Post on 10-Jul-2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah, yang didalamnya memuat 5 Dimensi Kompetensi Kepala
Sekolah terutama yang direalisasikan oleh penulis dalam laporan best
practice ini adalah yang berhubungan dengan Dimensi Kompetensi
Manajerial dengan Kompetensi : 2.8 Mengelola hubungan
sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan, ide,
sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah. 2.10 Mengelola
pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah
dan tujuan pendidikan nasional. 2.13 Mengelola unit layanan khusus
sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan
peserta didik di sekolah/madrasah.
Dimensi Kompetensi Sosial, memuat kompetensi : 4.1 Bekerja sama
dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah. 4.2 Berpartisipasi
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, 4.3 Memiliki kepekaan sosial
terahadap orang atau kelompok lain.
Berdasarkan 2 Dimensi Kompetensi Manajerial dan Sosial Kepala
Sekolah, penulis menuangkan lewat kegiatan “Sosialisasi Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)” untuk daerah kecamatan Parungpanjang
khususnya dan kabupaten Bogor secara umum.
Meningkatnya pemahaman akan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)
di masyarakat kecamatan Parungpanjang menjadi target pencapaian
penulis.
Anak Berkebutuhan Khusus adalah dapat diartikan sebagai seorang
anak yang memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan
belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual.
2
B. Permasalahan
a. Identifikasi Masalah
i. Bagaimana tingkat pemahaman masyarakat tentang anak
berkebutuhan khusus?
ii. Apa tindakan masyarakat bila mendapatkan di lingkungannya
ada anak berkebutuhan khusus?
iii. Bagaimana cara melaksanakan sosialisasi tentang Anak
Berkebutuhan Khusus di masyarakat dan di lingkungan
pendidik?
b. Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
Bagaimana melaksanakan sosialisasi tentang anak berkebutuhan
khusus di masyarakat dan di lingkungan pendidikan?
C. Pendekatan Masalah
Dalam mengatasi permasalahan diatas ada beberapa cara yang
dapat dilaksanakan yaitu : penyebaran informasi melalui buku-buku tentang
anak berkebutuhan khusus, atau mengadakan seminar tentang anak
berkebutuhan khusus namun dalam best practice ini dipilih pelaksanaan
sosialisasi tentang anak berkebutuhan khusus secara langsung yaitu
dengan 10 - 50 peserta sehingga hasil yang dicapai dapat lebih baik yaitu
pemahaman tentang anak berkebutuhan khusus.
D. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
i. Dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat dalam
memberikan pendidikan dan pelayanan untuk anak
berkebutuhan khusus
ii. Memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat
dan pendidik tentang anak berkebutuhan khusus
b. Manfaat
3
i. Menjadikan masyarakat lebih paham tentang pendidikan dan
penanganan anak berkebutuhan khusus
ii. Pendidik akan lebih luas wawasan pengetahuannya tentang
anak berkebutuhan khusus kebutuhan pendidikan dan
pelayanannya.
4
BAB II
PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan hasil survey dan penjaringan ABK di kecamatan
Parungpanjang (Hasil Survey Terlampir), dari 245 ABK yang terjaring pada tahun
2012 sekitar 117 sudah menikmati pendidikan pada sekolah khusus maupun
sekolah inlusif sedangkan 128 masih belum bersekolah dengan alasan berbagai
macam diantaranya ; pemahaman akan pentingnya pendidikan bagi ABK, masih
minimnya tingkat kesadaran masyarakat tentang ABK, kendala jarak dan biaya
bagi orang tua dengan ABK.
A. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Untuk pemecahan masalah ini dilakukan dengan beberapa langkah,
pertama melakukan survey dan juga konsultasi dengan para ahli terutama
yang berkaitan dengan ABK yaitu pengawas SLB, guru yang
berpengalaman dan juga beberapa nara sumber lain yang diperlukan,
setelah langkah pertama dilaksanakan dan mendapatkan hasil maka di
buatlah proposal yang ditujukan kepada lingkungan atau lembaga yang
diharapkan dapat bekerjasama dalam pelaksanaan sosialisasi ABK, bila
disetujui maka di tentukan kapan pelaksanaan dilakukan, saat pelaksanaan
sosialisasi menggunakan alat bantu sesuai dengan kebutuhan, setelah
pelaksanaan dilakukan evaluasi untuk perbaikan di sosialisasi berikutnya.
B. Tindakan Yang Dilakukan
Dalam tindakan yang dilakukan dengan pelaksanaan yang sebaik-baiknya
pada sosialisasi ABK ini, penjelasan secara runut dari yang termudah ke
yang lebih kompleks dengan penggunaan bahasa yang disesuaikan
dengan peserta sosialisai, sehingga hasil yang didapat lebih maksimal.
