Post on 24-Jul-2015
description
BAB V
ACUAN PERANCANGAN
A. Acuan Perancangan Makro
1. Analisa Penentuan Lokasi
Dasar pertimbangan penentuan lokasi Gelanggang Remaja di Kota
Kendari, sebagai berikut:
a. Lokasi memiliki luasan yang memadai untuk perancangan bangunan
beserta area parkir.
b. Lokasi ditunjang dengan kelengkapan infra struktur kota.
c. Keberadaan Gelanggang Remaja sedapat mungkin saling mendukung
dengan fungsi-fungsi lingkungan sekitar.
d. Lokasi berada di pusat keramain masyarakat.
e. Lokasi memiliki pencapaian mudah diakses.
Berdasarkan dasar pertimbangan di atas, maka kriteria pemilihan
lokasi perencanaan Gelanggang Remaja di Kota Kendari, sebagai berikut:
a. Luas tanah memadai sehingga dapat menampung sarana dan prasarana
pada bangunan tersebut.
b. Mengingat fungsinya sebagai bangunan pendidikan, kesenian, dan
olahraga, maka Perencanaan Gelanggang Remaja di Kota Kendari harus
terletak di area yang di peruntukkan untuk kegiatan kegiatan umum.
140
c. Lokasi ditunjang dengan kelengkapan infrastruktur kota. Kelengkapan
infrastruktur kota yang memadai sangat diperlukan untuk menunjang
sistem operasional dalam bangunan, seperti jaringan air bersih (PAM),
Listrik (PLN), jaringan telepon, transportasi dan lain-lain.
d. Lokasi berada di daerah teluk kota sebagai icon masyarakat kota.
=
141
Lokasi memegang peranan yang cukup penting dalam perencanaan
Gelanggang Remaja di Kota Kendari. Berdasarkan kriteria di atas maka
alternatif lokasi yang potensial untuk perencanaan Gelanggang Remaja di
Kota Kendari adalah BWK I terletak pada Kecematan Mandongga. Dengan
pertimbangan pada kawasan ini lahan kosong masih cukup luas dan
kepadatan pemukiman penduduk masih jarang.
2. Analisa Penentuan Site / Tapak
142
Gambar V.1. Lokasi Terpilih( Sunber : www.kendari.go.id )
SITE TERPILIH ADA DIBWK I
a. Dasar pertimbangan:
1) Luasan dan kondisi tapak
2) Rencana Tata Ruang Kawasan
3) Letak tapak yang strategis
4) Kondisi lingkungan sekitar tapak
5) Pencapaian dan utilitas kota
b. Kriteria-kriteria penentu:
1) Sesuai peruntukan lahan dengan menyesuaikan tapak pada lingkungan
sekitarnya. ( Bobot 10% )
2) Tersedianya sarana utilitas kota, seperti penyediaan air bersih, jaringan
listrik, sistem pembuangan, drainase dan sarana-sarana pendukung
lainnya. ( Bobot 15 % )
3) Letak site yang strategis yang dapat memberikan penampilan visual
yang baik bagi penampilan bangunan. ( Bobot 15% )
4) Topografi site dan kondisi tanah yang mendukung. ( Bobot 10% )
5) Luas site memadai untuk menampung segala aktifitas yang terjadi pada
Gelanggang Remaja di Kota Kendari. ( Bobot 20% )
6) Kemudahan dalam pencapaian / aksesibilitas. ( Bobot 15% )
Dari beberapa kriteria di atas maka dipilih site / tapak, yang terletak di
Jl. Made Buburanda Kelurahan Mandongga Kecamatan Mandongga sebagai
tempat pembangunan Gelanggang Remaja di Kota Kendari.143
Gambar V.2. Peta Site/Tapak Terpilih
144
3. Konsep Pengolahan site / tapak
a) Existing condition
Tapak berada di Jl. Made Sabara. Perencanaan Gelanggang Remaja di
Kota Kendari ini mengutamakan kondisi tapak yang cukup berada di
daerah keramaian oleh kerena melihat fungsinya sebagai bangunan
pendidikan, kesenian, dan olahraga.
b) Data teknis lahan
Data-data mengenai tapak:
1) Peruntukan : Gelanggang Remaja
2) Garis Sempadan Bangunan : 10 m dari jalan
3) Koefisien dasar bangunan : 40 %
4) Kondisi tapak : Relatif datar
5) Luas tapak : ± 10 H
Lokasi perencnaan berada di jalan Made Sabara. Dengan batasan
sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatsan dengan pertamina tapal kuda.
2. Sebelah timur berbatasan dengan lahan tambak dan sebagian adalah hutan
bakau.
3. Sebelah selatan berbatsan dengan jl. Made Buburanda
4. Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman penduduk dan toko .
c) Penzoningan 145
Penzoningan pada site Gelanggang Remaja di Kota Kendari
dibedakan dalam beberapa area, yaitu:
1) Publik
Terdiri dari area untuk olahraga,kesenian dan gedung komersial.
2) Semi Private
3) Privat
Terdapat gedung pendidikan
Gambar V. 3. Penzoningan
146
Karena akses utama menuju tapak hanya melalui jalan Edi Sabara
maka daerah yang merupakan fasilitas publik diletakakn pada sisi luar site
untuk memudahkan pencapaian maupun pengontrolan pengunjung yang
datang, untuk Gelanggang Remaja, dan area penunjang , Sedangkan untuk
fasilitas privat diletakkkan lebih ke dalam agar memungkinkan kegiatan
pendidikan dan kebisingan kendaraan tidak mengganggu kegiatan privat di
dalam bangunan.
d) Pencapaian ke site/tapak
Tapak terletak di jalan Edi Sabara. Pertimbangan pencapaian menuju
tapak/site:
1) Pencapaian dua arah lalu lintas kendaraan.
2) Akses yang mudah baik oleh kendaraan maupun pejalan kaki.
3) Entrance yang jelas sehingga dapat mengundang, aman dan tidak
menyebabkan kemacetan.
(a) Main Entrance
Main entrance adalah pencapaian utama yang difungsikan
sebagai jalan masuk dari luar ke dalam site. Persyaratan main
entrance adalah sebagai berikut:
(1) Kemungkinan arah datang pengunjung terbesar
(2) Kemudahan dan kejelasan pencapaian ke tapak bangunan
147
(3) Dekat dengan arah datangnya pengunjung
(4) Tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas di sekitarnya
148
Gambar V. 4. Main Entrance dan Side Entrance
(b)Side entrance
Side entrance Merupakan alternatif pencapaian yang
difungsikan sebagai jalan dari dalam untuk keluar site. Penentuan
side entrance dipertimbangkan agar:
(1) Kejelasan dan kemudahan arus masuk dan keluar site
(2) Menghindari terjadinya crossing sirkulasi di dalam site
(3) Memudahkan pengawasan (dari segi keamanan)
e) Lintasan matahari dan arah angin.
1) Orientasi matahari
Sebuah gedung memerlukan penerangan alamiah dari matahari
sebagai sumber cahaya, tetapi harus diperhatikan kemungkinan adanya
penyinaran langsung. Hal tersebut dapat dihindari misalnya dengan
menggunakan dinding, langit-langit dan material kaca.
