bph bnr

Post on 03-Dec-2015

225 views 0 download

description

ffff

Transcript of bph bnr

Identitas pasien : Nama : Tn. Aris Usia : 68 th Jenis kelamin : Laki-laki Alamat :Jl. Swakarya Bawah RT

4/ RW 9 Pondok Labu Cilandak, Jak-Sel

Pekerjaan : Pensiunan Status : Kawin Pendidikan : Tidak sekolah Agama : Islam No. RM : 00632263

Keluhan utama :› Tidak bisa buang air kecil sejak 4 jam SMRS

Riwayat penyakit sekarang : BAK waktu malam hari > 4x, demam (-), mual

dan muntah (-),Pasien datang dengan keluhan sulit buang air kecil sejak 4 jam SMRS. Sebelumnya BAK juga dirasakan tidak lancar dengan urin yang keluar sedikit-sedikit dan terasa nyeri. BAK berdarah (-). Nyeri pinggang saat itu disangkal, dan sering BAB normal. Pasien kemudian berobat ke RSUP fatmawati.

2 bulan SMRS pasien kembali mengeluh nyeri saat berkemih. Pasien merasakan frekuensi BAK bertambah tetapi sulit untuk buang air kecil, pancaran kencing lemah, harus menunggu lama untuk mengawali kencing, mengedan saat buang air kecil, dan alirannya terputus-putus dan pasien mengeluh merasa masih ada air kencing yang belum keluar setelah buang air kecil. Bahkan pasien mengeluh sering bangun pada malam hari untuk buang air kecil +/- 5 kali setiap malam. Pada akhir kencing terasa ada air kencing yang menetes, warna air kencing kuning, tidak pernah buang air kecil dengan warna merah.

Os mengatakan tidak pernah ngompol atau basah pada pakaian dalamnya, tidak mengeluh ada rasa nyeri dan panas pada perut bagian bawah dan tidak ada demam, tidak pernah kencing seperti susu. dapat keluar jika pasien merubah posisi berkemihnya, serta merasa tidak tuntas selepas berkemih Nyeri pinggang (-), hilang timbul dan sangat mengganggu aktivitas pasien. Penjalaran ke perut disangkal, Pasien juga merasa panas dan tidak nyaman pada perut bawah saat berkemih.

Sebenarnya keluhan ini telah dirasakan pasien sejak ± 1 tahun tapi tidak dirasakan nyeri.

Pasien pernah menderita keluhan yang sama dengan sekarang sejak 1 tahun yang lalu

Riwayat diabetes mellitus disangkal Riwayat hipertensi (+) terkontrol Riwayat penyakit Ginjal disangkal Riwayat Stroke disangkal Riwayat Asma disangkal Alergi (+), alergi obat tetrax

Batu saluran kemih disangkal Riwayat diabetes mellitus disangkal Riwayat hipertensi (+) Riwayat penyakit Ginjal disangkal Riwayat Stroke disangkal Riwayat Asma disangkal Alergi disangkal

Dalam sehari pasien hanya mengkonsumsi air putih sebanyak ± 3 gelas aqua

Pertanyaan Skor

Keluhan pada bulan terakhir

1.Adakah anda merasa buli-buli tidak kosong setelah bak?

2.Berapa kali anda hendak bak lagi di dalam waktu 2 jam setelah bak?

3.Berapa kali terjadi bahwa arus kemih berhenti sewaktu bak?

4.Berapa kali terjadi anda tidak dapat menahan kemih?

5.Berapa kali terjadi arus lemah sekali sewaktu bak?

6.Berapa kali terjadi anda mengalami kesulitan memulai bak?

7.Berapa kali anda bangun untuk bak di waktu malam?

8.Andaikata cara bak seperti anda alami sekarang ini akan seumur hidup tetap seperti ini,

bagaimanakah perasaan anda?

