Laporan the best practice pengawas ojl

27
E-PEMBINAAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIF METODE KERJA PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN, DALAM MENJAWAB HAMBATAN JARAK, BANYAKNYA SEKOLAH BINAAN DAN KONDISI GEOGRAFIS SEKOLAH BINAAN DI KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN Diajukan Untuk Syarat Mengikuti Kegiatan In Service Learning 2 Diklat Supervisi Akademik Bagi Pengawas Tahun 2012 Oleh : SUMARSO, M.Pd. NIP. 196912131997021001 Pengawas Satuan Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS PENDIDIKAN 2012

description

 

Transcript of Laporan the best practice pengawas ojl

Page 1: Laporan the best practice pengawas ojl

E-PEMBINAAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIF METODE KERJA PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN, DALAM

MENJAWAB HAMBATAN JARAK, BANYAKNYA SEKOLAH BINAAN DAN KONDISI GEOGRAFIS SEKOLAH BINAAN DI

KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN

Diajukan Untuk Syarat Mengikuti Kegiatan In Service Learning 2 Diklat Supervisi Akademik Bagi Pengawas Tahun 2012

Oleh :

SUMARSO, M.Pd. NIP. 196912131997021001

Pengawas Satuan Pendidikan

Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS PENDIDIKAN

2012

Page 2: Laporan the best practice pengawas ojl

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Best Practice Pengawas dengan Judul : “E-Pembinaan Sebagai Sarana

Alternatif Metode Kerja Pengawas Satuan Pendidikan Dalam Menjawab

Hambatan Jarak, Banyaknya Sekolah Binaan dan Kondisi Geografis Sekolah

Binaan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.” Disetujui dan Disahkan Untuk

Dilaporkan pada Kegiatan In Service Learning 2 Diklat Supervisi Akademik

Pengawas Tahun 2012

Disahkan

Di : Pandeglang Tanggal : September 2012

Mengesahkan : a.n. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang

Sekretaris

DRS. NURHASAN NIP. 196208031982031004

Page 3: Laporan the best practice pengawas ojl

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Best Practice Pengawas, yang

merupakan laporan pengawas tentang pengalaman pengawas dalam

memecahkan permasalah kepengawasan yang dihadapi.

Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan sharing sesama pengawas

dalam melaksanakan tugas-tugas kepengawasan sehari-hari dan dapat menjadi

masukan kepada pengawas lain, sehingga hambatan-hambatan yang dihadapi

dalam melaksanakan tugas-tugas kepengawasan dapat teratasi.

Dengan selesainya penulisan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang

2. Koordinator Pengawas Kabupaten Pandeglang

3. Rekan-Rekan Pengawas Kabupaten Pandeglang

4. Bapak/Ibu Kepala Sekolah Binaan

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga laporan ini dapat menjadi sumbangan pengalaman bagi rekan-

rekan pengawas dalam pelaksanaan tugas-tugas kepengawasan. Atas segala

dukungan dan dorongannya, penulis ucapkan banyak terimakasih dan semoga

mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Pandeglang, September 2012

Penulis

SUMARSO, M.Pd.

NIP. 196912131997021001

Page 4: Laporan the best practice pengawas ojl

iv

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan …………………………………………………… ii

Kata Pengantar ……………………………………………………….. iii

Daftar Isi ……………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1

A. Latar Belakang …………………………………………. 1

B. Permasalahan …………………………………………… 3

C. Tujuan …………………………………………………. 3

D. Manfaat Penulisan …………………………………….. 3

BAB II E-PEMBINAAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIF METODE KERJA PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN, DALAM MENJAWAB HAMBATAN JARAK, BANYAKNYA SEKOLAH BINAAN DAN KONDISI GEOGRAFIS SEKOLAH BINAAN DI KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN

…… 5

A. Konsep Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan

……. 5

B. Wilayah Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten ……. 8

C. E-Pembinaan Sebagai Alternatif Metode Kerja Pengawas Satuan Pendidikan

……. 12

D. Kelebihan E-Pembinaan …………………………………. 14

E. Kekurangan E-Pembinaan ………………………………… 15

BAB III PENUTUP ……………………………………………………. 16

A. Simpulan ………………………………………………… 16

B. Saran dan Rekomendasi ……………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 18

LAMPIRAN

Page 5: Laporan the best practice pengawas ojl

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawas Sekolah sebagai salah satu unsur tenaga kependidikan

memiliki peran yang penting dan strategis, dalam keseluruhan upaya

peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam meningkatkan mutu dan

kinerja sekolah. Pengawas satuan pendidikan bertugas melaksanakan

pembinaan di bidang akademik dan bidang manajerial.

