BAB V Gelanggang remaja

113
BAB V ACUAN PERANCANGAN A. Acuan Perancangan Makro 1. Analisa Penentuan Lokasi Dasar pertimbangan penentuan lokasi Gelanggang Remaja di Kota Kendari, sebagai berikut: a. Lokasi memiliki luasan yang memadai untuk perancangan bangunan beserta area parkir. b. Lokasi ditunjang dengan kelengkapan infra struktur kota. c. Keberadaan Gelanggang Remaja sedapat mungkin saling mendukung dengan fungsi-fungsi lingkungan sekitar. d. Lokasi berada di pusat keramain masyarakat. 140

description

Real-PC

Transcript of BAB V Gelanggang remaja

Page 1: BAB V Gelanggang remaja

BAB V

ACUAN PERANCANGAN

A. Acuan Perancangan Makro

1. Analisa Penentuan Lokasi

Dasar pertimbangan penentuan lokasi Gelanggang Remaja di Kota

Kendari, sebagai berikut:

a. Lokasi memiliki luasan yang memadai untuk perancangan bangunan

beserta area parkir.

b. Lokasi ditunjang dengan kelengkapan infra struktur kota.

c. Keberadaan Gelanggang Remaja sedapat mungkin saling mendukung

dengan fungsi-fungsi lingkungan sekitar.

d. Lokasi berada di pusat keramain masyarakat.

e. Lokasi memiliki pencapaian mudah diakses.

Berdasarkan dasar pertimbangan di atas, maka kriteria pemilihan

lokasi perencanaan Gelanggang Remaja di Kota Kendari, sebagai berikut:

a. Luas tanah memadai sehingga dapat menampung sarana dan prasarana

pada bangunan tersebut.

b. Mengingat fungsinya sebagai bangunan pendidikan, kesenian, dan

olahraga, maka Perencanaan Gelanggang Remaja di Kota Kendari harus

terletak di area yang di peruntukkan untuk kegiatan kegiatan umum.

140

Page 2: BAB V Gelanggang remaja

c. Lokasi ditunjang dengan kelengkapan infrastruktur kota. Kelengkapan

infrastruktur kota yang memadai sangat diperlukan untuk menunjang

sistem operasional dalam bangunan, seperti jaringan air bersih (PAM),

Listrik (PLN), jaringan telepon, transportasi dan lain-lain.

d. Lokasi berada di daerah teluk kota sebagai icon masyarakat kota.

=

141

Page 3: BAB V Gelanggang remaja

Lokasi memegang peranan yang cukup penting dalam perencanaan

Gelanggang Remaja di Kota Kendari. Berdasarkan kriteria di atas maka

alternatif lokasi yang potensial untuk perencanaan Gelanggang Remaja di

Kota Kendari adalah BWK I terletak pada Kecematan Mandongga. Dengan

pertimbangan pada kawasan ini lahan kosong masih cukup luas dan

kepadatan pemukiman penduduk masih jarang.

2. Analisa Penentuan Site / Tapak

142

Gambar V.1. Lokasi Terpilih( Sunber : www.kendari.go.id )

SITE TERPILIH ADA DIBWK I

Page 4: BAB V Gelanggang remaja

a. Dasar pertimbangan:

1) Luasan dan kondisi tapak

2) Rencana Tata Ruang Kawasan

3) Letak tapak yang strategis

4) Kondisi lingkungan sekitar tapak

5) Pencapaian dan utilitas kota

b. Kriteria-kriteria penentu:

1) Sesuai peruntukan lahan dengan menyesuaikan tapak pada lingkungan

sekitarnya. ( Bobot 10% )

2) Tersedianya sarana utilitas kota, seperti penyediaan air bersih, jaringan

listrik, sistem pembuangan, drainase dan sarana-sarana pendukung

lainnya. ( Bobot 15 % )

3) Letak site yang strategis yang dapat memberikan penampilan visual

yang baik bagi penampilan bangunan. ( Bobot 15% )

4) Topografi site dan kondisi tanah yang mendukung. ( Bobot 10% )

5) Luas site memadai untuk menampung segala aktifitas yang terjadi pada

Gelanggang Remaja di Kota Kendari. ( Bobot 20% )

6) Kemudahan dalam pencapaian / aksesibilitas. ( Bobot 15% )

Dari beberapa kriteria di atas maka dipilih site / tapak, yang terletak di

Jl. Made Buburanda Kelurahan Mandongga Kecamatan Mandongga sebagai

tempat pembangunan Gelanggang Remaja di Kota Kendari.143

Page 5: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V.2. Peta Site/Tapak Terpilih

144

Page 6: BAB V Gelanggang remaja

3. Konsep Pengolahan site / tapak

a) Existing condition

Tapak berada di Jl. Made Sabara. Perencanaan Gelanggang Remaja di

Kota Kendari ini mengutamakan kondisi tapak yang cukup berada di

daerah keramaian oleh kerena melihat fungsinya sebagai bangunan

pendidikan, kesenian, dan olahraga.

b) Data teknis lahan

Data-data mengenai tapak:

1) Peruntukan : Gelanggang Remaja

2) Garis Sempadan Bangunan : 10 m dari jalan

3) Koefisien dasar bangunan : 40 %

4) Kondisi tapak : Relatif datar

5) Luas tapak : ± 10 H

Lokasi perencnaan berada di jalan Made Sabara. Dengan batasan

sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatsan dengan pertamina tapal kuda.

2. Sebelah timur berbatasan dengan lahan tambak dan sebagian adalah hutan

bakau.

3. Sebelah selatan berbatsan dengan jl. Made Buburanda

4. Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman penduduk dan toko .

c) Penzoningan 145

Page 7: BAB V Gelanggang remaja

Penzoningan pada site Gelanggang Remaja di Kota Kendari

dibedakan dalam beberapa area, yaitu:

1) Publik

Terdiri dari area untuk olahraga,kesenian dan gedung komersial.

2) Semi Private

3) Privat

Terdapat gedung pendidikan

Gambar V. 3. Penzoningan

146

Page 8: BAB V Gelanggang remaja

Karena akses utama menuju tapak hanya melalui jalan Edi Sabara

maka daerah yang merupakan fasilitas publik diletakakn pada sisi luar site

untuk memudahkan pencapaian maupun pengontrolan pengunjung yang

datang, untuk Gelanggang Remaja, dan area penunjang , Sedangkan untuk

fasilitas privat diletakkkan lebih ke dalam agar memungkinkan kegiatan

pendidikan dan kebisingan kendaraan tidak mengganggu kegiatan privat di

dalam bangunan.

d) Pencapaian ke site/tapak

Tapak terletak di jalan Edi Sabara. Pertimbangan pencapaian menuju

tapak/site:

1) Pencapaian dua arah lalu lintas kendaraan.

2) Akses yang mudah baik oleh kendaraan maupun pejalan kaki.

3) Entrance yang jelas sehingga dapat mengundang, aman dan tidak

menyebabkan kemacetan.

(a) Main Entrance

Main entrance adalah pencapaian utama yang difungsikan

sebagai jalan masuk dari luar ke dalam site. Persyaratan main

entrance adalah sebagai berikut:

(1) Kemungkinan arah datang pengunjung terbesar

(2) Kemudahan dan kejelasan pencapaian ke tapak bangunan

147

Page 9: BAB V Gelanggang remaja

(3) Dekat dengan arah datangnya pengunjung

(4) Tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas di sekitarnya

148

Page 10: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V. 4. Main Entrance dan Side Entrance

(b)Side entrance

Side entrance Merupakan alternatif pencapaian yang

difungsikan sebagai jalan dari dalam untuk keluar site. Penentuan

side entrance dipertimbangkan agar:

(1) Kejelasan dan kemudahan arus masuk dan keluar site

(2) Menghindari terjadinya crossing sirkulasi di dalam site

(3) Memudahkan pengawasan (dari segi keamanan)

e) Lintasan matahari dan arah angin.