5

4

3

2

4

5

3

3

Jumlah skor

1.= baik sekali (tidak ada sama sekali, tidak pernah)

2.= baik (kurang dari sekali dari 5 kali kejadian)

3.= kurang baik (kurang dari separuh kejadian)

4.= kurang (kurang lebih separuh dari kejadian)

5.= buruk (lebih dari separuh dari kejadian)

6.= buruk sekali (hampir selalu)

29

Keadaan Umum› Kesadaran : kompos mentis› Kesan sakit : sakit sedang› Gizi : sedang› Sikap pasien : kooperatif

Tanda vital› Tekanan darah : 140/90 mmHg› Nadi : 72 x/menit › Pernafasan : 20 x/menit› Suhu tubuh : 36,7º C

Kepala : dbn Leher : dbn Thorax : dbn Abdomen : dbn Ekstremitas : dbn

Regio CVA › Inspeksi : tidak tampak adanya

massa› Nyeri tekan : ( -/ - )› Nyeri ketuk : ( -/ - )

Regio suprasimfisis› Inspeksi : tidak tampak adanya massa› Palpasi : nyeri tekan ( -)› Perkusi : nyeri ketuk ( - )

Regio genitalia eksterna › Inspeksi : tanda radang (-), darah (-). sekret (-).

jejas (-)› Palpasi : nyeri tekan (-), suhu sama dengan sekitar

Rectal Toucher Tonus sfingter ani baik, ampula recti

tidak kolaps, mucosa rectum licin, teraba massa di jam 12, kenyal, permukaan licin, simetris, batas atas tidak dapat diraba.

Kesan prostat : membesar Hand scoon : feses (+), darah (-), lendir

(-)

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

Hematologi

Hemoglobin

Hematokrit

Leukosit

Eritrosit

Trombosit

12.4

37

19.9

4.54

235

13.2-17.3 g/dl

33-45 %

5-10 ribu/Ul

4.40-5.90 juta/Ul

150-440 ribu

VER/HER/ KHER/RDW

VER

HER

KHER

RDW

80.9

27.4

33.8

14.6

80.0-100.0 fl

26.0-34.0

32.0-36

11.5-14.5 %

Kimia Klinik

Fungsi Hati

SGOT

SGPT

Albumin

16

11

4.00

0-34 U/l

0-40 U/l

3.40-4.80 g/dl

Diabetes

Gula darah sewaktu80 70-140 mg/dl

Elektrolit

Natrium

KaliumKlorida

140

3.54

103

135 - 147

3.10 -5.10

mmol/L

95 -108 mmol/L

Sero-Imunologi

Golongan darah B/Rh +

PSA Kepadatan PSA : 2,12 ng /ml jaringan

Ren kanan : Ukuran dalam batas normal, Echostructur cortex normal, batas cortex dan medulla jelas. Batu (-), tak tampak pelebaran calyx, SOL (-).Ren kiri : Ukuran dalam batas normal, Echostructur cortex normall, batas cortex dan medulla jelas. Calsifikasi pasir di pole ren kirii , Tak tampak pelebaran calys, SOL (-)

Vesica urinaria : Tak optimal/ tidak penuh air seni tampak keluar antara cateter dan urethra.

Prostat ukuran 5,78 x 5,85 x 6,92, echostructur inhomogen dengan calsifikasi di dalamnya multiple.

Kesan : Hipertrofi Prostat Hipertrofi 121,04 cm 3

Retensio urine e.c Hiperplasia Prostat (BPH)

Prostatitis

Operasi : TUR P

Tanggal 2 Oktober 2010 Nama operator : dr. Asrorudin Sp.U D/ sebelum operasi : BPH D/ post operasi : BPHLaporan operasi Pasien posisi litotomi Dilakukan cystoscopy Terdapat prostat menonjol Buli buli, batu (-), tumor (-) Dilakukan reseksi prostat Pasang kateter three way, drip NaCl.