2) Orientasi matahari dan angin
149
Pemanfaatan arah angin dengan meletakkan bukaan berupa
ventilasi udara di arah selatan dan utara dibuat lebih banyak untuk
memaksimalkan udara yang masuk ke dalam ruangan sehingga terjadi
crossing ventilasi
Gambar V. 5. Lintasan Matahari dan Arah Angin
f) Kebisingan (noise)
Untuk meredam tingkat kebisingan perlu diperhatikan hal-hal berikut
ini:
1) Arah datangnya kebisingan
2) Tinggi rendahnya tingkat kebisingan
150
3) Memasang bahan/material yang dapat menyerap bunyi
4) Pemanfaatan vegetasi sebagai peredam kebisingan
5) Letak antara jalan dan bangunan harus disesuaikan
Usaha penanggulangan kebisingan, alternatifnya adalah dengan cara
penanaman pohon di area bagian luar bangunan dengan tingkat
kebisisngan yang tinggi. Penanaman pohon ini fungsinya untuk meredam
kebisingan dari area bising sehingga tidak mengganggu aktifitas di dalam
tapak. Selain penanaman pohon, tinngi rendahnya tanah juga membantu
mengurangi atau meredam kebisingan dalam tapak.
Gambar V. 6. Tingkat Kebisingan (Noice) di Sekitar Tapak/Site
151
Gambar V. 7. Tanggapan Kebisingan
152
Gambar V. 8. Pohon Sebagai Filter Kebisingan
g) Sudut pandang (view)
View atau arah pandang yaitu data yang menyangkut objek visual
(view), yang meliputi data arah pandang terbaik dari dalam maupun dari
luar site untuk melihat keistimewaan-keistimewaan fisik suatu tapak. Pada
lokasi ini, yang memiliki view sangat menunjang dan potensial sebagai
point of interest adalah pada jalan utama (Jl. Edi Sabara).
153
= view kurang baik
= view baik
Gambar V.9. View Ke Luar dan Ke Dalam Tapak/Site
4. Konsep Tata ruang Luar
a. Penataan Ruang Luar
Ruang luar/eksterior yang dapat menunjang dan berpengaruh
terhadap bangunan. Adapun penataannya, yaitu antara lain:
154
View keluar bangunan, di upayakan menghadap kelaut untuk lebih melahirkan kesan natural keindahan laut, serta keramaian penduduk disore dan malam hari.
View kedalam bangunan lebih di upayakan berada di depans bangunan sehingga keberadaan hunian yang bersifat privasi pada bagian belakang tapak lebih terjaga.
1) Penyesuaian perencanaan ruang luar dengan lingkungan dan elemen
yang ada.
2) Pola sirkulasi yang mendukung integritas dan koordinasi antara masing-
masing fungsi kegiatan.
3) Pola sirkulasi yang jelas dan terarah.
4) Pengelolaan taman dan elemen ruang luar harus dapat memberi arah
dan y
orientasi ke bangunan.
5) Pohon pelindung dan tanaman yang ada direncanakan perletakannya
sehingga dapat menyaring debu, meredam suara, pelindung dari sinar
matahari/panas dan mengurangi kecepatan angin serta sebagai sarana
istirahat dan komunikasi disamping sebagai unsur estetis.
6) Penataan ruang luar/elemen lansekap untuk memberi penyempurnaan
dan keharmonisan pada bangunan, disamping sebagai pembatas dan
pengarah juga berfungsi sebagai pelindung dan penyejuk.
Perencanaan tata ruang luar sangatlah penting, maka pemanfaatan dan
pengaturan ruang luar harus ditata secara optimal.
a. Ruang luar Perencanaan Gelanggang Remaja di Kota Kendari
dimanfaatkan untuk
1) Area olah raga
2) Area kesenian155
3) Area parkir kendaraan
4) Jalur-jalur sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki
5) Sebagai pembatas suatu bangunan
6) Buffer, dapat meredam kebisingan, debu dan sinar matahari
langsung.
b. Ruang luar diatur berdasarkan pertimbangan-pertimbangan:
1) Mendukung penampilan bangunan
2) Menunjang kesatuan massa bangunan dengan tapak dan
lingkungan sekitar.
Penataan ruang luar harus memberikan daya dukung
terhadap perencanaan Gelanggang Remaja di Kota Kendari untuk
masyrakat, antara lain:
a. Memberikan kesan menarik, rekreatif dan suasana santai yang
mampu memberikan semangat kesegaran.
b. Memberikan kesan keterbukaan dengan memanfaatkan arena
skatepark outdoor dan pohon-pohon yang ada sebagai unsur
taman yang berfungsi sebagai pengarah, pembatas, penyaring
polusi dan juga sebagai filter dari kebisingan yang terjadi di
sekitar bangunan.
c. Memanfaatkan material-material, baik hard material maupun
soft material dalam penataan ruang luar.
156
Tata ruang luar pada perencanaan Gelanggang Remaja
di Kota Kendari adalah:
a. Ruang bagi pejalan kaki dan penyandang cacat
Pola sirkulasi dalam tapak dipilih sirkulasi linear
karena lebih mudah pengaturannya. Jalur untuk manusia yaitu
pejalan kaki dan penyandang cacat juga memiliki jalur
tersendiri sehingga tidak mengganggu pengguna jalan yang
menggunakan kendaraan, yaitu dengan adanya pedestrian bagi
para pejalan kaki dan ramp bagi para penyandang cacat.
Gambar V.10. Sirkulasi Pejalan kaki
157
Gambar V.11. Ramp bagi Penyandang Cacat (Sumber: Seminar ikatan Arsitektur Indonesia, 2006)
Dimensi jalur:
a. Permukaan tidak halus dan licin
b. Tanpa hambatan atau lubang >2 cm.
c. Lebar ektserior jalur >90 cm.
Gambar V.12. Jalur Pemandu bagi Penyandang Cacat(Sumber: Seminar ikatan Arsitektur Indonesia, 2006)
b. Taman hijau
Material yang digunakan adalah:
a. Soft material
1) Jenis pohon
158
a) Palem Raja, berfungsi sebagai tanaman pengarah untuk sirkulasi,
baik kendaraan maupun pejalan kaki.
Gambar V.13. Pohon Palm Raja sebagai Tanaman Pengarah
b) Trembesi, berfungsi sebagai tanama peneduh dan penyaring debu,
sehingga tanaman ini diletakkan diarea parkir dan tepi jalan sebagai
penyarng debu.
Gambar V.14. Pohon Mahoni sebagai penyarimg debu
159
c) Flamboyan, berfungsi juga sebagai pemecah sinar
matahari/pembias cahaya.
Gambar V.15 Pohon berfungsi pembias cahaya
d) Jenis perdu
(1) Menggunakan perdu rendah yaitu Asoka sebagai pembatas dan
pengarah pada sisi-sisi bangunan.
(2) Rumput kaki gajah, sebagai tanaman penutup tanah (Ground
Cover).
Gambar V.16 Rumput kaki gajah
b. Hard material
160
1) Paving Blok digunakan sebagai pedestrian dan sirkulasi pejalan kaki
masuk dan keluar tapak.
Gambar V.17 paving Blok
2) Aspal digunakan pada jalur kendaraan roda dua dan roda empat.
3) Lampu pada pedestrian menggunakan lampu mercuri, dan lampu pada
taman, sculpture dan kolam.
161
Gambar V.18 Aspal
4) Lampu jalan difungsikan sebagai pencahayaan ruang luar
menggunakan lampu mercuri, diletakkan sebagai pencahayaan
vegetasi, area parkir pedestrian .