1) Orientasi matahari

Sebuah gedung memerlukan penerangan alamiah dari matahari

sebagai sumber cahaya, tetapi harus diperhatikan kemungkinan adanya

penyinaran langsung. Hal tersebut dapat dihindari misalnya dengan

menggunakan dinding, langit-langit dan material kaca.

2) Orientasi matahari dan angin

149

Page 11: BAB V Gelanggang remaja

Pemanfaatan arah angin dengan meletakkan bukaan berupa

ventilasi udara di arah selatan dan utara dibuat lebih banyak untuk

memaksimalkan udara yang masuk ke dalam ruangan sehingga terjadi

crossing ventilasi

Gambar V. 5. Lintasan Matahari dan Arah Angin

f) Kebisingan (noise)

Untuk meredam tingkat kebisingan perlu diperhatikan hal-hal berikut

ini:

1) Arah datangnya kebisingan

2) Tinggi rendahnya tingkat kebisingan

150

Page 12: BAB V Gelanggang remaja

3) Memasang bahan/material yang dapat menyerap bunyi

4) Pemanfaatan vegetasi sebagai peredam kebisingan

5) Letak antara jalan dan bangunan harus disesuaikan

Usaha penanggulangan kebisingan, alternatifnya adalah dengan cara

penanaman pohon di area bagian luar bangunan dengan tingkat

kebisisngan yang tinggi. Penanaman pohon ini fungsinya untuk meredam

kebisingan dari area bising sehingga tidak mengganggu aktifitas di dalam

tapak. Selain penanaman pohon, tinngi rendahnya tanah juga membantu

mengurangi atau meredam kebisingan dalam tapak.

Gambar V. 6. Tingkat Kebisingan (Noice) di Sekitar Tapak/Site

151

Page 13: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V. 7. Tanggapan Kebisingan

152

Page 14: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V. 8. Pohon Sebagai Filter Kebisingan

g) Sudut pandang (view)

View atau arah pandang yaitu data yang menyangkut objek visual

(view), yang meliputi data arah pandang terbaik dari dalam maupun dari

luar site untuk melihat keistimewaan-keistimewaan fisik suatu tapak. Pada

lokasi ini, yang memiliki view sangat menunjang dan potensial sebagai

point of interest adalah pada jalan utama (Jl. Edi Sabara).

153

Page 15: BAB V Gelanggang remaja

= view kurang baik

= view baik

Gambar V.9. View Ke Luar dan Ke Dalam Tapak/Site

4. Konsep Tata ruang Luar

a. Penataan Ruang Luar

Ruang luar/eksterior yang dapat menunjang dan berpengaruh

terhadap bangunan. Adapun penataannya, yaitu antara lain:

154

View keluar bangunan, di upayakan menghadap kelaut untuk lebih melahirkan kesan natural keindahan laut, serta keramaian penduduk disore dan malam hari.

View kedalam bangunan lebih di upayakan berada di depans bangunan sehingga keberadaan hunian yang bersifat privasi pada bagian belakang tapak lebih terjaga.

Page 16: BAB V Gelanggang remaja

1) Penyesuaian perencanaan ruang luar dengan lingkungan dan elemen

yang ada.

2) Pola sirkulasi yang mendukung integritas dan koordinasi antara masing-

masing fungsi kegiatan.

3) Pola sirkulasi yang jelas dan terarah.

4) Pengelolaan taman dan elemen ruang luar harus dapat memberi arah

dan y

orientasi ke bangunan.

5) Pohon pelindung dan tanaman yang ada direncanakan perletakannya

sehingga dapat menyaring debu, meredam suara, pelindung dari sinar

matahari/panas dan mengurangi kecepatan angin serta sebagai sarana

istirahat dan komunikasi disamping sebagai unsur estetis.

6) Penataan ruang luar/elemen lansekap untuk memberi penyempurnaan

dan keharmonisan pada bangunan, disamping sebagai pembatas dan

pengarah juga berfungsi sebagai pelindung dan penyejuk.

Perencanaan tata ruang luar sangatlah penting, maka pemanfaatan dan

pengaturan ruang luar harus ditata secara optimal.

a. Ruang luar Perencanaan Gelanggang Remaja di Kota Kendari

dimanfaatkan untuk

1) Area olah raga

2) Area kesenian155

Page 17: BAB V Gelanggang remaja

3) Area parkir kendaraan

4) Jalur-jalur sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki

5) Sebagai pembatas suatu bangunan

6) Buffer, dapat meredam kebisingan, debu dan sinar matahari

langsung.

b. Ruang luar diatur berdasarkan pertimbangan-pertimbangan:

1) Mendukung penampilan bangunan

2) Menunjang kesatuan massa bangunan dengan tapak dan

lingkungan sekitar.

Penataan ruang luar harus memberikan daya dukung

terhadap perencanaan Gelanggang Remaja di Kota Kendari untuk

masyrakat, antara lain:

a. Memberikan kesan menarik, rekreatif dan suasana santai yang

mampu memberikan semangat kesegaran.

b. Memberikan kesan keterbukaan dengan memanfaatkan arena

skatepark outdoor dan pohon-pohon yang ada sebagai unsur

taman yang berfungsi sebagai pengarah, pembatas, penyaring

polusi dan juga sebagai filter dari kebisingan yang terjadi di

sekitar bangunan.

c. Memanfaatkan material-material, baik hard material maupun

soft material dalam penataan ruang luar.

156

Page 18: BAB V Gelanggang remaja

Tata ruang luar pada perencanaan Gelanggang Remaja

di Kota Kendari adalah:

a. Ruang bagi pejalan kaki dan penyandang cacat

Pola sirkulasi dalam tapak dipilih sirkulasi linear

karena lebih mudah pengaturannya. Jalur untuk manusia yaitu

pejalan kaki dan penyandang cacat juga memiliki jalur

tersendiri sehingga tidak mengganggu pengguna jalan yang

menggunakan kendaraan, yaitu dengan adanya pedestrian bagi

para pejalan kaki dan ramp bagi para penyandang cacat.

Gambar V.10. Sirkulasi Pejalan kaki

157

Page 19: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V.11. Ramp bagi Penyandang Cacat (Sumber: Seminar ikatan Arsitektur Indonesia, 2006)

Dimensi jalur:

a. Permukaan tidak halus dan licin

b. Tanpa hambatan atau lubang >2 cm.

c. Lebar ektserior jalur >90 cm.

Gambar V.12. Jalur Pemandu bagi Penyandang Cacat(Sumber: Seminar ikatan Arsitektur Indonesia, 2006)

b. Taman hijau

Material yang digunakan adalah:

a. Soft material

1) Jenis pohon

158

Page 20: BAB V Gelanggang remaja

a) Palem Raja, berfungsi sebagai tanaman pengarah untuk sirkulasi,

baik kendaraan maupun pejalan kaki.

Gambar V.13. Pohon Palm Raja sebagai Tanaman Pengarah

b) Trembesi, berfungsi sebagai tanama peneduh dan penyaring debu,

sehingga tanaman ini diletakkan diarea parkir dan tepi jalan sebagai

penyarng debu.

Gambar V.14. Pohon Mahoni sebagai penyarimg debu

159

Page 21: BAB V Gelanggang remaja

c) Flamboyan, berfungsi juga sebagai pemecah sinar

matahari/pembias cahaya.

Gambar V.15 Pohon berfungsi pembias cahaya

d) Jenis perdu

(1) Menggunakan perdu rendah yaitu Asoka sebagai pembatas dan

pengarah pada sisi-sisi bangunan.

(2) Rumput kaki gajah, sebagai tanaman penutup tanah (Ground

Cover).

