Post on 23-Feb-2016
description
Definisi 晩婚化 Kata Bankonka terdiri dari Ban
(晩 ), kon (婚 ), dan ka (化 ) Bankonka diterjemahkan secara
harfiah sebagai late marriage atau penundaan pernikahan di Jepang
Bankonka menjadi fenomena yang bermasalah bagi Jepang karena terkait masalah shoshika
Bankonka
Istilah ini muncul di tahun 1970-an Menurut Teruo Ohashi, bankonka =
kekkon moratoriumuka (penundaan pernikahan)
Menurut kementerian keuangan dlm Japanese Women data bank, usia rata-rata menikah sblm PDII 23 thn, pasca PDII naik turun, tahun 1960 stabil 25 thn, 1970-an naik terus, di 2000 menjadi 27, di 2008 30 dstnya
Sistem Pernikahan di Jepang
Zaman NaraYobai/
MurekonseiZaman HeianTsumadoikon
Pertengahan Heian
Junmukodori
Akhir Heian Kei eijo/Konyo
KamakuraGisei
MukodorikonTokugawaSistem Ie
Sistem Ie Sistem yang berlaku sampai dengan
saat ini, kekuasaan berpusat di ayah Sebelum PDII, pernikahan dengan
cara miaikekkon (perjodohan), dengan dibantu nakodo (mak comblang)
Tahun 1920-an sudah mengenal Jiyukekkon (pernikahan bebas) tapi baru dipraktekkan secara merata pasca PDII renai kekkon (pernikahan krn cinta)
Tujuan Perkawinan
Krn Sistem Ie ; pernikahan diperlukan untuk kelangsungan Ie, alat kekuasaan politik(samurai, daimyo), dari sisi ekonomi penting juga karena anggota keluarga baru akan menguntungkan perekonomian keluarga
Ajaran Mencius selama 1000 tahun di Jepang “hidup single merupakan kejahatan terbesar manusia”
Pernikahan bagi perempuan Jepang (dulu dan sekarang) Dulu wanita diharuskan menikah di
usia muda (tanpa cinta), mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga, melahirkan dan membesarkan anak-anak, melayani suami
Sekarang setelah mengenal prinsip demokrasi dan feminisme, mereka ingin lebih menikmati hidup dan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi
Artikel 24 UUD 1947
Perkawinan hanya dilakukan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak dan dipelihara melalui saling kerjasama dengan dasar persamaan hak di antara suami istri. Hukum mengenai pilihan pasangan, hak harta kekayaan, warisan, pilihan tempat tinggal, perceraian dan semua hal yang menyangkut perkawinan dan keluarga, dibuat berdasarkan martabat individu dan kepentingan persamaan antara pria dan wanita
Peningkatan usia rata-rata menikah
Tekireiki(usia tepat untuk menikah)Dulu
20-25 thn(kalau tidak
disebut urenokori –brg tdk laku atau too ga tatsu-buah hampir
busuk
200127-29 thn
200830-34thn
Makna Pernikahan bagi orang Jepang
Bagi orang Jepang cinta dan pernikahan adalah hal yang sama sekali berbeda
Cinta (romance) adalah sesuatu yang singkat, segera berlalu, hanya di awal-awal saja
Pernikahan adalah komitmen jangka panjang, perjanjian kerja keras dari hari ke hari yang tidak menyenangkan
Fenomena single women
Saat ini Jepang memiliki persentase single women usia 20-40 yg tertinggi dibanding Amerika
Bagi para single women, di mata mereka perkawinan terlihat sebagai sayonara bagi kebebasan individu
Orudo misu (old miss), hai misu (high miss) belum/tdk menikah adalah suatu pilihan
Shinguru(single) rasa kemandirian di balik pilihan wanita
Pendidikan tinggi bagi wanita
Perempuan mulai mendapat pendidikan sejak Meiji=> atas dasar slogan ryousai kenbo (ibu yang baik, istri yang bijak), sekolah urusan rumah tangga
Pasca PD II, perempuan banyak yang masuk akademi (tanki daigaku) dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Kebutuhan tenaga profesional akhirnya perempuan Jepang lulus pascasarjana dan doktoral
Pentingnya pendidikan karena Jepang Gakureki shakai (masyarakat berbasis riwayat pendidikan)
Parasaito Shinguru Single yang masih tinggal dan
bergantung pada orang tuanya Karena tinggal bersama ortu, tidak
harus membayar uang sewa dan menghemat uang makan, tugas rumah tangga diserahkan kepada ibu, bebas memilih pekerjaan karena menganggap orang tua akan menjamin semua kebutuhan pokoknya
80-90% single women adalah parasaito shinguru
Faktor penyebab penundaan pernikahan
Kecenderungan wanita berpendidikan tinggi menunda perkawinan
Wanita yang mandiri secara ekonomi
Perubahan pandangan perkawinan sebagai pilihan individu
Kogakureki = kochingin (semakin tinggi pendidikan, semakin besar gaji)
Tahun 1930, single woman 60% (pekerja pabrik)
Single woman usia 32-34, 1 dr 5 dapat menabung sekitar 5 juta yen, sementara laki-laki dgn usia sama yg menikah hanya bisa menabung 500,000 yen
Pasangan suami istri menghabiskan 14,000 yen perbulan untuk kebutuhan pakaian, single women menghabiskan 20,000 yen
Berpenghasilan tinggi percaya diri berkuasa
Perubahan pandangan tentang pernikahan
Nihon josei no kekkonkan (pandangan wanita Jpg terhadap perkawinan)generasi tua : kebahagiaan wanita ada setelah menikah, untuk kestabilan ekonomi dan spiritual lebih baik menikah, sudah sepantasnya sbg wanita untuk menikah
Perkawinan hanya kewajiban hukum dan sosial, perkawinan adalah hak individual
Upaya dari pemerintah
Menurut yamada Masahiro (ahli sosial ekonomi Jepang)
Mendukung para generasi muda yang berharap dapat hidup mandiri
Perbaikan di praktek dalam pekerjaan
Mengubah sikap para orang tua
Daftar Pustaka Cut Erra Rismorlita; Fenomena Bankonka
dalam Masyarakat Jepang: Kajian tentang penundaan usia kawin pada wanita tahun 1970-2000. Tesis KWJ UI
Effron, Sonni. Some statistics about marriage, employment and family life in Japan . Www.ezipangu.org
33% of Japanese think marriage is pointless: survey. www.japantoday.com
Setsuya Fukuda, Changing roles of women earning potential in marriage formation in Japan