› Awasi tanda vital, produksi urine kateter, dan produksi drain

› Infus NaCl 0,9% 40 tetes/menit› Bed rest sehingga esok pagi› Boleh makan dan minum seperti biasa bila

mual dan muntah (-)› Cek darah lengkap post op› Terapi:› ceftiaxone 2 x 1 gr› Tramadol 2 x 1 amp› Ranitidin 2 x 1 amp

4 Oktober 2010 5 Oktober 2010 6 Oktober 2010

S : Nyeri saat BAK (+)O : KU/Kesan sakit : CM/TSSTD : 140/70, N : 84 x/menit, P : 18 x/menit, S : 36,30CSt. Generalis:Dalam batas normalSt. Urologis :CVA : Nyeri ketok -/-SS : Buli tidak teraba penuhOUE : Tertutup verbanUrin : jernihA : Post TUR hari ke 2P : mobilisasi duduk Transamin 3x1 ampul Vit k 3x1 ampul Katesse 2x1 ampul Ceftriaxone 3x1

S : Nyeri saat BAK (+)O : KU/Kesan sakit : CM/TSSTD : 140/70, N : 82 x/menit, P : 20 x/menit, S : 360CSt. Generalis:Dalam batas normalSt. Urologis :CVA : Nyeri ketok -/-SS : Buli tidak teraba penuhOUE : tidak hiperemisUrin : kuning jernihA : Post TUR hari ke 3P : bila urin jernih, kateter boleh off mobilisasi duduk Transamin 3x1 ampul Vit k 3x1 ampul Katesse 2x1 ampul Ceftriaxone 3x1

S : Nyeri saat BAK berkurangO : KU/Kesan sakit : CM/TSSTD : 120/90, N : 82 x/menit, P : 18 x/menit, S : 36,20CSt. Generalis:Dalam batas normalSt. Urologis :CVA : Nyeri ketok -/-SS : Buli tidak teraba penuhOUE : tidak hiperemisUrin : jernih Kateter sudah diangkatA : Post TUR hari ke 4P : clavox 1x500 mg Ketesse 2x1 ampul Kalnex 3x500 mg

Ad vitam : bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad malam 

Laki-laki usia 63 tahun datang dengan keluhan pada saluran kemih sebelah bawah (LUTS) yaitu harus menunggu pada permulaan miksi (hesistency), pancaran miksi yang lemah (poor stream), miksi terputus (intermittency), menetes pada akhir miksi (terminal dribbling), rasa belum puas sehabis miksi (sensation of incomplete bladder emptying), bertambahnya frekuensi miksi (frequency), nokturia, miksi sulit ditahan (urgency), dan disuria (nyeri pada waktu miksi). Keluhan sudah dirasakan sejak 2 bulan lalu.

Dari pemeriksaan rectal toucher di dapatkan

teraba massa di jam 12, kenyal, permukaan licin, simetris, batas atas tidak dapat diraba. Kesan prostat : membesar. Kepadatan PSA : 2,12 ng /ml jaringan. Hasil USG menunjukkan adanya pembesaran prostat. Skor IPSS pasien adalah 29.

Tinjauan pustaka

Pendarahan

a. pudenda interna, a. vesikalis inferior

a. rektalis media

persarafan Pleksus hipogastrica inferior

Hipertrofi prostat merupakan kelainan yang sering diemukan. Istilah hipertrofi sebenarnya kurang tepat karena yang terjadi sebenarnya ialah hyperplasia kelenjar periuretral yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. Pembesaran ini membuat uretra pars prostatika buntu dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli1

Obstruksi Iritasi

Hesitansi

Pancaran miksi lemah

Intermitensi

Miksi tidak puas

Menetes setelah miksi

Frekuensi

Nokturi

Urgensi

Disuri

Timbulnya gejala LUTS merupakan manifestasi kompensasi otot buli-buli untuk mengeluarkan urin. Pada suatu saat, otot buli-buli mengalami kepayahan (fatique) sehingga jatuh ke dalam fase dekompensasi yang diwujudkan dalam bentuk retensi urin akut.3