Gambar V.16 Rumput kaki gajah

b. Hard material

160

Page 22: BAB V Gelanggang remaja

1) Paving Blok digunakan sebagai pedestrian dan sirkulasi pejalan kaki

masuk dan keluar tapak.

Gambar V.17 paving Blok

2) Aspal digunakan pada jalur kendaraan roda dua dan roda empat.

3) Lampu pada pedestrian menggunakan lampu mercuri, dan lampu pada

taman, sculpture dan kolam.

161

Page 23: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V.18 Aspal

4) Lampu jalan difungsikan sebagai pencahayaan ruang luar

menggunakan lampu mercuri, diletakkan sebagai pencahayaan

vegetasi, area parkir pedestrian .

Gambar V. 19 lampu jalan

5) Kursi taman

162

Page 24: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V. 20. kursi taman

6) Konsep sistim sirkulasi

a. Parkir paralel (paralell)

Parkir paralel digunakan untuk parkir pada bagian depan

unit bangunan , yang biasa digunakan oleh para pengelola ataupun

para pengunjung dengan kendaraan Taxi sehingga lebih efisien dan

efektif dalam menampung jumlah kendaraan. Taman parkir tipe ini

biasanya berada dipinggir jalan .

Gambar V. 21. Parkir Paralel(Sumber: Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, 2004)

b. Parkir sudut (angle)

163

Page 25: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V.22. Parkir 450 hanya Satu Arah

Parkir dengan kemiringan 450 untuk jalan raya. Parkir

jenis ini mudah atau baik untuk keluar masuk kendaraan, dengan

daerah dan tempat parker yang relatif sempit. Perkir jenis umum

digunakan pada daerah-daerah yang memiliki susunan parkir yang

banyak. Pada perencanaan pusat olahraga papan luncur ini pola

parker ini di letakkan di samping kiri bangunan.

164

Page 26: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V. 23. Parkir Sudut(Sumber: Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, 2004)

a. Diterapkan pada area parkir pengunjung dan area servis

b. Jumlah parkir disesuaikan dengan kebutuhan dan berapa banyak

pengunjung yang menggunakan kendaraan bermotor baik itu

roda empat maupun roda dua, dalam penyimpanannya

dikelompokan menurut jenis roda empat dan roda dua hal ini

dilakukan agar muda dalam pengawasannya.

c. Dalam perencanaan jumlah parkir untuk roda dua lebih banyak

dibanding dengan roda empat, hal ini karena kondisi ekonomi

masyarakat kota kendari sendiri yang kebanyakan

menggunakan roda dua.

B. Konsep Bentuk dan Penampilan Bangunan

1. Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan terbagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu:

a. Bentuk lingkaran

b. Bentuk segi empat

c. Bentuk segi tiga

Adapun yang menjadi dasar memilih bentuk masa bangunan adalah:

1) Bentuk dasar ruang adalah persegi empat, sebagai bentuk yang paling 165

Page 27: BAB V Gelanggang remaja

efektif dan efisien terhadap pemanfaatan ruang.

2) Bentuk dasar untuk kegiatan pada bangunan ini menggunakan konsep

analogi.

2. Penampilan Bangunan

Penampilan bangunan pada Gelanggang Remaja ini sesuai dengan

gaya yang diterapkan pada bangunan. Dalam arsitektur pengenalan simbol

merupakan suatu proses yang terjadi pada individu dan masyarakat. Melalui

panca indera (indera penglihatan) manusia mendapat rangsangan yang

kemudian menjadi pra-persepsi. Terjadilah pengenalan objek, selanjutnya

terwujud persepsi. Setelah itu terjadilah penyesuaian diri.

Dapat disimpulkan bahwa disini karakter gedung olahraga harus

terbentuk berdasarkan karakter dari pola kegiatan di dalamnya.

Pada gedung ini menggunakan satu jenis gaya arsitektur untuk semua

bangunan yang ada didalamnya yaitu arsitektur modern minimalis. Hal ini

dikarenakan oleh gaya modern minimalis memiliki bentuk yang simple tapi

punya kesan. Gaya modern minimalis merupakan gaya yang sangat simple

tetapi tetap berkesan formal dan rekreatif. Gaya arsitektur minimalis

didominasi oleh bentuk kotak dengan ornament batu alam serta kaca bening.

Gaya arsitektur modern minimalis ini juga lebih menggunakan warna-warna

gelap seperti hitam, abu-abu, dan putih yang dipadu padanknan dengan warna

terang seperti merah, oranye atau kuning pada salah satu bidang fasad.

166

Page 28: BAB V Gelanggang remaja

Tampilan dari bangunan ini menggunakan jenis arsitektur modern

sebagai penggambaran dari kemajuan teknologi yang mejadi salah satu

faktor penting.

Ada berbagai filosopi bentuk yang diambil dari perencanaan

skatepark center ini. Diantaranya

Gambar V. 24 filosopi bentuk

Untuk menghasilkan transformasi bentuk maka penggabungna dari

bentuk di atas di jadikan sebagai dasar untuk merancang penampilan pada

bangunan ini nantinya .

167

Kotak sebagai filosopi bentuk dari karakter remaja yang suka berkelompok

Sebagai filosopi dari bentuk lintasan skateboard .

Sebagai filosopi dari bentuk helm pemain skateboard .

Page 29: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V.25 Transformasi bentuk

C. Acuan Perancangan Mikro

1. konsep Perancangan

Secara garis besar pelaku yang beraktivitas pada Perencanaan

Gelanggang Remaja dapat dibedakan menjadi tiga kelompok utama yaitu

kelompok pengunjung, penyewa retail, dan kelompok pengelola.

Perancangan interior Pusat olahraga skateboard di Kota Kendari ini

mengangkat konsep perancangan Sport and Rilex . Konsep ini bertujuan ingin

memberitahukan kepada masyarakat bahwa skateboard bukan hanya olahraga

yang membutuhkan konsentrasi saja dalam bermain. Tetapi skateboard

merupakan salah satu alternatif hiburan yang dapat membuat orang santai,

mengendorkan urat syaraf, melepaskan emosi.

168

Page 30: BAB V Gelanggang remaja

Sport dan Rilex dapat terpancar antara lain dari:

- Pengorganisasian ruang.

- Penggunaan warna-warna dalam ruang. Yaitu warna-warna yang dapat

membuat orang bersemangat untuk bermain, warna-warna yang baik untuk

berkonsentrasi khususnya pada pencahayaan buatan / lighting.

- Penggunaan baan material pada ruangan.

- Permainan garis dan bentuk dalam elemen-elemen ruang.

Perancangan Gelanggang Remaja di Kota Kendari ini bukan hanya

tempat untuk bermain saja, tetapi juga tempat untuk menampung semua

kegiatan-kegiatan yang berhubungan rekreasi dan olahraga.. Di dalam

perancangan ini terdapat fasilitas-fasilitas tambahan antara lain, cafetaria dan

skateshop untuk menampilkan konsep yang diingankan dalam perancangan ini .

perancang menitip beratkan pada pengguna utama yaitu anak muda yang

membutuhkan sutau tempat hiburan, dimana bukan hanya menampilkan kesan

bermain dan gembira sebagai atmosfer ruang, tetapi juga yang dapat

menimbulkan suasana yang nyaman, rileks dan santai dalam ruangan .

2. Analisis Kegiatan

Pengguna gelanggang remaja adalah : remaja, infrastruktur/pengajar,

pengelola, dan pengunjung umum (pengunjung fungsi komersial). Program

169

Page 31: BAB V Gelanggang remaja

kegiatan dari masing - masing pengguna yang datang ke gelanggang remaja

yaitu sebagai berikut:

a. Remaja

1. Belajar

Meliputi kegiatan belajar kursus bahasa asing, pelatihan komputer,

perakitan hardware, pelatihan bengkel mesin, pelatihan sketsa/lukis.