Gambar V. 19 lampu jalan
5) Kursi taman
162
Gambar V. 20. kursi taman
6) Konsep sistim sirkulasi
a. Parkir paralel (paralell)
Parkir paralel digunakan untuk parkir pada bagian depan
unit bangunan , yang biasa digunakan oleh para pengelola ataupun
para pengunjung dengan kendaraan Taxi sehingga lebih efisien dan
efektif dalam menampung jumlah kendaraan. Taman parkir tipe ini
biasanya berada dipinggir jalan .
Gambar V. 21. Parkir Paralel(Sumber: Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, 2004)
b. Parkir sudut (angle)
163
Gambar V.22. Parkir 450 hanya Satu Arah
Parkir dengan kemiringan 450 untuk jalan raya. Parkir
jenis ini mudah atau baik untuk keluar masuk kendaraan, dengan
daerah dan tempat parker yang relatif sempit. Perkir jenis umum
digunakan pada daerah-daerah yang memiliki susunan parkir yang
banyak. Pada perencanaan pusat olahraga papan luncur ini pola
parker ini di letakkan di samping kiri bangunan.
164
Gambar V. 23. Parkir Sudut(Sumber: Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, 2004)
a. Diterapkan pada area parkir pengunjung dan area servis
b. Jumlah parkir disesuaikan dengan kebutuhan dan berapa banyak
pengunjung yang menggunakan kendaraan bermotor baik itu
roda empat maupun roda dua, dalam penyimpanannya
dikelompokan menurut jenis roda empat dan roda dua hal ini
dilakukan agar muda dalam pengawasannya.
c. Dalam perencanaan jumlah parkir untuk roda dua lebih banyak
dibanding dengan roda empat, hal ini karena kondisi ekonomi
masyarakat kota kendari sendiri yang kebanyakan
menggunakan roda dua.
B. Konsep Bentuk dan Penampilan Bangunan
1. Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan terbagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu:
a. Bentuk lingkaran
b. Bentuk segi empat
c. Bentuk segi tiga
Adapun yang menjadi dasar memilih bentuk masa bangunan adalah:
1) Bentuk dasar ruang adalah persegi empat, sebagai bentuk yang paling 165
efektif dan efisien terhadap pemanfaatan ruang.
2) Bentuk dasar untuk kegiatan pada bangunan ini menggunakan konsep
analogi.
2. Penampilan Bangunan
Penampilan bangunan pada Gelanggang Remaja ini sesuai dengan
gaya yang diterapkan pada bangunan. Dalam arsitektur pengenalan simbol
merupakan suatu proses yang terjadi pada individu dan masyarakat. Melalui
panca indera (indera penglihatan) manusia mendapat rangsangan yang
kemudian menjadi pra-persepsi. Terjadilah pengenalan objek, selanjutnya
terwujud persepsi. Setelah itu terjadilah penyesuaian diri.
Dapat disimpulkan bahwa disini karakter gedung olahraga harus
terbentuk berdasarkan karakter dari pola kegiatan di dalamnya.
Pada gedung ini menggunakan satu jenis gaya arsitektur untuk semua
bangunan yang ada didalamnya yaitu arsitektur modern minimalis. Hal ini
dikarenakan oleh gaya modern minimalis memiliki bentuk yang simple tapi
punya kesan. Gaya modern minimalis merupakan gaya yang sangat simple
tetapi tetap berkesan formal dan rekreatif. Gaya arsitektur minimalis
didominasi oleh bentuk kotak dengan ornament batu alam serta kaca bening.
Gaya arsitektur modern minimalis ini juga lebih menggunakan warna-warna
gelap seperti hitam, abu-abu, dan putih yang dipadu padanknan dengan warna
terang seperti merah, oranye atau kuning pada salah satu bidang fasad.
166
Tampilan dari bangunan ini menggunakan jenis arsitektur modern
sebagai penggambaran dari kemajuan teknologi yang mejadi salah satu
faktor penting.
Ada berbagai filosopi bentuk yang diambil dari perencanaan
skatepark center ini. Diantaranya
Gambar V. 24 filosopi bentuk
Untuk menghasilkan transformasi bentuk maka penggabungna dari
bentuk di atas di jadikan sebagai dasar untuk merancang penampilan pada
bangunan ini nantinya .
167
Kotak sebagai filosopi bentuk dari karakter remaja yang suka berkelompok
Sebagai filosopi dari bentuk lintasan skateboard .
Sebagai filosopi dari bentuk helm pemain skateboard .
Gambar V.25 Transformasi bentuk
C. Acuan Perancangan Mikro
1. konsep Perancangan
Secara garis besar pelaku yang beraktivitas pada Perencanaan
Gelanggang Remaja dapat dibedakan menjadi tiga kelompok utama yaitu
kelompok pengunjung, penyewa retail, dan kelompok pengelola.
Perancangan interior Pusat olahraga skateboard di Kota Kendari ini
mengangkat konsep perancangan Sport and Rilex . Konsep ini bertujuan ingin
memberitahukan kepada masyarakat bahwa skateboard bukan hanya olahraga
yang membutuhkan konsentrasi saja dalam bermain. Tetapi skateboard
merupakan salah satu alternatif hiburan yang dapat membuat orang santai,
mengendorkan urat syaraf, melepaskan emosi.
168
Sport dan Rilex dapat terpancar antara lain dari:
- Pengorganisasian ruang.
- Penggunaan warna-warna dalam ruang. Yaitu warna-warna yang dapat
membuat orang bersemangat untuk bermain, warna-warna yang baik untuk
berkonsentrasi khususnya pada pencahayaan buatan / lighting.
- Penggunaan baan material pada ruangan.
- Permainan garis dan bentuk dalam elemen-elemen ruang.
Perancangan Gelanggang Remaja di Kota Kendari ini bukan hanya
tempat untuk bermain saja, tetapi juga tempat untuk menampung semua
kegiatan-kegiatan yang berhubungan rekreasi dan olahraga.. Di dalam
perancangan ini terdapat fasilitas-fasilitas tambahan antara lain, cafetaria dan
skateshop untuk menampilkan konsep yang diingankan dalam perancangan ini .
perancang menitip beratkan pada pengguna utama yaitu anak muda yang
membutuhkan sutau tempat hiburan, dimana bukan hanya menampilkan kesan
bermain dan gembira sebagai atmosfer ruang, tetapi juga yang dapat
menimbulkan suasana yang nyaman, rileks dan santai dalam ruangan .
2. Analisis Kegiatan
Pengguna gelanggang remaja adalah : remaja, infrastruktur/pengajar,
pengelola, dan pengunjung umum (pengunjung fungsi komersial). Program
169
kegiatan dari masing - masing pengguna yang datang ke gelanggang remaja
yaitu sebagai berikut:
a. Remaja
1. Belajar
Meliputi kegiatan belajar kursus bahasa asing, pelatihan komputer,
perakitan hardware, pelatihan bengkel mesin, pelatihan sketsa/lukis.
2. Kegiatan Organisasi Kepemudaan
Meliputi kegiatan berkumpul, rapat, mengatur jadwal kegiatan remaja di
gelanggang remaja, mengadakan acara dan sebagainya. Fasilitas yang
harus diadakan untuk kegiatan ini adalah ruang unit dan ruang bersama
(untuk kumpul dan rapat). Sedangkan untuk acaranya tergantung jenis
acaranya. Untuk kegiatan olah raga diakomodasi oleh fasilitas olahraga,
demikian pula untuk kegiatan seni dan pendidikan.