Pengawas Sekolah merupakan tenaga kependidikan yang peranannya

sangat penting dalam membina kemampuan profesional tenaga pendidik,

tenaga administrasi sekolah, dan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja

sekolah. Pengawas Sekolah juga berfungsi sebagai supervisor akademik dan

supervisor manajerial.

Tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas

pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi

penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan

pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian,

pembimbingan dan pelatihan profesional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan

program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah

khusus. (Pasal 5, Permennegpan dan RB Nomor 21 Tahun 2010)

Berkaitan dengan tugas pokok pengawas tentunya mempunyai

konsekuensi logis bahwa pengawas harus mengadakan kunjungan ke sekolah

binaan untuk memberikan pembinaan, maupun mengadakan monitoring dan

evaluasi. Dalam pelaksanaan tugas kepengawasan tentunya sudah menjadi

hal yang wajar bila dalam pelaksanaan tugas, seorang pengawas dihadapkan

kepada hambatan-hambatan dilapangan. Hambatan-hambatan tersebut bisa

berupa jarak yang terlampau jauh dari sekolah satu kesekolah yang lain,

kondisi geografis yang kurang kondusif, kondisi infrastruktur jalan yang rusak,

sehingga sangat sulit untuk dilalui terutama pada musim penghujan. Jumlah

pengawas yang masih sedikit dikarenakan masih rendahnya animo guru atau

kepala sekolah menjadi pengawas, menjadikan rasio pengawas dengan

Page 6: Laporan the best practice pengawas ojl

2

jumlah sekolah binaan tidak memenuhi ketentuan. Satu orang pengawas bisa

membina sekolah lebih dari 15 sekolah. Kondisi demikian tentunya akan

menyebabkan proses pembinaan menjadi kurang efektif. Memang tidak

semua daerah ditanah air tercinta ini memiliki karaketristik dan kondisi

geografis yang sama, dan ini juga yang menyebabkan perbedaan

permasalahan yang dihadapi oleh pengawas didaerah yang satu dengan

pengawas didaerah lainnya. Kondisi yang demikian tentunya bukan menjadi

penghalang bagi pengawas dalam melaksanakan tugas yang sangat mulia.

Dibutuhkan strategi dan kiat dari pengawas untuk menyiasati kondisi atau

hambatan-hambatan yang dihadapi agar tidak menganggu pelaksanaan

tugas-tugas kepengawasan.

Untuk menghadapi berbagai hambatan tersebut, seorang pengawas

harus bisa memanfaatkan berbagai sumber daya, metode, pendekatan

maupun kecanggihan teknologi agar tugas-tugas kepengawasan tidak

terhambat. Pada saat sekarang penguasaan Teknologi Informasi bagi

pengawas sudah menjadi keharusan, dikarenakan tugas-tugas kepengawasan

sudah banyak yang harus diselesaikan dengan teknologi informasi. Seperti

kegiatan Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Pada saat ini kita mengenal istilah E-

EDS. Kegiatan tersebut mengharuskan seorang pengawas bisa

mengoperasikan MS Excell, karena instrumen E-EDS dibuat menggunakan

software tersebut. Setelah itu pengawas harus bisa mengunggah file E-EDS

dari sekolah binaan melalui internet. Dari gambaran tersebut sudah barang

tentu menjadi keharusan bahwa seorang pengawas harus bisa menguasai

teknologi informasi untuk mendukung tugas-tugas kepengawasannya.