2. Kegiatan Organisasi Kepemudaan

Meliputi kegiatan berkumpul, rapat, mengatur jadwal kegiatan remaja di

gelanggang remaja, mengadakan acara dan sebagainya. Fasilitas yang

harus diadakan untuk kegiatan ini adalah ruang unit dan ruang bersama

(untuk kumpul dan rapat). Sedangkan untuk acaranya tergantung jenis

acaranya. Untuk kegiatan olah raga diakomodasi oleh fasilitas olahraga,

demikian pula untuk kegiatan seni dan pendidikan.

3. Kegiatan Lain

Berdiskusi, bersosialisasi, hang out, surfing di internet, fitness, main

bilyar, dan game online.

b. Instruktur/staf pengajar/pelatih

Kegiatan utama staf pengajar/instruktur/pelatih adalah

memberikan bimbingan kepada remaja yang mengikuti pelatihan di gelanggang

remaja. Kegiatan lainnya seperti rapat, istirahat di ruang pengajar, makan di

restoran atau cafe .

c. Pengelola 170

Page 32: BAB V Gelanggang remaja

Kegiatan pengelola adalah mengelola gelanggang remaja. Tugas

pengelola berbeda-beda tergantung divisinya. Ada yang bertugas untuk

mengelola pada bagian administrasi, maintenance bangunan dan

pengelolaan keuangan. Kegiatannya dapat berupa aktivitas di kantor

atau meninjau kondisi gelanggang. Kegiatan lainnya seperti istirahat di

kantor, makan di restoran atau bersantai di kafe.

d. Umum

Pengunjung umum adalah mereka yang bukan anggota gelanggang,

yang datang ke gelanggang remaja untuk berbelanja, makan, latihan fitness,

main bilyar, menyewa DVD, atau ke salon. Mereka adalah pengunjung umum

yang bukan anggota gelanggang.

3. Analisis Kebutuhan Ruang

Berdasarkan hasil studi banding, fasilitas yang ada dalam gelanggang

remaja terdiri dari fasilitas pendidikan dan keterampilan, kesenian, olahraga,

pengelolaan dan fasilitas penunjang. Selain itu, gelanggang remaja ini

dilengkapi dengan fasilitas komersial. Perhitungan kebutuhan ruang

tercantum dalam tabel program ruang berikut :

171

Page 33: BAB V Gelanggang remaja

Luas lahan yang dibutuhkan dengan rasio perbandingan bangunan

dengan halaman adalah:

BC: OS = 60:40

OS = 60/40 x total luas lantai

OS = 60/40 x 4800 m2

= 7200 m2

Luas lahan yang tidak terbangun = 7200 m2

Luas Site = BC + OS

= 4800 m2+ 7200 m2

= 12000 m2

Jadi, diasumsikan pengembangan site terbesar 25% yaitu:

Luas pengembangan = 25% x 12000 m2

= 3000 m2

Maka total luas site yang dibutuhkan, yaitu = Site + Pengembangan

= 12000 m2 + 3000 m2 = ± 15000 m2 ~ ± 1,5H

4. Pola Hubungan Ruang

a. Kelompok kegiatan Penunjang

172

Page 34: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V.26 . Pola Hubungan Ruang Kelompok kegiatan Penunjang

Keterangan:Erat Kurang eratTidak ada hubungan

b. Kelmpok Kegiatan Utama

Gambar V. 27 pola hubungan ruang Kelmpok Kegiatan Utama

Keterangan: Erat Kurang eratTidak ada hubungan

173

Page 35: BAB V Gelanggang remaja

c. Kelompok Kegiatan Pengelola

174

Page 36: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V.28 pola hubungan ruang Kelmpok Kegiatan pengelola

Keterangan:

erat

kurang erat

Tidak ada hubungan

d. Kelompok Ruan Service

Gambar V.29 . pola hubungan ruang Kelompok Ruang Service

Keterangan:

Erat

Kurang erat

175

Page 37: BAB V Gelanggang remaja

Tidak ada hubungan

D. Konsep Struktur dan Bahan Material Bangunan

1. Sistem Struktur

System struktur yang digunakan adalah:

a. Modul

Modul yang digunakan adalah modul dasar 30 cm dan kelipatannya,

sedangkan modul struktur yang merupakan kelipatan dari perencanaannya

yaitu 600 cm.

b. Upper struktur

Untuk atap yang mempunyai bentangan yang besar dipergunakan

struktur rangka space frame, sedangkan untuk ruang-ruang lain

menggunakan struktur plat beton dengan alasan sifatnya kaku, kekuatan

kuat terhadap tarik dan tekan, macam perencanaan bervariasi dan

pelaksanaanya bisa dalam waktu singkat.

c. Super struktur

Struktur dengan penekanan pada kolom dan balok sebagai struktur

utama dan untuk dinding menggunakan bata.

d. Sub struktur

Pondasi yang digunakan yaitu jenis pondasi sumuran dan pondasi rakit

karena daya dukung struktur kuat, merata dan cocok untuk semua jenis

tanah.176

Page 38: BAB V Gelanggang remaja

2. Bahan Material Bangunan

Bahan bangunan yang dipergunakan dalam perencanaan Pusat

Olahraga Skateboard di Kendari ini adalah:

1) Beton

a) Tahan terhadap udara yang lembab yang mengandung kadar garam

tinggi.

b) Titik lebur pada suhu yang tinggi.

c) Tidak memerlukan perlakuan khusus dalam perawatan dan pemakaian.

d) Cukup fleksibel.

e) Waktu pekerjaan cukup lama.

f) Kualitas bahan tidak selalu homogen.

g) Memerlukan perhitungan yang cukup cermat dalam menetukan besar

kolom dan balok.

2) Kaca

a) Mempunyai beban yang relatif berat

b) Mempunyai daya tahan yang cukup lama dan membutuhkan perawatan

yang cukup

c) Mempunyai sifat akuistik yang memantulkan suara

d) Mempunyai daya tahan terhadap api dan menyerap panas serta tahan

terhadap air.

3. Sistem Pengkondisian Ruang

1. Sistem Pencahayaan177

Page 39: BAB V Gelanggang remaja

a. Sistem Pencahayaan Alami

Untuk menghindari terjadinya efek silau oleh sinar matahari

langsung, maka alternatif untuk mengatasinya adalah dengan cara

perletakan ruang yang membujur Utara - Selatan. Sinar matahari juga

dapat digunakan sebagai sumber pencahayaan pada pagi dan siang hari.

Alternatif lainnya adalah:

a) Penggunaan sunscreen untuk menghindari penyinaran matahari yang

berlebihan dan efek silau.

b) Penggunaan tanaman sebagai filter panas dan cahaya matahari.

Gambar V.30. Pencahayaan alami melelui kaca

178

Page 40: BAB V Gelanggang remaja

b. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan dipergunakan terutama pada malam hari,

utamanya pada ruang-ruang rapat dan pertokoan, yang memungkinkan

terjadinya aktifitas hingga malam hari dan pada ruang tertentu di siang

hari yang tidak terkena sinar matahari. Serta sebagai pelengkap interior

bangunan dan dipergunakan untuk penerangan darurat pada ruang-

ruang penunjang.

Pencahayaan buatan dipergunakan untuk menerangi keseluruhan

bangunan pada malam hari terutama untuk mempertimbangkan faktor

keamanan pada area parkir dari halaman selain itu juga dapat sebagai

pelengkap eksterior bangunan.

4. Sistem Penghawaan

1) Penghawaan Alami

Yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan penghawaan alami, yaitu:

a) Aliran dan pengendapan udara

Aliran dan pengendapan udara diusahan untuk selalu terjadi

ventilasi silang (cross ventilation) sehingga udara dalam ruangan terus

mengalir dan tetap sehat.