3. Kegiatan Lain
Berdiskusi, bersosialisasi, hang out, surfing di internet, fitness, main
bilyar, dan game online.
b. Instruktur/staf pengajar/pelatih
Kegiatan utama staf pengajar/instruktur/pelatih adalah
memberikan bimbingan kepada remaja yang mengikuti pelatihan di gelanggang
remaja. Kegiatan lainnya seperti rapat, istirahat di ruang pengajar, makan di
restoran atau cafe .
c. Pengelola 170
Kegiatan pengelola adalah mengelola gelanggang remaja. Tugas
pengelola berbeda-beda tergantung divisinya. Ada yang bertugas untuk
mengelola pada bagian administrasi, maintenance bangunan dan
pengelolaan keuangan. Kegiatannya dapat berupa aktivitas di kantor
atau meninjau kondisi gelanggang. Kegiatan lainnya seperti istirahat di
kantor, makan di restoran atau bersantai di kafe.
d. Umum
Pengunjung umum adalah mereka yang bukan anggota gelanggang,
yang datang ke gelanggang remaja untuk berbelanja, makan, latihan fitness,
main bilyar, menyewa DVD, atau ke salon. Mereka adalah pengunjung umum
yang bukan anggota gelanggang.
3. Analisis Kebutuhan Ruang
Berdasarkan hasil studi banding, fasilitas yang ada dalam gelanggang
remaja terdiri dari fasilitas pendidikan dan keterampilan, kesenian, olahraga,
pengelolaan dan fasilitas penunjang. Selain itu, gelanggang remaja ini
dilengkapi dengan fasilitas komersial. Perhitungan kebutuhan ruang
tercantum dalam tabel program ruang berikut :
171
Luas lahan yang dibutuhkan dengan rasio perbandingan bangunan
dengan halaman adalah:
BC: OS = 60:40
OS = 60/40 x total luas lantai
OS = 60/40 x 4800 m2
= 7200 m2
Luas lahan yang tidak terbangun = 7200 m2
Luas Site = BC + OS
= 4800 m2+ 7200 m2
= 12000 m2
Jadi, diasumsikan pengembangan site terbesar 25% yaitu:
Luas pengembangan = 25% x 12000 m2
= 3000 m2
Maka total luas site yang dibutuhkan, yaitu = Site + Pengembangan
= 12000 m2 + 3000 m2 = ± 15000 m2 ~ ± 1,5H
4. Pola Hubungan Ruang
a. Kelompok kegiatan Penunjang
172
Gambar V.26 . Pola Hubungan Ruang Kelompok kegiatan Penunjang
Keterangan:Erat Kurang eratTidak ada hubungan
b. Kelmpok Kegiatan Utama
Gambar V. 27 pola hubungan ruang Kelmpok Kegiatan Utama
Keterangan: Erat Kurang eratTidak ada hubungan
173
c. Kelompok Kegiatan Pengelola
174
Gambar V.28 pola hubungan ruang Kelmpok Kegiatan pengelola
Keterangan:
erat
kurang erat
Tidak ada hubungan
d. Kelompok Ruan Service
Gambar V.29 . pola hubungan ruang Kelompok Ruang Service
Keterangan:
Erat
Kurang erat
175
Tidak ada hubungan
D. Konsep Struktur dan Bahan Material Bangunan
1. Sistem Struktur
System struktur yang digunakan adalah:
a. Modul
Modul yang digunakan adalah modul dasar 30 cm dan kelipatannya,
sedangkan modul struktur yang merupakan kelipatan dari perencanaannya
yaitu 600 cm.
b. Upper struktur
Untuk atap yang mempunyai bentangan yang besar dipergunakan
struktur rangka space frame, sedangkan untuk ruang-ruang lain
menggunakan struktur plat beton dengan alasan sifatnya kaku, kekuatan
kuat terhadap tarik dan tekan, macam perencanaan bervariasi dan
pelaksanaanya bisa dalam waktu singkat.
c. Super struktur
Struktur dengan penekanan pada kolom dan balok sebagai struktur
utama dan untuk dinding menggunakan bata.
d. Sub struktur
Pondasi yang digunakan yaitu jenis pondasi sumuran dan pondasi rakit
karena daya dukung struktur kuat, merata dan cocok untuk semua jenis
tanah.176
2. Bahan Material Bangunan
Bahan bangunan yang dipergunakan dalam perencanaan Pusat
Olahraga Skateboard di Kendari ini adalah:
1) Beton
a) Tahan terhadap udara yang lembab yang mengandung kadar garam
tinggi.
b) Titik lebur pada suhu yang tinggi.
c) Tidak memerlukan perlakuan khusus dalam perawatan dan pemakaian.
d) Cukup fleksibel.
e) Waktu pekerjaan cukup lama.
f) Kualitas bahan tidak selalu homogen.
g) Memerlukan perhitungan yang cukup cermat dalam menetukan besar
kolom dan balok.
2) Kaca
a) Mempunyai beban yang relatif berat
b) Mempunyai daya tahan yang cukup lama dan membutuhkan perawatan
yang cukup
c) Mempunyai sifat akuistik yang memantulkan suara
d) Mempunyai daya tahan terhadap api dan menyerap panas serta tahan
terhadap air.
3. Sistem Pengkondisian Ruang
1. Sistem Pencahayaan177
a. Sistem Pencahayaan Alami
Untuk menghindari terjadinya efek silau oleh sinar matahari
langsung, maka alternatif untuk mengatasinya adalah dengan cara
perletakan ruang yang membujur Utara - Selatan. Sinar matahari juga
dapat digunakan sebagai sumber pencahayaan pada pagi dan siang hari.
Alternatif lainnya adalah:
a) Penggunaan sunscreen untuk menghindari penyinaran matahari yang
berlebihan dan efek silau.
b) Penggunaan tanaman sebagai filter panas dan cahaya matahari.
Gambar V.30. Pencahayaan alami melelui kaca
178
b. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan dipergunakan terutama pada malam hari,
utamanya pada ruang-ruang rapat dan pertokoan, yang memungkinkan
terjadinya aktifitas hingga malam hari dan pada ruang tertentu di siang
hari yang tidak terkena sinar matahari. Serta sebagai pelengkap interior
bangunan dan dipergunakan untuk penerangan darurat pada ruang-
ruang penunjang.
Pencahayaan buatan dipergunakan untuk menerangi keseluruhan
bangunan pada malam hari terutama untuk mempertimbangkan faktor
keamanan pada area parkir dari halaman selain itu juga dapat sebagai
pelengkap eksterior bangunan.
4. Sistem Penghawaan
1) Penghawaan Alami
Yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan penghawaan alami, yaitu:
a) Aliran dan pengendapan udara
Aliran dan pengendapan udara diusahan untuk selalu terjadi
ventilasi silang (cross ventilation) sehingga udara dalam ruangan terus
mengalir dan tetap sehat.
179
Gambar V.31. Sistem Penghawaan Alami dengan Sistem Ventilasi Silang
(Sumber: Anatomi Utilitas, 1997: 43)
b) Polusi bau dan debu
Polusi bau dan debu harus dipertimbangkan kondisi
lingkungan bangunan agar polusi dan debu dapat dihilangkan atau
disaring dengan memanfaatkan lansekap dan vegetasi.
