Case Diare

17
BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Diare adalah peningkatan frekuensi dan perubahan konsistensi buang air besar, dapat disertai gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut. B. Epidemiologi Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2 kali per tahun. Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya mengatakan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, terutama disebabkan 1

description

case diare

Transcript of Case Diare

Page 1: Case Diare

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Diare adalah peningkatan frekuensi dan perubahan konsistensi buang air besar, dapat

disertai gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut.

B. Epidemiologi

Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi.

Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap

harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare

merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5

bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2

kali per tahun.

Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya mengatakan hasil Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100

ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41

kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya.

Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan

kematian. Hal tersebut, terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi

buruk dan perilaku hidup tidak sehat.

C. Klasifikasi

Secara klinik sindroma diare dibedakan menjadi 3 :

1. Diare cair akut

Diare yang terjadi secara akut, berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan

kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair tanpa disertai

darah. Bisa disertai muntah dan demam.

1

Page 2: Case Diare

2. Disentri

Diare yang disertai darah dalam tinja. Akibat penting dari disentri diantaranya adalah

anoreksia, penurunan berat badan secara cepat dan kerusakan mukosa usus karena

bakteri invasif.

3. Diare persisten

Diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari, dapat

dimulai sebagai diare cair atau disentri. Kehilangan berat badan yang nyata sering

terjadi. Diare persisten tidak sama dengan diare kronik, yaitu diare yang intermitten,

dan diare yang berlangsung lama dengan penyebab non infeksi.

D. Etiologi

Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus),

malabsorpsi, alergi.

Faktor infeksi

Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare

pada anak, ini meliputi infeksi bakteri (E. coli, Salmonella, Vibrio cholera), virus

(enterovirus, adenovirus, rotavirus), parasit (cacing, protozoa). Infeksi parenteral yaitu

infeksi yang berasal dari bagian tubuh yang lain diluar alat pencernaan, seperti otitis

media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia. Keadaan ini terutama pada bayi

berumur dibawah 2 tahun.

Faktor malabsorbsi

Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi karbohidrat, pada bayi dan anak

tersering karena intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan protein.

Faktor alergi makanan

Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan.

Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,seperti :

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh

serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.

Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.

2

Page 3: Case Diare

E. Mekanisme diare

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:

Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga

usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul

diare.

Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan

sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena

terdapat peningkatan isi rongga usus.

Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap

makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Penilaian derajat dehidrasi

Pertama sekali, penderita harus dinilai derajat dehidrasinya kemudian masalah lain yang

berhubungan dengan diare.

Penilaian derajat dehidrasi menurut MTBS

Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut

ini :

Letargis atau tidak sadar

Mata cekung

Tidak bisa minum atau malas minum

Cubitan kulit perut kembalinya lambat

DEHIDRASI BERAT

Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut DEHIDRASI RINGAN / SEDANG

3

Page 4: Case Diare

ini :

Gelisah, rewel

Mata cekung

Haus, minum dengan lahap

Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Tidak cukup tanda-tanda untuk

diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau

ringan / sedang

TANPA DEHIDRASI

Skor Dehidrasi WHO

Keadaan umum 1 2 3

Mata Baik Lesu / haus Gelisah, lemas, ngantuk

Mulut Biasa Kering Sangat kering

Pernapasan <30x / menit 30-40x / menit >40x / menit

Turgor Baik Kurang Jelek

Nadi < 120x / menit 120-140x / menit >140x / menit

Penilaian :

<6 : Tidak dehidrasi

7-12 : Dehidrasi ringan sampai sedang

>13 : Dehidrasi berat

F. Penatalaksanaan

Rehidrasi

a. Tanpa dehidrasi : Cairan rumah tangga dan ASI (sebanyak anak mau). Oralit

diberikan sesuai usia setiap kali BAB encer atau muntah dengan dosis 50-100 cc

setiap kali BAB encer (<2 tahun) dan 100-200 cc setiap kali BAB encer (> 2 tahun)

b. Dehidrasi ringan / sedang : rehidrasi dengan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama

dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung sesuai umur

setiap kali BAB encer atau muntah

4

Page 5: Case Diare

c. Dehidrasi berat : Rehidrasi parenteral dengan cairan Ringer Laktat atau Ringer

Asetat 100 cc/kgBB. Cara pemberiannya untuk usia <1 tahun, 30 cc/kgBB dalam 1

jam pertama, dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya. Untuk usia >1 tahun,

30 cc/kgBB dalam 30 menit pertama, dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 2,5 jam

berikutnya.