179

Page 41: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V.31. Sistem Penghawaan Alami dengan Sistem Ventilasi Silang

(Sumber: Anatomi Utilitas, 1997: 43)

b) Polusi bau dan debu

Polusi bau dan debu harus dipertimbangkan kondisi

lingkungan bangunan agar polusi dan debu dapat dihilangkan atau

disaring dengan memanfaatkan lansekap dan vegetasi.

Gambar V. 32. Tanaman dapat menyaring debu, bau dan memberikan udara segar(Sumber: Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, 2004)

180

Page 42: BAB V Gelanggang remaja

2) Sistem penghawaan buatan

Penghawaan buatan dapat memakai AirCondition dengan 2

sistem, yaitu:

a) AC Central/Central Station System

Sistem AC ini digunakan pada ruang, seperti, Kantor

pengelola, Skateshop, hall/lobby, kafetaria.

b) AC Unitary System

Kapasitasnya yang secukupnya, pengoperasiannya yang

relatif mudah dan dapat sewaktu-waktu, seperti ruang rapat dan

sebagainya.

5. Sistem Tata Suara/Akustik

Pada bangunan dengan beragam fungsi atau kegiatan dapat

menimbulkan konflik antara ruang-ruang yang menimbulkan bunyi

dengan ruang yang membutuhkan ketenangan. Untuk itu pengendaliannya

memerlukan pertimbangan:

1) Pengelompokan ruang berdasarkan sifat masing-masing kegiatan

2) Pada ruang tertentu yang dapat menimbulkan suara gaduh dan berpengaruh

pada ruang yang lain, maka digunakan material absorpsi (bersifat

menyerap suara).

3) Pada ruang yang membutuhkan tingkat kebisingan relatif rendah dilakukan

181

Page 43: BAB V Gelanggang remaja

pengaturan jarak dari sumber gaduh dan menggunakan material absorpsi.

6. Konsep Ruang Dalam

Konsep ruang dalam sangat membantu dalam pendesaianan ruang

dalam bangunan, dimana kenyamanan dalam ruang dapat di ciptakan

semaksimal mungkin. Untuk mengkaji permasalahan yang di angkat yaitu

bagaimana mendesain keterpaduan antar fungsi utama bangunan dengan

fasilitas pendukung bangunan maka hal yang menjadi penekanannya yaitu:

1) Bentuk dan Proporsi Ruang

Bentuk ruang yang menggambarkan kegiatan yang terkoordinasi,

terarah dan terpadu sesuai dengan proporsi ruang yaitu:

1) Tidak memungkinkan adanya ruang mati.

2) Ketinggian lantai yang bervariasi.

3) Efektifitas dalam perabotan.

4) Sesuai dengan karakter dan fungsi ruang.

5) Penerapan warna yang sesui dengan karakteristik ruang.

6) Pemakaian bahan material yang aman dan nyaman.

2) Lay Out

182

Page 44: BAB V Gelanggang remaja

Pengaturan dan penataan yang setepat-tepatnya, seperti letak

perabotan yang tersedia demi keleluasan gerak bagi penghuninya. Adapun

ha-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan lay out perabot adalah:

a) Pemilihan perabot disesuaikan dengan dimensi, warna dan desainnya.

b) Penataan perabot disesuaikan dengan fungsi ruangan

c) Penataan perabot harus dapat memberikan rasa nyaman dan senang bagi

para pengguna bangunan.

d) Diusahakan agar dari penataan perabot dapat memberikan adanya

keleluasan bagi:

(2) Gerakan-gerakan pengguna ruangan yang sedang beraktifitas

(3) Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada

waktu-waktu tertentu.

(4) Kemungkin perkembangan dan perluasan kegiatan dikemudian

hari.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam meletakkan barang-

barang supaya terlihat menarik bagipengunjung, antara lain:

- Time

Objek yang menggunakan pencahayaan yang terang dapat lebih

mudah dilihat oleh pengunjung dalam waktu yang singkat. Hal ini

biasanya digunakan pada show window sebuah toko, sehingga objek-

objek tersebut dapat bercerita kepada pengunjung dalam waktu yang

cukup singkat.183

Page 45: BAB V Gelanggang remaja

- Size

Objek dan detail yang besar akan lenih mudah dilihat oleh

pengunjung. Dan untuk objek-objek yang kecil membutuhkan

pencahayaan yang lebih terang supaya dapat dilihat dengan jelas.

- Contras

Tingkat kontras yang tinggi antara objek dengan background

dapat menarik perhatian pengunjung dengan baik. Kontras dapat

dihasilkan melalui pencahayaan dan pemakaina warna.

- Brightness

Dapat memberikan bentuk yang jelas terhadap suatu obek

- Color

Peraturan yang utama yaitu strong color akan menguntungkan

jika digunakan pada area kecil. Karena penggunaan strong colors pada

area yang luas / benar akan membingungkan, tidak menyenagkan dan

dapat merusak perhatan pengunjung terhadap barang yang dijual.

Warna-warna hangat mempunyai sifat memajukan sedangkan

warna-warna yang dingin bersifat menarik kembali. Prinsip ini

menganjurkan untuk menggunakan warna-warna yang dingin sebagai

display background, dan warna-warna hangat berada di depannya.

Peranan pencahayaan pada sebuah toko sangatlah penting,

antara lain:184

Page 46: BAB V Gelanggang remaja

- Pencahayaan yang baik dapat menarik perhatian pengunjung untuk

datang dan melihat-lihat barang-barang yang terdapat pada Skateshop

tersebut.

- Menghasilkan sebuah pemandanga yang baik / menarik untuk dilihat.

Sehingga mempengaruhi pandangan pembeli terhadap kualitas barang

yang dijual, dengan kata lain dapat meningkatkan kualitas barang.

- Membuat suasana interior yang enak, menyenangkan dan atmosfir yang

nyaman baik pengunjung maupun karyawan.

(Daniel Schwartzman, Stanley McCandless:119-130)

7. Pola Penataan Ruang

Pola penataan ruang interior Pusat Olahraga Papan Luncur ini

berpusat pada arena skatepark indoor sebagai tempat yang paling utama. area

kafe berada di belakang dan mengarah arena skatepark sehingga tidak

mengganggu konsentrasi para pemain skateboard. Skateshop barada

disamping arena skatepark, sehingga pengunjung dapat dengan mudah

mencapai area tersebut. Konsentrasi pengunjung yang sedang bermain

skateboard tidak terganggu oleh pengunjung yang datang hanya untuk

melihat-lihat dan bersantai di dalam bangunan tersebut.

Karakter non formal diwujudkan dengan penataan ruang yang open

space. Pengunjung di ruang yang satu dapat memperhatikan pengunjung yang

berada pada ruang lain. Open space dapat mempermudah pengunjung untuk 185

Page 47: BAB V Gelanggang remaja

memenuhi kebutuhannya. Pengunjung yang sedang bermain skateboard dapat

dengan mudah memesan makanan atau minuman dari kafe, atau dapat dengan

mudah membeli peralatan yang dibutuhkan untuk bermain pada skateshop.

Pengunjung kafe dan skateshop pun dapat menikmati aktivitas-aktivitas pada

arena skatepark dengan baik. Pengunjung dapat saling belajar dengan melihat

pemain-pemain lain yang lebih ahli sedang bermain. Penggunaan penataan

ruang open space mengandung unsur edukasi bagi pengunjung.

8. Pola Penataan Bentuk, Bahan dan Warna dari Elemen-Elemen

Pembentuk Ruang

a. Lantai

1) area skatepark

Kesan nonformal ditampilkan dengan penggunaan garis dan

bentuk lengkung pada pola lantai, yaitu pola lantai yang terdapat pada

sirkulasi utama yang menghubungkan antara ruang yang satu dengan

ruang yang lain. Bahan yang digunakan adalah marmer karena dilalui

oleh banyak orang yang dapat member kesan eksklusif. Penggunaan

warna kuning memberi efek menarik, dan pada lantai memberi kesan

pergerakan yang mengasyikan.