Gambar V. 32. Tanaman dapat menyaring debu, bau dan memberikan udara segar(Sumber: Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, 2004)
180
2) Sistem penghawaan buatan
Penghawaan buatan dapat memakai AirCondition dengan 2
sistem, yaitu:
a) AC Central/Central Station System
Sistem AC ini digunakan pada ruang, seperti, Kantor
pengelola, Skateshop, hall/lobby, kafetaria.
b) AC Unitary System
Kapasitasnya yang secukupnya, pengoperasiannya yang
relatif mudah dan dapat sewaktu-waktu, seperti ruang rapat dan
sebagainya.
5. Sistem Tata Suara/Akustik
Pada bangunan dengan beragam fungsi atau kegiatan dapat
menimbulkan konflik antara ruang-ruang yang menimbulkan bunyi
dengan ruang yang membutuhkan ketenangan. Untuk itu pengendaliannya
memerlukan pertimbangan:
1) Pengelompokan ruang berdasarkan sifat masing-masing kegiatan
2) Pada ruang tertentu yang dapat menimbulkan suara gaduh dan berpengaruh
pada ruang yang lain, maka digunakan material absorpsi (bersifat
menyerap suara).
3) Pada ruang yang membutuhkan tingkat kebisingan relatif rendah dilakukan
181
pengaturan jarak dari sumber gaduh dan menggunakan material absorpsi.
6. Konsep Ruang Dalam
Konsep ruang dalam sangat membantu dalam pendesaianan ruang
dalam bangunan, dimana kenyamanan dalam ruang dapat di ciptakan
semaksimal mungkin. Untuk mengkaji permasalahan yang di angkat yaitu
bagaimana mendesain keterpaduan antar fungsi utama bangunan dengan
fasilitas pendukung bangunan maka hal yang menjadi penekanannya yaitu:
1) Bentuk dan Proporsi Ruang
Bentuk ruang yang menggambarkan kegiatan yang terkoordinasi,
terarah dan terpadu sesuai dengan proporsi ruang yaitu:
1) Tidak memungkinkan adanya ruang mati.
2) Ketinggian lantai yang bervariasi.
3) Efektifitas dalam perabotan.
4) Sesuai dengan karakter dan fungsi ruang.
5) Penerapan warna yang sesui dengan karakteristik ruang.
6) Pemakaian bahan material yang aman dan nyaman.
2) Lay Out
182
Pengaturan dan penataan yang setepat-tepatnya, seperti letak
perabotan yang tersedia demi keleluasan gerak bagi penghuninya. Adapun
ha-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan lay out perabot adalah:
a) Pemilihan perabot disesuaikan dengan dimensi, warna dan desainnya.
b) Penataan perabot disesuaikan dengan fungsi ruangan
c) Penataan perabot harus dapat memberikan rasa nyaman dan senang bagi
para pengguna bangunan.
d) Diusahakan agar dari penataan perabot dapat memberikan adanya
keleluasan bagi:
(2) Gerakan-gerakan pengguna ruangan yang sedang beraktifitas
(3) Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada
waktu-waktu tertentu.
(4) Kemungkin perkembangan dan perluasan kegiatan dikemudian
hari.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam meletakkan barang-
barang supaya terlihat menarik bagipengunjung, antara lain:
- Time
Objek yang menggunakan pencahayaan yang terang dapat lebih
mudah dilihat oleh pengunjung dalam waktu yang singkat. Hal ini
biasanya digunakan pada show window sebuah toko, sehingga objek-
objek tersebut dapat bercerita kepada pengunjung dalam waktu yang
cukup singkat.183
- Size
Objek dan detail yang besar akan lenih mudah dilihat oleh
pengunjung. Dan untuk objek-objek yang kecil membutuhkan
pencahayaan yang lebih terang supaya dapat dilihat dengan jelas.
- Contras
Tingkat kontras yang tinggi antara objek dengan background
dapat menarik perhatian pengunjung dengan baik. Kontras dapat
dihasilkan melalui pencahayaan dan pemakaina warna.
- Brightness
Dapat memberikan bentuk yang jelas terhadap suatu obek
- Color
Peraturan yang utama yaitu strong color akan menguntungkan
jika digunakan pada area kecil. Karena penggunaan strong colors pada
area yang luas / benar akan membingungkan, tidak menyenagkan dan
dapat merusak perhatan pengunjung terhadap barang yang dijual.
Warna-warna hangat mempunyai sifat memajukan sedangkan
warna-warna yang dingin bersifat menarik kembali. Prinsip ini
menganjurkan untuk menggunakan warna-warna yang dingin sebagai
display background, dan warna-warna hangat berada di depannya.
Peranan pencahayaan pada sebuah toko sangatlah penting,
antara lain:184
- Pencahayaan yang baik dapat menarik perhatian pengunjung untuk
datang dan melihat-lihat barang-barang yang terdapat pada Skateshop
tersebut.
- Menghasilkan sebuah pemandanga yang baik / menarik untuk dilihat.
Sehingga mempengaruhi pandangan pembeli terhadap kualitas barang
yang dijual, dengan kata lain dapat meningkatkan kualitas barang.
- Membuat suasana interior yang enak, menyenangkan dan atmosfir yang
nyaman baik pengunjung maupun karyawan.
(Daniel Schwartzman, Stanley McCandless:119-130)
7. Pola Penataan Ruang
Pola penataan ruang interior Pusat Olahraga Papan Luncur ini
berpusat pada arena skatepark indoor sebagai tempat yang paling utama. area
kafe berada di belakang dan mengarah arena skatepark sehingga tidak
mengganggu konsentrasi para pemain skateboard. Skateshop barada
disamping arena skatepark, sehingga pengunjung dapat dengan mudah
mencapai area tersebut. Konsentrasi pengunjung yang sedang bermain
skateboard tidak terganggu oleh pengunjung yang datang hanya untuk
melihat-lihat dan bersantai di dalam bangunan tersebut.
Karakter non formal diwujudkan dengan penataan ruang yang open
space. Pengunjung di ruang yang satu dapat memperhatikan pengunjung yang
berada pada ruang lain. Open space dapat mempermudah pengunjung untuk 185
memenuhi kebutuhannya. Pengunjung yang sedang bermain skateboard dapat
dengan mudah memesan makanan atau minuman dari kafe, atau dapat dengan
mudah membeli peralatan yang dibutuhkan untuk bermain pada skateshop.
Pengunjung kafe dan skateshop pun dapat menikmati aktivitas-aktivitas pada
arena skatepark dengan baik. Pengunjung dapat saling belajar dengan melihat
pemain-pemain lain yang lebih ahli sedang bermain. Penggunaan penataan
ruang open space mengandung unsur edukasi bagi pengunjung.
8. Pola Penataan Bentuk, Bahan dan Warna dari Elemen-Elemen
Pembentuk Ruang
a. Lantai
1) area skatepark
Kesan nonformal ditampilkan dengan penggunaan garis dan
bentuk lengkung pada pola lantai, yaitu pola lantai yang terdapat pada
sirkulasi utama yang menghubungkan antara ruang yang satu dengan
ruang yang lain. Bahan yang digunakan adalah marmer karena dilalui
oleh banyak orang yang dapat member kesan eksklusif. Penggunaan
warna kuning memberi efek menarik, dan pada lantai memberi kesan
pergerakan yang mengasyikan.
