bahan soal UAS

Post on 26-Dec-2015

198 views 3 download

Transcript of bahan soal UAS

Tahun 1900 - 1945

• Akhir abad 19 perlindungan pekerja sangat sederhana sarana produksi (mesin dan pesawat uap).

• 28 februari 1852 staatsblad no 20 : pelaksanaan keselamatan kerja pada pemakaian pesawat uap dienst van het stoomwezen (dinas uap).

• Penggunaan alat diesel dan listrik industri bahaya baru pada pekerja.

1970 – 2000 • UU No. 1 Tahun 1970 VR 1910 Staatsblad No 406,

Upaya Perlindungan terhadap Tenaga kerja• UU No. 1 Tahun 1970 bersifat Preventif • UU Pertambangan Mijn polite reglement 1930

Departemen Pertambangan dan Energi PP no 19 tahun1973

• 1980 Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N).

• Tugas memberi pertimbangan kepada pemerintah dan membantu pembinaan di bidang K3.

• Tahun 1905 staatsblad peratuaran keselamatan kerja no. 251 dengan nama Veiligheids reglement (VR) (UU Keselamatan) diprbaharui tahun 1910 no. 406 ≠ UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

• pengawas Dir. PU. No 119966/stw (19-08-1910)• Peraturan pelaksanaannya diatur di pasal 2 stbl.

No. 906 tahun 1910.• Serta peraturan khusus Special bepalingen.

• UUD 1945 pasal 27 ayat 2 : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.Penghasilannya dapat memenuhi kebutuhan hidup sehingga tingkat kesejahteraan

dapat dipenuhi dengan harkat dan martabat manusia.• UU no. 25 tahun 1997 Tentang Ketenaga kerjaan, pasal 108 :

setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan Kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta niali-nilai agama.

• Ditunda 1 oktober 2002, UU no 11 tahun 1998 dan Perpu No. 3 tahun 2000 uu no 14 tahun1969 tentang ketentuan pokok mengenai ketenagakerjaan dan mengatur K3.

Sektor Ketenaga Kerjaan

• Tahun 1970 UU Keselamatan Kerja tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya dan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu dijamin pula keselamatannya.

• UU no 1 tahun 1970 mengatur keselamatan kerja didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air maupun di udara yang bersifat preventif.

• UU no 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3 sebagai pelaksanaan dari pasal 87 no 13 tahun 2013 tentang ketenagakerjaan

• zero accident

Kebijakan K3 disektor Kesehatan dilandasi oleh :• UU No 14 tahun1969 : setiap pekerja mempunyai hak

untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan Kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta niali-nilai agama.

• UU no. 25 tahun 1997 pasal 108 tambahan dari uu no 14, untuk melindungi kesehatan pekerja guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya kesehatan kerja, serta perlindungan termaksud dilaksanakan sesuai dengan perundangan yang berlaku.

Sektor Kesehatan

Keputusan Bersama Depnaker dan Depkes berkaitan dengan K3 :a. SKB No. 168/KPTS/1971 – No. 207/Kab.B.Ch/1971 hyperkes.b. SKB No. 235/Men/1985 – no. 144/Menkes/SKB/III/85

penyelenggaraan kesehatan bagi pekerjac. SKB No.Kep 109/Menaker/1990 – No. 81/Menkes/SKB/II/1990

jaminan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja.d. SKB No. 202/MEN/1994 – No.81/MENKES/SKB/II/90

JAMSOSTEKe. Keputusan bersama Dirjen Binawas Depnaker dan Dirjen

Binkesmas DEPKES No. KEP 22/BW/96 – No.202/BM/DJ/BGM/II/96 penanggulangan anemia gizi bagi pekerja wanita.

• Berpalingen Vervoer statsspoor Tramwegen Stb 262 tahun 1927

• UU no. 3 tahun 1965 tentang lalu lintas jalan raya UU no 14 tahun 1992 lalulintas darat

• UU no. 13 tahun 1992 tentang perkereta apian• PP no. 41 tahun 1993 angkutan jalan• PP no. 42 tahun 1993 pemeriksaan kendaraan

motor dijalan• PP no. 44 tahun 1993 kendaraan dan Pengemudi

Transportasi Darat

• Berpalingen Vervoer statsspoor Tramwegen Stb 262 tahun 1927 (perkereta apian dan Trem)

• UU no. 13 tahun 1992 tentang perkereta apian, mengatur : Sarana dan prasarana kereta api yang dioperasikan. Kehandalan dan memenuhi persyaratan keselamatan Wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian (pasal 10) pasal 12 ; pengoprasian prasarana dan sarana kereta api

hanya dilakukan oleh tenaga yang teleh memenuhi kualifikasi keahlian

Pasal 15 ; menyangkut kepentingan keselamatan umum.