2) area kafe

Pola lantai pada area kafe bervariasi mengikuti pola grouping

dan sirkulasi. Pola lantai ditengah kafe menggunakan bahan yang 186

Page 48: BAB V Gelanggang remaja

berbeda yaitu parket dengan tujuan mengikat perabot-perabot yang

diatasnya, dan memberi arah sirkulasi yang jelas bagi pengunjung.

Penggunaan bahan parket dapat memberikan perasaan aman,

stabil, kuat karena pengunjung berada ditempat tersebut dalam waktu

yang cukup lama. (Van Nostrand Reinhold, 1993: 14).

b. Dinding

1) area skatepark

Pola dinding interior bangunan ini didomonasikan oleh unsur

garis lurus horizontal. Pola tersebut bertujuan mengarahkan orang untuk

bergerak searah garis tersebut.

Dinding pada elemen skatepark menggunakan bahan gypsum

yang didalamnya berisi serat fiber berfungsi sebagai penyerap suara.

Penggunaan penyerap suara tersebut penting karena suara yang

ditimbulkan oleh para skater, terutama unsur yang memisahkan dengan

kafe.

Penggunaan warna biru tua dan hijau yang dominan dapat

merilekskan serta cocok untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan

konsentrasi yang tinggi. (Van Nostrand Reinhold, 1993: 15).

2) area kafetaria

Salah satu sisi dari area kafe terdapat jendela yang cukup besar,

bertujuan memberikan perasaan lega bagi pengunjung kafe.

Penggunaan jendela tersebut juga untuk memanfaatkan sinar matahari 187

Page 49: BAB V Gelanggang remaja

yang masuk pada pagi dan siang hari, karena jendela tersebut

menghadap ke arah timur. Penggunaan cahaya alami tersebut dapat

menghemat listrik yang digunakan.

c. Plafon

Plafon menggunakan gypsum board. Plafon dibuat berfariasi

dengan ketinggian dan pola yang berbeda dengan mengikat area-area

tertentu. Pada sirkulasi utama, plafon menggunakan warna biru dengan

bentuk-bentuk lengkung sesuai dengan pola lantainya untuk mendukung

kesan nonformal yang ingin diciptakan.

Pada arena skatepark menggunakan pola pafon dan bahan yang

berbeda dengan area yang lain, yaitu pola garis-garis lurus dan penggunaan

bahan acrylic yang disinari lampu TL dari atas untuk memberi kesan

paling utama dibanding ruang-ruang yang lain.

d. Perabot

1) area skatepark

Perabot-perabot yang digunakan cenderung mengunakan

bentukan yang sederhana sesuai dengan gaya modern yang dipakai,

lebih banyak menggunakan permainan warna.

2) area kafe

Sedangkan pada area kafe disediakan sofa-sofa panjang yang

berhubungan antara satu dengan yang lain dan menempel pada dinding.

Meja-meja kafe menggunakan bentuk kotak yang dapat digabungkan 188

Page 50: BAB V Gelanggang remaja

menjadi satu. Hal tersebut untuk dapat menampung pengunjung dalam

jumlah yang cukup banyak, missalnya pada event-event tertentu

sehingga pengunjung dapat lebih akrab dan dapat menampung dalam

jumlah yang banyak.

Kesan nonformal ditampilkan dengan penggunaan beberapa

macam warna pada satu jenis kursi. Kursi kafe memadukan warna

hitam dan putih, sedangkan kursi bar memadukan warna hitam, putih

dan hijau, dan sofa memadukan warna kuning dan hijau.

9. Prinsip Penataan Interior

a. Karakter, Gaya, dan Suasana Ruang

Karakter yang ingin ditampilkan adalah karakter ruang yang

sifatnya non-formal. bangunan ini dapat menjadi sebuah sarana bagi

informasi untuk bersantai, bersosialisasi antara sesama pemain skateboard.

Persamaan hobi cenderung membuat orang untuk berkumpul atau

membuat sesuatu perkumpulan dengan mudah.

Gaya yang dipilih untuk mendukung karakter yang ingin dicapai

adalah modern. Hal tersebut sesuai dengan keinginan masyarakat yang

ingin serba praktis dan efisien dalam segala hal.

Suasana yang ingin ditampilkan adalah suasana yang sport dan

rilex, membuat orang bersemangat untuk bermain skateboard.189

Page 51: BAB V Gelanggang remaja

Prinsip utama dalam penataan interior selalu dititik beratkan pada

unsur manusia, ruang dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut sangat

penting, oleh karena itu harus diperhatikan untuk bisa menghasilkan suatu

perancangan dasar yang mantap. Faktor manusia seagai subjek yang akan

menempati ruang dengan ikatan lingkungan yang terpaut padanya harus

dijaga kesatuannya agar dapat menghasilkan karya yang mampu

mencerminkan suasana dari aktifitas yang terjadi dalam ruang tersebut.

(Pamudji Sutandar, 1985, hal 5)

Elemen-elemen ruang seperti lantai, diding, palfon juga harus

diperhatikan. Lantai dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi

dalam ruangan, dapat membeli karakter dan dapat memperjelas sifat

ruangan misalnya memberikan permainan pada permukaan lantai itu

sendiri. Pada bangunan-bangunan umum, lantai berfungsi memberikan

arah menuju ke suatu tempat. Syarat-syarat lantai pada sebuah bangunan

adalah lantai harus kuat, dapat menehan beban dan mudah dibersihkan.

Dinding merupakan unsur penting dalam pembentuk ruang, baik

sebagai unsur penyekat atau pembagi ruang dan sebagai unsur dekoratif.

Penggunaan dinding yang tepat akan mengubah menjadi berbagai bentuk

ruang dan dapat menyembunyikan atau menutupi kesalahan-kesalahan

arsitektural.

190

Page 52: BAB V Gelanggang remaja

Selain dinding dan lantai, plafon juga merupakan salah satu unsur

penting sebagai pembentuk ruang. Setiap ruang harus mempunyai

karekteristik plafon yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kegiatannya.

(Desain Interior, 1999, Pamudji Suptandar, Djambatan, Jakarta, hal 27)

b. Kriteria Dan Persyaratan Untuk Elemen-Elemen Pelengkap Ruang

1. Pencahayaan

Cahaya merupakan unsur yang tak kalah penting dalam

perancangan ruang dalam, karena memberi pengaruh sangat luas serta

menimbulkan efek tertentu. Sistem pencahayaan pada hakekatnya dapat

dibedakan dalam dua aspek prinsip yaitu yang bersangkutan dengan

aspek penglihatan dan dari segi suasana dan dekorasi.dengan

mempelajari berbagai macam teknik yang mempunyai berbagai

kegunaan dan menimbulkan efek-efek sendiri yang berbeda akan

menghasilkan suasana yang diharapkan akan terjadi dalam ruang.

(Desain Interior, 1999, Pamudji Suptandar, Djambatan, Jakarta).

Terang cahaya atau penerangan ditentukan oleh:

- Kondisi ruang (tertutup/terbuka)

- Letak penempatan lampu

- Jenis daya lampu

- Jenis permukaan benda-benda dalam ruangan (memantulkan/menyerap

cahaya)

- Warna-warna dinding (gelap/terang)191

Page 53: BAB V Gelanggang remaja

- Udara dalam ruang

- Pola diagram dari tiap lampu

Terdapat dua macam sistem penerangan, yaitu penerangan alami

(dengan mengoptimalkan pencahayaan matahari, memperhatikan

orientasi dan pergerakan matahari) dan buatan (dengan menggunakan

lampu, lilin, dll). Sistem pencahayaan buatan dibedakan atas:

- Pencahayaan langsung : semua sinar langsung memancar dari

sumber cahaya ke objek yang disinari.