2) area kafe
Pola lantai pada area kafe bervariasi mengikuti pola grouping
dan sirkulasi. Pola lantai ditengah kafe menggunakan bahan yang 186
berbeda yaitu parket dengan tujuan mengikat perabot-perabot yang
diatasnya, dan memberi arah sirkulasi yang jelas bagi pengunjung.
Penggunaan bahan parket dapat memberikan perasaan aman,
stabil, kuat karena pengunjung berada ditempat tersebut dalam waktu
yang cukup lama. (Van Nostrand Reinhold, 1993: 14).
b. Dinding
1) area skatepark
Pola dinding interior bangunan ini didomonasikan oleh unsur
garis lurus horizontal. Pola tersebut bertujuan mengarahkan orang untuk
bergerak searah garis tersebut.
Dinding pada elemen skatepark menggunakan bahan gypsum
yang didalamnya berisi serat fiber berfungsi sebagai penyerap suara.
Penggunaan penyerap suara tersebut penting karena suara yang
ditimbulkan oleh para skater, terutama unsur yang memisahkan dengan
kafe.
Penggunaan warna biru tua dan hijau yang dominan dapat
merilekskan serta cocok untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan
konsentrasi yang tinggi. (Van Nostrand Reinhold, 1993: 15).
2) area kafetaria
Salah satu sisi dari area kafe terdapat jendela yang cukup besar,
bertujuan memberikan perasaan lega bagi pengunjung kafe.
Penggunaan jendela tersebut juga untuk memanfaatkan sinar matahari 187
yang masuk pada pagi dan siang hari, karena jendela tersebut
menghadap ke arah timur. Penggunaan cahaya alami tersebut dapat
menghemat listrik yang digunakan.
c. Plafon
Plafon menggunakan gypsum board. Plafon dibuat berfariasi
dengan ketinggian dan pola yang berbeda dengan mengikat area-area
tertentu. Pada sirkulasi utama, plafon menggunakan warna biru dengan
bentuk-bentuk lengkung sesuai dengan pola lantainya untuk mendukung
kesan nonformal yang ingin diciptakan.
Pada arena skatepark menggunakan pola pafon dan bahan yang
berbeda dengan area yang lain, yaitu pola garis-garis lurus dan penggunaan
bahan acrylic yang disinari lampu TL dari atas untuk memberi kesan
paling utama dibanding ruang-ruang yang lain.
d. Perabot
1) area skatepark
Perabot-perabot yang digunakan cenderung mengunakan
bentukan yang sederhana sesuai dengan gaya modern yang dipakai,
lebih banyak menggunakan permainan warna.
2) area kafe
Sedangkan pada area kafe disediakan sofa-sofa panjang yang
berhubungan antara satu dengan yang lain dan menempel pada dinding.
Meja-meja kafe menggunakan bentuk kotak yang dapat digabungkan 188
menjadi satu. Hal tersebut untuk dapat menampung pengunjung dalam
jumlah yang cukup banyak, missalnya pada event-event tertentu
sehingga pengunjung dapat lebih akrab dan dapat menampung dalam
jumlah yang banyak.
Kesan nonformal ditampilkan dengan penggunaan beberapa
macam warna pada satu jenis kursi. Kursi kafe memadukan warna
hitam dan putih, sedangkan kursi bar memadukan warna hitam, putih
dan hijau, dan sofa memadukan warna kuning dan hijau.
9. Prinsip Penataan Interior
a. Karakter, Gaya, dan Suasana Ruang
Karakter yang ingin ditampilkan adalah karakter ruang yang
sifatnya non-formal. bangunan ini dapat menjadi sebuah sarana bagi
informasi untuk bersantai, bersosialisasi antara sesama pemain skateboard.
Persamaan hobi cenderung membuat orang untuk berkumpul atau
membuat sesuatu perkumpulan dengan mudah.
Gaya yang dipilih untuk mendukung karakter yang ingin dicapai
adalah modern. Hal tersebut sesuai dengan keinginan masyarakat yang
ingin serba praktis dan efisien dalam segala hal.
Suasana yang ingin ditampilkan adalah suasana yang sport dan
rilex, membuat orang bersemangat untuk bermain skateboard.189
Prinsip utama dalam penataan interior selalu dititik beratkan pada
unsur manusia, ruang dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut sangat
penting, oleh karena itu harus diperhatikan untuk bisa menghasilkan suatu
perancangan dasar yang mantap. Faktor manusia seagai subjek yang akan
menempati ruang dengan ikatan lingkungan yang terpaut padanya harus
dijaga kesatuannya agar dapat menghasilkan karya yang mampu
mencerminkan suasana dari aktifitas yang terjadi dalam ruang tersebut.
(Pamudji Sutandar, 1985, hal 5)
Elemen-elemen ruang seperti lantai, diding, palfon juga harus
diperhatikan. Lantai dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi
dalam ruangan, dapat membeli karakter dan dapat memperjelas sifat
ruangan misalnya memberikan permainan pada permukaan lantai itu
sendiri. Pada bangunan-bangunan umum, lantai berfungsi memberikan
arah menuju ke suatu tempat. Syarat-syarat lantai pada sebuah bangunan
adalah lantai harus kuat, dapat menehan beban dan mudah dibersihkan.
Dinding merupakan unsur penting dalam pembentuk ruang, baik
sebagai unsur penyekat atau pembagi ruang dan sebagai unsur dekoratif.
Penggunaan dinding yang tepat akan mengubah menjadi berbagai bentuk
ruang dan dapat menyembunyikan atau menutupi kesalahan-kesalahan
arsitektural.
190
Selain dinding dan lantai, plafon juga merupakan salah satu unsur
penting sebagai pembentuk ruang. Setiap ruang harus mempunyai
karekteristik plafon yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kegiatannya.
(Desain Interior, 1999, Pamudji Suptandar, Djambatan, Jakarta, hal 27)
b. Kriteria Dan Persyaratan Untuk Elemen-Elemen Pelengkap Ruang
1. Pencahayaan
Cahaya merupakan unsur yang tak kalah penting dalam
perancangan ruang dalam, karena memberi pengaruh sangat luas serta
menimbulkan efek tertentu. Sistem pencahayaan pada hakekatnya dapat
dibedakan dalam dua aspek prinsip yaitu yang bersangkutan dengan
aspek penglihatan dan dari segi suasana dan dekorasi.dengan
mempelajari berbagai macam teknik yang mempunyai berbagai
kegunaan dan menimbulkan efek-efek sendiri yang berbeda akan
menghasilkan suasana yang diharapkan akan terjadi dalam ruang.
(Desain Interior, 1999, Pamudji Suptandar, Djambatan, Jakarta).
Terang cahaya atau penerangan ditentukan oleh:
- Kondisi ruang (tertutup/terbuka)
- Letak penempatan lampu
- Jenis daya lampu
- Jenis permukaan benda-benda dalam ruangan (memantulkan/menyerap
cahaya)
- Warna-warna dinding (gelap/terang)191
- Udara dalam ruang
- Pola diagram dari tiap lampu
Terdapat dua macam sistem penerangan, yaitu penerangan alami
(dengan mengoptimalkan pencahayaan matahari, memperhatikan
orientasi dan pergerakan matahari) dan buatan (dengan menggunakan
lampu, lilin, dll). Sistem pencahayaan buatan dibedakan atas:
- Pencahayaan langsung : semua sinar langsung memancar dari
sumber cahaya ke objek yang disinari.