C. Alat Dan Instrumen Yang Digunakan
Penggunaan alat dan instrumen secara sederhana dengan laptop untuk
kumpulan data, LCD Projector, layar sederhana dan pengeras suara bila
5
ada, dapat pula menggunakan makalah singkat, lembar peraga, lembar pre
dan post tes untuk evaluasi.
D. Lembaga Yang Menunjang
Pelaksanaan sosialisasi ini ditunjang oleh Yayasan Ayahbunda yang
menaungi TK dan SLB Ayahbunda yang berlokasi di Jl. Anggur Raya no. 5
Perumnas II Parungpanjang Kecamatan Parungpanjang Kab. Bogor.
Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial.
E. Landasan Teori
1. UUD 1945, Pasal 31 :
Ayat (1) : Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
Ayat (2) : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya.
2. UU no. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional :
Pasal 3 : PENDIDIKAN NASONAL berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, BERTUJUAN
UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA DIDIK agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Berahlak mulia, sehat, berilmu, MANDIRI dan menjadi arga negara yang
DEMOKRATIS sert bertanggung jawab.
Pasal 32 UU no. 20 Tahun 2003 Sisdiknas :
Ayat (1) : PENDIDIKAN KHUSUS merupakan pendidikan bagi peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena KELAINAN fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi KECERDASAN dan BAKAT ISTIMEWA.
Ayat (2) : PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS merupakan pendidikan bagi
peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang
terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak
mampu dari segi ekonomi.
6
3. UU no. 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak :
Pasal 48 : Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal
9 (sembilan) tahun untuk semua anak.
Pasal 49 : Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh
pendidikan.
Pasal 51 : Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan
kesempatan yang sama dan aksessibilitas untuk memperoleh pendidikan
biasa dan pendidikan luar biasa.
UUD 1945 pasal 28B ayat 2,“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi“
UU No 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1, tentang Perlindungan Anak , “Setiap
anak berhak memperoleh pendidikan & pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat
dan bakatnya“
UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Bab1, Pasal1, Butir14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.
Pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa:
1. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang Pendidikan Dasar
2. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal
dan/atau informal
3. PAUD jalur pendidikan formal: TK, RA atau bentuk lain yang sederajat
4. PAUD jalur pend non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat
5. PAUD jalur pend informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan
7
3. Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus dapat diartikan sebagai
seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan
hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual.
* Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu
menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak dengan
kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan/
penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional) dalam
proses pertumbuhkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain
yang seusia sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
4. Sosialisasi Anak Berkebutuhan Khusus
Sosialisasi berdasarkan kaidah KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Cetakan Tahun 2009, adalah ; Proses belajar seseorang/kelompok untuk
mengenal dan menghayati kebudayaan di masyarakatnya.
Sosialisasi Anak Berkebutuhan Khusus dapat dijabarkan sebagai Proses
belajar seseorang/masyarakat untuk mengenal dan menghayati anak
berkebutuhan khusus yang berada di lingkungannya.
5. Masyarakat
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Tahun 1990 menjelaskan bahwa
masyarakat adalah sejumlah manusia di artikan seluas-luasnya dan terikat
oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.
6. Lingkungan Pendidikan
Setiap anak membutuhkan lingkungan yang baik untuk tumbuh dan
berkembang. Lingkungan yang dapat mendukung perkembangan dan
pertumbuhan yang baik sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang
sesuai potensi dan kemampuan yang dia miliki. Untuk itu lingkungan
pendidikan yaitu, Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat adalah kebutuhan yang sangat penting dalam masa-masa
perkembangan dan pertumbuhan anak.
8
BAB III
HASIL YANG DICAPAI
A. Hasil Sosialisasi
Sesuai dengan program Yayasan Ayahbunda bahwa kegiatan ini adalah
kegiatan non provit namun tetap berusaha agar mendapatkan hasil yang
terbaik, dari beberapa kali pelaksanaan kegiatan sangat baik respon dari
para peserta, ada yang awalnya tidak pernah mengetahui krakteristik,
klasifikasi dan pendidikan serta pelayanan untuk ABK sekarang paling tidak
mereka telah mempunyai dasar yang baik.
B. Hasil Dengan Langkah Yang Dilaksanakan
Dalam hasil yang telah dicapai terlihat bahwa penggunaan media akan
membantu tersampaikan maksud dan juga materi yang disampaikan
pembicara, dari penyampaian pengenalan secara umum dan juga
penanganan serta berbagai hal yang berkaitan dengan ABK, sedapat
mungkin hasil yang dicapai sesuai dengan harapan dari pembicara.