- Pencahayaan tidak langsung : sumber cahaya disembunyikan dari

padangan mata, cahaya yang dihasilkan adalah hasil pantulan.

Tujuannya untuk menuntun/mengarahkan pada suatu objek.

- Pencahayaan setempat : pencahayaan yang diarahkan untuk

menerangi suatu tempat/objek yang membutuhkan pencahayaan

khusus.

- Pencahayaan yang membisu : sinar yang memancar kearah objek

melalui material yang menyebabkan sinar tersebut dalam area yang

lebih besar dari pada sumbernya.

-

Tabel V.6 Efek Psikologis Cahaya

Intensitas Cahaya Efek Psikologis Ruang

Terang Formal, riang, megah Ruang publik (toko,

192

Page 54: BAB V Gelanggang remaja

terminal, dll) ruang anak-

anak, kantor, ruang tamu.

Agak redup Akrab, romantis, hangat,

nyaman.

Ruang keluarga, ruang

makan/restoran, taman.

Redup Tenagn, hening, syahdu. Ruang tidur.

(Unsur-unsur dan prisip-prinsip Desain Interior, 1998, Triadi Laksmiwati, CV. Rama

M.G, Jakarta)

2. Penghawaan

Untuk membantu mengatasi udara panas yang berlebihan di

dalam ruang maka diperlukan suatu sistem penghawaan. Banyak cara

yang digunakan untuk mengurangi panas dalam ruangan diantaranya

pemakaian reflection glass, alat peneduh atau penangkal cahaya dan

yang paling terkenal adalah penggunaan AC (air conditioning). Untuk

mengatur kesejukan udara ada dua sistem yang dikenal yaitu sistem

alami (cross ventilation) dan mekanis (kipas angin dan AC). Untuk

mendapatkan sistem pengkondisian udara yang sejuk, bersih dan

nyaman ada beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai

acuan,yaitu:

193

Page 55: BAB V Gelanggang remaja

- Temperatur radiasi rata-rata konstan

- Kecepatan aliran udara yang diinginkan

- Kebersihan udara dari polusi

- Partikel udara yang menimbulkan bau

- Kualitas ventilasi

- Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suara dari luar

- Temperatur bola kering dan absah dari udara

- Segi-segi ekonomis dalam harga dan perawatan

- Pertimbangan estetis dari bentuk AC itu sendiri.

(Desain Interior, 1999, Pamudji Suptandar, Djambatan, Jakarta).

3. Akustik

Akustik adalah pengaturan suara sedemikian rupa sehingga

suara yang timbul tidak mengganggu, justru memberi kenikmatan pada

pemakai ruang. Untuk menghindari gema/gaung digunakan tekstur

dinding kasar, bentuk dinding bergelombang/berlipat-lipat, material

accoustic tile, softboard, vinyl, karpet, dll.

(Unsur-unsur dan prisip-prinsip Desain Interior, 1998, Triadi

Laksmiwati, CV. Rama M.G, Jakarta)

Sistem akustik harus diperhatikan pada Perencanaan

Gelanggang Remaja di Kota Kendari, karena diarea skatepark pasti

menimbulkan kebisingan. Suasana ini dapat mempengaruhi pegunjung

dari sisi psikologis, seperti konsentrasi terganggu, perasaan terkejut dan 194

Page 56: BAB V Gelanggang remaja

tidak nyaman. Pengurangan kebisingan dapat dilakukan dengan

memperdengarkan musik-musik lewat sound system. Akustik atau

sound system merupakan unsur penunjang terhadap keberhasilan desain

yang baik, pengaruh dari sound system sangat kuat dan dapat

menimbulkan efek-efek psikis dan emosional dalam ruang.

(Desain Interior, 1999, Pamudji Suptandar, Djambatan, Jakarta).

4. Warna

Warna merupakan aspek yang dapat mempengaruhi visual suatu

ruang. Warna juga dapat mengkamuflasekan sesuatu, misalnya ruang

yang sempit dapat kelihatan lebih luas dan sesuatu yang menpunyai

proporsi kurang bagus menjadi bagus. (John F. Pile,1995).

Warna memiliki pengaruh psikologis terhadap seseorang dan

dibawah ini adalah efek-efek psikologis tentang warna. (Dasar-Dasar

Tata Rupa dan Desain, 2005, Drs. Sdjiman Ebdi Sanyoto, CV. Arti

Bumi Intaran , Yogyakarta, hal 38)

a. Merah

1. Asosiasi : pada darah dan juga api

2. Karakter : kuat, energik, marah, berani, bahaya, positif, agresif

merangsang, panas.

3. Simbol : berani, bahaya, marah, perang, perselisihan.

195

Page 57: BAB V Gelanggang remaja

Merah dapat membangkitkan energi, hangat, komunikatif, aktif,

optimis, antusias dan bersemangat, memberi kesan sensual dan

mewah, meningkatkan aliran darah didalam tubuh, dan bekaitan

dengan ambisi. Terlalu banyak warna merah bisa merangsang

kemarahan dan agresivitas.

b. Orange

1. Asosiasi : pada awan jingga

2. Karakter : memberi dorongan, merdeka, anugerah, bahaya.

3. Imbol : kemerdekaan, penganugerahan, kehangatan, bahaya.

Oranye punya karakter yang mirip dengan merah tetappi lebih

feminim dan bersahabat. Warna yang melambangkan sosialisasi,

penuh harapan dan percaya diri, membangkitkan semangat,

vitalitas, dan kreativitas. Dapat menimbulkan perassan positif,

senang, gembira dan optimis, penuh energi, bisa mengurangi

depresi atau perasaan tertekan. Bila berlebihan justru akan

merangsang perilaku hiperaktif.

c. Kuning

1. Asosiasi : pada sinar matahari, bahkan pada mataharinya sendiri.

2. Karakter : terang, gembira, ramah, supel, riang, cerah.

3. Simbol : kecerahan, kehidupan, kemenangan, kegembiraan,

kemeriahan.

196

Page 58: BAB V Gelanggang remaja

Kuning adalah warna matahari, cerah, membangkitkan energi dan

mood, warna yang penuh dengan semangat dan vitalitas,

komunikatif dan mendorong ekspresi diri, memberi inspirasi, dan

memudahkan berpikir secara logis dan mendorong ekspresi diri,

memberi inspirasi, memudahkan berpikir secara logis dan

merangsang kemampuan intelektual (cocok sebagai warna atau

aksen di ruang belajar). Penggunaan yang kurang tepat justru akan

menimbulkan kesan menakutkan.

d. Hijau

1. Asosiasi : pada hijaunya alam, tumbuh-tumbuhan, sesuatu yang

hidup dan berkembang.

2. Karakter : segar, muda, hidup, tumbuh.

3. Simbol : kesuburan, kesetiaan, keabadian, kebangkitan,

kesegaran, kemudaan, keremajaan, keyakinan.

Hijau selalu dikaitkan dengan warna alam yang menyegarkan,

membangkitkan energi dan juga mampu memberi efek

menenangkan, menyejukkan, menyeimbangkan emosi. Warna ini

elegan, menyembuhkan, mendorong perasaan empati terhadap

orang lain. Nuansa hijau juga bisa menimbulkan perasaan

terperangkap.

e. Biru

1. Asosiasi : pada air, laut, langit, di Barat pada es.197

Page 59: BAB V Gelanggang remaja

2. Karakter : dingin, pasif, melankolis, sayu, sendu, sedih, tenang,

berkesan jauh tetapi cerah.

3. Simbol : keagungan, keyakinan, keteguhan iman, kebenaran,

kesetiaan, kecerdasan, kemurahan hati, perdamaian.