- Pencahayaan tidak langsung : sumber cahaya disembunyikan dari
padangan mata, cahaya yang dihasilkan adalah hasil pantulan.
Tujuannya untuk menuntun/mengarahkan pada suatu objek.
- Pencahayaan setempat : pencahayaan yang diarahkan untuk
menerangi suatu tempat/objek yang membutuhkan pencahayaan
khusus.
- Pencahayaan yang membisu : sinar yang memancar kearah objek
melalui material yang menyebabkan sinar tersebut dalam area yang
lebih besar dari pada sumbernya.
-
Tabel V.6 Efek Psikologis Cahaya
Intensitas Cahaya Efek Psikologis Ruang
Terang Formal, riang, megah Ruang publik (toko,
192
terminal, dll) ruang anak-
anak, kantor, ruang tamu.
Agak redup Akrab, romantis, hangat,
nyaman.
Ruang keluarga, ruang
makan/restoran, taman.
Redup Tenagn, hening, syahdu. Ruang tidur.
(Unsur-unsur dan prisip-prinsip Desain Interior, 1998, Triadi Laksmiwati, CV. Rama
M.G, Jakarta)
2. Penghawaan
Untuk membantu mengatasi udara panas yang berlebihan di
dalam ruang maka diperlukan suatu sistem penghawaan. Banyak cara
yang digunakan untuk mengurangi panas dalam ruangan diantaranya
pemakaian reflection glass, alat peneduh atau penangkal cahaya dan
yang paling terkenal adalah penggunaan AC (air conditioning). Untuk
mengatur kesejukan udara ada dua sistem yang dikenal yaitu sistem
alami (cross ventilation) dan mekanis (kipas angin dan AC). Untuk
mendapatkan sistem pengkondisian udara yang sejuk, bersih dan
nyaman ada beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai
acuan,yaitu:
193
- Temperatur radiasi rata-rata konstan
- Kecepatan aliran udara yang diinginkan
- Kebersihan udara dari polusi
- Partikel udara yang menimbulkan bau
- Kualitas ventilasi
- Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suara dari luar
- Temperatur bola kering dan absah dari udara
- Segi-segi ekonomis dalam harga dan perawatan
- Pertimbangan estetis dari bentuk AC itu sendiri.
(Desain Interior, 1999, Pamudji Suptandar, Djambatan, Jakarta).
3. Akustik
Akustik adalah pengaturan suara sedemikian rupa sehingga
suara yang timbul tidak mengganggu, justru memberi kenikmatan pada
pemakai ruang. Untuk menghindari gema/gaung digunakan tekstur
dinding kasar, bentuk dinding bergelombang/berlipat-lipat, material
accoustic tile, softboard, vinyl, karpet, dll.
(Unsur-unsur dan prisip-prinsip Desain Interior, 1998, Triadi
Laksmiwati, CV. Rama M.G, Jakarta)
Sistem akustik harus diperhatikan pada Perencanaan
Gelanggang Remaja di Kota Kendari, karena diarea skatepark pasti
menimbulkan kebisingan. Suasana ini dapat mempengaruhi pegunjung
dari sisi psikologis, seperti konsentrasi terganggu, perasaan terkejut dan 194
tidak nyaman. Pengurangan kebisingan dapat dilakukan dengan
memperdengarkan musik-musik lewat sound system. Akustik atau
sound system merupakan unsur penunjang terhadap keberhasilan desain
yang baik, pengaruh dari sound system sangat kuat dan dapat
menimbulkan efek-efek psikis dan emosional dalam ruang.
(Desain Interior, 1999, Pamudji Suptandar, Djambatan, Jakarta).
4. Warna
Warna merupakan aspek yang dapat mempengaruhi visual suatu
ruang. Warna juga dapat mengkamuflasekan sesuatu, misalnya ruang
yang sempit dapat kelihatan lebih luas dan sesuatu yang menpunyai
proporsi kurang bagus menjadi bagus. (John F. Pile,1995).
Warna memiliki pengaruh psikologis terhadap seseorang dan
dibawah ini adalah efek-efek psikologis tentang warna. (Dasar-Dasar
Tata Rupa dan Desain, 2005, Drs. Sdjiman Ebdi Sanyoto, CV. Arti
Bumi Intaran , Yogyakarta, hal 38)
a. Merah
1. Asosiasi : pada darah dan juga api
2. Karakter : kuat, energik, marah, berani, bahaya, positif, agresif
merangsang, panas.
3. Simbol : berani, bahaya, marah, perang, perselisihan.
195
Merah dapat membangkitkan energi, hangat, komunikatif, aktif,
optimis, antusias dan bersemangat, memberi kesan sensual dan
mewah, meningkatkan aliran darah didalam tubuh, dan bekaitan
dengan ambisi. Terlalu banyak warna merah bisa merangsang
kemarahan dan agresivitas.
b. Orange
1. Asosiasi : pada awan jingga
2. Karakter : memberi dorongan, merdeka, anugerah, bahaya.
3. Imbol : kemerdekaan, penganugerahan, kehangatan, bahaya.
Oranye punya karakter yang mirip dengan merah tetappi lebih
feminim dan bersahabat. Warna yang melambangkan sosialisasi,
penuh harapan dan percaya diri, membangkitkan semangat,
vitalitas, dan kreativitas. Dapat menimbulkan perassan positif,
senang, gembira dan optimis, penuh energi, bisa mengurangi
depresi atau perasaan tertekan. Bila berlebihan justru akan
merangsang perilaku hiperaktif.
c. Kuning
1. Asosiasi : pada sinar matahari, bahkan pada mataharinya sendiri.
2. Karakter : terang, gembira, ramah, supel, riang, cerah.
3. Simbol : kecerahan, kehidupan, kemenangan, kegembiraan,
kemeriahan.
196
Kuning adalah warna matahari, cerah, membangkitkan energi dan
mood, warna yang penuh dengan semangat dan vitalitas,
komunikatif dan mendorong ekspresi diri, memberi inspirasi, dan
memudahkan berpikir secara logis dan mendorong ekspresi diri,
memberi inspirasi, memudahkan berpikir secara logis dan
merangsang kemampuan intelektual (cocok sebagai warna atau
aksen di ruang belajar). Penggunaan yang kurang tepat justru akan
menimbulkan kesan menakutkan.
d. Hijau
1. Asosiasi : pada hijaunya alam, tumbuh-tumbuhan, sesuatu yang
hidup dan berkembang.
2. Karakter : segar, muda, hidup, tumbuh.
3. Simbol : kesuburan, kesetiaan, keabadian, kebangkitan,
kesegaran, kemudaan, keremajaan, keyakinan.
Hijau selalu dikaitkan dengan warna alam yang menyegarkan,
membangkitkan energi dan juga mampu memberi efek
menenangkan, menyejukkan, menyeimbangkan emosi. Warna ini
elegan, menyembuhkan, mendorong perasaan empati terhadap
orang lain. Nuansa hijau juga bisa menimbulkan perasaan
terperangkap.
e. Biru
1. Asosiasi : pada air, laut, langit, di Barat pada es.197
2. Karakter : dingin, pasif, melankolis, sayu, sendu, sedih, tenang,
berkesan jauh tetapi cerah.
3. Simbol : keagungan, keyakinan, keteguhan iman, kebenaran,
kesetiaan, kecerdasan, kemurahan hati, perdamaian.