C. Keberhasilan Pelaksanaan Sosialisasi
Keberhasilan sosialisasi ini terlihat dari para peserta yang dapat
mengemukakan kembali apa yang telah disampaikan oleh pembicara baik
lewat pos tes atau tanya jawab, dan yang terpenting adalah dapat menjadi
kepanjangan tangan dalam menginformasikan kepada masyarakat lain
agar tidak salah persepsi dan penanganan untuk annak berkebutuhan
khusus.
D. Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan
Efisiiensi pelaksanaan kegiatan sangat diperhatikan terutama sekali dari
pembiayaan, pembicara tidak meminta dibayar atau menentukan tarif
dalam hal ini yayasan yang membiayai secara penuh dibantu oleh
pelaksana atau penanggung jawab tempat atau lokasi sosialisasi, demikian
juga dengan penggunaan alat, bila pada tempat sosialisasi tidak ada
projector maka dari yayasan akan dipinjamkan, transpor dan konsumsi
9
pembicara serta asisten ditanggulangi oleh yayasan demikian pula dengan
kebutuhan ATK dan foto kopi bila diperlukan.
E. Hasil Pemecahan
Hasil yang didapat adalah masyarakat dan lingkungan pendidik telah
mendapatkan pengetahuan dasar tentang ABK dan dapat pula
menyampaikan kepada lingkungan sekitar tentang hak dan pelayanan serta
pendidikan untuk ABK sehingga ABK akan mendapatkan hak, pendidikan
dan pelayanannya sesuai dengan Undang-Undang di negara ini.
10
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil pemaparan diatas maka dapat diambil sebuah simpulan bahwa :
Program sosialisasi untuk ABK ini sangat perlu dilaksanakan dengan
cakupan yang luas agar ABK mendapatkan hak, pendidikan dan pelayanan
sesuai dengan Undang-Undang yang dibuat negara Indonesia.
B. Saran dan Rekomendasi
Untuk masyarakat dan para pendidik
1. Lebih memperhatikan dan tanggap lingkungan kepada ABK agar
mendapatkan pelayanan dan pendidikan sesuai dengan kondisinya.
2. Menyebarluaskan pengertian, klasifikasi dan pelayanan untuk ABK agar
lebih menjangkau daerah yang luas.
Untuk Pemerintah secara umum
1. Meningkatkan sarana dan prasarana di SLB dan sekolah Inklusif agar
dapat memberikan pendidikan dan pelayanan terbaik
2. Meningkatkan kualitas pendidik di SLB dan Sekolah Inklusif agar lebih
profesional dan tanggap pada lingkungan.
11
Daftar Pustaka
IG.AK. Wardani, dkk, (2011), Pengantar Pendidikan Luar Biasa, Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka
I Wayan As, S.Si, (2012) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Edisi Revisi,
Jakarta: CV. Az Zahra
Mahkamah Konstitusi, (2014), UUD 1945,
http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/mg58ufsc89hrsg/UUD_1945_Peruba
han.pdf
Tim Penyusun Kamus, PPPB, 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka,
12
Lembar Soal Pre Tes dan Post Tes
Jawablah dengan singkat
1. Apa yang dimaksud ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)?
2. Apakah dilingkungan bapak/ibu ada anak berkebutuhan khusus?
3. Sudah mendapat pendidikankah ABK di lingkungan bapak/ibu?
4. Haruskah ABK itu sekolah?
5. Apakah ABK itu menular?
13
Jadwal Kegiatan Sosialisasi Anak Berkebutuhan Khusus
No Lembaga Yang mengundang
Waktu pelaksanaan
Pemateri Jumlah
peserta
1 RW 03 Griya Parungpanjang
6 April 2014 Titin Sulistiawati, S.Pd
33
2 RT 02 Griya Parungpanjang
9 April 2014 Titin Sulistiawati, S.Pd
33
3 Paud Al Marjani 17 April 2014 Titin Sulistiawati, S.Pd
26
4 Diniyah Al Marjani 17 April 2014 Titin Sulistiawati, S.Pd
57
5 Paud Al Ikhlas 23 April 2014 Titin Sulistiawati, S.Pd
27
6 RW 02 Perumnas 2 3 Mei 2014 Titin Sulistiawati, S.Pd
80
7 RT 06 Perumnas 2 4 Mei 2014 Titin Sulistiawati, S.Pd
30
8 SMPN 2 Cigudeg Mei 2014 Titin Sulistiawati, S.Pd
30
9 Paud Se Kec- Parungpanjang
Mei 2014 Titin Sulistiawati, S.Pd
70
10 Garuda Keadilan Mei 2014 Titin Sulistiawati, S.Pd
70