 

pada pembesaran prostat benigna menunjukkan konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul, sedangkan pada karsinoma prostat konsistensi prostat teraba keras/nodul mungkin diantara lobus prostat tidak simetri

1. Menurunnya kualitas hidup2. Infeksi saluran kencing3. Terbentuknya batu buli-buli4. Terbentuknya sakulasi dan divertikel pada dinding buli-

buli5. Hernia6. Hemorrhoid7. Residual urin yang makin banyak sampairetensio urin akut maupun kronis8. Gangguan fungsi ginjal9. Hidronefrosis10.Hematuria11.Inkontinensia paradoksa

Watchfull waiting Medikamentosa

Penghambat reseptor adrenergik-α3

Penghambat 5α reduktase3

Terapi intervensiteknik ablasi jaringan prostat atau pembedahan teknik instrumentasi alterna-tif. Termasuk ablasi jaringan prostat adalah: pembedahan terbuka, TURP, TUIP, TUVP, laser prostatektomi.

Pembedahan endourologi transuretra dapat dilakukan dengan memakai tenaga elektik TURP (Transurethral Resection of the Prostat) dengan memakai energy laser.

Reseksi kelenjar prostat dilakukan transuretra dengan mempergunakan cairan irigasi agar daerah yang akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Cairan yang dipergunakan brupa non ionic yang dimaksudkan agar tidak terjadi hantaran listrik pada saat operasi. Cairan yang sering dipakai dan harganya cukup murah yaitu H2O steril.3

Identitas pasien laki-laki, usia 63 tahun. Hal ini sesuai dengan data epidemiologi terjadinya BPH yaitu terkait dengan proses penuaan yang mengakibatkan penurunan kadar hormon pria, terutama testosteron.

Hormon Testosteron Dihidrotestosteron merangsang kelenjar prostat sehingga membesar

Hiperplasia prostat benigna ini dapat dialami oleh sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. Angka ini akan meningkat hingga 90% pada pria berusia di atas 80. (R.Sjamsuhidajat, 2004).

Gejala obstruksi terjadi karena otot detrusor buli-buli gagal berkontraksi dengan cukup kuat atau gagal berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus.

Gejala iritasi timbul karena pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna pada akhir miksi atau pembesaran prostat menyebabkan ransangan pada kandung kemih, sehingga kandung kemih sering berkontraksi meskipun belum penuh. (R.Sjamsuhidajat, 2004).

Menurut Oesterling, 1993 PSA normal menurut umur dalam satuan ng% adalah usia 40-49 tahun dengan nilai 0-2,5, usia 50-59 tahun 0-3,5, usia 60-69 tahun 0-4,5 serta usia 70-79 tahun sebesar 0-6,5 tahun. Maka pemebesaran prostat pada pasien ini dikarenakan BPH karena kadar PSA 2,12 ng /ml jaringan masih dalam batas normal sehingga tidak menuju kearah keganasan..

Adapun tatalaksana pada kasus ini dilakukan reseksi endoskopik melalui uretra (TURP). Hal ini dilakukan karena penonjolan prostat sudah melebihi 2 cm ke dalam rektum yang merupakan indikasi untuk dilakukannya pembedahan endurologi. TURP sebaiknya tidak dilakukan pada BPH yang terlalu besar,

Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis Company; 2007.

Purnomo, Basuki B . Dasar-dasar Urologi. Sagung Seto, Jakarta. 2008. 57-67.

Purnomo, Basuki B . Dasar-dasar Urologi. Sagung Seto, Jakarta. 2008. 5-6. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi Revisi, EGC,

Jakarta, 1997. 1024-1034. Tanagho ME dkk. Urinary tract obstruction. In : Tanagho ME dkk, (editor).

Smith General Urology, Edisi ke tujuh belas. USA: The McGraw Hill Companies; 2008. Hal 179-188

Campbell, Meredith. Urology Volume One. W.B Saunders Company. Philadelphia and London. 824-831