidak mendapat susu formula, riwayat mengganti susu tidak
ada
- Riwayat memakan makanan yang lain dari biasanya (-)
- Berat badan terakhir 9,1 kg
- Sebelumnya pasien belum pernah berobat untuk keluhannya ini
7. Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : sadar
Nadi : 100x/menit
Nafas : 24x/menit
TD : -
7
Suhu : 37,2oC
TB : 90 cm
BB : 9,1 kg
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, mata cekung (-)
Mukut dan lidah : basah
Kulit : turgor kulit baik
Dada
Paru
Inspeksi : simetris ki=ka
Palpasi : fremitus ki=ka
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
Batas jantung kanan : LSD
Batas jantung atas : RIC II
Auskultasi : irama teratur, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, NT (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Anggota gerak : Akral hangat, refill kapiler baik, Reflek fisiologis ++/++, reflek
patologis -/-, edema -/-
8. Laboratorium Anjuran : darah rutin, urin rutin, feses rutin
9. Diagnosis Kerja : Diare akut tanpa dehidrasi
10. Diagnosis Banding : -
11. Manajemen
8
a. Preventif :
- Menjaga kebersihan makanan
- Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan
- Penggunaan jamban yang benar
- Meminum air yang sudah dimasak
- Melanjutkan pemberian ASI
b. Promotif
- Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus / bakteri yang terdapat dalam makanan/ minuman
- Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini dapat menular kepada anggota
keluarga yang lainnya
- Menjelaskan kepada ibu pasien untuk memperhatikan tanda-tanda kekurangan cairan
pada anaknya yaitu haus, gelisah, bibir kering, mata cekung. Segera membawa anak
kembali ke puskesmas bila terihat tanda-tanda tersebut
c. Kuratif
- Oralit, diberikan setiap kali anak selesai BAB
- Zinc 20 mg 1x1 tablet/hari
- Vit. B complex 3x1 tablet/hari
d. Rehabilitatif
- Kontrol ke puskesmas bila obat habis atau gejala bertambah parah
9
RESEP
Dinas Kesehatan Kodya Padang
Puskesmas Lubuk Begalung
Dokter : Pradita Diah.P
Tanggal 29 Desember 2010
R/ Oralit No.III
Sprn (setiap habis BAB) £
R/ Zinc tab 20 mg No.III
S 1 dd tab I £
R/ Vit. B comp No. X
S 3 dd tab I £
Pro : Najwa
Umur : 13 bulan
Alamat :
10
BAB III
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang anak perempuan usia 13 bulan dengan diagnosis diare akut
tanpa dehidrasi. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
laboratorium. Dari anamnesis didapatkan riwayat berak-berak encer sejak + 1 hari yang lalu, + 4-
5 kali, banyaknya + ½ gelas, berwarna kecoklatan,ampas (+) sedikit, lendir (-), darah (-). Demam
sejak + 2 hari yang lalu, demam tidak tinggi, tidak menggigil, tidak berkeringat, hilang timbul,
kejang tidak ada. Muntah + 1 hari yang lalu, frekuensi 1 kali, banyaknya + ½ gelas, isi muntah
berupa apa yang dimakan, muntah tidak menyemprot. Anak masih diberi ASI, nasi dan lauk
pauk seperti yang dimakan oleh anggota keluarga yang lainnya, tidak mendapat susu formula,
riwayat mengganti susu tidak ada.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan anak sadar, tidak tampak rewel. frekuensi nadi 100
x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu 37,20C, status gizi , mata tidak cekung, mulut dan
lidah basah, cubitan di kulit perut kembali cepat. Dari pemeriksaan fisik ini didapatkan tanda-
tanda diare akut tanpa dehidrasi.
Pada pasien ini dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin, urin
rutin dan feses rutin. Penyebab pasti dari diare akut pada anak ini belum dapat dipastikan karena
belum dilakukan kultur dan analisa feses.
Pada pasien dilakukan manajemen preventif berupa menjaga kebersihan makanan,
menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,
penggunaan jamban yang benar, meminum air yang sudah dimasak dan melanjutkan pemberian
ASI. Manajemen promotif dengan cara menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri yang terdapat dalam makanan/
minuman, menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini dapat menular kepada anggota
keluarga yang lainnya, menjelaskan kepada ibu pasien untuk memperhatikan tanda-tanda
kekurangan cairan pada anaknya yaitu haus, gelisah, bibir kering, mata cekung. Segera
membawa anak kembali ke puskesmas bila terihat tanda-tanda tersebut.
11
Manajemen kuratif berupa oralit, diberikan setiap kali anak selesai BAB, Zinc 20 mg 1x1
tablet/hari, Vit. B complex 3x1 tablet/hari. Manajemen rehabilitatif berupa kontrol ke puskesmas
bila obat habis atau gejala bertambah parah.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku Bagab Tatalaksana Manajemen Balita
Sakit. Departemen Kesehatan RI, 2008
2. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : Sauders Elsevier
13