Dari uraian diatas, penulis mencoba menggunakan Teknologi Informasi

dengan media internet, mengembangkan model atau metode E-Pembinaan

dalam mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam tugas

kepengawasan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Penulis

memanfaatkan website atau blog pribadi penulis untuk berkomunikasi atau

menyampaikan berbagai informasi kepada sekolah binaanya. Meskipun

demikian ternyata kegiatan ini bisa diikuti bukan hanya dilingkup sekolah

binaan, namun ternyata bisa diikuti oleh sekolah diseluruh tanah air, bahkan

Page 7: Laporan the best practice pengawas ojl

3

diseluruh dunia. Ternyata dengan menggunakan media internet, hambatan

jarak dan waktu dapat diatasi.

Berangkat dari pengalaman penulis tersebut, maka penulis mencoba

menuangkan best practice pengawas dengan judul : “E-Pembinaan Sebagai

Sarana Alternatif Metode Kerja Pengawas Satuan Pendidikan Dalam

Menjawab Hambatan Jarak, Banyaknya Sekolah Binaan dan Kondisi

Geografis Sekolah Binaan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.”

B. Permasalahan

Permasalahan dalam penulisan best practice pengawas ini adalah “Apakah E-

Pembinaan dapat menjadi Sarana Alternatif Metode Kerja Pengawas Satuan

Pendidikan Dalam Menjawab Hambatan Jarak, Banyaknya Sekolah Binaan

dan Kondisi Geografis Sekolah Binaan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi

Banten?”

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan Best Practice ini adalah, penulis ingin memperkenalkan

metode alternatif dalam melaksanakan tugas kepengawasan dengan

mengembangkan E-Pembinaan sebagai Sarana Alternatif Metode Kerja

Pengawas Satuan Pendidikan Dalam Menjawab Hambatan Jarak, Banyaknya

Sekolah Binaan dan Kondisi Geografis Sekolah Binaan di Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten.”

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan best practice ini bagi penulis adalah sebagai sarana

memperkenalkan pengalaman dilapangan kepada sesama pengawas dalam

pelaksanaan tugas-tugas kepengawasan sehari-hari dan sebagai upaya

memupuk dan mengembangkan budaya menulis bagi seorang pengawas.

Bagi Pengawas lain, penulisan ini dapat dijadikan bahan masukan untuk bisa

diterapkan didaerah lain untuk mendukung pelaksanaan tugas

kepengawasan, dan dapat untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi

sehingga akhirnya dapat bermanfaat bagi sesama pengawas diseluruh tanah

air.

Page 8: Laporan the best practice pengawas ojl

4

Bagi instansi terkait, penulisan ini dapat dijadikan suatu perencanaan untuk

dapat mengembangkan E-Pembinaan menjadi lebih luas dan lebih baik lagi

dimasa mendatang, serta dapat menjadi masukan untuk membuat suatu

trobosan dalam kebijakan berkaitan dengan tugas-tugas seorang pengawas

sekolah.

Page 9: Laporan the best practice pengawas ojl

5

BAB II

E-PEMBINAAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIF METODE KERJA PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN, DALAM MENJAWAB HAMBATAN JARAK, BANYAKNYA SEKOLAH BINAAN DAN KONDISI GEOGRAFIS

SEKOLAH BINAAN DI KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN

A. Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan

Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi/global.

Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah

memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat

oleh batas ruang dan waktu (Dryden & Voss, 1999). Berbeda dengan era

agraris dan industri, kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat

tergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan

pengetahuan untuk meningkatkan produktifitas. Karakteristik masyarakat

seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan

(knowledge-based society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia

akan mampu bersaing dalam era global.

Era globalisasi yang melanda dunia termasuk Indonesia berlangsung

sangat cepat yang menimbulkan dampak global pula yang sekaligus menuntut

kemampuan manusia unggul yang mampu mensiasati dan mengantisiapasi

kemungkinan-kemungkinan yang sedang dan akan terjadi. Globalisasi akan

semakin membuka diri bangsa dalam menghadapi bangsa-bangsa lain. Batas-

batas politik, ekonomi, sosial budaya antara bangsa semakin kabur.