Nutrisi

Makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering, rendah serat.

Tablet Zinc

Dosis tablet zinc (1 tablet = 20 mg)

Umur 2-6 bulan : ½ tablet

Umur > 6 bulan : 1 tablet

G. Pencegahan

Upaya pencegahan diare yang sudah terbukti, efektif, yang berupa :

Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.

Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum

makan dan kebersihan dari makanan yang kita makan.

Penggunaan jamban yang benar.

H. Komplikasi

Komplikasi yang sering timbul diakibatkan oleh dehidrasi dapat berupa gangguan

elektrolit dan asam basa, misalnya : hipernatremi, hiponatremi dan asidosis metabolik.

Iritasi pada anus dapat terjadi karena banyak dan berulangnya cairan yang keluar dan

mengandung zat-zat yang bersifat iritasi pada anus.

5

Page 6: Case Diare

BAB II

ILUSTRASI KASUS

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKUTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

Alloanamnesa (diperoleh dari Ibu pasien)

1. Identitas pasien

a. Nama/Kelamin/Umur : Najwa/ wanita/ 13 bulan

b. Pekerjaan/pendidikan : -

c. Alamat :

2. Latar belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status perkawinan : belum menikah

b. Jumlah anak : -

c. Status Ekonomi Keluarga : Cukup, penghasilan dari gaji ayah ± Rp. 1.000.000/bulan

d. KB : -

e. Kondisi rumah :

- Rumah permanen, pekarangan kurang luas, luas rumah 60 m2

- Listrik ada

- Sumber air : air PAM

- Jamban ada, di dalam rumah

- Sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah

- Jumlah penghuni 4 orang, pasien, ayah,ibu dan kakak

- Kesan : hygiene dan sanitasi baik

f. Kondisi lingkungan keluarga :

- Pasien tinggal di lingkungan perkotaan yang cukup padat penduduk

3. Aspek psikologis di keluarga

- Pasien tinggal bersama orangtua dan 1 orang kakaknya

6

Page 7: Case Diare

- Hubungan dengan keluarga baik

- Faktor stress dalam keluarga (-)

4. Riwayat penyakit dahulu/penyakit keluarga

- Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

- Keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama

5. Keluhan Utama

Berak-berak encer sejak 1 hari yang lalu

6. Riwayat Penyakit Sekarang

- Berak-berak encer sejak 1 hari yang lalu, frekuensi 4 x, jumlah ± ½ gelas sekali BAB,

warna kecoklatan, ampas (+) sedikit, lendir (-), darah (-)

- Muntah (+), frekuensi 1 x, jumlah ± ½ gelas, isi muntah berupa apa yang dimakan,

muntah tidak menyemprot

- Demam (+), sejak 2 hari yang lalu, tidak tinggi, tidak menggigil, tidak berkeringat, hilang

timbul, kejang (-)

- Batuk pilek tidak ada, sesak nafas tidak ada

- BAK terakhir + 1 jam yang lalu, jumlah banyak, tidak pekat

- Anak masih diberi ASI, nasi dan lauk pauk seperti yang dimakan oleh anggota

keluarga lainnya dan tidak mendapat susu formula, riwayat mengganti susu tidak

ada

- Riwayat memakan makanan yang lain dari biasanya (-)

- Berat badan terakhir 9,1 kg

- Sebelumnya pasien belum pernah berobat untuk keluhannya ini

7. Pemeriksaan Fisik

Status generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : sadar

Nadi : 100x/menit

Nafas : 24x/menit

TD : -

7

Page 8: Case Diare

Suhu : 37,2oC

TB : 90 cm

BB : 9,1 kg

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, mata cekung (-)

Mukut dan lidah : basah

Kulit : turgor kulit baik

Dada

Paru

Inspeksi : simetris ki=ka

Palpasi : fremitus ki=ka

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Iktus tidak terlihat

Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Batas jantung kiri : 1 jari medial LMCS RIC V

Batas jantung kanan : LSD

Batas jantung atas : RIC II

Auskultasi : irama teratur, bising (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, NT (-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : BU (+) N