Biru tidak bisa lepas dari elemen air dan udara, melambangkan

keharmonisan, memberi kesan lapang. Pemakaian warna biru

dapat menimbulkan perasaan sejuk, tentram, hening dan damai,

memberi kenyamanan dan perlindungan. Warna biru yang kuat

bisa merangsang kemampuan intuitif dan memudahkan meditasi.

Terlalu banyak biru bisa menimbulkan kelesuan

f. Cokelat

1. Asosiasi : pada tanah, warna tanah atau warna natural.

2. Karakter : kedekatan hati, sopan, arif, bijaksana, hemat,

hormat.

3. Simbol : kesopanan, kearifan, kebijaksanaan, kehormatan.

Cokelat merupakan warna netral yang natural, hangat,

membumi dan stabil, menghadirkan kenyamanan, memberi

kesan anggun dan elegan. Dapat memberi keyakinan dan rasa

aman, cokelat merupakan warna yang akrab (familiar) dan

menenangkan, bisa mendorong komitmen, namun juga bisa

menjadi berat dan kaku bila terlalu banyak.

g. Abu-abu198

Page 60: BAB V Gelanggang remaja

1. Asosiasi : suasana suram, mendung, kelabu tidak ada cahaya

bersinar.

2. Karakter : antara hitam dan putih. Pengaruh emosinya berkurang

dari putih, tetapi terbebas dari tertekan berat warna hitam,

sehingga wataknya lebih menyenagkan.

3. Simbol : ketenangan, kebijaksanaan, mengalah, kerendah hati.

Abu-abu termasuk warna netral yang dapat menciptakan kesan

serius, namun juga menentramkan dan menimbulkan perasaan

damai. Kesan lain adalah independent dan stabil, menciptakan

keheningan dan kesan luas. Abu-abu juga terkesan dingin, kaku,

tidak komunikatif.

E. Konsep Utilitas dan Kelengkapan Bangunan

a. Instalasi listrik

Penyediaan listrik pada perumahan harus mempertimbangkan

kebutuhan pada kegiatan, kenyamanan serta keamanan. Dengan pertimbangan

tersebut, maka supply listrik yang dipergunakan adalah menggunakan fasilitas

kota dengan jasa PLN sebagai sumber listrik utama untuk kebutuhan akan

penerangan alat-alat elektronik pada perumahan. Jika sewaktu-waktu terjadi

pemadaman listrik maka digunakan tenaga listrik cadangan berupa genset

dengan memanfaatkan sub-sub panel pada unit-unit yang memerlukan panel

199

Page 61: BAB V Gelanggang remaja

tersendiri dan dihubungkan dengan mempergunakan system gerak kerja

peralihan dengan Automatic Transfer Switch (ATS).

Gambar V. 33 Skema. Distribusi Aliran Listrik

b. Air bersih

Sumber air bersih untuk kebutuhan utama pada perumahan

memanfaatkan fasilitas kota melalui jasa PDAM dan sebagai cadangan

200

P.C. Tata Suara

P.C. AC

P.C. Pompa

P.C.Penerangan

Panel Utama

TravoATS

Gardu Distribu

si

Genset

MeteranPLN

Page 62: BAB V Gelanggang remaja

mempergunakan sumur dalam (deep weel), dengan mempertimbangkan

kebersihan serta kebutuhan yang besar akan air tersebut. Air bersih dari sumber

air tersebut dihisap dengan pompa dan di tamping pada bak penampungan,

selanjutnya dipompakan ke atas (reservoir atas) kemudian didistribusikan ke

unit bangunan dengan pertimbangan sifat mekanis air.

Gambar V. 34.Skema Distribusi Air Bersih

201

Wastafel

WC

Kitchen Sink

Hydrant Halaman

Hydrant Gedung

Deep Weel

Pompa

Splinker

Reservoir Atas

Pompa

Reservoir

Bawah

PDAM

Page 63: BAB V Gelanggang remaja

c. Air kotor

Pembuangan air kotor yang berasal dari disposal padat disalurkan ke

Septiktank dan diteruskan ke bak peresapan, sedang hasil dari buangan disposal

cair diteruskan ke bak kontrol dan diteruskan ke got besar yang selanjutnya

diteruskan ke riol kota. Pembuangan air hujan dialirkan ke got besar yang

kemudian di teruskan ke saluran pembuangan kota.

Gambar V. 35.Skema Distribusi Air Kotor

202

Riol Kota

Air Hujan

Bak Kontrol Got Besar

Peresapan Septick TankWatafel

WC

Page 64: BAB V Gelanggang remaja

d. Persampahan

Sampah-sampah yang berupa sisa-sisa bahan padat dikumpulkan pada

bak sampah yang kemudian di tempatkan pada masing-masing bak sampah

(organik dan anorganik) yang telah disediakan pada bagian depan atau samping

rumah yang selanjutnya akan diangkut oleh petugas pengangkut sampah dan

dibawa ke tempat pengumpulan sampah yang telah disediakan oleh pengelolah

kompleks perumahan. Sampah yang telah dikumpulkan kemudian di angkut

petugas kebersihan kota dan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Gambar V. 36. Skema Distribusi Sampah

e. Sistem komunikasi

Dari pendekatan-pendekatan terhadap sistem komunikasi dan tata suara

maka dirumuskan konsep sistem komunikasi dan tata suara pada Perencanaan

Gelanggang Remaja di Kota Kendari, yaitu:

1) Jaringan komunikasi internal

203

Cleaning Servis

TPATPS

Bak sampah masing-

masing rumah

Tempat Sampah dalam

rumah

Page 65: BAB V Gelanggang remaja

a) Komunikasi antar pengelola intern menggunakan jaringan intercom.

b)Komunikasi antar pengelola dan pengunjung ataupun antar pengunjung,

terwujud dalam bentuk pengumuman dan panggilan.

2) Jaringan komunikasi eksternal

Demi kemudahan pengunjung mengakses komunikasi eksternal,

bangunan ini memiliki fasilitas telepon umum dan warnet dengan

pendekatannya pada teknologi komunikasi terkini.

204

Gambar V. 37. Skema Sistem Komunikasi

Page 66: BAB V Gelanggang remaja

f. Sistem penangkal petir

Sistem penangkal petir digunakan pada bangunan untuk melindungi

dari bahaya ledakan dan kebakaran yang ditimbulkan oleh sambaran petir.

Sistem penangkalan petir terdiri dari:

a) Sistem konvensional, yaitu sistem Faraday dan sistem Franklin

b) Sistem radio aktif

Pemilihan sistem penangkalan petir dipertimbangkan terhadap

ketinggian bangunan dan segi estetika, utamanya pada penampilan

bangunan dan pemeliharaan.

Sistem penangkalan petir yang umumnya digunakan adalah sistem

Faraday, yang terdiri dari:

(1) Alat penerima setinggi 150 cm pada setiap jarak 20 meter

(2) Kawat mendatar

(3) Pertahanan

205

Terminal Tanah

Daerah Pertahanan

Elektroda Pertahanan

Antena

Page 67: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V.38. Sistem Penangkal Petir Tongkat Franklin

(Sumber: Farah, 2005: 206)g. Sistem sirkulasi vertical

System transportasi vertikal yang digunakan adalah tangga normal,

tangga kebakaran, dan ramp dengan dasar pertimbangan, yaitu kapasitas

pelayanannya mampu menampung aktifitas yang ada dan kenyamanan.

h. Sistem pengaman terhadap pancurian

Perencanaan pengamanan terhadap menggunakan kamera CCTV

(Closed Circuit Television) di sudut-sudut ruangan.

206

Page 68: BAB V Gelanggang remaja

Gambar V. 39. CCTV

207

PertaminaTapalkuda

Gudang Catavian