Persaingan antar bangsa akan semakin ketat dan tak dapat dihindari, terutma

dibidang ekonomi dan IPTEK. Hanya negara yang unggul dalam bidang

ekonomi dan penguasaan IPTEK yang dapat mengambil manfaat atau

keuntungan yang banyak. (Sujarwo, 2012)

Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikanterhadap pribadi

maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar,

gaya hidup maupun caraberpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus

diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan

Page 10: Laporan the best practice pengawas ojl

6

pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya

dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari,

bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan wirausaha. (Ismanita, 2010)

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,menyusun, menyimpan,

memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang

berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang

digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan juga merupakan

informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini

menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan

untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai

dengan kebutuhan. Teknologi Komunikasi digunakan agar data dapat disebar

dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi TIK

adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi

tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Juga dapat berkomunikasi

dengan biaya murah seperti fasilitas email yang dapat kita pergunakan

dengan mudah di internet.

Melalui TIK, sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu

dengan pribadi atau kelompok yang lainnya sudah tidak lagi mengenal batas

jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang

dapat menghambat bertukar pikiran antar sesama kita. Perkembangan TIK

memicu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai

dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya

kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.

Alangkah wajar bila sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang

dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-book, e-banking, e-

government, e-education, e-learning, e-library, e-journal, e-medicine, e-

laboratory, e-biodiversitiy, e-KTP, dan lainnya yang berbasis TIK.

Dari semua e itu ada yang perlu mendapatkan perhatian serius yaitu e-

education, dimana kita mempunyai kewajiban untuk mengembangkan TIK

dalam proses pembelajaran yang tidak hanya mengajak peserta didik untuk

mencari informasi, tetapi juga menciptakan informasi. Mampu saling

berkomunikasi dengan menggunakan berbagai aplikasi TIK yang membuat

Page 11: Laporan the best practice pengawas ojl

7

dirinya mampu saling berbagi tentang apa yang disukainya dan apa yang

dikuasainya. Membuat mereka mampu memanfaatkan TIK dengan baik.

Komputer sebagai sarana interaktif dapat digunakan sebagai alternativ

bentuk pembelajaran terprogram (Programmed Instruction) yang dilandasi

hukum akibat (Law of Effect). Dalam hukum akibat, asumsi yang diyakini

adalah tingkah laku yang didasari rasa senang akan merangsang untuk

dilakukan serta dikerjakan secara berulang-ulang (S-R).

Sangat banyak pakar pendidikan yang melakukan penelitian dan

berkesimpulan ke arah positifnya pemanfaatan komputer sebagai media bantu

pembelajaran. Arnold (1992) menyatakan para guru masih dihadapkan pada

suatu ironi bahwa meskipun komputer merupakan media sangat potensial

pada proses pembelajaran, akan tetapi masih sedikit yang mau dan mampu

menggunakannya. Ketidakmauan dan/atau ketidakmapuan tersebut

disebabkan berbagai factor, baik internal (diri guru sendiri) maupun faktor

eksternal (fasilitas dan kebijakan).

Poin penting yang menjadi perhatian kita adalah :

1. Pembelajaran berbasis TIK sudah saatnya mulai dikembangkan dan

digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Model pembelajaran yang mendukung kepada pelaksanaan pembelajaran

berbasis TIK.

3. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam persiapan, pelaksanaan

sampai dengan evaluasi pembelajaran berbasis TIK.

4. Kondisi prasayarat yang harus tersedia agar proses pembelajaran berbasis

TIK dapat berjalan. (Rahmat, 2010:7)

Mengapa pembelajaran yang mengintegrasikan TIK penting?