Anggota gerak : Akral hangat, refill kapiler baik, Reflek fisiologis ++/++, reflek

patologis -/-, edema -/-

8. Laboratorium Anjuran : darah rutin, urin rutin, feses rutin

9. Diagnosis Kerja : Diare akut tanpa dehidrasi

10. Diagnosis Banding : -

11. Manajemen

8

Page 9: Case Diare

a. Preventif :

- Menjaga kebersihan makanan

- Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum

makan

- Penggunaan jamban yang benar

- Meminum air yang sudah dimasak

- Melanjutkan pemberian ASI

b. Promotif

- Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan

oleh virus / bakteri yang terdapat dalam makanan/ minuman

- Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini dapat menular kepada anggota

keluarga yang lainnya

- Menjelaskan kepada ibu pasien untuk memperhatikan tanda-tanda kekurangan cairan

pada anaknya yaitu haus, gelisah, bibir kering, mata cekung. Segera membawa anak

kembali ke puskesmas bila terihat tanda-tanda tersebut

c. Kuratif

- Oralit, diberikan setiap kali anak selesai BAB

- Zinc 20 mg 1x1 tablet/hari

- Vit. B complex 3x1 tablet/hari

d. Rehabilitatif

- Kontrol ke puskesmas bila obat habis atau gejala bertambah parah

9

Page 10: Case Diare

RESEP

Dinas Kesehatan Kodya Padang

Puskesmas Lubuk Begalung

Dokter : Pradita Diah.P

Tanggal 29 Desember 2010

R/ Oralit No.III

Sprn (setiap habis BAB) £

R/ Zinc tab 20 mg No.III

S 1 dd tab I £

R/ Vit. B comp No. X

S 3 dd tab I £

Pro : Najwa

Umur : 13 bulan

Alamat :

10

Page 11: Case Diare

BAB III

DISKUSI

Telah dilaporkan seorang anak perempuan usia 13 bulan dengan diagnosis diare akut

tanpa dehidrasi. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

laboratorium. Dari anamnesis didapatkan riwayat berak-berak encer sejak + 1 hari yang lalu, + 4-

5 kali, banyaknya + ½ gelas, berwarna kecoklatan,ampas (+) sedikit, lendir (-), darah (-). Demam

sejak + 2 hari yang lalu, demam tidak tinggi, tidak menggigil, tidak berkeringat, hilang timbul,

kejang tidak ada. Muntah + 1 hari yang lalu, frekuensi 1 kali, banyaknya + ½ gelas, isi muntah

berupa apa yang dimakan, muntah tidak menyemprot. Anak masih diberi ASI, nasi dan lauk

pauk seperti yang dimakan oleh anggota keluarga yang lainnya, tidak mendapat susu formula,

riwayat mengganti susu tidak ada.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan anak sadar, tidak tampak rewel. frekuensi nadi 100

x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu 37,20C, status gizi , mata tidak cekung, mulut dan

lidah basah, cubitan di kulit perut kembali cepat. Dari pemeriksaan fisik ini didapatkan tanda-

tanda diare akut tanpa dehidrasi.

Pada pasien ini dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin, urin

rutin dan feses rutin. Penyebab pasti dari diare akut pada anak ini belum dapat dipastikan karena

belum dilakukan kultur dan analisa feses.

Pada pasien dilakukan manajemen preventif berupa menjaga kebersihan makanan,

menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,

penggunaan jamban yang benar, meminum air yang sudah dimasak dan melanjutkan pemberian

ASI. Manajemen promotif dengan cara menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini

merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri yang terdapat dalam makanan/

minuman, menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini dapat menular kepada anggota

keluarga yang lainnya, menjelaskan kepada ibu pasien untuk memperhatikan tanda-tanda

kekurangan cairan pada anaknya yaitu haus, gelisah, bibir kering, mata cekung. Segera

membawa anak kembali ke puskesmas bila terihat tanda-tanda tersebut.

11

Page 12: Case Diare

Manajemen kuratif berupa oralit, diberikan setiap kali anak selesai BAB, Zinc 20 mg 1x1

tablet/hari, Vit. B complex 3x1 tablet/hari. Manajemen rehabilitatif berupa kontrol ke puskesmas

bila obat habis atau gejala bertambah parah.

12

Page 13: Case Diare

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku Bagab Tatalaksana Manajemen Balita

Sakit. Departemen Kesehatan RI, 2008

2. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : Sauders Elsevier

13