Biru tidak bisa lepas dari elemen air dan udara, melambangkan
keharmonisan, memberi kesan lapang. Pemakaian warna biru
dapat menimbulkan perasaan sejuk, tentram, hening dan damai,
memberi kenyamanan dan perlindungan. Warna biru yang kuat
bisa merangsang kemampuan intuitif dan memudahkan meditasi.
Terlalu banyak biru bisa menimbulkan kelesuan
f. Cokelat
1. Asosiasi : pada tanah, warna tanah atau warna natural.
2. Karakter : kedekatan hati, sopan, arif, bijaksana, hemat,
hormat.
3. Simbol : kesopanan, kearifan, kebijaksanaan, kehormatan.
Cokelat merupakan warna netral yang natural, hangat,
membumi dan stabil, menghadirkan kenyamanan, memberi
kesan anggun dan elegan. Dapat memberi keyakinan dan rasa
aman, cokelat merupakan warna yang akrab (familiar) dan
menenangkan, bisa mendorong komitmen, namun juga bisa
menjadi berat dan kaku bila terlalu banyak.
g. Abu-abu198
1. Asosiasi : suasana suram, mendung, kelabu tidak ada cahaya
bersinar.
2. Karakter : antara hitam dan putih. Pengaruh emosinya berkurang
dari putih, tetapi terbebas dari tertekan berat warna hitam,
sehingga wataknya lebih menyenagkan.
3. Simbol : ketenangan, kebijaksanaan, mengalah, kerendah hati.
Abu-abu termasuk warna netral yang dapat menciptakan kesan
serius, namun juga menentramkan dan menimbulkan perasaan
damai. Kesan lain adalah independent dan stabil, menciptakan
keheningan dan kesan luas. Abu-abu juga terkesan dingin, kaku,
tidak komunikatif.
E. Konsep Utilitas dan Kelengkapan Bangunan
a. Instalasi listrik
Penyediaan listrik pada perumahan harus mempertimbangkan
kebutuhan pada kegiatan, kenyamanan serta keamanan. Dengan pertimbangan
tersebut, maka supply listrik yang dipergunakan adalah menggunakan fasilitas
kota dengan jasa PLN sebagai sumber listrik utama untuk kebutuhan akan
penerangan alat-alat elektronik pada perumahan. Jika sewaktu-waktu terjadi
pemadaman listrik maka digunakan tenaga listrik cadangan berupa genset
dengan memanfaatkan sub-sub panel pada unit-unit yang memerlukan panel
199
tersendiri dan dihubungkan dengan mempergunakan system gerak kerja
peralihan dengan Automatic Transfer Switch (ATS).
Gambar V. 33 Skema. Distribusi Aliran Listrik
b. Air bersih
Sumber air bersih untuk kebutuhan utama pada perumahan
memanfaatkan fasilitas kota melalui jasa PDAM dan sebagai cadangan
200
P.C. Tata Suara
P.C. AC
P.C. Pompa
P.C.Penerangan
Panel Utama
TravoATS
Gardu Distribu
si
Genset
MeteranPLN
mempergunakan sumur dalam (deep weel), dengan mempertimbangkan
kebersihan serta kebutuhan yang besar akan air tersebut. Air bersih dari sumber
air tersebut dihisap dengan pompa dan di tamping pada bak penampungan,
selanjutnya dipompakan ke atas (reservoir atas) kemudian didistribusikan ke
unit bangunan dengan pertimbangan sifat mekanis air.
Gambar V. 34.Skema Distribusi Air Bersih
201
Wastafel
WC
Kitchen Sink
Hydrant Halaman
Hydrant Gedung
Deep Weel
Pompa
Splinker
Reservoir Atas
Pompa
Reservoir
Bawah
PDAM
c. Air kotor
Pembuangan air kotor yang berasal dari disposal padat disalurkan ke
Septiktank dan diteruskan ke bak peresapan, sedang hasil dari buangan disposal
cair diteruskan ke bak kontrol dan diteruskan ke got besar yang selanjutnya
diteruskan ke riol kota. Pembuangan air hujan dialirkan ke got besar yang
kemudian di teruskan ke saluran pembuangan kota.
Gambar V. 35.Skema Distribusi Air Kotor
202
Riol Kota
Air Hujan
Bak Kontrol Got Besar
Peresapan Septick TankWatafel
WC
d. Persampahan
Sampah-sampah yang berupa sisa-sisa bahan padat dikumpulkan pada
bak sampah yang kemudian di tempatkan pada masing-masing bak sampah
(organik dan anorganik) yang telah disediakan pada bagian depan atau samping
rumah yang selanjutnya akan diangkut oleh petugas pengangkut sampah dan
dibawa ke tempat pengumpulan sampah yang telah disediakan oleh pengelolah
kompleks perumahan. Sampah yang telah dikumpulkan kemudian di angkut
petugas kebersihan kota dan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Gambar V. 36. Skema Distribusi Sampah
e. Sistem komunikasi
Dari pendekatan-pendekatan terhadap sistem komunikasi dan tata suara
maka dirumuskan konsep sistem komunikasi dan tata suara pada Perencanaan
Gelanggang Remaja di Kota Kendari, yaitu:
1) Jaringan komunikasi internal
203
Cleaning Servis
TPATPS
Bak sampah masing-
masing rumah
Tempat Sampah dalam
rumah
a) Komunikasi antar pengelola intern menggunakan jaringan intercom.
b)Komunikasi antar pengelola dan pengunjung ataupun antar pengunjung,
terwujud dalam bentuk pengumuman dan panggilan.
2) Jaringan komunikasi eksternal
Demi kemudahan pengunjung mengakses komunikasi eksternal,
bangunan ini memiliki fasilitas telepon umum dan warnet dengan
pendekatannya pada teknologi komunikasi terkini.
204
Gambar V. 37. Skema Sistem Komunikasi
f. Sistem penangkal petir
Sistem penangkal petir digunakan pada bangunan untuk melindungi
dari bahaya ledakan dan kebakaran yang ditimbulkan oleh sambaran petir.
Sistem penangkalan petir terdiri dari:
a) Sistem konvensional, yaitu sistem Faraday dan sistem Franklin
b) Sistem radio aktif
Pemilihan sistem penangkalan petir dipertimbangkan terhadap
ketinggian bangunan dan segi estetika, utamanya pada penampilan
bangunan dan pemeliharaan.
Sistem penangkalan petir yang umumnya digunakan adalah sistem
Faraday, yang terdiri dari:
(1) Alat penerima setinggi 150 cm pada setiap jarak 20 meter
(2) Kawat mendatar
(3) Pertahanan
205
Terminal Tanah
Daerah Pertahanan
Elektroda Pertahanan
Antena
Gambar V.38. Sistem Penangkal Petir Tongkat Franklin
(Sumber: Farah, 2005: 206)g. Sistem sirkulasi vertical
System transportasi vertikal yang digunakan adalah tangga normal,
tangga kebakaran, dan ramp dengan dasar pertimbangan, yaitu kapasitas
pelayanannya mampu menampung aktifitas yang ada dan kenyamanan.
h. Sistem pengaman terhadap pancurian
Perencanaan pengamanan terhadap menggunakan kamera CCTV
(Closed Circuit Television) di sudut-sudut ruangan.
206
Gambar V. 39. CCTV
207
PertaminaTapalkuda
Gudang Catavian