Tantangan pendidikan abad 21, menurut PBB adalah membangun

masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society) yang memiliki (1)

keterampilan melek TIK dan media (ICT and media literacy skills), (2)

keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills), (3) keterampilan

memecahkan masalah (problem-solving skills), (4) keterampilan

berkomunikasi efektif (effective communication skills); dan (5) keterampilan

bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills). Keempat karakteristik

Page 12: Laporan the best practice pengawas ojl

8

masyarakat abad 21 menurut PBB tersebut dapat dibangun melalui

pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan,

sesungguhnya peran TIK adalah sebagai “enabler” atau alat untuk

memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta

menyenangkan. Jadi, TIK dijadikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan,

bukan tujuan itu sendiri. (Chaeruman, 2010)

B. Wilayah Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten

Kabupaten Pandeglang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Banten,

Indonesia. Ibukotanya adalah Pandeglang. Kabupaten ini berbatasan dengan

Kabupaten Serang di utara, Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudra

Indonesia di barat dan selatan. Wilayahnya juga mencakup Pulau Panaitan (di

sebelah barat, dipisahkan dengan Selat Panaitan), serta sejumlah pulau-pulau

kecil di Samudra Hindia, termasuk Pulau Deli dan Pulau Tinjil. Semenanjung

Ujung Kulon merupakan ujung paling barat Pulau Jawa, dimana terdapat

suaka margasatwa tempat perlindungan hewan badak bercula satu yang kini

hampir punah.

Pusat perekonomian Kabupaten Pandeglang terletak di dua kota yakni Kota

Pandeglang dan Labuan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang

merupakan dataran rendah dan dataran bergelombang. Kawasan selatan

terdapat rangkaian pegunungan. Sungai yang mengalir diantaranya Sungai

Ciliman yang mengalir ke arah barat, dan Sungai Cibaliung yang mengalir ke

arah selatan.

Luas wilayah Kabupaten Pandeglang mencapai 2.746,89 KM2 terdiri dari 35

Kecamatan. Kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada

table dibawah ini :

Tabel 1 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Pandeglang

No. Kecamatan Wilayah (km²) Populasi Kepadatan (/km²)

Page 13: Laporan the best practice pengawas ojl

9

1 Sumur 258,54 21.813 84

2 Cimanggu 259,73 37.121 143

3 Cibaliung 221,88 26.033 177

4 Cibitung 180,72 19.903 110

5 Cikeusik 322,76 49.647 154

6 Cigeulis 176,21 27.724 189

7 Panimbang 132,84 46.686 351

8 Sobang 138,88 37.735 272

9 Munjul 75,25 22.836 303

10 Angsana 64,84 27.124 418

11 Sindangresmi 65,20 21.527 330

12 Picung 56,74 34.023 600

13 Bojong 50,72 33.804 666

14 Saketi 54,13 40.465 748

15 Cisata 32,65 22.150 678

16 Pagelaran 42,76 33.882 792

17 Patia 45,48 27.612 607

18 Sukaresmi 57,30 33.674 588

19 Labuan 15,66 51.903 3.314

20 Carita 41,87 32.086 766

21 Jiput 53,04 29.795 562

22 Cikedal 26,00 30.721 1.182

23 Menes 22,41 35.692 1.593

24 Pulosari 31,33 26.599 849

25 Mandalawangi 80,19 44.910 560

26 Cimanuk 23,64 37.745 1.597

27 Cipeucang 21,16 28.107 1.328

28 Banjar 30,50 30.463 999

Page 14: Laporan the best practice pengawas ojl

10

29 Kaduhejo 33,57 33.880 1.009

30 Mekarjaya 31,34 20.769 663

31 Pandeglang 16,85 38.590 2.290

32 Majasari 19,57 42.153 2.154

33 Cadasari 26,20 30.936 1.181

34 Karangtanjung 19,07 29.799 1.563

35 Koroncong 17,86 17.069 956

Kabupaten Pandeglang

2.746,89 1.130.514 412

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pandeglang

Kecamatan yang terdekat dengan pusat pemerintahan atau ibu kota

kabupaten adalah Kecamatan Pandeglang, sedangkan Kecamatan Sumur

adalah kecamatan yang terjauh dari ibu kota kabupaten di wilayah barat yang

berbatasan dengan selat sunda dan Samudera Indonesia. Wilayah

Kecamatan Sumur adalah kecamatan dimana Taman Nasional Ujung Kulon

berada. Diwilayah selatan Kecamatan Cikeusik, Kecamatan Cibaliung, dan

Kecamatan Cimanggu adalah kecamatan yang jaraknya juga terjauh dari ibu

kota kabupaten, yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia

disebelah selatan.