Perkereta apian

• UU Lalin selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur bagi pengendara, pengguna jalan dan masyarakat.

• Pasal 12 UU no 14 tahun 1992 ; “setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan dijalan harus sesuai dengan peruntukannya memenuhi persyaratan tekhnis dan laik jalan serta sesuai kelas jalan yang dilalui”.

• Pasal 13 UU no 14 tahun 1992 ; “setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus yang dioperasikan di jalan dikenakan wajib uji.

Lalu lintas dan angkutan Jalan

• Pasal 20 UU No. 14 tahun 1992 ; untuk menjamin keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, perusahaan angkutan umum wajib mematuhi ketentuan mengenai waktu kerja dan waktu istirahat bagi pengemudi.

• PP 44 tahun 1993 pasal 240 ayat 2 jam kerja pengemudi 8 jam/hari. Istirahat sekurang-kurangnya ½ jam bagi pengemudi kendaraan umum yang telah bekerja selama 4 jam.

• Dalam ayat 4 pengemudi boleh menyimpang dari jam kerja tetapi tidak boleh > 12 jam termasuk waktu istirahat 1 jam.

• Ayat 5 ; tidak berlakunya ayat 4 bagi pengemudi kendaraan umum luar kota

• Ayat 6 ; perusahaan angkutan umum yang mengoprasikan lebih dari waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan 4 harus menyediakan pengemudi pengganti.

• Aspek K3 di Departemen Kehutana dan perkebunan melalui :1. Forestry agreement (FA),2. Surat Keputusan HPH/HPHTI, standar Operating

procedure (SOP), 3. Klasifikasi Perkebunan besar4. Penerapan Amdal

Sektor Kehutanan dan Perkebunan

DK3N

• KepMenakertrans No. 02/men/1982 pembentukan DK3N

• Disempurnakan Kepmenaker 155/Men/1984• Tugas Pokok ; “memberikan pertimbangan baik

diminta maupun tidak kepada Pemerintah c.q. Menteri Tenaga Kerja mengenai masalah-masalah dibidang K3 nasional.

• Membantu merumuskan standarisasi dibidang K3 tatacara audit dan sistem pelaporan K3

P2K3 (panitia pembina K3)

• Menaker no. 2 tahun 1970 No. 155/Men/1984• Dibentuk di perusahaan• Tugas Pokok ; “ memberi saran atau pertimbangan

baik diminta/tidak, kepada pengurus/pengusaha tempat kerja yang bersangkutan mengenai masalah K3.

• Beranggotakan : organisasi buruh/karyawan dan pengusaha tempat kerja

• Anggota P2K3 diangkat oleh pengusaha dan disahkan oleh Kepala Kantor wilayah Depnaker

Lembaga K3I

• Dibawah DK3N• KepMenaker No. 31/Men/1986 BK3I• KepMenaker No. 334/Men/1989 LK3I• Tugas :

– Penyuluhan, Publikasi, Penelitian dan Pengembangan, pendidikan dan latihan serta konsultasi dibidang K3.

– Penopang dana untuk kegiatan DK3N

Kampanye K3• KepMenaker No. 13/Men/1984 pola kampanye Nasional K3• Tujuan : Menggugah kesadaran dan kepedulian pengusaha, tenakga kerja,

aparatur pemerintah dan masyarakat. Menanamkan dan meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat

hakekat dan makna K3• Isi Kampanye K3 ada 2 aspek1. Aspek umum ; memotivasi, himbauan dan dorongan untuk menanmkan

dan meningkatkan hakekat dan makna K32. Aspek khusus ; gambaran secara rinci mengenai pengertian hakekat dan

makna K3 dalam berbagai kegiatan.• Diadakan selama 1 bulan, dimulai dar tanggal 12 januari di

undangkannya UU no. 1 tahun 1970 ditetapkan hari K3 SK Menaker No. 245/Men/1990

• Kep. Menaker no. 463/Men/93 (21 desember 1993) pola gerakan Nasional membudayakan K3.

• Sebagai pendukung diterbitkan kelengkapan UU No 1 tahun 1970 (keselamatan kerja) dan UU no 23 tahun 1992 (kesehtan Kerja).

K3 dalam daur hidup Perusahaan

• Identifikasi simpul life cycle company : Sumber daya alam proses produksi pengemasan distribusi konsumsi

• Pendekatan paling efektif “benefit cost ratio”.• Melakukan sertifikasi lulus K3 secara berkala

sebagai bagian iso 9000 (mutu) atau iso 14000 (lingkungan). Sebagai jaminan bagi konsumen.

• Tahun 1996, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996

pasal 3 setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan/atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan SMK3.