Wilayah Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1 Peta Wilayah Kabupaten Pandeglang

Page 15: Laporan the best practice pengawas ojl

11

Luasnya wilayah Kabupaten Pandeglang tersebut menjadikan jarak sekolah

binaan yang satu dengan sekolah binaan yang lain sangat jauh.

Rasio jumlah pengawas dengan banyaknya sekolah binaan juga masih kurang

ideal. Jumlah sekolah dan Pengawas, serta jarak sekolah binaan terdekat dan

terjauh, dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 2 Data SMP, SMA/SMK di Kabupaten Pandeglang

SMP SMA SMK

N S Total N S Total N S Total

109 15 124 17 13 30 10 42 52

Tabel 3 Data Pengawas dan Jarak Sekolah Binaan

No Nama L/P Pend.

Terakhir Pangkat/

Gol

Ket

Jarak terdekat

Jarak terjauh

1 Sugeng, M.Pd L S-2 IV/a 2 Km 15 Km

2 H.Endang Sutisna, M.Pd L S-2 IV/b 10 Km 25 Km

3 Drs.H.Firdaus, M.MPd L S-2 IV/b 25 Km 40 Km

4 Sumarso, M.Pd L S-2 IV/a 25 Km 100 Km

5 Musabikhin, S.Pd, M.T L S-2 IV/a 40 Km 130 Km

6 Munasyik,M.Pd L S-2 IV/a 40 Km 80 Km

7 Iva Sarifah, M.MPd P S-2 IV/b 3 Km 70 Km

8 Drs.Supardi Wiramiharja L S-1 IV/a 10 Km 100 Km

9 Drs.Tedi Teja Sumantri L S-1 IV/b 3 Km 60 Km

10 Dra.Hj.Ai Rosmiyati, M.MPd P S-2 IV/b 5 Km 80 Km

11 Drs.Wahya L S-1 IV/c 10 Km 110 Km

12 Drs.H.Juhaedi, M.Pd L S-2 IV/b 2 Km 60 Km

13 Drs.H.Edi Kuncahyo, M.Pd L S-2 IV/b 28 Km 120 Km

14 Drs.H.Jaenudin, M.Pd L S-2 IV/c 2 Km 10 Km

Jauhnya jarak sekolah binaan dengan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten

Pandeglang sedikitnya akan menjadikan hambatan bagi pengawas dalam

melaksanakan kegiatan kepengawasan disekolah binaan tersebut.

Page 16: Laporan the best practice pengawas ojl

12

Apabila tidak dicarikan alternatif pemecahan, maka jarak sekolah binaan yang

sangat jauh tersebut pada akhirnya dapat menjadi hambatan bagi pengawas

dalam melaksanakan tugas dan pada akhirnya akan berdampak bagi sekolah

binaan. Dari latar belakang kondisi geografis Kabupaten Pandeglang yang

sangat luas dan banyaknya sekolah binaan serta jauhnya jarak sekolah

binaan, maka penulis mencoba untuk menggunakan E-Pembinaan sebagai

salah satu alternatif metode kerja pengawas satuan pendidikan.

C. E-Pembinaan Sebagai Alternatif Metode Kerja Pengawas Satuan Pendidikan

1. Langkah-Langkah Persiapan E-Pembinaan

E-Pembinaan adalah istilah yang penulis munculkan dengan latar

belakang bahwa sekarang telah muncul berbagai kegiatan yang

dilaksanakan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi,

seperti e-banking, e-learning, e-commerce, e-library, dsb.

Penulis mempunyai keyakinan bahwa pembinaan atau metode kerja

pengawas sekolahpun dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan

kecanggihan teknologi informasi tersebut.

Kegiatan E-Pembinaan dapat dilaksanakan melalui media internet. Maka

internet menjadi salah satu pendukung utama kegiatan ini. E-Pembinaan

dilakukan melalui sebuah website. Penulis menggunakan website atau

blog pribadi penulis yang sudah dibuat sejak tahun 2009. Alamat blog

penulis yang dijadikan sarana kegiatan E-Pembinaan adalah di

http://goeroendeso.wordpress.com

Didalam website tersebut disediakan halaman khusus yang diberi judul E-

Pembinaan. Tampilan halaman blog tersebut dapat dilihat pada gambar

dibawah ini :

Gambar 2

Halaman Website untuk E-Pembinaan

Page 17: Laporan the best practice pengawas ojl

13

Dalam halaman E-Pembinaan diisi materi-materi yang dapat dibuka oleh

sekolah-sekolah binaan untuk mencari informasi atau materi-materi yang

diperlukan oleh sekolah. Halaman E-Pembinaan dapat dilihat pada gambar

dibawah ini :

Gambar 3 Halaman E-Pembinaan

Materi-materi E-Pembinaan penulis posting dihalaman tersebut dengan

format video, yang terlebih dahulu di unggah ke website Youtube.

Materi awal yang bentuknya powerpoint oleh penulis terlebih dahulu di

convert menjadi file video dengan menggunakan software gratis yang

dapat diunduh diinternet. Penulis menggunakan software leawo.

Pada saat ini memang belum banyak materi yang penulis sediakan,

dikarenakan harus membutuhkan waktu yang lama untuk membuat materi-

materi pembinaan dalam bentuk video. Akan tetapi kegiatan E-Pembinaan

ini telah dicobakan kepada beberapa sekolah binaan dan mereka

menyambut antusias kegiatan ini, karena lebih variatif dan merupakan hal

yang baru, yang belum mereka dapatkan sebelumnya. Sehingga penulis

optimis dan yakin apabila dikembangkan lebih baik lagi, E-Pembinaan bisa

dijadikan model alternative metode kerja pengawas yang dapat digunakan

oleh pengaws-pengawas lain diseluruh Indonesia, terutama yang

menghadapi hambatan jarak dan kondisi geografis yang menghubungkan

sekolah binaan.

Page 18: Laporan the best practice pengawas ojl

14

2. Pelaksanaan E-Pembinaan

Pelaksanaan E-Pembinaan dilaksanakan disekolah masing-masing

dengan koordinasi dari Kepala Sekolah.

Sebagai bukti sekolah melakukan E-Pembinaan, sekolah harus mengisi

daftar hadir E-Pembinaan yang terlebih dahulu diunduh di halaman E-

Pembinaan blog milik penulis. Setelah daftar hadir diisi dan ditandatangani

oleh peserta pembinaan dan diketahui oleh kepala sekolah, daftar hadir

tersebut kemudian dikirimkan kepada pengawas melalui email yang

beralamat di : [email protected]

Daftar hadir tersebut terlebih dahulu discan oleh sekolah dengan format

PDF. Daftar hadir tersebut dilampirkan dalam email yang dikirim sekaligus

sekolah mengirimkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

materi E-Pembinaan serta masalah-masalah lain yang berkaitan dengan

persekolahan. Komunikasi dilakukan secara tidak langsung melalui email.

3. Tindak Lanjut E-Pembinaan

Setelah sekolah melakukan kegiatan E-Pembinaan tersebut kemudian

pengawas merencanakan kembali untuk mempersiapkan materi-materi

baru yang diperlukan oleh sekolah. Apabila tidak dapat terpecahkan

melalui kegiatan E-Pembinaan tersebut, maka pengawas harus hadir

disekolah binaan tersebut. Sehingga permasalahan yang dihadapi oleh

sekolah dapat terselesaikan dengan terlebih dahulu melalui E-Pembinaan.

D. Kelebihan E-Pembinaan

E-Pembinaan sebagai satu alternatif metode kerja pengawas sekolah

mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :

1. Dapat dilaksanakan kapan saja, dimana saja;

2. Informasi dari pengawas lebih cepat tersampaikan;

3. Dalam satu waktu yang bersamaan beberapa sekolah dapat mengikuti

kegiatan pembinaan bersama-sama tanpa harus berkumpul dalam satu

sekolah atau tempat. Sehingga dapat menghemat transportasi;

4. Dapat memberikan motivasi kepada sekolah dan warga sekolah untuk

menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi.