AUDIT SMK3Per.Menaker No. 05/MEN/1996

AUDIT SMK3Per.Menaker No. 05/MEN/1996

UNSUR-UNSUR DALAM PENGERTAIAN AUDIT SMK3

• Alat untuk mengukur besarnya keberhasilan pelaksanaan dan penerapan SMK3 di tempat kerja

• Pemeriksaan secara sistimatik• Audit dilakukan secara independen • Audit SMK3 dilakukan oleh Badan Audit

independen

SERTIFIKASI SMK3

• Sertifikat SMK3 adalah bukti pengakuan tingkat pemenuhan penerapan peraturan perundangan SMK3

• Proses sertifikasi SMK3 suatu perusahaan dilakukan oleh Badan Audit Independen melalui proses audit SMK3

• Sertifikat SMK3 diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJALembaran Negara No. 1 Tahun 1970(Tambahan Lembaran Negara No. 1918)

1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No. 406) sudah tidak sesuai lagi

2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/ pabrik

3. Perkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi dan situasi ketenagakerjaan

4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak sesuai lagi

LATAR BELAKANG

Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien

PENGERTIANSecara Etimologis :

Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera

Secara Filosofi :

Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja

Secara Keilmuan :

UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

Pasal 12

Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja

Pasal 12

Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja

Kewajiban• Memberikan

keterangan pada Pegawai Pengawas

• Memakai APD• Memenuhi dan

mentaati syarat K3

Kewajiban• Memberikan

keterangan pada Pegawai Pengawas

• Memakai APD• Memenuhi dan

mentaati syarat K3

Hak• Meminta pengurus

untuk melaksanakan Syarat K3

• Menyatakan keberatan, jika syarat K3 belum terpenuhi

Hak• Meminta pengurus

untuk melaksanakan Syarat K3

• Menyatakan keberatan, jika syarat K3 belum terpenuhi

• SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

• Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.

PENGERTIAN:

• meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

• mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta

• menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas

TUJUAN PENERAPAN SMK3:

• Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3.

• Kebijakan nasional tentang SMK3 sebagai pedoman perusahaan dalam menerapkan SMK3.

• Instansi pembina sektor usaha dapat mengembangkan pedoman penerapan SMK3 sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PENERAPAN SMK3:

• Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau

• Perusahaan yang mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. (Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan).

• Penerapan SMK3 memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan serta konvensi atau standar internasional.

KEWAJIBAN PENERAPAN SMK3:

• Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3:

a. hasil penelaahan awal;b. identifikasi bahaya, penilaian, dan

pengendalian risiko;c. peraturan perundang-undangan dan

persyaratan lainnya; dand. sumber daya yang dimiliki.

Perencanaan K3;

DASAR HUKUM

Dasar hukum yang terkait dengan pelaksanaan K3 RS : UU No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja UU No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit berisi akreditasi

RS dan syarat fisik RS Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan Permenaker Nomor 5/Men/1996 tentang SMK3 Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/IV/2007 tentang

pedoman Manajemen K3 Rumah Sakit Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/VIII/2010 tentang

Standar K3 Rumah Sakit

Isu K3 RS

Beberapa isu K3 RS yang penting adalah :• Keselamatan pasien dan pengunjung• Keselamatan dan kesehatan petugas kesehatan• Keselamatan bangunan• Keselamatan lingkungan

Tujuan K3 Rumah Sakit

adalah terciptanya :• cara kerja yang tepat• lingkungan kerja yang sehat, aman,

nyaman, dan • dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan karyawan RS.

Manfaat K3 Rumah Sakit 1. Bagi RS :

a. Meningkatkan mutu pelayanan

b. Mempertahankan kelangsungan operasional RS

c. Meningkatkan citra RS.

2. Bagi karyawan RS :

a. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)

b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)

3. Bagi pasien dan pengunjung :

a. Mutu layanan yang baik

b. Kepuasan pasien dan pengunjung

Komitmen dan menjamin

Penetapan Kebijakan K3

Perencanaan

K3

PenerapanK3

Pengukuran dan

Evaluasi

PeningkatanBerkelanjutan

Peninjauan Ulang &

Peningkatanoleh manajemen

Peninjauan Ulang &

PeningkatanManajemen

5 prinsip dasar dalam penerapan SMK3

SMK3 oleh

Faktor-faktor yg mempengaruhi kesehatan tenaga kerja

Beban kerja

Lingkungan kerja

Kapasitas kerja

-Fisik-Mental

- Ketrampilan- Kesegaran jasmani &

rohani- Status kesehatan/gizi- usia- Jenis kelamin- Ukuran tubuh

-Fisik-Kimia-Biologi-Ergonomi-Psikologi