Page 19: Laporan the best practice pengawas ojl

15

E. Kekurangan E-Pembinaan

Disamping kelebihan yang dimiliki oleh E-Pembinaan, E-Pembinaan memiliki

beberapa kekurangan, antara lain :

1. Keterbatasan sarana pendukung disekolah masih menjadi persoalan antara

lain jaringan internet, meskipun sekolah dapat memanfaatkan modem

eksternal untuk akses internet;

2. Jaringan atau sinyal operator seluler kadang-kadang terlalu lemah

sehingga menghambat sekolah dalam mengakses E-Pembinaan;

3. Belum semua sekolah atau personil sekolah menguasai teknologi informasi

(internet);

4. Secanggih apapun, E-Pembinaan tidak bisa menggantikan kehadiran

langsung pengawas sekolah kesekolah-sekolah binaan untuk melakukan

pembinaan.

Page 20: Laporan the best practice pengawas ojl

16

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berkaitan dengan tugas kepengawasan, seorang pengawas harus kreatif

membuat terobosan-terobosan dalam rangka mengatasi hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam tugas kepengawasannya.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, pengawas sudah seharusnya

menguasai teknologi informasi tersebut karena dengan menguasai teknologi

informasi tersebut dapat dimenjadi sarana pendukung dalam tugas-tugas

kepengawasannya.

Pada saat sekarang dimana internet sudah berkembang dengan pesat,

kegiatan-kegiatan sudah banyak yang menggunakan internet sebagai sarana

kegiatanya.

Tidak terkecuali kegiatan-kegiatan oleh pengawas satuan pendidikan juga

dapat memanfaatkan internet sebagai sarana penunjang kegiatan

kepengawasan.

Salah satu alternatif metode kerja pengawas satuan pendidikan yang penulis

coba adalah kegiatan yang penulis sebut sebagai E-Pembinaan

B. Saran dan Rekomendasi

Saran :

1. Hendaknya senantiasa inovativ dan kreatif dalam menemukan serta

membuat trobosan-trobosan yang dapat mendukung kegiatan

kepengawasannya;

2. Tidak kenal menyerah dalam menghadapi tantangan dalam menghadapi

tugas;

3. Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama

perkembangan teknologi informasi

Page 21: Laporan the best practice pengawas ojl

17

Rekomendasi :

1. Bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hendaknya lebih

memperhatikan kesejahteraan pengawas dengan memberikan tunjangan

transportasi bagi pengawas-pengawas satuan pendidikan;

2. Diberikan pendidikan dan pelatihan khusus tentang teknologi informasi bagi

pengawas;

3. Bagi sekolah harus memperhatikan ketersediaan saran teknologi informasi.

Page 22: Laporan the best practice pengawas ojl

18

DAFTAR PUSTAKA

Chaeruman, Uwes. A; (2010), Pengembangan Rencana Pembelajaran Yang Mengintegrasikan TIK, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional

Dryden, Gordon; dan Voss, Jeanette; (1999), ”The Learning Revolution: to Change the Way the World Learn”, The Learning Web, Torrence, USA, http://www.thelearningweb.net.

http://id.wikipedia.org/

Ismanita; (2010) Makalah yang disusun untuk Seminar Nasional KEMAKOM di

UPI Bandung, Sabtu 23 januari 2010

Permennegpan dan RB Nomor 21 Tahun 2010

Rahmat, Asep Zaenal; (2010) Strategi Pembelajaran Berbasis TIK, Pusat

Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan

Nasional

Sujarwo; http://pakguruonline.pendidikan.net

Page 23: Laporan the best practice pengawas ojl

LAMPIRAN

Page 24: Laporan the best practice pengawas ojl
Page 25: Laporan the best practice pengawas ojl
Page 26: Laporan the best practice pengawas ojl
Page 27: Laporan the best practice pengawas ojl